Powered by TCPDF (

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)"

Transkripsi

1 Powered by TCPDF (

2 DAFTAR ISI hal Kata Pengantar 2 A. Pendahuluan 3 1. Latar Belakang 3 2. Landasan Hukum 4 3. Maksud dan Tujuan 5 4. Sasaran 5 5. Hasil yang diharapkan 5 B. Penutup 6 LAMPIRAN: 7 1. Kuesioner Sekolah Ramah Anak untuk Peserta Didik SRA 2. Kuesioner Sekolah Ramah Anak untuk Lembaga Pendidikan 1

3 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Sekolah Ramah Anak (SRA) di Satuan Pendidikan Formal, sebagai alat untuk melakukan evaluasi SRA oleh Tim SRA yang ada di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Instrumen ini telah kami susun dengan melibatkan Kementerian/ Lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan, mengingat banyak sekali program yang telah dilakukan oleh Kementerian/lembaga yang berbasis sekolah dan sangat signifikan untuk mendukung tercapainya tujuannya SRA menjadi sekolah yang aman, nyaman, bersih, sehat, ramah dan tanpa kekerasan. Kami haturkan terimakasih atas partisipasi aktif kepada para pihak yang selama ini setia mendampingi hingga terselesaikannya panduan ini yaitu : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Narkotika Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dan para asdep dari Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sendiri. Tidak lupa Ibu Yanti dari Yayasan Kerlip besererta Tim yang sudah banyak membantu serta banyak lagi pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu kami mengucapkan banyak terimakasih. Akhir kata, kami berharap semoga instrument SRA untuk Satuan Pendidikan Formal ini dapat benar-benar mempermudah stakeholders dalam melakukan pemantauan dan evaluasi tentang SRA. Jakarta, Maret 2017 Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak 2

4 A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan pelaksanaan amanat yang harus diselenggarakan Negara untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak Anak (yang telah diratifikasi Indonesia pada tahun 1990), Undang-undang Nomor 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang dijelaskan pada pasal 54 yang berbunyi : (1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. Di ayat dua dinyatakan sebagai berikut : (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau masyarakat. Kebijakan SRA dikembangkan dan dimplementasikan untuk dapat memenuhi, menjamin dan melindungi hak anak selama anak berada di satuan pendidikan, serta memastikan bahwa satuan pendidikan mampu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati dan bekerjasama untuk kemajuan dan semangat perdamaian. Satuan pendidikan juga tidak hanya harus melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, namun juga harus melahirkan generasi yang cerdas secara emosional dan spiritual. Dalam rangka melihat perkembangan pelaksanaan SRA dan dampaknya untuk peserta didik, maka perlu dilakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi dengan menggunakan instrument ini dan melibatkan Tim SRA yang telah dibentuk di tingkatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta di satuan pendidikan yang telah menginisiasi menjadi SRA. Sampai akhir Bulan Maret tahun 2017 tercatat 3

5 sebanyak satuan pendidikan yang berada di 112 Kabupaten/Kota dan tersebar di 29 Provinsi yang telah menginisiasi SRA. Kaitannya dengan hal tersebut serta untuk mendukung kelancaran kegiatan evaluasi dimaksud maka perlu disusun instrumen pemantauan dan evaluasi Sekolah Ramah Anak yang pada tahap pertama ( ) hanya akan dilakukan di Satuan Pendidikan Formal. 2. Landasan Hukum a. Pasal 28 B ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor c. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606), d. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentangpenetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657). e. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). f. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424). g. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak. h. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak. i. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2011 tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak. j. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 14 Tahun 2011 tentang Panduan Evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak. 4

6 k. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak. l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 tahun 2013 tentang Pendidikan Layanan Khusus. 3. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Membuat alat yang akan dipakai untuk melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan SRA b. Tujuan Tujuan disusun Instrumen Pemantauan dan Evaluasi SRA di Satuan Pendidikan Formal SRA ini adalah sbb : a. Tersedianya Instrumen Pemantauan dan Evaluasi SRA di Satuan Pendidikan Formal. b. Mempermudah stakeholder dalam melakukan Pemantauan dan Evaluasi SRA di Satuan Pendidikan Formal. 4. SASARAN Instrument ini digunakan Tim SRA yang terdiri dari Sub Gugus Tugas Kota Layak Anak kluster 4 dengan ditambah dengan anggota tim yang terdiri dari Kementerian/Lembaga atau Dinas dan Lembaga yang mempunyai program berbasis sekolah. Instrumen ini juga dipakai oleh satuan pendidikan yang sudah menginisiasi SRA dan peserta didik yang berada di Sekolah yang sudah menjadi Sekolah Ramah Anak. Dengan adanya dua sasaran tersebut, maka di dalam lampiran terdapat dua instrument yaitu: a. Instrumen untuk Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah/ Madrasah) yang sudah menginisiasi SRA; (Lampiran 1) b. Instrumen untuk peserta didik yang berada di Sekolah/Madrasah yang sudah menginisiasi SRA. (Lampiran 2) 5. HASIL YANG DIHARAPKAN a. Tim SRA dapat melakukan pemantauan dan evaluasi SRA di Satuan Pendidikan Formal dengan menggunakan instrumen yang sudah disusun; 5

7 b. Tersedianya data dan informasi tentang pelaksanaan SRA di Satuan Pendidikan Formal; c. Dampak positif setelah diadakannya pemantauan dan evalausi SRA di Satuan Pendidikan Formal; d. Untuk mengetahui efektifitas program SRA yang telah dilakukan; PENUTUP Untuk mengetahui pelaksanaan dan dampak program SRA, maka Tim SRA perlu melakukan evaluasi dengan menggunakan satu instrument yang tepat. Instrumen itulah yang akan dipakai oleh Tim dalam melaksanakan proses tersebut. Keberadaan instrument ini menjadi sangat penting karena instrument inilah yg akan menentukan peta pelaksanaan SRA di lapangan dan peta inilah yang akan menjadi hasil dari evaluasi sehingga akan diketahui bagaimana efektifitas pelaksanaan SRA dan dampaknya yang selanjutnya akan menentukan apakah program ini benar-benar diperlukan untuk memenuhi hak dan melindungi anak selama berada disekolah atau diperlukan suatu proses lebih lanjut untuk menyempurnakan program ini. Tujuan akhir dari program SRA yang harus muncul dari hasil evaluasi adalah adanya pernyataan akhir dari anak yang mengatakan Saya suka bersekolah di sini karena sekolah ini menyenangkan!.. Semoga. 6

8 LAMPIRAN 7

9 LAMPIRAN KUESIONER A Kuesioner Guru dan Tenaga Kependidikan KELEMBAGAAN: Sasaran Responden : PENGELOLA SRA ( KEPALA SEKOLAH, GURU BK, WALI KELAS, GURU) Petunjuk Pengisian : Isilah dengan tanda (x/ ) untuk jawaban yang dipilih KEBIJAKAN SRA YA TIDAK 1 Apakah ada komitmen tertulis atau kebijakan tentang SRA? 2 Apakah sekolah mempunyai SK Tim SRA? 3 4 Apakah ada tata tertib sekolah yang dibuat bersama sama dengan siswa? Apakah ada kebijakan yang mengatur tentang Peserta didik Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Peserta didik Berhadapan dengan Hukum yang ada di sekolah?(abh) 5 Apakah ada papan nama tentang SRA? 6 Apakah ada dokumen angket orang tua tentang proses pembelajaran di sekolah? 7 Apakah kebijakan SRA dimplementasikan di sekolah? Adakah Mekanisme pengaduan untuk menangani kasus di sekolah? (misal : lapor ke guru atau kepsek?) Adakah Mekanisme pengawasan peserta didik selama peserta didik berada di sekolah (di kantin, dll.)? Apakah sekolah menyelesaikan kasus yang menimpa peserta didik dengan melibatkan orang tua atau jejaring? (Puskesmas, lembaga layanan kekerasan, polisi, dll) Apakah ada alokasi waktu khusus untuk peserta didik menjalankan ibadah di sekolah? Apakah sekolah menerapkan hukuman membersihkan WC/lingkungan untuk peserta didik yang melakukan kesalahan/indisipliner/lalai mengerjakan tugas? 8

