LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan"

Transkripsi

1 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

2 LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

3

4 i

5 KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv RINGKASAN EKSEKUTIF I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Aspek Stratejik Organisasi... 2 D. Data Umum Organisasi Kedudukan, Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Pelaksanaan Tugas Sumber Daya Manusia Sarana dan Prasarana E. Sistematika II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis B. Perjanjian Kinerja III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Evaluasi Kinerja C. Analisis Akuntabilitas Kinerja Analisis Kinerja Akuntabilitas Keuangan.. 56 IV. PENUTUP LAMPIRAN ii

6 T abel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI... 3 T abel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan.. 5 T abel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana T eknis yang Dibina... 8 T abel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural 9 dan jabatan fungsional... T abel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun T abel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI tahun T abel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang T abel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian T abel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun T abel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun T abel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun T abel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun T abel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per satker lingkup Badan Litbang Kehutanan tahun Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun iii

7 Lampiran 1. Rencana Kinerja Tahunan Lampiran 2. Penetapan Kinerja Tahun 2013 lingkup Badan Litbang Kehutanan Lampiran 3. Pengukuran Kinerja Kegiatan iv

8 RINGKASAN EKSEKUTIF Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP). LAKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan selama Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja pada dasarnya adalah laporan pencapaian dari Rencana Kerja tahun 2013 yang merupakan bagian dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) sesuai Renstra ialah: (1) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan. (2) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang. (3) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih.

9 Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan kemudian dijabarkan menjadi rencana tahunan dan penetapan kinerja. Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah pagu anggaran ditetapkan, yang isinya mencakup: 1. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul. 2. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul. 3. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul. 4. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul. 5. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 20 satker. Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik, teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian. Setiap output Iptek yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna. Pada tahun 2013, dari 25 penelitian integratif yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Kehutanan dijabarkan dalam 405 hasil litbang, dengan rincian 143 hasil litbang konservasi dan rehabilitasi, 176 hasil litbang peningkatan produktivitas hutan, 51 hasil litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 hasil litbang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100%. Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan , fokus kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong

10 tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%. Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian. Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja dari 25 penelitian integratif adalah 47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Capaian outcome sebagian masih berupa jurnal/publikasi ilmiah yang nilai outcomenya 60-80%. Beberapa capaian outcome berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%. Untuk melaksanakan seluruh kegiatan, Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana dengan total anggaran sebesar Rp ,-. Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp (95,58%). Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK. Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome. Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan

11 penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang. Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan. Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang.

12 A. Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan ukuran daya saing yang harus dimiliki oleh suatu pemerintahan. Oleh karena itu, penerapan good governance sangat diperlukan sebagai bagian proses reformasi administrasi publik. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Salah satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya akuntabilitas publik, disamping transparansi, tegaknya hukum dan peraturan. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu sistem yang komprehensif untuk memperbaiki proses-proses pengambilan keputusan mulai dari perumusan kebijakan stategis, perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja, sehingga setiap instansi pemerintah didorong untuk dapat akuntabel dan dapat meningkatkan kinerjanya secara berkelanjutan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permen PANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan kepada setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai bagian dari instansi Pemerintah, Badan Litbang Kehutanan juga berkewajiban untuk memenuhi amanah tersebut dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Kehutanan pada Tahun 2013 dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai akuntabilitas kinerja instansi yang meliputi : 1

13 a. Evaluasi Kinerja Kegiatan yang meliputi masukan (input), luaran (output) dan hasil (outcome) litbang kehutanan selama tahun b. Evaluasi Kinerja Program Litbang Kehutanan serta aspek pendukungnya baik organisasi, administratif, SDM dan kepegawaian pengelolaan, pembiayaan dan pengelolaan sarana dan prasarana serta administrasi dan kerjasama. c. Umpan balik bagi pengambil keputusan dalam rangka pemantapan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan guna peningkatan kinerja Badan Litbang Kehutanan di masa mendatang. C. Aspek Stratejik Organisasi Badan Litbang Kehutanan sebagai unsur penunjang mempunyai peran yang penting dan strategis yaitu: 1) pemandu (leading the way, setting the course, guiding the moves) Kementerian Kehutanan; 2) pengawal (menyediakan informasi dan IPTEK sebagai basis solusi permasalahan aktual yang dihadapi Kementerian Kehutanan); dan 3) pendorong (menghasilkan informasi dan inovasi teknologi untuk memberikan akselerasi pencapaian tujuan Kementerian Kehutanan). Dengan demikian Badan Litbang Kehutanan harus dapat mengambil peran dalam semua bidang tugas Kementerian Kehutanan. Bidang tugas Badan Litbang Kehutanan adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan informasi dan IPTEK yang diperlukan dalam pembangunan kehutanan. Secara substansial program penelitian dan pengembangan harus mengacu pada 6 kebijakan prioritas Kementerian Kehutanan (P.10/Menhut-IV/2011) yaitu 1) Pemantapan kawasan hutan; 2) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); 3) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan; 4) Konservasi Keanekaragaman Hayati; 5) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan; 6) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. Namun demikian tidak semua kebijakan prioritas tersebut perlu dukungan penelitian dan pengembangan yang seimbang. Agenda riset Badan Litbang Kehutanan jangka panjang dirancang lebih terarah, terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan pengguna dengan menggunakan payung Roadmap Litbang Kehutanan Roadmap mengakomodasi 5 tema besar litbang yaitu: (1) Lanskap Hutan, (2) Pengelolaan Hutan (dengan 5 sub tema 2

14 yaitu Hutan Alam, Hutan Tanaman, Biodiversitas, Pengelolaan DAS dan HHBK), (3) Perubahan Iklim, (4) Pengolahan Hasil Hutan dan (5) Kebijakan Kehutanan. Tema dan sub tema tersebut selanjutnya menjadi 9 program litbang dan dijabarkan menjadi 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI), secara garis besar disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Keterkaitan antara 9 program litbang dengan RPI Program Litbang Rencana Penelitian Integratif (RPI) 1. Lanskap Hutan Manajemen Lanskap Berbasis DAS (RPI 1) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 2. Hutan Alam Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 3. Hutan Tanaman Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) 4. Biodiversitas Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13) 5. Daerah Aliran Sungai (DAS) 6. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi (RPI 14) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15) Pengelolaan HHBK-FEMO (RPI 11) 7. Perubahan Iklim Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) (RPI 17) Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) 8. Pengolahan Hasil Hutan 9. Kebijakan Kehutanan Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23) Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) 3

15 D. Data Umum Organisasi 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan kedudukan Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai unsur pendukung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Litbang Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan termasuk penyebarluasan hasilhasil penelitian dan pengembangan kepada pengguna baik internal maupun eksternal Kementerian Kehutanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Litbang Kehutanan menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu : a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan; b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan kehutanan;dan d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 2. Struktur Organisasi Badan Litbang Kehutanan terdiri atas: a. Sekretariat Badan; b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi; c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktifitas Hutan; d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan;dan e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Di tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan beberapa penyempurnaan organisasi yang didasarkan pada prinsip : a. Upaya untuk meningkatkan kinerja Badan Litbang Kehutanan. b. Core Research UPT Badan Litbang Kehutanan. 4

16 c. Reformasi Program Anggaran (RPA) yang menuntut deliniasi dan fokus kegiatan yang jelas. d. Pertimbangan bahwa lembaga litbang harus mampu menjawab permasalahan dan memberikan solusi yang tidak dapat dibatasi oleh program/kegiatan tertentu. Nomenklatur dan tupoksi Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Litbang Kehutanan masing-masing mengacu kepada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 27/Menhut-II/2011 s/d P. 40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Kehutanan. UPT tersebut berjumlah 15 unit kerja yang terdiri atas 2 Balai Besar setingkat Eselon II B dan 13 Balai Penelitian setingkat Eselon III sebagaimana Tabel 2 berikut : Tabel 2. Nama Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Litbang Kehutanan No. Nama Organisasi Kedudukan 1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta 2. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa (BBPD) Samarinda 3. Balai Penelitian T eknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor 5. Balai Penelitian T eknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPTHHBK) Mataram 6. Balai Penelitian T eknologi Kehutanan Pengelolaan DAS (BPTKPDAS) Solo 7. Balai Penelitian T eknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA) Samboja 8. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan (BPTSTH) Kuok 9. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari Manokwari 10. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Banjarbaru 11. Balai Penelitian Kehutanan Palembang Palembang 12. Balai Penelitian Kehutanan Makassar Makassar 13. Balai Penelitian Kehutanan Kupang Kupang 14. Balai Penelitian Kehutanan Manado Manado 15. Balai Penelitian Kehutanan Aen Nauli Aek Nauli Konsep reorganisasi UPT tersebut menghasilkan: a. Tipe UPT yang terdiri dari Balai Besar (setingkat eselon II) dan Balai Penelitian (setingkat eselon III dengan 3 seksi, tanpa pembedaan tipe A dan B) 5

17 b. Jenis UPT yang terdiri dari Balai Penelitian Kehutanan Umum dan Balai Penelitian Khusus. Balai Kehutanan Umum dapat melaksanakan berbagai topik penelitian pada wilayah tertentu. Balai Penelitian Kehutanan Khusus melaksanakan penelitian dengan topik khusus dengan wilayah kerja seluruh Indonesia. 3. Pelaksanaan Tugas Untuk mengimplementasikan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Kehutanan harus memperhatikan Renstra Kementerian Kehutanan dan Rencana Strategis Badan Libang Kehutanan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Renstra tersebut kegiatan penelitian dan pengembangan oleh Badan Litbang Kehutanan dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) program litbang dan 3 (tiga) program pendukung/komplemen yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh beberapa unit kerja yaitu: 4 (empat) Pusat Libang, 2 (dua) Balai Besar dan 13 (tiga belas) Balai Penelitian yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas secara bersamasama dilakukan baik oleh Unit Kerja Eselon II (Sekretariat Badan Litbang Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan) maupun oleh UPT (unit kerja eselon II b dan III a). Secara garis besar kegiatan pelaksanaan tugas unit kerja eselon II (Sekretariat dan Puslitbang) dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan Koordinasi dan penyusunan rencana program, anggaran, dan kerjasama Koordinasi dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan, rencana program dan anggaran Koordinasi dan pengelolaan data, informasi, publikasi dan diseminasi hasil penelitian serta pengelolaan urusan perpustakaan; dan Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Badan. b. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam; Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam; Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam; 6

18 Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian konservasi dan rehabilitasi sumberdaya alam oleh unit pelaksana teknis; dan Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. c. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan; Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan; Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang produktivitas hutan; Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian produktivitas hutan oleh unit pelaksana teknis; dan Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. d. Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan; Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan oleh unit pelaksana teknis; dan Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. e. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan; Pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan di bidang perubahan iklim dan kebijakan; Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan perubahan iklim dan kebijakan; 7

19 Pembinaan dan pengendalian teknis pelaksanaan penelitian perubahan iklim dan kebijakan oleh unit pelaksana teknis; dan Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Pusat. Untuk mensinergikan kegiatan kelitbangan oleh Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan maka ditetapkan Kepala Puslitbang sebagai Pembina Unit Pelaksana Teknis untuk melakukan pembinaan teknis dan atau administrasi melalui Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor SK. 29/VIII-SET/2011. Pembinaan teknis mencakup perancangan, pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kelitbangan. Pembinaan administrasi mencakup penyusunan program dan rencana kerja, keuangan, umum dan kepegawaian, evaluasi, dokumentasi, pelaporan, dan monitoring kinerja. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Unit kerja pembina dan Unit Pelaksana Teknis yang dibina No. Unit Kerja Pembina Unit Pelaksana Teknis Yang Dibina 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan 1. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS 2. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam 3. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli 4. Balai Penelitian Kehutanan Makassar 1. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 2. Balai Penelitian Teknologi Agroforestry 3. Balai Penelitian Kehutanan Manado 4. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan 1. Balai Penelitian Kehutanan Palembang 2. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru 3. Balai Penelitian Kehutanan Manokwari 1. Balai Besar Penelitian Dipterocarpa 2. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu 3. Balai Penelitian Kehutanan Kupang 4. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan 8

20 4. Sumber Daya Manusia Pada tahun 2013, jumlah PNS dan CPNS lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah pegawai, ditambah tenaga honorer/kontrak kerja sebanyak 263 orang. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pengelompokan pegawai berdasarkan jabatan struktural/non struktural dan jabatan fungsional No. Jabatan Jumlah L P Jumlah 1. Tenaga Struktural/ Non Struktural a. Struktural b. Fungsional Umum Tenaga Fungsional a. Peneliti b. Calon Peneliti c. Teknisi Litkayasa d. Calon Teknisi Litkayasa e. Pustakawan f. Pranata Komputer g. Analis Kepegawaian h. Arsiparis i. Pranata Humas JUMLH PNS dan CPNS Honorer/Kontrak Kerja 263 JUMLAH Sebagai acuan moral bagi Pegawai lingkup Badan Litbang Kehutanan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas Badan Litbang Kehutanan serta menghindarkan segala benturan antar sesama Pegawai dalam rangka mencapai dan mewujudkan Visi dan Misi Badan Litbang Kehutanan, ditetapkan Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nomor P.1/VIII- SET/2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil lingkup Badan Litbang Kehutanan yang mencakup nilai-nilai dasar pribadi (basic individual values) sebagai berikut: a. Integritas, bersikap, berperilaku dan bertindak jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, objektif terhadap permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten dalam bertindak dan bersikap, berani dan tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan amanah; 9

21 b. Profesionalisme, berpengetahuan luas, berketerampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai dengan kompetensi, mandiri tanpa intervensi pihak lain, konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas; c. Inovasi, kaya akan ide-ide baru dan selalu meningkatkan kemampuan; d. Transparansi, setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat dipertanggungjawabkan serta senantiasa dievaluasi secara berkala dan terbuka untuk semua stakeholder Badan Litbang Kehutanan; e. Produktivitas, mampu bekerja keras dengan orientasi hasil kerja yang sistematis, terarah dan berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisiensi serta dapat dipertanggungjawabkan; f. Religiusitas, berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang dilakukan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun melaksanakan ajaran agama, mengawali setiap tindakan selalu didasari niat ibadah sehingga apa yang dilakukan hari ini harus selalu lebih baik dari kemarin; g. Saling membantu, menghormati, koorperatif dan saling mengingatkan dan menegur agar tidak terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi jiwa korsa rimbawan; h. Kepemimpinan, berani menjadi pelopor dan penggerak perubahan, dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang prima. 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana penelitian pada prinsipnya digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang memungkinkan lahirnya hasil-hasil litbang yang inovatif dan aplikatif. Berbagai sarana yang mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain: a. Peralatan dan mesin-mesin. b. Hutan Penelitian/KHDTK c. Perpustakaan Pusat dan Daerah d. Website dan Internet e. Kendaraan operasional lapangan f. Laboratorium : Laboratorium Mikrobiologi Laboratorium Genetika Molekuler dan Kultur Jaringan Laboratorium Pengujian Terpadu Laboratorium Anatomi Kayu Laboratorium Pengawetan Kayu 10

22 Laboratorium Pengeringan Kayu Laboratorium Botani Laboratorium Silvikultur Laboratorium Penangkaran Satwa Laboratorium Hama dan Penyakit Laboratorium Tanah Laboratorium Entomologi Laboratorium Mikologi Laboratorium Teknologi Serat Laboratorium Produk Majemuk E. Sistematika Sistematika penyajian LAKIP Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 mengacu pada format yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP, serta gambaran umum organisasi Badan Litbang Kehutanan. BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kerja (dokumen penetapan kinerja). BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran-sasaran organisasi, analisis pencapaian kinerja Badan Litbang Kehutanan dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun BAB IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang kehutanan tahun 2013 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. 11

23 A. Rencana Strategis Perencanaan Strategis disusun sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi dalam kurun waktu tertentu secara sistematis, terarah dan terpadu. Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi baik faktor internal maupun faktor eksternal serta isu-isu strategis lainnya. Dalam rencana strategis disusun visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan strategi pencapaiannya yang disesuaikan dengan tupoksi serta kemampuan seluruh unit kerja lingkup Badan Litbang Kehutanan. Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Kehutanan Visi dan Misi Visi Badan Litbang Kehutanan mencerminkan posisi dan fungsi Badan Litbang Kehutanan dalam konteks visi Kementerian Kehutanan yaitu Terwujudnya kelestarian hutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan Tahun telah ditetapkan visi Badan Litbang Kehutanan, yaitu: Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan Adapun makna yang terkandung di dalam visi tersebut adalah: Lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka merupakan prestasi yang ingin dicapai Badan Litbang Kehutanan yaitu mendapatkan kepercayaan publik sebagai lembaga penghasil Iptek Kehutanan yang kredibel dan mampu menjawab kebutuhan pengguna dan tantangan pembangunan sektor kehutanan. Pengelolaan hutan lestari adalah tujuan utama sektor kehutanan untuk mewujudkan kegiatan pengelolaan hutan yang di dalamnya mencakup kelestarian ekonomi, kelestarian sosial, dan kelestarian ekologi (lingkungan) secara seimbang dan harmonis. Iptek yang dihasilkan Badan Litbang Kehutanan 12

24 harus mampu mendukung praktik-praktik kehutanan yang sesuai dengan prinsipprinsip pengelolaan hutan lestari. Kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan adalah muara dari pengelolaan hutan lestari yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya maupun masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan. Manfaat dari kegiatan pengelolaan hutan harus dirasakan secara adil tidak hanya oleh usaha besar tapi juga oleh masyarakat yang kehidupan dan penghidupannya terkait dengan hutan. Untuk mengaktualisasikan peran IPTEK Kehutanan dalam pembangunan Kehutanan yang berkelanjutan yang mendukung peningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka ditetapkan misi Badan Litbang Kehutanan, sebagai berikut: a. Meningkatkan penguasaan dan kemanfaatan IPTEK Kehutanan. b. Memantapkan unsur pendukung kelitbangan. Makna yang terkandung di dalam misi tersebut adalah: Penguasaan dan kemanfaatan Iptek harus menjadi satu kesatuan karena pada dasarnya temuan Iptek harus dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mendukung perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan. Unsur pendukung kelitbangan mempunyai peran penting untuk menjamin keberlangsungan kegiatan litbang serta menjaga dan meningkatkan kualitas hasilnya. 2. Tujuan dan Sasaran Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pada Renstra , tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh Badan Litbang Kehutanan pada akhir periode (tahun 2014) ialah: (4) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan dengan sasaran strategis tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan, yaitu : setiap kegiatan litbang harus 13

25 mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan. (5) Meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang dengan sasaran strategis tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna, yaitu : minimal 60% dari IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan atau diadopsi oleh pengguna baik pembuat kebijakan di lingkup Kementerian Kehutanan (opsi kebijakan), dunia usaha/industri dan masyarakat (paket teknologi dan produk), komunitas ilmiah (publikasi dalam jurnal ilmiah) serta pihak lain yang memanfaatkan hasil litbang. (6) Memantapkan unsur pendukung kelitbangan dengan sasaran strategis terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. 3. Strategi P encapaian Tujuan dan Sasaran Untuk mencapai tujuan dan sasaran di atas, Badan Litbang Kehutanan menempuh arah kebijakan dan strategi sebagai berikut : 1. Arah Kebijakan Selaras dengan arah kebijakan dan 18 sasaran strategis Kementerian Kehutanan, khususnya dalam peningkatan peran IPTEK dalam mendukung pembangunan Kehutanan, serta mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis terkait sektor kehutanan, maka kebijakan Badan Litbang Kehutanan diarahkan pada tiga hal utama, yaitu : 1) Peningkatan kemampuan penguasaan IPTEK Kehutanan; 2) Peningkatan kemanfaatan dan penerapan IPTEK Kehutanan; 3) Pemantapan dukungan kelitbangan, meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan, kerjasama, komunikasi hasil litbang, pengelolaan keuangan, SDM. serta sarana prasarana, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. 2. Untuk mengefektifkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Litbang Kehutanan sesuai dengan arah kebijakan yang diterapkan, dilakukan beberapa langkah strategis, yaitu : 14

26 1) Konsistensi terhadap Roadmap Litbang Kehutanan Roadmap ditetapkan dengan keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 163/MENHUT-II/2009 tanggal 3 April 2009, merupakan pedoman/acuan kegiatan litbang dan indikatif outputnya untuk periode 15 tahun ke depan. Arah kegiatan litbang diakomodasikan dalam 9 program litbang yaitu : (1) Lansekap Hutan (2) Hutan Alam (3) Hutan Tanaman (4) Biodiversitas (5) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) (6) Daerah Aliran Sungai (DAS) (7) Perubahan Iklim (8) Pengolahan Hasil Hutan (9) Kebijakan Kehutanan Disamping 9 program litbang di atas, Badan Litbang Kehutanan menetapkan 3 program pendukung/komplemen yaitu : (1) Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM (2) Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang (3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Litbang 2) Penyusunan Rencana Penelitian Integratif (RPI) Berdasarkan 9 program litbang tersebut diatas, selanjutnya dijabarkan ke dalam 25 Rencana Penelitian Integratif (RPI) agar penelitian lebih terfokus, efisien dan efektif serta berorientasi pada hasil litbang. Komponen kegiatan penelitian dan luaran RPI menjadi acuan unit kerja lingkup Badan Litbang dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tahun Penelitian integratif bersifat lintas unit kerja dan melibatkan berbagai disiplin ilmu terkait untuk menjawab kompleksitas tantangan dan permasalahan sektor kehutanan secara lebih komprehensif dari sisi hulu sampai hilir. RPI juga diarahkan untuk mendukung pencapaian 18 Sasaran Strategis Kementerian Kehutanan dengan keterkaitan yang tidak terpisahkan antara 15

27 aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan ekologi dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan secara berkelanjutan. 3) Penyusunan Penelitian Integratif Unggulan (PIU) Penelitian Integratif Unggulan (PIU) adalah bagian dari satu atau lebih RPI yang dirancang untuk menghasilkan IPTEK yang menjadi unggulan masingmasing unit kerja teknis di lingkup Badan Litbang Kehutanan, untuk itu PIU harus sesuai dengan core research masing-masing unit kerja pelaksana serta diupayakan dapat mencerminkan kekhasan tantangan kehutanan. 4) Restrukturisasi Program dan Kegiatan Sesuai dengan reformulasi program dan kegiatan nasional, setiap unit eselon IIA (Puslitbang) hanya melaksanakan satu kegiatan yang mendukung Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Kegiatan untuk masing-masing Puslitbang di lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (2) Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (3) Kegiatan Litbang Keteknikan dan Pengolahan Hasil Hutan (4) Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (5) Sebagai unsur pendukung, Sekretariat Badan Litbang Kehutanan melaksanakan kegiatan generik unit kerja pendukung, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. 4. Kegiatan Badan Litbang Kehutanan Dalam rangka implementasi Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan telah ditetapkan 5 (lima) kegiatan dengan Eselon II A sebagai penanggung jawab masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah: 1. Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Pengelolaan Hutan Lahan Kering 2) Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai 16

28 3) Pengelolaan Hutan Rawa Gambut 4) Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme 5) Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem 6) Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Kabupaten, Lintas Propinsi 7) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 2. Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Pengelolaan Hutan Alam Produksi 2) Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 3) Agroforestry 4) Pengelolaan Dipterokarpa 5) Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan 6) Pengelolaan HHBK - FEMO 3. Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 2) Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 3) Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 4) Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 5) Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 4. Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan RPI yang mendukung pencapaian IKK dan merupakan komponen kegiatan yaitu: 1) Manajemen Lanskap Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) 2) Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan 3) Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi 17

29 4) Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) 5) Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim 6) Penguatan Tata Kelola Kehutanan 7) Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan 5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Litbang Kehutanan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah: 1) Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker. 2) Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini keuangan Kemenhut wajar tanpa pengecualian mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker. 3) Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Untuk mencapai IKK, maka dilakukan kegiatan-kegiatan pencapaian output kegiatan yaitu: 1) Rencana program dan anggaran sebanyak 20 satker per-tahun 2) Evaluasi dan pelaporan sebanyak 20 satker per-tahun 3) Sarana dan prasarana pada 20 unit kerja per-tahun 4) Peningkatan kualitas dan pembinaan SDM sebanyak orang pertahun 5) Pengelolaan KHDTK sebanyak 30 unit (di 34 lokasi) 6) Tatalaksana keuangan dan BMN, kerjasama, data dan informasi pada 20 satker. 18

30 B. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja disusun berdasarkan Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan dan merupakan bagian dari rencana tahunan. Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan serta Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, Kemenhut. Disamping itu, Rencana Kinerja juga merupakan penyambung antara Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja- KL) Kementerian Kehutanan dan dokumen Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) dengan Rencana Kerja Anggaran Badan Litbang Kehutanan (RKA-KL) Badan Litbang kehutanan setiap tahunnya. Perancangan kegiatan secara integratif dilakukan mengingat kompleksitas permasalahan dan tantangan sektor kehutanan yang tidak memungkinkan dijawab melalui penelitian yang bersifat parsial. Penelitian integratif dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, untuk menjawab persoalan secara lebih komprehensif dari hulu sampai hilir dengan keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial budaya dan ekologi (lingkungan). Untuk tahun 2013, Rencana Kinerja Tahunan (Form RKT) selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan gambaran umum Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada matrik sebagaimana Tabel 5 berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Rencana Kinerja Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Minimal 60% hasil penelitian dan pengembangan kehutanan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan teknis kehutanan dan pengayaan ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan kebijakan dan teknis yang berkaitan dengan isu-isu perubahan iklim IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul % Hasil litbang 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem 14 Hasil litbang Pantai (RPI 4) 3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) 5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13) 6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14) 7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15) 50 Hasil litbang 17 Hasil litbang 15 Hasil litbang 24 Hasil litbang 19

31 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul % Hasil litbang 1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari 15 Hasil litbang (RPI 6) 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 43 Hasil litbang (RPI 7) 3. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO 40 Hasil litbang (RPI 11) 4. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) 39 Hasil litbang 5. Agroforestry (RPI 8) Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang Hasil litbang IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul % Hasil litbang 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan 6 Hasil litbang (RPI 20) 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 15 Hasil litbang (RPI 21) 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23) IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) 4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) Hasil litbang % Hasil litbang 3 Hasil litbang 5 Hasil litbang 3 Hasil litbang 11 Hasil litbang 8 Hasil litbang 6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang 7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan 2 Hasil litbang Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker 1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM 20 Satker Diklat SDM Litbang 239 Orang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran 12 Bulan layanan 20

32 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan 20 Satker kerjasama Pengembangan hasil penelitian 15 Laporan Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan 48 Laporan Khusus (KHDTK) Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen Hasil kerjasama teknis 27 Laporan Kajian issue actual 13 Laporan 3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan 20 Satker Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelitian/layanan data dan 52 Informasi informasi Website instansi 14 Domain Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar 16 Seminar hasil penelitian Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil 24 Pameran penelitian Pengelolaan perpustakaan 16 Laporan 4. Pengelolaan keuangan dan umum 20 Satker Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan Pengelolaan laboratorium penelitian 17 Laporan Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/ persemaian permanen Pengelolaan 13 Laporan Sertifikat ISO 6 Sertifikat Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan Jembatan 36 m 2 Jaringan air 80 Meter Peralatan multimedia 22 Unit Peralatan laboratorium 230 Unit Kendaraan bermotor 22 Unit Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit Gedung/bangunan m 2 Berdasarkan Rencana Kinerja tersebut, disusun Dokumen Penetapan Kinerja setelah pagu anggaran ditetapkan. Dalam dokumen tersebut, Kinerja Badan Litbang Kehutanan mencakup: 6. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 judul. 21

33 7. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 judul. 8. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul. 9. Ketersediaan dan kemanfaatan IPTEK dasar dan terapan di bidang perubahan iklim dan kebijakan kehutanan sebanyak 7 judul. 10. Fasilitasi, koordinasi dan pelayanan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 20 satker. Dokumen Penetapan Kinerja Badan Litbang Kehutanan yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Kehutanan dan Menteri Kehutanan dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 memperoleh dukungan dana yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Non Pajak (PNP) dengan total anggaran sebesar Rp ,-. 22

34 Secara umum Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diwujudkan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan beberapa indikator kinerja yang ditetapkan untuk masing-masing sasaran tersebut. A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strateji instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK). Indikator kinerja yang digunakan meliputi Input, Output dan Outcome dan tiap-tiap indikator kinerja ditetapkan satuannya. Sedangkan hasil pengukuran kinerja yang berisi indikator kinerja yang dipakai rencana dan realisasi masing-masing kegiatan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3. Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengukuran kinerja kegiatan pada masingmasing indikator kinerja adalah pengukuran pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan Tahun Untuk membuat kesimpulan hasil pengukuran, digunakan skala pengukuran kinerja dengan hasil penilaian dalam bentuk persentase kinerja dengan kategori sebagai berikut: - Kinerja mencapai 85% - 100% : sangat baik - Kinerja mencapai 70% - <85% : baik - Kinerja mencapai 55% - <70% : sedang - Kinerja lebih kecil dari 55% : kurang baik 23

35 Misi Pertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan Sasaran: 1 Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Maksud dari tercapainya 100% luaran paket IPTEK kehutanan, yaitu setiap kegiatan litbang harus mampu menghasilkan atau berkontribusi dalam menghasilkan IPTEK dasar atau terapan. Tujuan dari sasaran tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan adalah menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu menjawab tantangan dan akar permasalahan sektor kehutanan. Untuk mencapai sasaran dari tujuan tersebut pada tahun 2013 telah dilaksanakan 4 Kegiatan Litbang, 9 Program Litbang dan 25 RPI yaitu: 1. Kegiatan Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (3 Program; 7 RPI) a. Program Pengelolaan Hutan Alam (3 RPI) RPI 3: Pengelolaan Hutan Lahan Kering. RPI 4: Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai RPI 5: Pengelolaan Hutan Rawa Gambut b. Program Pengelolaan Biodiversitas (2 RPI) RPI 12: Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme RPI 13: Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem c. Program Pengelolaan DAS (2 RPI) RPI 14: Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi RPI 15: Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 2. Kegiatan Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan (2 Program; 6 RPI) a. Program Pengelolaan Hutan Tanaman (5 RPI) RPI 6: Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari RPI 7: Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu 24

36 RPI 8: Agroforestry RPI 9: Pengelolaan Dipterokarpa RPI 10: Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan b. Program Pengelolaan HHBK (1 RPI) RPI 11: Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO 3. Kegiatan Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (1 Program; 5 RPI) a. Program Pengolahan Hasil Hutan (5 RPI) RPI 19: Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu RPI 20: Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan RPI 21: Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu RPI 22: Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu RPI 23: Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 4. Kegiatan Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan (3 Program; 7 RPI) a. Program Lanskap Hutan (2 RPI) RPI 1: Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS RPI 2: Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan b. Program Perubahan Iklim (3 RPI) RPI 16: Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi RPI 17: Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) RPI 18: Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim c. Program Kebijakan Kehutanan (2 RPI) RPI 24: Penguatan Tata Kelola Kehutanan RPI 25: Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan Secara umum setiap kegiatan pada setiap RPI mencapai target 100%, dengan rincian hasil sebagaimana pada Tabel 6 di bawah ini. 25

37 Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI tahun 2013 No Program/ Kegiatan Persentase Pencapaian (%) I. PROGRAM LANSKAP HUTAN Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan 100 II. PROGRAM PENGELOLA A N HUTAN ALAM Pengelolaan Hutan Lahan Kering Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai Pengelolaan Hutan Rawa Gambut 100 III. PROGRAM PENGELOLAA N HUTAN TANAMAN Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Agroforestry Pengelolaan Dipterokarpa Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 100 IV. PROGRAM PENGELOLA A N HASIL HUTA N BUKA N KA YU Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO 100 V. PROGRAM PENGELOLA A N BIODIV ERSITA S Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem 100 VI. PROGRAM PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten 100 dan Lintas Propinsi 15. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS 100 VII. PROGRAM PERUBA HA N IKLIM Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan 100 Degradasi 17. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Kehutanan 100 (Inventory) 18. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim 100 VIII. PROGRAM PENGOLA HA N HASIL HUTAN Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu 100 IX. PROGRAM KEBIJAKA N KEHUTA NA N Penguatan Tata Kelola Kehutanan Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan

38 Sasaran: 2 Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna Tujuan dari sasaran tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna adalah meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil Litbang. Untuk mencapai tujuan dari sasaran tersebut dilakukan dengan kegiatan diseminasi, menggunakan indikator outcome dan pencapaian target. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi hasil pengukuran kinerja pencapaian target kegiatan per RPI berdasarkan indikator outcome dengan tujuan meningkatkan kemanfaatan dan penerapan hasil litbang No. Sasaran Outcome I. Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi Realisasi Outcome (%) % Pencapaian Outcome Ket. 48,69 54,71 81,16 91,19 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 47,31 78,86 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) 3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 46,88 78,13 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme 45,90 76,50 (RPI 12) 5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis 40,57 67,62 Ekosistem (RPI 13) 6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten 54,27 90,46 (Hulu), Lintas Kabupaten dan Lintas Provinsi (RPI 14) 7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15) 51,20 85,34 II. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan 1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan 48,53 45,00 80,88 75,00 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 41,87 69,78 3. Agroforestry (RPI 8) 53,55 89,26 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 50,50 84,17 5. Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 60,09 100,15 (RPI 10) 6. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11) 40,16 66,93 27

39 No. Sasaran Outcome III. Ketersediaan dan termanfaatkannya Iptek dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan Realisasi Outcome (%) % Pencapaian Outcome Ket. 43,20 72,00 Persen pencapaian outcome terhadap target 60% 50,00 83,33 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 46,00 76,67 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu 35,00 58,33 (RPI 21) 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) 35,00 58,33 (RPI 22) 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan 50,00 83,33 Pembantu (RPI 23) IV. Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan 48,10 80,17 Persen Iptek dasar dan terapan di bidang terapan yang pencapaian perubahan iklim dan kebijakan kehutanan dimanfaatkan oleh pengguna di outcome terhadap di bidang target 60% 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS perubahan iklim 52,50 87,50 (RPI 1) dan kebijakan 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap kehutanan 44,44 74,07 Perkotaan (RPI 2) 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi 38,67 64,44 dari Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) 4. Pengembangan Perhitungan Emisi GRK 57,50 95,83 Kehutanan (Inventory) (RPI 17) 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi 47,60 79,33 Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) 6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 38,00 63,33 7. Penguatan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) 58,00 96,69 Rata-rata Outcome 47,13 78,55 Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan Sasaran: 3 Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih Tujuan dari sasaran ini adalah memantapkan unsur pendukung kelitbangan. Keluaran/output pelaksanaan kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat 28

40 maupun di daerah, dan menjadi bagian dalam mendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pencapaian output adalah: 1. Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker. 2. Tertib administrasi pengelolaan keuangan dan BMN di lingkungan Badan Litbang Kehutanan dalam rangka mewujudkan opini laporan keuangan Kemenhut wajar tanpa pengecualian mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 20 satker. 3. Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Pencapaian sasaran strategis dan pencapaian IKK tersebut dilaksanakan melalui 3 (tiga) program yaitu: a. Program Penguatan Institusi dan Peningkatan Kualitas SDM, dilaksanakan melalui kegiatan: peningkatan SDM, pengelolaan administrasi persuratan, perencanaan program, pengelolaan anggaran serta evaluasi dan pelaporan. b. Program Pemantapan Pelaksanaan Penelitian dan Komunikasi Hasil Litbang, dilaksanakan melalui kegiatan: pengelolaan kerjasama, pengelolaan data dan informasi, pengelolaan perpustakaan, diseminasi dan publikasi. c. Program Peningkatan sarana dan prasarana, dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan perlengkapan/bmn, pengelolaan KHDTK. B. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa mendatang. Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013, selain pengukuran kinerja tahunan, juga meliputi evaluasi kinerja sasaran yang merupakan jabaran dari sasaran Rencana Strategis Badan Litbang Kehutanan yang kegiatannya telah ditetapkan dalam rencana penelitian integratif. Pengukuran kinerja tahunan dilakukan berdasarkan input dan output serta outcome yang telah dilakukan pada tahun 2013, sedangkan pencapaian sasaran untuk rencana tingkat 29

41 capaian/target berdasarkan pada rencana kegiatan penelitian integratif yang telah dijabarkan dalam rencana kegiatan tahunan. Rincian capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dapat diuraikan sebagai berikut : Misi Pertama: Meningkatkan Penguasaan dan Kemanfaatan IPTEK Kehutanan Sasaran: 1 Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pertama renstra Badan Litbang Kehutanan, setiap judul atau kegiatan penelitian dituntut untuk mampu menghasilkan luaran berupa iptek atau temuan yang didapat dari kegiatan penelitian tersebut. Iptek atau temuan penelitian dapat berupa informasi ilmiah, teknik, teknologi, metoda, formula, sistem, model, hasil rekayasa alat, produk atau temuan penelitian lainnya yang bersifat spesifik sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian. Pada tahun 2013, jumlah kegiatan penelitian yang dilaksanakan lingkup Badan Litbang Kehutanan adalah sebanyak 376 kegiatan, dengan rincian 143 kegiatan litbang konservasi dan rehabilitasi, 147 kegiatan litbang peningkatan produktivitas hutan, 51 kegiatan litbang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan, 35 kegiatan perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Realisasi capaian output kegiatan penelitian pada tahun 2013, tercapai 100% Sasaran: 2 Tercapainya minimal 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna Penelitian dan pengembangan (litbang) kehutanan memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dapat digunakan dalam penetapan berbagai kebijakan umum, kebijakan teknis dan kebijakan operasional. Dengan demikian diharapkan hasil-hasil litbang kehutanan dapat menjadi trend setter dalam pembangunan kehutanan pada khususnya, dan 30

42 pembangunan di segala bidang pada umumnya. Untuk itu, hasil-hasil litbang berupa IPTEK dasar dan terapan harus terus menerus didorong dan dikembangkan agar dapat diterapkan dan dimanfatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Salah satu tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan adalah setiap output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Setiap judul atau kegiatan penelitian yang dilaksanakan harus mampu menghasilkan iptek dan minimal 60% iptek yang dihasilkan dimanfaatkan oleh pengguna. Berkaitan dengan Renstra Badan Litbang Kehutanan , fokus kegiatan litbang kehutanan selain pada kualitas litbang namun juga mendorong tingkat kebermanfaatan IPTEK dari hasil-hasil litbang yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan. Pada prinsipnya perhitungan outcome dipergunakan juga untuk memantau perkembangan pemenuhan target renstra yaitu capaian indikator kinerja kebermanfaatan IPTEK pada akhir renstra tahun 2014 minimal 60%. Perhitungan outcome (kebermanfaatan) hasil IPTEK dimulai dari capaian pelaksanaan satuan terkecil yaitu pelaksanaan setiap judul-judul penelitian. Selanjutnya diakumulasikan menjadi kegiatan riset untuk menghasilkan paket IPTEK. Dalam hal ini, kinerja dihitung dalam tingkatan kebermanfaatan hasil IPTEK untuk setiap kegiatan litbang kehutanan. Untuk mengukur capaian outcome, Badan Litbang Kehutanan sudah membuat kriteria sebagaimana Tabel 8 berikut. Tabel 8. Kriteria capaian nilai outcome pada setiap kegiatan penelitian No. Jenis Penelitian Kriteria Nilai Outcome (%) 1. Riset Terapan/Teknis Telah diterapkan, RSNI 100 Demplot, jurnal terakreditasi, buku 80 Alih teknologi, prosiding, publikasi populer 60 (koran, warta) Gelar teknologi, pameran 40 Draft publikasi, poster, banner, leaflet Riset Terapan/Kebijakan Menjadi kebijakan, SK Menhut, RSNI 100 Bahan kebijakan, draft SK Menhut, jurnal 80 terakreditasi, buku, petunjuk teknis, pedoman Policy brief, prosiding, publikasi ilmiah (koran, 60 warta) Seminar 40 Draft publikasi, draft petunjuk teknis, draft pedoman 20 31

43 No. Jenis Penelitian Kriteria 3. Riset Dasar Paten, hak cipta, perlindungan varietas tanaman, RSNI, penemuan teori/inovasi baru, jurnal internasional Nilai Outcome (%) 100 Jurnal terakreditasi, buku, draft paten 80 Prosiding, publikasi populer (koran, warta) 60 Seminar 40 Draft publikasi 20 Berikut capaian dari masing-masing indikator kinerja: 1. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi sebanyak 7 paket, minimal 60%. Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah 48,69%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 81,16%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 81,16% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang bidang konservasi dan rehabilitasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil litbang di bidang konservasi dan rehabilitasi sampai dengan tahun 2013 No. Paket Penelitian Integratif 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering Hasil Litbang Informasi Teknis: Tipologi potensi biomassa dan karbon HL Rinjani Barat Klasifikasi fragmentasi vegetasi hutan berdasarkan kriteria perkembangan vegetasi jenis kanopi utama Informasi potensi dan nilai manfaat HL-Rinjani Barat sebagai penyedia jasa lingkungan (karbon, air, wisata) Informasi status pengelolaan, potensi pemanfaatan dan nilai manfaat air HL P. Tarakan Informasi nilai manfaat ekowisata HL Gunung Mutis Informasi kelembagaan lokal terkait pengelolaan KPHL Rinjani Barat (nilai sosbud masyarakat, peran dan kekuatan hukun adat) Informasi ilmiah pengelolaan kolaboratif hutan lindung Gunung Lumut Teknik: Teknik rehabilitasi areal hutan terdegradasi di IUPHHK Restorasi Ekosistem (pada berbagai level gradasi kerusakan hutan) Model: Model rehabilitasi HL berbasis HHBK (kondisis sosek, lokasi, jenis, teknik) Pedoman: Pedoman Penggunaan Model Alometrik untuk Pendugaan Biomassa dan Stok Karbon Hutan di Indonesia 32

44 Demplot: Demplot seluas 50,5 ha ujicoba teknik rehabilitasi areal hutan terdegradasi di IUPHHK-RE PT REKI Demplot 5,5 ha model rehabilitasi berbasis HHBK di HL Rinjani Barat Demplot seluas 7,5 ha ujicoba rehabilitasi berbasis bahan bakar nabati di HL Rinjani Barat dan Bali Timur Demplot: 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai Metode: Metode penanaman untuk kondisi tapak ekstrim (Aceh, bekas tsunami, habitat lumpur bercampur pasir) Metode penanaman pada pulau-pulau kecil (aplikasi 3 jenis : nyamplung, cemara laut, ketapang) pada substrat pasir (lokasi: P. Selayar) Informasi Teknis: Informasi teknis peran mangrove dalam menyerap polutan perairan Informasi teknis nilai dan manfaat mangrove dan ekosistem pantai (bahan pangan, madu) Pengembangan jenis-jenis mangrove untuk budidaya arang kayu Pengembangan HTI mangrove Teknik: Teknik rehabilitasi dan silvofishery (Manggarai Barat dan Golo Sepang) Teknik budidaya mangrove Teknik pembibitan Sonneratia alba Model: Model kemitraan pemanfaatan dan pengelolaan hutan mangrove Model allometrik mangrove Demplot: Demplot ujicoba penanaman nyamplung, ketapang dan cemara laut seluas ± 0,7 ha. Demplot penanaman Rhizophora sp. dan Avicennia sp. Demplot penanaman nyamplung seluas ± 1,5 ha. Demplot penanaman mangrove pada tambak di Blanakan ± 5 ha. 33

45 3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut Informasi Teknis: Informasi fenologi 28 jenis tumbuhan HRG Informasi teknis faktor serapan dan emisi karbon HRG Informasi kesesuaian jenis untuk rehabilitasi HRG bekas terbakar Rancangan C&I penentuan kawasan konservasi pada HRG eks PLG Kalteng Teknik/Model: Teknik rehabilitasi lahan gambut bekas terbakar dengan PURANGPOS Model kelembagaan pengelolaan konservasi HRG 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme Paten: Paten produksi gaharu buatan Informasi Teknis: Informasi keragaman genetik eboni, ulin dan cempaka Informasi morfologi dan keragaman genetik banteng (Jawa) dan trenggiling (Jawa, Sumatera, Kalimantan) Informasi habitat dan populasi trenggiling, anoa, labi-labi, tarsius Informasi pohon bahan baku obat Koleksi 1897 isolat (bakteri 891; yeast 421; fungi 585) 54 isolat teridentifikasi untuk inokulan gaharu (16 isolat telah diujicoba) Koleksi isolat potensial penghasil bioetanol (3 isolat telah dipublikasikan dalam jurnal internasional) Peta sebaran macan tutul di Jawa Tengah dan Jawa Barat Penggunaan fasilitas penelitian penangkaran rusa untuk program S1, S2 dan S3 Pengakuan pemerintah daerah terhadap Iptek inokulasi gaharu Teknik: Teknik eradikasi Acacia nilotica dan restorasi savana Baluran Teknik inokulasi gaharu (masuk dalam Riset Inovatif 101 dan 102) Teknik pengendalian hama gaharu budidaya secara biologis Model: Model penangkaran rusa timor (pola kandang dan formula makan) Buku/draft akademis/grand strategi/masterplan: Buku NDF pemanfaatan ramin Buku Eboni Buku Anoa Buku Burung Nuri Talaud Buku pemanfaatan 6 jenis tumbuhan hutan penghasil buah sebagai sumber bahan pangan di tanah Papua Buku: re-diversifikasi pangan di tanah Papua Buku : mengenal rumah adat suku hatam Lymama Kabupaten Manokwari berdasarkan jenis kayu yang dimanfaatkan Buku: buah-buahan yang dapat dimakan di kawasan TWA Gunung Meja Papua Barat 34

46 Draf akademis review kebijakan silvikultur ramin Grand strategi Laboratorium Mikrobiologi Hutan Tropis Masterplan penelitian gaharu Demplot: Plot tanaman gaharu (40 Ha : tanaman) di KHDTK Carita Kebun konservasi genetik ramin di OKI dan Tumbangnusa 5. Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem Informasi Teknis: Informasi nilai manfaat kawasan konservasi berupa sumber air, satwa liar, lingkungan (TN Batang Gadis, TN Merbabu, TN Berbak, TN Alas Purwo, TN Bantimurung Bulusaraung) Informasi strategi manajemen kawasan konservasi Kriteria dan indikator penentuan fungsi kawasan konservasi Draft akademis: Draf akademis usulan hutan Makongga sebagai kawasan konservasi Model: Model pengelolaan daerah penyangga kawasan konservasi 35

47 6. Pengelolaan DAS Hulu, Lintas Provinsi Lintas Kabupaten Informasi Teknis: Sistem perencanaan pengelolaan DAS Luas hutan optimal dalam perspektif tata air Monev teknik konservasi tanah dan air Sistem implementasi PHBM DAS mikro Teknik: Teknik remote sensing & SIG untuk karakterisasi DAS 7. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS Informasi Teknis: Info/peta kesesuaian jenis pohon untuk rehabilitasi tingkat DAS dan beberapa sub DAS Aplikasi teknik KOFFCO, alat deteksi tanah longsor dan mikrohidro Pengelolaan lahan pantai berpasir Teknik: Teknik rehabilitasi dan restorasi lahan bekas tambang (emas, timah dan batubara) Teknik cover crops Model: Modelling tataguna lahan untuk optimalisasi air 36

48 2. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktivitas hutan sebanyak 6 paket, minimal 60%. Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 6 paket iptek adalah 48,53%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 80,88%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,88% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Secara rinci hasil litbang bidang produktivitas hutan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil litbang di bidang produktivitas hutan sampai dengan tahun 2013 Paket Penelitian No. Integratif 1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari Hasil Litbang Rekayasa Alat: Rekayasa alat pengukuran pita volume pohon Teknik: Teknik pengayaan bekas jalan sarad dengan tanaman meranti Umur 28 bln: - pertumbuhan tinggi 89,32 cm/thn, - pertumbuhan diameter 0,91 cm/thn Formula: Formula pendugaan volume pohon (Tabel Volume) untuk 12 jenis dipterokarpa: Dipterocarpus glabrigemmatus, D. stellatus, D. acutangulus D. confertus Dipterocarpus sp., Dryobalanops lanceolata, Parashorea sp., Shorea laevis, S. macrophylla, S. smithiana, dan Vatica sp. 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Benih Unggul: Benih unggul jati, mahoni, jabon, gmelina dan sengon dari sumber benih yang dilepas sesuai SK Menhut No. SK 707/Menhut-II/2013. Benih unggul mahoni yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 792/Menhut-II/

49 Teknik: Teknik uji cepat viabilitas, iradiasi benih, priming, peningkatan produksi, perbanyakan generatif dan vegetatif, serta standardisasi mutu benih dan bibit untuk 8 jenis (kayu bawang, sengon, nyawai, tembesu, jelutung, krasikarpa, jabon putih, dan bambang lanang) Teknik budidaya 8 jenis cepat tumbuh. Teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman (sengon, jabon, gmelina) Sengon : - Hama Eurema (kupu kuning), ulat kantong, boktor - Penyakit karat tumor Jabon : - Hama Cosmoleptrus sumatranus, Arthoschista hilaralis, Zeuzera sp, Coptotermes sp, Daphnis hypothous. - Penyakit bercak daun, embun jelaga, lodoh, busuk batang dan akar Gmelina: - Hama Tingis beesoni - Penyakit bercak daun Teknologi pengembangan pestisida nabati dan hayati (jamur entomopatogen Beauveria bassiana, ekstrak suren, ekstrak mimba) Buku: Buku Budidaya Jelutung Rawa Pohon Tembesu umur 6 tahun (lokasi: Kemampo, Palembang) Tegakan Jelutung Rawa 3. Agroforestry Model-model agroforestry/wanatani - dengan tanaman semusim: jagung, kacang - dengan tanaman tahunan: salak, kopi, kapol laga 38

50 4. Pengelolaan Dipterokarpa Teknik: Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan jenis dipterokarpa Model: Model simulasi dan kriteria Multisistem Silvikultur (MSS) Buku: Buku Budidaya S. balangeran Teknik manipulasi lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan jenis Dipterokarpa 5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan Benih Unggul: Benih unggul (kayu pertukangan, kayu pulp, kayu energi, HHBK) Benih unggul Mangium F2 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 790/Menhut-II/2013 Benih unggul Pelita F2 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 791/Menhut-II/ 2013 Informasi Teknis: Karakteristik sifat unggul pada 4 jenis prioritas HHBK (Santalum album, Tengkawang, C. inophyllum) Keragaman potensi genetik : minyak nabati (Tengkawang); rendemen & sifat fisiko-kimia biofuel dan kandungan coumarin (C. inophyllum), rendemen azadirachtin (A. indica) Demplot: Sumber Benih (Sudah dibangun 115 demplot, 66 jenis, luas 5.044,44 Ha) Buku: Buku tentang prospek pengembangan jabon merah Buku tentang prospek pengembangan cempaka 39

51 6. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu- FEMO Benih Unggul: Sutera alam - Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 793/Menhut-II/ Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang dilepas dengan SK Menhut No. SK 794/Menhut-II/ Kerjasama dengan Pemkot Tomohon dan Ditjen BPDASPS dalam pengembangan sutera alam di Kota Tomohon, Sulawesi Utara - Kerjasama dengan PT Sarongge - Kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Pati dan Temanggung Ulat sutera unggulan Litbang - 4 hibrid harapan lebih baik dari BS 09 yang sudah dilaunching sebelumnya Murbei unggulan Litbang: - Morus. australis x M. indica (tahan kekeringan) - M.cathayana x Amakusugawa klon 12 (tahan kekeringan) - M. cathayana x shalun CS.1 (tahan kekeringan) - KI 14, KI34, KI 41 yang merupakan persilangan M. khunpai dan M. Indica-S-54 (unggul dibanding jenis lokal sulawesi) M. shalun dan M. lembang Informasi Teknis: Budidaya bambu dan rotan jernang - Kerjasama dengan PemKab Malang, Perhutani dan Pengusaha Bambu di Kab Malang untuk pengembangan bambu di Malang - Kerjasama dengan Pemkot Palu dan Pemprov Gorontalo untuk pengembangan Rotan di Palu dan Gorontalo. Budidaya nyamplung membangun desa mandiri energi berbasis nyamplung di Purworejo Budidaya kilemo Potensi dan sebaran kayu energi (akor, pilang, weru dan kaliandra) Potensi dan sebaran ganitri, masoi, bidara laut, kratum, penghasil minyak kruing, cendana dan bambu Teknik: Teknologi penurunan kadar air madu dan diversifikasi produk (bee pollen, propolis) Teknik pembibitan dan perbenihan akor, pilang, weru, kaliandra, kilemo, ganitri, rotan jernang dan kemenyan. Demplot: Demplot kayu energi Demplot pengembangan HHBK - Demplot tanaman obat di Solo (kerjasama dengan Perhutani) - Peran aktif dalam scientifikasi jamu dalam wadah Tanaman Obat Indonesia - Demplot pengembangan minyak atsiri dengan Pemkab Pasaman Barat, Sumbar - Desa Mandiri Energi berbasis nyamplung di Purworejo - Demplot uji provenan tanaman nyamplung di Yogyakarta. Sutera alam 40

52 Budidaya Kilemo 3. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 paket, minimal 60% Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 5 paket iptek adalah 43,20%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 72,00%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 72,00% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil litbang di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sampai dengan tahun 2013 No. Paket Penelitian Integratif 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu 2. Keteknikan Hutan dan Pemanenan Hasil Hutan Hasil Litbang Data dan Informasi: Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan kayu Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan NT (46 jenis) Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan rotan (13 jenis) Data dan informasi sifat dasar dan kegunaan bambu (6 jenis) Data dan Informasi: Data dan informasi ukuran petak optimal dan hasil ujicoba di Jambi, Riau, Kalbar Data dan informasi stabilisasi jalan menggunakan material setempat, dan alat bantu logging (pola rantai ) Data dan informasi hasil uji teknik tree length logging dan faktor eksploitasi, serta penyiapan lahan SILIN (penebangan dan penyaradan) Data dan informasi formula stimulan organik resin pinus 41

53 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang Teknik: Teknik pemanenan tree length logging draft pedoman pemanenan; teknik pemanenan lahan dalam implementasi SILIN Teknik pemanenan resin keruing 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu Data dan Informasi: Data dan informasi pembuatan produk lamina, papan serat, hybrid bermatrik polipropilen dan potray serat kayu Data dan informasi stabilisasi dimensi secara fisik; Stabilisasi warna kayu pinus, pulai, jamuju dan kisampang Data dan informasi teknik laminasi bambu komposit untuk mebel dan konstruksi ringan serta bambu struktural dan komponen dinding Data dan informasi pembuatan pulp dan kertas, pemanfaatan limbah Data dan informasi kajian pasar dan analisis ekonomis produk kertas dan papan serat Telah dihasilkan 2 Konsep SNI dari target 4 SNI yaitu : Konsep SNI kayu lapis bermuka poliuretan dan bahan berwarna Teknik: Teknik produksi resorsinol untuk bahan perekat kayu komposit dan hasil ujicoba pada berbagai produk Teknik reduksi emisi formaldehide produk panel kayu dan hasil ujicoba 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu Data dan Informasi: Data dan informasi pengolahan dan pemanfaatan jernang (anti koagulasi), tengkawang (substitusi komponen lipstik), dryobalanops (komponen parfum) Data dan informasi pembuatan karbon kemurnian tinggi bahan baku nano karbon, energi dan carbon store, produksi ragi untuk bio-etanol, standar mutu gaharu, penyulingan dan pemanfaatan limbah gaharu Teknik: Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis karbohidrat (bioethanol) mangrove, nira Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis lemak (biodiesel) bintaro, kemiri sunan Teknik pengolahan bahan bakar nabati basis selulosa & hemiselulosa (bio-oil) serbuk gergaji Teknik pengolahan biokerosene basis tanaman kehutanan (Mataram) 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu Prototipe sudah final : Portable chipper, alat bantu pemanenan dengan sistem kabel, alat pembuat woodpellet, alat pembuat biooil, identifikasi kayu Formula bahan pengawet. Yang masih akan disempurnakan adalah formula pereaksi pendeteksi gaharu 42

54 4. Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang perubahan iklim dan kebijakan sebanyak 7 paket, minimal 60% Sampai dengan tahun 2013, nilai rata-rata outcome dari 7 paket iptek adalah 48,10%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 80,17%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 80,17% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil litbang di bidang perubahan iklim dan kebijakan sampai dengan tahun 2013 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang 1. Manajemen Lanskap Berbasis DAS Publikasi Ilmiah: - Karakteristik ekologi dan sosial ekonomi DAS kritis dan tidak kritis (Studi kasus DAS Baturusa dan DAS Cidanau) (draft) - Permasalahan penataan tata ruang kawasan hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah provisi (RTRWP) - Kajian paduserasi Tata Ruang Daerah (TRD) dengan Tataguna Hutan (TGH) - Pengaruh dinamika spasial sosial ekonomi masyarakat pada suatu lanskap DAS terhadap keberadaan lanskap hutan - Persepsi para pihak terhadap lanskap berhutan di aliran sungai Lematang kota Pagaralam, hulu DAS Musi Sumatera Selatan - Perhitungan infiltrasi tanah pada berbagai penggunaan lahan di DAS Citanduy Hulu (draft) - Peran faktor dalam menjaga eksistensi lansekap hutan di DAS Asahan (draft) - Pengembangan hutan rakyat: Upaya mewujudkan tata ruang berwawasan lingkungan - Optimalisasi manfaat hutan melalui pengelolaan lanskap berbagai DAS - Landscape management approach: An Institutional Challenge to Sustain Forests in Indonesia - Stakeholders perception of watershed management an analysis of Tulang Bawang Watershed Alih Teknologi: - Penghitungan Karbon Hutan Policy Brief: - Melestarikan lanskap hutan Sumbawa melalui penguatan kelompok tani madu hutan - Sumur resapan salah satu teknologi yang paling memungkinkan dalam menanggulangi banjir DAS Ciliwung 43

55 Paket Penelitian No. Integratif 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan Hasil Litbang Publikasi Ilmiah: - Kajian kebijakan hutan kota: studi kasus di Prov DKI Jakarta - Kajian jenis pohon potensial pada hutan kota di Bandung - Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan kota di DKI Jakarta - Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus taman kota monas Jakarta - Kebijakan hutan kota di Kaltim - Analisa kebutuhan luasan area hijau berdasarkan daya serap CO2 di Kab. Karanganyar Jateng (draf) - Evaluasi jenis pohon bagi konservasi keragaman tanaman hutan kota di DKI Jakarta (draf) - Kajian jenis edafis dan koleksi jenis pohon pada arboretum Gunung Batu Kota Bogor (draft) - Capaian pengembangan RTH di kota Bandung (draft) - Peran faktor demografi dalam pengembangan hutan kota (draft) - Potential Indonesian forest plants for ornamental in urban areas - Kajian kesesuaian jenis pohon berdasarkan tipe dan bentuk hutan kota pada hutan kota Medan, Sumut. - Hutan kota dan keanekaragaman jenis dan pohon di Jabodetabek - Panduan pemilihan jenis pohon hutan kota Alih teknologi: - Hutan kota dan manfaatnya bagi lingkungan - Hutan sebagai penghasil jasa lingkungan Policy Brief: - Strategi penguatan kelembagaan hutan kota - Pengembangan zonasi fungsi hutan kota daerah pantai dan daratan tertutup - Kajian jenis pohon potensial untuk pengembangan hutan kota - Pembangunan hutan kota, hanya slogan belaka : studi kasus di Jabodetabek Bahan Kebijakan: - Draft revisi PP 63/ Draft revisi Permenhut No. 71 tahun 2007 tentang Hutan Kota Kontribusi terhadap Hutan Kota (HK) Inisiasi Pembangunan HK di Palangkaraya Perubahan Perda HK di Samarinda Pemindahan pohon karena perluasan areal Tol Jagorawi Pembuatan demplot HK di Cijago Tol Jagorawi Km 16 (Depok) inisiasi Kapuspijak 1200 pohon 37 jenis Pembuatan forum pakar HK Pembuatan design engineering HK Holcim Cilacap Konsultan pada Pembangunan HK di Tasikmalaya Pembangunan tropical highway garden di Jalan Tol Jagorawi (CSR Garuda Indonesia) Tanam 60 jenis pohon potensial (CSR Bahana Sekuritas) Pembanguan HK Toyota Astra di Kawasan Industri terpadu Kerawang (design engineering) Terlibat pembangunan Ecopark di Pulau Sarangan Bali 44

56 Paket Penelitian No. Integratif 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi Dari Deforestasi dan Degradasi Hasil Litbang Publikasi Ilmiah: - Pendanaan dan distribusi pembayaran untuk REDD - REDD+ dan forest governance - Pedoman pengukuran karbon mendukung penerapan REDD+ - Tingkat kesiapan implementasi Redd di Indonesia berdasarkan persepsi para pihak, studi kasus Riau - Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur - Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop. Riau - Persepsi para pihak tentang mekanisme distribusi insentif REDD melalui dana perimbangan pusat dan daerah - Analisis variabilitas iklim di Bali - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon - Faktor penentu keberhasilan implementasi pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan - Analisis peran para pihak dalam rancangan mekanisme distribusi insentif REDD+ - Identifikasi tenurial sebagai prakondisi untuk implementasi REDD - Kajian perubahan iklim pada zona ekosistem di pulau Lombok - Naskah publikasi pada Journal of Forestry Reserach, Badan Litbang Kehutanan dengan judul The Challenge On Arfak Mountains Natural reserves Use - Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhya terhadap kelayakan usaha hutan jati di Purwakarta (draft) - Analisis resiko kegagalan implementasi REDD+ di Prop Riau (draft) - Analisis biaya implementasi REDD+ di Taman Nasional Meru Betiri (draft) - Peluang pasar karbon skala rakyat dan pengaruhnya terhadap kelayakan usaha hutan jati (draft) - Analisis cadangan karbon pohon pada lanskap hutan (draft) - Penguatan tata kelola kepemerintahan untuk implementasi REDD+ di Indonesia (draft) - Pembelajaran mengenai pasar pendanaan REDD+ dari mekanisme pembayaran jasa air dan jasa karbon (draft) - Analisis kelembagaan REDD+ TN Meru Betiri (draft) - Kajian beberapa standar karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft) - Potensi stok karbon dan tingkat emisi pada kawasan DA di Kalimantan - Analisis kesiapan tiga kabupaten di Kalimantan dalam upaya mendukung implementasi REDD+ - Prosiding dialog prospek perdagangan karbon dari mekanisme REDD+ - Peran hutan rakyat dalam mitigasi perubahan iklim sektor kehutanan - Potensi simpanan karbon di kawasan hutan - Dukungan kelembagaan lokal dalam implementasi REDD + di Pulau Lombok - Inter governmental fiscal transfer for conservation management : The case of REDD in Indonesia - Rekomendasi workshop pendanaan dan distribusi insentif Redd+ - Local stakeholder s perception on Redd - Hutan dan perubahan iklim 45

57 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang - Perubahan iklim, Redd+ dan komitmen nasional Indonesia - Global warming, ancaman serius planet bumi Policy Brief: - Bagaimana pendangan para actor yang terkait dengan implementasi REDD+ di daerah? - Strategi keberhasilan REDD+ : pendekatan social ekonomi dan budaya - Opsi mekanisme distribusi insentif untuk Redd +? - Rancangan pembayaran jasa lingkungan untuk melaksanakan REDD+ di Indonesia - Pengukuran kelayakan implementasi Redd+ di Indonesia - Strategi keberhasilan Redd+: pendekatan sosial ekonomi dan budaya - Transfer fiskal antara pemerintah Pusat-Daerah untuk melaksanakan distribusi manfaat Redd+ - Nested approach sebuah pilihan pendekatan penerapan Redd+ di Indonesia - Bagaimana mekanisme distribusi peran dan manfaat REDD+ yang efisien dan berkeadilan? - Biodiversity as an important part of Redd+ mechanism benefit Alih Teknologi: - Mekanisme insentif dalam mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan - Technical training/demonstration on estimating the opportunity cost of Redd+ In Indonesia - Hutan dan karbon - Pembayaran dan perdagangan karbon Bahan Kebijakan: - Draft usulan revisi PP Nomor 59 tahun 1998 tentang Pajak Karbon Hutan Pengembangan Perhitungan Emisi GRK Kehutanan (Inventory) Publikasi Ilmiah: - Cadangan karbon pada berbagai tipe hutan dan jenis tanaman di Indonesia - Pedoman Pengukuran Karbon Mendukung Penerapan REDD+ - Cadangan karbon hutan lindung Long Ketrok Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur - Persamaan allometrik biomassa dan karbon untuk pendugaan simpanan karbon pada savana Corypha utan - Potensi dan kontribusi pohon di perkotaan dalam menyerap GRK studi kasus: Taman kota Monas Jakarta - Persamaan allometrik untuk menduga karbon jenis meranti (Shorea teysmanniana) di hutan alam rawa gambut - Daur optimal hutan rakyat monokultur dalam konteks perdagangan karbon: Suatu Tinjauan Teoritis - Cadangan karbon hutan bekas tebangan pembalakan berdampak rendah dan konvensiaonal di Kaltim - Aplikasi IPCC guideline 2006 untuk perhitungan emisi GRK kehutanan di Sumsel - Potensi karbon jenis endemik Papua - Upaya pembangunan Hutan Tanaman Industri terhadap penurunan emisi karbon - Persamaan-persamaan alometrik untuk pendugaan total biomasa atas tanah pada genera Pometia di kawasan hutan tropis Papua

58 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang - Estimasi kelayakan finansial pengurangan emisi pada konfersi lahan hutan menjadi lahan perkebunan di Propinsi Kalimantan Timur - Potensi simpanan karbon hutan tanaman jati (Tectona grandis) studi kasus di Kabupaten Kupan dan Belu Propinsi Nusa Tenggara Timur - Karbon sukarela untuk kegiatan REDD+ (draft) - Potensi cadangan karbon tegakan hutan sub Montana di TN Gunung Halimun Salak (draft) - Kesiapan implementasi REDD+ : mitigasi banjir untuk kegiatan penurunan degradasi hutan Prov Jatim (draft) - Kesiapan implementasi REDD+ pengendalian kebakaran hutan untuk kegiatan penurunan degradasi hutan di Priov Jatim (draft) - Perhitungan karbon berdasarkan kelas tutupan lahan di kawasan hutan lindung Sungai Wain (draft) - Penaksiran bilangan bentuk pohon Huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft) - Penyusunan persamaan allometrik biomass pohon huek (Eucalyptus alba) di Pulau Timor untuk meningkatkan akurasi pengukuran simpanan karbon (draft) - Potensi dan nilai ekonomi karbon pada tegakan Agathis, Mahoni dan Pinus di hutan lindung Sukamayo (draft) - Metode perhitungan simpanan karbon pada hutan tanaman gambut jenis A. Crassicarpa (draft) - Memberdayakan pengelolaan agroforestry sebagai salah satu upaya dalam mitigasi perubahan iklim : Studi kasus Kabupaten Bengkulu Tengah Prov Bengkulu (draft) - Cadangan carbon hutan rakyat tanah mineral (Studi kasus di Tasikmalaya dan Ciamis) (draft) - Implementasi pembangunan rendah karbon CIFOR - Ekspose hasil-hasil penelitian Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Kehutanan - Pengukuran dan pendugaan stok karbon untuk jenis Dipterokarpa pada hutan alam di Areal IUPHHK-HA PT. Aya Yayang Indonesia, Kalimantan Selatan dan di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat - Pembuatan SOP untuk digunakan di perusahaan dalam menduga biomassa di atas tanah - Konservasi hutan tropic untuk REDD+ dan peningkatan stok karbon di TNMB - seminar Peran Hutan dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim - Allometric equations for estimating aboveground biomass in Papua tropical forests - Application of IPCC guidelines in Meru Betiri National Park for estimating REL - Training on technique of inventory for farmer s resource to support tropical forest conservation through the activity of REDD+ in Meru Betiri NP - Linking community monitoring with National MRV for REDD+ - Developed standard operation procedures for field measurement review methodology, prepare PDD and conduct validation to assess the applied methodologies by a selected standard system 47

59 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang Policy Brief: - Penentuan tingkat emisi REL GRK di sektor kehutanan - Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan - Strategi penurunan emisi GRK sektor kehutanan (strategy in reducing green house gass emission for forestry sector) - Cukupkah rehabilitasi hutan dan lahan nasional sebagai jawaban untuk komitmen penurunan emisi GRK kehutanan - Melihat demonstration activities untuk pengukuran, pelaporan dan verifikasi (MRV) REDD+ di TN Meru Betiri - Penerapan business as usual emisi GRK sektor kehutanan, seberapa pentingkah? - Pelaksanaan inventarisasi GRK sektor kehutanan (draft) Alih Teknologi: - Technical training/demonstration on monitoring, reporting & verification of REDD+ In Indonesia - Menghitung emisi dan serapan GRK dari sektor kehutanan - Hutan dan karbon - Pengenalan project design dokumen (PDD) - Pengukuran biomassa dan karbon - Praktek lapangan pengukuran karbon - Perhitungan emisi dan serapan GRK kehutanan menggunakan IPCC/GL 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim Publikasi Ilmiah: - Tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan (kasus di gunung Talangkab. Solok Sumatera Barat) - Gender dalam adaptasi perubahan iklim pada ekosistem pegunungan di Kabupaten Solok, Sumatera Selatan - Penguatan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia untuk mitigasi perubahan iklim melalui kerangka Redd+ - Agroforestry untuk adaptasi dan mitigasi PI - Seleksi species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim - Pengaruh elevasi terhadap struktur dan komposisi dan keanekaragaman vegetasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (draft) - Pengelolaan DTA Ranu Pane untuk mendukung restorasi ekosistem Ranu Pane (draft) - Kondisi biofisik permanen sebagai kerentanan tetap di TN Bromo Tengger Semeru (draft) - Analisis perubahan iklim dengan penginderaan jauh di TN Bali Barat (draft) - Analisis perubahan ekoseistem akibat perubahan iklim di TN Bali Barat (draft) - Analisis kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di DAS Bajulmati, Baluran (draft) - Kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim di lahan kering (draft) - Biaya adaptasi terhadap perubahan iklim pada ekosistem pegunungan: kasus di Kab.Solok, Sumbar (draft) - Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim dengan penginderaan jauh di Gunung Baluran (Prosiding Seminar HITI) 48

60 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang - Analisis tingkat sensitivitas di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akibat perubahan iklim (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo.UNS, Surakarta) - Aplikasi PJ untuk mendukung konservasi kerentanan tumbuhan hutan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Arina Miardini) (Prosiding Seminar Nasional Geospasial Day oleh Bakosurtanal, IGI dan Geo. UNS, Surakarta) - Komposisi dan keanekaragaman tumbuhan bawah berpotensi pada berbagai tipe ekosistem hutan di Taman Nasional Bali Barat (Prosiding Ekpose BPTKPDAS) - Pengaruh perubahan iklim terhadap hasil air : Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Bajulmati (Prosiding Ekpose BPTKPDAS) - Climate change adaptation vulnerability at community level in Indonesia (Asia Pacific Symposium on vulnerability assessment to natural and anthropogenic hazzard) - International gathering and conference on climate change disaster management and social justice - Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan dengan menggunakan teknologi PJ dan SIG : Studi kasus di Taman Nasional Bali Barat (Seminar BPTKPDAS) - Women in climate change: gender representation in reducing poverty and protecting livelihood in Mountainous ecosystem at Solok District, West Sumatera (INAFOR) - Analisis kerentanan ekosistem hutan akibat perubahan iklim - Species adaptif pada daerah kering untuk antisipasi perubahan iklim - Transforming knowledge into action for sustainable adaptation to CC (studi kasus di hutan mangrove Kab. Subang dan Kab. Pemalang) - Adaptasi masyarkat sekitar hutan terhadap perubahan musim (seminar Peran hutan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim) - Paper untuk Inafor: Vulnerability of mountain people of Papua to the climate change Policy Brief: - Adaptasi masyarakat pesisir mengelola ketidakpastian dampak perubahan iklim Alih Teknologi: - Social safe guard 6. Penguatan Tatakelola Kehutanan Publikasi Ilmiah: - Jalan terjal reforma agrarian - REDD+ dan forest governance - Kajian kelayakan pelaksanaan pengelolaan hutan di kawasan KPH - Organisasi pembelajar dan implementasi kebijakan HKm - Komponen criteria dan indikator dalam tata kelola perusahaan kehutanan - Peran hukum adat dalam pengelolaan dan perlindungan hutan di desa Sesaot dan Setulang - Analisis model tenurial dalam satu unit manajemen kesatuan pengelolaan hutan - Hubungan modal sosial dengan pemanfaatan dan kelestarian hutan lindung 49

61 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang - Evaluasi implementasi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi - Kajian implementasi kebijakan KPH di daerah - Perjalanan Kementerian Kehutanan menjadi organisasi unggul melalui sembilan syarat sukses dalam konteks reformasi birokrasi - Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di bidang kehutanan: Studi kasus di Propinsi Riau dan Sumatra - Kajian pemerintah kabupaten dalam desentralisasi pengelolaan hutan lindung Studi kasus di tiga kabupaten dalam DAS Batanghari - Proses pembuatan kebijakan pembagian kewenangan - Pola tata hubungan kerja dalam pembangunan hutan kemansyarakatan (draft) - Kajian kebijakan penguasaan lahan (land tenure) Kesatuan Pengelolaan Hutan. Studi kasus Kabupaten Lampung Selatan (draft) - Model resolusi konflik lahan di KPHP Model Banjar (draft) - Analisis tujuan pembangunan KPH di Papua (draft) - Tata kelola kehutanan Indonesia, permasalahan dan langkahlangkah pembenahannya (draft) - Discourse analysis in policy making process of decentralized management of protected forest (presentasi INAFOR) - Seminar Hasil Penelitian di Lampung : Hak Atas Lahan (Land Tenure) dalam pembangunan KPH : Beberapa fakta kondisi deforestasi dan degradasi kawasan hutan - Kebijakan reforma agraria di sektor kehutanan (Seminar konflik sumber daya alam dan reposisi reforma agraria di tengah dinamika ekonomi-politik pasca reformasi) Policy Brief: - Apakah organisasi belajar mampu meningkatkan kinerja program Kehutanan - Dampak Keputusan MK No 35/PUU-X/2012 terhadap pengurusan dan pengelolaan hutan - Sejauh mana tupoksi Kemenhut mendukung pembangunan KPH - Sudahkah tugas pokok dan fungsi Kementerian Kehutanan selaras dengan kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi - Refleksi kebijakan desentralisasi pengelolaan hutan produksi di Indonesia - Kebijakan pemanfaatan hutan lindung di masa desentralisasi - Good corporate governance di bidang kehutanan, Siapkah Kita? 7. Penguatan Tatakelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan Publikasi Ilmiah: - Analisis kebijakan penyediaan lahan hutan tanaman industry - Strategi pembangunan hutan tanaman di Prov Kaltim - Kajian kebijakan penatausahaan kayu yang berasal dari hutan hak - Analisis stakeholder dalam proses perijinan IUPHHK melalui mekanisme penawaran dalam pelelangan - Dampak kebijakan makroekonomi dan perubahan faktor eksternal terhadap deforestasi dan degradasi hutan alam 50

62 No. Paket Penelitian Integratif Hasil Litbang - Upaya pembangunan HTI terhadap penurunan emisi - Distribusi nilai tambah pada rantai nilai mebel mahoni Jepara - Efisiensi dan produktifitas industri kayu olahan Indonesia periode : dengan pendekatan non-parametik - Analisis finansial dan kelembagaan rantai nilai mebel mahoni jepara - Kajian ekonomi usaha budidaya Pulai di Sumatera Selatan (draft) - Penentuan skala investasi pembangunan hutan rakyat kayu pulp di Kabupaten Kuantan Senggigi (naskah Jurnal) - Verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan perbandingan dengan sertifikasi sukarela pada level industry (draft) - Draft Tesis S3 Research School di IPB - Naskah akademis penyusun Permenhut No. 30/menhut- II/2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan - Penatausahaan pemasaran kayu rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sektor kehutanan di Jawa Tengah) - Pengembangan kelembagaan hutan rakyat (Prosiding ekspose hasil litbang dalam mendukung pembangunan sector kehutanan di Jawa Tengah) - Pentingnya insentif usaha budidaya rotan komersial Policy Brief: - Sistem verifikasi legalitas kayu vs Lacey Act: peluang dan tantangan - HR di masa datang: ketidakseimbangan supply dan demand - Evaluasi tarif PSDH kayu hutan alam - Ketidakseimbangan distribusi nilai tambah rantai nilai (value chain) meubel - Hutan rakyat di masa datang : ketidakseimbangan supply dan demand - Kebijakan ekspor kayu bulat hutan alam : meningkatkan kinerja pengelolaan hutan secara berkelanjutam - Menuju komersialisasi kayu hutan rakyat : Hambatan, peluang dan saran kebijakan - Tinjau ulang kewajiban penggunaan SKAU kayu rakyat 51

63 Secara umum nilai rata-rata capaian outcome dari keempat indikator kinerja adalah 47,13%, sehingga capaian outcome terhadap target minimal outcome 60% adalah 78,55%. Target minimal outcome 60% tersebut pada prinsipnya merupakan target yang akan dicapai pada akhir periode Renstra tahun 2014, sehingga dengan capaian outcome sebesar 78,55% pada tahun 2013 ini, berarti sebelum akhir periode renstra tahun 2014, target outcome minimal 60% diperkirakan akan tercapai. Perhitungan outcome berdasarkan satuan terkecil yaitu judul kegiatan penelitian. Outcome tiap judul penelitian pada tahun 2013 tidak bisa dipisahkan dari rangkaian kegiatan terdahulu. Nilai realisasi outcome 47,13% merupakan rata-rata nilai outcome semua judul penelitian dan beragam yang terangkum dalam 25 paket penelitian integratif. Tujuan dan sasaran strategis kedua renstra Badan Litbang Kehutanan adalah setiap output Iptek yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengguna terkait. Pengguna iptek kehutanan antara lain komunitas ilmiah, kementerian kehutanan, pemda, masyarakat, UKM, dunia usaha atau pengguna terkait lainnya. Capaian outcome sebagian besar berupa jurnal/publikasi ilmiah dengan nilai outcome 60-80%. Beberapa capaian outcome masih berupa draft publikasi dengan nilai outcome 20%, dan sebagian sudah diadopsi pengguna dengan nilai outcome 100%. Dari target outcome minimal 60% yang akan dicapai pada akhir Renstra tahun 2014, masih tersisa 12,87% yang harus dipenuhi selama tahun Peningkatan capaian outcome pada dasarnya merupakan upaya agar hasil litbang dapat berfungsi. Oleh karena itu upaya selanjutnya adalah memfasilitasi dan mendorong hasil litbang agar dapat diterapkan. Beberapa upaya memfungsikan hasil litbang, antara lain: - Hasil-hasil penelitian yang masih berupa draft publikasi ilmiah segera difasilitasi menjadi jurnal atau publikasi ilmiah lainnya - Melaksanakan diseminasi (seminar, pameran, gelar teknologi, dll) terhadap hasilhasil penelitian yang relevan dengan permasalahan pembangunan kehutanan yang sedang dihadapi. - Mendorong penulisan buku berdasarkan hasil litbang - Mendaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM hasil-hasil penelitian yang layak mendapat paten/hak cipta. 52

64 Berdasarkan capaian kinerja tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa kegiatan yang belum mencapai kinerja yang optimal. Dengan demikian upaya peningkatan kinerja harus mendasarkan pada nilai outcome yang masih rendah. Untuk itu upaya selanjutnya adalah memfungsikan hasil penelitian yang berarti meningkatkan nilai outcome. Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran dan dapat digunakan sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang. Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasil-hasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan. Apabila laporan kinerja ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan kebijakan, maka kebijakan litbang di tahun mendatang disarankan agar memberikan ruang, fasilitasi dan menekankan upaya diseminasi hasil litbang. Dengan demikian diharapkan hasil litbang dapat lebih dimanfaatkan oleh sasaran pengguna. Sebagai pemandu bagi penggunanya, maka topik penelitian mendatang harus mengarah pada kebutuhan masa depan yang menurut pertimbangan ilmiah akan menjadi hal yang strategis. Pengejawantahan Badan Litbang menjadi pemandu (trendsetter) dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian bioenergi, pendayagunaan mikroba untuk obat dan energi serta teknologi nano. Ketiga topik tersebut merupakan bagian dari upaya Badan Litbang menjadi pemandu bagi kebutuhan strategis di masa datang. 53

65 Misi Kedua : Memantapkan unsur pendukung kelitbangan Sasaran: 3 Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil Litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan Sumber Benih Kegiatan ini merupakan kegiatan dukungan manajemen dalam mendukung pelaksanaan kegiatan litbang. Output yang dihasilkan dari sasaran ketiga ini antara lain terselenggaranya: 1. Diklat SDM lingkup Badan Litbang Kehutanan 2. Layanan perkantoran 3. Administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional 4. Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 5. Pengembangan hasil penelitian 6. Pengelolaan KHDTK/kebun benih/persemaian permanen 7. Perencanaan dan pengelolaan anggaran 8. Kerjasama teknis 9. Kajian issue actual 10. Evaluasi kinerja instansi 11. Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi 12. Pengelolaan website/jaringan LAN/internet/perpustakaan 13. Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian 14. Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek/buku perpustakaan 15. Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian 16. Pengelolaan laboratorium penelitian 17. Pengelolaan herbarium 18. Pengadaan barang/jasa 19. Renovasi gedung/bangunan Pencapaian rata-rata outcome sasaran ini adalah sebesar 100%. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3. 54

