BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain case-control. 3.2 Tempat Penelitian Amplifikasi DNA dan digesti enzim restriksi dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran, Medan. 3.3 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai April 2015 sampai bulan Juli Populasi Penelitian Penderita PPOK dan non PPOK. 3.5 Sampel Penelitian Sampel berasal dari penelitian Dr.dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P dalam bentuk isolat DNA sebesar 30 sampel PPOK dan 30 sampel non PPOK. 3.6 Variabel Penelitian Variabel Bebas: Polimorfisme gen MMP-12 Variabel Tergantung: Penyakit Paru Obstruktif Kronik.

2 3.7 Besar Sampel Besar sampel ditentukan berdasarkan jenis penelitian case-control: 2 Zα 2PQ+Zβ P1Q1+P2Q2 n1 = n2 = (P1-P2) dimana: P1 = 0,23 (frekuensi penderita PPOK (0,23%) (Li et al., 2012). P2 P = 0,50 (perkiraan proporsi trial) = ½ (P1+P2) Q = 0,64 (1- P) Q1 = 0,79 (1- P1) Q2 = 0,50 (1- P2) Zα = 1,96 (Nilai standar normal deviasi untuk α) Zβ = 0,84 (Nilai standar normal deviasi untuk β) n1 = n2 = 30. Besar sampel yang telah memenuhi syarat untuk penderita PPOK (kasus) adalah 30 dan non PPOK (kontrol) adalah Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria sampel penelitian kelompok kasus dan kontrol adalah kriteria untuk bahan biologi tersimpan yang berada di Laboratorium Terpadu FK USU yang merupakan sampel penelitian Dr. dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P

3 * Untuk PPOK Kriteria Inklusi: 1. Penderita PPOK yang sudah dipastikan dengan hasil pemeriksaan spirometri: VEP 1 /KVP 70%, 15 menit setelah diberikan salbutamol Inhaler dosis terukur dua semprot dengan alat bantu (spacer), derajat menurut GOLD : ringan-sangat berat. 2. Umur penderita 40 tahun 3. Laki-laki 4. Perokok aktif atau mantan perokok dengan riwayat merokok 200 Indeks Brinkman 5. Bersedia mengikuti prosedur penelitian dan diambil sampel darahnya, dinyatakan secara tertulis setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian. Kriteria Eksklusi: 1. Penderita asma, TB paru atau penyakit paru lainnya 2. Keadaan umum penderita dalam keadaan lemah (kaheksia) 3. Terdapat kesulitan dalam pengambilan darah * Untuk non PPOK Kriteria Inklusi : 1. Normal faal paru yang sudah dipastikan dengan hasil pemeriksaan spirometri: VEP 1 /KVP 70% 2. Umur penderita 40 tahun 3. Laki-laki 4. Perokok aktif atau mantan perokok dengan riwayat merokok 200 Indeks Brinkman

4 5. Bersedia mengikuti prosedur penelitian dan diambil sampel darahnya, dinyatakan secara tertulis setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian. Kriteria Eksklusi : 1. Penderita penyakit paru seperti TB, Bronkitis kronik atau penyakit paru lain. 2. Keadaan umum penderita dalam keadaan lemah (kaheksia) 3. Terdapat kesulitan dalam pengambilan darah 4. Mempunyai keluarga yang berpenyakit PPOK 3.9 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Cara Alat Skala Hasil Ukur Ukur Ukur Ukur 1. Polimorfisme Gen Kriteria: perbedaan alel Analisa UV Nominal homozigot MMP-12 dalam lokus yang sama Elektro Reader AA, GG dan dengan gen MMP-12 foresis gel heterozigot AG agarosa 2. PPOK Sudah ditetapkan - - Nominal - sebelumnya oleh ahli paru 3. Non-PPOK Sudah ditetapkan - - Nominal - sebelumnya oleh ahliparu

5 1.10. Pelaksanaan Penelitian Isolasi DNA Alat dan bahan : 1. Sarung tangan 2. Pipet automatic 1000µl, 100µl 3. Tabung ependorf 1,5ml 4. Sentrifus 5. Vortex 6. Tips steril berbagai ukuran 7. Stopwatch 8. Kulkas 9. Kertas label 10. Pena tahan air 11. Kit ekstraksi DNA [the Wizard Genomic DNA Purification Kit, (Promega Corporation USA)]. Cara Kerja : 1. Label dan kode tabung ependorf untuk sampel darah 2. Darah EDTA disentrifus pada 3000 rpm selama 15 menit 3. Pisahkan plasmanya, lalu ambil 300µl leukosit dan masukkan kedalam tabung ependorf 1,5ml kemudian ditambah 900µl EL bufer dan campur dengan cara dibolak-balik secara perlahan 4. Inkubasi selama 10 menit didalam kulkas lalu disentrifus pada kecepatan rpm selama 3 menit

6 5. Buang supernatan dengan hati-hati agar endapan tidak ikut terbuang dan tahapan 2-4 diulang sampai 3x dan terlihat warna supernatan menjadi jernih dan endapan berwarna putih 6. Setelah diperoleh endapan yang berwarna putih atau supernatan yang jernih, buang supernatan dan endapan divortex selama 20 detik 7. Tambahkan 300µl nuclei lysis solution dan campurkan dengan cara dibolakbalik 8. Tambahkan 100µl protein precipitation, dan vortex selama 20 detik 9. Campuran tersebut disentrifugasi pada kecepatan rpm selama 1 menit 10. Pindahkan supernatan kedalam tabung ependorf yang berisi 300µl isopropanol, lalu dibolak-balik sampai terlihat benang-benang DNA 11. Campuran disentrifugasi kembali pada kecepatan rpm selama 1 menit 12. Buang supernatan dan tambahkan larutan etanol 70% 13. Sentrifugasi kembali pada kecepatan rpm selama 1 menit 14. Setelah proses sentrifugasi selesai, etanol diaspirasikan menggunakan pipet dan dikeringkan selama 1 jam 15. Setelah kering, tambahkan 100µL DNA rehidration solution dan inkubasi pada suhu 4 o C selama 1 malam. DNA dapat disimpan di freezer pada suhu -20 o C sampai proses PCR-RFLP dilaksanakan.

7 Amplifikasi isolat DNA dengan Polymerase Chain Reaction Alat dan Bahan : 1. Mesin PCR/Thermal Cycler 2. Mikropipet 3. Tabung PCR 4. Tabung ependorf 1,5 ml 5. Tip steril berrbagai ukuran 6. Mesin sentrifugasi 7. PCR mix (Go Taq Green Master Mix (Promega USA)] 8. Sampel DNA 9. Primer forward MMP-12: 5 GTCAAGGGATGATATCAGCT Primer reverse MMP-12: 5 CTTCTAAACGGATCAATTCAG Kertas label dan pena Cara Kerja : 1. Label tabung PCR sesuai dengan kode nomor sampel 2. Buat campuran master mix untuk reaksi PCR dengan total volume 21µl untuk setiap sampel DNA yang terdiri dari 12,5µl master mix, 1µl masing-masing primer forward dan reverse, dan 6,5 µl nuclease free water 3. Tambahkan 4µl isolat DNA sampel pada campuran master mix dan masukkan ke dalam mesin PCR (thermal cycler) 4. MMP-12 pada sampel DNA diamplifikasi dengan menggunakan mesin PCR (thermal cycler) dengan suhu pre-denaturasi 95 o C selama 5 menit, diikuti 28 siklus denaturasi pada suhu 94 o Cselama 45 detik, annealing pada suhu 53 o C

8 selama 30 detik, dan elongasi pada suhu 72 o C selama 45 detik, dan tahap akhir pada suhu 72 o C selama 10 menit (Li et al., 2012) 5. Hasil elektroforesis pada agarose 2% akan terlihat fragmen DNA sebesar 137 bp (Li et al.,2012) Digesti amplifikat DNA dengan Enzim Restriksi Alat dan Bahan : 1. Enzim Restriksi Pvu II (Thermoscientific ) 2. Buffer G 3. Nuclease Free Water 4. Produk PCR 5. Tabung ependorf 1,5ml 6. Mikropipet 7. Inkubator 8. Stopwatch 9. Kertas label dan pena tahan air Cara Kerja : 1. Label tabung ependorf 1,5 ml sesuai kode nomor sampel 2. Buat campuran reaksi RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) dengan total volume 10µl untuk setiap sampel yang terdiri dari 2,5µl produk PCR, 0,3µl enzim Pvu II, 1,5µl Buffer G dan 6,2µl nuclease free water 3. Inkubasi selam 1 jam pada suhu 37 o C didalam inkubator

9 4. Dilakukan elektroforesis pada agarose 2% maka akan terlihat 2 band pada homozigot AA (137bp, 119bp), 3 band pada heterozigot AG (137bp, 119bp, 18bp) dan 2 band pada homozigot GG (119bp, 18bp) (Li et al.,2012) Visualisasi Hasil Restriksi dengan Elektroforesa Gel Agarosa Alat dan Bahan : 1. Top Vision Agarosa 100 g(thermo scientific ) 2. TAE Buffer 1 x 3. Flask Beaker 250 ml 4. Magnetic Hot Stirrer 5. Timbangan Digital 6. Ethidium Bromide 7. Aluminium Foil 8. Gel Casting Tray 9. Gel Comb 10. Gel Documentation 11. Loading Dye dan Marker DNA Cara Kerja : 1. Untuk membuat gel, timbang 0,7g agarosa dalam 35 ml TAE Buffer (Li et al., 2012). Panaskan dan aduk diatas magnetic hot stirrer hingga larutan mendidih dan berwarna jernih. 2. Matikan pemanasnya dan ditambahkan 1µl ethidium bromide dan diaduk kembali

10 3. Cairan dituang ke dalam casting tray dengan gel comb dan biarkan sampai mengeras 4. Setelah gel mengeras cabut gel comb perlahan-lahan 5. Pipet loading dye 2µl dan marker DNA 5µl, 3µl produk PCR dan produk RFLP masing-masing 10µl ke dalam sumur-sumur gel 6. Catat posisi sampel pada sumur-sumur gel 7. Jalankan elektroforesis selama 60 menit dengan tegangan 80 volt 8. Pindahkan gel ke dalam gel documentation untuk analisa dan dokumentasi hasil elektroforesis 3.11 Kerangka Operasional DNA pasien dan kontrol yang sudah ada PPOK n=30 Non-PPOK n=30 Genotyping dengan PCR RFLP Polimorfisme Homozigot Homozigot Heterozigot AA GG AG

11 3.12 Analisa Data Data akan dianalisa secara statistik dengan menggunakan SPSS. Distribusi genotip dan frekuensi alel yang akan diuji signifikansinya dengan menggunakan chisquare test (x 2 ), sedangkan distribusi genotip dan frekuensi alel individu dengan kejadian PPOK akan dianalisa menggunakan analisis Hardy Weinberg Equilibrium (HWE). Hasil analisa dikatakan signifikan jika nilai p<0.05

12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Deskripsi Hasil Penelitian Telah dilakukan penelitian analitik dengan desain penelitian case control, untuk mengetahui hubungan polimorfisme gen MMP-12 dengan kejadian PPOK dibandingkan dengan non PPOK yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran. Sampel penelitian merupakan isolat DNA yang disimpan di Laboratorium Terpadu FK USU yang merupakan sampel dari penelitian Dr.dr. Amira Permatasari Tarigan, Sp.P dengan judul penelitian Hubungan Polimorfisme Gen TNFα Pada Posisi dan -238 Dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang merupakan disertasi program studi Doktor (S3) Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memenuhi krtiteria inklusi dan eksklusi. Jumlah keseluruhan sampel adalah 60, dengan 30 penderita PPOK dan 30 yang merupakan kontrol dan bukan penderita PPOK. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan FK USU.

13 Prooses Therm mal cycler dilakukan d pada p isolat DNA pendderita PPOK K dan nonn PPOK denngan teknikk Polymerasse Chain Reeaction (PC CR) dengann menggunaakan primerr forward MMP-12: M 5 5 GTCAAG GGGATGAT TATCAGC CT-3 dan pprimer reveerse MMP-12: 5 CTT TCTAAACG GGATCAA ATTCAG-3 kemudiann produk PC CR ditunjukk kan dengann elektroforeesis gel agaarosa 2% maaka akan terrlihat fragm men DNA 1337bp pada gambar g bp 137bp P gen MMP-12 M yaang dianaliisa elektro oforesis gell Gaambar 4.1 Produk PCR agarosa 2% berada pada 137 pasang p basaa (bp)

14 Kemudian produk PCR didigesti dengan enzim Restriksi Pvu II (Thermo scientific ) untuk melihat variasi polimorfisme gen MMP-12 dan ditunjukkan dengann elektroforesis gel agarosa 4% terlihat 137bp dan 119b sedangkan yang 18bp tidak tampak pada gambar. Varian AAA mempunyai 137bp dan119bp, varian AG mempunyai 137bp, 119bp dan 18bp, varian GG mempunyai 119bp dan 18bp. Tidak dijumpai varian GG pada kasus maupun kontrol pada gambar bp 137bp 119bp Gambar 4.2 Digestii produk PCR gen MMP-12 dengan enzim Restriksi Pvu III analisa elektroforesis agarosa 4% sampel P19, P20, P21, P26, N9, N10 terlihatt alel AA dan AG 137bp dan 119bp, tidak tampak alel GG 18bp

15 4.1.2 Analisa Hasil Penelitian Berdasarkan analisa polimorfisme terhadap 30 sampel PPOK dan 30 sampel non PPOK diperoleh varian homozigot AA hampir sama pada PPOK 28 (93,3%) maupun non PPOK 29 (96,7%). Varian heterozigot AG ditemukan 2 (6,66%) pada PPOK dan 1 (3,33%) pada non PPOK. Varian GG sama sekali tidak dijumpai sehingga kemungkinan pada populasi yang diteliti dominan jenis wildtype. Analisa data diuji secara statistik dengan menggunakan tekhnik chi square untuk melihat adanya hubungan antara frekuensi distribusi polimorfisme gen MMP-12 homozigot AA, heterozigot AG dan homozigot GG pada PPOK dan non PPOK. Hasil uji statistik chi square menyatakan tidak ada hubungan polimorfisme gen MMP-12 pada PPOK (p>0,05) seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hubungan Antara Polimorfisme Gen MMP-12 dengan Kejadian PPOK POLIMORFISME PPOK NONPPOK TOTAL n % n % n % Nilai p* AG 2 6.7% 1 3.3% 3 5.0% AA % % % 0.5 GG TOTAL % % % *Significant with Fisher exact test

16 Tabel 4.2 Analisa Hukum Hardy-Weinberg Equilibrium dengan menggunakan HWE calculator pada penderita PPOK Genotypes Observed AA 28 AG 2 GG 0 Compute Exp. H- W Equilibrium Freq. Expected H-W Freq (93.44%) 1.93 (6.44%) 0.03 (0.11%) & Chi 2 P-Value Clear Form Values P-Value = Allele Frequencies AA = 58 (96.67%) AG = 2 (3.33%) Tabel 4.3 Analisa Hukum Hardy-Weinberg Equilibrium dengan menggunakan HWE calculator pada penderita non PPOK Genotypes AA AG GG Compute Exp. H- Observed W Equilibrium Expected H-W Freq (96.69%) 0.98 (3.28%) 0.01 (0.03%) Freq. & Chi 2 P-Value Clear Form Values P-Value =0.926 Allele Frequencies AA = 59 (98.33%) AG = 1 (1.67%) Berdasarkan analisa dengan menggunakan HWE calculator pada penderita PPOK dan non PPOK, total HW freq keduanya berjumlah 100% yang artinya penelitian

17 ini tidak menyimpang dari Hukum Hardy-Weinberg Equilibrium. Berdasarkan analisa HWE tidak terdapat hubungan yang signifikan pada frekuensi gen MMP-12 yang dinyatakan dengan nilai p 0,05 (seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 dan 4.3) yang berarti bahwa populasi yang diteliti sesuai dengan HWE. 4.2 Pembahasan Pada hasil penelitian ini polimorfisme gen MMP A/G tidak berperan secara signifikan dalam menentukan seseorang terkena PPOK atau non PPOK. Penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan (nilai p=0,5). Hal ini sejalan dengan penelitian Li et al (2012) yang menemukan pada populasi di Cina Han dengan nilai p=0,537 yang berarti bahwa hasil yang diperoleh juga tidak signifikan (p>0,05). Sejalan dengan penelitian Schirmer et al (2009) pada populasi Brazilia (p=0,11) dan Zhou et al (2013) pada populasi Kaukasia (p=0,877) juga mendapatkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05) yang artinya tidak menemukan hubungan antara MMP-12 dengan kejadian PPOK. Karakteristik sampel (PPOK dan non PPOK) pada penelitian ini adalah populasi seluruh orang Indonesia dengan berbagai macam suku. Karakteristik pada penelitian Li et al (2012) adalah populasi orang Cina suku Han dengan kebudayaannya. Kelompok suku Han ini merupakan salah satu suku yang ada pada bangsa Cina. Karakteristik sampel pada penelitian Schirmer et al (2009) adalah populasi orang Brazilia dari Pusat Rehabilitasi Paru dan Rumah Sakit Umum Brazil. Karakteristik pada penelitian Zhou et al (2013) adalah populasi orang Kaukasia. Hal yang sebaliknya ditemukan oleh Hunninghake et al (2009) pada populasi dengan tingkat resiko yang tinggi (p=0,07) menemukan polimorfisme gen MMP-12 -

18 82A/G adalah faktor resiko PPOK. Haq et al (2010) pada populasi Eropa (p=0,03) menemukan bahwa alel AG pada Polimorfisme Nukleotida Tunggal (SNP) positif berhubungan dengan perokok dewasa sebagai faktor penyebab PPOK. Karakteristik sampel pada penelitian Hunninghake et al (2009) pada populasi dengan tingkat resiko tinggi PPOK, yaitu dari Pusat Penelitian Genetik Asma Kosta Rika (GACRS), Program Managemen Asma pada Anak (CAMP), Pusat Penelitian PPOK Boston (BAMSE), Pusat Pemulihan Nasional Emfisema (NETT), Studi Kohort pada Perokok Lovelace, dan Penelitian PPOK berdasarkan Usia Normatif (NAS). Karakteristik sampel pada penelitian Haq et al (2010) adalah populasi Eropa secara keseluruhan (Kaukasia berkulit putih) meliputi Barselona (Spanyol), Bristol (Inggris), Dublin (Irlandia), Edinburgh (Inggris), Leiden (Belanda) dan Pisa (Italia). Pada hasil penelitian ini tidak tampak band 18bp dari homozigot GG. Hal ini dikarenakan berat molekulnya sebesar 18bp sangat kecil dan juga kecepatan elektroforesisnya sangat tinggi dalam gel agarosa sehingga tidak ditemukan (Li et al., 2012). Isolat DNA tersimpan yang digunakan pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran kalibrasinya. Bahan biologi tersimpan ini masih dalam keadaan yang cukup baik, dibuktikan dari hasil amplifikasi isolat DNA pengukuran PCR dan RFLP pada analisa elektroforesa gel agarosa 2% tampak band pada 137bp dan 119 bp. MMP-12 merupakan famili endopeptidase dalam golongan makrofag metaloelastase yang memiliki kemampuan untuk memecah dinding matriks ektraselular (ECM). Gen MMP-12 ini adalah regulator yang penting dari degradasi jaringan ikat dan oleh karena itu berhubungan langsung dalam remodeling jaringan. MMP-12 juga mendegradasi ECM menjadi kolagen, elastin, proteoglikan, laminin dan fibronektin.

19 Peningkatan aktivitas MMP-12 berhubungan dengan penghancuran dan remodeling dari matriks ekstraselular, seperti invasi tumor, penyakit peridontal, reumatoid artritis, dan penyakit vaskular (obstruktif kronik) (Haq et al., 2010). Polimorfisme MMP-12-82A/G dalam area promotor telah terbukti memiliki efek pada ekspresi MMP-12. Pembawa alel A pada gen MMP-12 memiliki aktivitas transkripsi yang lebih tinggi dari pembawa alel G (Schirmer et al., 2009). Polimorfisme tersebut di area promotor dengan alel A akan mempengaruhi pengikatan faktor transkripsi Aktivator Protein-1 (AP-1) yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas transkripsi (Wieczorek et al., 2013). Vlaykova dan Dimov (2011) dan Nguyen et al (2013), menyatakan bahwa substitusi alel A G pada posisi -82 di area yang berdekatan dengan elemen AP-1 binding site dan itu menunjukkan bahwa polimorfisme mempengaruhi pengikatan faktor transkripsi AP-1. Afinitas ikatan yang lebih tinggi dari AP-1 ke alel A berhubungan dengan aktivitas promotor MMP-12 yang lebih tinggi pada sel makrofag. Polimorfisme MMP-12-82A/G telah diselidiki berhubungan dengan resiko terjadinya PPOK. Nakamura, 2011 juga menemukan bahwa alel A berhubungan dengan penurunan fungsi paru pada polimorfisme -82A/G. Hal tersebut juga berkaitan dengan ketidakseimbangan protease-antiprotease dan stres oksidatif. Hunninghake et al., 2009 menemukan bahwa alel minor dari Single Nucleotide Polymorphism (SNP) di MMP-12 (-82A G) positif berhubungan dengan penurunan fungsi paru pada perokok dewasa sebagai faktor risiko pada PPOK. Berdasarkan HWE pada penelitian ini berada dalam keseimbangan dengan signifikansi nilai p HWE > 0,05. HWE menyatakan distribusi frekuensi alel dalam suatu populasi selalu konstan yaitu berada dalam satu kesetimbangan. HWE berfungsi sebagai

20 prediksi alel suatu populasi pada masa depan sehingga berkaitan pada penelitian yang berhubungan dengan polimorfisme. Terdapat beberapa jenis dari golongan gen MMP lain yang secara teori berhubungan secara signifikan dengan kejadian PPOK, misalnya MMP-1 dan MMP-9. Berdasarkan teori oksidan-antioksidan dan protease-antiprotease juga berhubungan dengan patogenesis PPOK. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, telah diperoleh hasil yang berbeda yaitu ada yang mendapatkan hasil positif dan berhubungan dengan kejadian PPOK (p<0,05), tetapi ada pula yang hasilnya negatif dan tidak ditemukan hubungan antara polimorfisme MMP-12 dengan kejadian PPOK (p>0,05). Hal ini disebabkan pada populasi Indonesia yang diteliti pada studi ini hanya ditemukan distribusi genotip Homozigot AA dan Heterozigot AG sedangkan homozigot GG tidak ditemukan. Berdasarkan hasil yang paradoks tersebut, tidak terdapat hubungan yang signifikan yang dapat kita simpulkan.

21 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian polimorfisme gen MMP-12 dengan menggunakan sampel isolat DNA tersimpan penderita PPOK dan non PPOK dengan analisa statistik dan beberapa pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak terdapat hubungan antara polimorfisme gen MMP-12 dengan kejadian PPOK dan non PPOK 2. Pada PPOK ditemukan distribusi genotip Homozigot AA berjumlah 28 dan Heterozigot AG berjumlah 2 3. Pada non PPOK ditemukan distribusi genotip Homozigot AA berjumlah 29 dan Heterozigot AG berjumlah 1 4. Isolat DNA tersimpan pada penelitian ini masih dalam kondisi cukup baik dan masih bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya 5. Untuk analisa elektroforesis hasil RFLP dengan enzim restriksi Pvu II lebih baik menggunakan agarose 4% untuk memaksimalkan visualisasi, karena diantara band 137bp dan 119bp merupakan jarak yang tidak terlalu jauh. 6. Tidak ditemukan satupun alel GG pada distribusi genotip polimorfisme gen MMP-12 baik pada PPOK maupun non PPOK

22 5.2 Saran 1. Dilakukan penelitian lanjutan pada analisis polimorfisme gen MMP yang lain untuk melihat hubungannya dengan kejadian PPOK 2. Dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari polimorfisme PPOK dari faktor yang lain seperti oksidan-antioksidan dan protease-antiprotease.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional molekuler. Data yang diperoleh berasal dari pemeriksaan langsung yang dilakukan peneliti sebanyak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel darah domba dilakukan di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober 2012. Amplifikasi gen Growth Hormone menggunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Analisis Polymerase Chain Reaction (PCR) serta analisis penciri Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetik Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetik Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk mengamplifikasi Gen STX1A. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer 1. Pembuatan Larutan Stok a. CTAB 5 % Larutan dibuat dengan melarutkan : - NaCl : 2.0 gr - CTAB : 5.0 gr - Aquades : 100 ml b. Tris HCl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Autentikasi Bahan Baku Ikan Tuna (Thunnus sp.) dalam Rangka Peningkatan Keamanan Pangan dengan Metode Berbasis DNA dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Nopember 2010. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetik Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetik Ternak,

Lebih terperinci

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml 36 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. Pembuatan Larutan Stok Tris HCL 1 M ph 8.0 (100 ml) : Timbang Tris sebanyak 12,114 g. Masukkan Tris ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 80 ml aquades.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Survei penyakit klorosis dan koleksi sampel tanaman tomat sakit dilakukan di sentra produksi tomat di daerah Cianjur, Cipanas, Lembang, dan Garut. Deteksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk 56 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk mengamplifikasi Gen FNBP1L. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lebih terperinci

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum Pendahuluan Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu teknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian 12 METODE PEELITIA Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan April 2010, bertempat di Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif molekuler potong lintang untuk mengetahui dan membandingkan kekerapan mikrodelesi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR II. BAHAN DAN METODE Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila hibrida hasil persilangan resiprok 3 strain BEST, Nirwana dan Red NIFI koleksi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. LARUTAN STOK CTAB 5 % (100 ml) - Ditimbang NaCl sebanyak 2.0 gram - Ditimbang CTAB sebanyak 5.0 gram. - Dimasukkan bahan kimia ke dalam erlenmeyer

Lebih terperinci

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel 7 IV. METODE PENELITIAN Ikan Lais diperoleh dari hasil penangkapan ikan oleh nelayan dari sungaisungai di Propinsi Riau yaitu S. Kampar dan S. Indragiri. Identifikasi jenis sampel dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik) The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik) Penting: Jangan lupa selalu memberi label pada tabung Eppi dengan hati-hati. Untuk pipet: Pipet 1000 (biru): gunakan tips biru dan hanya untuk memipet 100-1000

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, Laut Banda, Teluk Tolo, Laut Maluku dan Teluk Tomini (Gambar

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di II. MATERI DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di enam desa yaitu tiga desa di Kecamatan Grokgak dan tiga desa di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 9 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan Juli 2012. Kegiatan ekstraksi DNA sampai PCR-RFLP dilakukan di laboratorium Analisis

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4 MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. penelitian ini

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Peralatan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, beaker glass, cool box, labu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Riset Biomedik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Suhu Annealing pada Program PCR terhadap Keberhasilan Amplifikasi DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans) Laguna Segara Anakan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 28 April - 09 Juni 2016 Nama Praktikan : Binayanti Nainggolan Yuliandriani Wannur Azah Pukul : 10.00

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap penyiapan templat mtdna, amplifikasi fragmen mtdna pada daerah D-loop mtdna manusia dengan teknik PCR, deteksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE NAMA PRAKTIKAN : KARIN TIKA FITRIA ( )

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE NAMA PRAKTIKAN : KARIN TIKA FITRIA ( ) LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE NAMA PRAKTIKAN : KARIN TIKA FITRIA (157008003) HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM : RAHMIWITA (157008005) 1. ISOLASI DNA DARI DARAH : KAMIS/ 28

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR Tujuan: i) Mengerti metode umum mengisolasi DNA ii) Mengisolasi DNA dari buah dan sel-sel epithelial mulut iii) Mengerti dan mempraktek teknik PCR dengan sempel DNA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DNA, TEKNIK PCR, DAN ELEKTROFORESIS AGAROSE Nama : T.M. Reza Syahputra Irma Yanti Dinno Rilando Tgl Praktikum : Kamis, 2 Juni 2016 Tujuan Praktikum : 1. Mengerti metode umum mengisolasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Terpadu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii R.Br dan Rafflesia

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel 16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan tahapan penelitian yang terdiri dari pengambilan sampel, penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel, amplifikasi D-loop mtdna dengan teknik

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH 62 MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan, yaitu dari bulan Oktober 2009 sampai dengan Juni 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR; BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah berlangsung sejak bulan Januari 2012 - Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi, Lab. Optik, Lab. Genetika dan Lab. Biologi Molekuler Jurusan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 1 November dan 22 November 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar Siahaan

Lebih terperinci

III. Bahan dan Metode

III. Bahan dan Metode III. Bahan dan Metode A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Mei-Juli 2011 yang dilakukan di LPPT UGM Yogyakarta. B. Bahan Penelitian Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut: BAB III METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel, lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh, amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan

Lebih terperinci

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria Ria Maria (G34090088), Achmad Farajallah, Maria Ulfah. 2012. Karakterisasi Single Nucleotide Polymorphism Gen CAST pada Ras Ayam Lokal. Makalah Kolokium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September tahun 2011. Sampel ikan berasal dari 3 lokasi yaitu Jawa (Jawa Barat), Sumatera (Jambi),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini adalah studi Cross Sectional. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1983). B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE) insersi/ delesi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling sel folikel akar rambut. Sampel kemudian dilisis, diamplifikasi dan disekuensing dengan metode dideoksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Karakterisasi genetik Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) hasil tangkapan dari Laguna Segara Anakan berdasarkan haplotipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis,

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui variasi genetik (polimorfisme) gen Apo E pada pasien IMA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode penelitian deskriptif. B. Objek Penelitian Empat spesies burung anggota Famili

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan sampel berupa akar rambut, ekstraksi mtdna melalui proses lisis akar rambut, amplifikasi

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN Penelitian penanda genetik spesifik dilakukan terhadap jenis-jenis ikan endemik sungai paparan banjir Riau yaitu dari Genus Kryptopterus dan Ompok. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen FSHR Alu-1 Amplifikasi fragmen gen FSHR Alu-1 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan dengan kondisi annealing 60 C selama 45 detik dan diperoleh produk

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil

Lebih terperinci

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian. Penelitian ini dapat menerangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus 2011. Penelitian ini bertempat di Laboratorium Analisis Genetika, Departemen Silvikultur,

Lebih terperinci

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan Lampiran 1. Data dan analisis karakterisasi genetik Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah. 1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and 23 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia (IHVCB-UI), Jl. Salemba

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian 14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Amplifikasi Gen Mx Amplifikasi gen Mx telah berhasil dilakukan. Hasil amplifikasi gen Mx divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita yang

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN V. I. Kesimpulan 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas dibandingkan dengan kelompok normal namun secara statistik tidak berbeda signifikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 5 ISOLASI DNA, PCR, ELEKTROFORESIS

LAPORAN PRAKTIKUM 5 ISOLASI DNA, PCR, ELEKTROFORESIS LAPORAN PRAKTIKUM 5 ISOLASI DNA, PCR, ELEKTROFORESIS HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 19 Mei, 2, 9 Juni 2016 LABORATORIUM BIOMEDIK DAN LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SISKA MULYANI NIM :

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 10 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai Februari 2016. Isolasi dan visualisasi RNA Colletrotichum dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2016. Preparasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler, Fakultas Teknobiologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Exon 4 Amplifikasi gen GH exon 4 pada kambing Peranakan Etawah (PE), Saanen dan PESA (Persilangan PE-Saanen) diperoleh panjang fragmen 200 bp (Gambar 8). M 1 2 3

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Gen GH exon 3 pada kambing PE, Saanen, dan PESA (Persilangan PE dan Saanen) berhasil diamplifikasi menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Panjang fragmen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juli 2012, yang bertempat di Laboratorium Genetika dan Biologi Molekuler Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian murni yang dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Lebih terperinci

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis Laurencius Sihotang I. Tujuan 1. Mempelajari 2. Mendeteksi DNA yang telah di isolasi dengan teknik spektrofotometrik 2. mengetahui konsentrasi dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE A.

III. MATERI DAN METODE A. III. MATERI DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2015. Proses isolasi DNA, simplex-pcr dan duplex-pcr dilaksanakan di Sub Laboratorium

Lebih terperinci

molekul-molekul agarose. Proses elektroforesis diawali dengan pembuatan gel sebagai medianya yaitu agarose dilarutkan ke dalam TAE 10 X 50 ml yang

molekul-molekul agarose. Proses elektroforesis diawali dengan pembuatan gel sebagai medianya yaitu agarose dilarutkan ke dalam TAE 10 X 50 ml yang Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengisolasi DNA genom yang berasal dari darah sapi segar. Selanjutnya hasil dari isolasi tersebut akan diimplifikasikan dengan teknik in- vitro menggunakan PCR (Polimerase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesian - The Netherlands) Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB. Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2006 sampai dengan bulan April 2007. Penelitian dilakukan di rumah kaca, laboratorium Biologi Molekuler Seluler Tanaman, dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan Molekuler Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Biokimia, Program Studi Kimia, Institut Teknologi Bandung. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid LAMPIRAN 9 Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid Satu ruas tungkai udang mantis dalam etanol dipotong dan dimasukkan ke dalam tube 1,5 ml. Ruas tungkai yang telah dipotong (otot tungkai)

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Sampling bakteri kitinolitik dilakukan di beberapa lokasi sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok Wilayah Kerja Bogor, mulai bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode penelitian deskriptif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitan ini meliputi kegiatan kultivasi kandidat bakteri probiotik dari saluran pencernaan ikan sidat (Anguilla bicolor), uji aktivitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok

BAB V HASIL. Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok 34 BAB V HASIL Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok sampel hipospadia isolated (n=23) dan kelompok laki-laki normal (n=23). Karakteristik pasien hipospadia di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM V, VI, VII. Isolasi DNA dan Tekhnik PCR

LAPORAN PRAKTIKUM V, VI, VII. Isolasi DNA dan Tekhnik PCR LAPORAN PRAKTIKUM V, VI, VII Isolasi DNA dan Tekhnik PCR Oleh: Selly Oktaria : 127008001 Paska Situmorang : 127008011 Kamis, 18 Oktober 2012 Pukul: 08.00-11.00 Tujuan : 1. Mahasiswa dapat melakukan metode

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD Herdiyana Fitriani Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan Pada penelitian ini, sampel yang digunakan dalam penelitian, adalah cacing tanah spesies L. rubellus yang berasal dari peternakan cacing tanah lokal di Sekeloa, Bandung.

Lebih terperinci