10 PROSES BELAJAR MENGAJAR YA TIDAK 1 Apakah Guru melayani kebutuhan peserta didik tanpa diskriminasi, laki-laki atau perempuan kelompok atau individu? Apakah guru/sekolah melakukan dialog kepada peserta didik yang 2 indispliner/lalai dalam melakukan tugas? 3 Apakah peserta didik yang melakukan indispliner/lalai yang berulang kali mendapatkan konsekuensi untuk mendapatkan tugas tambahan? 4 Apakah Sekolah sudah menerapkan displin positif (pendisiplinan tanpa kekerasan) terhadap peserta didik? Apakah Guru memberi rasa aman dan kasih sayang kepada semua 5 peserta didik? 6 Apakah Guru mengembangkan budaya lokal dan kecakapan hidup sosial dalam pembelajaran? Apakah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk 7 memberikan pendapat ketika proses pembelajaran berlangsung? Apakah Guru membiasakan peserta didik mendengarkan pendapat teman dan tidak menertawakan jawaban teman yang kurang tepat? Apakah Siswa mendapat peluang untuk berprestasi tanpa diskriminasi? Apakah sekolah memberikan hadiah/reward bagi peserta didik berprestasi baik akademik maupun non-akademik? Adakah dokumen berupa angket siswa tentang proses pembelajaran di sekolah? 12 Apakah proses pengajaran di kelas sudah ramah peserta didik? 13 Apakah ada proses perlindungan peserta didik di sekolah? 14 Apakah disediakan waktu bagi siswa untuk konsultasi kepada guru BK/guru lainnya? PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN YA TIDAK 1 2 Apakah pendidik atau tenaga kependidikan pernah mendapatkan pelatihan konvensi hak anak? Apakah pendidik atau tenaga kependidikan pernah mendapatkan pelatihan tentang Sekolah Ramah Anak? 9

11 3 4 Apakah guru dan tenaga kependidikan mendapatkan kesempatan untuk berprestasi? Apakah guru memiliki sikap teladan bagi peserta didik? (seperti disiplin, jujur, dsb. ) 5 Apakah guru menghargai perbedaan peserta didik? Apakah guru pernah memanggil wali peserta didik ke sekolah ketika ada kasus terhadap peserta didik? Apakah guru dan tenaga kependidikan melibatkan unsur-unsur di luar pendidik dan tenaga kependidikan Seperti satpam, cleaning service untuk melaksanakan SRA? Apakah ada guru selain guru BK yang menerima konsultasi peserta didik? Apakah Guru dalam proses belajar sering menyelipkan pembiasaan atau hal hal baik untuk pembentukan kepribadian peserta didik (misalnya mengenai kebersihan, kejujuran, toleransi, berbagi, empati, kebangsaan dll) SARANA DAN PRASARANA RAMAH PESERTA DIDIK YA TIDAK 1 Apakah ruang kelas cukup ventilasi dan pencahayaan? 2 Apakah tersedia tempat bermain? 3 Apakah tersedia tempat olahraga? 4 Apakah tersedia fasilitas kesehatan/uks/lainnya yang memadai? Apakah pelaksanaan pelayanan di fasilitas kesehatan/uks/lainnya di sekolah dapat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)? Apakah tersedia perpustakaan sekolah/ pojok baca/sarana untuk peserta didik membaca dengan fasilitas dan pelayanan yang memadai? Apakah tersedia lingkungan hijau dan tertata rapi serta tidak membahayakan peserta didik? Apakah sekolah memberikan rambu-rambu untuk tempat-tempat yang membahayakan peserta didik (tangga curam, dinding yang sudah retak, lantai licin, dll.)? Apakah tersedia fasilitas toilet yang bersih dan dibersihkan setiap hari untuk laki dan perempuan? Apakah tersedia fasilitas toilet yang terpisah di lokasi yang berbeda untuk laki dan perempuan di area sekolah? 11 Apakah ada sarana tempat cuci tangan? 10

12 12 Apakah air bersih tersedia secara memadai dan mengalir? 13 Apakah tersedia kotak saran di tempat strategis dan adanya dokumen tindak lanjut secara periodik? 14 Apakah ada sarana ibadah di sekolah? 15 Apakah guru memberikan komitmen dalam menjalankan peribadatan di sekolah? (misal : ada ibadah berjamaah, atau kegiatan agama dsb.) 16 Apakah ada ruang konsultasi? 17 Apakah ada kantin sekolah yang dimonitor dan evaluasi secara berkala oleh sekolah untuk makanan dan sarananya? 18 Apakah sekolah memiliki pagar? 19 Apakah sekolah memiliki penjaga sekolah? Apakah sekolah seara rutin melakukan pemantauan kondisi bangunan dan tempat2 yang membahayakan bagi anak Apakah sekolah memberikan rambu rambu untuk tempat tempat yang membahayakan bagi anak ( mis: tangga yang curam, dinding yang retak, tempat berbahaya lainnya) Apakah sekolah melakukan upaya untuk mengurangi anak mendapatkan kecelakaan di sekolah ( mis: menyingkirkan pohon berduri, memberikan alas pot yang terletak di teras sekolah dll) PARTISIPASI PESERTA DIDIK YA TIDAK Adakah peserta didik berpartisipasi dalam menyusun tata tertib di sekolah? Apakah tata tertib tersebut dilakukan review secara berkala dengan melibatkan peserta didik? Apakah guru melibatkan peserta didik dalam membangun proses pembelajaran yang menyenangkan (misalnya usulan belajar di luar kelas dsb.)? Apakah guru melibatkan peserta didik dalam penataan (rotasi) tempat duduk? (bisa dengan melibatkan salah satu peserta didik saja (perwakilan) atau melibatkan seluruh peserta didik) 5 Apakah guru melibatkan peserta didik dalam pemilihan warna dinding kelas? (perwakilan peserta didik) 11

13 6 7 8 Apakah guru melibatkan peserta didik dalam rapat membahas program sekolah? (perwakilan peserta didik) Apakah guru melibatkan peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan budaya (ekstrakurikuler)? Apakah guru melibatkan peserta didik dalam menata lingkungan hijau sekolah? (Semua peserta didik) Partisipasi Orang Tua, Lembaga Masyarakat (LM), Dunia Usaha, Stakeholder lainnya, dan Alumni Apakah melibatkan orang tua dalam penentuan kebijakan sekolah? (bisa perwakilan ortu/ komite sekolah atau seluruh ortu)? Apakah sekolah melibatkan Lembaga Masyarakat dalam membentuk SRA? Apakah Sekolah melibatkan Alumni dalam rangka memajukan sekolah? Apakah Sekolah melibatkan pihak terkait dalam upaya melindungi peserta didik di sekolah? (konteks keamanan: apakah melibatkan pihak berwajib/satpam /RT/RW/polisi dll.) Apakah sekolah melibatkan orang tua dalam menentukan kegiatan ekstrakulikuler? (apakah perwakilan ortu/ komite sekolah atau seluruh ortu)? 6 Apakah sekolah melibatkan orang tua dalam penerapan SRA? 7 Apakah ada dukungan dunia usaha dalam memajukan SRA? 8 Apakah ada bentuk grup komunikasi yang dibentuk antara orang tua dan guru/wali kelas untuk mengontrol dan mendampingi peserta didik di rumah/atau di sekolah? ( mis. Grup Whatsapp, BBM, dll) YA TIDAK Kegiatan Inovatif Sekolah : (Mohon diisi di dalam kolom termasuk kerjasama yang dilakukan sekolah dengan pihak luar baik pemerintah maupun non pemerintah) Sebutkan kegiatan-kegiatan inovatif yang dibuat oleh sekolah untuk mendukung SRA! 12

14 KUESIONER B Kuesioner untuk Peserta Didik/Murid Sasaran Responden : Peserta Didik /Murid Petunjuk pengisian : Isilah dengan tanda (x atau ) untuk jawaban yang kamu pilih Aman dan Perlindungan Peserta didik dari Kekerasan, Diskriminasi dan Perlakuan Salah * Diskriminasi menurut KHA adalah setiap usaha yang dilakukan untuk membuat perbedaan diantara orang-orang. * kekerasan : mencubit; menjewer; memukul dengan tangan; menghina dengan dihadapan teman/orang lain; menyebut bodoh, pemalas, nakal, dan sebagainya; mencap dengan sebutan jelek/jahat; dan lain-lain 1 Apakah kamu pernah melihat adanya kekerasan antara teman di sekolah kamu? 2 Apakah kamu pernah melihat guru melakukan kekerasan terhadap murid? 3 Apakah kamu pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh temanmu? 4 Apakah kamu pernah mengalami kekerasan dan/atau dihukum oleh gurumu? 5 Jika ada murid yang terlambat masuk sekolah kurang dari 15 menit, konsekuensi apakah yang dilakukan oleh sekolahmu? (boleh memilih satu atau lebih dari 1 jawaban) a Ditegur secara lisan, setelah itu diperbolehkan mengikuti pelajaran. b Ditegur secara lisan, setelah itu diberikan tugas tertentu. c Dihukum dengan cara berdiri didepan kelas. d Dihukum dengan cara berdiri di depan gerbang sekolah. e Disuruh pulang. 6 Jika ada murid yang terlambat masuk sekolah lebih dari 15 menit, konsekuensi apakah yang dilakukan oleh sekolahmu? ( boleh memilih satu atau lebih dari 1 jawaban) a Ditegur secara lisan, setelah itu diperbolehkan mengikuti pelajaran. b Ditegur secara lisan, setelah itu diberi tugas tertentu. c Dihukum dengan cara berdiri di depan kelas. d Dihukum dengan cara berdiri di depan gerbang sekolah. e Disuruh pulang. 7 Jika ada murid yang lupa/tidak membuat Pekerjaan Rumah (PR), konsekuensi apakah yang dilakukan oleh sekolahmu? ( boleh memilih satu atau lebih dari 1 jawaban) a Ditegur secara lisan, setelah itu diperbolehkan mengikuti pelajaran. b Ditegur secara lisan, setelah itu diberi tugas tertentu. YA TIDAK 13

15 c Membuat Pekerjaan Rumah (PR) tambahan. d Berdiri di depan kelas. e Lainnya (lari di lapangan/menulis kalimat dengan jumlah banyak,contoh: Saya tidak akan lalai lagi dalam mengerjakan PR,100 kali/membersihkan WC/membersihkan lingkungan/memungut sampah,dll.) 8 Apakah di sekolahmu terdapat toilet? a Apakah letaknya tidak tersembunyi ( dapat dilihat dengan jelas) b Apakah terpisah dan berbeda lokasi antara toilet laki-laki dan perempuan c Apakah mempunyai penerangan yang cukup (terang) d Apakah mempunyai air bersih dan mengalir 9. Apakah sekolah kamu mengizinkan penggunaan handphone selama jam pelajaran? 10 Apakah di sekolahmu terdapat penunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul untuk mengantisipasi jika terjadi bencana? Besih dan Sehat YA TIDAK 1 Jika ada murid yang sakit di sekolah, apa yang dilakukan? ( boleh memilih satu atau lebih dari 1 jawaban) a Ke ruang UKS b Minta obat ke teman dan /atau guru c Dibiarkan 2 Apakah kantin di sekolahmu terlihat bersih? 3 Apakah kantin di sekolahmu masih menjual jajanan yang tidak sehat? (misalnya Mie instant, minuman bersoda, makanan berwarna mencolok, dll) 4 Pernahkah kamu sakit perut setelah kamu makan di kantin? 5 Apakah ada temanmu yang merokok? 6 Apakah ada guru atau warga sekolah dewasa lainnya (Kepala sekolah, penjaga sekolah, penjaga perpustakaan, petugas kantin, dll.) yang merokok? 7 Apakah kamu pernah terlibat kasus napza/narkoba di sekolah? 8 Apakah ada temanmu yang pernah terlibat kasus napza/narkoba di sekolah? 9 Apakah ada gurumu yang pernah terlibat kasus napza/narkoba di sekolah? 10 Apakah toilet sekolahmu dibersihkan setiap hari? Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup YA TIDAK 1 Apakah sekolah kamu lebih berwawasan lingkungan, yang ditandai dengan: (boleh memilih satu atau lebih dari 1 jawaban) a Adanya tempat sampah terpilah (sampah basah dan sampah 14

16 kering/sampah organik dan non organik) b Belajar mengenai pengolahan sampah c Adanya Pemanfaatan Lahan untuk Taman/ Kebun Sekolah 2 Apakah kamu pernah mendapatkan informasi mengenai: ( boleh memilih satu atau lebih dari 1 jawaban) a Jajan dan makanan yang sehat b Bahaya rokok c Bahaya napza/narkotika d Penyelamatan diri pada waktu terjadi bencana 3 Apakah sekolah memberikan rambu-rambu untuk tempat-tempat yang membahayakan peserta didik (tangga curam, dinding yang sudah retak, lantai licin, dll.)? Partisipasi Murid : keterlibatan murid dalam proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan murid dan dilaksanakan murid dengan kesadaran, pemahaman serta kemauan bersama sehingga murid dapat menikmati hasil atau mendapatkan manfaat dari keputusan tersebut 1 Pernahkah kamu dilibatkan dalam menyusun tata tertib sekolah? 2 Apakah kamu bisa memilih kegiatan ekstrakurikuler yang kamu minati? 3 Apakah sekolah menyediakan majalah dinding (Mading)? 4 Adakah Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) atau OSIS di sekolahmu? 5 Apakah kamu pernah ikut serta dalam merancang/merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program SRA di sekolah? YA TIDAK Mekanisme Pengaduan YA TIDAK 1 Adakah kotak saran pengaduan di sekolah kamu? 2 Jika kamu memiliki masalah, apakah kamu bisa curhat/mengobrol ke guru BK/ guru lainnya? 3 Jika kamu atau teman kamu menjadi korban kekerasan apakah sekolah menyediakan tempat pengaduan? 4 Jika kamu atau teman kamu mengalami kekerasan, apakah sekolah menangani dengan baik? Lain-lain YA TIDAK 1 Menurut kamu apakah lingkungan sekolah kamu menyenangkan? 2 Menurut kamu apakah guru sekolah kamu menyenangkan? 3 Menurut kamu, apakah sekolah kamu sudah dapat dikatakan sebagai Sekolah Ramah Anak? 15

17 Kegiatan Inovatif Sekolah : (Mohon diisi di dalam kolom) 1 Sebutkan kegiatan-kegiatan inovatif yang dibuat oleh sekolah untuk mendukung SRA! 2 Sebutkan kegiatan-kegiatan inovatif tersebut dimana kamu juga terlibat di dalamnya! 16

HASIL KAJIAN DAMPAK SEKOLAH RAMAH ANAK TAHUN 2017

HASIL KAJIAN DAMPAK SEKOLAH RAMAH ANAK TAHUN 2017 1 HASIL KAJIAN DAMPAK SEKOLAH RAMAH ANAK TAHUN 2017 A. DAMPAK SEKOLAH RAMAH ANAK MENURUT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN A.1. HASIL KAJIAN DAMPAK SRA MENURUT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Penelitian

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN DAMPAK SEKOLAH RAMAH TERHADAP KONDISI SEKOLAH DAN ANAK TAHUN 2016

HASIL KAJIAN DAMPAK SEKOLAH RAMAH TERHADAP KONDISI SEKOLAH DAN ANAK TAHUN 2016 HASIL KAJIAN DAMPAK SEKOLAH RAMAH TERHADAP KONDISI SEKOLAH DAN ANAK TAHUN 2016 Penelitian dilakukan terhadap 860 responden anak sekolah yang bersekolah di sekolah yang telah menginisaisi menjadi Sekolah

Lebih terperinci

CHECK LIST POTENSI KOMPONEN KETERANGAN KOMITMENT TERTULIS /KEBIJAKAN

CHECK LIST POTENSI KOMPONEN KETERANGAN KOMITMENT TERTULIS /KEBIJAKAN CHECK LIST POTENSI KOMPONEN KOMITMENT TERTULIS /KEBIJAKAN a. Memiliki kebijakan anti kekerasan terhadap peserta didik: 1) Komitmen tertulis komitmen tertulis dalam bentuk ikrar untuk mencegah kekerasan

Lebih terperinci

TUGAS RINCI/ LANGKAH LANGKAH. Guru bimbingan konseling. turut menandatangan i komitment tertulis untuk menginisiasi SRA

TUGAS RINCI/ LANGKAH LANGKAH. Guru bimbingan konseling. turut menandatangan i komitment tertulis untuk menginisiasi SRA NO TAHAPAN RUANG LINGKUP INDIKATOR Pimpinan/Kepala Sekolah/ Satuan 1 PERSIAPAN & Membuat PERENCANAAN komitment tertulis yang diwakili seluruh unsur yang ada di turut menandatangani komitment tertulis untuk

Lebih terperinci

b) pendidik c) tenaga kependidikan

b) pendidik c) tenaga kependidikan NO Komponen 1 2 3 4 5 1. Kebijakan SRA a. Memiliki kebijakan anti kekerasan terhadap peserta didik: 1) Komitmen tertulis dalam bentuk ikrar untuk mencegah kekerasan terhadap anak berbentuk seperti pakta

Lebih terperinci

INDIKATOR IMPLEMENTASI SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

INDIKATOR IMPLEMENTASI SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN INDIKATOR IMPLEMENTASI SEKOLAH RAMAH ANAK DALAM 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NO STANDART PENDIDIKAN IMPLEMENTASI INDIKATOR 1 Standar Isi 1. Kerangka dasar dan 1.1 Kerangka dasar dan struktur kurikulum

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan, pendidikan adalah sarana

Lebih terperinci

Panduan Sekolah Ramah Anak di Sekolah Dasar

Panduan Sekolah Ramah Anak di Sekolah Dasar Panduan Sekolah Ramah Anak di Sekolah Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR TAHUN 2016 1 P a g e (DIREKTUR PEMBINAAN

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

1 P a g e. Panduan Pelaksanaan SRA

1 P a g e. Panduan Pelaksanaan SRA 1 P a g e Panduan Pelaksanaan SRA Kata Pengantar Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan perkenannya kepada kami untuk dapat menyelesaikan panduan ini. Panduan ini

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018

SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018 SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018 1. Konvensi Hak Anak (KHA), diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990. 2. Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN TEORI 1. Hakikat UKS Usaha Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung

Lebih terperinci

Pembinaan dan Pengembangan UKS

Pembinaan dan Pengembangan UKS Pembinaan dan Pengembangan UKS Disampaikan oleh : Kepala Puskesmas Cibadak Cibadak, 5 April 2010 Pendahuluan Salah satu upaya yg strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya pendidikan

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PANDUAN SEKOLAH RAMAH ANAK

PANDUAN SEKOLAH RAMAH ANAK PANDUAN SEKOLAH RAMAH ANAK DEPUTI TUMBUH KEMBANG ANAK KEMENTERIAN PEBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2015 1 P a g e Kata Pengantar Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

Lebih terperinci

DRAF. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK- Tahun 2013

DRAF. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK- Tahun 2013 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REUBLIK INDONESIA JALAN. MERDEKA BARAT NOMOR 15 TELEPON.021-380.5563 384.2638 FAKSIMILE. 021-380.5562 380.5559 JAKARTA 10110 www.menegpp.go.id DRAF

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengelolaan data, dan analisis terkait pembahasan tentang Implementasi Teknik School Review di MAN 01 Jepara Tahun Pelajaran 2017/2018 dan

Lebih terperinci

PANDUAN SEKOLAH RAMAH ANAK

PANDUAN SEKOLAH RAMAH ANAK PANDUAN SEKOLAH RAMAH ANAK DEPUTI TUMBUH KEMBANG ANAK KEMENTERIAN PEBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2015 1 P a g e Kata Pengantar Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 25 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

FORMULIR SEKOLAH. o Tidak Pernah o Jarang o Sering o Selalu. o Tidak Pernah o Jarang o Selalu o Sering. o Jarang o Sering o Tidak Pernah o Selalu

FORMULIR SEKOLAH. o Tidak Pernah o Jarang o Sering o Selalu. o Tidak Pernah o Jarang o Selalu o Sering. o Jarang o Sering o Tidak Pernah o Selalu Petunjuk pengisian : o A KODE "check box" dapat memilih lebih dari 1 jawaban "radio button" hanya memilih 1 jawaban HASIL BELAJAR A.1 Permasalahan sikap siswa yang terjadi disekolah anda (30 pertanyaan)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

SEKOLAH RAMAH ANAK. Maksud dan tujuan:

SEKOLAH RAMAH ANAK. Maksud dan tujuan: SEKOLAH RAMAH ANAK Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Prinsip utama adalah

Lebih terperinci

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menimbang : a. bahwa Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) sebagai perguruan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA ROBOLINGGO NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN SEKOLAH RAMAH ANAK KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa banyak anak yang perlu mendapat perlindungan

Lebih terperinci

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1717, 2014 PERATURAN BERSAMA. Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Pengembangan. Pembinaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa sebagai amanat Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah. BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, kehadiran bimbingan konseling Islami telah menjadi wawasan baru dalam perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling di sekolah ataupun di madrasah.

Lebih terperinci

RINGKASAN SUPLEMEN PENYELENGGARAAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) BERPERSPEKTIF HAK ANAK

RINGKASAN SUPLEMEN PENYELENGGARAAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) BERPERSPEKTIF HAK ANAK RINGKASAN SUPLEMEN PENYELENGGARAAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) BERPERSPEKTIF HAK ANAK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PENGANTAR Suplemen

Lebih terperinci

FORMULIR SEKOLAH. o Tidak Pernah o Jarang o Sering o Selalu. Tidak Pernah. o Sering o Tidak Pernah o Jarang o Selalu

FORMULIR SEKOLAH. o Tidak Pernah o Jarang o Sering o Selalu. Tidak Pernah. o Sering o Tidak Pernah o Jarang o Selalu Petunjuk pengisian : o A KODE "check box" dapat memilih lebih dari 1 jawaban "radio button" hanya memilih 1 jawaban HASIL BELAJAR A.2 Tindak kekerasan yan terjadi di sekolah anda (42 Pertanyaan) Formulir

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus

BAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan amanah sekaligus anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu setiap anak

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Sekolah Ramah Anak

Kebijakan Pengembangan Sekolah Ramah Anak Kebijakan Pengembangan Sekolah Ramah Anak Asisten Deputi Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Deputi Bidang Tumbuh Kembang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 5/31/2014 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik

Lebih terperinci

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing. - A. Program Seksi / Bidang Pokok-pokok kegiatan seksi: 1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM UNDANG-UNDANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG BADAN-BADAN KHUSUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA Menimbang:

Lebih terperinci

KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL

KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL 1 ANAK Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan Pasal 1 (1) UU No. 23/2002 tentang

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana mewakili Konsorsium Pendidikan Bencana Ardito M. Kodijat [UNESCO Office Jakarta] Tak Kenal Maka Tak Sayang.. Presidium: ACF, LIPI, MPBI, MDMC

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai A. Karakteristik Responden 1. Nama : No. Responden : 2. Umur : Tahun 3. Jenis Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 4. Agama : 5. Etnis/Suku Bangsa : 6. Status Anak Asuh : tim Piatu b. Yatim c. Piatu d.

Lebih terperinci

OLEH TIM ADVOKASI FE UNY

OLEH TIM ADVOKASI FE UNY LAPORAN PENELITIAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI TERHADAP ASPEK FASILITAS, PELAYANAN AKADEMIK, DAN PELAYANAN KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OLEH TIM ADVOKASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi SMP N 3 kota bumi pada proses pembelajaran sudah berjalan meskipun terdapat kendala

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak. KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang :

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri No.220, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SOSIAL. Pengasuhan Anak. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6132) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 11 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa Kota Blitar memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi nasional cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis bentuk kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan SDN 02

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GORONTALO, Menimbang : a. bahwa anak adalah

Lebih terperinci

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan IMPLEMENTASI PENCAPAIAN MAX. HASIL Upaya. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci