BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sistem informasi menawarkan kemudahan komunikasi dengan memperpendek jarak dan mempersingkat waktu penyampaian informasi sehingga akan tercipta efisiensi komunikasi (Gupta et al., 2007). Dengan adanya internet dan web, proses bisnis telah mengalami perubahan yang signifikan. Teknologi informasi telah digunakan secara luas untuk pengambilan keputusan, kemudahan pengoperasian, komunikasi, pencatatan dan untuk memperoleh produktivitas yang lebih tinggi di mana sistem digunakan. Teknologi informasi telah membuka fungsi baru dalam bisnis seperti proses bisnis berbasis web dan mengelola bisnis dari mana saja tanpa harus berada di kantor atau organisasi (O Brien et al., 2007). Pengembangan dan implementasi teknologi informasi menjadi salah satu bagian dari upaya pencapaian visi Ditjen Perbendaharaan untuk menjadi pengelola perbendaharaan negara yang unggul di tingkat dunia. Ditjen Perbendaharaa terus membuat kebijakan arah pengembangan transaksi di pemerintahan agar dilakukan dengan mengacu pada prinsip e-government (djpbn.kemenkeu.go.id). Salah satu contohnya adalah implementasi e-rekonsiliasi Laporan Keuangan atau disebut 1

2 2 e-rekon-lk. E-Rekon-LK merupakan aplikasi berbasis web untuk mendukung pelaksanaan rekonsiliasi antara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan satuan kerja (satker) sekaligus proses konsolidasi laporan keuangan kementerian negara/lembaga. Peraturan Menteri Keuangan nomor 210/PMK.05/2013 perihal Pedoman Rekonsiliasi Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga menyebutkan bahwa rekonsiliasi merupakan proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama. Hal ini dilakukan sebelum Laporan Keuangan yang disusun oleh satker selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) maupun KPPN selaku Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum-Daerah (UAKBUN-D) disampaikan kepada unit akuntansi di atasnya. Dengan dokumen sumber yang sama, pencatatan yang dilakukan oleh satker dengan KPPN seharusnya sama. Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) digunakan untuk penyusunan laporan keuangan pada Sistem Akuntansi Instansi (SAI) seiring dengan pemberlakuan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual. Unit akuntansi, mulai dari satker sampai dengan kementerian negara/lembaga menggunakan SAIBA sehingga ada SAIBA satker, SAIBA Wilayah, SAIBA Eselon I, dan SAIBA K/L dan setiap unit akuntansi memiliki pangkalan data (database) dan aplikasi masing-masing. Karena pangkalan data tidak terintegrasi, diperlukan pengiriman data secara periodik ke unit akuntansi di atasnya, dari unit

3 3 akuntansi tingkat satker ke tingkat wilayah dan seterusnya untuk penyusunan laporan keuangan tingkat wilayah sampai dengan tingkat K/L. Aplikasi SAIBA memberikan hak perekaman transaksi hanya dilakukan di satker. Sementara itu, tugas unit akuntansi tingkat wilayah, eselon 1 dan K/L adalah melakukan kompilasi laporan keuangan dari unit akuntansi di bawahnya. Data yang dikirimkan oleh satuan kerja ke unit akuntansi wilayah adalah data yang sudah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN sehingga secara umum data yang terekam sudah valid. Konsolidasi laporan keuangan satker menjadi laporan K/L merupakan tugas yang tidak ringan dan pemerintah pusat pada tahun 2016 menerbitkan DIPA sebanyak satker (Windarta et al., 2017). Proses konsolidasi laporan keuangan tersebut memunculkan permasalahan, yaitu perbedaan data antara satker sebagai pengirim dengan data tingkat wilayah, eselon 1 dan K/L sebagai penerima data. Selain itu, proses konsolidasi memakan waktu dan biaya karena harus datang dan bertatap muka serta pengawasan (monitoring) proses konsolidasi laporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan cepat. e-rekon-lk berupaya menyelesaikan perbedaan data, mempercepat proses konsolidasi, dan memberikan sarana pengawasan yang cepat. Sampai dengan tahun anggaran 2014 proses rekonsiliasi tingkat KPPN (UAKPA dengan UAKBUN) dilaksanakan dengan satker datang ke KPPN mitra kerjanya dan menyerahkan Arsip Data Komputer (ADK) dari aplikasi Sistem Akuntasi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) untuk kemudian diunggah pada aplikasi Verifikasi dan Akuntansi KPPN. Hasil rekonsiliasi yang sudah sama akan

4 4 dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi yang ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab rekonsiliasi satker atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN. Pada tahun anggaran 2015 prosedur rekonsiliasi masih sama, tetapi aplikasi di satker berganti menjadi SAIBA, sedangkan di KPPN juga berubah menjadi Aplikasi Rekon Eksternal Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). Pada tahun anggaran 2016 prosedur rekonsiliasi berubah lagi setelah Ditjen Perbendaharaan mengimplementasikan aplikasi rekonsiliasi yang berbasis web, yaitu aplikasi e- Rekon-LK. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4839/PB/2016 tanggal 14 Juni 2016 hal Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal tingkat KPPN bulan Januari sampai dengan Mei 2016 menyebutkan bahwa dengan penggunaan Aplikasi e- Rekon-LK diharapkan terwujudnya hal-hal berikut. 1. Penyederhanaan proses dalam pelaksanaan rekonsiliasi dengan a. satker tidak wajib datang ke KPPN karena dilakukan melalui internet; b. satker dapat langsung mengetahui hasil rekonsiliasi dan menindaklanjutinya; c. rekonsiliasi cukup di tingkat UAKPA (Satuan Kerja); 2. membantu kementerian negara/lembaga dalam menyusun/mengompilasi laporan keuangan dengan menciptakan single database. 3. menciptakan keseragaman laporan pada tiap level unit akuntansi. Rekonsiliasi antara satker dengan KPPN dilakukan karena level ini merupakan titik krusial terjadinya pencatatan transaksi. Dengan konsep single

5 5 data submission, level inilah yang akan menentukan keandalan dan kevalidan data akuntansi yang akhirnya akan menjadi laporan keuangan. Setiap data yang diinput di satker melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) harus selalu mengalir ke KPPN dan terekam juga di KPPN melalui Sistem Akuntansi BUN (SABUN). Jadi, sebelum data akuntansi yang masuk ke single database Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) tersebut diakses oleh banyak pihak, harus diyakinkan di level ini bahwa data akuntansi di SAI & SABUN sama, valid, dan akurat. Selain itu, setiap kali terdapat perbedaan harus segera disesuaikan di level ini pula. Setelah suatu sistem dioperasikan selama beberapa waktu, perlu dilakukan penelaahan pascaimplementasi (postimplementation review), yang antara lain bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem tersebut mencapai sasaran yang telah ditetapkan, apakah sistem tidak dapat dipakai lagi atau dapat dilanjutkan, dan apabila akan dilanjutkan, apakah perlu dilakukan modifikasi agar dapat mencapai sasaran yang ditetapkan dengan lebih baik (Weber, 1999). Penelaahan pascaimplementasi harus dilakukan segera setelah sistem sepenuhnya beroperasi dan berfungsi (Perry, 2006). Sebagai suatu sistem yang relatif baru diimplementasikan, e-rekon-lk dipandang perlu untuk dianalisis untuk mengetahui apakah e-rekon-lk telah beroperasi seperti yang telah diharapkan. KPPN Serang sebagai salah satu instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan wajib mengimplementasikan e-rekon-lk dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan wawancara awal dengan beberapa staf dan pejabat KPPN Serang, diperoleh informasi bahwa implementasi e-rekon-lk masih belum

6 6 optimal, hal ini antara lain bisa dilihat dari cukup banyaknya volume surat pemberitahuan pengenaan sanksi, data suspen, dan target kinerja rekonsiliasi tepat waktu tahun 2016 yang tidak tercapai. Adanya indikasi permasalahan serta mengingat pentingnya peran e-rekon- LK dalam menjamin kehandalan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Kesuksesan e-rekonsiliasi Laporan Keuangan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Serang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4839/PB/2016 tanggal 14 Juni 2016 Hal Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal tingkat KPPN bulan Januari sampai dengan Mei 2016, tahun 2016 merupakan awal implementasi Aplikasi e-rekon-lk sehingga masih banyak kendala yang dihadapi satuan kerja yang mengakibatkan terhambatnya proses rekonsiliasi. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi (SP2S) yang diterbitkan oleh KPPN Serang. SP2S adalah surat pemberitahuan tentang pengenaan sanksi yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN kepada UAKPA yang tidak melakukan rekonsiliasi sampai batas waktu yang ditentukan. Bulan Agustus 2016 ada 46 SP2S, September 2016 ada 10 SP2S, dan Oktober 2016 ada 7 SP2S. Berdasarkan wawancara awal dengan pegawai KPPN Serang didapatkan informasi bahwa implementasi aplikasi e-rekon-lk masih belum optimal. Proses rekonsiliasi masih membutuhkan waktu yang lama, hasil rekonsiliasi tidak dapat diperoleh pada hari yang sama dengan hari unggah data rekonsiliasi, dan masih

7 7 ditemukannya beberapa data suspen. Berdasarkan Laporan Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) KPPN Serang Tahun 2016, pencapaian IKU Rekonsiliasi Laporan Keuangan Tingkat UAKPA Secara Tepat Waktu sebesar 96,54% yaitu di bawah target yang ditetapkan sebesar 97%. Penelitian ini menganalisis kesuksesan e-rekon-lk setelah diimplementasikan serta mengidentifikasi kendala apa saja yang menyebabkan implementasi e-rekon-lk belum berjalan secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah menganalisis kesuksesan implementasi e-rekon-lk pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Serang Pertanyaan Penelitian Pertanyaan-pertanyaan penelitian dari perumusan permasalahan yang telah diuraikan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kesuksesan implementasi e-rekon-lk pada KPPN Serang? 2. Mengapa muncul kendala yang menghambat kesuksesan implementasi e- Rekon-LK pada KPPN Serang? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk: 1. Menganalisis kesuksesan implementasi e-rekon-lk pada KPPN Serang. 2. Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh KPPN Serang dan satuan kerja dalam menerapkan e-rekon-lk.

8 8 1.5 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis dan praktis, sebagai berikut. 1. Kontribusi akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi dunia akademik mengenai implementasi sistem teknologi informasi pada sektor publik. 2. Kontribusi praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktorfaktor yang memengaruhi kesuksesan implementasi e-rekon-lk dan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan e-rekon-lk. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada analisis kesuksesan pascaimplementasi e- Rekon-LK pada KPPN Serang, dan melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam penerapan e-rekon-lk pada KPPN Serang. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini ditulis dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penilitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

9 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tinjauan pustaka sebagai referensi yang relevan terkait implementasi sistem informasi. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian yang meliputi uraian dan urutan dalam melaksanakan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan atas temuan yang diperoleh dari penelitian lapangan yang dilakukan pada KPPN Serang untuk menjawab tujuan penelitian. BAB V SIMPULAN Bab ini membahas simpulan, keterbatasan, dan rekomendasi penelitian.