PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3"

Transkripsi

1 PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3 Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah tingkat perilaku prososial siswa sesudah diberikan layanan diskusi kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan layanan diskusi kelompok. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan keefektifan layanan diskusi kelompok dalam meningkatkan perilaku prososial siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 7 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok, siswa MU, MR, dan VS memiliki perilaku prososial yang sangat rendah dan siswa AR, MI, MA, dan IN memiliki perilaku prososial yang rendah. Sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok, terjadi peningkatan perilaku prososial yaitu siswa MR memiliki perilaku prososial yang sangat rendah, siswa AR memiliki perilaku prososial yang rendah, siswa MU, MA, IN, dan VS memiliki perilaku prosoial yang tinggi, dan siswa MI memiliki perilaku prososial yang sangat tinggi. Hasil analisis inferensial menunjukan bahwa perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok. Kata Kunci : Diskusi Kelompok, Perilaku Prososial. PENDAHULUAN 1 Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Tadulako Irsan dkk 29

2 Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan, sehingga mutlak dibutuhkan di sekolah. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah secara umum bertujuan untuk membantu siswa mengenal dan menerima lingkungannya secara positif serta mampu mengambil keputusan. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Perkembangan siswa tidak terlepas dari pengaruh lingkunagn sosial, sehingga proses perkembangan tidak selalu berjalan lurus, mulus, atau steril dari masalah. Seiring berjalannya waktu, kepedulian siswa terhadap lingkungannya mulai berkurang. Siswa lebih mementingkan kesenangan untuk diri sendiri tanpa memikirkan lingkungan sekitar. Hal ini yang menyebabkan dia menjadi makhluk yang individual. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa menjadi makhluk individual yang kurang peka dengan lingkungan sekitar yaitu kurangnya rasa empati terhadap sesama, egoisme, serta kurangnya tolong menolong. Siswa harus menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Salah satu cara untuk menjaga hubungan baik ini adalah dengan perilaku prososial. Perilaku prososial ini merupakan perilaku yang bertujuan untuk menolong maupun meningkatkan kesejahteraan orang lain. Selain itu dengan memiliki perilaku prososial yang baik siswa dapat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Kurangnya perilaku prososial siswa akan berdampak pada kehidupan sosial siswa yang kurang baik bahkan dapat meningkatkan kenakalan remaja. Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru bimbingan dan konseling diperoleh informasi bahwa, ada 7 siswa kelas VIII yang tidak menunjukan perilaku prososial, diantaranya siswa dengan inisial MU dan MR yang kurang peduli dengan teman misalnya saat ada teman bingung mencari barangnya yang tercecer meskipun dia tau dibiarkan begitu saja, kemudian jika ada teman bertengkar mereka cuek tidak mau melerai pertengkaran tersebut. tidak mau berbagi buku paket dengan teman, jika mereka meminjamkan buku paket harus diberikan jawaban soal. Selanjutnya siswa dengan inisial AR, MA, dan MI, perilaku yang ditunjukan yaitu kurang berpartisipasi di waktu kegiatan kerja bakti, bahkan saling mengajak untuk menghindari kegiatan tersebut, tidak mau ikut bekerjasama jika ada tugas kelompok, tidak suka membantu teman yang bukan satu genk seperti jika ada teman yang lain bertanya tentang pelajaran yang kurang dimengerti, mereka tidak akan menjawabnya meskipun mereka tahu. Irsan dkk 30

3 Selanjutnya siswa dengan inisial IN dan VS, perilaku yang ditunjukan yaitu menolong selalu mengharapkan imbalan, jika ada teman menitipkan sesuatu, mereka selalu meminta imbalan, tidak peduli saat teman mendapat masalah, sering mengelak jika melakukan kesalahan, dan sering menyontek ketika diberikan tugas. Kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus segera mendapat penanganan, karena mengingat perilaku prososial sangat menentukan keberhasilan siswa dalam hubungan sosial, maka perlu diupayakan pemberian bantuan kepada siswa dalam rangka meningkatkan perilaku prososialnya. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan pemberian layanan diskusi kelompok. Tujuan layanan diskusi kelompok adalah agar anggota kelompok dapat berlatih mengemukakan perasaan, ide, pendapat, dan menambah kepercayaan diri anggota kelompok. Dalam layanan diskusi kelompok terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik secara mendalam akan mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, keaktifan dan sikap siswa. Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa memecahkan masalah-masalah sosialnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis). Penelitian ini termasuk penelitan kuantitatif karena menekankan pada analisis data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment research yang akan mengkaji mengenai pengaruh layanan diskusi kelompok terhadap peningkatan perilaku prososial siswa di SMP Negeri 4 Palu. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest Design yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh layanan diskusi kelompok terhadap perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu. Subjek dalam penelitian ini adalah 7 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palu yang memiliki perilaku prososial rendah di sekolah. Siswa tersebut terdaftar pada tahun pelajaran Irsan dkk 31

4 2016/2017. Adapun perilaku prososial rendah yang dilakukan oleh 7 siswa ini yaitu tidak mau berbagi, kurang empati, tidak bekerjasama, tidak jujur, dan kurang menolong. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik angket, dan teknik dokumentasi. Teknik angket dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang perilaku prososial siswa, hal ini dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, diberikan kepada siswa sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok. Kedua, pemberian angket sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok. Sebelum pemberian angket, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari pemberian angket tersebut dan menjelaskan cara pengisian angket. Setelah angket selesai diisi, kemudian angket dikumpul oleh peneliti untuk selanjutnya diolah dan dianalisis. Selanjutnya teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai teknik penunjang untuk memperoleh sejumlah informasi atau data yang berbentuk catatan atau dokumentasi siswa. HASIL PENELITIAN Hasil analisis deskripsi tentang perilaku prososial siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palu sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok, dapat diuraikan pada tabel 1 berikut : Tabel 1 Klasifikasi dan Persentase Perilaku Prososial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Palu Sebelum Mengikuti Layanan Diskusi Kelompok. No. Subjek Skor Klasifikasi Persentase Perilaku (%) Menyimpang 1. MU 17 37,78 Sangat Rendah 2. MR 11 24,44 Sangat Rendah 3. AR 22 48,89 Rendah 4. MI 25 55,5 Rendah 5. MA 22 48,89 Rendah 6. IN 21 46,67 Rendah 7 VS 17 37,78 Sangat Rendah Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 7 siswa yang menjadi subjek penelitian, terdapat 3 siswa yaitu MU, MR dan VS memiliki perilaku prososial yang sangat rendah, MU dan VS memilki skor yang sama yaitu 17 sementara MR memiliki skor 11. Selanjutnya terdapat 4 siswa yang memilki perilaku prososial rendah, yaitu siswa AR dengan skor 22, siswa MI dengan skor 25, siswa MA dengan skor 22 dan siswa IN dengan skor 21. Irsan dkk 32

5 Hasil Analisis Deskriptif Sesudah Mengikuti LDK Hasil analisis deskripsi tentang perilaku prososial siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok, dapat diuraikan pada tabel 2 berikut : Tabel 2 Klasifikasi dan Persentase Perilaku Prososial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Palu Sesudah Mengikuti Layanan Diskusi Kelompok. No. Subjek Skor Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 7 siswa yang menjadi subjek penelitian terdapat 1 siswa yang memiliki perilaku prososial yang sangat rendah, yaitu siswa MR dengan skor 17. Kemudian terdapat 1 siswa yang memiliki perilaku prososial yang rendah, yaitu siswa AR dengan skor 25. Selanjutnya terdapat 4 siswa yang memiliki perilaku prososial yang tinggi, yaitu siswa MU dengan skor 27, siswa MA dengan skor 29, siswa IN dengan skor 30, dan siswa VS dengan skor 28. Selanjutnya terdapat 1 siswa yang memiliki perilaku prososial yang sangat tinggi, yaitu siswa MI dengan skor 36. Deskripsi Peningkatan Perilaku Prososial Siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palu Sebelum dan Sesudah Mengikuti Layanan Diskusi Kelompok. Persentase (%) Peningkatan perilaku prososial siswa sebelum dan sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok pada siswa, dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Klasifikasi Perilaku Menyimpang 1. MU Tinggi 2. MR 17 37,78 Sangat Rendah 3. AR 25 55,56 Rendah 4. MI Sangat tinggi 5. MA 29 64,44 Tinggi 6. IN 30 66,67 Tinggi 7 VS 28 62,22 Tinggi Tabel 3 Klasifikasi Perilaku Prososial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Palu Sebelum dan Sesudah Mengikuti Layanan Diskusi Kelompok (LDK) No. Konseli Klasifikasi Sebelum Mengikuti LDK Klasifikasi Sesudah Mengikuti LDK Keterangan 1 MU Sangat Rendah Tinggi Meningkat 2 MR Sangat Rendah Sangat Rendah Tetap 3 AR Rendah Rendah Tetap Irsan dkk 33

6 4 MI Rendah Sangat Tinggi Meningkat 5 MA Rendah Tinggi Meningkat 6 IN Rendah Tinggi Meningkat 7 VS Sangat Rendah Tinggi Meningkat Keterangan: LDK = Layanan Diskusi Kelompok Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa peningkatan perilaku prososial siswa sebelum dan sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok terdapat 2 siswa yang mengalami peningkatan perilaku prososial dari klasifikasi sangat rendah menjadi tinggi yaitu siswa MU dan VS. Kemudian ada 2 siswa yang mengalami peningkatan perilaku prososial sesudah mengikuti diskusi kelompok dari klasifikasi rendah menjadi tinggi yaitu siswa MA dan IN. Kemudian terdapat 1 siswa yang mengalami peningkatan perilaku prososial dari klasifikasi rendah menjadi sangat tinggi yaitu siswa MI. Selanjutnya ada 2 siswa yang tidak mengalami peningkatan perilaku prososial sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok yaitu siswa MR yang tetap berada pada klasifikasi sangat rendah dan siswa AR yang juga tetap berada pada klasifikasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian layanan diskusi kelompok efektif dalam meningkatkan perilaku prososial siswa. Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis secara statistik dengan menggunakan rumus wilcoxon sign rank test. Perhitungan analisis tersebut menggunakan tabel persiapan T wilcoxon menunjukkan nilai T wilcoxon = 0, sedangkan nilai untuk N = 7 dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), diperoleh nilai tabel T wilcoxon = 4, berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai T hitung < nilai tabel T wilcoxon, atau 0 < 4. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) yang berbunyi perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok tidak lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok ternyata ditolak. Berdasarkan hasil yang menyatakan nilai T hitung lebih besar dari nilai T tabel, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku prososial siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Palu, sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok yaitu ada 3 siswa (AR, MA, dan MI) yang memiliki perilaku prososial yang sangat rendah, kemudian ada 4 siswa (VS, IN, MU, Irsan dkk 34

7 dan MR) yang memiliki perilaku prososial yang rendah, dan tidak ada siwa yang memiliki perilaku prososial yang tinggi dan sangat tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif perilaku prososial siswa sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok, dari 7 siswa yang menjadi subjek penelitian ada 3 siswa memiliki perilaku prososial yang sangat rendah yaitu (MU, MR, dan VS) ada 4 siswa memiliki perilaku prososial yang rendah yaitu (AR, MI, MA, dan IN) dan tidak ada siswa yang memiliki prososial tinggi dan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku prososial siswa di SMP Negeri 4 Palu masih rendah. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat guna meningkatkan perilaku prososial siswa, dan salah satunya melalui pemberian layanan diskusi kelompok. Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan perilaku prososial siswa di sekolah sesudah diberikan layanan diskusi kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor perilaku prososial siswa sebelum diberikan layanan diskusi kelompok yaitu 19,29 sedangkan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok rata-rata skor perilaku prososial siswa berubah menjadi 27,43. Artinya selisih ratarata antara perilaku prososial siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok yaitu 8,14. Kemudian, peningkatan perilaku prososial siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan diskusi kelompok adalah 71,42%. Peningkatan tersebut terjadi dikarenakan siswa turut berperan aktif dalam pelaksanaan layanan diskusi kelompok serta mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh teman dan peneliti. Berdasarkan perbandingan antara hasil angket sebelum dan hasil angket sesudah, perilaku prososial siswa mengalami peningkatan sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok. Hal tersebut dilihat dari hasil analisis angket siswa. Siswa yang mengalami peningkatan perilaku prososial dari rendah menjadi sangat tinggi sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok adalah siswa nomor 4 (MI). Perubahan yang terjadi pada siswa tersebut yaitu dengan mengalami peningkatan frekuensi yang terdapat pada beberapa pernyataan angket diantaranya item nomor 1 yang menyatakan tidak peduli saat ada teman sedang bingung mencari sesuatu. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. kemudian item nomor 6 yang menyatakan peduli terhadap teman yang sedang kesusahan walaupun bukan teman dekatnya. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Pada item nomor 8 yang menyatakan Irsan dkk 35

8 membantu teman yang kemampuannya kurang dalam mata pelajaran tertentu. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang, pada item nomor 10 yang menyatakan mengajak teman menghindari kegiatan kerja bakti. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah, pada item nomor 11 yang menyatakan menolong teman jika diberikan imbalan atau hadiah pernyataan siswa sebelumnya adalah sering namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang, pada item nomor 12 yang menyatakan tidak peduli jika ada teman yang mendapat masalah. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah kadang-kadang namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah, pada item nomor 13 yang menyatakan tidak bersedia bekerjasama dengan teman yang kemampuannya kurang jawaban siswa sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah, dan pada item nomor 15 yang menyatakan menyontek jika diberikan tugas jawaban siswa sebelumnya adalah sering namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Siswa yang mengalami peningkatan perilaku prososial dari sangat rendah menjadi tinggi, sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok adalah siswa nomor 1 (MU). Perubahan yang terjadi pada siswa tersebut yaitu dengan mengalami peningkatan frekuensi yang terdapat pada beberapa pernyataan angket diantaranya item nomor 4 yang menyatakan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kerja bakti. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering, pada item nomor 5 yang menyatakan meminjamkan buku kepada teman jika diberikan jawaban soal yang ditugaskan. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 9 yang menyatakan bekerjasama dengan teman jika ada tugas kelompok. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Pada item nomor 11 yang menyatakan menolong teman jika diberikan imbalan atau hadiah. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 13 yang menyatakan tidak bersedia Irsan dkk 36

9 bekerjasama dengan teman yang kemampuannya kurang. Jawaban pernyataan sebelumnya selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Selanjutnya pada item nomor 15 yang menyatakan menyontek ketika jika diberikan tugas. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Selanjutnya siswa nomor 7 (VS), perubahan yang terjadi padasiswa tersebut yaitu dengan mengalami peningkatan frekuensi yang terdapat pada beberapa pernyataan angket diantaranya item nomor 2 yang menyatakan melerai saat ada pertengkaran dilingkungan sekolah. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Pada item nomor 4 yang menyatakan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kerja bakti. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi selalu. Pada item nomor 8 yang menyatakan membantu teman yang kemampuannya kurang dalam mata pelajaran tertentu. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Pada item nomor 10 yang menyatakan mengajak teman menghindari kegiatan kerja bakti. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Pada item nomor 13 yang menyatakan tidak bersedia bekerjasama dengan teman yang kemampuannya kurang. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Kemudian pada item nomor 14 yang menyatakan takut berkata jujur apabila melakukan kesalahan. Jawaban sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Selanjutnya siswa yang mengalami peningkatan perilaku prososial dari rendah menjadi tinggi, sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok adalah siswa nomor 5 (MA). Perubahan yang terjadi padasiswa tersebut yaitu dengan mengalami peningkatan frekuensi yang terdapat pada beberapa pernyataan angket diantaranya item nomor 3 yang menyatakan rela berbagi buku paket dengan teman, saat teman tidak membawa buku paketnya. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi selalu. Pada item nomor 4 yang menyatakan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti. Jawaban pernyataan sebelunya adalah tidak pernah, Irsan dkk 37

10 namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Pada item nomor 6 yang menyatakan peduli terhadap teman yang sedang kesusahan walaupun bukan teman dekatnya. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah kadangkadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Kemudian pada item nomor 8 yang menyatakan membantu teman yang kemampuannya kurang dalam mata pelajaran tertentu. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi selalu. Selanjutnya siswa nomor 6 (IN). Perubahan yang terjadi pada siswa tersebut yaitu dengan mengalami peningkatan frekuensi yang terdapat pada beberapa pernyataan angket diantaranya item nomor 1 yang menyatakan tidak peduli saat ada teman sedang bingung mencari sesuatu. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Pada item nomor 6 yang menyatakan peduli terhadap teman yang sedang kesusahan walaupu bukan teman dekatnya. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Pada item nomor 8 yang menyatakan membantu teman yang kemampuannya kurang dalam mata pelajaran tertentu. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 11 yang menyatakan menolong teman jika diberikan imbalan atau hadiah. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 12 yang menyatakan tidak peduli jika ada teman yang mendapat masalah. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Pada item nomor 13 yang menyatakan tidak bersedia bekerjasama dengan teman yang kemampuannya kurang. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah kadangkadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Kemudian pada item nomor 15 yang menyatakan menyontek jika diberikan tugas. Jawaban sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi tidak pernah. Ada pula siswa yang tidak mengalami peningkatan pada klasifikasi perilaku prososial, yaitu siswa yang memiliki perilaku prososial yang sangat rendah. Siswa yang tidak mengalami peningkatan perilaku prososial adalah siswa nomor 2 (MR). Siswa tersebut Irsan dkk 38

11 mengalami peningkatan frekuensi pada item nomor 3 yang menyatakan rela berbagi buku paket dengan teman, saat teman tidak membawa buku paketnya. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah tidak pernah, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 10 yang menyatakan mengajak teman menghindari kegiatan kerja bakti. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 11 menolong teman jika diberikan imbalan. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Pada item nomor 12 yang menyatakan tidak peduli jika ada teman yang mendapat masalah. Jawaban siswa sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Selanjutnya item nomor 14 yang menyatakan takut berkata jujur apabila melakukan kesalahan. Jawaban pernyataan sebelumnya adalah selalu, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Siswa MR tidak mengalami peningkatan perilaku prososial, bukan karena siswa tidak mengalami peningkatan perilaku prososial akan tetapi perubahan tersebut dapat dilihat dari peningkatan frekuensi di beberapa item instrumen. Jika semua skor item dijumlahkan kemudian dicocokkan dengan pedoman klasifikasi perilaku prososial, maka siswa tersebut tetap berada dalam klasifikasi perilaku prososial yang sangat rendah. Selanjutnya terdapat siswa yang memiliki perilaku prososial yang rendah dan tidak mengalami peningkatan perilaku prososial adalah siswa nomor 3 (AR). Siswa AR mengalami peningkatan frekuensi diantaranya pada item nomor 3 yang rela berbagi buku paket dengan teman, saat teman tidak membawa buku paketnya. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah kadang-kadang, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi sering. Pada item nomor cuek ketika ada teman yang bertanya kepadanya. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadangkadang. Kemudian pada item nomor 11 yang menyatakan menolong teman jika diberi imbalan. Jawaban pernyataan siswa sebelumnya adalah sering, namun sesudah diberikan layanan diskusi kelompok jawaban pernyataan siswa berubah menjadi kadang-kadang. Siswa AR tidak mengalami peningkatan perilaku prososial, bukan karena siswa tidak mengalami peningkatan perilaku prososial akan tetapi perubahan tersebut dapat dilihat dari peningkatan Irsan dkk 39

12 frekuensi di beberapa item instrumen. Jika semua skor item dijumlahkan kemudian dicocokkan dengan pedoman klasifikasi perilaku prososial, maka siswa AR tetap berada dalam klasifikasi perilaku prososial yang rendah. Siswa yang tidak mengalami peningkatan perilaku prososial membutuhkan penanganan lebih dari layanan ini, terutama pada siswa yang masih berada pada tingkat klasifikasi perilaku prososial yang sangat rendah dan rendah. Hal ini telah dikonsultasikan pada guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 4 Palu, yang akan melaksanakan layanan konseling individual sebagai tindak lanjut dalam mencari dan mendapatkan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh siswa tersebut. Siswa mengalami peningkatan perilaku prososial dikarenakan adanya kesediaan siswa untuk mengikuti setiap sesi layanan diskusi dengan penuh perhatian dan antusias. Selain itu, adanya dinamika kelompok yang baik juga membuat terjalin interaksi yang baik antar sesama anggota kelompok, sehingga masalah perilaku prososial yang dialami siswa dapat menemukan alternatif untuk pemecahan masalah. Uraian diatas diperkuat pula oleh pendapat Bloom (dalam Romlah 1989:89) yang mengemukakan bahwa: Diskusi kelompok merupakan usaha bersama untuk memecahkan masalah, yang didasarkan pada sejumlah data, bahan-bahan, pengalaman-pengalaman, dimana masalah ditinjau selengkap dan sedalam mungkin. Secara ideal pemimpin kelompok membantu kelompok untuk memusatkan perhatian pada masalah umum yang dihadapi, membantu meninjau masalah secara luas dan mendalam, membantu memberikan sumber-sumber yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah dan membantu kelompok bilamana masalah itu terpecahkan serta implikasi selanjutnya dari pemecahan tersebut. Hasil penelitian yang telah dibahas di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan perilaku prososial siswa di SMP Negeri 4 Palu sebelum dan sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok adalah 71,42%, sehingga dapat dikatakan layanan diskusi kelompok efektif dalam meningkatkan perilaku prososial siswa di SMP Negeri 4 Palu. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aidha N.H.P (2013) dengan judul Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Ngariboyo. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa penerapan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Irsan dkk 40

13 Ngariboyo. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya peningkatan skor motivasi belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Ngariboyo sebelum dan sesudah penerapan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Hasil penelitian ini sesuai juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2013 ) dengan judul Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Buzz Group Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial SiswaKelas VII SMP Negeri 1 Kertosono Tahun Ajaran2012/2013. Hasil penelitiannya adalah penggunaan bimbingan kelompok teknik diskusi buzz group efektif untuk meningkatkan interaksi sosial siswa. Selanjutnya hasil penelitian ini sesuai juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum, I (2014) dengan judul Meningkatkan Perilaku Prososial Rendah Melalui Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil dari penelitiannya adalah layanan penguasaan konten dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan perilaku prososial siswa. Berdasarkan analisis deskriptif dan inferensial dapat dilihat bahwa perilaku prososial siswa lebih tinggi setelah mengikuti layanan diskusi kelompok. Hal tersebut menunjukkan bahwa diskusi kelompok efektif dalam meningkatkan perilaku prososial siswa di SMP Negeri 4 Palu. PENUTUP Kesimpulan 1) Perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sebelum diberikan layanan diskusi kelompok, dari 7 siswa yang menjadi subjek penelitian ada 3 siswa yang memiliki perilaku prososial yang sangat rendah yaitu MU, MR, dan VS dan 4 siswa yang memiliki perilaku prososial yang rendah yaitu AR, MI, MA dan IN. 2) Perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sesudah diberikan layanan diskusi kelompok, dari 7 siswa yang menjadi subjek penelitian ada 1 siswa yang memiliki perilaku prososial yang sangat rendah yaitu MR, dan 1 siswa yang memiliki perilaku prososial yang rendah yaitu AR. Selanjutnya ada 4 siswa yang memiliki perilaku prososial yang tinggi yaitu MU, MA, IN dan VS dan 1 siswa yang memiliki perilaku prososial yang sangat tinggi yaitu MI. 3) Perilaku prososial siswa SMP Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti layanan diskusi kelompok. Irsan dkk 41

14 Saran 1) Bagi kepala sekolah diharapkan selalu mendukung dan memfasilitasi guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan segala bentuk kegiatan bimbingan, terkait dengan masalah-masalah yang dialami oleh siswa di sekolah agar proses bimbingan dapat terlaksana dengan baik. 2) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti siswa nomor 2, dan 3 karena perilaku prososial siswa tersebut masih berada pada klasifikasi sangat rendah dan rendah. Diharapkan agar guru pembimbing melaksanakan layanan konseling individual untuk mendalami masalah dari kedua siswa tersebut sehingga perilaku prososial mereka mengalami peningkatan. 3) Bagi siswa SMP Negeri 4 Palu yang telah mengalami peningkatan perilaku prososial agar terus dapat menjaga perilaku positifnya sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. 4) Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih mengembangkan penelitian mengenai layanan diskusi kelompok dengan variabel yang berbeda. Irsan dkk 42

15 DAFTAR PUSTAKA Aidha, N.H.P. (2013). Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Ngariboyo. [Online] Tersedia: [diakses 13 februari 2017]. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta. Anas, S. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bahri, D.S. (2005). Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dayaksini, T dan Hudania. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Desmita. (2012) Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djarwanto. (1999). Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE. Kartono, K. (2008). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo. Kusumaningrum, I. (2014). Meningkatkan Perilaku Prososial Rendah Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. UNNES.[online]. Tersedia: 8 Januari 2017]. Niki, W.S. (2013). Teori perilaku prososial [Online].Tersedia: blogspot.com. [diakses 5 Januari 2017]. Nuraini. (2013). Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Buzz Group Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kertosono Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. UNESA. [online]. Tersedia: [diakses 5 Januari 2017]. Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwanto, M.N. (2004). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Romlah, (1989). Teori dan Praktek Konseling Kelompok. [online]. Tersedia: 8 Januari 2017]. Sears, D.O. et al. (2009). Psikologi Sosial Jilid 2. Penerjemah: Tri Wibowo, B.S Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudijono, A. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada. Sukardi, D.K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Irsan dkk 43

16 (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta. Suryabrata, S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Thalib, M.M. (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 25 Sulawesi Tengah. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Walgito, B. (2010). Bimbingan dan konseling studi dan karir. Yogyakarta: ANDI Zamzami, S. (2012). Perilaku Prososial. [online]. Tersedia: blogspot.com. [diakses 8 Januari 2017]. Irsan dkk 44

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK

Lebih terperinci

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI Suci Setiawati 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI Asrina 1 Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci: Dampak negatif minuman

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU Mutmainnah 1 Drs. Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci :

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Aursati Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil peneltian pengaruh Layanan Konseling Kelompok terhadap Upaya Peningkatan Perilaku Prososial Siswa kelas VIII di SMPN 2 Kasihan tahun 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu )

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu ) PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu ) Fitria 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Tata tertib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan tersendiri berbeda satu dengan yang lain, baik dari segi fisik,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK 1 PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Winarni Dwi Astuti (winarnidwiastuti@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Syaifuddin Latif 3 ABSTRACT The problem of this research was the

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Puspita Mertani (puspitamertani@gmail. com) ¹ Syarifuddin Latief² Diah Utaminingsih³ ABSTRACT The aim of this research

Lebih terperinci

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XI IPS 2 dan kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2013/2014, Peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF THE SOCIODRAMA TECHNIQUE TO IMPROVE ELEVENTH SCIENCE

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 3, September 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT Budi Sutrisno

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA Ayunda Mayasari Dewi (10220138) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Perumusan Masalah dalam

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI IPA POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA KELAS VII SMP N 2 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Miftakhul Jannah Guru IPA SMP

Lebih terperinci

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal. PENGEMBANGAN MDEL LAYANAN BIMBINGAN KELMPK TEKNIK BUZZ GRUP UNTUK MENINGKATKAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMA leh: Tita Maela Margawati Abstrak Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Pekanbaru. Waktu yang digunakan dalam penelitian adalah setelah judul ini diterima

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putria Maharani (Putriamaharani81@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The purpose of this research was to know the

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: NAMA : FRIGE ARDINATA EKA PUTRA SISWANTO NPM :

JURNAL. Oleh: NAMA : FRIGE ARDINATA EKA PUTRA SISWANTO NPM : JURNAL UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK METODE PSIKODRAMA KELAS VII-E DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 EFFORTS TO IMPROVE THE CONFIDENCE DISWA THROUGHT

Lebih terperinci

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Tyas Siti Syarifah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT Tuti Rindiani 1 dan Tamsil Muis 2 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

Aditya Nurmala Acep Mulyadi : Metode resitasi, kemandirian belajar siswa

Aditya Nurmala Acep Mulyadi   : Metode resitasi, kemandirian belajar siswa PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV DI SD NEGERI SETIA DARMA 04 TAMBUN SELATAN Aditya Nurmala Acep Mulyadi Email: mulyadiacep06@yahoo.co.id ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Wildan Muhammad Irfan Fadjeri ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN Azhar, Enny Fitriani 1) dan Zakiah Hasibuan 2) 1) Dosen FKIP UMN Alwashliyah dan

Lebih terperinci

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh PEMILIHAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa SMK Negeri 1 Kluet Selatan. Novita Anggriani

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa SMK Negeri 1 Kluet Selatan. Novita Anggriani Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Unsyiah Volume 1 No. 1 Tahun 2016 Hal 65-71 Periode Wisuda Agustus 2016 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 1 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK DAN PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Gatot Kurniawan (11500071)

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI Enita Evilia, Drs. Nelyahardi Gutji, M.Pd, Drs. Joni Afri, M.Pd Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Ratih Novita Sari (Ratihnovita@yahoo.co.id) 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The aim of this study was to find out whether

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Yuda Pratama (yuda_pratama01@yahoo.com) 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of this research was to improve students' motivation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini, dikategorikan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala. 1 Dengan mempelajari

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan mengkaji beberapa pokok bahasan diantaranya deskripsi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. A. Deskripsi

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Endang Sampurnawati (09220037) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Suatu penelitian akan dapat disebut ilmiah apabila hasil penelitian tersebut tersusun secara sistematis,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Rabiatun Nurhasanah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : rabiatunnurhasanah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Jadi metode penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Subyek dan Objek Penelitian Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVD SDN 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran 2013-2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK Umi Chasanah (miu_mutzz44@yahoo.com) Syaifuddin Latif Shinta Mayasari ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 01/013 Ermawati dan Rita Juliani Jurusan Fisika Fisika Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd. PENGARUH METODE KWL (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KERAJAAN KAB. PAKPAK BHARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sariduma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMA SANTO MICHAEL SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Irma Oktaviani Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

Jurnal EduTech Vol.1 No 1 Maret 2015 ISSN : e-issn :

Jurnal EduTech Vol.1 No 1 Maret 2015 ISSN : e-issn : PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE-PLAYINGTERHADAP PERILAKU SOLIDARITAS SISWA DALAM MENOLONG TEMAN DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA T.A 2014/ 2015 Dian Novianti Sitompul Dosen Tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan Plomp. Model ini terdiri dari lima fase pengembangan, yaitu

Lebih terperinci

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia. EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 1 SIBABANGUN TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Fitri Agustina

Lebih terperinci

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XII IPA 2 SMAN 1 MAKASSAR (Studi pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan) Nurhikma Ramadhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserch) kuantitatif. Pada dasarnya penelitian ini mengunakan pendekatan deduktifinduktif,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK JIGSAW DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN MENGENAI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK JIGSAW DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN MENGENAI FAKULTAS ILMU KOMPUTER PENGARUH PENERAPAN TEKNIK JIGSAW DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN MENGENAI FAKULTAS ILMU KOMPUTER Oleh: Resty Dianty Adiwinata 1 Dra. Retty Filiani 2 Dra. Atiek Sismiati Subagyo 3 Abstrak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Facebook, Perilaku Sosial Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru 35 A III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN Pekanbaru tahun ajaran 03/04 pada bulan Agustus hingga bulan september tahun 03 yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan 1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan 45 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa, baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun pada siswa di kelas kontrol.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa, baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun pada siswa di kelas kontrol. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari pemberian hasil tes (hasil belajar) siswa, baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun pada

Lebih terperinci

Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dalam Menanggulangi Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014

Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dalam Menanggulangi Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok dalam Menanggulangi Perilaku Membolos Pada Siswa Kelas X SMKS 45 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014 Adi Parayuku, I Made Gunawan, Ani Endriani Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menilai

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGADILUWIH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI Artikel Skripsi PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok Pelaksanaan penelitian penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dilaksanakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA Erla Prita Novartianti (10220117) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar Belakang

Lebih terperinci