PENGARUH TEMPAT PERLINDUNGAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus)

Transkripsi

1 PENGARUH TEMPAT PERLINDUNGAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER AIR TAWAR CAPIT MERAH (Cherax quadricarinatus). Sj Djunaidi 1, Eka Indah Raharjo 2, Farida 3 1. Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak 2. Staff Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak 3. Staff Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak Junaidi.ptk70@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Potongan Paralon, Karung Plastik, Tempat Telur dan Tanaman Eceng Gondok sebagai Tempat Perlindungan Lobster Air Tawar Capit Merah. Metode yang digunakan pada identifikasi adalah menggunakan tempat perlindungan yang berbeda, sedangkan hewan uji menggunakan lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus). Pengujian dilakukan dengan tiga kali pengulangan dimana nilai Pertumbuhan berat mutlak, Panjang mutlak dan Kelangsungan Hidup sebagai parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan tempat perlindungan yang berbeda menunjukan bahwa untuk Pertumbuhan berat lobster air tawar capit merah pada penggunaan karung plastik sebesar 7,90 gram, untuk Pertumbuhan panjang sebesar 2,60 cm sedangkan Kelangsungan Hidup sebesar 96,67%. Kata kunci: Pertumbuhan Berat, Pertumbuhan Panjang dan Kelangsungan Hidup, lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) ABSTRACT The aim of this research is to determine of Pvc pieces, Plastic bags, Eggs tray, and water hyacinth as a shelter of red claw lobster. The method used in the identification was using different shelter to red claw lobster (Cherax quadricarinatus) specimen. The evaluation was done buy three repetitions with parameters tested are the value of absolute lobster weight growth, absolute length, and survival rate. The results showed that the use of different shelters affecting the growth of lobster. Lobster red claw weight growth in plastic bags achieving heavy 7,90 grams and 2,60 cm length with 96,67% of survivel rate. Keywords: Weight Growth, the Length and Survival, red claw crayfish (Cherax quadricarinatus). 1

2 PENDAHULUAN Lobster air tawar adalah salah satu hewan yang hidup di perairan tawar, jenis lobster air tawar sangat banyak. Dari data yang terkumpul jenisnya sebanyak 47 spesies. Dari spesies-spesies ini ada yang sudah dibudidayakan dan masih hidup di alam terbuka. Lobster air tawar tersebar diseluruh belahan dunia, mulai dari benua eropa, hingga benua Amerika dan Australia. Meskipun beberapa spesies lobster air tawar yang popular berasal dari Australia dan Amerika, Indonesia juga memiliki daerah sebagai asal dari lobster air tawar yaitu aliran sungai-sungai di Lembah Baliem, Papua. Lobster air tawar mulai di budidayakan di Indonesia sejak tahun 2000, hingga saat ini. Budidaya lobster air tawar mempunyai peluang yang sangat besar dari segi ekonomis, faktor iklim dan geografi yang mendukung, teknik budidaya yang mudah terus dikembangkan, tidak dibutuhkan tempat yang luas serta pasar konsumsi yang ada saat ini. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap alam, maka usaha budidaya lobster air tawar merupakan pilihan yang tepat dari segi ekologis dan ekonomis. Penerapan ilmu dan teknologi dalam melakukan kegiatan budidaya seperti perekayasaan lingkungan untuk mendapatkan keadaan yang paling optimal dalam pemeliharaan lobster air tawar. Permasalahan yang selama ini sering di hadapi dalam membudidayakan Lobster Air Tawar capit merah (Redclaw) adalah adalah Pertumbuhan, Panjang dan kelangsungan hidup yang disebabkan oleh kanibalisme sesama Lobster Air Tawar Capit Merah pada saat selesai melakukan molting. Suprayitno et al., (1986) juga menjelaskan jika udang tidak ketercukupan pakan maka udang akan bersifat kanibal dengan memakan udang yang lainnya dalam keadaan lemah (sedang molting). Menurut Smith dan Sandifer, (1975) sifat kanibalisme udang teruma jika udang galah dipelihara dengan kepadatan yang tinggi. Dalam budidaya lobster tempat perlindungan adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memeliharaan. Dalam mengatasi sifat kanibalisme udang untuk usaha budidaya digunakan subtrat alami berupa ayaman bambu, daun kelapa dan cangkang molusca (Agus Sifiandi, 2002), sedangkan meurut (Ling, 1962 dan 1969 dalam Smith dan Sandifer, 1975) subtrat alami yang digunakan berupa ranting pohon, kerikil, cangkang anadara atau tanaman air yang bertujuan untuk tempat perlindungan. Tempat Perlindungan dapat memberikan keamanan udang pada saat berganti kulit, udang akan bersembunyi dan berdiam diri di tempat tersebut untuk menghindari serangan udang lain agar dapat menghemat energi dalam pertumbuhan (Teng dan Chua, 1979). Dengan sering dijumpai lobster yang mati akibat molting, muncul ide untuk mengetahui jenis tempat perlindungan yang terbaik dalam pemeliharaan lobster air tawar yang menggunakan akuarium, Membudidayakan lobster air tawar capit merah sangat cocok karena merupakan salah satu jenis yang memiliki tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang tinggi serta permintaan pasar yang meningkat sehingga terus dibudidayakan sebagai konsumsi sedangkan lobster jantan dapat dipelihara dalam akuarium sebagai lobster hias (Studivianto, 2007). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Pontianak selama 60 hari yang terdiri dari 8 hari persiapan, 52 hari pengamatan. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Sei. Ambawang. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) sesuai dengan petunjuk Gasperz (1991) dengan empat perlakuan dengan tiga ulangan perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : A: Tempat Perlindungan (Shelter) dari Potongan Pipa Paralon sebagai Kontrol B: Tempat Perlindungan (Shelter) dari Karung Plastik C: Tempat Perlindungan (Shelter) dari Tempat Telur Plastik D: Tempat Perlindungan (Shelter) dari Tanaman air (enceng gondok) Prosedur Penelitian Persiapan Alat Sebelum aquarium digunakan, terlebih dahulu dicuci menggunakan sabun lalu digosok merata dengan menggunakan kain gosok kemudian dibilas dengan air tawar hingga bersih, setelah itu aquarium dikeringkan. Batu aerator dan saringan air dicuci dengan menggunakan larutan kaporit, kemudian dikeringkan lalu disimpan ditempat yang steril. Tempat Perlindungan Mempersipakan tempat perlindungan (shelter), adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karung Plastik yang diikat dengan batu sebagai pemberat serta diberi tali di atasnya, Potongan Pipa Paralon ukuran 2 dengan panjang dipotong 15 cm, 2

3 Tempat Telur Plastik di belah menjadi dua dan ditumpuk serta Tanaman air. Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah lobster air tawar yang sudah berumur ± tiga sampai empat bulan keatas. Satu perlakukan diulang tiga kali dan setiap perlakuan diisi lobster sebanyak 10 ekor dan dalam pelaksanaan penelitian lobster diberi pakan pelet dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari pada pagi dan malam hari. Untuk pergantian air dilakukan seminggu sekali dan sampling dilakukan setiap sebelas hari sekali. Parameter yang Diamati Selama penelitian variabel-variabel pengamatan yang diamati dan dihitung adalah sebagai berikut: pertumbuhan berat mutlak; pertumbuhan panjang mutlak; kelangsungan hidup Sedangkan data kualitas air yang dibutuhkan untuk data penunjang dalam pembahasan, pengamatan air yang dilakukan berupa suhu air dengan menggunakan thermometer, pengamatan terhadap ph air dengan menggunakan ph meter, oksigen terlarut menggunakan DO meter. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar perlu analisis terlebih dahulu di uji kenormalannya dengan uji normalitas liliefors (Hanafiah, 2000) HASIL DAN PEMBAHASAN Pertmbuhan Berat Mutlak Hasil analisis terhadap pertumbuhan berat mutlak lobster air tawar capit merah dapat diketahui bahwa perlakuan menggunakan karung plastik merupakan perlakuan yang paling tinggi nilainya yaitu 7,90 gram daripada perlakuan dengan Tanaman eceng gondok yaitu 6,14 gram yang paling rendah. Jika dibandingkan dengan perlakuakn menggunakan paralon yaitu 7,49 gram dan perlakukan menggunakan tempat telur plastik yaitu 7,03 gram tidak terlalu berbeda, artinya dengan menggunakan tempat perlindungan dari karung plastik memberikan tingkat keamanan dengan nilai yang tertinggi. Pertumbuhan lobster air tawar capit merah menurut (Ibnu Arabi. 2009) dalam penelitiannya penggunaan subtrat yang berbeda yaitu tanpa subtrat yang mempunyai nilai tertinggi 0,37 dimana kualitas air yang baik merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan. 9,00 8,00 Pertumbuhan Berat Mutlak (gram) 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 7,49 7,90 7,03 6,14 ParalonKarung Plastik Tempat Tanaman Telur Air Eceng Gondok Grafik 1. Pertumbuhan berat mutlak selama masa pemeliharaan Pertmbuhan Panjang Mutlak Hasil pengukuran pertumbuhan panjang mutlak lobster air tawar capit merah dengan nilai sebesar 2,60 cm. Hal ini disebabkan dengan tingkat perlindungan di karung pelastik yang baik untuk bersembunyi pada saat berganti kulit karena memiliki fleksibel dan mata karung plastik yang kecil sehingga pada saat berganti kulit (molting) lebih aman untuk didatangi lobster lain dibanding tempat perlindungan lainnya. Tempat perlindungan paralon memiliki lubang paralon yang besar sehingga rentan terlihat oleh lobster lainnya pada saat berganti kulit serta tempat perlindungan dari tempat telur tingkat keamanan masih memiliki ruang-ruang yang kaku sehingga kurang baik untuk bersembunyi dan masih bisa di datangi lobster lainnya pada saat berganti kulit. Sedangkan tempat perlindungan yang terendah pada tanaman enceng gondok dengan nilai sebesar 2,25 cm dimana tanaman enceng gondok untuk tempat perlindungan lobster hanya dibagian atas sedangkan bagian bawah hanya akarnya saja yang dapat dibuat tempat perlindungan. Dalam pengamatan pertumbuhan panjang mutlak lobster air tawar capit merah pada penelitian ini juga dapat menetapkan ukuran lobster masuk pada grade A yaitu dengan panjang pertumbuhan panjang lebih cepat yang biasa untuk menentukan buat indukan. Untuk grade C yang pertumbuhannya lambat atau biasa disebut kerdil (kuntet) juga biasa digunakan untuk udang hiasan diaquarium dan grade B yang menengah (tidak cepat 3

4 dan tidak lambat) biasa lobster tersebut di jual buat konsumsi saja (Setiawan. 2006). Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm) 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 2,50 2,60 2,36 2,25 Grafik 2. Pertumbuhan panjang mutlak ikan selama masa pemeliharaan Kelangsungan Hidup (SR) Hasil analisis kelangsungan hidup menggunakan karung plastik tingkat kelangsungan hidupnya yaitu 96,67% karena tingkat perlindungan menggunakan karung plastik baik untuk bersembunyi pada saat berganti kulit. Karung plastik juga memiliki fleksibel dan mata karung yang kecil sehingga pada saat molting lebih aman untuk didatangi lobster lain. Karung plastik mempunyai keunggulan seperti tidak dirusak dengan gigitan lobster. Selain itu karung plastik melindungi saat berganti kulit karena flesibel dan mata jaringnya yang kecil sehingga dapat melindungi lobster dibanding dengan menggunakan paralon yaitu 73,33% yang selama ini banyak digunakan para pemelihara lobster air tawar. Sedangkan tingkat kematian pada lobster disebakan kanibalisme pada saat molting karena tingkat kepadatan masih rendah, untuk itu ketersediaan pakan masih mencukupi. Lobster yang digunakan pada penelitian kualitasnya cukup bagus selama penelitian dan juga selama budidaya tidak terserang penyakit, kematian lobster air tawar biasanya disebabkan oleh kualitas air yang buruk atau karena sifat kanibalisme yang saling memakan saat terjadi molting. Kelangsungan Hidup ,33 Grafik 3. Kelangsungan hidup ikan selama masa pemeliharaan DAFTAR PUSTAKA 96,67 76,67 66,67 Agus Sofiandi Pengaruh Perbedaan Shelter Terhadap Prtumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Galah ( Macrobrachim rosenbergii de Man). Anonim, Budidaya Lobster Air Tawar ( Cherax Quadricarinatus) skala rumah tangga. Penebar Swadaya Jakarta. Bachtiar dan Yusuf, Usaha Budidaya Lobster Air tawar Di Rumah. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta. 35 hal. Boyd, Usaha Lobster Air Tawar. Agro Media Pustaka, Jakarta. Effendi, M. I., Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama Yogyakarta. 163 hal Gaspersz.V.1991.Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-ilmu Pertanian, Ilmu-ilmu Tekhnik, dan Biologi. Armico, Bandung Huet. M Textbook of Fish Culture, Breeding and Cultivation of Fish, Fishing News (Book Ltd. London). Hartono, R. Wiyanto H.R Lobster Air Tawar. Penebar Swadaya Jakarta. 79 hal. Iskandar, Budidava Lobster Air tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta. 48 hal. Jones. C.M. & Ruscoe, I.M Assessment of Stocking Size and Density in the Production of Redclaw Crayfish, Cherax quadricarinatus (Von Martens) (Decapoda: Parastacidae), Culture Under Earthen Pond Condition. Aguaculture, 189:

5 Kusmini, I.I. 2009, Keragaan Pertumbuhan Huna Biru (Cherax albertisii) dan Huna Capitmerah (Cherax quadricarinatus) sampai umur 7 bulan. Diseminarkan pada Seminar Nasional Kelautan V. Universitas Hang Tuah, Surabaya Kayame, Y Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Laju Pertumbuhan dan Sintasun Udang Sungai (('herar communis). Skripsi. Jurusan Perikanan. Fakultas ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Makassar. 24 hal. Kordi. M.G.H KualitasAir. Karya Anda, Jakarta. Kusman, Perbenihan Lobster Air Tawar. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 102 hal. Lim Cie Wie Pembenihan Lobster Air Tawar, Meraup Untung dari Lahan Sempit, PT AgroMedia Pustaka. Lukito Agung dan Prayugo Surip, Panduan Lengkap Lobster Air Tawar, Penebar Swadaya. Patasik, S Perbenihan Lobster Air Tawar Lokal Papua. Penebar Swadaya Jakarta. 47 hal. Suryaningrum TD, Ikasari D, Syamdidi Pengaruh kepadatan dan durasi dalam kondisi transportasi sistem kering terhadap kelulusan hidup lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol. 3(2): Setiawan, C Teknik Pembenihan dan Cara Cepat Pembesaran Lobster Air Tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta. 88 hal. Sukmajaya, Y. Suhario Lobster Air Tawar Komoditas Prospektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 45 hal. Ibnu Arabi, 2009, Pertumbuhan dan Sintasan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Pada Subtrat Yang Berbeda. 5