III. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian.
|
|
- Suryadi Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 22 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Taman Yasmin Bogor, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor (Gambar 5). Lokasi ini dipilih berdasarkan kesamaan topografi, letak wilayah administrasi yang sama, tipe rumah dan luas lahan perumahan yang kurang lebih sama, dilalui jalur tranportasi yang sama, serta lokasi kedua perumahan yang saling berdekatan. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai dari bulan Mei 2010 sampai September Gambar 5 Peta lokasi penelitian. 3.2 Alat dan Bahan Data yang digunakan dalam kegiatan penelitian meliputi data fisik dan administrasi, data kendaraan, serta data penunjang lainnya (Tabel 6). Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini diantaranya: a. Citra satelit Quickbird 2006 sebagai data spasial yang dapat digunakan untuk data atribut pohon yang akan didigitasi.
2 23 b. Kamera digital digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting tapak. c. Hagameter, merupakan alat bantu untuk membantu dalam menghitung tinggi pohon. Alat ukur roll meter, digunakan untuk mengukur diameter tajuk dan batang pohon. d. Adobe Photoshop digunakan untuk mengolah gambar jpeg seperti peta lokasi. Excel 2003 digunakan untuk mengolah data hasil kegiatan ground check. e. Perangkat lunak ArcView GIS 3.2 untuk mengumpulkan dan menyimpan data, mengolah data, serta mempermudah proses digitasi canopy dan noncanopy. Ekstensi CITYgreen 5.4 untuk menganalisis hasil input data, menghitung nilai ekologis dan ekonomi dari RTH dalam menyerap dan menyimpan karbon di udara berdasarkan data atribut pohon dilihat dari citra satelit, area studi (acres), persentase penutupan tajuk, dan tipe distribusi pohon. Tabel 6. Jenis, sumber dan cara pengambilan data No. Jenis Data Sumber Data 1. Data Fisik, dan Administrasi: Citra Satelit Quickbird 2006 Master Plan Kawasan Perumahan Letak, Luas, Batas Tapak Vegetasi (pohon) 2. Data Penunjang Lab. Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap IPB Pihak Pengelola Kawasan Perumahan Tapak dan Pihak Pengelola Kawasan Perumahan Tapak, Lab. Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap IPB Tesis dan Disertasi Cara Pengmbilan Data Studi Pustaka Studi Pustaka Studi Pustaka Survei Lapang dan Studi Pustaka Studi Pustaka
3 Batasan Penelitian Penelitian dibatasi hingga tahap analisis dari manfaat pohon dengan menggunakan CITYgreen 5.4. Penekanan pengkajian permasalahan dibatasi pada aspek manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan. Adapun keterangan lebih lanjut mengenai batasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Tahap analisis dibatasi hanya pada aspek vegetasi yaitu pohon sedangkan semak dan ground cover tidak termasuk analisis. 2. Pada penelitian ini, hanya menghitung manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) dan Taman Yasmin, Bogor. 3. Analisis manfaat pohon pada suatu ruang terbuka hijau (RTH) di perumahan dilakukan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4 berdasarkan sampel. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan persentase luas kanopi pohon menggunakan dua klasifikasi theme yaitu canopy dan non-canopy. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data sekunder dan pengklasifikasian data pada citra satelit Quickbird tahun 2006 yang terdiri dari data canopy dan non-canopy. Data canopy didapat dari hasil digitasi citra satelit yang menampilkan tampak atas pohon-pohon. Data non-canopy didapat dari hasil digitasi citra satelit yang menampilkan tampak atas bangunan. Batas area kerja dinamakan study area. Secara garis besar, study area yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Perumahan Taman Yasmin Bogor. Batas tapak pada study area dinamakan site. Pada penelitian ini dilakukan pengelompokkan site dan pengambilan sampel pada masing-masing perumahan. Hal ini dikarenakan luas kawasan perumahan yang cukup besar dan untuk memudahkan perhitungan. Pengelompokkan site dilakukan berdasarkan kesamaan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon dan tipe rumah yang sama (atap). Sampel dipilih berdasarkan pengelompokan site persentase luas kanopi pohon dan dianggap mewakili kelompok site yang lain.
4 25 Adapun beberapa asumsi yang digunakan untuk menghitung nilai manfaat kanopi pohon dengan menggunakan analisis CITYgreen adalah sebagai berikut: 1. Setiap kawasan perumahan didigitasi kedalam tiga theme yaitu canopy theme, non-canopy theme, dan site theme. 2. Setiap pohon yang didigitasi dikelompokkan kedalam canopy theme. Setiap bangunan (rumah dan ruko) didigitasi dan dikelompokkan kedalam non-canopy theme. Setiap batas tapak yang didigitasi dikelompokkan kedalam site theme. 3. Semak dan rumput yang berada di bawah tajuk pohon tidak dihitung sebagai penyerap gas CO Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pengkajian terhadap data sekunder (citra satelit). Analisis nilai manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon dilakukan dengan perangkat lunak ArcView 3.2 dan ekstensi CITYgreen 5.4. Hasil analisis menggunakan CITYgreen ini digunakan untuk: 1. Menghitung dan membandingkan luas kanopi dan non-kanopi pohon pada masing-masing kawasan perumahan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen Membandingkan hasil pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpanan dan menyerap karbon pada masing-masing kawasan perumahan. 3. Memprediksi serta membandingkan kemampuan pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon pada 10 dan 20 tahun yang akan datang dengan simulasi menggunakan ekstensi CITYgreen Rekomendasi. 3.5 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dibagi kedalam dua tahap yaitu inventarisasi dan analisis. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap inventarisasi yaitu pengumpulan
5 26 data atribut canopy theme di perumahan. Sementara itu, kegiatan analisis dilakukan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen Inventarisasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap inventarisasi adalah mengumpulkan data atribut canopi theme di perumahan. Sebelum melakukan inventarisasi, dilakukan beberapa kegiatan antara lain persiapan citra satelit, penentuan batas area studi (lokasi penelitian), digitasi site, canopy, non-canopy theme, pengelompokan site dan penentuan sampel (Gambar 6). Persiapan Citra Satelit Penentuan Batas Area Studi (lokasi Penelitian) Digitasi Site, Canopy, dan Non-Canopy Theme Pengelompokkan Site dan Penentuan Sampel Pengumpulan Data Atribut Canopy Theme Gambar 6 Bagan alur kegiatan dalam tahapan inventarisasi Persiapan citra satelit Sebelum melakukan inventarisasi di lapang harus dilakukan proses digitasi. Langkah awal dalam proses digitasi adalah persiapan peta dasar berupa raster image yang telah memiliki referensi geografis (memiliki koordinat lintang dan bujur yang sesuai). Peta dasar ini merupakan data pokok yang dibutuhkan CITYgreen 5.4 dalam proses analisis data. Peta atau raster image yang tidak memiliki referensi geografis, raster image tersebut harus diregistrasi terlebih dahulu.
6 27 Pada penelitian ini, data raster yang digunakan adalah citra satelit Quickbird 2006 Kota Bogor yang telah memiliki referensi geografis. Citra satelit Quickbird 2006 yang digunakan mencakup dua kawasan perumahan di Kota Bogor yaitu Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Taman Yasmin, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor Penentuan batas area studi (lokasi penelitian) Penentuan batas area studi (study area) dilakukan berdasarkan lokasi penelitian yaitu Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) dan Perumahan Taman Yasmin, Bogor. Penentuan Batas Area Studi (Study Area) ini sangat penting untuk menentukan batas area yang akan didigitasi. Secara umum, tampilan citra kedua perumahan tersebut setelah di-subset dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Bagian citra satelit yang tidak termasuk ke dalam area studi dihilangkan dengan tool image analysis, subset Digitasi site, canopy, dan non-canopy theme Konsep dasar CITYgreen adalah mengidentifikasi penutupan lahan berupa canopy dan non canopy. Berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, ada tiga theme yang dibutuhkan dalam analisis CITYgreen 5.4, yaitu canopy, non-canopy, dan site berupa polygon-polygon. Canopy merupakan theme yang menampilkan kanopi pohon berupa tampilan tampak atas pohon-pohon dan berwarna hijau. Non-canopy merupakan theme yang menampilkan penutupan lahan selain kanopi pohon, yaitu bangunan, badan air (sungai, waduk/situ), dan lahan terbuka (sawah, padang rumput, perkerasan, dan lain-lain). Site merupakan theme yang menampilkan batas tapak yang diteliti. Klasifikasi penutupan lahan untuk data non canopy tidak harus berdasarkan tiga klasifikasi tersebut, dapat disesuaikan dengan kondisi eksisting tapak dan data yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, khusus untuk analisis aspek manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon, maka data atribut nonkanopi yang dibutuhkan cukup hanya bangunan saja. Berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, data yang dibutuhkan untuk penyimpanan dan penyerapan karbon dapat dilihat pada Tabel 5.
7 28 Tahap awal dalam proses digitasi adalah menentukan batas tapak (site). Site didigitasi dan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok berdasarkan pendugaan persentase kanopi pohon pada masing-masing perumahan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengambilan sampel dan proses analisis. Setelah digitasi site, dilakukan digitasi canopy dan non-canopy di masing-masing perumahan. Contoh hasil digitasi site, canopy, dan non-canopy theme, masingmasing dapat dilihat pada Gambar 7. Warna merah merupakan perwakilan dari bangunan sedangkan warna hijau merupakan perwakilan dari pohon. (a) (b) (c) Gambar 7 Tampilan hasil digitasi site theme (a), canopy theme (b), dan noncanopy theme (c) Pengelompokkan site dan penentuan sampel Pada penelitian ini, dilakukan pengelompokkan site berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon. Hal ini dilakukan karena pada lokasi penelitian terdapat luasan penutupan lahan oleh kanopi pohon yang
8 29 berbeda-beda. Selain itu, pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan proses analisis dan perhitungan pendugaan kapaitas penyimpanan dan penyerapan karbon di perumahan. Berdasarkan hasil digitasi ketiga theme (canopy, noncanopy, dan site), ada tiga pengelompokkan site berdasarkan persentase kanopi pohon pada masing-masing kawasan perumahan yaitu site dengan persentase luas kanopi 0-5% dikelompokkan kedalam kelompok site A, 5-10% dikelompokkan kedalam kelompok site B, dan 10-15% dikelompokkan kedalam kelompok site C. Kegiatan selanjutnya yaitu penentuan sampel. Penentuan sampel ini dilakukan berdasarkan persentase luas kanopi. Setelah dilakukan pengelompokan site berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon, maka dari setiap pengelompokan persentase tersebut diambil sampel site yang diperkirakan dapat mewakili site yang lain. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam perhitungan pendugaan kapasitas penyimpanan dan penyerapan karbon pada masing-masing kawasan perumahan. Contoh hasil pengambilan sampel berdasarkan persentase luas kanopi 0-5% (A), 5-10% (B), dan 10-15% (C), masing-masing dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10. Gambar 8 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 0-5 %.
9 30 Gambar 9 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 5-10 %. Gambar 10 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon % Pengumpulan data atribut canopy theme Secara garis besar, data yang dibutuhkan untuk analisis data dalam CITYgreen 5.4 ada dua yaitu data spasial (citra satelit) dan data atribut (data kanopi dan non kanopi). Data atribut kanopi merupakan data mengenai pohonpohon yang terdapat di lokasi penelitian yang diamati sedangkan data atribut non kanopi merupakan data mengenai bangunan di lokasi penelitian yang diamati. Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan survei lapang atau ground check. Kegiatan ini dilakukan untuk melengkapi data atribut pada canopy dan non-canopy theme. Pengumpulan data atribut untuk kanopi, perlu dilakukan inventarisasi pohon pada tapak. Hasil dari inventarisasi pohon ini akan
10 31 dimasukkan kedalam atribut canopy theme. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam inventarisasi pohon berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, yaitu nama spesies pohon, diameter batang setinggi dada atau D.B.H (Measure Diameter at Breast Height), tinggi pohon, kondisi kesehatan dan pertumbuhan pohon. Rincian klasifikasi dari nilai kesehatan, nilai kondisi pertumbuhan, dan kelas tinggi pohon disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Kelas tinggi pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon berdasarkan User Manual CITYGreen 5.4 Nilai Kesehatan Nilai Pertumbuhan Pohon Pohon Kelas Tinggi Pohon 1= Sangat Buruk 1= Buruk 1= < 20 feet 2= Buruk 2= Sedang 2= feet 3= Sedang 3= Baik 3= >45 feet 4= Baik 5= Sangat Baik Sumber: User Manual CITYGreen 5.4 Tinggi pohon diklasifikasikan kedalam tiga kelas, yaitu kelas I, II, dan III. Evaluasi kesehatan pohon didapat dari melihat kondisi visual tajuk, batang, dan akar pohon. Data diameter tajuk pohon, tinggi pohon, dan diameter batang diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan. Untuk data tinggi pohon dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu, yaitu Hagameter. Sedangkan diameter tajuk dan batang pohon menggunakan meteran. Perolehan data spesies pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon dilakukan dengan cara studi literatur. Pohon yang tidak ada pada peta hasil digitasi, dapat dicatat dan ditambahkan pada peta atau sebaliknya, pohon yang ada pada peta hasil digitasi, tetapi tidak ada di lapang dapat dihilangkan pada peta tersebut Analisis Tahap analisis merupakan tahap dimana data-data hasil inventarisasi (data atribut canopy theme) di analisis menggunakan CITYgreen 5.4 (Gambar 11). Hasil dari analisis CITYgreen ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai manfaat RTH (pepohonan) dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan.
11 32 Input Data Atribut Analisis Data dengan CITYgreen 5.4 nama spesies pohon lebar tajuk pohon tinggi pohon D.B.H (Diameter at Breast Height) nilai kondisi kesehatan dan pertumbuhan pohon Analysis Report Menghitung Manfaat Kanopi Pohon Membandingkan dengan KDB dan KDH serta Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 Manfaat ekologi: kemampuan kanopi pohon menyimpan dan menyerap karbon Luas kanopi dan nonkanopi pohon Manfaat ekonomi: penghematan biaya yang dapat diberikan oleh kanopi pohon Membandingkan manfaat kanopi pohon saat ini dengan 10 dan 20 tahun mendatang menggunakan Model pertumbuhan pohon (Tree Growth Model) Rekomendasi Gambar 11 Bagan alur kegiatan dalam tahapan analisis Input data atribut Input data merupakan kegiatan dimana data-data yang diperoleh dari hasil survei lapang dan studi literatur di-input serta diedit dalam perangkat lunak ArcView 3.2 dan ekstensi CITYgreen 5.4. Pada perangkat lunak ArcView, dilakukan input dan edit data spasial hasil survei lapang. Pohon yang tidak ada pada peta hasil digitasi, ditambahkan pada citra atau sebaliknya, pohon yang ada pada peta hasil digitasi, tetapi tidak ada di lapang dapat dihilangkan pada citra tersebut. Selain itu, dilakukan pengisian identitas dengan meng-add/update data pada CITYgreen. Pengisian identitas sangat penting dilakukan agar CITYgreen dapat mengenali setiap theme yang telah dibuat.
12 33 Selain menggunakan perangkat lunak ArcView, digunakan program Excel untuk mempermudah pengolahan data. Langkah awal input data adalah memasukkan data hasil ground check dalam program Excel. Hal ini untuk memudahkan pengisian data atribut pada perangkat lunak ArcView dan Ekstensi CITYgreen. Data-data yang dimasukkan dalam program Excel adalah nama spesies pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon, diameter tajuk pohon, tinggi pohon, dan diameter batang (DBH). Data-data ini kemudian dimasukkan kedalam data atribut canopy pada perangkat lunak ArcView dan Ekstensi CITYgreen. Contoh tampilan data atribut canopy theme dapat dilihat pada Gambar 12. Pada lembar terpisah, dimasukkan data-data seperti nama lokal, nama latin, dan nama CITYgreen dari setiap spesies pohon yang didapat serta ciri spesies yang terdiri dari Leaf Density, Height Growth Rate, Diameter Growth Rate, Crown Form, Leaf Persistance, Max Heigh. Data-data berupa informasi ciri spesies tersebut digunakan ketika pohon-pohon yang di-input tidak terdaftar dalam menu CITYgreen. Data-data ini kemudian dimasukkan kedalam menu CITYgreen Add Species to Species List. Adapun keterangan mengenai informasi ciri spesies pohon tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Gambar 12 Tampilan contoh data atribut canopy pada ArcView 3.2.
13 34 Tabel 8. Ciri-ciri spesies pohon pada Menu CITYgreen Add Species to Species List Leaf Density Height Growth Rate Diameter Growth Rate Light Fast Fast Shrub Medium Medium Medium Crown Form Small Dense Crown Dense Slow Slow Columnar Unknown Unknown Unknown Pyramidal Sumber: User Manual CITYGreen 5.4 Oval Vase-Shaped Round Spreading Unknown Leaf Persistance Broad-Leaf Decidous Needle-Leaf Decidous Broad-Leaf Evergreen Needle-Leaf Evergreen Semi- Evergreen Unknown Max Height Short (<15 Feet) Medium (15-35 Feet) Tall (>35 Feet) Unknown Pada dasarnya, didalam menu CITYgreen sendiri telah terdaftar beberapa nama-nama sepesies pohon. Sehingga, apabila pohon yang akan dimasukkan sudah ada didalam CITYgreen, maka kita tidak perlu lagi memasukkan data-data tersebut. Gambar 13 Tampilan menu CITYgreen Add Species to Species List.
14 Analisis data dengan CITYgreen 5.4 Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak Arcview versi 3.2 dengan ekstensi CITYgreen 5.4. ArcView digunakan untuk menyimpan dan menganalisis informasi-informasi geografis sehingga menghasilkan data berbentuk spasial. Ekstensi CITYgreen 5.4 merupakan salah satu ekstensi dalam perangkat lunak ArcView yang dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) dengan beberapa aspek yang dapat dianalisis, yaitu aliran permukaan (Storm Water Run Off), konservasi Energi (Energy Saving), kualitas udara (Air Quality), serta penyimpanan karbon dan daya serap karbon (Carbon Storage and Sequestration). Pada penelitian ini, aspek yang dianalisis adalah penyimpanan karbon dan daya serap karbon (Carbon Storage and Sequestration). CITYgreen 5.4 memperkirakan kapasitas karbon tersimpan dan tingkat daya serap karbon per tahun dari pohon pada area studi yang telah ditentukan. Setelah semua data di-input, ter-update, dan terkonfigurasi pada menu CITYgreen, maka langkah selanjutnya adalah dengan memproses data untuk dianalisis pada menu CITYgreen Analysis data, Study Area, Run Analysis. Run Analysis merupakan tahap akhir dalam menganalisis dengan CITYgreen 5.4. Run Analysis dilakukan untuk menduga seberapa besar peran RTH yang diteliti dengan arah studi yaitu Carbon Storage and Sequestration. Gambar 14 Tampilan menu CITYgreen Analyze Data dalam ArcView. Hasil akhir dari run analysis adalah berupa sebuah tampilan Analysis Report (Lampiran 3) yang didalamnya berisi keterangan-keterangan yang terbagi
15 36 kedalam tiga aspek, yaitu statistik tapak (Site Statistics), manfaat ekologi (Ecological Benefits), dan rangkuman manfaat ekonomi (Economic Benefit Summary). Statistik tapak mencakup nama area yang diteliti, luas area, dan distribusi penutupan lahan. Manfaat ekologi dalam penelitian ini penyimpanan dan daya serap karbon, mencakup Kapasitas Karbon dan Penyerapannya yang meliputi Distribusi Umur Pohon, Kapasitas Peyimpanan Karbon (ton), dan Penyerapan Karbon (ton/tahun). Khusus untuk aspek kapasitas karbon, tidak terdapat rangkuman manfaat ekonomi dalam analysis report benefit pada CITYgreen sehingga perhitungan manfaat ekonomi dilakukan berdasarkan harga karbon di pasar perdagangan karbon internasional. Indonesia belum mempunyai harga tetap untuk perdagangan karbon, maka digunakan harga karbon di pasar internasional yang berkisar antara $ 5,00 - $ 15,00 per ton. Pada penelitian ini, diasumsikan harga karbon (ton) yang digunakan adalah $ Menghitung manfaat pohon di perumahan Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar manfaat pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon di kawasan perumahan berdasarkan persentase luas kanopi pohon, maka dilakukan perbandingan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi, pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan, serta perbandingan kondisi kawasan perumahan saat ini dan beberapa tahun kedepan dengan simulasi pengembangan luasan kanopi pohon menggunakan Model Pertumbuhan Pohon (Tree Growth Model) dalam CITYgreen. Selain itu, dibuat suatu rekomendasi/usulan berupa penambahan luasan kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 menggunakan model alternatif skenario dalam CITYgreen Perbandingan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi pohon Hasil analisis CITYgreen 5.4 adalah berupa tampilan Analysis Report yang berisi informasi mengenai tiga aspek yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu statistik tapak, manfaat ekologi, dan rangkuman manfaat ekonomi. Pada aspek
16 37 statistik tapak diperoleh informasi mengenai nama tapak, luas area tapak (ha), dan distribusi penutupan lahan (kanopi dan non-kanopi pohon). Hasil analisis dari aspek statistik tapak ini digunakan untuk membandingkan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi pohon. Pada penelitian ini, untuk dapat melihat apakah luasan kanopi pohon dari kelompok site sampel sudah sesuai dengan aturan yang ada, maka dilakukan dengan membandingkan antara luas penutupan lahan hasil analisis dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 serta angka koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) di kedua perumahan. Menurut Peratuan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 menyebutkan bahwa untuk persyaratan luas wilayah, ditentukan luas RTH publik (milik pemerintah dan terbuka untuk umum) dan privat (perorangan) paling sedikit 10 % dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan. Sementara itu, untuk menentukan angka KDB dan KDH, menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2009 dapat digunakan rumus sebagai berikut: Angka KDB = Luas bangunan lantai dasar x 100 % Luas tanah atau blok Adapun rumus untuk menghitung angka KDH di kedua perumahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Angka KDH = 100 % - (KDB + (20 % x KDB)) Keterangan: KDB = Koefisien Dasar Bangunan KDH = Koefisien Dasar Hijau Luas bangunan lantai dasar merupakan luas penutupan lahan oleh nonkanopi pohon dari hasil digitasi bangunan (rumah atau ruko) dalam analisis CITYgreen. Sementara itu, luas tanah atau blok merupakan luas tapak (site) atau area analisis hasil digitasi dalam analisis CITYgreen.
17 Pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan Pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon dilakukan menggunakan analisis CITYgreen 5.4. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan di masing-masing perumahan berdasarkan kelompok site sampel. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan, maka dilakukan perbandingan di setiap kelompok site sampel Perbandingan kondisi kawasan perumahan saat ini dan beberapa tahun kedepan dengan simulasi pengembangan luasan kanopi pohon (Tree Growth Model) Tree Growth Model merupakan salah satu menu dalam CITYgreen yang dapat memodelkan perkembangan kanopi beberapa tahun kedepan. Hal ini berguna untuk mengetahui bagaimana perkembangan kanopi beberapa tahun kedepan pada suatu wilayah atau area yang dianalisis sehingga kita dapat memperkirakan tindakan apa saja yang harus dilakukan dan sebagai bahan masukkan untuk perencanaan selanjutnya. CITYgreen membutuhkan informasi mengenai wilayah perkembangan kanopi tersebut (Growth Region). Hal ini untuk mengetahui kesesuaian antara kondisi wilayah setempat dengan kondisi pohon itu sendiri. Pada penelitian ini, dipilih wilayah southeast dikarenakan wilayah penelitian memiliki karakteristik daerah yang hampir sama dengan Indonesia. Tahun perkembangan kanopi yang ada pada menu CITYgreen berkisar antara 0-50 tahun saja. Pada penelitian ini dipilih tahun perkembangan yaitu 10, dan 20 tahun untuk memudahkan perbandingan pada setiap kelipatan tahun tersebut. Perbedaannya dapat dilihat pada Gambar 16. Kanopi pohon berwarna hijau merupakan hasil digitasi kanopi pohon pada kondisi eksisting tapak (saat ini). Kanopi pohon berwarna biru merupakan kanopi pohon hasil digitasi pada kondisi pertumbuhan kanopi 10 tahun kedepan dengan asumsi kesehatan dan kondisi pertumbuhan pohon sama dengan kondisi eksisting.
18 39 Gambar 15 Tampilan menu CITYgreen Tree Growth Model dalam ArcView. Gambar 16 Contoh tampilan kanopi pohon eksisting dengan site Tree Growth Model pertumbuhan kanopi 10 tahun kedepan dalam ArcView. 3.6 Rekomendasi Rekomendasi merupakan suatu usulan luasan RTH dengan penutupan lahan oleh kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
19 40 Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan yang menyatakan bahwa RTH publik dan privat paling sedikit 10 % dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan. Rekomendasi luasan RTH (kanopi pohon) ini dibuat dengan menggunakan model alternatif skenario dalam ekstensi CITYgreen 5.4. Model Alternatif Skenario (Modeling of Alternate Scenarios) merupakan model skenario yang terdapat dalam ekstensi CITYgreen. Pada penelitian ini akan dibandingkan kondisi saat ini (eksisting) dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tersebut. Hasil dari perbandingan ini akan terlihat perbedaan manfaat ekologi dan ekonomi dari kanopi pohon pada tapak yang dianalisis sehingga akan terlihat luasan mana yang lebih optimal dalam memberikan manfaat ekologi dan ekonomi. Terdapat dua alternatif skenario pada tapak yang dianalisis, yaitu: 1. Alternatif skenario kondisi eksisting tapak (tanpa penambahan kanopi pohon), yaitu hasil digitasi kondisi eksisting tapak. 2. Alternatif skenario kondisi dengan tambahan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun Langkah-langkah dalam membuat alternatif skenario tersebut anatara lain: 1. Aktifkan canopy theme yang akan dibuat alternatif skenario. Kemudian pilih Convert to shapefile pada menu Theme dalam ArcView 3.2. Kemudian beri nama file yang baru dan simpan (Gambar 17). Gambar 17 Contoh tampilan Convert to Shapefile dalam ArcView 3.2.
20 41 2. Setelah canopy theme yang baru tersebut di-configure theme(s) for CITYgreen, kemudian di analisis menggunakan CITYgreen dengan memilih Analyze Data dalam menu CITYgreen. Langkah selanjutnya mengaktifkan Model Alternate Skenario serta dipilih Create /Edit Alternate Scenarios dan New Scenario. Ketik persentase luasan kanopi yang ingin ditambahkan, lalu klik ok (Gambar 18). Gambar 18 Contoh tampilan Create /Edit Alternate Scenarios dan New Scenario dalam ArcView Klik save and close. Kemudian klik Run Analysis (Gambar 19). Gambar 19 Contoh tampilan save and close dalam ArcView 3.2.
MANFAAT KANOPI POHON DALAM UPAYA PENYIMPANAN DAN DAYA SERAP KARBON DI KAWASAN PERUMAHAN
MANFAAT KANOPI POHON DALAM UPAYA PENYIMPANAN DAN DAYA SERAP KARBON DI KAWASAN PERUMAHAN The Benefit of Trees Canopy for Carbon Storage and Sequestration in Residential. Case Study: Bukit Cimanggu City
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor dengan menganalisis Ruang Terbuka Hijau. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Oktober
Lebih terperinciMETODOLOGI. Warung Jambu. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian
METODOLOGI Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilakukan di sepanjang jalur jalan Raya Padjajaran, Kota Bogor dengan segmen Warung Jambu hingga Ekalokasari (Gambar 14). Pada lokasi penelitian memiliki
Lebih terperinciManfaat Kanopi Pohon dalam Mereduksi Aliran Permukaan Studi Kasus: Sempadan Sungai Ciliwung Tengah, Kota Bogor
Manfaat Kanopi Pohon dalam Mereduksi Aliran Permukaan Studi Kasus: Sempadan Sungai Ciliwung Tengah, Kota Bogor FLORENTHIUS AGUNG NUGROHO 1, INDUNG SITTI FATIMAH 2* 1 Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:
13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Lokasi penelitian ini berada pada CBD Sentul City, yang terletak di Desa Babakan Maday, Kecamatan Citeuruep, Kabupaten DT II Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A
ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A34203009 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciMETODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor (http://students.ukdw.ac.id, 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)
19 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di cluster Bukit Golf Hijau yang berada di dalam Sentul. Sentul terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Lebih terperinciMETODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur
16 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Grama Tirta Jatiluhur, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat (Gambar 2 dan 3). Penelitian berlangsung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di Bandar Udara di Kota Bandung, yaitu Bandar Udara Husein Sastranegara yang berlokasi di Jalan Pajajaran Nomor 156 Bandung,
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian
22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA
14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni perolehan informasi objek di permukaan Bumi melalui hasil rekamannya (Sutanto,2013). Objek di permukaan
Lebih terperinciDigitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1
Digitasi Peta Tujuan 1. Mampu membuat peta baru di Aplikasi Arcview 3.3 & mengetahui proses pen-digitasi-an 2. Memahami konsep shape file (*shp) 3. Mampu menginput data attribute ( field dan record) ke
Lebih terperinciMETODOLOGI. Jawa Barat Kab. Kuningan Desa Ancaran. Gambar 2. Lokasi Penelitian
12 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada akhir bulan Maret 2011 hingga bulan Juni 2011. Penelitian ini dilakukan di Desa Ancaran, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang memiliki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahapan Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Distribusi dan Kecukupan Luasan Hutan Kota sebagai Rosot Karbondioksida dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Tempat dan Waktu
METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor. Tempat penelitian adalah di sepanjang koridor Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor (Gambar 2). Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinci5. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Emisi Karbondioksida (CO 2 ) yang Dikeluarkan Kendaraan Bermotor di Kota Bogor Tahun 2010 Emisi CO 2 dari kendaraan bermotor dapat diketahui dengan cara terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-Agustus 2010 dengan pemilihan lokasi di Kota Denpasar. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciPembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung
Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 14-20 ISSN 2338-350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau FERI NALDI, INDRIANAWATI Jurusan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Tahap implementasi ini adalah tahap untuk menjelaskan semua modul
BAB IV PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implementasi Tahap implementasi ini adalah tahap untuk menjelaskan semua modul kepada user agar user dapat merespon apa yang dilakukan oleh user sehingga dapat
Lebih terperinciSTUDI POTENSI KANOPI POHON DI KEBUN RAYA BOGOR DALAM MENYERAP EMISI KARBONDIOKSIDA DARI KENDARAAN BERMOTOR
STUDI POTENSI KANOPI POHON DI KEBUN RAYA BOGOR DALAM MENYERAP EMISI KARBONDIOKSIDA DARI KENDARAAN BERMOTOR Study Potentials of Canopy Trees in Bogor Botanical Garden to Absorb Carbondioxide Emissions from
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengalihan fungsi lahan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota semakin banyak terjadi pada saat sekarang. Hal ini seiring dengan permintaan pembangunan berbagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kota
5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kota Kota merupakan suatu organisme yang kompleks yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang terjalin menjadi satu oleh suatu jaringan jalan dan jalur transportasi, saluran air,
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi studi
15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM
INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM Izzati Winda Murti 1 ), Joni Hermana 2 dan R. Boedisantoso 3 1,2,3) Environmental Engineering,
Lebih terperinciPengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang Studi Kasus: Kota Manado Ingerid L. Moniaga (1), Esli D. Takumansang (2) (1) Laboratorium Bentang Alam, Arsitektur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email
Lebih terperinciPengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS
Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of
Lebih terperinciBAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN
BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN Untuk keperluan penelitian ini, sangat penting untuk membangun basis data SIG yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan variabel yang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISIS
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Hasil Proses Pengolahan Data LiDAR Setelah seluruh point clouds terklasifikasi ke dalam kelas yang sesuai. Maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini, point clouds
Lebih terperinciGambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambaran SIG... 7 Gambar 2.2 Data pada SIG... 9 Gambar 2.3 Contoh data raster citra satelit... 9 Gambar 2.4 Point pada model data vektor... 10 Gambar 2.5 Contoh data geospasial...
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
152 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Kondisi ruang terbuka hijau (RTH) yang terdapat di Kampus
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu
19 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian adalah Kelurahan Lenteng Agung RW 08. Waktu sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 10 bulan (Maret 2011- Januari
Lebih terperinciKebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo
Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Fungsi Ekologis Terciptanya Iklim Mikro 81% responden menyatakan telah mendapat manfaat RTH sebagai pengatur iklim mikro.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan arteri primer
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November 2012. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sebaran agroforestri yaitu di Kecamatan Sei Bingai, Kecamatan Bahorok,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan
Lebih terperinciRegistrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1
Registrasi Peta Tujuan 1. Memahami Membuat Peta di Aplikasi Arcview 3.3 2. Mengetahui Konsep Koordinat 3. Mampu Melakukan Registrasi Citra Raster Alat dan Bahan 1. PC/Laptop 2. Modul Praktikum 3. Aplikasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi
Lebih terperinciMenggambar dengan ArcView. Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom
Menggambar dengan ArcView Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom Digitasi sederhana dengan Arcview Jalankan Arcview 3.3 dan buka jendela view yang akan digunakan sebagai tempat digitasi. Tambahkan Extensions
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Studi ini dilakukan di Kecamatan Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Survei pendahuluan tapak dilakukan pada bulan
Lebih terperinciLOGO Potens i Guna Lahan
LOGO Potensi Guna Lahan AY 11 Contents 1 Land Capability 2 Land Suitability 3 4 Ukuran Guna Lahan Pengantar Proses Perencanaan Guna Lahan Land Capability Pemanfaatan Suatu lahan untuk suatu peruntukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Pada bulan September 2013 sampai dengan Oktober 2013. B. Alat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi
31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
12 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian di lapang berlangsung dari April 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kawasan Industri Karawang International
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan September 2011. Lokasi yang dipilih
Lebih terperinciOrientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).
BAB II METODE KAJIAN 2.1. Pengertian Rekonstruksi, dari kata re : kembali, dan konstruksi : susunan, model, atau tata letak suatu bangunan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989), dalam hal ini rekonstruksi
Lebih terperinciGambar 1 Lokasi penelitian.
7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di daerah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara dan sekitarnya, Jawa Barat (Gambar 1). DAS Cipunagara berada dibawah pengelolaan
Lebih terperinciRIZKY ANDIANTO NRP
ANALISA INDEKS VEGETASI UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KERAPATAN VEGETASI HUTAN GAMBUT MENGGUNAKAN CITRA AIRBORNE HYPERSPECTRAL HYMAP ( Studi kasus : Daerah Hutan Gambut Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan (Maret - November 2009), dan obyek penelitian difokuskan pada tiga kota, yaitu Kota Padang, Denpasar, dan Makassar.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang
Lebih terperinciIII PENYUSUNAN MASTERPLAN RTH PERKOTAAN MASTERPLAN RTH
III PENYUSUNAN MASTERPLAN RTH PERKOTAAN MASTERPLAN RTH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Maksud dan Tujuan I.3 Ruang Lingkup I.4 Keluaran I.5 Jadwal Pelaksanaan III.1 III.2 III.3 III.3
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS
IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) Fakultas Teknologi Pertanian, Kampus Limau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di petak tebang Q37 Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2011 IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Desa Mamahak Teboq,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Kerentanan 3.1.1 Kerentanan wilayah Secara keseluruhan, diagram alir pada analisis kerantanan wilayah dilakukan berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 Peta
Lebih terperinciLaporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE
Mata Kuliah Dasar Sistem Informasi Geografi dan Lingkungan [PSL640] Dosen : Prof.Dr.Ir. Lilik B. Prasetyo Laporan Praktikum III KLASIFIKASI CITRA SATELIT MENGGUNAKAN ERDAS IMAGINE Oleh : Muhammad Ramdhan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perancangan dapat diimplementasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut :
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Berdasarkan perancangan sistem yang dibuat sebelumnya, maka perancangan dapat diimplementasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut : 4.1. Implementasi Aplikasi Untuk menjalankan
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan
IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak
Lebih terperinciOleh Yuliana Suryani Dosen Pembimbing Alia Damayanti S.T., M.T., Ph.D
PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK (RTH) UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN GENTENG Oleh Yuliana Suryani 3310100088
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Metro adalah kota hasil pemekaran Kabupaten Lampung Tengah dan memperoleh otonomi daerah pada tanggal 27 April 1999 sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Per Kecamatan Kota yang terdiri dari enam kecamatan memiliki proporsi jumlah penduduk yang tidak sama karena luas masing-masing kecamatan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2011. Kegiatan penelitian ini meliputi tahap prapenelitian (persiapan, survei), Inventarisasi (pengumpulan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan 5.1.1 Penutupan lahan Kabupaten Sidoarjo Penutupan lahan (land cover) merupakan perwujudan fisik dari obyek dan yang menutupi permukaan tanpa mempersoalkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciGambar 2. Lokasi Studi
17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret hingga September 2007 di hulu DAS Ciliwung, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, hulu DAS Ciliwung terletak pada 106º55
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Koreksi Geometrik Langkah awal yang harus dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan koreksi geometrik pada citra Radarsat. Hal ini perlu dilakukan karena citra tersebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Lokasi yang dipilih adalah taman yang berada di Kecamatan Menteng Kota Jakarta Pusat yaitu Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang. Waktu
Lebih terperinciINFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI
INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI Saat ini banyak kota besar yang kekurangan ruang terbuka hijau atau yang sering disingkat sebagai RTH. Padahal, RTH ini memiliki beberapa manfaat penting
Lebih terperinciANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS
1 TEKNOLOGI PERTANIAN ANALISIS KERAPATAN TEGAKAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN BERBASIS QUANTUM-GIS ANALYSIS OF STAND DENSITY IN BALURAN NATIONAL PARK BASED ON QUANTUM-GIS Maulana Husin 1), Hamid Ahmad,
Lebih terperinciPranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.
Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pembangunan di Kawasan Hijau Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat mengkritisi issue issue aktual tentang penataan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar
20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG
ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG Rina Sukesi 1, Dedi Hermon 2, Endah Purwaningsih 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Pekanbaru. Kota Pekanbaru terletak pada 101 0 18 sampai 101 0 36 Bujur Timur serta 0 0 25 sampai 0 0 45 Lintang Utara.
Lebih terperinciKEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON
KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON Christy C.V. Suhendy Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon e-mail: cherrzie@yahoo.com ABSTRACT Changes in land use affects water availability
Lebih terperinci2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu ruang terbuka di kawasan perkotaan yang didominasi tutupan lahannya oleh vegetasi serta memiliki fungsi antara lain
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Pemukiman
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Pemukiman Menurut Simonds (2006), lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana karakter
Lebih terperinci3 MEMBUAT DATA SPASIAL
3 MEMBUAT DATA SPASIAL 3.1 Pengertian Digitasi Peta Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode Survey Deskriptif Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Metode survey deskriptif merupakan metode untuk
Lebih terperinciPAPER SIMULASI KECUKUPAN LUASAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BOGOR BERDASARKAN EMISI CO2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI
Mata Kuliah Biometrika Hutan PAPER SIMULASI KECUKUPAN LUASAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BOGOR BERDASARKAN EMISI CO2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI Disusun oleh: Kelompok 6 Sonya Dyah Kusuma D. E14090029 Yuri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. Latar Belakang Pembukaan lahan untuk perumahan dan pemukiman pada daerah aliran sungai (DAS) akhir-akhir ini sangat banyak terjadi khususnya pada kota-kota besar, dengan jumlah dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak
12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan
10 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelititan Kegiatan penelitian ini dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Pengolahan citra digital dan analisis data statistik dilakukan di Bagian Perencanaan
Lebih terperinciIII METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.
III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI DAN MANFAAT EKOLOGIS POHON PADA BEBERAPA JALUR JALAN ARTERI DI KOTA JAKARTA PUSAT, PROVINSI DKI JAKARTA
104 EVALUASI KONDISI DAN MANFAAT EKOLOGIS POHON PADA BEBERAPA JALUR JALAN ARTERI DI KOTA JAKARTA PUSAT, PROVINSI DKI JAKARTA ESTI BUDIARTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinci