JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

Transkripsi

1 JURNAL SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ADNAN SENOAJI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2016

2 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ADNAN SENOAJI K Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Adnan Senoaji K UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas X-4 SMA N Kebakkramat tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 SMA N Kebakkramat yang berjumlah 38 Siswa. Sumber data berasal dari guru, siswa dan peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes, dan dokumentasi atau arsip.validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan persentase. Dari hasil analisis diperoleh peningkatan yang signifikan dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada pra siklus dari jumlah siswa 38. Dalam kondisi awal siswa yang tuntas 9 siswa atau 23,68%, pada siklus I siswa yang tuntas 27 atau 71,05% dan pada siklus 2 siswa yang tuntas 33 atau 86,84% dan sisanya sebanyak 5 siswa belum tuntas. Simpulan penelitian ini adalah dengan penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas X-4 SMA N Kebakkramat tahun ajaran 2015/2016.

3 Kata Kunci: Hasil Belajar, Tolak Peluru Gaya Menyamping, Alat Bantu Pembelajaran.

4 ABSTRACT Adnan Senoaji K THE EFFORT TO INCREASE LEARNING OUTCOME OF SIDEWAY SHOT-PUT STYLE THROUGH THE USE OF LEARNING HELP TOOL TO THE STUDENTS OF CLASS X-4 OF SMA NEGERI KEBAKKRAMAT YEARS 2015/2016. Research paper. Surakarta; Faculty of teacher training and education. Sebelas Maret University of Surakarta. June 2016 The aim of the research is to increase learning outcome of sideway shotput style to the students of class X-4 of SMA Negeri Kebakkramat years 2015/2016 This research is a classroom action reseacrh (CAR). The research is conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, conducting action, observation, and reflection. The subject of the research is 38 students of class X-4 of SMA Negeri kebakkramat. Data sources are from teachers, students and researchers. Technique of collecting data is observation, test and documentation or archives. Data validity uses technique of data triangulation. Analyzing data uses decsriptive technique that based on qualitative analysis with percentage. From the analysis, it gains the significant increase from pra-cycle to cycle 1 and from cycle 1 to cycle II. It is obtained from students result in pra-cycle of 38 students. At first, the students who passed are 9 students or 23,68%. At the cycle I, the students who passed are 27 or 71,05 %. At the cycle II, the students who passed are 33 or 86,84% and 5 remain students have not passed. The conclusion of the research is by using learning help tool, it can increase learning outcome of sideway shot-put style to the students of class X-4 of SMA Negeri Kebakkramat years 2015/2016 Keywords: learning outcome, sideway shot-put style, learning help tool

5 PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani Olahraga peserta didik meliputi nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Lempar dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan salah satu nomor cabang merupakan salah satu mata pelajaran olahraga atletik yang diajarkan yang tidak dapat dipisahkan dari kepada siswa Sekolah Menengah pendidikan secara keseluruhan. Atas (SMA) yang didalamnya terdiri Karena penjasorkes mempunyai dari nomor: lempar lembing, lempar peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara cakram, tolak peluru dan lontar martil. keseluruhan. Selain itu, penjasorkes Ditinjau dari gaya tolak mempunyai peran penting untuk peluru dibedakan menjadi tiga yaitu mendukung perkembangan dan menyamping (orthodox), memutar pertumbuhan peserta didik baik fisik, gerak, mental dan sosial. Untuk (rotasi) dan membelakangi sektor lemparan (obrien). Dikatakan gaya mendukung perkembangan dan menyamping karena, sikap badan pertumbuhan peserta didik, maka pada waktu menolak menyamping telah diatur dalam kurikulum dari sektor lemparan, sedangkan penjasorkes materi atau pelajaran yang harus diberikan kepada peserta dikatakan gaya membelakangi karena pada waktu menolak posisi badan didik sesuai jenjang pendidikan membelakangi sektor lemparan. masing-masing. Atletik merupakan salah satu Berdasarkan urutan materi pembelajaran tolak peluru pada siswa cabang olahraga yang wajib diajarkan SMA, gaya tolak peluru yang kepada peserta didik waktu Sekolah diajarkan yaitu, gaya menyamping Dasar (SD), Sekolah Menengah dan gaya membelakangi. Untuk Pertama (SMP) sampai Sekolah mencapai hasil belajar tolak peluru Menengah Atas atau Kejuruan gaya menyamping yang optimal, (SMA/SMK) bahkan Perguruan maka dibutuhkan cara pembelajaran Tinggi. Secara garis besar nomornomor yang baik dan tepat. Pada umumnya atletik yang diajarkan kepada siswa SMA mengalami kendala atau

6 kesulitan melakukan tolak peluru gaya menyamping, termasuk siswa menyamping siswa kelas X-4 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran kelas X-4 SMA Negeri Kebakkramat. 2015/2016 berdampak rendahnya Kendala atau kesulitan siswa dalam ketuntasan hasil belajar pada materi pembelajaran tolak peluru gaya tolak peluru gaya menyamping. menyamping seringkali tidak Berdasarkan hasil wawancara dan diperhatikan oleh guru penjasorkes. observasi nilai penjasorkes siswa Pembelajaran tolak peluru biasanya dilakukan secara langsung. Guru menjelaskan teknik tolak peluru gaya menyamping, kemudian memberikan kelas X-4 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh data jumlah siswa keseluruhan 38 orang yang terbagi atas 11 siswa putra contoh gerakan tolak peluru gaya dan 27 siswa putri. Dari jumlah 38 menyamping, selanjutnya siswa orang siswa kelas X-4 SMA Negeri mempraktikkan sesuai contoh. Dari Kebakkramat tahun pelajaran pembelajaran yang dilaksanakan 2015/2016 hanya 9 siswa yang tuntas tersebut, ternyata sebagian besar dengan persentase %. siswa mengalami kesulitan. Sedangkan siswa yang tidak tuntas Kesulitan-kesulitan yang dialami adalah 29 siswa dengan persentase siswa diantaranya, peluru dirasakan berat, malas melakukan gerakan tolak 76.31% yang diperoleh dengan KKM 75. peluru gaya menyamping, cara Berdasarkan nilai memegang peluru masih salah tidak diletakkan dibawah daun telinga, masih bingung melakukan pergeseran penjasorkes siswa kelas X-4 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2015/2016 pada materi tolak peluru atau meluncur, peluru tidak gaya menyamping dapat disimpulkan ditolakkan tetapi dilempar dan tidak diikuti gerak lanjut atau perpindahan kaki dari belakang kedepan dan lain sebagainya. bahwa, tujuan pembelajaran yang telah dituangkan dalam Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) belum tercapai. Belum tercapainya Berdasarkan kesulitan dalam tujuan pembelajaran yang dituangkan pembelajaran tolak peluru gaya dalam RPP harus dilakukan evaluasi,

7 baik dari pihak guru, siswa, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, sarana pembelajaran. Permasalahan pada aspek afektif dan pembelajaran atau gaya mengajar yang relevan untuk membelajarkan kognitif harus lebih ditekankan Penjasorkes. Kondisi inilah yang kepada siswa agar dikembangkan saat mengakibatkan permasalahan atau pembelajaran berlangsung. kesulitan yang dihadapi siswa tidak Sedangkan permasalahan pada aspek teratasi, sehingga berdampak psikomotorik, terutama gerakan rendahnya ketuntasan hasil belajar teknik tolak peluru gaya menyamping harus dicarikan solusi yang tepat. Kesulitan melakukan teknik tolak peluru gaya menyamping siswa tolak peluru gaya menyamping. Banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru Penjasorkes untuk mengatasi kesulitan siswa kelas X-4 SMA Negeri Kebakkramat dalam melakukan gerakan tolak tahun pelajaran 2015/2016 menuntut peluru gaya menyamping, salah seorang guru penjasorkes harus satunya dengan menggunakan alat kreatif dan inovatif. Kreatifitas bantu pembelajaran. Alat bantu yang maupun inovasi dalam dapat digunakan untuk membelajarkan Penjasorkes dapat dilakukan dengan berbagai macam membelajarkan gerakan tolak peluru gaya menyamping diantaranya: bola cara, baik dari segi metode plastik kecil diisi pasir, cone, bola pembelajaran, pendekatan tangan, bilah, check mark buatan, pembelajaran, gaya mengajar, lembing, tali pramuka, hulahop/ban memodifikasi alat pembelajaran, bekas, dan lain sebagainya. Namun menggunakan alat bantu pada kenyataanya, jarang sekali pembelajaran dan lain sebagainya. Namun terkadang guru penjasorkes tidak mau bersusah payah atau bertele-tele untuk berinovasi atau seorang guru Penjasorkes dalam membelajarkan tolak peluru gaya menyamping dengan menggunakan alat bantu. Selama ini masih banyak membuat alat bantu pembelajaran, guru Penjasorkes dalam bahkan tidak mau mengembangkan membelajarkan tolak peluru gaya pengetahuannya tentang metode menyamping dilakukan secara

8 konvensional. Pembelajaran secara konvensional yaitu, guru Penjasorkes menjelaskan teknik tolak peluru gaya menyamping dapat tersampaikan dan siswa menjadi lebih senang dan motivasi belajar meningkat. Dari alat menyamping dari cara memegang bantu yang digunakan dalam peluru, sikap badan akan menolakkan pembelajaran tolak peluru gaya peluru, sikap badan menolakkan menyamping, seorang guru peluru dan gerak lanjut. Selanjutnya Penjasorkes harus mampu guru Penjasorkes memberikan contoh merancangnya sesuai dengan tujuan gerakan tolak peluru gaya pembelajaran yang diterapkan. menyamping sesuai petunjuk dari Sebagai contoh, pembelajaran guru Penjasorkes yang bersangkutan. Dari pembelajaran yang dilakukan menolak dengan bola plastik kecil diisi pasir melewati ban bekas yang secara konvensional tersebut tidak digantung dan lain sebagainya. menunjukkan hasil belajar optimal. Kesulitan dan terbatasnya Melalui alat bantu pembelajaran yang sederhana diharapkan siswa menjadi sarana pembelajaran penjasorkes lebih senang dan teknik tolak peluru menuntut seorang guru Penjasorkes harus kreatif dan inovatif agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Seorang guru penjasorkes gaya menyamping dapat dikuasai dengan baik. Apakah benar alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya harus mampu memanfaatkan menyamping. Untuk mengetahui hal berbagai macam alat bantu seperti tersebut, maka perlu dilakukan bola plastik kecil diisi pasir, cone, bola tangan, check mark buatan, Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, Upaya Peningkatan Hasil lembing, bilah, tali pramuka, Belajar Tolak Peluru Gaya hulahop/ban bekas, atau alat bantu lainnya yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran tolak peluru gaya menyamping. Melalui alat bantu Menyamping Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran pada Siswa Kelas X-4 SMA N Kebakkramat Tahun Pelajaran 2015/2016. yang murah dan sederhana dapat Diharapkan dengan menjadikan materi tolak peluru gaya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

9 yang dilakukan dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini dihadapi oleh para guru disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dan target belajar telah tercapai. Dari hasil analisis yang penjasorkes dalam pembelajaran diperoleh peningkatan yang pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran tolak peluru pada signifikan terjadi pada data awal ke siklus I dan dari siklus I ke Silklus II. khususnya, serta mampu Pada data awal hasil belajar memperbaiki proses pembelajaran tolak peluru gaya menyamping pendidikan jasmani. HASIL PENELITIAN kategori baik sekali sebesar 0%, baik 0%, cukup 23,68%, kurang 46.16%, Pelaksanaan penelitian kurang sekali 30.15%. Jumlah siswa tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping. Penelitian yang tuntas adalah 9 siswa dan yang belum tuntas adalah 29 siswa. Pada siklus I baik sekali 2.63%, baik ini dilaksanakan di kelas X-4 SMA 42.10%, cukup 26.31%, kurang Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2015/2016 melalui penggunaan alat 23.68%, dan kurang sekali 5,26%. Jumlah siswa yang tuntas adalah 27 bantu pembelajaran. Melalui siswa dan 11 siswa belum tuntas. penggunaan alat bantu pembelajaran, Sedangkan siklus II hasil belajar tolak yang semula siswa mengalami peluru gaya menyamping adalah baik kesulitan saat menggunakan alat sekali 2.63%, baik 68.42%, cukup sesungguhnya dan merasa takut 15.78%, kurang 7.89%, dan kurang mencoba mampu menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran sekali 5.26%. Jumlah siswa yang tuntas adalah 33 siswa dan 5 siswa serta memudahkan siswa memahami belum tuntas. Pencapaian hasil gerakan dengan baik dan benar. Materi pembelajaraan tolak peluru gaya menyamping melalui penggunaan alat bantu pembelajaran belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II adalah pra siklus 9 siswa (23,68%) tuntas, siklus I 27 siswa (71,05%) tuntas dan siklus II 33 siswa dari data awal setelah diberi tindakan (86,84%) tuntas. pada siklus I dan siklus II dapat

10 Dari tabel di atas dapat di dikarenakan masih ada beberapa deskripsikan pencapaian hasil belajar siswa yang belum benar-benar tolak peluru gaya menyamping siswa kelas X-4 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2015/2016 dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada menguasai teknik dasar tolak peluru gaya menyamping dengan benar terutama pada peserta didik putri. Selain itu ketersediaan alat bantu pencapaian hasil belajar pra siklus pembelajaran belum bisa siswa yang tuntas sebanyak 23,68% dimanfaatkan dengan baik oleh atau 9 siswa, kemudian pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 71,05% atau 27 siswa, sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas 86,84% atau 33 siswa dari keseluruhan 38 siswa. peserta didik dengan baik. Peserta didik tampak masih ada yang bingung meskipun sudah menggunakan alat bantu pembelajaran. Peserta didik belum benar-benar menguasai teknik Peningkatan terjadi pada dasar tolak peluru gaya menyamping siklus I dan siklus II setelah diberikan menggunakan alat bantu tindakan melalui penggunaan alat bantu pembelajaran. Hasil belajar pembelajaran dikarenakan alokasi yang singkat sehingga peserta didik tolak peluru gaya menyamping hanya mendapat beberapa kali meningkat walaupun belum optimal. mencoba atau giliran menggunakan Pelaksanaan tindakan siklus II alat bantu tersebut yang menyebabkan hasil belajar tolak peluru gaya menyamping meningkat mengakibatkan siswa belum terbiasa dan sering lupa mengingat jumlah menjadi lebih baik dan tercipta proses materi yang disampaikan cukup pembelajaran yang aktif, efektif, banyak dan bervariasi sehingga efisien, tidak membosankan dan hasilnya juga kurang maksimal. menyenangkan sehingga bisa Setelah dilanjutkan ke tahap mendukung suatu proses selanjutnya/siklus II, hasilnya pembelajaran yang berkualitas karena evaluasi yang dilakukan pada siklus I. mengalami peningkatan dikarenakan peserta didik yang semakin lama Pada akhir siklus I target semakin menguasai teknik capaian masih belum tercapai melakukan tolak peluru gaya

11 menyamping dengan seringnya siswa mencoba menggunakan alat bantu pembelajaran tersebut dengan lebih siklus 2 siswa yang tuntas 33 atau 86,84%.Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan serius dan lebih berkonsentrasi yang telah dituangkan pada Bab IV, sehingga hasilnya bisa maksimal dan diperoleh simpulan bahwa: target bisa tercapai. Penggunaan alat bantu Selain mempengaruhi pembelajaran dapat meningkatkan peningkatan kemampuan tolak peluru hasil belajar tolak peluru gaya gaya menyamping pada siswa, menyamping pada siswa kelas X-4 penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran tolak peluru gaya menyamping juga berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi SMA N Kebakkramat tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti dengan analisis data yang telah dilakukan bahwa terdapat peningkatan pada yang disampaikan. tiap-tiap siklus dan disetiap pertemuan ditiap siklus. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN B. Implikasi A. Kesimpulan Penelitian ini memberikan Penelitian Tindakan Kelas gambaran yang jelas bahwa pada siswa kelas X-4 SMA N keberhasilan proses pembelajaran Kebakkramat Tahun Pelajaran tergantung pada beberapa faktor. 2015/2016 dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklus nya terdiri Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus atau media pembelajaran yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) digunakan, faktor dari guru yaitu Perencanaan, (2) Pelaksanaan kemampuan guru dalam Tindakan, (3) Observasi Tindakan, dan (4) Analisis refleksi. Dalam menyampaikan materi kepada siswa, pemilihan media yang digunakan kondisi awal siswa yang tuntas 9 dalam pembelajaran, penguasaan siswa atau 23,68% pada siklus I siswa peserta didik ketika proses yang tuntas 27 atau 71,05% dan pada pembelajaran, kelengkapan sarana

12 dan prasarana ketika pembelajaran, gembira dalam mengikuti penguasaan materi pada saat pembelajaran. pembelajaran. Faktor dari siswa yaitu 2. Guru yang belum menggunakan minat dan motivasi siswa dalam alat bantu pembelajaran mengikuti proses pembelajaran. hendaknya mencoba Melalui penggunaan alat menggunakan alat bantu bantu pembelajaran dalam pembelajaran sehingga nantinya pembelajaran memberikan deskripsi dapat bermanfaat untuk yang nyata dapat meningkatkan hasil meningkatkan hasil belajar siswa. belajar tolak peluru 67 gaya 3. Guru diharapkan memberikan menyamping pada siswa kelas X-4 remidial diluar jam pelajaran bagi SMA N Kebakkramat Tahun 5 siswa yang belum tuntas, baik Pelajaran 2015/2016. sehingga berupa remidial test untuk aspek penilitian ini bisa menjadi kognitif, remidial teaching untuk pertimbangan bagi guru SMA N Kebakkramat dalam memilih media aspek psikomotor, dan bimbingan secara personal dengan siswa dalam pembelajaran. untuk memperbaiki aspek afektifnya. Dengan begitu siswa C. Saran mampu mencapai peningkatan Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang hasil belajar yang diharapkan. 4. Bagi sekolah semoga penelitian ini ditimbulkan, disarankan hal-hal bermanfaat dan diterapkan pada sebagai berikut khususnya saat pembelajaran tolak peluru pembelajaran materi tolak peluru gaya menyamping dan bisa jadi gaya menyamping di SMA N solusi pada pembelajaran tolak Kebakkramat: peluru. 1. Guru harus memilih media yang tepat agar proses belajar mengajarnya dapat efektif efisien sehingga siswa senang dan

13 DAFTAR PUSTAKA Adang Suherman, Yudha M. Saputra & Yudhi Hendrayana. (2011). Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan & Kompetisi untuk Siswa SMU/SMK. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Agus Kristiyanto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press. Aip Syarifuddin. (1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud. Asep Jihad & Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Media. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan. dan IPTEK Olahraga Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Gerry Carr A. (2003). Atletik untuk Sekolah. Jakarta. Penerjemah, Eri Desmarini Nasution. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV.Pustaka Setia. Husni Abdillah. (2002). Pengertian Belajar Dari Berbagai Sumber. [Online] Tersedia: com.journal/item/8 H.J Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto & Sutijan. (1998). Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press. Jess Jarver. (2005). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: Pioner Jaya. Jonath U., Haag E., & Krempel R.(1987). Atletik II. Alih Bahasa Suparno. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra. Nana Sudjana. (2005). Penilaian Dini Rosdiani. (2013). Perencanaan Hasil Proses Belajar Mengajar. Pembelajaran dalam Bandung: Remaja Rosdakarya. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfa Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum Beta. dan Pembelajaran. Jakarta: Dwi Hatmisari Ambarukmi. (2007). Sinar Grafika. Pelatihan Olahraga Anak Usia Dini. Jakarta : ASDEP Pengembangan Tenaga dan Punaji Setyosari.(2010). Metode Pembina Keolahragaan Deputi Penelitian Pendidikan dan Bidang Peningkatan Prestasi

14 Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Rusli Lutan. (1998). Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Rusli Lutan & Adang Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Sanjaya Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Group. Soegito. (1992). Atletik I. Surakarta: UNS Press. Srijono Subrotosuroyo, Sunardi & M. Furqon H. (1994) Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah. Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis bagian Proyek Penataan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II. Sugiyanto. (1996). Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press Sutikno, Sobri, M. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica Tamsir Riyadi. (1985). Petunjuk Atletik. Yogyakarta Cetakan II. Yogyakarta: Simanjuntak Victor G. (2008). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Wahjoedi. (1999). Keterampilan Gerak Dasar Jurnal Iptek Olahraga. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK (PPPITOR). Kantor Menteri Negara dan Olahraga. Wina Sanjaya. (2011). Strategi Belajar Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman. (2000). Atletik. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah bagian Proyek penataran Guru SLTP Setara D-III. Sugiyanto & Agus Kristiyanto. (1998). Belajar Gerak II. Surakarta: UNS Press.