Laras Puspa Anggraini Putri, Pramonowibowo *), Indradi Setiyanto A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laras Puspa Anggraini Putri, Pramonowibowo *), Indradi Setiyanto A"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ALAT TANGKAP BUBU (BAMBU, KAWAT, LIPAT) SERTA PENGARUH UMPAN PADA PENANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI PERAIRAN RAWA PENING The Comparison Efectivity between Three Kind of Fish Traps (Bamboo, Wire, Fold) and the Effect of Baits on Fresh Water Lobster (Cherax quadricarinatus) Catches in Rawa Pening Waters Laras Puspa Anggraini Putri, Pramonowibowo *), Indradi Setiyanto A Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275, Telp/Fax ( laraspuspaanggraini@yahoo.com ) ABSTRAK Perairan Rawa Pening memiliki salah satu spesies introduksi bernilai ekonomis tinggi yaitu lobster air tawar jenis Red claw (Cherax quadricarinatus). Produksi udang air tawar yang didalamnya termasuk jenis lobster air tawar di perairan Rawa Pening mencapai kg pada tahun Nelayan setempat biasa menangkap lobster air tawar dengan menggunakan alat tangkap perangkap yaitu bubu yang terbuat dari bambu dan kawat. Diperlukan teknologi penangkapan ikan yang lebih mengarah pada penggunaan teknologi penangkapan ikan yang efektif dan efisien, yaitu lewat uji coba alat tangkap baru menggunakan bubu lipat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian umpan dan jenis bubu yang terdiri dari bubu bambu, bubu kawat, dan bubu introduksi yang dibawa oleh peneliti yaitu bubu lipat terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus), serta menentukan alat tangkap paling efektif dalam menangkap lobster air tawar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa 3 jenis bubu, yaitu bubu bambu memiliki panjang 80 cm dan diameter mulut bubu 20 cm, menggunakan bambu sebagai bahan pembuatanya; bubu kawat memiliki panjang 80 cm dan diameter mulut bubu 14 cm; serta bubu lipat memiliki panjang 45 cm, lebar 31 cm, dan tinggi 17 cm. Umpan yang digunakan pada bubu lipat ini yaitu keong mas, serta tanpa umpan sebagai kontrol. Penelitian ini dilakukan pada perairan Rawa Pening, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - April Analisis data yang dilakukan adalah analisis One Way Anova dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan pemberian umpan tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Jenis alat tangkap bubu yang berbeda tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Efektivitas penangkapan tertinggi didapatkan pada alat tangkap bubu lipat. Kata Kunci: Red Claw; bubu bambu; bubu kawat; bubu lipat; Perairan Rawa Pening. ABSTRACT Fresh water lobster or crayfish (Cherax quadricarinatus) has one of introduction species in Rawa Pening, it has high economical value. In 2012 the productions of crayfish (Cherax quadricarinatus) up to kg. Bamboo and wire traps mostly use for catch crayfish by local fisherman. To maximized the catch new technology will introduce, in this case folding traps will be used. The aim of this research is to now catchability of folding traps for catch crayfish (Cherax quadricarinatus), weather baited or not baited folding traps, and determine the most effective fishing gear in capturing crayfish. This research used experimental methods. In this research three kind of traps which made of bamboo, wire, and introduction folding trap were used and specification are the bamboo trap s length was 80 cm with 20 cm of mouth diameters and made by bamboo; wire trap with 80 cm length and 14 cm mouth diameters; and also folding trap with 45 cm length 31 cm width, 17 cm height. Snail is used as a bait in this research of the fishing gear and unbaited for the control. This research was conducted in Rawa Pening Waters, Asinan Village, Bawen District, Semarang Regency, Central Java Province. The research held on March to April One Way Anova analysis is used to analyze the data within the help of SPSS 16 program. Is the result baited traps has no significantly different with unbaited traps. Also the different of trap designs has no significantly different too for catching crayfish (Cherax quadricarinatus). But folding trap has the best catchability for crayfish (Cherax quadricarinatus). Keywords: Red claw; bamboo trap; wire trap; folding trap; Rawa Pening Waters. *) Penulis penanggungjawab 76

2 1. PENDAHULUAN Perairan Rawa Pening memegang peranan penting dalam menyangga kehidupan baik dari segi ekologi, ekonomi, maupun sosial. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Rawa Pening banyak yang berprofesi sebagai nelayan, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya jenis jenis alat tangkap di kawasan perairan ini, baik dari golongan cast net, gill net, lift net, grappling & wounding gear, hook & lines, dan traps. Faktor faktor yang menyebabkan keanekaragaman jenis alat tangkap yang dioperasikan pada perairan Rawa Pening adalah keanekaragaman jenis sumberdaya yang akan dimanfaatkan tentulah membutuhkan kesesuaian antara kebiasaaan hewan target dengan jenis alat tangkap dan teknik pengoperasian alat tangkapnya. Hewan target tangkapan para nelayan meliputi golongan pisces, moluska, krustasea, dan reptilia. Hasil tangkapan dari perairan Rawa Pening didominasi dari jenis ikan seperti nila, sepat, gabus, wader, betutu dan mujair. Hasil tangkapan dari golongan krustase, moluska, dan reptilia menyumbang persentase yang lebih kecil bila dibandingkan dengan dari golongan pisces (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, 2009). Beberapa tahun belakangan ini pada perairan Rawa Pening tertangkap jenis krustase yang bukan jenis krustase asli perairan Rawa Pening. Hewan itu adalah lobster air tawar jenis Red claw. Hewan ini diduga masuk secara ke perairan Rawa Pening dikarenakan ada pembudidaya lobster air tawar, oleh karena suatu sebab, namun warga banyak menduga media budidaya yang digunakan rusak, sehingga lobster air tawar ini dapat meloloskan diri ke perairan Rawa Pening dan dapat bertahan hidup. Lobster air tawar pada awalnya secara tidak sengaja tertangkap pada bubu, jaring insang dasar, bahkan jala tebar. Diperkirakan mulai pada tahun 2008 banyak nelayan perairan Rawa Pening yang mendapat hasil tangkapan lobster air tawar ini. Mempertimbangkan permintaan pasar lobster air tawar yang cukup tinggi maka nelayan pun tergerak untuk memanfaatkan jenis sumber daya baru ini untuk menambah penghasilan. Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang (2012), alat tangkap yang dioperasikan di Danau Rawapening antara lain bubu, branjang, pancing, seser, jala, dan jaring tetap. Dengan alat tangkap tersebut dihasilkan pula hasil tangkapan yang beragam antara lain Nila, Mujahir, Gabus, Sepat, Betutu, Lele, Udang Tawar, dan lain sebagainya. Salah satu hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah lobter air tawar, dimana lobster air tawar ini cukup banyak ditangkap di perairan Rawapening dengan hasil tangkapan pada tahun 2012 sebesar kg. Merujuk pada alat tangkap bubu yang merupakan alat tangkap efektif yang digunakan sebelumnya oleh nelayan setempat dalam menangkap udang galah (Macrobranchium idae) maka nelayan memiliki alasan untuk memfokuskan penggunaan alat tangkap bubu sebagai perangkap lobster. lobster yang digunakan nelayan Rawa Pening, khususnya di desa Asinan Kecamatan Bawen, pada umumnya menggunakan kawat ram yang biasa digunakan untuk ayakan pasir bangunan. Kawat ram digunakan sebagai badan bubu, dan penggunaan bambu sebagai bahan mulut bubu. Selain bahan kawat ram, ada pula bubu dengan bahan bambu. Bahan untuk pembuatan badan dan mulut bubu hampir keseluruhan menggunakan bahan bambu. Sekalipun lobster air tawar bukan hewan asli perairan Rawa Pening namun melihat potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan, maka dari kenyataan inilah nelayan melakukan upaya penangkapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis perbedaan jenis alat tangkap bubu dan pengaruh pemberian umpan alat tangkap bubu terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus), serta mengetahui alat tangkap bubu (bubu bambu, bubu kawat dan bubu lipat) yang paling efektif. Penelitian ini dilakukan di perairan Rawa Pening, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Waktu penelitian adalah pada bulan Maret April MATERI DAN METODE PENELITIAN Materi yang digunakan dalam penelitian Alat tangkap bubu bambu, bubu kawat, dan bubu lipat Nelayan setempat, khususnya penduduk lokal Desa Asinan menggunakan alat tangkap bubu untuk menangkap lobster air tawar jenis Red claw (Cherax quadricarinatus), maupun udang galah (Macrobrachium idae). Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata), terkadang ikan red devil (Amphilophus citrinellum) pun ikut tertangkap. yang biasa digunakan adalah bubu yang terbuat dari bahan bambu dan bubu yang terbuat dari kawat. lipat adalah alat introduksi yang diuji oleh peneliti. Konstruksi bubu bambu tidak jauh berbeda dengan bubu kawat, bahan dari masing-masing alat saja yang membedakan. Konstruksi bubu bambu yaitu badan bubu yang terbuat dari bahan bilah-bilah bambu, dua buah mulut bubu (ijeb/funnel) yang terbuat dari bambu, dan tempat mengeluarkan hasil tangkapan. Sesuai dengan namanya, bubu kawat menggunakan kawat ayakan pasir sebagai badan bubu, memiliki dua buah mulut bubu (ijeb/funnel) yang terbuat dari bambu, dan tempat mengeluarkan hasil tangkapan yang menggunakan tali untuk membuka atau untuk menutup. Sedangkan bubu lipat, kerangka yang terbuat dari besi dan tali PE sebagai jaringnya, memiliki dua mulut bubu, kait untuk tempat umpan, serta satu kait lagi untuk membuka bubu. Umpan Alat tangkap bubu membutuhkan umpan untuk menarik hewan target. Awalnya nelayan setempat khususnya nelayan Desa Asinan menggunakan ikan rucah sebagai umpan, namun karena ikan rucah yang dibeli dari 77

3 pedagang jarang dalam kondisi yang segar, nelayan pun mulai jarang menggunakan umpan dalam alat tangkap bubu nya. Peneliti menggunakan keong sawah atau keong mas (Pomacea canaliculata) sebagai umpan, sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa lobster air tawar gemar terhadap makanan salah satu nya dari jenis mollusca. Penggunaan keong mas sebagai umpan dalam penangkapan lobster air tawar, dapat membantu petani setempat dalam pemberantasan hama pertanian. Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan umpan dari keong mas dan tidak menggunakan umpan sebagai kontrol. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental fishing. Menurut Nazir (2003), eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifisial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ekserimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya suatu hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara melakukan perlakuan perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Dalam penelitian ini bubu lipat dengan tidak menggunakan umpan digunakan sebagai kontrol. Menurut Srigandodo (1981), metode eksperimental ialah suatu usaha yang terencana untuk mengungkapkan fakta-fakta baru atau menguatkan atau untuk membantah hasil hasil yang sudah ada sebelumnya. Menurut Supranto (2003), metode eksperimen ialah pengumpulan data sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk memperoleh suatu kesimpulan yang jelas terutama mengenai kebenaran suatu hipotesis yang mencakup hubungan sebab dan akibat dengan melakukan pengontrolan terhadap satu variabel atau lebih yang pengaruhnya tidak kita kehendaki. Untuk mendukung metode eksperimental ini dilakukan pengumpulan data data yang dibutuhkan melalui wawancara, observasi langsung, studi pustaka dan dokumentasi. Melalui penelitian ini data yang akan diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Menurut Supranto (2003), data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi langsung melalui obyeknya, sedangkan data sekunder diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, data sekunder telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data primer dalam penelitian ini meliputi data lokasi penangkapan, data hasil tangkapan pada ketiga jenis alat tangkap, serta semua hal yang berkaitan dengan pengoperasian alat tangkap. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian, mata pencaharian masyarakat setempat, serta jumlah produksi perikanan nelayan setempat. Data sekunder didapatkan dengan cara studi pustaka dan wawancara kepada semua narasumber yang terkait dengan penelitian ini, yaitu Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, nelayan, maupun pengepul lobster air tawar di desa Asinan. Metode eksperimental pada penelitian ini menggunakan 2 variabel atau 2 faktor yaitu jenis bubu yang mempunyai 3 taraf uji (bubu bambu, bubu kawat dan bubu lipat) dan pemberian umpan keong mas yang mempunyai 2 taraf uji (bubu tanpa umpan dan bubu dengan umpan menggunakan keong mas), sehingga dapat mengetahui seberapa pengaruhnya terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Uji coba ini dilakukan di Perairan Rawa Pening Desa Asinan dengan menggunakan 6 perlakuan. Sehingga kombinasi perlakuan dapat dirumuaskan sebagai berikut: Tabel 1. Kombinasi Variabel Perlakuan Umpan Jenis bubu Tanpa umpan (T) Keong mas (K) bambu (Bb) BbT BbK kawat (Bk) BkT BkK lipat (Bl) BlT BlK Keterangan: BbT : Mengoperasikan bubu bambu dengan tanpa umpan BbK : Mengoperasikan bubu bambu menggunakan umpan keong mas BkT : Mengoperasikan bubu kawat dengan tanpa umpan BkK : Mengoperasikan bubu kawat menggunakan umpan keong mas BlT : Mengoperasikan bubu lipat dengan tanpa umpan BlK : Mengoperasikan bubu lipat menggunakan umpan keong mas Menurut Hanafiah (1993), untuk menentukan banyaknya ulangan, maka menggunakan rumus: ( r-1 ) (n-1) 15 Dimana: r = banyaknya ulangan n = banyaknya perlakuan Maka, banyak ulangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: ( r-1) ( 6-1) 15 ( r-1) r r 20 r 4 78

4 maka jumlah pengulangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sama dengan atau lebih dari empat kali ulangan agar hasil yang didapatkan sebelum diolah dapat menggambarkan kondisi di lapangan yang sesungguhnya. Pada penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tangkapan lobster air tawar pada bubu bambu tanpa umpan Hasil tangkapan pada bubu bambu tanpa umpan terdiri atas beberapa spesies. Hasil tangkapan lobter air tawar (Cherax quadricarinatus) dan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan bubu bambu di perairan Rawa Pening yang dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Tangkapan pada Bambu Tanpa Umpan (ekor) 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) , Udang Galah (Macrobrachium idae) , Betutu (Oxyeleotris marmorata) ,9 17,5 Total Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui hasil tangkapan pada alat tangkap bubu bambu tanpa umpan meliputi lobster air tawar sebagai target utama penelitian yang berjumlah 1 ekor dengan berat 11 gram, udang galah berjumlah 31 ekor dengan total berat 93 gram, dan ikan betutu yang berjumlah 2 ekor dengan total berat 35 gram. Udang galah mendominasi dalam komposisi hasil tangkapan keseluruhan pada alat tangkap bubu bambu tanpa umpan dengan prosentase sebesar 91,2 %. Hasil tangkapan lobster air tawar pada bubu bambu dengan umpan keong mas Hasil tangkapan pada bubu bambu dengan umpan keong mas terdiri atas beberapa spesies. Hasil tangkapan lobter air tawar (Cherax quadricarinatus) dan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan bubu bambu di perairan Rawa Pening yang dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Tangkapan pada Bambu dengan Umpan Keong Mas (ekor) 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) ,1 35,25 2. Udang Galah (Macrobrachium idae) ,5 2,90 3. Betutu (Oxyeleotris marmorata) ,4 42 Total Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui hasil tangkapan pada alat tangkap bubu bambu dengan umpan keong mas meliputi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebagai target utama penelitian yang berjumlah 4 ekor dengan total berat 141 gram, udang galah berjumlah 29 ekor dengan total berat 84 gram dan ikan betutu yang berjumlah 3 ekor dengan total berat 126 gram. Udang galah mendominasi dalam komposisi hasil tangkapan keseluruhan pada alat tangkap bubu bambu dengan menggunakan umpan keong mas dengan prosentase sebesar 80,5 %. Hasil tangkapan lobster air tawar pada bubu kawat tanpa umpan Hasil tangkapan pada bubu kawat tanpa umpan terdiri atas beberapa spesies. Hasil tangkapan lobter air tawar (Cherax quadricarinatus) dan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan bubu kawat di perairan Rawa Pening yang dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Hasil Tangkapan pada Kawat Tanpa Umpan (ekor) 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) , Udang Galah (Macrobrachium idae) ,5 1,83 3. Betutu (Oxyeleotris marmorata) ,3 41,33 4. Red Devil (Amphilophus citrinellum) 1 4 9,1 4 Total Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui hasil tangkapan pada alat tangkap bubu kawat tanpa umpan meliputi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebagai target utama penelitian yang berjumlah 1 ekor dengan berat 33 gram, udang galah berjumlah 6 ekor dengan total berat 11 gram, ikan betutu yang berjumlah 3 ekor dengan total berat 124 gram dan ikan red devil berjumlah 1 ekor dengan berat 4 gram. Udang 79

5 galah mendominasi dalam komposisi hasil tangkapan keseluruhan pada alat tangkap bubu kawat tanpa umpan dengan prosentase sebesar 54,5 %. Hasil tangkapan lobster air tawar pada bubu kawat dengan umpan keong mas Hasil tangkapan pada bubu kawat dengan umpan keong mas terdiri atas beberapa spesies. Hasil tangkapan lobter air tawar (Cherax quadricarinatus) dan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan bubu kawat yang diberi umpan berupa keong mas di perairan Rawa Pening yang dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Tangkapan pada Kawat dengan Umpan Keong Mas (ekor) 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) , Udang Galah (Macrobrachium idae) ,9 2,43 3. Betutu (Oxyeleotris marmorata) Red Devil (Amphilophus citrinellum) ,4 68 Total Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui hasil tangkapan pada alat tangkap bubu kawat dengan umpan keong mas meliputi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebagai target utama penelitian yang berjumlah 2 ekor dengan total berat 68 gram, udang galah berjumlah 14 ekor dengan total berat 34 gram, ikan betutu yang berjumlah 6 ekor dengan total berat 216 gram, dan ikan red devil berjumlah 1 ekor dengan berat 68 gram. Udang galah mendominasi dalam komposisi hasil tangkapan keseluruhan pada alat tangkap bubu kawat yang diberi umpan berupa keong mas dengan prosentase sebesar 60,9 %. Hasil tangkapan lobster air tawar pada bubu lipat tanpa umpan Hasil tangkapan pada bubu lipat tanpa umpan terdiri atas beberapa spesies. Hasil tangkapan lobter air tawar (Cherax quadricarinatus) dan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan bubu lipat tanpa umpan di perairan Rawa Pening yang dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Hasil Tangkapan pada Lipat Tanpa Umpan (ekor) 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) Udang Galah (Macrobrachium idae) Betutu (Oxyeleotris marmorata) Total Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui hasil tangkapan pada alat tangkap bubu lipat tanpa umpan meliputi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebagai target utama penelitian yang berjumlah 3 ekor dengan total berat 201 gram, udang galah berjumlah 1 ekor dengan berat 3 gram, dan ikan betutu yang berjumlah 1 ekor dengan berat 42 gram. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) mendominasi dalam komposisi hasil tangkapan keseluruhan pada alat tangkap bubu lipat tanpa umpan dengan prosentase 60%. Hasil tangkapan lobster air tawar pada bubu lipat dengan umpan keong mas Hasil tangkapan pada bubu lipat dengan umpan keong mas terdiri atas beberapa spesies. Hasil tangkapan lobter air tawar (Cherax quadricarinatus) dan hasil tangkapan sampingan dengan menggunakan bubu lipat yang diberi umpan berupa keong mas di perairan Rawa Pening dan dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Hasil Tangkapan pada Lipat dengan Umpan Keong Mas (ekor) 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) , Betutu (Oxyeleotris marmorata) ,3 34 Total Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui hasil tangkapan pada alat tangkap bubu kawat dengan umpan keong mas meliputi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebagai target utama penelitian yang berjumlah 2 ekor dengan total berat 174 gram, dan ikan betutu yang berjumlah 1 ekor dengan berat 34. Jumlah hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) mendominasi hasil tangkapan dari alat tangkap bubu lipat dengan menggunakan umpan keong mas dengan prosentase sebesar 66,7 %. 80

6 Jumlah (ekor) Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Perbandingan hasil tangkapan lobster air tawar Perbandingan hasil tangkapan dari enam perlakuan pada penelitian ini yang dilakukan dengan total 9 kali pengulangan dapat dilihat pada gambar berikut: Umpan Keong Mas 1 Tanpa Umpan 0 Bambu Kawat Lipat Gambar 1. Perbandingan Hasil Tangkapan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa hasil tangkapan terbanyak diperoleh dengan menggunakan alat tangkap bubu bambu yang diberi umpan berupa keong mas dengan jumlah hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sebanyak 4 ekor. Hasil terbanyak kedua didapatkan dengan mengunakan alat tangkap bubu lipat tanpa umpan dengan memperoleh lobster air tawar sebanyak 3 ekor. Hasil terbanyak ketiga dan keempat didapat dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat dan bubu kawat yang diberi umpan berupa keong mas dengan jumlah lobster air tawar maing masing alat tangkap sebanyak 2 ekor, dan hasil paling sedikit didapat dengan menggunakan alat tangkap bubu bambu dan bubu kawat tanpa umpan dengan hasil tangkapan lobster air tawar pada masing-masing alat tangkap sebanyak 1 ekor Bambu Kawat Lipat Umpan Keong Mas Tanpa Umpan Gambar 2. Perbandingan Berat Hasil Tangkapan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa total hasil tangkapan terbanyak diperoleh dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat tanpa umpan dengan berat total 201 gram, hasil tangkapan terbanyak kedua diperoleh dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat yang diberi umpan berupa keong mas dengan berat total 174 gram, ketiga diperoleh dari alat tangkap bubu bambu yang diberi umpan dengan berat total 141 gram, kemudian alat tangkap bubu kawat dengan umpan dengan berat total 68 gram, alat lalu alat tangkap bubu kawat tanpa umpan dengan berat total hasil tangkapan sebesar 33 gram, dan yang terakhir alat tangkap bubu bambu tanpa umpan dengan hasil tangkapan dengan berat total 11 gram. Analisis Data Langkah awal untuk analisis data yaitu dengan menyusun data data hasil penelitian dalam bentuk tabel untuk mempermudah dalam input data. Data hasil pengulangan sebanyak 9 kali akan digunakan dalam analisis data. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari hasil sampling pada tiap pengulangan yang mendapatkan hasil tangkapan lobster air tawar. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS Uji normalitas data Hasil uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada tabel berikut. 81

7 Tabel 8. Uji rmalitas Hasil Tangkapan Lobster Air Tawar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test BbT BkT BlT BbK BkK BlK N rmal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is rmal. Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov pada tiap alat tangkap apabila memiliki nilai Z > 0,05 maka data dikatakan menyebar normal. Hasil uji rmalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan bahwa dari ulangan sebanyak 9 kali alat tangkap bubu babu tanpa umpan (BbT) memberikan nilai Z Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,558 yang jauh diatas 0,05, maka H 0 ditolak yang menyatakan bahwa bubu bambu tanpa umpan mempunyai distribusi yang normal. Begitu pula untuk alat tangkap bubu bambu umpan keong mas (BbK), bubu kawat tanpa umpan (BkT), bubu kawat umpan keong mas (BkK), bubu lipat tanpa umpan (BlT) dan bubu lipat umpan keong mas (BlK) adalah berturut-turut sebesar 1,189; 1,558; 1,412; 1,243 dan 1,558. Dengan demikian maka semua data memiliki sebaran data yang normal karena memiliki nilai Z > 0,05. Setelah diketahui seluruh data menyebar secara normal, maka uji selanjutnya yaitu uji F (Anova) dapat dilakukan. Uji F Anova Uji Anova yang digunakan adalah uji Anova satu jalan (one way Anova), uji ini digunakan karena hanya terdapat satu buah variabel yang dependen, yaitu hasil tangkapan lobster air tawar. Pengaruh perbedaan jenis alat tangkap, pengaruh pemberian umpan kepada masing-masing alat tangkap, dilakukan uji F (Anova) Pengaruh penggunaan bubu bambu, bubu kawat, dan bubu lipat terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax qaudricarinatus) Berdasarkan uji ANOVA dapat dianalisis bahwa tidak terdapat pengaruh dari jenis alat tangkap terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Hal ini terlihat dari nilai F hitung pada ketiga jenis alat tangkap yaitu bubu bambu, bubu kawat, bubu lipat berturut-turut sebesar 1,565, 0,364, dan 0,160, serta nilai signifikasi atau probabilitas berturut-turut sebesar 0,229; 0,555 dan 0,694 yang nilai keseluruhan lebih besar dari 0,05, atau dapat dikatakan H 0 diterima. Hal ini berdasarkan pada probabilitas: Jika probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima Jika probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak Dengan demikian, perbedaan jenis alat tangkap tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Pada penelitian ini digunakan adalah bubu bambu, bubu kawat dan bubu lipat. Menurut analisis di atas dapat disimpulkan bahwa jenis bubu tidak mempengaruhi hasil tangkapan. Menurut Kurniawan dan Rudi (2006), dalam keadaan lemah, lobster yang mengalami ganti kulit dapat dimangsa oleh lobster yang sehat. Untuk menghindari kanibalisme tersebut, biasanya lobster yang akan mengalami ganti kulit akan mencari tempat persembunyian. Sedangkan menurut Lim Cie Wie (2006), pada siang hari atau pada saat terang, lobster cenderung diam pada tempat persembunyiannya. Dari ketiga jenis bubu yang digunakan, masing masing mempunyai konstruksi yang hampir sama, yaitu dapat digunakan sebagai tempat bersembunyi bagi lobster air tawar, sehingga ketiga jenis alat tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan lobster air tawar. Perbedaan dari ketiga bubu tersebut adalah bahan pembuatnya, yaitu terbuat dari bambu, kawat dan besi. Dari segi ekonomis, bubu lipat sebagai alat introduksi dari peneliti lebih mempunyai nilai ekonomis. Harga 1 buah bubu bambu Rp ,00 dengan usia produktif ± 3 bulan, hal ini dikerenakan pemasangan alat tangkap khususnya bubu bambu ini berada didalam air secara terus menerus. Sehingga saat usia pemakaian ± 3 bulan bubu bambu tersebut sudah rapuh dan banyak bagiannya yang rusak. Pada bubu kawat dibutuhkan biaya ± Rp ,00 dalam pembuatan 1 alat nya, dengan usia produktif ± 3 bulan. Hal ini bukan karena bubu kawat rusak direndam air secara terus menerus, namun karena pintu bubu kawat yang mudah rusak karena penggunaan yang terlalu sering. Konstruksi pintu bubu kawat yang masing-masing ujung nya disatukan dengan menggunakan tali yang diikatkan lama kelamaan akan merusak kawat itu sendiri. Sedangkan harga bubu lipat 1 nya dijual dengan harga ± Rp ,00 dengan usia produktif alat ± 6 bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat tangkap bubu lipat ini bernilai lebih ekonomis dibandingkan dengan alat tangkap perangkap 82

8 yang terdapat di Desa Asinan, yaitu bubu bambu dan bubu kawat. Dari segi waktu, bubu lipat memakan waktu lebih cepat saat proses hauling dibandingkan dengan bubu bambu dan bubu kawat. bambu memerlukan waktu setidaknya 2 3 menit untuk proses hauling dengan tidak menggunakan umpan. kawat memerlukan waktu setidaknya 3 4 menit untuk proses hauling dengan tidak menggunakan umpan dan bubu lipat memerlukan waktu setidaknya 1 2 menit untuk proses hauling dengan tidak menggunakan umpan. Data tersebut didapat dari metode simulasi yang dilakukan oleh peneliti dan oleh nelayan setempat. Sedangkan dari segi tempat, bubu lipat yang merupakan alat introduksi dari peneliti yang memakan sedikit tempat di perahu pada saat pemindahan alat tangkap pada lokasi penangkapan yang baru dibandingkan dengan bubu bambu dan bubu kawat. Dari perahu yang digunakan peneliti dengan ukuran panjang maksimal 7 meter dan lebar maksimal 1 meter dapat menampung maksimal 10 alat tangkap bubu bambu dengan 1 orang untuk mendayung perahu, jika dipaksakan untuk memuat lebih banyak lagi alat tangkap, akan dapat membuat keseimbangan perahu berkurang dan sangat memungkinkan dapat membuat perahu karam atau setidaknya dapat membuat oleng perahu. Begitu pula dengan alat tangkap bubu kawat, perahu dapat menampung bubu kawat maksimal 10 buah bubu bambu. Sedangkan untuk alat tangkap bubu lipat, perahu dengan ukuran yang sama dapat menampung setidaknya 30 buah bubu lipat dengan 2 orang sebagai pengemudi nya. Hal tersebut sangat baik dari segi tempat. Nelayan tidak perlu membutuhkan banyak ruang untuk mengangkut alat tangkap nya, karena konstruksi bubu lipat sendiri yang dapat dilipat jika sedang dalam kondisi tidak dioperasikan akan sangat dapat menghemat ruang yang dibutuhkan. Data tersebut diperoleh dari motode simulasi yang dilakukan oleh peneliti dan nelayan setempat. Pengaruh pemberian umpan terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax qaudricarinatus) Berdasarkan hasil yang telah diuji dengan menggunakan uji Anova pada alat tangkap yang tidak diberi umpan didapatkan nilai F hitung sebesar 0,941 dan nilai probabilitas atau sig sebesar 0,404 hal ini menunjukkan bahwa H 0 diterima. Sedangkan pada uji Anova pada alat tangkap yang diberi umpan keong mas didapatkan nilai F hitung sebesar 0,381 dan nilai probabilitas atau sig sebesar 0,687 hal ini menunjukkan bahwa H 0 diterima. Dengan demikian pemberian umpan, dalam hal ini adalah semua jenis alat tangkap bubu yang tidak diberi umpan maupun semua jenis alat tangkap bubu yang diberi umpan berupa keong mas tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax qaudricarinatus). Menurut Sukamaja dan Suharjo (2003), dihabitat alaminya lobster biasa mengkonsumsi pakan berupa biji bijian, ubi ubian, tumbuhan, hewan mati (scavenger), sekaligus memangsa hewan hidup lain dari kelompok udang. Oleh karena itu, lobster air tawar termasuk hewan omnivora. Maka tidak sulit bagi lobster air tawar untuk menemukan makanan kesukaan nya. Dengan demikian, kemungkinan kecil lobster yang tertangkap pada alat tangkap bubu dikarenakan faktor makanan atau dalam hal ini adalah umpan. Perbandingan Efektivitas Penangkapan Alat Tangkap Menurut Zulkarnain et al (2011), tingginya nilai ekonomi lobster yang menjadi pendorong nelayan untuk menangkapnya karena walaupun jumlah yang ditangkap sedikit namun berkualitas maka nelayan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Oleh karena itu, nilai efektivitas penangkapan dihitung berdasarkan berat total hasil tangkapan lobster air tawar yang didapatkan tiap jenis alat tangkap dibandingkan dengan jumlah berat keseluruhan hasil tangkapan lobster air tawar. Alat tangkap yang sudah ada yaitu bubu bambu dan bubu kawat dibandingkan dengan alat tangkap introduksi yaitu alat tangkap bubu lipat. Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai pembanding tingkat efektivitas dari segi berat total hasil tangkapan. Perhitungan nilai efektivitas dapat dilihat pula pada lampiran 6. Nilai efektivitas dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 32,01% 27,71% 22,45% 1,75% 10,83% 5,25% Bambu Umpan Keong Mas Bambu Tanpa Umpan Kawat Umpan Keong Mas Kawat Tanpa Umpan Lipat Umpan Keong Mas Lipat Tanpa Umpan Gambar 3. Diagram Nilai Efektifitas Penangkapan Alat Tangkap Lobster Air Tawar Semakin besar nilai efektivitas maka diikuti dengan besarnya hasil tangkapan lobster air tawar. Nilai efektivitas tertinggi untuk penangkapan lobster air tawar didapat pada alat tangkap bubu lipat tanpa umpan yaitu sebesar 32,01 % dan urutan kedua diperoleh pada alat tangkap bubu lipat dengan umpan keong mas dengan nilai efektivitas sebesar 27,71 % dengan demikian, alat tangkap bubu lipat sebagai alat introduksi memiliki nilai 83

9 efektivitas tertinggi dari segi berat hasil tangkapan lobster air tawar yaitu sebesar 59,72 %. Sedangkan bubu bambu memiliki nilai efektivitas sebesar 24,10 % dan alat tangkap bubu kawat dengan nilai efektivitas 16,08 %. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan alat tangkap yang berbeda tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax qaudricarinatus). Jumlah hasil tangkapan tidak berbeda jauh pada masing-masing jenis alat tangkap (bubu bambu, bubu kawat, bubu lipat). 2. Pemberian umpan keong mas tidak mempengaruhi hasil tangkapan lobster air tawar (Cherax qaudricarinatus). Hal ini disebabkan karena lobster air tawar lebih tertarik kepada alat tangkap bubu sebagai tempat persembunyian pada saat molting maupun pada saat hari terang. 3. Berdasarkan rasio efektivitas dilihat dari berat total hasil tangkapan, alat tangkap bubu memiliki nilai efektifitas tertinggi yaitu sebesar 59,72 %. DAFTAR PUSTAKA Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Data Produksi Ikan pada Genangan, Sungai, Rawa Kabupaten Semarang. Ungaran. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Potensi Perikanan Tangkap Kabupaten Semarang. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang, Semarang. Hanafiah Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kurniawan, Toni dan Rudi Hartono Pembesaran Lobster Air Tawar secara Cepat. Penebar Swadaya. Depok. Lim Cie Wie, Kusman Pembenihan Lobster Air Tawar Meraup Untung dari Lahan Sempit. P.T AgroMedia Pustaka. Depok. Nazir, M Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Srigandono, B Rancangan Percobaan Eksperimental. Universitas Diponegoro. Semarang. Sukmajaya, Yade dan Suharjo Lobster Air Tawar-Komoditas Perikanan Prospektif. PT AgroMedia Pustaka. Depok. Supranto, J Metode Penelitian Hukum Statistik. P.T Rineka Cipta. Jakarta. Zulkarnain, MS. Baskoro, S. Martasuganda, dan DR. Monintja Pengembangan Desain Lobster yang Efektif. Volume XIX. 2. Bogor. 84

Bait Giving and Fishing Depth Variation Analysis of Pancing Kalar Operation to Ophiocepalus striatus catches at Rawapening Waters, Semarang Regency

Bait Giving and Fishing Depth Variation Analysis of Pancing Kalar Operation to Ophiocepalus striatus catches at Rawapening Waters, Semarang Regency Analisis Perbedaan Umpan dan Kedalaman Pada Pancing Kalar terhadap Hasil Tangkapan Ikan Gabus (Ophiocepalus striatus) di Perairan Rawapening, Kabupaten Semarang Bait Giving and Fishing Depth Variation

Lebih terperinci

UJI COBA PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM BAHAN BUBU UNTUK PENANGKAPAN LOBSTER DI DANAU MANINJAU

UJI COBA PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM BAHAN BUBU UNTUK PENANGKAPAN LOBSTER DI DANAU MANINJAU UJI COBA PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM BAHAN BUBU UNTUK PENANGKAPAN LOBSTER DI DANAU MANINJAU Eko Pramono Sipayung 1),H. Bustari 2), Irwandy Syofyan 2) Email : pramonoeko67@gmail.com 1) Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU LIPAT KOTAK DENGAN BUBU LIPAT KUBAH TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU LIPAT KOTAK DENGAN BUBU LIPAT KUBAH TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU LIPAT KOTAK DENGAN BUBU LIPAT KUBAH TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH The Comparison Between Trap Catcher Folding

Lebih terperinci

Analysis of The Different Types of Bait and Duration of Soaking Time of Traps to Catching Sleeper Goby (Oxyeleotris marmorata) in Rawapening Waters

Analysis of The Different Types of Bait and Duration of Soaking Time of Traps to Catching Sleeper Goby (Oxyeleotris marmorata) in Rawapening Waters ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN PADA ALAT TANGKAP BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) DI PERAIRAN RAWAPENING Analysis of The Different Types of Bait

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN BAHAN BUBU DAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI RAWA PENING SEMARANG

PENGARUH PERBEDAAN BAHAN BUBU DAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI RAWA PENING SEMARANG PENGARUH PERBEDAAN BAHAN BUBU DAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) DI RAWA PENING SEMARANG Effect of Different Types of Feed Materials and Bubu catches Lobster

Lebih terperinci

AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 9. Nomor. 1. Tahun 2015 ISSN

AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 9. Nomor. 1. Tahun 2015 ISSN AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan ISSN 1978-1652 KAJIAN EKONOMI USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW HASIL TANGKAPAN BUBU DI RAWA PENING Economic Studies of Red Claw Aquaculture Harvested

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN JARING KEPLEK (Set Gill Net) TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PANTAI WARU, WONOGIRI

PENGARUH PENGGUNAAN UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN JARING KEPLEK (Set Gill Net) TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PANTAI WARU, WONOGIRI PENGARUH PENGGUNAAN UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN JARING KEPLEK (Set Gill Net) TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PANTAI WARU, WONOGIRI The Effect of Using Bait and Soaking Time of Jaring

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN

PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN PENGARUH BENTUK DAN LETAK CELAH PELOLOSAN (Escape Gap) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR TERHADAP KELESTARIANSUMBERDAYA IKAN Hadiah Witarani Puspa 1), T. Ersti Yulika Sari 2), Irwandy Syofyan 2) Email : hadiahwpuspa@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN

EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN EFEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE GAP) PADA ALAT TANGKAP PENGILAR UNTUK MENUNJANG KELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN Silka Tria Rezeki 1), Irwandy Syofyan 2), Isnaniah 2) Email : silkarezeki@gmail.com 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENANGKAPAN BENIH BETUTU (Oxyeleotris marmorata (Bleeker) DENGAN PANGILAR (Fish Trap) MENGGUNAKAN UMPAN HIDUP

PENANGKAPAN BENIH BETUTU (Oxyeleotris marmorata (Bleeker) DENGAN PANGILAR (Fish Trap) MENGGUNAKAN UMPAN HIDUP Fish Scientiae, Volume 2 No. 3, Juni 2012, Iriansyah : Penangkapan Benih Betutu... PENANGKAPAN BENIH BETUTU (Oxyeleotris marmorata (Bleeker) DENGAN PANGILAR (Fish Trap) MENGGUNAKAN UMPAN HIDUP CATCHING

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENANGKAPAN ALAT TANGKAP BUBU LOBSTER DENGAN KRENDET AIR TAWAR (TANGLE GEAR) PADA PERAIRAN RAWAPENING

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENANGKAPAN ALAT TANGKAP BUBU LOBSTER DENGAN KRENDET AIR TAWAR (TANGLE GEAR) PADA PERAIRAN RAWAPENING PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENANGKAPAN ALAT TANGKAP BUBU LOBSTER DENGAN KRENDET AIR TAWAR (TANGLE GEAR) PADA PERAIRAN RAWAPENING The Comparison between Capturing Effectiveness of Lobster Pot and Freshwater

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu ( Traps

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu ( Traps 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu (Traps) Bubu merupakan alat penangkapan ikan yang pasif (pasif gear). Alat tangkap ini memanfaatkan tingkah laku ikan yang mencari tempat persembunyian maupun

Lebih terperinci

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di : JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 73-80 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 1. No. 1, Desember 2010: 24-31

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 1. No. 1, Desember 2010: 24-31 Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 1. No. 1, Desember 2010: 24-31 PENGARUH PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (PORTUNUS PELAGICUS) DENGAN BUBU LIPAT DI PERAIRAN BUNGKO, KABUPATEN CIREBON.

Lebih terperinci

PERBEDAAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN UDANG GALAH (MACROBRACRIUM IDEA) ALAT TANGKAP BUBU BAMBU (ICIR) DI PERAIRAN RAWAPENING

PERBEDAAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN UDANG GALAH (MACROBRACRIUM IDEA) ALAT TANGKAP BUBU BAMBU (ICIR) DI PERAIRAN RAWAPENING PERBEDAAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN UDANG GALAH (MACROBRACRIUM IDEA) ALAT TANGKAP BUBU BAMBU (ICIR) DI PERAIRAN RAWAPENING The Difference Bait Toward Giant River Prawns (Macrobracrium idea) Catches

Lebih terperinci

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract THE EFFECT OF HOOK TYPE (TYPE J, KIRBY AND CYRCLE) ON LONGLINE CATCHES (MINI LONG LINE) IN THE TELUK PAMBANG, SUBDISTRICT BANTAN, DISTRICT BENGKALIS, PROVINCE OF RIAU By Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2),

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN BUBU LIPAT (Effect of bait position on catch of collapsible pot)

PENGARUH POSISI UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN BUBU LIPAT (Effect of bait position on catch of collapsible pot) BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 21 No. 1 Edisi April 2013 Hal 1-9 PENGARUH POSISI UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN BUBU LIPAT (Effect of bait position on catch of collapsible pot) Oleh: Dahri Iskandar

Lebih terperinci

PERBEDAAN BENTUK KRENDET DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (PANULIRUS SP.) DI PERAIRAN CILACAP

PERBEDAAN BENTUK KRENDET DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (PANULIRUS SP.) DI PERAIRAN CILACAP PERBEDAAN BENTUK KRENDET DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (PANULIRUS SP.) DI PERAIRAN CILACAP The Different Forms of Krendet and The Length of Immersion Towards the Catches of Lobster

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA PANCING GURITA (JIGGER) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA PANCING GURITA (JIGGER) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH ANALISIS PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA PANCING GURITA (JIGGER) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Analysis of Different Lures Types to The Result of Catch on Octopus Fishing (Jigger)

Lebih terperinci

Safrizal Nur Falah, Asriyanto *), Indradi Setiyanto

Safrizal Nur Falah, Asriyanto *), Indradi Setiyanto PENGARUH PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU PENGOPERASIAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DENGAN ALAT TANGKAP PANCING RENTENGAN (RAWAI) DI RAWA JOMBOR KABUPATEN KLATEN The Effects of

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan membandingkan teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH Teknik Penangkapan Ikan Sidat..di Daerah Aliran Sungai Poso Sulawesi Tengah (Muryanto, T & D. Sumarno) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

Jl. Raya Jakarta Serang Km. 04 Pakupatan, Serang, Banten * ) Korespondensi: ABSTRAK

Jl. Raya Jakarta Serang Km. 04 Pakupatan, Serang, Banten * ) Korespondensi: ABSTRAK Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN 289 3469 Volume 6 Nomor 2. Desember 216 e ISSN 254 9484 Halaman : 95 13 Efektifitas Celah Pelolosan Pada Bubu Lipat Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan di Teluk Banten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri) 1. Musyarakah Data mentah dari penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan bulanan publikasi Bank Syariah Mandiri. Laporan

Lebih terperinci

Influence of Different Hanging Ratio and Soaking Time Gill Nets to Catch Betutu (Oxyeleotris marmorata) in Sermo Reservoir, Kulonprogo

Influence of Different Hanging Ratio and Soaking Time Gill Nets to Catch Betutu (Oxyeleotris marmorata) in Sermo Reservoir, Kulonprogo PENGARUH PERBEDAAN HANGING RATIO DAN LAMA PERENDAMAN JARING INSANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata) DI WADUK SERMO, KULONPROGO Influence of Different Hanging Ratio and Soaking Time

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN TRANSPARANSI BUBU DAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN WADER (Rasbora argyrotaenia) DI RAWA JOMBOR, KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PERBEDAAN TRANSPARANSI BUBU DAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN WADER (Rasbora argyrotaenia) DI RAWA JOMBOR, KABUPATEN KLATEN PENGARUH PERBEDAAN TRANSPARANSI BUBU DAN UMPAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN WADER (Rasbora argyrotaenia) DI RAWA JOMBOR, KABUPATEN KLATEN The Effect of Different of Trap Transparancy and Baits to Wader

Lebih terperinci

Ariesco Paksi Pratama Yudha, Asriyanto *), Pramonowibowo

Ariesco Paksi Pratama Yudha, Asriyanto *), Pramonowibowo ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ATRAKTOR CAHAYA WARNA MERAH DAN PERBEDAAN WAKTU PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP BUBU KARANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN KERAPU (EPINEPHELINEA) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA Analysis

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN ATRAKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN JUVENIL LOBSTER DENGAN KORANG DI DESA SANGRAWAYAN, PALABUHANRATU

PENGARUH PERBEDAAN ATRAKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN JUVENIL LOBSTER DENGAN KORANG DI DESA SANGRAWAYAN, PALABUHANRATU Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol. 3, No. 2, November 2012 Hal: 129-133 PENGARUH PERBEDAAN ATRAKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN JUVENIL LOBSTER DENGAN KORANG DI DESA SANGRAWAYAN, PALABUHANRATU The Effect

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PERIKANAN PADA ALAT TANGKAP BUBU DI PERAIRAN RAWAPENING DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS USAHA PERIKANAN PADA ALAT TANGKAP BUBU DI PERAIRAN RAWAPENING DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG ANALISIS USAHA PERIKANAN PADA ALAT TANGKAP BUBU DI PERAIRAN RAWAPENING DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Analysis of Fishing Effort on Traps Fishing Gear in Rawapening Waters, Lopait Village,

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Tangkap Bubu Kerucut dengan Umpan yang Berbeda

Perbandingan Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Tangkap Bubu Kerucut dengan Umpan yang Berbeda Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap (4): 14-18, Desember 16 ISSN 337-436 Perbandingan Hasil Tangkapan Rajungan Pada Alat Tangkap Bubu Kerucut dengan Umpan yang Berbeda The Comparison Catch of Swimming

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING ALAT TANGKAP RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN KAKAP (Lutjanus sp) DI PERAIRAN PASIR, KEBUMEN

HUBUNGAN JENIS UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING ALAT TANGKAP RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN KAKAP (Lutjanus sp) DI PERAIRAN PASIR, KEBUMEN HUBUNGAN JENIS UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING ALAT TANGKAP RAWAI DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN KAKAP (Lutjanus sp) DI PERAIRAN PASIR, KEBUMEN The Relationship Between Bait Type Hook Size and Catch

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN Bayu Satria Adinugraha 1), Taswati Nova Wijayaningrum 2) 1,2) Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang email: bayulindapw@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

STUDY ON THE PVC TRAP FOR ELL (Monopterus albus)

STUDY ON THE PVC TRAP FOR ELL (Monopterus albus) STUDY ON THE PVC TRAP FOR ELL (Monopterus albus) By Dedi yandra ) Nofrizal 2) and IrwandySyofyan 2) Abstract For purpose to examine and compare efectiveness of the PVC and traditional trap for catching

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data di lapangan sejak tanggal 16 Agustus 2011 hingga 31 September 2011 di Desa Kertajaya, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. 4.1. Profil Responden Sampel penelitian berjumlah 100

Lebih terperinci

Rikza Danu Kusuma *), Asriyanto, dan Sardiyatmo

Rikza Danu Kusuma *), Asriyanto, dan Sardiyatmo PENGARUH KEDALAMAN DAN UMPAN BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (PANULIUS SP) DENGAN JARING LOBSTER (BOTTOM GILL NET MONOFILAMENT) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN Rikza Danu Kusuma *), Asriyanto,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah di MI Ma arif Sraten dan MI Ma arif Tarbiyatul Aulad Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS Maria Agustini The Departement of Fisheries, Faculty of Agriculture, Dr. Soetomo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Klumpit yang beralamat di desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali dan MI Reksosari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN BOTTOM GILL NET DENGAN ATRAKTOR UMPAN DAN ATRAKTOR UMPAN DI PERAIRAN JEPARA JAWA TENGAH

ANALISIS PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN BOTTOM GILL NET DENGAN ATRAKTOR UMPAN DAN ATRAKTOR UMPAN DI PERAIRAN JEPARA JAWA TENGAH ANALISIS PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN BOTTOM GILL NET DENGAN ATRAKTOR UMPAN DAN ATRAKTOR UMPAN DI PERAIRAN JEPARA JAWA TENGAH Revenue, Cost and Benefit Analysis of Artisanal Fisheries with Bottom Gillnet

Lebih terperinci

Mardiansyah, Asriyanto *), Indradi Setiyanto

Mardiansyah, Asriyanto *), Indradi Setiyanto ANALISIS PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN DAN WAKTU PENANGKAPAN PADA JARING KONCONG (Encircling Gillnet) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) DI DESA PULOLAMPES, BREBES Different Analysis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bawen yang terletak sangat strategis karena berada di tepi jalan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK

PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK Comparison of Revenue Gained by Fisherman Catching Blue Swimming Crabs using Trap and Arad (Mini Trawl)

Lebih terperinci

UJI COBA PERANGKAP UDANG DENGAN BENTUK YANG BERBEDA (EXPERIMENTAL FISHING WITH TRAP PRAWN DIFFERENT FORM) 1) Irhamsyah

UJI COBA PERANGKAP UDANG DENGAN BENTUK YANG BERBEDA (EXPERIMENTAL FISHING WITH TRAP PRAWN DIFFERENT FORM) 1) Irhamsyah UJI COBA PERANGKAP UDANG DENGAN BENTUK YANG BERBEDA (EXPERIMENTAL FISHING WITH TRAP PRAWN DIFFERENT FORM) 1) Irhamsyah 1) Staf Dosen Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan &

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu jenis udang

I. PENDAHULUAN. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu jenis udang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu jenis udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan negara lain seperti: Australia, Amerika dan Inggris.

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN ALAT TANGKAP BUBU LIPAT (TRAPS) DI PERAIRAN TEGAL

ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN ALAT TANGKAP BUBU LIPAT (TRAPS) DI PERAIRAN TEGAL ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN ALAT TANGKAP BUBU LIPAT (TRAPS) DI PERAIRAN TEGAL Shiffa Febyarandika Shalichaty, Abdul Kohar Mudzakir *), Abdul Rosyid

Lebih terperinci

Pengaruh penambahan ekstrak minyak tenggiri pada umpan bubu terhadap hasil tangkapan ranjungan di perairan Malalayang, Kota Manado

Pengaruh penambahan ekstrak minyak tenggiri pada umpan bubu terhadap hasil tangkapan ranjungan di perairan Malalayang, Kota Manado Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap (1): 3-7, Juni 015 ISSN 337-4306 Pengaruh penambahan ekstrak minyak tenggiri pada umpan bubu terhadap hasil tangkapan ranjungan di perairan Malalayang, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3 Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KONSTRUKSI BUBU PARALON TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP

ANALISIS PERBEDAAN KONSTRUKSI BUBU PARALON TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP ANALISIS PERBEDAAN KONSTRUKSI BUBU PARALON TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP Analysis The Differences Construction Of PVC Trap For Result

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas maka dalam bab selanjutkan penulis akan menyajikan hasil analisis dan pembahasan data. Dalam penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN UMPAN DAN KEDALAMAN PERAIRAN PADA BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN BETAHWALANG, DEMAK

PERBEDAAN UMPAN DAN KEDALAMAN PERAIRAN PADA BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN BETAHWALANG, DEMAK PERBEDAAN UMPAN DAN KEDALAMAN PERAIRAN PADA BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN BETAHWALANG, DEMAK Nadia Adlina, Aristi Dian Purnama Fitri *), Taufik Yulianto

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH REDCLAW (CHERAX QUADRICARINATUS)

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH REDCLAW (CHERAX QUADRICARINATUS) Buletin Sariputra. Oktober, 2014 Vol.1 (1) PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH REDCLAW (CHERAX QUADRICARINATUS) Effect Of Different Types Of Feed

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN

PENGARUH PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN PENGARUH PERBEDAAN JENIS UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN LOBSTER (Panulirus sp.) DI PERAIRAN ARGOPENI KABUPATEN KEBUMEN The Effect of Differences of Using Bait and Soaking Time

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI KABAM (TRAP) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SELUANG (Rasbora sp)

PENGARUH MODIFIKASI KABAM (TRAP) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SELUANG (Rasbora sp) Siti Aminah :Pengaruh Modifikasi Kabam PENGARUH MODIFIKASI KABAM (TRAP) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SELUANG (Rasbora sp) THE INFLUENCE OF MODIFICATION KABAM (TRAP) AGAINST CATCHES SELUANG (Rasbora sp)

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENANGKAPAN KEPITING BAKAU

PENGARUH WAKTU PENANGKAPAN KEPITING BAKAU PENGARUH WAKTU PENANGKAPAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) PADA BULAN TERANG DAN GELAP TERHADAP HASILTANGKAPAN BUBU DI MALIGI, KECAMATAN SASAK RANAH PESISIR KABUPATEN PASAMAN BARAT Yutra Nedi, Eni Kamal

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan wilayah yang memiliki ciri khas kehidupan pesisir dengan segenap potensi baharinya seperti terumbu karang tropis yang terdapat di

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPAT PERLINDUNGAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus)

PENGARUH TEMPAT PERLINDUNGAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus) PENGARUH TEMPAT PERLINDUNGAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus). Sj Djunaidi 1, Eka Indah Raharjo 2, Farida 3 1. Alumni Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: DONNA NP BUTARBUTAR C05400027 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN UKURAN MATA PANCING DAN JENIS UMPAN PANCING SOGOK (HANDLINE) TERHADAP HASIL TANGKAPAN BELUT

PENGARUH PERBEDAAN UKURAN MATA PANCING DAN JENIS UMPAN PANCING SOGOK (HANDLINE) TERHADAP HASIL TANGKAPAN BELUT PENGARUH PERBEDAAN UKURAN MATA PANCING DAN JENIS UMPAN PANCING SOGOK (HANDLINE) TERHADAP HASIL TANGKAPAN BELUT (Monopterus albus) DI RAWA PENING SEMARANG Andi Prasetiyo *), Aristi Dian, dan Sardiyatmo

Lebih terperinci

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI Ba b 5 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI 5.1. Potensi Sumberdaya Perairan dan Perikanan Sumberdaya perairan yang terdapat di Kecamatan Teluk Meranti diantaranya terdapatnya empat buah tasik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Polikultur, Penebaran yang Berbeda, Ikan Rainbow Merah, Lobster Air Tawar.

ABSTRAK. Kata kunci : Polikultur, Penebaran yang Berbeda, Ikan Rainbow Merah, Lobster Air Tawar. ABSTRAK Lela Komala Sari (Dibimbing Oleh: Iskandar dan Sri Astuty). 2012. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Rainbow Merah (Glossolepis incisus Weber) dan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel total atau seluruh populasi menjadi sampel yang terdiri dari 63 orang guru SD penerima tunjangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data 4.1.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Gaya Belajar Visual, Auditori, Kinestetik. Data angket gaya belajar dapat dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK. (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh:

SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK. (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh: Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol. 3, No.2, November 2012 Hal: 169-175 SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh: Noor Azizah 1 *, Gondo Puspito

Lebih terperinci

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP Jurnal Galung Tropika, 5 (3) Desember 2016, hlmn. 203-209 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP Crab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umun Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SDN Gedangan 02 yang terletak di pesisiran Kota Salatiga, tepatnya di Desa Gedangan Jl.Raya Muncul-Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi 6 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Komparasi Kabupaten Klungkung, kecamatan Nusa Penida terdapat 16 desa yang mempunyai potensi baik sekali untuk dikembangkan, terutama nusa Lembongan dan Jungutbatu. Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN ALAT TANGKAP JEBAK (BUBU LIPAT) TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SEMAT, JEPARA

PENGARUH UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN ALAT TANGKAP JEBAK (BUBU LIPAT) TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SEMAT, JEPARA PENGARUH UMPAN DAN LAMA PERENDAMAN ALAT TANGKAP JEBAK (BUBU LIPAT) TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SEMAT, JEPARA Influence of Bait and Soaking Time of Jebak ( Collapsible

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi dari

Lebih terperinci

Berikut ini adalah gambar secara skematis karangka pemikiran penelitian :

Berikut ini adalah gambar secara skematis karangka pemikiran penelitian : 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Potensi sumberdaya alam laut yang terdapat di Pulau Bali terdapat dua kegiatan yakni budidaya laut dan perikanan tangkap. Kedua potensi ini yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui. kesimpulan yang berlaku secara umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui. kesimpulan yang berlaku secara umum. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisa regresi yang tujuannya adalah untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas hasil data yang telah dikumpulkan dari para responden yaitu karyawan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang di Tangerang. Data hasil kuesioner yang telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian 4.1.1. Diskripsi subjek Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean Desa Bangklean no 24 Kecematan Jati.

Lebih terperinci

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (GCG) YANG DIUKUR DENGAN NILAI TAMBAH EKONOMI (EVA)

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (GCG) YANG DIUKUR DENGAN NILAI TAMBAH EKONOMI (EVA) PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (GCG) YANG DIUKUR DENGAN NILAI TAMBAH EKONOMI (EVA) Presented by : BUDHI RAHAYU NPM : 20208261 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Selama

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Bahasan Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi sampel penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang berjumlah 21 orang dan preschool yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Kesongo 01 Tuntang pada tanggal 9 April 2013. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas V-B, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Dalam penelitian yang dimaksud dengan Analisis Statistik Deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Gugus Jayabaya yang berada di Desa Gemawang. Gugus Jayabaya terdiri dari SD Negeri

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode 2008-2012 Annisa yuliawati 28211119 3EB04 BAB 1: Latar Belakang Pasar modal

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG DENGAN ALAT TANGKAP TRAMMEL NET

ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG DENGAN ALAT TANGKAP TRAMMEL NET ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN KEMBUNG DENGAN ALAT TANGKAP TRAMMEL NET MENGGUNAKAN UMPAN DAN TANPA UMPAN DI PPI TANJUNGSARI KABUPATEN PEMALANG Analysis Rastrelliger sp. Catch of Fishing Gear Trammel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini adalah hasil dari data yang telah diolah dan dianalisis, diantaranya karakteristik responden, deskripsi umum skor variabel, uji hipootesis,

Lebih terperinci

Mudhofar Susanto)*, Pramonowibowo, Dian Ayunita NN Dewi

Mudhofar Susanto)*, Pramonowibowo, Dian Ayunita NN Dewi ANALISA PERBEDAAN UMPAN DAN WAKTU PENGOPERASIAN PANCING ULUR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PERAIRAN PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK, JAWA TIMUR Analysis Difference Bait

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII SMP N 11 Muaro Jambi dengan jumlah sampel 50 orang, kemudian dilakukan tabulasi, serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada sampel penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hubungan antara keharmonisan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang menjadi anggota lembaga kemahasiswaan periode 2012/2013 berjumlah 49 orang mahasiswa. Deskripsi subjek

Lebih terperinci