BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Mengacu pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kaitan fungsi keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas mengenai fungsi keluarga, menarche, dan arti kata pemahaman. 2.1 Fungsi Keluarga Depkes RI (1988) dalam Andarmoyo (2012) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut UU No. 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Fungsi keluarga (Andarmoyo, 2012) : 1. Fungsi Keagamaan Keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas dari fungsi keagamaan adalah : - Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga - Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup seharihari seluruh anggota keluarga 9

2 - Memberikan contoh konkrit pengalaman ajaran agama dalam hidup sehari-hari - Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak tahu atau kurang diperolehnya di sekolah atau masyarakat - Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 2. Fungsi Sosial Budaya Memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, dengan cara : - Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan - Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma budaya asing yang tidak sesuai - Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga dimana anggotanya mengadakan kompromi/adaptasi dari praktik globalisasi dunia - Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaya masyarakat/bangsa untuk terwujudnya keluarga kecil bahagia sejahtera

3 3. Fungsi Cinta Kasih Memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Termasuk dalam fungsi ini adalah : - Menumbuhkembangkan potensi cinta kasih yang telah ada di antara anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata/ucapan dan perilaku secara optimal dan terus menerus - Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif - Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ikhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang - Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 4. Fungsi Perlindungan Untuk memberikan rasa aman secara lahir dan batin kepada setiap anggota keluarga. Fungsi ini menyangkut : - Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga

4 - Membina keamanan keluarga baik fisik, psikis, maupun dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar - Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 5. Fungsi Reproduksi Memberikan keturunan yang berkualitas melalui; pengaturan dan perencanaan yang sehat dan menjadi insan pembangun yang handal, dengan cara : - Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya - Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan kaluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental - Mengamalkan kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga - Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Keluarga merupakan tempat pendidikan utama dan pertama dari anggota keluarga yang berfungsi untuk meningkatkan fisik, mental, sosial dan spiritual secara serasi, selaras dan seimbang agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa depan. Fungsi ini adalah : - Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama

5 - Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat dimana anak dapat mencari pemecahan masalah dari konflik yang dijumpainya, baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat - Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan fisik dan mental, yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat - Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 7. Fungsi Ekonomi Keluarga meningkatkan keterampilan dalam usaha ekonomis produktif agar pendapatan keluarga meningkat dan tercapai kesejahteraan. - Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga - Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga - Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi, selaras dan seimbang

6 - Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan Meningkatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam sehingga tercipta lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang - Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup intern dan ekstern keluarga - Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup yang serasi selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya - Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 2.2 Menarche Pengertian Menarche Menarche adalah menstruasi pertama kali dialami oleh remaja putri pada usia tahun (Manuaba, 2001), Pearce (1999) tahun, Proverawati (2009) tahun yang menandai pergantian fase kehidupan dari masa kanak-kanak menjadi masa usia remaja, terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diramalkan, diikuti oleh menstruasi yang terjadi dalam interval yang tidak beraturan dan akan terus berlangsung setiap bulan, merupakan peristiwa alami sebagai tanda kematangan fungsi reproduksi, yang ditandai adanya perubahan seperti pertumbuhan payudara,

7 pertumbuhan rambut aksila dan pubis, dan distribusi lemak pada daerah pinggul. Menarche sering disertai dengan sakit kepala, sakit pinggang, dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung (Santrock, 2003; Desmita, 2008; Proverawati, 2009; Lestari, 2011) Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan melalui vagina yang terjadi secara berulang setiap bulan. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak (hamil), terjadi pada umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 35 hari Siklus Haid Normal Umumnya, jarak siklus menstruasi berkisar dari 21 sampai 42 hari, dengan rata-rata 28 hari. 1. Siklus Ovarium a. Fase Folikular Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel degraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Didalam folikel, oosit primer mulai menjalani proses pematangannya.

8 Pada waktu yang sama, folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam system ini. b. Fase Luteal LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel degraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum terus menyekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat. 2. Siklus Endometrium a. Fase Proliferasi Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari. Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh darah menjadi banyak sekali. b. Fase Menstruasi Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari, dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesterone dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi

9 Gambar Siklus Haid Hormon yang Berperan dalam Siklus Haid Normal Yang memegang peranan penting dalam proses ovulasi adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamus-pituitary-ovarian axis). Menurut teori neurohormonal, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon. Hipotalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormone steroid dan hormone gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik terhadap FSH, sedangkan terhadap LH, estrogen

10 menyebabkan umpan balik negative jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormone gonadotropin terjadi pada hipotalamus Folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat dan menekan produksi FSH; folikel yang berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap atresia sedangkan yang lain mengalami atresia. Pada waktu ini juga LH meningkat namun peranannya membantu pembuavan estrogen dalam folikel. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel degraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Didalam folikel, oosit primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama, folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam system ini. LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel degraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum terus menyekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat

11 Fase menstrual Fase ini ditandai oleh perdarahan pervaginam,berlangsung selama 3-5 hari. Secara fisiologis ini adalah ini akhir dari siklus menstrual karena endometrium luruh ke lapisan dasar bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak dibuahi. Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya, hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke- 14 siklus 28 hari, atau hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Setelah itu, terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi begantung kepada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. Pada akhir fase ini endometrium terdiri atas tiga lapisan: 1) Lapisan dasar terletak tepat di bawah miometrium, sekitar 1 mm tebalnya. Lapisan ini tidak terganggu selama siklus menstruasi. Terdiri atas susunan rudimenter penting untuk mebuat endometrium baru. 2) Lapisan fungsional yang terdiri atas kelenjarkelenjar tubular setebal 2,5 mm. lapisan ini berubah secara tepat sesuai pengaruh hormonal ovarium. 3) Lapisan epithelium kuboid bersilia menutup lapisan fungsional. Lapisan ini termasuk ke dalam lapisan kelenjar-kelenjar tubular. Fase sekresi belangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi, diproduksi lebih banyak progesteron. Pada akhir fase sekresi,endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalannya. Endometrium menjadi kaya dengan darah sekresi kelenjar,

12 tempat yang sesuai untuk melindungi dan member nutrisi ovum yang dibuah. (Prawirohardjo, 2008) Gambar Siklus Hormonal Haid Usia Terjadi Menarche Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasipun dapat terjadi. Razi (2006) mengatakan rata-rata usia menarche di Kota Medan adalah 12,28 tahun dimana usia termuda 10 tahun dan tertua 17 tahun.

13 Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Di Inggris rata-rata usia untuk mencapai menarche adalah 13,1 tahun, sedangkan suku Bunding di Papua, menarche dicapai pada usia 18,8 tahun. Terjadinya penurunan usia dalam mendapatkan menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi (Proverawati, 2008) Perubahan Fisik Wanita Menjelang Menarche Ketika seorang anak memasuki masa remaja, terjadi suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ reproduksi sehingga tercapai kematangan fungsi reproduksi. Perubahan fisik pada wanita remaja ditandai oleh pertumbuhan payudara (thelarche), pinggul mulai melebar dan membesar, tumbuh rambut (bulu-bulu) halus di sekitar ketiak dan kemaluan (pubarche). Tanner membagi perkembangan payudara dan rambut kemaluan dalam 5 tahapan Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Payudara dan Rambut Pubis Tahapan Payudara (Talarche) Rambut Pubis (Pubarche) Tahap 1 Belum tampaknya jaringan Tidak ada rambut pubis payudara Tahap 2 Tahap bakal payudara dapat Rambut kemaluan mulai tumbuh, diraba seperti gundukan kecil kasar, berkerut di sepanjang jaringan payudara, aerola mulai vagina luar membesar Tahap 3 Pertumbuhan berlanjut dan tampak peninggian dari payudara Rambut kemaluan lebih hitam dan lebih keriting dan mulai menyebar di atas simpisis pubis

14 Tabel 2.1 (Lanjutan) Tahap 4 Tahap 5 Bentuk aerola dan putting susu timbul ke arah jaringan payudara sebagai tumpukan sekunder Payudara dengan bentuk dan proporsi yang matang dan aerola berpigmen. Tumpukan sekunder telah menyatu menjadi bulat dan halus dengan hanya puting susu menonjol Rambut lebih tebal dan terlihat seperti orang dewasa, tapi menutupi sebagian besar daerah Rambut dewasa baik dalam jumlah dan jenisnya menyebar di seluruh daerah segi tiga, atas dan bawah Menarche merupakan tanda yang terjadi paling akhir dari perubahan fisiologis pada masa pubertas, dan pada umumnya terjadi pada standium III IV. Setelah haid pertama perubahan pinggulpun tak dapat dihindari. Pinggul menjadi membesar dan membulat karena berkembangnya lemak dibawah kulit. Tumbuhnya rambut kemaluan terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang, bulu ketiak dan kulit wajah mulai tampak setelah haid pertama Faktor-faktor yang Memengaruhi Haid Pertama (Menarche) 1. Faktor Internal a. Organ Reproduksi Beberapa remaja putri tidak mendapat haid karena vagina yang tidak tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai sekat. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih kompleks yaitu remaja putri tidak mempunyai rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna yang disertai tidak adanya lubang kemaluan. Kelainan ini disebut ogenesis

15 genitalis yang bersifat permanen, artinya perempuan tidak akan mendapat haid selama-lamanya. b. Hormonal Perubahan yang berlangsung dalam diri seorang remaja putri pada masa pubertas dikendalikan oleh hipotalamus yakni suatu bagian tertentu pada otak manusia. Kurang lebih sebelum remaja putri mengalami haid, hipotalamus menghasilkan zat kimia atau yang disebut sebagai hormon yang dilepaskannya. Hormon pertama yang dihasilkan adalah Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam indung telur. Karena terangsang oleh FSH, folikel ini pun menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat kemaluan. Berkurangnya pelepasan FSH membuat hipotalamus melepaskan Lutinising Hormon (LH) yang menyebabkan salah satu folikel pecah dan mengeluarkan sel telur untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Folikel yang tersisa disebut korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron yang membuat penebalan pada dinding rahim untuk menerima atau memberi makan bagi sebuah sel telur yang telah dibuahi. Apabila sel telur tidak dibuahi taraf estrogen dan progesteron dalam aliran darah akan merosot sehingga menyebabkan penebalan dinding rahim menjadi pecah-pecah. Proses inilah yang menimbulkan perdarahan pada saat datang haid yang pertama.

16 2. Faktor Eksternal a. Gizi Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting yaitu memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan. Keadaan gizi remaja putri dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan usia menarche. Dengan demikian, perbedaan usia menarche dan siklus haid sangat ditentukan berdasarkan keadaan status gizi remaja putri tersebut. Semakin lengkap status gizinya semakin cepat usia menarchenya. b. Pengetahuan Orang Tua Setiap remaja putri yang mengalami transisi kedewasaan atau mulai menampakkan tanda-tanda pubertas, terutama menarche akan mengalami kecemasan. Para orang tua sangat dibutuhkan terutama ibu untuk memberikan penjelasan tentang menarche dan permasalahannya akan mengurangi kecemasan remaja putri ketika menarche datang. Dalam menyampaikan pengetahuan kepada anak seorang ibu dapat melakukan peran, antara lain : 1) Sebagai panutan, ibu yang berperan sebagai orang tua harus mampu memberikan contoh dan teladan yang dapat diterima oleh anak, terutama sikap dalam merawat dirinya dan mengatasi kebiasaan haid. 2) Sebagai pengawas, sudah menjadi kewajiban bagi orang tua terutama ibu untuk mengawasi sikap dan perilaku remaja putri dalam pergaulan dunia

17 luar, terutama pencarian remaja terhadap pengetahuan fungsi reproduksi. Namun pengawasan hendaknya dilakukan dengan bersahabat dan lemah lembut. Sikap penuh curiga justru akan menciftakan jarak anak dan orang tua. 3) Sebagai teman, ketika menghadapi remaja yang telah memasuki masa akil baligh, orang tua perlu menciftakan dialog yang hangat dan akrab agar dapat menjadi sumber informasi, serta teman yang dapat diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau masalah ketika menghadapi menarche. 4) Sebagai pendidik, orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan, nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua kepada anaknya merupakan benteng untuk menghadapi perubahan yang terjadi ketika mengalami menarche. 5) Sebagai konselor, ibu harus mampu menciftakan hubungan yang saling percaya yaitu dengan memerhatikan secara penuh dan sungguh-sungguh terhadap masalah yang dihadapi anak untuk mengambil keputusan yang paling baik bagi dirinya. 6) Sebagai komunikator, komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan menciftakan suasana yang harmonis. Berani mengemukakan pendapat dengan keluarga adalah salah satu indikasi keberhasilan ibu menjadi komunikator ketika anak mengalami persoalan perubahan dirinya.

18 c. Gaya hidup, berperan dalam menentukan usia menarche. Pada remaja putri yang mempunyai aktivitas olah raga, aktivitas lapangan, mendaki atau menari yang sangat tinggi umumnya mengalami menstruasi pertama datang terlambat. Estrogen adalah hormone steroid yang meliputi estradiol, estron dan estriol. Secara biologis, estradiol adalah yang paling aktif dalam proses menstruasi. Bahan dasar steroid adalah kolesterol sehingga dibutuhkan kolesterol untuk persiapan haid. Remaja putri yang memiliki pola makan sehat dan olah raga yang baik akan mengalami menarche dengan normal. Menurut Lusiana (2007), berdasarkan sumber informasi mengenai menstruasi umumnya berasal dari orang tua, khususnya ibu karena adanya keterbukaan antara anak dan orang tua sehingga anak merasa jika ada sesuatu yang belum dipahami, maka anak bertanya kepada orang tua Kebersihan pada Saat Haid Pada saat haid, gunakan pembalut yang nyaman, berbahan lembut, menyerap seluruh darah yang keluar, melekat kuat pada celana dalam, tidak bocor (anti tembus), dan tidak menimbulkan iritasi atau alergi. Pada saat perdarahan banyak gantilah pembalut setidaknya 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari perkembangbiakan bakteri pada pembalut tersebut (Anurogo, 2011) Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki arti tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. Pemahaman yaitu: kemampuan memahami arti

19 suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas atau merangkum suatu pengertian kemampuan lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman juga merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi materi yang dipelajari tanpa perlu mempertimbangkan atau memperhubungkannya dengan isi materi lainnya. Menurut Sadiman dalam Abidin (2011) pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pemahaman adalah sesuatu hal yang dipahami dan dimengerti dengan benar. Suharsimi (1995) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Memahami (comprehension) adalah bagian dari pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2007). Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, tingkatan pertama adalah pemahaman terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya mengartikan merah putih, tingkatan kedua adalah pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-

20 bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok, tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi adalah kemampuan melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya (Sudjana, 2005) Remaja Masa Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara tahun. Berdasarkan penggolongan umur masa remaja dibagi atas remaja awal tahun, remaja tengah tahun, remaja akhir tahun (Aryani, 2010). Masa remaja didefinisikan dalam berbagai cara. Pada dasarnya, semua definisi tersebut menandai masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dari tubuh termasuk fungsi reproduksi. Pertumbuhan dan perkembangan ini mempengaruhi perubahan fisik, mental maupun sosial. Proses kematangan fisik terjadi lebih cepat daripada proses kematangan psikologis sehingga masa ini sering disebut sebagai masa-masa kritis dalam kehidupan manusia dan berlangsung pada tahap kedua masa kehidupan (Santrock, 2003) Landasan Teori

21 Menurut UU No. 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Pengembangan kualitas keluarga ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal. Fungsi keluarga memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa depan. Fungsi keluarga meliputi; fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Jean Piaget dalam Santrock (2003), menekankan bahwa remaja secara aktif mengkonstruksikan dunia kognitifnya sendiri ; informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran dari lingkungan, namun remaja menyesuaikan pikirannya dengan memasukkan gagasan-gagasan baru karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman. Manusia melewati empat tahapan memahami dunia. Setiap tahapan berhubungan dengan umur tertentu dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Tahap operasional konkrit berlangsung 7-11 tahun adalah anak dapat bernalar secara logis tentang kejadian yang konkrit dan mengaplikasi obyek ke dalam kelompok yang berbeda dan tahap operasional formal berlangsung tahun adalah remaja bernalar secara abstrak dan logis. Pemrosesan informasi berkaitan dengan bagaimana individu memproses informasi tentang dunianya. Informasi yang ada akan diterima/ditangkap melalui

22 proses sensoris dan persepsi kemudian informasi masuk ke pikiran lalu disimpan dan ditransformasi kemudian informasi diambil kembali melalui proses ingatan untuk memungkinkan berpikir dan pemecahan masalah. Wulandari (2008) mengatakan peran orang tua mempunyai hubungan dengan persepsi remaja putri tentang menarche, peran orang tua yang baik dalam pemahaman menstruasi cenderung akan memberikan persepsi remaja putri yang baik tentang menarche dibandingkan peran orang tua yang kurang baik. Hal ini didukung oleh Delfina (2010), berdasarkan sudah atau belumnya menarche menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik sudah menarche dan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang belum menarche artinya menarche baru dipahami setelah dialami, sebaiknya pemahaman sudah dipunyai sebelum remaja mengalami menarche. Landasan teori penelitian dirangkum sebagai berikut : Informasi dari lingkungan (keluarga) Proses sensori dan persepsi Ingatan Berpikir Bahasa (dapat memberi penjelasan, paham) Gambar 2.1. Model Pemrosesan Informasi Sederhana (Santrock, 2003)

23 Merujuk pada teori Piaget dan model pemrosesan informasi serta kaitan fungsi keluarga (keagamaan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, dan sosialisasi pendidikan) terhadap pemahaman tentang menarche, dapat dijelaskan bahwa informasi yang benar mengenai menarche berasal dari lingkungan keluarga yang memberikan proses sensori dan persepsi pada remaja yang akan disimpan dalam pikiran remaja. Informasi tersebut dapat diambil kembali melalui proses ingatan dan berpikir sehingga diharapkan remaja putri mempunyai pemahaman yang baik tentang tentang menarche yang akan dialaminya Kerangka Konsep Variabel independen Variabel dependen Fungsi Keluarga 1. Keagamaan 2. Cinta kasih 3. Perlindungan 4. Reproduksi 5. Sosialisasi dan pendidikan Pemahaman remaja putri tentang menarche Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka konsep di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel independen fungsi keluarga meliputi keagamaan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, dapat memengaruhi variabel dependen, yaitu pemahaman remaja putri tentang menarche.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Ibu a. Definisi Ibu Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu, sebutan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah BAB II TINJAUAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran orang tua baik ayah maupun ibu, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menuju dewasa sangat berpengaruh dan dapat menentukan bagaimana kesehatan anak di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Oosit Pada Stadia Folikel Primer Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit pada stadia folikel primer dapat dilihat pada gambar 10.

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal masa reproduksi. Kejadian yang

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Remaja Defenisi remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah masa peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

Pertumbuhan Payudara. Universitas Sumatera Utara

Pertumbuhan Payudara. Universitas Sumatera Utara 6 Pertumbuhan payudara dikenal pertama kali, diikuti oleh tumbuhnya rambut pubis, dan menarke, yang merupakan puncak dari awitan pubertas seorang perempuan. Marshall dan Tanner membuat tahapan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. usia tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang

BAB II TINJAUAN TEORI. usia tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang BAB II TINJAUAN TEORI A. REMAJA DAN MASA PUBERTAS 1. Pengertian Kata remaja berasal dari bahasa Inggris teenager yakni manusia usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu sarana dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep diri Willoughby, King & polatajko (1996, dalam Wong,et al 2009, hlm 121) mengemukakan bahwa konsep diri adalah bagaimana individu menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMP 3 Pajangan Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VIII / I Alokasi waktu : 1 X 40 (1 x Pertemuan) Standar Kompetensi 1. Memahami

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang Indonesia yang diselenggarakan secara terstruktur dan menjadi tanggung jawab Kemendiknas. Tingkat pendidikan dibagi kedalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu (Maulana.2009.hlm 194). 1. Tingkat Pengetahuan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat baik secara fisik, jiwa maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sekitar 85-90% dari pasangan muda yang sehat akan hamil dalam waktu 1 tahun. Evaluasi dan pengobatan infertilitas telah berubah secara dramatis selama periode waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang

Lebih terperinci

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Artikel MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Sunartiningsih, SE Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause 2.1.1 Definisi Menopause Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menopause merupakan hal yang terjadi secara alami dalam fase kehidupan seorang wanita. Namun banyak wanita yang menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan.

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KESEHATAN REPRODUKSI by Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Remaja adalah usia di antara anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5 Kabupaten yang terdapat di provinsi Gorontalo dan secara geografis memiliki

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan Menstruasi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi Normal Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologispancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-endometrium

Lebih terperinci

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 Koordinasi dan Pengendalian Sistem saraf dan Otak Sistem endokrin Tingkah laku Kontinuitas Kehidupan Sistem reproduksi 1 KOORDINASI: Sistem Saraf dan Hormon Hewan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas dan adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang

Lebih terperinci