STUDI POLA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI BUILDING CONSTRUCTION DI INDONESIA ( SENSUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
|
|
- Bambang Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir STUDI POLA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI BUILDING CONSTRUCTION DI INDONESIA ( SENSUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Yosef Prihanto¹, Dr. Yudi Pramudiana², Ir.³ ¹Magister Manajemen,, Universitas Telkom
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus Penentuan perusahaan didasarkan pada pertimbangan bahwa pada perusahaan yang sudah go public merupakan perusahaan yang memiliki kinerja yang cukup baik, sehingga layak untuk diteliti. Pada perusahaan go public yang telah mengeluarkan Initial Public Offering (IPO), maka terdapat tanggung jawab kepada pemegang saham, antara lain dengan : 1. Membuat laporan kepada Bursa Efek Indonesia. 2. Transparan dan terbuka, sehingga data dan profil perusahaan dapat dilihat. 3. Pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham, sehingga perusahaan sulit untuk melakukan praktek nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan, karena perusahaan tersebut milik publik. 4. Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para investor, dan memberikan informasi mengenai perkembangan dari perusahaan. Hal tersebut dapat mempermudah untuk mendapatkan data yang diinginkan untuk keperluan penelitian. Perusahaan-perusahaan building construction yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dalam Tabel
3 Tabel 1.1. Daftar Perusahaan pada Industri Building Construction NO NAMA KODE 1 PP (Persero) Tbk PTPP 2 Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 3 Duta Graha Indah Tbk DGIK 4 Total Bangun Persada Tbk TOTL 5 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 6 Wijaya Karya Tbk WIKA 7 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JKON Sumber : [8 Agustus 2011] 1.2 Latar Belakang Penelitian Industri building construction merupakan suatu sektor bisnis yang menarik dan selalu berkembang. Dari Tabel 1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha menempati kisaran 9,9 % di usaha konstruksi dan 2,6 % dari usaha real estate (BPS, 2009). Tabel 1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha Konstruksi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Real Estat e. Jasa Perusahaan Sumber : [14 Agustus 2011] 2
4 Industri building construction menunjukkan angka pertumbuhan yang positif dari tahun Dalam Tabel 1.3 disajikan gambaran umum PDB Indonesia dari tahun ke tahun. Tabel 1.3. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha Konstruksi 195, , , , ,982 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 230, , , , ,116 a. Bank 88,287 95, , , ,186 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan 20,808 26,778 32,581 41,753 47,959 1,581 2,011 2,490 2,807 3,230 d. Real Estat 81,474 97, , , ,260 e. Jasa Perusahaan 38,371 47,226 54,365 66,030 75,479 Produk Domestik 2,774,281 3,339,216 3,950,893 4,951,356 5,613,441 Bruto Sumber : [14 Agustus 2011] Dari Tabel 1.3 dapat dilihat, bahwa terjadi pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun Di bidang konstruksi dapat dilihat pertumbuhan yang terjadi cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa bidang industri ini dapat dikatakan menarik. Di tahun-tahun mendatang, diyakini sektor industri ini akan booming kembali mengingat semakin stabilnya tingkat nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, stabilnya tingkat BI rate, dan kebijakan pemerintah untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Kebijakan otonomi di daerah juga memberikan pengaruh positif pertumbuhan ekonomi sektor bisnis properti residensial di luar Jawa. Di sisi lain membaiknya kondisi lingkungan makro dan terjaganya stabilitas politik di Indonesia mulai menumbuhkan minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Faktor tersebut mendukung investasi di bidang building 3
5 construction. Faktor lainnya adalah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Tabel 1.4. Jumlah Penduduk di Indonesia Keterangan Penduduk INDONESIA 147,490, ,378, ,754, ,264, ,641,326 Sumber : [14 Agustus 2011] Jumlah penduduk yang mencapai 237 juta jiwa ini tentu sangat menarik jika dikaitkan dengan bidang industri building construction. Belum seluruh penduduk Indonesia memiliki hunian tetap, dan infrastruktur yang ada di Indonesia kiranya belum memadai untuk mengakomodasi jumlah penduduk. Investasi infrastruktur, menjadi kunci utama memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Ketertinggalan kondisi jalan, pelabuhan, dan bandar udara akan membuat efisiensi, produktivitas, dan koneksi regional Indonesia rendah. Infrastruktur sudah lama menjadi persoalan di Indonesia karena masalah pendanaan yang sangat terbatas, dimana partisipasi swasta yang diharapkan pemerintah belum memenuhi harapan. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi pengelola bisnis di industri building construction. Karakteristik industri konstruksi sifatnya sangat berbeda dengan jasa industri-industri yang lain. Sifat spesifik tersebut ditandai oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Merupakan suatu bisnis dengan resiko yang sangat tinggi yang penuh dengan ketidak pastian. 2. Pasar sangat dikuasai oleh pembeli karena kepentingan pembeli sangat dilindungi dengan adanya : konsultan pengawas, bank garansi, asuransi, prosedur kompetisi dan adanya sangsi-sangsi penalti 4
6 terhadap kontraktor, di lain pihak kepentingan kontraktor hampir tidak dilindungi. 3. Harga jual atau nilai kontrak bersifat sangat konservatif, sedangkan biaya produksi mempunyai sifat yang sangat fluktuatif. 4. Standar mutu dan jadwal waktu pelaksanaan ditetapkan oleh pembeli. 5. Proses konstruksi yang selalu berubah akibat dari lokasi dan hasil karya perencanaan yang selalu berbeda karakteristiknya. 6. Reputasi dari kontraktor sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dari pembeli. Saat ini kontraktor nasional masih sangat kesulitan untuk bersaing dengan kontraktor asing yang mampu memperoleh finansial dengan bunga rendah di negaranya. Selain itu ada beberapa kelemahan kontraktor nasional, antara lain dalam hal manajemen organisasi. Kelemahan lainnya adalah minimnya pengalaman terjun ke luar negeri, sehingga bisa dikatakan bahwa lapangan di mancanegara itu masih asing bagi kontraktor nasional. Masalah yang dialami di industri kontruksi di Indonesia antara lain yaitu: Management, Money, dan Materials. 1. Management Manajemen dari sebagian besar kontraktor nasional adalah masih menggunakan sistem one man show. Top manajemen kurang melakukan pendelegasian wewenang ke level yang lebih bawah di tingkat lapangan, hal ini disebabkan oleh karena adanya rasa kurang percaya terhadap manajemen tingkat lapangan, yang pada umumnya dipegang oleh sarjana-sarjana yang masih sangat muda dan belum berpengalaman. 5
7 2. Money Masalah finansial sering kali menjadi penyebab kegagalan suatu kontraktor di dalam penyelesaian proyeknya. Ketidak lancaran cash flow di lapangan dapat menyebabkan sangat menurunnya produktifitas team lapangan walaupun dipimpin oleh seorang project manager yang sangat berpengalaman sekali. Hal ini terjadi apabila advance payment atau monthly payment digunakan untuk pendanaan kebutuhan yang lain atau proyek lainnya. Apabila kantor pusat tidak dapat menjamin kelancaran cash flow lapangan, maka dapat dipastikan ketepatan jadwal proyek tidak pernah akan tercapai dan bahkan kemungkinan proyek tidak akan pernah dapat diselesaikan. Masalah lainnya juga seringkali karena faktor ekstern seperti kenaikan harga bahan bangunan yang sangat berbeda jauh dengan harga pada saat penawaran seperti halnya baja, semen, multipleks, kayu, gasoline dan yang paling ditakuti adalah horor devaluasi. Dari hal ini tampak bahwa diantara para pelaku industri konstruksi, kontraktor adalah pihak yang mempunyai resiko kerugian yang paling tinggi. 3. Materials Pada beberapa dekade yang silam tepatnya sebelum terjadi perang dunia ke II, mayoritas pembangunan proyek-proyek bangunan sangat tergantung pada tukang-tukang ahli dimana kecepatan pembangunan masih seimbang dengan jumlah tenaga ahli yang tersedia. Namun setelah itu, maka kecepatan program pembangunan melebihi kapasitas tenaga ahli yang tersedia. Oleh karena itu maka timbul suatu pemikiran untuk mengembangkan tehnik-tehnik baru di dalam pembangunan proyek yaitu dengan menggunakan material yang dapat dipasang secara singkat dan kurang membutuhkan tenaga ahli, pada umumnya menggunakan peralatan secara intensive untuk 6
8 mempercepat pemasangan material tersebut karena biasanya sulit untuk ditangani secara manual. Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Paket kebijakan infrastruktur dilaksanakan dengan tiga konsep yaitu pertama melalui perbaikan iklim investasi dengan membenahi peraturan, proses administrasi dan perizinan. Konsep kedua adalah dengan meningkatkan fasilitas-fasilitas proyek yang strategis di berbagai bidang seperti infrastruktur dan migas. Konsep ketiga, pemerintah akan memperbaiki biaya dana bagi para investor infrastruktur terutama bagi calon investor di dalam negeri yang selama ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana untuk investasi di bidang infrastruktur. Dan tentu saja dalam menghadapi daya tarik yang begitu besar, akan muncul persaingan yang ketat di industri ini. Perusahaan yang tidak mampu bertahan akan disingkirkan oleh perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif. Dibutuhkan suatu rumusan strategi yang tepat, efektif dan efisien guna memenangi persaingan ini. Strategi mutlak dibutuhkan dalam penciptaan keunggulan kompetitif di dalam perusahaan, terlebih untuk menjaga sustainability dan likuiditas perusahaan yang menjadi karakteristik khusus dalam industri building construction ini. Sehingga menjadi menarik untuk diteliti bagaimanakah strategi masing-masing perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya dan juga memenangkan persaingan di industri building construction, serta bagaimanakah pola dan kecocokannya dengan lingkungan bisnisnya yang terus berubah sangat cepat dan dinamis. Perhatian utama strategi perusahaan ialah mengenali area bisnis di mana perusahaan harus memusatkan perhatian untuk beroperasi dan bersaing untuk maksimalisasi profit dalam jangka panjang. Perusahaan dapat memusatkan perhatian hanya pada satu area bisnis, dapat juga 7
9 melakukan diversifikasi ke beberapa bisnis. Strategi perusahaan juga harus sejalan dengan tujuan jangka panjang yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari paparan tersebut timbul ketertarikan untuk melakukan studi terhadap tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan yang berada pada sektor industri building construction, serta bagaimana strategi pertumbuhan yang diterapkan perusahaan - perusahaan tersebut, sehingga akhirnya dapat dilihat pola strategi yang diterapkan perusahaan-perusahaan di sektor building contruction. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STUDI POLA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI BUILDING CONSTRUCTION DI INDONESIA (Sensus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). 1.2 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan yang berada di industri building construction? 2. Bagaimana pola strategi pertumbuhan masing-masing perusahaan yang berada di industri building construction? 3. Bagaimana pola strategi pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang berada di industri building construction? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tujuan jangka panjang perusahaan-perusahaan di sektor building construction. 2. Untuk mengetahui pola strategi pertumbuhan masing-masing perusahaan di industri building construction. 8
10 3. Untuk mengetahui pola strategi pertumbuhan perusahaan-perusahaan di industri building construction. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : a. Kalangan Akademisi Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari, dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam masalah strategi perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain untuk memperluas pengetahuannya serta menimbulkan minat dan keinginan untuk mengadakan pengkajian dan penelitian lebih lanjut mengenai strategi perusahaan. b. Bagi pelaku bisnis Dengan dilaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pelaku industri building construction untuk menentukan strategi korporasi yang akan diterapkan selanjutnya. Memberikan masukan kepada asosiasi industri building construction untuk mendorong pengembangan industri. c. Bagi Pemerintah Memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakankebijakan yang berpengaruh bagi kelangsungan industri building construction antara lain tentang pajak, suku bunga, kestabilan nilai tukar mata uang, dan tingkat inflasi. d. Bagi para investor Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para investor, dalam rangka menilai para pelaku bisnis building construction untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya. 9
11 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir Sistematika Pembahasan Adapun rencana dari sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bab I. PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan penelitian. b. Bab II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Dalam bab ini memaparkan landasan teori yang relevan dengan topik pembahasan yang akan diteliti untuk dijadikan landasan dalam pembahasan dan analisis permasalahan dalam penelitian, tinjauan penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian. c. Bab III. METODE PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, jenis data dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data dalam melakukan penelitian ini. d. Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disampaikan mengenai pembahasan untuk permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Dalam bab ini juga dilakukan analisis dari pengolahan data yang dikumpulkan dan akan dijelaskan interpretasi nya. e. Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini disampaikan mengenai kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dan memberikan saran-saran kepada pihak yang terkait. 10
12 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan jangka panjang yang disusun oleh perusahaan-perusahaan yang berada pada industri building construction dalam keadaan lengkap, namun tidak semua perusahaan mencantumkan secara jelas pernyataan formal tujuan jangka panjangnya. Deskripsi tersebut tersurat dalam pernyataan dewan direksi/ dewan komisaris, dalam prospek usaha, maupun rencana bisnis perusahaan. Beberapa hal yang selalu dinyatakan dalam tujuan jangka perusahaan adalah tentang diversifikasi produk, ekspansi pasar dan pengembangan kualitas internal. Kecuali PT Wijaya Karya Tbk, semua perusahaan tidak mencamtumkan frame waktu yang jelas. 2. Pola strategi pertumbuhan yang diterapkan masing-masing perusahaan yang berada pada industri building construction yaitu : a. Membentuk anak-anak perusahaan dengan jumlah sebagai berikut: PT PP Persero Tbk (tiga perusahaan asosiasi), PT Adhi Karya Tbk (lima anak perusahaan langsung, dua perusahaan asosiasi), PT Duta Graha Indah Tbk (dua anak perusahaan langsung, tiga perusahaan asosiasi), PT Total Bangun Persada Tbk (satu anak perusahaan langsung), PT Surya Semesta Internusa Tbk ( 11 anak perusahaan langsung), PT Wijaya Karya Tbk (enam anak perusahaan langsung, dua perusahaan asosiasi), PT Jaya Konstruksi Tbk (empat anak perusahaan langsung, satu perusahaan asosiasi). b. Persentase kepemilikan saham perusahaan pada anak perusahaan langsung adalah mayoritas, sedangkan kepemilikan saham pada 102
13 perusahaan asosiasi adalah minoritas, kecuali PT Jaya Konstruksi Tbk yang memiliki saham mayoritas pada perusahaan asosiasi. c. Berdasarkan matriks ansoff, strategi yang diterapkan sebagai berikut : PT PP Persero Tbk (pengembangan pasar, diversifikasi), PT Adhi Karya Tbk (penetrasi pasar, pengembangan pasar, diversifikasi), PT Duta Graha Indah Tbk (penetrasi pasar, pengembangan pasar, diversifikasi), PT Total Bangun Persada Tbk (diversifikasi), PT Surya Semesta Internusa Tbk (penetrasi pasar, diversifikasi), PT Wijaya Karya Tbk (penetrasi pasar, pengembangan pasar, diversifikasi), PT Jaya Konstruksi Tbk (penetrasi pasar, pengembangan pasar, diversifikasi). d. Strategi pertumbuhan yang diterapkan di tiap perusahaan sebagai berikut : PT PP Persero Tbk (konsentrasi, horizontal, diversifikasi concentric, internasional), PT Adhi Karya Tbk (konsentrasi, horizontal, diversifikasi concentric, diversifikasi konglomerasi, internasional), PT Duta Graha Indah Tbk (konsentrasi, horizontal, diversifikasi concentric, diversifikasi konglomerasi, strategi internasional), PT Total Bangun Persada Tbk (konsentrasi, diversifikasi concentric), PT Surya Semesta Internusa Tbk (konsentrasi, diversifikasi concentric, diversifikasi konglomerasi, integrasi vertikal), PT Wijaya Karya Tbk (konsentrasi, horizontal, diversifikasi concentric, integrasi vertikal), PT Jaya Konstruksi Tbk (konsentrasi, horizontal, diversifikasi konglomerasi, integrasi vertikal) e. Dilihat dari pertumbuhan aset perusahaan, setiap perusahaan mengalami tren positif, kecuali PT Adhi Karya Tbk yang di tahun 2010 mengalami penurunan total aset. 3. Karakteristik industri building construction adalah bisnis dengan resiko yang tinggi, biaya produksi yang sangat fluktuatif, serta 103
14 standar mutu dan jadwal yang ketat, sehingga dibutuhkan manajemen yang baik, material yang berkualitas, dan finansial yang mendukung. Kelancaran cash flow perusahaan ikut menentukan keberhasilan proyek yang dikerjakan. Karena itu pola strategi pertumbuhan perusahaan yang bergerak di industri building construction yaitu : a. Mengembangkan bisnisnya di industri hulu (upstream) yaitu dengan produksi komponen beton (lima anak perusahaan). b. Pengembangan di lini bisnis utama yaitu dengan membentuk anak perusahaan di jasa kontruksi dengan grade lebih rendah, dengan harapan bisa memperoleh proyek dengan skala yang lebih kecil atau sesuai skala perusahaan. c. Ruang lingkup proyek yang ditangani terus dikembangkan, yaitu dari bangunan gedung, bangunan air, irigasi, dan jalan tol. Perluasan lokasi proyek di luar pulau Jawa juga terus dikembangkan, termasuk mencoba menggarap proyek di luar negeri seperti di Timur Tengah, Brunei, dan Timor Leste. d. Diversifikasi usaha yang dilakukan antara lain sewa ruang kantor, realti, properti, hotel, manajemen jalan tol, transportasi, dan pembangkit listrik. Diversifikasi dilakukan di industri yang memiliki sustainability dan likuiditas lebih baik, dengan harapan mampu membantu finansial perusahaan induk. e. Perusahaan asosiasi yang dibentuk yaitu bergerak di bidang jasa kontruksi, pembangunan jalan tol, penyewaan ruang perkantoran, transportasi, properti, hotel, dan pembangkit listrik. Usaha ini sejalan dengan anak perusahaan langsung yang dibentuk. Perusahaan asosiasi dibentuk dengan harapan dapat menambah kontrak sehingga mempertahankan sustainability perusahaan dan meningkatkan profit perusahaan, sekaligus mampu meningkatkan likuiditas perusahaan. 104
15 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir Saran Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya, dikemukakan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi pelaku industri : Pola strategi pertumbuhan yang diterapkan perusahaan-perusahaan di industri building construction ini bisa dijadikan acuan bagi perusahaan baru yang akan masuk di bisnis ini. Untuk memperkuat posisi perusahaan perlu fokus pada lini bisnis utamanya didukung dengan integrasi vertikal di sektor hulu. Strategi diversifikasi dilakukan di industri yang memiliki likuiditas lebih baik antara lain sewa ruang kantor, realty, properti, hotel, manajemen jalan tol, transportasi, dan pembangkit listrik. Karena dengan likuiditas yang baik, akan sangat membantu cash flow perusahaan. 2. Bagi Pemerintah, perlu memberikan kebijakan untuk membantu perusahaan-perusahaan di building construction ini agar industri ini terus dapat mempertahankan sustainability dan menjaga likuditas perusahaan, antara lain dari sisi kebijakan pajak dan program percepatan infrastruktur. 3. Bagi perbankan, perlu memberikan dukungan modal dengan memberikan kredit dengan suku bunga yang kompetitif bagi perusahaan-perusahaan di building construction agar mempunnyai modal cukup untuk menggarap potensi pasar di dalam maupun di luar negeri. 4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu melakukan kajian terhadap perusahaan di sektor property and real estate yang sangat terkait dengan sektor building construction. 105
16 DAFTAR PUSTAKA Bordum, Anders. (2010). The Strategic Balance in a Change Management Perspective. Society and business review, 5, Retrieved [21 September 2011] from Brunsman, B.; DeVore, S., & Houston, A. (2011). The Corporate Strategy Function: Improving its Value and Effectivenes. Journal of business strategy, 32, Retrieved [21 September 2011] from Bungin, M. Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Cetakan ke-4). Jakarta: Kencana Prenada Group. Chandra, Teddy. (2007). Signifikansi Corporate Strategy Perusahaan- Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta [Online] [26 Agustus 2011] Coulter, Mary. (2008). Strategic Management (4th ed). Pearson Prentice Hall. David, Fred R. (2009). Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep Buku 1 (12th ed). Salemba Empat. Fleck, Denise L. (2011). Why We Should Dare to Manage Growth Responsibility. Management Decision, 48, Retrieved [8 Juli 2011] from Groucutt, Jonathan. (2007). The Value of Seeking Strategic Direction in Ensuring Future Pattern of Realistic Growth Potential. Strategic Direction, 4, Retrieved [21 September 2011] from Hariadi, Bambang. (2005). Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis (Cetakan kedua). Malang: Bayumedia Publishing. Hartono, Thomas. (2008). Analisis Pengaruh Kondisi Ekonomi dan Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham pada sektor Properti periode Agustus 2000 Agustus Tesis MM FE UNDIP. Hunger, David J., & Wheelen, Thomas L. (2003). Manajemen (2 nd ed.). Yogyakarta: Andi. Strategis 106
17 Powered by TCPDF ( Tugas Akhir Klatt, T.; Schlaefke, M., & Moeller, K. (2011). Integrating Business Analytics Into Strategic Planning for Better Performance. Journal of business strategy, 32, Retrieved [4 Oktober 2011] from Klein, Andrew. (2011). Corporate Culture its Value as a Resource for Competitive Advantage. Journal of business strategy, 32, Retrieved [19 Oktober 2011] from Kotler, Philips., & Armstrong, G. (2010). Principles of Marketing (13th ed). Pearson education. Kuncoro, Mudrajad. (2006). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Erlangga. Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian (Cetakan ke-29). Bandung: Remaja Rosdakarya. Pearce, John A., & Robinson, R. B. (2008). Manajemen Strategis: Formula, Implementasi, dan Pengendalian (Edisi 10). Jakarta: Salemba Empat. Purwanto, Iwan. (2007). Manajemen Strategi (Cetakan I). Bandung: Yrama Widya. Siagian, Sondang P. (2008). Manajemen Stratejik (Cetakan kedelapan). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Cetakan ke-13). Bandung: Alfabeta. Sulastri. (2006). Sebuah Pengembangan Model Hipetesis Pengaruh Asset Strategis dan Lingkungan terhadap Pilihan Strategi Diversifikasi [Online] MM Vol 4 No 7 Artikel Sulastri1.pdf [8 Juli 2011] Thompson, Arthur A.; Strickland, A. J., & Gamble, John E. (2010). Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage (17 th ed.) 1221 Avenue of The Americas, New York: McGraw-Hill /Irwin. 107
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011.
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang
Lebih terperinciBab 6. Kesimpulan dan Saran
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian Kembar Mas Group, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah: Prospek
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki program pembangunan yang mendukung infrastruktur nasional melalui Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011-2025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian suatu negara tidak bisa lepas dari investasi terutama Pasar Modal. Pasar Modal bisa dijadikan sebagai dinamika perekonomian suatu negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang termasuk ke dalam sub sektor Transportation. Penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Nama PT. Pembangunan Perumahan (Persero) secara resmi digunakan pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 dan PT Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia sektor properti menjadi salah satu sektor yang paling parah menderita kerugian karena peristiwa tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perusahaan termasuk perbankan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bentuk kegiatan investasi yang dilakukan adalah dengan terlibat menjadi investor dalam pasar modal. Pasar modal merupakan alternatif perusahaan dalam memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Analisis kinerja keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun 2011-2014 mengalokasikan anggaran Rp 577 trilyun untuk anggaran infrastruktur. Hal ini berdasarkan pernyataan dari Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dituntut untuk senantiasa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang sewa perkantoran di Jakarta. PT XYZ saat ini dimiliki oleh PT BCD sebesar 72,25% kepemilikan, PT AP sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana positif untuk mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar modal dapat dikerahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute
ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan Indonesia timur. Oleh karena itu, Indonesia mampu menjadi alternatif dari pilihan negara untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan pulau terbanyak di dunia. Banyaknya pulau dan kepulauan yang ada di Indonesia ternyata mempengaruhi struktur masyrakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya pada suatu investasi apabila dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Tarif Sewa Hotel dan Ritel. Gambar 2 Sewa Apartemen, Kantor dan industri. Sumber : BI (2013)
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia bisnis properti di Indonesia, baik untuk properti residensial dan komersil, dari waktu ke waktu mengalami kecenderungan yang meningkat. Industri properti Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bidang usaha yang memiliki nilai strategis dalam perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi untuk menghasilkan produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu negara, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Peranan pasar modal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. properti residential (IHPR - berdasarkan survey Bank Indonesia). Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis sektor properti meningkat dari tahun ke tahun terutama pada beberapa tahun terakhir ditandai dengan peningkatan indeks harga properti residential
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan primer makhluk hidup adalah papan selain sandang dan pangan. Sandang dan pangan merupakan penunjang yang membuat manusia untuk dapat tetap hidup
Lebih terperinciPENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK
PENGARUH PERPUTARAN PEREDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Munitasari Email : munzmunz.21@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari pasar modal yang
1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari pasar modal yang mereka miliki. Pasar modal merupakan salah satu lembaga perantara (intermediaries)
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR
ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus terjadi telah membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian Indonesia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam meramalkan dan memahami kondisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BI rate merupakan salah satu faktor yang digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu ditunggu oleh para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 mengartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia dengan total penduduk mencapai 253 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal sedang marak terjadi di Indonesia sejak tahun 1990an. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran pemodal atau investor yang melakukan transaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tolok ukur untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah menunjukkan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Proses Management of Change pada RRI sejak berubah menjadi Lembaga Penyiaran
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian yang telah diuaraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses Management of Change pada RRI sejak berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pilar penting dalam suatu perekonomian di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan pilar penting dalam suatu perekonomian di Indonesia dan juga merupakan tempat bagi perusahaan dalam membiayai kegiatan perusahaan. Pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciDasar Hukum Privatisasi
Dasar Hukum Privatisasi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Pasal 74 84) Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan semakin cepat mengikuti perubahan tekhnologi yang akan juga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang mendasar atau struktural, dan proses ini akan terus berlangsung terus dengan laju yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dapat juga diartikan sebagai perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dalam menilai perkembangan ataupun kenaikan tingkat kesejahteraan suatu bangsa atau negara. Dengan kata lain pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di lakukan, maka dapat disusun kesimpulan: 1. Hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan internal di Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangkutan atau transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung segala aspek kehidupan dan penghidupan, baik dibidang ekonomi, sosial-budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis menjadi prioritas utama bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan yang terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor ekonomi menjadi salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan property dan real estate pada saat ini menggambarkan bahwa sektor property dan real estate di Indonesia merupakan sektor bisnis yang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan
Lebih terperinciKEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Tesis Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajad S-2 Gelar Magister Manajemen Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka. Perusahaan terbuka atau emiten dalam kelangsungan bisnis atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan poros kinerja operasional sebuah perusahaan terbuka. Perusahaan terbuka atau emiten dalam kelangsungan bisnis atau perkembangan bisnisnya bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, Osoro dan Ogeto (2014) dalam Makori (2015). Kinerja perusahaan sangat bergantung kepada informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK
DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK Bagaimana kinerja PT Bank Mandiri Persero (Tbk) dari awal 2014 sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada triwulan III tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada triwulan III tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,40% dan diperkirakan pertumbuhan tahun 2006 mencapai 5,7%. Kondisi pertumbuhan ekonomi makro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Fahmi, 2012).Kemajuan suatu negara antara lain ditandai adanya pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara.pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI
Media Informatika Vol.16 No.2 (2017) MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI Muksin Wijaya Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 96 Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang isi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Perda Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Barat, yaitu Dengan Iman dan Taqwa Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika investasi itu dianggap menguntungkan. Salah satu pilihan investasi yang menguntungkan yaitu perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri. Sumbangan sektor industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua negara berusaha memperkuat diri khususnya dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi suatu negara sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana perkembangan suatu negara, yang menyebabkan semua negara berusaha memperkuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dalam suatu negara selalu diiringi tuntutan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan ekonomi dalam suatu negara selalu diiringi tuntutan bagi perusahaan untuk berkembang lebih cepat dan memiliki keunggulan kompetitif. Berbagai cara dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya. Bagaimana cara perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua negara mulai melakukan reformasi di bidang ekonomi dengan mulai membuka diri terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Semakin menjanjikannya dunia pasar modal membuat begitu banyak orang
Lebih terperinciEmiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nilai ekspor Indonesia berperan dalam sebagai penyelamat dalam krisis global tahun 2008 lalu. Kecilnya proporsi ekspor terhadap PDB (Product Domestic Bruto)
Lebih terperinci