BAB I PENDAHULUAN. HAM yang disediakan oleh pemerintah, media masa, institusi pendidikan, dan berbagai lembaga
|
|
- Utami Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebuah konsep yang dikenal oleh semua orang di dunia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya informasi mengenai HAM yang disediakan oleh pemerintah, media masa, institusi pendidikan, dan berbagai lembaga swadaya masyarakat yang terus-menerus memberikan pemahaman mengenai HAM. Kesadaran masyarakat yang tinggi akan HAM, menjadi suatu urgensi tersendiri bagi pemerintah suatu negara untuk selalu memberikan jaminan perlindungan HAM kepada setiap warga negaranya. Tidak terhenti pada tingkat nasional, HAM juga menjadi perhatian masyarakat internasional, sehingga sangatlah wajar pada saat ini banyak kecaman, tudingan, dan bahkan ancaman keras yang diberikan kepada suatu negara yang pemerintahnya dianggap gagal dalam melindung HAM warga negaranya, kecaman tersebut utamanya datang dari negara yang mendapatkan julukan negara adikuasa. 1 Bentuk kecaman yang diberikan antara lain: kecaman terhadap pemerintah Republik Demokrasi Korea (Korea Utara), 2 pemerintah Nigeria dan kelompok teroris Boko Haram, 3 dan pemerintah Suriah. 4 Dengan demikian, negara-negara di dunia berusaha untuk selalu melindungi HAM melalui hukum positifnya. Upaya untuk menegakkan perlindungan HAM memiliki sejarah yang panjang. Tercatat sejak tahun 1815 warga negara Inggris telah berjuang untuk menghapus perdagangan budak, kemudian pada tahun 1919 di benua Eropa telah ditandatangani perjanjian yang berisikan perlindungan hak etnis minoritas, akan tetapi terminologi HAM belumlah dikenal pada saat itu. 5 Sebelum Perang
2 Dunia II, semua negara memiliki kedaulatan penuh untuk menentukan hak-hak apa saja yang dapat diberikan kepada warga negaranya dan perlindungan HAM adalah urusan domestik suatu negara dan tidak ada satu negarapun yang dapat memaksa negara lain untuk memberikan perlindungan HAM. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dimulailah komitmen negara-negara di dunia untuk mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan meletakkan norma-norma dasar dalam perlindungan HAM dalam bentuk Charter Based Norms seperti Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa dan Universal Declaration of Human Rights, dan Treaty Based Norms seperti International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) dan International Covenant on Economic, social, and Cultural Rights (ICESCR). 6 ICCPR secara spesifik memberikan hak-hak sipil dan politik yang dimiliki oleh setiap orang. Salah satu hak yang dimuat di dalam ICCPR adalah hak untuk memiliki kebebasan berpendapat yang dimuat di Article 19 ICCPR mengenai Right to free speech. 7 Article 19 ICCPR adalah sebagai berikut: 1. Everyone shall have the right to hold opinions without interference. 2. Everyone shall have the right to freedom of expression; this right shall include freedom to seek, receive and impart information and ideas of all kinds, regard less of frontiers, either orally, in writing or in print, in the form of art, or through any other media of his choice 3. The exercise of the rights provided for in paragraph 2 of this article carries with it special duties and responsibilities. It may therefore be subject to certain
3 restrictions, but these shall only be such as are provided by law and are necessary: (a) For respect of the rights or reputation of others; (b) For the protection of national security or of public order (ordre public), or of public health or morals. Republik Indonesia (yang selanjutnya disebut dengan Indonesia) memberikan perlindungan HAM bagi seluruh Warga Negara Indonesia, hal ini dituangkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia Pasal 28A sampai dengan 28J. Hak-hak tersebut diantaranya: hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum dalam Pasal 28C; hak untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya dalam Pasal 28E; dan hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta hak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia dalam Pasal 28F. Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam mengesahkan perjanjian internasional yang bertujuan untuk melindungi HAM, salah satunya adalah mengesahkan ICCPR dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik) yang diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober Upaya Indonesia untuk memberikan perlindungan HAM bukanlah tanpa halangan. Terdapat beberapa tindakan Indonesia yang dianggap melanggar prinsip-prinsip perlindungan HAM, diantaranya adalah kurangnya perlindungan hak kebebasan beragama bagi etnik minoritas,
4 pemberlakuan uji keperawanan bagi petugas Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia yang dianggap melanggar hak-hak wanita, 8 dan pembatasan hak berpendapat dalam bentuk pemblokiran situs-situs berita online yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Dalam penulisan hukum ini, Penulis akan secara spesifik membahas mengenai pembatasan hak berpendapat dalam bentuk pemblokiran situs berita online oleh Kemenkominfo. Tercatat hingga tahun 2016, terdapat 29 (dua puluh sembilan) situs berita online yang diblokir oleh Kemenkominfo. Pemblokiran situs-situs berita online dilakukan dengan cara memberikan pengumuman kepada penyedia jasa internet untuk memblokir akses situs-situs tersebut, sehingga pengguna jasa internet tidak dapat mengakses situs-situs berita online. Situs-situs berita online yang diblokir di antaranya adalah: No. Nama Situs Berita Online Diblokir Pada Tahun 1 Arrahmah.com Voa-islam.com Ghur4ba.blogspot.com Panjimas.com Thoriquna.com Dakwatuna.com Kafilahmujahid.com An-najah.net Muslimdaily.net 2015
5 10 Hidayatullah.com Salam-online.com Aqlislamiccenter.com Kiblat.net Dakwahmedia.com Muqawomah.com Lasdipo.com Gemaislam.com Eramuslim.com Daulahislam.com Nahimunkar.com Kiblat.net Bisyarah.com Dakwahtangerang.com Islampos.com Suaranews.com Izzamedia.com Gensyiah.com Muqawamah.com Abuzubair.net 2016 Sumber: Kompas 9 dan Tempo 10
6 Pemblokiran situs berita online dikarenakan adanya dugaan penyebaran berita palsu dan berita bermuatan kebencian terhadap suatu golongan suku, ras, dan agama (SARA). Kemenkominfo melakukan pemblokiran situs berita online dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Pasal 40 ayat (2a) dan (2b) yang berbunyi: 2(a) Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan dan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2(b) Dalam melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a), Pemerintah wajib melakukan pencegahan penyebarluasan dan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Keadaan ini menyebabkan terjadinya perdebatan dalam masyarakat mengenai konsistensi Indonesia dalam melindungi hak asasi manusia, terutama hak kebebasan berpendapat yang diaktualisasikan dalam bentuk menyebarkan informasi melalui media berita online. 11 Keberatan terhadap pemblokiran situs berita online banyak datang dari kalangan umat Islam, yang diwakili oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) 12, yang merasa hak asasinya dilanggar oleh Pemerintah. Dalam penulisan hukum ini, Penulis akan memfokuskan pada elemen pembatasan hak kebebasan berpendapat yang dilakukan oleh Kemenkominfo, dan apakah pembatasan-pembatasan tersebut telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ICCPR.
7 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perbandingan antara ketentuan dalam ICCPR dan UU ITE dan UU Nomor 19 Tahun 2016 mengenai pembatasan hak kebebasan berpendapat? 2. Apakah pemblokiran situs berita online yang dilakukan oleh Indonesia telah sesuai dengan Article 19 ICCPR? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Objektif a. Menganalisa perbandingan ketentuan dalam ICCPR dan UU ITE dan UU Nomor 19 Tahun 2016 mengenai pembatasan hak-hak kebebasan berpendapat; b. Menganalisa kesesuaian tindakan pembatasan kebebasan hak berpendapat oleh Indonesia dengan ketentuan-ketentuan dalam Article 19 ICCPR. 2. Tujuan Subjektif Memperoleh pemahaman yang jelas dan komprehensif yang diperlukan untuk penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah mada
8 D. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan dan Penelusuran yang dilakukan oleh Penulis terdapat beberapa penelitian dan penulisan hukum yang membahas mengenai pembatasan hak asasi manusia yang ditinjau dari ketentuan-ketentuan dalam ICCPR, terutama mengenai hak kebebasan berpendapat, ICCPR, dan pemblokiran situs internet diantaranya yaitu: 1. Penulisan hukum yang ditulis oleh Candesya Govardhana, mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2016 dalam bentuk Tesis yang berjudul Tinjauan Yuridis Pemblokiran Situs Internet Sebagai Bentuk Pencegahan Penyebaran Kebencian SARA. 2. Penulisan hukum yang ditulis oleh Ana Estu Rakhmawati Alkautsir, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2016 dalam bentuk skripsi yang berjudul Implementasi Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights (ICCPR) Dalam Kaitannya Dengan Hak Kebebasan Beragama Di Indonesia (Studi Kasus Pemukulan Terhadap Umat Katolik Lingkungan Santo Fransiskus Agung). Penulisan hukum ini berkesimpulan bahwa pengesahan ICCPR belum memberikan dampak positif terhadap perlindungan kebebasan beragama di Indonesia, dan kasus pemukulan bertentangan dengan ketentuan dalam ICCPR. 3. Penulisan hukum yang ditulis oleh Mikel Kelvin, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, pada tahun 2016 dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaturan Kebebasan Berekspresi Melalui Media Digital Menurut Hukum Internasional Dan Penerapannya Di Indonesia.
9 4. Penulisan hukum yang ditulis oleh Lia Padma Puspa Sari, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2013 dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Ratifikasi The International Convention On Civil And Political Rights (ICCPR) Terhadap Perlindungan Hak Atas Kebebasan Berpendapat Di Indonesia Dalam Praktik Pelarangan Buku Penulisan hukum ini berkesimpulan bahwa praktik pelarangan buku bertentangan dengan Pasal 28, Pasal 28 E, dan Pasal 28 F UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan Ratifikasi ICCPR berpengaruh terhadap dilakukannya judicial review UU No. 4/PNPS/1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang Cetakan yang Isinya Mengganggu Ketertiban Umum. 5. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Dimas Putranto Widodo, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2013 dalam bentuk skripsi yang berjudul Aspek Hukum Pembatasan The Freedom Of Expression Menurut The International Covenant On Civil And Political Rights (Studi Kasus Kebijakan Larangan Beredar Buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September Dan Kudeta Soeharto). Penulisan hukum ini berkesimpulan bahwa pelarangan buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September Dan Kudeta Soeharto bertentangan dengan pembatasan the freedom of expression yang diatur dalam ICCPR. Dari beberapa penelusuran di atas, maka Penulis beranggapan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara penulisan hukum yang dilakukan oleh Penulis dengan penulisan-penulisan sebelumnya. Perbedaan tersebut diantaranya adalah: 1. Objek penelitian
10 Pada penulisan ini, Penulis memfokuskan dalam hal pembatasan hak kebebasan berpendapat pada kasus pemblokiran situs berita online yang dilakukan oleh Kemenkominfo, hal ini berbeda dengan penulisan kedua, keempat, dan kelima yang juga menggunakan ICCPR sebagai dasar hukum, tetapi menggunakan objek penelitian yang berbeda, yaitu mengenai kebebasan beragama, dan kebebasan berpendapat dalam praktek pelarangan buku. Sedangkan dalam penulisan ketiga, walaupun penulisan tersebut juga menggunakan ICCPR dan juga membahas mengenai hak kebebasan berekspresi melalui media digital, tetapi penulisan tersebut tidak memfokuskan secara spesifik terhadap pembatasan hak kebebasan berpendapat khususnya yang dilakukan oleh Kemenkominfo. 2. Dasar hukum yang akan dijadikan acuan dalam penelitian Pada penulisan ini, Penulis menggunakan ICCPR sebagai dasar hukum yang dijadikan acuan dalam penelitan, dan akan dibandingkan dengan UU ITE dan UU Nomor 19 tahun 2016 yang menjadi dasar bagi Indonesia untuk melakukan pemblokiran situs berita online. Hal ini berbeda dengan penulisan pertama yang tidak menggunakan ICCPR sebagai dasar hukum yang dijadikan acuan. Berdasarkan hal tersebut, Penulis beranggapan bahwa penelitian ini dilakukan dengan itikad baik tanpa adanya maksud atau niat untuk melakukan tindakan plagiarisme. Apabila terdapat penelitian yang serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat menambah penelitian yang ada sebelumnya serta dapat menambah khasanah penulisan hukum. E. Manfaat Penelitian
11 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, masyarakat, dan diri Penulis sendiri. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi referensi literatur khususnya di bidang hukum Internasional dalam hal pembatasan hak kebebasan berpendapat di Indonesia. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan akses pengetahuan bagi masyarakat yang awam tentang hak kebebasan berpendapat dan pembatasannya ditinjau dari ketentuanketentuan dalam ICCPR. 3. Bagi Diri Sendiri Penelitian ini akan menambah khasanah pengetahuan Penulis khususnya tentang hukum internasional di bidang hak asasi manusia mengenai hak kebebasan berpendapat.
Media Islam dan Produk Jurnalistik. Oleh Usman Yatim
Media Islam dan Produk Jurnalistik Oleh Usman Yatim Media Islam, ada apa? Posisi? Sangat lemah (kepemilikan, permodalan/bisnis, kualitas/statusmainstream/medsos Citra? Buruk (Radikal, Teror, Hoax (fitnah,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)
Lebih terperinciBab IV Penutup. A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media
Bab IV Penutup A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media Keberadaan Pasal 28 dan Pasal 28F UUD 1945 tidak dapat dilepaskan dari peristiwa diratifikasinya Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 108
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hal tersebut dibuktikkan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hal tersebut dibuktikkan dengan adanya pengakuan terhadap hak-hak asasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media massa dan media komunikasi yang memegang basic value; yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia informasi digital abad ini memperlihatkan lompatan yang dramatis. Meski banyak muncul tanggapan optimistis mengenai fenomena tersebut, tidak sedikit
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)
Lebih terperinciINSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM
INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM Materi Perkuliahan HUKUM & HAM ke-6 INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI HAM Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa Universal Declaration of Human Rights, 1948; Convention on
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human rights atau Hak Asasi Manusia menjadi pembahasan penting setelah perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1945. Istilah hak
Lebih terperinciKebebasan Beragama dan Berkeyakinan
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Oleh Rumadi Peneliti Senior the WAHID Institute Disampaikan dalam Kursus HAM untuk Pengacara Angkatan XVII, oleh ELSAM ; Kelas Khusus Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan,
Lebih terperinciHAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM
HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri Latar Historis dan Filosofis (1) Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet berkembang demikian pesat sebagai kultur masyarakat modern, dikatakan sebagai kultur karena melalui internet berbagai aktifitas masyarakat cyber seperti
Lebih terperinciMemutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin
Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin Saat ini, jaminan hak asasi manusia di Indonesia dalam tataran normatif pada satu sisi semakin maju yang ditandai dengan semakin lengkapnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia, sudah sepantasnya
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 119, 2005 AGREEMENT. Pengesahan. Perjanjian. Hak Sipil. Politik (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara
Lebih terperinciKompetensi. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. hukum dengan HTSdP.
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Andhika Danesjvara & Nur Widyastanti Kompetensi 1. Mampu menjelaskan pengertian tentang Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. 2. Mampu
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
MEKANISME PENGADUAN DAN PELAPORAN TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Oleh : Butje Tampi, SH., MH. ABSTRAK Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan melakukan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENT ANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID
Pengantar Memahami Hak Ekosob M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID Manusia dan Perjuangan Pemajuan Hak Asasinya Semua manusia memperjuangkan hak hidup layak. Agama menginspirasi perjuangan manusia itu. Berbagai
Lebih terperinciKebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet
Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet Oleh Asep Mulyana Revolusi teknologi informasi yang ditandai oleh kehadiran Internet telah mengubah pola dan gaya hidup manusia yang hidup di abad modern,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENT ANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciHak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015
Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) menyebut istilah basic human rights (hak-hak asasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN
Lebih terperinciPERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL
PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL Oleh: Gita Wanandi I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Meskipun menuai banyak protes dari berbagai negara karena bisa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang menjadi pusat perhatian dunia. Pasalnya eksekusi terhadap warga negara asing yang masuk dalam deretan terpidana mati telah dilaksanakan.
Lebih terperinciHAM dan Hukum Ekonomi Internasional
HAM dan Hukum Ekonomi Internasional Oleh : Kelompok 10 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran HAM dan Hk. Ekonomi Internasional Perhatian terhadap hubungan antara HAM dengan Hk. Ekonomi Int l muncul karena
Lebih terperinciSEJARAH HAK AZASI MANUSIA
SEJARAH HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-2 FH Unsri URGENSI SEJARAH HAM Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
22 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penahanan Aung San Suu Kyi 1. Pengertian Penahanan Penahanan merupakan proses atau perbuatan untuk menahan serta menghambat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2006),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus keluarga. Anak juga merupakan aset bangsa yang sangat berharga; sumber daya manusia yang berperan penting
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.
No.20, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01
Lebih terperinciMAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.
Jamuan Ilmiah tentang Hukum Hak Asasi Manusia bagi Tenaga Pendidik Akademi Kepolisian Semarang Jogjakarta Plaza Hotel, 16 18 Mei 2017 MAKALAH Mengenal Konvensi-konvensi Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H. TRAINING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi dan proteksi Hak Asasi Manusia (HAM) boleh dikatakan telah menjadi agenda internasional. Jika sebelumnya, selama lebih dari 40 tahun, ide dan pelaksanaan HAM
Lebih terperinci2017, No kewajiban negara untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses terhadap keadilan dan bebas dari diskriminasi dalam sistem peradilan
No.1084, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Mengadili Perkara Perempuan. Pedoman. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN MENGADILI PERKARA PEREMPUAN BERHADAPAN
Lebih terperinciKomitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan
HAK SIPIL DAN POLITIK (Civil and Political Rights) Oleh: Suparman Marzuki Disampaikan pada PERJAMUAN ILMIAH Tentang Membangun Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan
Lebih terperinciPENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
RESTRICTED DOCUMENT PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 1 DASAR HUKUM PENANGANAN KONTEN NEGATIF SAAT INI 1. Amanat Pasal 40 Undang-undang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA Oleh : Miga Sari Ganda Kusuma Prof. Dr. I Made Pasek Diantha, SH., MS I Made Budi Arsika, SH., LLM Bagian Hukum
Lebih terperinciMAKALAH. Hate Speech: Ancaman terhadap Kebhinnekaan dan Demokrasi
WORKSHOP DAN SEMINAR HAM UNTUK TENAGA PENDIDIK AKPOL Negara, Radikalisme dan Tantangan Kepolisian untuk Perlindungan Kebebasan Agama dan Berkeyakinan Di Indonesia Hotel Santika Premiere Semarang, 15 17
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM
BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM 3.1 Kronologi kasus Ayah Ana Widiana Kasus berikut merupakan kasus euthanasia yang terjadi pada ayah dari Ana Widiana salah
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
ANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL Oleh: Made Arik Tamaja I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Hukum
Lebih terperinciHak atas Informasi dalam Bingkai HAM
Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM Oleh Asep Mulyana Hak atas informasi atau right to know merupakan hak fundamental yang menjadi perhatian utama para perumus DUHAM. Pada 1946, majelis umum Perserikatan
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Di dalam UUD 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia, pada dasarnya telah dicantumkan hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang atau warga negara. Pada
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 93 Tahun 2016 NOMOR : KEP-043/A/JA/02/2016 NOMOR : 223-865 Tahun 2016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 09 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Hak Asasi Manusia : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam kegiatan saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena manusia dianugrahkan akal, pikiran dan perasaan. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
Lebih terperinciMengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir RINA KURNIAWATI, SHI, MH
Modul ke: HAK ASASI MANUSIA Mengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir Fakultas FAKULTAS www.mercubuana.ac.id RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi DEFINISI Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah
Lebih terperinciMasih Dicari Hukum Yang Pro Kemerdekaan Berpendapat Friday, 21 October :50 - Last Updated Tuesday, 04 September :19
Kemerdekaan Berekspresi terutamanya kemerdekaan berpendapat memiliki sejumlah alasan menjadi kenapa salah satu hak yang penting dan menjadi indikator terpenting dalam menentukan seberapa jauh iklim demokrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum tentang Hak Asasi Manusia Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat dalam diri manusia sejak lahir. Salah satu tokoh yang hidup pada tahun
Lebih terperinciNegara Hukum. Manusia
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia Negara hukum / Rule of Law / Rechtsstaat yang bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa Negara demokrasi adalah negara hukum, namun negara hukum belum
Lebih terperinciPENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP FCTC. Ifdhal Kasim
PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP FCTC http://www.easyvectors.com/browse/other/smoke-cigarette-clip-art Ifdhal Kasim Pendahuluan Di Indonesia, konsumsi rokok cenderung tidak terkendali dan meningkat
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di berbagai belahan dunia. Di titik ini, norma-norma HAM menyebar luas ke seluruh
BAB V KESIMPULAN Pasca Perang Dunia II terdapat perubahan penting dalam sistem sosial dan politik di berbagai belahan dunia. Di titik ini, norma-norma HAM menyebar luas ke seluruh dunia dan mengalami proses
Lebih terperinciBAB VI. Penutup. kesimpulan terkait hak kebebasan berpendapat di Indonesia pasca Orde Baru;
BAB VI Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, penulis menarik beberapa kesimpulan terkait hak kebebasan berpendapat di Indonesia pasca Orde Baru; 1. Dalam perjalanan-nya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internasional Mengenai Kebebasan Beragama sebagai judul penelitian karena
A. Alasan Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN Penulis memilih Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama sebagai judul penelitian karena didorong oleh alasan:
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 3 Tahun 2008 NOMOR : KEP-033/A/JA/6/2008 NOMOR : 199 Tahun 2008 TENTANG PERINGATAN DAN PERINTAH KEPADA
Lebih terperinciCivil and Political Rights (Hak-Hak Sipil dan Politik) Herlambang P. Wiratraman 2016
Civil and Political Rights (Hak-Hak Sipil dan Politik) Herlambang P. Wiratraman 2016 Pokok Bahasan Memahami substansi hak-hak sipil dan politik Memahami teori dan aturan hukum hak- hak sipil dan politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 15 Januari Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah mengalami beberapa kali revisi sejak pengajuannya pada tahun 2011, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 30
Lebih terperinciHealth and Human Rights Divisi Bioetika dan Medikolegal FK USU WHO Definition of Health Health is a state t of complete physical, mental and social well- being and not merely the absence of disease or
Lebih terperinciKEAMANAN NASIONAL KEBEBASAN INFORMASI
& Mencari Keseimbangan KEAMANAN NASIONAL KEBEBASAN INFORMASI Ádám Földes Transparency Interna4onal 11 September 2014 HUKUM INTERNATIONAL International Covenant on Civil and Political Rights Setiap orang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM I. UMUM Hak atas Bantuan Hukum telah diterima secara universal yang dijamin dalam Kovenan Internasional tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peristiwa yang terjadi di Negara Republik Indonesia pada kurun waktu 30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa yang terjadi di Negara Republik Indonesia pada kurun waktu 30 September 1965-1 Oktober 1965 (Peristiwa 1965 1 ) adalah peristiwa sejarah yang hingga saat ini
Lebih terperinciPenapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Penapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Perlindungan HAM dalam berinternet Resolusi 20/8 yang dikeluarkan oleh Dewan
Lebih terperinciHAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM
HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM Oleh : ANI PURWANTI, SH.M.Hum. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 PENGERTIAN HAM HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
Lebih terperinciCERDAS ber-media SOSIAL SERI DIGITAL LITERASI RELAWANTIK INDONESIA
CERDAS ber-media SOSIAL SERI DIGITAL LITERASI RELAWANTIK INDONESIA KOMPOSISI PENGGUNA INTERNET 132,7 JUTA 24% 25-34 29% 35-44 28% > 45 7.8% PEMULA 16.2% IBU RT 62% PRODUKTIF 20,8 SUMATERA 7,7 KALIMANTAN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNASIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHT (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1
PENGERTIAN HAM Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu (Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang tersebut
Lebih terperinciNo ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 4919 DISKRIMINASI.Ras dan Etnis. Penghapusan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 170) PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III HAK ASASI MANUSIA DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S,
Lebih terperinciHAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA Materi Perkuliahan HUKUM & HAM ke-9 FH UNSRI LATAR HISTORIS Dirumuskan di bawah pengaruh konteks internasional ketika itu, yakni Perang Dingin; Dirumuskan dalam satu kovenan
Lebih terperinciperkebunan kelapa sawit di Indonesia
Problem HAM perkebunan kelapa sawit di Indonesia Disampaikan oleh : Abdul Haris Semendawai, SH, LL.M Dalam Workshop : Penyusunan Manual Investigasi Sawit Diselenggaran oleh : Sawit Watch 18 Desember 2004,
Lebih terperinciHUKUM EKONOMI INTERNASIONAL
HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL Hak Asasi Manusia dan Hukum Ekonomi Internasional, Kovenan Hak Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya / ICESCR 1966 Oleh : Kelompok 10 Ketua Kelompok : Aprilia Gayatri ( A10.05.0201)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pejabat berwenang, yang isinya menerangkan tentang pihak-pihak yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan mengenai waris merupakan persoalan yang tidak dapat dilepaskan dari masalah yang terkait dengan bukti sebagai ahli waris. Bukti sebagai ahli waris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya. Orang lain tidak
Lebih terperinciPERLINDUNGAN WARGA NEGARA DARI DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS. Triyanto Prodi PPKn FKIP Universitas Sebelas Maret
PERLINDUNGAN WARGA NEGARA DARI DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS Triyanto Prodi PPKn FKIP Universitas Sebelas Maret E-mail: try_uns@yahoo.com ABSTRACT All human beings are born free and equal in dignity and rights.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial (zoonpoliticon).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial (zoonpoliticon). Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa memerlukan bantuan dari manusia yang lainnya,
Lebih terperinciMAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta
PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA Hotel Santika Makassar, 30 Mei 2 Juni 2011 MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta Ifdhal Kasim
Lebih terperinciBAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN
BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN A. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women 1. Sejarah Convention on the Elimination of All Discrimination Against
Lebih terperinciModul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.
Modul ke: Hak Asasi Manusia Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian HAM Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di hadapan Tuhan. Manusia dianugerahi akal budi dan hati nurani sehingga mampu membedakan yang
Lebih terperinciMuchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA
Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA UUD 1945 Tap MPR Nomor III/1998 UU NO 39 TAHUN 1999 UU NO 26 TAHUN 2000 UU NO 7 TAHUN 1984 (RATIFIKASI CEDAW) UU NO TAHUN 1998 (RATIFIKASI KONVENSI
Lebih terperinciPENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007
Lebih terperinciHAM, PEREMPUAN DAN HAK KONSTITUSIONAL 1. Oleh Dian Kartikasari 2
HAM, PEREMPUAN DAN HAK KONSTITUSIONAL 1 Oleh Dian Kartikasari 2 1. Hak Asasi Manusia Dalam Kamus Bersar Bahasa Indonesia (KBBI), hak adalah milik, kepunyaan, kewenangan atau kekuasaan untuk berbuat sesuatu
Lebih terperinciBab II Kerangka Kebebasan Berekspresi dan Harmonisasi Hukum Media
Bab II Kerangka Kebebasan Berekspresi dan Harmonisasi Hukum Media A. Media dan Kebebasan Berekspresi Istilah media berasal dari bahasa Latin (tunggal: medium) yang berarti sesuatu yang ada di antara atau
Lebih terperinciKepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat
No : 173/Eks/Ketua-PBHI/VII/08 Hal : Tambahan Informasi dalam perkara Nomor 14/PUU-VI/2008 Tentang Pengujian Pasal 310 ayat (1), Pasal 310 ayat (2), Pasal 311 (1), Pasal 316, dan Pasal 207 KUHP terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
Lebih terperinciProgram Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana
PENYELESAIAN KASUS KEKERASAN TERHADAP JEMAAT AHMADIYAH DI WILAYAH CIKEUSIK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK- HAK SIPIL DAN POLITIK Oleh: I Made Juli Untung Pratama I Gede Pasek
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan antar manusia karena perkawinan tidak hanya sebuah peristiwa hukum antara suami dan istri. Akan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK TENAGA KERJA DALAM HAK ASASI MANUSIA. Oleh : I Wayan Artana ABSTRACT
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK TENAGA KERJA DALAM HAK ASASI MANUSIA Oleh : I Wayan Artana ABSTRACT Freedom is something that is owned by each individual is essential. Rights for workers, as mandated in
Lebih terperinciPENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME
PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME I. UMUM Sejalan dengan tujuan nasional Negara Republik Indonesia sebagaimana
Lebih terperinciKebebasan Berekspresi dalam Peraturan Tentang Isi Media di Indonesia
Kebebasan Berekspresi dalam Peraturan Tentang Isi Media di Indonesia Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum Oleh: Setyo Pamungkas NPM: 322009005
Lebih terperinciHAK-HAK SIPIL DAN POLITIK: Sebuah Pengantar
HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK: Sebuah Pengantar (Civil and Political Rights: An Introduction) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Hak Asasi Manusia Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciHAK-HAK SIPIL DAN POLITIK: Sebuah Pengantar
HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK: Sebuah Pengantar (Civil and Political Rights: An Introduction) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Hak Asasi Manusia Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN. tuntutan. Jadi peradilan internasional diselenggarakan untuk mencegah pelaku
55 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Peradilan internasional baru akan digunakan jika penyelesaian melalui peradilan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak kodrati. HAM dimiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak kodrati. HAM dimiliki manusia karena dirinya manusia. HAM menjadi dasar suatu Negara dalam membentuk ketentuan-ketentuan dalam
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciHAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd
HAK AZASI MANUSIA Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd Hak Asasi Manusia (HAM) Universal Declaration of Human Right UU RI No. 39 Tahun 1999 Landasan Hukum HAM di Indonesia Universal Declaration of Human
Lebih terperinci