BAB II URAIAN TEORITIS. Mavridis (2004) dalam Ulum (2009) melakukan penelitian berjudul The

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS. Mavridis (2004) dalam Ulum (2009) melakukan penelitian berjudul The"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Mavridis (2004) dalam Ulum (2009) melakukan penelitian berjudul The Capital Performance of The Japanese Banking Sector. Penelitian dilakukan dengan menggunakan VAIC sebagai instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan pada sektor perbankan di Jepang. Dalam penelitian ini, Mavridis menggunakan VAIC untuk melakukan perangkingan terhadap 141 bank yang terdiri dari: city banks (9 bank), regional banks (64 bank), members of the second association of regional banks (57 bank), trust banks (8 bank), dan long-term credit banks (3 bank). Hasil perhitungan dengan menggunakan VAIC kemudian disebut sebagai Business Performance Indicator (BPI). Dalam konteks ini, kinerja bank dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu: a. Top ten performers (BPI-1) mencakup 10 bank dengan nilai BPI 2,02 sampai dengan 7,48. b. Good performers (BPI-2) mencakup 91 bank dengan nilai BPI antara 1,04 sampai dengan 1,97. c. Common performers (BPI-3) mencakup 21 bank dengan nilai BPI antara 0,03 sampai dengan 0,97. d. Bad performers (BPI-4) mencakup 18 bank dengan nilai BPI negatif antara -20,13 sampai dengan -28,47.

2 Kamath (2007) dalam Ulum (2009) melakukan penelitian berjudul The Capital Performance of Indian Banking Sector. Penelitian tersebut membuktikan bahwa VAIC dapat dijadikan sebagai instrumen untuk melakukan pemeringkatan terhadap sektor perbankan di India berdasarkan kinerja intellectual capital-nya. Penelitian menggunakan data 98 bank di India yang terdiri dari: 8 State Bank of India and Associates, 19 Nationalized banks, 41 Foreign banks, dan 30 Private sector domestic banks. Penelitian tersebut mengelompokkan kinerja bank berdasarkan intellectual capital ke dalam 4 (empat) kategori, perbedaannya terletak pada nilai VAIC yang dijadikan dasar untuk mengelompokkan bank, yaitu: a. Top performers untuk bank dengan nilai VAIC di atas 5; b. Good performers untuk bank dengan nilai VAIC antara 4 dan 5; c. Common performers untuk bank dengan nilai VAIC antara 2,5 dan 4; dan d. Bad performers untuk bank dengan nilai VAIC di bawah 2,5. Ulum (2008) melakukan penelitian berjudul Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia. Penelitian tersebut mengestimasi dan menganalisis Value Added Coefficient (VAIC ) dalam pengukuran kinerja yang berbasis pada nilai atas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (24 bank) selama tiga tahun, yaitu Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2004 dan 2006, secara umum kinerja perusahaan perbankan Indonesia termasuk dalam kategori good performers

3 dengan skor VAIC 2,07. Sedangkan pada tahun 2005 kinerja perbankan turun menjadi common performers dengan skor VAIC 1,95. B. Pengertian Capital Bontis (1998) dalam Ulum (2009) mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut: capital is elusive, but once it is discovered and exploited, it may provide an organization with a new resource-base from which to compete and win. ( capital bersifat elusive, tetapi sekali ditemukan dan dieksploitasi akan memberikan organisasi basis sumber baru untuk berkompetisi dan menang.) Stewart (1997) dalam Astuti dan Sabeni (2005) mendefinisikan intellectual capital adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi, property intelektual, pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini adalah suatu kekuatan akal kolektif atau seperangkat pengetahuan yang berdaya guna. Brooking (1996) dalam Sangkala (2006) menyatakan intellectual capital sebagai kombinasi aset intangible yang memungkinkan perusahaan. Menurut Skandia Capital (1998) dalam Sangkala (2006), intellectual capital adalah sejumlah modal struktural dan manusia, menunjukkan kemampuan keuntungan masa depan dari perspektif manusia. Kemampuan untuk secara berkelanjutan menciptakan dan menghantarkan nilai terbaik.

4 Tabel 2.1 merangkum dan membandingkan beberapa konsep intellectual capital menurut para peneliti. Tabel 2.1 Perbandingan Konsep Capital Menurut Beberapa Peneliti Brooking (UK) Roos (UK) Stewart (USA) Bontis (Kanada) Human-centered assets Skills, abilities and expertise, problem solving abilities and leadership styles Infrastructure assets All the technologies, process and methodologies that enable company to function property Know-how, trademarks and patents Market assets Brands, customers, customer loyalty and distribution channels Human capital Competence, attitude, and intellectual agility Organizational capital All organizational, innovation, processes, intellectual property, and cultural assets Renewal and development capital New patents and training efforts Relational capital Relationship which include internal and external stakeholders Sumber: Bontis et. al. (2000) dalam Ulum (2009) Human capital Employees are an organization s most important assets Structural capital Knowledge embedded in information technology Structural capital All patenrs, plans and trademarks Customer capital Market information used to capture and retain customers Human capital The individual level knowledge that each employee possesses Sructural capital Non-human assets or organizational capabilities used to meet market requirements property Unlike, IC, IP is a protected asset and has a legal definition Relational capital Customer capital is only one feature of the knowledge embedded in organizational relationships C. Komponen Capital IFAC (1998) dalam Ulum (2009) mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu: (1) Organizational Capital, (2) Relational Capital, dan

5 (3) Human Capital. Tabel 2.2 menunjukkan pengklasifikasian tersebut berikut komponen-komponennya. Tabel 2.2 Klasifikasi Capital Organizational Capital Relational Capital Human Capital Property: Brands Know-how Patents Customers Education Copyrights Customer loyalty Vocational Design rights Backlog orders qualification Trade secret Company names Work-related Trademarks Distribution knowledge Service marks channels Work-related Infrastructures Assets: Business competencies Management collaborations Entrepreneurial philosophy Licencing spirit, Corporate agreements innovativeness, culture Favourable proactive and Management contracts reactive abilities, processes Franchising changeability Information agreements Psychometric system valuation Networking system Financial relations Sumber: IFAC (1998) dalam Ulum (2009) Dalam Astuti dan Sabeni (2005), komponen-komponen intellectual capital dijelaskan sebagai berikut: 1. Human Capital Human capital merupakan pengetahuan, skill, dan pengalaman yang dibawa pegawai ketika meninggalkan perusahaan (Starovic & Marr, 2004) yang dihasilkan melalui kompetensi, sikap dan kecerdasan intelektual (Roos, Roos, Edvinsson & Dragonetti, 1997).

6 2. Customer/Relational Capital Konsep penting customer capital adalah pengetahuan yang dibentuk dalam marketing channels dan hubungan konsumen bahwa organisasi berkembang dengan menjalankan bisnis. Sebagai contoh adalah image, loyalitas konsumen, kepuasan konsumen, hubungan dengan suplier, kekuatan komersial, kapasitas negosiasi dengan entitas keuangan dan lingkungan aktivitas (Stratovic & Marr, 2004). Customer capital menunjukkan potensi yang dimiliki perusahaan karena ex-firm intangible (Bontis, 1999). 3. Structural/Organizational Capital Structural capital merupakan pengetahuan yang akan tetap berada dalam perusahaan terdiri dari rutinitas organisasi, prosedur-prosedur, sistem, budaya dan database. Beberapa di antara structural capital dilindungi hukum dan menjadi intellectual property right, yang secara legal dimiliki oleh perusahaan (Starovic & Marr, 2004). D. Pengukuran Capital Metode pengukuran intellectual capital dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori (Tan et al., 2007 dalam Ulum, 2009), yaitu: 1. Pengukuran nonmonetary Pengukuran ini terdiri dari: a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992), b. Brooking s Technology Broker Method (1996),

7 c. The Skandia Intelletual Capital Report Method oleh Edvinssion dan Malone (1997), d. The Capital Index dikembangkan oleh Roos et al (1997), e. Intangible Asset Monitor Approach oleh Sveiby (1997), f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000), g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000), dan h. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000). 2. Pengukuran monetary Pengukuran ini terdiri dari: a. The EVA and MVA Model (Bontis et al., 1999), b. The Market-to-Book Value Model (beberapa penulis), c. Tobin s q Method (Luthy, 1998), d. Pulic s VAIC Model (1998, 2000), e. Calculated Intangible Value (Dzinkowski, 2000), dan f. The Knowledge Capital Earnings Model (Lev dan Feng, 2001).

8 Secara lengkap, metode pengukuran intellectual capital dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut: LABEL Technology Broker Citation- Weighted Patents Tabel 2.3 Metode Pengukuran Capital PENGANJUR DESKRIPSI KATEGORI UTAMA PENGUKURAN Brooking (1996) Bontis (1996) Direct Capital Method (DIC) Direct Capital Method (DIC) Nilai intellectual capital suatu perusahaan ditaksir berdasarkan pada analisis diagnostik dari respon perusahaan terhadap 20 pertanyaan yang meliputi 4 komponen utama intellectual capital. Faktor teknologi dihitung berdasarkan para pengembangan paten oleh perusahaan. capital dan kinerjanya diukur berdasarkan pada dampak upaya pengembangan riset atas serangkaian indeks, seperti jumlah paten dan biaya paten terhadap perputaran penjualan, yang menjelaskan paten perusahaan.

9 Lanjutan LABEL Inclusive Valuation Methodology (IVM) The Value Exporer Asset Valuation Total Value Creation, TVC PENGANJUR UTAMA McPherson (1998) Andriessen & Tiessen (2000) Sullivan (2000) Anderson & McLean (2000) KATEGORI Direct Capital Method (DIC) Direct Capital Method (DIC) Direct Capital Method (DIC) Direct Capital Method (DIC) DESKRIPSI PENGUKURAN Menggunakan hirarki dari weighted indicator yang dikombinasikan, dan fokus pada nilai relatif daripada nilai absolut. Kombinasi value added = monetary value added dikombinasikan dengan intangible value added. Metodologi akuntansi diajukan oleh KMPG untuk menghitung dan mengalokasikan nilai kepada 5 jenis intangible: Assets & endowments Skill & tacit knowledge Collective value & norm Teknologi dan explicit knowledge Manajemen proses Metode untuk menaksir nilai dari intellectual property. Suatu proyek inisiatif oleh Canadian Institute of Chartered Accountants. TVC menggunakan discounted arus kas diproyeksikan untuk menguji kembali bagaimana peristiwa mempengaruhi aktivitas yang direncanakan.

10 Lanjutan

11 LABEL Accounting Economic for Value the Future Added (AFTF) (EVA ) Tobin s q Human Resource Costing & Accounting (HRCA) Investor Assigned Market Value (IAMV ) Calculated Intangible Value Market-to- Book Value Knowledge Capital Earnings PENGANJUR UTAMA Stewart Nash H. (1997) (1998) Stewart (1997) Johansson Bontis (1996) (1999) Standfield (1998) Stewart (1997) Luthy Stewart (1998) (1997) Luthy (1998) Lev (1999) KATEGORI Return Direct On Assets (ROA) Capital Method (DIC) Market Capitalization Return (MCM) On Assets (ROA) Market Capitalization (MCM) Return On Asset (ROA) Market Capitalization (MCM) Return On Asset (ROA) DESKRIPSI PENGUKURAN Dihitung Suatu sistem dengan dari projected menyesuaikan discounted cash-flows. laba yang diungkap Perbedaan perusahaan antara nilai dengan AFTF beban pada akhir yang dan berhubungan awal periode dengan adalah nilai intangible. tambah (value Perubahan added) selama dalam periode EVA merupakan tersebut. indikasi apakah intellectual q adalah rasio capital dari nilai perusahaan pasar saham produktif perusahaan atau tidak. dibagi dengan biaya Menghitung pengganti (replaceme dampak nt tersembunyi costs) aset. Perubahan dari beban pada terkait q merupakan HR dengan proksi untuk penurunan pengukuran laba efektif perusahaan. tidaknya Penyesuaian kinerja intellectual dibuat capital terhadap P&L. perusahaan. capital diukur Mengambil dengan nilai menghitung kontribusi sesungguhnya human perusahaa assets n yang untuk dimiliki nilai pasar perusahaan sahamnya dibagi dan membaginya dengan pengeluaran kepada gaji Intangible yang dikapitalisasi. Capital + Mengkalkulasi (Realized IC + kelebihan IC Erosion + return SCA (Sustainable pada hard assets kemudian Competitive menggunakan Advantage) figur Nilai intellectual ini sebagai dasar capital untuk menentukan diperhitungkan proporsi dari dari return perbedaan yang antara bisa nilai pasar dihubungkan saham (firm s pada stock intangible market assets. value) dan nilai buku perusahaan (firm s book Knowledge Capital Earnings value ) dihitung sebagai porsi atas kelebihan normalized earning dan tambahan expected earnings yang bisa dihubungkan kepada book assets.

12 Lanjutan LABEL Value Added Coefficient (VAIC ) Human Capital Intelligence Skandia Navigator Value Chain Scoreboard PENGANJUR UTAMA Pulic (1997) Jac Fitz-Enz (1994) Edvinsson & Malone (1997) Lev B. (2002) KATEGORI Return On Assets (ROA) (tidak cukup memenuhi salah satu kategori) Scorecards (SC) Scorecards (SC) Scorecards (SC) DESKRIPSI PENGUKURAN Mengukur seberapa dan bagaimana efisiensi intellectual capital dan capital employed menciptakan nilai yang berdasar pada hubungan 3 komponen, yaitu: capital employed human capital structural capital Perangkat indikator human capital dikumpulkan dan dibenchmark terhadap database. Mirip dengan HTCA. capital diukur melalui analisis 164 ukuran metrik (91 berbasis intellectual dan 73 tradisional metrik) yang mencakup 5 komponen: keuangan pelanggan proses pembaruan dan pengembangan manusia Suatu matrik dari indikator nonkeuangan yang disusun 3 kategori menurut siklus pengembangan: perolehan/pembelajaran, implementasi, komersialisasi.

13 Lanjutan LABEL IC-Index Intangible Asset Monitor Balance Score Card (BSC) PENGANJUR UTAMA Roos, Roos, Dragonetti & Edvinsson (1997) Sveiby (1997) Kaplan & Norton (1992) Sumber: Sveiby (2001) dalam Ulum (2009) KATEGORI Scorecards (SC) Scorecards (SC) Scorecards (SC) DESKRIPSI PENGUKURAN Mengkonsolidasikan seluruh indikator individual yang merepresentasikan intellectual property dan komponen-komponen kepada satu indeks. Perubahan pada indeks kemudian dihubungkan dengan perubahan di dalam penilaian pasar perusahaan. Manajemen memilih indikator, berdasarkan pada tujuan stratejik perusahaan, untuk mengukur 4 aspek dari penciptaan nilai dari aset tidak berwujud. Melalui: pertumbuhan, pembaruan, utilisasi/efisiensi, dan pengurangan risiko/stabilitas. Kinerja perusahaan diukur dengan indikator-indikator yang meliputi 4 perspektif, yaitu: financial perspective, customer perspective, internal process perspective, dan learning prespective. Indikator-indikator disusun berdasarkan pada tujuan stratejik perusahaan.

14 E. Value Added Coefficient (VAIC ) Metode VAIC dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan (Ulum, 2009). Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output (OUT) mempresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value ceation, intellectual potential (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen IN (Ulum, 2009). VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan Structural Capital (SC). Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed (CE), yang dalam hal ini disimbolkan dengan VACA (Value Added Capital Employed). VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital (Ulum, 2009).

15 Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika satu unit dari CE (Capital Employed) menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian, pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian dari intellectual capital perusahaan (Ulum, 2009). Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. Value Added Human Capital menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC mengindikasi kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis intellectual capital lainnya, Pulic berargumen bahwa total salary dan costs adalah indikator dari HC perusahaan (Ulum, 2009). Hubungan ketiga adalah Structural Capital Value Coefficient (STVA), yang menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam menciptakan nilai. SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Lebih lanjut, dinyatakan bahwa SC adalah VA dikurangi HC, yang hal ini telah diverifikasi melalui penelitian empiris pada industri tradisional (Pulic, 2000 dalam Ulum, 2009). Rasio terakhir adalah menghitung kemampuan intelektual perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Hasil

16 penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC (Tan et al., 2007 dalam Ulum, 2009). Keunggulan metode VAIC adalah data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran intellectual capital lainnya terbatas hanya menghasilkan indikator keuangan dan nonkeuangan yang unik yang hanya untuk melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut khususnya indikator nonkeuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat oleh perusahaan yang lain (Tan et al., 2007 dalam Ulum 2009).

BAB II URAIAN TEORITIS. Mavridis (2004) melakukan penelitian berjudul The Intellectual Capital

BAB II URAIAN TEORITIS. Mavridis (2004) melakukan penelitian berjudul The Intellectual Capital BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Mavridis (2004) melakukan penelitian berjudul The Capital Performance of The Japanese Banking Sector. Penelitian dilakukan dengan menggunakan VAIC sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah

BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah 7 BAB II LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources based theory menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Endang Saryanti (2010) meneliti hubungan intellectual capital dengan menggunakan metode VAIC dari Pulic terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN. Damar Asih Dwi Akuntansi.Jakarta: Erlangga PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN Damar Asih Dwi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perbankan Defenisi bank berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 (butir 2) tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Market to Book Value (MtBV) Market to Book Value (MtBV) menunjukkan nilai sebuah perusahaan yang diperoleh dengan membandingkan nilai pasar perusahaan (market value- MV) dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Intellectual Capital

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Intellectual Capital BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Intellectual Capital a. Definisi Intellectual Capital Intellectual Capital adalah informasi dan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini menyebabkan terjadinya globalisasi dan ekonomi inovasi telah menghasilkan ekonomi global yang memiliki tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder Pada teori ini, manajemen perusahaan melakukan aktivitas-aktivitas yang diharapkan para stakeholders dan melaporkannya kepada mereka. Kelompok stakeholders inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Shareholder Theory Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai (value) dari pemegang saham. Jika

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP HARGA SAHAM DAN PERFORMA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PULIC PADA INDUSTRI PERBANKAN PERIODE 2006-2010 SKRIPSI Sigit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja keuangan perusahaan adalah penentuan ukuran ukuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja keuangan perusahaan adalah penentuan ukuran ukuran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Kinerja Keuangan Perusahaan 2.1.1.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Pengertian kinerja keuangan perusahaan adalah penentuan ukuran ukuran tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era ekonomi modern saat ini menuntut persaingan ketat dalam penciptaan nilai. Seluruh perusahaan berusaha melakukan pengelolaan modalnya demi meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Teori Stakeholder Teori yang mendasari penelitian ini, yaitu stakeholder theory yang merupakan teori yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 34 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Data penelitian didapatkan dari Bursa Efek Indonesia.Obyek yang dipilih adalah PT. Indofood

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian, Karakteristik, dan Pengukuran Intellectual Capital a. Pengertian Intellectual Capital Hingga saat ini definisi intellectual capital seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi pada saat sekarang ini menyebabkan terjadinya persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di hindarkan. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. shareholder, namun juga stakeholder. Stakeholder merupakan individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. shareholder, namun juga stakeholder. Stakeholder merupakan individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Stakeholder Theory Teori pertama yang mendasari penelitian ini adalah stakeholder theory. Dalam pandangan teori ini, perusahaan bukan hanya sekedar memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung penelitian ini: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang diungkap pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge-based economy adalah sebuah istilah yang luas digunakan untuk mendeskripsikan ekonomi global masa kini (Ting dan Lean, 2009). Knowledge-based economyditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. aset tidak berwujud (intangible asset). Intellectual capital merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan bisnis suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan dapat menciptakan nilai tambah dengan mengelola nilai yang ada pada aset tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Stakeholder Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull daripada hanya posisi shareholder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan bisnis semua perusahaan dituntut untuk mengelola fungsinya secara efisien agar dapat bertahan dalam persaingan. Sejak tahun 1990- an perhatian perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Menurut Hanafi (2003:51), Aset adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai

BAB II. oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada umumnya didefinisikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Pengertian Intellectual Capital Modal intelektual (IC) merupakan salah satu sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Modal intelektual (IC) pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Intellectual Capital (IC) Ketertarikan akan IC bermula ketika Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel ( Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming America s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian dunia telah berkembang dengan begitu pesatnya yang antara lain ditandai dengan kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah stakeholder dalam definisi klasik (yang paling sering dikutip)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah stakeholder dalam definisi klasik (yang paling sering dikutip) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Stakeholder Theory Istilah stakeholder dalam definisi klasik (yang paling sering dikutip) adalah definisi Freeman dan Reed (1983) yang menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Resources Based Theory/Resources Based View Resource Based View (RBV) memandang bahwa sumber daya perusahaan sebagai pengemudi utama di balik daya saing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Intellectual Capital Ketertarikan mengenai Intelectual Capital berawal ketika Tom Stewart, juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain-How Intellectual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan pengelola perusahaan yang diwakili oleh direksi (agent)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan pengelola perusahaan yang diwakili oleh direksi (agent) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agency Theory Teori keagenan mengemukakan hubungan kontrak kerja antara pemegang saham (principal) dengan pengelola perusahaan yang diwakili oleh direksi (agent) (Sutedi, 2012:13).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perekonomian dunia berkembang dengan begitu pesatnya, yang antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, tingkat daya saing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan melayani tujuan publik yang lebih luas yaitu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intellectual terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar. Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik tentang Intellectual Capital antara lain : 1. Novelina Yunita (2012) Topik dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Teori yang menjadi landasan penulis adalah stakeholder theory,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Teori yang menjadi landasan penulis adalah stakeholder theory, BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Teori yang menjadi landasan penulis adalah stakeholder theory, Resource Based Teori (RBT), intellectual capital (IC), Value Added

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya berjudul A Resourcesbased BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resource Based Theory Resources Based Theory (RBT) pertama kali disampaikan oleh Wernerfelt pada tahun 1984 dalam artikel pionernya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Ada 6 teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori Stakeholder, Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis), Resources Based Theory (RBT), Knowledge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perdangangan bebas telah terjadi dan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan di dunia bisnis yang kian kompetitif. Meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGELOLAAN MODAL INTELEKTUAL DALAM MEMENANGI PERSAINGAN CHINA - ASEAN FREE TRADE AREA (CAFTA)

OPTIMALISASI PENGELOLAAN MODAL INTELEKTUAL DALAM MEMENANGI PERSAINGAN CHINA - ASEAN FREE TRADE AREA (CAFTA) 75 OPTIMALISASI PENGELOLAAN MODAL INTELEKTUAL DALAM MEMENANGI PERSAINGAN CHINA - ASEAN FREE TRADE AREA (CAFTA) Oleh : Abd Razak Jer Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau ABSTRAK Tahun Baru 2010 menandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resources Based Theory (RBT) Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan akibat adanya pasar bebas dan globalisasi yang menuntut perusahaan untuk mengubah strategi bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia dan Indonesia sedang mengalami pergeseran kompetisi dari perekonomian yang berbasis sumber daya (resource-based economy) menjadi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Resources Based Theory (RBT) Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keunggulan bersaing. Intellectual capital adalah materi intelektual-pengetahuan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intellectual Capital 1. Pengertian Intelectual Capital Menurut Stewart (1998) intellectual capital adalah jumlah semua hal yang diketahui dan diberikan oleh semua orang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan tren dari ekonomi tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad terakhir. Dalam ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Resource Based Theory Resource Based Theory (RBT) menganalisis dan menginterpretasikan sumber daya organisasi untuk memahami bagaimana organisasi mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) awalnya, gagasan tersebut adalah untuk memasukkan manusia kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) awalnya, gagasan tersebut adalah untuk memasukkan manusia kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) Selama akhir tahun 1960-an, para manajer, ilmuwan keperilakuan, analisis keuangan, dan akuntan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pesaingan dalam era globalisasi, organisasi dituntut agar mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Baridwan (2008) mendefinisikan aset sebagai benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan diperoleh manfaat

Lebih terperinci

Ilmu Human Resources Management Mutakhir. Sunawan, SPt, MSi

Ilmu Human Resources Management Mutakhir. Sunawan, SPt, MSi Ilmu Human Resources Management Mutakhir Sunawan, SPt, MSi Ilmu HR Mutakhir Human Capital Intelligence Balanced Scorecard Skandia Navigator IC Index Intangible Asset Monitor (IAM) Knowledge Audit Cycle

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari waktu ke waktu perusahaan selalu ingin meningkatkan keuntungan yang didapatnya dari kegiatan bisnis yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya dunia bisnis berkembang pesat begitu juga dengan persaingan yang semakin ketat memacu perusahaan dan para pebisnis untuk dapat bertahan dan memenangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intellectual Capital 2.1.1 Definisi Intellectual Capital Definisi mengenai intellectual capital di Indonesia, secara tidak langsung telah di singgung pada PSAK No. 19 revisi

Lebih terperinci

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) THE IMPACT OF INTELLECTUAL CAPITAL ON BANKS GO PUBLIC S MARKET VALUE AND FINANCIAL PERFORMANCE LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) Mulyo DARMAWAN F.0208091 Juan Suam Toro Fakultas Ekonomi UNS ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penggunaan aset tidak berwujud memiliki dampak yang signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga menciptakan bidang studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Pemangku Kepentingan Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Pemangku Kepentingan. Teori pemangku kepentingan lebih mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business Performance atau kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Business Performance atau kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kinerja Perusahaan Business Performance atau kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi keuangan maupun non keuangan. Kinerja keuangan perusahaan lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi dan persaingan yang ketat pada saat ini mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya agar dapat terus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis di semua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui hasil-hasil yang nantinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam membuat sebuah penelitian dibutuhkan sebuah penelitianpenelitian terdahulu untuk menjadi sebuah landasan dan acuan bagi penelitian ini. Fungsi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Saat ini perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat, yaitu ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang ketat, dan pertumbuhan

Lebih terperinci

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan

2 intelektual dan manajemen modal adalah kunci keberhasilan dianggap di bidang lingkungan yang bergejolak dan menantang akhir-akhir ini. Laporan keuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-20, ekonom keuangan telah mencoba untuk menarik perhatian pendekatan baru perusahaan untuk bisnis. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa perubahan yang cukup

Lebih terperinci

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah 11520100 PENDAHULUAN Modal intelektual sebenarnya mencakup hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) Stakeholder merupakan individu, sekompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Penulis mengumpulkan data yang didapatkan dari berbagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini membentuk iklim persaingan yang ketat bagi perusahaan-perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Agar dapat bertahan, perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti

BAB II LANDASAN TEORI. Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Modal Intelektual Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: Human Capital (HC),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi,informasi yang begitu cepat di peroleh dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi, inovasi, teknologi dan persaingan bisnis yang ketat terus menerus memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Teori yang melandasi dilakukannya penelitian mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori Stakeholder menurut Freeman dan Reed (1983) dalam ulum (2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori Stakeholder menurut Freeman dan Reed (1983) dalam ulum (2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori Stakeholder menurut Freeman dan Reed (1983) dalam ulum (2009) adalah: Any indentifible group or individual who can affect the achievement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam era globalisasi terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar dan juga menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Andry Kurniawan (2014) Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya fenomena perdagangan bebas yang menciptakan struktur ekonomi global menyebabkan arus lalu lintas barang, jasa, modal dan tenaga kerja dapat berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Resources Based Theory/Resources Based View (RBV) Resources Based View berfokus pada konsep atribut perusahaan yang difficult-to-imitatesebagai sumber daya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill, (ASB, 1997; IASB, 2004), dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill, (ASB, 1997; IASB, 2004), dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Intellectual Capital Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill, (ASB, 1997; IASB, 2004), dan IC adalah bagian dari goodwill. Dewasa ini, sejumlah skema

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, ekonomi dan teknologi informasi semakin berkembang dengan pesat. Berkembangnya ekonomi dan teknologi informasi menyebabkan barang,

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based business) saat ini, investasi pada intellectual capital menjadi salah satu hal yang penting dalam kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era ekonomi global saat ini, pertumbuhan perekonomian berkembang dengan pesat yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Dan ditambah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan tahap tahap penelitian yang dilakukan sebelum memecahkan masalah, sehingga penelitian dapat dilakukan dengan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).

BAB I PENDAHULUAN. based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat dengan ditandai berkembangnya teknologi informasi yang semakin cepat, persaingan bisnis yang makin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji pengaruh intellectual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis pengujian hipotesis yang menjelaskan tentang sifat hubungan serta menentukan perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan acuan dengan keterkaitan teori dari penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini uraian dari beberapa penelitian terdahulu,

Lebih terperinci