PENGUJIAN PRODUK BARU DAN ANALISIS FAKTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN PRODUK BARU DAN ANALISIS FAKTOR"

Transkripsi

1 PENGUJIAN PRODUK BARU DAN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN (Kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy, Produksi Lab Percontohan Pabrik Mini, Pusat Kajian Buah Tropika) SKRIPSI REZA FAUZIAN H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i

2 RINGKASAN REZA FAUZIAN. Pengujian Produk Baru dan Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan (Studi kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy ProduksiLab Percontohan Pabrik Mini, Pusat Kajian Buah Tropika). Skripsi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS) Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan. Hortikultura terutama buah-buahan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan petani dan penggerak pemulihan ekonomi pertanian di Indonesia. Pada tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku dari subsektor hortikultura diproyeksikan mencapai Rp 88,851 triliun, dimana kontribusi dari produk buahbuahan sebesar Rp 46,721 triliun atau sekitar 52,6 dari total PDB subsektor hortikultura dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam menunjang peningkatan konsumsi, mutu dan kualitas buah-buahan khususnya komoditas buah nenas dapat dilakukan dengan peningkatan terhadap pengolahan pasca panen agar komoditas tersebut mempunyai nilai tambah. Karena seiring berkembangnya waktu, tidak hanya kualitas buah yang menjadi tuntutan masyarakat, tetapi juga kepraktisan dalam mengkonsumsi. Selain itu, Berdasarkan data Ditjen Industri Agro dan Kimia pada tahun 2010, pemenuhan permintaan buah olahan domestik masih mengalami defisit sebesar ton. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang masa simpan buah nenas, Saat ini LPPM PKBT (Lab Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika) yang merupakan salah satu pusat kajian di bawah Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor melalui kegiatan-kegiatan riset yang terpadu, intensif dan terintregatif telah menemukan salah satu produk olahan buah nenas dalam bentuk permen lunak buah (soft candy). Saat ini LPPM PKBT telah memproduksi dan mengembangkan produk permen lunak buah (soft candy) dalam kemasan dengan merek fruit talk pineapple soft candy. Permen lunak buah fruit talk pineapple Soft Candy merupakan produk olahan buah nenas yang dapat dikonsumsi langsung sebagai makanan ringan (cemilan) yang sehat atau produk antara untuk membuat produk olahan lain. Selain itu produk ini mempunyai nilai tambah yang lebih baik karena bentuk dan tampilannya lebih menarik, praktis mudah dibawa dan mudah dikonsumsi, serta memiliki rasa yang sama dengan produk buah segarnya. Dalam melakukan kegiatan pengembangan dan mensosialiasikan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sampai saat ini LPPM PKBT belum memiliki sistem manajemen pemasaran produk Fruit Talk pineapple Soft Candy yang terorganisir dengan baik yang dilakukan oleh LPPM PKBT. Oleh karena hal tersebut menyebabkan proses produksi dan penjualan tidak berlangsung secara kontinu. Selain itu dalam melakukan kegiatan pengembangan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy LPPM PKBT belum mengetahui apakah atribut produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sudah sesuai dengan harapan konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu produk dipasar sekalipun kualitas produk tersebut dikategorikan berkualitas, salah satu diantaranya adalah atribut produk dan minat konsumen. ii

3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian responden terhadap setiap atribut dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan Fruit Talk Pineapple Soft Candy. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan ialah: 1) analisis Importance Peformance Analysis (IPA) untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepentingan suatu atribut produk serta seberapa besar tingkat persepsi kinerja terhadap atribut produk tersebut, 2) analisis Costumer Satisfaction index yang bertujuan untuk mencari nilai kepuasan konsumen terhadap produk dan tingkat kepuasan responden terhadap atribut produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy. Atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini ialah seluruh atribut yang ada pada produk fruit talk Pineapple soft candy yang diantaranya adalah sebagai berikut rasa Manis, rasa asam, rasa khas buah, aroma khas buah, bentuk & ukuran, warna, kekenyalan, tekstur, bentuk & desain kemasan, bahan kemasan, manfaat produk, volume produk / ukuran saji, harga, perizinan BPOM / kemenkes, kejelasan tanggal, kadaluarsa, label halal MUI dan harga. 3) Analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk fruit talk pineapple soft candy, faktor-faktor yang di duga mempengaruhi frekuensi pembelian produk fruit talk pineapple soft candy, yaitu harga produk, pendapatan responden, pekerjaan responden dan usia responden. Hasil pemetaan yang dilakukan pada diagram cartesius didapat hasil pada kuadran I sebagai priorotas utama adalah atribut bentuk dan desain kemasan, bentuk dan ukuran, harga, dan label halal MUI. Pada kuadran II prioritas pertahankan prestasi adalah atribut rasa manis, kekenyalan, manfaat produk, perizinan BPOM atau kemenkes, dan kejelasan tanggal kadaluarsa. Pada kuadran III prioritas rendah adalah atribut rasa asam, warna, dan volme produk/ukuran saji. Pada kuadran IV Berlebihan adalah atribut rasa khas buah, aroma khas buah, tekstur, dan bahan kemasan. Berdasarkan hasil analisi Costumer Satisfaction Index diperoleh kepuasan konsumen terhadap produk fruit talk pineapple soft candy sebesar 65,8 persen. Hal ini berarti indeks kepuasan responden fruit talk pineapple soft candy yang dihitung berdasarkan atribut produk berada pada kriteria puas. Sisanya 34,2 persen harapan konsumen belum mampu dipenuhi oleh LPPM PKBT. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk fruit talk pineapple soft candy yaitu harga produk dengan nilai probabilitas pendapat per bulan dengan nilai probabilitas Sedangkan besarnya pengaruh harga produk, pendapatan responden, pekerjaan responden, dan usia responden, secara bersama-sama terhadap permintaan dapat diartikan bahwa pengaruhnya cukup kuat dan variasi dalam variabel harga produk, pendapatan responden, pekerjaan responden, dan usia responden dapat menjelaskan sebesar 71,3 persen dari variasi permintaan fruit talk pineapple soft candy, sisanya 28,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam model. iii

4 PENGUJIAN PRODUK BARU DAN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN (Kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy, Produksi Lab Percontohan Pabrik Mini, Pusat Kajian Buah Tropika) REZA FAUZIAN H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 iv

5 Judul Skripsi : Pengujian Produk Baru dan Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan (studi kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy Produksi Lab Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika) Nama NRP : Reza Fauzian : H Disetujui, Pembimbing Muhammad Firdaus, Ph.D NIP Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : v

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Pengujian Produk Baru dan Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan (studi kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy Produksi Lab Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika) adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Desember 2011 Reza Fauzian H vi

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 6 Juni Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Dedi Septian dan Ibunda Nining Setianingsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Kiaracondong pada tahun 2000 dan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 37 Bandung pada tahun 2003, pada tahun 2006 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Pasundan 1 Bandung. Sejak tahun penulis mengikuti pendidikan di D-III Agribisnis, program studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Kemudian penulis melanjutkan studi di Program Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun vii

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengujian Produk Baru dan Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan (kasus : Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy Produksi Lab Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika). Shalawat dan salam senantiasa tercurah dan limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dan pemimpin terbaik bagi umat manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis atribut produk fruit talk pineapple soft candy yang dikembangkan oleh Lab Percontohan Pabrik Mini (LPPM) Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk fruit talk Pineapple soft candy. Skripsi ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat kepada semua pihak, baik peneliti, pengelola dan pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini dan penyusunan skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terkait. Bogor, Desember 2011 Reza Fauzian viii

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT dan menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Muhammad Firdaus, Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan perhatiannya yang sangat berarti bagi penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai. 2. Tintin Sarianti, SP, MM atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam seminar proposal penelitian yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Suharno, Madev dan Ir. Neti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji sidang dan dosen komisi pendidikan sidang yang telah memberikan masukan dan saran dalam hal penulisan skripsi yang baik dan benar. 4. Papah dan mamah tercinta yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan kasih sayang pada penulis. 5. Mella Hayati, Spd yang selalu sabar, mendoakan, memberi semangat dan membuat segalanya jadi indah dan ceria. 6. Teman-teman TM5 Wahyu, Ronal, Desma, Asept, Mas Arga, Erik, Oki, Satrio, Nanda, Zulia yang selalu memberikan keceriaan dan kebersamaan. 7. Pihak LPPM PKBT atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan. 8. Seluruh Dosen dan staf Departemen Agribisnis yang telah banyak membantu penulis selama ini. 9. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman ekstensi Agribisnis angkatan 7. Serta semua pihak yang ikut andil dalam penulisan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu Bogor, Desember 2011 Reza Fauzian ix

10 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA Potensi Ekonomi Nenas Indonesia Kecenderungan Global Industri Pengolahan Buah Kecenderungan yang Telah Terjadi Kecenderungan yang Akan Terjadi Permasalahan yang Dihadapi Industri Pengolahan buah Buah Nenas Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Definisi Pemasaran Manajemen Pemasaran Perilaku dan Karakteristik Konsumen Sikap Pembelian Konsumen Definisi Kepuasan Pengukuran Kepuasan Pelanggan Produk Definisi Produk Atribut Produk Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Penarikan Sampel dan Jumlah Sampel Metode Pengolahan Data dan Analisis data Analisis Deskriptif Important and Performance Analysis (IPA) Analisis Diagram Cartesius Metode Costumer Satisfaction Index (CSI) Analisis regresi Pengujian Hipotesis x i

11 Koefisien Determinasi Uji-F Uji-t V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN Gambaran Umum LPPM PKBT Visi, Misi dan Tujuan Usaha Struktur Organisasi Perusahaan Waktu Kerja dan Sistem Upah Identifikasi Produk Aktivitas Perusahaan Aktivitas Pembelian Bahan Baku Aktivitas Produksi Aktivitas Penjualan Gambaran Umum Karakteristik Responden Fruit Talk Soft Candy Umur/Usia Status Pernikahan Jumlah Anggota Keluarga Tingkat Pendidikan Status Pekerjaan Penghasilan/Penerimaan per bulan Pengeluaran untuk Konsumsi Makanan per bulan VI. PEMBAHASAN Analisis Penilaian Responden Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja terhadap Masingmasing Atribut fruit talk pineapple soft candy Analisis Diagram Cartecius Kuadran 1 Prioritas Utama Kuadran II Pertahankan Prestasi Kuadran III Prioritas Rendah Kuadran IV Berlebihan Tingkat Kesesuaian Atribut Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy Analisis Costumer Satisfaction Index Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembelian Produk Fruit Talk Soft Candy Harga Produk Fruit Talk Soft Candy Pendapatan Per Bulan Pekerjaan Responden Umur responden VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi ii

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Neraca Ekspor Impor Hortikultura, (US $) Produksi Buah-buahan Indonesia. Tahun Luas Panen Buah-Buahan Indonesia. Tahun Konsumsi Perkapita Hortikultura Tahun Perkembangan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun Karakteristik Nenas Varietas Mahkota Bogor dan Delika Subang Kandungan Gizi Buah Nenas Segar (100 gram bahan) Proses Pembelian dan Hirarki Pengaruh yang Mungkin Terjadi Rentang Skala Kepuasan Responden Interpretasi Koefisien Determinasi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendiddikan Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan penerimaan perbulan Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran konsumsi bulanan Analisis mengenai atribut Rasa manis Analisis mengenai atribut rasa asam Analisis mengenai atribut rasa khas buah Analisis mengenai atribut aroma khas buah Analisis mengenai atribut bentuk dan ukuran Analisis mengenai atribut warna Analisis mengenai atribut Kekenyalan Analisis mengenai atribut tekstur Analisis mengenai atribut bentuk kemasan Analisis mengenai atribut bahan kemasan Analisis mengenai atribut manfaat produk Analisis mengenai atribut Volume atau Ukuran saji Analisis mengenai atribut Label halal xii iii

13 31. Analisis mengenai atribut Perizinan BPPOM ataupun Kemenkes Analisis mengenai atribut Perizinan Kejelasan Tanggal Kadaluarsa Analisis mengenai atribut harga Tabel Perhitungan Rata-rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian Atribut Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy Costumer Satisfaction Index Atribut Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy Hasil Regresi Linear Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy xiii iv

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Grafik Penjualan Soft Candy Bulan Juli Desember Kerangka pemikiran Operasional Diagram Cartesius Importance Perpormance Analysis Struktur Organisasi LPPM PKBT Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy xiv v

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Pohon Industri Buah Hasil Analisis Regresi Berganda Kuesioner Penelitian xv vi

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor yaitu sub sektor tanaman Pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Hortikultura terutama buah-buahan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan petani dan penggerak pemulihan ekonomi pertanian di Indonesia. Pada tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku dari subsektor hortikultura diproyeksikan mencapai Rp 88,851 triliun, dimana kontribusi dari produk buah-buahan sebesar Rp 46,721 triliun atau sekitar 52,6 persen dari total PDB subsektor hortikultura. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi dan peningkatan luas areal panen disamping nilai ekonomi produk Hortikultura yang cukup tinggi dibandingkan komoditas lainnya. Hortikultura, khususnya buah-buahan merupakan subsektor yang perlu terus dikembangkan, karena berdasarkan data Dirjen Hortilkultura Departemen Pertanian (2009), neraca ekspor impor hortikultura Indonesia masih negatif (Tabel 1), akan tetapi ekspor komoditas horlikultura terutama buah-buahan di pasar dunia tergolong pada kelompok high growth dengan laju pertumbuhan rata-rata 11 persen per tahun (FAO, 2009). Tabel 1. Perkembangan Neraca Ekspor Impor Hortikultura, (US $) Pertumbuhan Tahun ( % ) Ekspor ,72 Impor ,97 Neraca ,09 Sumber : Kementerian Perdagangan, 2009 Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki iklim tropis memiliki potensi besar untuk dapat menghasilkan aneka macam buah-buahan. Berbagai jenis buah-buahan yang dihasilkan di Indonesia mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan, seperti buah dalam kaleng, minuman sari 1

17 buah, selai dan produk olahan lainnya. Berdasarkan pada potensi buah dan peluang ekspor maka pengembangan industri pengolahan buah mendapatkan prioritas untuk dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Pada lampiran 1 dapat dilihat pohon industri pengolahan buah. Produk buah-buahan berpotensi untuk memasuki pasar domestik maupun internasional, hal ini dikarenakan jumlah produksi buah yang beragam dan berlimpah, oleh karena itu buah-buahan dapat dijadikan salah satu sub sektor unggulan baru untuk memperoleh devisa dari sektor pertanian. Di Indonesia buahbuahan merupakan komoditas yang strategis, baik dilihat dari keragaman jenisnya, keterlibatan masyarakat dalam proses on-farm dan off-farm, Selain itu, hal tersebut juga didukung dengan meningkatnya produksi buah Indonesia (Tabel 2) setiap tahunnya dan meningkatnya luas lahan panen buah-buahan (Tabel 3). Tabel 2. Produksi Buah-buahan Indonesia. Tahun Komoditi Produksi (Ton/Tahun) Alpukat Belimbing Duku Durian Jambu Air Jambu Biji Jeruk Jeruk Siam 2,150,219 2,479,852 2,551,635 2,391, Mangga Nangka Nenas Pepaya Pisang Rambutan Sumber : Departemen Pertanian,

18 Tabel 3. Luas Panen Buah-Buahan Indonesia. Tahun Komoditi Luas panen (Hektar/Tahun) Alpukat Belimbing Duku Durian Jambu Air Jambu Biji Jeruk Jeruk Siam Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Sumber : Departemen Pertanian, 2010 Menurut laporan mengenai keberhasilan dan kinerja agribisnis Hortikulura. Peningkatan produksi terjadi sebagai akibat pertambahan luas areal tanaman, semakin banyaknya tanaman yang berpoduksi, berkembangnya teknologi produksi yang diterapkan petani, semakin intensifnya bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada petani dan pelaku usaha, semakin baiknya manajemen usaha yang diterapkan pelaku usaha, dan adanya penguatan kelembagaan agribisnis petani. 1 Meningkatnya produksi dan luas lahan panen buah-buahan, diikuti juga dengan peningkataan konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan dari tahun ke tahun (Tabel 4). Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi, dimana salah satunya dapat dipenuhi dengan cara mengkonsumsi buah-buahan. Dengan peningkatan produksi yang tinggi seharusnya tingkat konsumsi buah-buahan di Indonesia sesuai dengan standar FAO (Food Agriculture Organization), akan tetapi tingkat konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia 1 Keberhasilan dan Kinerja Hortikultura. [15 Februari 2011] 3

19 masih di bawah standar yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 yang menunjukkan tingkat konsumsi buah-buhan per kapita dari tahun Tabel 4. Konsumsi Perkapita Hortikultura Tahun No Kelompok Komoditas Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008 Konsumsi Perkapita (Kg/tahun) Buah-buahan 27,19 25,17 23,56 34,06 35,32 2. Sayuran 33,49 35,33 34,16 39,39 41,32 Menurut Food Agriculture Organization (FAO) idealnya dibutuhkan tiga porsi buah setiap harinya supaya manfaat buah didapatkan secara optimal dan untuk mencapai keseimbangan gizi makanan, maka paling tidak mengkonsumsi buah harus mencapai 75 kilogram per tahun per kapita. 2 Dari data tersebut terdapat Gap sebesar 39,68 kg yang artinya tingkat konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia masih rendah, terutama konsumsi buah nenas yang tingkat konsumsinya cenderung semakin menurun (Tabel 5). Dibandingkan Negara lain di Asia Tenggara jumlah konsumsi buah di Indonesia termasuk rendah. Malaysia sudah mengkonsumsi buah 52 kg perkapita/tahun, Filipina 67 kg perkapita/tahun, sedangkan Thailand sudah mencapai 92 kg perkapita/tahun. Tabel 5. Perkembangan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun No Komoditas Konsumsi per kapita (kg/kapita/tahun) Rambutan Salak Pisang Durian Jambu Jeruk Mangga Rambutan Nenas Pepaya Sumber : Ditjen Tanaman Hortikultura, Departemen Pertanian [15 Februari 2011] 4

20 Buah Nenas merupakan salah satu jenis buah yang diproduksi dan tersedia setiap saat, namun kecenderungan konsumsi masyarakat terhadap buah nenas semakin menurun, akan tetapi produksinya semakin meningkat. Masalahnya karena ukuran, warna, citra rasa dan bentuknya yang belum sesuai dengan preferensi konsumen. Buah nenas merupakan buah yang mudah rusak, voluminious, dan mudah busuk busuk seperti sifat produk pertanian pada umumnya, akan tetapi buah nenas sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena memiliki kandungan vitamin A dan C yang berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan konsumsi dan memperpanjang masa simpan (shelf live) buah-buahan terutama buah nenas sangat diperlukan. Dalam menunjang peningkatan konsumsi, mutu dan kualitas buah-buahan khususnya komoditas buah nenas dapat dilakukan dengan peningkatan terhadap pengolahan pasca panen, agar komoditas tersebut mempunyai nilai tambah. Karena seiring berkembangnya waktu, tidak hanya kualitas buah yang menjadi tuntutan masyarakat, tetapi juga kepraktisan dalam mengkonsumsi. Selain itu, Berdasarkan data Ditjen Industri Agro dan Kimia pada tahun 2010, pemenuhan permintaan buah olahan domestik masih mengalami defisit sebesar ton. Artinya hal ini merupakan peluang bagi petani dan industri pengolahan buah untuk meningkatkan produksi buah-buahan dan produk olahan buah nenas dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar, karena pada umumnya buah hanya dikonsumsi dalam kondisi segar dan masih sedikit yang dibuat dalam bentuk olahan. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang masa simpan buah nenas (shelf live), saat ini LPPM PKBT (Lab Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika) yang merupakan salah satu pusat kajian di bawah Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor melalui kegiatan-kegiatan riset yang terpadu, intensif dan terintregatif telah menemukan salah satu produk olahan buah nenas dalam bentuk permen lunak buah (soft candy). Saat ini LPPM PKBT telah memproduksi dan mengembangkan produk permen lunak buah (soft candy) dalam kemasan dengan merek fruit talk pineapple soft candy. Permen lunak buah fruit talk pineapple Soft Candy merupakan produk olahan buah nenas 5

21 yang dapat dikonsumsi langsung sebagai makanan ringan (cemilan) yang sehat atau produk antara untuk membuat produk olahan lain. Selain itu produk ini mempunyai nilai tambah yang lebih baik karena bentuk dan tampilannya lebih menarik, praktis mudah dibawa dan mudah dikonsumsi, serta memiliki rasa yang sama dengan produk buah segarnya Perumusan Masalah Dipasaran luas produk olahan nenas banyak dijumpai dalam berbagai macam produk misalnya jus, buah kaleng, puree, selai, jelly, dan manisan yang banyak dijual di pusat perbelanjaan dengan berbagai merek. Akan tetapi untuk Produk soft candy khususnya fruit talk pineapple soft candy nenas merupakan produk yang bisa dikategorikan sebagai produk baru yang masih belum ada di pasaran secara luas. Dalam melakukan kegiatan pengembangan dan mensosialiasikan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sampai saat ini LPPM PKBT masih memiliki permasalahan diantaranya yaitu belum adanya sistem manajemen pemasaran produk Fruit Talk Soft Candy yang terorganisir dengan baik yang dilakukan oleh LPPM PKBT. Oleh karena hal tersebut menyebabkan proses produksi dan penjualan tidak berlangsung secara kontinu. Hal tersebut bisa dilihat pada Gambar 2 dimana penjualan itu penjualan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy yang fluktuatif dari tahun 2008 sampai dengan Penjualan produk hanya terdapat di Serambi Botani yang ada di Botani Square Bogor dan penjualan curah dilakukan di Pabrik pembuatan Fruit Talk pineapple Soft Candy LPPM PKBT tajur. Pada Gambar 2 yang merupakan grafik penjualan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy, dimana adanya kenaikan penjualan produk Fruit Talk pineapple soft candy yang paling signifikan terlihat pada bulan Agustus, September dan November Hal ini dikarenakan pada bulan Agustus, September dan November 2009 LPPM PKBT mengikuti pameran yang diadakan di Kota Bogor dan Senayan, dalam pameran tersebut respon konsumen terhadap pembelian soft candy cukup baik sehingga hal ini berdampak pada penjualan soft candy yang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010 sampai 6

22 dengan bulan Mei 2011 dimana penjualan produk Fruit Talk pineapple soft candy terus mengalami penurunan penjualan. Rp Gambar 1. Grafik Penjualan Soft Candy per Bulan Juli Desember Sumber : LPPM PKBT (2011) Selain itu dalam melakukan kegiatan pengembangan produk Fruit Talk pineapple Soft Candy LPPM PKBT belum mengetahui apakah atribut produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sudah sesuai dengan harapan konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu produk dipasar sekalipun kualitas produk tersebut dikategorikan berkualitas, salah satu diantaranya adalah atribut produk dan minat konsumen. Maka dari itu hal tersebut perlu di perlu diketahui, terutama Produsen perlu sekali mengetahui alasan pada sikap ini, terutama pada atribut yang diinginkan konsumen seperti tipe ciri dan tipe manfaat. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengetahui harapan konsumen terhadap setiap atribut produk Fruit Talk pineapple Soft Candy dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk Fruit Talk pineapple Soft Candy terutama di wilayah Bogor yang merupakan LPPM PKBT memproduksi dan mengembangkan produk tersebut. Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan studi untuk mengetahui apakah setiap atribut produk Fruit Talk pineapple Soft Candy sudah sesuai dengan harapan konsumen dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembelian produk Fruit Talk pineapple Soft Candy. Dengan melakukan penelitian tersebut 7

23 diharapakan dapat diketahui penilaian dari setiap atribut produk dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pembelian produk, yang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada pihak LPPM PKBT. Untuk itu harus dilakukan studi, mencari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan atribut produk, minat dan penilaian terhadap produk Fruit Talk pineapple Soft Candy. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, secara sistematis perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penilaian konsumen terhadap atribut produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy? 2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy. 2. Menganalisis kepuasan terhadap atribut produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy. 3. Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi permintaan Fruit Talk Pineapple Soft Candy 1.4. Kegunaan Penelitian Manfaat Penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi pihak LPPM PKBT diharapkan mampu memberikan kontribusi dan manfaat bagi penelitian dan proses pengembangan produk Fruit Talk Pineapple Soft Candy. 2. Kegunaan penelitian bagi pembaca diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis karya ilmiah ini adalah sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada 8

24 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Sehubungan dengan terbatasnya waktu, biaya dan kemampuan dalam melakukan penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada studi untuk mengetahui penilaian terhadap atribut produk fruit talk Pineapple soft candy dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pembelian produk fruit talk Pineapple soft candy. 9

25 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Ekonomi Nenas Indonesia Nenas merupakan salah satu dari empat komoditi buah tropika yang paling banyak diperdagangkan secara internasional. Produksi nenas dunia lebih dari 13 juta ton, dengan volume perdagangan internasional mencapai 1 juta ton. Volume perdagangan internasional nenas adalah terbesar kedua setelah pisang. Pada tahun 2000 produksi nenas dunia adalah sekitar 13,5 juta ton, dimana sepertiganya diolah dalam industri dan sebagian lagi dikonsumsi langsung secara segar. Produsen utama nenas pada tahun 2005 adalah Thailand (2,28 juta ton), India (1,44 juta ton), Filipina (1,52 juta ton), Brazil (1,35 juta ton), dan Indonesia ( ton). Perdagangan internasional nenas pada tahun 1999 mencapai 1,05 juta ton, dengan pengekspor utama adalah Kosta Rika ( ton), Pantai Gading ( ton) dan Filipina ( ton). Ekspor nenas Indonesia baru mencapai seribu ton. Sedangkan negara pengimpor nenas terbesar adalah Uni Eropa ( ton), Amerika Serikat ( ton) dan Jepang ( ton). Selama tahun perkembangan produksi nenas Indonesia ratarata sebesar ton dengan sedikit berfluktuasi, produksi tertinggi sebesar ton terjadi pada tahun 2005 dan pada tahun 2007 produksi nenas terus mengalami peningkatan yang cukup besar dimana produksi nenas nasional sebesar 2,24 juta ton, dengan potensi produksi di Lampung sebesar 1,24 juta ton dan Jawa Barat dengan potensi produksi sebesar 0,54 juta ton. Total ekspor nenas (yang terbagi dalam nenas segar dan nenas olahan), ekspor terbesar untuk nenas segar ditujukan ke negara Malaysia dengan share 74 persen, sementara ke Jepang 24,54 persen. Sementara untuk nenas olahan share terbesar berturut-turut adalah ke negara Amerika Serikat (22,62 persen), Belanda (15,19 persen), Singapura (13,94 persen), Jerman (13,86 persen), dan Spanyol (10,58 persen). Rata- rata volume ekspor ke Amerika sejak tahun sebesar ton dan relatif stabil setiap tahunnya, tetapi ekspor ke negara Belanda, Singapura dan Jerman serta Spanyol terus menunjukkan trend yang meningkat. Pada tahun 2007, Indonesia mengekspor buah dalam kaleng, terutama nenas dengan nilai US$ 144,3 juta dan sari buah sebesar US$ 22,12 juta. Namun 10

26 dalam tahun yang sama Indonesia juga mengimpor buah dalam kaleng dengan nilai U$ 0,43 juta dan sari buah sebesar US$ 7,6 juta. Tanaman buah yang tidak menyukai air yang menggenang ini, kini ditanam luas di Indonesia. Daerah-daerah yang menjadi sentra produksi untuk komoditi nenas di Indonesia selama ini adalah Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Subang dan Bekasi), Jawa Timur (Surabaya) NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Lampung. Adapun daerah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan produksi adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, NTB, Sulawesi Selatan dan Lampung. Propinsi Lampung merupakan daerah penanaman nenas utama, dengan beberapa pabrik pengolahan nenas juga terdapat di sana. Nenas (Anenas comosus (L) Merr) yang kerap dikonsumsi sebagai buah segar dapat tumbuh dan berbuah di dataran tinggi hingga meter dpl. Kabupaten Subang di Jawa Barat sebagai salah satu sentra produksi nenas di Indonesia. Berdasarkan informasi daerah setempat bahwa permintaan ekspor buah nenas asal Kabupaten Subang Jawa Barat, terus meningkat. Pada tahun 2007, jumlah ekspor nenas baru 95,663 ton. Pada Januari hingga Maret tahun 2011 adalah 124,160 ton. Beberapa bulan terakhir sudah meningkat sekitar 30 persen. Pangsa pasar tujuan negara ekspor adalah di Timur Tengah, Iran, Mesir dan Korea. Diharapkan dengan banyak permintaan pasar ekspor ini, para pelaku usaha agribisnis Indonesia untuk komoditas nenas dapat lebih baik lagi di dalam mutu dan standarisasi untuk pangsa ekspor. Saat ini ragam varietas nenas yang dikategorikan unggul adalah nenas Bogor, Subang dan Palembang. Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nenas adalah buahnya. Buah nenas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, bahan pakan ternak, dan bahan baku industri. Buah nenas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirup dan beberapa produk lain seperti makanan kering dalam bentuk keripik. Konsentrat nenas untuk skala besar telah diproduksi di Kalimantan Barat. Di daerah Kubu Raya Kalimantan Barat telah dibangun pabrik konsentrat nenas berkualitas tinggi yang di ekspor ke China, Eropa, dan USA. Kubu Raya mempunyai kapasitas produksi nenas 450 ton per hari atau 30 ton per 11

27 jam, sedangkan pabrik tersebut dapat mengolah konsentrat nenas berkualitas tinggi 3 ton per jam. Bahan baku diperoleh dari inti seluas ha dan lahan plasma seluas 650 ha dari luas keseluruhan ha. Pengolahan nenas dapat menjadi alternatif pada saat produksi buah melimpah, sehingga harga jual tetap menguntungkan. Rasa buah nenas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Disamping itu, buah nenas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nenas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana. Buah nenas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari buah nenas. Kulit buah nenas dapat diolah menjadi sirup atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak. Indonesia memliki potensi besar dalam pengembangan produk buah olahan yang dapat dijadikan produk andalan ekspor. Indonesia memiliki iklim tropis yang memungkinkan berbagai jenis tanaman buah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, seperti : mangga, nenas, markisa, jeruk, jambu biji, sirsak dan rambutan. Ketersediaan lahan yang cukup tidak didukung oleh kepemilikannya oleh masyarakat yang masih dalam skala kecil, belum dalam skala perkebunan. Jika dilihat dari berbagai sisi maka terdapat faktor pendukung dan penghambat pengembangan produk olahan buah. Dari sisi permodalan, suku bunga pinjaman investasi relatif tinggi serta rendahnya minat investor untuk menanamkan modalnya di bidang perkebunan buah dan industri pengolahan buah menjadi faktor penghambat pengembangan industri produk olahan buah ini. Walaupun, peluang investasi untuk pengembangan industri pengolahan buah masih cukup besar. 12

28 2.2. Kecenderungan Global Industri Pengolahan Buah Kecenderungan yang Telah Terjadi Kecenderungan Yang Telah Terjadi pada industri pengolahan buah yaitu dimana total ekspor buah olahan Indonesia pada tahun 2006 menurut International Trade Centre adalah sebesar US$. 175,7 juta dan pada tahun 2007 turun menjadi US$. 171,8 juta turun sebesar 2,2. Sementara nilai ekspor buah olahan dunia pada tahun 2006 adalah sebesar US$ juta dan meningkat menjadi US$ juta atau mengalami peningkatan sebesar 10 persen pada tahun Sehubungan dengan data tersebut maka share ekspor buah olahan Indonesia terhadap nilai ekspor buah olahan dunia baru mencapai 0,6 tahun 2006 dan turun menjadi 0,5 tahun Walaupun share ekspor buah olahan Indonesia masih kecil terhadap ekspor dunia maka dalam jangka panjang Indonesia dapat lebih meningkatkan ekspor buah olahan melalui peningkatan produksi buah-buahan dan lahan usaha perkebunan yang terpadu dengan industri pengolahan buah Kecenderungan yang Akan Terjadi Sementara kecenderungan yang akan terjadi dimana permintaan buahbuahan tropis di masa depan cenderung meningkat baik dari kuantitas maupun kualitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah meningkatnya tingkat pendapatan per kapita penduduk dunia; meningkatnya jumlah penduduk dunia, dan meningkatnya penguasaan teknologi pengolahan buah. Dimasa yang akan datang juga akan terjadi perubahan permintaan berbagai produk buah, diantaranya seperti : Permintaan buah-buahan tropis organik (green product, Eco production), hal ini disebabkan meningkatnya kesadaran akan keamanan pangan dan kelestarian lingkungan. Hal ini merupakan peluang untuk Indonesia, karena sebagian besar masih diproduksi secara tradisional tanpa atau minimal penggunaan pupuk anorganik dan bahan kimia lainnya. Permintaan buah-buahan yang diproses minimal (minimally processed) yang masih mempunyai cita rasa asli buah tropis. Permintaan produk baru dari buah-buahan sebagai obat, minuman/makanan kesehatan dan bahan kosmetik. 13

29 Kecenderungan masyarakat sampai saat ini masih lebih menyukai mengkonsumsi buah dalam keadaan segar dari pada mengkonsumsi buah olahan, karena harganya yang mahal sehingga ada persaingan pasar antara sari buah olahan yang asli dengan minuman buah essence dengan harga yang relatif terjangkau. Hal untuk mengkonsumsi buah dalam bentuk segar dan diproses minimal merupakan peluang bagi petani untuk memproduksi buah dengan konsistensi di bidang mutu dan ukuran. Adanya perubahan perilaku masyarakat modern yang lebih menyukai buah dalam kemasan praktis khususnya kemasan kecil dan mempunyai masa kadaluarsa lebih lama dari pada buah segar yang panjang. Hal ini dapat menjadi peluang bagi petani buah untuk meningkatkan produksi buah-buahan dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar Permasalahan yang Dihadapi Industri Pengolahan buah Industri pengolahan buah saat ini didominasi oleh industri-industri skala besar dan masih terkonsentrasi di perkotaan, padahal sebagai motor penggerak pembangunan pertanian agroindustri diharapkan akan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam sasaran pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas nasional. Pengembangan industri pengolahan buah di wilayah pedesaan yang umumnya industri kecil tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh berbagai tantangan, baik tantangan atau permasalahan berasal dari dalam wilayah itu sendiri ataupun berasal dari luar. Beberapa permasalahan industry pengolahan buah yang terjadi adalah sebagai berikut : a. Bahan Baku Pasokan bahan baku tidak kontinyu karena produksi buah-buahan bersifat musiman, konsistensi mutu dan ukuran serta tingkat kematangan buah tidak merata disebabkan masih terbatasnya investasi budidaya perkebunan buah skala komersial. Sebaran peta potensi buah secara komprehensif terbatas pada produk buahbuahan tertentu di Indonesia. 14

30 Terbatasnya penanganan teknologi pasca panen produksi buah-buahan dan penguasaan teknologi proses produksi di tingkat usaha skala kecil dan menengah masih rendah. b. Produksi Rendahnya kemampuan inovasi produk di bidang pengolahan buah; Belum optimalnya peran litbang untuk kegiatan R & D bidang pengolahan buah. Buah olahan umumnya diproduksi oleh industri skala menegah kecil yang masih terkendala dalam kemasannya. c. Pemasaran Kurangnya promosi pemasaran produk buah olahan di dalam negeri dan luar negeri. d. Infrastruktur Rendahnya kemampuan penyediaan modal khususnya bagi pelaku industri skala kecil. Rendahnya mutu buah-buahan Indonesia merupakan persoalan yang serius. Rendahnya mutu ini terkait sangat erat dengan sistem produksi buahbuahan, sistem panen, penanganan pasca panen dan terutama pasar yang dapat menyerap produk buah-buahan. Karena itu untuk bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan global, masalah mutu buah-buahan harus ditangani. Penerapan jaminan mutu terutama pasca panen buah-buahan harus dikembangkan agar dapat diterapkan oleh petani buah Buah Nenas Nenas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Anenas comosus. Nenas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nenas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. 15

31 Nenas (Anenas comosus (L) Merr) yang kerap dikonsumsi sebagai buah segar dapat tumbuh dan berbuah di dataran tinggi hingga meter dpl. Tanaman buah yang tidak menyukai air yang menggenang ini, kini ditanam luas di Indonesia. Sentra produksinya terdapat di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nenas, yaitu : Cayene (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas cultivar nenas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam varietas/cultivar nenas yang dikategorikan unggul adalah nenas Bogor, Subang dan Palembang. Nenas yang dikembangkan di Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) LPPM IPB adalah varietas Mahkota Bogor dan varietas Delika Subang. PKBT didirikan sebagai peran serta IPB dalam mendukung pengembangan buah buahan Indonesia melalui kegiatan kegiatan riset yang terpadu intensif dan terintegratif. Peningkatan dayasaing buah nasional dilaksanakan melalui pengembangan varietas unggul dan teknologi untuk menghasilkan buah berkualitas serta membangun suatu sistem penelitian dan pengembangan jaringan kerjasama strategis yang mendukung agribisnis buah buahan unggulan Indonesia melalui koordinasi dan penyatuan sumberdaya. Karakteristik nenas varietas Mahkota Bogor dan varietas Delika Subang dapat dilihat pada Tabel 6. 16

32 Tabel 6. Karakteristik Nenas Varietas Mahkota Bogor dan Delika Subang Karakteristik Varietas Mahkota Bogor Delika Subang Tinggi tanaman (cm) 101 ± ± 10 Lebar tajuk (cm) 86 ± ± 10 Umur panen (bst) 16 ± 4 14 ± 2 Potensi hasil / Ha (ton) 50 ± 5 80 ± 8 Berat buah (gram) 1000 ± ± 500 PTT ( Brix) 18 ± 2 16 ± 2 TAT ( ) 11,7 6,93 Rasio PTT/TAT 1,54 2,67 Ca oksalat (ppm) Bromelain (unit/gram) 1,78 1,31 Sumber : PKBT LPPM IPB, 2009 Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nenas adalah buahnya. Buah nenas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa buah nenas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Disamping itu, buah nenas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nenas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana. Buah nenas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari buah nenas. Kulit buah nenas dapat diolah menjadi sirop atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak. Riset terkini menunjukkan nenas sarat dengan antioksidan dan fitokimia yang berkhasiat mengatasi penuaan dini, wasir, kanker, serangan jantung, dan penghalau stres. Sebagai salah satu famili Bromeliaceae, buah nenas mengandung vitamin C dan vitamin A (retinol) masing-masing sebesar 24,0 miligram dan 39 miligram dalam setiap 100 gram bahan (Tabel 7). Kedua vitamin sudah lama dikenal memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit, termasuk kanker, jantung koroner dan penuaan diri. 17

33 Tabel 7. Kandungan Gizi Buah Nenas Segar (100 gram bahan) No Kandungan Gizi Jumlah 1 Kalori 52,00 kal 2 Protein 0,40 g 3 Lemak 0,20 g 4 Karbohidrat 16,00 g 5 Fosfor 11,00 mg 6 Zat Besi 0,30 mg 7 Vitamin A 130,00 SI 8 Vitamin B1 0,08 mg 9 Vitamin C 24,00 mg 10 Air 85,30 g Sumber : Buletin Teknopro Hortikultura Edisi 71 Juli Manfaat Nenas Tingkat kematangan buah nenas yang baik untuk dikonsumsi dapat dilihat dari warna buahnya yaitu bila warna kuning telah mencapai 25 (dari total permukaan buah). Pada tingkat ini buah mempunyai total padatan terlarut yang tinggi dan keasamannya rendah. Demikian pula tingkat kematangan buah dapat dilihat dari warna pada mata dan kulit buah yaitu tidak kurang dari 20 tetapi tidak lebih dari 40 mata mempunyai bercak kuning. Umur simpan buah-buahan segar antara 1 sampai 7 hari pada 21,11 o C, sedangkan buah-buahan kering umur simpannya dapat mencapai 1 tahun atau lebih, sedangkan kadar air buah kering antara 18 sampai 25 persen. Nenas tidak tahan lama disimpan, nenas yang dipanen pada tingkat setengah matang dapat disimpan pada suhu 7-13 o C selama 2 minggu. Buah yang telah matang sebaiknya disimpan pada suhu sekitar 7 o C, buah nenas dapat mengalami kerusakan dingin pada suhu lebih rendah dari 7 o C Penelitian Terdahulu Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang penelitian yang pernah dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan acuan dan bahan Informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti adalah sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Emil Abdilla A (2009) dengan judul Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota Terhadap Pelayanan KUD Giri Tani 18

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Ekonomi Nenas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Ekonomi Nenas Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Ekonomi Nenas Indonesia Nenas merupakan salah satu dari empat komoditi buah tropika yang paling banyak diperdagangkan secara internasional. Produksi nenas dunia lebih

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pemerintah memprioritaskan pembangunan bidang ekonomi yang menitikberatkan pada sektor pertanian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nenas Tanaman nenas merupakan tanaman rumput yang batangnya pendek sekali. Nenas merupakan tanaman monokotil dan bersifat merumpun (bertunas anakan). Tumbuhan ini memiliki 30

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif A. LATAR BELAKANG Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami penman, yang antara lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman hortikultura khususnya buah-buahan mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan mengingat bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian,

Lebih terperinci

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional. Pisang selain mudah didapat karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi keluarga petani.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi buah buahan mempunyai keragaman dalam jenisnya serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan. Selain itu, buah buahan juga bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut tentunya membuka peluang bagi Indonesia untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal pokok inilah yang paling menentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan masalah kemiskinan dan tantangan dampak krisis ekonomi yang ditandai dengan tingginya tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Nenas diyakini berasal di Selatan Brazil dan Paraguay kemudian menyebar ke seluruh benua dengan perantara penduduk asli. James Drummond Dole adalah orang pertama yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI Oleh : DEVI KUNTARI NPM : 0824010021 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang meliputi buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan berfungsi penting dalam proses metabolisme tubuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah) 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilakan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Secara sempit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Umum Cabai Merah Cabai merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang sangat terkenal di Indonesia bahkan hampir seluruh negara di dunia mengenal cabai merah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (mega biodiversity). Keanekaragaman tersebut tampak pada berbagai jenis komoditas tanaman

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seperti China Asia Free Trade Area (CAFTA) dapat memperparah keadaan krisis

I. PENDAHULUAN. seperti China Asia Free Trade Area (CAFTA) dapat memperparah keadaan krisis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan masalah kemiskinan dan tantangan dampak krisis ekonomi yang ditandai dengan tingginya tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor non migas merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat dibutuhkan Indonesia dalam mendukung perekonomian nasional. Selama beberapa tahun terakhir, sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Jumlah produksi (ton) Jawa Barat Lampung Sumatera

TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Jumlah produksi (ton) Jawa Barat Lampung Sumatera II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus (L.) Merr.). Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan memiliki harga yang cukup murah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskanberdasarkanlatarbelakangdanrumusanmasalah, Indonesia mempunyai banyak wilayah yang dapat dijadikan sebagai lahan 1 BAB I PENDAHULUAN Padababiniakandibahasmengenaipendahuluan merupakanbagianawaldarisuatupenelitian. pendahuluaniniterdiridarilatarbelakangmasalah yang Bab yang menjelaskantimbulnyaalasan-alasanmasalah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Seiring dengan kebijakan otonomi daerah yang telah diterapkan sejak tahun 1999, masing-masing daerah harus bekerja keras untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia agribisnis di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia umumnya merupakan suatu sistem pertanian rakyat dan hanya sedikit saja yang berupa sistem perusahaan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN 5.1 Komoditas Perkebunan Komoditi perkebunan merupakan salah satu dari tanaman pertanian yang menyumbang besar pada pendapatan nasional karena nilai ekspor yang tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah merupakan salah satu komoditas pangan penting yang perlu dikonsumsi manusia dalam rangka memenuhi pola makan yang seimbang. Keteraturan mengonsumsi buah dapat menjaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris masih mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris masih mengandalkan sektor pertanian I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris masih mengandalkan sektor pertanian sebagai sektor yang berperan penting dalam menunjang perekonomian nasional dan meningkatkan penerimaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maraknya buah-buahan impor masuk ke pasar dalam negeri menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen terhadap kualitas buah-buahan lokal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor I 1.1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Hortikultura sebagai salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain

Lebih terperinci

ha1 memberikan peluang kerja bagi masyarakat. Sektor agribisnis holtimtura

ha1 memberikan peluang kerja bagi masyarakat. Sektor agribisnis holtimtura I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sektor pertanian khususnya agribisnis dan agroindustri adalah merupakan salah satu altematif yang sangat realistis untuk mengatasi krisis ekonomi, karena dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat. Tanaman pepaya banyak ditanam baik di daerah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh : AYU LESTARI A14102659 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian unggulan yang memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Nilai PDB (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Nilai PDB (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan (%) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian tidak hanya mencakup kegiatan yang menghasilkan tanaman pangan saja, namun juga kegiatan yang bergerak dalam usaha untuk menghasilkan tanaman sayur-sayuran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus) Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina.

Lebih terperinci