Strategi, Road Map, dan Bakuan Sistem Informasi Manajemen. Kementerian Pemuda dan Olahraga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi, Road Map, dan Bakuan Sistem Informasi Manajemen. Kementerian Pemuda dan Olahraga"

Transkripsi

1 Strategi, Road Map, dan Bakuan Sistem Informasi Manajemen Kementerian Pemuda dan Olahraga

2 Strategi, Road Map, dan Bakuan Sistem Informasi Manajemen ISBN : Ukuran Buku :15,7 cm x 24 cm Jumlah Halaman: xii Penanggung Jawab Deddy Kusdinar Ketua Thobias Tubulau Tim Penyusun Ahmad Musawir Nurhasanah Jeffery V.Palar Asmiaty Sy Yordania Kunto Widayatmoko Rio Wilarso Wulan Asri Meidyasari Silmiyanti Zurlen Achmad Syauqi Nara Sumber Dr. Ing. Adang Suhendra, SKom, SSi, MSc Dr. rer. nat. I Made Wiryana, SKom, SSi, MAppSc Prof. Dr. I Wayan S Wicaksana, SSi, MEng Dr. Putu Laxman Pendit, Pancat Setyantana Penyiapan Data BPS Badan Pusat Statistik Diterbitkan Oleh: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Biro Perencanaan Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

3 Kata Pengantar Kementerian Pemuda dan Olahraga selalu berusaha mengikuti perkembangan jaman di dalam pemanfaatan Teknologi Infomasi dan Komunikasi. Apalagi saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer sudah sangat mendukung kegiatan keolahragaan ataupun kepemudaan. Sistem Informasi Manajemen saat ini sudah tak dapat dipisahkan lagi dari pengelolaan suatu organisasi modern. Suatu organisasi modern yang baik akan memaksimalkan menggunakan Sistem Informasi untuk perencanaan, pengelolaan serta evaluasi dari organisasi tersebut. Tentu saja tanpa suatu strategi yang tepat maka penggunaan Teknologi Informasi seperti halnya Sistem Informasi Manajemen ini malah dapat menjadi bumerang, dan hanya menghasilkan pemborosan dana serta ketidak efisienan kerja. Untuk mewujudukan perencanaan, pengembangan dan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen yang baik di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olah Raga, maka dilakukan kegiatan seminar dan lokakarya yang berkaitan dengan Strategi, Roadmap dan bakuan yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora. Diharapkan hasil dari kegiatan ini dapat menjadi masukan dan bakuan yang memberikan benefit kepada pihak-pihak yang mengembangkan atau menyediakan Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Bakuan tersebut terdiri dari bakuan untuk metoda pengembangan, struktur data, serta metoda evaluasi dan lisensi yang digunakan di dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga

4 ii Penyusunan panduan ini melibatkan beberapa pakar dari dunia akademik, industri dan pemerintahan yang membidangi masalah pengembangan Sistem Informasi Manajemen. Diharapkan panduan ini dapat digunakan sebagai arahan sehingga pengembangan SIM di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dapat berkesinambungan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Jakarta, Juni 2010 Tim Penyusun

5 Ringkasan Eksekutif Mengembangkan Sistem Informasi yang baik tidak bisa dilakukan hanya dengan pendekatan yang sifatnya kasus per kasus. Pengembangan untuk kebutuhan organisasi harus dilakukan secara teintegrasi dan holistik. Dengan kata lain semua aspek harus dipertimbangkan baik teknis maupun non teknis. Dari kebutuhan perangkat keras dan jaringan, hingga kebutuhan SDM dan organisasi. Pertimbangan hukum dan efisiensi pembiayaan juga perlu dilakukan. Pengembangan Sistem Informasi yang baik harus memiliki suatu arah sasaran yang tertuang dalam strategi dan road map. Di dalam pelaksanaan pengembangan Sistem Informasi tersebut, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang tertuang dalam bakuanbakuan. Hal ini menyebabkan pengembangan dapat dilakukan secara baik dan tertata dengan baik. Dokumen ini disusun untuk memberikan gambaran tentang metoda dan bakuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan Sistem Informasi di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga sehingga memenuhi aspek-aspek kualitas dari Sistem Informasi. Dokumen ini terdiri dari inventarisasi sistem informasi yang ada di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), kemudian bakuan siklus pengembangan, bakuan interoperabilitas dan juga bakuan lisensi yang digunakan dalam lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga iii

6 iv

7 Daftar Isi Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif i iii 1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Ruang Lingkup Pekerjaan Hasil Akhir Pekerjaan Kondisi Saat Ini Kondisi Jaringan Kondisi Sistem Informasi Manajemen Portal Kementerian Pemuda dan Olahraga SIM Kepegawaian Kemenpora SIM Atlit Indonesia SIM Lelang SIM Evaluasi SIM Geographic Infomation System (GIS) SIM-SIM Lainnya Platform di Lingkungan Kemenpora Pengguna dan Pemanfaatan Permasalahan yang Teridentifikasi Strategi Pengembangan SIM Kemenpora Strategi Nasional E-government Perkembangan TIK Open Source dan Open Standard v

8 vi DAFTAR ISI 4 Road Map Pengembangan SIM Kemenpora Pengembangan SIM Kemenpora Rencana Pengembangan Infrastuktur Jenis SIM yang Perlu Dikembangkan SIM untuk Pengoperasian SIM Berbasiskan Database SIM Berbasiskan Social Network SIM untuk Berkolaborasi SIM untuk Knowledge Management Bakuan Sistem Informasi Bakuan Siklus Pengembangan Tahapan Proyek SIM Pendefinisian Perencananaan Organisasi Pengawasan Penyelesaian Proyek Leading Model Pengembangan yang Ditetapkan Bakuan Lisensi yang Digunakan Lisensi Perangkat Lunak Pertimbangan Legalitas Perangkat Lunak Landasan Hukum untuk Bakuan Lisensi Penetapan Lisensi untuk Kemenpora Bakuan Dokumentasi Teknis Dokumentasi Perencanaan Proyek Dokumentasi Spesifikasi Disain Bakuan Kualitas Sistem Informasi Kualitas Perangkat Lunak Usability Keamanan Bakuan yang Diadopsi Bakuan Evaluasi Sistem Metoda Evaluasi yang Ditetapkan Bakuan Interoperabilitas Data Keragaman Informasi Pendekatan yang Dilakukan Bakuan Format Dokumen Interoperabilitas Layanan

9 DAFTAR ISI vii Standard Format Dokumen Bakuan Format Dokumen yang Ditetapkan Penutup 127

10 viii DAFTAR ISI

11 Daftar Gambar 2.1 Kondisi Jaringan Saat Ini Portal Kemenpora Manual SIM Kepegawaian Data Profil Pegawai Panduan User Manual Lelang Tampilan Home Lelang Dokumentasi Sistem Informasi Form Rencana Kinerja Laporan Rencana Kinerja Panduan untuk pengguna GIS SIFA PDPJOI Zona Kreasi Muda Platform yang digunakan di lingkungan Kemenpora Pola integrasi di Kemenpora saat ini Direktori pada Portal Kemenpora Memasukkan berita melalui portal Hasil pemasukan berita oleh publik Strategi e-government Era Informasi Komponen Implementasi TIK Kondisi Sekarang Kondisi Jaringan yang Diharapkan Road Map SIM di Kemenpora Sistem inventory jaringan Sistem Monitoring ix

12 x DAFTAR GAMBAR 4.6 Help Desk Interoperabilitas dengan Service generic Mikroblog Contoh Aplikasi CSCW Contoh Ensiklopedia Fasilitas Tanya-Jawab (FAQ) Fasilitas elearning SDLC Metoda purwarupa (Prototype) SDLC yang dapat digunakan Model V Software Quality Hubungan Interoperabilitas Organisasi dan Teknis TI Kaitan aplikasi dan file Pertukaran data secara terbuka ODF dan workflow

13 Daftar Tabel 3.1 ICT Readline Index Implementasi OSS di Berbagai Daerah Implementasi OSS di berbagai Negara Work Breakdown Structure Contoh jenis file beragam aplikasi perkantoran xi

14 xii DAFTAR TABEL

15 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi mendatang, pemakaian teknologi komputer dalam segala kehidupan sehari-hari tidak akan dapat dihindari. Kemampuan pertukaran informasi antar pihak di tempat yang berbeda (terpisah pada jarak yang jauh) merupakan salah satu ciri era globalisasi. Bahkan penggunaan teknologi komputer tersebut akan menjadi syarat utama untuk menunjukkan kualitas sesuatu bidang dan menjadi modal terpenting dalam memenangkan persaingan. Oleh karena itu berbagai organisasi berlomba-lomba memanfaatkan Teknologi Informasi dengan tujuan dapat memberikan manfaat di dalam pengambilan keputusan di organisasi tersebut, dan juga sebagai sistem evaluasi pada organisasi tersebut. Pada saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mulai bermetamorfosa menjadi suatu tahapan teknologi yang pervasif. Artinya teknologi tersebut akan terasa keberadaannya ketika tidak ada (atau tak bekerja). Dengan kata lain manusia sudah makin tergantung pada teknologi informasi. Pada umumnya teknologi akan melewati tahapan dalam pengembangan seperti berikut ini : 1. Berawal dari rasa penasaran di tingkat laboratorium penelitian. 2. Digunakan oleh sekelompok kecil spesialis untuk mengerjakan suatu masalah khusus 3. Lalu menjadi dapat diproduksi masa, dan sudah mulai umum 1

16 2 BAB 1. PENDAHULUAN digunakan tapi masih membutuhkan pelatihan yang khusus dan masih digunakan oleh sekelompok pengguna yang sedikit 4. Akhirnya menjadi pervasif dan dipandang sebagai bagian dari kehidupan normal pada sebagian besar masyarakat Secara umum dapat dikatakan teknologi informasi saat ini dapat dikatakan berada pada tahapan dari ke tiga menuju ke empat. Sebelum menjadi pada tahapan pervasif, maka TI haruslah menjadi dapat terakses secara intuitif oleh masyarakat banyak dan memberikan nilai yang mencukupi sehingga investasi besar yang dilakukan untuk penyediaan infrastruktur tidaklah menjadi sia-sia. Kemajuan perkembangan Internet dan World Wide Web (WWW) telah menunjukkan suatu langkah ke arah ini. Konsekuensi dari sistem informasi yang menjadi pervasif adalah timbulnya dampak yang besar pada masyarakat secara luas. Akan banyak industri yang berubah atau digantikan sama sekali. Atau juga akan banyak tumbuh industri baru sesuai dengan kebutuhan perkembangan teknologi informasi itu. Dari pandangan rekayasa informasi, informasi dapat dipandang sebagai media pertukaran murni. Walaupun ada biaya untuk mengakses, mendistribusikan, ataupun menyimpan informasi, informasi itu dianggap tak ada biayanya. Pada organisasi modern, informasi telah menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan dianggap sebagai sumber daya habis terpakai, bukan lagi barang bebas. Dalam suatu organisasi perlu dipertimbangkan bahwa informasi memiliki karakter yang multivalue, dan multidimensi. Dari sisi pandangan teori sistem, informasi memungkinkan kebebasan beraksi, mengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas merupakan kondisi yang optimal untuk pemanfaatan informasi. Di samping iming-iming keuntungan dari pemanfaatan teknologi informasi, sangatlah tidak realistik bila mengasumsikan bahwa teknologi informasi tidak menimbulkan permasalahan dalam penerapannya. Berikut ini diberikan potensi-potensi kerugian yang disebabkan pemanfaatan teknologi informasi tersebut secara kurang tepat. Rasa ketakutan. Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer, karena takut merusakkan, atau takut kehilangan kontrol, atau secara umum takut menghadapi sesuatu yang baru. Hal ini ditambah-tamah oleh perilaku beberapa sistem misalnya sistem komputer yang sangat ringkih atau mudah hang

17 1.1. LATAR BELAKANG 3 tanpa adanya penjelasan yang logikal. Sehingga ketakutan akan kehilangan data, atau harus diinstal ulang sistem program menjadikan pengguna makin memiliki rasa ketakutan ini. Keterasingan. Pengguna komputer cenderung mengisolir dirinya, dengan kata lain menaiknya jumlah waktu pemakaian komputer, akan juga membuat mereka makin terisolir. Memang pada beberapa komunitas walaupun terisolir secara fisik tetapi malah timbul kedekatan rohani di antara mereka. Memang ini suatu kontradiksi yang terjadi misalnya pada komunitas on-line. Golongan miskin informasi dan minoritas. Akses kepada sumber daya informasi juga terjadi ketidak seimbaangan di tangan pemilik kekayaan dan komunitas yang mapan. Sehingga masih dipertanyakan apakah teknologi informasi ini akan menghilangkan jurang yang kaya dan miskin atau malah makin memperlebar. Apalagi ditambah makin mahalnya perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses informasi tersebut, untungnya beberapa alternatif seperti Open Source dapat digunakan untuk merendahkan biaya pengaksesan informasi. Pentingnya individu. Organisasi besar menjadi makin impersonal, sebab biaya untuk untuk menangai kasus khusus/pribadi satu persatu menjadi makin tinggi. Individu yang frustasi mencoba mendapatkan penanganan pribadi akan melampiaskan kekekesalannya pada organisasi, orang, ataupun teknologi yang membatasinya. Tetapi bila pemanfaatan TI dapat dilakukan dengan tepat, maka individu dapat makin terasa dilayani secara personal, dengan kata lain pelayanan kasus-per-kasus, hal ini tampak misalnya pada personalisasi layanan e-commerce. Tingkat kompleksitas ini menjadi makin tinggi dan sulit ditangani, karena dengan makin tertutupnya sistem serta makin besarnya ukuran sistem (sebagai contoh program MS Windows 2000 yang baru diluncurkan memiliki program sekitar 60 juta baris). Sehingga proses pengkajian demi kepentingan publik banyak makin sulit dilakukan. Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tak dapat ditangani. Sistem yang dikembangkan dengan birokrasi komputer begitu kompleks dan cepat berubah sehingga sangat sulit bagi individu untuk mengikuti dan membuat pilihan.

18 4 BAB 1. PENDAHULUAN Makin rentannya organisasi. Suatu organisasi yang bergantung pada teknologi yang kompleks cenderung akan menjadi lebih ringkih. Ketika suatu kesalahan terjadi, maka dapat terpropagasi secara cepat dan dapat menghentikan kerja banyak orang misal pada sistem pengendalian inventori yang berbasiskan komputer. Di sini letak pengujian kualitas dan penaganan kerusakan pada tiap produk TI menjadi lebih penting lagi. Dilanggarnya privasi. Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadiny pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat. Misal dengan memanfaatkan teknik cross-reference pada berbagai database yang tersedia, atau pengambilan data yang dilakukan secara tidak sadar, contohnya pada penggunaan kartu kredit, belanja di e-commerce. Seringkali tanpa sadar selama pengguna berjalan-jalan pada suatu situs e-commerce gerak-gerik, pilihan, selera dan apa yang dilakukannya tercatat. Dengan teknik profiling dan data mining maka dapat dilakukan ekstraksi data yang secara tidak langsung telah melanggar privasi orang. Pengangguran dan pemindahan kerja. Biasanya ketika suatu sistem otomasi diterapkan, produktivitas dan jumlah tempat pekerjaan secara keseluruhan meningkat, akan tetapi beberapa jenis pekerjaan menjadi makin kurang nilainya, atau bahkan dihilangkan. Sebagai contoh pada beberapa kantor fungsi tenaga kerja menengah (misal tukang ketik) telah diminimalkan dengan terjadinya pemanfaatan program aplikasi perkantoran. Atau mau tidak mau pegawai tersebut harus memiliki pengetahuan baru agar tak tersingkir dari pekerjaannya. Kurangnya tanggung jawab profesi. Organisasi yang tak bermuka (hanya diperoleh kontak elektronik saja), mungkin memberikan respon yang kurang personal, dan sering melemparkan tanggung jawab dari permasalahan. Kompleksitas teknologi informasi juga memberikan kesempatan bagi seseorang melemparkan tanggung-jawab pada bagian lain, atau pada komputer, bahkan yang lebih buruk lagi produsen pun dapat melepaskan tanggung jawab ini (misal pada kasus bug di perangkat lunak). Kaburnya citra manusia. Kehadiran terminal pintar (intelligent terminal), mesin pintar, dan sistem pakar telah menghasilkan

19 1.1. LATAR BELAKANG 5 persepsi yang salah pada banyak orang. Banyak orang menganggap bahwa mesin telah mengambil alih kemampuan manusia. Sedikit yang beranggapan bahwa kehadiran mesin tersebut dapat memperkaya kemampuan manusia jadi bukan saja Artificial Intelligent (AI), tapi yang lebih penting adalah Intelligent Amplification (IA). Informasi jelas dapat disalah-gunakan. Polusi informasi, yaitu propagasi informasi yang salah, dan pemanfaatan informasi (baik benar atau salah) untuk mengendalikan hidup manusia tanpa atau dengan disadari merupakan suatu akibat dari penyalah-gunaan ini. Juga penggunaan informasi yang tak lengkap dapat digunakan sebagai senjata untuk memenangkan pada suatu kampanye pemilihan. Memang ketika menyajikan informasi seringkali akan menimbulkan bias. Hal ini timbul dari interpretasi dan proses pengambilan kesimpulan yang dilakukan oleh manusia, serta filter perseptual yang memfilter persepsi, dan juga secara tak sadar hal ini berlaku juga pada jurnalis yang terjebak pada suatu paradigma, politik, dan menyertakan pandangan ini pada informasi yang diberikan. Misinformasi akan terakumulasi dan menyebabkan permasalahan pada masyarakat. Semakin tua suatu masyarakat, semakin besar pula kemungkinan mengakumulasi beragam misinformasi ini, dan mulailah mengalami berbagai dampak buruk. Masyarakat menjadi tak bergeming dari suatu paradigma karena misinformasi ini terpegang dengan erat. Memang tak ada "senjata" yang universal untuk menghadapi masalah dan dilema di atas. Walau begitu ada beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak buruk tersebut, antara lain : Disain yang berpusat pada manusia. Pendekatan ini menempatkan pengguna atau sumber daya manusia sebagai titik tengah perhatian, begitu juga dengan tugas yang harus dilakukan oleh si pengguna. Sehingga daripada difokuskan pada pemanfaatan perangkat keras atau lunak yang mahal tetapi sebaiknya memfokuskan pada manusia pengguna perangkat lunak tersebut, baik dari tahapan disain, maupun hingga pelatihan dan kebutuhan penggunanya, misal gaji para pegawainya. Dukungan organisasi. Organisasi harus mendukung pengguna. Sehingga strategi yang melibatkan pengguna dalam disain suatu sistem informasi sebaiknya diterapkan. Ketimbang disain

20 6 BAB 1. PENDAHULUAN yang datang dari luar, tanpa memperhatikan masukan dari pengguna. Sehingga pemilihan perangkat bantu haruslah sefleksibel mungkin sehingga dapat dikustomisasi untuk menyesuaikan dengan kultur organisasi setempat. Perencanaan pekerjaan (job). Aturan untuk pekerjaan tertentu bagi pengguna komputer haruslah dibuat, termasuk batas waktu penggunaannya, waktu istirahat, perputaran pekerjaan, dan pendidikan. Pengawasan pelaksanaan aturan ini sebaiknya dilaksanakan secara kontinyu. Di sinilah peranan standard kompetensi pada pekerjaan yang berkaitan dengan teknologi informasi. Seringkali perusahaan atau organisasi mencampuradukkan wewenang suatu jenis pekerjaan demi usaha penghematan. Sayangnya hal ini malah menimbulkan kondisi yang tidak produktif pada jangka panjang. Pendidikan. Kompleksitas dari teknologi sistem informasi membuat pendidikan memainkan peran yang sangat penting bahkan kritis. Pendidikan yang berkelanjutan, on the job training, dan pendidikan untuk pengajar haruslah diutamakan dalam pertimbangannya. Pendidikan bukan dalam arti pemberian pengetahuan operasional suatu produk belaka, tetapi yang lebih penting adalah penguasaan teknologi yang ada di belakang suatu produk. Begitu juga dengan penguasaan dasar teori tentang teknologi informasi, misal metoda pengembangan, analisis usabilitas, metoda formal, dan juga pemahaman akan jaminan kualitas. Umpan balik dan imbalan. Umpan balik dari kelompok pengguna merupakan nilai tambah yang lebih berarti daripada masukan dari pengamat pasif. Keberhasilan sebaiknya diberitahukan dalam suatu organisasi, melalui perwakilan organisasi. Pemilihan teknologi misal perangkat lunak mahal haruslah dinomorduakan ketimbang investasi di bidang pelatihan. Meningkatkan kesadaran publik. Menginformasikan pengguna PC dan pengguna sistem komersial akan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat. Masyarakat profesional, dan juga kelompok pengguna memainkan peran yang penting melalui public relation, dan consumer education, serta adanya suatu etika profesi. Saat ini bisa dikatakan banyak kasus yang masih diabaikan oleh publik, lembaga perlindungan konsumen atau

21 1.1. LATAR BELAKANG 7 bahkan oleh para praktisi TI sendiri. Misal yang berkaitan dengan azas legalitas, contohnya pembajakan perangkat lunak, ataupun yang berkaitan dengan perlindungan konsumen akibat kurangnya informasi dari produsen (misal masalah virus). Perangkat hukum. Masih banyak pekerjaan yang berkaitan dengan perangkat hukum termasuk Undang-Undang dan kesiapan aparat yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan teknologi informasi. Misal privasi, hak pengaksesan informasi, perlindungan data, kejahatan komputer. Keberadaan perlindungan hukum akan mencegah disalahgunakannya sistem dalam pengembangannya. Kasus-kasus cracker pada situs Internet, ataupun kerentanan transaksi e-commerce dari perangkat hukum, menunjukkan bahwa saat ini di Indonesia, perangkat hukum masih jauh perhatiannya dari dampak penerapan teknologi informasi ini. Riset yang maju. Individu, organisasi dan pemerintah dapat mendukung riset yang mengembangkan idea baru, untuk meminimalkan kerugian serta meluaskan keuntungan dari teknologi informasi. Teori seperti perilaku kognitif pengguna, persepsi visual dan perubahan organisasi dapat dimanfaatkan sebagai pedoman yang baik bagi pengembang sistem. Riset tidak saja yang berkaitan dengan teknologi praktis tetapi juga pada ilmu dasar. Keterkaitan bidang ilmu (multi displin) sebaiknya diterapkan di dalam kajian teknologi informasi. Bidang ilmu sosial pun sebaiknya turut serta secara aktif dalam kajian teknologi informasi, misal permasalahan culture fit. Begitu juga bidang seperti linguistik pun sebaiknya dilibatkan aktif dalam riset TI ini. Sebagian besar disain sistem informasi saat ini dilakukan oleh para perekayasa perangkat lunak (softaware engineer) dan programer yang memfokuskan perhatian dan energi kreatifnya pada mekanisme dari sistem informasi. Programer berfikir bagaimana menulis program secara efisien dan elegan serta memaksimalkan kinerja serta kemudahan perawatan. Pada banyak kasus, kegunaan dan manfaat sistem informasi sering tidak dipertimbangkan pada tahapan disain. Pendekatan seperti ini sering kali menghasilkan sisten informasi yang tak dapat memberikan informasi yang handal pada pengguna. Di samping itu, sistem seperti ini dapat menghasilkan informasi yang dapat disalah tafsirkan. Dengan mempertimbangkan strategi untuk memasuki abad informasi dan usaha menghindari hasil yang tak

22 8 BAB 1. PENDAHULUAN diinginkan dalam pengembangan sistem informasi, maka pendekatan dengan metoda user centered atau terpusatkan pada manusia akan lebih tepat untuk diterapkan. Metoda seperti collaborative design, ethnography, dan juga contextual design patut dilibatkan dan dijadikan masukan juga. Jelas hal ini akan melibatkan pengetahuan dan kemampuan para ahli bidang sosial pula. Dengan demikian para pengembang TI sebaiknya tidak cuma memfokuskan perhatiannya kepada metoda-metoda teknis seperti Object Oriented Analysis (OOA), atau Unified Modelling Language (UML) untuk mengembangkan sistem yang lebih baik. Pergeseran fokus perhatian ke sisi manusia membuat perhatian pada perkembangan TI yang telah ditempuh selama ini harus direvisi. Yang biasanya hanya terfokuskan pada pembelian perangkat yang lebih canggih dan cenderung lebih mahal, kini haruslah dipertimbangkan kembali. Di tambah lagi di tengah situasi kesulitan ekonomi seperti sekarang ini. Sehingga sudah seyogyanya perhatian bukan saja dengan cara mengikuti trend yang menghabiskan dana untuk pembelian perangkat lunak/keras, akan tetapi juga harus dipertimbangkan pengkayaan kemampuan SDM (brainware) yang dimiliki. 1.2 Tujuan dan Sasaran Pada saat ini masih seringnya pengembangan Sistem Informasi Manajemen yang belum dapat memenuhi tujuan. Permasalahan ketidak tepatan capaian itu disebabkan karena beberapa hal antara lain: Ketidak sesuaian sistem yang dikembangkan dengan yang dibutuhkan oleh pengguna. Hal ini seringkali disebabkan pengembang SIM mendekati permasalahan dari kacamata pengembang, bukan dari kacamata kebutuhan pengguna ataupun stakeholder. Ketidak sinambungan antara pengembangan sistem. Hal ini mengakibatkan sistem yang dibangun menjadi tidak terintegrasi dan SIM yang telah dibangun tidak dapat berusia lama. Misal proyek SIM sebelumnya tidak dilanjutkan pada proyek SIM berikutnya. Hal ini sering disebabkan karena tidak ada bakuan ataupun road map pengembangan yang jelas. Ketidak mampuan sistem untuk bertukar data sehingga terjadi kondisi island of information. Hal ini menyebabkan masing-

23 1.2. TUJUAN DAN SASARAN 9 masing Unit Kerja yang mengelola informasi tak dapat saling memanfaatkan informasi yang ada di unit kerja lainnya. Rendahnya kinerja sistem, misal availibilitas rendah ataupun kehandalan rendah. Hal ini disebabkan pengembangan sistem tidak melalui tahapan uji coba yang memadai. Kurang adanya dukungan organisasi ataupun sumber daya manusia yang memadai untuk mengoperasikan, atau merawat sistem dan informsi yang harus diinputkan pada SIM. Sehingga mengakibatkan SIM yang sudah dikembang tak dapat berfungsi karena ketiadaan data. Tujuan dari pembuatan dokumen ini adalah menyediakan bakuan yang dapat membantu di dalam kegiatan pengembangan dan penggunaan Sistem Informasi di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sehingga pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta berkesinambungan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada publik. Sasaran yang hendak dicapai pada pekerjaan penulisan bakuan dan road map ini antara lain: Memotret kondisi saat ini dari SIM yang ada di lingkungan Kemenpora, untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat ditingkatkan. Pendefinisian pendekatan yang dapat digunakan untuk merencanakan pengembangan SIM di masa depan di lingkungan Kemenpora Bakuan-bakuan yang digunakan untuk mengembangkan Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora Menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun SIM yang baik di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga Menentukan perencanaan aplikasi-aplikasi SIM yang perlu disusun serta persiapan-persiapan untuk persiapan penyusunan SIM tersebut.

24 10 BAB 1. PENDAHULUAN 1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Kegiatan peningkatan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kementerian Pemuda dan Olahraga terdiri dari serangkaian kegiatan pelaksanaan yang terdiri dari: 1. Tahapan inventarisasi, yang dilakukan pada tahapan ini adalah inventaris data SIM yang ada, aplikasi yang telah ada, serta infrastruktur yang terpasang, serta pengidentifikasian terhadap sistem dan arsitektur yang telah ada. 2. Tahapan survei untuk memahami kebutuhan organisasi terhadap Sistem Informasi Manajemen. Juga survei terhadap kebutuhan ataupun harapan pengguna terhadap Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora. 3. Penyusunan bakuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora. Penyusunan bakuan dilakukan dengan mengambil acuan bakuan-bakuan internasional dan nasional serta penyesuaian dengan kondisi Kemenpora. 4. Kemudian juga diikuti dengan sosialisasi bakuan dan road map yang telah disusun ini. 1.4 Hasil Akhir Pekerjaan Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah bakuan yang dapat dimanfaatkan oleh lingkungan Kemenpora untuk mengembangkan Sistem Informasi Manajemen. Bakuan tersebut meliputi Bakuan siklus pengembangan sistem informasi Bakuan lisensi yang digunakan di dalan pengembangan sistem informasi Bakuan interoperabilitas data dan format data Bakuan evaluasi SIM yang dikembangkan di lingkungan Kemenpora

25 Bab 2 Kondisi Saat Ini Sebelum menentukan bakuan yang dapat diterapkan pada lingkungan Kemenpora, maka dilakukan proses inventarisasi mengenai pengembangan Sistem Informasi Manajemen yang ada di lingkungan Kemenpora. Inventarisasi dilakukan kepada : Struktur jaringan dan perangkat keras server yang ada dan digunakan untuk mengoperasikan Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga Aplikasi-aplikasi Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga terutama di lingkungan Badan Perencanaan dan Pengolahan Informasi Bakuan-bakuan ataupun perencanaan yang ada di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Hasil survei inilah yang digunakan sebagai dasar pengembangan strategi dan bakuan pengembangan sistem Informasi Manajemen di masa depan di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. 2.1 Kondisi Jaringan Pada saat ini Kemenpora memiliki 2 datacenter yang dikelola secara terpisah. Tetapi kedua datacenter tersebut tetap dalam koordinasi Biro Perencanaan dan Informasi Kemenpora. Dua data center tersebut terletak di 11

26 12 BAB 2. KONDISI SAAT INI Data Center PT Telkom Tbk, di Jl. Gatot Subroto. Pada data center ini dioperasikan server-server yang digunakan untuk Portal Kementerian Pemuda dan Olahraga [ kemenpora.go.id] Data Center di Kantor Kemenpora lantai 9. Pada data center ini dioperasikan server-server yang digunakan untuk mendukung operasi dari Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora. Untuk data center di kantor Kemenpora, maka struktur jaringan dapat dilihat di Gambar Detail dari kondisi saat ini adalah sebagai berikut: Koneksi 10 MB via TELKOM melalui koneksi fibre optic via AS- TINET. Beberapa server di datacenter Kemenpora. Setiap server saat ini menghosting lebih dari 1 jenis aplikasi SIM. Koneksi wireless ke Wisma dari kantor Kemenpora untuk melayani beberapa unit kerja, serta kantor Portal Kemenpora. Setiap PC yang terhubung ke jaringan mendapatkan pengaturan IP secara otomatis melalui DHCP server yang ada di datacenter. 2.2 Kondisi Sistem Informasi Manajemen Berdasarkan survei yang dilakukan hingga saat ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki berbagai SIM yang pengelolaannya di bawah naungan beberapa deputi kementerian. Sedangkan sebagai akses utama informasi di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah melalui Portal Kementerian Pemuda dan Olahraga yang memiliki alamat di [ Situs ini dibangun atas inisiatif langsung dari Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Dr. Andi A. Mallarangeng. Portal ini dikembangkan di akhir 2009 dan diluncurkan Januari Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Kemenpora yang berfungsi dalam manajemen pemberdayaan sistem informasi Kementerian mengelola beberapa SIM diantaranya:

27 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 13 Gambar 2.1: Kondisi Jaringan Saat Ini

28 14 BAB 2. KONDISI SAAT INI Portal Kementerian Pemuda dan Olahraga Portal ini merupakan inisiatif langsung dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Dr. Andi Alfian Mallarangeng. Tujuan utama dari portal ini adalah memberikan informasi langsung ke publik secepat dan seakurat mungkin mengenai informasi kepemudaan dan keolah-ragaan di Indonesia. Pendekatan utama yang dilakukan sangat berbeda dengan situs-situs kementerian lainnya. Pendekatan yang diterapkan adalah sebagai berikut: Penyajian portal bergaya dinamis, sportif, dan bergaya muda. Ini sesuai dengan warna dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Isi berita atau content pada portal ini berorientasi pada kegiatan bukan struktur kementerian. Artinya isi dibagi bukan berdasarkan deputy atau unit kerja, tetapi lebih kepada kegiatan tersebut. Portal Kemenpora akan memberikan info dari berbagai kegiatan Kepemudaan dan Keolahragaan baik yang dilakukan oleh unit kerja Kemenpora atuapun yang terjadi di Indonesia. Portal Kemenpora memberikan info untuk berbagai kegiatan yang akan terjadi misal pengumuman lelang, pengumuman CPNS dan lain sebagainya Portal akan memberikan data statistik kepemudaan dan keolahragaan Indonesia. Portal ini tidak saja diisi oleh pihak Kemenpora tetapi juga akan membuka pihak luar atau publik untuk mengisi content dari portal tersebut. Fitur-fitur utama yang diterapkan di sistem portal informasi yaitu: Menggunakan teknologi semodel dengan situs PresidenS- BY.info, yang memfokuskan pada kinerja tinggi dan keamanan. Memanfaatkan teknologi mobile (submit, view, edit, publish) sehingga melalui perangkat HP situs dapat diakses dengan mudah. Portal Kemenpora merupakan portal pemerintah yang pertama kali menyediakan akses dengan teknologi mobile, Memungkinkan pihak non kemenpora berkotribusi content (misal media center pada suatu event)

29 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 15 Memanfaatkan teknologi Web 2.0, sehingga memungkinkan banyak contributor secara aktif memberikan berita. Banyak kegiatan yang dikelola beragam pihak (event olahraga, persatuan olahraga, dsb) Beragam info dari sub unit di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Mendorong keterbukaan informasi tapi tetap dapat ditentukan mana yang layak dipublikasi atau tidak. Portal ini sudah populer dan didukung oleh tim pengisi content yang beroperasi seperti halnya media online, lengkap dengan dewan redaksi dan para wartawannya. Tim pendukung dari Portal ini terdiri dari 2 kelompok utama Pendukung teknis bekerja sama dengan Universitas Gunadarma. Pendukung teknis ini bertanggung jawab terhadap pengembangan Content Management System dan perawatannya. Termasuk juga penambahan fitur-fitur baru pada CMS. Di samping itu, tim teknis juga bertanggung jawab pada monitoring sistem dan keamanan dari sistem. Tim teknis ini memonitor dan siap sedia selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Pendukung content tim Portal, yang terdiri dari tim redaksi dan wartawan serta didukung oleh bagian Humas dari Kemenpora. Bagian content ini bertanggung jawab terhadap pengisian content dari portal. Juga untuk melakukan persetujuan pemasukan berita yang dilakukan oleh pihak lain (misal staf di Kemenpora ataupun publik). Tim Content akan selalu standby 24 jam sehari dan 7 hari seminggu SIM Kepegawaian Kemenpora Deskripsi dari SIM ini adalah : Pemanfaatan: Pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian akan digunakan pada Bagian Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai basis data dan informasi pegawai di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga Unit pengelola: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data

30 16 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.2: Portal Kemenpora Waktu pengembangan: 3 (tiga) bulan (1 April s/d. 30 Juni 2009). Sistem merupakan sistem berbasis Web dengan disusun menggunakan arsitektur LAMP (Linux, Apache, MySql dan Php). Source code dari aplikasi ini diberikan kepada pihak Kemenpora. Sehingga pada aplikasi ini source code dari program dapat dilihat. Pengguna dari sistem ini adalah Operator: Bagian Kepegawaian Biro Umum Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Publik: tidak menggunakan SIM ini. Penggunaan data oleh pihak lain: tidak ada data, artinya data dari SIM ini belum banyak dimanfaatkan secara langsung kepada pihak lain Format data: tidak ada pendefinisian format data baku dari SIM ini. Kondisi implementasi berjalan baik dengan URL: simpeg.kemenpora.go.id

31 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 17 Gambar 2.3: Manual SIM Kepegawaian Problem yang ada: aplikasi SIM ini belum menyediakan kemampuan untuk bertukar data dengan SIM lain atau melakukan interoperabiltias data dengan baik, Dokumentasi: Tersedia buku manual penggunaan sistem ini. Lisensi: tidak ada dalam kontrak, walaupun demikian source code dari program ini diserahkan kepada pihak Kemenpora sebagai pemberi kerja SIM Atlit Indonesia Deskripsi dari SIM Atlit Indonesia Pemanfaatan: Sistem Informasi ini mengenai Atlet Berprestasi. Pemanfaatan aplikasi untuk memberikan informasi data atlet PPLP dari seluruh provinsi di Indonesia sebagai bahan rekomendasi atau acuan bagi para stakeholder keolahragaan. Unit pengelola: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data

32 18 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.4: Data Profil Pegawai Waktu pengembangan: 60 hari kalender dengan menggunakan Linux, Apache, PHP dan MySql, dikerjakan secara swa-kelola oleh Kemenpora. User Operator : Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan data Biro Perencanaan Publik : tidak ada data Penggunaan data oleh pihak lain : Stakeholder bidang keolahragaan, dengan mengunduh data yang ada. Format data: tidak ada bakuan format data. Kondisi implelementasi: masih perlu direvitalisasi karena data yang terisi masih minim. Problem yang terindentifikasi: Aplikasi Sistem Informasi Atlet masih pada proses integrasi dengan server. SIM ini memiliki dokumentasi yang kurang lengkap, sehingga bagi perawat sistem sedikit mengalami kesulitan untuk meneruskan pekerjaan Lisensi: tidak ada dalam kontrak tetapi source code disertakan oleh pengembang kepada pihak Kemenpora

33 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SIM Lelang Deskripsi dari Sistem Informasi nengenai Pelelangan ini adalah sebagai berikut : Pemanfaatan: SIM Lelang ini akan memberikan informasiinformasi mengenai pelelangan yang ada di lingkungan Kemenpora, serta memungkinkan peserta lelang memasukkan berkasberkas yang dibutuhkan untuk mengikuti proses lelang di lingkungan Kemenpora. Unit pengelola: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Waktu pengembangan: 60 hari Kalender. Komponen sistem: PHP, Apache, MySQL dengan Linux Arsitektur Sistem: tidak ada data User Operator: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Biro Perencanaan Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Publik: pihak pihak lain terkait pengadaan barang dan jasa Penggunaan data oleh pihak lain: pihak pihak lain terkait pengadaan barang dan jasa Format data: tidak ada data Kondisi implelementasi: berjalan baik dengan URL lelang.kemenpora.go.id Problem yang ada: proses pendaftaran secara online masih belum bisa berjalan dengan baik, peserta lelang lebih banyak menggunakan pendaftaran secara manual, sehingga sistem informasi lelang hanya berguna sebagai web pengumuman lelang saja dan tidak berjalan bagaimana mestinya web lelang pengadaan barang dan jasa lainnya. Dokumentasi: tersedia panduan user manual

34 20 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.5: Panduan User Manual Lelang Lisensi: tidak dinyatakan tetapi source code disertakan, karena menggunakan program PHP untuk membuat aplikasi pelelangan ini SIM Evaluasi Sistem Informasi mengenali Evaluasi Pelaporan ini memiliki deskripsi sebagai berikut : Pemanfaatan: Mempermudah memperoleh laporan pekerjaan (laporan triwulan dan tahunan) dari unit unit kerja di lingkungan Kemenpora dan memepercepat laporan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Unit pengelola: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Waktu pengembangan: 60 hari Kalender dilakukan oleh pihak ketiga.

35 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 21 Gambar 2.6: Tampilan Home Lelang Arsitektur sistem: Linux, Apache, PHP dan MySql. Aplikasi web yang digunakan dikembangkan oleh pihak ketiga dengan menggunakan PHP. User: Operator: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Biro Perencanaan Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Publik: Dinas Dinas Pemuda dan Olahraga Penggunaan data oleh pihak lain : belum ada Format data: MySQL Kondisi implelementasi: berjalan baik dengan URL: lelang.kemenpora.go.id Problem yang ada: dalam proses pengisian formulir pelaporan masih ada beberapa bagian yang harus diperbaiki. Dan ada beberapa struktur pengisian form tidak sesuai dengan yang diharapkan Bagian Evaluasi dan Pelaporan selaku bagian yang akan menjalankan sistem informasi evaluasi ini. Dokumentasi: laporan dan panduan user manual

36 22 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.7: Dokumentasi Sistem Informasi Lisensi: tidak ada dalam kontrak tetapi karena menggunakan PHP, maka source code ada pada dasarnya diberikan kepada pihak Kemenpora SIM Geographic Infomation System (GIS) Deskripsi dari Sistem Informasi Geografis dari Kemenpora Pemanfaatan: pemanfaatan aplikasi untuk memberikan informasi kepemudaan dan keolahragaan disajikan dalam bentuk Peta Geografis dari seluruh provinsi di Indonesia sebagai bahan rekomendasi atau acuan bagi para stakeholder kepemudaan dan keolahragaan Unit pengelola: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Waktu pengembangan: 60 hari kalender ( 6 Oktober s.d. 4 Desember 2009) dikerjakan oleh pihak ketiga Arsitektur Sistem: masih menggunakan aplikasi GIS proprietary (Mapinfo)

37 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 23 Gambar 2.8: Form Rencana Kinerja Gambar 2.9: Laporan Rencana Kinerja

38 24 BAB 2. KONDISI SAAT INI User: Operator: Bagian Sistem Informasi dan Pengolahan Data Biro Perencanaan Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Publik: tidak ada data Penggunaan data oleh pihak lain: Stakeholder bidang kepemudaan dan keolahragaan Format data: tidak ada data Kondisi implementasi: pada tahapan untuk dijalankan. Problem yang ada: belum bisa berjalannya aplikasi sistem informasi geografis karena masih ada masalah dengan proses integrasi dengan server. Aplikasi ini hanya dapat berjalan pada sistem operasi Windows dengan frameworknya Chameleon sedangkan web server yang ada di Kemenpora menggunakan sistem Operasi Linux. Sedangkan menurut anjuran MenPAN pada tahun 2011 ini server pemerintah sebaiknya menggunakan Open Source. Dokumentasi: panduan untuk pengguna tersedia. Lisensi: tidak ada dalam kontrak tetapi karena aplikasi menggunakan komponen yang berlisensi proprietary, maka menjadi sulit di masa mendatang untuk merawat aplikasi ini. Karena setiap pembaruan versi harus membayar lisensi dari aplikasi proprietary tersebut SIM-SIM Lainnya Di lingkungan Kemenpora terdapat juga beberapa SIM yang di luar wewenang Biro Informasi dan Perencanaan yaitu : Database Fasilitator Kepemudaan Indonesia PDPJOI online, Pangkalan Data Pendidikan Jasmani dan Olahraga Indonesia [ Sistem Informasi Fasilitator Kepemudahaan [ kemenpora.go.id] Zona Kreasi Muda

39 2.2. KONDISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 Gambar 2.10: Panduan untuk pengguna GIS Gambar 2.11: SIFA

40 26 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.12: PDPJOI Gambar 2.13: Zona Kreasi Muda

41 2.3. PLATFORM DI LINGKUNGAN KEMENPORA Platform di Lingkungan Kemenpora Pada saat ini platform sistem yang digunakan di lingkungan Kemenpora seperti yang ditampilkan pada Gambar Sebagian besar aplikasi SIM yang digunakan di lingkungan Kemenpora berbasiskan web. Sehingga tidak membutuhkan program client yang harus diinstal secara khusus. Sehingga arsitektur yang digunakan di lingkungan Kemenpora terdiri dari 4 komponen utama yaitu : Linux. Untuk server sebagian besar server di Kemenpora menggunakan distro Linux OpenSUSE, sebagian desktop menggunakan Ubuntu terutama untuk desktop. Apache. Merupakan suatu web server yang dikembangkan oleh Apache Foundation dan bersifat Open Source. Sehingga bebas untuk didapatkan, digunakan dan diubah sesuai kebutuhan pengguna. MySQL. Merupakan database yang sangat terkenal akan kecepatannya. Banyak digunakan untuk aplikasi web. PHP. Bahasa pemrograman yang bersifat skrip dan banyak digunakan untuk membuat aplikasi web. Arsitektur di atas lazim dikenal dengan istilah arsitektur LAMP yang bersifat Open Source. Kemenpora telah mengikuti anjuran dari pemerintah baik dalam surat edaran IGOS, ataupun surat edaran MenPAN tentang penggunaan program legal di kalangan pemerintahan. Gambar 2.14: Platform yang digunakan di lingkungan Kemenpora

42 28 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.15: Pola integrasi di Kemenpora saat ini Pada saat ini SIM di Kemenpora belumlah terintegrasi menjadi satu, sehingga belum memungkinkan pertukaran data secara otomatis. Dari hasil survei maka diperoleh bahwa mekanisme integrasi dari SIM-SIM di lingkungan Kemenpora masihlah berupa pada tahapan sistem direktori. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.15, Aplikasiaplikasi SIM yang digunakan belum diikat menjadi suatu aplikasi khusus. SIM di lingkungan kemenpora dibangun berdasarkan SIM-SIM yang tersebar di unit-unit kerja. Sebagai pusat direktori adalah Portal Kemenpora [ pada Portal Kemenpora ada daftar yang melink ke semua SIM yang ada di lingkungan Kemenpora. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar Sehingga pengguna dengan mengklik daftar tersebut, dapat mengakses SIM-SIM lainnya di lingkungan Kemenpora. Tetapi antara SIM di Kemenpora belum dapat melakukan pertukaran data. Begitu juga Portal Kemenpora belum dapat secara otomatis mendapatkan data dari SIM- SIM lain. 2.4 Pengguna dan Pemanfaatan Pada saat ini SIM-SIM di lingkungan Kemenpora pada dasarnya digunakan oleh berbagai pihak dari stakeholder yaitu : Pengambil keputusan serta staff di lingkungan Kemenpora, misal Menteri, Deputi dan lain sebagainya.

43 2.4. PENGGUNA DAN PEMANFAATAN 29 Gambar 2.16: Direktori pada Portal Kemenpora Gambar 2.17: Memasukkan berita melalui portal

44 30 BAB 2. KONDISI SAAT INI Gambar 2.18: Hasil pemasukan berita oleh publik Organisasi kepemudaan dan keolahragaan di seluruh Indonesia. Baik membaca berita ataupun memberikan berita via fasiltias yang disediakan di Portal Kemenpora. Melalui fasilitas yang ditampilkan pada Gambar Wartawan dan media massa untuk memperoleh berita dan peraturan berkaitan dengan kepemudaan dan keolahragaan. Publik, banyak memanfaatkan portal Kemenpora untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru mengenai kegiatan Kemenpora. Publik juga memasukkan sumbangan berita mengenai kegiatan kepemudaan dan keolahragaan di sekitarnya. Saat ini animo publik untuk memasukkan berita sudah mulai tinggi, seperti tergambar pada Gambar Permasalahan yang Teridentifikasi Pada implementasi SIM di lingkungan Kemenpora ada beberapa permasalahan yang sering timbul. Permasalahan-permasalahan tersebut diidentifikasi sebagai berikut : Permasalahan definisi kebutuhan. Salah satu problem terbesar di dalam pengembangan SIM adalah ketika stakeholder dan

45 2.5. PERMASALAHAN YANG TERIDENTIFIKASI 31 pengguna tidak dapat menginformasikan kebutuhannya kepada pengembang aplikasi SIM. Sehingga seringkali SIM yang dikembangkan tidak dapat berfungsi karena tidak menyediakan fungsi yang diminta oleh pengguna. Permasalahan disain. Di dalam pengembangan disain yang dilakukan masih belum melibatkan pengguna secara intens dari awal pengembangan sistem. Hal ini disebabkan sebagian proses pengembangan sistem masih memanfaatkan metoda classic Software Development Lifecycle (SDLC) belum dimanfaatkan metoda participatory yang melibatkan pengguna sistem sejak awal misal dengan penggunaan prototype. Permasalahan implementasi. Dokumentasi dari implementasi masih minim, sehingga menyulitkan pada kegiatan perawatan. Penggunaan data bersama masih belum terjadi dilingkungan Kemenpora sehingga masih dilakukan proses copy dan sharing secara manual. Permasalahan operasional. Karena sistem yang tidak disusun memberikan kinerja tinggi sehingga sering baik perangkat keras ataupun perangkat lunak tidak mampu menangani beban sistem Permasalahan perawatan. Perawatan seiring kali menjadi sedikit terabaikan karena tidak adanya kepedulian sejak awal sistem dibangun. Di lingkungan Kemenpora dengan dimulai dengan pembangunan Portal Kemenpora, maka telah dilakukan fokus pada perawatan sejak awal, di samping perbaikan pada metodologi pengembangan sistem. Permasalahan interoperabilitas dan penggunaan data bersama belum didefinisikan dari awal. Sebaiknya bakuan yang disepakati untuk masalah pertukaran data Permasalahan aspek legal. Lisensi perangkat lunak yang digunakan ataupun lisensi perangkat lunak yang dikembangkan belum ditentukan. Untuk itu bakuan mengenai lisensi sudah tak dapat dihindari lagi. Permasalahan non teknis. Sosialisasi penggunaan sistem yang belum cukup, ataupun sistem dikembangkan tidak mempertimbangkan kondisi non teknis dari pengguna. Sosialisasi sebaiknya dilakukan sejak masa disain dan hingga ketika sistem

46 32 BAB 2. KONDISI SAAT INI telah selesai. Perihal non teknis lainnya adalah masalah kejelasan struktur organisasi pengelola SIM.

47 Bab 3 Strategi Pengembangan SIM Kemenpora 3.1 Strategi Nasional E-government E-government saat ini banyak didorong pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pemerintah kepada masyarakat. Definisi dari e-government itu [Becker, 2003]: Pemanfaatan dan Implementasi TIK oleh Pemerintah untuk tersedianya informasi dan layanan administrasi publik bagi masyarakat Kesuksesan e-government ditentukan berdasarkan kualitas dan keberadaan layanan administrasi, khususnya yang menyediakan proses transaksi secara keseluruhan. E-government memiliki tujuan: Menyediakan informasi pemerintahan yang efisien Memberikan layanan yang lebih baik untuk masyarakat Menguatkan komunitas melalui akses ke Informasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan publik; Mengintegrasikan Businesses, Citizens, Employees (G2G, G2B, G2C, G2E) 33

48 34 BAB 3. STRATEGI PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Seperti yang disajikan pada Gambar 3.1 terlihat untuk menerapkan e-government yang sukses perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu SDM (sumber daya manusia), penerapan proses implementasi e- government, serta komponen TIK yang perlu diperhatikan. Gambar 3.1: Strategi e-government Berdasarkan draft rancangan penyelenggaraan e-government di Indonesia, terlihat bahwa sistem informasi merupakan salah satu yang yang sangat mendasar yang diperlukan di lingkungan badan pemerintah khususnya di Kemenpora. Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di Kemenpora. Untuk menciptakan e- government yang baik diperlukan beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain seperti penerapan teknologi informasi, infrastruktur jaringan teknologi informasi, interoperabilitas sistem informasi, dan keamanan sistem informasi. Penyelenggaraan e-government dapat dilakukan melalui kemitraan antar instansi pemerintah pusat, antara Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Badan Usaha atau masyarakat, antar-instansi pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengembangan aplikasi e-government di setiap badan pemerintah berdasarkan rancangan penyelenggaraan e-government dapat dibagi menjadi dua: Aplikasi umum dapat disediakan langsung oleh Menteri atau kementrian. Aplikasi khusus dapat dikembangkan oleh setiap Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah sesuai dengan tugas pokok dan

49 3.2. PERKEMBANGAN TIK 35 Tabel 3.1: ICT Readline Index No. Country E.Governments Readiness Ranking Singapore Philippine Malaysia Thailand E-Government Indonesia Brunei Vietnam Cambodian Myanmar East Timor Laos fungsinya dengan persetujuan Menteri. E-government telah banyak diimplementasikan di beberapa negara seperti terlihat pada Tabel Perkembangan TIK Gambar 3.2 menunjukkan perubahan trend dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mulai dari perubahan sumber daya utama seperti infrastruktur yang berubah dari sistem telepon menjadi jaringan digital, kecepatan penyebaran informasi yang sekuensial dan lambat hingga menjadi cepat bahkan tergolong sangat cepat. Hal ini pun mempengaruhi penambahan sumber informasi maupun pengguna informasi yang di masa industrialisasi bersifat terpusat artinya hanya bagian tertentu yang dapat mengakses informasi menjadi tersebar artinya seluruh informasi dapat diakses jika informasi bersifat terbuka. Perubahan struktur dan perkembangan teknologi informasi menuntut juga perubahan aksesibilitas data yang semakin tinggi artinya data dan informasi dapat diakses kapan dan di mana saja. Perubahan trend yang terjadi dalam TIK menuntut terjadinya tranformasi di dalam lingkungan khususnya Kemenpora. Hal ini bertujuan untuk membentuk TI yang dapat menunjang dan mendorong transformasi keseluruhan informasi dan data di lingkungan Kemenpora se-

50 36 BAB 3. STRATEGI PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Gambar 3.2: Era Informasi

51 3.2. PERKEMBANGAN TIK 37 Gambar 3.3: Komponen Implementasi TIK hingga dapat mendukung perkembangan TIK. Transformasi ini hanya bisa didapatkan dengan perubahan dalam cara pengelolaan TI: terpadu, lintas- Pengembangan TI sektoral yang bersifat : sektoral Orientasi pengembangan TI internal ( build dan operate internally ) dengan melakukan optimasikan keikutsertaan swasta ( buy dan outsourcing ) Dukungan tersebar yang bersifat dukungan umum yang terpusat, dan dukungan khusus tersebar Transformasi merupakan proses panjang dan sulit sehingga memerlukan fokus dan komitmen penuh dari seluruh jajaran Kemenpora. Disamping itu perlu mempertimbangankan beberapa komponen TIK seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3 Dari sisi teknologi berikut ini perkembangan yang perlu dipertimbangkan di dalam menyusun strategi pengembangan SIM di lingkung-

52 38 BAB 3. STRATEGI PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA an Kemenpora Perkembangan teknologi web juga mendukung karena pergeseran yang terjadi secara teknologi sebagai berikut: Web 0.0, adalah sebelum web, seperti: Face-to-face meetings, Telephones, fax, Newspapers, books, magazines, television, cinemas, VCRs, Encyclopedias, Diaries, Libraries, Internet, ftp, AOL, Compuserve, Prodigy. Web 1.0, adalah merupakan awal web dan sering disebut sebagai Read Only Web. Contohnya adalah HTML, CSS, XML standards, Browsers semisal Mosaic, Mozilla, Internet Explorer, Firefox, Opera, E-commerce, web-based forms, Plug-ins semisal Flash, Streaming music dan video, situs web dinamis tapi belum interaktif, mesin mencari (search engine), Java, PHP, web services. Web 1.0 memiliki karakteristik : Universal akses, artinya untuk mengakses sistem tidak membutuhkan program client yang beragam. Sistem dapat diakses cukup menggunakna program yang sama, yaitu browser. Berbeda dengan sebelum ada Web, maka setiap program client dibutuhkan untuk mengakses layanan yang berbeda. Konten yang portabel, dan hyperlink sehingga bersifat nonlinear. Web 2.0, merupakan perkembangan lebih lanjut dari Web 1.0 dan sering diistilahkan sebagai Read-Write Web, sebagai contoh Blogs, wikis, jaringan sosial, Web-based , word processors, spreadsheets, CRM, SOA (service oriented architecture). Web 2.0 dengan karakteristik : Konten yang dihasilkan user. Mobile access menjadi dominan. Web 3.0, merupakan perkembangan Web 2.0 yang dari manusia bergeser ke mesin. Pada web sebelumnya, fungsi web adalah hanya dipahami oleh manusia, tetapi mesin belum memiliki fasilitas yang memadai. Sehingga pada Web 3.0 akan dikembangkan pemahaman yang lebih baik antara manusia-manusia, mesin-mesin dan manusia-mesin. Saat ini Web 3.0 masih terus

53 3.3. OPEN SOURCE DAN OPEN STANDARD 39 dikembangkan dalam tingkat penelitian, arah yang dominan adalah ke semantic web, web services dan interoperabilitas. Web 3.0 dengan karakteristik : Fokus pada layanan universal dan dapat saling bertukar layanan. Berbasiskan semantik yang menunjang interoperabilitas 3.3 Open Source dan Open Standard Salah satu trend TIK yang makin dipertimbangkan berbagai negara dalam 10 tahun belakang ini adalah Open Source dan Open Standard. Pemanfaatan Open Source Software dalam Implementasi TIK merupakan hal yang sangat penting karena beberapa alasan. Efisien dan efektif; Mengimplementasikan Open Standar sehingga mempermudah dalam pertukaran data digital Stabil, Aman; Dukungan Komunitas; Custom Build Software; Peningkatan Industri Perangkat Lunak Lokal untuk Implementasi TIK Pemerintah telah memberikan dukungan terhadap Implementasi OSS pada e-government dengan cara: Secara bertahap dan berkesinambungan dengan tetap pada orientasi pencapaian target. Pemerintah berperan sebagai pendorong dengan cara memberikan contoh sebanyak mungkin penggunaan OSS di instansi pemerintah, menggunakan piranti lunak yang legal termasuk dengan OSS. Pendekatan yang tidak mewajibkan untuk semua implementasi (tidak ada pemihakan), tetapi memberikan dorongan untuk penggunaan OSS seluas-luasnya.

54 40 BAB 3. STRATEGI PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Tabel 3.2: Implementasi OSS di Berbagai Daerah No. Pemda Action 1 Kab. Jembrana Migrasi Desktop, Migrasi Server, Pengembangan aaplikasi, Pelatihan, Kustomisasi Aplikasi 2 Kab. Kebumen Migrasi server, Pelatihan 3 Kab. Sragen Migrasi Server, Pengembangan Aplikasi, Pelatihan, Kustomisasi Aplikasi, Maintenance OSS 4 Prov. Jawa Tengah Migrasi Desktop, Migrasi Server, Pelatihan, Kustomisasi Aplikasi, Official Support OSS 5 Prov. Jawa Timur Migrasi Server, Pengembangan Aplikasi, Kustomisasi Aplikasi 6 Prov. Nangroe Aceh Darussalam Migrasi Komputer lokal dan Desktop Keterlibatan bersama seluruh stakeholder dan komunitas TI dalam implementasi program. Hal ini terlihat dengan penerapan aplikasi open source di beberapa daerah seperti yang terlihat pada tabel 3.2. Penerapan OSS tidak hanya dilakukan di Indonesia tapi berbagai negara telah melakukan hal yang sama seperti pada gambar 3.3. Beberapa contoh apilikasi OSS yang sering dan telah digunakan antara lain: Aplikasi Desktop: Sistem Operasi (Linux), Office Application (Open Office), Gambar/Grafik (Gimp, Blender), Aplikasi Statistik: R-statistik, GIS: MapServer, GRASS Pemrograman: PHP, GCC, Fortran, Java, Phyton, dll Server: Database, Web, Mail, Virtualisasi, DNS, Proxy Berdasarkan data tersebut maka implementasi Open Source di lingkungan Kemenpora merupakan suatu strategi yang penting. Hal ini tidak saja untuk memberikan kinerja tinggi, tetapi juga untuk memecahkan masalah legalitas dan pertimbangan pemanfaatan dana publik secara optimal. Untuk itu beberapa aplikasi yang terlanjur disusun

55 3.3. OPEN SOURCE DAN OPEN STANDARD 41 Tabel 3.3: Implementasi OSS di berbagai Negara No. Negara Action 1 German Perjanjian antara Pemerintah Pusat dengan Perusahaan OSS (SusE) dan IBM untuk mengimplementasikan OSS dalam pengembangan sistem pemerintahan. 2 Inggris Pemerintahan dan Otoritas mengusulkan pemanfaatan OSS (untuk Open Standar) sebagai hal yang sama dengan proprietry dalam proses belanja TIK 3 Perancis Pemerintah dan otoritas administrasi memutuskan untuk pemanfaatan OSS untuk mengurangi budget TIK. Hal ini juga sebagai wujud peningkatan industri software 4 Denmark Research commitee of the Folketing merekomendasikan untuk mengimplementasikan OSS dalam administrasi Pemerintahan 5 Findland Beberapa anggota parlemen merekomendasikan pemanfaatan OSS untuk administrasi pemerintahan 6 China China s Ministry of Information Industry membentuk Open Source Alliance untuk mendukung sistem berbasis Linux 7 Brasil Pemerintah migrasikan komputer di kantor pemerintah ke sistem OSS, sedangkan legistafif memberi mandat agar seluruh software di federal administration dan publik harus OSS

56 42 BAB 3. STRATEGI PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA dengan menggunakan aplikasi proprietary harus secara bertahap dimigrasi menjadi aplikasi open source untuk mendukung program pemerintah tersebut.

57 Bab 4 Road Map Pengembangan SIM Kemenpora Pengembangan SIM yang baik di suatu Kementerian haruslah memiliki suatu strategi dan perencaan yang terintegrasi, holistik dan berjangka panjang dan berkesinambungan. Untuk kebutuhan tersebut perlu disusun road map pengembangan SIM Kemenpora. Road map ini diharapkan menjadi panduan bagi unit kerja yang mengembangkan SIM ataupun pengembang SIM di lingkungan Kemenpora. Road map ini bukan sekedar daftar aplikasi yang direncanakan dibuat, tetapi lebih kepada strategi dan tahapan pembangunan SIM yang terintegrasi. 4.1 Pengembangan SIM Kemenpora Dalam melakukan pengembangan SIM Kemenpora diperlukan beberapa perencanaan pengembangan perangkat lunak. Perencanaan ini ada yang bersifat teknis ataupun bersifat non teknis (organisatoris, aturan dan bakuan). Persiapan tersebut meliputi : Persiapan aspek teknis Melakukan survei untuk mengetahui kondisi dukungan teknis yang ada saat ini di lingkungan Kemenpora. 43

58 44 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Memilih suatu model untuk proses pengembangan SIM yang dianut. Memilih notasi yang digunakan untuk spesifikasi dan perancangan sistem informasi. Memilih bahasa pemrograman yang disarankan untuk digunakan di dalam pengembangan Sistem Informasi Manejemen di lingkunga Kemenpora Menentukan arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak dari Sistem Informasi Manajemen Memilih mekanisme pengaturan konfigurasi dari sistem. Memilih produk berpotensi berdasarkan pengalaman keorganisasian, sumber daya, dan tujuan. Mengevaluasi informasi pasar mengenai viablitas produk Membeli atau menyewa perangkat keras/lunak yang dibutuhkan Persiapan aspek organisasi Menetapkan standard untuk dokumentasi, coding, verifikasi dan pengujian Mengestimasi biaya, jadwal, tersiko dan harga dari produk Memilih bentuk laporan dan cara pengukuran perkembangan proyek Menentukan organisasi pendukung pelaksanaan SIM di lingkungan Kemenpora Persiapan sumber daya manusia Mengontrak dan menyusun team pembuat software Menyiapkan bahan dan personil untuk instalasi, perawatan. Melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai proses pengembangan SIM sehingga ketika dilaksanakan pengembangan SIM kerjasama antar pihak Kemenpora dan pengembang dapat terjadi secara baik.

59 4.2. RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTUKTUR 45 Oleh karena itu untuk meletakkan dasar dan fondasi perencanaan serta pelaksanaan pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora maka perlu ditetapkan beberapa bakuan yang dituangkan dalam dokumentasi. Dokumen bakuan dan perencanaan tersebut disusun dengan pendekatan: Tidak terlalu teknis agar dapat dibaca secara luas dan juga mudah dipahami oleh pihak manajemen. Tidak terikat pada satu jenis teknologi atau vendor. Tetapi lebih kepada konsep dan bakuan yang bersifat terbuka. Pengembangan yang dilakukan berbasiskan kondisi yang ada. Tidak terlalu ambisius. Aplikasi-aplikasi yang direncanakan berbasiskan kebutuhan yang ada. Pengembangan teknis yang direncanakan harus melihat kepada keterbatasan organisasi dan sumber daya manusia yang ada. 4.2 Rencana Pengembangan Infrastuktur Salah satu yang perlu dikembangkan di dalam penyusunan SIM di lingkungan Kemenpora adalah infrastruktur teknis pendukung SIM. Yaitu sistem perangkat server dan jaringan. Pada saat ini sistem jaringan dan server di lingkungan Kemenpora dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1. Saat ini beberapa server sudah dijalankan dengan menggunakan teknik virtualisasi. Kemenpora adalah kementerian yang tergolong pertama kali memanfaatkan teknologi ini. Teknik virtualisasi digunakan untuk menyediakan beragam layanan SIM yang terpisah tetapi menjadikan lebih mudah dikelola dan dirawat. Karena dijalankan pada suatu lingkungan terisolir yang terpaket menjadi satu. Di samping itu, teknik virtualisasi ini membuat sistem lebih aman dan reliable serta dapat memanfaatkan perangkat keras secara lebih efisien.

60 46 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Gambar 4.1: Kondisi Sekarang Perencanaan untuk pengembangan infrastruktur sehingga menjadikan layanan SIM yang lebih baik dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada dasarnya perbaikan yang perlu dilakukan untuk 1 tahun ke depan di tingkat infrastruktur jaringan adalah hal-hal sebagai berikut : Separasi atau pembagian yang lebih jelas antara unit kerja yang di dalam dan di luar. Hal itu dilakukan dengan memasang sistem firewall dan router tambahan. Dilengkapinya dengan sistem inventori, management serta help desk yang memudahkan pengoperasian serta perawatan infrastruktur jaringan Penambahan beberapa fasilitas dasar untuk infrastruktur seperti Intruder Detection System, Intruder Prevention System, Backup system dan lain sebagainya.

61 4.3. JENIS SIM YANG PERLU DIKEMBANGKAN 47 Pemanfaatan sistem dengan Quality of Service (QoS) sehingga dapat membedakan layanan yang diberikan dan dapat memanfaatkan bandwidth yang tersedia secara lebih baik. Gambar 4.2: Kondisi Jaringan yang Diharapkan 4.3 Jenis SIM yang Perlu Dikembangkan Di dalam mengembangkan SIM Kemenpora di masa mendatang, maka perlu dilakukan tahapan-tahapan pengembangan SIM. Pemilihan urutan-urutan tersebut berdasarkan tingkat kebutuhan serta pra-syarat dari SIM selanjutnya. Tahapan-tahapan pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora tersebut ditampilkan pada Gambar 4.3. Beberapa tahapan membutuhkan kesuksesan pelaksanaan tahapan selanjutnya. Road map ini dibagi menjadi beberapa jenis pekerjaan SIM yang pada dasarnya dapat untuk memenuhi kebutuhan :

62 48 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Kebutuhan publik untuk mendapatkan informasi mengenai Kepemudaan dan Keolahragaan Memberikan layanan fasilitas informasi kepada publik misal kepada OKP ataupun organisasi olahraga Kebutuhan Kemenpora dalam menciptakan kebijakan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan Kepemudaan dan Keolahragaan Operasional dari SIM tersebut sehingga SIM tersebut dapat bekerja menenuhi fungsinya. Jenis-jenis SIM yang akan dikembangkan tersebut akan dijabarkan pada penjelasan berikut : SIM untuk Pengoperasian Untuk memudahkan dan mengatasi permasalahan pengoperasian. Maka perlu dikembangkan beberapa Sistem Informasi yang terkait dengan fasilitas SIM di lingkungan Kemenpora, Sistem tersebut adalah Sistem Informasi Manajemen Infrastruktur Jaringan. SIM ini pada dasarnya memiliki 3 komponen utama yaitu : Sistem inventory infrastruktur jaringan. Sistem ini akan mendata perangkat jaringan, perangkat keras di lingkungan Kemenpora. Sehinga bila terjadi gangguan maka akan lebih mudah menelusuri kerusakannya. Hal ini akan membantu pengoperasian jaringan di lingkungan Kemenpora. Prototype sistem ini tampak seperti Gambar 4.4 Sistem monitoring dan visualisasi jaringan. Sistem ini akan memonitor, traffic, layanan apakah selalu up, serta memberikan laporan tentang sebagaimana baiknya layanan SIM yang ada di lingkungan Kemenpora. Juga akan melaporkan titik mana yang paling banyak menggunakan bandwidth, ataupun dapat juga melaporkan perkabelan di lantai mana yang kurang baik. Prototype sistem ini tampak pada Gambar 4.5. Sistem help desk. Sistem ini akan membantu mengelola pelaporan dari pengguna bila terjadi kerusakan. Sehingga setiap pengguna di lingkungan Kemenpora dapat melaporkan dengan

63 4.3. JENIS SIM YANG PERLU DIKEMBANGKAN 49 Gambar 4.3: Road Map SIM di Kemenpora

64 50 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Gambar 4.4: Sistem inventory jaringan lebih ditail dan akan langsung dicatat oleh bagian teknis. Prototype sistem ini tampak seperti pada Gambar SIM Berbasiskan Database Sistem lnformasi berbasiskan Aplikasi Database in misal meliputi berbagai sistem misal : Sistem database pendukung interoperabilitas. Sistem database yang ada di lingkungan Kemenpora belum mendukung aspek interoperabilitas. Sehingga sulit bila antar SIM dapat bertukar data. Sebagai dampaknya data yang tersebar di beberapa Unit Kerja tak dapat dimanfaatkan. Dengan adanya sistem database pendukung interoperabilitas yang berbasis ontologi, maka proses pertukaran data akan dapat dilakukan secara lebih mudah Sistem datawarehouse. Untuk memudahkan proses pengambilan keputusan, maka ketersediaan data secara terkumpul baik yang bersumber dari sumber data internal (dari dalam organisasi) ataupun sumber data eksternal (luar organisasi) akan sangat dibutuhkan. Dengan terkumpulnya data tersebut dalam suatu

65 4.3. JENIS SIM YANG PERLU DIKEMBANGKAN 51 Gambar 4.5: Sistem Monitoring Gambar 4.6: Help Desk

66 52 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA sistem datawarehouse, maka dapat diterapkan teknik-teknik data mining untuk melakukan perkawinan informasi dari data dengan sumber yang berbeda. Cara ini akan menghasilkan suatu informasi pendukung pembuat keputusan yang sangat membantu sekali Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pekerjaan sehari-harinya. Executive Information System yang mendukung mobile devices. SIM ini merupakan SIM yang digunakan para pembuat keputusan. Sehingga memang didisain untuk memberikan informasi tentang Kementerian Pemuda dan Olahraga secara singkat tetapi real time. Sistem ini juga menyajikan informasi tentang Kepemudaan dan Keolahragaan, misal daftar OKP di Indonesia dan alamatnya, daftar atlit berpartisipasi dan lain sebagainya. Pengguna setelah memperoleh suatu informasi dapat mencari informasi yang lebih ditail. EIS ini sebaiknya juga dapat diakses melalui perangkat mobile devices, karena akan memudahkan untuk mengakses informasi dari manapun. Model pengintegrasian layanan SIM di lingkungan Kemenpora dikembangkan dengan model seperti pada Gambar 4.7. Pada model ini setiap SIM tidak harus memiliki model database ataupun menggunakan database yang sama. Tetapi antar SIM tersebut dapat saling bertukar data dengan menggunakan mekanisme generic service. Setiap SIM yang dikembangkan di lingkungan Kemenpora yang ingin melakukan pertukaran data, harus memenuhi pra-syarat penyediaan generic service ini. Sehingga antar SIM cukup melakukan request dengan metoda yang sama dan tiap SIM akan melakukan pemetaan sesuai dengan teknologi yang diimplementasikannya SIM Berbasiskan Social Network Social Network merupakan suatu jenis aplikasi yang mencoba menghubungkan antara pengguna dengan pengguna lainnya. Misal dalam rangkaian friend of friend. Salah satu aplikasi jenis Social Network yang terkenal adalah Facebook. Saat ini lazim suatu organisasi atau suatu jenis kegiatan membuat situs Social Network sendiri. Sebagai contoh bila di lingkungan Kemenpora, maka Social Network ini dapat digunakan untuk tujuan : Menghubungkan mereka (pemuda) yang pernah mengikuti kegiatan,

67 4.3. JENIS SIM YANG PERLU DIKEMBANGKAN 53 Gambar 4.7: Interoperabilitas dengan Service generic

68 54 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA Menghubungkan mereka yang tertarik dengan organisasi pemuda misal anggota organisasi pemuda atau alumni kegiatan Menpora Menghubungkan organisasi-organisasi kepemudaan Jenis aplikasi lainnya yang tergolong pada keluarga aplikasi Social Network adalah aplikasi mikroblog. Salah satu aplikasi jenis ini yang paling terkenal adalah twitter, seperti yang nampak pada Gambar 4.8. Aplikasi jenis ini memiliki karakeristik: Pesan singkat < 140 karakter Dapat dibaca dan ditulis melalui perangkat mobile (smartphone, ataupun via SMS). Cocok untuk laporan singkat misal ketika ada event seperti SEA GAMES. Tujuannya memberikan laporan singkat terbaru. Gambar 4.8: Mikroblog SIM untuk Berkolaborasi Salah dari tujuan dari aplikasi ini adalah untuk menghubungkan mereka (pemuda) yang pernah mengikuti kegiatan. Salah satu dari aplikasi ini adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 4.9. Aplikasi ini akan membantu dalam menkoordinasikan pekerjaan. Dengan sistem ini, maka setiap staf di Kemenpora akan dapat login ke sistem dan

69 4.3. JENIS SIM YANG PERLU DIKEMBANGKAN 55 memperoleh desktop yang menerangkan jadwal kerja, kelompok kerja termasuk target dan tenggat. Aplikasi semacam ini ditampilkan pada Gambar 4.9. Di samping masing-masing pengguna dapat melihat jadwal dan bekerja sama secara online (misal menulis dokumen bersamaan), maka pengguna dapat juga bertukar data. Gambar 4.9: Contoh Aplikasi CSCW SIM untuk Knowledge Management Beberapa SIM yang tergolong kelompok ini dan dapat dikembangkan di lingkungan Kemenpora adalah : Sistem Ensiklopedia berbasis Wiki. Salah satu aplikasi yang dapat dikembangkan adalah ensiklopedia pemuda dan olahraga. Aplikasi ini berbasis knowledge base artinya pengunjung bisa menambahkan informasi contohnya seperti yang ditunjukkan Gambar Prototype situs ini dapat diakses dengan URL : [ Sistem tanya jawab (Frequently Asked Question). Aplikasi SIM ini dapat digunakan untuk mengumpulkan pertanyaanpertanyaan yang sering dilontarkan oleh publik terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan Kepemudaan. Sebagai

70 56 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA contoh, prototype situs ini dapat diakses dengan URL [http: //tanya-jawab.kemenpora.go.id]. Model prototype dari aplikasi seperti ini dapat dilihat pada Gambar Sistem elearning. Sistem ini akan mendukung mekanisme pembelajaran jarak jauh. Sehingga di masa depan Kemenpora dapat memberikan materi pelatihan melalui elearning, misal materi pelatihan juri dan wasit untuk cabang olahraga tertentu. Ataupun juga materi pelatihan untuk para pemuda. Dengan memanfaatkan teknologi ini maka dapat ditingkatkan jumlah pelatihan baik kuantitas ataupun kualitasnya. Sebagai contoh dari fasilitas seperti ini adalah yang ditampilkan pada Gambar Gambar 4.10: Contoh Ensiklopedia

71 4.3. JENIS SIM YANG PERLU DIKEMBANGKAN 57 Gambar 4.11: Fasilitas Tanya-Jawab (FAQ) Gambar 4.12: Fasilitas elearning

72 58 BAB 4. ROAD MAP PENGEMBANGAN SIM KEMENPORA

73 Bab 5 Bakuan Sistem Informasi Suatu proses bisnis (bisnis bukan hanya perdagangan saja, melainkan proses pelaksanaan manajemen) penting untuk implementasi suatu program atau sistem. Resiko yang dihadapi oleh kegiatan pengembangan SIM adalah kecepatan yang harus digunakan pada saat implementasi. Pemendekan siklus pengembangan untuk suatu kegiatan bukanlah merupakan suatu alasan yang baik. Pada suatu bagian sistem informasi, menaikkan kualitas proses biasanya melibatkan elemen berikut ini : Metodologi. Suatu cara, metoda, untuk mencapai tujuan. Suatu metodologi berlaku secara umum, dengan perencanaan tingkat tinggi, dan digunakan sebagai landasan setiap kegiatan. Ada beberapa metoda khusus untuk beberapa jenis kegiatan yang khusus, seperti metodologi untuk Internet atau Intranet. Dokumentasi. Dokumen khusus, yang pada awal kegiatan akan menerangkan secara garis besar. Yang akan dilengkapi pada setiap kegiatan yang dilaksanakan. Contoh dokumentasi adalah : Functional Specification, Cost-benefit Analysis, and Return of Investment. Standard. Panduan yang disusun dan digunakan pada suatu institusi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Contoh standard ini adalah : kesepakatan penamaan untuk berbagai macam kode, kesepakatan layar GUI, kesepakatan data modelling. Standard ini pen- 59

74 60 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI ting karena merupakan landasan pengembangan sebagai kerangka kerja, komunikasi. Juga untuk mengontrol kualitas serta menjaga kontinuitas pengembangan. Oleh karena itu untuk mempersiapkan perkembangan SIM di lingkungan Kemenpora yang baik, maka perlu ditentukan ketiga hal tersebut di atas. Pekerjaan ini menyelesaikan permasalahan dan tertulis dalam buku ini. Bakuan, metolodogi merupakan fondasi utama di dalam penyusunan sistem yang terencana dan berkesinambungan. 5.1 Bakuan Siklus Pengembangan Saat ini metoda pengembangan yang banyak digunakan di berbagai badan pemerintahan di Indonesia, termasuk di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga masih mengikuti pola konvensional SDLC (System Development Life Cycle), yang terlihat pada Gambar Model ini sering juga disebut model water fall. Kelemahan dari model SDLC ini adalah pengembang SIM harus melakukan proses tebakmenebak di dalam pengembangan sistem. Sehingga seringkali aplikasi yang dikembangkan menjadi tidak cocok karena tidak melibatkan pengguna dari sistem. Pada metoda pengembangan ini, maka sistem dikembangkan oleh pihak ke 3 berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang ditentukan untuk tender tersebut. Badan pemerintah yang membangun SIM akan menspesifikasikan kriteria SIM yang diinginkan dalam dokumen KAK. Dokumen KAK ini pada dasarnya seperti suatu spesifikasi kebutuhan (requirement). Setelah membaca KAK ini, maka pengembang akan memasukkan proposal disain dari SIM yang dibuatnya tanpa pernah melakukan interaksi dengan pengguna SIM ataupun badan tersebut. Hal ini yang sering menyebabkan SIM yang didisain dengan menggunakan SDLC menjadi kurang dapat memenuhi kebutuhan pengguna atau stakeholder. Di tambah lagi seringkali requirement yang dituliskan pada KAK tidak menggambarkan apa yang dibutuhkan sistem ataupun pengguna. Sehingga sistem dikembangkan sesuai dokumentasi KAK itu seringkali tidak memenuhi kebutuhan. Pengembang aplikasi SIM mengembangkan aplikasinya benar-benar berdasarkan KAK yang bisa juga salah ditulis ataupun kurang tepat. Bisa juga pengembang salah melakukan interpretasi dari spesifikasi tersebut. Pada model SDLC kesalahan spesifikasi seringkali dideteksi pada saat akhir pekerjaan, dan

75 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 61 Gambar 5.1: SDLC semua sudah terlambat tidak bisa dilakukan perbaikan. Pada saat pengerjaan Portal Kemenpora, pihak Kemenpora dan Universitas Gunadarma mencoba menggunakan metoda participatory yang melibatkan pengembang dengan pihak Kemenpora. Pada model ini pengembang dan pihak pengguna secara intens dari awal sudah melakukan interaksi untuk mendefinisikan kebutuhan, menguji prototype, dan menguji hasil akhir dari sistem. Sehingga tingkat komunikasi antar pengembang dan pengguna/stakeholder menjadi lebih tinggi, dan kesalahan dapat dihindari. Model seperti ini yang kini dikenal dalam kelompok Metoda Agile. Oleh karena keterbatasan model SDLC itulah, maka ditetapkan untuk sistem yang lebih mengakomodir keterlibatan pengguna yang lazim dikenal dalam golongan metoda pengembangan yang bersifat Participatory Development Model. Salah satu yang tergolong model ini adalah model yang disebut Prototyping Development model. Model ini tampak seperti pada Gambar 5.2. Metoda seperti inilah yang lebih cocok diterapkan di dalam lingkungan Kemenpora. Terutama untuk aplikasi yang melibatkan pengguna luas. Dengan bakuan model pengembangan berbasiskan prototyping ini pengembang dan klien dapat saling berinteraksi selama proses pem-

76 62 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Gambar 5.2: Metoda purwarupa (Prototype) buatan sistem. Sering terjadi klien hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara ditail output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya di sisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara klien dan pengembang, maka harus dibutuhkan kerjasama yang baik di antara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan klien dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan klien akan mengetahui proses-proses dalam menyelesaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Keunggulan metoda yang menggunakan prototyping adalah sebagai berikut: Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan klien Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan klien

77 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 63 Klien berperan aktif dalam pengembangan sistem Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu klien dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan sistem informasi aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan. Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan. Klien dan pengembang bersamasama mendefinisikan format seluruh sistem informasi, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping. Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada klien (misalnya dengan membuat input dan format output) 3. Evaluasi prototyping. Evaluasi ini dilakukan oleh klien apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan klien. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2, dan Mengkodekan sistem. Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai 5. Menguji sistem. Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain 6. Evaluasi sistem. Klien mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

78 64 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI 7. Menggunakan sistem. Sistem informasi yang telah diuji dan diterima klien siap untuk digunakan. Di dalam pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora, participatory development model atau yang dikenal dengan kerjasama merupakan bakuan pengembangan sistem dengan melibatkan seluruh stakeholder di dalam proses untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat berdasarkan atas kebutuhan dan kegunaan yang diinginkan. Di dalam participatory, partisipan berkerjasama dengan perancang, peneliti, dan pengembang selama kurun waktu proses pengembangan berlangsung. Secara singkat, mereka berpartisipasi dalam beberapa tahapan proses yaitu: Partisipasi dalam tahapan awal eksplorasi dan pendefinisian permasalahan yang ada. Ini berfungsi untuk menjabarkan masalah dan fokus terhadap pencarian solusinya Partisipasi dalam tengah-tengah tahapan pengembangan hingga akhir. Ini berfungsi untuk mengevaluasi solusi yang diajukan Partisipasi dalam pengoperasian, sehingga memberikan feedback, permasalahan yang dihadapi dalam pengoperasian secara langsung ke pengembang Tahapan Proyek SIM Pada suatu proyek biasanya terdapat 6 proses yang saling terkait dan dinamis. Proses ini adalah : Pendefinisian Perencanaan Organisasi Pengawasan Penyelesaian Leading Setiap proses akan memiliki keluaran yang akan menjadi masukan bagi proses yang lainnya. Proses-proses ini memberikan beberapa keuntungan termasuk :

79 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 65 Mengetahui dampak teknologi dan bisnis Menghitung estimasi biaya sesungguhnya Menentukan tingkat usaha Mencapai suatu penyelesaian yang paling efektif biayanya. Memilih perangkat bantu dan teknik terbaik Pendefinisian Dengan mendefinisikan kegiatan dengan tetap, diharapkan kegiatan dapat mulai dan diakhiri dengan biaya yang paling efektif. Termasuk menjawab : who, what, when, where, why and how dari pelaksanaan proyek tersebut. Perangkat bantu untuk melaksanakan tugas ini disebut dengan Statement of the Works (SOW). SOW adalah kesepakatan antar client dan developer. Dokumen ini ditulis berdasarkan perspektif bisnis dan teknis yang berisi topik-topik berikut ini : Pengantar (misal informasi latar belakang) Tujuan dan obyektif (misal cost, jadwal, dan kualitas) Scope (misal, aplikasi HTML atau VRML) Assumsi (misal kemampuan penanganan peningkatan traffic jaringan) User Sumber daya (misal spesialis jaringan, programmer) Milestone untuk penjadwalan (misal waktu akhir testing) Pembiayaan (biaya langsung dan overhead) Amandement (definisi ulang dari penyerahan pekerjaan) Tanda tangan (manajemen senior dan komunitas pengguna) SOW memberikan keuntungan ketika digunakan untuk memulai suatu kegiatan pengembangan SIM, yaitu : Menjelaskan biaya dan jadwal juga asumsi utama tentang proyek

80 66 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Menjelaskan peranan dan tanggung jawab. Mengukuhkan definisi hal yang akan dicapai proyek SIM tersebut. Mendorong diselesaikannya kegiatan tersebut, karena adanya kesepakatan tertulis dalam dokumen tersebut (tanda tangan). Di samping itu SOW ini akan membantu menentukan tanggung jawab sekuriti pada tingkat tinggi, perawatan dokumentasi, perangkat lunak, data, perangkat keras, dan pengelolaan sistem. Dengan kata lain akan mendefinisikan siapa yang berperan sebagai web-master s, documentmaster, dan document-owners. SOW juga mencegah permasalahan yang timbul di tahapan berikutnya dari pengembangan sistem Perencananaan SOW menjabarkan biaya secara kasar, penjadwalan, kualitas, dan sumber daya manusia pada suatu kegiatan. Dengan informasi ini perencanaan dilakukan dengan berdasarkan pada informasi ini. Perencanaan sebagai langkah berikutnya meliputi 6 tahapan yang dapat dilaksanakan secara berurutan ataupun paralel : Menyusun Work Breakdown Structure (WBS) Mengestimasi waktu pelaksanaan proyek Mengalokasikan sumber daya Menghitung pembiayaan Menyusun jadwal kerja Pengelolaan resiko Menyusun WBS Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara hirarkis menerangkan komponen komponen yang harus dibangun, dan pekerjaan yang berkaitan dengannya. Sebagai contoh pada tabel di bawah ini Model WBS memberikan beberapa keuntungan Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan

81 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 67 Tabel 5.1: Work Breakdown Structure Nomor Pekerjaan Pekerjaan 1.0 Home Page 1.1 Penentuan isi 1.2 Penentuan format dan layout 1.3 Penyusunan homepage 2.4 Sekuriti 2.5 Otentikasi 2.6 Pembatasan akses 2.7 Firewall 2.8 Event Logging 2.9 Enkripsi 2.10 Kebijaksanaan 3.11 Monitoring 3.12 Reporting (pelaporan) Baseline dan trend analysis 3.2 Metrics Penentuan metoda untuk menghitung waktu koneksi Penentuakn metoda untuk menghitung throughput rate Penentuan metoda untuk menghitung waktu respon 4.4 Server 4.5 Perangkat keras Server Penentuan kebutuhan perangkat keras server Pemilihan perangkat keras server Instalasi perangkat keras server 4.9 Perangkat lunak Directory listing - struktur Platform IP/addres, URL dan nama domain 4.13 Client Perangkat keras Penentuan kebutuhan perangkat keras client Pemilihan perangkat keras client Instalasi perangkat keras client Perangkat lunak Instalasi perangkat lunak Instalasi FTP Instalasi Instalasi telnet Instalasi browser Instalasi sistem operasi Konfigurasi perangkat lunak

82 68 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun jadwal, dan menghitung biaya Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu proyek Intranet. Mengestimasi waktu pelaksanaan kegiatan Dengan memanfaatkan daftar pekerjaan pada WBS, dapat dilakukan pekerjaan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pekerajaan tersebut. Perkiraan dilakukan dengan beberapa pertimbangan: ketersediaan sumber daya dan kompleksitas. Kemudian dijabarkan dalam kalendar atau flow time. Biasanya optimasi dilakukan secara: most optimistic, Waktu ideal untuk menyelesaikan pekerjaan, diasumsikan segala sesuatunya berjalan lancar, dan sempurna. most likely, Waktu yang dibutuhkan pada kondisi kebanyakan, tipikal dan normal. most pessimistic, Waktu yang dibutuhkan ketika keadaan paling sulit terjadi. Estimasi waktu dilakukan dan dibagi dalam unit (misal 8 jam hari). Estimasi waktu untuk suatu proyek SIM lebih sulit dari kegiatan pengembangan aplikasi lainnya. Hal ini karena masih sedikit kegiatan yang dapat digunakan sebagai patokan menghitung waktu pelaksanaan. Dalam mengestimasi waktu ini juga harus dipertimbangkan beberapa hal, misal pengalaman teknologi server yang digunakan, keahlian Perl, CGI, Java dan HTML, browser, dan juga bekerja dalam lingkungan TCP/IP. Penentuan resiko Prioritas penting ditentukan pada setiap kegiatan, termasuk juga pada kegiatan pengembangan SIM. Sebab seperti halnya Internet ada beberapa permasalahan sekuriti (seperti akses tanpa hak), dan karena adanya banyak komponen pembentuk sistem (misal browser dan server) yang terlibat, resiko dapat menjadi tinggi. Penentuan resiko akan

83 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 69 membantu melakukan identifikasi resiko yang dihadapi setiap komponen. Dengan informasi ini seorang manajer kegiatan dapat menentukan tingkat kepentingan setiap tugas dan menentukan estimasi waktu untuk itu. Manajer kegiatan dapat berkonsentrasi pada waktu dan sumber daya pada elemen yang terkritis dari penjadwalan. Menyusun jadwal kerja Pada dasarnya ada dua jenis model deskripsi penjadwalan : Bar Chart, yang hanya menerangkan flow time dari setiap pekerjaan dan tanpa keterkaitan antar pekerjaan. Deskripsi ini paling baik digunakan pada presentasi Network diagram, yang menenjukkan keterkaitan antar tugas dan mengidentifikasi saat kritis pada jadwal. Suatu network diagram, merupakan cara terbaik untuk merencanakan secara detail, dan mengikuti perkembangan kegiatan. Diagram ini akan menghubungkan pekerjaan terkait, dan waktu mulai dan berakhirnya dari pekerjaan tersebut. Mengidentifikasi keterkaitan pekerjaan pada kegiatan pengembangan SIM adalah sangat penting sebab komponen-komponen tersebut saling terkait agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya Mengalokasikan sumber daya Pada dasarnya harus dilakukan pengimbangan waktu setiap pekerjan dan ketersedian dan kemampuan sumber daya. Harus ditentukan level load dari sumber daya, agar tak ada personal yang bekerja terlalu berat, dan ada yang terlalu ringan. Pada kegiatan pengelolaan SIM, hal ini sulit, karena tidak tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian tersebut, oleh sebab itu harus disusun jadwal yang realistis. Dan bahkan mungkin dilakukan revisi penjadwalan. Menghitung pembiayaan Yang menjadi permasalahan, apakah biaya yang akan dikeluarkan sesua dengan SOW. Jika sesuai, maka pekerjaan perencanaan selesai, bila tidak harus dilakukan revisi. Bila memang sulit harus dilakukan negosiasi dengan pihak pemberi kerja. Ketika melakukan perhitungan

84 70 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI biaya perlu dipertimbangkan beberapa biaya tersembunyi, misal training, dokumentasi Organisasi Proses ini adalah proses yang melibatkan penyusunan suatu infrastruktur yang akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ketika melaksanakan kegiatan. Yang harus dipertimbangkan adalah : Struktur team Dokumentasi Pertemuan Struktur tim Ditentukan dengan menjelaskan Penjelasan peranan Tanggung jawab Hubungan pelaporan SOW sebaiknya menyediakan dasar untuk menjelaskan peranan utama, tanggung jawab, dan hubungan pelaporan. Informasi ini membantu untuk mepersiapkan struktur tim, seperti untuk menghasilkan : Diagram organisasi Matriks tanggung jawab. Dokumentasi Dokumentasi adalah penting sekali, sebab user memiliki peranan penting dalam membuat dan merawat kandungan web site. Diagram arsitektur, perangkat bantu mapping, dan manual on line merupakan perangkat bantu dokumentasi teknis. Dokumentasi bisnis seperti laporan status, dan jadwal juga penting. Kedua dokumentasi baik teknis maupun bisnis, harus disimpan dalam perpustakaan yang dapat diakses untuk referensi mendatang.

85 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 71 Pertemuan Terdiri dari 3 jenis : Status review meeting, dilakukan secara regular untuk mengumpulkan informasi mengenai kondisi dari pekerjaan individu. Checkpoint review meeting, dilakukan untuk mencapai milestone besar, seperti mensetup server. Staff meeting, dilakukan untuk bertukar informasi dan bertukar pengalaman bagi seluruh pihak yang terlibat Pihak yang menghadiri pertemuan ini dapat bervariasi, tapi minimal pihak pengguna harus ada yang diundang. Ini menyebabkan mereka tidak saja merasa terlibat tetapi juga memperoleh informasi mengenai sekuriti, hak akses, dan kandungan dokumen. Hal ini akan mendorong dapat diselesaikannya proyek ini Pengawasan Proses ini menjamin bahwa proyek Intranet efektif pembiayaanya, dan sesuai dengan yang direncanakan. Proses ini terdiri dari : Status collection Change control Corrective action Status Collection and Assesment Proses ini akan mengumpulkan data tentang penyelesaian suatu pekerjaan atau pencapaian suatu milestone. Kemudian membuat penilaian mengenai perkembangan yang dilakukan. Proses ini memiliki sisi bisnis dan teknis. Sisi teknis melibatkan penilaian kualitas pekerjaan yang dilakukan misal bagaimana HTML dan CGI yang disusun. Pada sisi bisnis meliputi pada tingkatan mana pekerjaan itu dilakukan berdasarkan waku tertentu.

86 72 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Change Control Proses ini melibatkan pekerjaan mengevaluasi pelaksanaan teknis dan jadwal. Dalam pelaksanaan membutuhkan jawaban akan pertanyaan seperti : Apakah sebenarnya perubahan yang terjadi (misal arsitektur jaringan) Apa dampaknya bagi finansial, jadwal, dan kualitas sistem. Bagaimana penanganan perubahan tersebut, misal terhadap user dan komunitas sistem informasi. Bilamana perubahan tersebut akan menyebabkan suatu efek, misal setelah intranet terpasang dan berjalan. Corrective Action Langkah ini melakukan revisi pendekatan yang dilakukan untuk pencapai tujuan kegiatan sesuai dengan SOW dan perencanaan. Langkah ini berkaitan sekali dengan langkah status collection and assesment, sebab langkah yang dibutuhkan misal perencanaan ulang, bergantung apakah corrective action ini perlu dilakukan secara besar atau cukup sedikit saja Penyelesaian Proyek Pada proses ini terlibat melakukan pengumpulan dan analisi data dan melakukan transisi yang baik dari proses pengembangan ke implementasi. Keluaran utama dari proses ini adalah hal yang dipelajari selama pelaksanaan kegiatan - lesson learned document. Dokumen ini mengidentifikasi apa yang dilakukan dengan baik, dan apa yang tak berhasil dilakukan. Hal itu berdasarkan data yang dikoleksi yang berkaitan dengan unjuk kerja kegiatan melalui kumpulan hasil statistik, wawancara, dan review setelah implementasi. Dokumen ini berguna bagi organisasi besar yang mungkin akan melakukan pemasangan site Intranet yang berjumlah banyak. Pengalaman yang diperoleh dari kegiatan pertama ini akan memberikan pandangan bagi manajer kegiatan untuk kegiatan mendatang.

87 5.1. BAKUAN SIKLUS PENGEMBANGAN 73 Suatu hal yang penting lagi adalah bagaimana hasil dari kegiatan ini. Tendensi apakah yang terjadi di antara personal yang terlibat pada pengembangan kegiatan pada saat mendekati akhir kegiatan. Bila suatu kegiatan akan selesai biasanya anggota team menjadi menurun produktifitasnya. Oleh karena itu, sebaiknya bila seorang anggota tim telah melakukan suatu tugas berat, sebaiknya segera dibebastugaskan bila memang telah tidak ada pekerjaannya lagi. Ini menyebabkan personal tersebut dapat bertugas di kegiatan pengelolaan SIM yang lainnya lagi Leading Tahapan ini penting sekali hanya akan terjadi bila ke lima proses sebelumnya dilakukan dengan benar. Pada tahapan ini dibutuhkan pembentukan suatu lingungan kerja yang mendorong pihak yang terlibat, sehingga dapat tercapainya tujuan. Untuk mencapai hal tersebut, manajer kegiatan haruslah : Membuat visi yang jelas bagi proyek Berkomunikasi dengan efektif Menjaga motivasi yang tinggi Menjaga fokus dari visi Menyediakan lingkungan yang mendukung Mendorong penyusunan tim. Bebeberapa langkah tersebut sulit dilaksanakan karena biasanya manajer kegiatan tidak terlalu memiliki kendali dalam penggunaan sumber daya. Hal ini menjadi lebih rumit untuk kegiatan intranet yang melibatkan banyak pihak orang dengan keahlian terbatas, orientasi fungsi yang tak jelas. Web master dan document owner, bukanlah nama pekerjaan yang unik tapi juga membutuhkan keahlian khusus. Suatu kegiatan akan dapat dilakukan dengan baik bila telah dilakukan proses engineering yang baik. Ini berlaku baik untuk pengembangan program dengan produk jadi, atau dengan kontraktor atau juga dengan tim sendiri. Akan lebih baik menghabiskan waktu lebih lama untuk melakukan disain dan penataan awal yang baik, daripada terburu-buru melakukan implementasi. Sehingga sudah sewajarnya dilakukan standardisasi, dan penggunaan dokumentasi yang baik.

88 74 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Gambar 5.3: SDLC yang dapat digunakan Biasanya suatu team pengembang sistem informasi cenderung untuk meninggalkan metodologi standard dengan alasan keterbatasan waktu. Rapid Application Development (RAD) bukanlah merupakan suatu alasan untuk tidak menggunakan teknik-teknik disain yang baik Model Pengembangan yang Ditetapkan Dalam lingkungan Kemenpora ditetapkan digunakan model pengembangan sebagai berikut : Untuk sistem yang bersifat database dan kritis maka sebaiknya sistem menggunakan metoda SDLC yang dimodifikasi menjadi V-Model. Dengan kata lain model ini walau menggunakan phase yang baku tetapi menggunakan pengujian di tiap fase sehingga sesuai dengan keinginan dari stakeholder. Model ini seperti tampak pada Gambar 5.3. Model V yang dijadikan referensi tampak pada Gambar 5.4. Untuk sistem yang menggunakan pengguna manusia, maka diharapkan mengggunakan metoda prototype. Dengan kata lain, penggunaan di lingkungan menpora harus mengikut fase sebagai berikut

89 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 75 Gambar 5.4: Model V 5.2 Bakuan Lisensi yang Digunakan Sebagai pertimbangan sebagai pemilihan lisensi yang digunakan pada lingkungan Kemenpora berikut ini adalah penjelasan terkait aspek legal dan lisensi perangkat lunak Lisensi Perangkat Lunak Konsep dikategorikannya program komputer sebagai suatu hasil karya cipta, berasal dari pandangan bahwa terdapat usaha dari programmer/pencipta dalam menuliskan perintah-perintah (code) dari program komputer. Tentu saja kita paham, bahwa usaha penulisan kode-kode perintah tersebut (coding) tidaklah mudah, disamping memerlukan penguasaan pengetahuan yang cukup dalam teknik dan bahasa pemrograman, dituntut pula adanya kesabaran dan dedikasi yang tinggi untuk menulis kode-kode tersebut. Karena melalui proses penulisan tersebut, Program komputer dapat digolongkan atau termasuk sebagai hasil pekerjaan yang berbasis teks atau tulisan (literary works). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Kode Sumber dari program komputer adalah merupakan teks yang dapat dimengerti oleh orang yang mengerti bahasa pemrograman, misalnya bahasa C++, Java, Perl, PHP dan lain sebagainya. Walaupun demikian, Kode Sumber ini tidak dapat dimengerti oleh komputer sehingga harus terlebih dahulu di-compile dengan menggunakan compiler, agar program komputer yang berbentuk source code tersebut dapat dimengerti dan dapat dijalankan oleh komputer. Program komputer yang sudah di-compile berbentuk binary code, yang dapat dimengerti oleh komputer. Program Komputer termasuk sebagai karya cipta, pencipta atas

90 76 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI pemegang hak cipta mempunyai hak untuk mengumumkan dan memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk mengumumkan dan memperbanyak. Pemegang hak cipta berhak untuk mengambil manfaat ekonomis dari karya cipta yang dihasilkan, memperbanyak ciptaan, baik dengan menjual, memberikan lisensi untuk menggunakan atau mengambil manfaat secara ekonomis dari karya cipta tersebut. Hak ini dinamakan sebagai hak ekonomis dimiliki oleh pemegang hak cipta atau pencipta. Pencipta atau pemegang hak cipta juga mempunyai hak moral, yaitu hak untuk dicantumkan namanya didalam sebuah karya cipta. Pada dasarnya terdapat dua macam perlindungan terhadap program komputer (code). Perlindungan atas Program Komputer yang pertama adalah perlindungan terhadap Literal Similarity of Coding. Hal ini terjadi apabila terdapat 2 buah program komputer memiliki atau mempunyai source code yang sama. Apabila ini terjadi, maka terdapat kemungkinan salah satu program komputer tersebut telah melakukan peniruan terhadap program komputer yang lain. Berapa besarkah kesamaan dari source code diantara kedua buah program itu sehingga dapat dikatakan melanggar hak cipta orang lain? Peraturan perundang-undangan kita tidak mengatur mengenai seberapa besar kemiripan antara kedua program komputer tersebut (perlindungan yang bersifat kuantitatif). Perlindungan hukum yang diberikan di Indonesia bersifat kualitatif, dan tidak bersifat kuantitatif. Jadi, tidak terdapat berapa besar (batasan) persen kesamaan antara dua buah program komputer sehingga dapat dikatakan melanggar hak cipta orang lain. Pembatasan yang bersifat kualitatif adalah lebih menekankan kepada seberapa pentingkan bagian yang ditiru bagi suatu program komputer. Terdapat kemungkinan, hanya 5% Kode Sumber dari program komputer tersebut yang sama, namun dapat dikategorikan sebagai pelanggaran atas hak cipta. Terdapat pula kemungkinan tidak adanya Kode Sumber dari kedua program yang sama, namun ia dapat dikategorikan sebagai suatu pelanggaran atas hak cipta. Kemungkinan yang kedua ini dapat muncul, dalam hal ditirunya Structure, Sequence dan Organization dari sebuah program komputer, yang dikenal dengan istilah Non-literal Similarity of Coding. Di Indonesia, perlindungan hak cipta untuk program komputer diatur

91 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 77 dalam Undang-undang Hak Cipta yang sudah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir kali dalam Undang-Undang No. 12 Tahun Dalam ruang lingkup internasional, perlindungan atas program komputer diatur dalam Berne Convention, dimana program komputer dalam konvensi ini dapat dikategorikan dalam klasifikasi Literary Works. Perlindungan hukum yang diberikan oleh hak cipta terhadap program komputer memunculkan isu-isu yang penting mengingat terdapat beberapa keunikan yang terkandung didalam program komputer. Program komputer mempunyai beberapa perbedaan-perbedaan yang cukup penting dibandingkan dengan karya cipta yang lain. Program komputer dinikmati dalam bentuk mempergunakan program tersebut atau berhubungan dengan fungsi dari program. Secara umum, program komputer mungkin dapat dikategorikan sebagai sebuah konsep unik yang menghubungkan antara konsep yang terdapat dunia yang bersifat intangible dan juga konsep yang terdapat dalam dunia permesinan (dunia nyata). Program komputer mungkin dapat dikategorikan menjadi sebuah mesin yang mempunyai suatu fungsi tertentu. Mesin tersebut komponennya berupa instruksi-instruksi (Kode Sumber) sehingga dapat menjalankan perintah tertentu 1. Contoh dari hal ini, mesin ketik yang pada saat ini fungsinya dapat digantikan oleh sebuah program komputer word processor, misalnya: MSWord, StarWriter, KOffice. Penggunaan program komputer mempunyai kecenderungan bukan untuk dinikmati karena keindahan atau estetikanya namun karena kegunaanya. Kegunaan merupakan titik utama dari penggunaan program komputer. Karya cipta-karya cipta yang lain dinikmati atau bernilai karena keindahan atau nilai estetikanya. Perbedaan lain adalah adanya Kode Sumber dan binary code pada program komputer yang tidak dapat ditemui pada bentuk-bentuk karya cipta yang lain. Meskipun Kode Sumber merupakan baris-baris perintah (yang mungkin bisa dikategorikan sebagai literary works) namun sebenarnya yang dinikmati adalah fungsi dari perintah-perintah tersebut dan bukan nilai estetikanya. Binary code meskipun bersumber dari Kode Sumber namun isinya tidak dapat dimengerti oleh manusia. Binary code berisikan perintah-perintah yang hanya dapat dimengerti oleh komputer yang menjalankannya. Penggunaan binary code inilah yang biasanya dilisensikan oleh Program Komputer tidak Bebas sedangkan Kode Sumbernya dirahasiakan. Perlindungan hukum lain atas program komputer dapat juga beru- 1 Samuelson, Pamela. A manifesto concerning the legal protection of computer programs. (Computer Law Review, 1994), hlm

92 78 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI pa rahasia dagang/trade secret, desain produk industri, merek. Perlindungan berupa rahasia dagang dapat diberikan jika lisensi penggunaan program komputer tersebut tidak menyertakan source code-nya. Source code tersebut hanya diketahui oleh penciptanya saja, sehingga pengguna hanya mempunyai hak untuk menggunakan binary code saja. Perlindungan rahasia dagang ini diatur berdasarkan Undangundang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang 2. Perlindungan Desain Produk Industri atas Program Komputer diberikan terhadap bentuk tampilan (visualisasi/appearance) pada bungkus atau kemasan program komputer yang mempunyai ciri khas yang tidak dipunyai oleh produk lain. Perlindungan ini diatur dalam Undang-undang No. 31 tahun 2001 tentang Desain Industri 3. Perlindungan Merek atas Program Komputer diberikan baik atas nama produk (program komputer itu sendiri) atau juga atas nama perusahaan yang menciptakan program komputer. Perlindungan Paten atas program komputer tidak dimungkinkan di Indonesia, berdasarkan Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten. Bagian penjelasan dari Undang-undang ini menyatakan bahwa program komputer termasuk sebagai invensi yang tidak mendapatkan perlindungan paten 4. Walaupun demikian, dimungkinkan oleh sistem hukum paten di beberapa negara, dalam mendapatkan perlindungan paten untuk program komputer. Contohnya, paten untuk algoritma penyandian (encryption logarithm) dengan algoritma RSA (Rivest, Shamir, Addleman) dan DES (Data Encryption Standard ). Kesimpulannya, perlindungan hukum hak atas kekayaan intelektual atas program komputer di Indonesia terdiri dari: 1. Hak Cipta; 2. Merek; 3. Rahasia Dagang ; dan 4. Desain industri; Dalam hal ini, Hak cipta merupakan perlindungan hukum yang utama atas program komputer. 2 Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor Undang-undang No. 31 tahun 2000 tentang Disain Industri, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten, Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 109 tahun 2001.

93 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 79 Pihak yang menginginkan perlindungan hak cipta atas hasil karya ciptanya tidak perlu mendaftarkan hak cipta agar ia mendapatkan perlindungan hukum. Berdasarkan undang-undang, hak cipta atas program komputer didapatkan oleh si pencipta secara otomatis pada saat ia menciptakan karya ciptanya. Tidak diperlukan adanya pendaftaran hak cipta agar karya cipta tersebut itu mendapatkan perlindungan hukum. Walaupun demikian, pendaftaran dari hak cipta diperlukan untuk menegaskan kepemilikan atas hak cipta tersebut. Keuntungan yang lain dari pendaftaran hak cipta terdapat pada saat terjadi sengketa, diperlukan adanya pembuktian akan siapakah pemilik hak cipta. Pihak yang sudah mendaftarkan ciptaanya dapat dengan mudah membuktikan bahwa benar sebuah ciptaan adalah miliknya berdasarkan bukti yang dimilikinya. Menurut undang-undang, Hak Cipta dapat dialihkan secara seluruhnya atau sebagian melalui (a) pewarisan; (b) hibah; (c) wasiat; (d) dijadikan milik Negara; dan (e) perjanjian, yang harus dilakukan dengan akta, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut di dalam akta itu 5. Pengalihan atas hak cipta dilakukan, dengan maksud agar pihak lain selain pencipta dapat pula menikmati manfaat dari hasil karya cipta tersebut, selain untuk maksud-maksud lain. Pengalihan hak cipta menyebabkan hak cipta yang dimiliki oleh pencipta beralih kepada pihak lain. Konsekuensinya, Pencipta yang telah mengalihkan secara penuh hak ciptanya kepada pihak lain, akan kehilangan kepemilikan atas hak cipta tersebut. Untuk menghindari hal tersebut, pencipta dapat memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan hak yang dimilikinya selaku pencipta. Berbeda dengan pengalihan hak cipta, dengan menggunakan lisensi kepemilikan atas hak cipta tidak beralih. Pencipta dapat memberikan sebagian saja hak ciptanya kepada pihak lain contohnya untuk menikmati secara ekonomis, seperti menggunakan, menyewakan atau menggandakan ciptaannya tersebut. Lisensi, adopsi penuh dari kata license (noun) dalam bahasa Inggris yang memiliki artian a formal or legal permission to do something specified; a document granting such permission; freedom to deviate from rule, practice, etc?, pada dasarnya merupakan suatu bentuk pemberian izin oleh seseorang atas sesuatu yang menjadi haknya ke- 5 Pasal 3 ayat (2) Undang-undang No. 14 tahun 1997 tentang Hak Cipta

94 80 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI pada pihak lain. Bagaimana bentuk lisensi itu? Seperti apa contoh lisensi itu? Disadari atau tidak, kita dapat menjumpai keberadaan lisensi dalam kehidupan sehari-hari, seperti dengan adanya pemberian izin oleh pemilik lahan kepada seseorang untuk menggunakan lahan miliknya untuk melakukan sesuatu hal, atau dengan contoh yang agak ekstrim, pemberian tanda PUING GRATIS di pelataran bangunan yang baru saja dirubuhkan. Lisensi tidak selalu dan tidak harus dibakukan dalam bentuk tertulis dan formal layaknya dokumen hukum yang selama ini kita ketahui (walaupun akan lebih baik apabila dalam bentuk tertulis - mengenai hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam bagian akhir tulisan ini), seperti contoh yang telah dikemukakan di atas, pemberian izin untuk menggunakan lahan miliknya cukup dilakukan dengan cara lisan. Pemberian tanda PUING GRATIS, walaupun secara tertulis, namun tidak dalam bentuk formal. Secara konsep, lisensi adalah pemberian izin. Latar belakang pemberian lisensi, tentu saja tergantung pada masing-masing pihak pemberi lisensi tersebut. Walaupun di satu sisi, ada pihak yang memberikan lisensi tanpa pamrih, namun di lain sisi ada pula yang mengenakan ketentuan-ketentuan yang mewajibkan si penerima lisensi untuk melaksanakan kewajiban tertentu untuk mendapatkan lisensi tersebut, misalnya dengan menerapkan biaya sejumlah tertentu. Sesuai dengan konsep lisensi sebagai suatu pemberian izin, sangat wajar apabila si pemberi lisensi mengenakan ketentuanketentuan berupa batasan-batasan tertentu kepada penerima lisensi. Sebagai contoh, seorang pemilik kebun yang mengizinkan anak tetangganya untuk memetik mangga, akan wajar untuk memberikan batasan-batasan tertentu kepadanya, misalnya untuk mengambil secukupnya, untuk menaiki pohon dengan menggunakan tangga dengan alasan keamanan, untuk menjaga kebersihan dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan lisensi untuk program komputer. Dalam dunia komputer, lisensi dapat digunakan untuk mengatur berbagai hal tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi didalam lisensi tersebut. Persyaratan-persyaratan yang diatur didalam lisensi ini pada asasnya adalah diatur oleh para pihak sesuai dengan kesepakatan bersama, sebatas tidak melanggar ketentuan perundangundangan yang berlaku atau mengakibatkan kerugian bagi perekonomian Indonesia 6. Lisensi merupakan perangkat hukum yang berbeda dibandingkan 6 Pasal 38C ayat 1

95 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 81 dengan pengalihan hak cipta yang telah dijelaskan terlebih dahulu. Pihak yang mendapatkan lisensi program komputer (licensee) bukan merupakan pemilik dari program komputer. Lisensi hanyalah merupakan sebuah izin yang diberikan oleh pemilik hak cipta kepada pihak lain untuk menggunakan beberapa hak yang dimiliki oleh pencipta dan sama sekali bukan merupakan pengalihan pemilikan atas hak cipta. Pencipta tetap pemilik hak cipta sepanjang hak cipta tersebut belum dialihkan. Pencipta, kecuali diatur sebaliknya, tetap dapat menjalankan berbagai hak-hak yang dimilikinya. Hak ini misalnya dalam hal terjadinya pelanggaran atas hak cipta, maka pihak yang berhak melakukan penuntutan adalah pihak pencipta dan bukan pihak penerima lisensi. Lisensi dapat mengatur hak dan kewajiban di antara pemberi dan penerima lisensi. Beberapa jenis lisensi program komputer juga menambahkan beberapa hal yang sebenarnya tidak termasuk dalam ruang lingkup hak cipta, namun masuk kedalam lingkup hukum perjanjian. Hal-hal tersebut antara lain, tidak diperkenankannya penggunaan program komputer untuk menghasilkan karya cipta yang berkaitan dengan beberapa isu tertentu, atau menyangkut kerahasiaan atas binary code. Aturan-aturan tambahan yang merupakan bagian dari lisensi program komputer banyak ditambahkan oleh programer atau perusahaan yang mengembangkan program komputer. Menurut undang-undang, lisensi pada umumnya, termasuk lisensi atas program komputer, wajib dicatatkan ke kantor hak cipta, dengan tujuan agar lisensi tersebut dapat berlaku terhadap pihak ketiga. Kewajiban pendaftaran sebagaimana disebutkan dalam undang-undang tersebut dimaksudkan untuk memberikan hak kebendaan atas lisensi tersebut. Hak kebendaan ini akan mengikat semua pihak tidak hanya pencipta dan penerima lisensi program komputer, namun juga akan mengikat juga pihak ketiga. Apabila lisensi ini tidak didaftarkan maka hubungan antara pemberi lisensi (Licensor) dengan penerima lisensi (Licensee) merupakan hak perorangan saja. Maksud dari hak perorangan disini, perjanjian tersebut hanya mengikat bagi kedua belah pihak saja. Saat ini terdapat dua kecenderungan utama dalam pemberian lisensi atas program komputer. Kecenderungan yang pertama adalah pemberian lisensi yang semata-mata untuk penggunaan binary code dari program komputer. Berdasarkan lisensi jenis ini, penerima lisensi dapat menggunakan program komputer tersebut namun ia tidak mempunyai hak melihat atau menggunakan Kode Sumber dari pro-

96 82 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI gram komputer. Contoh dari program komputer yang menggunakan lisensi jenis ini adalah; Microsoft Windows, Microsoft Office, Adobe Acrobat. Source code tetap merupakan rahasia pemberi lisensi tersebut. Kecenderungan yang kedua adalah pemberian lisensi program dengan menyertakan Kode Sumber dari program komputer. Penerima Lisensi dapat melihat dan menggunakan Kode Sumber tersebut. Terdapat berbagai macam bentuk lisensi untuk Kode Sumber ini, misalnya; GPL, Mozilla, BSD. Contoh dari program komputer yang memberikan lisensi dengan jenis ini adalah; GNU/Linux, Netscape Navigator, MySQL. Program Komputer Bebas mempunyai berbagai jenis lisensi yang masing-masing mempunyai berbagai macam implikasi hukum yang berbeda dan juga mempunya tujuan yang berbeda. Lisensi-lisensi untuk Program Komputer Bebas misalnya dapat dibagi menjadi atas lisensi yang mengandung klausula Copyleft dan yang tidak mengandung klausula Copyleft. Terdapat juga lisensi bagi program komputer yang dibuat secara ganda (Dual Licensing). Lisensi yang pertama dapat dikategorikan sebagai Program Komputer Bebas dan lisensi yang kedua merupakan Program Komputer tidak Bebas. Lisensi dengan jenis kedua ini biasanya ditujukan bagi pihak yang ingin melakukan komersialisasi atas program komputernya dan tidak hanya menyebarluaskan program komputernya secara bebas. Contoh dari program komputer yang menggunakan dua buah jenis lisensi ini antara lain; QT, Aladdin, Scriptics Tcl/Tk. Pencipta program komputer sebagai pemilik hak cipta atas program komputer berhak untuk memilih lisensi yang digunakan pada program komputer tersebut. Jenis lisensi tersebut bisa berupa lisensi OEM kepada vendor, lisensi penjualan secara massal atau lisensi dengan menggunakan GPL. Pencipta tersebut mempunyai kebebasan untuk memilih jenis lisensi yang akan digunakannya. Penggunaan lisensi secara ganda oleh pencipta diperkenankan secara hukum. Hal ini dimungkinkan oleh hukum karena selaku pencipta ia bebas menentukan lisensi yang akan dipergunakan oleh karya ciptanya. Tidak terdapat permasalahan dari segi hukum maupun apabila dilihat dari GPL, tidak terdapat larangan penggunaan lisensi ganda ini. Secara etis terdapat pihak yang berpendapat bahwa penggunaan lisensi ganda ini tidak etis. Pemilihan jenis lisensi yang akan digunakan bagi program komputer merupakan hal yang sangat penting bagi pencipta baik sebagai

97 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 83 pencipta pertama atau seorang pengembang program komputer turunan. Ketidakhati-hatian pemilihan jenis lisensi dapat mengakibatkan pihak tersebut melakukan pelanggaran hukum atau kehilangan pendapatan seperti dijelaskan diatas. Dualisme dalam lisensi program komputer merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan karena tidak dapat dipungkiri terdapat banyak model bisnis dalam mengembangkan program komputer Pertimbangan Legalitas Perangkat Lunak Ada badan pemerintah yang mengambil pendekatan "tidak peduli" saja selama tidak disweeping, ada yang menggunakan pendekatan pokoknya beli yang legal aplikasi yang vendor-nya aktif mengejar-ngejar, sedangkan aplikasi lainya biar saja tetap bajakan. Dan ada juga badan pemerintah yang menggunakan pendekatan migrasi ke Open Source secara total. Saat ini sering didengung-dengungkan istilah bukan open source atau tidak yang penting, tapi "Be Legal" yang penting, terserah apakah itu dengan Open Source atau proprietary. Sepintas lalu pendekatan tersebut telah memecahkan masalah lisensi, tetapi bila dielaborasi lebih jauh lagi, akan banyak celah-celah dan kendala penerapannya secara luas, terutama untuk badan pemerintahan. Sebagai contoh bila SELURUH perangkat lunak proprietary hendak dibayarkan lisensinya. Maka nilai yang dibayarkan menjadi sangat tinggi. Sebagai contoh untuk suatu komputer yang berfungsi sebagai server intranet kantor kecil, di samping perangkat lunak sistem operasi, dan aplikasi perkantoran, harus juga dibayarkan perangkat lunak misal untuk workgroup, database, antivirus, solusi backup. Begitu juga untuk komputer desktop, perlu juga ditambahkan biaya lisensi untuk anti virus, pengedit grafik, dan aplikasi lainnya. Sangat sulit untuk kondisi Indonesia bila tetap bersandar pada solusi closed source proprietary, dan ingin mengejar "Be Legal". Memang ada potongan harga untuk perangkat lunak seperti sistem operasi atau aplikasi Office. Tapi bagaimana dengan perangkat lunak lainnya? Tampaknya pilihan Open Source menjadi pilihan yang lebih masuk akal pada situasi seperti ini. Tentu saja kalau penggunaan perangkat lunak di corporate atau bisnis, pertimbangan aspel legal dan ekonomis saja sudah cukup. Selama perusahaan mampu membayar, sebab dengan jumlah pembelian besar ada skema lisensi yang lebih murah. Tetapi lain halnya bila kita membicarakan perangkat lunak yang digunakan oleh badan pemerin-

98 84 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI tah. Pertimbangan legal dan ekonomis saja tidaklah cukup. Aspek pertahanan dan keamanan termasuk jaminan penggunaan teknologi di masa mendatang juga harus masuk dalam pertimbangan pemilihan perangkat lunak. Sebab perangkat lunak dan data digital kini telah dianggap sebagai salah satu infrastruktur beroperasinya administrasi negara. Contoh paling sederhana adalah format berkas yang digunakan untuk menyimpan berkas data pemerintahan. Saat ini relatif belum ada kebijakan tersebut, sehingga penyimpanan berkas berdasarkan kebiasaan, dan apa yang digunakan orang saja. Tanpa memperhatikan apakah berkas itu standard terbuka, atau bisa dibuka oleh pengguna yang menggunakan program lain. Sebaiknya badan pemerintah mulai berfikir bahwa jangan sampai hanya karena badan pemerintah mendapat discount untuk pembelian suatu jenis perangkat lunak, maka data yang diberikan untuk layanan publik disimpan dalam format tersebut (data dokumen, data multimedia, data peta dan sebagainya). Sebab secara tidak langsung ini "memaksa" publik harus menggunakan perangkat lunak yang sama agar dapat mengakses informasi publik tersebut. Di sinilah pentingnya pemerintah menyimpan di dalam format yang bersifat standard terbuka, bukan sekedar standard karena dalam arti banyak digunakan orang saja. Tentu saja badan pemerintah tidak mengalami kesulitan dalam membeli perangkat lunak tersebut, tetapi bagaimana dengan publik yang akan memiliki kecenderungan membajak karena tak memperoleh discount pembelian perangkat lunak tersebut. Pertimbangan ini juga terkait dengan hal yang disebut interoperabilitas antar platform teknologi (bukan antar platform teknologi 1 vendor). Faktor interoperabilitas ini bukan saja permasalahan apakah suatu platform tersedia secara bebas, tetapi lebih kepada arah penguasaan teknologi. Jadi apakah platform tersebut arah penguasaan masa depannya, berada di 1 entitas bisnis, atau terbuka di badan standard international dan terbuka. Pertimbangan ini akan memberikan dampak pada pengembangan perangkat lunak untuk digunakan di instansi pemerintah, misal Sistem Keuangan Daerah. Bebeberapa negara Eropa, seperti Jerman dan beberapa negara Skandinavia meletakkan persyaratan interoperabilitas tanpa terikat vendor sebagai syarat utama. Bukan saja "stack" teknologi untuk menjalankannya gratis dapat digunakan, tetapi bebas tersedia dan siap dimodifikasi sehingga bisa mengakomodasi berbagai platform teknologi. Java yang kini berlisensi GPL memiliki chance besar dalam implementasinya. Pe-

99 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 85 merintah harus dapat menjamin bahwa data-datanya tetap dapat diakses di masa mendatang, walau perangkat lunak yang digunakan untuk menghasilkan data tersebut sudah tidak ada lagi. Untuk kebutuhan ini standard terbuka menjadi syarat utama, dan perangkat lunak Open Source, lebih memudahkan proses penjaminan durabilitas data digital ini. Jelas hal ini menjadikan pemilihan perangkat lunak untuk badan pemerintah tidak boleh lepas dari aspek pertahanan dan keamanan. Bukan saja dalam arti tahan terhadap serangan, tetapi juga aman terhadap kendali atau penyusupan pihak asing. Suatu negara tentu harus dapat menjamin data-data yang dimilikinya. Terutama data yang berkaitan dengan kepentingan publik. Dengan perangkat lunak closed source sulit hal itu dijamin. Terutama dari sisi audit secara menyeluruh. Sebab siapa yang bisa menguji apa yang dilakukan NSA di Windows Vista? Berbeda dengan kontribusi yang dilakukan NSA di Linux, yang dikenal dengan SELinux, semua orang di dunia dari berbagai negara (termasuk badan rahasia tiap negara) dapat menguji apa yang dikontribusikan oleh NSA pada kernel Linux tersebut. Sehingga jaminan aman datang bukan hanya datang dari janji vendor atau sertifikasi, tetapi dari kemungkinan diauditnya program hingga tingkat source code. Pertimbangan-pertimbangan di atas bukan sekedar berdasarkan keinginan untuk menggunakan Open Source, tetapi lebih kepada usaha menjamin bahwa di masa depan, keputusan pemilihan teknologi yang akan dilakukan pemerintah tidak terhalangi karena kesalahan keputusan sebelumnya. Begitu juga keputusan pemilihan format dokumen dan teknologi yang tepat akan menjamin dana yang telah diinvestasikan publik sebelumnya untuk menyimpan data tidak menjadi sia-sia karena data tak bisa diakses di masa depan. Pertimbangan dan kebijakan tersebut tetap bersifat "adil" kepada semua perusahan. Perusahaan-perusahaan proprietay tetap mendapat kans yang sama, selama bersedia dalam koridor tersebut. Sebagai contoh dalam hal format dokumen Open Document Format. Walaupun Microsoft tidak bersedia membuatkan filter untuk membaca dan menulis ke format ODF, tetapi saat ini ada pihak ke 3 yang menyediakan format tersebut. Artinya bagi pihak yang tetap bersikeras mengggunakan MS Office, maka kewajiban menyimpan dalam format ODF dalam berkas data pemerintahan tidaklah menjadi halangan. Dampak lain dari keinginan mandiri tanpa ingin didikte oleh 1 vendor dalam implementasi perangkat lunak juga berdampak pada aturan pengadaan perangkat keras. Bebeberapa negara telah menerapkan

100 86 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI aturan procurement yang mensyaratkan bahwa perangkat keras yang dibeli oleh pemerintah bersifat "netral", sehingga tidak hanya kompatibel pada 1 sistem operasi saja. Memang sepertinya menyulitkan tetapi ini memberikan kemudahan dan penghematan di kemudian hari bila pemerintah berencana melakukan migrasi ke sistem operasi lainnya. Di samping itu hal ini menjadikan pemerintah memiliki pilihan yang lebih bebas di masa mendatang. Pertimbangan ini juga mendorong ke arah persaingan yang lebih sehat bagi para penyedia kebutuhan TI pemerintah Landasan Hukum untuk Bakuan Lisensi Dalam mengembangkan Sistem Informasi di lingkungan Kemenpora maka perlu diperhatikan beberapa landasan dan aspek hukum, di antaranya : Menggunakan perangkat lunak yang bersifat legal. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan UU HAKI serta surat Edaran MenPAN 01/2009 Diutamakan menggunakan perangkat lunak Open Source apabila ada perangkat lunak Open Source yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, hal ini sejalan dengan kesepakatan 5 menteri IGOS serta surat edaran MenPAN Berkas-berkas yang disediakan untuk publik disediakan dalam format yang tidak terikat ke satu jenis aplikasi proprietary. Hal ini senafas dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik Berikut ini dijabarkan landasan-landasan pemikiran di atas Kesepakatan 5 Menteri - IGOS Indonesia, Go Open Source! disingkat IGOS adalah sebuah semangat gerakan untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan perangkat lunak sumber terbuka di Indonesia. IGOS dideklarasikan pada 30 Juni 2004 oleh 5 kementerian yaitu Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Hatta Rajasa), Departemen Komunikasi dan Informatika (H. Syamsul Mu arif), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

101 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 87 (Yusril Ihza Mahendra), Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (H. M. Feisal Tamin) dan Departemen Pendidikan Nasional (Abdul Malik Fadjar). Gerakan ini melibatkan seluruh stakeholder TI (akademisi, sektor bisnis, instansi pemerintah dan masyarakat) yang dimulai dengan program untuk menggunakan perangkat lunak sumber terbuka di lingkungan instansi pemerintah. Diharapkan dengan langkah ini dapat diikuti oleh semua lapisan masyarakat untuk menggunakan perangkat lunak legal. Semangat gerakan ini memiliki sasaran sebagai berikut: Memberikan lebih banyak alternatif perangkat lunak yang dapat digunakan oleh masyarakat secara legal dan terjangkau, sehingga jumlah pengguna komputer meningkat. Peningkatan kemampuan riset dan pengembangan teknologi informasi nasional bidang perangkat lunak. Menciptakan kompetisi pengembangan teknologi informasi untuk dapat bersaing di percaturan global Deklarasi Bersama, Indonesia Go Open Source! IGOS) 1. Mengingat pentingnya peran teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat terkait dengan pertumbuhan perekonomian, maka perlu peningkatan kemandirian, daya saing, kreativitas serta inovasi bangsa sebagai kunci utama keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia. 2. Pemerintah bersama masyarakat bersepakat untuk melakukan upaya yang sungguh-sungguh dalam menguasai, mendayagunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. 3. Dalam rangka mendukung keberhasilan upaya tersebut, pengembangan dan pemanfaatan Open Source Software merupakan salah satu langkah strategis dalam mempercepat penguasaan teknologi informasi di Indonesia. 4. Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari upaya tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah aksi sebagai berikut: (a) Menggunakan perangkat lunak legal di setiap instansi pemerintah.

102 88 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI (b) Menyebarluaskan pemanfaatan Open Source Software di Indonesia. (c) Menyiapkan panduan (guideline) dalam pengembangan dan pemanfaatan Open Source Software di Indonesia. (d) Mendorong terbentuknya pusat-pusat pelatihan, competency center dan pusat-pusat inkubator bisnis berbasis open source di Indonesia. (e) Mendorong dan meningkatkan koordinasi, kemampuan, kreativitas, kemauan dan partisipasi di kalangan pemerintah dan masyarakat dalam pemanfaatan Open Source Software secara maksimal. Surat Edaran MenPAN Nomor : SE/01/M.PAN/3/2009 Surat Edaran bertanggal 30 Maret 2009 ini tentang Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open Source Softare (OSS). Dalam rangka mendukung Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Pemanfaatan Penggunaan Piranti Lunak Legal di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara memberikan instruksi kepada Pimpinan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah mengenai beberapa hal antara lain: 1. Melakukan pengecekan penggunaan perangkat lunak di lingkungan dan menghapus semua perangkat lunak tidak legal, dan selanjutnya menggunakan Free Open Source Software (FOSS) yang berlisensi bebas dan legal sebagai pengganti perangkat lunak tingkat legal. 2. Dalam rangka mempercepat pengunaan perangkat lunak legal di Indonesia, maka diwajibkan kepada Instansi Pemerintah untuk menggunakan perangkat lunak open source, guna menghemat angaran pemerintah. 3. Mendorong penggunaan Free Open Source Software (FOSS), pemerintah telah mendeklarasikan gerakan Indonesia Go Open Source atau IGOS-I selanjutnya dilakukan deklarasi IGOS-II yang penggunaannya diperluas meliputi 18 (delapan belas) kementrian dan Lembaga Pemerinah Non Departemen (LPND) 4. Diharapkan paling lambat tanggal 31 Desember 2011 seluruh instansi pemerintah sudah menerapkan penggunaan perangkat

103 5.2. BAKUAN LISENSI YANG DIGUNAKAN 89 lunak legal dengan mengatur agenda pentahapan untuk mencapai target selesai pada akhir tahun Melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap pemanfaatan perangkat lunak legal di lingkungan instansi masing-masing. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik Hak Atas Informasi Sebagai manusia kita mempunyai hak mendasar yang disebut dengan hak asasi. Hak asasi adalah hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia seba- gai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan se- tiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Selain hak asasi, sebagai warga Negara kita juga mempunyai HAK ATAS INFORMASI. Sebagaimana hak asasi, hak atas informasi juga melekat pada setiap diri warga Negara. Hak atas informasi ini dijamin oleh Konstitusi atau UUD Pada pasal 28F dinyatakan: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) Untuk menguatkan ketentuan dalam UUD 1945 tersebut, maka disusunlah Undang-Undang No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). UU KIP memberikan jaminan kepada SETIAP WAR- GA NEGARA un-tuk memperoleh informasi yang dikuasai oleh BAD- AN PUBLIK. UU KIP memberikan acuan yang sangat jelas kepada warga negara tentang tata cara MEMPEROLEH INFORMASI dari badan publik. UU KIP juga mengatur tentang apa yang harus dilakukan oleh warga negara (pemohon informasi publik) jika niatnya untuk memperoleh

104 90 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI informasi dari badan publik dihambat oleh pejabat di dalam publik tersebut. Penyelesaian sengketa permintaan informasi tersebut akan diselesaikan oleh KOMISI INFORMASI. Melalui UU KIP masyarakat dapat memantau setiap kebijakan, aktivitas maupun anggaran badan-badan publik berkaitan dengan penyelenggaraan negara maupun yang berkaitan dengan kepentingan publik lainnya. Dampak Positif UU KIP: Transparasi dan akuntabilitias badan-badan publik Akselerasi pemberantasan KKN Optimasi perlindungan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik Persaingan usaha secara sehat Terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) dan tata kelola badan-badan publik Akselerasi demokratisasi Penetapan Lisensi untuk Kemenpora Untuk lingkungan Kemenpora maka ditetapkan penggunaana lisensi sebagai berikut Sedapat mungkin aplikasi, ataupun Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora menggunakan komponen Open Source. Penggunaan aplikasi ataupun komponen yang bersifat proprietary hanyalah dimungkinkan bila tidak ada penggantinya yang sepadan dengan menggunakan komponen Open Source. Ataupun ketika berinteraksi dengan pihak luar Kemenpora, dan pihak tersebut mensyaratkan penggunaan aplikasi proprietary tersebut. Penggunaan aplikasi Open Source itu meliputi baik aplikasi server ataupun client dan aplikasi perkantoran. Data yang disimpan mengikuti kaidah format terbuka dan menggunakan standard internsional/nasional. Jadi bukan sekedar menggunakan format yang disimpan kebanyakan orang. Penyimpanan format juga harus mengacu pada lisensi perangkat lunak yang digunakan. Sebaiknya tidak terikat pada aplikasi tertentu. Untuk itu penggunaan format seperti ODF, SVG, dan sebagainya harus menjadi prioritas di dalam penyimpanan data.

105 5.3. BAKUAN DOKUMENTASI TEKNIS 91 Source code dari sistem yang dibuat di lingkungan Kemenpora harus diberikan kepada pihak Kemenpora dan menjadi milik Kemenpora tetapi tersedia bebas untuk digunakan oleh badan pemerintah lainnya. Hal ini berdasarkan bahwa penggunaan dana publik untuk pengembangan aplikasi harus memberikan manfaat sebesar-besarnya pada publik. Penyerahan source code ini juga untuk tujuan auditing dan kemudahan perawatan sistem di kemudian hari. 5.3 Bakuan Dokumentasi Teknis Dokumentasi adalah suatu hal yang pertama-tama harus ditentukan dan diselesaikan. Hal yang penting agar dokumentasi dapat disusun dengan sukses adalah, dilakukan dengan cara mengintegrasikan dokumentasi ini dengan metodologi, sehingga proses dokumentasi dilakukan ketika setiap langkah pengembangan SIM dilakukan. Hal ini jauh lebih baik daripada melakukan dokumentasi setelah selesai. Bentuk dasar dari dokumentasi ini sebaiknya juga dilakukan untuk kegiatan-kegiatan yang lainnya. Di lingkungan Kemenpora, untuk kegiatan pengembangan Sistem Informasi Manajemen, maka sebaiknya dokumentasi rancangan dari Sistem Informasi Manajemen di lingkungan Kemenpora terdiri dari Dokumentasi perencaanan proyek Dokumentasi manual pengoperasian Dokumentasi perawatan Dokumentasi Perencanaan Proyek Perencanaan yang baik memiliki dokumentasi yang memudahkan tahapan eslanjutnya. Dokumentasi perencanaan proyek berisi hal-hal sebagai berikut 1. Pengantar, berisi : Deskripsi permasalahan Deskripsi lingkungan masalah atau perihal yang melingkupi masalah tersebut

106 92 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Tujuan pengguna dan organisasi serta sistem. Solusi yang diajukan dan ruang lingkupnya 2. Deskripsi sistem/solusi Fungsi yang diberikan pada solusi yang diajukan Strategi umum untuk mengembangkan solusi Peran pengguna dan perangkat keras pada solusi tersebut Keuntungan dan kerugian solusi tersebut 3. Keterbatasan sistem (contraint) 4. Estimasi Prioritas kustomer Profil pengguna Usia pengharapan dari produk Pra-syarat keandalan (reliabilitas) Pra-syarat kinerja Lingkungan perangkat keras dan antar muka yang telah ada Pengembangan mendatang dari produk Pra-syarat, bahasa pemrograman untuk implementasi (jika ada) Pra-syarat pelatihan, instlasi dan dokumentasi. Ketersediaan pada lingkungan pengguna Solusi alternatif Studi feasibilitas Jadwal Staf dan organisasi Budget Analisis Cost/Benefit Analisi resiko Dokumen yang diberikan

107 5.3. BAKUAN DOKUMENTASI TEKNIS 93 Perangkat lunak yang dibutuhkan Fasilitas dan perangkat keras yang dibutuhkan 5. Prosedur Model proses Metodologi dan notasi Standardisasi dan jaminan kualitas Accountability monitoring Kendali produk Data pengujian dan sumber data Kriteria akseptansi dan metoda pembayaran 6. Referensi Dokumentasi yang digunakan dalam pengembangan Kamus istilah Kontrak yang diusulkan (jika ada) Dokumentasi Spesifikasi Disain Dokumen ini pada dasarnya menerangkan tentang kebutuhan sistem yang akan dibuat. Beberapa paradigma perancangan akan menentukan model disain dan notasi. Beberapa pendekatan disain adalah : Access-oriented design Data-structure-oriented design Data flow design Functional design Imperative design Object-oriented design Parallel design Real-time design

108 94 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Rules-oriented design User centered design Sehingga pada dokumentasi disain yang pertama kali dilakukan adalah menentukan pendekatan disain yang digunakan. Karena notasi (UML, SDL, CTT atau lainnya) mengikuti dari pendekatan disain yang digunakan. Secara umum suatu dokumen spesifikasi disain yang diterapkan pada lingkungan Kemenpora mengikikuti panduan sebagia berikut : 1. Pendahuluan Garis besar permasalahan Lingkungan aplikasi dan karakteristik pengguna Notasi yang digunakan dalam disain Tujuan proyek 2. Spesifikasi secara singkat Fungsi perangkat lunak Teknik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini terutama ketika disainer tidak memiliki pengetahuan khusus Kinerja yang harus dicapai Deskripsi data Hubungan data Prioritas implementasi Spesifikasi real time Spesifikasi interakasi manusia dan mesin yang digunakan. Batasan Eksepsi Modifikasi dan perawatan yang diprediksi 3. Disain arsitektur Modul hirarki dan diagram interface Deskripsi fungsi dan data

109 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 95 Spesifikasi interface 4. Disain secara ditail. Pada tahapan ini dijelaskan ditail dari tiap modul yang dirancang. Pada tiap modul tersebut dijelaskan : Deskripsi modul dan spesifikasi interface Deskripsi proses Definisi struktur data Pra-syarat inisialisasi Spesifikasi penanganan eksepsi Alternatif disain, untuk tiap disain yang ditolak disertakan keterangan alasan penolakan serta kondisi yang menyebabkan disain yang terpilih. 5. Referensi Dokumentasi yang digunakan untuk mengembangkan disain Daftar terminologi 5.4 Bakuan Kualitas Sistem Informasi Sistem informasi yang dikembangkan di lingkungan Kemenpora sebaiknya mengikuti kaidah-kaidah kualitas yang disepakati. Untuk itu perlu ditentukan parameter-parameter kualitas yang ditetapkan di lingkungan Kemenpora Kualitas Perangkat Lunak Kualitas perangkat lunak merupakan kualitas dari sistem yang telah dilakukan pengujian atau eksplorasi dengan berbagai macam metode. Faktor yang menentukan kualitas perangkat lunak seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.5 adalah sebagai berikut : Efisiensi merupakan hubungan tingkat kinerja dengan jumlah sumber daya yang digunakan dalam suatu kondisi. Time economy. Kemampuan dari perangkat lunak untuk melakukan fungsi tertentu dalam suatu kondisi tertentu dalam batasan waktu yang tepat.

110 96 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Resoruce economy. Kemampuan dari perangkat lunak untuk melakukan fungsi tertentu dalam suatu kondisi tertentu dengan menggunakan sumber daya yang tepat. Functionalitas merupakan atribut dari karakteristik dan fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Kelengkapan (Completeness). Tingkatan dari kebutuhan perangkat lunak dan ketersediaan fungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Kebenaran (Correctness). Tingkatan yang menunjukan keseluruhan fungsi. Keamanan (Security).Tingkatan dari perangkat lunak guna mendeteksi dan mencegah kebocoran informasi, penyalahgunaan, dan penghancuran sumber daya sistem. Kompabilitas (Compability). Tingkat dimana perangkat lunak baru dapat diimplementasikan tanpa merubah keadaan dan kondisi yang telah disiapkan untuk menggantikan perangkat lunak Interoperabilitas (Interoperability). Tingkat dimana perangkat lunak dapat terhubung dengan mudah dengan sistem lain dan dioperasikan. Perawatan (Maintainability).Atribut yang dikenakan pada usaha yang diperlukan untuk modifikasi tertentu. Correctability.Tingkat usaha yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan dalam perangkat lunak dan mengatasi keluhan pengguna Expandability.Tingkat usaha yang dibutuhkan untuk memperbaiki atau memodifikasi efisiensi atau fungsi perangkat lunak. Testability. Upaya yang dibutuhkan untuk menguji Portabilitas (Portability). Kemampuan perangkat lunak yang akan ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Hardware independence. Tingkat dimana perangkat lunak tidak tergantung pada kebutuhan hardware tertentu

111 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 97 Software independence.tingkat dimana perangkat lunak tidak tergantung pada kebutuhan perangkat lunak tertentu. Installability. Upaya yang diperlukan untuk menyesuaikan perangkat lunak di lingkungan baru. Reusability. Tingkat dimana perangkat lunak dapat digunakan kembali dalam aplikasi selain aplikasi asli. Keandalan (Reliablity). Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan dengan tingkat kinerja dalam kondisi lain untuk jangka waktu lain. Nondeficiency. Tingkat dimana perangkat lunak tidak terdeteksi mengandung kesalahan. Kesalahan toleransi (Error tolerance). Tingkat dimana perangkat lunak akan terus bekerja tanpa kegagalan sistem yang akan menyebabkan kerusakan pada pengguna. Serta, tingkat penurunan operasi dari perangkat lunak dan fungsi pemulihannya. Ketersediaan. Tingkat dimana perangkat lunak tetap beroperasi dalam kegagalan sistem. Kegunaan (Usability). Sebuah atribut yang dikenakan pada usaha yang diperlukan untuk digunakan (termasuk persiapan untuk digunakan dan evaluasi hasil) dan pada penilaian dari sisi user. Understandability. Tingkatan kemampuan yang diperlukan untuk memahami perangkat lunak. Kemudahan belajar. Tingkat dimana pengguna upaya yang diperlukan untuk memaham perangkat lunak diminimalkan. Pengoperasian. Tingkat operasi yang sesuai dengan perangkat lunak tujuan, lingkungan, dan karakteristik psikologis dari pengguna, termasuk faktor ergonomi, seperti warna, bentuk, suara, dan lain-lain. Communicativeness. Tingkat dimana perangkat lunak yang dirancang sesuai dengan karakteristik psikologis pengguna.

112 98 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Gambar 5.5: Software Quality Usability Karena Sistem Informasi yang digunakan di lingkungan Kemenpora banyak berinteraksi dengan pengguna biasa, maka usabilitas perupakan faktor penting dari kualitas sistem. Pada dasarnya, kegunaan (usability) merupakan istilah manusia untuk menyatakan kemudahan dan efektif pada kisaran tertentu pengguna, diberikan pelatihan khusus, dan dukungan pengguna, untuk memenuhi berbagai tugas tertentu, dalam kisaran tertentu. Secara umum kegunaan (usability) adalah kemudahan pengguna untuk belajar mengoperasikan, mempersiapkan input, menterjemahkan output dari sebuah sistem komponen. Berdasarkan standar usabilitas sistem terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: Optimum. Terkait dengan analisis cost-benefit, dan kompromi. Efektif. Berkaitan dengan efisiensi dan produktias penggunaan, di antaranya kecepatan, diselesaikannya tugas, betul tidaknya tugas diselesaikan, yang dicapai oleh interaksi pengguna dengan sistem. Hal ini sangat kontekstual sifatnya. Kepuasan. Ini berkaitan dengan emosi kepuasan pengguna terhadap produk yang dipakai. Pengukuran tidak hanya berlang-

113 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 99 sung pada awal penggunaan tetapi setelah melalui pelatihan dan penggunaan pada waktu tertentu. User, task and environment. Karakteristik ini harus juga dipertimbangkan. Biaya. Hal ini berkaitan dengan investasi yang harus dilakukan pengguna untuk mencapai usabilitas pada level yang diinginkan, termasuk biaya fisik, dan non fisik. Usability dapat dipandang dari tiga faktor utama : Learnability, yaitu kemudahan pengguna baru untuk mulai secara efektif berinteraksi dan mencapai kinerja yang optimal. Fleksibilty, yaitu beragam cara yang disediakan oleh sistem untuk memungkinkan user dan sistem bertukar informasi. Sehingga eksibilitas ini harus menjamin bahwa si user tidak hanya terpaku pada satu pola dialog. Robustness, tingkatan berbagai dukungan yang disediakan bagi user untuk menentukan tercapainya tujuan. Artinya bila suatu cara gagal maka masih ada cara lain untuk mencapai tujuan tersebut. Satu persatu akan dibahas prinsip dasar dari penilaian suatu user interface. Pertama adalah prinsip learnability yang sering disalahartikan sebagai user friendly. Learnability sendiri mempertimbangkan bagaimana suatu user interface memungkinkan pengguna baru pertama kali menggunakan sistem tersebut dapat segera menggunakan sistem tersebut. Prinsip ini sendiri memiliki prinsip-prinsip : Predictability. User dapat menentukan akibat kemudian atas aksi yang dilakukan berdasarkan interaksi yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan sejarah apa yang dilakukan user dapat memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya ketika suatu aksi dilakukan. Hal ini terkait dengan kemampuan pengguna menentukan efek dari operasi pada sistem. Prinsip ini terkait dengan Operation Visibility yaitu kemampuan pengguna untuk mengetahui operasi yang dapat dilakukan. Synthesizability. Memungkinkan user memperkirakan langkah yang sebelumnya dilakukan berdasarkan kondisi saat ini. Ini berarti user telah membentu suatu mental model bagaimana sistem

114 100 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Prinsip ini berkaitan dengan Immediate/Eventual ho- bekerja. nesty. Familiarity. Berdasarkan pemahaman user atas pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya baik pada dunia nyata maupun pada komputer dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan sistem yang baru. Yang perlu diperhatikan adalah, setiap kultur memiliki representasi simbol yang berbeda, sehingga sistem yang memiliki keluwesan tinggi untuk membentuk metaphora akan menjamin terbentuknya familiarity ini. Terkait dengan guessability yaitu kemampuan pengguna menebak fungsi suatu obyek, dan Afordance, yaitu kemampuan pengguna memperkirakan operasi yang dapat dilakukan oleh obyek tersebut. Generalizability. Sistem memungkinkan pengguna mempraktekan pengetahuan umumnya untuk interaksi khusus berdasarkan aplikasi yang berbeda ketika berada pada situasi yang serupa. Consistency. Kemiripan perilaku pada situasi serupa pada obyek task yang serupa. Sedangkan faktor flexibility terdiri dari Dialogue initiative. Memberikan kebebasan pada user akan terbatasnya dialog masukan yang disediakan oleh sistem. Sehingga user dapat memilih untuk melakukan operasi apakah dengan dialog dengan metaphora click atau dengan menggunakan command line. Berkaitan dengan prinsip System/User preemptiveness, artinya apakah user dapat memulai interaksi atau hanya menunggu awal interaksi dilakukan oleh sistem. Secara umum biasanya diinginkan bahwa pengguna lebih menentukan saat dimulainya interaksi. Multi-threading. Kemampuan sistem untuk mendukung interaksi pengguna melakukan task lebih dari satu pada saat yang sama. Sehingga sistem tidak diam setelah user memberikan perintah. Berkaitan dengan prinsip Concurrent vs interleaving, concurent memungkinkan komunikasi simultan untuk task yang berbeda, sedangkan interleaving memungkinkan pelaksanaan task yang berbeda dan pada saat tertentu dapat dilakukan bersamaan, multimodality berkaitan dengan jumlah kanal untuk melakukan interaksi lebih dari satu.

115 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 101 Task migrability. Kemampuan memberikan kendali untuk mengeksekusi tugas tertentu sehingga menjadi pertukaran kendali antara user dan sistem dapat berlangsung dengan baik. Pengguna dengan mudah menghentikan suatu proses, meneruskan kembali proses tersebut, mengatur proses berjalan di background atau di depan, tanpa harus menunggu sistem menyelesaikan tugasnya. Substitutively. Memungkinkan pemberian nilai masukan yang ekuivalen. Misal entah menggunakan pemilihan list le, atau memasukkan nama le. Begitu juga sebaliknya. Sehingga di sinilah berperannya penilaian atas kemampuan user interface menangani regular expression. Berkaitan dengan prinsip Representation multiplicatiy, equal opportunity Customizability. Kemudahan user interface dimodifikasi oleh pengguna atau oleh sistem. Sehingga user tidak terbatas dengan menggunakan metaphora, ataupun mekanisme tunggal. Sistem harus secara eksibel dapat dengan mudah dikustomisasi. Prinsip ini berkaitan dengan prinsip adaptivity adalah proses pengubahan yang initiatif dilakukan oleh pengguna dan adaptability adalah proses pengubahan yang intisiatif dilakukan oleh sistem. Sedangkan aspek robustness terdiri dari prinsip : Observability. Kemungkinan pengguna mengevaluasi kondisi internal sistem dari representasi yang diterima saat ini. Sehingga user tidak buta apa yang terjadi pada sistem. Hal ini berkaitan dengan prinsip Browsability yaitu kemampuan pengguna mengeksplorasi kondisi internal dari sistem berdasarkan interpretasi di user interface, static/dynamic defaults pengisian nilai default ini akan menolong user untuk memberikan masukan, reachability berkaitan dengan kemungkinan bernavigasi diantara keadaan sistem yang dapat diobservasi, persistence tenggang waktu pengaruh dari suatu aksi komunikasi yang dilakukan oleh user, operation visibility yaitu kemungkian pengguna mengetahui operasi yang sedang dilakukan oleh sistem. Recoverability. Kemampuan pengguna uktuk memperbaiki aksi yang dilakukan ketika diketahui terjadi suatu kesalahan. Terkait dengan prinsip reachability, forward/backward recovery,

116 102 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI proses perbaikan kesalahan ini dapat dilakukan inisiatif oleh user ataupun sistem baik pada arah maju ataupun mundur, jika sangat sulit untuk melakukan undo pada suatu pengaruh pada suatu state maka akan sulit pula melakukan aksi tersebut. Sebaliknya bila mudah melakukan undo maka harus mudah pula mengulanginya (redo). Responsiveness, bagaimana user menerima laju komunikasi dengan sistem. Sehingga ketika user berinteraksi tidak terlalu lama menunggu. Terkait dengan prinsip stability yang berkaitan dengan variasi tenggang waktu sistem bereaksi haruslah sekecil mungkin.. Task conformance. Suatu sistem interaktif memiliki tujuan agar pengguna dapat melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada suatu domain. Sehingga perlu dipertimbangkan apakah sistem mendukung penyelesaian tugas pada domain tersebut, atau apakah sistem mendukung hal tersebut sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna. Task completeness berkaitan tentang cakupan permasalahan tugas dan task adequacy berkaitan dengan pemahaman pengguna terhadap tugas yang harus dilakukannya. Dari berbagai jenis pengguna, kegunaan (usability) didefinisikan sebagai berikut : Untuk pengguna akhir, kegunaan (usability) sangat penting karena merupakan penentuan kinerja: sebuah aplikasi, yang memiliki fitur kegunaan (usability),akan memungkinkan pengguna untuk melakukan pekerjan lebih efektif dan efisien Bagi manajer, hal itu adalah keputusan dalam pemilihan produk, sebagai keputusan ini akan menentukan pembelajaran(learnability) sistem yang dipilih, dan produktivitas yang menggunakannya. Bagi pengembang perangkat lunak, kegunaan (usability) digambarkan sebagai internal atribut dari sebuah sistem yang mencakup permasalahan mengenai kualitas design, dokumentasi sistem

117 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI Keamanan Keamanan disini mencakup keamanan komputer baik secara informasi dan perangkat keras dari sebuah sistem. Tujuan dari keamanan adalah mencakup perlindungan informasi dan properti dari pencurian, kerusakan, maupuan bencana alam. Keamanan komputer merupakan proses kolektif dan mekanisme untuk informasi sensitif dan berharga yang dilindungi dari publikasi, gangguan atau kerusakan dari aktifitas yang tidak sah atau individu yang tidak serta dan proses yang tidak direncanakan. Celah-celah pada keamanan komputer dapat dibedakan menjadi beberapa hal yaitu : Keamanan yang bersifat fisik. Mengamankan akses terhadap sistem perangkat keras komputer, misalnya pencurian, bencana alam, dan sebagainya. Keamanan data pribadi. Mengamankan data-data pribadi yang kita miliki yang dapat dipakai orang lain untuk mengambil hak akses yang kita miliki, misalnya password, username, dan sebagainya. Trik untuk memperoleh data-data pribadi ini sering disebut sebagai social enggineering trick. Keamanan terhadap data, media dan teknik komunikasi. Mengamankan data-data yang ada di dalam komputer kita yang dapat ditransformasikan sebagai informasi, juga terhadap perangkat lunak yang kita pakai. Keamanan dari sisi operasional. Prosedur-prosedur yang dipakai untuk mengamankan sistem komputer dan juga langkahlangkah yang diambil jika keamanan sudah terserang (post attack recovery). Dalam keamanan informasi perlu mempertimbangkan beberapa aspek, aspek-aspek tersebut adalah : Serangan keamanan. Ini mencakup segala hal yang dapat berkompromi dengan keamanan informasi yang ada di sebuah organisasi. Hal ini berkaitan dengan analisa serangan yang di dapat dilakukan oleh intruder terhadap sebuah sistem. Seranganserangan yang terjadi dapat dibagi menjadi dua aspek yaitu : Serangan yang bersifat pasif adalah serangan yang tidak merusak ataupun merubah pesan yang dikirimkan. Tujuan

118 104 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI dari serangan yang bersifat pasif adalah memperoleh informasi yang sedang ditransmisikan. Sebagai contoh : penyadapan terhadap saluran telepon, analisa lalu lintas data di dalam jaringan, penangkapan pesan, dan lain-lain. Serangan yang bersifat aktif adalah serangan yang merusak atau adanya usaha modifikasi terhadap pesan maupun resource sistem. Serangan yang bersifat aktif lebih memiliki unsur modifikasi data penciptaan data palsu. Serangan aktif ini dapat dibagi menjadi 4 yaitu : Masquerade : seorang user berpura-pura menjadi user lain dan menciptakan data palsu atau menggunakan hak akses milik user lain tersebut. Replay : berusaha untuk menangkap data dan subsequennya untuk memperoleh otorisasi. Modifikasi pesan : berusaha untuk mengubah pesan yang dikirimkan oleh user lain. Denial of Service : menggangu manajemen sebuah sistem jaringan komputer sehingga server tidak mampu melayani permintaan dari client Mekanisme keamanan merupakan sebuah mekanisme yang didesain untuk mendeteksi, mencegah atau menanggulangi adanya serangan terhadap sistem jaringan komputer. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak ada mekanisme tunggal yang dapat mencegah berbagai serangan. Sebuah sistem membutuhkan berbagai macam mekanisme yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan agar aman dari serangan. Layanan Keamanan dapat dibagi menjadi beberapa layanan yaitu : Confidentiality. Proteksi terhadap data yang ditransmisikan dari serangan. Di dalamnya juga termasuk proteksi terhadap analisa lalu lintas transmisi data. Authentication. Meyakinkan bahwa pesan yang dikirim maupun diterima adalah pesan yang asli dan belum dimodifikasi oleh pihak ketiga. Layanan haruslah diyakinkan akan tidak adanya campur tangan pihak ketiga di dalam suatu sistem transmisi data.

119 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 105 Integrity. Meyakinkan bahwa pesan yang diterima tidak dirubah, diduplikasi, diubah urutannya oleh pihak ketiga. Layanan ini juga melindungi adanya perusakan terhadap pesan yang dikirimkan. Non repudiation. Menjaga agar baik pengirim pesan maupun penerima pesan tidak dapat menolak bahwa ia telah mengirim atau menerima pesan sehingga dapat diyakinkan bahwa pesan tersebut dikirim dan diterima oleh pihak yang benar. Access Control. Kemampuan untuk membatasi dan mengontrol akses ke dalam sistem dan aplikasi melalui jalur komunikasi. Availability. Menjaga ketersediaan akan sumber informasi yang dibutuhkan oleh client. Berbagai macam serangan dapat mengurangi ketersediaan, misalnya Denial of Service dapat menghabiskan resource sistem sehingga sistem tidak dapat melayani permintaan client Bakuan yang Diadopsi Bakuan yang diadopsi dalam SIM ini adalah ISO/IEC 9126 yang merupakan standar internasional untuk pengukuran kualitas perangkat lunak. Tujuan dari standar ini adalah untuk menalisa beberapa bias yang dapat terjadi sehingga dapat menurunkan kualitas perangkat lunak. Bias ini termasuk mengubah prioritas setelah dimulainya proyek atau tidak memiliki apapun definisi yang jelas dari "kesuksesan". Khusus untuk masalah keamanan bakuan yang di gunakan adalah ISO/IEC yang merupakan standar informasi keamanan. Melalui ISO/IEC diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi sistem manajemen yang baik Bakuan Evaluasi Sistem Untuk memahami dan mengintepretasikan pengujian kinerja tersebut berikut ini dijabarkan beberapa dasar teoritis yang melatar-belakangi suatu pengukuran kinerja sistem komputer. Kinerja pada suatu sistem komputer didefinisikan dengan : is the degree to which a computing system meets the expectation of the person involved with it (Doherty,

120 106 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI W.J.(1970), Schedulling TSS/360 for Responsiveness, AFIPS Proc. FJCC, 1970, pp ) Definisi kinerja sistem komputer berdasarkan aspek perekayasaan perangkat lunak (Software Engineering): is the eectiveness with which the resource of the host computer system are utilized toward meeting the objective of the software system (Graham, R, M. (1973). Performance prediction, Advances Courses on Software Engineering, Springer Verlag, 1974, pp ) Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja suatu sistem komputer adalah : seberapa baik suatu sistem memungkinkan pengguna melakukan yang diinginkannya". Dan dapat diinterpretasikan pula seberapa baik sistem bekerja sesuai dengan yang direncanakan". Pengukuran kinerja sistem dibutuhkan untuk beberapa evaluasi : Comparative Evaluation. Kinerja suatu sistem dievaluasi relatif kepada sistem lainnya. Kegunaan dari evaluasi ini misal untuk proses pembelian perangkat lunak baru, atau perangkat keras baru, memilih service komputasi, dan juga mengevaluasi perubahan sistem untuk modikasi. Analytic Evaluation. Kinerja dari sistem komputer dievaluasi berdasarkan beberapa parameter sistem. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk meningkatkan kinerja sistem (performance tuning), melakukan perawatan sistem (performance control), dan mendisain serta mengimplementasi sistem baru. Untuk mengevaluasi sistem yang telah diimplementasikan dapat dimanfaatkan beberapa metoda misal Empirical method: dengan evaluasi melalui eksperimen. Memanfaatkan alat bantu statistik, untuk menghitung performance pengguna pada sistem. Jumlah dan jenis percobaan haruslah mewakili keadaan sesungguhnya Observational techniques. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan berbagai teknik misal :

121 5.4. BAKUAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 107 Think aloud. Pada teknik evaluasi ini, pengguna sebenarnya pada suatu sistem diobservasi ketika berinteraksi dengan sistem. Biasanya mereka diminta melalukan suatu task, dan ketika melakukan hal itu mereka akan meneriakkan apa yang ada dipikirannya, pertimbanganya, dan keputusan aksi yang dilakukannya. Cara ini cukup menarik karena : Proses ini termasuk mudah dan dapat digunakan Pengguna didorong untuk memberikan kritik Evaluator dapat menemukan letak interaksi yang membingungkan dan dapat meningkatkan efektifitas sistem dengan cara menentukan permasalahannya Protocol analysis. Dengan cara ini dilakukan pencatatan aksi yang dilakukan user. Dapat digunakan beragam metoda dan alat bantu : Kertas dan pensil Audio recording Video recording Computer logging User notebooks Autamatic protocol analysis. Dengan perangkat bantu analisis ini maka dapat dilakukan analisis interaksi user interface. Post-task walkthrough. Kadang kadang data evaluasi dari observasi langsung pada suatu saat tertentu tak dapat iinterpretasikan. Untuk mengetahui alasan pelaksanaan aktion maka perlu dilakukan evaluasi cara ini. Sebab kadang pengguna tak dapat bercerita ketika sedang melakukan suatu aksi, terutama ketika saat kritis dan sebagainya. Query technique. Metoda yang tidak terlalu formal ini dilakukan dengan bertanya pada user. Biasanya merupakan evaluasi pelengkap. Bisa dilakukan dengan : Interview. Biasanya pengguna akan ditanya, kesan-kesan menggunakan sistem ketika melakukan sesuatu tugas. Interview akan dilakukan baik bila telah dilakukan perencanaan di awal. Interview ini akan merupakan evaluasi high-

122 108 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI level yang akan mencoba menangkap, preferensi user, impresi dan perilaku. Questioner. Cara ini memang kurang fleksibel dibanding interview. Tetapi lebih mudah dilakukan dan memakan waktu lebih singkat. Biasanya dapat dilakukan variasi pertanyaan antara lain : Pertanyaan bersifat umum. Untuk memahami latar belakang pengguna. Pertanyaan dengan jawaban bebas (open ended). Untuk meminta saran dari user akan sistem. Skalar. Hal ini bertujuan agar pengguna menilai dengan menggunakan skala numerik. Pilihan ganda. Biasanya untuk menentukan hal manakah yang lebih disukai oleh user Rangking. Biasanya untuk mengetahui preferensi pengguna Metoda Evaluasi yang Ditetapkan Untuk pengembangan SIM di lingkungan Kemenpora maka ditetapkan 3 hal utama di dalam melakukan evaluasi : Evaluasi kinerja dan kehandalan. Aplikasi SIM yang dikembangkan, selama pengembangan dan setelah berakhir harus diuji kinerjanya (menggunakan perangkat bantu yang disepakati), dan juga kehandalan (bekerja dalam kurun waktu tertentu dengan beban sesungguhnya). Hanya aplikasi yang lolos pada kriteria kinerja dan kehandalan yang diterima di lingkungan Kemenpora. Evaluasi keamanan. SIM terutama yang bersifat online dan dapat diakses di Internet, harus melalui pengujian keamanan. Baik secara off line maupun online. Hanya SIM yang telah lolos dari evaluasi keamanan, maka dapat digunakan secara online di lingkungan Kemenpora Evaluasi usabilitas, SIM yang melibatkan pengguna, maka harus diuji dengan melibatkan pengguna. Bagaimana pengguna merasakan penggunaan sistem merupakan tolok ukur keberhasilan dari SIM tersebut. Evaluasi usabilitas ini dilakukan dari tahap disain hingga tahap akhir pembuatan SIM.

123 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA Bakuan Interoperabilitas Data Pada dasarnya ada beragam jenis interoperabilitas. Mengacu kepada penelitian Andreas, LISI (Level of Information System Interoperability) di Amerika Serikat dibagi menjadi : Isolated Systems, tidak ada hubungan fisik yang terjadi Connected Systems, dengan kesamaan produk dimana memungkinkan terjadi pertukaran Distributed Systems, dengan keragaman produk dimana memungkinkan terjadi pertukaran Integrated Systems, memungkinkan berbagi aplikasi dan data Universal Systems, enterprise wide shared systems Sementara NMI (NATO Model Interoperability) memiliki tingkat interoperabilitas sebagai berikut : No Data Exchange, tidak ada hubungan fisik yang terjadi Unstructured Data Exchange, pertukaran data tidak terstruktur (free text) yang sangat memerlukan pemahaman manusia Structured Data Exchange, pertukaran data baik secara manual atau otomatis tetapi tetap memerlukan kompilasi secara manual. Seamless Sharing of Data, otomasi pertukaran data berbasiskan pada model pertukaran data yang disetujui bersama. Seamless Sharing of Information, interpertasi informasi yang universal dengan melalui kooperasi pemrosesan data. Point di atas lebih menekankan kepada pendekatan interoperabilitas dari sisi Teknologi Informasi, sebenarnya ada bagian penting lagi yaitu interoperabilitas dari sisi organisasi. Secara lapisan dapat dilihat pada gambar 5.6. Interoperabilitas pada sisi teknis memiliki beberapa lapisan dari bawah ke atas yang meliputi : Interoperabilitas Fisik, pada tingkatan ini permasalahan interoperabilitas lebih menekankan kepada tingkat perangkat keras. Seperti level besar signal TTL (transistor-transistor logic) atau

124 110 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI CMOS (Complementary metal oxide semiconductor), frekuensi kerja alat, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah perbedaan penggunaan network interface card (NIC) antara jenis Ethernet dengan ARCNet. Interoperabilitas Protokol, pada tingkatan ini sudah menggabungkan permasalahan pada perangkat keras dan lunak yang memiliki perbedaan protokol. Secara umum perbedaan protokol yang sering menjadi permasalahan adalah pada protokol komunikasi atau jaringan seperti dari bentuk TCP/IP ke NetBios. Interoperabilitas untuk Model Data, pada tingkatan ini sudah merupakan kendala lama pada era Database yang kerap disebut permasalahan syntactic pada era Level Informasi. Sebagai contoh adalah perbedaan dalam memodelkan penggunaan tipe data untuk tanggal lahir, karena dapat menggunakan tipe data date, numeric ataupun character. Interoperabilitas di tingkat informasi. Pada tingkat ini adalah merupakan isu terkini saat ini sebab pada tingkat teknis relatif sudah matang dan pada tingkat organisasi kesadaran akan penggunaan informasi teknologi semakin tinggi. Sehingga isu pada tingkat ini menjadi hal yang penting dan mendesak untuk disempurnakan terutama dalam rangka interoperabilitas. Interoperabilitas Organisasi yang meliputi awareness, penyesuaian prosedur, penyesuaian operasional, sinkronsiasi strategi dan tujuan politis Keragaman Informasi Kesulitan utama pada interoperabilitas sistem adalah terjadinya keragaman. Menurut Sheth keragaman dibagi ke dalam dua level utama sebagai berikut: 1. Level Informasi (a) Syntactic (b) Structured (c) Semantic

125 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 111 Gambar 5.6: Hubungan Interoperabilitas Organisasi dan Teknis TI 2. Level Teknologi (a) Perangkat Keras (b) Perangkat Lunak (c) Protokol Keragaman level informasi berada di atas keragaman teknis, dikarenakan keragaman informasi lebih sulit untuk di atasi dan pada saat ini keragaman teknis sudah memiliki berbagai solusi yang jauh lebih matang. Keragaman informasi akan terdiri dari berbagai jenis yang meliputi : Keragaman syntatic, keragaman jenis ini sudah dimulai dari model database traditional. Adapun beberapa contoh dari keragaman syntactic adalah : Naming conflict, misalkan perbedaan pemberian nama akan sesuatu hal, seperti alamat dengan lokasi. Data representation conflict, misalkan informasi tentang tanggal dapat direpresentasikan dalam format date atau numeric atau text. Data scaling conflict, misalkan pendefinisian penghasilan kelas bawah, menengah dan atas, dan sebagainya.

126 112 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Keragaman struktural atau skema (structural / schematic) adalah keragaman dalam katalog atau taksonomi informasi. Adapun beberapa contoh kasus pada keragaman struktural adalah : superclass, sebuah konsep atau atribute seperti nama dapat memiliki arti yang berbeda karena diletakkan pada struktur yang berbeda, karena satu adalah struktur yang menunjukkan nama produk (superclass adalah produk), sedangkan yang lain adalah struktur yang menunjukkan nama orang (superclass adalah individu). subclass, sebuah konsep yang memiliki label sama belum tentu berarti sama karena subclass yang berbeda. Misalkan mesin dengan mesin, mesin yang satu memiliki subclass (ruang bakar, bahan bakar, gear), mesin yang lain memiliki subclass (cpu, memori, I/O). Maka mesin yang pertama adalah mesin bakar, sedangkan mesin yang kedua adalah komputer. Keragaman semantik, semantik adalah ilmu yang mempelajari arti, maka keragaman semantik adalah keragaman akan perbedaan arti, ini bisa dalam arti : Sinonim, antonim, adalah persamaan atau lawan kata. Bagian dari, adalah menjelaskan untuk relasi Menghitung tingkat kesamaan (similarity), adalah kasus untuk menghitung sebuah konsep mana yang lebih mirip dan juga memungkinkan untuk menghitung nilai similar dalam kuantitas. Sebagai contoh kalau dicari tingkat kesamaan maka antara pohon-anjing dengan pohon-lumut maka dengan mudah bagi manusia dapat mengetahui bahwa pohon-lumut lebih memiliki nilai kesamaan dibandingkan pohon-anjing. Tapi kalau kita membandingkan pohonanjing dengan pohon-kucing, mana yang lebih mirip? Keragaman ini terjadi karena semakin berkembangnya Internet dan teknologi web yang membawa dampak sebagai berikut : Web and data is massive, ukuran dari web dan data baik dalam arti jumlah sumber maupun isi data semakin bertambah dari waktu ke waktu dengan sangat cepat. Bagaimana mendapatkan sumber data yang sesuai.

127 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 113 Web and data is distributed, sumber data dan data terdistribusi atau tersebar pada berbagai sumber data. Kendala terutama banyak sumber data yang tidak terdaftar pada sebuah daftar data baru dan penyesuaian akses karena perubahan skema data. Web and data is dynamic, sumber data akan menjadi sangat dinamis, bukan saja dalam arti pembaharuan isi data, tetapi juga pembaharuan dari skema data. Bagaimana mendeteksi perubahan data baru dan penyesuaian akses karena perubahan skema data. Web and data is open world, siapa saja dapat membuat data atau web di Internet..Terdapat problem bagaimana mempercayai kebenaran sebuah sumber data Pendekatan yang Dilakukan Prinsip dasar pada pengembangan kerangka kerja interoperabilitas harus memperhatikan beberapa faktor yang meliputi : Aksesibilitas, adalah sarana pengaksesan data atau informasi yang termasuk elektronik kepada publik dengan menghindari diskriminasi. Seperti penerapan interface yang juga dapat dimanfaatkan oleh orang cacat juga bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Keamanan, secara umum, pertukaran informasi perlu menerapkan kebijakan keamanan yang memadai. Ini dicapai dengan melakukan penilaian resiko yang memadai dalam pelayanan dengan menghitung tingkat keamanan. Dari sudut pandang pemakai, fungsi yang terkait keamanan seperti identifikasi, otentifikasi, non-repudiation, kerahasiaan harus memiliki tingkat ketransparanan yang maksimum dengan memberikan tingkat keamanan yang memadai. Privacy, perlu diberikan keyakinan akan kerahasiaan data individu atau masyarakat yang digunakan sesuai dengan kepentingan ketika data diberikan oleh masyarakat. Open standard, untuk mencapai interoperabilitas maka pemanfaatan open standard perlu dipertimbangkan dengan optimal. Alasan pemilihan open standard disebabkan oleh :

128 114 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Sebuah standar harus diadaptasi dan dipelihara oleh sebuah organisasi nirlaba dan dalam pengembangan akan berbasis kepada keputusan terbuka yang melibatkan berbagai pihak yang terkait. Sebuah standar yang telah dipublikasikan dan memiliki dokumen yang tersedia secara gratis atau dengan harga yang wajar. Tidak ada batasan dalam penggunanan atau penggunaan ulang dari standard. Open source, memanfaatkan keuntungan yang diberikan oleh open source. Selain keterbukaan sistem dan dokumen, open source software juga cenderung mendukung open standard. Multi solution, dalam interoperbilitas harus mendukung solusi dengan multi aktor atau multi solusi. Menurut Andreas [2], model Levels of Conceptual Interoperability Model (LCIM) membagi menjadi lima tingkatan dalam mencapai interoperabilitas. lapisan tersebut adalah : Level 0 System Specific Data, data digunakan pada masingmasing sistem dan tidak ada pertukaran data. Level 1 Documented Data, data di dokumentasikan menggunakan protokol umum yang dapat diakses melalui sebuah interface, contoh adalah menggunakan SQL. Level 2 Aligned Static Data, data didokumentasikan menggunakan model referensi umum seperti menggunakan topontology, sehingga memungkinkan menggunakan standar metadata untuk menghindari kesalah pahaman. Contoh adalah Realtime Platform Reference Federation Object Model (RPR-FOM) Level 3 Aligned Dynamic Data, penggunaan data dalam sebuah model federasi yang sudah didefinisikan dengan baik, seperti menggunakan UML. Sehingga menghindari terjadinya black box di belakang interface. Level 4 Harmonized Data, koneksi semantik antar data untuk melakukan relasi dengan menggunakan model konseptual.

129 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 115 Tabel 5.3: Contoh jenis file beragam aplikasi perkantoran ODF MS Office 2007 MS - OOXML Pengolah kata *.odt *.doc *.docx Spreadsheet *.ods *.xls *.xlsx Presentation *.odp *.ppt *.pptx Bakuan Format Dokumen Format file (format berkas) adalah suatu metoda/cara untuk mengkode informasi agar dapat disimpan dalam berkas komputer. Data disimpan dengan menerapkan suatu aturan khusus. Berbagai jenis format berkas digunakan untuk berbagai jenis data. Biasanya dibedakan dengan ekstensi dari nama file tersebut, misal mp3, jpg, odt, xls. Pada Tabel 5.3 disajikan contoh file yang digunakan oleh berbagai aplikasi perkantoran. Seperti terlihat pada Gambar 5.7. awalnya suatu format file yang digunakan suatu aplikasi terikat erat dengan aplikasi tersebut sehingga berkas yang dihasilkan suatu program aplikasi, biasanya hanya bisa dibaca, diproses dan disimpan kembali oleh program aplikasi tersebut. Tapi kini yang sekarang lebih disukai oleh pengguna yaitu adanya fleksibilitas dan ketidak terikatan antara jenis berkas dan aplikasi yang memprosesnya. Dengan tidak terikatnya antara jenis program dan berkas yang disimpan maka diharapkan berkas tersebut dapat dimanfaatkan oleh beragam aplikasi baik yang satu platform maupun yang dijalankan pada platform berbeda. Hal inilah yang menjadikan issue interoperbilitas menjadi penting. Format dokumen yang baik akan memudahkan tercapainya interoperabilitas di dalam penggunaan perangkat lunak pada suatu organisasi. Dengan metoda dan format penyimpanan yang baik, maka suatu berkas akan dimanfaatkan oleh berbagai perangkat lunak dan berbagai unit kerja yang berbeda. Gambar 5.7, menjelaskan tentang perubahan gaya pemberian informasi antara pada aplikasi model lama dengan aplikasi model baru. Pada aplikasi model lama hubungan informasi dengan aplikasi pembuatnya dilakukan secara tertutup, hanya pengembang dari aplikasi tersebut yang mengetahui struktur dari dokumen tersebut. Kontrol terhadap dokumen model lama terdapat pada perusahaan pengembang bukan pada pemilik dokumen tersebut. Sedangkan pada aplikasi model baru, informasi dari sebuah do-

130 116 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Gambar 5.7: Kaitan aplikasi dan file kumen ditampilkan secara terbuka, struktur dokumen tersebut dapat diketahui oleh semua orang, termasuk perusahaan pengembang dan pemilik dokumen. Sehingga dokumen tidak bergantung pada suatu aplikasi, dokumen dapat dibuka dan diedit dengan menggunakan berbagai jenis aplikasi. Jenis format data ini tak dapat dipandang sederhana atau hanya mengikuti apa yang biasa digunakan orang. Terutama untuk dokumen milik badan pemerintahan yang harus digunakan oleh publik luas. Beberapa aspek teknis harus dipertimbangkan seperti Kemampuan interoperabilitas Kemungkinan digunakan di aplikasi lain Mengikuti suatu standard penyimpanan dokumen yang baik Di samping itu juga ada beberapa pertimbangan aspek non teknis : Menghindari badan pemerintah memaksa publik membeli program word processor tertentu sehingga dapat berinteraksi secara elektronis. Karena pada dasarnya dokumen yang diberikan oleh suatu badan pemerintah ke publik harus dapat dibuka tanpa ada ketentuan menggunakan suatu jenis perangkat lunak tertentu. Dokumen lama tak dapat dibaca karena vendor mengubah formatnya pada program versi baru. Sehingga pemilihan dokumen juga harus mempertimbangkan usia dokumen untuk kebutuhan preservasi dokumen. Badan pemerintah tak dapat berkomunikasi karena menggunakan versi/produk word processor yang berbeda atau menggunakan format yang ditentukan oleh vendor. Sehingga dibutuhkan

131 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 117 suatu standard dokumen digunakan kembali oleh badan pemerintahan lain tanpa terikat pada satu jenis produk tertentu Interoperabilitas Layanan Interoperabilitas dapat tercapai dengan beberapa tahapan pola penyimpanan dan pengelolaan data yaitu Open Document Format, pada tahapan ini proses penyimpanan berkas oleh seorang pengguna memungkinkan dibuka oleh pengguna lain yang menggunakan aplikasi lainnya. Jadi pada tahapan ini dititik beratkan perbedaan pengguna pada sistem lain dapat saling bertukar data. Contoh yang termasuk kategori ini seperti Open Document Format, PDF, dan lain sebagainya Open Exchange Format, pada tingkat ini berbagai sistem aplikasi (misal sistem workflow, sistem database) dapat saling bertukar data dengan sistem aplikasi lainnya. Sebagai contoh Sistem Aplikasi Kepegawaian di organisasi A dapat bertukar data dengan Sistem Aplikasi Kependudukan di organisasi B. Pada tahapan ini sistem yang terbentuk dari beragam perangkat lunak tersebut dapat berbeda tapi dapat saling bertukar data. Contoh yang termasuk pada kategori ini adalah Open Financial Exchange (OFX) Format [ GPS Exchange Format (GPX), Sharable Content Object Reference Model (SCORM) yang digunakan pada platform elearning. Open Service, pada tingkat ini berbagai sistem berinteraksi dengan menyediakan layanan (service) yang terbuka. Sistem lainnya dapat meminta suatu service dengan mekanisme yang terbuka tanpa terikat kepada platform, format data, ataupun perangkat keras tertentu. Contoh dari model ini adalah Global Biodiversity Informatics Facility (GBIF). Setiap pihak tanpa mengetahui secara ditail bagaimana sistem lainnya dibangun, dapat me-request suatu service dari node di GBIF. Service yang saling terbuka dan dapat diakses bersama-sama memungkinkan tersedianya layanan yang lebih baik di masa depan bagi layanan egovernment. Tetapi untuk mencapai tahapan Interopreabilitas di aras layanan (Open Service), maka fondasi yang baik haruslah tercipta terlebih dahulu. Fondasi itulah yang disediakan oleh Open Document Format di dalam penyimpanan data.

132 118 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Gambar 5.8: Pertukaran data secara terbuka Interoperabilitas hanya dapat terjaga ketika semantik (apa arti dari suatu perintah atau data) dan sintatik (bagaimana perintah atau data tersebut disusun) diketahui secara terbuka. Sehingga pengguna tidak mengalami batasan harus menggunakan perangkat keras tertentu, sistem operasi tertentu ataupun perangkat lunak seperti database tertentu. Tanpa adanya interoperabilitas maka akan ada beberapa kesulitan yang timbul antara lain : Pengguna tidak dapat bertukar dokumen dengan mudah Pengguna sulit menggunakan berkas lama yang disimpan oleh organisasi tersebut, baik oleh dia sendiri ataupun oleh orang lain. Ketika dibutuhkan proses konversi maka seringkali terjadi kehilangan data. Hal ini sulit dihindari selama format berkas yang digunakan bersifat proprietary dan tertutup. Sering terjadi antara bagian tidak dapat bertukar informasi karena jenis sistem informasi berbeda, dan dikembangkan oleh pihak yang berbeda. Ini yang sering disebut permasalah Island of Information (pulau-pulau informasi) Belum adanya layanan terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh aplikasi-aplikasi lainnya yang dikembangkan oleh pihak lain Oleh karena itu, azas interoperabilitas dalam berbagai tahapan ini perlu dipertimbangkan di dalam penyusunan layanan egovernment di Indonesia. Semakin keterbukaan data dijaga pada lapisan bawah, maka

133 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 119 semakin mudah keterbukaan dan interoperabilitas di tingkat atas untuk dicapai. Oleh karena itu konsep interoperabilitas di tingkat atas (antar sistem) akan lebih mudah dicapai oleh lembaga pemerintah ketika mulai dengan konsep Open Document. Dengan memiliki fondasi yang baik dan terbuka seperti ini, maka resiko locked-in pada suatu konsultan ataupun perusahaan di masa depan dapat dicegah sedini mungkin. Sehingga ketika sistem sudah tidak dibawa kontrak dengan konsultan/vendor tersebut, maka pihak ketiga (pihak lainnnya) dapat dengan mudah melanjutkan perawatan atau perbaikan sistem Standard Format Dokumen Ketika suatu organisasi harus menentukan berkas yang digunakan sebagai suatu ketetapan yang digunakan di semua bagian, maka akan dilakukan standardisasi jenis berkas. Ketika berbicara format standar mana yang digunakan, pada dasarnya orang tidak mengacu pada hal yang sama. Ada dua jenis format standard yang dipahami oleh pengguna yaitu : Standard De facto. Jenis standard ini adalah apa yang banyak digunakan oleh orang atau populer sehingga dianggap sebagai suatu hal yang standar karena diketahi oleh banyak orang. Akan tetapi sebetulnya jenis standard ini tidak memiliki dukungan dari badan standar, dan belum teruji. Lebih jauh lagi karena bukan merupakan suatu standard yang terdefinisi maka tidak ada jaminan bahwa si pembuat format tersebut tidak akan menghentikan dukungan. Sebagai contoh program yang tadinya mendukung format tersebut, ternyata pada versi barunya sudah tidak mendukung format yang lama tersebut. Contoh adalah DOC, XLS. Standard terdefinisi. Jenis standard ini terspesifikasi dengan ditail dan terkait dengan suatu organisasi standar misal ISO, ECMA dan sebagainya. Dalam penyusunan standard tersebut berbagai macam pihak yang terkait pada industri akan terlibat. Pihak-pihak yang terlibat itu antara lain pengguna, vendor, expert dan sebagainya. Untuk jenis standard yang terbuka (Open Standard), setiap orang dapat melakukan implementasi dari standard tersebut secara bebas

134 120 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Organisasi atau badan pemerintah sering secara mudah-nya saja memilih format dokumen dengan cara memilih standard de-facto karena dianggap semua orang memiliki aplikasi untuk membuka dokumen tersebut. Tetapi pada kenyataanya belum tentu.di samping itu pelajaran dari berkas-berkas yang disimpan dalam format standad de-facto tahun 90-an yang kini tak bisa dibuka kembali, harus menjadi pertimbangan dalam menentukan berkas yang digunakan oleh badan pemerintah. Badan pemerintah dalam menggunakan berkas untuk berkomunikasi dengan publik harus mempertimbangkan azas aksesibilitas, yaitu memungkinkan publik mengakses dokumen yang seharusnya memang berada di ranah publik. Oleh karena itu publik tak boleh dibatasi dengan jenis program yang harus digunakan untuk membuka dokumen tersebut. Menggunakan berkas yang merupakan standar de-facto tapi bukan suatu standard terbuka bukanlah tindakan bijaksana. Ataupun ketika publik harus memberikan berkas ke badan pemerintahan, juga tidak boleh dibatasi harus menggunakan suatu format tertentu yang bersifat standard de-facto tetapi yang bersifat tidak bebas. Sebab ini berarti sedikit banyak mempersyaratkan publik membeli perangkat lunak tersebut untuk dapat berkomunikasi dengan badan pemerintahan. Menilik pada sifat keterbukaan format dokumen, pada dasarnya ada 2 jenis pendekatan di dalam format dokumen yaitu Format tertutup (closed format). Pada format ini yang tahu dengan pasti adalah perusahaan pembuat perangkat lunak, keputusan perubahan format atau cara menyimpan berkas ditentukan oleh perusahaan tersebut. Begitu juga dengan apakah di masa depan format tersebut masih didukung atau tidak sangat bergantung kepada perusahaan tersebut. Format yang tergolong ini adalah *.DOC, *.XLS, *.PPT, *.PSD dan sebagainya Format terbuka (open Format). Pada format jenis ini bagaimana data disimpan dalam berkas diketahui oleh umum secara bebas. Sehingga perusahaan ataupun organisasi manapun dapat menggunakan format tersebut. Format terbuka ini ada 2 jenis yaitu : Format terbuka tapi bukan suatu standard. Sebagai contoh format L A T E X, BibT E X. Walau spesifikasi dari berkas ini terbuka dan bebas digunakan, tetapi bukan merupakan suatu standard yang disahkan oleh badan standard.

135 5.5. BAKUAN INTEROPERABILITAS DATA 121 Format terbuka dan merupakan suatu standard yang disahkan oleh badan standar. Yang tergolong jenis ini adalah format ODF, SGML, PDF dan lain sebagainya. Pada dasarnya yang membedakan antara suatu model dokumen satu dan dokumen lainnya adalah metoda mark-up yang digunakan dalam dokumen tersebut. Pada dokumen terbuka aturan mark-up ini terbuka kepada publik sehingga dipahami struktur dari dokumen tersebut Bakuan Format Dokumen yang Ditetapkan Sesuai dengan arahan dari Surat Edaran Menpan serta standard yang telah ditetapkan di Indonesia, maka di lingkungan Kemenpora ditetapkan bahwa penyimpanan berkas-berkas menggunakan format ODF (Open Document Format) yang telah menjadi ISO/IEC 26300:2006 dan saat ini sudah diterima menjadi Standard Nasional Indonesia. Oleh karena itu Open Document Format (ODF) memiliki dasar yang terkuat untuk diterima sebagai berkas yang dapat digunakan oleh badan pemerintahan untuk aplikasi perkantoran, karena memenuhi kriteria di atas. Baik kriteria teknis ataupun kriteria non teknis Pada awalnya Open Document Format (ODF) hanya digunakan oleh perangkat lunak perkantoran Open Office. Kemudian Komite Teknis OASIS (Organization for the Advancement of Structured Information Standards) menjadi pengembang utama dari format dokumen ini. Pada bulan Mei 2005 OASIS konsorsium menyetujui format ini untuk menjadi sebuah standar dan pada bulan Mei 2006 Open Document format disahkan menjadi sebuah standar internasional dengan nama ISO/IEC 26300:2006. Open Dokumen Format ini memiliki beberapa keunggulan yaitu Dikembangkan, dirawat dan dikontrol oleh organisasi open standard yang lintas industri dengan keterlibatan komunitas Open Source. Jadi tidak dikembangkan oleh satu perusahaan dan lalu dimajukan sebagai suatu standard internsaional. Tetapi telah melalui proses pengembangan standard yang melibatkan berbagai komponen industri dan komunitas. Terbuka dan netral terhadap vendor tertentu. Dengan kata lain tidak hanya 1 vendor yang memahami dengan ditail mengenai format ini, karena format ini dikembangkan oleh komite

136 122 BAB 5. BAKUAN SISTEM INFORMASI Gambar 5.9: ODF dan workflow teknis di luar 1 perusahaan. Bukan suatu format yang dikembangkan oleh suatu perusahaan dan langsung diajukan ke badan standard Dipublikasikan tanpa batasan dan tanpa royalti. ODF dapat digunakan oleh pihak manapun tanpa membayar royalti. Dokumen standard ODF juga tersedia bebas untuk dipelajari dan diimplementasikan. Hal ini sangat membantu pengembang di Indonesia untuk membuat aplikasi yang memanfaatkan ODF ini. Interoperabilitas meningkat. Dengan adanya spesifikasi yang bersifat terbuka, maka program untuk jenis aplikasi yang berbeda, dan dikembangkan oleh perusahaan/organisasi berbeda dapat saling bertukar data tanpa adanya kehilangan kandungan. Sebagai contoh program untuk membuat report (Report Generator) dapat menghasilkan dokumen yang memanfaatkan hasil dari SpreadSheet. Tidak terikat pada satu macam perangkat lunak untuk memproses berkas yang ada. Dengan spesifikasi terbuka ini, maka tidak hanya 1 perangkat lunak yang dapat memanfaatkan dengan penuh berkas dokumen yang ada. Berbagai vendor bebas memanfaatkan ODF ini termasuk vendor yang berkompetisi. Sehingga tidak bisa dikatakan ODF ini memihak pada vendor tertentu. Meningkatkan kemampuan preservasi data. Spesifikasi yang terbuka yang menyebabkan ketidak bergantungan pada satu je-

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0252.A TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0252.A TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0252.A TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUKU BAKUAN AUDIT KEAMANAN INFORMASI

Lebih terperinci

Kode Etik. Etika Profesi

Kode Etik. Etika Profesi Kode Etik Etika Profesi Kode Etik Profesi Kode Etik Profesi Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

WEBSITE PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI (PMG)

WEBSITE PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI (PMG) WEBSITE PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI (PMG) http://www.dim.esdm.go.id Agenda : Latar Belakang Tugas dan Fungsi PMG Maksud dan Tujuan Hardware dan Software Perancangan Website Flowchart/Alur dan Metode Kerja

Lebih terperinci

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 Komputer Dan Pemerintahan Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 TUJUAN: Memberi kemudahan dan kesederhanaan prosedur, sehingga penerapannya memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang pendidikan dan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi Kementerian Pemuda dan Olahraga

Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Roadmap Pengembangan Teknologi Informasi Komunikasi 2015-2020 Kementerian Pemuda dan Olahraga Bagian Sistem Informasi Biro Humas dan Hukum Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahraga Roadmap Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Implementasi Open Source Software pada Badan Usaha Widoyo PT. INTI (persero), Jl. Moh. Toha 77 Bandung, 40253. e-mail: widoyo@inti.co.id

Lebih terperinci

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) :

E-GOVERMENT. 7. Komputer dan Pemerintahan PTSI C. Definisi (Word Bank) : E-GOVERMENT Definisi (Word Bank) : adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah (seperti Wide Artea Network, internet dan mobile computing) yang memungkinkan pemerintah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E-

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E- BAB V TARGET DAN STRATEGI PENGEMBANGAN E-Government Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E- Government) adalah kegiatan survei atas kondisi existing di seluruh unit kerja yang dilanjutkan

Lebih terperinci

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr No.45, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Penyelenggaraan TIK. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Berbasis Web Yang dimaksud dengan aplikasi web atau aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser. Aplikasi seperti ini pertama kali dibangun hanya

Lebih terperinci

Content Management System (CMS)

Content Management System (CMS) Content Management System (CMS) 1. Pengertian CMS CMS (Content Management System) adalah suatu metoda dalam mengelola sebuah content/isi. Content bias berupa teks, suara, gambar video, animasi dan aplikasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB

PERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB PERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB SOFTWARE DESAIN WEB 1. Website Berbasis CMS 2. Website Berbasis Bahasa Pemrograman WEBSITE BERBASIS CMS Pengertian CMS : Content Management System atau disingkat CMS adalah Suatu

Lebih terperinci

Kantaya: Contoh Keberhasilan Perangkat Lunak Open Source Indonesia

Kantaya: Contoh Keberhasilan Perangkat Lunak Open Source Indonesia Kantaya: Contoh Keberhasilan Perangkat Lunak Open Source Indonesia Muhammad Arief Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta Pusat marief@inn.bppt.go.id, http://arief.ismy.web.id/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan di bumi nusantara ini adalah sekolah baik sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan di bumi nusantara ini adalah sekolah baik sekolah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan informasi yang cepat sangatlah penting, terutama dengan perkembangan teknologi informasi pada segala bidang maka penggunaan teknologi

Lebih terperinci

SIPPD. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah

SIPPD. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah SIPPD Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah PT. Lexion Indonesia Jl. Bendul Merisi Selatan IV No 72 Surabaya Phone. 031-8431081. Mobile. 0811 340 7175 www.lexion.co.id - Email: alimin@lexion.co.id

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB

APLIKASI BERBASIS WEB Pendahuluan Komputer sejak diluncurkan pertama kali dengan bobot yang cukup berat hingga hingga saat ini dengan produk notebook yang sangat ringan dan dapat di bawa kemana-mana, berbagai macam aplikasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN PHP dan MySQL (Studi kasus di SMA Muhammadiyah Imam Syuhodo, Sukoharjo) Diajukan Sebagai Syarat

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik pada instansi pemerintah sekarang ini menuntut untuk menggunakan teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4. 1 Implementasi Sistem Atau Aplikasi 4. 1. 1 Spesifikasi Sistem Aplikasi pengolahan jurnal online berbasis web dibuat dengan menggunakan bahasa PHP 5.0 sebagai

Lebih terperinci

Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran

Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran Innovation of Technology and Information Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran PT. Lexion Indonesia Jl. Bendul Merisi Selatan IV No 72 Surabaya Phone. 031-8431081. Mobile. 0811 340 7175 www.lexion.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Web Service Menurut Siregar (2012) Web service menyediakan standar komunikasi di antara berbagai aplikasi software yang berbeda-beda, dan dapat berjalan di berbagai platform maupun

Lebih terperinci

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government DEPUTI BIDANG TATALAKSANA 2012 Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya persaingan dunia kerja di industri mewajibkan setiap mahasiswa di perguruan tinggi untuk memprogram Tugas Akhir, tujuan Tugas Akhir adalah merupakan salah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Pusat Data dan Teknologi Informasi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Grant #457: Citizen science solutions for national biodiversity data needs: developing a plant checklist for West Kalimantan, Indonesia

Grant #457: Citizen science solutions for national biodiversity data needs: developing a plant checklist for West Kalimantan, Indonesia Grant #457: Citizen science solutions for national biodiversity data needs: developing a plant checklist for West Kalimantan, Indonesia I Made Wiryana Universitas Gunadarma Campbell Webb Arnold Arboretum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 51 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan perancang sistem informasi data alumni berbasis WAP yang terdiri dari beberapa bagian berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini sangat pesat, hampir semua kegiatan menggunakan sistem informasi sebagai penunjang kegiatannya, salah satunya adalah

Lebih terperinci

Cloud Computing Windows Azure

Cloud Computing Windows Azure Cloud Computing Windows Azure CLOUD COMPUTING John mccarthy,1960 suatu hari nanti komputasi akan menjadi infrastruktur public seperti halnya listrik dan telepon. Larry Ellison, 1995 kita tidak harus menerangkan

Lebih terperinci

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom KOMPUTER DAN MASYARAKAT Mia Fitriawati S.Kom KLASIFIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DI MASYARAKAT 1. Kemajuan TI yang Bersifat Netral 2. Kemajuan TI yang Bersifat Menghemat Tenaga Kerja 3. Kemajuan TI yang Bersifat

Lebih terperinci

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application)

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application) MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application) 1. Pendahuluan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) merupakan institusi pemerintah di bawah Badan Geologi,

Lebih terperinci

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist Dimensi Aplikasi 1 Agenda Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist 2 Ruang Lingkup Salah satu upaya untuk melihat, mengevaluasi,

Lebih terperinci

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN DAN TATA LAKSANA TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita PERUBAHAN POLA KERJA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok dalam pendekatan mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang

Lebih terperinci

Komputer & Pemerintah. E-Government

Komputer & Pemerintah. E-Government Komputer & Pemerintah E-Government Definisi E-Goverment Electronics government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, pelaku bisnis,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER

PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER PERANCANGAN LibraryUMS-CMS MENGGUNAKAN CODEIGNITER TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

Manual Book Website Adverse Drug Report

Manual Book Website Adverse Drug Report Manual Book Website Adverse Drug Report Latar Belakang... 3 Maksud dan Tujuan... 3 Solusi... 3 Tahapan - tahapan pembangunan... 3 Deskripsi Umum Sistem... 4 Spesifikasi Sistem... 16 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PENYUSUNAN RENDUK TIK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PENYUSUNAN RENDUK TIK KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan BELANJA JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PENYUSUNAN RENDUK TIK I. LATAR BELAKANG Era reformasi saat ini menuntut terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan

Lebih terperinci

LAPORAN AWAL. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Terpadu. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Kementerian Perdagangan

LAPORAN AWAL. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Terpadu. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Kementerian Perdagangan LAPORAN AWAL Pengembangan Sistem Informasi Layanan Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Kementerian Perdagangan 12/1/2016 CV. Raina Mandiri Aditya Pratama BAB I PENDAHULUAN Laporan pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II Landasan Teori BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi sistem informasi, namun harus diketahui terlebih dahulu definisi sistem dan informasi.

Lebih terperinci

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

AUTOMASI PERPUSTAKAAN A. Pendahuluan AUTOMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Gatot Subrata, S.Kom Abstrak. Sistem Automasi Perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS

PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS William Saputra 1, Hery 2, Kusno Prasetya 3, Andree E. Widjaja 4 Jurusan, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Website atau World Wide Web, sering disingkat sebagai www atau web saja, yakni

BAB 2 LANDASAN TEORI. Website atau World Wide Web, sering disingkat sebagai www atau web saja, yakni BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Website Website atau World Wide Web, sering disingkat sebagai www atau web saja, yakni sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain dipresentasikan

Lebih terperinci

INTRODUCTION WEB APPLICATION

INTRODUCTION WEB APPLICATION REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT INTRODUCTION WEB APPLICATION Defri Kurniawan M.Kom Objective Memahami konsep web dasar, meliputi komponen dasar web, teknologi & perkembangannya Content Pengenalan Web Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TUGAS AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TUGAS AKHIR Kunci dari sukses Internet adalah adanya pertukaran data yang praktis, yang pada awal-nya hanya berupa teks yang ditampilkan dalam bentuk halaman web,

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUK DEVICE TESTING BERBASIS INTRANET PADA PT BAKRIE TELECOM, TBK

BINUS UNIVERSITY ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUK DEVICE TESTING BERBASIS INTRANET PADA PT BAKRIE TELECOM, TBK BINUS UNIVERSITY Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PRODUK DEVICE TESTING BERBASIS INTRANET PADA PT BAKRIE TELECOM,

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB Asih Mekar Sari Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi maju sekarang ini, intensitas interaksi manusia melalui internet menuntut adanya teknologi yang memungkinkan komunikasi antar user secara cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN WEB. Agussalim

PEMROGRAMAN WEB. Agussalim PEMROGRAMAN WEB Agussalim Deskripsi Matakuliah Matakuliah ini mengajarkan tentang: Konsep Pemrograman WEB Pemrograman WEB statis dan dinamis HTML (Hyper Text Markup Language) PHP Hypertext preprocessor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memroses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

BAB III LANDASAN TEORI. berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi 3.1 Layanan Aplikasi Internet BAB III LANDASAN TEORI Terdapat banyak sekali layanan aplikasi di internet dan masih terus akan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Contoh aplikasi

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI DAN PEMETAAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI

KUESIONER EVALUASI DAN PEMETAAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai Implementasi E-learning di Perguruan Tinggi Indonesia dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran dan kualitas output. E-learning

Lebih terperinci

PROPOSAL PROJECT PEMBELIAN VOUCHER SEMESTER PENDEK ONLINE JURUSAN SISTEM INFORMASI

PROPOSAL PROJECT PEMBELIAN VOUCHER SEMESTER PENDEK ONLINE JURUSAN SISTEM INFORMASI PROPOSAL PROJECT PEMBELIAN VOUCHER SEMESTER PENDEK ONLINE JURUSAN SISTEM INFORMASI PROPOSAL PROJECT PEMBELIAN VOUCHER SEMESTER PENDEK ONLINE JURUSAN SISTEM INFORMASI Originator Project : Bella Azkadica

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

Mengenal Joomla. 3.1 Sejarah Joomla

Mengenal Joomla. 3.1 Sejarah Joomla Mengenal Joomla Agar mendapatkan pandangan yang lengkap tentang Joomla, mau tidak mau, Anda harus mengenal terlebih dahulu Joomla. Karena seperti kata peribahasa, tak kenal maka tak cinta. Oleh karena

Lebih terperinci

STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI

Lebih terperinci

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Untuk memaksimalkan laba dari investasi infrastruktur e-bisnis, perlu pemahaman tentang bagaimana perusahaan dalam menerapkan e-bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, RANCANGAN BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI KABUPATEN SRAGEN NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi, khususnya internet telah berkembang dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi, khususnya internet telah berkembang dengan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi, khususnya internet telah berkembang dengan sangat pesat. Website tidak hanya menjadi sarana menambah pengetahuan, menjalin relasi, komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi BAB II LANDASAN TEORI 2.1Perangkat Lunak Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

Motivasi Kebijakan E-Government

Motivasi Kebijakan E-Government LAMPIRAN I INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TANGGAL 9 JUNI 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT Motivasi Kebijakan E-Government Tuntutan Perubahan

Lebih terperinci

Software Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Software Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin WinBi: Software RI Pertama Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini kepentingan

Lebih terperinci

PORTAL WEB. memantau dan mengawasi pembuatan dan pengembangan portal web (website) di Unit Organisasi masing-masing.

PORTAL WEB. memantau dan mengawasi pembuatan dan pengembangan portal web (website) di Unit Organisasi masing-masing. LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN TA dan PKN BERBASIS WEB dengan PHP dan MySQL

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN TA dan PKN BERBASIS WEB dengan PHP dan MySQL SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN TA dan PKN BERBASIS WEB dengan PHP dan MySQL TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen

Lebih terperinci

E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI

E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UPN, 24 Mei 2008 APA ITU e-governmente Kata Kunci Oleh Pemerintah Untuk Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017 SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PEMERINTAHAN (E-GOVERNMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah

6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah 1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELURAHAN DAN DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di

BAB 1 PENDAHULUAN. bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kehutanan adalah sebuah lembaga pemerintah yang bertugas membantu Presiden di sektor kehutanan. Salah satu eselon II di Kementerian Kehutanan adalah Biro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hotel sebagaimana kita ketahui merupakan tempat penginapan sementara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hotel sebagaimana kita ketahui merupakan tempat penginapan sementara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel sebagaimana kita ketahui merupakan tempat penginapan sementara bagi pengunjung yang datang ke kota tujuan tertentu. Maka bisa dikatakan hotel merupakan sarana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 2 Latar Belakang... 2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan... 4 1.4 Rumusan Masalah... 4 1.5 Keluaran... 4 TENTANG WebSIGIT... 5 Fungsi dan Manfaat... 5

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 tahun 2001 Tanggal : 24 april 2001 Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus. berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat

LANDASAN TEORI. Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus. berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Uneven Solution Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat mengandalkan satu bahasa seperti tahun lalu. Coba lihat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR

SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR Infrastruktur informasi terdiri dari fasilitas fisik, jasa, dan manajemen yang mendukung semua sumber daya komputasi secara bersama dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, penggunaan teknologi informasi berkembang sangat cepat dan pesat. Di berbagai bidang, kemajuan evolusi sistem berkembang menuju arah

Lebih terperinci

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS SIMRS UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Permenkes SIMRS No 82 Desember Tahun 2013 Setiap RS diwajibkan menggunakan SIMRS

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami. perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami. perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi juga mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Inovasi pada bidang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem teknologi informasi. Keberadaan universitas saat

PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem teknologi informasi. Keberadaan universitas saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada masa sekarang ini sudah sangat cepat dan pesat, salah satunya adalah sistem teknologi informasi. Keberadaan universitas saat ini sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang serupa menggunakan sistem pelayanan bisinis secara online.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang serupa menggunakan sistem pelayanan bisinis secara online. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dibidang informasi mendorong setiap instansi atau perusahaan untuk tetap mengikuti perkembangannya, terutama berkenaan dengan perkembangan

Lebih terperinci

E-Business Infrastructure

E-Business Infrastructure E-Business Infrastructure Layanan aplikasi/layanan e-bisnis CRM, SCM, Data Mining, CMS Lapisan Perangkat Lunak Sistem Perangkat lunak web browser, web server, jaringan dan DBMS Lapisan Transpor/Jaringan

Lebih terperinci