PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Heri Setiawan Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract This study aims to determine the financial performance of state-owned telecommunications company (BUMN) with privately-owned telecommunications company (BUMS) at the Indonesian Stock Exchange (BEI) in Tool of analysis are current assets (CR), debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM) and return on equity (ROE). Techniques of data collection that used in this study are collecting data of the financial statements and notes the telecommunications company's financial statements. The data analysed by using quantitative analysis and using SPSS version 16 with models Independent samples t-test of non-parametric statistics. Results of the study explained that there was no difference in the average current ratio of government-owned telecommunications enterprise (BUMN) with privately-owned telecommunications company (BUMS). There is no difference in average debt to equity ratio of government-owned telecommunications enterprise (BUMN) with privately-owned telecommunications company (BUMS). There is no difference in the average net profit margin of government-owned telecommunications enterprise (BUMN) with privately-owned telecommunications company (BUMS). There is no difference in the average return on equity of government-owned telecommunications enterprise (BUMN) with privately-owned telecommunications company (BUMS). Keywords: Kinerja Keuangan, BUMN, Swasta PENDAHULUAN Era globalisasi saat ini setiap perusahaan dihadapkan dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan produk, harga, maupun persaingan kualitas. perusahaan dituntut untuk bisa mengelola perusahaan sehingga produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat sukses dipasaran. Keberhasilan yang mampu diraih oleh perusahaan tidak terlepas dari semua bagian pemasaran, sumberdaya manusia dan keuangan. Salah satu bagian yang berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan adalah bagian keuangan. Bagian pengelola keuangan ini menyusun anggaran produksi dan pemasaran maupun riset serta pengembangan produk. Hasil yang dicapai oleh perusahaan akan dicatat oleh bagian keuangan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan pencatatan hasil yang disajikan oleh perusahaan meliputi neraca, laba rugi, perubahan ekuitas dan pencatatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun harus mengacu berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) selain itu, juga harus memenuhi aturan perpajakan dan aturan lain sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Laporan keuangan juga disusun dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang hasil 98 98

2 usaha, posisi keuangan, dan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan posisi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan salah satunya adalah investor (penanam modal). Investor selaku pemilik modal yang datang dari luar perusahaan memerlukan rincian laporan keuangan untuk mengetahui keadaan perusahaan serta melihat efektifitas kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan akan dianalisa oleh investor didalam membuat keputusan, apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Analisis kinerja keuangan pada umumnya menggunakan berbagai analisis rasio, dimana analisis rasio ini digunakan sesuai kebutuhan, analisis yang digunakan dapat berupa analisa assset lancar, hutang terhadap modal, pengembalian atas modal, dan lain sebagainya. Hasil dari analisis ini akan membantu investor untuk mempertimbangkan didalam pengambilan keputusan. Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibedakan menjadi dua kepemilikan perusahaan yakni telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dan perusahaan milik swasta (BUMS). Perusahaan telekomunikasi milik pemerintah yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan perusahaan telekomunikasi milik swasta yakni PT. Bakrie Telecom Tbk, PT.XL Axiata Tbk, Smartfren Telecom Tbk, Inovisi Infracom Tbk, dan PT. Indosat Tbk. meskipun sama-sama bergerak dalam bidang telekomunikasi, namun perusahaan ini memiliki karakteristik dan permodalan yang berbeda hal ini terlihat dari perbedaan manajemen, maupun pengelolaan keuangan serta struktur kepemilikan permodalan. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneltian ini bertujuan meneliti perbandingan antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ditinjau dari aspek likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitasnya. Adapun alat analisis yang digunakan adalah : Current Asset(CR), debt to equity ratio(der), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Equity (ROE). TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK no.1 Revisi 2009, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas sedangkan Menurut Harahap (2011:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Fahmi (2012:21), laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Neraca (Balance sheet) merupakan informasi yang menggambarkan tentang kondisi dan situasi current asset, non current asset, liabilities, dan shareholders equity serta berbagai item lainnya yang termasuk disana, untuk selanjutnya informasi tersebut dijadikan sebagai alat dalam mendukung proses pengambilan keputusan (decision making). Menurut Fahmi (2013:97), laporan laba rugi merupakan salah satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti 99

3 bagian lainnya, laporan laba rugi merupakan bagian dari produk berbagai pilihan, dilaporakan, seperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi, dan banyak variabel yang memengaruhi hasil yang dilaporkan. Laporan perubahan ekuitas (capital statement) adalah suatu laporan atau informasi yang menggambarkan perubahan yang terjadi atas ekuitas pada suatu periode (Sucipto et.al., 2004:. 100

4 58). Laporan arus kas adalah informasi yang disajikan tentang arus kas masuk dan keluar dari perusahaan berkaitan dengan operasional, pendanaan, maupun investasi. Pengertian rasio keuangan Menurut Harahap (2011:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). 1. Rasio lancar (current asset) Rasio lancar atau (current asset) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang sudah jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir,2014:134) Rumus : Current Ratio = x 100% 2. Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Semakin besar persentase rasio ini maka semakin besar pula pemenuhan kewajiban jangka panjang perusahaan. Rumus : DER = x 100% 3. Margin laba Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Harahap, 2011:304)

5 Rumus : Margin laba (Profit margin) = x 100% 4. Return on Asset Rasio ini menunjukan gambaran perputaran aktiva diukur dari volume penjualan Rumus : ROA = x 100% METODE PENELITIAN Pada dasarnya variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan disini diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang merupakan hasil pengolahan data-data yang ada dalam laporan keuangan pada tahun tertentu. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan melalui 4 variabel yaitu, Current ratio (X1), Debt to equity ratio (X2), Net profit margin (X3), dan return on equity (X4). Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah teknik dokumenter, yaitu dengan mengumpulkan data-data laporan keuangan serta mencatat laporan keuangan perusahaan telekomunikasi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian ini, serta sumber data yang didapat melalui situs Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah suatu analisis yang digunakan dalam mengukur variabel dari data yang sudah diperoleh dan dinyatakan dalam bentuk angka dan berpedoman pada data sekunder berupa neraca dan laporan laba rugi dan akan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan model Independent sampel t-test statistik non parametrik

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini akan membuktikan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan atau tidak kinerja keuangan antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta. Untuk membuktikan hipotesis tersebut. Digunakan uji t sampel bebas. Data hasil output SPSS dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Hasil output SPSS Sumber: data olahan, 2015 Variabel current ratio berdasarkan nilai signifikan uji F didapat 0.158, dengan demikian signifikansi > 0.05 (0.158 > 0.05) maka Ho diterima dapat disimpulkan bahwa data current ratio antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) memiliki varian yang sama. Maka Uji t menggunakan nilai Equal Variance assumed. Nilai Equal Variance assumed didapat t hitung sedangkan nilai t tabel yang didapat pada signifikansi 0.05 : 2 = (Uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 30-2 = 28, hasil diperoleh , dengan demikian nilai t hitung > - t tabel (0.475 > ) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata current ratio perusahaan

7 telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel debt to equity ratio berdasarkan nilai signifikan uji F didapat dengan demikian signifikansi > 0.05 (0.414 > 0.05) maka Ho diterima dapat disimpulkan bahwa data debt to equity ratio antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) memiliki varian yang sama. Maka Uji t menggunakan nilai Equal Variance assumed. Nilai Equal Variance assumed didapat t hitung sedangkan nilai t tabel yang didapat pada signifikansi 0.05 : 2 = (Uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 30-2 = 28, hasil diperoleh , dengan demikian nilai t hitung > - t tabel (0.203 > ) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata debt to equity ratio perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel net profit margin berdasarkan nilai signifikan uji F didapat dengan demikian signifikansi < 0.05 (0.013 < 0.05) maka Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa data net profit margin antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) memiliki varian yang berbeda. Maka Uji t menggunakan nilai Equal Variance not assumed. Nilai Equal Variance not assumed didapat t hitung sedangkan nilai t tabel yang didapat pada signifikansi 0.05 : 2 = (Uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 30-2 = 28, hasil diperoleh , dengan demikian nilai t hitung > - t tabel (2.825 > ) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan ratarata net profit margin perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel return on equity berdasarkan nilai signifikan uji F didapat dengan demikian signifikansi > 0.05 (0.392 > 0.05) maka Ho diterima dapat disimpulkan bahwa data return on equity antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) memiliki varian yang sama. Maka Uji t menggunakan nilai Equal Variance assumed. Nilai Equal Variance assumed didapat t hitung sedangkan

8 nilai t tabel yang didapat pada signifikansi 0.05 : 2 = (Uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 30-2 = 28, hasil diperoleh , dengan demikian nilai -t hitung > - t tabel ( > ) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata return on equity perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Pembahasan pada bagian ini mengenal jawaban dari hasil pembuktian hipotesis alternatif yang pada akhirnya akan menjawab tujuan dan perumusan masalah, yaitu apakah current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan return on equity mempunyai kontribusi bermakna dan pembeda kinerja keuangan antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel current ratio ini tidak mempunyai kontribusi bermakna sebagai pembeda perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), karena mempunyai nilai t hitung > - t tabel (0.475 > ) nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel, maka variabel ini tidak berkontribusi sebagai pembeda yang bermakna antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Dengan demikian, hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan (current ratio) antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel current ratio merupakan rasio perbandingan antara asset lancar dengan hutang lancar yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Variabel debt to equity ratio ini tidak mempunyai kontribusi bermakna sebagai pembeda perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), karena mempunyai nilai t hitung > - t tabel (0.203 > ) nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka variabel ini tidak berkontribusi sebagai pembeda yang bermakna antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Dengan demikian, hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan (debt to equity ratio) antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel

9 debt to equity ratio merupakan rasio perbadingan antara total hutang dengan modal yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Variabel net profit margin ini mempunyai kontribusi bermakna sebagai pembeda perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), karena mempunyai t hitung > - t tabel (2.825 > ) nilai t hitung lebih kecil dari pada nilai t tabel, maka variabel ini tidak berkontribusi sebagai pembeda yang bermakna antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Dengan demikian, hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan (net profit margin) antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel net profit margin merupakan rasio perbadingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih margin. Variabel return on equtiy ini tidak mempunyai kontribusi bermakna sebagai pembeda perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), karena mempunyai nilai - t hitung > - t tabel ( > ) nilai - t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka variabel ini tidak berkontribusi sebagai pembeda yang bermakna antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Dengan demikian, hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan (return on equity) antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Variabel return on equity merupakan rasio perbadingan antara laba bersih dengan modal yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam pengembalian atas modal

10 Tabel 2 Perbandingan kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) Perusahaan Perusahaan Rasio (BUMN) milik swasta Standar Rata-rata Rata-rata Industri Keterangan Rasio Rasio Tahun 2009 CR kali kali 2 Kali Lebih baik swasta DER 97.5% 20.4% 90% Lebih baik (BUMN) NPM 17.5% -16.7% 20% Lebih baik (BUMN) ROE 29% -7.5% 40% Lebih baik (BUMN) Tahun 2010 CR Kali Kali 2 Kali Lebih baik (BUMN) DER 97.5% 20.4% 90% Lebih baik (BUMN) NPM 23.1% -62.8% 20% Lebih baik (BUMN) ROE 35.7% 8.6% 40% Lebih baik (BUMN) Tahun 2011 CR Kali Kali 2 Kali Lebih baik (BUMN) DER 68.9% 161.2% 90% Lebih baik swasta NPM 21.5% -37.1% 20% Lebih baik (BUMN) ROE 25.3% -8.8% 40% Lebih baik (BUMN) Tahun 2012 CR Kali Kali 2 Kali Lebih baik (BUMN) DER 66.2% 195.7% 90% Lebih baik swasta NPM 23.8% -34.2% 20% Lebih baik (BUMN) ROE 27.4% -36.8% 40% Lebih baik (BUMN) Tahun 2013 CR Kali Kali 2 Kali Lebih baik (BUMN) DER 65.2% 167.8% 90% Lebih baik swasta NPM 24.4% -29% 20% Lebih baik (BUMN) ROE 26.2% -7.2% 40% Lebih baik (BUMN) Sumber : data diolah, 2015 Perbandingan kinerja keuangan berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 current ratio perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) lebih baik jika

11 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Milik Pemerintah (BUMN) dan dibandingakan dengan perusahaan telekomunikasi miilik pemerintah (BUMN), namun itu tidak terjadi pada tahun selanjutnya pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih baik dibandingkan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Berbeda yang terjadi pada debt to equity ratio yang mana pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih baik jika dibandingakan dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), namun pada tahun selanjutnya yaitu perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN). Net profit margin pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel ratarata rasio menunjukan jika rata-rata net profit margin atau keuntugan bersih perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Return on equity atau pengembali atas modal pada dimulai pada tahun 2009 sampai dengan 2013 menunjukan jika rata-rata return on equity perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) Berdasarkan tabel rata-rata rasio secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih besar dari perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) tahun , berarti kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) tahun lebih baik jika dibandingakan dengan kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). Perbedaan tersebut lebih disebabkan permodalan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih besar jika dibandingkan denga permodalan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) selain itu sistem pengelolaan manajemen cukup efektif dengan adanya campur tangan pemerintah di dalam perusahaan telekomunikasi milik pemrintah (BUMN) berbeda dengan sistem pengelolaan yang tidak diintervensi oleh pemerintah yaitu perusahaan swasta (BUMS), dan juga salah satu pembeda lain yaitu jangkauan jaringan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih luas jika dibandingakan dengan jakauan jaringan telekomunikasi milik swasta (BUMS). PENUTUP Berdasarkan hasil uji independent sampel t-test bahwa ke-empat variabel yaitu current ratio,debt to equity ratio, net profit margin dan return on equity menunjukan tidak ada perbedaan nyata kinerja keuangan antara perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berdasarkan pembahasan diatas kedua kelompok perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) dengan perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), uji independent sampel t-test menunjukan bahwa current ratio, debt to equity ratio,net profit margin dan return on equity tidak terdapat perbedaan. Sedangkan rata-rata rasio current ratio, debt to equity ratio, net 108

