PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu )
|
|
- Yuliana Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu ) Fitria 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Tata tertib lalu lintas, Sikap berlalulintas Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah sikap berlalulintas siswa sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas lebih positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas serta untuk menjelaskan pengaruh pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa. Subjek penelitian ini berjumlah 25 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket sikap berlalulintas. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yaitu uji t (satu ekor) pada taraf signifikan 95%. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas, antara lain: 12 % siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas, 48% siswa yang memiliki sikap negatif berlalulintas, dan 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas. Sedangkan sesudah diberikan layanan inforrmasi tata tertib lalu lintas, maka terjadi peningkatan sikap berlalulintas siswa, antara lain: 24% siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas, 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 24% siswa memiliki sikap negatif berlalulintas, dan 0% atau tidak ada lagi siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa. 1 Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo 20
2 PENDAHULUAN Pendidkan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dimana pendidikan dapat menyiapkan manusia yang mampu mempertahankan dan mempertinggi kualitas kehidupannya, sehingga dapat meningkatkan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan memiliki fungsi untuk membimbing manusia supaya benar-benar menjadi manusiawi dan fungsional sesuai dengan kodratnya, dengan tujuan agar pada diri manusia terjadi perubahan tingkah laku yang komperhensif. Program Bimbingan dan Konseling dalam suatu lembaga pendidikan memiliki tujuan dalam perkembangan siswa. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dialaminya dan dapat bertindak secara kreatif dan dinamis dalam membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya. Siswa dalam perkembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul berawal dari sikap dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Masalah yang timbul khususnya ditinjau dari lingkungan masyarakat yaitu sering kali terjadi pada diri siswa seperti pelanggaran-pelanggaran tata tertib berlalu lintas. Banyak terjadi dikalangan siswa sebagai pengguna jalan yang tidak mematuhi peraturan berlalulintas dengan baik. Kebiasaan dan etika dalam berlalulintas sangat buruk dan memprihatinkan. Sikap dan perilaku siswa sekarang ini belum memahami etika dalam berlalulintas dengan baik. Dengan faktor psikologis yang kurang stabil sangat mempengaruhi etika remaja dalam berkendara. Jumlah siswa yang mengendarai sepeda motor sangatlah banyak. Mereka beranggapan bahwa mengendarai sepeda motor ke sekolah sangat efisien, tidak terlambat, lebih irit dan memudahkan dalam transportasi. Bahkan orang tua mereka pun bangga apabila anak mereka lebih dulu memiliki motor ketimbang SIM. Namun, yang disayangkan adalah pemahaman mereka yang kurang pada tata tertib berlalulintas di jalan, yang mereka pikirkan adalah cepat sampai ke sekolah sehingga terkadang kurang mematuhi peraturan lalu lintas dan seenaknya sendiri di jalan tanpa menghormati hak orang lain dalam berkendara. Dengan mempertimbangkan efisiensi transportasi ke sekolah apabila menggunakan sepeda motor maka banyak orang tua yang tidak memberikan kontrol pada anaknya akan bahaya berkendara yang tidak sesuai aturan karena usia dibawah tahun atau perlengkapan berkendara yang tidak sesuai, hal tersebut sangat disayangkan mengingat 21
3 keluarga adalah tempat penanaman nilai moral pertama kali pada perkembangan diri anak dan psikologisnya. Pelanggaran yang pernah dilakukan oleh siswa diantaranya adalah mengemudi lebih dari dua orang tanpa menggunakan helm, kecepatan berkendara yang tidak terkontrol, mengemudi tanpa SIM, mengemudi dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knalpot racing, menerobos lampu merah dan ugal-ugalan. Perilaku tidak taat berlalulintas yang dilakukan secara sengaja cenderung meningkatkan resiko tabrakan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk menghemat waktu. Pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut menyebabkan angka kecelakaan semakin meningkat tiap tahunnya yang akan menimbulkan banyak sekali gangguan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Sehingga untuk mengatasinya maka siswa/remaja dituntut untuk mengetahui dan memahami pengetahuan tata tertib berlalulintas. Berasarkan latar belakang di atas, dianggap perlu diadakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa dalam bentuk kerjasama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian guna meningkatkan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Semua hal tersebut tentu saja diupayakan untuk meningkatkan kesadaran pelajar dalam menaati tata tertib berlalulintas. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang pengaruh pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS SMAN 1 Palu. Layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah suatu layanan pemberian informasi mengenai tata tertib lalu lintas agar setiap individu tidak mengabaikan dan melanggar tata tertib lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna jalan raya yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Winkel & Hastuti,S (2006: ) mengatakan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadisosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Menurut Indrakusumah (1973: 140), mengartikan bahwa tata tertib sebagai sederetan peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam tata kehidupan tertentu sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat. Sedangkan pengertian lalu lintas dikemukakan beberapa pendapat atau sumber yang berbeda, berikut dikutip menurut pasal 1 angka 2 undang-undang No.14 Tahun 1992 yang berbunyi Gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan. 22
4 Sikap berlalulintas adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh pengendara pada saat berlalu lintas di jalan. menurut Likert, L (1932) mengemukakan bahwa sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, sedangkan menurut Eagly & Chaiken (1993) juga mengemukakakan bahwa sikap adalah sebuah hasil evaluasi terhadap objek yang diekpresikan kedalam proses-proses kognitif,efektif, dan perilaku. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( quasi experiment research). Penelitian ini di buat seolah-olah ada kelas yang lain sebagai pembanding karena tidak semua indikator tentang berlalu lintas siswa di sekolah mampu dikontrol sehingga jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian di laksanakan di SMA Negeri 1 Palu Jln. Gatot Subroto no 70 Palu, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1 yang berjumlah 25 siswa. pengambilan data dan pelaksanaan penelitian adalah pada bulan November tahun Teknik pengumpulan data ini adalah angket. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (subjek penelitian) atau dikumpulkan peneliti dalam berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dalam pen elitian ini adalah observasi langsung kegiatan subjek peneliti serta wawancara langsung dengan guru BK. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis data deskriptif menggunakan rumus presentase (Thalib, M. 2009) dengan menggunakan pedoman klasifikasi (Thalib, M. 2007). Sedangkan analisis inferensial menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak maka hitung dikonsultasikan dengan harga kritik tabel dengan taraf signitif 95 %. (α = 0,05) Jika hitung > tabel maka H0 ( hipotisis nol) ditolak, jika hitung tabel maka H0 diterima. HASIL Hasil Analisis Deskriptif Deskripsi data sikap berlalulintas Untuk Melihat frekuensi sikap berlalulintas siswa SMA Negeri 1 Palu sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas, maka dibuat klasifikasi sikap berlalulintas siswa seperti pada tabel 1 dan 2: 23
5 Klasifikasi dan Persentase Sikap Berlalulintas Siswa Informasi Tata Tertib Lalu Lintas Sebelum diberikan Layanan No Klasifikasi Sikap Berlalulintas Siswa F % 1 Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif 3 12 Jumlah Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat dari 25 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, tidak ada atau 0% siswa yang memiliki sikap sangat positif berlalulintas, 10 atau 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas,12 atau 48% siswa yang memiliki sikap negatif dalam berlalulintas, dan ada 3 atau 12% siswa memiliki sikap yang sangat negatif berlalulintas. Klasifikasi dan Persentase Sikap Berlalulintas Siswa Informasi Tata Tertib Lalu Lintas No Klasifikasi Sikap Berlalulintas Siswa F % 1 Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif 0 0 Jumlah Sebelum diberikan Layanan Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat dari 25 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, 6 atau 24 % siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas, ada 13 atau 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, ada 6 atau 24% masih memiliki sikap negatif berlalulintas dan tidak ada atau 0% siswa yang memiliki sikap sangat negatif berlalulintas. Deskripsi Peningkatan Sikap Berlalulintas Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Tata tertib Lalu Lintas Berdasarkan klasifikasi tentang sikap berlalulintas siswa, maka dapat dilihat peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan tata tertib lalu lintas pada tabel 3. 24
6 Tabel 3. Deskripsi Peningkatan Sikap Berlalulintas Siswa Sebelum Dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Tata tertib Lalu Lintas N o Klasifika si SBL Sangat Positif Positif Sebelum Diberikan Layanan (ITL) Sesudah Diberikan Layanan (ITL) Peningk atan SBL 0 3,6,7,9,11,14 6 3,6,7,9,11,14,15,17,18,19 Negatif 1,4,8,10,12,1 6,20,21,22,2 3,24,25 Sangat 1,4,8,10,12,1 6,20,21,22,,1 5,17,18,19 2, 5,13, 23,24,25 % ,5, Negatif Jumlah Ket: SBL (sikap berlalulintas) ITL (Informasi tata tertib lalu lintas) Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah 6 atau 24% siswa memiliki sikap sangat positif berlalulintas yaitu siswa nomor 3, 6, 7, 9, 11 dan 14. Ada 9 atau 36% siswa memiliki sikap positif berlalulintas yaitu siswa nomor 1, 4, 8, 10, 12, 16, 20, 21, dan 22, terdapat 3 atau 12% siswa memiliki sikap berlalulintas negatif yaitu siswa nomor 2,5 dan 13 Sehingga siswa yang mengalami peningkatan sikap berlalulintas sebanyak 72%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan informasi Informasi tata tertib lalu lintas di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu berpengaruh pada peningkatan sikap berlalulintas siswa. Analisis Inferensial Untuk menguji apakah hipotesis nol (H 0 ) ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan (t hitung) dikonsultasikan pada tabel t (satu ekor), dengan taraf kepercayaan 95 % ( ɑ = 0,05) pada derajat bebas (db) = (n 1) = (25 1) = 24. Pada tabel distribusi diperoleh nilai t tabel sebesar 1,71. Hal ini berarti nilai t hitung> nilai t tabel atau 12,5 > 1,71. Dengan demikian hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Artinya hipotesis nol (H 0 ) yang berbunyi sikap berlalulintas siswa sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas berpengaruh positif jika dibandingkan dengan sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas. 25
7 PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu, sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas dari 25 orang siswa yang menjadi subjek penelitian, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat positif berlalulintas, ada 10 atau 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 12 atau 48 % siswa yang memiliki sikap negatif dalam berlalulintas, dan ada 3 atau 12% siswa memiliki sikap sangat negatif berlalulintas. Hal ini menunjukkan bahwa sikap berlalulintas siswa masih ada yang negatif dan sangat negatif. Misalnya masih ada siswa yang kurang mendapat informasi tentang tata tertib lalu lintas sehingga memicu terjadinya pelanggaran dalam berlalulintas. Pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi dan menghindari siswa dari bahaya akibat melanggar tata tertib lalu lintas. Peningkatan sikap berlalulintas siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas adalah 72%. Peningkatan tersebut terjadi karena materi layanan informasi tata tertib lalu lintas yang diberikan oleh polisi yang berkerja sama dengan peneliti sangatlah tepat yakni pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga diberikan materi tentang rambu-rambu lalu lintas, jenis-jenis pelanggaraan dan sanksinya dan tata cara berlalulintas yang baik dan benar. Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan sikap berlalulintas siswa di sekolah sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor sikap berlalulintas siswa sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas yaitu 46,32 sedangkan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas rata-rata skor sikap berlalulintas siswa berubah menjadi 57,32. Berarti selisih rata-rata siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas yaitu 10,72 Peningkatan sikap berlalulintas siswa antara lain ialah siswa akan mengendarai sepeda motor harus menggunakan helm, siswa tidak akan menggunakan jalaan raya sebagai tempat balapan, siswa tidak akan mengabaikan tata tertib lalu lintas meskipun dalam keadaan terburu-buru, siswa tidak akan mengendarai dengan menggunakan handphone, siswa tidak ugal-ugalan di jalan raya, spion sepeda motor yang hendak digunakan harus ukuran standar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap berlalulintas siswa mengalami peningkatan sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas karena 26
8 sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas sebagian siswa kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai tata tertib lalu lintas. Peningkatan sikap berlalulintas siswa terjadi karena materi layanan informasi tentang tata tertib lalu lintas yang dilaksanakan peneliti dengan mengundang narasumber adalah tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau merubah sikap berlalulintas siswa adalah dengan pemberian layanan informasi tata tertib lalu lintas. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Cristina Damayanti pada tahun 2014 yang berjudul meningkatkan perilaku disiplin berlalulintas dengan menggunakan layanan konseling kelompok yang menunjukan bahwa perilaku disiplin berlalulintas siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan konseling kelompok Sehingga dapat disimpulkan dengan pemberian layanan bimbingan dan konseling baik berupa layanan informasi maupun layanan konseling kelompok maka dapat meningkatkan sikap berlalulintas siswa. Layanan bimbingan dan konseling memiliki peran yang penting dalam meningkatkan sikap berlalulintas siswa dapat dilihat dari perubahan dan peningkatan sikap berlalulintas, masalah sikap berlalulintas siswa yang kuraang baik dapat ditangani dan diselesaikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa peran bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam menangani sikap berlalulintas siswa yang kurang baik bahkan dapat meningkatkan kualitas sikap berlalulintas siswa semakin baik pula. Walaupun masalah sikap berlalulintas yang lebih mengarah pada bidang hukum namun ternyata peran pendidikan khususnya program bimbingan dan konseling yaitu dengan memberikan layanan informasi akan sangat menunjang dan membantu dalam memahami dan mengatasi masalah siswa. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu sebelum diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas terdiri dari 40% siswa memiliki sikap positif berlalulintas, 48% siswa memiliki sikap yang negatif dalam berlalulintas dan 12% siswa yang memiliki sikap yang sangat negatif dalam berlalulintas. 2) Sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu sesudah diberikan layanan informasi tata tertib lalu lintas terdiri dari 24% siswa memiliki sikap sangat positif 27
9 berlalulintas, 52% siswa memiliki sikap positif berlalulintas dan 24% siswa yang memiliki sikap negatif berlalulintas. 3) Ada pengaruh positif layanan informasi tata tertib lalu lintas terhadap sikap berlalulintas siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Palu. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat diberikan ialah: 1) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah agar menindak lanjuti siswa nomor 2, 5, dan 13 karena sikap berlalulintas ketiga siswa tersebut masih dalam klasifikasi negatif. Diharapkan agar ketiga siswa tersebut mendapat pengarahan dan bimbingan dari pembimbing. 2) Bagi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Palu yang telah memiliki sikap berlalulintas yang sangat positif agar terus mempertahankannya dan berbagi informasi kepada teman-teman lainnya yang belum mengetahui dan memahami. 3) kepala sekolah agar lebih memperhatikan usaha peningkatan sikap berlalulintas siswa melalui pelakasanaan layanan informasi tata tertib lalu lintas. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan informasi tata tertib lalu lintas. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin.(1995).Sikap Manusia:Pustaka Pelajar. Damayanti, C. (2014). Meningkatkan Perilaku Disiplin Berlalulintas dengan Menggunakan Layanan Konseling Kelompok. [Online] tersedia: [ 20 Juli 2015 ] Dewi,Wawan.(2010).Teori & Pengukuran Pengetahuan,Sikap,dan Perilaku Manusia.Muha Medika. Menteri Perhubungan Republik Indonesia, No PM 13 Tahun 2014 Tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas [ Online ] tersedia: file:///c:/users/ariel/downloads/pm13tahun2014fix.pdf [ 02 Agustus 2015] Prayitno dan Anti. E, (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudijono. S, (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Sukardi. D. K. dan Kusmawati.N, (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi.D.K, (2000). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: PT. Rineka Suryabrata. S, (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo. 28
10 Thalib. M, (2009). Statistik Pendidikan. Palu: Tadulako University Presss Usman. H. dan Akbar. S. P. R, (1995). Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Sekretariat Negara, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta:Sekretariat Negara Lelangayaq.Y.L.P, (2013). Hubungan antara Polisi lalu lintas dengan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan remaja di kota Malang (Online ) Tersedia: F8F7D3B348F.pdf [03 Agustus 2015]. 29
PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI
PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI Suci Setiawati 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Facebook, Perilaku Sosial Permasalahan
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari transportasi merupakan sarana utama yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mencapai tempat tujuannya. Banyak kepentingan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, selain itu berkendara yang aman bertujuan untuk mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang respon orang tua terhadap anak di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di Desa Hajimena Kecamatan
Lebih terperinciEFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU
EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu
120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI
PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI Asrina 1 Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci: Dampak negatif minuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Beberapa fenomena perilaku buruk pengemudi atau pengendara kendaraan bermotor yang kerap kita temukan di jalan raya yaitu, pengendara tidak menggunakan helm,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah permasalahan lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan alat transportasi di Indonesia khususnya kendaraan pribadi menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d Automobiles)
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety
Lebih terperinciPerpustakaan Unika SKALA DISIPLIN
SKALA DISIPLIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bila melanggar rambu-rambu lalu lintas, saya siap ditindak. Saya akan memaki-maki pengendara lain jika tiba-tiba memotong jalan saya. Menurut saya penggunaan lampu
Lebih terperinciANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (Studi Kasus pada Satlantas Kepolisian Resor Subang Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat untuk melayani pergerakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, serta jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dari
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Labuan Bajo Manggarai Barat NTT, maka dapat disimpulkan: 1) Berdasarkan kelengkapan pengendara kendaraan sepeda motor di
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui perilaku pengguna kendaraan sepeda motor dengan studi kajian wilayah kota Labuan Bajo Manggarai Barat NTT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan negara Indonesia. Kemajuan dan perkembangan lalu lintas dan angkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, karena semua aktivitas
Lebih terperinciAbstrak. Hubungan Pemahaman Siswa Tentang Undang Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dengan Pelanggarannya
Abstrak Hubungan Pemahaman Siswa Tentang Undang Undang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dengan Pelanggarannya (Eka Apriyani, Adelina Hasyim, Hermi Yanzi) Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sepeda motor sebagai alat transportasi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Uang muka yang rendah dan cicilan yang ringan menyebabkan tiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.
Lebih terperinciTINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS PROPOSAL
TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNA JALAN DALAM MEMATUHI PERATURAN DI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS (Studi Kasus Pemgendara Roda Dua di Surabaya Selatan) PROPOSAL DISUSUN OLEH : BELLA TYAS PRATI DINA 0741010039 YAYASAN
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Gambaran Tingkat Stres Berkendara
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan dan Pembahasan Penelitian Pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan temuan ataupun hasil penelitian variabel stres berkendara dan disiplin berlalu lintas. Data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas beribu pulau, terletak memanjang di garis khatulistiwa, serta di antara dua benua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara tersebut. Apabila lalu lintas berjalan tertib berarti kesadaran hukum dan kedisiplinan diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan suatu kebutuhan yang amat vital bagi masyarakat Cilacap menyadari peranan transportasi ini, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting dalam memperlancar pembangunan yang pemerintah laksanakan, karena merupakan sarana untuk masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu variabel dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan dampak luas terhadap berbagai segi kehidupan, khususnya bagi lalu lintas dan angkutan jalan. Seiring
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR
0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3 Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. dengan Kampus, sekolah, dan rumah sakit.
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Yogyakarta dengan menggunakan 4 Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta dimana SMP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di sekitar jalan raya, sehingga undang-undang ini memiliki fungsi hukum sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan, baik pengendara
Lebih terperinciMengenal Undang Undang Lalu Lintas
Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan dalam kehidupan masyarakat diatur oleh hukum. Hukum di Indonesia dimuat dalam bentuk konstitusi,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) menerangkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya angka kecelakaan di kota-kota besar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Populasi kendaraan yang terus meningkat, termasuk sepeda motor, membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Hingga kini, angka kecelakaan lalu lintas jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan, puluhan, bahkan ratusan orang yang duduk di atas mesin dilengkapi kemampuan melaju dengan kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk yang sangat cepat berpengaruh pada perkembangan ilmu dan teknologi (IPTEK). Kemajuan zaman dalam bidang IPTEK tersebut memberikan fasilitas yang
Lebih terperinciPERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Muhammadiyah Surakarta
PERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alat transportasi mengalami perkembangan, terutama penggunaan kendaraan roda dua dan roda empat. Hal ini mengakibatkan kepadatan lalu lintas, kemacetan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku agresivitas yang dilakukan oleh remaja. Masa remaja merupakan masa di mana seorang individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Christina Damayanti (imeil_barusaya@yahoo.co.id) 1 Giyono 2 Ranni Rahmayanthi 3 ABSTRACT The aim of this research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas di Indonesia semakin hari semakin maju. Kemajuan ini tidaklah heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak - anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus tumbuh dan berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan manusia, karena sabaik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepatuhan
27 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepatuhan hukum masyarakat dalam berkendara menurut implementasi UU No. 22 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinci[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016
PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMA SANTO MICHAEL SEMARANG TAHUN AJARAN 2014/2015 Irma Oktaviani Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan
Lebih terperinciPEMAHAMAN PELAJAR SMA PENGGUNA SEPEDA MOTOR TERHADAP RAMBU, MARKA, PERATURAN LALU LINTAS DAN SAFETY RIDING ( STUDI KASUS DI SMA BATIK 2 SURAKARTA )
PEMAHAMAN PELAJAR SMA PENGGUNA SEPEDA MOTOR TERHADAP RAMBU, MARKA, PERATURAN LALU LINTAS DAN SAFETY RIDING ( STUDI KASUS DI SMA BATIK SURAKARTA ) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian manusia semakin banyak. Selain itu tingkat kesadaran yang rendah serta mudahnya untuk
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian sebagai berikut: 1. Pemahaman resiko kecelakaan yang dimiliki oleh masyarakat Yogyakarta sebanyak 55%
Lebih terperinciLaporan Pengantar Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan merupakan modal awal bagi manusia untuk mendapat pengetahuan dan melatih kepintaran mereka.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan
Lebih terperinciPERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS
PERILAKU PENGGUNA SEPEDA MOTOR DALAM MENGUTAMAKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS (Studi Kasus: Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian dan definisi operasional 1. Variabel Pengertian dari variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi masyarakat perkotaan dengan mobilitas tinggi, berlalu lintas merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan hampir setiap hari. Aktifitas berlalu lintas di jalan
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP
TINJAUAN YURIDIS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP TINGKAT KESADARAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT SUMENEP Abshoril Fithry Dosen Fakultas Hukum Universitas Wiraraja
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak pernah lepas dihadapkan dengan proses komunikasi. Mulai dari manusia bangun tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang permasalah Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lainnya, terutama manusia, sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara Menurut Khisty dan Lall (2005) pengemudi yang baik tidak harus memiliki keahlian khusus. Uji fisik dan psikologis dapat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-negara yang telah maju dan juga oleh Negaranegara yang sedang berkembang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO
HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO Zamaludin Suleman 1, Yulianto Kadji 2, Erman I Rahim 3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERINTEGRASI DAN KONVENSIONAL DALAM PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG LALU LINTAS MENURUT DISIPLIN SISWA 1
1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERINTEGRASI DAN KONVENSIONAL DALAM PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG LALU LINTAS MENURUT DISIPLIN SISWA 1 BY DARYANTA 2, DARSONO 3, ADELINA HASYIM 4 The method used in this research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi di kota akan terus berkembang jika pertumbuhan penduduk serta kebutuhannya untuk bergerak atau berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Studi komparasi motivasi belajar PAI antara yang menggunakan moving class (SMA N 8 Semarang) dan yang tidak menggunakan moving
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu bentuk problematika yang sering menimbulkan permasalahan di jalan raya. Hal tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang lazim ditemui di dunia hukum. Demikian halnya dengan proses penegakan suatu perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia untuk menunjang berbagai kegiatan sehari-hari. Alat transportasi dalam pengelompokannya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang
Lebih terperinci