NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

Transkripsi

1 NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM Nomor: B/37/X/2012 Nomor: 212 /PERJ/KA/X/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAMANAN WILAYAH KERJA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM Pada hari ini Senin, tanggal delapan bulan Oktober, tahun dua ribu dua belas, yang bertandatangan di bawah ini: 1. INSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. BADRODIN HAITI, selaku ASISTEN KAPOLRI BIDANG OPERASI, dalam hal Ini bertindak untuk dan atas nama Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (KAPOLRI), berdasarkan Surat Perintah Kapolri Nomor: Sprin/1349A/lll/2012, tanggal 6 Agustus 2012 tentang Penunjukan dan Pendelegasian untuk Penandatanganan Nota Kesepahaman, berkedudukan di Jalan Trunojoyo Nomor 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. IR. MUSTOFA WIDJAJA, M.M., selaku Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam berdasarkan Keputusan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor. Kpts/6/DK/IX/2008, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM (Badan Pengusahaan Batam), berkedudukan di Gedung BIFZA, Batam Centre, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

2 PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri; b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Badan yang mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sesuai dengan fungsi-fungsi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas; c. bahwa mencermati perkembangan situasi kamtibmas yang semakin kompleks, maka PARA PIHAK perlu melakukan upaya-upaya yang bersifat terpadu untuk menciptakan rasa aman, tertib dan tentram sejalan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga; dan d. bahwa PARA PIHAK sebelumnya telah menandatangani Nota Kesepahaman Nomor: Pol.B/1712/UM/Vll/2007-Nomor: 27/PER J/KA/Vll/2007 antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam tentang Penyelenggaraan Pengamanan Wilayah Kerja Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, yang berakhir tanggal 17 Juli Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Uiidang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775); 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168);

3 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); S - 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); J 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4757) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5195); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata cara pelaksanaan hubungan dan kerja sama Kepolisian Negara Republik Indonesia; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5196); 8. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;. 9. Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 tentang Pengembangan Pembangunan Pulau Batam sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 tentang Pengembangan Pembangunan Pulau Batam; 10. Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional; 11. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam; 12. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

4 13. Peraturan KAPOLRI Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Nota Kesepahaman; 14. Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 3 Tahun 2008 tentang Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 3 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 3 Tahun 2008 tentang Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam; 15. Keputusan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor Kpts/6/DK/lX/2008 tentang Penetapan Personel Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor Kpts/19/DK-BTM/X/2010 tentang Penetapan Personel Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam; 16. Surat Keputusan Bersama antara Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Nomor Pol.SKEP/184/lX/1981-Nomor KPTS/322/UM/81 tentang Penyelenggaraan Keamanan Daerah Industri Pulau Batam; dan 17. Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 10 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Kerja Sama dalam rangka Penyelenggaraan Pengamanan Wilayah Keija Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam melalui Nota Kesepahaman, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut: BABI MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1 (1) Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk melaksanakan kerja sama antara PARA PIHAK dalam pengamanan wilayah kerja PIHAK KEDUA. (2) Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah tenwujudnya kerja sama antara PARA PIHAK dalam pengamanan wilayah kerja PIHAK KEDUA.

5 BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi; a. Bidang Pembinaan t 1. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM); dan 2. meningkatkan sarana dan prasarana. b. Bidang Operasional 1. meningkatkan koordinasi dan tukar menukar informasi; 2. penegakan hukum; 3. perbantuan pengamanan; dan 4. pengoperasian pesawat udara. c. Bidang Pengawasan dan Pengendalian. BAB lil PELAKSANAAN. Bagian Kesatu Bidang Pembinaan I 1«Pasal 3 (1) Meningkatkan kemampuan SDM meliputi: a. menyelenggarakan pendidikan/pelatihan kemampuan SDM di bidang pembinaan pengamanan dan manajemen operasional, administrasi; dan b. memberikan bimbingan teknis dan pola pengamanan dalam rangka penyelenggaraan pengamanan industri dan obyek vital di wilayah kerja PIHAK KEDUA. (2) Meningkatkan sarana dan prasarana meliputi; a. menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan sistem pengamanan kepada Polri sesuai dengan hakekat ancaman yang dihadapi;

6 V b. menyiapkan SDM Satuan Pengamanan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sesuai dengan kebutuhan; dan c. menyelenggarakan pembinaan administratif satuan pengamanan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengamanan yang dilaksanakan oleh Satuan Pengamanan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Bagian Kedua Bidang Operasional Pasal 4 (1) meningkatkan koordinasi dan tukar menukar informasi, meliputi: a. membuat jaringan komunikasi guna pelaksanaan tugas di lapangan dan sistem pelaporan; dan b. membuat desk informasi Badan Pengusahaan Batam. (2) Penegakan hukum, meliputi: a. PIHAK PERTAMA melaksanakan penegakan hukum di lingkungan wilayah kerja PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. PIHAK KEDUA menginformasikan setiap kejadian yang diduga mempakan tindak pidana yang terjadi kepada PIHAK PERTAMA; c. PIHAK KEDUA melaksanakan Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) dan tindakan Kepolisian terbatas sesuai ketentuan hukum yang berlaku; d. PIHAK KEDUA membantu kelancaran proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA; dan e. PIHAK PERTAMA melakukan pengolahan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan proses penyidikan lebih lanjut dalam rangka Pro Justitia. (3) Perbantuan pengamanan berdasarkan permintaan PIHAK KEDUA meliputi: a. memberikan bantuan dalam upaya mewujudkan keamanan dan ketertiban umum di wilayah kerja PIHAK KEDUA;

7 b. memberikan dukungan pengamanan dan tindakan Kepolisian kepada pelaksanaan tugas satuan pengamanan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sesuai ketentuan hukum yang berlaku; c. menyiapkan personel untuk ditempatkan dan ditugaskan pada satuan pengamanan di lingkungan PIHAK KEDUA; dan d. menempatkan personel guna melaksanakan tugas pelayanan Kepolisiaan dalam Pusat Pelayanan Terpadu. (4) Pengoperasian pesawat udara dalam rangka pengarnanan di wilayah kerja PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA menugaskan tenaga pilot dan teknisi. Bagian Ketiga Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pasal 5 (1) Dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, PARA PIHAK melakukan pengawasan terhadap semua pelaksanaan pengamanan di wilayah kerja PIHAK KEDUA. (2) Dalam rangka pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c,. PARA PIHAK melakukan pengendalian terhadap semua pelaksanaan pengamanan di wilayah kerja PIHAK KEDUA. BAB IV TINDAK LANJUT Pasal 6 (1) Nota Kesepahaman ini akan ditindaklanjuti oleh PARA PIHAK dengan menyusun pedoman ketja yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini serta dengan membentuk tim pelaksana. (2) Tim pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya dari wakil-wakil PARA PIHAK, (3) Pedoman Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diselesaikan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak ditandatanganinya Nota Kesepahaman ini.

8 BABV ANALISIS DAN EVALUASI Pasal 7 (1) PARA PIHAK sepakat melakukan analisis dan evaluasi atas pelaksanaan Nota Kesepahaman ini secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun. (2) Pelaksanaan analisis dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. BAB VI PENANGGUNG JAWAB Pasal 8 (1) Penanggung jawab penyelenggaraan Nota Kesepahaman ini, dilaksanakan oleh PARA PIHAK dengan menunjuk wakil-wakilnya sesuai dengan kebutuhan tugas dan fungsi masing-masing. (2) PIHAK PERTAMA menunjuk Kepala Biro Pembinaan Operasional Baharkam Polri pada tingkat pusat dan menunjuk Kapolda Kepulauan Riau pada tingkat kewilayahan. (3) PIHAK KEDUA menunjuk: a. Anggota 1/ Deputi Bidang Pengusahaan Sarana; b. Anggota 2/ Deputi Bidang Pelayanan Jasa; c. Anggota 3/ Deputi Bidang Pelayanan Umum; d. Anggota 4/ Deputi Bidang Administrasi dan Program; dan e. Anggota 5/ Deputi Bidang Pengendalian.

9 BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 9 Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibebankan kepada PARA PIHAK secara proporsional. BAB VIII KETENTUAN LAIN Pasal 10 (1) Pelaksanaan Nota Kesepahaman ini didasarkan pada tugas pokok dan fungsi serta kewenangan kelembagaan PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur dan ditetapkan oleh PARA PIHAK dalam addendum Nota Kesepahaman yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini. (3) Apabila dikemudian hari terjadi perbedaan penafsiran dan permasalahan dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini, akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah untuk mufakat. JANGKA WAKTU Pasal 11 (1) Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani. (2) Nota Kesepahaman ini dapat diubah atau diperpanjang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK, dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya Nota Kesepahaman ini. (3) Nota Kesepahaman ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan PIHAK yang bermaksud mengakhiri Nota Kesepahaman wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada PIHAK lainnya.

10 V- BAB IX PENUTUP Pasal 12 Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Nota Kesepahaman Ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, setelah ditandatangani PARA PIHAK. Ion Demikian Nota Kesepahaman Ini dibuat dengan semangat kerja sama yang baik, untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK. PIHAK KEDUA 3 yir. MUSTOFA WIDJAJA, M.M Drs. BADRODIfl HAITI INSPEKTUR JENDERAL POLISI