12 Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Milik Pemerintah (BUMN) dan profit margin dan return on equity secara keseluruhan perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih besar dari perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) dapat diketahui bahwa perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) lebih baik dari perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS), Perusahaan telekomunikasi milik pemerintah (BUMN) mempunyai jangkauan jaringan yang lebih luas sehingga menghasilkan hasil yang baik. Sementara perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) terkdendala masalah jaringan yang berimbas pada hasil penjualan (keuntungan bersih) yang kurang baik. Untuk itu hendaknya perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS) melakukan langkah cepat dengan perbaikanperbaikan serta lebih meningkatkan jangakauan jaringan sehingga hasil penjualan (keuntungan bersih) bisa lebih baik lagi, karena perkembangan telekomunikasi yang cukup diminati oleh masyarakat maka perusahaan dituntut untuk bisa menjangkau pelosok daerah hal tersebut yang belum dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi milik swasta (BUMS). DAFTAR PUSTAKA Fahmi, Irham Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawaban. Bandung : Alfabeta. Fahmi, Irham Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta. Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Ikatan Akuntansi Indonesia ED PSAK No. 01 (Revisi 2009).Salemba Empat. Jakarta. Kasmir Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajagrafindo persada. Sucipto, dkk Siklus Akuntansi. Jakarta : Yudhistira

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2010-2013 Hamidi Fakultas Ekonomi, UNRIKA Jalan Batu Aji Baru No. 99, Batu Aji Batam ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 20-204 (STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DAN PT. XL AXIATA TBK) COMPARATIVE

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP Shinta Ayu Pramita, Siti Rosyafah, Mahsina Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri telekomunikasi Indonesia telah memasuki babak baru. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi dan regulasi pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk Oleh : Febriani Asmorowati Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang email

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap entitas usaha, baik badan hukum maupun perseorangan, tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1 Rasio keuangan perusahaan sektor jasa telekomunikasi di Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN ANTAR PERUSAHAAN SEMEN (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013) Rosanilawati Aquarini (watinila689@yahoo.com) MANAJEMEN UNITRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode 60 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan di sejak September 2015 sampai dengan selesai dengan menggunakan data yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN MELALUI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK Nama Jurusan Pembimbing : Fika Fitrianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

Eka Puji Purnama Sari, Nurul Qomari, Widya Susanti Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS RASIO KEUANGAN LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROFITABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. SUPARMA, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Eka Puji Purnama Sari,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau laba dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT This research is conducting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat sangat penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas. BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari BAB III mengenai perhitungan dan analisis rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas PT XL AXIATA Tbk 2013 dan 2014, maka dibuatlah kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya

Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya 1 THE DIFFERENCES ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BETWEEN CEMENT STATE COMPANY AND CEMENT PRIVATE COMPANY WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE (Studied from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk and PT Indocement

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN: STUDI KASUS PADA PT BATAM JAYA PROPERTINDO Prasetyo Widyo Iswara 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik NSC Surabaya, 1 interpraz08@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya persaingan yang amat ketat. Perusahaan harus dapat mempertahankan eksistensi usahanya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk) Oleh : Mauliyah Nurhayati *) Agus Widarko **) Afi Rahmat Slamet ***) ABSTRACT This study was conducted

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi ini, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar saling bersaing dengan tujuan untuk mempertahankan dan memajukan kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Melvi Yansi Program Studi Manajemen Universitas Prof.Dr.Hazairin,SH Bengkulu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK Nama : DWI PRATIWI NPM : 22213689 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE., MMSI LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek perekonomian suatu negara ditentukan oleh tiga hal penting. Pertama, kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi yang berkembang pesat, tingkat persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai macam bidang usaha dan ukurannya. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) MANAJEMEN STIE MDP ABSTRAK :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom 1, 2

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom   1, 2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI SEMEN DENGAN METODE DUPONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PERIODE 2009-2013 ( Studi Kasus pada Sektor Industri Semen yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang dijadikan objek dalam penelitian ini berupa laporan keuangan BUMN yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2012. Data yang

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Analisa Rasio Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia

Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Analisa Rasio Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Analisa Rasio Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia Ratnawaty Marginingsih Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Abstrak Yehezkiel Tesar Janaloka. Konsentrasi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 2012-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor property menjadi salah satu sektor yang menarik di Indonesia, dimana pasar diproyeksikan akan bergerak menuju arah yang positif. Terlepas dari tantangan-tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu cepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Shela Stefanie 1, Drs. Edison Sagala, SE, MS 2, Alfonsius, SE, MSi 3 1 Alumni

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pasar modal yang terjadi pada saat ini dapat menciptakan berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Disisi lain, perusahaan pencari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci