RINGKASAN SUPLEMEN PENYELENGGARAAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) BERPERSPEKTIF HAK ANAK
|
|
- Suryadi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RINGKASAN SUPLEMEN PENYELENGGARAAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) BERPERSPEKTIF HAK ANAK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015
2 PENGANTAR Suplemen Penyelenggaraan TPA Berperspektif Hak Anak disusun dengan mengacu pada Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang telah ditetapkan melalui Permendikbud No 137 Tahun 2014 serta Petunjuk Teknis Penyelenggaraan TPA yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini bersifat pengayaan dari pedoman yang sudah ada, sehingga mengenai syarat pendirian, prinsip dan standar PAUD serta prinsip-prinsip penyelenggaraan TPA yang menyangkut aspek tempa, asih, asah dan asuh tidak akan dibahas kembali. Melalui buku suplemen ini, diharapkan penyelenggaraan program TPA dapat dilaksanakan berdasarkan pada azas/prinsip hak anak, yang terdiri dari: a. non diskriminasi; b. kepentingan terbaik bagi anak; c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan; dan d. penghargaan terhadap pandangan anak. Buku Suplemen ini memetakan permasalahan dan mengembangkan strategi penyelenggaraan TPA berpersektif hak anak dengan menggunakan komponen dasar dalam penyelenggaraan TPA, yang terdiri dari: a. Komponen Kurikulum b. Komponen Peserta Didik c. Komponen Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan d. Komponen Sarana dan Prasarana e. Komponen Alat Permainan Edukatif (APE) f. Komponen Pengelolaan g. Komponen Gizi dan Kesehatan h. Komponen Parenting i. Komponen Kemitraan Dengan demikian, Buku Suplemen Penyelenggaraan TPA Berperspektif Hak Anak ini merupakan pelengkap bagi penyelenggaraan TPA yang selama ini sudah belangsung tanpa mengubah prinsip, komponen dan proses. Ruang lingkup buku suplemen ini membahas penerapan pemenuhan hak dan perlindungan anak sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan layanan pendidikan dan pengasuhan di TPA, sehingga secara holistik dan integraif diharapkan anak terpenuhi haknya melalui TPA. 1
3 SELINTAS TENTANG KONVENSI HAK ANAK ( KHA ) Sejarah Konvensi Hak Anak dan pelaksanaannya di Indonesia, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada tahun 1924, Liga Bangsa-Bangsa menginisiasi tersusunnya Deklarasi Hak Anak (I). 2. Pada tahun 1948, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) mengakui sifat khusus anak dan perempuan. 3. Pada tahun 1959, PBB menyusun Deklarasi Hak Anak (II). 4. Pada tahun 1989, Konvensi Hak Anak disahkan oleh Majelis Umum PBB. 5. Pemerintah Indonesia mengambil sikap dengan meratifikasi KHA, melalui Keppres No 36 Tahun Pada tahun 2002, lahirlah Undang Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, meletakkan strategi pemenuhan hak anak diberbagai bidang melalui program menuju Kab/Kota Layak Anak (KLA) yang membangun komitmen bersama lintas sektoral dalam pemenuhan hak-hak anak. 7. Hingga sekarang telah dilakukan pembenahan terhadap berbagai perundangan, seperti Undang Undang No. 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Pidana Anak sebagai pengganti Undang-Undang Peradilan anak pada tahun 1997, serta Undang Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam mempermudah pemahaman substansi KHA, Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengelompokan isi Kovensi Hak Anak menjadi delapan kategori yaitu: 1. Langkah-langkah Implementasi Umum Negara harus mengambil langkah administratif, legislatif, dan langkahlangkah lain dalam penyelenggaraan hak anak. (Menghormati, Memenuhi, dan melindungi). 2. Definisi Anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 3. Prinsip-prinsip Umum Prinsip yang melekat dan menjadi pengarusutamaan setiap pengembangan program atau pemenuhan hak anak. Keempat prinsip hak anak itu adalah: non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak, serta penghargaan terhadap pendapat anak. 2
4 4. Hak dan Kemerdekaan Sipil Penegasan bahwa anak adalah subjek hukum yang mempunyai hak-hak dan kemerdekaan sipil sebagaimana layaknya orang dewasa. 5. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Pengganti Mengatur hubungan anak dengan orangtua/ keluarganya, baik hubungan ekonomi-sosial-budaya maupun hubungan sipil dan hubungan hukum. 6. Kesehatan dan Kesejahteraan Dasar Memberikan kepada anak-anak hak atas standar kesehatan dan kesejahteraan. 7. Pendidikan, Waktu Luang dan Kegiatan Budaya Hak-hak di sini pada umumnya diturunkan dari hak-hak ekonomi-sosialbudaya yang berlaku bagi orang dewasa. Misalnya hak atas pendidikan dasar secara gratis. 8. Perlindungan Khusus Terbagi menjadi empat sub-kategori, yakni: (a) Perlindungan bagi anak dalam situasi konflik bersenjata dan yang menjadi atau mencari status pengungsi; (b) Perlindungan bagi anak yang melakukan pelanggaran hukum; (c) Perlindungan bagi anak dari eksploitasi ekonomi, penyalahgunaan obat dan narkotika, eksploitasi seksual, penjualan dan perdagangan, atau bentuk eksploitasi lainnya; dan (d) Perlindungan bagi anak-anak dari kelompok minoritas serta kelompok masyarakat adat (indigenous). 3
5 STRATEGI PENYELENGGARAAN TPA BERPERSPEKTIF HAK ANAK Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak (TPA) berperspektif Hak Anak dikembangkan sebagai strategi untuk menjawab permasalahan pemenuhan hak anak melalui 10 komponen penyelenggaraan TPA, di mana dalam strategi ini kami hanya menggunakan 9 komponen mengingat komponen pembiayaan dapat diintegrasikan dengan komponen pengelolaan. Substansi terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan dan pengasuhan di TPA. A. KOMPONEN KURIKULUM Kurikulum TPA Berperspektif Hak Anak merupakan perencanaan pendidikan yang memenuhi hak anak secara holistik integratif yang mempertimbangkan hak sipil dan kebebasan, hak pendidikan, pemanfaatan waktu luang, seni budaya dan hak perlindungan khusus. Kurikulum dalam penyelenggaraan TPA tersebut terdiri atas: 1. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan tertuang dalam struktur dan muatan kurikulum yang mengembangkan minat, bakat dan kemampuan anak dan memberikan layanan inklusi bagi ABK, ABH, Korban kekerasan seksual dan korban bencana. 2. Isi/Materi a. Kegiatan pembelajaran di TPA berpusat pada anak dan sesuai keunikan anak (baik anak normal maupun ABK, ABH dan AMPK). b. Kegiatan pembelajaran dirancang dan dilaksanakan agar memotivasi dan menjaga anak terhindar dari berbagai kekerasan dan penelantaran. c. Penerapan disiplin dalam kegiatan harus sesuai dengan perkembangan dan usia anak. d. Memberikan pengetahuan tentang bencana baik faktor alam dan non alam serta tata cara dalam menghadapi bencana. e. Membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) semua kegiatan TPA. f. Merancang program pemberdayaan orang tua dan mitra keluarga. 3. Cara / Metode Penyampaian materi dengan memperhatikan hak-hak anak melalui bercakap-cakap, main peran, demonstrasi, karya wisata dan lainnya serta menjalin kemitraan dengan instansi terkait dan pihak professional sebagai upaya mengatasi permasalahan ABK, ABH, AMPK. 4. Evaluasi Evaluasi bekerjasama dengan tenaga ahli bagi individu bagi ABK, ABH, AMPK ahli dalam suasana menyenangkan. 4
6 B. KOMPONEN PESERTA DIDIK Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan peserta didik, yaitu : 1. Akta kelahiran sebagai persyaratan atau dokumen wajib saat pendaftaran. 2. Menyediakan fasilitas informasi layak anak. 3. Program TPA berpusat pada anak (berbasis perkembangan dan kebutuhan anak) 4. TPA mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang anak untuk mengetahui kebutuhan dan pelayanan yang tepat. 5. TPA terbuka dalam penerimaan anak didik termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sesuai dengan kemampuan lembaga (rasio jumlah anak dengan jumlah pengasuh dan pendidik memadai) 6. Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penerimaan dan layanan, dilengkapi dokumen hasil diagnosa ABK dari ahli (dokter, psikolog) sebagai rekomendasi dalam pengasuhan serta mekanisme perlindungan dan pengasuhan bagi anak-anak yang dilayani terutama ABK 7. Kemitraan dengan lembaga terkait untuk penanganan lanjutan (misal lembaga terapi, puskesmas, dll) 8. Tersedia fasilitas kegiatan kreatif dan rekreatif ramah anak yang dapat diakses semua anak, termasuk ABK melalui stimulasi yang terprogram yang mendukung keselamatan, keamanan dan kenyamanan anak selama di lembaga 9. Terpenuhinya kebutuhan stimulasi terhadap seluruh panca indera (input sensory) anak demi mencapai perkembangan yang lebih baik C. KOMPONEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pengelola TPA diharapkan dapat membuat kebijakan dan perencanaan serta evaluasi yang mendukung implementasi pemenuhan hakhak anak di TPA, sebagai penerapan kebijakan perlindungan anak (child protection policy/cpp). Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kualifikasi dasar yang dibutuhkan, terlatih dalam mengimplementasikan Konvensi Hak Anak (KHA) serta mampu menerapkan hak anak dalam kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kegiatan pada penyelenggaraan layanan pendidikan dan pengasuhan di TPA. Kompetensi/pemahaman tersebut antara lain: 1. Mampu memahami hak-hak anak sebagaimana dalam KHA. 2. Mampu memahami dan menerapkan Kebijakan Perlindungan Anak atau CPP dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengasuhan. 3. Pengelola, Pendidik dan Pengasuh membuktikan integritasnya dalam bentuk Surat Penandatanganan Komitmen untuk tidak melanggar hak anak pada saat rekruitmen lembaga dilakukan. 4. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program dan kegiatan pemenuhan hak-hak anak 5
7 5. Mampu melakukan perawatan dan pengasuhan yang ramah anak serta deteksi dini anak berkebutuhan khusus, anak korban kekerasan, anak korban eksploitasi maupun penelantaran 6. Mampu memberikan pendidikan, pendampingan dan pengasuhan sesuai kebutuhan anak tanpa terkecuali. Memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendukung layanan bagi semua anak sesuai karakteristiknya. 7. Pendidik mampu menjalin kerja sama dengan terapis dan orang tua dalam menangani ABK, ABH dan anak korban kekerasan, eksploitasi maupun penelantaran. 8. Pendidik dan pengasuh TPA memiliki kemauan dalam mengembangkan diri mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini dalam memberikan layanan bagi ABK, ABH dan anak korban kekerasan, eksploitasi maupun penelantaran. 9. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait (tenaga professional dan instansi terkait) dalam meningkatkan pemahaman bagi pendidik dan pengasuh dalam upaya penyelenggaraan TPA berperspektif hak anak. D. KOMPONEN SARANA PRASARANA Dalam konteks perspektif hak anak dibutuhkan sarana dan prasarana yang ramah bagi anak. 1. Pengertian Sarana dan Prasarana yang Ramah Anak Sarana prasarana ramah anak adalah alat dan bahan serta faktor penunjang kegiatan yang memberi rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak, termasuk anak berkebutuhan khusus. 2. Bahan, Desain, Letak Sarpras yang Ramah Anak Bahan desain dan penataan atau letak sarana dan prasarana harus mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan bagi anak. 3. Pengawasan Terhadap Penggunaan Sarpras Oleh Anak Pengawasan dalam penggunaan sarpras faktor penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan anak dalam beraktifitas. 4. Pemeliharaan Sarpras Pemeliharaan sarana prasarana perlu dilakukan secara rutin, berkala dan berkesinambungan E. KOMPONEN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) Komponen ini terkait dengan hak sipil dan kebebasan serta hak anak atas pendidikan serta hak anak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. Terkait pula dengan hak perlindungan anak, non diskriminasi dan keselamatan anak. 1. Pengertian APE yang Ramah Anak APE yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan prinsip-prinsip hak anak dan menjamin partisipasi anak. 6
8 2. Bahan, Penataan, Desain, Penyimpanan APE yang Ramah Anak Mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan bagi anak sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak. 3. Pemanfaatan Lingkungan Lingkungan sebagai bahan ajar dan media pembelajaran, alternatif penggunaan APE dari alam, penggunaan bahan bekas yang masih layak pakai dan aman. 4. Inovasi dan Kreasi Pemanfaatan lingkungan menjadi sumber inovasi dan kreativitas APE yang ramah anak dan lingkungan. 5. Perawatan Berkala Membantu lembaga memenuhi fungsi perlindungan anak dan memenuhi hak terhadap pendidikan dan pemanfaatan waktu luang anak. Perawatan disesuaikan dengan bahan dan fungsi APE. 6. Pengawasan pengasuh terhadap penggunaan APE oleh anak Penggunaan APE perlu diawasi oleh orang dewasa dan jumlah APE yang dimainkan sesuai dengan jumlah anak. 7. Kemitraan penyediaan APE ramah anak Menjalin kemitraan dalam penyediaan APE yang ramah anak sesuai dengan kebutuhan dan usia anak. F. KOMPONEN PENGELOLAAN Pengelolaan TPA harus berdasarkan kepada prinsip perlindungan anak, yaitu non diskriminasi, berpijak pada kepentingan terbaik bagi anak, memberikan kesempatan anak berkembang sesuai potensinya dan memberikan penghargaan terhadap pandangan anak. Dalam pengelolaan TPA yang berperspektif terhadap hak anak ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan : 1. Perencanaan a. Menyusun Kebijakan Perlindungan Anak terkait dengan peraturan, mekanisme pendidikan dan pengasuhan anak mengacu pada kode etik pemenuhan hak anak dalam CPP (Child Protection Policy). b. Seluruh tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan pengasuh disyaratkan sehat jasmani dan rohani, bebas narkoba, tidak pernah terlibat dalam tindak kriminal, tidak memiliki rekam jejak kekerasan terhadap anak serta terlatih KHA. c. Perlunya mekanisme keamanan yang dipersyaratkan menyangkut pencegahan hal-hal yang berbahaya bagi anak. d. Pelaksanaan kegiatan TPA/LKSA memiliki administrasi yang teratur dan tercatat dengan baik, termasuk catatan perkembangan anak. e. TPA perlu membangun kemitraan dengan orang tua melalui kegiatan parenting dan implementasi KHA maupun pengembangan potensi anak. 2. Pelaksanaan a. Pengawasan pelaksanaan dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan orang tua; b. Pemberdayaan masyarakat dan orang tua dalam pemahaman tentang pengasuhan dan pemenuhan hak anak 7
9 3. Pengawasan Terkait pengasuhan anak selama dalam TPA, perlu adanya mekanisme pengawasan. 4. Evaluasi Evaluasi pengelola, pendidik maupun pengasuh dalam pelaksanaan Program Kegiatan di TPA dilakukan berpihak kepada perspektif hak anak. Evaluasi dapat dilakukan bekerjasama dengan instansi yang berwenang dan masyarakat sekitar serta orang tua peserta didik. 5. Pembinaan Pembinaan dilakukan oleh organisasi profesi, Forum PAUD/TAS dan oleh instansi terkait, seperti Badan PPKB, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan baik di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi. G. KOMPONEN GIZI DAN KESEHATAN ANAK Penyelenggaraan TPA yang berperspektif hak anak mendukung pemenuhan gizi seimbang dan hak kesehatan dasar anak. 1. Pemenuhan Gizi Seimbang Pemahaman Kebutuhan Gizi Seimbang anak bagi pendidik, pengasuh dan orang tua serta pengetahuan tentang makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak dianjurkan bagi anak dan ABK. 2. Pemenuhan Hak Kesehatan Dasar Pemenuhan hak kesehatan dasar melalui ketersediaan layanan kesehatan dan fasilitas serta sarana prasarana yang menunjang kesehatan anak, abk dan anak korban kekerasan, eksploitasi maupun penelantaran di lingkungan lembaga TPA, antara lain : deteksi dini ditunjang dengan kompetensi pengasuh dalam penanganan, dalam melatih psikomotor anak dan memberi ruang gerak yang optimal di dalam lingkungan yang terjaga asri serta mengembangkan jalinan kemitraan untuk kesejahteraan anak didik. H. KOMPONEN PARENTING Parenting merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi antara sekolah/lembaga/pengasuh TPA dengan Orangtua/ Wali murid yang bertujuan untuk memberikan pengasuhan dan atau pembelajaran bermakna yang bermuara pada perlakuan yang tepat pada anak (usia dini) sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal demi kebaikan masa depannya. Bentuk Layanan Bidang Parenting yang mendukung TPA bersperspektif pada anak : 1. Layanan Konsultasi Pengasuhan Anak a. Sasaran Orangtua, Kakek, Nenek, Keluarga atau Pengasuh anak termasuk pendidik TPA. b. Materi Konsultasi tentang Tumbuh Kembang Anak usia 0-6 tahun. c. Bentuk Layanan 1) konsultasi baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung melalui media (elektronik atau cetak). 8
10 2) memberikan waktu khusus/tertentu untuk konsultasi permasalahan yang dihadapi siswa/wali maupun pengasuh. 3) melibatkan pihak ke-3 (profesional, misalnya : psikolog, konselor maupun pihak terkait lainnya). 2. Edukasi terkait Tumbuh Kembang Anak dan Hak Anak a. Sasaran Orangtua, Kakek, Nenek, Keluarga atau Pengasuh anak. b. Bentuk Kegiatan dapat melalui Seminar, workshop atau pelatihan. c. Materi 1) Karakteristik Tumbuh Kembang Anak. 2) Keunikan Anak Usia Dini. 3) Hak Anak. 3. Surat Kesepakatan antara OrangTua dan Lembaga (TPA) tentang Pengasuhan Anak Surat Kesepakatan (memorandum of understanding) dibutuhkan untuk memastikan komitmen orang tua dalam mensinergikan pendidikan dan pengasuhan anak baik di lingkungan lembaga TPA maupun di lingkungan keluarga. Surat kesepakatan antara lain meliputi pengasuhan anak, tata tertib pengantaran dan penjemputan serta hak dan wewenang masing-masing pihak, atau hal-hal lain yang dirasa perlu. I. KOMPONEN KEMITRAAN Membangun kemitraan diperlukan dalam menciptakan program yang holistic integrative, harmonisasi kerjasama bisa terbangun dengan meletakan MoU. Beberapa lembaga yang dapat dijadikan mitra TPA diantaranya: a. Lembaga pemerintah ditingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota; b. Organisasi sosial masyarakat c. Organisasi Profesi d. Perguruan Tinggi e. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama. f. Dunia Usaha; dan lain sebagainya. g. PPT (Pusat Pelayanan Terpadu) melalui Rumah Sakit, Kepolisian, dll. 9
WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG { PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN, Menimbang
Lebih terperinciKONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)
KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK) Konvensi Hak Anak (KHA) Perjanjian yang mengikat secara yuridis dan politis antara berbagai negara yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan Hak Anak Istilah yang perlu
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HAK ANAK
PERLINDUNGAN HAK ANAK oleh Elfina Lebrine Sahetapy, SH., LLM Penulis adalah dosen di Fakultas Hukum Universitas Surabaya Sebelum kita membahas lebih lanjut permasalahan tentang perlindungan anak, maka
Lebih terperinciPENGANTAR KONVENSI HAK ANAK
Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007 PENGANTAR KONVENSI HAK ANAK Supriyadi W. Eddyono, S.H. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Jl Siaga II No 31 Pejaten Barat, Jakarta 12510 Telp
Lebih terperinciBidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.
Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Permasalahan dan Isu Strategis Ada tiga isu strategis di Bidang Perlindungan Anak yang mendapatkan perhatian
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si
PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si LATAR BELAKANG Untuk menyiapkan SDM berkualitas harus diawali sejak usia dini, bahkan sejak masa konsepsi dalam kandungan Pemenuhan
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,
Lebih terperinciSAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018
SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018 1. Konvensi Hak Anak (KHA), diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990. 2. Indonesia
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Indikator. Kabupaten/ Kota. Layak Anak PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.
KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) BERPRESPEKTIF HAK ANAK TAHUN 2015
KERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) BERPRESPEKTIF HAK ANAK TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan suatu institusi sosial yang memberikan
Lebih terperinciTUGAS RINCI/ LANGKAH LANGKAH. Guru bimbingan konseling. turut menandatangan i komitment tertulis untuk menginisiasi SRA
NO TAHAPAN RUANG LINGKUP INDIKATOR Pimpinan/Kepala Sekolah/ Satuan 1 PERSIAPAN & Membuat PERENCANAAN komitment tertulis yang diwakili seluruh unsur yang ada di turut menandatangani komitment tertulis untuk
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. b. c. bahwa setiap anak
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GORONTALO, Menimbang : a. bahwa anak adalah
Lebih terperinciBUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa anak yang merupakan tunas dan generasi
Lebih terperinciCHECK LIST POTENSI KOMPONEN KETERANGAN KOMITMENT TERTULIS /KEBIJAKAN
CHECK LIST POTENSI KOMPONEN KOMITMENT TERTULIS /KEBIJAKAN a. Memiliki kebijakan anti kekerasan terhadap peserta didik: 1) Komitmen tertulis komitmen tertulis dalam bentuk ikrar untuk mencegah kekerasan
Lebih terperinciBUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa Kota Blitar memiliki
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK Menimbang Mengingat : : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, a. bahwa anak harus mendapatkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Disampaikan pada acara Pembahasan Indikator KLA, 18 April 2015 INDIKATOR
Lebih terperinciWALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL
KELURAHAN LAYAK ANAK KOTA TEGAL TAHUN 2014 BPMPKB KOTA TEGAL 1 ANAK Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan Pasal 1 (1) UU No. 23/2002 tentang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinci2012, No.168.
9 2012, No.168 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK 2012, No.168
Lebih terperinciPEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SALINAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK
- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KOTA LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 117 TAHUN 2015
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 117 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK DALAM PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 19 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN
Lebih terperinciPENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG
LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN
Lebih terperinciKOTA LAYAK ANAK. Yang bertujuan untuk:
KOTA LAYAK ANAK Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang terencana secara
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PANDUAN PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PELAYANAN TERPADU BAGI SAKSI DAN/ATAU KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa anak merupakan amanah dan karunia
Lebih terperinciLatar Belakang KLA. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan
Latar Belakang KLA 1. Definisi dan Tujuan KLA Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) adalah suatu pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,
SALINAN BUPATI DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciJakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA
1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepolisian Republik Indonesia 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
- 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PELINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang : a. bahwa anak merupakan amanah dan karunia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228 dan
Lebih terperinciTENTANG PENANGANAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM
KEPUTUSAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA, KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, MENTERI SOSIAL REPUBLIK
Lebih terperinciPAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Paud Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) Abstrak Sri Huning Anwariningsih, Sri Ernawati Universitas Sahid Surakarta, Jl Adi Sucipto 154 Surakarta
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,
PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa banyak anak yang perlu mendapat perlindungan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2014 No.48,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bantul. Pembentukan, organisasi, tata kerja, pusat pelayanan, terpadu,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK DALAM PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK TINGKAT PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA KENDARI
WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa Kota Kendari
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA, PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Menteri
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa kekerasan terhadap
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa anak merupakan Amanah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR
QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI
Lebih terperinciMATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK VISI MISI TUJUAN 1. Mewujudkan 1. Meningkatnya 1. meningkatnya 1. Kesetaraan Gender dan Program masyarakat Kesetaraan pelaksanaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PELAYANAN TERPADU BAGI SAKSI DAN/ATAU KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa
Lebih terperinci2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE
Lebih terperincisituasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)
Perlindungan Anak merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dari penelantaran, diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi dan/atau seksual, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, perlakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak hak sebagai manusia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciMengakomodir Hak Anak Dalam KUHP. Oleh : Apong Herlina Lembaga Advokasi dan Pemberdayaan Anak (LAPA)
Mengakomodir Hak Anak Dalam KUHP Oleh : Apong Herlina Lembaga Advokasi dan Pemberdayaan Anak (LAPA) Prinsip Prinsip Umum KHA(Ps. 2,3,6,12) Non-diskriminasi : Semua anak mempunyai hak yang sama dan harus
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK
Lebih terperinciANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan
ANAK INDONESIA ANAK Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan Pasal 1 (1) UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak Jumlah anak = 1/3 jumlah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1410, 2015 KEMENSOS. Anak Penyandang Disabilitas. Pelayanan Sosial. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN SOSIAL BAGI ANAK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciHarkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM PUSANEV_BPHN
Harkristuti Harkrisnowo KepalaBPSDM Kementerian Hukum & HAM Mengapa Instrumen Internasional? Anak berhak atas perawatan dan bantuan khusus; Keluarga, sebagai kelompok dasar masyarakat dan lingkungan alamiah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK DALAM PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciDEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN Majelis Umum, Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 Desember 1993 [1] Mengikuti perlunya penerapan secara
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN OPTIONAL PROTOCOL TO THE CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD ON THE SALE OF CHILDREN, CHILD PROSTITUTION AND CHILD PORNOGRAPHY
Lebih terperinciBIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd
BIDANG PENDIDIKAN Ida Rindaningsih, M.Pd BIDANG PENDIDIKAN Keaksaraan Fungsional Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan SD Advokasi Hukum KEAKSARAAN FUNGSIONAL KEAKSARAAN FUNGSIONAL sebuah usaha pendidikan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 208 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KOTA LAYAK ANAK
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 208 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KOTA LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALI KOTA CIMAHI, bahwa anak merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN REHABILITASI SOSIAL PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI DALAM LEMBAGA REHABILITASI
Lebih terperinci23-26 PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN HAK DASAR ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
23-26 PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN HAK DASAR ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa anak sebagai generasi
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228
Lebih terperinci-1- GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK
-1- DRAF SALINAN FINAL PENGUNDANGAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2018... TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.
No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN
Lebih terperinci