PROFIL DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BINATU DI KOTA DENPASAR BALI TAHUN 2014

Transkripsi

1 SKRIPSI PROFIL DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BINATU DI KOTA DENPASAR BALI TAHUN 2014 KETUT AYU MANIK MASYENI NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL.. Pembimbing dr. I G A A Praharsini, Sp. KK NIP Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

3 Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Sp.S (K) NIP Skripsi ini Telah Diuji dan Dinilai oleh Penguji pada Tanggal. Penguji, Penguji I, Penguji I Dr.dr. I G A A Praharsini, Sp. KK dr. Ni Made Dwi Puspawati, Sp.KK NIP NIP

4 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Denpasar,.. Yang menyatakan Materai Rp 6.000,-

5 KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya, Skripsi dengan judul Profil Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada Pekerja Binatu Di Kota Denpasar Bali Tahun 2014 dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada program pendidikan dokter umum Universitas Udayana. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, antara lain kepada : 1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT (K), M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2. Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa S, Sp.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 3. dr. IGAA Praharsini, Sp.KK selaku Supervisor yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi ini. 4. dr. Ni Made Dwi Puspawati, Sp.KK, selaku dosen penguji atas kesediannya memberikan masukan dan penilaian untuk menyempurnakan skripsi ini. 5. Segenap Anggota Tim Pengelola Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana khususnya Dr. dr. I. W. P. Sutirta Yasa, M.Si dan dr. Putu Ayu Asri Damayanti, M.Kes. 6. Rekan-rekan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan Keluarga penulis tercinta yang selalu memberikan dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun untuk membantu penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. 5

6 Om Santih, Santih, Santih Om Denpasar, November 2014 Penulis ABSTRAK PROFIL DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BINATU DI KOTA DENPASAR BALI TAHUN 2014 Latar Belakang: Penyakit kulit akibat kerja atau penyakit kulit okupasi adalah keadaan abnormal dari kondisi kulit karena adanya kontak dengan substansi atau berhubungan dengan proses yang ada di lingkungan kerja. Dermatitis kontak terdiri dari dua macam, yaitu: dermatitis kontak iritan dan alergi. Dermatitis kontak dapat terjadi kepada para pekerja binatu saat kontak dengan bahan penyebab ketika melakukan tugas pekerjaan seperti mencuci pakaian. Tujuan: mengetahui faktorfaktor yang dapat mempengaruhi dermatitis akibat kerja pada pekerja binatu. Metode: penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian diambil dengan teknik consecutive sampling dan didapatkan 42 karyawan binatu di Kota Denpasar. Data yang didapatkan berupa karakteristik responden dan faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak dan data klinis. Hasil: kejadian dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja binatu di kota denpasar, terbanyak dengan kasus dermatitis kontak iritan paling sering di wilayah Kecamatan Denpasar Barat, yang sering terjadi pada perempuan dengan rentang usia tahun dan pada tingkat pendidikan terkahir yaitu SMP. Penyebab tersering adalah deterjen dengan frekuensi mencuci sebanyak >3 kali selama 1-6 jam sehari, lokasi keluhan di telapak tangan dan sedikit pekerja yang memiliki riwayat alergi. Kesimpulan: Jenis bahan penyebab, frekuensi paparan,riwayat atopi memiliki hubungan dengan dermatitis kontak pada pekerja binatu. Sedangkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan dermatitis kontak pada pekerja binatu di Kota Denpasar. Kata kunci: Dermatitis kontak, pekerjaan, pekerja binatu

7 ABSTRACT PROFILE OF OCCUPATIONAL DERMATITIS CONTACT ON LAUNDRY WORKERS IN DENPASAR, BALI ON 2014 Background : Skin diseases caused by work or occupational skin diseases are an abnormal state of skin conditions due to contact with the substance or in connection with the existing processes in the workplace. Contact dermatitis is composed of two kinds are irritant and allergic contact dermatitis. Contact dermatitis may occur to the laundry workers when in contact with the material cause when performing job tasks like washing clothes. Objective : to know factors that can affect occupational dermatitis in laundry workers. Methods : This study used a descriptive observational study design with cross sectional approach. Respondents were taken with consecutive sampling technique and obtained 42 employees laundry in Denpasar. The data obtained in the form of respondent characteristics and factors associated with contact dermatitis and clinical data. Results: The incidence of contact dermatitis due to work in the laundry workers in the city of Denpasar, with most cases of irritant contact dermatitis most often in the Denpasar District West, which often occurs in women with an age range years and at the last level of junior high school. The most common cause is a washing detergent with a frequency of> 3 times for 1-6 hours a day, the location of the complaint in the palm of the hand and a few workers who have a history of allergies. Conclusion: The type of material causes, frequency of exposure, history of atopy have a relationship with contact dermatitis in the laundry workers. While age, gender, level of education does not have a significant relationship with contact dermatitis in laundry workers in Denpasar. Keywords: Contact dermatitis, work, laundry workers 7

8 RINGKASAN PROFIL DERMATIOTIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BINATU DI KOTA DENPASAR BALI, BELI TAHUN 2014 Penyakit kulit akibat kerja merupakan keadaan abnormal kulit karena adanya kontak dengan substansi atau berhubungan dengan proses yang ada di lingkungan kerja. Prevalensi dermatitis mencapai 9,7% dengan angka insiden sebesar 5,5 sampai dengan 8,8 per 1000 orang per tahun. Penyakit kulit merupakan penyakit akibat kerja ketiga yang tersering, dengan kontak dermatitis sebesar 70-90% sebagai penyakit akibat tenaga kerja. Dermatitis kontak dapat terjadi kepada para pekerja binatu saat kontak dengan bahan penyebab ketika melakukan tugas pekerjaan seperti mencuci pakaian. Berkaitan dengan hal terserbut maka timbul suatu pemikiran untuk melakukan penelitian deskriptif terkait profil dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja binatu, khususnya di kota Denpasar. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui proporsi yang terkena dermatitis kontak akibat kerja pada para pekerja binatu yang ada di kota Denpasar, dengan tujuan khusus untuk mengetahui profil dermatitis kontak akibat kerja yang diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin,

9 tingkat pendidikan, bahan penyebab, frekuensi kotak terhadap bahan penyebab, durasi lamanya kontak dengan bahan penyebab, lokasi lesi, riwayat alergi dan diagnosis klinis. Penelitian ini dilakukan di usaha binatu yang tersebar di Kota Denpasar pada tahun Desain penelitian berupa observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional Responden penelitian diambil dengan teknik consecutive sampling dan didapatkan 42 karyawan binatu di Kota Denpasar. Data yang didapatkan berupa karakteristik responden dan faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak dan data klinis. Pengambilan sampel dibagi menjadi 4 kecamatan (kecamatan Denpasar Utara, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar Barat). Pada penelitian ini didapatkan 42 responden, dimana proprosi responden yang tidak mengalami keluhan saat terpapar lebih banyak yaitu sebesar 54,76 % sedangkan proporsi yang menderita dermatitis kontak iritan didapatkan sebanyak 45.24%. Jika distribusi sampel penelitian diklasifikasikan berdasarkan lokasi pengambilan sampel yang mengalami dermatitis kontak iritan (DKI), diperoleh hasil bahwa Kecamatan Denpasar Barat memiliki proporsi terbanyak sebesar 42.11%. lalu diikuti oleh Kecamatan Denpasar Utara sebanyak 26.32%, Kecamatan Denpasar Selatan sebanyak 21.05% serta paling sedikit ditemukan di Kecamatan Denpasar Timur, yaitu sebanyak 10,53%. Pada distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin, dari 19 sampel yang menderita DKI, proprosi wanita lebih tinggi daripada laki-laki yaitu sebanyak 73.68%, sedangkan proporsi laki-laki sebanyak 26.32%. Responden yang dibedakan berdasarkan usia, dibagi menjadi 3 kelompok. Dimana kelompok usia ditemukan paling banyak. Pada kelompok usia tahun sebanyak 42,11%. Untuk kelompok usia 35 tahun sebanyak 31.58% dan pada kelompok usia >35 tahun sebanyak 26.32%. Berdasarkan dari tingkat pendidikan responden di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu dari SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi. Persentase untuk responden pada tingkat pendidikan SD sebanyak 5.26%. Persentase untuk responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 63.16%. persentase untuk responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 26.32% dan responden di tingkat Perguruan Tinggi sebanyak 5.26%. Berdasarkan dari banyaknya pekerja mencuci pakaian binatu dalam sehari, Responden yang mencuci pakaian sebanyak 1-3 kali dalam sehari mempunyai persentase sebanyak 36.84%. responden yang mencuci pakaian lebih dari 3 kali dalam sehari sebanyak 63.16%. Persentase berdasarkan durasi lamanya pekerja binatu mencuci baju atau kontak dengan bahan iritan dalam sehari dibagi menjadi 2 kelompok persentase untuk durasi lamanya mencuci pakaian selama 1-6 jam dalam sehari sebanyak 94.74% dan persentase untuk pekerja binatu yang mencuci pakaian selama lebih dari 6 jam sebanyak 5.26%. Dari hasil yang di dapat, pekerja binatu yang mencuci pakaian 1-6 jam dalam sehari mempunyai persentase yang lebih tinggi. Bahan penyebab yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat kerja di bagi menjadi 2 yaitu karena deterjen dan pemutih. Persentase responden yang mengalami keluhan yang dikarenakan setelah kontak dengan deterjen sebanyak 52.63%. Responden yang mengalami keluhan setelah kontak dengan pemutih pakaian sebanyak 15.79% dan responden yang mengalami keluhan setelah terpapar oleh deterjen dan pemutih pakaian sebanyak 31.58%. Lokasi keluhan karena terpapar bahan kerjaan pada binatu dibagi menjadi 3 kelompok. Persentase responden dengan letak keluhan di telapak tangan sebanyak 57.89%. Persentase untuk 9

10 responden dengan letak keluhan di telapak dan punggung tangan sebanyak 26.32%. Persentase letak keluhan di telapak, punggung dan sekitar area kuku sebanyak 15,79%. letak keluhan di telapak tangan memiliki persentase yang lebih tinggi. Riwayat alergi diperlukan dalam menegakan diagnosis. Dari hasil penelitian, didapatkan responden yang memiliki riwayat alergi hanya 94.74%.. SUMMARY PROFILE OF OCCUPATIONAL DERMATITIS CONTACT ON LAUNDRY WORKERS IN DENPASAR, BALI ON 2014 Occupational skin disease is an abnormal state of the skin due to contact with the substance or in connection with the existing processes in the workplace. The prevalence of dermatitis is 9.7% with incidence rates of 5.5 to 8.8 per 1000 people per year. Skin disease is a disease of the three most common occupational, with contact dermatitis were counted 70-90% as a result of labor disease, which consists of contact dermatitis and allergic contact dermatitis irritant. Contact dermatitis may occur to the laundry workers when in contact with the material cause when performing job tasks like washing clothes. In connection with the charter then arises a rationale for conducting research related descriptive profile of contact dermatitis due to contact dermatitis in laundry workers, particularly in the city of Denpasar. The

11 general objective of this study was to determine the proportion of affected occupational contact dermatitis in the laundry workers in the city of Denpasar. With the specific purpose to determine the proportion of occupational contact dermattitus to the laundry workers and to know the materials contained that can cause contact dermatitis. The research was carried out in the laundry business spread in Denpasar in 2014 in the form of an observational study design with cross sectional Respondents were taken with consecutive sampling technique and obtained 42 employees laundry in Denpasar. The data obtained in the form of respondent characteristics and factors associated with contact dermatitis and clinical data. Samples were divided into 4 districts (North Denpasar, East Denpasar, South Denpasar and West Denpasar). In this study, 42 respondents, where the proportion of respondents who had not had more complaints during exposure is equal to 54.76%, while the proportion who suffer from irritant contact dermatitis obtained as much as 45.24%. If the distribution of the sample based on those sampling sites irritant contact dermatitis (DKI), the results showed that the West Denpasar District has the highest proportion of 42.11%. followed by North Denpasar District as much as 26.32%, South Denpasar District as much as 21.05% and at least found in East Denpasar District, which is about 10.53%. In the sample distribution by sex, of the 19 samples that had the city, the proportion of women is higher than men are as much as 73.68%, while the proportion of men as much as 26.32%. Respondents were differentiated by age, were divided into 3 groups. Where the age group are found at most. In the age group years by 42.11%. For as many years age group % and in the age group> 35 years as much as 26.32%. Based on the level of education of the respondents were divided into 4 groups, from elementary, junior high, high school and college. The percentage of respondents at the level of elementary education as much as 5:26%. The percentage of respondents with secondary education level as much as 63.16%. the percentage of respondents with a high school education level as much as 26.32% and respondents at the College as much as 5:26%. Based on the number of workers to wash clothes in the laundry a day, respondents who wash clothes as much as 1-3 times a day have as much as 36.84% percentage. respondents who wash clothes more than 3 times a day as much as 63.16%. The percentage is based on the duration of the laundry workers wash clothes or contact with irritants in a day divided into 2 groups the percentage for the duration of washing clothes for 1-6 hours a day to as much as 94.74% and the percentage for laundry workers who wash clothes for more than 6 hours as 5:26 %. From the results in the can, a laundry worker who washes clothes 1-6 hours a day have a higher percentage. Material causes that can cause contact dermatitis caused by work is divided into two, namely because the detergent and bleach. Percentage of respondents who have complaints are due after contact with detergents as much as 52.63%. Respondents who have complaints after contact with bleach as much as 15.79% and respondents who have complaints after exposure to detergent and bleach as much as 31.58%. Location complaint because the material is exposed to the cleaning work is divided into 3 groups. The percentage of respondents with complaints lies in the palm of the hand as much as 57.89%. The percentage of respondents with complaints lies in the palm and back of the hand as much as 26.32%. Percentage of complaints lies in the palm, back and around the nail area as 11

12 much as 15.79%. complaint lies in the palm of the hand has a higher percentage. History of allergy is needed in establishing the diagnosis. From the research, it was found that the respondent has a history of allergies is only 94.74%. DAFTAR ISI

13 HALAMAN JUDUL......i PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI....iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK...vi ABSTRACT...vii RINGKASAN...ix SUMMARY.xi DAFTAR ISI...xii DAFTAR TABEL...xv DAFTAR GAMBAR..xvi BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah atau Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian

14 BAB II. KAJIAN PUSTAKA Definisi Dermatitis Kontak Akibat Kerja Etiologi Dermatitis Kontak Akibat Kerja Patofisiologi Dermatitis Kontak Akibat Kerja Fase Sensitisasi Fase Elitasi Faktor Resiko Dermatitis Kontak Akibat Kerja Diagnosis Klinis Dermatitis Kontak Akibat Kerja Diagnosis Banding Dermatitis Kontak Akibat Kerja Penanganan Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pencegahan dan Prognosis Dermatitis Kontak Akibat Kerja..12 BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu penelitian Subjek dan Sampel Penelitian Kriteria Subjek 15

15 Besaran Sampel Pemantauan Sampel Variabel penelitian Definisi variable oprasional Protokol Penelitian Instrume dan alat pengumpul data Analisis data Kelemahan Penelitian.20 BAB V. HASIL PENELITIAN Distribusi responden Distribusi karakteristik responden Distribusi berdasarkan paparan Distribus bersarkan dari bahan penyebab Distribusi berdasarkan lokasi keluhan Distribusi berdasarkan riwayat alergi...27 BAB VI. PEMBAHASAN Pembahasan Keterbatasan peneliti BAB VII. PENUTUP Simpulan 34 15

16 7.2. Saran...35 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi DKI Berdasarkan Letak Wilayah Kota Denpasar 25 Tabel 2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.25

17 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Konsep Berpir 14 Gambar 2. Protokol penelitian.19 Gambar 3. Grafik Distribusi Berdasarkan Diagnosis Klinis.24 Gambar 4. Gambar 4. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Gambar 5. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 6. Grafik Distribusi Berdasarkan Frekuensi Mencuci Dalam Sehari Gambar 7. Grafik Distribusi Berdasarkan Durasi Lamanya Mencuci

18 Gambar 8. Grafik Distribusi Berdasarkan Bahan Penyebab..28 Gambar 9. Grafik Distribusi Berdasarkan Lokasi keluhan.29 Gambar 10. Grafik Distribusi Berdasarkan Riwayat Alergi Pada Responden LAMPIRAN Gambar 11. Kulit kering di sekitar area kuku Gambar 12. Kulit tampak kemerahan di daerah telapak tangan Gambar 13. Tampak kulit kemerahan di sekitar area kuku dan jari-jari Gambar 14. Kulit tampah pecah-pecah ( erosi)

19 19