METODE PENELITIAN. Tabel 1. Waktu sampling dan pengukuran parameter in situ di perairan Pesisir Maros

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Tabel 1. Waktu sampling dan pengukuran parameter in situ di perairan Pesisir Maros"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan pesisir Maros yang dipengaruhi oleh sungai Maros (Gambar 3) selama kurang lebih satu tahun yang dimulai pada bulan Juni 2005 sampai April 2006 selama dua musim (musim kemarau dan musim hujan). Pengukuran parameter dilaksanakan sebanyak enam kali dengan frekuensi setiap periode pengukuran adalah dua bulan (Tabel 1). Tabel 1. Waktu sampling dan pengukuran parameter in situ di perairan Pesisir Maros Pengamatan Waktu Curah Hujan Keterangan (tgl/bln/jam) (mm) (musim) 1 6-9/Juni2005/ Kemarau /Agustus 2005/ Kemarau 3 4-7/Oktober 2005/ Kemarau-Hujan 4 5-8/Desember 2005/ Hujan 5 6-9/Februari 2006/ Hujan 6 3-6/April 2006/ Hujan Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian meliputi : a. Pengukuran kandungan nutrien jenis-jenis N (amonia, nitrit dan nitrat) dan P (ortofosfat) serta Si (SiO 2 ). b. Pengukuran beban nutrien dari sungai ke dalam perairan pesisir. c. Pengukuran fitoplankton (biomassa : klorofil-a dan produktivitas primer fitoplankton). d. Pengukuran komunitas fitoplankton (kelimpahan jenis dan kelas). e. Pengukuran parameter fisik-kimia oseanografi lainnya. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air yang diambil pada berbagai zona sesuai dengan parameter yang diukur. Adapun peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Pengukuran berbagai parameter dilaksanakan di lapangan (in situ) dan di laboratorium.

2 26 Tabel 2. Parameter yang diukur dan metode serta alat yang digunakan selama penelitian Parameter Satuan Metode Alat Tempat Analisis Fisika Intensitas Chy Suhu Kec Arus Kecerahan Kekeruhan Pasang Surut lux C m/det m NTU - Pembiasan cahaya Pemuaian Euler Visual Nephelometrik - Lux Meter STD Current Meter Seicchi disk Turbidimeter - Data BMG Kimia ph Salinitas Nitrat Nitrit Amoniak Silikat Ortofosfat - mgl -1 mgl -1 mgl -1 mgl -1 mgl -1 Potensiometrik - Brucine Sulfanilamide Phenate Molybdosilicate Stannous Chloride ph meter STD Biologi Produktivitas Primer Kelimpahan Fitoplankton Biomassa Fitoplankton mgc/m 3 / jam Sell -1 mg/m 3 Winkler Sensus Spektrofotometrik Peralatan Titrasi Mikroskop Metode Penelitian Pemilihan Zona Penelitian Pemilihan zona penelitian ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi perairan secara ekologi yaitu lebih ditekankan pada perbedaan kedalaman dan lapisan eufotik ke arah laut. Penetapannya dilakukan dengan terlebih dahulu melaksanakan penelitian pendahuluan menyangkut hal itu. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tiga zona yaitu zona A, B, dan C dengan masing-masing kedalaman yang berbeda ke arah laut (Tabel 3 dan Gambar 3). Ketiga zona ini secara keseluruhan berada dalam wilayah pesisir. Untuk mendapatkan data penunjang, maka penelitian dilakukan di mulut sungai besar Maros (S3). Tiap zona ditempatkan tiga stasiun penelitian. Setiap stasiun dilaksanakan penelitian pada beberapa kedalaman berdasarkan ketebalan lapisan eufotik terkecuali pada zona A. Penelitian pada zona A hanya dilakukan pada satu kedalaman sebab ketebalan lapisan eufotiknya yang rendah, demikian pula di mulut sungai (S3).

3 27 Tabel 3. Posisi geografi setiap zona dan stasiun penelitian Zona Stasiun Lintang Bujur Timur Kedalaman Kedalaman Selatan (LS) (BT) Laut (m) Eufotik (m) A A1 5 o o A2 4 o o A3 4 o o B B1 5 o o B2 4 o o B3 4 o o C C1 5 o o C2 4 o o C3 4 o o Sungai S3 4 o o Parameter Penelitian Parameter utama yang diukur dalam penelitian ini adalah pengukuran produksi fitoplankton (biomassa dalam hal ini adalah klorofil-a dan produktivitas primer fitoplankton), kelimpahan komunitas fitoplankton (kelimpahan jenis dan kelas fitoplankton), ketersediaan nutrien N, P, dan Si serta intensitas cahaya matahari. Di samping itu, dilakukan pula pengukuran parameter penunjang dalam hal ini parameter fisik-kimia perairan seperti kecepatan arus, suhu, kekeruhan, ph, dan salinitas. Jumlah pengukuran parameter pada keseluruhan stasiun dilakukan sebanyak enam kali selama pengamatan. Untuk data pasang surut digunakan data sekunder yang diambil dari BMG. Pengambilan Sampel Air untuk Analisis Sampel air untuk analisis berbagai parameter diambil dengan alat Kemmerer Water Sampler volume 2 liter. Pada masing-masing zona dan stasiun diambil sebanyak 2 liter air untuk keperluan pengukuran nutrien jenis N, P, dan silikat (250 ml), kolorofil-a (1 liter), dan pengendapan fitoplankton (100 ml) serta kekeruhan (100 ml) yang disimpan dalam botol sampel. Sampel untuk sementara ditempatkan dalam cool box volume 100 l yang diberi es sebanyak 3 kg dengan suhu sekitar 4 o C sampai dianalisis di laboratorium. Pengukuran Di samping pengambilan sampel, pada setiap stasiun dilakukan pengukuran in situ untuk intensitas cahaya, suhu, arus, kecerahan, kekeruhan, ph, dan salinitas.

4 C3 B3 A C1 S5 S4 C2 B2 A2 S3 S2 S1 A1 B Program Studi Ilmu Perairan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor 2008 Gambar 3. Peta lokasi penelitian di perairan pesisir Maros

5 29 Intensitas cahaya diukur dengan alat lux meter merek Ishikawa U.W Illuminometer IU-2B No , sementara itu arus dengan alat current meter merek SEBA Mini Current Meter MI. Pengukuran suhu dan salinitas dilakukan dengan menggunakan alat STD merek Salinity Temperatur Bridge tipe M.C, kemudian kecerahan perairan dengan Secchi disk yang berdiameter 30 cm. Untuk pengukuran kekeruhan dan ph berturut-turut menggunakan alat spektrofotometer dan Hanna Instrument HI Perhitungan Koefisien Peredupan Cahaya (k) Berdasarkan nilai intensitas cahaya, nilai koefisien peredupan cahaya (k) dapat dihitung dengan mengikuti Hukum Lambert-Beer (Parsons et al. 1984) yaitu : I z = I 0 e - kz k z = ln I o ln I z I z = intensitas cahaya pada suatu kedalaman z I 0 = intensitas cahaya pada permukaan air e = bilangan dasar logaritma (2.7) k = koefisien absorpsi/koefisien pereduapan cahaya. Pengukuran Biomassa (Klorofil-a) Fitoplankton Pada analisis klorofil, dilakukan penyaringan sampel air sebanyak 1 liter dengan saringan Millipore (Tipe HA, diameter 47 mm dan porositas 0.45 μm). Sebelum sampel disaring, terlebih dahulu saringan ditetesi dengan 1 ml larutan MgCO 3. Kemudian, vacuum pump (tekanan 200 mm Hg) dijalankan untuk memulai penyaringan. Setelah penyaringan, saringan tersebut dibungkus dengan aluminium foil kemudian disimpan dalam freezer (-20 o C). Penyaringan dilakukan 5 jam setelah pengambilan sampel. Metode yang digunakan dalam penentuan konsentrasi klorofil adalah metode spektrofotometer dari Parsons et al. (1992). Dalam metode tersebut, saringan diekstrak dengan 15 ml aceton 90% dan dihancurkan sampai saringan itu hancur, kemudian disentrifug pada 3600 rpm selama 5 menit. Supernatan dituangkan ke dalam kuvet spektrofotometer 10 cm dan absorbans sampel diukur dengan panjang gelombang 750, 664, 647 dan 630 nm.

6 30 Dari hasil pengukuran absorbans, jumlah klorofil dihitung dengan menggunakan rumus yang diberikan oleh Parsons et al. (1992) sebagai berikut : Ca = E E E 630 E = absorbans pada panjang gelombang yang berbeda (dikoreksi dengan pembacaan 750 nm) Ca = jumlah klorofil-a (dalam μg/ml) Kemudian, satuan klorofil-a dikonversi menjadi mg/m 3 sebagai berikut : Ca x ν mg Klorofil-a/m 3 = V x 10 ν = volume aseton dalam ml (15 ml) V = volume air laut (L) Pengukuran Nutrien Sampel air untuk pengukuran kandungan nutrien dalam hal ini jenis-jenis N dan P serta Si, diambil dari air hasil penyaringan analisa klorofil yang disimpan dalam freezer (-20 o C). Sampel tersebut selanjutnya dianalisis berdasarkan petunjuk analisis. Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah untuk nutrien jenis N dalam hal ini nitrat, nitrit, dan amonia berturut-turut menggunakan metode Brucine, Sulfanilamide, dan Phenat. Untuk jenis P dalam hal ini orthofosfat menggunakan metode Stannous Chloride, dan untuk silika mengunakan metode Molybdosilicate (APHA 1989). Pengukuran Beban Masukan Nutrien Pengambilan sampel dan pengukuran beban masukan nutrien jenis-jenis N dan P serta Si, dilakukan pada lima mulut sungai Maros saat surut terendah. Beban pada lima mulut sungai ini kemudian dijumlahkan, hasilnya merupakan beban secara keseluruhan dari sungai ke perairan pesisir. Dalam menentukan beban masukan nutrien jenis-jenis N dan P serta Si setiap sungai ke perairan pantai, dihitung sebagai berikut :

7 31 Pengukuran debit sungai diukur melalui persamaan yang diberikan oleh Gordon et al. (1992) sebagai berikut : Q = V.A...1 Untuk perhitungan beban nutrien dilakukan dengan mengikuti persamaan yang diberikan oleh Mitsch dan Gosselink (1993) : L = Q x C... 2 Kemudian, untuk mendapatkan jumlah beban nutrien dalam satuan ton per bulan, maka rumus diatas (2) dikalikan dengan : x 3600 x 24 x 30 = sehingga menjadi : L = X Q X C... 4 L = beban masukan nutrien tiap bulanan (ton/bulan) = faktor konversi (bulan ke detik) = faktor konversi (ton ke gram) Q = volume rata-rata pelepasan sungai tiap bulan (m 3 /detik) C = konsentrasi nutrien masing-masing jenis N,P dan Si tiap bulan (mg/l) V = Kecepatan aliran sungai (m/det) A = Luas penampang sungai (m 2 ) Pencacahan Fitoplankton Penanganan sampel untuk pencacahan sel fitoplankton dilakukan menurut metode pengendapan yang dikembangkan oleh Uthermol (1958 in Damar 2003). Sebanyak 100 ml sub sampel diendapkan dalam gelas ukur (volume 100 ml) dan diawetkan dengan larutan lugol, selama kurang lebih 1 minggu. Setelah terjadi pengendapan (kurang lebih 10 ml), hasil endapan dipisahkan dari supernatan dengan cara supernatan dikeluarkan dari dalam gelas ukur melalui penyifonan. Kemudian, hasil endapan dimasukkan ke dalam botol dan diberi kembali larutan

8 32 lugol. Sebanyak 1 ml dari endapan itu, kemudian dimasukkan ke dalam Sedgwig Rafter Cell dengan pipet berskala untuk menghitung kelimpahan sel fitoplankton. Metode perhitungan kelimpahan sel fitoplankton adalah penyapuan (sensus) dengan menggunakan Sedwick Rafter Cell (SRC) (APHA 1998) yaitu : N = n x V t x 1 V V cg d N = Kelimpahan total plankton (sel/l) n = Jumlah sel plankton yang teramati V t V cg V d = Volume sample yang terendapkan (ml) = Volume SRC (ml) = Volume sample yang endapkan (l) Untuk identifikasi jenis fitoplankton dilakukan dengan menggunakan beberapa buku standar indentifikasi, seperti : Davis (1955), Yamaji (1979) dan Tomas (1997). Pengukuran Produktivitas Primer Fitoplankton Pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan mengukur kandungan oksigen dalam botol terang-gelap setelah diinkubasi, dengan kisaran waktu inkubasi 4 jam yang dilaksanakan pada jam Kisaran waktu tersebut merupakan kisaran waktu inkubasi terbaik (Tambaru dkk dan Tambaru dkk. 2004). Pada masing-masing stasiun dan kedalaman digunakan 4 botol oksigen berukuran 300 ml, dengan perincian 2 botol terang dan 1 botol gelap serta 1 botol initial. Botol gelap dimodifikasi dengan jalan melapisi plastik hitam, sehingga tidak tembus cahaya. Pengambilan contoh air dilakukan pada tiap kedalaman dengan menggunakan kemmerer water sampler, kemudian dimasukkan ke dalam botolbotol. Pengisian botol sangat dibutuhkan kehati-hatian agar tidak terjadi gelembung. Kemudian, dilakukan pengukuran oksigen awal pada botol initial dari contoh air yang terambil, selanjutnya botol lainnya (2 botol terang dan 1 botol gelap) diinkubasi.

9 33 Penghitungan produktivitas primer fitoplankton dilakukan menurut Umaly dan Cuvin (1988) sebagai berikut : (O 2 BT) (O 2 BG) (1000) Fotosintesis kotor (mgc/m 3 /jam) = x 0,375 (PQ) (t) (O 2 BT) (O 2 BA) (1000) Fotosintesis bersih (mgc/m 3 /jam) = x 0,375 (PQ) (t) O 2 = oksigen terlarut (mg/l) BT = botol terang BG = botol gelap BA = botol initial PQ = hasil bagi fotosintesis (1,2) t = lama inkubasi (jam) 1000 = Konversi liter menjadi m = Koefisien konversi oksigen menjadi karbon (12/32) Pengukuran Parameter Fisik-Kimia Dilakukan pengukuran parameter fisik-kimia seperti intensitas cahaya, kecerahan, kekeruhan, kecepatan arus, salinitas, dan ph. Metode yang digunakan dalam pengukuran itu adalah untuk intensitas cahaya, kecerahan dan kekeruhan serta kecepatan arus berturut-turut menggunakan metode pembiasan cahaya, pemantulan cahaya dan nephelometrik serta euler. Untuk ph dan oksigen menggunakan metode Potensiometrik (Strickland dan Parsons 1965). Penentuan Rasio Z mix : Z eu Gambar 4 memperlihatkan diagram skenario rasio Z mix : Z eu dalam kolom air, seperti yang diberikan oleh Damar (2003). Skenario itu menggambarkan ketersediaan cahaya untuk pertumbuhan fitoplankton. Ketebalan lapisan tercampur (Z mix ) ditentukan dengan jalan melakukan pengukuran salinitas pada berbagai kedalaman air dengan menggunakan STD Type M.C.5 dengan asumsi bahwa salinitas pada kedalaman tersebut adalah sama. Untuk ketebalan lapisan eufotik (Z eu ), dihitung berdasarkan kedalaman sampai penyinaran dalam kolom air tinggal

10 34 1% yang didasarkan pada besarnya intensitas sinar di permukaan perairan. Dalam mengukur besarnya intensitas cahaya di permukaan dan kolom perairan digunakan alat lux meter. Euphotic depth (Z eu ) Euphotic depth (Z eu ) = Mixing depth (Z mix ) Mixing depth (Z eu ) Mixing depth (Z mix ) A. Z mix : Z eu > 1 Suplai Cahaya kurang menguntungkan B. Z mix : Z eu = 1 Suplai Cahaya yang baik Euphotic depth (Z mix ) C. Z mix : Z eu < 1 Suplai Cahaya yang kuat Gambar 4. Diagram skematik rasio Z mix :Z eu dalam kolom air. (A) fitoplankton selamanya terangkut ke kedalaman air di mana penyinaran dibawah batas minimum untuk fotosintesis bersih, menghasilkan pertumbuhan yang rendah. (B) fitoplankton tetap berada dalam lapisan dengan cahaya yang cukup, menghasilkan pertumbuhan yang baik. (C) fitoplankton selamanya dalam kolom air dengan cahaya yang tinggi, menghasilkan pertumbuhan yang kuat (Damar 2003). Analisis Data a. Analisis varians (ANOVA) dua arah digunakan untuk melihat distribusi parameter nutrien (jenis N dan P serta Si), Rasio N/P dan N/Si, produksi (biomassa dan produktivitas primer) dan kelimpahan komunitas fitoplankton (kelimpahan jenis dan kelas) serta parameter fisik dan kimia berdasarkan spasial (zona) dan temporal (periode pengamatan). Uji lanjut dengan Tukey dilakukan jika distribusi berbeda nyata. Sebelum dilakukan pengujian, semua parameter terlebih dahulu diuji dengan distribusi normal berdasarkan Kolmogorov-Smirnov. b. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengevaluasi hubungan ketersediaan nutrien dengan beban nutrien dalam perairan penerima pada setiap zona dalam musim yang sama. c. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menentukan hubungan antara produksi (biomassa dan produktivitas primer) dan kelimpahan komunitas fitoplankton (kelimpahan jenis dan kelas) dengan ketersediaan nutrien jenis N, P dan Si serta cahaya pada setiap zona dalam musim yang sama. Dalam

11 35 analisis ini akan dihasilkan apakah ketersediaan nutrien dan cahaya masih layak dalam mendukung aktivitas fitoplankton. Di samping itu, melalui analisis ini akan didapatkan parameter paling dominan apakah nutrien atau cahaya dalam mendukung produksi dan kelimpahan komunitas fitoplankton. d. Analisis Cluster dan PCA Biplot digunakan untuk menentukan pengelompokan dan parameter penciri berdasarkan zona dan periode pengamatan. Dalam kedua analisis ini, zona dan periode pengamatan menjadi objek, dan parameterparameter lingkungan sebagai parameter. Hal ini dilakukan untuk mengamati kesamaan dan korelasi linier antara objek dan parameter yang diamati. Analisis ini dapat pula digunakan untuk mengamati variasi dari masing-masing parameter. Untuk memudahkan perhitungan dalam analisis, digunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 11.5, dan Excel Stat Pro 5.0, serta Minitab 13.

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Teluk Kendari bagian dalam yang secara geografis terletak pada 3 o 57 50-3 o 5 30 lintang selatan dan 122 o

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3. 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 106 48 26-106 48 50 BT dan 6 44 30-6 44 58 LS (Gambar

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal penambangan pasir tepatnya di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur. Sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Menentukan Stasiun dan Titik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Menentukan Stasiun dan Titik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perairan Teluk Banten, Propinsi Banten. Secara geografis lokasi penelitian berada pada posisi koordinat 106 0 6'-106 0 7 Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Perairan Pantai Cilincing, Jakarta Utara. Sampel plankton diambil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM HBNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERHAN PADA PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Perkembangan pembangunan yang semakin pesat mengakibatkan kondisi Teluk Ambon, khususnya Teluk Ambon Dalam (TAD)

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42 ' 47 Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor 3. METODE PENELITIAN 5.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2009, berlokasi di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Sampel yang didapat dianalisis di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009- Juli 2010 di Danau Lut Tawar. Metode yang digunakan dalam penentuan stasiun adalah dengan metode Purposive

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Morotai bagian selatan, Maluku Utara (Gambar 1) pada Bulan September 2012 dengan Kapal Riset Baruna Jaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, III. METODOLOGI PENELITIAN.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, Lampung. Penelitian ini secara umum mencakup tahapan yaitu survei lapangan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran, III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk Budidaya kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan perikanan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Juanda Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 4). Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di perairan Pulau Biawak Kabupaten Indramayu dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2007 bertempat

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2007 bertempat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - November 2007 bertempat di perairan Danau Paki di Desa Mentulik Kecamatan Kampar Kiri Hilir Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 di perairan Pantai Balongan, Kabupaten Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2014. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian terdiri dari peninjauan lokasi penelitian pada

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN karena sungai-sungai banyak bermuara di wilayah ini. Limbah itu banyak dihasilkan dari

PENDAHULUAN karena sungai-sungai banyak bermuara di wilayah ini. Limbah itu banyak dihasilkan dari PENENTUAN PARAMETER PALING DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI FITOPLANKTON PADA MUSIM KEMARAU DI PERAIRAN PESISIR MAROS SULAWESI SELATAN 1 Rahmadi Tambaru 1, Enan M. Adiwilaga 2, Ismudi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di kawasan perairan Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari bulan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2009 berlokasi di Danau Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 106 0 48

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013. Tempat penelitian di Situ Cileunca, Kecamatan pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

III. METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi S e l a t M a k a s s a r III. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dimulai dari bulan September 2005 sampai Februari 2006. Rentang waktu tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2010 di Danau Lut Tawar Kecamatan Lut Tawar Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah, dan Laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata 11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4. Lokasi penelitian di Perairan Selat Nasik, Belitung, April 2010.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4. Lokasi penelitian di Perairan Selat Nasik, Belitung, April 2010. 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di perairan Selat Nasik Kabupaten Belitung pada bulan April 2010 dan di perairan Estuari Donan Cilacap pada bulan Juni

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di daerah Teluk Hurun, Lampung. Teluk Hurun merupakan bagian dari Teluk Lampung yang terletak di Desa Hanura Kec. Padang Cermin Kabupaten

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 6 Juli 2013 di perairan tambak udang Cibalong, Kabupaten Garut (Gambar 2). Analisis

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel plankton, formalin 40%, MnSO4, KOH-KI,

Lebih terperinci

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM POLA DISTRIBSI SH DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 0 sampai dengan bulan Februari 0. Penelitian terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan survei di lapangan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 28 3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waduk Malahayu, Jawa Tengah. Kegiatan penelitian meliputi dua macam kegiatan yakni kegiatan di lapangan pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2005 - Agustus 2006 dengan lokasi penelitian di Pelabuhan Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Pengambilan contoh air dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan pesisir merupakan wilayah perairan yang banyak menerima beban masukan bahan organik maupun anorganik (Jassby and Cloern 2000; Andersen et al. 2006). Bahan ini berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Teluk Palabuhan Ratu Kecamatan Palabuhan Ratu, Jawa Barat. Studi pendahuluan dilaksanakan pada Bulan September 007 untuk survey

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komunitas Fitoplankton Di Pantai Balongan Hasil penelitian di perairan Pantai Balongan, diperoleh data fitoplankton selama empat kali sampling yang terdiri dari kelas Bacillariophyceae,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Latak, Desa Ujung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Pulau Barrang Lompo. Pulau Laelae. Sumber :Landsat ETM+Satellite Image Aquisition tahun 2002

3 METODE PENELITIAN. Pulau Barrang Lompo. Pulau Laelae. Sumber :Landsat ETM+Satellite Image Aquisition tahun 2002 17 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kepulauan Spermonde yaitu; Pulau Laelae, Pulau Barrang Lompo dan Pulau Lanyukang di Kota Makassar yang berlangsung dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUKSESI FITOPLANKTON DENGAN PERUBAHAN RASIO N DAN P DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA SUKSESI FITOPLANKTON DENGAN PERUBAHAN RASIO N DAN P DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM PENDAHULUAN 60 HUBUNGAN ANTARA SUKSESI FITOPLANKTON DENGAN PERUBAHAN RASIO N DAN P DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM PENDAHULUAN Fitoplankton membutuhkan berbagai unsur untuk pertumbuhannya. Elemen - elemen makro nutrien

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan dan pengambilan contoh. Alat dan bahan

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan dan pengambilan contoh. Alat dan bahan Lampiran 44 45 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan dan pengambilan contoh Alat dan bahan Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh GPS, Vandorn Water Sampler, Secchi disc, tali berskala,

Lebih terperinci

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji 13 3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitiaan telah dilaksanakan di perairan Teluk Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (Gambar 2). Jangka waktu pelaksanaan penelitian terdiri

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Perairan Pulau Karya, Kepulauan Seribu yang dilaksanakan pada bulan September 2010 sampai dengan Juli 2011. Lokasi pengamatan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 22 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Karya, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Pulau Seribu Utara, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Stasiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisik Kimiawi dan Biologi Perairan Dari hasil penelitian didapatkan data parameter fisik (suhu) kimiawi (salinitas, amonia, nitrat, orthofosfat, dan silikat) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pesisir utara Kabupaten Brebes, yaitu di kawasan pertambakan Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba. Secara geografis letak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. B. Materi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan terlampir (Lampiran 1 dan 2). bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. B. Materi Penelitian Alat dan bahan yang digunakan terlampir (Lampiran 1 dan 2). bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian berlokasi di Waduk Penjalin, Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dengan koordinat 6 o 44 56 LS

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta. Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal 11

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif (Nazir, 1999: 63). Penelitian ini hanya mengungkapkan fakta mengenai struktur komunitas fitoplankton

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Oseanografi. Suhu perairan selama penelitian di perairan Teluk Banten relatif sama di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Oseanografi. Suhu perairan selama penelitian di perairan Teluk Banten relatif sama di HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Oseanografi Suhu Suhu perairan selama penelitian di perairan Teluk Banten relatif sama di seluruh kedalaman kolom air di stasiun A dan B yang berkisar dari 28 29 C (Tabel 3).

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 17 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008-Mei 2009 di Lokasi Rehabilitasi Lamun PKSPL-IPB Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan. 3. METODOLOGI 3.1. Rancangan penelitian Penelitian yang dilakukan berupa percobaan lapangan dan laboratorium yang dirancang sesuai tujuan penelitian, yaitu mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2009 bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata, IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 5 3 '15 " 5 3 '00 " 5 2 '45 " 5 2 '30 " BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan April 2010, lokasi pengambilan sampel di perairan

Lebih terperinci

KAJIAN DISTRIBUSI FITOPLANKTON DAN PARAMETER KIMIA KUALITAS PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELAYAKAN SEBAGAI LOKASI BUDIDAYA KERANG MUTIARA

KAJIAN DISTRIBUSI FITOPLANKTON DAN PARAMETER KIMIA KUALITAS PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELAYAKAN SEBAGAI LOKASI BUDIDAYA KERANG MUTIARA KAJIAN DISTRIBUSI FITOPLANKTON DAN PARAMETER KIMIA KUALITAS PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELAYAKAN SEBAGAI LOKASI BUDIDAYA KERANG MUTIARA (Pinctada maxima) DI PERAIRAN SEKOTONG, NTB Dosen Penguji I

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini merupakan bagian dari Kegiatan Penelitian Kompetitif Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI (P2O-LIPI) yang telah dilakukan pada tahun 2010 dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):95-104 ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN ANALYSIS OF WATER

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi 17 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan contoh air dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Lokasi penelitian di Way Perigi, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober Survei

3. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober Survei 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober 2010. Survei lapang dilaksanakan pada tanggal 20-27 Maret 2010 dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan dan pengawetan sampel plankton dilakukan di Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu Magetan Jawa Timur pada bulan Agustus 2011 dengan denah

Lebih terperinci

Lokasi pengarnbilan sampel selama penelitian. Tabel 3. Letak Astronomi BT. Stasiun

Lokasi pengarnbilan sampel selama penelitian. Tabel 3. Letak Astronomi BT. Stasiun 3.1. Waktu dan Ternpat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi dua macam kegiatan yakni kegiatan di lapangan dan kegiatan di laboratorium. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan September

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sungai Pelus terletak di Kabupaten Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o 21'31" LS dan 109 o 12'31" BT sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai bulan Juli hingga November 2009. Pemeliharaan ikan dilakukan di Kolam Percobaan, Departemen Budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Waduk Cirata dengan tahap. Penelitian Tahap I merupakan penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu kegiatan penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Masing-masing kegiatan tersebut dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat Larutan Sampel Berwarna Coklat 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan 1 ml

Lebih terperinci

m. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 sampai Desember

m. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 sampai Desember I m. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 sampai Desember 2006 di perairan laut Tanjung Medang Rupat Utara (Lampiran 1). Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 7. Lokasi penelitian

Gambar 7. Lokasi penelitian 3. METODA PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di muara Sungai Angke dan perairan Muara Angke, Jakarta Utara (Gambar 7). Lokasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan,

Lebih terperinci

Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut.

Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi 59 Foto kegiatan survei Kapal survei. Persiapan sebelum survei. Pemindahan contoh air laut dari sampler ke dalam botol. Penyaringan contoh air laut. Pemberian larutan kimia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2011 di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido terletak pada koordinat posisi 106 48 26-106 48

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

STUDI PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP STUDI PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP M. Habibi Syaifullah Akbar 1, Aries Dwi Siswanto 2, Muhammad Zainuri 2 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas

Lebih terperinci

PARAMETER KUALITAS AIR

PARAMETER KUALITAS AIR KUALITAS AIR TAMBAK PARAMETER KUALITAS AIR Parameter Fisika: a. Suhu b. Kecerahan c. Warna air Parameter Kimia Salinitas Oksigen terlarut ph Ammonia Nitrit Nitrat Fosfat Bahan organik TSS Alkalinitas Parameter

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM KAITANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS PERAIRAN DI PERAIRAN PESISIR MAROS SULAWESI SELATAN RAHMADI TAMBARU

DINAMIKA KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM KAITANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS PERAIRAN DI PERAIRAN PESISIR MAROS SULAWESI SELATAN RAHMADI TAMBARU DINAMIKA KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM KAITANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS PERAIRAN DI PERAIRAN PESISIR MAROS SULAWESI SELATAN RAHMADI TAMBARU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 DAFTAR

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata dan Cymodocea serrulata di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Perlak uan Uji Penelitian ini dilakukan dengan mengkultur spirulina Spirulina fusiformis dalam skala laboratorium (1 liter) dengan pencahayaan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat III. METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian 1. Peralatan Penelitian Alat yang digunakan selama penelitian adalah botol Winkler, plankton net no.25, ember plastik, buret, statif, Erlenmayer, pipet tetes,

Lebih terperinci

BAB I. Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya

BAB I. Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya bermacam substansi ke dalam sistem perairan. Sebagian dari substansi ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 9 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu pengambilan contoh dan analisis contoh. Pengambilan contoh dilaksanakan pada bulan Maret 2011 di perairan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun tanaman singkong 1-3 bulan, alkohol 70%, HCl 0,7%, NaOH 1N, ZnSO 4 5%, Ba(OH) 2 0,3%, pereaksi Cu, pereaksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok Didiamkan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Plankton-net, buku(davis, 1955), (Sachlan,1982) dan (Thomson, 1966) untuk mengidentifikasi, alat pengukur

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nilem yang digunakan berasal dari Cijeruk. Pada penelitian ini digunakan ikan nilem berumur 4 minggu sebanyak 3.150 ekor dengan ukuran panjang 5,65 ± 0,62

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan. Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan. No Parameter Fisik, Kimia, Biologi Satuan Alat 1 Temperatur air 0 C Termometer Air Raksa 2 DO (Oksigen Terlarut)

Lebih terperinci

5 KONDISI LINGKUNGAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DENGAN SERO

5 KONDISI LINGKUNGAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DENGAN SERO 55 5 KONDISI LINGKUNGAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DENGAN SERO 5.1 PENDAHULUAN Kondisi lingkungan pada suatu habitat sangat penting diketahui karena dapat menentukan karakteristik berbagai organisme yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN

HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN Novi Indriyawati, Indah Wahyuni Abida, Haryo Triajie Jurusan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci