BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola asset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah proses dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara bekrja secara bersama-sama dan sumber daya yang dimiliki organisasi. Manajemen telah di kemukakan oleh beberapa ahli. berikut pengertian manajemen menurut Siswandi (2011:3) menyatakan bahwa : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dsan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Amirullah (2015:3) mengatakan bahwa manajemen adalah : Manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupaun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efesien. Beberapa pengertian manajemen yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah sebuah aktivitas proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpian, dan pengendalian, dari beberapa sumber daya organisasi untuk mengatasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efesien. 9

2 2.1.2 Pengertian Keuangan Keuangan adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan,karena keuangan sendiri berkaitan dengan berjalannya perusahaan. Menurut Amirullah (2015:7) mengatakan bahwa : Keuangan merupakan aktifitas peusahaan yang berkaitan degan bagaimana dana, mengguanakan dan mengelola asset sesua tujuan perusahaan secara keseluruhan Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan utama manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham. Menurut Margaretha (2014:6) menyatakan bahwa tujuan manajemen keuangan adalah sebagai berikut : Manajemen Keuangan bertujuan untuk memaksimalkan laba dan meminimalisir biaya guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimal dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan yang signifikan. Jadi, tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perushaan mendaptkan laba dan mengelolanya secara baik serta mengalokasikan dana tersebut guna perkembangan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaanya Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Siswandi (2011:4) ada 3 fungsi utama dalam manajemen keuangan antara lain sebagai berikut : a. Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang paling karena keputusa investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap besarnya laba investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang.

3 12 b. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan menyangkut tentang sumber-sumber dana yang berada disisi aktiva. Ada beberapa hal mengenai keputusan pendanaan, yaitu keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi, dan pendapatan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. c. Keputusan Pengelolaan Aktif Apabila asset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka assetaset tersebut memerlukan pengelolaan secara efesien. Manajer keuangan bersama manajer-manajer lain diperusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingaktan dari asset-aset yang ada. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancer dari pada aktiva tetap. Manajer keuangan yang konservatif akan mengalokasikan dananya sesuai dengan jangka waktu asset yang didanai. 2.2 Laporan Keuangan Membahas manajemen keuangan tidak lepas dari adanya laporan keuangan. Hal ini berguna sebagai alat ukur kinerja perusahaan di dalam proses pengambilan keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut Kasmir (2012:7) menyatakan bahwa laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Fahmi (2012:22) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Pengertian laporan keuangan tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan adalah output dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan.

4 2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan Setiap entitas perusahaan seharusnya melaporkan kinerja dalam bentuk hasil laporan keuangan. Pada laporan keuangan bagi kepentingan terdapat 2 jenis yang sangat penting dalam pengambilan keputusan manajemen maupun investor dan kreditur, yaitu Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan. Menurut Samryn (2011;32), tujuan dari laporan keuangan yang telah diperluas berhubungan dengan perkembangan pengguna informasi keuangan yaitu : 1. Membuat investasi dan kredit, yang informasinya berguna bagi proses pengambilan keputusan. 2. Menilai prospek arus kas, yang dapat memprediksi potensi arus kas di masa mendatang 3. Melaporkan sumber daya perusahaan, dalam menjelaskan kekayaan perusahaan. 4. Melaporkan sumber daya ekonomi perusahaan seperti aktiva, passiva dan equity selama satu periode akuntansi. 5. Melaporkan kinerja laba perusahaan, sebagai total ukur kinerja perusahaan dengan cara memperoleh selisih antara pendapatan dengan beban. 6. Menilai likuiditas, solvabilitas, dan arus kas. 7. Menilai pengelolaan dan kinerja perusahaan. 8. Menjelaskan dan menafsirkan informasi keuangan Jenis-jenis Laporan Keuangan Terdapat 4 laporan keuangan yang dibutuhkan bagi para pemegang saham, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan keuangan ekuitas pemegang saham serta laporan arus kas. Menurut Sofyan Syafri Harapah (2013:59) jenis-jenis laporan keuangan sebagai berikut: 1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.

5 12 2. Perhitungan laba/rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada periode tertentu. 3. Laporan sumber dan penggunaan dana, dimuat sumberr dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. 4. Laporan arus kas menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode. 5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. 6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. 7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham PT atau modal dalam perusahaan perseroan. 8. Laporan kegiatan keuangan, menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 laporan keuangan yaitu: laporan laba/rugi, laporan keuangan ekuitas pemegang saham/sumber dan penggunaan, serta laporan arus kas Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-pihak yang diantaranya: 1. Pemilik Perusahaan Pemilik perusahaan memiliki kepentingan dengan adanya laporan keuangan. Guna mengetahui laporan keuangan, pemilik perusahaan akan dapat mengetahui dan menilai berhasil tidaknya manajer dalam memimpin perusahaan, yang biasanya diukur dengan laba/rugi yang dialami oleh perusahaan. 2. Manajer atau Pemimpin Perusahaan Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan pada lama maupun baru, disusun dan ditentukan kebijakan yang lebih tepat. Laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen untuk :

6 a. Mengukur tingkat beban operasional kegiatan perusahaan. b. Menentukan atau mengukur efesiensi setiap bagian, proses produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan. c. Menilai dan mengukur hasil kerja setiap individu yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab. d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. 3. Para Investor Para investor membutuhkan hasil laporan keuangan perusahaan sebagai bahan informasi atas penanaman modalnya. Mereka berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan. 4. Para Kreditur dan Bankers Sebelum mengambil keputusan untuk menerima atau menolak permintaan kreditur dari suatu perusahaan, para kreditur dan bankers perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan = yang bersangkutan. 5. Pemerintah Pemerintah sangat berkepentingan terhadap adanya laporan keuangan dari tiap perusahaan. Hal ini diperlukan dalam menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja juga memperoleh informasi laporan keuangan perusahaan sebagai dasar perencanaan kebijakan pemerintah Keterbatasan Laporan Keuangan Pada kenyataannya informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan masih terdapat kelemahan yang dianggap sebagai keterbatasan informasi atas laporan keuangan tersebut.

7 12 Adapun bentuk kelemahaan atau keterbatasan dari laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:201) adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan keuangan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Proses penyusunan laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akuntasi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntasi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya. 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8. Adanya berbagai alternatif model akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta tidak dapat dikuantifikasikan pada umumnya diabaikan. 2.3 Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2012:122) :

8 Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam keuangan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam sau periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Kasmir (2012:122) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut: a. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca. b. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan keuangan. c. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi Jenis-Jenis Rasio Keuangan Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan laporan keuangan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Jenis rasio keuangan menurut Sofyan Syafri (dalam Yuliastary Dan Wirakusuma 2013) sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.

9 12 2. Rasio solvabilitas menggambarkan tentang kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban saat perusahaan dilikuidasi. Rentabilitas/Profitabilitas rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya (SDM, modal, kas) yang ada untuk menghasilkan laba untuk perusahaan. 3. Rasio Leverage menggambarkan tentang utang perusahaan terhadap asset atau modal. Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan perusahaan dibiayai oleh utang jika dibandingkan dengan kemampuan perusahaan jika dilihat dengan modal sendiri atau ekuitas. 4. Rasio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasinya seperti kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. 5. Rasio Pertumbuhan menggambarkan persetase pertumbuhan dari tahun ke tahun. 6. Penilaian pasar menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. 7. Rasio produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai dengan menilai dari segi produktivitas unit-unitnya. 2.4 Kebangkrutan (Financial Distress) Menurut Platt (dalam Andre : 2013) mendefinisikan bahwa financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan, ada indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan keuangan dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di perusahaan. Kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan. Sedangkan Menurut Rudianto (2013:251), kebangkrutan diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi dalam mencapai tujuannya. Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam

10 menjalankan operasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Menurut Rudianto (2013:251), kebangkrutan pada sebuah perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu : 1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed) Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan, perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan juga dapat berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil dari pada biaya modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut. 2. Kegagalan Keuangan (Financial Distress) Pengertian financial distress adalah kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distress. Menurut Rudianto (2013:251), kebangkrutan atau kegagalan keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai insolvensi. Insolvensi ada dua bentuk, yaitu: a. Insolvensi teknis (Technical insolvency), terjadi apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo walaupun total aktivanya sudah melebihi total hutangnya. b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in bankcrupty), didefinisikan sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atas nilai sekarang dan arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. Suatu perusahaan dianggap mengalami kebangkrutan atau kegagalan keuangan ketika tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan lebih kecil dari total biaya yang harus dikeluarkanya dalam

11 12 jangka panjang. Kesulitan keuangan yang terus menerus dihadapi perusahaan karena biaya yang dikeluarkanya lebih besar dari pendapatannya akan mengancam kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Akumulasi kesulitan mengelola keuangan dalam jangka panjang akan mengakibatkan nilai asset yang lebih kecil dibandingkan dengan kewajiban totalnya. Jadi, Kebangkrutan tidak terjadi secara tibatiba. Ada indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih awal jika laporan keuangan dianalisis secara lebih lanjut dengan suatu cara tertentu. Karena itu, diperlukan alat untuk mendeteksi potensi kebangkrutan yang mungkin dialami perusahaan. Analisis kebangkrutan diperlakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan. Semakin awal tanda kebangkrutan diperoleh, semakin baik bagi pihak manajemen untuk melakukan berbagai langkah perbaikan sebagai upaya pencegahan. Pihak kreditur dan juga pemegang saham bisa melakukan persiapan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi. Prediksi akan kontinuitas perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk mengantisipasi adanya potensi kebangkrutan.untuk mengantisipasi hal tersebut investor harus bisa mendektesi kesulitan yang dihadapi adalah sinyal dari dalam perusahaan yang berupa indikator kesulitan keuangan Jenis-Jenis Kebangkrutan A. Economic failure Perusahaan tidak dapat menutup biaya total, termasuk biaya modal. Usaha yang mengalami Economic Failure dapat meneruskan operasinya sepanjang kreditur berkeinginan untuk menyediakan tambahan modal dan pemilik dapat menerima tingkat pengembalian (return) di bawah tingkat bunga pasar. B. Business Failure

12 Istilah ini digunakan oleh Dun & Bradstreet yang merupakan penyusun utama failure statistic, untuk mendefinisikan usaha yang menghentikan operasinya dengan akibat kerugian bagi kreditur. Dengan demikian suatu usaha dapat diklasifikasikan sebagai gagal meskipun tidak mengalami kebangkrutan secara normal. Juga suatu usaha dapat menghentikan/menutup usahanya tetapi tidak dianggap sebagai gagal. C. Technical Insolvency Sebuah perusahaan dapat dinilai bangkrut apabila tidak memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Technical insolvency mungkin menunjukan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, dimana suatu waktu perusahaan dapat mengumpulkan uang untuk memenuhi kewajibannya dan tetap hidup. Di lain pihak, apabila technical insolvency ini merupakan gejala awal dari economic failure, maka hal ini merupakan tanda kearah bencana keuangan. D. Insolvency in Bankrupcy Sebuah perusahaan dikatakan insolvency bankruptcy bila mana nilai buku dari total kewajiban melebihi nilai pasar dari asset perusahaan. Hal ini merupakan suatu keadaan yang lebih serius bila dibandingkan dengan technical insolvency. Sebab pada umumnya hal ini merupakan pertanda dari economic failure yang mengarah ke likuidasi suatu usaha. Perlu dicatat bahwa perusahaan yang mengalami insolvency in bankruptcy tidak perlu melalui legal bankruptcy. E. Legal Bankrupcy Istilah kebangkrutan digunakan untuk setiap perusahaan yang gagal. Perusahaan tidak dapat dikatakan bangkrut secara hukum, kecuali diajukan secara resmi dengan Undang-undang Penyebab Kebangkrutan Kebangkrutan atau kegagalan langsungan usaha merupakan hal yang tidak diingin oleh perusahaan manapun, oleh karena itu perlu

13 12 diketahui juga apa penyebab kebangkrutan agar manajem dapat melihat segmen mana yang perlu diperbaiki guna mempertahankan kelangsungan usaha. Semakin cepat diketahui penyebab kebangkrutan maka akan semakin cepat dalam pengambilan keputusan manajer untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Faktor-faktor penyebab kebangkrutan secara garis besar dibagi menjadi 3 (Jauch and Glueck dalam Karina,2014:22) yaitu : 1. Faktor umum a. Sektor Ekonomi, pada gejala inflasi dan deflasi b. Sektor Sosial, pada perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa. c. Sektor Teknologi, pada biaya yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemelirahaan dan implementasi. d. Sektor Pemerintah, pada pengenaan tarif ekspor dan impor barang yang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain. 2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Sektor Pelanggan Perusahaan harus bisa mengindetifikasi sifat konsumen dengan menciptkan peluang untuk menemukan konsumen baru dan menghindari terhadap penurunan hasil penjualan. b. Sektor Pemasok Perusahaan dan pemasok harus tetap berkerja sama dengan baik karena kekuatan pemasok untuk menaikkan harga dan mengurangi keuntung pembelinya tergantung pada seberapa jauh pemasok ini berhubungan dengan pedagang bebas. c. Sektor Pesaing Perusahaan jangan melupakan pesaing, karena jika produk pesaing lebih diterima oleh masyrakat maka perusahaan tidak akan kehilangan konsumen dan mengurangi pendapatan yang diterima.

14 3. Faktor Internal Perusahaan a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada debitur ata pelanggan. Hal ini pada akhirnya tidak dibayar oleh para pelanggan pada waktunya. b. Manajemen yang tidak efesien. Ketidak efesienan manajemen tercermin pada ketidak mampuan manajemen menghadapi situasi yang terjadi, diantaranya adalah: Hasil penjualan yang tidak memadai, kesalahan dalam penetapan harga jual, pengelolaan hutang-piutang yang kurang memadai, stuktur biaya, tingkat investasi dalam aktiva tetap dan persedian yang melampaui batas, kekurangan modal kerja, ketidak seimbangan dalam stuktur pemodalan, dan sistem serta prosedur akuntasi yang kurang memadai. c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan. Hal ini banyak dilakukan oleh karyawan, kadang oleh manajer puncak dan hal ini sangat merugikan, apalagi jika kecurangan itu berhubungan dengan keuangan perusahaan. 2.5 Investasi Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atas dana tersebut dimasa yang akan datang. Menurut Sunariyah (2010:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Menurut Martono dan Agus Harjito (2010 :138) investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan penanaman modal, dimana penanaman modal ini dapat dilakukan oleh individu,

15 12 perusahaan maupun pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang Tujuan Investasi Dalam melakukan investasi tentu kita memiliki tujuan. Adapun tujuan investasi menurut Irham Fahmi (2012 :3) sebagai berikut : a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut. b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual). c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham. d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa Risiko Investasi Dalam berinvestasi tidak hanya keuntungan yang akan diperoleh melainkan ada juga risiko yang akan dihadapi oleh para calon investor. Menurut Tandelilin (2010 : 104) risiko investasi saham dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Risiko Sistematik Risiko sistematis dikenal dengan risiko pasar yang merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi. 2. Risiko Tidak Sistematis Risiko tidak sitematis atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan) adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan Bentuk-Bentuk Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2011:7) ada dua bentuk investasi, yaitu :

16 a. Investasi Nyata (Real Investpment) Investasi nyata secara umum melibatkan aset berwujud seperti tanah, mesinmesin atau pabrik. b.investasi Keuangan (Financial Investment) Investasi keuangan melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond) 2.6 Metode Altman Z-Score Modifikasi Menurut Hanafi (2009:275), Metode Altman Z-Score adalah salah satu model prediksi kebangkrutan dengan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94% untuk model pertama Altman, dan 95% untuk model Altman yang telah direvisi dapat memprediksi keadaan perusahaan industry. Altman Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Berikut persamaan Altman Modifikasi Z-Score : Keterangan: Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4 Z = financial distress index X1 = Working capital X 100 total assets X2 = Retained earnings X 100% total assets X3 = Earning before interest and taxes X 100% total assets X4 = Market value of equity X 100% total liabilities

17 12 Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model ini adalah, dengan skor: a. Apabila nilai Z 2,6 maka perusahaan dikategorikan perusahaan safe zone (perusahaan sehat) b. Apabila nilai 1,1 Z 2,6 maka perusahaan dikategorikan grey zone (daerah kelabu) c. Apabila nilai Z 1,1 maka perusahaan dikategorikan distress zone (perusahaan potensial bangkrut.) 2.7 Metode Springate Menurut Rudianto (2013:262), metode Springate adalah metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dengan diberikan bobot yang berbeda satu dengan lainnya. Metode Springate ditemukan oleh Gordon L.V Springate pada tahun Springate menemukan terdapat 4 dari 19 rasio-rasio keuangan yang paling berkontribusi terhadap prediksi kebangkrutan perusahaan. Keempat rasio keuangan tersebut dikombinasikan dalam suatu formula yang bernama metode Springate dan menentukan batasan (standar) berupa nilai 0,862 untuk memprediksikan perusahaan, berpotensi bangkrut atau berpotensi sebagai perusahaan yang sehat (tidak bangkrut). Metode ini dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 92,5%. Hasil penelitian tersebut menghasilkan rumus Springate untuk berbagai jenis perusahaan yaitu : (Rudianto, 2013:262) Z = 1,03 X1 + 3,07 X2 + 0,66 X3 + 0,4 X4 Keterangan: X1 = Working capital X 100% total assets X2= Earning before interest and taxes (EBIT)

18 Total Asset X3= Earning before tax (EBT) X 100% current liabilities X4 = Sales X 100 % total assets Dengan kriteria penilaian sebagai berikut : X 100 % 1. Apabila nilai Z < 0,862 maka menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman kebangkrutan yang serius (bangkrut). 2. Apabila nilai Z > 0,862 maka menunjukkan indikasi perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalah dengan keuangan (tidak bangkrut). 2.8 Metode Zmijewski Perluasan studi dalam prediksi kebangkrutan dilakukan oleh Zmijewski (1983) menambah validitas rasio keuangan sebagai alat deteksi kegagalan keuangan perusahaan. Zmijewski melakukan studi dengan menelaah ulang studi bidang kebangkrutan hasil riset sebelumnya selama 20 tahun. Rasio keuangan dipilih dari rasio-rasio keuangan penelitian terdahulu dan diambil sampel sebanyak 75 perusahaan yang bangkrut, serta 3573 perusahaan sehat selama tahun 1972 sampai dengan 1978, indikator F-test terhadap rasio-rasio kelompok, Rate of Return, liquidity, leverage, turnover, fixed payment coverage, trends, firm size, dan stock return volatility, menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang sehat dan yang tidak sehat. Dengan kriteria penilaian semakin besar nilai X maka semakin besar kemungkinan / probabilitas perusahaan tersebut bangkrut. Model yang berhasil dikembangkan yaitu (Margaretta Fanny dan Sylvia Saputra, 2000:4) dirumuskan dalam suatu formula sebagai berikut : X= -4,3 4,5 X1 + 5,7 X2 0,004 X3 Keterangan X1 = ROA laba bersih setelah pajak

19 12 total assets X2 = Leverage Total debt Total assets X100 % X 100% X3 = Liquidity Current assets X 100% Current liabilities Model Zmijewski memiliki nilai cut off sebesar 0, dengan kriteria penilaian apabila: a) Jika skor perusahaan kurang dari 0 (X < 0), maka perusahaan tersebut masuk dalam nonfinancial distress. b) Jika skornya lebih dari 0 (X > 0), maka perusahaan diprediksi mengalami financial distress. 2.9 Analisis of Variance (ANOVA) Pada penelitian ini juga akan dilakukan metode analisis statistik analysis of variance (ANOVA) yaitu alat analisis yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis sampel yang lebih dari dua (k-sample) baik yang terkait maupun yang tidak terkait dalam Zulganef (2008:233). Selain itu alat analisis ini juga dapat digunakan untuk menganalisis data ordinal, interval, atau rasio, tetapi tidak dapat digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk kategorial atau nominal. Dalam penelitian ini menggunakan one-way ANOVA karena beberapa sampel tidak terkait (independent) dan jenis data rasio. Perbandingan lanjutan diantara dua rataan sampel dapat dilakukan dengan uji lanjutan (post hoc). Uji post hoc yang dipilih dari penelitian ini adalah Mann-Whitney test. Taraf signifikan yang dipilih adalah 0,05.

20 2.10 Uji Kruskal Wallis Uji Kurskall Wallis termasuk statistika non-parametric yang merupakan alternatif ANOVA. Uji ini digunakan dalam penelitian ketika data yang berasal dari tiga sampel tidak memenuhi uji normalitas dan homogenitas. Interprestasi dalam penelitian ini diketahui dengan melihat p-value dan nilai average rank (H) dari data. Jika p-value lebih kecil dari taraf signifikan yang di tetapkan yaitu 0,05, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara data sampel yang di uji. Untuk melihat signifikansi antara perbandingan masingmasing data dapat dilihat dari nilai average rank. Jika nilai ini sangat berbeda dibandingkan average rank keseluruhan data dapat interprestasi bahwa data median sampel tersebut berbeda dibanding median sampel lainnya Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah tabel mengenai penelitian terdahulu yang digunakan sebagai berikut : No Nama Peneliti Judul Penelitian Unit Variabel Perbedaan & Persaman Hasil 1 Rismawaty (2012) Analisis Perbandingan Model Prediksi Financial Distress Altman, Springate, Ohlson, Dan Zmijewski (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Indonesia yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia) Altman, Springate, Ohlson, Dan Zmijewski Persamaan: Penggunaan Model Prediksi Springate, Zmijewski. Perbedaan: Perusahaan yang diteliti Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang paling akurat adalah model Zmijewski. Pada bagian akhir penelitian ini mencoba melakukan prediksi atas 18 perusahaan yang terdaftar di BEI menggunakan model Zmijewski. Hasil prediksi menunjukkan lima perusahaan diprediksi akan mengalami financial distress di masa depan. 2 Ni Made Ni Made Evi Dwi Prihanthini, Maria M. Ratna Sari (2013) Prediksi Kebangkrutan dengan Model Grover, Altman Z-score dan Zmijewski pada Perusahaan Food and Beverage di BEI Grover, Altman Z- score dan Zmijewski Persamaan dengan metode Altman, Springate, dan Zmijewski. Perbedaan: Perusahaan Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikan antara model Grover dengan model Altman Z-Score, model Grover dengan model Springate, serta model Grover dengan model

21 12 yang diteliti Zmijewski serta tingkat akurasi tertinggi yang diraih model Grover kemudian disusul oleh model Springate, model Zmijewski, dan terakhir model Altman Z- score. 3 Soelistijono Boedi, Devi Tiara (2013) Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Model Altman Revisi Altman Revisi Persamaan : Metode Altman Revisi, dan Perusahaan yang diteliti sama. Perbedaan: Hasil yang Memiliki Potensi Kebangkrutan hanya 3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 perusahaan telekomunikasi yang juga tercatat di bursa saham Indonesia, tidak ada perusahaan yang aman dari kebangkrutan. Hasil dari penelitian ini adalah 2 perusahaan berada di posisi abu-abu atau rawan kebangkrutan dan 3 perusahaan lainnya berada dalam posisi bangkrut. 4 Etta Citrawati Yuliastary, Made Gede Wirakusuma (2014) Analisis Financal Distress dengan Metode Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski Altman Z- score, Springate, dan Zmijewski Persamaan: metode yang diguanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang dianalisis dengan metode Z-score Altman, Springate, Zmijewski pada PT. Fast Food Indonesia Tbk Periode diklasifikasikan dalam keadaan sehat atau tidak berpotensi bangkrut. 5 Enny Wahyu Puspita Sari (2014) Penggunaan Model Zmijewski, Springate, Altman Z-Score, dan Grover dalam Memprediksi Kepailitan Pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Zmijewski, Springate, Altman Z- Score, dan Grover Persamaan: Hasil ke akuratan, dan model prediksi Hasil penelitian menunjukkan model prediksi yang akurat untuk perusahaan jasa transportasi di Indonesia adalah model springate, karena model springate memiliki tingkat error yang rendah dibandingkan dengan model altman z-score.

22 6 M. Fakhri Husein, Galuh Tri Pambekti (2014) Precision of the models of Altman, Springate, Zmijewski, and Grover for predicting the financial distress Altman, Springate, Zmijewski, and Grover Persamaan : Metode yang digunakan Zmijewski dan Springate Hasil menunjukkan bahwa model Altman, model Zmijewski, Springate, dan Grover dapat digunakan untuk prediksi kesulitan keuangan. Namun, model Zmijewski adalah model yang paling tepat untuk digunakan untuk memprediksi kesulitan keuangan karena memiliki tingkat tertinggi signifikansi dibandingkan dengan model lainnya. Model Zmijewski digunakan untuk memiliki lebih menekankan pada rasio leverage sebagai indikator kesulitan keuangan. 7 Mochamad Irfan (2014) 8 Fitriani Rahayu, I wayan suwendra, Ni Nyoman yulianthini (2016) Analisis Financial Distress dengan Pendekatan Altman Z- Score untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Telekomunikasi Analisis financial distress dengan menggunakan metode Altman, Springate, Zmijewski Pada perusahaan Telekomunikasi Altman Z- Score Altman, Springate, Zmijewski Persamaan: Perusahaan yang diteliti, Metode yang Diteliti dan hasil sama tetapi hanya PT. Telkom berbeda hasilnya Persamaan Hasil Springate menyatakan bahwa 4 perusahaan mengalami kebangkrutan Hasil studi ini menunjukkan bahwa dalam analisis Altman Z -score, kondisi keuangan pada PT. Bakrie Telecom Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Smartfren Telecom Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk selama periode berada dalam kategori financial distress. Hal ini ditunjukkan dengan nilai dari z -score yang diperoleh oleh kelima perusahaan telekomunikasi selama periode 2006 hingga 2012 < 1,1 t. Hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Altman terdapat dua perusahaan yang mengalami financial distress, dengan menggunakan metode springate ada empat perusahaan yang mengalami financial distress, dengan menggunakan Zmijewski ada dua perusahaan yang mengalami financial distress.

23 Kerangka Pemikiran PERUSAHAAN Bakrie Telecom Tbk Xl Axiata Tbk Smartfren Telecom Tbk Indosat Infracom Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Laporan Keuangan Periode Altman Z-Score Modifikasi Springate Zmijewski X1 = Working capital / total assets X2 = Retained earnings / total assets X3 = Earning before interest and taxes / total assets X4 = Market value of equity / total liabilities X1 = Working capital/total asset X2 = Earning before interest and taxes (EBIT) to total X3 = Earning before tax (EBT) to current liabilities X4 = Sales to total assets X1= ROA X2 = Leverage X3= Current Rasio

24 Analisis Prediksi Kebangkrutan Financial Distress Non Financial distress Setiap perusahaan memiliki kebijakan dalam berbagai aktifitasnya tidak terkecuali dengan perusahaan telekomunikasi. Ada berbagai keputusan yang akan di ambil oleh pihak perusahaan khususnya para manajer akan membuat laporan keuangan berbagi periodesasi. Agar perusahaan tetap berjalan dengan baik dan berkembang, perusahaan diharapkan melakukan analisis prediksi financial distress untuk menilai bagaimana perusahaan pada masa kini dan dimasa yang akan datang. Untuk itu maka digunakan analisis rasio keuangan dengan pendekatan metode Altman Z-Score Modifikasi, Springate, dan Zmijewski. Hasilnya akan dikatakan bagaimana kondisi perusahaan telekomunikasi di Bursa efek Indonesia diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap adanya gejala kebangkrutan Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono (2013:96), yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan terbatas pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pemikiran yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan akan tetapi

25 12 diharapkan dapat ditemukan pula hipotesisnya. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif. Hipotesis yang penulis susun dan populasinya adalah sebagai berikut: Ho: µ1 = µ2 = µ3: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prediksi financial distress metode Altman Z-score Modifikasi, metode Springate, dan metode Zmijewski pada industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H1 : µ1 µ2 µ3: Terdapat perbedaan yang signifikan prediksi financial distress metode Altman Z-score Modifikasi, metode Springate, dan metode Zmijewski pada industri telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam sebuah perusahaan berskala besar ataupun kecil baik profit maupun non profit, akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai BAB II LANDASAN TEORI A. Kebangkrutan 1. Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Ahmad Rodono & Herni (2010) Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan rencana pengkomunikasian informasi keuangan yang formal dan terstruktur kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran 70 hingga 120 milimeter dengan diameter berukuran 10mm yang berisi tembakau, variasi tergantung ketentuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food

BAB II KAJIAN PUSTAKA. model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENELITIAN TERDAHULU Prihanthini dan Sari (2013) meneliti mengenai Prediksi kebangkrutan dengan model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food and

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Penyebab Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Kegagalan keuangan perusahaan adalah ketidakmampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi

Lebih terperinci

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angkaangka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan assetaset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah - property dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah pendanaan yang sangat vital bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan,

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk.

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk. DAN ENTITAS ANAK ABSTRAK Lidwina Wenny Sinja email: wdwina95@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada

Lebih terperinci

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE Z- SCORE ALTMAN, SPRINGATE, ZMIJEWSKI

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE Z- SCORE ALTMAN, SPRINGATE, ZMIJEWSKI ANALISIS FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE Z- SCORE ALTMAN, SPRINGATE, ZMIJEWSKI Etta Citrawati Yuliastary 1 Made Gede Wirakusuma 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD),Bali, Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama didirikan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dari dua tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya atau dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha sangat pesat, dimana perusahaanperusahaan tidak lagi hanya mengandalkan modalnya sendiri tetapi dapat memperoleh modal lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, meliputi Neraca, Perhitungan Laba-Rugi dan laba ditahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Disusun Sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA

BAB-II TINJAUAN PUSTAKA BAB-II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Saham Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, saham merupakan surat berharga sebagai bukti pemilikan individu/institusi dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM. ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN METODE SPRINGATE (STUDI PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014) NAMA NPM : 26212658

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Heri Setiawan Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract This study aims

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia istilah kinerja seringkali di kaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BURHANUDDIN Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

BURHANUDDIN Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Model Z-Score Altman Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2013-2015) BURHANUDDIN 110462201295 Fakultas

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANALISIS PERBANDINGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE, ZMIJEWSKI, DAN SPRINGATE DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DELISTING DI BEI (Studi Kasus pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk Periode Tahun 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan siklus ekonomi di Indonesia saat ini yang pesat menimbulkan semakin banyaknya masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dari sisi financial maupun

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Dalam dunia bisnis tentunya kata akuntansi merupakan kata yang lazim dikenal oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan memberi kekhawatiran dari berbagai pihak baik sektor internal maupun pihak eksternal, pihak investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen merupakan suatu proses yang kompleks, menantang dan menarik. Perusahaan yang ingin cepat tumbuh dalam lingkungan usaha mengharuskan manajer untuk mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena fungsi utamanya sebagai perantara (financial intermediary) antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda cinthia_08@ymail.com ABSTRACT The company was founded with the hope of generating

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk meringkas kegiatan dan hasil dari kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut UU No.8 tahun 1995, pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Analisis kebangkrutan penting dilakukan dengan pertimbangan kebangkrutan suatu perusahaan yang go public akan merugikan banyak pihak. Pihak-pihak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan sehingga mengalami kesulitan keuangan atau bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci