LAPORAN KINERJA. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Tahun 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Tahun 2017"

Transkripsi

1

2 LAPORAN KINERJA Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Tahun 2017 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Februari 2018

3

4 Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) tahun 2017 ini merupakan pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja BLI dan pemenuhan akuntabilitas administratif atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BLI pada tahun BLI yang merupakan salah satu unit Eselon I Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pencapaian kinerja BLI dalam laporan ini dilihat dari pencapaian tiga sasaran program yang diukur dari pencapaian target-target pada 3 (tiga) Indikator Kinerja Program yang juga sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) BLI. Tiga sasaran program tersebut tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala Badan Litbang dan Inovasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun Adapun tiga sasaran program tersebut adalah: 1) Tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung pencapaian kualitas lingkungan hidup, 2) Tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung pencapaian pada devisa dan penerimaan negara, dan 3) Tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung keseimbangan ekosistem. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, kinerja BLI tahun 2017 telah mencapai 104,54% dari yang ditargetkan. Capaian tersebut diharapkan menggambarkan peran BLI dalam memberikan dukungan iptek yang diperlukan dalam pencapaian Sasaran Strategis dan Sasaran Program Eselon I KLHK. Kami berharap laporan ini dapat memberikan informasi yang cukup kepada para pihak terkait pelaksanaan kegiatan di Badan Litbang dan Inovasi. Oleh karena itu, laporan ini i

5 sejatinya merupakan media untuk melakukan evaluasi dan merumuskan tindak lanjut perbaikan-perbaikan kinerja yang penting dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja. Hasil evaluasi kinerja sebagaimana tertuang dalam laporan ini selanjutnya akan menjadi pijakan dalam upaya-upaya nyata peningkatan akuntabilitas kinerja BLI tahun Diharapkan hasil dari upaya-upaya tersebut akan membuat BLI mampu menjadi institusi riset yang memberikan kontribusi nyata pada pembangunan bidang lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memenuhi akuntabilitas yang diharapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta masyarakat atas mandat yang diemban BLI. Jakarta, Februari 2018 Kepala Badan, Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. ii

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi RINGKASAN EKSEKUTIF... vii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN... 1 C. ASPEK STRATEJIK ORGANISASI... 2 D. DATA UMUM ORGANISASI Tugas dan Fungsi dan Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia Sarana dan Prasarana... 7 E. SISTEMATIKA... 9 BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS B. RENCANA KERJA TAHUN C. PERJANJIAN KINERJA D. PENGUKURAN KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI B. EVALUASI KINERJA C. CAPAIAN KINERJA LAINNYA Hasil Litbang Dimanfaatkan Pengguna Penetapan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Penyelenggaraan IUFRO-INAFOR Joint International Conference Akreditasi Internasional Indonesian Journal of Forestry Research Kerjasama Akuntabilitas Kinerja D. AKUNTABILITAS ANGGARAN E. EFISIENSI KINERJA BLI F. UPAYA PENINGKATAN KINERJA BAB IV. PENUTUP LAMPIRAN ii

7

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar KHDTK lingkup BLI... 7 Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Program/Indikator Kinerja Utama BLI Tabel 3. Kegiatan pada Program Litbang LHK dan Indikator Kinerja Kegiatan Tabel 4. Rencana Kerja BLI tahun Tabel 5. Perjanjian Kinerja BLI tahun Tabel 6. Kriteria capaian nilai kemanfaatan/outcome pada setiap kegiatan penelitian Tabel 7. Capaian kinerja IKU/ IKP BLI tahun Tabel 8. Capaian kinerja sasaran program dan IKU/ IKP BLI tahun Tabel 9. Capaian Kinerja IKU/IKK BLI tahun Tabel 10. Capaian kinerja penelitian kualitas lingkungan tahun Tabel 11. Sintesa hasil penelitian integratif kualitas lingkungan tahun Tabel 12. Kinerja tingkat judul penelitian litbang kualitas lingkungan tahun Tabel 13. Progres capaian terget Renstra BLI penelitian lingkungan Tabel 14. Capaian kinerja outcome litbang sosekjak dan perubahan iklim tahun Tabel 15. Capaian judul penelitian litbang RPPI tahun Tabel 16. Sintesa hasil penelitian sosekjak dan perubahan iklim tahun Tabel 17. Capaian Renstra BLI penelitian sosekjak dan perubahan iklim Tabel 18. Kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan tahun Tabel 19. Daftar laboratorium daerah yang dibina tahun Tabel 20. Status akreditasi laboratorium daerah yang dibina tahun Tabel 21. Capaian kinerja pengembangan IKU 1 Tahun Tabel 22. Kinerja pilot iptek lingkungan serta sosekjak dan perubahan iklim tahun Tabel 23. Capaian sasaran program dan IKU 2 tahun Tabel 24. Capaian penelitian pengelolaan hutan tahun Tabel 25. Capaian judul penelitian dalam RPPI bidang pengelolaan hutan tahun Tabel 26. Capaian target Renstra BLI penelitian pengelolaan hutan Tabel 27. Kinerja outcome litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun Tabel 28. Kinerja outcome penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun Tabel 29. Progres capaian target Renstra BLI peningkatan nilai tambah hasil hutan Tabel 30. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun Tabel 31. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun Tabel 32. Capaian sasaran program dan IKU 3 tahun Tabel 33. Capaian kinerja stasiun riset dan pengelolaan KHDTK tahun iii

9 Tabel 34. Pengembangan bidang pengelolaan hutan tahun Tabel 35. Pengembangan pengembangan pilot iptek bidang pengelolaan hutan tahun Tabel 36. Realisasi kinerja kegiatan tematik unggulan daerah di 15 UPT Tabel 37. Capaian bahan sintesa iptek terhadap target Renstra BLI Tabel 38. Capaian hasil penelitian penyusun bahan sintesa Tabel 39. Capaian kinerja pengembangan pilot iptek unggulan daerah tahun Tabel 40. Capaian judul kegiatan pilot iptek litbang di daerah Tabel 41. KHDTK untuk penelitian lingkup BLI yang dikelola UPT Tabel 42. Kerjasama BLI tahun Tabel 43. Perubahan Nilai SAKIP Eselon I KLHK Tabel 44. Realisasi Anggaran APBNP BLI tahun 2017 berdasarkan jenis belanja Tabel 45. Realisasi Anggaran APBNP BLI tahun 2017 berdasarkan sumber dana Tabel 46. Realisasi anggaran APBNP BLI tahun 2017 berdasarkan jenis belanja Tabel 47. Realisasi anggaran APBNP BLItahun 2017 berdasarkan jenis belanja Tabel 48. Efisiensi kinerja BLI tahun iv

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Litbang dan Inovasi... 4 Gambar 2. Pegawai BLI tahun 2017 berdasarkan jabatan... 5 Gambar 3. Pegawai BLI berdasarkan tingkat pendidikan tahun Gambar 4. Komposisi peneliti BLI tahun Gambar 5. Teknisi Litkayasa BLI tahun Gambar 6. Komposisi Pengendali Dampak Lingkungan BLI tahun Gambar 7. Capaian Kinerja BLI tahun Gambar 8. Perbandingan kinerja IKU/ IKP dan BLI tahun 2015, 2016 dan Gambar 9. Perkembangan nilai persen kemanfaatan penelitian bidang lingkungan Gambar 10. Perbandingan capaian kinerja penelitian lingkungan tahun Gambar 11. Progres kemanfaatan penelitian sosekjak dan perubahan iklim Gambar 12. Capaian kinerja penelitian sosekjak dan perubahan iklim Gambar 13. Perkembangan pembinaan laboratorium lingkungan daerah Gambar 14. Persen kemanfaatan RPPI pengelolaan hutan tahun Gambar 15. Perbandingan capaian kinerja penelitian pengelolaan hutan Gambar 16. Persen kemanfaatan RPPI peningkatan nilai tambah hasil hutan Gambar 17. Perbandingan capaian kinerja peningkatan nilai tambah hasil hutan Gambar 18. Rancangan Stasiun Riset Kehati pada periode Gambar 19. Rancangan Stasiun Riset Kehati yang sudah dibangun Gambar 20. Perkembangan jumlah pilot iptek litbang di daerah Gambar 21. Perkembangan target dan capaian nilai SAKIP BLI Gambar 22. Realisasi belanja Satker lingkup BLI Gambar 23. Tren realisasi anggaran BLI Tahun v

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Penetapan IKU BLI Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Tahun Lampiran 4. Realisasi Anggaran BLI Tahun Lampiran 5. Hasil litbang yang dimanfaatkan pengguna tahun vi

12 RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 didasarkan pada pencapaian tiga sasaran program, yang diukur dari target-target kinerja pada 3 (tiga) Indikator Kinerja Program (IKP) yang sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu 1) Jumlah paket iptek untuk mendukung pencapaian kualitas lingkungan hidup meningkat setiap tahun, 2) Jumlah paket iptek untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan pada devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun, dan 3) Jumlah paket iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung keseimbangan ekosistem. 2. Berdasarkan pengukuran kinerja, capaian kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 adalah sebesar 104,54%. Capaian ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2016 (104,9) namun tetap berada diatas 100% atau melampaui target kinerja. 3. Pada pengukuran kinerja tingkat IKU, sebanyak 2 (dua) IKU telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu paket iptek yang mendukung peningkatan pendapatan dan devisa negara (102,2%) dan paket iptek yang mendukung kelestarian ekosistem (119,3%). Sedangkan satu IKU yaitu paket iptek yang mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup hanya mencapai 94% dari target. Meskipun capaian IKU ini belum mencapai target yang tercantum dalam Rencana Kerja 2017, namun masih memenuhi target Renstra sampai dengan tahun Hal ini disebabkan target Renja BLI pada beberapa indikator ditetapkan lebih tinggi dari target tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen Renstra Realisasi anggaran BLI tahun 2017 adalah sebesar Rp atau sebesar 97,80% dari pagu (Rp ,- ). 5. Nilai efisiensi kinerja BLI tahun 2017 adalah sebesar 1,07 yang menunjukkan bahwa kinerja BLI tahun 2017 telah berjalan efisien. Nilai efisiensi tahun 2017 tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2016 (1,12), namun tetap berada diatas 1 sehingga masihberjalan pada tingkat yang efisien. 6. Berdasarkan output fisik kegiatan, BLI pada tahun 2017 menghasilkan 15 sintesis hasil penelitian integratif, 16 pilot iptek litbang di KPH, 2 pilot iptek lingkungan, 36 pilot iptek litbang di daerah, 21 hasil pengembangan iptek, 7 SNI pengujian parameter lingkungan, 6 laboratorium lingkungan binaan di daerah, 3 rancangan stasiun riset kehati di Taman Nasional, dan pengelolaan 34 KHDTK. 7. Terdapat beberapa capaian prestasi kinerja penting lainnya yang diraih BLI di tahun 2017, yaitu penetapan Pusat Unggulan Iptek oleh Kemenristek, penyelenggaraan IUFRO-INAFOR Joint International Conference 2017, penetapan Indonesian Journal of Forestry Research sebagai jurnal bereputasi internasional, serta meningkatnya kerjasama litbang baik penyelenggaraan penelitian maupun dalam rangka penerapan hasil penelitian. vii

13 8. Permasalahan yang masih dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2017 antara lain menyangkut masih rendahnya dukungan BLI dalam penyusunan kebijakan kementerian dan prioritas nasional pembangunan, publikasi dan diseminasi hasil litbang yang masih perlu ditingkatkan, kurangnya kecukupan tenaga peneliti, lambatnya proses penetapan KHDTK, belum dapat dilakukannya pemanfaatan langsung PNBP pengujian laboratorium, serta terdapatnya beberapa capaian kinerja yang masih dibawah target renstra. 9. Sebagai upaya perbaikan kinerja, BLI akan berupaya mendukung secara aktif dalam proses penyusunan kebijakan pada tingkat kementerian dan Eselon I teknis, meningkatkan sosialisasi dan diseminasi hasil litbang, meningkatkan koordinasi dengan para pihak terkait kegiatan pengembangan dan KHDTK, mengupayakan mekanisme penggunaan langsung anggaran PNBP laboratorium, serta peningkatan efektifitas pengendalian dan implementasi akuntabilitas pada seluruh tahapan kegiatanuntuk memastikan tercapainya capaian kinerja. viii

14 BAB I. PENDAHULUAN Pelepasan benih unggul oleh Menteri LHK dan Gubernur DIY (Foto: Dok. BBPPTPTH Yogyakarta) ix

15

16 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Salah satu elemen penting dalam tata kelola pemerintahan yang baik adalah akuntabilitas publik,disamping transparansi, tegaknya hukum dan aturan, responsif, partisipasi aktif, efektifitas dan efisiensi. Sesuai Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), setiap instansi pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan dalam bentuk laporan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Peraturan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa setiap Instansi Pemeritah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu sistem yang komprehensif untuk memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan mulai dari perumusan kebijakan stategis, perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga setiap instansi pemerintah didorong untuk dapat akuntabel dan dapat meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan. Badan Litbang dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai bagian dari instansi Pemerintah, BLI juga berkewajiban untuk memenuhi amanah tersebut dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Instansi PemerintahTahun Selain sebagai bagian dari proses akuntabilitas, laporan kinerja dapat merupakan salah satu bentuk penyampaian formal hasil litbang kepada pengguna, sehingga hasil-hasil litbang dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan pengambil kebijakan. B. TUJUAN Laporan Kinerja Badan Litbang dan Inovasi Tahun 2017 disusun sebagai pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang dan Inovasi pada tahun Hasil evaluasi kinerja sebagaimana tertuang dalam laporan ini selanjutnya akan menjadi pijakan dalam upaya-upaya nyata peningkatan akuntabilitas kinerja BLI tahun

17 C. ASPEK STRATEJIK ORGANISASI Dalam Renstra KLHK , telah ditetapkan 3 (tiga) sasaran strategis yang ingin dicapai oleh KLHK, yaitu:: 1. Meningkatnya kualitas LH dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2013 sebesar 63,12. Anasir utama dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan; 2. Memanfaatkan potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar), ekspor; dan 3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perusak ozon, dan lain-lain) Posisi BLI sebagai institusi pendukung unit Eselon I KLHK memiliki peran strategis dalam menyiapkan iptek yang diperlukan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian. Dalam mewujudkan itu, Badan Litbang dan Inovasi menjalankan program Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memiliki sasaran: 1. Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian Kualitas Lingkungan Hidup; 2. Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian pada Devisa dan Penerimaan Negara; dan 3. Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Keseimbangan Ekosistem. Pencapaian ketiga sasaran program tersebut diyakini akan mendorong pencapaian sasaran strategis KLHK. INCAS, salah satu hasil litbang yang memiliki fungsi strategis dalam perubahan iklim 2

18 D. DATA UMUM ORGANISASI 1. Tugas dan Fungsi dan Struktur Organisasi Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18/MenLHK- II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam melaksanakan tugas Badan Litbang dan Inovasi menyelenggarakan fungsi: 1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian,pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan; 2) Pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan; 3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan; 4) Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi; 5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Badan Litbang dan Inovasi terdiri atas beberapa unit kerja sebagai berikut: 1) Sekretariat Badan; 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan 4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan 5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim 6) Balai Besar Penelitiandan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 7) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa 8) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry 9) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan 10) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu 11) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 12) Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam 13) Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan 14) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Manokwari 15) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Banjarbaru 16) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Palembang 17) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Makasar 18) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kupang 19) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Manado 20) Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Aek Nauli 3

19 BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI SEKRETARIAT BADAN LITBANG DAN INOVASI PUSAT LITBANG HUTAN PUSAT LITBANG HASIL HUTAN PUSAT LITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PUSAT LITBANG SOSEKJAK DAN PERUBAHAN IKLIM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKOSISTEM HUTAN DIPTEROKARPA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN BPPLHK AEK NAULI BPPLHK KUPANG BPPTSTH KUOK BPPTHHBK MATARAM BPPLHK PALEMBANG BPPLHK MAKASAR BPPTA CIAMIS BPPTPDAS SOLO BPPLHK PALEMBANG BPPLHK MANADO BPPTKSDA SAMBOJA BPPTPTH BOGOR BPPLHK MANADO Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Litbang dan Inovasi 4

20 2. Sumber Daya Manusia Pada saat ini Badan Litbang dan Inovasi didukung sumber daya manusia yang berstatus Pegawai Negeri Sipil sejumlah orang dan tenaga kontrak berjumlah 334 orang. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan dan tingkat pendidikan dilihat pada Gambar 2 dan 3. Adapun komposisi fungsional peneliti, teknisi litkayasa dan pengendali dampak lingkungan disajikan pada Gambar 4, 5, dan 6. Jumlah: 1592 orang Tenaga Kontrak: 334 orang Gambar 2. Pegawai BLI tahun 2017 berdasarkan jabatan Jumlah: 1592 orang Gambar 3. Pegawai BLI berdasarkan tingkat pendidikan tahun

21 Gambar 4. Komposisi peneliti BLI tahun 2017 Gambar 5. Teknisi litkayasa BLI tahun 2017 Gambar 6. Komposisi Pengendali Dampak Lingkungan BLI tahun

22 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pendukung Badan Litbang dan Inovasi antara lain berupa Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK), laboratorium penelitian, herbarium dan xylarium. KHDTK adalah kawasan hutan yang ditetapkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta kepentingan religi dan budaya setempat. Saat ini Badan Litbang dan Inovasi memiliki 34 KHDTK yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan. Tabel 1. Daftar KHDTK lingkup BLI No KHDTK Luas Status Pengelola 1. Carita ha Penunjukan P3 Hutan 2. Yanlapa 47 ha Penetapan P3 Hutan 3. Haur Bentes 100 ha Penetapan P3 Hutan 4. Cikampek 45 ha Penunjukan P3 Hutan 5. Siali-Ali 130,1 ha Penunjukan BPPLHK Aek Nauli 6. Aek Godang 8,4 ha Penunjukan BPPLHK Aek Nauli 7. Aek Nauli ha Penunjukan BPPLHK Aek Nauli 8. Kepau Jaya ha Penunjukan BPPTSTH Kuok 9. Kemampo 250 ha Penunjukan BPPLHK Palembang 10. Benakat 3.724,8 ha Penetapan BPPLHK Palembang 11. Suban jeriji 761,98 ha Penunjukan BPPLHK Palembang 12. Gombong 191 ha Penetapan BPPTPDAS 13. Cemoro 1.311,6 ha Penetapan BPPTPDAS 14. Modang 350 ha Penetapan BPPTPDAS 15. Wonogiri 93,25 ha Penunjukan BBPPBPTH 16. Watusipat 10 ha Penetapan BBPPBPTH 17. Petak 93 Playen 93 ha Penetapam BBPPBPTH 18. Kaliurang 10 ha Penunjukan BBPPBPTH 19. Padekan Malang 21,4 ha Penunjukan BBPPBPTH 20. Sumberwringin 23,6 ha Penunjukan BBPPBPTH 21. Riam Kiwa ha Penetapan BPPLHK Banjarbaru 22. Kintap ha Penunjukan BPPLHK Banjarbaru 23. Rantau 180 ha Penunjukan BPPLHK Banjarbaru 24. Tumbang Nusa ha Penunjukan BPPLHK Banjarbaru 25. Sangai 630,1 ha Penetapan BBPPEHD 26. Sebulu 2.960,6 ha Penunjukan BBPPEHD 27. Labanan ha Penetapan BBPPEHD 28. Samboja ha Penunjukan BPPTKSDA 29. Borisallo 180 ha Penunjukan BPPLHK Makassar 30. Mengkendek 100 ha Penunjukan BPPLHK Makassar 31. Malili 737,7 ha Penunjukan BPPLHK Makassar 32. Nusa Penida 157,7 ha Penetapan BPPTHHBK 33. Rarung 306,6 ha Penetapan BPPTHHBK 34. Hambala 504,42 ha Penunjukan BPPLHK Kupang 7

23 Untuk keperluan pengujian dan penelitian, BLI memiliki 4 laboratorium unggulan yaitu Laboratorium Lingkungan Rujukan Nasional di Puslitbang KLL, Laboratorium Pengujian Hasil Hutan di Puslitbang Hasil Hutan, Laboratorium Bioteknologi di Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, serta Indonesian Tropical Culture Collection (INTROC-CC) di Puslitbang Hutan. Selain memiliki fungsi riset, laboratorium tersebut juga melakukan pembinaan ke laboratorium daerah, menyelenggarakan uji profisiensi, dan terlibat aktif dalam kajian isu aktual serta penegakan hukum LHK. Kedepan, laboratorium lingkungan, laboratorium pengujian hasil hutan, serta laboratorium bioteknologi akan dikembangkan menjadi laboratorium forensik bidang LHK. Fasilitas lain yang dimiliki BLI adalah Perpustakaan R.I. Ardi Koesoema merupakan hasil relokasi, renovasi dan revitalisasi perpustakaan yang telah ada di Badan Litbang dan Inovasi, yaitu perpustakaan Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi, perpustakaan Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, dan perpustakaan Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan. Perpustakaan selanjutnya akan dikembangkan menjadi pusat informasi penelitian dan pengembangan kehutanan serta terkait dalam jaringan kerjasama secara nasional dan internasional. Salah satu upaya peningkatan layanan dan koleksi pada tahun 2017, Perpustakaan R.I. Ardi Koesoema menambah langganan jurnal internasional online yang semula hanya berlangganan Journal Environment Complete EBSCO, tahun ini ditambah dengan mulai berlangganan CABI Forest Science Database. Perpustakaan R.I. Ardi Koesoema juga berlangganan terbitan berkala dalam negeri. Penambahan layanan ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti akan temuan-temuan ilmiah terbaru dan beragam dari jurnal ilmiah internasional. Database yang bersifat online memungkinkan untuk diakses dengan mudah dari lokasi manapun dan kapanpun. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi juga mengelola website sebagai upaya menyebarluaskan hasil litbang secara efektif, yaitu Website Badan Litbang dan Inovasi (Website Forda: atau dan Website REDD-I ( Pada tahun 2017, Website BLI dikunjungi oleh pengunjung. Dua fasilitas penting lain yang dimiliki adalah Herbarium dan Xylarium. Badan Litbang dan Inovasi memiliki 2 (dua) herbarium, yaitu yang bertempat di Puslitbang Hutan Bogor dan Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam di Samboja, Kalimantan Timur. Selain itu, Badan Litbang dan Inovasi juga memiliki Xylarium Bogoriense 1915 yang merupakan tempat koleksi kayu dari hampir semua jenis kayu di Indonesia serta beberapa jenis kayu di dunia. Xylarium Bogoriense 1915 merupakan Xylarium terbesar ke-3 di dunia dengan spesimen kayu. 8

24 E. SISTEMATIKA Sistematika penyajian Laporan Kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 mengacu pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja, serta gambaran umum organisasi Badan Litbang dan Inovasi. BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja). BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-sasaran organisasi, analisis pencapaian kinerja Badan Litbang dan Inovasi dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2017 BAB IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. 9

25 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Indonesian Journal of Forstry Research mendapat akreditasi internasional dari LIPI pada bulan September tahun 2017, yang merupakan 1 dari 7 jurnal internasional di Indonesia 10

26 BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan Tahun , yaitu memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tiga sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu:. 1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2013 sebesar 63,12. Anasir utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan; 2. Meningkatnya sumbangan sektor kehutanan terhadap Produk Dometik Bruto, dengan indikator kinerja sumbangan sektor kehutanan untuk Produk Domestik Bruto Indonesia meningkat setiap tahun, dimana tahun 2013 sebesar Rp. 56,994 Trilyun berdasarkan harga berlaku dan Rp. 17,442 Trilyun sesuai harga konstan tahun Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar), eksport; dan, 3. Meningkatnya keseimbangan ekosistem, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun, yang merupakan agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perusak ozon, dan lain-lain). Untuk mencapai target Sastra KLHK tersebut, melaksanakan 13 program Eselon I yaitu: 1. Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem 2. Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung 3. Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Usaha Kehutanan 4. Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 5. Peningkatan Penyuluhan dan Pengembangan SDM 6. Pengendalian Perubahan Iklim 7. Penegakan Hukum LHK 8. Penelitian dan Pengembangan LHK 2. Planologi dan Tata Lingkungan 3. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 4. Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 5. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Bidang LHK 6. Dukungan Manajemen 11

27 Program Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki 3 (tiga) sasaran program yang selanjutnya diukur pancapaiannya melalui 3 (tiga) Indikator Kinerja Program (IKP) Litbang LHK (Renstra KLHK /PermenLHK Nomor P39/MenLHK-II/2015 tanggal 7 Agustus 2015). IKP tersebut selanjutnya ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama(IKU) BLI melalui peraturan Kepala Badan Litbang dan Inovasi (Lampiran 1). Adapun Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program tersebut disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Program/Indikator Kinerja Utama BLI No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian Kualitas Lingkungan Hidup 2 Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian pada Devisa dan Penerimaan Negara 3 Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Keseimbangan Ekosistem Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat Setiap Tahun Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup pada Devisa dan Penerimaan Negara Meningkat Setiap Tahun Jumlah Paket Iptek Untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Mendukung Keseimbangan Ekosistem - 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan serta 70% kemanfaatan - 3 Sintesa Hasil Penelitian Sosekjak dan Perubahan Iklim serta 70% kemanfaatan - 5 Paket Rekomendasi Kebijakan LHK - 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional - 15 Laboratorium Lingkungan Daerah - 100% Pengembangan Iptek Bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim - 100% Pengembangan Iptek Bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim - 6 Sintesa Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan serta 70% kemanfaatan - 3 Sintesa Hasil Penelitian Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan serta 70% kemanfaatan - 40% Pengembangan Iptek Bidang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan - Rancangan dan pengelolaan Stasiun Riset Kehati terintegrasi pada 12 TN, pengelolaan 4 KHDTK % Pengembangan Iptek Bidang Pengelolaan Hutan - 75 Paket Bahan Sintesa Hasil Penelitian di UPT Litbang LHK di daerah - 15 paket Iptek unggulan daerah - Pengelolaan 30 KHDTK melalui Satker BLI di Daerah - "SAKIP" dengan nilai > 82,00 (memuaskan) di tahun 2019 Untuk mencapai sasaran dan Indikator Kinerja Program tersebut, BLI menyelenggarakan 6 kegiatan dengan indikator-indikator kinerja kegiatan sebagaimana disajikan pada Tabel 3. 12

28 Tabel 3. Kegiatan pada Program Litbang LHK dan Indikator Kinerja Kegiatan NAMA KEGIATAN Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Hutan Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan Penelitian dan Pengembangan Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan Penelitian dan Pengembangan Sosekjak Perubahan Iklim Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker) Dukungan Manajemen INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) 1. Jumlah rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 12 TN serta pengelolaan 4 KHDTK 2. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Konservasi Keanekaragaman Hayati; Konservasi Sumber Daya Air; Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu); Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; Sumber Energi; Obatobatan Tanaman Hutan (6 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan 3. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (5 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek 4. Jumlah capaian IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: revitalisasi pemanfaatan energi, pangan dan obat-obatan alternative dari hutan; pengolahan hasil hutan; dan keteknikan hutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) 5. Jumlah capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH dan 1 Paket Pengembangan Iptek) 6. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan (air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) 7. Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan) 8. Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15 provinsi 9. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Paket Pengembangan Iptek) 10. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK Sosekjak dan Perubahan Iklim: Sosek, Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat dan resolusi konflik kawasan hutan; Keekonomian dan daya saing industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK; Politik dan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; (3 Sintesa Hasil Penelitian dan minimal 70% Hasil Penelitian termanfaatkan) 11. Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang LHK ( 5 Paket Rekomendasi) 12. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Pilot Iptek di KPH, 1 Paket Pengembangan Iptek, serta Demonstration Activity di 10 ekosistem) 13. Jumlah bahan sintesa Hasil Penelitian Terintegrasi di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (75 paket) 14. Persen capaian IPTEK Litbang Unggulan Daerah di Seluruh Satker Balai Besar/ Balai (15 IPTEK) 15. Jumlah Pengelolaan KHDTK di masing-masing unit Litbang LHK di Daerah (30 KHDTK) 16. Nilai capaian tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang dan Inovasi sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: "SAKIP" dengan nilai > 82,00 (memuaskan) di tahun

29 B. RENCANA KERJA TAHUN 2017 Kegiatan pada Program Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2017 merupakan tahun ketiga periode Renstra Badan Litbang dan Inovasi tahun Meskipun demikian, rencana kegiatan tahun 2017 juga mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017 sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan Renstra/mengalami penyesuaian. Rencana Kerja BLI tahun 2017 disajikan pada Tabel 4 dan Lampiran 2. Tabel 4. Rencana Kerja BLI tahun 2017 KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TARGET Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Hutan Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan Penelitian dan Pengembangan Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan Sintesis Hasil Penelitian Bidang Pengelolaan Hutan: (1) Konservasi Keanekaragaman Hayati; (2) Konservasi Sumber Daya Air; (3) Produktivitas Hutan; (4) Sumber Pangan Alternatif; (5) Sumber Energi Alternatif; (6) Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan. yang mendukung Program-program LHK sesuai Prioritas Nasional Tahun 2017; Persen Kemanfaatan IPTEK; serta Publikasi Ilmiah di Jurnal Terakreditasi Jumlah Rancangan Pengelolaan Stasiun Riset Kehati Terintegrasi di Taman Nasional Pengembangan Iptek LHK di KPH melalui Pilot Iptek: (1) Inokulan gaharu; (2) Sutera Alam; (3) Rotan Jernang; (4) Bambu; (5) Teknologi KOFFCO; (6) Agroforestry; (7) Teknologi INTROF-CC; (8) Pengembangan Iptek bidang pengelolaan hutan (Iptek bidang pengelolaan hutan) Jumlah Pengelolaan KHDTK dan Hutan Penelitian Sintesis Hasil Penelitian Bidang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan: (1) Revitalisasi Pemanfaatan Hasil Hutan Pasca Panen untuk Energi, Pangan dan Obat-obatan alternatif dari Hutan; (2) Pengolahan Hasil Hutan; (3) Pemanenan Hutan; yang mendukung Program-program LHK sesuai Prioritas Nasional Tahun 2017; Persen Kemanfaatan IPTEK; serta Publikasi Ilmiah di Jurnal Terakreditasi Pengembangan Iptek LHK di KPH melalui Pilot Iptek: (1) Pellet Kayu; (2) Arang Terpadu; (3) Biodiesel Nyamplung; (4) Aren untuk Bioetanol, Sintesis Hasil Penelitian Bidang Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan Laboratorium Lingkungan : (1) Kualitas Lingkungan untuk Indeks Kualitas Lingkungan (IKLH) dan Indonesia Standard Testing Method (ISTM); (2) Kualitas Lingkungan untuk Indeks Pembangunan Berkelanjutan; (3) Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan yang mendukung Program-program LHK sesuai Prioritas Nasional Tahun 2017; Persen Kemanfaatan IPTEK; serta Publikasi Ilmiah di Jurnal Terakreditasi Pengembangan Iptek LHK di KPH atau melalui Pilot Iptek: (1) Kualitas Lingkungan (Air, Tanah, Udara kebisingan) Pengembangan Uji Kualitas Lingkungan melalui Laboratorium Rujukan Nasional 6 Paket Sintesis Hasil Penelitian; 60% kemanfaatan Iptek; 2 TN 8 Pilot IPTEK 4 KHDTK 3 Paket Sintesis Hasil Penelitian; 60% kemanfaatan Iptek; 4 Publikasi Ilmiah 4 Pilot IPTEK 3 Paket Sintesis Hasil Penelitian; 60% kemanfaatan Iptek; 1 Pilot IPTEK 1 unit laboratorium 14

30 KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TARGET Penelitian dan Pengembangan Sosekjak Perubahan Iklim Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tematik Unit Litbang LHK di Daerah (15 Satker) Dukungan Manajemen Sintesis Hasil Penelitian Bidang Sosekjak dan PI : (1) Sosek, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Resolusi Konflik; (2) Keekonomian dan Daya Saing Industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK; (3) Politik dan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Policy Brief Bidang LHK minimal dari 15 RPPI untuk mendukung Program-program LHK sesuai Prioritas Nasional Tahun 2017; Persen Kemanfaatan IPTEK; serta Publikasi Ilmiah di Jurnal Terakreditasi Pengembangan Iptek LHK di KPH melalui Pilot Iptek:(1) Perhutanan Sosial untuk Resolusi Konflik Tenurial Kawasan Hutan di KHDTK atau KPH (2) Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim; (3) Kajian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Energi Baru Terbarukan; (4) Kajian Kelayakan Sosial Ekonomi Jenis-Jenis Tanaman untuk Lahan Gambut Jumlah Bahan Sintesis Hasil Penelitian LHK terintegrasi di seluruh Satker, Balai Besar dan Balai lingkup BLI sebanyak 15 (paket) yang mendukung Program-program LHK sesuai Prioritas Nasional Tahun 2017; Persen Kemanfaatan IPTEK; serta Publikasi Ilmiah di Jurnal Terakreditasi Jumlah Pilot IPTEK Satker BLI di Daerah (Sutera; Limbah Sabut Kelapa; Kebun Benih Unggul Ebony; Anoa Breeding Center; Pengelolaan Sampah untuk Urban Farming; Mikrohidro; Sumber Daya Air Mandiri Berbasis Desa; Spesies Kunci Budaya; Pengelolaan Rawa Gambut beresiko Kecil Kebakaran; Budidaya Gemor Gaharu Nyawai; Sumber Benih Pinus; Penangkaran Rusa dan Trenggiling; Budidaya Madu; Pengembangan Massoi; Kayu Energi; Pengembangan Kayu Putih; Restorasi Hutan Rawa Gambut; Perhutanan Sosial untuk Resolusi Konflik Tenurial Kawasan Hutan di KHDTK atau KPH; Kultur Jaringan untuk Hutan Rakyat; Sanctuary Orang Utan; Ekowisata Bekantan) Jumlah Pengelolaan KHDTK dan Hutan Penelitian Nilai capaian tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang dan Inovasi sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal: "SAKIP" dengan nilai > 82,00 (memuaskan) di tahun Paket Sintesis Hasil Penelitian; 15 Policy Brief; 60% kemanfaatan Iptek; 4 Pilot IPTEK 15 Paket Bahan Sintesis IPTEK; 60% Kemanfaatan IPTEK; 21 Pilot IPTEK 30 KHDTK 80 Poin C. PERJANJIAN KINERJA Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Nomor 53 Tahun 2014, Kepala Badan Litbang dan Inovasi telah menandatangani dokumen Perjanjian Kinerja (PK) dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2017 seperti disajikan pada Tabel 5 dan lampiran 2. 15

31 Tabel 5. Perjanjian Kinerja BLI tahun 2017 No. Sasaran Program Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian Kualitas Lingkungan Hidup 2 Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian pada Devisa dan Penerimaan Negara 3 Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Keseimbangan Ekosistem Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat Setiap Tahun Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup pada Devisa dan Penerimaan Negara Meningkat Setiap Tahun Jumlah Paket Iptek Untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Mendukung Keseimbangan Ekosistem - 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) - 3 Sintesa Hasil Penelitian Sosekjak dan Perubahan Iklim serta 60% kemanfaatan(kumulatif) - 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional - 60% Pengembangan Iptek Bidang lingkungan serta bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim - 6 Sintesa Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) - 3 Sintesa Hasil Penelitian Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) - 60% Pengembangan Iptek Bidang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan - Rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 2 TN, pengelolaan 4 KHDTK - 60 % Pengembangan Iptek Bidang Pengelolaan Hutan - 15 Paket Bahan Sintesa Hasil Penelitian di UPT Litbang LHK di daerah - 21 paket Iptek unggulan daerah - Pengelolaan 30 KHDTK melalui Satker BLI di Daerah Untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, Badan Litbang dan Inovasi pada tahun 2017 memperoleh dukungan dana sebesar Rp ,- untuk pembiayaan 6 kegiatan BLI Tahun 2017 yaitu: 1. Penelitian dan pengembanan pengelolaan hutan 2. Penelitian dan pengembangan peningkatan nilai tambah hasil hutan 3. Penelitian dan pengembangan peningkatan kualitas dan pengelolaan lab. lingkungan 4. Penelitian dan pengembangan sosial, ekonomi, kebijakan dan perubahan iklim 5. Penelitian dan pengembangan tematik unggulan daerah 6. Dukungan manajemen pelaksanaan litbang 16

32 D. PENGUKURAN KINERJA Persentase capaian kinerja merupakan perbandingan antara capaian realisasidengan target yang diberikan untuk setiap target indikator kinerja. Perhitungan capaian output dilakukan dengan perbandingan capaian volume fisik kegiatan dengan target volume kegiatan dan dikalikan 100%. Untuk satu target yang memiliki beberapa target volume, capaian terget tersebut dihitung dari rata-rata capaian beberapa volume target tersebut. Sedangkan perhitungan outcome hasil Iptek, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil Iptek. Pada dasarnya nilai outcome tertinggi akan dicapai bila hasil penelitian telah diterapkan oleh pengguna, menjadi bahan kebijakan, dan mendapat perlindungan HKI atau Jurnal Internasional. Mengingat hasil penelitian (output) membutuhkan proses sehingga bisa berfungsi dan diterapkan para pengguna (outcome), maka skoring penilaian disusun berdasarkan tahapan proses mencapai nilai outcome tertinggi sepertiditunjukkan Tabel 6. Tabel 6. Kriteria capaian nilai kemanfaatan/outcome pada setiap kegiatan penelitian No. Jenis Kriteria Nilai (%) 1. Riset Telah diterapkan, RSNI 100 Terapan/Teknis Demplot, jurnal terakreditasi, buku 80 Alih teknologi, prosiding, publikasi populer (koran, 60 warta) Gelar teknologi, pameran 40 Draft publikasi, poster, banner, leaflet Riset Menjadi kebijakan, SK Menhut, RSNI 100 Terapan/Kebijakan Bahan kebijakan, draft SK Menteri, jurnal 80 terakreditasi, buku, petunjuk teknis, pedoman Policy brief, prosiding, publikasi ilmiah (koran, warta) 60 Seminar 40 Draft publikasi, draft petunjuk teknis, draft 20 pedoman 3. Riset Dasar Paten, hak cipta, perlindungan varietas tanaman, 100 RSNI, penemuan teori/inovasi baru, jurnal internasional Jurnal terakreditasi, buku, draft paten 80 Prosiding, publikasi populer (koran, warta) 60 Seminar 40 Draft publikasi 20 17

33 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Demplot Duabanga di KHDTK Rarung, NTB (Foto: dok. BPPTHHBK Mataram) 18

34 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Hasil pengukuran kinerja IKU BLI tahun 2017 disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 7. Tabel 7. Capaian kinerja IKU/ IKP BLI tahun 2017 Indikator No. Kinerja 1 Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat Setiap Tahun 2 Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup pada Devisa dan Penerimaan Negara Meningkat Setiap Tahun 3 Jumlah Paket Iptek Untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Mendukung Keseimbangan Ekosistem Target 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) 3 Sintesa Hasil Penelitian Sosekjak dan Perubahan Iklim serta 60% kemanfaatan(kumulatif) 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional 60% Pengembangan Iptek Bidang lingkungan serta bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim 6 Sintesa Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) 3 Sintesa Hasil Penelitian Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) 60% Pengembangan Iptek Bidang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan Rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 2 TN, pengelolaan 4 KHDTK 60 % Pengembangan Iptek Bidang Pengelolaan Hutan 15 Paket Bahan Sintesa Hasil Penelitian di UPT Litbang LHK di daerah 21 paket Iptek unggulan daerah Pengelolaan 30 KHDTK melalui Satker BLI di Daerah Realisasi 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan serta 53.3% kemanfaatan (kumulatif) 3 Sintesa Hasil Penelitian Sosekjak dan Perubahan Iklim serta 59.1% kemanfaatan(kumulatif) 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional 45% Pengembangan Iptek Bidang lingkungan serta bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim 6 Sintesa Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan serta 65.2% kemanfaatan (kumulatif) 3 Sintesa Hasil Penelitian Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan serta 62.5% kemanfaatan (kumulatif) 60% Pengembangan Iptek Bidang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Hutan Rancangan dan pengelolaan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 3 TN, pengelolaan 4 KHDTK 60 % Pengembangan Iptek Bidang Pengelolaan Hutan 15 Paket Bahan Sintesa Hasil Penelitian di UPT Litbang LHK di daerah Persen paket Iptek unggulan daerah 171 Pengelolaan 30 KHDTK melalui Satker BLI di Daerah

35 Gambar 7. Capaian Kinerja BLI tahun 2017 Berdasarkan hasil pengukuran IKU tahun 2017 sebagaimana tersaji pada Tabel 7, maka pencapaian sasaran program litbang LHK tahun 2017 disajikan pada Tabel 8 berikut. 20

36 Tabel 8. Capaian kinerja sasaran program dan IKU/ IKP BLI tahun 2017 No Sasaran Program IKU/ IKU Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung pencapaian kualitas lingkungan hidup Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup meningkat setiap tahun Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung pencapaian pada devisa dan penerimaan negara 3 Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung keseimbangan ekosistem Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan meningkat setiap tahun Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan ekosistem ,3 Total Berdasarkan Tabel 7 dan 8, capaian kinerja Program Penelitian dan pengembangan lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2017 adalah sebagai berikut: 1. Kinerja sasaran program dan IKP/IKU pertama yaitu Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup meningkat setiap tahun mencapai 92.2% dari target. Tidak tercapainya target pada IKU ini disebabkan munculnya kegiatan penelitian baru tahun 2017 sehingga hasilnya belum dapat dimanfaatkan pada tahun berjalan (2017). Namun hasil-hasil penelitian baru ini akan dapat termanfaatkan pada tahun Kinerja sasaran program dan IKP/IKU kedua yaitu Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan meningkat setiap tahunmencapai 102,2% dari target. Sebanyak 3 (tiga) target pada IKP kedua telah seluruhnya tercapai. 3. Kinerja sasaran program dan IKP/IKU ketiga yaitu Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan ekosistemtercapai 119,33% dari target. Sebanyak 5 (lima) target pada IKP/ IKU ketiga telah seluruhnya terpenuhi atau terlampaui. 4. Secara keseluruhan, kinerja program litbang yang dilaksanakan oleh Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 mencapai 104,5% dari target 5. Terdapat target-target pada IKU dengan capaian yang cukup menonjol, yaitu penyusunan rancangan stasiun riset kehati di taman nasional (150%) dan pengembangan iptek litbang di daerah (171%). Capaian yang tinggi pada penyusunan rancangan stasiun riset kehati disebabkan adanya minat yang cukup tinggi dari Taman Nasional untuk menyusun rancangan stasiun riset dan upaya mengejar ketertinggalan target Renstra BLI Sedangkan pada pengembangan pilot iptek didaerah disebabkan adanya upaya refokusing kegiatan litbang yang menitikberatkan pengembangan iptek agar hasil litbang dapat segera dimanfaatkan oleh pengguna. 21

37 B. EVALUASI KINERJA Perbandingan capaian kinerja Sasaran Program dan IKU tahun 2017 dengan tahun-tahun sebelumnya disajikan pada Tabel 9 dan Gambar 8. Tabel 9. Perbandingan capaian Kinerja IKU/IKK BLI tahun Sasaran Program IKP/ IKU Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung pencapaian kualitas lingkungan hidup Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung pencapaian pada devisa dan penerimaan negara Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung keseimbangan ekosistem Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup meningkat setiap tahun Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan meningkat setiap tahun Jumlah paket IPTEK untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan ekosistem , ,9 111, ,95 101,6 119,3 Total 100,38 104, Gambar 8. Perbandingan kinerja IKU/ IKP dan BLI tahun 2015, 2016 dan 2017 Capaian kinerja organisasi tahun 2017 sedikit menurun dibandingkan dengan kinerja tahun 2015 dan Pada tingkat sasaran dan IKU, dua IKU mengalami penurunan capaian dibanding tahun sebelumnya, sedangkan satu IKU yaitu Tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung keseimbangan ekosistem meningkat kinerjanya dibandingkan tahun Untuk melihat lebih terinci capaian masing-masing sasaran, IKU dan target-target didalamnya, pada evaluasi kinerja akan disajikan pengukuran kinerja terperinci, perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya, serta perbandingan dengan target renstra, serta analisis penyebab tercapai atau tidaknya target kinerja. 22

38 1. Sasaran Program 1: Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian Kualitas Lingkungan Hidup Sasaran program pertama dicapai melalui IKU: Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat Setiap Tahun yang pada tahun 2017 memiliki 4 (empat) target yaitu: a. 3 Sintesa hasil penelitian kualitas lingkungan dengan 60 % kemanfaatan b. 3 Sintesa hasil penelitian sosekjak dan perubahan iklim dengan 60% kemanfaatan c. 1 Paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional d. 60% Pengembangan iptek bidang lingkungan dan bidang sosekjak dan perubahan iklim Capaian target-target pada IKP/IKU 1 tahun 2017 disajikan pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Capaian kinerja penelitian lingkungan tahun 2017 No Target Realisasi Persen 1 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) 2 3 Sintesa Hasil Penelitian Sosekjak dan Perubahan Iklim serta 60% kemanfaatan(kumulatif) 3 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional 4 60% Pengembangan Iptek Bidang lingkungan serta bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan serta 53.3% kemanfaatan (kumulatif) 3 Sintesa Hasil Penelitian Sosekjak dan Perubahan Iklim serta 59.1% kemanfaatan(kumulatif) 1 Paket Pengelolaan Laboratorium Rujukan Nasional 45% Pengembangan Iptek Bidang lingkungan serta bidang Bidang Sosekjak dan Perubahan Iklim Capaian IKU 92.2 Pada tahun 2017 hanya satu target dalam IKU 1 yang mememiliki kinerja mencapai target yaitu pengelolaan laboratorium rujukan nasional. Hal ini disebabkan oleh:: 1. Terdapat judul-judul penelitian baru yang muncul tahun 2017 sebagai respon atas Rencana Kerja Pemerintah tahun Mengingat penelitian tersebut baru dilaksanakan tahun 2017, maka tidak ada hasil riset yang bisa disampaikan atau dipublikasikan pada tahun berjalan sehingga menyebabkan angka persen kemanfaatan menjadi rendah, mengingat judul-judul baru tersebut tetap merupakan faktor pembagi dalam perhitungan kinerja. 2. Target persen kemanfaatan serta progres pengembangan bidang lingkungan pada Renja dan PK tahun 2017 ditetapkan lebih tinggi dari target Renstra tahun 2017 sebesar 50%. Dengan demikian, meskipun targt-target tersebut tidak mencapai kinerja dalam PK tahun 2017, namun masih memenuhi target Renstra BLI Kegiatan pengembangan bidang lingkungan yang dalam Renstra BLI mulai dilaksanakan tahun 2016, pada akhirnya kegiatan baru mulai dilaksanakan tahun

39 1.1. SP 1/IKU 1 Target satu: 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan dengan 60% tingkat kemanfaatan Capaian kinerja SP 1/IKU 1 target 1 berupa sintesa hasil dan tingkat kemanfaatan penelitian lingkungan disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Capaiankinerja penelitian kualitas lingkungan tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks Pembangunan Berkelanjutan) Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, Jumlah Kemanfaatan Iptek Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM 60% 40% 67 Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks 60% 60% 100 Pembangunan Berkelanjutan) Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, 60% 60% 100 Rata-rata 60% 53.3% 89 Rata-Rata 94 Berdasarkan Tabel 10, target 3 sintesa hasil penelitian penelitian kualitas lingkungan pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 3 sintesa tahun 2017 dari RPPI 10, RPPI 11 dan RPPI 12. Substansi sintesa bidang lingkungan yang dihasilkan pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 11. Sedangkan capaian laporan penelitian yang berada dibawah koordinasi RPPI litbang kualitas lingkungan disajikan pada Tabel 12. Tabel 11. Sintesa hasil penelitian integratif kualitas lingkungan tahun 2017 No Sintesa Paket Informasi 1 RPPI 10: Sintesa Hasil Penelitian Integratif Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM 2 RPPI 11: Sintesa Hasil Penelitian Integratif Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks Pembangunan Berkelanjutan) 3 RPPI 12: Sintesa Hasil Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan - Indeks pencemar air pada danau prioritas - Kualitas air di wilayah pesisir dan laut - Uji tingkat pencemaran tanah untuk produksi biomassa dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam - Aplikasi formulasi tingkat pencemaran udara berdasarkan parameter deposisi asam - Kualitas udara untuk IKLH Formulasi Indeks Kualitas Air dalam penilaian status air sungai Status riset efisiensi pola konsumsi air rumah tangga 24

40 Tabel 12. Kinerja tingkat judul penelitian litbang kualitas lingkungan tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 RPPI 10: Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM 2 RPPI 11: Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks Pembangunan Berkelanjutan) 3 RPPI 12: Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan Jumlah Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa pada tingkat judul penelitian, seluruh kegiatan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu tersusunnya 5 Laporan Hasil Penelitian (LHPt) tahun LHPt tersebut selanjutnya menjadi penyusun utama sintesa hasil penelitian yang menjadi output RPPI 10, 11 dan 12. Sedangkan progres persen kemanfaatan/outcome litbang lingkungan tahun 2017 mencapai sebesar 53.3% atau 89% dari target (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 3 RPPI. Dari ketiga RPPI tersebut, RPPI 10 hanya mencapai tingkat kemanfaatan 40% atau 67% dari target 2017 (60%). Terlepas dari tidak tercapainya target tahun 2017, kemanfaatan penelitian bidang lingkungan menunjukan peningkatan dari tahun 2015 dan 2016 (Gambar 9). Namun, sebagai akibat dari tidak tercapainya kinerja kemanfaatan iptek/outcome tahun 2017, maka capaian kinerja rata-rata IKU 1 target 1 menurun dari tahun 2016 ( Gambar 10). Gambar 9. Perkembangan nilai persen kemanfaatan penelitian bidang lingkungan 25

41 Gambar 10. Perbandingan capaian kinerja penelitian lingkungan tahun Target dalam PK tahun 2017 ditetapkan lebih tinggi dari target 2017 yang tercantum dalam dokumen Renstra BLI Perhitungan capaian kinerja penelitian litbang lingkungan tahun 2017 terhadap Renstra BLI disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Progres capaian terget Renstra BLI penelitian lingkungan No Indikator Target 2017 Renstra Target 2019 Renstra Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen 1 Sintesa RPPI RPPI RPPI Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI 10 50% 40% 80,0 70% 40% 57,14 RPPI 11 50% 60% 120,0 70% 60% 85,71 RPPI 12 50% 60% 120,0 70% 60% 85,71 Rata-rata 50% 53,3% 106,7 70% 53,3% 76,19 Dengan capaian tahun 2017 sebesar 53.3% persen kemanfaatan/outcome, maka litbang kualitas lingkungan telah mencapai 76,2% dari target Renstra dan 106,7% dari target Renstra di tahun Meskipun capaian persen kemanfaatan penelitian bidang kualitas lingkungan tidak memenuhi target Penetapan Kinerja 2017, namun masih dalam koridor pencapaian target Renstra BLI

42 1.2. SP 1/ IKU 2 target dua: 3 sintesa hasil penelitian sosekjak dan perubahan iklim dengan 60% tingkat kemanfaatan Capaian target 1 IKU 1 berupa sintesa hasil dan tingkat kemanfaatan penelitian bidang sosial, ekonomi, kebijakan (sosekjak) dan perubahan iklim disajikan pada Tabel 14. Tabel 14.Capaian kinerja penelitian litbang sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017 No RPPI Target Realisasi 1 Sintesa Hasil Penelitian RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri serta kebijakan tata kelola LHK Kinerja (%) RPPI 15: Politik dan hukum LHK Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik 60% 58,2 97 RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri serta kebijakan tata kelola LHK 60% 72,5 121 RPPI 15: Politik dan hukum LHK 60% 46,67 78 Rata-rata 60% 59,12 98,5 Rata-Rata 99.3 Berdasarkan Tabel 14, target 3 sintesa hasil penelitian penelitian sosial, ekonomi, kebijakan dan perubahan iklim pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 3 sintesa tahun 2017 dari RPPI 13, RPPI 14 dan RPPI 15. Sedangkan capaian laporan penelitian yang berada dibawah koordinasi RPPI litbang sosekjak dan perubahan iklim disajikan pada Tabel 15. Adapun substansi sintesa penelitian integratif yang dihasilkan pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 16 Tabel 15. Capaian judul penelitian litbang sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik 2 RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri serta kebijakan tata kelola LHK RPPI 15: Politik dan hukum LHK Jumlah

43 Tabel 16. Sintesa hasil penelitian sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017 No Sintesa Paket Informasi 1 RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik 2 RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri serta kebijakan tata kelola LHK 3 RPPI 15: Politik dan hukum LHK - Ketersediaan dan manfaat perhutanan sosial terhadap pemenuhan pangan, obat dan energi bagi masyarakat - Pendekatan lanskap dalam implementasi PS lingkup DAS - Potensi dan resolusi konflik kawasan hutan - Resolusi konflik kebijakan pengelolaan KHDTK di Kalimantan - Model KHDTK untuk resolusi konflik - Konservasi daerah pesisir dan pulau kecil untuk mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim di Sulawesi Utara - Model pengelolaan KPH berbasis masyarakat adat Papua - Penguatan tata kelola lokal pada kawasan hutan terkonversi pertanian di KHDTK Subanjeriji - Pencegahan kebakaran hutan dan lahan: Perspektif pemanfaatan oleh komunitas lokal di Sumatera Selatan - Kajian kebijakan pengembangan pemanfaatan wilayah tertentu (wisata alam) di kphl rinjani barat - Resolusi konflik tenurial di Taman Nasional Meru Betiri - Optimasi penggunaan lahan perhutanan sosial sebagai peningkatan efektivitas kebijakan alokasi 12,7 juta ha - Dampak Peraturan Perdagangan Nasional dan Internasional Terhadap Perdagangan Hasil Hutan - Desain peraturan perdagangan karbon hutan - Efisiensi Perijinan Bidang LHK (Kehutanan, PETI, Pertambangan dalam Kawasan Hutan, Jasa Lingkungan) - Instrumen Evaluasi Keberhasilan KPH - Pengelolaan Mangrove Lestari dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Daerah - Kebijakan Perdagangan HHBK dan Market Intelligence Lintas Sektor - Tata kelola pemulihan fungsi danau Rawapening - Kebijakan Alokatif Lahan di Tingkat KPH - Persepsi Lembaga Politik Terhadap Penerapan Politik Lingkungan dan Kehutanan - Analisis akademik revisi UU 41/ Kelembagaan pengelolaan sampah ramah lingkungan: pola-pola insentif dan - Kepentingan lintas sektor dan antar tingkat peraturan pemerintah dalam karhutla dan pencemaran - Peran hukum tradisional terhadap pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa tingkat judul penelitian, seluruh kegiatan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu tersusunnya Laporan Hasil Penelitian (LHPt) tahun Sejumlah total 13 LHPt dihasilkan dibawah RPPI sosekjak dan perubahan iklim tahun LHPt tersebut selanjutnya menjadi penyusun utama sintesa hasil penelitian yang menjadi output tingkat RPPI. 28

44 Capaian persen kemanfaatan/outcome tahun 2017 litbang sosekjak dan perubahan iklim mencapai sebesar 59.12% atau 98.5% dari target tahun 2017 (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 3 RPPI. Dari ketiga RPPI tersebut, hanya RPPI 14 yang mencapai target tingkat kemanfaatan tahun Terlepas dari tidak tercapainya target tahun 2017, kemanfaatan penelitian bidang penelitian sosekjak dan perubahan iklim menunjukan peningkatan dari tahun 2015 dan 2016 (Gambar 11) Gambar 11. Progres kemanfaatan penelitiansosekjak dan perubahan iklim Perbandingan capaian kinerja IKU 1 target 2 dengan tahun sebelumnya disajikan pada gambar 12. Berdasarkan gambar 12, Penurunan dalam capaian persen kemanfaatan menyebabkan capaian kinerja IKU 1 target 2 menurun dari tahun sebelumnya. Gambar 12. Capaian kinerja penelitian sosekjak dan perubahan iklim

45 Berdasarkan dokumen Renstra BLI tahun , target outcome litbang sosekjak dan perubahan iklim yang harus diperoleh pada tahun 2019 adalah minimal 70%, sedangkan target tahun 2017 adalah 50%. Capaian penelitian sosekjak dan perubahan iklim disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Capaian Renstra BLI penelitian sosekjak dan perubahan iklim No Indikator Target 2017 Renstra Target 2019 Renstra Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen 1 Sintesa RPPI RPPI RPPI Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI 10 50% 58,2% 116,4 70% 58,2% 83,14 RPPI 11 50% 72,5% 145,0 70% 72,5% 103,57 RPPI 12 50% 46,7% 93,4 70% 46,7% 66,71 Rata-rata 50% 59,13% 118,3 70% 59,13% 84,48 Berdasarkan tabel 17, dengan capaian tahun 2017 sebesar 53.3% outcome, maka litbang sosekjak dan perubahan iklim telah mencapai 76,2% dari target renstra tahun 2019 dan 106,7% dari target renstra di tahun Meskipun capaian persen kemanfaatan penelitian bidang sosekjak dan perubahan iklim tidak memenuhi target Penetapan Kinerja 2017, namun masih dalam koridor pencapaian target Renstra BLI Penelitian bidang sosekjak dan perubahan iklim juga menghasilkan policy brief yang merupakan media penyampaian hasil penelitian kepada Menteri LHK sebagai pengambil bahan kebijakan. Tahun 2017 dihasilkan 15 policy brief sebagai berikut: 1) Strategi Indonesia bergabung dalam Trans Pacific Partnership, tinjauan lingkungan 2) Kebijakan Reklamasi Pantai Utara Jakarta 3) Kebijakan Penanganan Kantong Plastik di Indonesia : Tinjauan Kritis 4) Peran Konservasi Ekosistem Esensial Mangrove untuk Mitigasi Perubahan Iklim 5) Kriteria Penilaian Cepat Kesesuaian Habitat Untuk Lokasi Pelepasliaran Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson): Taman Nasional Bukit Tigapuluh 6) Menggagas Energi Biomassa Hutan Sebagai Sumber Energi Terbarukan 7) Mendorong Kesiapan Implementasi REDD+ di Indonesia 8) Penerapan Bioteknologi pada Seleksi Sengon Unggul Toleran Penyakit Karat Tumor untuk Mendukung Pemuliaan Tanaman Partisipatif 9) Kiat Mensejahterakan Masyarakat Lokal Melalui Perhutanan Sosial 10) Memastikan Program Perhutanan Sosial (12,7 juta ha) Tepat Sasaran 11) Peluang Blue Carbon sebagai komponen khusus NDC Indonesia 12) Penyelamatan Sejarah Hutan Tropis Purba Melalui Konservasi Fosil Kayu 13) Langkah Strategis Menuju Percepatan Realisasi Capaian Program Perhutanan Sosial 14) Kebijakan Fiskal Untuk Mendorong Keterlibatan Swasta Dalam REDD+ 15) Macadamia Untuk Danau Toba 30

46 1.3. SP 1/ IKU 1 Target ketiga: 1 Paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional Penyelenggaraan 1 paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional telah dilaksanakan oleh BLI pada tahun 2017 atau mencapai 100% dari target. Capaian tahun 2017 ini sama dengan capaian kinerja tahun 2016, namun secara progres mengalami peningkatan. Paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional berisi dua kegiatan utama yaitu: pengelolaan laboratorium rujukan nasional dan pembinaan laboratorium lingkungan daerah. a. Pengelolaan laboratorium lingkungan rujukan nasional Kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan secara garis besar terbagi menjadi kegiatan pengembangan metode, kalibrasi, metrologi dan kajian isu aktual bidang lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan tahun 2017 No Kegiatan Hasil kegiatan 1 Penyusunan RSNI 7 Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang pengujian metode pengujian lingkungan parameter 2 RSNI bidang pengujian lingkungan lingkungan 5 Pengembangan metode pengujian 2 Kalibrasi Road show kalibrasi pada 2 laboratorium lingkungan daerah Uji banding 6 laboratorium kalibrasi Pengembangan peralatan kalibrasi Pelayanan pengujian kalibrasi 3 Metrologi Uji Profisiensi 130 laboratorium lingkungan Workshop metrologi lingkungan nasional 4 Kajian isu aktual 1 kajian isu aktual tentang penanganan sampah plastik Dalam penyusunan RSNI pengujian lingkungan, 7 SNI dan 2 RSNI dalam proses konsensus yang dihasilkan kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan adalah: 1) SNI : Karakteristik limbah B3 bagian 5 : Pengujian toksisitas akut limbah secara oral pada hewan mencit : Up and Down. 2) Standar Nasional Indonesia (SNI) :2017 : Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metode Griess- Saltzman menggunakan spektrofotometer. 3) Standar Nasional Indonesia (SNI) :2017 : Udara ambien Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO 2 ) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer. 4) Standar Nasional Indonesia (SNI) :2017 : Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer. 5) Standar Nasional Indonesia (SNI) :2017 : Udara ambien Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS) dengan metode gravimetric. 31

47 6) Standar Nasional Indonesia (SNI) :2017 : Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda destruksi cara basah menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala. 7) Sampling Limbah Padat B3 (status : sudah konsensus, menunggu penomoran). 8) Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan (status : sudah konsensus, menunggu penomoran). Sedangkan 5 metode yang dikembangkan dalam pengelolaan laboratorium rujukan adalah: 1) Pengkajian parameter organoposfat dan pah dengan gc-ms dalam limbah padat dengan kromatografi gas spektrofotometri massa (kg-sm). 2) Pengujian dermal corrosion 3) Pengkajian parameter sulfida sebagai H2S di air sungai 4) Pengkajian metode alternatif untuk pengukuran emisi sumber tidak bergerak 5) Pengkajian metode pengukuran getaran lingkungan b. Pembinaan laboratorium lingkungan daerah Pada tahun 2017, talah dilakukan pembinaan pada 6 laboratorium lingkungan daerah di 5 Provinsi. Laboratorium tersebut dibina sehingga meningkat kapasitasnya dan memenuhi standar mutu laboratorium sesuai ISO Dengan capaian tahun 2017, total telah dibina 16 laboratorium di 11 provinsi dalam kurun waktu dan demikian telah melampaui target Renstra BLI (Gambar 13). Daftar 6 laboratorium yang dibina tahun 2017 disajikan pada Tabel 20. Sedangkan status akreditasi 16 laboratorium daerah yang dibina disajikan pada Tabel 21. Gambar 13. Perkembangan pembinaan laboratorium lingkungan daerah 32

48 Tabel 19. Daftar laboratorium lingkungan daerah yang dibina tahun 2017 Nilai Kesesuaian dengan ISO No Kegiatan Hasil kegiatan Setelah Awal pembinaan 1 Banten Lab. DLHK Prov. Banten Lab. DLHK Kota Depok Jawa Barat Lab. DLHK Kota Serang Sumatera Utara Lab. DLHK Kab. Asahan Sumatera Barat Lab. DLHK Kab. Agam Sulawesi Selatan Lab. DLHK Kab. Bulukumba Tabel 20. Status akreditasi laboratorium daerah yang dibina tahun No Provinsi Lab Lingkungan Tahun Akreditasi 1 Jawa Timur Laboratorium LingkunganKabupaten 2015 Akreditasi Tuban Laboratorium LingkunganKabupaten 2015 Akreditasi Probolinggo 2 Kalimantan Laboratorium LingkunganKabupaten 2015 Akreditasi Tengah Barito Utara Laboratorium LingkunganKabupaten 2015 Belum Akreditasi Katingan, Laboratorium LingkunganKabupaten 2015 Akreditasi Tapin 3 Kalimantan Laboratorium Lingkungan Prov Akreditasi Selatan Kalimantan Selatan 4 Jambi Laboratorium Lingkungan Kabupaten 2016 Daftar Akreditasi Sarolangun 5 Jawa Barat Laboratorium Lingkungan Kabupaten 2016 Belum Akreditasi Ciamis Laboratorium Lingkungan Kota Depok 2017 Daftar Akreditasi 6 Lampung Laboratorium Lingkungan Kota Bandar 2016 Belum Akreditasi Lampung 7 Kalimantan Laboratorium Lingkungan Kabupaten 2016 Daftar Akreditasi Barat Sintang 8 Banten Laboratorium Lingkungan Kota Serang 2017 Daftar Akreditasi Laboratorium Lingkungan Prov. Banten 2017 Daftar Akreditasi 9 Sumatera Barat Laboratorium Lingkungan Kab.Agam 2017 Daftar Akreditasi 10 Sulawesi Laboratorium 2017 Daftar Akreditasi Selatan LingkunganKab.Bulukumba 11 Sumatera Utara Laboratorium Lingkungan Kab.Asahan 2017 Daftar Akreditasi 33

49 1.4. SP 1/ IKU 1 target keempat: 50% Pengembangan iptek bidang lingkungan serta 60% bidang sosekjak dan perubahan iklim (kumulatif) Capaian kinerja IKU 1 target keempat yaitu pengembangan bidang lingkungan dan bidang sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017 disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Capaian kinerja pengembangan IKU 1 Tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 Pengembangan bidang lingkungan 50 % 35% 70% 2 Pengembangan bidang sosekjak dan perubahan 60 % 60% 100% iklim Rata-Rata 85% Capaian pengembangan bidang lingkungan pada tahun 2017 baru mencapai 35% atau 70% dari target. Progres tersebut merupakan capaian paket pengembangan tahun pertama bidang lingkungan. Kegiatan pengembangan bidang lingkungan yang dalam Renstra BLI direncanakan akan mulai dilaksanakan tahun 2016, namun kegiatan baru dapat mulai dilaksanakan tahun 2017 Sedangkan pengembangan bidang sosekjak dan perubahan iklim tahun tahun 2017 mencapai 60% atau 100 persen dari target. Capaian tersebut merupakan capaian paket pengembangan tahun ketiga yang dilaksanakan bidang sosekjak dan perubahan iklim. Secara keseluruhan capaian IKU 2 target 4 mencapai 85% dari yang ditargetkan ditahun Pengembangan bidang lingkungan terdiri dari 2 kegiatan pengembangan pilot iptek, sedangkan kegiatan sosekjak dan perubahan iklim terdiri dari 4 pengembangan pilot iptek. Capaian tingkat pilot iptek kedua bidang pengembangan disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Kinerja pengembangan bidang lingkungan serta sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) A Pengembangan Iptek Bidang Lingkungan 1 Mitigasi dampak pencemaran udara dalam 1 pilot 1 pilot 100 darah dan penanggulangan kebisingan di lingkungan sekolah 2 Aplikasi formulasi tingkat pencemaran kualitas 1 pilot 1 pilot 100 udara berdasarkan parameter deposisi asam Jumlah 2 pilot 2 pilot 100 B Pengembangan Bidang Sosek 1 pilot 1 pilot 1 Pengembangan perhutanan sosial untuk 1 pilot 1 pilot 100 resolusi konflik tenurial kawasan hutan 2 Mitigasi perubahan iklim melalui 1 pilot 1 pilot 100 pengembangan sistem agroforestri 3 Kajian sosial ekonomi dan kebijakan energi 1 pilot 1 pilot 100 baru terbarukan 4 Kajian kelayakan sosial ekonomis jenis-jenis 1 pilot 1 pilot 100 tanaman untuk lahan gambut Jumlah 4 pilot 4 pilot

50 Ilustrasi salah satu pilot iptek bidang lingkungan 35

51 2. Sasaran program 2: Tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung pencapaian pada devisa dan penerimaan negara. Sasaran program kedua dicapai melalui IKU 2: Jumlah paket iptek untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun. Pada tahun 2017, IKU 2 memiliki 3 (tiga) target yaitu: a. 3 Sintesa hasil penelitian pengelolaan hutan; 60 % kemanfaatan(kumulatif) b. 3 Sintesa hasil penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan; 60 % kemanfaatan (kumulatif) c. 60 % Pengembangan iptek bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan Capaian target-targetpada IKP/ IKU 2 pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 23 berikut. Tabel 23. Capaian kinerja IKU 2 tahun 2017 No Target Realisasi Persen 1 6 Sintesa hasil penelitian pengelolaan hutan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) 2 3 Sintesa hasil penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan serta 60% kemanfaatan (kumulatif) 3 60% Pengembangan iptek bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan 6 Sintesa hasil penelitian pengelolaan hutan serta 65.2% kemanfaatan (kumulatif) 3 Sintesa hasil penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan serta 62.5% kemanfaatan (kumulatif) 60% pengembangan iptek bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan Pada tahun 2017 seluruh target dalam IKU 2 mencapai target kinerja yang ditetapkan. Penyebab kesuksesan pencapaian target dalam IKU 2 adalah sebagai berikut:: 1. Kegiatan penelitian pada IKU 2 baik pada litbang pengelolaan hutan maupun litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan didukung oleh hampir semua Balai Besar dan Balai Litbang lingkup BLI. Hal ini menyebabkan proses publikasi dan diseminasi menjadi lebih masif dan menyebabkan persen kemanfaatan hasil penelitian menjadi lebih tinggi. 2. Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan pada IKU 2 sebagian besar merupakan penelitian tahun jamak, sehingga proses pemanfaatan hasil penelitian tahun 2017 sudah berjalan. 3. Dukungan dari Balai Besar dan Balai Litbang menimbulkan manfaat positif yaitu kedekatan dengan pengguna. Hal ini pula yang menyebabkan persen kemanfaatan/outcome litbang pada IKU 2 menjadi lebih tinggi. 4. Pengembangan pada litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan sudah mulai dilaksanakan tahun 2015, sehingga tahun 2017 merupakan implementasi tahun ketiga dalam pengembangan

52 2.1. SP 2/ IKU 2 target satu: 6 Sintesa antara hasil penelitian integratif bidang pengelolaan hutan dengan 60 % kemanfaatan Capaian IKU 2 target 1 berupa sintesa hasil dan persen kemanfaatan penelitian pengelolaan hutan disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Capaianpenelitian pengelolaan hutantahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 Sintesa Hasil Penelitian RPPI 1: Konservasi Keanekaragaman Hayati; RPPI 2: Konservasi Sumberdaya Air; RPPI 3: Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu); RPPI 4: Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; RPPI 5: Sumber Energi Alternatif dari Hutan; RPPI 6: Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan; Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI 1: Konservasi Keanekaragaman Hayati; 60% RPPI 2: Konservasi Sumberdaya Air; 60% RPPI 3: Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu 60% dan Hasil Hutan Bukan Kayu); RPPI 4: Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; 60% RPPI 5: Sumber Energi Alternatif dari Hutan; 60% RPPI 6: Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan; 60% Rata-rata 60% Rata-Rata Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa capaian IKU 2 target 1 adalah 6 sintesa iptek dengan 65,23% kemanfaatan atau 104% dari target tahun Adapun target 6 sintesa hasil penelitian pengelolaan hutanpada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 6 sintesa tahun 2017 dari RPPI 1, RPPI 2, RPPI 3, RPPI 4, RPPI 5, dan RPPI 6. Adapun capaian pada tingkat judul penelitian yang merupakan unsur penyusun sintesa disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Capaian judul penelitian dalam RPPI bidang pengelolaan hutan tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 RPPI 1: Konservasi Keanekaragaman Hayati; RPPI 2: Konservasi Sumberdaya Air; RPPI 3: Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu); 4 RPPI 4: Sumber Pangan Alternatif dari Hutan; RPPI 5: Sumber Energi Alternatif dari Hutan; RPPI 6: Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan; Jumlah

53 Progres kemanfaatan/outcome litbang pengelolaan hutan mencapai sebesar 65.23% atau 109% dari target tahun 2017 (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 6 RPPI, dimana seluruhnya telah memenuhi target tahun 2017 (60%). Perbandingan nilai kemanfaatan penelitian bidang pengelolaan hutan dari tahun disajikan pada Gambar 14. Sedangkan perbandingan capaian kinerja IKU 2 target 1 dengan tahun sebelumnya disajikan pada Gambar 15, dimana capaian kinerja menurun dibanding tahun sebelumnya namun tetap berada diatas 100% (mencapai target). Gambar 14. Persen kemanfaatan RPPI pengelolaan hutan tahun Gambar 15. Perbandingan capaian kinerja penelitian pengelolaan hutan

54 Berdasarkan dokumen Renstra BLI tahun , target outcome litbang pengelolaan hutan yang harus diperoleh pada tahun 2019 adalah minimal 70%, sedangkan target Renstra tahun 2017 adalah 50%. Capaian hasil penelitian litbang pengelolaan hutan disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Capaian target Renstra BLI penelitian pengelolaan hutan No Indikator Target 2017 Renstra Target 2019 Renstra Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen 1 Sintesa RPPI RPPI RPPI RPPI RPPI RPPI Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI , RPPI RPPI RPPI RPPI RPPI Rata-rata Dengan capaian progres outcome tahun 2017 mencapai 65.23%, maka outcome RPPI litbang pengelolaan hutan telah mencapai 130,5% dari target renstra 2017 dan 93.2% dari target renstra di tahun Beberapa outcome litbang pengelolaan hutan adalah: 1) Sengon toleran karat tumor dan boxtor sudah diterapkan oleh Pemda (Kab. Lumajang, Kab. Keerom Papua, Kab. Kepahiang, UPT Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Timur)serta Perum Perhutani KPH Jember dan KPH Kedu Utara) 2) Benih unggul kayu pertukangan (Jati, Mahoni, Gmelina, Nyawai, Manglid dan Tisuk) sudah diluncurkan dan sudah diimplementasikan oleh Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Selatan, UPT Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Prop. Jawa Timur 3) Akasia dan Ekaliptus yang sudah diterapkan dalam bentuk kerjasama: PT. Arara Abadi, Sinarmas Forestry, Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan, PT. Bina Silva Nusa, PT. Plasma Nutfah Marind Papua 4) Benih unggul hasil pemuliaan jenis Nyamplung dan Malapari untuk biofuel sudah diterapkan/ditanam di KPH Yogyakarta 5) Benih unggul kayu putih dari KB klonsudah diluncurkan dan dikembangkan di KPH Biak Numfor dan perusahaan swasta 6) Input kebijakan penanganan konflik buaya muara (Crocodius porosus)dan anusia digunakan oleh BBKSDA NTT. 39

55 2.2. SP 2/ IKU 2 Target dua: 3 Sintesa antara hasil penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan; 40 % kemanfaatan. Capaian IKU 2 target 2 berupa sintesa hasil dan tingkat kemanfaatan penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27. Kinerja outcome litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017 No RPPI Target Realisasi 1 Sintesa Hasil Penelitian RPPI 7: Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan paska panen untuk energi, pangan dan obat-obatan alternatif dari hutan Kinerja (%) RPPI 8: Pengolahan hasil hutan RPPI 9: Keteknikan hutan Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI 7: Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan paska panen untuk energi, pangan dan obat-obatan alternatif dari hutan 60% RPPI 8: Pengolahan hasil hutan 60% RPPI 9: Keteknikan hutan 60% Rata-rata 60% Rata-Rata Berdasarkan Tabel 27 diketahui bahwa capaian IKU 2 target 2 adalah 3 sintesa iptek dengan 62.5% kemanfaatan atau 102.1% dari target tahun Adapun target 3 sintesa hasil penelitian Pengelolaan Hutanpada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 3 sintesa tahun 2017 dari RPPI 7, RPPI 8, dan RPPI 9. Sedangkan capaian pada tingkat judul penelitian yang merupakan unsur penyusun sintesa disajikan pada Tabel 28, dimana target 16 laporan hasil penelitian telah terpenuhi seluruhnya. Tabel 28. Kinerja outcome penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 RPPI 7: Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan pasca panen untuk energi, pangan dan obatobatan alternatif dari hutan 2 RPPI 8: Pengolahan hasil hutan RPPI 9: Keteknikan hutan Jumlah Progres outcome penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan mencapai 65.23% atau 109% dari target tahun 2017 (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 3 RPPI, dimana seluruhnya telah memenuhi target tahun 2017 (60%). Perbandingan nilai kemanfaatan penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan dari tahun disajikan pada Gambar 16. Sedangkan perbandingan capaian kinerja 40

56 dengan tahun sebelumnya disajikan pada Gambar 17, dimana capaian kinerja menurun dibanding tahun sebelumnya namun tetap berada diatas 100% (mencapai target). Gambar 16. Persen kemanfaatan RPPI peningkatan nilai tambah hasil hutan Gambar 17. Perbandingan capaian kinerjapeningkatan nilai tambah hasil hutan Berdasarkan dokumen Renstra BLI tahun , target outcome litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan yang harus diperoleh pada tahun 2019 adalah minimal 70%, dengan target tahun 2017 adalah 50%. Dengan capaian tahun 2017 sebesar 62.5% outcome, maka penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan telah mencapai 89.3% dari target Renstra dan 125% dari target Renstra di tahun 2017 (Tabel 29). 41

57 Tabel 29. Progres capaian target Renstra BLI penelitian bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan No Indikator Target 2017 Renstra Target 2019 Renstra Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen 1 Sintesa RPPI RPPI RPPI Jumlah Kemanfaatan Iptek RPPI ,0 RPPI ,5 135, ,5 96,4 RPPI , ,4 Rata-rata 50 62,5 125, ,5 89,3 Pendorong utama keberhasilan penelitian litbang peningkatan hasil hutan adalah sarana laboratorium yang memadai dan sarana publikasi berupa jurnal pengelolaan hasil hutan yang telah terakreditasi. Secara substansi, hasil penelitian litbang ini juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil hutan. Penampang tangensial fosil kayu hopea dan balau, hasil penelitian sifat dasar kayu dan fosil kayu (Foto: dok. P3HH) 42

58 2.3 SP 2/ IKU 2 target ketiga: 60 % Pengembangan iptek bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan telah mencapai progres 60% dengan tercapainya implementasi paket pengembangan tahun ketiga atau mencapai 100% dari target tahun Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan terdiri dari 4 pengembangan pilot iptek yang telah terselesaikan seluruhnya di tahun 2017 (Tabel 30). Capaian substantif masing-masing pengembangan pilot iptek disajikan pada Tabel 31. Kegiatan pengembangan lain yang dilakukan dengan pembiayaan Kemenristek adalah pengembangan alat identifikasi kayu otomatis yang mampu mendeteksi jenis kayu secara cepat. Tabel 30. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017 No Pilot Iptek Target Realisasi Kinerja (%) 1 Aplikasi Pengembangan Pellet Kayu dari 1 LHPg 1 LHPg 100 Biomassa untuk Masyarakat 2 Bioetanol Aren 1 LHPg 1 LHPg Aplikasi Pengembangan Arang Terpadu 1 LHPg 1 LHPg Biodiesel Nyamplung 1 LHP 1 LHP 100 Jumlah 4 LHPg 4 LHPg 100 Tabel 31. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017 No Pilot Iptek Capaian 1 Aplikasi Pengembangan Pellet Kayu dari Biomassa untuk Masyarakat Hammer mill dan alat pembuat pellet kayu dengan kapasitas masing-masing 25 kg/jam dan 30 kg/jam menggunakan bahan baku kayu kaliandra. Karakteristik pellet kayu kaliandra adalah kadar air 8,16%, zat terbang 80,64%, kadar abu 2,59% kerapatan 1,127 g/cm3 dan kalor 4363,52 kal/g, emisi CO 1,45 ppm, dan CO2 6,1%. Pilot iptek 2 Pilot IPTEK Bioetanol Aren 3 Aplikasi Pengembangan Arang Terpadu 4 Pilot IPTEK Biodiesel Nyamplung diaplikasikan di Kabupaten Ciamis. Penyempurnaan reaktor bioethanol P3HH-3 yang mampu menghasilkan rendemen sebesar 18%. Pilot iptek dibangun di Kabupaten Boalemo dengan melibatkan KTH Aren Maju Bersama dan Aren Usaha Bersama. Ujicoba bioetanol aren pada kompor modifikasi tidak mengalami kendala. Demplot aplikasi produk arang terpadu di Kabupaten Karo pada tanaman buah dan Kabupaten Cianjur pada tanaman padi dan kopi. Pada demplot padi di Kabupaten Cianjur dapat meningkatkan produksi dan pendapatan, secara finansial keuntungan meningkat hingga Rp.2,7 juta dibanding kontrol atau setara dengan Rp12-27 juta/ha. Penyempurnaan terdapat pada tabung reaktornya, yaitu reaktor multi fungsi yang terdiri dari satu tabung menjadi reaktor yang memiliki 2 tabung dengan sistem semi kontinyudengan masing-masing tabung berkapasitas 100 liter. Biodiesel minyak nyamplung yang dihasilkan memiliki karakteristik yang memenuhi SNI. Biodiesel nyamplung telah diaplikasi pada mesin traktor pertanian dan mesin tambak udang di Desa Batukaras. 43

59 Pellet kayu dari kayu kaliandra untuk bioenergi yang ramah lingkungan, merupakan salah satu hasil pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan (Foto. Dok. P3HH) Peluncuran alat identifikasi kayu otomatis yang merupakan salah satu hasil pengembangan bidang hasil hutan (Foto: dok. P3HH) 44

60 3. Sasaran program 3: Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Keseimbangan Ekosistem. Sasaran program 3 dicapai dengan IKU 3: Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Mendukung Keseimbangan Ekosistem. Berdasarkan perjanjian kinerja Kepala Badan dengan Menteri LHK tahun 2017, IKU 3 memiliki 5 (lima) target yaitu: 1) Rancangan stasiun riset kehati terintegrasi pada 2 Taman Nasional (TN) dan pengelolaan 4 KHDTK 2) 60 % Pengembangan iptek bidang pengelolaan hutan (kumulatif) 3) 15 Paket bahan sintesa hasil penelitian di UPT Litbang LHK di daerah 4) 21 Pilot iptek unggulan daerah, 5) Pengelolaan 30 KHDTK di Satker daerah Capaian target-target pada IKP/IKU 1 tahun 2017 disajikan pada Tabel 32 berikut. Tabel 32. Capaian kinerja IKU 3 tahun 2017 No Target Realisasi Persen 1 Rancangan dan pengelolaan stasiun riset kehati terintegrasi pada 2 TN, pengelolaan 4 KHDTK 2 60 % Pengembangan iptek bidang pengelolaan hutan 3 15 Paket bahan sintesa hasil penelitian di UPT litbang LHK di daerah Rancangan dan pengelolaan stasiun riset kehati terintegrasi pada 3 TN, pengelolaan 4 KHDTK 60 % Pengembangan iptek bidang pengelolaan hutan 15 Paket bahan sintesa hasil penelitian di UPT litbang LHK di daerah 4 21 pilot iptek unggulan daerah 36 pilot iptek unggulan daerah Pengelolaan 30 KHDTK melalui Pengelolaan 30 KHDTK melalui 100 satker BLI di Daerah satker BLI di Daerah Capaian IKU Pada tahun 2017 seluruh target dalam IKU 3 mencapai kinerja yang ditetapkan. Diantara target IKU terdapat dua target dengan capaian yang cukup tinggi yaitu penyusunan rancangan stasiun riset kehati di Taman Nasional (150%) dan pengembangan pilot iptek litbang di daerah (171%). Penyebab kesuksesan pencapaian target dalam IKU 3 tersebut antara lain: 1. Capaian yang tinggi pada penyusunan rancangan stasiun riset kehati disebabkan adanya minat yang cukup tinggi dari Taman Nasional untuk menyusun rancangan stasiun riset dan upaya BLI mengejar ketertinggalan target Renstra BLI Capaian kinerja yang tinggi pada pengembangan pilot iptek didaerah disebabkan adanya upaya refokusing kegiatan litbang yang menitik beratkan pengembangan iptek agar hasil litbang dapat segera dimanfaatkan oleh pengguna. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan penelitian yang telah siap didorong untuk dikembangkan dalam skala pilot iptek

61 3.1. SP 3/ IKU 3 Target satu: Rancangan stasiun riset kehati terintegrasi pada 2 TN dan pengelolaan 4 KHDTK Capaian IKU 3 target kesatu adalah disusunnya rancangan stasiun riset Kehati terintegrasi pada 3 TN dan pengelolaan 4 KHDTKatau mencapai 125 % dari target tahun 2017 (Tabel 33). Tabel 33. Capaian kinerja stasiun riset dan pengelolaan KHDTK tahun 2017 No Kegiatan Target Realisasi Kinerja (%) 1 Rancangan stasiun kehati TN Rinjani TN Bantimurung Bulusaraung TN Merbabu - 1 Jumlah Pengelolaan KHDTK KHDTK Haurbentes KHDTK Cikampek KHDTK Yanlapa KHDTK Carita Rata-rata Rata-Rata 125 Pembangunan stasiun riset kehati di Taman Nasional merupakan kontribusi langsung BLI atas pelaksanaan program Eselon I KLHK yaitu Ditjen. Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE). Stasiun riset kehati dirancang sebagai tempat konservasi biodiversitas, pendidikan dan pelatihan serta wisata alam dan budaya. Target Renstra BLI adalah terselesaikannya rancangan stasiun riset kehati di 12 Taman Nasional. Kegiatan Rancangan Stasiun Riset Kehati dilaksanakan oleh Puslitbang Hutan. Pada tahun 2017, penyusunan rancangan pengelolaan stasiun riset kehati terintegrasi di Taman Nasional ditargetkan menghasilkan 2 rancangan (Taman Nasional Rinjani dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung). Namun, pada Oktober bertambah 1 Taman Nasional yaitu Taman Nasional Merbabu sehingga capaian tahun 2017 menjadi 3 Taman Nasional (150%). Dengan tersusunnya 3 rancangan stasiun riset pada tahun 2017, secara keseluruhan telah tersusun 7 rancangan pada periode (Gambar 18). Adapun 7rancangan yang sudah dibangun sampai dengan tahun 2017 adalah TN. Ujung Kulon, Halimun Salak, Baluran, Bromo Tengger Semeru, Rinjani, Bantimurung Bulusaraung, dan Merbabu (Gambar 19). 46

62 Gambar 18. Rancangan Stasiun Riset Kehati pada periode TN Ujung Kulon (2015) TN Bromo Merbabu (2017) TN Halimun Salak (2015) TN Baluran (2015) TN Bromo Tengger Semeru (2016) TN Rinjani (2017) TN Bantimurung Bulusaraung (2017) Gambar 19. Rancangan Stasiun Riset Kehati yang sudah dibangun 47

63 3.2. SP 3/ IKU 3 Target kedua: 60% Pengembangan iptek bidang pengelolaan hutan. Pengembangan bidang pengelolaan hutan telah mencapai progres 60% dengan tercapainya implementasi paket pengembangan tahun ketiga atau mencapai 100% dari target tahun Pengembangan bidang pengelolaan hutan terdiri dari 8 pembangunan pilot iptek dan 7 pengembangan hasil litbang yang telah terselesaikan seluruhnya di tahun 2017 (Tabel 34). Capaian substantif masing-masing pengembangan pilot iptek disajikan pada Tabel 35. Tabel 34. Pengembangan bidang pengelolaan hutan tahun 2017 No Pilot Iptek Target Realisasi Kinerja (%) 1 Pilot Iptek Sutera di KPH Boalemo 1 LHPg 1 LHPg Pilot Iptek rotan jernang di KPH Boalemo 1 LHPg 1 LHPg Pilot Iptek Agroforestry di KPH 1 LHPg 1 LHPg 100 Gedongwani 4 Pilot Iptek KPFFCO di KPH Tasik Besar 1 LHPg 1 LHPg 100 Serkap 5 Pilot Iptek Bambu di KPH Jeneberang 1 LHPg 1 LHPg Pilot Iptek KPH Kubu Raya 1 LHPg 1 LHPg Pilot iptek restorasi gambut di KPH Tanjung 1 LHPg 1 LHPg 100 Jabung Barat 8 Pilot Iptek sistem pakar tanaman gambut 1 LHPg 1 LHPg 100 KPKH TN Sebangau 9 Revitalisasi Petak Ukur Permanen (PUP) di 1 LHPg 1 LHPg 100 Hutan Alam Produksi dan Hutan Tanaman 10 Pengembangan dan Pengelolaan Koleksi 1 LHPg 1 LHPg 100 Mikroorganisme INTROF-CC 11 Kajian Keanekaragaman Hayati di Pulau 1 LHPg 1 LHPg 100 Pejantan, Kab. Bintan, Prov. Kepulauan Riau 12 Pengendalian Hama dan Penyakit Sengon 1 LHPg 1 LHPg Teknologi Baru Formulasi Inokulan Gaharu 1 LHPg 1 LHPg 100 untuk Pengadaan Bahan Baku Obat (Incense) dan Produk Turunannya 14 Pengembangan Teknologi Peningkatan 1 LHPg 1 LHPg 100 Kelahiran Anak Rusa Timor Betina melalui Rekayasa Pakan dan Perkawinan 15 Model Kesesuaian Jenis dan Tapak Berbasis 1 LHPg 1 LHPg 100 GIS untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan di DAS Citarum Jumlah 4 LHPg 4 LHPg

64 Tabel 35. Capaian pengembangan bidang pengelolaan hutan tahun 2017 No Pilot Iptek Capaian 1 Pilot Iptek Sutera di KPH Yogyakarta Paket teknologi budidaya ulat sutera yang efektif dan efisien, Peningkatan daya saing komoditas persuteraan alam, Kegiatan pemeliharaan disertai 2 Pilot Iptek rotan jernang di KPH Boalemo 3 Pilot Iptek Agroforestry di KPH Gedongwani 4 Pilot Iptek KPFFCO di KPH Tasik Besar Serkap 5 Pilot Iptek Bambu di KPH Jeneberang kegiatan Pelatihan di KPH Yogyakarta Demplot jernang di KPH Boalemo serta data dan informasi pertumbuhan jenis HHBK (masohi, rotan jernang, kilemo dan minyak atsiri). Demplot AF sepanjang daur yang dirancang secara partisipatif dan draft konsep kerjasama petani dan pengelola hutan Gedongwani Plot model hutan tanaman jenis gambut Demplot bambu di KPH Jneberang, SOP teknik budidaya bambu serta Informasi analisa kelayakan usaha budidaya petung di Sulawesi Selatan 6 Pilot Iptek KPH Kubu Raya Terpeliharanya demplot rehabilitasi pola silvofishery 7 Pilot iptek restorasi gambut di KPH Tanjung Jabung Barat 8 Pilot Iptek sistem pakar tanaman gambut KPKH TN Sebangau 9 Revitalisasi Petak Ukur Permanen (PUP) di Hutan Alam Produksi dan Hutan Tanaman 10 Pengembangan dan Pengelolaan Koleksi Mikroorganisme INTROF-CC 11 Kajian Keanekaragaman Hayati di Pulau Pejantan, Kab. Bintan, Prov. Kepulauan Riau dan demplot silvopasture Demplot pengembangan restorasi dan rehabilitasi kawasan ekosistem gambut bekas terbakar Aplikasi alat identifikasi jenis gambut Rekomendasi dan masukan hasil reviu implementasi SK Menteri Kehutanan No. 237/Kpts-II/1995 terkait aspek kebijakan, pedoman dan pelaksanaan. Penambahan jumlah mikroorganisme yang teridentifikasi secara molekuler. Data potensi pemanfaatan berdasarkan uji in-vito. Hasil kajian keanekaragaman hayati ekosistem flora dan fauna Pulau Pejantan 12 Pengendalian Hama dan Penyakit Sengon 13 Teknologi Baru Formulasi Inokulan Gaharu untuk Pengadaan Bahan Baku Obat (Incense) dan Produk Turunannya 14 Pengembangan Teknologi Peningkatan Kelahiran Anak Rusa Timor Betina melalui Rekayasa Pakan dan Perkawinan 15 Model Kesesuaian Jenis dan Tapak Berbasis GIS untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan di DAS Citarum Demplot tanaman sengon umur 1 tahun yang toleran terhadap penyakit karat puru. Paten inokulan gaharu baru (generasi ke-3) serta informasi ilmiah berupa perubahan komposisi, senyawa penyusunan gaharu, dan manfaatnya untuk kesehatan (obat-obatan) Data dan informasi pengelolaan pakan dan pengaturan perkawinan rusa untuk meningkatkan kelahiran anak rusa timor betina Model kesesuaian jenis dan tapak berbasis GIS untuk rehabilitasi hutan dan lahan di DAS Citarum 49

65 Tanaman murbei unggul hasil pengembangan pilot iptek sutera di KPH Boalemo. Murbei ini merupakan salah satu hasil litbang pengelolaan hutan (Foto: dok. P3H) 3.3. SP 3/ IKU 3 Target ketiga: 15 Paket bahan sintesa iptek Pada tahun 2017, telah dihasilkan 15 paket bahan sintesa iptek dari UPT lingkup BLI atau 100% dari target tahun (Tabel 36). Dengan tersusunnya 15 bahan di tahun 2017, maka pada periode total telah tersusun 45 paket bahan sintesa iptek atau mencapai 100% dari target Renstra BLI di tahun 2017 dan 60% dari target akhir Renstra di tahun 2019 (Tabel 37) 50

66 Tabel 36. Realisasi kinerja penyusunan bahan sintesa iptek di 15 UPT No Kegiatan Target Realisasi Kinerja (%) Ket 1 B2P2EHD 1 paket 1 paket judul 2 B2P2BPTH 1 paket 1 paket judul 3 BP2LHK Aek Nauli 1 paket 1 paket judul 4 BP2LHK Banjarbaru 1 paket 1 paket judul 5 BP2LHK Kupang 1 paket 1 paket judul 6 BP2LHK Makassar 1 paket 1 paket judul 7 BP2LHK Manado 1 paket 1 paket judul 8 BP2LHK Manokwari 1 paket 1 paket judul 9 BP2LHK Palembang 1 paket 1 paket judul 10 BP2TSTH Kuok 1 paket 1 paket judul 11 BP2TA Ciamis 1 paket 1 paket judul 12 BP2THHBK Mataram 1 paket 1 paket judul 13 BP2TKSDA Samboja 1 paket 1 paket judul 14 BP2TKPDAS Solo 1 paket 1 paket judul 15 BP2TPTH Bogor 1 paket 1 paket judul Rata-Rata 15 paket 15 paket judul Tabel 37. Capaian bahan sintesa iptek terhadap target Renstra BLI No Indikator Target 2017 Renstra Target 2019 Renstra Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen 1 Sintesa 2 B2P2EHD B2P2BPTH BP2LHK Aek Nauli BP2LHK Banjarbaru BP2LHK Kupang BP2LHK Makassar BP2LHK Manado BP2LHK Manokwari BP2LHK Palembang BP2TSTH Kuok BP2TA Ciamis BP2THHBK Mataram BP2TKSDA Samboja BP2TKPDAS Solo BP2TPTH Bogor Rata-rata Secara substansi, 15 bahan sintesa iptek tersusun atas 79 hasil penelitian yang dilaksanakan 15 UPT lingkup BLI. Capaian hasil pada tingkat judul kegiatan yang menjadi penyusun bahan sintesa disajikan pada Tabel

67 Tabel 38. Capaian hasil penelitian penyusun bahan sintesa No Kegiatan Target Real Persen Ket 1. Restorasi Lahan Pasca Tambang Batubara B2P2EHD pada Kawasan Hutan di Kabupaten Berau. 2. Teknik Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang B2P2EHD Bahan Galian C di KHDTK Labanan. 3. Konservasi In-Situ dan Ek-Situ Jenis B2P2EHD Dipterokarpa 4. Model Konservasi Ekosistem Mangrove di B2P2EHD HPP Barat Muara Kaeli. 5. Teknik Silvikultur Untuk Rehabilitasi B2P2EHD Hutan Rawang. 6. Peningkatan Produktivitas Jenis Shorea B2P2EHD leprosula Hasil Seleksi DNA. 7. Teknologi Transformasi Lahan Hutan B2P2EHD Tidak Produktif menjadi Sistem Agroforestry Penghasil Pangan 8. EffervescentTumbuhan Obat Asal KHDTK B2P2EHD Labanan 9. Teknik Pengolahan Minyak Kapur dan B2P2EHD Keruing Asal Kalimantan Timur 10. Teknik Pengolahan Pasak Bumi sebagai B2P2EHD Biomedicine dan Biocosmetic 11. Resolusi Konflik Kebijakan Pengelolaan B2P2EHD KHDTK di Kalimantan 12. Konservasi untuk jenis Kayu Kuku, Kayu B2P2BPTH Merah dan Eboni 13. Genetika Molekuler untuk Konservasi B2P2BPTH Flora-fauna dan Produktivitas Hutan Tanaman 14. Konservasi Jenis Unggulan Daerah (Jenis B2P2BPTH Aren dan Bambu) 15. Pemuliaan Jenis Tanaman Penghasil ayu B2P2BPTH 16. Pemuliaan Jenis Tanaman Penghasil B2P2BPTH HHBK 17. Pemuliaan Tanaman Penghasil Energi B2P2BPTH 18. Restorasi Koridor Gajah untuk Mengurangi Konflik Satwa Sekitar TN. Gunung Leuser BP2LHK Aek Nauli 19. Pembangunan Demplot Taxus dan Pembuatan Teh Herbal Pirdot BP2LHK Aek Nauli 20. Peningkatan Produktivitas Rotan Jernang dan Kapur Melalui Bibit Unggul dan BP2LHK Aek Nauli Teknik Silvikultur 21. Bioprospeksi Mikroba Hutan RAwa Gambut BP2LHK Banjarbaru 22. Strategi Pengelolaan KPHL di Hulu Sungai BP2LHK Selatan 23. Evaluasi Plot Uji Provenans untuk Mendukung Pembangunan Sumber Benih Nyawai 24. Sumplemen Kesehatan Berbasis Gemor (Notaphoebecoriacea) Menurunkan Risiko Banjarbaru BP2LHK Banjarbaru BP2LHK Banjarbaru 52

68 No Kegiatan Target Real Persen Ket Diabates mellitus 25. Pengembangan Tanaman Penghasil Gaharu sebagai Obat Herbal Terstandar BP2LHK Banjarbaru 26. Sumber Pangan Alternatif dari Ekosistem Mangrove di Nusa Tenggara Timur BP2LHK Kupang 27. Optimasi Pengelolaan Lontar sebagai Sumber Energi Alternatif di Nusa Tenggara Timur BP2LHK Kupang 28. Budidaya dan Pemanfaatan Faloak Sebagai Tumbuhan Obat Potensial Nusa Tenggara Timur 29. Formulasi Bahan Pengawet Alternatif dari Jenis Flora Beracun untuk Pengawetan Bebak Sebagai Komponen Rumah di Nusa Tenggara Timur 30. PeranHukum Tradisional Terhadap Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 31. Model Pengelolaan Species Terancam Punah Prioritas Tarsius fuscus di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Sebagai Daya Tarik Wisata 32. Model Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dalam Mendukung Kehidupan Masyarakat 33. Pemanfaatan Mikroba Simbiotik untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit untuk Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Nikel 34. Model Pengelolaan Jasa Lingkungan Wisata di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung BP2LHK Kupang BP2LHK Kupang BP2LHK Kupang BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar 35. Model Pengelolaan Jasa Lingkungan Air di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung BP2LHK Makassar 36. Analisis Daya Dukung DAS pada Berbagai Tipologi di DAS Jeneberang BP2LHK Makassar 37. Model KHDTK untuk Resolusi Konflik BP2LHK Makassar 38. Potensi Sosial dan Budaya Masyarakat Sekitar Kawasan Konservasi di Sulawesi untuk Pelestarian Anoa BP2LHK Manado 39. Reklamasi Lahan Bekas Tambang Nikel Melalui Fitoremediasi dan Bioremediasi 40. Teknologi Pemanfaatan Pakoba sebagai Tanaman Hutan Berpotensi Obat 41. Konservasi Daerah Pesisir dan Pulau Kecil Sebagai Upaya Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim di Sulawesi Utara 42. Potensi Pengembangan Satwa Liar Endemik Papua 43. Model Pengelolaan Hutan Berbasis Ekosistem di KPHL Kota Sorong 44. Peningkatan Produktivitas Tanaman Masoi di Papua BP2LHK Manado BP2LHK Manado BP2LHK Manado BP2LHK Manokwari BP2LHK Manokwari BP2LHK Manokwari 53

69 No Kegiatan Target Real Persen Ket 45. Peningkatan Produktivitas Sagu BP2LHK Manokwari 46. Model Pengelolaan KPH Berbasis Masyarakat Adat di Papua BP2LHK Manokwari 47. Restorasi Hutan Lahan Basah Berbasis Masyarakat BP2LHK Palembang 48. Analisis Tutupan Lahan Minimal untuk Daya Dukung Optimal DAS Musi BP2LHK Palembang 49. Budidaya Tumbuhan Berkhasiat Obat Degeneratif Metabolik di Sub Regional BP2LHK Palembang Sumatera Bagian Selatan 50. Konservasi, Budidaya dan Tata Niaga BP2LHK Rotan Jernang 51. Pengembangan Energi Biomassa Sebagai Energi Alternatif Terbarukan disumatera Selatan 52. Penguatan Tata Kelola Lokal Pada Kawasan Hutan Terkonversi Pertanian di KHDTK Suban Jeriji 53. Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan: Perspektif Pemanfaatan Oleh Komunitas Lokal Di Sumatera Selatan 54. Silvikultur Jenis Pohon Lokal Potensial Di Lahan Marginal/Kritis 55. Pengelolaan Lebah Madu dan Diversifikasi Produk Lebah: Analisis Data Dasar Madu Trigona Spp. dalam Rangka Standarisasi Produk Madu Trigona 56. Diversifikasi Produk Serat Bambu Sumatera dan Kayu Lokal Potensial Gambut 57. Penerapan Model Agroforestry Kayu Pertukangan Jenis Sengon (Falcatariamollucana) dan Manglid (Magnolia champaca) 58. Difusi Teknologi Budidaya PaskaPanen Bambu di Priangan Timur Jawa Barat 59. Potensi Pengembangan HHBK Jenis Ketak (Lygodium cincinnatum) dengan Pola Agroforestry Untuk Mendukung Pengelolaan Kawasan Lindung 60. Penerapan Model Agroforestry Tanaman Hutan Penghasil Sumber Pangan (Umbi- Umbian) dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan di Kabupaten Garut dan KPHP Yogyakarta 61. Peningkatan Produktivitas Lahan dengan Pola Agroforestry Berbasis Kayu Energi di KPHP Batulanteh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Palembang BP2LHK Palembang BP2LHK Palembang BP2LHK Palembang BP2TSTH BP2TSTH BP2TSTH BP2TA BP2TA BP2TA BP2TA BP2TA 54

70 No Kegiatan Target Real Persen Ket 62. Penerapan Model Agroforestry Tanaman Hutan Penghasil Sumber Biofuel (Nyamplung dan Malapari) BP2TA 63. Penerapan Model Agroforestry Tanaman BP2TA Hutan Penghasil Obat Jenis Jamblang (Syzygium Cumini) 64. Strategi Pengusahaan Madu Hutan BP2THHBK Sumbawa di Wilayah KPHP Batulanteh 65. Kuantifikasi Potensi, Budidaya dan BP2THHBK Pengusahaan Rumput Ketak (LygodiumcircinnatumBurn. F Swartz) 66. Peningkatan Usaha dan Mutu Madu Trigona BP2THHBK Sp. 67. Peningkatan Produktivitas HHBK Jenis BP2THHBK Pranajiwa (Euchresta horfieldii) dan Bidara Laut (Strchynos lucida) Sebagai Sumber Obat Potensial di Bali dan NTB 68. Peningkatan Produktivitas dan Manfaat BP2THHBK Serta Penataan Kelembagaan Gaharu (Gyrinopsversteegii) di NTB 69. Ujicoba Pembuatan Bio-Bensin dan BP2THHBK Peningkatan Bio-Kerosin dari Biji Nyamplung dan Kepuh 70. Kajian Kebijakan Pengembangan BP2THHBK Pemanfaatan Wilayah Tertentu (Wisata Alam) di KPHL Rinjani Barat 71. Kajian Habitat Badak Sumatera Di BP2TKSDA Kalimantan Timur 72. Perencanaan Pengelolaan DTA dan Teknik BP2TKPDAS Mitigasi Bencana Kekeringan Di DAS Moyo, NTB 73. Teknik Mitigasi Bencana Tanah Longsor BP2TKPDAS Berbasis Model Konservasi Tanah Dan Air 74. Evaluasi Metode Penilaian Kinerja DAS BP2TKPDAS 75. Pengaturan Distribusi Tata Air DAS BP2TKPDAS Berdasarkan Persentase dan Jenis Penutupan Hutan dan Lahan 76. Resolusi Konflik Tenurial di Taman BP2TKPDAS Nasional Meru Betiri, Jember 77. Tata Kelola Pemulihan Fungsi Danau Rawa BP2TKPDAS Pening 78. Teknologi Perbenihan Untuk BP2TPTH Meningkatkan Produksi Buah/Benih Jenis Mahoni 79. Pengendalian Karat Puru Pada Sengon BP2TPTH Melalui Pendekatan Teknologi Benih Jumlah judul 55

71 3.4. SP 3/ IKU 3 Target keempat: 21 pilot iptek unggulan daeah Capaian pengembangan pilot iptek unggulan daerah tahun 2017 adalah sebanyak 36 pilot iptek atau sebesar 171% dari target tahun 2017 (21 pilot iptek). Selain pencapaian pilot iptek, kegiatan pengembangan di daerah juga menghasilkan 14 hasil pengembangan iptek di daerah. Capaian kegiatan pengembangan unggulan daerah disajikan pada Tabel 39. Pencapaian pilot iptek dalam pengembangan unggulan daerah terus meningkat dari tahun 2016 (15 pilot) menjadi 36 pilot pada tahun 2017 (Gambar 20). Tabel 39.Capaian kinerja pengembangan pilot iptek unggulan daerah tahun 2017 No RPPI Target Realisasi Kinerja (%) 1 Pengembagan pilot iptek unggulan daerah 2 Pengembangan litbang di daerah % Gambar 20. Perkembangan jumlah pilot iptek litbang di daerah 56

72 Demplot pengembangan kayu putih di KPH Biak Numfor (Foto: dok. BBPPBPTH) Demplot tanaman kayu energi di NTB (Foto: dok. BPPTA Ciamis) 57

73 Pengembangan pilot iptek unggulan daerah dilaksanakan oleh 16 UPT lingkup Badan Litbang dan Inovasi. Capaian kegiatan 36 pilot iptek unggulan daerah disajikan pada Tabel 40. Tabel 40. Capaian judul kegiatan pilot iptek litbang di daerah No Kegiatan Luaran Ket 1. Pilot project litbang kayu putih di KPHL Biak Numfor 2. Pengembangan tanaman unggul untuk bahan baku kayu energi 3. Pengembangan teknis vegetatif jenis jati untuk hutan rakyat 4. Pengembangan model kemitraan kehutanan di KHDTK Labanan Kabupaten Berau 5. Pilot project budidaya lebah madu Apis cerana di KHDTK Aek Nauli 6. Peningkatan habitat pelepasliaran orang utan di KPH Konservasi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh 7. Model pencegahan kebakaran lahan gambut berbasis masyarakat 8. Budidaya cendana, gaharu dan kayu papi berbasis agroforestry 9. Pengembangan spesies kunci budaya dalam pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan pedesaan 10. Pengembangan model hutan rakyat partisipatif berbasis lansekap untuk konservasi sumber mata air 11. Model peningkatan ketersediaan air baku berbasis kelompok pemukiman pada daerah imbuhan air tanah DAS prioritas Jeneberang 12. Mikrohidro untuk menggiatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan dan pengembangan usaha produktif desa hutan 13. Model pengelolaan sampah rumah tangga untuk pengendalian pencemaran dan pengembangan urban farming 14. Pengembangan kayu kuku secara eksitu untuk ketersediaan kayu pertukangan dan bahan baku industri 15. Penerapan IPTEK persuteraan alam di Sulawesi Selatan 16. Peningkatan produktivitas rebung bambu ampel sebagai pangan eksklusif 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot B2P2BPTH B2P2BPTH B2P2BPTH B2P2EHD BP2LHK Aek Nauli BP2LHK Aek Nauli BP2LHK Banjarbaru B2P2LHK Kupang B2P2LHK Kupang B2P2LHK Kupang BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar BP2LHK Makassar 58

74 No Kegiatan Luaran Ket 17. Pengembangan demplot kebun benih dan konservasi eksitu eboni (Diospyros spp.) 18. Pengembangan penanaman murbei unggul dan pemeliharaan ulat sutera 1pilot 1pilot BP2LHK Manado BP2LHK Manado 19. Breeding centre of anoa 1pilot BP2LHK Manado 20. Upaya penanganan konflik tenurial di KPHP. Model Poigar melalui kemitraan kehutanan 21. Pilot teknologi inokulasi gaharu pada tegakan gaharu masyarakat di Sulawesi Utara dan Gorontalo 22. Pengembangan pemanfaatan limbah sabut kelapa sebagai media tumbuh jamur 23. Pembangunan kebun benih generatif dan vegetatif Masoi yang dimuliakan 24. Pengembangan hutan tanaman kayu pertukangan sebagai komoditas usaha di KPH 25. Pengembangan teknologi restorasi untuk konservasi jenis-jenis flora langka dan unggulan hutan rawa gambut di Sumatera Selatan 26. Pengembangan gaharu sebagai komoditas bisnis KPH dan masyarakat desa 27. Pembangunan demplot jabon merah dan gaharu pada lahan kritis di Tahura Sultan Syarif Hasyim 28. Pembangunan demplot pemberdayaan masyarakat sekitar KHDTK 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot BP2LHK Manado BP2LHK Manado BP2LHK Manado BP2LHK Manokwari BP2LHK Palembang BP2LHK Palembang BP2LHK Palembang BP2TSTH BP2TSTH 29. Pilot IPTEK inokulasi gaharu 1pilot BP2THHBK 30. Teknologi pemulihan tanah dan air di lahan pasca tambang batubara 31. Rehabilitasi DTA Telaga Warna Telaga Pengilon melalui penanaman flora pegunungan 32. Pengelolaan DAS mikro di daerah tangkapan air Waduk Gajah Mungkur, DAS Bengawan Solo 33. Teknik dan kelembagaan konservasi air di wilayah kering 34. Demplot rehabilitasi di lahan kritis dengan menggunakan teknologi seed pellet 35. Produksi bibit dan pembuatan demplot klon hasil mutation breeding jati muna pada areal HTR 36. Pembangunan demplot hutan tanaman energi jenis nyamplung melalui teknik perbanyakan secara generatif dan vegetatif 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot 1pilot BP2TKSDA BP2TPDAS BP2TPDAS BP2TPDAS BP2TPTH BP2TPTH BP2TPTH 59

75 Selain pengembangan 36 pilot iptek, terdapat 14 kegiatan pengembangan iptek lainnya yang dilaksanakan oleh UPT, yaitu: 1) Pengembangan klon sukun unggul/ B2P2BPTH 2) Pengembangan jenis sengon, jabon, dan akasia/ B2P2BPTH 3) Pelaksanaan pengelolaan pengembangan jenis khas DIY/ B2P2BPTH 4) Formulasi dan teknik penilaian pemulihan tegakan hutan alam setelah penebangan/ B2P2EHD Samarinda 5) Kemenyan unggul untuk hutan rakyat/ BP2LHK Aek Nauli 6) Penyemaian dn penanaman pohon buah hutan khas batak di Aek Nauli dan Salagundi, Samosir/ BP2LHK Aek Nauli 7) Konservasi eksitu dan rehabilitasi kura-kura leher ular Rote di Nusa Tenggara Timur/ B2P2LHK Kupang 8) Optimalisasi daya dukung (kehidupan) pulau perbatasan melalui peningkatan kapasitas masyarakat/ BP2LHK Manado 9) Pengembangan tanaman unggulan hasil pemuliaan di KHDTK/ BP2LHK Palembang 10) Uji sidik cepat identifikasi zat tambahan dalam madu/ BP2TSTH Kuok 11) Pengembangan pot organik bibit tanaman dari limbah lignoselulosa sekitar hutan sebagai usaha rumah tangga masyarakat desa sekitar hutan/ BP2TSTH Kuok 12) Pengembangan wisata dan restorasi habitat bekantan di Kalimantan/ BP2TKSDA Samboja 13) Kriteria dan indikator model pembangunan sanctuary orang utan/ BP2TKSDA Samboja 14) Teknologi konservasi dan pemanfaatan tumbuhan obat kalimantan (akar kuning)/ BP2TKSDA Samboja Kegiatan pengembangan-pengembangan tersebut masaih dalam tahap awal pengembangan atau belum ada kegiatan pembangunan demplot yang nyata di tahun Meskipun demikian, hasil kegiatan pengembangan lainnya tersebut akan menjadi dasar pengembangan pilot iptek yang dilaksanakan tahun Hasil-hasil pengembangan pilot iptek di daerah merupakan upaya untuk mendekatkan hasil litbang kepada pengguna. Oleh karena itu, pengembangan pilot iptek di daerah dilakukan dengan melibatkan para pengguna itu sendiri. Selain itu, upaya publikasi hasilhasil pengembangan pilot iptek dilakukan seiring dengan kegiatan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan adopsi hasil pengembangan oleh pengguna lainnya. 60

76 Anoa Breeding Centre (ABC) BPPLHK Manado adalah salah satu pilot iptek unggulan daerah BLI. Kegiatan utama ABC adalah pengembangan teknologi penangkaran Anoa yang merupakan satwa liar endemik terancam punah sulawesi. ABC telah berhasil menghasilkan 2 (dua) anakan Anoa. Anak pertama diberikan nama Maesa oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (H. Muhamad Jusuf Kalla), sedangkan anak kedua yang lahir diberikan nama Anara oleh Menteri LHK (Foto: dok. PPID KLHK/ 61

77 Mikrohidro dan demplot Rehabilitasi gambut yang merupakan pilot-pilot iptek litbang di daerah yang dilaksanakan oleh BPPLHK Manado dan BPPLHK Palembang (Foto: facebook BPPLHK Makassar dan CNN Indonesia) 62

78 3.5. IKU 3 Target kelima: Pengelolaan 30 KHDTK Pengelolaan KHDTK telah dilaksanakan di 30 KHDTK yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang dan Inovasi sebagaimana disajikan pada Tabel 41. Tabel 41. Pengelolaan KHDTK lingkup BLI tahun 2017 No KHDTK Pengelola Kegiatan 1. Aek Nauli BPPLHK Aek Nauli Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan wisata ilmiah, pengembangan demplot 2. Siali-Ali BPPLHK Aek Nauli Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 3. Aek Godang BPPLHK Aek Nauli Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 4. Kepau Jaya BPTSTH Kuok Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 5. Benakat BPPLHK Palembang pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 6. Kemampo BPPLHK Palembang Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot, pengembangan wisata ilmiah 7. Suban Jeriji BPPLHK Palembang Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian pengembangan demplot 8. Sumber Weringin BBPPBPTH Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 9. Padekan Malang BBPPBPTH Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 10. Kaliurang BBPPBPTH Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan wisata ilmiah, pengembangan demplot 11. Petak 93 Playen BBPPBPTH Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 12. Watusipat BBPPBPTH Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 13. Wonogiri BBPPBPTH Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 14. Modang BPTKPDAS Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 15. Cemoro BPTKPDAS Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 16. Gombong BPTKPDAS Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 17. Rarung BPTHHBK Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot, pengembangan wisata ilmiah, kemitraan dalam rangka resolusi konflik 18. Nusa Penida, BPTHHBK Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 19. Tumbang Nusa BPPLHK Banjarbaru Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot, aplikasi iptek gambut 63

79 No KHDTK Pengelola Kegiatan 20. Rantau BPPLHK Banjarbaru Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 21. Kintap BPPLHK Banjarbaru Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 22. Riam Kiwa BPPLHK Banjarbaru Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 23. Samboja BPTKSDA Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan wisata ilmiah, pengembangan demplot, Orang Utan Research Centre 24. Labanan BBPEHD Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot, kemitraan dengan masyarakat 25. Sebulu BBPEHD Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 26. Sangai BBPEHD Pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 27. Malili BPPLHK Makassar Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 28. Mengkendek BPPLHK Makassar Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 29. Borisallo BPPLHK Makassar Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot 30. Hambala BPPLHK Kupang Proses penetapan kawasan, pemeliharaan sarana dan plot penelitian, pengembangan demplot, pencegahan kebakaran Peresmian Aek Nauli Elephant Conservation Camp, merupakan salah satu bentuk pengembangan widya wisata di KHDTK (Foto: dok. BPPLHK Aek Nauli) 64

80 C. CAPAIAN KINERJA LAINNYA 1. Hasil Litbang Dimanfaatkan Pengguna Pada tahun 2017, tercatat 86 hasil litbang telah digunakan oleh berbagai pihak, baik oleh internal KLHK, KPH, pemerintah daerah, swasta, kelompok masyarakat, maupun lembaga riset. Produk iptek yang digunakan meliputi benih unggul, teknik budidaya, iptek rehabilitasi, hasil kajian, serta pengolahan produk hasil hutan. Daftar hasil litbang yang dimanfaatkan disajikan pada Lampiran Penetapan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Pada tahun 2017, Puslitbang Hasil Hutan ditetapkan sebagai PUI Pemanfaatan Hasil Hutan Tropis periode PUI merupakan bentuk tertinggi pengakuan atas institusi litbang di Indonesia yang diberikan oleh Kementerian Ristek dan DIKTI. Sebelumnya, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPPBPTH) Yogyakarta telah ditetapkan sebagai PUI Pemuliaan Tanaman Hutan Tropis. Penetapan lembaga litbang sebagai PUI merupakan salah satu bentuk pengakuan bahwa lembaga mampu dan telah melaksanakan kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang yang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna IPTEK, Puslitbang Hasil Hutan dan BBPPBPTH ditetapkan sebagai pusat unggulan IPTEK secara langsung tanpa melalui tahapan pembinaan terlebih dahulu. Penganugerahan PUI kepada Puslitbang Hasil Hutan (Foto: dok.p3hh) 65

81 Selain 2 PUI yang ditetapkan langsung tersebut, Pusat Litbang Sosial Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim; Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS Solo; dan Balai Litbang Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Mataram juga ditetapkan sebagai lembaga yang dibina dalam mendapatkan Predikat PUI bidang prioritas spesifik. 3. Penyelenggaraan IUFRO-INAFOR Joint International Conference 2017 Tahun 2017, BLI menyelenggarakankegiatan akbar bertajuk IUFRO-INAFOR Joint International Conference Kegiatan bertemunya para peneliti dari berbagai negara ini berlangsung selama 4 hari, tanggal Juli 2017 di Hotel The Alana, Yogyakarta, Indonesia. Beberapa hal terkait penyelenggaraan IUFO-INAFOR Joint International Conference 2017 digambarkan sebagai berikut: Deskripsi : Kegiatan gabungan antara IUFRO Working Party dengan 4 th International Conference of Indonesia Forestry Researchers 2017 (4 th INAFOR) Bahasa : Inggris Topik : Promoting Sustainable Resources from Plantations for Economic Growth and Community Benefits Sub Tema : 6 (enam) sub tema meliputi: (1) Plantation management for sustainable production; (2) Diseases and pests; (3) Genetics and breeding; (4) Risk and Mitigation; (5) Forest-based Products for Greener Future, dan (6) Forests for Community Benefits. Jumlah presenter oral dan poster pada masing-masing topik disajikan pada Tabel 10. Invited Speech : Kemenristek, IUFRO, CSIRO Australia, Ehime University Jepang, FRIM Malaysia, VAFS Vietnam, University of Oulu Finland, University of Sunshine Coast Australia, CIFOR, UGM, IPB, LIPI, Gubernur Bangka Belitung, LIPI, APHI dan APRIL Grup Presentasi : 22 Invited Speaker, 77 Presenter Oral, dan 94 Presenter Poster Peserta : 608 orang dari Australia, Vietnam, Laos, Bangladesh, Finlandia, Brasil, Nigeria dan Indonesia Rangkaian Acara : Pembukaan, Plenarry Session (invited speakers), sub plenary session (oral/poster presentation), dan field trip ke Gunung Kidul, Purworejo dan Klaten Side Event : Penanaman pohon di lereng gunung Merapi serta pameran Peliputan media foto, poster dan hasil litbang Media Indonesia; Republika; Antara News; Suara Merdeka; Media Rakyat; Solo Pos; Pojok Jogja, Harian Jogja, jpp.co.id; Tribrata News, Kontan.co.id, Okezone.com; Satunusantara News; Inilah.com; Litbang Kementerian Perdagangan 66

82 Pembukaan IUFRO INAFOR Joint Conference 2017 (Foto: dok. Sekretariat BLI) 67

83 4. Akreditasi Internasional Indonesian Journal of Forestry Research Indonesian Journal of Forestry Research (IJFR) nomor ISSN merupakan satusatunya jurnal ilmiah BLI yang berbahasa Inggris. IJFR merupakan jurnal ilmiah Terakreditasi yang berlaku selama lima tahun sejak Juni 2016 Juni 2021 sesuai sertifikat akreditasi Nomor 754/AU3/P2MI-LIPI/08/2016. Pada tahun 2017 IJFR resmi dinyatakan sebagai satu dari tujuh jurnal yang ditetapkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai: Jurnal Ilmiah Bereputasi Internasional. Hal tersebut tertuang pada Surat Keputusan Kepala LIPI Nomor 1026/E/2017 tentang Terbitan Ilmiah Indonesia Bereputasi Internasional. 5. Kerjasama Pada tahun 2017, BLI terlibat dalam 250 kerjasama baik dalam dan luar negeri (Tabel 42). Mitra kerjasama BLI berasal dari lembaga riset, universitas, pemerintah daerah, industri kehutanan, perusahaan swasta, kelompok masyarakat, KPH dan pemerintah. Kerjasama dengan mitra merupakan satu bentuk kepercayaan dan upaya untuk mempercepat proses kegiatan, peningkatan mutu hasil litbang, serta percepatan penyampaian hasil kepada pengguna. Tabel 42. Kerjasama BLI tahun 2017 No Satker Dalam Negeri Luar Negeri Hibah Jumlah 1 Sekretariat BLI Puslitbang Hutan Puslitbang Hasil Hutan Puslitbang Sosekjakpi Puslitbang KLL BBPPPBPTH Yogyakarta BBPPD Samarinda BPPLHK Aeknauli BPPTSTH Kuok BPPLHK Palembang BPPTPTH Bogor BPPTA Ciamis BPPTDAS Solo BPPTKSDA Samboja BPPLHK Banjarbaru BPPLHK Makassar BPPLHK Manado BPPTHHBK Mataram BPPLHK Kupang BPPLHK Manokwari 1 1 Jumlah

84 6. Akuntabilitas Kinerja Nilai SAKIP Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 adalah sebesar 71,97 poin (Kategori BB/ Sangat Baik). Capaian ini dibawah target atau hanya mencapai 90% dari target nilai SAKIP tahun 2017 sebesar 80 poin. Dengan capaian tahun 2017 ini, Sekretariat BLI baru mencapai progres 87% dari target nilai SAKIP yang ingin dicapai oleh Renstra BLI di tahun 2019 (83 poin). Untuk pertama kalinya semenjak tahun 2015, nilai SAKIP BLI berada dibawah nilai yang ditargetkan sebagaimana disajikan pada Gambar 21. Tidak tercapainya nilai SAKIP BLI disebabkan adanya perubahan kebijakan penilaian SAKIP Eselon I yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal. Perubahan tersebut mengakibatkan turunnya semua nilai SAKIP Eselon I KLHK pada tahun 2017 sebagaimana disajikan pada Tabel 43. Gambar 21. Perkembangan target dan capaian nilai SAKIP BLI Tabel 43. Perubahan Nilai SAKIP Eselon I KLHK No Jenis Belanja Nilai Kategori Nilai Kategori selisih 1. DITJEN PHPL 88,19 A 70,89 BB -17,3 2. DITJEN PDASHL 84,47 A 71,52 BB -12,95 3. DITJEN KSDAE 83,11 A 70,26 BB -12,85 4. DITJEN PKTL 73,90 BB 71,25 BB -2,65 5. BLI 85,33 A 71,97 BB -13,36 6. BADAN P2SDM 90,60 AA 72,09 BB -18,51 7. DITJEN PHLHK 75,98 BB 70,49 BB -5,49 8. DITJEN PSKL 79,05 BB 70,40 BB -8,65 9. DITJEN PPI 51,08 CC 69,10 B 18, DITJEN PSLB3 75,82 BB 68,87 B -6, DITJEN PPKL 80,68 A 69,01 B -11, ITJEN 83,22 A 72,29 BB -10, SETJEN 72,05 BB 72,06 BB 0,01 69

85 D. AKUNTABILITAS ANGGARAN Pagu APBNP Badan Litbang dan Inovasi Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp ,-. Adapun realisasi anggaran BLI tahun 2017 adalah sebesar Rp atau sebesar 97,80%. Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja, sumber dana, dan kegiatan disajikan pada Tabel 44, 45, dan 46 serta Lampiran 4. Sedangkan realisasi anggaran Satker lingkup BLI disajikan pada Gambar 21. Tabel 44. Realisasi Anggaran APBNP BLItahun 2017berdasarkan jenis belanja No Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persen 1 Belanja Pegawai ,11 2 Belanja Barang ,18 3 Belanja Modal ,41 Total ,80 Tabel 45. Realisasi Anggaran APBNP BLItahun 2017 berdasarkan sumber dana No Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persen 1 Rupiah Murni PNBP Hibah Luar Negeri Hibah Langsung Luar Negeri Jumlah Tabel 46. Realisasi anggaran APBNP BLI tahun 2017 berdasarkan jenis belanja No Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persen 1 Dukungan Manajemen dan ,28 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2 Penelitian Pengelolaan Hutan ,52 3 Penelitian Peningkatan Nilai ,38 Tambah Hasil Hutan 4 Penelitian Kualitas Lingkungan dan ,74 Pengelolaan Laboratorium Lingkungan 5 Penelitian Sosekjak serta ,02 Pengembangan Hasil Penelitian 6 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ,99 Tematik Unit Litbang LHK di Daerah Jumlah

86 Gambar 22. Realisasi belanja Satker lingkup BLI 71

87 Gambar 23. Tren realisasi anggaran BLI Tahun Gambar 22 menunjukan bahwa realisasi anggaran BLI meningkat dari tahun 2015 dan Dengan disertai penyelenggaraan keuangan yang handal dan akuntabel, hal ini menunjukkan semakin baiknya pelaksanaan kegiatan lingkup BLI. Pada sisi penerimaan, pada tahun 2017 BLI mendapatkan pendapatan PNBP sebesar Rp dari berbagai sumber pos PNBP (Tabel 47). Tabel 47. Realisasi anggaran APBNP BLItahun 2017 berdasarkan jenis belanja No. Kode MAP Pos PNBP/Sumber Pendapatan Pendapatan (Rp.) Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas dan Fungsi Masing- Masing Kementerian Negara/Lembaga Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu Pendapatan Bea Lelang Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji Pendapatan Anggaran Lain-lain Pendapatan Jasa Lainnya Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR Pensiunan PNS TOTAL

88 E. EFISIENSI KINERJA BLI Efisiensi dapat diketahui dari perbandingan antara capaian kinerja dengan realisasi anggaran. Pengukuran efektifitas dan efisiensi kinerja litbang kehutanan empat tahun terakhir disajikan pada Tabel48. Tabel 48. Efisiensi kinerja BLI tahun Realisasi Realisasi indeks No Tahun Simpulan Anggaran (%) Kinerja (%) efisiensi , ,07 efisien ,38 1,11 efisien ,27 104,9 1,12 efisien efisien Dari Tabel 48 diatas dapat diketahui bahwa angka indeks efisiensi kinerja BLI tahun 2017 adalah sebesar 1,02. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian target kinerja BLI telah dilaksanakan secara efisien. Efisiensi tahun 2017 mampu mempertahankan efisiensi penggunaan sumber daya keuangan secara efisien yang telah dicapai pada tahun F. UPAYA PENINGKATAN KINERJA Laporan Kinerja (LKj) merupakan salah satu perangkat untuk melakukan evaluasi kinerja institusi. Terdapat beberapa permasalahan yang sangat berpengaruh pada pencapaian kegiatan penelitian dan pengembangan di tahun 2017 dan memerlukan segera penanganan di tahun 2018 antara lain: 1. Masih kurangnya kontribusi BLI dalam mendukung pengambilan kebijakan strategis tingkat kementerian LHK. Meskipun kerjasama dalam tataran teknis khususnya di UPT telah banyak berjalan, namun dalam penyusunan kebijakan tingkat kementerian yang sangat dinamis, kontribusi BLI belum sesuai dengan yang diharapkan. 2. Upaya diseminasi hasil penelitian belum mencapai target yang diharapkan. Rendahnya nilai kemanfaatan penelitian/outcome menunjukan upaya publikasi dan diseminasi hasil litbang melalui berbagai media masih harus terus ditingkatkan. 3. Terdapat realisasi kegiatan yang masih dibawah target yang ditetapkan dalam dalam Renstra BLI antara lain pembentukan stasiun riset kehati di Taman Nasional dan Nilai SAKIP BLI. Hal ini memerlukan upaya percepatan di tahun 2018 sehingga target-target tersebut dapat tercapai pada akhir periode Renstra. 4. Kegiatan-kegiatan pengembangan khususnya yang berbentuk pilot iptek belum seluruhnya terlihat hasilnya dilapangan. Perlu diupayakan pembangunan fisik hasil penelitian yang lebih nyata di lapangan sehingga pilot iptek yang terbentuk representatif untuk dijadikan contoh dan diadopsi oleh pihak lain. 5. Keterlambatan penetapan judul-judul penelitian dan pengembangan yang disebabkan adanya proses untuk mengakomodir mekanisme penetapan standar biaya output 73

89 penelitian. Hal ini menyebabkan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan penelitian dan menimbulkan potensiketidakselarasan proses perencanaan pemerintah dengan penyeleksian substansi penelitian. 6. Penetapan status KHDTK masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini menghambat proses pengembangan KHDTK yang akan dilakukan dengan memanfaatkan mekanisme pendanaan SBSN. 7. Tidak tersedia peneliti dengan jumlah memadai untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pada beberapa Satker. Meskipun permasalahan ini dapat diselesaikan dengan optimalisasi tenaga yang ada, namun tidak optimal untuk mendukung kegiatan litbang. 8. Pemanfaatan dana PNBP laboratorium secara langsung belum dapat dilakukan. Penyediaan dasar hukum bagi penggunaan dana PNBP dari laboratorium tersebut menjadi penting untuk menunjang operasionalisasi laboratorium rujukan. 9. Meskipun dalam jumlah yang kecil, masih dijumpai adanya kurang tertib administrasi keuangan dan BMN. Terhadap permasalahan yang dihadapi tersebut, perlu dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun 2017 sebagai berikut: 1. BLI akan menempatkan sejumlah peneliti dengan kualifikasi yang sesuai untuk melakukan pendampingan secara aktif kepada Eselon I teknis dalam penyusunan kebijakan. Untuk memfasilitasi hal tersebut, sejumlah peneliti akan ditempatkan di Manggala Wanabhakti secara bergilir untuk terlibat langsung dalam pengambilan kebijakan Eselon I teknis sesuai proses bisnis yang disepakati. Selain itu, upaya mensosialisasikan 200 inovasi BLI kepada pihak pengguna merupakan sarana penting dalam memperluas aplikasi hasil litbang. 2. Monitoring pada rencana diseminasi hasil penelitian dan lembar pernyataan output hasil penelitian untuk memastikan adanya upaya tindak lanjut atas hasil penelitian, baik proses publikasi, diseminasi, maupun pemanfaatan langsung kepada pengguna. Upaya mendorong akreditasi jurnal-jurnal penelitian lingkup BLI merupakan upaya yang tidak terpisahkan dari proses ini. 3. Memastikan terpenuhinya kebutuhan tenaga peneliti pada kegiatan Satker lingkup BLI. Sehubungan dengan permasalahan ini telah dilakukan alih fungsi pegawai yang ada dan perpindahan peneliti lingkup BLI. 4. Melakukan upaya koordinasi efektif untuk terbitnya peraturan yang diperlukan bagi penggunaan dana PNBP hasil pengujian pada laboratorium. Selain itu, BLI akan mengembangkan laboratorium-laboratorium unggulan untuk dapat berfungsi strategis dalam forensik dan peningkatan PNBP. 5. Mempercepat mekanisme penyaringan judul penelitian dan pengembangan tahun 2019 agar seiring dengan mekanisme penyusunan rencana kerja pemerintah. Dengan percepatan ini, maka kekurangselarasan penyusunan dalam penyusunan rencana program akan dapat dieliminasi. 74

90 6. Pengarusutamaan kegiatan pengembangan dengan pengkajian rencana pengembangan secara lebih komprehensif. Seiring dengan kebutuhan iptek bidang LHK yang terus berkembang pesat, maka upaya pengembangan iptek harus dilakukan dengan tata waktu yang terukur dan skala yang representatif. 7. Memastikan pilot iptek litbang baik di KPH maupun yang dikembangkan bersama masyarakat, pemerintah daerah, dan industri mendapatkan hasil yang representatif dan dalam waktu yangsingkat. Pengkajian setiap metode pengembanganharus dilakukan secara lebih komprehensif bersama pihak terkait. Mengingat pembangunan pilot iptek yang representatif memerlukan sumber dana yang memadai, maka pemanfaatan sumber dana alternatif perlu terus dikembangkan. 8. Mempercepat penetapan status KHDTK yang dilakukan dengan koordinasi secara berkala dengan Ditjen. Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. 9. Meningkatkan pengendalian pelaksanaan keuangan dan anggaran melalui Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk menghilangkan potensi temuan pemeriksaan keuangan. 10. Mengaplikasikan sistem e-kinerja secara menyeluruh sehingga target-target program dan kegiatan dapat terpantau pelaksanaannya sampai kepada masing-masing penanggung jawab kegiatan. Hal ini merupakan rekomendasi dari evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal. 11. Percepatan kinerja pembentukan stasiun riset di Taman Nasional pada tahun sehingga target 12 stasiun riset di Taman Nasional di tahun 2019 dapat terpenuhi. Selain itu, upaya penerapan akuntabilitas kinerja baik aspek perencanaan program, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, maupun evaluasi kinerja perlu mendapatkan prioritas. 75

91 BAB IV. PENUTUP 1. Kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 didasarkan pada pencapaian tiga sasaran program, yang diukur dari target-target kinerja pada 3 (tiga) Indikator Kinerja Program yang sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu 1) Jumlah paket iptek untuk mendukung pencapaian kualitas lingkungan hidup meningkat setiap tahun, 2) Jumlah paket iptek untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan pada devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun, dan 3) Jumlah paket iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung keseimbangan ekosistem. 2. Berdasarkan pengukuran kinerja, capaian kinerja Badan Litbang dan Inovasi tahun 2017 adalah sebesar 104,54%. Capaian ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2016 (104,9) namun tetap berada diatas 100% atau melampaui target kinerja. 3. Pada pengukuran kinerja tingkat IKU, sebanyak 2 (dua) IKU telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu paket iptek yang mendukung peningkatan pendapatan dan devisa negara (102,2%) dan paket iptek yang mendukung kelestarian ekosistem (119,3%). Sedangkan satu IKU yaitu paket iptek yang mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup hanya mencapai 94% dari target. Meskipun capaian IKU ini belum mencapai target yang tercantum dalam Rencana Kerja 2017, namun masih memenuhi target Renstra sampai dengan tahun Hal ini disebabkan target Renja BLI pada beberapa indikator ditetapkan lebih tinggi dari target tahun 2017 yang tercantum dalam dokumen Renstra Realisasi anggaran BLI tahun 2017 adalah sebesar Rp atau sebesar 97,80% dari pagu (Rp ,- ). 5. Nilai efisiensi kinerja BLI tahun 2017 adalah sebesar 1,07 yang menunjukkan bahwa kinerja BLI tahun 2017 telah berjalan efisien. Nilai efisiensi tahun 2017 tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2016 (1,12), namun tetap berada diatas 1 sehingga masihberjalan pada tingkat yang efisien. 6. Berdasarkan output fisik kegiatan, BLI pada tahun 2017 menghasilkan 15 sintesis hasil penelitian integratif, 16 pilot iptek litbang di KPH, 2 pilot iptek lingkungan, 36 pilot iptek litbang di daerah, 21 hasil pengembangan iptek, 7 SNI pengujian parameter lingkungan, 6 laboratorium lingkungan binaan di daerah, 3 rancangan stasiun riset kehati di Taman Nasional, dan pengelolaan 34 KHDTK. 7. Terdapat beberapa capaian kinerja penting lainnya yang diraih di tahun 2017, yaitu penetapan Pusat Unggulan Iptek oleh Kemenristek, penyelenggaraan IUFRO- INAFOR Joint International Conference 2017, penetapan Indonesian Journal Of ForestryResearch sebagai jurnal bereputasi internasional, serta meningkatnya kerjasama 76

92 litbang baik penyelenggaraan penelitian maupun dalam rangka penerapan hasil penelitian. 8. Permasalahan yang masih dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2017 antara lain menyangkut masih rendahnya dukungan litbang dalam penyusunan kebijakan kementerian dan prioritas nasional pembangunan, publikasi dan diseminasi hasil litbangyang masih perlu ditingkatkan, kurangnya kecukupan tenaga peneliti, lambatnya proses penetapan KHDTK, belum dapat dilakukannya pemanfaatan langsung PNBP pengujian laboratorium, serta terdapatnya beberapa capaian kinerja yang masih dibawah target Renstra. 9. Sebagai upaya perbaikan kinerja, BLI akan berupaya mendukung secara aktif dalam proses penyusunan kebijakan pada tingkat kementerian dan Eselon I teknis, meningkatkan sosialisasi dan diseminasi hasil litbang, meningkatkan koordinasi dengan para pihak terkait kegiatan pengembangan dan KHDTK, mengupayakan mekanisme penggunaan langsung anggaran PNBP laboratorium, serta peningkatan efektifitas pengendalian dan implementasi akuntabilitas pada seluruh tahapan kegiatanuntuk memastikan tercapainya capaian kinerja. 77

93 LAMPIRAN-LAMPIRAN Sampul buku 200 Inovasi BLI (Dok. Sekretariat BLI) 78

94 Lampiran 1. Penetapan IKU BLI 79

95 80

96 81

97 82

98 Lampiran 2. Perjanjian Kinerja 83

99 84

100 Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Tahun 2017 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan IKP 1. Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat Setiap Tahun Target 1 3 SintesaPenelitian bidang Kualitas Lingkungan serta 60% Persen Kemanfaatan 1 Sintesa Iptek Sintesa Antara tahun Kemanfaatan Iptek RPPI RPPI 10 1 Indek Pencemar Air pada Danau Prioritas Jurnal Ilmaih belum Akreditasi P3 KLL 2 Kualitas air di wilayah pesisir dan laut Draft KTI P3 KLL 3 Uji tingkat pencemaran tanah untuk Produksi biomassa dalam rangka Draft KTI P3 KLL 20 pemanfaatan sumber daya alam 4 Pembangunan Demplot Biosanita Jurnal Ilmaih belum Akreditasi P3 KLL 5 Aplikasi formulasi tingkat pencemaran udara berdasarkan parameter deposisi Jurnal ilmiah belum akreditasi P3 KLL 60 asam 6 Penanggulaangan kebisingan di lingkungan sekolah Draft KTI P3 KLL 7 Kualitas udara untuk IKLH Jurnal Ilmiah belum Akreditasi P3 KLL 8 Mitigasi dampak pencemaran udara dalam darah Draft KTI P3 KLL Rata-rata RPPI RPPI 11 1 Formulasi Indeks Kualitas Air dalam penilaian status air Sungai Jurnal Ilmaih belum Akreditasi P3 KLL Rata-rata RPPI RPPI 12 1 Status Riset Efisiensi Pola Konsumsi Air Rumah Tangga Jurnal Ilmaih belum Akreditasi P3 KLL Rata-rata RPPI Rata-rata seluruh RPPI 60 53,33 89 Rata-Rata target 1 94 Target 2 3 SintesaPenelitian bidang Sosekjak dan perubahan iklim serta 60% Persen Kemanfaatan 1 Sintesa Iptek Sintesa Antara tahun Kemanfaatan Iptek RPPI RPPI 13 1 Ketersediaan dan manfaat perhutanan sosial terhadap pemenuhan kebutuhan PB (Volume 11 No. 08 Tahun P3 SEKPI pangan, obat dan energi bagi masyarakat 2017), 2 Pendekatan lanskap dalam implementasi PS lingkup DAS (lanskap DAS) LHP/Draft Jurnal P3 SEKPI Jurnal Analisis Kebijakan P3 SEKPI Potensi dan resolusi konflik kawasan hutan Kehutanan 4 Resolusi konflik kebijakan pengelolaan KHDTK di Kalimantan Prosiding B2P2EHD 5 Model KHDTK untuk resolusi konflik Prosiding pertemuan ilmiah dan seminar nasional Komhindo BP2LHK Makassar 85

101 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan 6 Konservasi daerah pesisir dan pulau kecil sebagai upaya mitigasi dan adaptasi Draft Publikasi dampak perubahan iklim di Sulawesi Utara BP2LHK Manado 7 Model pengelolaan KPH berbasis masyarakat adat di Papua Jurnal terakreditasi BP2LHK Manokwari 8 Penguatan tata kelola lokal pada kawasan hutan terkonversi pertanian di KHDTK Subanjeriji Prosiding IUFRO INAFOR 2017 BP2LHK Palembang 9 Pencegahan kebakaran hutan dan lahan: Perspektif pemanfaatan oleh komunitas lokal di Sumatera Selatan Prosiding BP2LHK Palembang 10 Kajian kebijakan pengembangan pemanfaatan wilayah tertentu (wisata alam) Alih teknologi di kphl rinjani barat BP2THHBK 11 Resolusi konflik tenurial di Taman Nasional Meru Betiri, Jember Jurnal Nasional Terakreditasi BP2TPDAS Rata-rata RPPI ,2 97 RPPI 14 1 Optimasi penggunaan lahan perhutanan sosial sebagai peningkatan efektivitas PB Volume 11 No. 09 Tahun 2017 P3 SEKPI kebijakan alokasi 12,7 juta ha (aspek ekonomi) 2 Dampak Peraturan Perdagangan Nasional dan Internasional Terhadap Jurnal Penelitian Sosek P3 SEKPI Perdagangan Hasil Hutan Kehutanan 3 Desain peraturan perdagangan karbon hutan Jurnal Analisis Kebijakan P3 SEKPI 4 Efisiensi Perijinan Bidang LHK (Kehutanan, PETI, Pertambangan dalam Kawasan Hutan, Jasa Lingkungan) PB Volume 10 No. 3 Tahun 2016 P3 SEKPI Jurnal Analisis Kebijakan P3 SEKPI Instrumen Evaluasi Keberhasilan KPH Kehutanan 6 Pengelolaan Mangrove Lestari dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Daerah Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan P3 SEKPI Jurnal Analisis Kebijakan P3 SEKPI Kebijakan Perdagangan HHBK dan Market Intelligence Lintas Sektor Kehutanan 8 Tata kelola pemulihan fungsi danau Rawapening Proceeding International Conference BP2TPDAS Rata-rata RPPI ,5 121 RPPI15 1 Kebijakan Alokatif Lahan di Tingkat KPH LHP/Draft Jurnal P3 SEKPI 2 Persepsi Lembaga Politik Terhadap Penerapan Politik Lingkungan dan Jurnal Analisis Kebijakan P3 SEKPI 80 Kehutanan Kehutanan 3 Analisis akademik revisi UU 41/ LHP/Draft Naskah Akademik P3 SEKPI 4 Kelembagaan pengelolaan sampah ramah lingkungan : pola-pola insentif dan LHP/Draft Jurnal P3 SEKPI 5 Kepentingan lintas sektor dan antar tingkat peraturan pemerintah dalam Jurnal Analsisi Kebijakan P3 SEKPI 80 kebakaran hutan/lahan dan pencemaran 86

102 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi 6 Peran hukum tradisional terhadap pembangunan lingkungan hidup dan Publikasi surat kabar kehutanan Rata-rata RPPI ,67 78 Rata-rata seluruh RPPI 60 59,12 98,53 Rata-Rata target 2 99,26 Target 3 Paket pengembangan lab rujukan nasional Laporan pelaksanaan kegiatan Target 4 Pengembangan IPTEK LHK bidang kualitas lingkungan serta bidang Sosekjak dan perubahan iklim Laporan Hasil Pengembangan (LHPg) Pengembangan IPTEK LHK bidang kualitas lingkungan Terlaksananya paket 1 pengembangan tahun pertama Pengembangan IPTEK LHK bidang Sosekjak dan perubahan iklim Terlaksananya paket 2 pengembangan tahun ketiga Rata-Rata targe ,33 Rata-Rata Rata-Rata IKP 1 92,18 IKP 2: Jumlah Paket Iptek untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup pada Devisa dan Penerimaan Negara Meningkat Setiap Tahun Target 1 6 SintesaPenelitian bidang pengelolaan hutan serta 60% Persen Kemanfaatan 1 Sintesa Iptek Sintesa Antara tahun Kemanfaatan Iptek RPPI RPPI 1 1 Penilaian Viabilitas Habitat dan Populasi (PHVA) Macan Tutul (Panthera pardus Biodiversitas Journal of Biological melas) sebagai Dasar Pembinaan Habitat, Peningkatan Populasi dan Mitigasi Diversity 18 (2), Konflik 2 Status dan Alternatif Resolusi Konflik Akibat Gangguan Satwa Liar Gajah di Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Sumatera dan Kehutanan 3 Restorasi lahan pasca tambang batubara pada kawasan hutan di Kabupaten Prosiding Berau. 4 Teknik Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang Bahan Galian Golongan C di KHDTK Prosiding Labanan. 5 Konservasi In-Situ dan Ek-Situ Jenis Dipterokarpa Potensial dan Terancam Prosiding Punah. 87 Keterangan BP2LHK Kupang P3 SEKPI DAN P3 KLL P3 KLL P3 SEKPI P3 hutan P3 hutan B2P2EHD B2P2EHD B2P2EHD 6 Model Konservasi Ekosistem Mangrove di HPP Barat Muara Kaeli Draft KTI B2P2EHD 7 Konservasi untuk jenis kayu kuku, kayu merah dan eboni Prosiding B2P2BPTH 8 Genetika molekuler untuk konservasi flora-fauna dan produktivitas hutan Jurnal tanaman B2P2BPTH

103 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan 9 Konservasi jenis unggulan daerah (jenis aren dan bambu) Prosiding B2P2BPTH 10 Restorasi koridor gajah untuk mengurangi konflik satwa sekitar Taman Nasional Gunung Leuser Jurnal Wallacea BP2LHK Aek Nauli 11 Pembangunan demplot Taxus dan pembuatan teh herbal pirdot Jurnal Wallacea BP2LHK Aek Nauli 12 Bioprospeksi mikroba hutan rawa gambut International Journal of Wetland BP2LHK Environmental Management Banjarbaru (IJWEM 13 Strategi pengelolaan KPHL di Hulu Sungai Selatan Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan BP2LHK Banjarbaru 14 Model pengelolaan species terancam punah prioritas Tarsius fuscus di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sebagai daya tarik wisata prosiding BP2LHK Makassar 15 Model rehabilitasi ekosistem pesisir dalam mendukung kehidupan masyarakat Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan BP2LHK Makassar 16 Pemanfaatan mikroba simbiotik untuk meningkatkan pertumbuhan bibit untuk rehabilitasi lahan bekas tambang nikel Prosiding Seminar Nasional Biologi BP2LHK Makassar 17 Model pengelolaan jasa lingkungan wisata di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Prosiding Seminar Lahan Basah universitas Lambung Mangkurat BP2LHK Makassar 18 Model pengelolaan jasa lingkungan air di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Prosiding Selatan BP2LHK Makassar 19 Potensi sosial dan budaya masyarakat sekitar kawasan konservasi di Sulawesi Prosiding untuk pelestarian anoa sebagai satwa terancam punah BP2LHK Manado 20 Reklamasi lahan bekas tambang nikel melalui fitoremediasi dan bioremediasi Seminar/Prosiding INAFOR BP2LHK Manado 21 Potensi pengembangan satwa liar endemik Papua Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia 2017 BP2LHK Manokwari 22 Model pengelolaan hutan berbasis ekosistem di KPHL Kota Sorong Jurnal Internasional BP2LHK Manokwari 23 Kajian habitat badak sumatera di Kalimantan Timur Jurnal Internasional BP2TKSDA Rata-rata RPPI , RPPI 2 1 Analisis Karakteristik Lahan Rawan Bencana Tanah Longsor dan Teknik Mitigasinya di Hulu DAS Citarum Draft Buku: Pemeriksaan Tahap Pertama DR dan koreksi (40%) P3 hutan 2 Analisis daya dukung DAS pada berbagai tipologi di DAS Jeneberang, Sulawesi Selatan Prosiding seminar nasional peran pengelolaan DAS untuk mendukung ketahanan air BP2LHK Makassar 88

104 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi 3 Restorasi hutan lahan basah berbasis masyarakat Bunga rampai pengelolaan lahan dan air 4 Analisis tutupan lahan minimal untuk daya dukung optimal DAS Musi Prosiding ekspose hasil penelitian tata kelola hutan untuk mewujudkan pembangunan hijau Sumsel 5 Perencanaan pengelolaan DTA dan teknik mitigasi bencana kekeringan di DAS Jurnal Nasional Terakreditasi Moyo, NTB DIKTI 6 Teknik mitigasi bencana tanah longsor berbasis model konservasi tanah dan air Rekayasa Vegetatif untuk Mengurangi Resiko Longsor 7 Evaluasi metode penilaian kinerja DAS Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS Th Pengaturan distribusi tata air DAS berdasarkan persentase dan jenis International Journal on Advanced penutupan hutan dan lahan Science Engineering Information Technology (IJASEIT) Vol. 7 Rata-rata RPPI ,5 113 RPPI 3 1 Teknik Budidaya Tiga Jenis Tanaman Potensial untuk Dikembangkan di Hutan Draft Jurnal Pemeriksaan Tahap Rakyat Pertama DR dan koreksi (40%) 2 Penerapan Teknologi Pemulihan dan Peningkatan Produktivitas di Hutan Alam Draft Jurnal Pemeriksaan Tahap Tidak Produktif Pertama DR dan koreksi (40%) 3 Pengembangan Sstrategi Pengendalian Hama dan Penyakit Hutan Rakyat Non Draft Jurnal Pemeriksaan Tahap Sengon Pertama DR dan koreksi (40%) Keterangan BP2LHK Palembang BP2LHK Palembang BP2TPDAS BP2TPDAS BP2TPDAS BP2TPDAS P3 hutan P3 hutan P3 hutan 4 Teknik Silvikultur Untuk Rehabilitasi Hutan Rawang Prosiding B2P2EHD 5 Peningkatan Produktivitas Jenis Shorea leprosula Hasil Seleksi DNA Prosiding B2P2EHD 6 Pemuliaan jenis tanaman penghasil kayu Dimanfaatkan Pemerintah daerah dan masyarakat B2P2BPTH 7 Pemuliaan jenis tanaman penghasil HHBK Jurnal terakreditasi B2P2BPTH 8 Peningkatan produktivitas rotan jernang (Daemonorops spp.) dan kapur (Dryobalanopsaromatica) melalui pengembangan bibit unggul dan teknik silvikultur 9 Evaluasi plot uji provenans untuk mendukung pembangunan sumber benih nyawai Draft Publikasi Prosiding pada seminar Silvikultur V Fakultas Kehutanan ULM Banjarbaru BP2LHK Aek Nauli BP2LHK Banjarbaru 10 Peningkatan produktivitas tanaman masoi di Papua Drfat publikasi BP2LHK Manokwari 89

105 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan 11 Budidaya tumbuhan berkhasiat obat degeneratif metabolik di sub regional Sumatera Bagian Selatan Journal of pharmacognosy and phytochemical research BP2LHK Palembang 12 Konservasi, budidaya dan tata niaga rotan jernang Prosiding BP2LHK Palembang 13 Silvikultur jenis pohon lokal potensial di lahan marginal/kritis Seminar IUFRO-INAFOR tanggal Juli Tahun 2017 BP2TSTH 14 Penerapan model agroforestry kayu pertukangan jenis sengon (Falcatariamollucana) dan manglid (Magnolia champaca) Demplot agroforestri, berlokasi di Desa Cukangkawung Kec. Sodonghilir Kab. Tasikmalaya 15 Difusi teknologi budidaya pascapanen bambu di Priangan Timur Jawa Barat Demplot agroforestry bambu: Lokasi di Desa Sukaharja Kecamatan Rajadesa Kabupaten BP2TA Ciamis 16 Potensi pengembangan HHBK jenis ketak (Lygodiumcincinnatum) degan pola Demplot pola agroforestry di agroforestry untuk mendukung pengelolaan kawasan lindung wilayah KPH Lindung Rinjani Barat BP2TA 17 Strategi pengusahaan madu hutan Sumbawa di Wilayah KPHP Batulanteh Alih Teknologi BP2THHBK 18 Kuantifikasi potensi, budidaya dan pengusahaan rumput ketak Prosiding (Lygodiumcircinnatum burn. f swartz) BP2THHBK 19 Teknologi perbenihan untuk meningkatkan produksi buah/benih jenis mahoni Prosiding IUFRO 2017 BP2TPTH 20 Pengendalian karat puru pada sengon melalui pendekatan teknologi benih Demplot tanaman di Kediri BP2TPTH Rata-rata RPPI RPPI 4 1 Pengembangan Jenis Tristaniopsis obovata untuk Melestarikan dan Meningkatkan Produksi Jamur Pelawan dan Madu Pahit Pelawan yang Bernilai Ekonomi Tinggi 2 Pengembangan Basis Data Karakteristik Madu sebagai Upaya Perlindungan Konsumen Produk Madu Indonesia 3 Teknologi transformasi lahan hutan tidak produktif (alang-alang dan semak belukar) menjadi sistem agroforestry penghasil pangan Prosiding Volume 3, No 2 Mei 2017 BP2TA P3 hutan Draft Publikasi P3 hutan Prosiding B2P2EHD 4 Sumber pangan alternatif dari ekosistem mangrove di Nusa Tenggara Timur Warta Cendana Edisi IX No.1 Juni 2016 BP2LHK Kupang 5 Peningkatan produktivitas sagu Jurnal terakreditasi BP2LHK Manokwari 6 Pengelolaan lebah madu dan diversifikasi produk lebah: Analisis data dasar Seminar IUFRO-INAFOR tanggal madu Trigona spp. dalam rangka standarisasi produk madu trigona Juli Tahun 2017 BP2TSTH 7 Penerapan model agroforestry tanaman hutan penghasil sumber pangan Jurnal Internasional terindeks BP2TA 90

106 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan (umbi-umbian) dalam mendukung program ketahanan pangan di Kabupaten Garut dan KPHP Yogyakarta scoppus. Agrivita. Journal of Agricultural Science. Tahun Peningkatan usaha dan mutu madu Trigona sp alih teknologi BP2THHBK Rata-rata RPPI RPPI 5 1 Teknik Budidaya Intensif Kayu Energi untuk Meningkatkan Ketahanan Energi Alih Teknologi/ Bahan rujukan P3 hutan Masyarakat 2 Pemuliaan tanaman penghasil energi Prosiding B2P2BPTH 3 Optimasi pengelolaan lontar sebagai sumber energi alternatif di Nusa Tenggara Publikasi populer Warta Cendana Timur BP2LHK Kupang 4 Pengembangan energi biomassa sebagai energi alternatif terbarukan di Sumatera Selatan Prosiding ekspose hasil penelitian BP2LHK Palembang BP2LHK Palembang 5 Peningkatan produktivitas lahan dengan pola agroforestry berbasis kayu energi Telah dibangun demplot di KPHP Batulanteh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat agroforestry kayu energi pada dua lokasi dengan luas 3 hektar dan 1 BP2TA hektar. 6 Penerapan model agroforestri tanaman hutan penghasil sumber biofuel (nyamplung dan malapari) Demplot yang terbangun menjadi bahan pertimbangan pada rencana pembangunan PLTBM di KPH Toffo Pajo, Kabupaten Dompu. Rata-rata RPPI , RPPI 6 1 Konservasi Insitu Tumbuhan Obat Hutan di Jawa Barat Draft Publikasi P3 hutan 2 Effervescent tumbuhan obat asal KHDTK Labanan Jurnal Internasional B2P2EHD 3 Sumplemen kesehatan berbasis gemor (Notaphoebecoriacea) menurunkan risiko diabates mellitus Seminar pada International Conference On Biodiversity Society For Indonesia Biodiversity 4 Pengembangan tanaman penghasil gaharu sebagai obat herbal terstandar Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences 5 Budidaya dan pemanfaatan faloak sebagai tumbuhan obat potensial Nusa Publikasi populer Warta Cendana Tenggara Timur 6 Teknologi pemanfaatan pakoba (Syzygium luzonensis (Merr.) Merr.) sebagai Jurnal Agrologia Ilmu Budidaya tanaman hutan berpotensi obat Tanaman 7 Penerapan model agroforestry tanaman hutan penghasil obat jenis jamblang (Syzygium cumini) Demplot agroforestry berbasis tanaman obat jamblang di Desa BP2TA BP2LHK Banjarbaru BP2LHK Banjarbaru BP2LHK Kupang BP2LHK Manado BP2TA 91

107 Target 2 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan Linggajaya Kec. Cisitu Kab. Sumedang 8 Peningkatan produktivitas HHBK jenis pranajiwa (Euchresta horfieldii) dan Jurnal terakreditasi bidara laut (Strchynos lucida) sebagai sumber obat potensial di Bali dan NTB BP2THHBK 9 Peningkatan produktivitas dan manfaat serta penataan kelembagaan gaharu alih teknologi (Gyrinopsversteegii) di NTB BP2THHBK Rata-rata RPPI , Rata-rata RPPI 60 65, Rata-rata target 1 104,36 3 SintesaPenelitian bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan serta 60% Persen Kemanfaatan 1 Sintesa Iptek Sintesa Antara tahun Kemanfaatan Iptek RPPI RPPI 7 1 Teknik Pemanfaatan Limbah Biomassa Berlignoselulosa untuk Bioenergi Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN 2 Teknik Pemanfaatan Getah Pinus dan Karet untuk Obat dan Kosmetik Alami Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN 3 Teknik Inovasi Pengolahan Sagu dan Aren untuk Bahan Pangan Alternatif Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN 4 Teknik Pengolahan Bioetanol dari Bahan Berlignoselulosa Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN 5 Teknik Pengolahan Bio Oil dari Bahan Berlignoselulosa Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN 6 Teknik pengolahan minyak kapur dan keruing asal Kalimantan Timur Prosiding B2P2EHD 7 Teknik pengolahan pasak bumi sebagai biomedicine dan biocosmetic Seminar Internasional B2P2EHD 8 Ujicoba pembuatan bio-bensin dan peningkatan bio-kerosin dari biji draft kti nyamplung dan kepuh BP2THHBK Rata-rata RPPI RPPI 8 1 Diversifikasi jenis kayu industri dan penyempurnaan sifat kayu untuk Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN pemenuhan kebutuhan kayu bulat sebagai bahan baku industri perkayuan 2 Diversifikasi jenis dan penyempurnaan sifat bambu dan rotan alternatif untuk Jurnal Penelitian Hasil Hutan; dan P3 HASIL HUTAN bahan baku indusri bambu dan rotan Buku Atlas Rotan 3 Teknik inovasi pemanfaatan dan diversifikasi produk kayu dan bambu Jurnal Penelitian Hasil hutan P3 HASIL HUTAN 4 Konservasi Fosil Tumbuhan Tropis Jurnal Penelitian Hasil Hutan P3 HASIL HUTAN 5 Formulasi bahan penunjang industri dari material organik Draft Jurnal P3 HASIL HUTAN 6 Teknik Penyempurnaan Pembuatan Rotan Komposit Draft Jurnal Ilmiah IPB (2 tulisan) P3 HASIL HUTAN 7 Formulasi bahan pengawet alternatif dari jenis flora beracun untuk Publikasi populer Warta Cendana pengawetan bebak sebagai komponen rumah di Nusa Tenggara Timur BP2LHK Kupang 8 Diversifikasi produk serat bambu Sumatera dan kayu lokal potensial gambut Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana BP2TSTH Rata-rata RPPI ,

108 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Keterangan RPPI 9 1 Regionalisasi Faktor Eksploitasi Hutan Alam Jurnal Penelitian Hasil Hutan; P3 HASIL HUTAN 2 Teknik Pemanenan Kayu Berbasis Zero Waste dan Ramah Lingkungan Draft publikasi P3 HASIL HUTAN Rata-rata RPPI Rata-rata seluruh RPPI 60 62,5 104 Rata-Rata target 2 102,08 Target 3 Pengembangan IPTEK bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan ,00 Terlaksananya paket pengembangan tahun ketiga Rata-Rata IKP 2 102,15 Jumlah Paket Iptek Untuk Mendukung Peningkatan Kontribusi Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Mendukung Keseimbangan Ekosistem Target 1 Rancangan Pengelolaan Stasiun Riset Terintegrasi di 2 TN dan pengelolaan 4 KHDTK 1 Stasiun riset Kehati Laporan Pelaksanaan Kegiatan 2 Pengelolaan KHDTK Laporan Pelaksanaan Kegiatan Rata-rata target Target 2 Pengembangan IPTEK bidang pengelolaan hutan Terlaksananya paket pengembangan tahun ketiga Rata-Rata Target Target 3 Bahan Sintesis Hasil Penelitian UPT LHK di daerah 1 BPPTKSDA Ssamboja ,0 Buku II dan LHPt 2 BPPTPDAS Solo ,0 Buku II dan LHPt 3 BPPLHK Palembang ,0 Buku II dan LHPt 4 BPPTPTH Bogor ,0 Buku II dan LHPt 5 BPPLHK Makassar ,0 Buku II dan LHPt 6 BBPPEHD Samarinda ,0 Buku II dan LHPt 7 BPPLHK Aek Nauli ,0 Buku II dan LHPt 8 BPPLHK Banjarbaru ,0 Buku II dan LHPt 9 BPPTHHBK Matarm ,0 Buku II dan LHPt 10 BPPLHK Kupang ,0 Buku II dan LHPt 11 BPPLHK Manokwari ,0 Buku II dan LHPt 12 BPPLHK Manado ,0 Buku II dan LHPt 13 BBPPBPTH Yogyakarta ,0 Buku II dan LHPt 14 BPPTA Ciamis ,0 Buku II dan LHPt 15 BPPTSTH Kuok ,0 Buku II dan LHPt Jumlah Target ,0 93

109 TARGET IKP REALISASI KINERJA NARASI VOL VOL PERSEN Dokumen Verifikasi Target 4 Jumlah Pengembangan IPTEK Satker BLI di Daerah (Pilot IPTEK) 1 BPPTKSDA Samboja 1 LHPg 2 BPPTPDAS Solo 4 LHPg 3 BPPLHK Palembang 3 LHPg 4 BPPTPTH Bogor 3 LHPg 5 BPPLHK Makassar 6 LHPg 6 BBPPEHD Samarinda 1 LHPg 7 BPPLHK Aek Nauli 21 2 LHPg 8 BPPLHK Banjarbaru 1 LHPg 9 BPPTHHBK Matarm 1 LHPg 10 BPPLHK Kupang 2 LHPg 11 BPPLHK Manokwari 1 LHPg 12 BPPLHK Manado 6 LHPg 13 BBPPBPTH Yogyakarta 3 LHPg 14 BPPTSTH Kuok 2 LHPg Jumlah target ,43 Target 5 Pengelolaan 30 KHDTK lingkup Satker Daerah 1 BPPTKSDA Samboja Laporan pelaksanaan kegiatan 2 BPPTPDAS Solo Laporan pelaksanaan kegiatan 3 BPPLHK Palembang Laporan pelaksanaan kegiatan 4 BPPLHK Makassar Laporan pelaksanaan kegiatan 5 BBPPEHD Samarinda Laporan pelaksanaan kegiatan 6 BPPLHK Aek Nauli Laporan pelaksanaan kegiatan 7 BPPLHK Banjarbaru Laporan pelaksanaan kegiatan 8 BPPTHHBK Matarm Laporan pelaksanaan kegiatan 9 BPPLHK Kupang Laporan pelaksanaan kegiatan 10 BBPPBPTH Yogyakarta Laporan pelaksanaan kegiatan 11 BPPTSTH Kuok Laporan pelaksanaan kegiatan Jumlah target ,00 Rata-rata IKP 3 119,29 CAPAIAN KINERJA BLI 104,54 Keterangan 94

110 Lampiran 4. Realisasi Anggaran BLI Tahun 2017 No Kode Nama Satker / Jenis Belanja Pagu Realisasi Persen Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan Dan Perubahan Iklim , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Sekretariat Badan Litbang Dan Inovasi , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kualitas Dan Laboratorium Lingkungan , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Palembang , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal ,54 95

111 No Kode Nama Satker / Jenis Belanja Pagu Realisasi Persen Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Makassar , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Aek Nauli , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Banjarbaru , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kupang , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Manokwari , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Manado , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi Dan Pemuliaan Tanaman Hutan ,39 96

112 No Kode Nama Satker / Jenis Belanja Pagu Realisasi Persen Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal , Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Agroforestry , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan , Belanja Pegawai , Belanja Barang , Belanja Modal ,93 TOTAL BLI ,80 97

113 Lampiran 5. Hasil litbang yang dimanfaatkan pengguna tahun 2017 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA 1. Acacia mangium BBPPBPTH PT. Arara Abadi, PT. Sinar Mas Forestry, Pemda Kab. Pacitan, PT. Bina Silva Nusa, PT. Plasma Nutfah Marind Papua 2. A. auriculiformis BBPPBPTH Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, UPT Perbenihan Tanaman Hutan (UPTD) 3. Kayuputih BBPPBPTH PT. PAN Brothers, Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristek 4. Jati BBPPBPTH PT. Jobika Agroforestry, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Prop. DIY 5. Sengon BBPPBPTH Dinhut Prop. Papua, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kepahiang, Prop. Bengkulu, BPTH Jawa dan Madura 6. Jabon BBPPBPTH BPPHP Wilayah XII 7. Gaharu BBPPBPTH Pemda Kab. Bangka Tengah, Dinas Kehutanan Prop. Kepulauan Bangka Belitung 8. Nyamplung BBPPBPTH Fakultas Kehutanan dan Pertanian Univ. Muhammadiyah Palangkaraya, Pusat Studi Reboisasi Hutan Tropika Humida Univ. Mulawarman Samarinda, CIFOR, Dishutbun Kabupaten Purworejo dengan melibatkan Kelompok Tani Setia Kawan Di Purworejo 9. Eucalyptus dan Acacia BBPPBPTH ACIAR 10. Iptek genetika molekuler BBPPBPTH The University of Adelaide 11. Nyamplung BBPPBPTH Fakultas Kehutanan dan Pertanian Univ. Muhammadiyah Palangkaraya, Pusat Studi Reboisasi Hutan Tropika Humida Univ. Mulawarman,S amarinda, CIFOR, Dishutbun Kab. Purworejo, Kelompok Tani Setia Kawan Di Purworejo 98

114 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA 12. Agroforestry di lahan gambut BPPLHK Banjarbaru Petani Mentaren, Jabiren dan Kelampangan, Kalteng 13. Teknik rehabilitasi lahan gambut yang terdegradasi 14. Teknologi rehabilitasi tambang batubara 15. Pengelolaan Lebah Madu dan Diversifikasi Produk Lebah BPPLHK Banjarbaru BPPTKSDA BPPTSTH Dirjen RLPS menjadi Pedoman Rehabilitasi Lahan Gambut PT Singlurus Pratama Penyuluh perkebunan/kehutanan dari Dinas Kehutanan Kabupaten/Provinsi Riau dan masyarakat umum 16. Sumber Benih KBS Mahoni BPPTPTH BPTH Sumatera (Palembang), RSSNC (Rumpin), BPDASHL Batanghari (Jambi) 17. Sumber Benih APB Acacia mangium BPPTPTH BPTH Jawa Madura (Parungpanjang, Bogor) 18. Teknik peningkatan produktivitas tanaman hutan (Jabon merah) melalui teknik Mutasi 19. SNI Penanganan Benih Generatif Tanaman Hutan BPPTPTH BPPTPTH BPTH Sulawesi BPDASHL, Stake holder perbenihan 20. SNI Persemaian permanen Tanaman Hutan BPPTPTH BPDASHL, Stake holder perbenihan 21. SNI Mutu media bibit tanaman Hutan BPPTPTH BPDASHL, Stake holder perbenihan 22. Teknologi perbenihan dan pembibitan BPPTPTH Dinas Kehutanan, BPDASHL, Perguruan Tinggi 23. Model AF Bambu BPPTA BP DAS Cimanuk Citanduy 24. Konservasi Eksitu dan Rehabilitasi Kura- Kura Leher Ular Rote di NTT BPPLHK Kupang BBKSDA NTT 25. Kajian Konflik Buaya Muara dan Manusia BPPLHK Kupang BBKSDA NTT 26. Pengembangan Spesies Kunci Budaya dalam Pemberdayaan masyarakat dan BPPLHK Kupang Pemkab Sumba Tengah 99

115 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA Konservasi Lingkungan Pedesaan 27. Budidaya dan Pemanfaatan Faloak (Sterculia quadrifida) sebagai Tumbuhan Obat Potensial NTT BPPLHK Kupang Universitas Lembaga Penelitian Masyarakat 28. Alat takar hujan sederhana (ATHUS) BPPLHK Makassar Instansi, sekolah dan Masyarakat 29. Alat peringatan dini tanah longsor BPPLHK Makassar Pemda dan masyarakat 30. Teknologi pengelolaan Nata pinnata BPPLHK Makassar Masyarakat 31. Pondok pengering hybrid BPPLHK Makassar Masyarakat 32. Mikrohidro Electrik BPPLHK Makassar Pemda, instansi dan Masyarakat 33. Alat pengolah sampah organik BPPLHK Makassar Kantor, Sekolah, komunitas dan Masyarakat 34. Anoa Breeding Centre (ABC) BPPLHK Manado BKSDA Sulawesi Utara, BBKSDA Sulawesi Selatan, DAN Lembaga pendidikan/ masyarakat umum 35. Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Sebagai Media Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) 36. Dinamika tegakan dan monitoring PUP di Papua BPPLHK Manado BPPLHK Manokwari Kelompok Tani Desa Kawangkoan Bawah (kerjasama dengan PT. Cargill Indonesia-Amurang), Masyarakat Perkamil - Paal 2, Manado 5 HPH 37. Kajian Fauna Langka Endemik Papua BPPLHK Manokwari PT. Wijaya sentosa 38. Keanekaragamanhayati flora di KPH BPPLHK Manokwari Bappeda UNIPA 39. Teknologi restorasi gambut / demplot BPPLHK Palembang Pemda, masyarakat, perusahaan, BRG 40. Teknik budidaya rotan jernang BPPLHK Palembang Masyarakat Semendo Muara Enim 100

116 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA 41. Pengembangan kayu putih BPPLHK Palembang Masyarakat, Pemda Pali 42. Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan : Perspektif Pemanfaatan oleh Komunitas Lokal 43. Pengembangan model kemitraan kehutanan di KHDTK Labanan Kabupaten Berau 44. Effervescent Tumbuhan Obat Asal KHDTK Labanan 45. Teknik Pengolahan Minyak Kapur dan Keruing Asal Kaltim 46. Peningkatan produktivitas jenis Shorea leprosula hasil seleksi DNA 47. Buku Sistem Perencanaan Pengelolaan DAS BPPLHK Palembang BBPPEHD Samarinda BBPPEHD Samarinda BBPPEHD Samarinda Masyarakat sekitar lokasi penelitian Kelompok Tani Lebuk Nyapa Indah sebanyak 27 kk di Dusun Nyapa Indah Masyarakat Dusun Nyapa Indah, Klinik Mitra Keluarga, SMK Kehutanan Samarinda SMK Kehutanan Samarinda dan Akademi Farmasi Samarinda BBPPEHD Samarinda BPDAS HL Barito dan BPTH Wil. 1 Palembang (2017) BPPTKPDAS BPDASHL 48. Buku Restorasi DAS Ciliwung BPPTKPDAS Pemprov DKI, dll 49. Buku Pengelolaan DTA Waduk BPPTKPDAS Instansi Pemerintah, Stakeholder, Akademisi 50. Buku 15 Jenis Pohon Sahabat Air dan Buku Rekayasa Vegetatif untuk Mengurangi Resiko Longsor 51. Buku Cemara Laut Mengubah Lahan Marginal menjadi Potensial BPPTKPDAS BPPTKPDAS 52. Teknik Mitigasi Banjir Bandang BPPTKPDAS UPT BPDASHL 53. Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan P3 SEKPI Perhutani dan Pemda Jabar Pemerintah Daerah, BPDASHL, Masyarakat, Akademisi, Stakeholder Dinas Pariwisata, Instansi Pemerintah, LSM, Akademisi 101

117 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA 54. Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan P3 SEKPI Perum Perhutani, Pemda Kab. Sukabumi 55. Kebijakan Alokatif Lahan P3 SEKPI Pemda Kaltim 56. Perubahan Iklim P3 SEKPI PN NTB 57. Analisis Kerugian Negara (kawasan hutan) P3 SEKPI Pemda Jabar 58. Budidaya Lebah Madu jenis (Apis cerana dan Trigona, sp) 59. Peta Potensi Konflik Macan Tutul dan Manusia 60. Iptek Kesesuaian Jenis Tanaman & Preferensi Masyarakat BPPLHK Aek Nauli P3H KPH Sidikalang dan Pakpak Bharat serta Pengembangan Pakpak Bharat KSDAE, CITES Pemda Jabar 61. Iptek Mitigasi Bencana Tanah Longsor P3H Pemda Jabar 62. Iptek Budidya Rotan, Tanaman Trema, dan Binuang Bini P3H PHPL 63. Iptek Budidaya kayu energi P3H Masyarakat Majalengka 64. Iptek Inokulasi Generasi 3 Gaharu (Inokulan Powder) P3H Masyarakat 65. Iptek Isolasi dan Identifikasi DNA Morel P3H KSDAE 66. Pengembangan strategi pengendalian hama dan penyakit hutan non sengon 67. Restorasi dan rehabilitasi ekosistem gambut bekas terbakar P3H P3H PSKL BRG, KLHK, Internasional, NGO 68. Arang kompos bioaktif dan asap cair P3HH Dinas Kehutanan Kabupaten Karo, Penyuluh kehutanan dan pertanian, Pemda Kabupaten Karo, Kelompok Masyarakat, Pesantren Muara 102

118 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA Istiqomah 69. Jamur Kayu P3HH KPH Lakitan, DPRD Lubuklinggau, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Penyuluh Pertanian dan Perkebunan, Pengusaha Penggergajian Kayu, Petani 70. Mebel Kayu Berstruktur Lengkung P3HH Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, IKM Perkayuan Sumedang, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan IKM Kabupaten Sumedang, Pengrajin/Pengusaha Mebel Kayu Kabupaten Sumedang 71. Nano-fertilizer P3HH Penyuluh kehutanan Kabupaten Cianjur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, Kepala Desa, Kelompok Tani 72. Pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia P3HH Ditjen PHPL 73. Cuka buah pinus P3HH PT. Perhutani 74. Faktor Eksploitasi P3HH PT. Inhutani II, PT. Kayu Tribuana Rama, PT. Wijaya Sentosa, PT. Ratah Timber, PT. Jati Dharma Indah Plywood 75. Alat ukur diameter pohon Wesyano P3HH PT Ratah Timber (Kalimantan Timur) dan PT Central Kalimantan Abadi (Kalimantan Tengah) 76. Produksi bio-etanol dari Aren P3HH KPH Boalemo. 77. Nano-fertilizer P3HH Penyuluh kehutanan Kabupaten Cianjur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, Kepala Desa, Kelompok Tani 78. Pengelompokan jenis kayu perdagangan Indonesia P3HH Ditjen PHPL 79. Algrowmek P3HH PT. Kayu Tribuana Rama 80. Pengeringan Kayu Tenaga Surya P3HH IKM Jepara dan Sumedang. 103

119 NO PRODUK IPTEK SATKER PENGGUNA 81. Aplikasi kunci identifikasi kayu P3HH BPHP Aceh, Palembang, Surabaya, Bali, Badan Geologi, dan Bea Cukai. 82. SNI Rebung Sebagai Bahan Baku P3HH Pustanling dan BSN 83. SNI Jenis, Sifat, Kegunaan dan Sebaran Rotan 84. SNI nyamplung sebagai bahan baku biodiesel 85. Pengembangan Metode Pengujian parameter lingkungan P3HH P3HH P3KLL Pustanling dan BSN Pustanling dan BSN 86. Pembinaan laboratorium daerah P3KLL Laboratorium daerah Laboratorium pengujian kualitas lingkungan 104

120 105

Integrasi Program BLI dalam RKP 2017

Integrasi Program BLI dalam RKP 2017 Integrasi Program BLI dalam RKP 2017 Kepala Bagian Program dan Kerjasama Sekretariat BLI Rapat Konsolidasi Program BLI Jakarta 29 Februari 2016 Outline Urgensi Posisi Renstra BLI Penguatan Pengembangan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PENGANTAR Sebagai konsekuensi dari perubahan nomeklatur Kementerian

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017

PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR. Makassar, 2017 PROGRAM KEGIATAN TEKNIS 2017 BP2LHK MAKASSAR Makassar, 2017 2 14 PRIORITAS NASIONAL Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat 1. Revolusi Mental 2. Kesehatan 3. Perumahan dan Permukiman Dimensi Pembangunan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun Rakornis Badan Litbang Kehutanan 2013 Biro Perencanaan Bandung, 24 Juli 2013

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun Rakornis Badan Litbang Kehutanan 2013 Biro Perencanaan Bandung, 24 Juli 2013 Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun 2014 Rakornis Badan Litbang Kehutanan 2013 Biro Perencanaan Bandung, 24 Juli 2013 Sistematika 1. Capaian Litbang hingga 2012 2. Tantangan 2014 3. Target 2014 4.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN LITBANG DAN INOVASI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN LITBANG DAN INOVASI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN LITBANG DAN INOVASI TAHUN 2015 Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Badan Penelitian, Pengembangan, Dan Inovasi Januari 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Litbang dan

Lebih terperinci

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015 Bogor, 26 Mei 2015 1. RPPI Sebagai Instrumen Program menjawab IKK 2. Skema dan Format RPPI 3. Aspek Integratif RPPI dan Kegiatan Multiyears 4. Problem Statement dan State of The Art 5. Lokus dan Fokus

Lebih terperinci

Perjalanan Penyusunan Renstra BLI Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi

Perjalanan Penyusunan Renstra BLI Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi Perjalanan Penyusunan Renstra BLI 2015-2019 Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi 24 November 2014 FGD terkait Renstra Litbang 2015-2019 FGD terkait Renstra Litbang 2015-2019 Kelompok FGD dibagi dalam 5

Lebih terperinci

Arahan Kepala Badan Litbang dan Inovasi pada Rapat Kerja Lingkup Badan Litbang dan Inovasi Jakarta 12 Maret 2016

Arahan Kepala Badan Litbang dan Inovasi pada Rapat Kerja Lingkup Badan Litbang dan Inovasi Jakarta 12 Maret 2016 Arahan Kepala Badan Litbang dan Inovasi pada Rapat Kerja Lingkup Badan Litbang dan Inovasi Jakarta 12 Maret 2016 Outline Urgensi Proses RKP 2017 Penguatan Kegiatan BLI (Money Follow Program) Arahan Tindak

Lebih terperinci

Renstra kementrian Kehutanan

Renstra kementrian Kehutanan DEPARTEMEN KEHUTANAN REPUBLIK PENGHITUNGAN OUTPUT, OUTCOME DAN CAPAIAN KINERJA RESEARCH AND Renstra kementrian Kehutanan Sastra/ IKU Kementrian Kehutanan: (13) Penyediaan teknologi dasar dan terapan sulvikultur,

Lebih terperinci

Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan

Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan (Penanggung Jawab Pelaksanaan PUG Badan Litbang Kehutanan) Hotel Peninsula Jakarta 16 September 2014 OUTLINE

Lebih terperinci

Buku Statistik BLI 4/11/2016

Buku Statistik BLI 4/11/2016 4/11/216 Buku Statistik BLI 1. Menyajikan data statistik dan informasi yg menggambarkan fakta obyektif Badan Litbang dan Inovasi 2. Cerminan kondisi terkini BLI dari waktu ke waktu 3. Data & informasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Nomor: SK.38/VIII-SET/2009 TENTANG PEMBINAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion

Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion Pembahasan Renstra Litbang KLHK 2015-2019 Bogor, 24 Nopember 2014 Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan Outline - Urgensi (Platform, Nawacita)

Lebih terperinci

Bogor, Januari 2016

Bogor, Januari 2016 RAPAT EVALUASI REALISASI CAPAIAN KINERJA, RKA dan IKK TAHUN 2015, PENANDATANGANAN PERJANJIAN KINERJA 2016 SERTA PEMBAHASAN RENSTRA BLI DAN RENSTRA SATKER Bogor, 21-22 Januari 2016 OVERVIEW PROGRAM LITBANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan mengemban tanggung jawab melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, dibutuhkan dukungan

Lebih terperinci

Oleh: KEPALA BIRO PERENCANAAN

Oleh: KEPALA BIRO PERENCANAAN Oleh: KEPALA BIRO PERENCANAAN Disampaikan pada acara rapat konsolidasi Program BLI, Yogyakarta, 25 September 2015 TN. Betung Kerihun, Kalimantan Barat Kinerja APA YANG INGIN DISELESAIKAN? Hasil pembangunan

Lebih terperinci

17/09/2014. Rencana Kerja Sekretariat Badan Litbang Kehutanan. Disampaikan pada Pembahasan Renja 2015 Tanggal 17 September 2014

17/09/2014. Rencana Kerja Sekretariat Badan Litbang Kehutanan. Disampaikan pada Pembahasan Renja 2015 Tanggal 17 September 2014 Rencana Kerja 2015 Sekretariat Badan Litbang Kehutanan Disampaikan pada Pembahasan Renja 2015 Tanggal 17 September 2014 Profil Anggaran Litbang 2015 1 Perbandingan Thn 2014 dan 2015 berdasar Sumber Dana

Lebih terperinci

RAPIM BALITBANG DAN INOVASI INTEGRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM TATARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN DI PUSLITBANG KLL

RAPIM BALITBANG DAN INOVASI INTEGRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM TATARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN DI PUSLITBANG KLL RAPIM BALITBANG DAN INOVASI INTEGRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM TATARAN IMPLEMENTASI KEGIATAN DI PUSLITBANG KLL Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan BADAN PENILITIAN, PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Badan Litbang Kehutanan

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Badan Litbang Kehutanan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Badan Litbang Kehutanan No Lokasi/Kabupaten Luas (Ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja 1 Haur Bentes, Kab. Bogor 100,00 SK Menhut No.288/Kpts-II/2003,

Lebih terperinci

LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME BOGOR, 13 NOV NO Kegiatan Target Output Penelitian dan Pengembangan Produktifitas Hutan 1. Laporan Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 1.1 Studi Kebutuhan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) LINGKUP BADAN LITBANG DAN INOVASI PASCA LAHIRNYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGEMBANGAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) LINGKUP BADAN LITBANG DAN INOVASI PASCA LAHIRNYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI Kampus Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Jalan Gunung Batu Nomor 5 Bogor STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Rapat Koordinasi Teknis Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Tahun 2015 Balikpapan, 9-12 Juni 2015 TUGAS & FUNGSI PUSLITBANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Nomor: SK.24/VIII-SET/2010 TENTANG PENETAPAN PENELITIAN INTEGRATIF

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

DAFTAR KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

DAFTAR KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN DAFTAR KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Sumatera 1. Siali-Ali, Kab.Tapsel, Sumut 2. Aek Godang, Kab. Tapsel, Sumut 3. Aek Nauli, Kab. Simalungun, Sumut

Lebih terperinci

KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK)

KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) DIREKTORAT PENGUKUHAN, PENATAGUNAAN DAN TENURIAL KAWASAN HUTAN DASAR HUKUM Pasal 8 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.37/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.37/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.37/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA KEMENTERIAN KEHUTANAN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN Dasar Hukum Lingkungan Hidup UU No. 32/2009: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No. 18/2008: Pengelolaan Sampah PP turunannnya Kehutanan UU No. 41/1999: Kehutanan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DEBIROKRATISASI SEBAGAI TANTANGAN UTAMA DALAM IMPLEMENTASI RENSTRA SEKRETARIS JENDERAL

DEBIROKRATISASI SEBAGAI TANTANGAN UTAMA DALAM IMPLEMENTASI RENSTRA SEKRETARIS JENDERAL Pulau Tinabo, TN. Taka Bonerate. Foto oleh Asri, BTN. Taka Bonerate.. DEBIROKRATISASI SEBAGAI TANTANGAN UTAMA DALAM IMPLEMENTASI RENSTRA 2015-2019 SEKRETARIS JENDERAL ASSALAMU ALAIKUM WR.WB SELAMAT PAGI

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan

Evaluasi Kegiatan Evaluasi Kegiatan 2010-2014 Balai Penelitian Kehutanan Kupang Bogor, 13 November 2014 Balai Penelitian Kehutanan Kupang VISI, MISI & SASTRA VISI Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan wilayah semi arid

Lebih terperinci

IPTEK Litbang Lingkungan dan Laboratorium

IPTEK Litbang Lingkungan dan Laboratorium IPTEK Litbang Lingkungan dan Laboratorium Bidang Program, Anggaran Evaluasi dan Diseminasi Pusat Penelitian Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan. Kawasan Puspiptek-Serpong, Gedung 210. Jln.

Lebih terperinci

Dialog Mingguan, 10 Agustus 2015 Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi BADAN LITBANG DAN INOVASI MENJAWAB TANTANGAN TERKINI

Dialog Mingguan, 10 Agustus 2015 Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi BADAN LITBANG DAN INOVASI MENJAWAB TANTANGAN TERKINI Dialog Mingguan, 10 Agustus 2015 Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi BADAN LITBANG DAN INOVASI MENJAWAB TANTANGAN TERKINI Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan

Lebih terperinci

MENUJU LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN EKOREGION KALIMANTAN YANG BERKUALITAS

MENUJU LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN EKOREGION KALIMANTAN YANG BERKUALITAS MENUJU LINGKUNGAN HIDUP & KEHUTANAN EKOREGION KALIMANTAN YANG BERKUALITAS PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION KALIMANTAN Balikpapan, 20 Juli 2017 SELAMAT DATANG DI BALIKPAPAN CALON IBUKOTA NEGARA

Lebih terperinci

Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru. Cipayung, 3 September 2014

Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru. Cipayung, 3 September 2014 Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru Cipayung, 3 September 2014 Reformasi Birokrasi Merupakan perubahan birokrasi ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 Perencanaan Kinerja

BAB 2 Perencanaan Kinerja BAB 2 Perencanaan Kinerja 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kean Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.25/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan. 3 September 2014

Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan. 3 September 2014 Struktur Organisasi Kementerian Kehutanan 3 September 2014 1 Kementerian Kehutanan Saat Ini 0/9/21/51 8 Eselon I 5 Staf Ahli 52 Es II Pusat 172 Es. III (Bag., Bid., Sub Dit.) 403 Es. IV 1/6/4/13 1/5/20/59

Lebih terperinci

KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) DIREKTORAT PENGUKUHAN, PENATAGUNAAN DAN TENURIAL KAWASAN HUTAN

KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) DIREKTORAT PENGUKUHAN, PENATAGUNAAN DAN TENURIAL KAWASAN HUTAN KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) DIREKTORAT PENGUKUHAN, PENATAGUNAAN DAN TENURIAL KAWASAN HUTAN DASAR HUKUM Pasal 8 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan

Lebih terperinci

Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) KEBIJAKAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP 2016-2017 Wahyu Marjaka Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) OUTLINE TANTANGAN

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang

Disampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang Disampaikan Oleh : Ir. Muhajir, MS Kepal Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang Makasar, 25 Januari 2017 PENDAHULUAN PERPRES NO. 16 TAHUN 2015 Tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik No.1958, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. IKU. Penetapan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.78/MENLHK/SETJEN/SET.1/9/2016P TENTANG

Lebih terperinci

PENGANTAR UMUM RAPAT KOMISI. Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta, tanggal 19 Juni 2014

PENGANTAR UMUM RAPAT KOMISI. Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta, tanggal 19 Juni 2014 PENGANTAR UMUM RAPAT KOMISI Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta, tanggal 19 Juni 2014 Agenda Pertemuan 1. Pembelajaran RPI periode 2009-2014 2. Pembelajaran proses Renja 2015 di Puri Avia 3. Gambaran sementara

Lebih terperinci

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.429, 2016 KEMEN-LHK. Jaringan Informasi Geospasial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.28/Menlhk/Setjen/KUM.1/2/2016

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam 2.1.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Balai Besar KSDA Jawa Timur merupakan salah satu

Lebih terperinci

SASARAN STRATEGIS 1 : Menurunnya beban pencemaran lingkungan hidup

SASARAN STRATEGIS 1 : Menurunnya beban pencemaran lingkungan hidup Ringkasan Eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini disusun sebagai wujud dan tekad Kementerian Lingkungan Hidup dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden

Lebih terperinci

(RENJA) RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2016

(RENJA) RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2016 (RENJA) RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO Jl. RAYA DRINGU NO. 81 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunianya

Lebih terperinci

Struktur organisasi Badan Litbang Kehutanan

Struktur organisasi Badan Litbang Kehutanan Bagan 1.1. Struktur organisasi Badan Litbang Kehutanan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN SEKRETARIAT BADAN Konservasi dan Rehabilitasi Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Peningkatan Produktivitas

Lebih terperinci

Program Generik : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Program Generik : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit pelaksana eselon II kecuali Unit Pengelola Teknis mandiri dan Pusat Pengelolaan Ekoregion menghasilkan kategorikategori output yang secara garis besar dapat dirangkum

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD BLHD a. Visi Dalam rangka mewujudkan perlindungan di Sulawesi Selatan sebagaimana amanah Pasal 3 Ung-Ung RI Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MATRIKS DISKUSI MASALAH DAN TINDAK LANJUT FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN Cisarua, 16 s/d 18 Juli 2012

MATRIKS DISKUSI MASALAH DAN TINDAK LANJUT FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN Cisarua, 16 s/d 18 Juli 2012 MATRIKS DISKUSI MASALAH DAN TINDAK LANJUT FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN Cisarua, 16 s/d 18 Juli 2012 Topik Bahasan : Peran Forum Komunikasi Peneliti, Widyaiswara Dan Penyuluh

Lebih terperinci

ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) BADAN LITBANG KEHUTANAN

ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) BADAN LITBANG KEHUTANAN ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) 2015-2019 BADAN LITBANG KEHUTANAN IB Putera Parthama, Ph.D PLT Kepala Badan Litbang Kehutanan Jakata, 18 Februari 2014

Lebih terperinci

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS BADAN LITBANG KEHUTANAN 2010-2014 V I S I Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, 29 Agustus 2016 KEPALA BADAN, Dr. Ir. Bambang Soepijanto, MM NIP

PENGANTAR. Jakarta, 29 Agustus 2016 KEPALA BADAN, Dr. Ir. Bambang Soepijanto, MM NIP PENGANTAR Setiap pengambil kebijakan dituntut untuk dapat menyusun langkah pencapaian yang strategis untuk dapat mendukung terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Sebagai konsekuensi akibat adanya perubahan

Lebih terperinci

SINTESA RPI: AGROFORESTRY. Koordinator: Encep Rachman

SINTESA RPI: AGROFORESTRY. Koordinator: Encep Rachman SINTESA RPI: AGROFORESTRY Koordinator: Encep Rachman TARGET OUTPUT RPI 2012-2014 Sintesa Output 1: Paket Iptek pendukung peningkatan produk0vitas lahan dgn pola agroforestry berbasis kayu pertukangan Output

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Balai Besar KSDA Jawa Timur merupakan salah satu dari 8 (delapan) Balai Besar KSDA di Indonesia

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Daftar laboratorium penelitian lingkup Badan Litbang Kehutanan s/d tahun 2008

Tabel 6.1 Daftar laboratorium penelitian lingkup Badan Litbang Kehutanan s/d tahun 2008 Sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan. Sarana dan prasarana tersebut antara lain berupa laboratorium penelitian, Kawasan Hutan dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.19/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.19/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.19/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKOSISTEM HUTAN DIPTEROKARPA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF 2015-2019 PUSLITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN Bogor, 7 Agustus 2014 OUTLINE Visi dan Misi Rencana Kerja 2015 RPI Kontribusi Sektor Kehutanan dalam Penanganan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Kementerian Kehutanan I. PENDAHULUAN

Kementerian Kehutanan I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pemantauan dan pengukuran kinerja belum berprinsip transparansi akuntabel. 2. Sistem pembangunan berbasis kinerja selama ini belum mengalokasikan sumberdaya pembangunan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang PENDAHULUAN BAB A. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menjadi salah satu prioritas nasional, hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN LITBANG DAN INOVASI SEKRETARIAT BADAN LITBANG DAN INOVASI JANUARI 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN LITBANG DAN INOVASI

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1938, 2017 KEMEN-LHK. Penugasan bidang LHK kepada 33 Gubernur. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.66/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017

Lebih terperinci

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN) BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA (2014 - KEDEPAN) Gambar 33. Saluran Listrik Yang Berada di dalam Kawasan Hutan 70 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara Foto : Johanes Wiharisno

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAGIAN KEPEGAWAIAN, HOT

BAGIAN KEPEGAWAIAN, HOT BAGIAN KEPEGAWAIAN, HOT Balikpapan, 11 Juni 2015 PMPRB Setiap tahun secara berkala dilakukan penilaian pelaksanaan RB pada Kementerian/KL oleh Kementerian PAN dan RB, yang dilakukan melalui mekanisme PMPRB

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN PUSLITBANG KUALABLING

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN PUSLITBANG KUALABLING KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN PUSLITBANG KUALABLING RAKORTEK BADAN LITBANG KLHK BALIKPAPAN, 10 12 Juni 2015 Kegiatan Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan 2015 : 1. Tersedianya Sintesa Hasil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mewajibkan seluruh instansi pemerintah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2017 KEMEN-LHK. Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran. Perusakan Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Hutan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP a. Program dan Kegiatan. Program pokok yang dilaksanakan pada urusan Lingkungan Hidup tahun 2012 sebagai berikut : 1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Lebih terperinci

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1.

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1. No.216, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci