BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat, banyak perusahaan yang pada awalnya hanya menggunakan mesin-mesin tradisional kini mulai beralih ke teknologi yang lebih maju dan canggih. Peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Dengan adanya hal tersebut maka sangat memungkinkan bahwa teknologi memang dapat memberikan keuntungan lebih banyak dari teknologi sebelumnya, sehingga peningkatan produksi juga akan lebih meningkat. Seiring teknologi yang terus berkembang maka produksi pun meningkat, alangkah baiknya jika diseimbangkan dengan cara pengoperasian mesin yang baik agar karyawan yang mengoperasikan menjadi waspada dan nyaman dalam bekerja. Setiap perusahaan yang sudah berkembang dan memiliki teknologi yang modern seharusnya lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan para karyawannya agar mereka dapat menjadi karyawan yang bisa bermanfaat baik tenaga dan pikirannya guna mencapai tujuan perusahaan. Karena karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan aktivitas perusahaan, maka perusahaan harus berupaya meningkatkan kualitas para karyawannya. Hal ini dapat terwujud dengan diterapkannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang lebih dikenal dengan istilah SMK3. Dengan diterapkannya sistem SMK3 ini diharapkan dapat menekan tingkat kecelakaan di tempat kerja sehingga produktivitas kerja para karyawan akan meningkat. Banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja perlu mendapat perhatian khusus karena kecelakaan yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian baik bagi karyawan maupun perusahaan tempatnya bekerja. Kerugian bagi perusahaan adalah tidak berjalannya kegiatan produksi juga akan menimbulkan biaya yang lebih besar lagi, sedangkan bagi karyawan akibat paling 1

2 2 fatal adalah mengakibatkan kematian. Karena itu sebenarnya untuk jangka panjang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menguntungkan bagi perusahaan. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik akan membantu perusahaan dalam menangani karyawan yang cepat dan tepat, selain itu juga dapat mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN 1.2 Identifikasi Masalah Setelah memaparkan latar belakang di atas maka Penulis merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN? 2. Bagaimana tanggapan karyawan dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN Unit Distribusi JABAR- BANTEN? 3. Bagaimanakah hubungan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan produktivitas kerja karyawan di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari Penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban di atas : 1. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN. 2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan karyawan dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN Unit Distribusi

3 3 JABAR-BANTEN 3. Untuk mengetahui hubungan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan produktivitas kerja karyawan di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Penulis dalam melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diindentifikasikan di atas yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN. 2. Untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tanggapan karyawan tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap produktivitas karyawan di PT. PLN Unit Distribusi JABAR-BANTEN. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan bagi : 1. Penulis Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengaruh Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada perusahaan serta untuk memperoleh gambaran sampai sejauh mana teori yang dipelajari dapat mendukung dalam praktik nyata. 2. Perusahaan Diharapkan penelitian ini akan memberikan masukan bagi perusahaan sebagai informasi sehingga dapat memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang ada. 3. Pihak Lain Bagi rekan-rekan mahasiswa atau pihak-pihak lain yang berminat pada penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),

4 4 penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bahan masukan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kecelakaan adalah salah satu faktor yang menghambat aktivitas perusahaan, dengan adanya kecelakaan di tempat kerja akan menyebabkan kerugian baik bagi perusahaan maupun karyawan. Kerugian bagi perusahaan misalnya akan mengeluarkan biaya untuk pengobatan karyawan yang mengalami kecelakaan tersebut, selain itu juga akan mengganggu aktivitas perusahaan. Sedangkan kerugian bagi karyawan akan mengganggu kesehatan bahkan kematian. Dengan adanya kecelakaan di tempat kerja juga akan mengakibatkan operasional perusahaan akan terganggu. Misalnya saja karyawan yang bertugas membuat produk tersebut mengalami kecelakaan, hal ini akan mengakibatkan terhentinya produksi karena adanya kecelakaan tersebut. Selain itu kualitas produk akan berkurang karena orang yang membuat produk tersebut kurang sehat sehingga akan mengganggu konsentrasi dalam melakukan tugasnya. Kecelakaan kerja didefinisikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi 2 golongan yaitu: 1. Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2. Kecelakaan dalam perjalanan adalah kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja. Kecelakaan kerja ini dapat terjadi karena pihak perusahaan tidak menerapkan suatu sistem atau standar keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai dalam menjalankan suatu pekerjaan agar karyawan bisa lebih waspada dan memahami aturan-aturan dalam menjalankan pekerjaannya secara aman. Untuk itu sebaiknya perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Menurut Santoso (2004 ; 15) memberikan definisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5 5 (SMK3) sebagai berikut : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaiaan, pengkajian dan pemiliharaan kebijakaan K3 dalam rangka penegendalian resiko dengan kegiatan kerja Dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ini diterapkan standar-standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi para karyawan agar bisa terhindar dari kecelakaan kerja sehingga produktivitas kerja akan tercapai. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budayanya. Keselamaatn kerja diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 yang ruang lingkupnya berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan kepada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sedangkan kesehatan kerja sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan para karyawan baik fisik maupun mental agar karyawan bisa bekerja dengan kondisi tubuh sehat sehingga tidak akan mengaggu aktivitas perusahaan. Kesehatan karyawan ini sangat penting, karena jika karyawan bekerja dengan kondisi tubuh yang kurang baik maka akan menghasilkan output yang tidak maksimal. Selain itu dalam kesehatan kerja juga membahas tentang gizi para karyawan agar tidak mudah sakit. Karena gizi yang baik akan menghasilkan tubuh yang sehat dan produktivitas karyawan meningkat.

6 6 L. Greenbreg dalam (dikutip dari Sinungan (2003 ; 12)) mendefinisikan produktivitas sebagai berikut : Produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan sebelum periode tersebut Sedangkan menurut Sinungan (2003 ; 12) mengatakan bahwa : Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang dan jasa) dengan masukan yang sebenarnya Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Sulistiani & Rosidah (2003 ; 3) mengatakan bahwa faktor penentu produktivitas ada lima yaitu : 1. Pengetahuan (Knowlegde) Konsep ilmu lebih berorentasi pada intelegensi, daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi kepada seseorang didalam pemecahan masalah. 2. Ketrampilan (Skills) Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Dengan keterampilan yang dimiliki seseorang pegawai diharapkan mampu menyelesaiakn pekerjaan secara produktif. 3. Kemampuan (Abilities) Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang pegawai. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan, dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.

7 7 4. Kebiasaan (Attitude) Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan, artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut akan menjamin perilaku kerja yang baik pula. 5. Perilaku (Behaviors) Perilaku manusia ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang tertanam di dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan adanya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ini, keselamatan dan kesehatan karyawanpun akan terjamin, sehingga produktivas karyawan akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, Penulis menarik hipotesis : Jika penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dilakukan secara professional dan berkesinambungan, maka akan terciptanya tempat kerja yang aman, efesiensi dan produktif sehingga produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Penulis

8 8 1.6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, Penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (2003 ; 54) metode deskriftif adalah : Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, ataupun suatu kelas atau peristiwa pada masa sekarang Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktorfaktor, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif yang dilakukan Penulis yaitu : 1. Penelitian Lapangan (field research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan lapangan trhadap objek yang diteliti dan melakukan wawancara langsung kepada petugas yang bersangkutan. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Pengamatan Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengambil secara langsung terhadap objek yang diteliti. b. Wawancara Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak dalam perusahaan yang terkait dengan objek penelitian ini terutama kepala bagian atau Manajer Produksi, Manajer Opersional, dan Manajer SDM. Untuk mendapatkan penjelasan terhadap data-data yang diperoleh dan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Penelitian Perpustakaan dan Dokumenter (Library and documenter Research) Yaitu penelitian yang dilakukan melalui studi kepustakaan dan dokumendokumen yang diperoleh di lokasi penelitian.

9 9 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. PLN Unit Distribusi JABAR - BANTEN yang berlokasi Jln. Jalan. Asia Afrika No. 175 Bandung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Februari 2009.

10 This document was created with Win2PDF available at The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.