66 C. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA 1. Analisis Kinerja Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa selama tahun 2013 Badan Litbang Kehutanan telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang cukup signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan kegiatan yang sebagian besar dapat tercapai sesuai dengan rencana baik target fisik maupun target penggunaan anggaran. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 9 program utama dan 3 program komplemen yang dilaksanakan, rata-rata pencapaian sasaran Strategis Badan Litbang Kehutanan mencapai 92,85% dengan rincian sebagaimana pada Tabel 13. Tabel 13. Pencapaian kinerja sasaran strategis Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 No. Sasaran Renstra Capaian Kinerja Sasaran (%) 1. Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan yang diadopsi atau dimanfaatkan pengguna 78,55 3. Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi pelaporan, 100 komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. RATA-RATA 92,85 Perbandingan capaian kinerja selama 3 tahun terakhir (tahun tahun 2013), dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja tahun No. Sasaran Capaian Kinerja/Tahun Tercapainya 100% luaran IPTEK Kehutanan. 2. Tercapainya 60% paket IPTEK ,39 70,45 78,55 Kehutanan yang diadopsi atau dimanfaatkan pengguna. 3. Terfasilitasinya perencanaan, 98, evaluasi pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana Litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih. Rata-rata 99,64 93,46 90,15 92,85 55

67 Dari Tabel di atas, capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK. Dalam rangka peningkatan kinerja pada masa yang akan datang, rencana kerja harus dituangkan dalam rencana kinerja tahunan yang lebih detail. Demikian juga untuk kegiatan penelitian dari sumber dana selain DIPA APBN juga harus dipersiapkan dengan baik, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diselesaikan secara optimal. Penelitian dan pengembangan bidang kehutanan pada umumnya bersifat multiyears (membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun), sehingga hasil kegiatan penelitian pada tahun pertama sampai tahun ke lima belum merupakan output utama, tetapi merupakan output antara bagi kegiatan penelitian. Output utama penelitian adalah berupa paket teknologi yang dirakit secara integratif dari hasil-hasil penelitian pada tahun pertama sampai tahun terakhir. Kondisi seperti ini tidak menutup kemungkinan terjadi hambatan-hambatan yang mengakibatkan terlambatnya penyelesaian kegiatan penelitian, disebabkan antara lain : 1) Kesinambungan penganggaran untuk kegiatan penelitian suatu judul tertentu. 2) Perubahan kebijakan baik eksternal maupun internal. 2. Akuntabilitas Keuangan Pada Tahun Anggaran 2013, pagu anggaran Badan Litbang Kehutanan adalah sebesar Rp ,-. Realisasi sampai dengan akhir Desember 2013 adalah sebesar Rp (95,58%). Realisasi anggaran pada tahun 2013 per jenis belanja dan per sumber dana dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16. Tabel 15. Realisasi anggaran per jenis belanja pada tahun 2013 Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Belanja Pegawai ,17 Belanja Barang ,70 Belanja Modal ,95 Jumlah: ,58 Sumber: e-monev, Depkeu 56

68 Tabel 16. Realisasi anggaran per sumber dana pada tahun 2013 Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Rupiah Murni ,76 PNBP ,04 Hibah Luar Negeri ,52 Hibah Langsung Luar Negeri ,86 Jumlah: ,58 Sumber: e-monev, Depkeu Pagu dan realisasi anggaran untuk setiap Satker lingkup Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 17 berikut. Tabel 17. Pagu dan realisasi anggaran per Satker lingkup Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 No. Satker Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % 1. Sekretariat ,77 2. Puskonser ,09 3. Pusprohut ,03 4. Pustekolah ,74 5. Puspijak ,07 6. BBPD Samarinda ,26 7. BBPBPTH Yogyakarta ,97 8. BPTKPDAS Solo ,76 9. BPK Palembang , BPK Makassar , BPK Aek Nauli , BPK Banjarbaru , BPK Manado , BPTHHBK Mataram , BPK Kupang , BPK Manokwari , BPTA Ciamis , BPTPTH Bogor , BPTKSDA Samboja , BPTSTH Kuok ,16 Badan Litbang Kehutanan Sumber: e-monev, Depkeu ,58 57

69 Perbandingan pagu dan realisasi anggaran mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Tahun Pagu Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % TA ,33 TA ,63 TA ,60 TA ,58 Sumber: TA 2013 dari e-monev, Depkeu 58

70 Realisasi keuangan Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp (95,58%) dari total pagu anggaran sebesar Rp Rata-rata capaian kinerja Badan Litbang Kehutanan pada tahun 2013 terhadap tiga sasaran yang sudah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang Kehutanan sebesar 92,85%, termasuk kategori SANGAT BAIK. Seluruh capaian kinerja, merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sangat berharga bagi seluruh jajaran Badan Litbang Kehutanan untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya. Dinamika capaian kinerja mencerminkan bahan pembelajaran sebagai masukan bagi upaya pencapaian kinerja di tahun mendatang. Transformasi paradigma akuntabilitas dari orientasi pada masukan (Inputs Oriented Accountability) dan proses ke arah akuntabilitas pada hasil (Results Oriented Accountability), telah diadaptasi oleh seluruh pimpinan Badan Litbang Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan akan melakukan langkah lebih lanjut dan upaya perbaikan untuk menyempurnakan implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas pada dokumen LAKIP-nya, sehingga peningkatan kinerja seperti yang diinginkan oleh publik dapat diwujudkan bersama. Hasil analisis kinerja dan akuntabilitas kinerja juga merupakan bahan masukan untuk penyempurnaan kualitas kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian untuk tahun yang akan datang harus lebih mengupayakan percepatan kemanfaatan hasilhasil litbang untuk bahan kebijakan Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan, maupun adopsi teknologi hasil litbang oleh pengguna. Kegiatan penelitian yang perlu ditingkatkan outcomenya dapat mendasarkan pada hasil penilaian kinerja tiap kegiatan. 59

71 Lampiran 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit : BADAN LITBANG KEHUTANAN Tahun Anggaran : 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Sasaran Strategis: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Sasaran Strategis: Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi IPTEK dasar dan terapan bidang Hutan Alam, Biodiversitas dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Paket Judul Hasil litbang Bidang Hutan Alam: 37 Hasil lit bang 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai 14 Hasil litbang (RPI 4) 3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil litbang Bidang Biodiversit as: 67 Hasil lit bang 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) 50 Hasil litbang 5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13) 17 Hasil litbang Bidang Pengelolaan DA S: 6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14) 7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15) IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi 39 Hasil lit bang 15 Hasil litbang 24 Hasil litbang 60 % Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang peningkatan produktivitas hutan Paket Judul Hasil litbang Bidang Hutan Tanaman: 136 Hasil lit bang 1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) 15 Hasil litbang 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) 43 Hasil litbang 3. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil litbang 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil litbang 5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) 39 Hasil litbang Bidang HHBK: 40 Hasil lit bang 6. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11) 40 Hasil litbang IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan 60 % Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan Paket Judul Hasil litbang Bidang Pengolahan Hasil Hutan: 51 Hasil lit bang 60

72 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET dan pengolahan hasil hutan 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil litbang 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) 6 Hasil litbang 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) 15 Hasil litbang 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil litbang 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23) 4 Hasil litbang IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan 60 % Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan Paket Judul Hasil litbang Bidang Lanskap Hutan: 8 Hasil lit bang 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) 3 Hasil litbang 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 5 Hasil litbang Bidang Perubahan Iklim: 22 Hasil lit bang 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari 3 Hasil litbang Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) 4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca 11 Hasil litbang (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) 8 Hasil litbang Bidang Kebijakan Kehutanan: 5 Hasil lit bang 6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil litbang 7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) 2 Hasil litbang IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan 60 % Sasaran Strategis: Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker 1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM Diklat SDM Litbang 239 Orang Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan Administrasi kepegawaian 32 Laporan Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan Layanan perkantoran 12 Bulan layanan 2. Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama Pengembangan hasil penelitian 15 Laporan Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus 48 Laporan (KHDTK) Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen 61

73 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Hasil kerjasama teknis 27 Laporan Kajian issue actual 13 Laporan 3. Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi 52 Informasi Website instansi 14 Domain Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian 16 Seminar Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek 34 Terbitan Buku statistik instansi 154 Buku Buku perpustakaan 328 Buku Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil 24 Pameran penelitian Pengelolaan perpustakaan 16 Laporan 4. Pengelolaan keuangan dan umum Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan Pengelolaan laboratorium penelitian 17 Laporan Pengelolaan herbarium 2 Laporan Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/ 13 Laporan persemaian permanen Pengelolaan Sertifikat ISO 6 Sertifikat Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan Jembatan 36 m 2 Jaringan air 80 Meter Peralatan multimedia 22 Unit Peralatan laboratorium 230 Unit Kendaraan bermotor 22 Unit Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit Gedung/bangunan m 2 62

74 63

75 64

76 65

77 66

78 OUTPUT (%) REALISASI OUTCOME (%) % PENCAPAIAN OUTCOME Lampiran 3 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN Unit : BADAN LITBANG KEHUTANAN Tahun Anggaran : 2013 KEGIA TA N PENELITIA N: SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Sasaran Strategis: Tercapainya 100% luaran paket IPTEK Kehutanan Sasaran Strategis: Tercapainya 60% paket IPTEK Kehutanan diadopsi atau dimanfaatkan pengguna OUTPUT TARGET OUTCOME (%) Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang konservasi dan rehabilitasi IPTEK dasar dan terapan bidang Hutan Alam, Biodiversitas dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Paket Judul Hasil Litbang Bidang Hutan Alam: 37 Hasil Lit bang 1. Pengelolaan Hutan Lahan Kering (RPI 3) 15 Hasil Litbang ,31 78,86 2. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai (RPI 4) 14 Hasil Litbang ,71 91,19 3. Pengelolaan Hutan Rawa Gambut (RPI 5) 8 Hasil Litbang ,88 78,13 Bidang Biodiversit as: 67 Hasil Lit bang 4. Konservasi Flora, Fauna dan Mikroorganisme (RPI 12) 50 Hasil Litbang ,90 76,50 5. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem (RPI 13) 17 Hasil Litbang ,57 67,62 Bidang Pengelolaan DA S: 39 Hasil Lit bang 6. Sistem Pengelolaan DAS dalam Kabupaten (Hulu) Lintas Kabupaten dan Lintas Propinsi (RPI 14) 15 Hasil Litbang ,27 90,46 7. Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS (RPI 15) 24 Hasil Litbang ,20 85,34 67

79 Bidang HHBK: 40 Hasil Lit bang 6. Pengelolaan Hutan Penghasil HHBK-FEMO (RPI 11) 40 Hasil Litbang ,16 66,93 68 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang konservasi dan rehabilitasi OUTPUT TARGET REALISASI OUTCOME (%) OUTPUT (%) OUTCOME (%) % PENCAPAIAN OUTCOME 60 % 48,69 81,16 Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang peningkatan produktivitas hutan IPTEK dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang peningkatan produktivitas hutan Paket Judul Hasil Litbang Bidang Hutan Tanaman: 136 Hasil Lit bang 1. Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (RPI 6) 15 Hasil Litbang ,00 75,00 2. Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu (RPI 7) 43 Hasil Litbang ,87 69,78 3. Agroforestry (RPI 8) 22 Hasil Litbang ,55 89,26 4. Pengelolaan Dipterokarpa (RPI 9) 17 Hasil Litbang ,50 84,17 5. Bioteknologi Hutan dan Pemuliaan Tanaman Hutan (RPI 10) 39 Hasil Litbang ,09 100,15 IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang peningkatan produktivitas hutan 60 % 48,53 80,88 Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan IPTEK dasar dan terapan bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan Paket Judul Hasil Litbang Bidang Pengolahan Hasil Hutan: 51 Hasil Lit bang 1. Sifat Dasar Kayu dan Bukan Kayu (RPI 19) 12 Hasil Litbang ,00 76,67 2. Keteknikan dan Pemanenan Hasil Hutan (RPI 20) 6 Hasil Litbang ,00 83,33 3. Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bambu (RPI 21) 15 Hasil Litbang ,00 58,33 4. Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (RPI 22) 14 Hasil Litbang ,00 58,33

80 RATA-RATA 47,13 78,55 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 5. Perekayasaan Alat dan Substitusi Bahan Pembantu (RPI 23) IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan OUTPUT TARGET OUTCOME (%) OUTPUT (%) REALISASI OUTCOME (%) % PENCAPAIAN OUTCOME 4 Hasil Litbang ,00 83,33 60 % 43,20 72,00 Ketersediaan dan termanfaatkannya IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan IPTEK dasar dan terapan bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan Paket Judul Hasil Litbang Bidang Lanskap Hutan: 8 Hasil Lit bang 1. Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS (RPI 1) 3 Hasil Litbang ,50 87,50 2. Pengembangan Hutan Kota/Lanskap Perkotaan (RPI 2) 5 Hasil Litbang ,44 74,07 Bidang Perubahan Iklim: 22 Hasil Lit bang 3. Ekonomi dan Kebijakan Pengurangan Emisi dari 3 Hasil Litbang ,67 64,44 Deforestasi dan Degradasi (RPI 16) 4. Pengembangan Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca 11 Hasil Litbang ,50 95,83 (GRK) Kehutanan (Inventory) (RPI 17) 5. Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim (RPI 18) 8 Hasil Litbang ,60 79,33 Bidang Kebijakan Kehutanan: 5 Hasil Lit bang 6. Penguatan Tata Kelola Kehutanan (RPI 24) 3 Hasil Litbang ,00 63,33 7. Pengelolaan Tata Kelola Industri dan Perdagangan Hasil Hutan (RPI 25) 2 Hasil Litbang ,00 96,67 IPTEK dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang lanskap hutan, perubahan iklim dan kebijakan kehutanan 60 % 48,10 80,17 69

81 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) 48 Laporan 48 Laporan 100 Perencanaan dan pengelolaan anggaran 80 Dokumen 80 Dokumen 100 Hasil kerjasama teknis 27 Laporan 27 Laporan 100 Kajian issue actual 13 Laporan 13 Laporan Evaluasi, diseminasi dan perpustakaan Hasil kegiatan dan evaluasi kinerja instansi 73 Laporan 73 Laporan 100 Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) 10 Laporan 10 Laporan 100 Informasi hasil penelitian/layanan data dan informasi 52 Informasi 52 Informasi 100 Website instansi 14 Domain 14 Domain 100 Jaringan LAN/internet 26 Titik jaringan 26 Titik jaringan 100 Penyelenggaraan pertemuan ilmiah/seminar hasil penelitian 16 Seminar 16 Seminar 100 Terbitan publikasi hasil penelitian/buku iptek 34 Terbitan 34 Terbitan 100 Buku statistik instansi 154 Buku 154 Buku 100 Buku perpustakaan 328 Buku 328 Buku KEGIATA N PENDUKUNG: Sasaran Strategis: Terfasilitasinya perencanaan, evaluasi, pelaporan, komunikasi hasil litbang, serta optimalnya dukungan kelembagaan, pendanaan, SDM dan sarana prasarana litbang, pengelolaan KHDTK dan sumber benih Terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kehutanan secara efektif dan efisien baik pada unit kerja di pusat maupun di daerah, dan menjadi bagian pendukung perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola di lingkup Kementerian Kehutanan Tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Badan Litbang Kehutanan sesuai kerangka reformasi birokrasi untuk menjamin kinerja yang optimal di 20 satker 1. Penguatan Institusi dan Peningkatan SDM Diklat SDM Litbang 239 Orang 239 Orang 100 Peraturan lingkup Badan Litbang Kehutanan 1 Peraturan 1 Peraturan 100 Administrasi kepegawaian 32 Laporan 32 Laporan 100 Administrasi jabatan fungsional 6 Laporan 6 Laporan 100 Layanan perkantoran 12 Bulan layanan 12 Bulan layanan Perencanaan, pengelolaan anggaran dan kerjasama Pengembangan hasil penelitian 15 Laporan 15 Laporan 100

82 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Penyelenggaraan pameran/gelar teknologi hasil penelitian 24 Pameran 24 Pameran 100 Pengelolaan perpustakaan 16 Laporan 16 Laporan Pengelolaan keuangan dan umum Sistem Akuntansi Instansi 49 Laporan 49 Laporan 100 Pengelolaan laboratorium penelitian 17 Laporan 17 Laporan 100 Pengelolaan herbarium 2 Laporan 2 Laporan 100 Pengelolaan kebun benih tanaman kehutanan/ persemaian permanen 13 Laporan 13 Laporan 100 Pengelolaan Sertifikat ISO 6 Sertifikat 6 Sertifikat 100 Pengelolaan kearsipan dan tata persuratan 15 Laporan 15 Laporan 100 Jembatan 36 m 2 36 m Jaringan air 80 Meter 80 Meter 100 Peralatan multimedia 22 Unit 22 Unit 100 Peralatan laboratorium 230 Unit 230 Unit 100 Kendaraan bermotor 22 Unit 22 Unit 100 Perangkat pengolah data dan komunikasi 285 Unit 285 Unit 100 Peralatan dan fasilitas perkantoran 941 Unit 941 Unit 100 Gedung/bangunan m m

83

84 Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. 11 Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan - Jakarta Telepon : , Fax: Website: datinfo@forda-mof.org

85 LAKIP Badan Litbang Kehutanan-Tahun 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Brainstroming Program Litbang Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

Brainstroming Program Litbang Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan Brainstroming Program Litbang 2015 2019 Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Pelaksanaan Anggaran Badan Litbang Kehutanan Tahun 2014 Hotel Ibis Slipi, Jakarta,

Lebih terperinci

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS BADAN LITBANG KEHUTANAN 2010-2014 V I S I Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mendukung terwujudnya pengelolaan hutan lestari untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

Buku Statistik BLI 4/11/2016

Buku Statistik BLI 4/11/2016 4/11/216 Buku Statistik BLI 1. Menyajikan data statistik dan informasi yg menggambarkan fakta obyektif Badan Litbang dan Inovasi 2. Cerminan kondisi terkini BLI dari waktu ke waktu 3. Data & informasi

Lebih terperinci

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Nomor : SK.50/VIII-SET/2010 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Nomor: SK.38/VIII-SET/2009 TENTANG PEMBINAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

17/09/2014. Rencana Kerja Sekretariat Badan Litbang Kehutanan. Disampaikan pada Pembahasan Renja 2015 Tanggal 17 September 2014

17/09/2014. Rencana Kerja Sekretariat Badan Litbang Kehutanan. Disampaikan pada Pembahasan Renja 2015 Tanggal 17 September 2014 Rencana Kerja 2015 Sekretariat Badan Litbang Kehutanan Disampaikan pada Pembahasan Renja 2015 Tanggal 17 September 2014 Profil Anggaran Litbang 2015 1 Perbandingan Thn 2014 dan 2015 berdasar Sumber Dana

Lebih terperinci

19/11/2014. Disampaikan pada: RAPAT EVALUASI LITBANG HOTEL PERMATA, 13 NOVEMBER 2014 OUTLINE

19/11/2014. Disampaikan pada: RAPAT EVALUASI LITBANG HOTEL PERMATA, 13 NOVEMBER 2014 OUTLINE Disampaikan pada: RAPAT EVALUASI LITBANG HOTEL PERMATA, 13 NOVEMBER 2014 OUTLINE SUMBERDAYA PENELITIAN SEKSI DATA INFORMASI DAN SARPRAS SEKSI PROGRAM EVALUASI DAN KERJASAMA SUB BAG TATA USAHA DAN RUMAH

Lebih terperinci

Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan

Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan (Penanggung Jawab Pelaksanaan PUG Badan Litbang Kehutanan) Hotel Peninsula Jakarta 16 September 2014 OUTLINE

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan

Evaluasi Kegiatan Evaluasi Kegiatan 2010-2014 Balai Penelitian Kehutanan Kupang Bogor, 13 November 2014 Balai Penelitian Kehutanan Kupang VISI, MISI & SASTRA VISI Menjadi lembaga penyedia IPTEK Kehutanan wilayah semi arid

Lebih terperinci

ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) BADAN LITBANG KEHUTANAN

ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) BADAN LITBANG KEHUTANAN ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) 2015-2019 BADAN LITBANG KEHUTANAN IB Putera Parthama, Ph.D PLT Kepala Badan Litbang Kehutanan Jakata, 18 Februari 2014

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Kepala Badan, Dr. Ir. R. Iman Santoso, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan mengemban tanggung jawab melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, dibutuhkan dukungan

Lebih terperinci

REVIEW SERAPAN ANGGARAN TAHUN 2013 DAN PELAKSANAAN TAHUN Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

REVIEW SERAPAN ANGGARAN TAHUN 2013 DAN PELAKSANAAN TAHUN Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan REVIEW SERAPAN ANGGARAN TAHUN 2013 DAN PELAKSANAAN TAHUN 2014 Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan REVIEW SERAPAN ANGGARAN TAHUN 2013 DAN PELAKSANAAN TAHUN 2014 Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

Lebih terperinci

Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion

Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion Pembahasan Renstra Litbang KLHK 2015-2019 Bogor, 24 Nopember 2014 Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan Outline - Urgensi (Platform, Nawacita)

Lebih terperinci

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME BOGOR, 13 NOV NO Kegiatan Target Output Penelitian dan Pengembangan Produktifitas Hutan 1. Laporan Hasil Penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu 1.1 Studi Kebutuhan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun Rakornis Badan Litbang Kehutanan 2013 Biro Perencanaan Bandung, 24 Juli 2013

Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun Rakornis Badan Litbang Kehutanan 2013 Biro Perencanaan Bandung, 24 Juli 2013 Rencana Kerja Kementerian Kehutanan Tahun 2014 Rakornis Badan Litbang Kehutanan 2013 Biro Perencanaan Bandung, 24 Juli 2013 Sistematika 1. Capaian Litbang hingga 2012 2. Tantangan 2014 3. Target 2014 4.

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2013

LAPORAN TAHUNAN 2013 LAPORAN TAHUNAN 2013 BUKU 1 Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan a b Laporan Tahunann Badan Litbang Kehutanan tahun 2013 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Tabel 7.1. Keadaan pegawai Badan Litbang Kehutanan berdasarkan jabatan tahun

Tabel 7.1. Keadaan pegawai Badan Litbang Kehutanan berdasarkan jabatan tahun Tabel 7.1. Keadaan pegawai Badan Litbang Kehutanan berdasarkan jabatan tahun 2006 2010 Jumlah (orang) No. Kelompok Pegawai 2006 2007 2008 2009 2010 1. Tenaga Struktural/Non Struktural Tenaga Struktural

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) LINGKUP BADAN LITBANG DAN INOVASI PASCA LAHIRNYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENGEMBANGAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) LINGKUP BADAN LITBANG DAN INOVASI PASCA LAHIRNYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI Kampus Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Jalan Gunung Batu Nomor 5 Bogor STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

Lebih terperinci

Laporan dan Pengantar Pembahasan Program Litbang Kehutanan Tahun Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

Laporan dan Pengantar Pembahasan Program Litbang Kehutanan Tahun Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan Laporan dan Pengantar Pembahasan Program Litbang Kehutanan Tahun 2015-2019 Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan Rapat Pembahasan Program Litbang Kehutanan 2015-2019 Hotel Ciputra - Jakarta,

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 27/Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB II. PERENCANAAN KINERJA BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Bogor, Januari 2016

Bogor, Januari 2016 RAPAT EVALUASI REALISASI CAPAIAN KINERJA, RKA dan IKK TAHUN 2015, PENANDATANGANAN PERJANJIAN KINERJA 2016 SERTA PEMBAHASAN RENSTRA BLI DAN RENSTRA SATKER Bogor, 21-22 Januari 2016 OVERVIEW PROGRAM LITBANG

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF 2015-2019 PUSLITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN Bogor, 7 Agustus 2014 OUTLINE Visi dan Misi Rencana Kerja 2015 RPI Kontribusi Sektor Kehutanan dalam Penanganan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan. BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAGIAN KEPEGAWAIAN, HOT

BAGIAN KEPEGAWAIAN, HOT BAGIAN KEPEGAWAIAN, HOT Balikpapan, 11 Juni 2015 PMPRB Setiap tahun secara berkala dilakukan penilaian pelaksanaan RB pada Kementerian/KL oleh Kementerian PAN dan RB, yang dilakukan melalui mekanisme PMPRB

Lebih terperinci

JAKARTA KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGBMBANGAN KBHUTANAN PER,ATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

JAKARTA KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGBMBANGAN KBHUTANAN PER,ATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGBMBANGAN KBHUTANAN JAKARTA PER,ATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN NOMOR I Pl/ulrl-sE\ l2ot1 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.18/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2011 TUPOKSI, RENCANA STRATEGIS, KINERJA, PENGUKURAN, EVALUASI, ANALISIS AKUNTABULITAS KINERJA, ASPEK KEUANGAN SERTA KEBERHASILAN, HAMBATAN / MASALAH DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DUKUNGAN MANAJEMEN BADAN LITBANG KEHUTANAN TAHUN 2015

DUKUNGAN MANAJEMEN BADAN LITBANG KEHUTANAN TAHUN 2015 DUKUNGAN MANAJEMEN BADAN LITBANG KEHUTANAN TAHUN 2015 SEKRETARIAT BADAN LITBANG 20 JUNI 2014 OUTLINE Paparan meliputi fungsi Fasilitasi dan Koordinasi bidang 1. Pemograman, penganggaran dan fasilitasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru. Cipayung, 3 September 2014

Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru. Cipayung, 3 September 2014 Kelembagaan Badan LITBANG Kehutanan yang Adaptive thd Reformasi Birokrasi Pasca Transisi Pemerintah Baru Cipayung, 3 September 2014 Reformasi Birokrasi Merupakan perubahan birokrasi ke arah yang lebih

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.25/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 40 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 40 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 40 /Menhut-II/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN DRAFT REVISI RENCANA STRATEGIS 20102014 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN Dokumen Rencana Strategis ini dapat diakses melalui situs Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN Nomor: SK.24/VIII-SET/2010 TENTANG PENETAPAN PENELITIAN INTEGRATIF

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PENGANTAR UMUM RAPAT KOMISI. Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta, tanggal 19 Juni 2014

PENGANTAR UMUM RAPAT KOMISI. Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta, tanggal 19 Juni 2014 PENGANTAR UMUM RAPAT KOMISI Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta, tanggal 19 Juni 2014 Agenda Pertemuan 1. Pembelajaran RPI periode 2009-2014 2. Pembelajaran proses Renja 2015 di Puri Avia 3. Gambaran sementara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ciamis, Januari 2012 Kepala Balai, Ir. Harry Budi Santoso S.,MP. NIP Rencana Strategis BPTA

KATA PENGANTAR. Ciamis, Januari 2012 Kepala Balai, Ir. Harry Budi Santoso S.,MP. NIP Rencana Strategis BPTA KATA PENGANTAR Rencana Strategis Balai Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) tahun 2012-2014 disusun sebagai amanah dari Renstra Kementerian Kehutanan 2010 2014 dan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2010

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015 Bogor, 26 Mei 2015 1. RPPI Sebagai Instrumen Program menjawab IKK 2. Skema dan Format RPPI 3. Aspek Integratif RPPI dan Kegiatan Multiyears 4. Problem Statement dan State of The Art 5. Lokus dan Fokus

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

KOMPILASI HASIL IDENTIFIKASI RESIKO UPT BADAN LITBANG. Bogor, 16 Desember 2014 PROGRESS

KOMPILASI HASIL IDENTIFIKASI RESIKO UPT BADAN LITBANG. Bogor, 16 Desember 2014 PROGRESS DEPARTEMEN KEHUTANAN REPUBLIK KOMPILASI HASIL IDENTIFIKASI RESIKO UPT BADAN LITBANG Bogor, 16 Desember 2014 PROGRESS 15 Satker telah mengirimkan, 5 Satker belum mengirimkan Bentuk: Peta Resiko, draft desain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci