MENSTRUASI DAN OLAHRAGA (Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Mahasiswi Jurusan Kepelatihan FIK-UNP) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENSTRUASI DAN OLAHRAGA (Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Mahasiswi Jurusan Kepelatihan FIK-UNP) SKRIPSI"

Transkripsi

1 MENSTRUASI DAN OLAHRAGA (Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Mahasiswi Jurusan Kepelatihan FIK-UNP) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Neger Padang Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kepelatihan Olahraga ` Oleh: Dewi Ade Sahara 89648/2007 JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

2 PERSETUJUAN SKRIPSI MENSTRUASI DAN OLAHRAGA (Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Mahasiswi Jurusan Kepelatihan FIK-UNP) Nama : Dewi Ade Sahara Nim : Program Studi : Kepelatihan Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Fakultas : Ilmu Keolahragaan Padang, Januari 2012 Disetujui oleh: Pembimbing I, Pembimbing II Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd dr. Pudia M. Indika NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga Drs. Maidarman, M.Pd NIP

3 PENGESAHAN Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Kepelatihan Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Judul : Menstruasi dan Olahraga (Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Mahasiswi Jurusan Kepelatihan FIK-UNP) Nama : Dewi Ade Sahara NIM : Program Studi : Kepelatihan Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Fakultas : Ilmu Keolahragaan

4 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitka orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim. Padang, Januari 2012 Yang menyatakan, Dewi Ade Sahara

5 ABSTRAK Dewi Ade Sahara, 2012: Menstruasi dan Olahraga Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Mahasiswi Jurusan Kepelatihan Universitas Negeri Padang Menstruasi sangat berpengaruh terhadap aktifitas kerja seseorang salah satunya ketika melaksanakan aktifitas olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidak pengaruh mensturasi terhadap aktifitas olahraga mahasiswa FIK UNP. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, dimulai dari september sampai november yang dilakukan pada mahasiswi FIK UNP, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh mensturasi terhadap aktifitas olahraga mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan uji-t. sebelum uji-t dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji homogenitas dan uji normalitas. Dari hasil hipotesis dengan menggunakan statistic uji-t dapat disimpulkan terdapat pengaruh mensturasi terhadap aktifitas olahraga mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang diperoleh dari t hitung 9.23 > t tabel 1,729. i

6 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Menstruasi dan Olahraga (Studi Pengaruh Menstruasi Terhadap Daya Tahan Jurusan Kepelatihan Universitas Negeri Padang). Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis banyak mendapat sumbangan baik materi maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Syahrial B, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang 2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Universitas Negeri Padang. 2. Bapak Prof. Dr. Eddy Marheni, M. Pd selaku Pembimbing 1 dan Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis dalam penulisan penyusunan skripsi.. 3. Bapak dr. Pudia M. Indika selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi. ii

7 4. Bapak Drs. M. Ridwan selaku penguji yang telah memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi. 5. Bapak Drs. Maidarman, S. Pd selaku penguji yang juga memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Donie, S. Pd., M. Pd selaku penguji yang juga telah memberikan arahan dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Teristimewa buat kedua orangtua tercinta Ayahanda (Irwansyah) dan Ibunda (Surto), serta kakanda tersayang (Dyan Hidayat), yang memberikan semangat dan kasih sayang hingga terselesaikannya skripsi ini. 8. Rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan Semoga sumbangan dan bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Sebagai penulis pemula, penulis bayak menyadari banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan proposal ini, tentunya saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan sekali demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Padang, Januari 2012 Penulis iii

8 DAFTAR ISI PERSETUJUAN SKRIPSI PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN i ii iv A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Perumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Kegunaan Hasil Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Olahraga Pengaruh Olahraga terhadap Wanita Menstrusi Siklus Menstruasi Daya Tahan B. Kerangka Konseptual iv

9 2 C. Hipitesis BAB III METODOLOGI PENELTIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Defenisi Operasional E. Jenis dan Sumber Data F. Teknik Pengumpulan Data G. Instrumen Penelitian H. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Data Analisis Data B. Pembahasan BAB V KEIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

10

11 BAB III METODOLOGI PENELTIAN I. Jenis Penelitian J. Waktu dan Tempat Penelitian K. Populasi dan Sampel L. Defenisi Operasional M. Jenis dan Sumber Data N. Teknik Pengumpulan Data O. Instrumen Penelitian P. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN C. Hasil Penelitian Deskripsi Data Analisis Data D. Pembahasan BAB V KEIMPULAN DAN SARAN C. Kesimpulan D. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi maju olahraga menjadi semakin penting, supaya manusia tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia. Olahraga memberikan kekuatan serta menyehatkan jiwa dan raga, serta membentuk kepribadian yang sehat supaya dapat menghadapi perubahan dan persaingan serta tangguh dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi. Ini sesuai dengan tujuan keolahragaan nasional salam UU RI No. 3 tahun 2005 Bab II pasal 4, yang menyatakan bahwa: Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. (UU RI No. 3 tahun 2005, tentang Sistem Keolahragaan Nasional). Dilihat dari segi kenyataannya, olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani. Seperti halnya pada wanita yang sedang mengalami menstruasi atau sering disebut dengan haid, olahraga penting untuk menjaga daya tahan pada saat mengalami menstruasi atau haid. Pada dasarnya olahraga memiliki manfaat untuk melancarkan peredaran darah dan memperbesar pembuluh darah. Begitu juga dengan siklus menstruasi yang dialami setiap wanita. 1

13 2 Pada dasarnya olahraga dapat membantu kelancaran siklus menstruasi tanpa merasakan sakit atau nyeri pada saat menstruasi. Tapi dalam catatan olahraga yang tidak berlebihan atau tidak terlalu dipaksakan. Dalam hal ini mahasiswa hanya mengetahui kalau menstruasi adalah penghalang dalam beraktifitas terutama dalam bidang olahraga. Pada hakikinya semua yang berlebihan tidak pernah memberikan hasil yang baik dan bermanfaat. Sama halnya dengan olahraga, aktivitas olahraga secara berlebihan pun dapat menyebabkan dilepaskannya hormon-hormon tertentu yang bekerja berlawanan dengan hormon reproduksi. Dampaknya, siklus menstruasi dapat terganggu. Untuk mendapatkan siklus menstruasi yang normal, diperlukan adanya keseimbangan kerja antara hormon-hormon reproduksi. Diantara halnya hormon esterogen dan hormon progesteron. Ketika tubuh terlampau lelah akibat aktivitas berlebih, maka keseimbangan kerja antara hormon akan terganggu, maka siklus menstruasi juga ikut terpengaruh. Bahkan, menstruasi juga dapat terhenti (amenorea). Pada saat menstruasi fungsi hormon dalam tubuh akan menurun, pada saat penurunan fungsi hormon terjadilah keluhankeluhan pada saat beraktifitas, bahkan berhenti beraktifitas yang seharusnya dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri pada saat mengalami menstruasi.

14 3 Bagaimanapun aktivitas olahraga bukannya tidak memberikan manfaat yang baik bagi tubuh, yang penting untuk diketahui adalah keseimbangan aktivitas olahraga yang teratur dan mencukupi sesuai dengan porsi kebutuhan tubuh. Olahraga yang ringan secara teratur di pagi hari merupakan aktivitas dianjurkan. Dengan melakukan secara konsisten minimal 30 menit dalam sekali latihan, tubuh akan mendapatkan lebih banyak lagi manfaat kesehatan secara luas dari aktivitas berolahraga. Pada saat melaksanakan olahraga, maka dapat diketahui ada tau tidaknya perbedaan daya tahan tubuh pada saat menstruasi dengan setelah berhentinya menstruasi. Menstruasi merupakan hal yang sangat berpengaruh pada wanita yang sedang mengalaminya. Dari ketegangan prahaid, olahraga penting untuk menjaga stamina atau daya tahan tubuh pada saat menstruasi. Aktivitas berlebihan atau program olahraga yang berlebihan dikatakan memberikan pengaruh terhadap kelancaran siklus menstruasi. Aktifitas fisik memiliki beberapa pengaruh langsung terhadap siklus menstruasi, tetapi gerakan ini dibatasi dengan tidak terlalu melakukan aktifitas olahraga yang berlebihan atau olahraga-olahraga berat. Olahraga yang diperlukan disini adalah olahraga ringan. Olahraga yang berpengaruh dan bermanfaat pada saat mengalami menstruasi adalah olahraga yang banyak menghirup oksigen (O2), memberikan kelenturan, dan kekuatan. Salah satu olahraga yang dapat memberikan manfaat tersebut adalah lari 3000 meter.

15 4 Dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita. Atas dasar itu penulis tertarik untuk meneliti secara ilmiah dengan judul Menstruasi dan Olahraga (Pengaruh Menstruasi terhadap Aktifitas Olahraga) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan pada bagian terdahulu, maka dapat diklasifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita? 2. Olahraga seperti apa yang seharusnya diberikan kepada wanita yang sedang mengalami menstruasi? 3. Apakah ada perbandingan daya tahan seorang wanita yang sedang mengalami menstruasi dengan yang tidak mengalami menstruasi? 4. Apakah olahraga dianjurkan bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka agar penelitian lebih terfokus dan terarah, penulis membatasi penelitian ini hanya melihat pada pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita.

16 5 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatas masalah yang telah ditetapkan tersebut, maka perumusan masalah adalah: 1. Adakah pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita? 2. Bagaimana rata-rata waktu pada saat mengalami menstruasi? 3. Bagaimana rata-rata waktu pada saat setelah mengalami menstruasi? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang: 1. Pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita. 2. Rata-rata waktu pada saat mengalami menstruasi pada hari kedua. 3. Rata-rata waktu pada saat tiga hari setelah berhentinya menstruasi. F. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Bagi penulis sendiri, sebagai slah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Sebagai bahan untuk mengetahui lebih jelas tentang pengaruh olahraga terhadap aktifitas olahraga pada saat menstruasi pada wanita. 3. Sebagai bahan bacaan dan pengetahuan tentang menstruasi

17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Olahraga Olahraga adalah gerakan manusia yang dapat secara langsung dilakukan dan dirasakan. Dengan melakukan dan merasakan, maka manusia akan mendapat pengalaman mengenai olahraga. Oleh karena itu olahraga adalah ilmu, sebab memiliki ciri yang berorientasi pada pengalaman manusia. Olahraga merupakan fakta, karena dapat diketahui dengan menggunakan panca indra tanpa dengan bantuan peralatan yang diperlukan. Dan fakta-fakta juga merupakan ciri ilmu, seperti yang dikatakan bahwa ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta apapun juga teori yang disusun diantara mereka. Ilmu erat kaitannya dengan sumber pengetahuan yaitu pemikiran dan indera. Ilmu mencoba memadukan dua kemampuan manusia ini untuk mengungkapkan rahasia alam lewat kegiatan berfikir dan mengamati. Tentu saja kegiatan berfikir dengan mengamati ini perlu dibimbing oleh suatu aturan-aturan tertentu agar mampu mendapatkan pengetahuan yang benar. Kegiatan berfikir dan mengamati merupakan suatu proses dalam upaya memperoleh suatu ilmu. Proses yang disertai dengan atura-aturan untuk memperoleh kebenaran, dapat dikatakan sebagai suatu cara atau metode ilmiah, yang merupakan saran untuk menguji hipotesa. 6

18 7 Olahraga tidak hanya sekedar aktifitas manusia dalam gerak, akan tetapi suatu upaya untuk meningkatkan dan memelihara prestasi kerja atau penampilan seseorang. Dengan kata lain untuk meningkatkan kulaitas manusia, untuk itu diperlukan cara-cara yang metodis dan berdasarkan keilmuan. Peningkatan kualitas fisik seseorang sangat ditentukan oleh latihan terus beban. Olahraga merupakan aktifitas fisik manusia yang penuh tantangan dan resiko. Maka ketelitian dan kesesuaian dalam latihan dan pembebanan harus diperhatikan. Tanpa memperhatikan latihan dan pembebanan, olahraga malahan akan mengakibatkan kefatalan bagi manusia. Secara logika, aktifitas olahraga pelaku utamanya adalah manusia, dimana manusia harus dipandang sebagai suatu totalitas system psiko-pisik yang kompleks. Olahraga tidak dapat memandang manusia secara terpisah-pisah, dia merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam menampilkan ketrampilan geraknya. Namun kenyataannya yang ada sekarang ini, para pakar (khususnya olahraga) masi belum ada kesamaan konsep dalam hal memandang olahraga. Gerak yang terjadi pada manusia banyak macamnya, tetapi secara garis besarnya dibedakan menjadi gerak yang bukan olahraga dan gerak olahraga. Gerak yang bukan olahraga merupakan gerak-gerak yang dilakukan manusia dalam memenuhi

19 8 tuntutan dan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, gerakan yang bersifat karya misalnya bekerja, menyapu, mandi, makan, tidur dan sebagainya. Sedangkan gerak olahraga atas dasar fakta empiris dan secara dedukatif menunjukkan bahwa aktifitas manusia dalam olahraga ternyata harus memiliki ciri tertentu, adapun ciri-ciri gerak manusia yang dapat digolongkan ke dalam gerak olahraga adalah sebagai berikut: a. Gerak yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk suatu tujuan tertentu. b. Gerak yang dilakukan dengan cara-cara tertentu atau metodis sistematis, maka harus berdasarkan konsep yang benar, teratur dan bersifat progresif (maju berkelanjutan). c. Gerak yang dilakukan mempunyai efektifitas, artinya gerakan yang dilakukan diharapkan mempunyai daya guna bagi pelakunya. Untuk itu olahraga harus melalui proses latihan dan pembebanan agar dapat meningkatkan kualitas manusia serta hasilnya dapat diukur dengan pasti. 2. Pengaruh Olahraga terhadap Wanita Olahraga sangat berpengaruh besar terhadap wanita dan keadaan fisik atau daya tahan fisik wanita pada saat mengalami menstruasi. Adanya kepercayaan bahwa partisipasi olahraga menyebabkan efek fisik yang berbahaya bagi wanita. Mitos ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

20 9 a. Partisipasi yang keras dalam olahraga dapat mengganggu kemampuan untuk melahirkan, hal ini disebabkan bahwa latihan fisik akan memperkeras otot pelfis, sehingga tidak akan cukup fleksibel untuk melahirkan secara normal. b. Aktifitas pada beberapa cabang olahraga dapat merusak organ reproduksi dan payudara wanita. Mitos ini akan tetap ada meskipun uterus adalah organ internal yang sangat anti getaran dan lebih terlindung disbanding organ vital pria. c. Struktur tulang wanita lebih lemah, sehingga akan memudahkan terjadinya cedera. Meski ukuran tubuh wanita umumnya lebih kecil daripada pria, namun tulang mereka tidak lebih lemah. Bahkan, karena otot berat badan berat otot wanita lebih ringan, maka tulang wanita menghadapi bahaya yang lebih sedikit disbanding pria. d. Keterlibatan yang aktif membuat masalah pada menstruasi. Menurut para ginekolog Wyrick (1974) mengatakan bahwa aktifitas olahraga tidak mempengaruhi menstruasi. Memang bagi atlet dalam periode latihan yang keras, sering mengalami keterlambatan menstruasi. Namun hal ini disebabkan oleh kurangnya persentasi lemak tubuh, jadi masalah ini akan hilang jika latihan ketat ini berakhir. e. Keterlibatan dalam olahraga mengakibatkan timbulnya otot yang menonjol dan tidak menarik. Padahal suatu tubuh yang dikondisikan dengan baik akan menjadi menarik. Kondisi fisik

21 10 yang baik ini juga akan meningkatkan image tubuh dan meningkatnya sifat responsive fisik. Otot yang menonjol dihasilkan oleh hormon androgen. Namun hal ini bervariasi antar individu. Kelima mitos tersebut, jelas sangat tidak beralasan bagi wanita yang berpartisipasi dalam olahraga, sehingga upaya untuk menghindari orang yang masih menganut mitos tersebut diatas adalah melalui pendidikan. Jadi pendidikan adalah penting untuk menghilangkan mitos yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan ini. Aktivitas berlebihan atau program olahraga yang berlebihan dikatakan memberikan pengaruh terhadap kelancaran siklus menstruasi. Pada hakikinya semua yang berlebihan tidak pernah memberikan hasil yang baik dan bermanfaat. Sama halnya dengan olahraga. Aktivitas olahraga secara berlebihanpun dapat menyebabkan dilepaskannya hormon-hormon tertentu yang bekerja berlawanan dengan hormon reproduksi. Dampaknya, siklus menstruasi dapat terganggu. Untuk mendapatkan siklus menstruasi yang normal, diperlukan adanya keseimbangan kerja antara hormon-hormon reproduksi. Diantara halnya hormon esterogen dan hormon prostegeron. Ketika tubuh terlampau lelah akibat aktivitas berlebih, maka keseimbangan antara keseimbangan kerja antara hormon akan terganggu, maka siklus menstruasi juga ikut terpengaruh. Bahkan, menstruasi juga dapat terhenti (amenorea).

22 11 Bagaimanapun aktivitas olahraga bukannya tidak memberikan manfaat yang baik bagi tubuh, yang penting untuk diketahui adalah keseimbangan aktivitas olahraga yang teratur dan mencukupi sesuai dengan porsi kebutuhan tubuh. Olahraga yang ringan secara teratur di pagi hari merupakan aktivitas dianjurkan. Dengan melakukan secara konsisten minimal 30 menit dalam sekali latihan, tubuh akan mendapatkan lebih banyak lagi manfaat kesehatan secara luas dari aktivitas berolahraga. 3. Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yag disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannyakecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yag terjadi secara terus menerus setiap bulannya disebut siklus menstruasi. Haid tentunya suatu yang diharapkan oleh wanita sehat, yang menandakan fungsi reproduksinya normal. Sehingga kalau terjadi sesuatu dengan siklus haid seringkali membuat bingung. Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat. Haid dipengaruhi berbagai hormone GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hypothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormone FSH (Folikel Stimulating Hormon). FSH memicu kematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar, estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (penebalan dari

23 12 endometrium). Endrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing Hormon). LH akan mengakibatkan evolusi dan memicu korpus luteum untuk mensintetis progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi faserekresi / fase luteal. Fase rekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid atau menstruasi barvariasi. Yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati-hati untuk menentukan masa subur. Gangguan haid atau menstruasi dan siklusnya berupa a. Ritme (irama haid) b. Banyaknya darah haid yang keluar c. Lamanya darah haid yang keluar d. Pendarahan tidak teratur, dimana interval datngnya haid atau menstruasi tidak menentu e. Pendarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid Ritme haid atau menstruasi abnormal a. Polimenore: haid terlalu sering, < 21 hari b. Oligomenore: haid terlalu jarang, > 35 hari c. Tidak terjadi haid: Amenore d. Metroragia: pendarahan tidak teratur di luar siklus haid atau menstruasi.

24 13 Pada saat mengalami menstruasi bukan hanya aktifitas olahraga saja yang terganggu, tapi juga aktifitas yang lain, karna pada saat menstruasi ada yang mengalami haid terlalu sering atau darah haid yang terlalu banyak dan juga dapat menyebabkan sakit atau biasa disebut dengan nyeri haid. Tapi dalam hal ini bukan berarti olahraga tidak boleh dilakukan, malah lebih dianjurkan. Karna dengan adanya aktifitas pada saat menstruasi dapt menghilangkan nyeri. Bahkan jika olahraga rutin dilakukan, akan mengurangi rasa sakit yang datang pada mengalami menstruasi. 4. Siklus Menstruasi a. Gambaran klinis menstruasi Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, pendarahan menstruasi terjadi setiap hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi fase folikular bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Grenspan (1998), mengemukakan bahwa Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi fase luteal relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah

25 14 menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif didalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun. Gambar 1. Siklus Menstruasi

26 15 b. Aspek hormonal selama siklus menstruasi Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mamae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ; 1) Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis a) Luteinizing Hormon (LH) b) Folikel Stimulating Hormon (FSH) c) Prolaktin Releasing Hormon (PRH) 2) Steroid ovarium Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormonhormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.

27 16 c. Fase-fase dalam siklus menstruasi Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah: 1) Fase menstruasi atau deskuamasi Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari. 2) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari. 3) Fase intermenstum atau fase proliferasi Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.

28 17 2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. 3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis. 4) Fase pramenstruasi atau fase sekresifase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. 5) Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu: a) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. b) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelokkelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Hanafiah (1997) mengemukakan bahwa akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel, desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi.

29 18 d. Mekanisme siklus menstruasi Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mui/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan mui/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan mui/ml. Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi

30 19 dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal. Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994). 5. Daya Tahan Daya tahan (endurance) diartikan sebagai kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan seseorang tidak sanggup melanjutkan pekerjaan. Jadi, orang yang dianggap memiliki daya tahan, kalau ia masih sanggup bekerja terus-menerus walau dalam keadaan lelah. Dengan demikian jelaslah bahwa daya tahan berpengaruh besar terhadap prestasi seorang atlet. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk tidak memiliki pengembangan daya tahan dalam usaha meraih prestasi olahraga.

31 20 Para ahli seperti Bompa (1984) mengelompokkan daya tahan atas 2 jenis yaitu; a. Daya tahan umum Daya tahan umum menurut Ozolin (1971), adalah kapasitas unjuk kerja suatu jenis kegiatan yang melibatkan berbagai macam kelompok otot dan system persarafan. Daya tahan umum sering juga disebut dengan daya tahan aerobic, karena kemampuan daya tahan sangat tergantung pada peran oksigen dalam proses pembentukan energy selama aktifitas yang dilakukan. Hampir seluruhnya suplai energy selama melakukan aktifitas diperoleh melalui system aerobic dan kardiovaskuler. b. Daya tahan khusus Daya tahan khusus diartikan sebagai daya tahan yang bersifat lebih khusus beradasarkan kecabangan. Ada kemungkinan daya tahan khusus menitikberatkan pada daya tahan kecepatan, atau daya tahan kekuatan yang merupakan tuntutan dari cabang olahraga tertentu. Pada penelitian ini, pengukuran yang dilakukan adalah lari 3000 meter. B. Kerangka Konseptual Pada bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada mahasiswi di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

32 21 Negeri Padang, sehingga melalui penelitian ini kiranya dapat membantu mahasiswi untuk mengetahui perbandingan kebugaran mahasiswi yang sedang mengalami menstruasi dengan setelah berhentinya menstruasi. Daya tahan pada saat melakukan aktifitas olahraga merupakan faktor yang sangat berpengaruh. Pada saat menstruasi daya tahan tubuh sangat berpengaruh terhadap aktifitas olahraga, karena pada saat menstruasi daya tahan tubuh akan berkurang karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tubuh, seperti pendarahan yang berlebihan dan nyeri yang timbul pada saat mengalami menstruasi yang mengakibatkan turunnya daya tahan pada saat melakukan aktifitas olahraga. Pada saat menstruasi, psikologi juga sangat berpengaruh sewaktu melaksanakan aktifitas olahraga, karena pada saat menstruasi seorang wanita yang sedang melakukan aktifitas olahraga akan meras was -was atau khawatir yang menyebabkan konsentrasi akan terganggu. Dengan mengetahui adanya perbandingan daya tahan adanya perbandingan daya tahan mahasiswi yang sedang mengalami menstruasi dengan setelah berhentinya menstruasi, maka mahasiswa dapat menentukan seberapa besar perlakuan yang akan diberikan,

33 22 Adapun kerangka konseptual pada penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas ditandai dengan X dan variabel terikat ditandai dengan Y. Variable independen (x) Variable dependen (y) Menstruasi Olahraga Gambar 2. Kerangka Konseptual C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang peneliti uraikan dan untuk menguatkan tujuan penelitian ini maka diajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dalam penelitian ini, yaitu: Ho = Tidak terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita Ha = Terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita

34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuntitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada wanita di jurusan kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. B. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang pada saat dimulainya penulisan sampai akhir dari penelitian. Pengambilan data diambil pada bulan November-Desember. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek yang ingin diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (1996) yaitu: populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah sebanyak 113 orang yaitu mahasiswi yang aktif kuliah di jurusan kepelatihan FIK -UNP. 23

35 24 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi atau yang mewakili populasi sekaligus menggambarkan populasi itu sendiri. Sugiono (2006, 118), mengemukakan bahwa: Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka peniliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Karena jumlah populasi terbatas maka teknik penarikan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel terjangkau (purposiverandom sampling) yaitu mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi yangdimaksud dalam penelitian ini sebanyak 20 orang adalah: a. Umur tahun b. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang c. Bersedia menjadi responden d. Tidak dalam keadaan sakit Mengingat banyaknya mahasiswi di Jurusan Kepelatihan FIK-UNP, maka sampel yang diambil adalah mahasiswi sebayak 20 orang.

36 25 D. Defenisi Operasional Agar tidak terjadinya pengertian yang berbeda terhadap istilahistilah yang dirasa perlu dalam penelitian ini, penulis perlu memberikan beberapa penjelasan istilah tersebut sehingga mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Istilah-istilah yang dimaksud adalah: 1. Olahraga Olahraga adalah gerak manusia yang dilakukan secara sadar dengan cara-cara tertentu dan berdaya guna untuk memelihara dan meningkatkan kualitas manusia. Dengan memandang manusia sebagai totalitas system psiko-pisik yang kompleks. Dengan demikian pengertian olahragawan adalah seorang yang secara sadar memilih olahraga sebagai salah satu kegemarannya dan iklas melakukannya secara teratur serta menerapkan nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan kesehariannya. Dalam penelitian ini, olahraga yang dilakukan adalh olahraga aerobic yaitu lari 3000 meter, karena semakin lama atau jauh olahraga yang dilakukan maka lebih jelas terlihat perbedaan daya tahan antara mahasiswa yang melakukan aktifitas lahraga pada saat menstruasi tepatnya hari kedua dengan malakukan aktifitas olahraga setelah tiga hari berhentinya menstruasi.

37 26 2. Menstruasi/ Haid Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun Siklus Menstruasi. Lama siklus menstruasi. Bobak (2004) menegmukakan bahwa menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Dalam penelitian ini, pada tes awal mahasiswi diberi perlakuan pada hari ke -2 menstruasi. Karena pada hari ke-2 hormon-hormon yang berpengaruh terhadap menstruasi. Dan tes akhir dilaksanakan 3 hari setelah berhentinya menstruasi, karena pada saat itu hormon-hormon yang berpengaruh sudah kembali normal. 3. Siklus menstruasi Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi

38 27 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10ml hingga 80ml per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35ml per harinya. 4. Daya Tahan Daya tahan merupakan salah satu komponen biomotorik yang sangat dibutuhkan dalam aktifitas fisik. Dan salah satu komponen yang terpenting dari kesegaran jasmani. Daya tahan diartikan sebagai waktu bertahan yaitu waktu lamanya seseorang dapat melakukan suatu intensitas kerja atau jauh dari keletihan. E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil langsung setelah memberikan perlakuan terhadap mahasiswi yang menjadi subjek dalam penelitian ini. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswi yag masih aktif dalam perkuliahan yaitu dari Bp 2008 sampai dengan Bp 2010 jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang menjadi subjek dalam penelitian ini yang sedang mengalami menstruasi.

39 28 F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka dilakukan dua tes, yaitu: tes awal yang diberikan pada saat mengalami menstruasi dan tes akhir yang dilakukan setelah tiga hari berhentinya menstruasi. Sebelum melakukan tes, terlebih dahulu melakukan peregangan atau melakukan pemanasan untuk menghindari terjadinya cedera atau kecelakaan kecil pada saat melakukan lari 3000 meter. G. Instrument Penelitian Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu dipersiapkan alat pengumpulan data, pembantu pelaksanaan tes, serta hal yang berhubungan dengan pengumpulan data dan pengukuran data. 1. Alat-alat latihan guna pengumpulan data a. Blangko pengukuran tes awal b. Stopwatch c. Peluit d. Alat tulis 2. Petugas pelaksanaan tugas Pengambilan data dilakukan oleh dua orang yaitu: instruktur, dan pembantu pelaksanaan tes. 3. Pelaksanaan tes

40 29 Teste diberikan kesempatan untuk melakukan pemanasan sebelum diberi perlakuan, setelah melakukan peregangan testee berdiri digaris start dan berlari dengan jarak 3000 meter. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis uji t-test yang digunakan untuk melihat perbedaan atau perbandinganmean antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah: Keterangan: = mean sampel pertama = mean sampel kedua?d² = jumlah kuadrat beda N = jumlah sampel

41 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data Berdasarkan serta uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya maka didalam bab ini akan dilakukan analisa pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian akan digambarkan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan sebelumnya. Gambar dari masing-masing data dalam kelompok dapat dilihat pada diskripsi berikut ini: Tabel 1. Distribusi data Menstruasi Jml Olahraga Sampel Rata-rata SD Min Max Awal 20 15,61 0,92 14,00 17,1 0 Akhir 20 14,37 0,58 13,30 15, Pre test aktifitas olahraga mahasiswi FIK pada saat menstruasi Pre test aktifitas olahraga mahasiswi FIK pada saaat menstruasi dilakukan dengan sampel melakukan lari jarak 3000 meter. Setelah melakukan lari jarak 3000 meter, waktu pre test didapat waktu maksimal 17,10 menit,dan waktu tercepat yang didapat 14,10 menit. dengan mean menit dan simpangan baku 0,92. 30

42 31 2. Post test aktifitas olahraga mahasiswi FIK pada saat 3 hari sedudah menstruasi Pre test aktifitas olahraga mahasiswi FIK pada saat 3 hari sesudah menstruasi dilakukan dengan sampel melakukan lari jarak 3000 meter. Setelah melakukan lari jarak 3000 meter, waktu pre test didapat waktu maksimal 15,30 menit,dan waktu tercepat yang didapat 13,30 menit. dengan mean menit dan simpangan baku 0,58. B. Uji Persyaratan Analisis Hipotesi penelitian ini diuji dengan menggunakan analis t-test. Sebelum dilakukan analisis t-test, terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Sebelum melakukan t-test terlebih dahulu yang hatus dipenuhi menurut Sudjana (1996) adalah data berasal dari distribusi normal. 1. Uji Normalitas Analisis uji normalitas distribusi skor variable aktifitas olahraga mahasiswi pada saat menstruasi dan sesudah mensturasi, data pre-test dan data post-test dianalisis dengan statistik uji normalitas Liliefors dengan taraf signifikan yang digunakan sebagai dasar untuk menolak atau menerima keputuasan normal atau tidaknya suatu distribusi data adalah a = 0,05. Bandingkan Lo dengan Ltabel dengan menggunakakn criteria; jika Lo lebih besar dari Ltabel (Lo>Ltabel) berarti populasi

43 32 berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika Lo lebih kecil dari Ltabel (Lo<Ltabel) berarti populasi berdistribusi normal. Tabel 2. Rangkuman Uji Normalitas data No Variabel n Lo Ltabel Distribusi 1 Pre test aktifitas olahraga ,190 Normal mahasiswi pada saat menstruasi 2 Post test aktifitas olahraga mahasisiwi pada saat sesudah menstruasi ,190 Normal 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan Uji t, yaitu terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada mahasiswi FIK UNP. Hipotesis ini diuji dengan uji t mengguakan rumus t-test. Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut; Ha= Terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada mahasiswi FIK UNP. Ho= tidak terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada mahasiswi FIK UNP. Dasar pengambilan keputusan adalah: Terima Ho: jika t hitung < t tabel Ha: jika t hitung > t tabel Hasil analisis hipotesis ini uraiannya terdapat pada lampiran dan terangkum pada tabel dibawah ini.

44 33 Tabel 3. Rangkuman Uji Hipotesis 1 Variable t hitung Df t tabel keterangan Aktifitas olahraga Awal-akhir 9, ,729 Signifikan Tabel 5 diatas menunjukan besar pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga mahasiswi FIK UNP sebesar 9.23 sedangkan t tabel sebesar 1,729 dengan taraf signifikan a = 0,05 dan n = 19. Berdasarkan pengambilan keputusan diatas maka t hitung > t tabel (9.23 > 1,729), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang berarti menstruasi terhadap aktifitas olahraga mahasiswi FIK UNP. C. Pembahasan Dari hipotesis tersebut Terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga pada mahasiswi FIK UNP. Didapat pengaruh sebesar 9,23 hipotesis diterima. Berdasarkan besarnya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat maka mensturasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktifitas olahraga mahasiswi FIK UNP. Selain dari rata-rata dapat pula dilihat dari peningkatan passing atas melalui data tes awal dan data tes akhir. Peningkatan rata-rata aktifitas olahraga dalam keadaan menstruasi dan sesudah menstruasi, tes awalnya 15,56 menit meningkat menjadi 14,37 menit (meningkat 1.19 menit).

45 34 Pada saat mengalami menstruasi bukan hanya sering terjadi gangguan ketika melakukan aktifitas olahraga karna pada saat menstruasi ada yang mengalami haid terlalu sering atau darah haid yang terlalu banyak dan juga dapat menyebabkan sakit atau biasa disebut dengan nyeri haid. Semakin muda usia si gadis, semakin ia belum siap menerima peristiwa haid akan semakin terasa kejam mengancam. Yaitu rasa pahit menyebalkan sebagai handicap/gangguan atau sebagai reaksi kejutan dalam anggapan fantasi anak. Gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa. gadis tersebut merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya haid. Seperti tidak bisa berenang, berolahraga, beribadah. Semua ini menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan. Pada anak gadis mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pubertas dan banyak mengalami konflik batin, memunculkan beberapa tingkah laku patologis, berupa kecemasan fobia, minat yang sangat berlebihan, bentuk hypochondria, adapun rasa bersalah. Pada yang lebih tua, penolakan terhadap menstruasi bisa menimbulan penyakit Psychogwene Amenore, berupa gangguan fisik dan psikis, gangguan fungsional yang disebabkan penyakit ini umumnya sulit disembuhkan baik dengan pengobatan fisis maupun organis. Maka informasi yang positif sangat berguna agar tidak terjadi kesalah pemahaman terhadap para wanita yang mengalami menstruasi. Timbul pula gangguan-gangguan psikis, problem psikis,

46 35 dan gangguan genital. Seperti: rasa pusing-pusing, rasa mual, amenorrhoe (haid berhenti), dysmenorrhe (haid yang disertai rasa nyeri), haid yang tidak teratur, perdarahan terus menerus, viscarierend menstruatie,neurosa, dan lain-lain. Pada saat mengalami menstruasi hormon-hormon yang berpengaruh meningka dan terjadinya pendarahan yang berlebihan yang menyebabkan sakit yang sangat mengganggu aktifitas apalagi pada saat aktifitas olahraga. Setelah 3 hari berhentinya menstruasi, hormon-hormon yang berpengaruh sudah kembali normal, sehingga dapat melakukan aktifitas seperti biasa. Dalam hal ini bukan berarti olahraga tidak boleh dilakukan, malah lebih dianjurkan. Karna dengan adanya aktifitas pada saat menstruasi dapat menghilangkan nyeri. Bahkan jika olahraga rutin dilakukan, akan mengurangi rasa sakit yang datang pada mengalami menstruasi. Oleh karena itu seorang wanita di anjurkan melakukan aktifitas olahraga ringan pada saat mensturasi. Apalagi mahasiswi fakultas ilm u keolahragaan yang sangat menuntut aktifitas fisik yang lebih banyak sesuai dengan tuntutan perkuliahan. Berdasarkan analisis hasil penelitian yakni terdapat perbedaan daya tahan tubuh mahasiswi yang sedang mengalami menstruasi pada saat melakukan aktifitas olahraga dengan daya tahan tubuh mahasiswi yang sedang melakukan aktifitas olahraga setelah 3 hari berhentinya menstruasi. Oleh karena itu diharapkan bagi mahasiswa untuk melaksanakan aktifitas olahraga ringan pada saat mensturasi, untuk menghilangkan rasa nyeri. Dan bagi yang tidak merasakan nyeri,olahraga juga dapat melancarkan siklus menstruasi.

47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada saat menstruasi keadaan tubuh psikologis wanita sangat sensitive, seperti terasa nyeri dan sakit dibeberapa bagian tubuh seperti dibagian pinggang dan punggung, dan emosi yang kadangkadang tinggi dari biasanya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan daya tahan tubuh mahasiswi yang sedang mengalami menstruasi menstruasi pada saat melakukan aktifitas olahraga dengan mahasiswi yang melakukan aktifitas olahraga setelah 3 hari berhentinya menstruasi. Penelitian ini dapat di simpulkan bahwa Adanya Pengaruh Menstruasi Terhadap Aktifitas Olahraga Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat di sampaikan adalah: 1. Pada saat mengalami menstruasi, wanita seharusnya melakukan aktifitas olahraga ringan. 36

48 37 2. Kepada seluruh mahasiswi baik atlet atau siapapun yang aktif dalam kegiatan olahraga maupun perkuliahan tidak melakukan beban olahraga yang berlebihan bagi tubuh. 3. Semoga penelitian yang penulis lakukan bisa menjadi suatu kajian untuk peneliti selanjutnya.

49 38 DAFTAR PUSTAKA Arif Mansjoer; dkk Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aescuapius. Bafirman, M. Kes, Pembentukan Kondisi Fisik. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Fardi Adnan, Statistik Lanjutan /2. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Ibnu Suhadi, Mukhadis Amat, Wayan Dasna Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Tim Penerbit Universitas Negeri Malang dan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Marimba Hanum, Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Medical Book. Notoadmodjo Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto Heri, Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: buku Kedokteran EGC. Sabril, Statistik Kesehatan:Unand, Padang Suryani,eko dan Hesty Widyasih Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya Tohidin, Didin Adaptasi Fisiologi Dalam Olahraga. Malang: Wineka Media. Undang-undang Republik Indonesia No.3 (2005). Sistem Keolahragaan Nasional Winaris, Imam Wahyu Tanya Jawab Kesehatan Untuk Remaja. Jogjakarta: Tunas Publishing. k2qhlz okal.

50 39 Lampiran 1 Tabel Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Aktifitas Olahraga Mahasiswi FIK UP No Nama Tes awal Tes akhir Selisih 1 Risa 15,00 14,30 0,70 2 Nora 15,30 14,45 0,85 3 Maryam 15,10 14,15 0,95 4 Helga 16,00 14,59 1,41 5 Ipep 17,00 15,01 1,99 6 Fauziah 17,00 15,00 2,00 7 Efriani 16,00 14,10 1,90 8 Ratih 17,00 15,05 1,95 9 Putri 17,10 15,00 2,10 10 Fitra 16,30 15,30 1,00 11 Niki 15,00 13,50 1,50 12 Adek 15,25 14,30 0,95 13 Wiwi 15,00 15,15-0,15 14 Vivi 15,30 14,35 0,95 15 Nadia 14,00 13,30 0,70 16 Rosa 14,10 13,50 0,60 17 Ani 15,10 14,00 1,10 18 Ayu 15,00 14,00 1,00 19 Mega 15,30 14,10 1,20 20 Via 15,30 14,15 1,15 Jumlah 311,15 287,30 23,85 mean 15,56 14,37 standar deviasi 0,92 0,58 median 15,30 14,30 modus 15,00 14,30 skor max 17,10 15,30 skor min 14,00 13,30

51 40 Lampiran 2 Tabel Analisis Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal aktifitas olahraga No Xi Zi luas kurva normal F(zi) S(zi) F(zi)-S(zi) 1 14,00-1,74 0,4591 0,0409 0,0500 0, ,10-1,63 0,4484 0,0516 0,1000 0, ,00-0,66 0,2454 0,2546 0,3000 0, ,00-0,66 0,2454 0,2546 0,3000 0, ,00-0,66 0,2454 0,2546 0,3000 0, ,00-0,66 0,2454 0,2546 0,3000 0, ,10-0,55 0,2088 0,2912 0,4000 0, ,10-0,55 0,2088 0,2912 0,4000 0, ,25-0,39 0,1517 0,3483 0,4500 0, ,30-0,33 0,1293 0,3707 0,5500 0, ,30-0,33 0,1293 0,3707 0,5500 0, ,59-0,02 0,008 0,492 0,6000 0, ,00 0,43 0,1664 0,6664 0,7500 0, ,00 0,43 0,1664 0,6664 0,7500 0, ,00 0,43 0,1664 0,6664 0,7500 0, ,30 0,75 0,2734 0,7734 0,8000 0, ,00 1,51 0,4345 0,9345 0,9500 0, ,00 1,51 0,4345 0,9345 0,9500 0, ,00 1,51 0,4345 0,9345 0,9500 0, ,10 1,62 0,4474 0,9474 1,0000 0,0526 jumlah 312,14 Ltabel = 0,190 Lo= 0,1793 mean 15,61 SD 0,92 Dari data diatas diperoleh L o = 0,1793 dan L tabel = 0,190. Dengan demikian data sampel berasal dari distribusi normal karena L o <L tabel (0,1793 < 0,190).

52 41 Lampiran 3 Tabel Analisis Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir aktifitas olahraga No Xi Zi luas kurva normal F(zi) S(zi) F(zi)-S(zi) 1 13,30-1,84 0,4671 0,0329 0,0500 0, ,50-1,49 0,4319 0,0681 0,1500 0, ,50-1,49 0,4319 0,0681 0,1500 0, ,00-0,63 0,2357 0,2643 0,2500 0, ,00-0,63 0,2357 0,2643 0,2500 0, ,10-0,46 0,1772 0,3228 0,3500 0, ,10-0,46 0,1772 0,3228 0,3500 0, ,15-0,37 0,1443 0,3557 0,4500 0, ,15-0,37 0,1443 0,3557 0,4500 0, ,30-0,11 0,0438 0,4562 0,5500 0, ,30-0,11 0,0438 0,4562 0,5500 0, ,35-0,03 0,0120 0,4880 0,6000 0, ,45 0,15 0,0596 0,5596 0,6500 0, ,59 0,39 0,1517 0,6517 0,7000 0, ,00 1,10 0,3643 0,8643 0,8000 0, ,00 1,10 0,3643 0,8643 0,8000 0, ,01 1,11 0,3665 0,8665 0,8500 0, ,05 1,18 0,381 0,8810 0,9000 0, ,15 1,35 0,4115 0,9115 0,95 0, ,30 1,61 0,4463 0, ,0537 jumlah 287,30 Ltabel = 0,190 Lo= mean 14,37 SD 0,58 Dari data diatas diperoleh L o = 0,1120 dan L tabel = Dengan demikian data sampel berasal dari distribusi normal karena L o <L tabel ( < 0,190).

53 42 Lampiran 4 Tabel Analisis Uji T tes awal dan tes akhir aktifitas olahraga ketika mensturasi dan sesudah menstruasi No Atlet Test-awal Test-akhir (pre-test) (post-test) D D 2 1 Risa 15,00 14,30 0,7 0,49 2 Nora 15,30 14,45 0,85 0,72 3 Maryam 15,10 14,15 0,95 0,90 4 Helga 16,00 14,59 1,41 1,99 5 Ipep 17,00 15,01 1,99 3,96 6 Fauziah 17,00 15,00 2,00 4,00 7 Efriani 16,00 14,10 1,90 3,61 8 Ratih 17,00 15,05 1,95 3,80 9 Putri 17,10 15,00 2,10 4,41 10 Fitra 16,30 15,30 1,00 1,00 11 Niki 15,00 13,50 1,50 2,25 12 Adek 15,25 14,30 0,95 0,90 13 Wiwi 15,00 15,15 0,15 0,02 14 Vivi 15,30 14,35 0,95 0,90 15 Nadia 14,00 13,30 0,70 0,49 16 Rosa 14,10 13,50 0,60 0,36 17 Ani 15,10 14,00 1,10 1,21 18 Ayu 15,00 14,00 1,00 1,00 19 Mega 15,30 14,10 1,20 1,44 20 Via 15,30 14,15 1,15 1,32 jumlah 311,15 287,30 24,15 34,79 Mean 15,56 14,37 Skor tertinggi 17,10 15,30 Skor terendah 14,00 13,30 SD 0,92 0,58 Var 0,85 0,34 Modus 15 14,3 Median 15,30 14,30

54 43 Dari data diatas diketahui t tabel = 1,729 Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan terdapat pengaruh menstruasi terhadap aktifitas olahraga mahasiswi FIK UNP karena t hitung > t tabel (9.23 > 1.729).

55 Lampiran 5 44

56 Lampiran 6 45

57 46 Pada Saat Menstruasi Foto 1. Putri, mahasiswi yang melakukan aktifitas olahraga setelah tiga hari berhenti menstruasi Foto 2. Helga, mahasiswi yang melakukan aktifitas olahraga setelah tiga hari berhenti menstruasi

58 Foto 3. Mega, mahasiswi yang melakukan aktifitas olahraga pada saat mengalami menstruasi hari ke dua 47

59 48 Setelah Menstruasi Foto 1. Ratih, mahasiswi yang melakukan aktifitas olahraga pada saat tiga hari setelah berhentinya menstruasi Foto 2. Risa, mahasiswi yang melakukan aktifitas olahraga pada saat tiga hari setelah berhentinya menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi Normal Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologispancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja WHO mendefinisikan remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai umur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Keluarga Berencana Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Kontrasepsi adalah cara untuk menghindari/mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah terjadinya

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Olahraga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga bertujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Zulliati 1, Muhammad Basit 2,Tria Dwi Putri 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koping 1. Pengertian Koping adalah perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik, termasuk:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 Romy wahyuni * *Dosen Prodi D - III Kebidanan Universitas Pasir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal masa reproduksi. Kejadian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami seorang wanita adalah datangnya menopause, menopause adalah keadaan biologis yang wajar ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian mengenai pengaruh ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan endometrium dan kadar hemoglobin tikus putih (Rattus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun yag ditandai dengan perubahan perilaku seperti susah diatur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah BAB II TINJAUAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat peluruhan dinding endometrium sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012).

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012). digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi a. Pengertian Status gizi adalah suatu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif. 17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Walaupun perempuan, umumnya, memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, perempuan mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua perempuan mengalami menstruasi setiap bulan. Ada beberapa gangguan yang dialami oleh perempuan berhubungan dengan menstruasi diantaranya hipermenore, hipomenore,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita pada umumnya menginjak usia pubertas pada usia 8 hingga 10 tahun. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan yang berarti apabila istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan ini tidak diperiksa.

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja diawali dari suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Mengacu pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kaitan fungsi keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas mengenai fungsi keluarga, menarche,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina akan menolak dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina akan menolak dan 30 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Estrus 4.1.1 Tingkah Laku Estrus Ternak yang mengalami fase estrus akan menunjukkan perilaku menerima pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tumbuh dan berkembang. Salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangannya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 1,38%. Berdasarkan hasil perhitungan pusat data

Lebih terperinci