ANALISIS KONSENTRASI WILAYAH TUJUAN INVESTASI JAWA TENGAH DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONSENTRASI WILAYAH TUJUAN INVESTASI JAWA TENGAH DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN"

Transkripsi

1 ANALISIS KONSENTRASI WILAYAH TUJUAN INVESTASI JAWA TENGAH DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh DWI SULISTYOWATI B PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2 i 2

3 3 ii

4 iii 4

5 ANALISIS KONSENTRASI WILAYAH TUJUAN INVESTASI JAWA TENGAH DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN ABSTRAK Investasi mempunyai peran penting untuk kemajuan pembangunan di Provinsi Jawa Tengah, meningkatkan pendapatan asli daerah, menyerap lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat serta berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Analisis Konsentrasi Wilayah Tujuan Investasi Jawa Tengah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Tahun Penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel independen yaitu IPM, nilai tukar, PDRB, pengeluaran pemerintah dan suku bunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah tujuan investasi tertinggi dan terendah di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat guna meningkatkan investasi di wilayah tersebut agar kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi meningkat dan besarnya pengaruh IPM, nilai tukar, PDRB, pengeluaran pemerintah dan suku bunga terhadap investasi di Provinsi Jawa Tengah tahun Penelitian ini menggunakan data sekunder dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi wilayah tujuan investasi terbesar terdapat di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Karanganyar sedangkan yang terendah terdapat di Kota Semarang. Hasil analisis regresi data panel dapat diambil kesimpulan bahwa Random Effect Model (REM) adalah model regresi data panel yang paling tepat. Berdasarkan uji validitas pengaruh atau uji t, variabel IPM dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh negatif dan signifikan, nilai tukar dan PDRB memiliki pengaruh positif dan signifikan sedangankan suku bunga memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap investasi. Berdasarkan uji F, IPM, nilai tukar, PDRB, pengeluaran pemerintah dan suku bunga secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap investasi. Kata Kunci : Investasi, IPM, nilai tukar, PDRB, pengeluaran pemerintah, suku bunga ABSTRACT Investment has an important role to play in the progress of development in Central Java Province, increasing local revenue, absorbing employment and increasing people's economic income and impacting economic growth in the region. In this study the authors take the title "Analysis of Regional Concentration Central Java Investment Objectives and Factors Affecting Year ". This research uses 5 (five) independent variable that is HDI, exchange rate, GRDP, government expenditure and interest rate. This study aims to determine the highest and lowest investment destinations in 35 districts / municipalities of 1

6 Central Java Province so that it can be used as a reference government to take appropriate policies to increase investment in the region for public welfare and economic growth increased and the influence of HDI,, GRDP, government expenditure and interest rate on investment in Central Java Province This study uses secondary data and analysis method used in this research is panel data regression analysis. The results showed that the largest concentration of investment destination areas were in Kabupaten Cilacap, Kabupaten Rembang and Kabupaten Karanganyar while the lowest was in Kota Semarang. The result of panel data regression analysis can be concluded that Random Effect Model (REM) is the most appropriate data panel regression model. Based on the validity test of influence or t test, the variable of HDI and government expenditure have negative and significant influence, exchange rate and GRDP have positive and significant influence while interest rate has negative and insignificant effect to investment. Based on the F test, HDI, exchange rate, GRDP, government spending and interest rate simultaneously or together affect investment. Keyword: Investment, IPM, exchange rate, GRDP, government expenditure, interest rate 1. PENDAHULUAN Dalam pembangunan regional, investasi memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi merupakan penanaman modal yang dilakukan agar menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. Investasi dapat mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan teknologi dan mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri serta berdampak pada kesejahteraan masyarakat karena terbukanya lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan masyarakat sehingga ekonomi regional meningkat. Menurut UU No. 25 Tahun.2007 pemanaman modal dalam negeri merupakan kegiatan menanam modal yang dilakukan oleh investor baik perseorangan atau badan hukum untuk melakukan usaha diwilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan dengan menggunakan modal dalam negeri. Modal merupakan uang atau bukan uang yang dimiliki oleh investor yang memiliki nilai ekonomis. Investor membutuhkan adanya kemudahan dan kejelasan prosedur penanaman modal serta rasa aman. Investasi akan masuk kesuatu daerah 2

7 tergantung dari daya tarik daerah tersebut terhadap investasi. Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya tariknya terhadap investasi salah satunya tergantung dari kemampuan daerah untuk menentukan faktor-faktor yang digunakan sebagai ukuran daya saing perekonomian daerah. Pemerintah daerah harus giat mengembangkan daerahnya sebagai tujuan investasi.bentuk danupaya menciptakan daya tarik investasi di setiap daerah sangat beragam. Mulai dari membuat slogan yang indah, mengekspos perjanjian kerjasama, memberikan kepastian keamanan, pembangunan sistempelayanan penanaman modal (Simpedal) dan penyelesaian urusan administrasi penanaman modalmelalui satu atap atau satu pintu (one stop service). Beberapa daerah bahkan menciptakan PeraturanDaerah (Perda) yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik investasi masuk (Sari, 2015). Investasi mengacu pada pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dan hal itu menyebabkan persediaan modal bertambah (Mankiw, 2007:186). Pertambahan investasi kemudian wakan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Peran investor dalam melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa melainkan mencari keuntungan (Sukirno, 2006). Keuntungan tersebut dapat memberi motivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada daerah yang dianggap mempunyai nilai investasi yang menguntungkan. Semakin banyak kegiatan investasi yang dilakukan akan meningkatkan kebutuhan tenaga kerja untuk proses produksi dan menguntungan masyarakat didaerah tersebut. Jawa Tengah merupakan provinsi yang dinilai strategis bagi para investor untuk menanamkan modalnya yang terdiri dari 35 kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi. Perkembangan investasi di Jawa Tengah juga tak luput dari dukungan pemerintah yang pro terhadap investasi sehingga tercipta kondisi sosial, politik yang kondusif dan iklim investasi yang baik. Perkembangan investasi ini melihat dari indikator lainya antara lain indek pembangunan manusia, produk domestik regional bruto, nilai tukar, pengeluaran pemerintah dan suku bunga di Jawa Tengah. Peningkatan investasi ini dapat berpengaruh secara langsung pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. 3

8 2. METODE PENELITIAN 2.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website, perpustakaan, jurnal dan instansi-instansi seperti BPS dan BKPM. Tipe data dari penelitian ini adalah data panel. Data panel merupakan gabungan dari data times series dan data cross section. Times series adalah data berdasarkan periode waktu tertentu misalnya bulanan, triwulan ataupun tahunan dan penelitian ini menggunakan data times series selama empat tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan 2016 sedangkan cross section merupakan data yang memiliki satu atau lebih objek penelitian dalam satu periode yang sama, dalam penelitian ini menggunakan 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Metode Analisis Data Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia, nilai tukar, produk domestik regional bruto, pengeluaran pemerintah dan suku bunga terhadap investasi adalah analisis regresi data panel. Adapun model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini replica dari jurnal Gharaibeh, A. M. (2015) yang berjudul The Determinants of Foreign Direct Investment Empirical Evidence from Bahrain. International Journal of Business and Social Science, Vol. 6, No. 8 sebagai berikut: INV it = α + β 1 IPM it + β 2 NT it + β 3 PDRB it + β 4 PP it + β 5 SB it + u Dimana : INV = investasi kabupaten/kota di Jawa Tengah IPM = indeks pembangunan manusia kabupaten/kota di Jawa Tengah NT = nilai tukar kabupaten/kota di Jawa Tengah PDRB = produk domestik regional bruto kabupaten/kota di Jawa Tengah PP = pengeluaran pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah SB = suku bunga kabupaten/kota di Jawa Tengah α = intersep 4

9 β 1 -β 5 = koefisien regresi variabel bebas i = data cross section kabupaten/kota di Jawa Tengah t = data time series, tahun Uit = komponen error di waktu t untuk unit cross section Estimasi model ekonometrika data panel di atas meliputi langkahlangkah (1) Mengestimasi model data panel Pooled Ordinary Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), Random Effect Model (REM) (2) Uji pemilihan model data panel dengan menggunakan uji chow dan uji hausman (3) Uji kebaikan model pada model data panel terpilih (4) Intepretasi R- Square (5) Uji validitas pengaruh. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi regresi data panel dengan tiga metode panel Pooled Ordinary Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), Random Effect Model (REM) dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Hasil Regresi Data Panel Variabel Koefisien Regresi PLS FEM REM IPM NT PDRB PP SB C R Prob. F-Statistik Sumber: Output data panel menggunakan Eviews Uji Pemilihan Model Data Panel - Uji Chow (Likelihood Test Ratio) Hasil pengolahan Uji Chow dapat dilihat pada Tabel 2 5

10 .Tabel 4.2 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow Effects Test Statistic d.f Prob Cross-section F (34,100) Cross-section Chi-Square Sumber: Output data panel menggunakan E-views8 (Lihat lampiran) Nilai Prob = untuk Cross-Section F yang berarti < 0,05. Ho ditolak sehingga mengikuti model Fixed Effect Method. - Uji Hausman Hasil pengolahan Uji Hausman dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman Chi-Sq Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob Cross-section random Sumber: Output data panel menggunakan E-views8 Nilai Prob = untuk Cross-Section F Random yang berarti > 0,5 Ho diterima sehingga mengikuti Random Effect Method. Berdasarkan hasil estimasi data panel, untuk memilih model yang terbaik dengan menggunakan uji chow dan hausman, maka model yang terbaik adalah Random Effect Model (REM). 3.2.Uji Kebaikan Model Terpilih - Uji Eksistensi Model Dari hasil estimasi, nilai prob F-statistic 0, < α = 0,05, H0 ditolak maka model yang dipakai eksis. Variabel indeks pembangunan manusia (IPM), nilai tukar (NT), produk domestik regional bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah (PP) dan suku bunga (SB) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel investasi. 6

11 - Intepretasi R-Square (R 2 ) Koefisien determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik terpilih. Berdasarkan hasil output regresi menunjukkan Adjusted R-square (R 2 ) sebesar 0, atau 20,22 % artinya adalah 20,22 % variasi variabel investasi dapat dijelaskan oleh variasi avariabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Nilai Tukar (NT), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pengeluaran Pemerintah (PP) dan Suku Bunga (SB) dalam model, dan sisanya sebesar 0, atau 79,78 % variasi variabel investasi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. 3.3.Uji Validasi Pengaruh Model Terpilih a. Prob. IPM sebesar < 0.05, H0 ditolak maka variabel IPM berpengaruh signifikan. b. Prob. NT sebesar < 0.05, H0 ditolak maka variabel NT berpengaruh signifikan. c. Prob. PDRB sebesar < 0.05, H0 ditolak maka variabel PDRB berpengaruh signifikan. d. Prob. PP sebesar < 0.05, H0 ditolak maka variabel PP berpengaruh signifikan. e. Prob. SB sebesar > 0.05, H 0 diterima maka variabel SB tidak memiliki pengaruh signifikan. Dari uji t diatas terlihat bahwa variabel independen yaitu indeks pembangunan manusia, nilai tukar, produk domestik regional bruto dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh signifikan terhadap konsentrasi investasi di setiap kabupaten di Provinsi Jawa Tengah tahun , sedangkan sisanya variabel suku bunga tidak memiliki pengaruh signifikan. 7

12 3.4.Analisis Konsentrasi Wilayah Tujuan Investasi Gambar 1 Peta Konsentrasi Wilayah Tujuan Investasi Jawa Tengah Tahun Sumber: BPS diolah Konsentrasi wilayah tujuan investasi adalah untuk mengetahui wilayah tujuan investasi tertinggi dan terendah di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah, sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat guna meningkatkan investasi di wilayah tersebut agar kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi meningkat. Untuk mengetahui besaran kontribusi investasi di suatu daerah dapat dilakukan dengan melihat konstanta dari estimasi model terpilih yaitu Random Effect Method pada Tabel 4.5. Wilayah yang menduduki jumlah investasi tertinggi sampai yang terendah di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah berturut-turut adalah Kabupaten Cilacap, Kabupaten 8

13 Rembang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kota Surakarta, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Wonogiri, Kota Pekalongan, Kabupaten Blora, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kota Tegal, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Tegal, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, Kabupaten Kudus, Kota Semarang yang lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 menjelaskan pemetaan wilayah tujuan investasi. 4. PENUTUP 4.1.Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Berdasarkan hasil estimasi data panel (cross section) terpilih model yang terbaik yaitu Random Effect Method. Berdasarkan Uji Kebaikan Model, variabelindeks pembangunan manusia (IPM), nilai tukar (NT), produk domestik regional bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah (PP) dan suku bunga(sb) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat investasi di Provinsi Jawa Tengah tahun Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar , artinya 20,22% variasi investasi (INV) dapat dijelaskan oleh indeks pembangunan manusia (IPM), nilai tukar (NT), produk domestik regional bruto (PDRB), pengeluaran pemerintah (PP) dan suku bunga(sb). Uji Validitas Pengaruh (Uji t)menunjukkan bahwa oleh indeks pembangunan manusia (IPM) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap investasi, nilai tukar (NT) ) memiliki pengaruh positif signifikan 9

14 terhadap investasi, produk domestik regional bruto (PDRB) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap investasi, pengeluara n pemerintah (PP) ) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap investasi dan suku bunga(sb)) memiliki pengaruh negative tidak signifikan terhadapinvestasi. Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan wilayah yang menduduki jumlah investasi tertinggi sampai yang terendah di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah berturut-turut adalah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Rembang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kota Surakarta, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Wonogiri, Kota Pekalongan, Kabupaten Blora, Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Kota Tegal, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Tegal, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, Kabupaten Kudus, Kota Semarang. 4.2.Saran Perlu diadakan realisasi investasi secara luas di Jawa Tengah untuk mendorong peningkatan PDRB sehingga investor confidence terhadap pasar modal Jawa Tengah semakin baik. Pemerintah lebih memberi perhatian terhadap kebijakan investasi secara parsial serta menciptakan iklim investasi dan persaingan usaha yang sehat guna menarik investor ke wilayah-wilayah yang masih kekurangan investasi, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan dan sosialisasi sehingga tersedia tenaga yang mempunyai keahlian serta menyediakan infrastruktur dan pelayanan yang baik. 10

15 Penanaman investasi sebaiknya dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dan strategis sehingga akan membawa dampak menyebar secara sektoral dan spasial Peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, untuk penelitian selnjutnya disarankan memperbanyak jumlah observasi penelitian dengan menggunakan periode waktu penbelitian yang lebih panjang atau menggunakan data penelitian dalam bentuk kuartal, triwulan, maupun bulanan. DAFTAR PUSTAKA Acha, I. A., Michael, E. I., & Essien, J. M. (2017). Nigeria s Investment Environment: Issues of Economic Growth and Development. Expert Journal of Finance, Page Vol 5 ISSN Algifari. (1990). Makro Ekonomi. Yogyakarta: STIE YKPN. Asid, R., Razi, M. H., Mulok, D., Kogid, M., & Lily, J. (2014). The Impact of Foreign Direct Investment and Real Exchange Rate on Economic Growth in Malaysia: Some Empirical Evidence. Malaysian Journal of Business and Economics, Vol. 1, No. 1 ISSN Badan Pusat Statistik Statistik Keuangan Pemerintah dan Kabupaten- Kota di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Statistik Keuangan Pemerintah dan Kabupaten- Kota di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Statistik Keuangan Pemerintah dan Kabupaten- Kota di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Statistik Keuangan Pemerintah dan Kabupaten- Kota di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 11

16 Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Davey, K. J. (1988). Pembiayaan pemerintah Daerah Praktek-Praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga. Jakarta: UI-Press. Effendi, N., & Setiawan, M. (2013). Ekonometrika Ekonomi Teori dan Terapan. Bandung: Salemba Empat. Gharaibeh, A. M. (2015). The Determinants of Foreign Direct Investment Empirical Evidence from Bahrain. International Journal of Business and Social Science, Gujarati, D. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. Hapsari, R. D., & Prakoso, I. (2016). Penanaman Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Provinsi Di Indonesia Irsania, D. V., & Noveria, A. (2014). The Relationship Among Foreign Direct Investment, Inflation Rate, Unemployment Rate, And Exchange Rate to Economic Growth in Indonesia. Journal Of Business And Management, Vol. 3, No.5 ISSN Juanda, B., & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor: IPB Press. Kida, N. M. (2017). The Impact of FDI on the Structure of the Kosovo Economy. European Journal of Economics and Business Studies, 2017 Vol.8 Nr. 1 ISSN Kuncoro, M. (2007). Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Letarisky, M., Darminto, & R. H. (2014). Pengaruh Indikator Fundamental Makroekonomi Terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.15 No.2. Lubis, P., & Zulam, S. B. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol.2 Nomor 2 ISSN Mangkoesoebroto, G. (1993). Ekonomin Publik. Yogyakarta: BPFE. Mankiw, N. G. (2003). Teori Makroekonomi. Jakarta: Erlangga. 12

17 Mudrajad, K. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga. Nopirin. (2000). Ekonomi Moneter Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Ojo, A. S. (2014). Interest Rate Policy and Private Domestic Investment in Nigeria. The Business And Management Review, Vol. 5 Number 1. Otieno, G., & Njuguna, A. (2016). The Influence of Macro-Economic Factors on Foreign Direct Investment Flows in Kenya for The Period Of Developing Country Studies, Vol.6, No.8 ISSN Samuelson, P., & Nardhaus, W. D. (1994). Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Sari, R. K. (2015). Analysis Of Factors That Affects The Investors In Conducting Bussiness In Indonesia. Binus Business Review, Sefle, B., Naukoko, A., & Kawung, G. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Di Kabupaten Sorong (Studi pada Kabupaten Sorong Tahun ). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Setyowati, E., & Nurhayati, S. F. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri di Jawa Tengah Tahun Jurnal Ekonomi Pembangunan. Silvia, E. D. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Domestik Di Indonesia. Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Siradjuddin, & Nurlaela. (2016). Determinan Investasi pada Sektor Perumahan di Kota Makassar Periode Ecces, Sobri, H. (1982). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE-UII. Sukirno, S. (1981). Pengantar Teori Makrokonomi. Jakarta: Bina Grafika. Sukirno, S. (1999). Makro Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Sukirno, S. (2000). Makro Ekonomi Modern. Jakarta: Grafindo Persada. Sukirno, S. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana. Sukirno, Sadono. (2006). Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Susanti, H., Ikhsan, M., & Widyanti. (1996). Indikator-Indikator Makroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sutawijaya, A., & Zulfahmi. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia. Trikonomika, Volume 12, No.1 Hal ISSN X. 13

18 Tandelilin E. (2001). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. Yogjakarta: BPFE. Todaro, M. (2000). Ekonomi Pembangunan Di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Todaro, M. P. (1998). Pembanguan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Ulfah, M., Syecchalad, M. N., & Hamzah, A. (2014). Pengaruh Nilai Tukar dan Suku Bunga terhadap Investasi Di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1-8 ISSN Utomo, Y. P. (2015). Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press. World Bank

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, INFLASI DAN BELANJA DAERAH TERHADAP PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2014 Disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh: FITRI KHOIRULANA B

Oleh: FITRI KHOIRULANA B ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), UPAH MINIMUM KAB/KOTA (UMK), DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2011-2015

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan uji Park, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN BELANJA DAERAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA Febriana Nur Rahmawati 14313072 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN ) ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN 2011-2015) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA, UPAH MINIMUM, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA (Di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Pada Tahun 2010-2014) Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian hipotesisinya yang meliputi uji serempak (ujif), uji signifikansi paramerer individual (uji T), dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu proses dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Proses pembangunan yang mencakup berbagai perubahan mendasarkan status sosial,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah 44 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah Kesenjangan ekonomi antar wilayah dapat ditentukan menggunakan indeks Williamson yang kemudian dikenal

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hasil Regresi Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana perbandingan pengaruh kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan struktur ekonomi dan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejaheraan penduduk atau masyarakat. Kemiskinan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN ) KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN 2011-2014) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm.48-54 EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN Jihad Lukis Panjawa 1, Daryono Soebagiyo 2 1,2 Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota

Lebih terperinci

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN SPATIAL ERROR MODEL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN SPATIAL ERROR MODEL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN SPATIAL ERROR MODEL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA oleh WINDY RIZKI ADITA M0112091 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP 35 KABUPATEN/KOTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon. ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon Abstract This study aims to analyze and determine the effect of:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989), BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Menurut Moleong (2010:132), subjek penelitian sebagai informan, yang berarti orang pada latar penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2006 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU Septa Sunanda 1), Deavid Ricard Pramesha Saputro ), Ir. Maulidyah Indira,M.S 3) 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta(penulis 1)

Lebih terperinci

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi Abstrak Salah satu indikator yang umum digunakan untuk mengukur Pembangunan

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2 Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):

DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2 Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1  ISSN (Online): DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2 Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3814 ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PDRB SEKTOR PERTANIAN 35 KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL AUTOREGRESSIVE MODEL PANEL DATA

PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL AUTOREGRESSIVE MODEL PANEL DATA PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL AUTOREGRESSIVE MODEL PANEL DATA Ulfatun Khasanah 1, Abdul Karim 2,, Indah Manfaati Nur 3 1 Mahasiswa Statistika,,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2014 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program

Lebih terperinci

ANALISIS DATA PANEL KETIMPANGAN PENDAPATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SKRIPSI

ANALISIS DATA PANEL KETIMPANGAN PENDAPATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SKRIPSI ANALISIS DATA PANEL KETIMPANGAN PENDAPATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Oleh: MELIANASARI B

Oleh: MELIANASARI B PENGARUH BAHAN BAKAR, NILAI INPUT, TENAGA KERJA DAN OUTPUT TERHADAP NILAI TAMBAH INDUSTRI (Studi Empiris Sektor Industri di Jawa Tengah Tahun 2011-2015) Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan pembangunan ekonomi modern memiliki suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan ekonomi modern tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industri kecil di Jawa Tengah yang terdiri dari dua puluh sembilan kabupatendan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industri kecil di Jawa Tengah yang terdiri dari dua puluh sembilan kabupatendan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah penyerapan tenaga kerja industri kecil di Jawa Tengah yang terdiri dari dua

Lebih terperinci

Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, aglomerasi industri, angkatan kerja, human capital investment

Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, aglomerasi industri, angkatan kerja, human capital investment Analisis Pengaruh Aglomerasi (Fatihatun Hasanah) 283 ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI INDUSTRI, ANGKATAN KERJA DAN HUMAN CAPITAL INVESTMENT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

Disusun oleh : ANTON HERMAWAN B

Disusun oleh : ANTON HERMAWAN B ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, INFLASI DAN IPM TERHADAP UPAH MINIMUM KABUPATEN DI KARESIDENAN PATI TAHUN 2010 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia dianggap sebagai titik sentral dalam proses pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan dikendalikan oleh sumber

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN HUBUNGAN ANTARA KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010 Benedicta Anin Puspa Listyawati anin_benedicta@yahoo.com Sukamdi kamdi_cpps@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) LAMPIRAN LAMPIRAN A 1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) NO. KOTA/KABUPATEN PAD DAU DAK BELANJA MODAL PDRB 1 Kab. Banjarnegara 71.107 562.288 65.367

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE 1990-2011 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KAWASAN SUBOSUKOWONOSRATEN (SURAKARTA, BOYOLALI, SUKOHARJO, KARANGANYAR, WONOGIRI, SRAGEN, KLATEN) PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH)

PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH) PENGARUH BELANJA PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH) Hadi Sasana Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP Semarang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi (Sukirno, 2008). Salah satu indikator yang digunakan

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera Kartira Dorcas Andhiani; Erfit; Adi Bhakti Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi E-mail korespondensi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP 5 KABUPATEN/KOTA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 1 PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE 2000-2014 THE INFLUENCE OF GROSS REGIONAL DOMESTIC

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA EKS KARESIDENAN KEDU TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN 2001 2015 Oleh: Lastri Apriani Nurjannah 133401016 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl.

Lebih terperinci

: FREDILA PUTRI ARUMSARI B

: FREDILA PUTRI ARUMSARI B ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, PENDIDIKAN, UMR DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh

Lebih terperinci

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL SKRIPSI Disusun oleh : DODY APRILIAWAN J2E 009 045 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 5 (3) (2016) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj DETERMINAN KUALITAS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH ERA OTONOMI DAERAH

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian Hasil analisa Deskripsi Obyek Penelitian dapat dilihat pada deskriptif statistik dibawah ini yang menjadi sampel penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan tersendiri dalam pembangunan manusia,hal ini karena. sistem pemerintahan menjadi desentralisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan tersendiri dalam pembangunan manusia,hal ini karena. sistem pemerintahan menjadi desentralisasi. BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dimasa pergantian era reformasi pembangunan manusia merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh pemerintah di Indonesia, bahkan tidak hanya di Indonesia di negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S -- BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Letak dan Luas Wilayah Jawa Tengah terletak di antara 108 30 B.T -- 111 30 B.T dan 6 30 L.S -- 8 30 L.S. Propinsi ini terletak di

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 687-696 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang senantiasa memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional, guna mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GINI RATIO, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

ANALISIS PENGARUH GINI RATIO, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANALISIS PENGARUH GINI RATIO, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM), DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012-2016 ANALYSIS INFLUENCE OF GINI RATIO, HUMAN DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI

Lebih terperinci