BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Suparman Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domain perilaku Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons tiap tiap orang berbeda. Faktorfaktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni: (1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. (2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003). Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga) domain, ranah, atau kawasan, yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: (Notoatmodjo, 2003)
2 Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. (2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. (3) Evaluation, (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. (4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuia dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: (1) Tahu (know), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. (2) Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrepretasikannya materi tersebut secara benar. (3) Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. (4) Analisis (analysis), analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
3 struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. (5) Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. (6) Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok: (1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. (2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. (3) Kecenderungan untuk bertindak. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: (1) Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dam memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). (2) Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugasyang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. (3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap ketiga. (4) Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi Praktik atau Tindakan (practice) Praktik mempunyai beberapa tingkatan: (1) Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. (2) Respons
4 terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator praktik tingkat dua. (3) Mekanisme (mecanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. (4) Adopsi (adoption), adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang mudah berkembang dengan baik Asam folat Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi dab gizi sama dengan asam folat. Ikatan ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam amino dan sintesis asam nukleat. Bentuk koenzim ini adalah tetrahidrofolat (THF) atau asam tetrahidrofolat (THFA) (Almatsier, 2001). Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom karbon tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksi metil atau metal dalam reaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam nukleat. THFA berperan dalam sintesis purin-purin guanin dan adenin serta pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam pembentukan asamasam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat acid (RNA) (Almatsier, 2001). Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin folium, yang berarti daun hijau), hati daging tanpa lemak, serealia utuh, biji bijian, kacang kacangan, dan jeruk. (lihat Tabel 2.1.)
5 Tabel 2.1. Nilai asam folat berbagai bahan makanan (μg / 100 gram) Bahan makanan μg Bahan makanan µg Hati ayam 1128 Asparagus 109 Hati sapi 250 Bayam 134 Ginjal sapi 45.3 Rumput laut kering 4700 Ikan kembung 36.5 Daun kacang Ganggang laut 61 Daun selada 88.8 Kepiting 56 Kucai 57.8 Ubi jalar 52 Kacang kedelai 210 Jeruk Mandarin 5.1 Kacang hijau 121 Bungkil kacang tanah 124 Kacang merah 180 Sumber : Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972 Vitamin B 12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif. Vitamin B 12 merupakan kofaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metilmalonil-koa mutase. Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus metal 5-metil tetrahidofolat (5-metil-H 4 folat) dipindahkan ke kobalamin untuk membentuk metilkobalamin yang kemudian memberikan gugus metil ke homosistein. Produk akhir adalah metionin, kobalamin, H 4 folat, yang dibutuhkan dalam pembentukan poliglutamil folat dan 5,10-metil-H 4 folat, yang merupakan kofaktor timidilat sintetase dan akhirnya untuk sintesis DNA (Almatsier, 2001).
6 Nutrisi asam folat pada ibu hamil Status nutrisi pada seorang wanita harus sudah ditaksir pada masa prakonsepsi dengan tujuan untuk mengoptimalkan kesehatan ibu hamil, janin dan anak. Kebanyakan nasihat tentang nutrisi berdasarkan pada angka kecukupan gizi yang bersumber dari Food and Drug Administration (FDA). Angka kecukupan gizi adalah taraf konsumsi zat zat esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. (Almatsier, 2001) Suplementasi asam folat digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya neural tube defects dan direkomendasikan pada saat prakonsepsi pada semua ibu ibu yang berencana untuk hamil. Penutupan neural tube terjadi sekitar hari setelah konsepsi, oleh karena itu suplementasi setelah didiagnosis hamil biasanya telat untuk mengurangi risiko neural tube defects. Efek yang mungkin timbul akibat pemberian suplementasi asam folat diantaranya mengurangi risiko congenital anomaly (neural tube defects), menurunkan leukemia limfoblastik pada anak (Thompson dkk, 2001), meningkatkan insidensi terjadinya kehamilan kembar (Czeizel dkk, 2004). Kebutuhan akan asam folat meningkat pada saat kehamilan. Periode prakonsepsi adalah waktu yang optimal untuk memastikan konsumsi asam folat yang adekuat. Angka kecukupan gizi yang direkomendasikan pada ibu hamil sedikitnya 400 µg per hari. Dosis tinggi (4 mg per hari) direkomendasikan untuk ibu yang berisiko memiliki anak yang mengalami neural tube defects. Selain itu asam folat juga bisa menurunkan risiko cacat kongenital lain (Almatsier, 2001).
7 Tabel 2.2 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Zat Gizi Nilai Gizi Trimester I Trimester II Trimester III Energi (Kkal) Protein (g) Vitamin A (RE) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (μg),2,2,2 Asam Folat (μg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) + 1,7 + 1,7 + 1,7 Iodine (μg) Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Neural tube defect Sistem saraf pusat berbentuk seperti lempeng dari ektoderm yang tebal yang disebut sebagai lempeng neural pada tiga minggu awal kehidupan embrio. Pinggiran dari lempeng neural naik tingkatan membentuk lipatan neural, lipatan ini naik tingkatan membentuk tabung neural. Persatuan ini
8 diawali dari daerah servikal dan selanjutnya kearah kranial dan kaudal. Keterlambatan bersatunya pada kranial dan kaudal membentuk celah neural yang bisa mengakibatkan terpaparnya saluran tabung neural dengan cairan ketuban. Penutupan celah neural di kranial terjadi pada hari ke 25 setelah konsepsi dan penutupan celah neural di kaudal terjadi dua hari setelahnya. Neural tube defects merupakan hasil dari gagal menutupnya tabung neural secara normal diantara hari ke setelah konsepsi. Neural tube defects ini bisa menyebabkan terjadinya anencephaly, encephalocele, dan myelomeningocele (Sadler, 1990). Anencephaly adalah kerusakan berat pada perkembangan neuraxis (Lemire, 1978). Hal ini merupakan kegagalan menutupnya celah neural rostral (O Rahilly, 1992). Encephalocele adalah herniasi jaringan otak dan atau mening melewati tengkorak kepala (Volpe, 2001). Myelomeningocele adalah kegagalan menutupnya tabung neural bagian posterior (Fishman, 1976). Etiologi neural tube defects masih belum diketahui. Kebanyakan dikarenakan malformasi multifaktor. Faktor risiko terjadinya neural tube defects adalah faktor genetik (Leck, 1983), defisiensi asam folat, antagonis asam folat (Hernandez-diaz, 2001), dan gangguan metabolisme asam folat (Gos, 2002) Hubungan asam folat dengan neural tube defects Asam folat yang adekuat sangat diperlukan dalam perkembangan sel yang berperan pada saat sintesis asam nukleat dan asam amino. Defisiensi asam folat bisa menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan neural tube defects. Beberapa bukti mendukung teori bahwa suplementasi asam folat menyebabkan terjadinya penurunan angka kejadian neural tube defects dan pemberian asam folat antagonis menyebabkan terjadinya peningkatan angka
9 kejadian neural tube defects (Hernandez-Diaz dkk, 2000). Konsentrasi asam folat pada serum dan sel darah merah pada ibu hamil yang melahirkan anak dengan neural tube defects lebih rendah dari ibu hamil yang melahirkan anak normal (Wald dkk, 1996). Profil biokimia ibu hamil yang melahirkan anak dengan neural tube defects tidak hanya rendah pada konsentrasi serum folat, akan tetapi terjadi peningkatan konsentrasi dari homosistein dan asam metilmalonik, dan penurunan konsentrasi vitamin B12 (Adams dkk, 1995). Hal ini menyatakan bahwa abnormalitas metabolisme asam folat juga bisa menyebabkan neural tube defects terlebih dari defisiensi nutrisi yang sederhana (Van der put dkk, 2001). Kadar homosistein pada cairan ketuban meningkat pada fetus yang mengalami neural tube defects (Steegers- Theunissen dkk, 1995). Patogenesis terjadinya neural tube defects masih belum diketahui pasti. Beberapa hipotesis telah dikemukakan bahwa asam folat memfasilitasi kecepatan pembelahan sel pada saat penutupan tabung neural. Kadar asam folat yang rendah menyebabkan kurang adekuatnya kecepatan pembelahan sel dan masalah ini bisa diselesaikan dengan pemberian suplementasi asam folat (Daly dkk, 1998).
BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
Lebih terperinciTujuan pendidikan kesehatan
Definisi Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan konsepnya berupaya agar masyarakat menyadari atau
Lebih terperinciDilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologi. Status gizi merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengobatan Sendiri (Swamedikasi) Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat dengan tujuan mengobati penyakit atau gejala sakit tanpa menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Mengkonsumsi Asam Folat 1. Pengertian Perilaku Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting, yaitu dengan mengkonsumsi banyak makronutrien dan mikronutrien yang memberikan manfaat untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan. depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan mental yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gangguan kesehatan dapat menimbulkan perasaan cemas dan sedih bagi individu maupun anggota keluarga yang dapat menimbulkan depresi. Depresi merupakan penyakit atau gangguan
Lebih terperinciGIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah logam alkali lunak, berwarna putih perak; unsur dengan nomor atom 11, berlambang Na, dan bobot atom 22,9898.
2.1. Natrium 2.1.1. Definisi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Natrium adalah logam alkali lunak, berwarna putih perak; unsur dengan nomor atom 11, berlambang Na, dan bobot atom 22,9898. 2.1.2. Fungsi Sebagai kation
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku Menurut Kwick dalam Azwar (2007), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Besi 2.1.1. Fungsi Zat Besi Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kunjungan Kembali Kunjungan kembali pasien merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Ginjal Kronik Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan struktur dan penurunan fungsi ginjal yang bisa berdampak pada ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciPenting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui
Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar
Lebih terperinciEko Winarti, SST.,M.Kes
(SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi
Lebih terperinciPengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya
Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Batasan Perilaku Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
Lebih terperinciKEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN
KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN Pendahuluan Masa hamil: masa sangat penting Keadaan ibu dan janin terkait satu dengan yang lain Keadaan kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan Ibu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012). Selama proses kehamilan
Lebih terperinciberhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Menurut Lewit (1993), perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan
Lebih terperinciMasa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Balita Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi sangat berkaitan erat dengan status kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu faktor yang menenutkan kualitas sumber daya manusia, status gizi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciFolat untuk kesehatan
Folat untuk kesehatan Oleh: Elvira Syamsir (artikel dalam Kulinologi Indonesia, 04/2011) Apa itu folat? Nama folat berasal dari bahasa latin folium yang berarti daun. Kenapa daun? Karena daun umumnya mengandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa folat berperan sebagai koenzyme pada berbagai metabolisme asam amino
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Folat merupakan golongan vitamin larut air yang berperan penting dalam sistem metabolisme tubuh. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa folat berperan
Lebih terperinciVitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin
Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Batu ginjal 1. Pengertian Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global baik di negara berkembang maupun negara maju. Anemia terjadi pada semua tahap siklus kehidupan dan termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciKOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN
1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat
Lebih terperinciGIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si
GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA CICA YULIA, S.Pd, M.Si Remaja merupakan kelompok manusia yang berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa (Jones, 1997). Permulaan masa remaja dimulai saat anak secara seksual
Lebih terperinciMenurut Manuaba (2010), terdapat beberapa teori pada dismenorea primer, yaitu: a) Obstruksi Servikal
4 2.1 Dismenorea 2.1.1 Definisi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dismenorea atau nyeri haid merupakan nyeri berupa kram yang terjadi beberapa jam sebelum perdarahan yang dapat terjadi dalam beberapa jam sampai hari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. 1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Teori 1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi tumbuh kembang janinnya. Saat ini
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga. Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari. Pengasuhan anak adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon), juga suatu tindakan atau perbuatan suatu organisasi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita (1). Di mana dalam
Lebih terperinciKontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA
Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini merupakan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia
20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemasalahan gigi dan mulut merupakan salah satu pemasalahan kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, penyakit gigi dan mulut merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dunia karena prevalensinya masih tinggi terutama di negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu keadaan di dalam tubuh yang ditandai dengan terjadinya defisiensi pada ukuran dan jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk melakukan pertukaran
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Ibu Hamil Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi Tetanus Toksoid a. Pengertian Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit tertentu.sedangkan pengertian imunisasi Tetanus Toksoid adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
Lebih terperinci5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
A. Pengertian Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan
Lebih terperinciKonsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH
Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Drg. Novitasari RA,MPH Pendahuluan Aspek Biologis Batasan Perilaku (Behavior) S-O-R Situmulus-Organisme-Respons Dua Jenis Respons (Skiner, 1938) 1. Respondent Respons
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, karena pada dua tahun pertama pasca kelahiran merupakan masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis (Mitayani, 2012). Peristiwa ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perawatan Pada Penderita Hipertensi 1. Perilaku (Practice) Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Inventarisasi data mutu produk formula bayi yang terdaftar di BPOM selama tahun 2004 2008 Inventarisasi data dilakukan melalui pengamatan terhadap berkas pendaftaran suatu
Lebih terperinciPERANAN ZAT GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK Glutamat Sebagai Neurotransmitter
PERANAN ZAT GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK Glutamat Sebagai Neurotransmitter Oleh: Dr. Bernatal Saragih Disampaikan pada Seminar Nasional Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Kerjasama dengan PT
Lebih terperinciPRECONCEPTION ADVICE FOR MALE
PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE TITIS SARI KUSUMA TUJUAN Memberikan edukasi tentang gizi untuk kesehatan reproduksi laki-laki Memberikan anjuran makanan yang sehat untuk kesehatan reproduksi 1 PERBEDAAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) 2.1.1 Pengertian MP-ASI MP-ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok Ibu hamil. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar paling utama bagi manusia adalah kebutuhan pangan. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak
Lebih terperinciBAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi utama yang terjadi di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia 15-49 tahun yang menderita anemia di enam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Heatlh Organization 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi
Lebih terperinciMOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN YANG MENGANDUNG ASAM FOLAT DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO
MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN YANG MENGANDUNG ASAM FOLAT DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO Lida Khalimatus Sa diya STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstract Folic acid
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Perilaku dalam bentuk pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu hal. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi
Lebih terperinci