MODEL BANGKITAN KENDARAAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN
|
|
- Ridwan Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konferensi Nasional Teknik Sipil Universitas Tarumanagara, Oktober 207 MODEL BANGKITAN KENDARAAN PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN Nindyo Cahyo Kresnanto Staff Pengajar Magister Teknik Sipil, Universitas Janabadra, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta, dan ABSTRAK Keberadaan pusat perbelanjaan akan berimplikasi pada peningkatan volume lalu lintas, derajat kejenuhan serta konflik lalu lintas menerus dan lokal. Untuk itu diperlukan dilakukan penelitian tentang besaran bangkitan/tarikan perjalanan yang akan timbul jika sebuah pusat perbelanjaan akan dibangun dengan membuat sebuah model bangkitan pusat perbelanjaan. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei pencacahan bangkitan/tarikan pada beberapa pusat perbelanjaan. Mendata karakteristik masing-masing pusat perbelanjaan dan melakukan pengelompokkan sesuai dengan karakteristik pusat perbelanjaan. Menguji korelasi antara bangkitan yang timbul dengan karakteristik pusat perbelanjaan dan membuat model matematis bangkitan dengan variabel yang berkorelasi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa bangkitan kendaraan di pusat perbelanjaan di Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh beberapa peubah/variabel, seperti: luas area perbelanjaan, jumah lantai pusat perbelanjaan, kenyamanan, dan faktor kemudahan keterjangkauan. Namun variabel yang berpengaruh sangat kuat adalah luas area pusat perbelanjaan dan luas area parkir pada pusat perbelanjaan. Semakin besar suatu pusat perbelanjaan besar akan semakin besar bangkitan kendaraan roda empat-nya, namun berbanding terbalik dengan bangkitan dan tarikan roda dua/sepeda motor semakin kecil. Model bangkitan sepeda motor memiliki galat kesalahan yang cukup besar, karena dari data yang ada menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara karakteristik pusat perbelanjaan/toko modern dengan bangkitan tarikan sepeda motor. Kata-kata kunci: bangkitan kendaraan, pusat perbelanjaan. LATAR BELAKANG Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersial lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal, sedangkan tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayan (Wikipedia 205). Sehingga pusat perbelanjaan bisa dikatakan sebagai salah satu titik kegiatan ekonomi, mempunyai intensitas yang cukup tinggi dalam menarik pergerakan karena tidak terlepas dari gaya hidup berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. Besarnya aktivitas pada pusat perbelanjaan akan menyebabkan potensi tarikan dan bangkitan pergerakan kendaraan. Tarikan dan bangkitan ini tentunya akan berpengaruh terhadap lalu lintas pada jalan-jalan akses ke pusat perbelanjaan tersebut. Sehingga potensi tarikan dan bangkitan harus dapat diprediksikan dari awal sebelum pusat perbelanjaan didirikan untuk dapat mengantisipasi pengaruhnya terhadap kondisi lalu lintas atau transportasi secara umum. Menurut (Tribun 203) tercatat 5 titik ekonomi baru berupa pusat perbelanjaan yang segera hadir di kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta. Sejauh penelusuran (Tribun 203) beberapa pusat perbelanjaan yang sudah dalam proses pembangunan terdiri atas Sahid Jogja Lifestyle di Jalan Babarsari, Malioboro City dan Lippo Mall Saphir di Jalan Laksda Adisucipto, Jogja City Mall di Jalan Magelang Km 6, satu komplek dengan The Rich Sahid Hotel Jogja dan Hartono Lifestyle Mall di Ring Road Utara, persisnya di seberang Markas Polda DIY. Bisa dibayangkan berapa potensi tarikan bangkitan kendaraan yang terjadi jika semua pusat perbelanjaan tersebut sudah beroperasi dan akibat terhadap kondisi lalu lintas di jalan-jalan akses. Jadi secara umum, keberadaan pusat perbelanjaan akan berimplikasi pada peningkatan volume lalu lintas, derajat kejenuhan serta konfilk lalu lintas menerus dan lokal. Untuk itu diperlukan dilakukan kajian tentang besaran tarikan perjalanan yang akan timbul jika sebuah pusat perbelanjaan akan dibangun. Sehingga tujuan penelitian ini adalah membuat model tarikan dan bangkitan perjalanan pada pusat perbelanjaan berdasarkan karakteritik pusat perbelanjaannya, dengan mengambil studi kasus di Perkotaan Yogyakarta. 2. PUSAT PERBELANJAAN DI AGLOMERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA Menurut sesunas 202, tingkat konsumsi masyarakat Yogyakarta cukup tinggi dengan tingkat pengeluaran per kapita/bulan yang lebih dari juta rupiah lebih dari 25% penduduk. Pengeluaran ini didominasi oeh pengeluar non TRP-09
2 pangan sebesar 72,22%. Dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat di Yogyakarta maka diperlukan pusatpusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pusat perbelanjaan di Yogyakarta tumbuh sangat pesat dan hampir menyebar keseluruah penjuru Yogyakarta. Hasil identifikasi awal sebaran beberapa pusat perbelanjaan besar dan kecil seperti dapat dilihat pada Gambar. Beberapa pusat perbelanjaan besar yang tercatat di Kota Yogyakarta seperti diuraikan pada Tabel. Gambar Sebaran pusat perbelanjaan ( : pusat perbelanjaan) besar dan kecil di Yogyakarta (sumber: penelusuran peta google) Tabel Beberapa pusat perbelanjaan besar di Yogyakarta Kondisi Pusat Perbelanjaan Uraian Galeria Mall. Mall eksklusif yang dikelola oleh Matahari Department Store. Terletak di Jl. Jend Sudirman 99-0 Yogyakarta Malioboro Mall. Mall pertama yang dibangun di Yogyakarta. [] Terletak di Jl. Malioboro Yogyakarta. Saphir Square/Hypermart. Sebuah pusat perdagangan besar (Trade Mall) yang terletak di Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta, sebelah barat Saphir Hotel TRP-0
3 3. METODOLOGI DAN STUDI LITERATUR Metodologi yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah seperti pada gambar 2. Gambar 2 Metodologi penelitian Hasil akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan model untuk prediksi bangkitan kendaraan/lalu lintas dari pusat perbelanjaan. Beberapa penelitian yang terkait dengan model bangkitan pada pusat perbelanjaan adalah:. Model Lincoln MPO (Lincoln Metropolitan Planning Organization) Nebraska (Lima 2006) membagi penggunaan penggunaan lahan terkait dengan bangkitan lalu lintas menjadi 9 kategori beserta variabel yang berpengaruh, dalam penelitian ini, bangkitan pada Mall sangat dipengaruhi oleh variabel luas lahan Mall. 2. Menurut (San Diego Municipal Code 2003) bangkitan sebuah regional shopping center dinyatakan dalam rumus Ln(T) = Ln(x) , dimana x adalah luas area dari shopping center tersebut. 4. KARAKTERISTIK PUSAT PERBELANJAAN Menurut Permen Perdagangan RI No 70/M-DAG/PER/2/203 Tentang Pedoman dan Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, pasar dikelompok menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsi dan jenis barang yang didagangkan. Kelompok pasar tersebut dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Pembagian jenis pasar berdasarkan Permen Perdagangan RI No 70/M-DAG/PER/2/203 Tentang Pedoman dan Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horisontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan modern, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hyprmarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan (Menteri Perdangangan RI 203). Dari definisi yang diuraikan maka, lokasi studi berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi seperti pada tabel 2. Tabel 2 Karakteristik lokasi studi Nama Pusat Fungsi Jml Lantai Atas Jml Basemt PP Kategori Perbelanjaan Jogja City Mall (JCM) Pusat Perbelanjaan Galleria Pusat Perbelanjaan Ramai Mall Pusat Perbelanjaan/Hypermarket/Department Store Progo Mall Pusat Perbelanjaan/Hypermarket/Department Store TRP-
4 Nama Pusat Fungsi Jml Lantai Atas Jml Basemt PP Kategori Perbelanjaan Mirota Kampus Pusat Perbelanjaan/Deparment Store Jogjatronik Pusat Perbelanjaan Khusus Gramedia Pusat Perbelanjaan Khusus Indogrosir Hypermarket/Perkulakan Superindo Hypermarket/Perkulakan Pamela Minimarket Indomaret Point Minimarket Indomaret 0 20 Minimarket Circle K Minimarket Alfamart 0 20 Minimarket Fungsi pusat perbelanjaan: : Pusat Belanja ; 2: Pusat Belanja/Food Court ; 3: Pusat Belanja/Food Court/Rekreasi ; 4: Pusat Belanja/Food Court/Live Event/Rekreasi 5. KARAKTERITIK BANGKITAN PUSAT PERBELANJAAN DI YOGYAKARTA Gambar 4 Bangkitan dan Tarikan Kendaraan Bangkitan dan tarikan tertinggi kendaraan roda empat ada di JCM, sementara bangkitan tarikan kendaraan roda dua tertinggi ada di Mirota Kampus, Progo, dan Jogjatronik. 6. ANALISIS SPASIAL KARAKTERITIK PUSAT PERBELANJAAN Hasil rekapitulasi survei bangkitan/tarikan diplotkan secara spasial untuk bisa melihat bangkitan/tarikan berdasarkan lokasi dan aksesibilitasnya. Gambar 5 Volume kendaraan roda empat yang datang ke masing-masing pusat perbelanjaan TRP-2
5 Dari volume yang ada dapat dilihat bahwa pusat perbelanjaan yang paling banyak didatangi oleh kendaraan roda empat lebih mengarah ke yang memiliki jalan akses yang baik (mudah dijangkau oleh kendaraan roda empat) dan pusat-pusat perbelanjaan besar. Sementara volume kendaraan roda dua, tidak tergantung pada akses-akses jalan yang ada tetapi lebih berdasarkan fungsi dari pusat perbelanjaan (seperti pada gambar 6). Gambar 6 Volume kendaraan roda dua yang datang ke masing-masing pusat perbelanjaan 7. KORELASI ANTAR VARIABEL Yang digunakan sebagai peubah tidak bebas (y) dalam studi ini adalah akumulasi parkir. Nilai y dibagi menjadi dua yaitu y untuk akumulasi parkir mobil (Y ) dan akumulasi parkir sepeda motor (Y 2 ). nilai peubah tidak bebas tersebut selanjutnya dikorelasikan dengan beberapa peubah bebas yang diduga mempunyai korelasi yang kuat terhadap peubah tak bebas, seperti: X : Fungsi Pusat Perbelanjaan, ditentukan dengan melihat macam fungsi yang ada di pusat perbelanjaan, yaitu: Nilai Fungsi Pusat Belanja 2 Pusat Belanja/Food Court 3 Pusat Belanja/Food Court/Rekreasi 4 Pusat Belanja/Food Court/Live Event/Rekreasi X 2 : Jumlah Lantai Atas Pusat Perbelanjaan X 3 : Jumlah Basement X 4 : Pusat Perbelanjaan X 5 : Parkir Pusat Perbelanjaan X 6 : Rata-rata luas tenant atau gerai yang ada di Pusat Perbelanjaan X 7 : Open (jika ada) X 8 : Lebar Walking X 9 : Fasilitas, nilai fasilitas diambil dari hasil wawancara pengujung terhadap fasilitas yang ada, kemudian digabungkan atau dijumlahkan menjadi satu nilai, semakin besar nilai berarti semakin baik fasilitas yang dimiliki dan dirasakan pengunjung. Beberapa fasilitas yang dinilai adalah: keberadaan Air Conditioner, Tempat Ibadah, KM/WC, Informasi, safety dan kenyamanan. Nilai 0 berariti fasilitas tersebut tidak ada, nilai berarti fasilitas yang ada buruk, nilai 5 berarti fasilitas yang ada sangat baik. X 0 : Jumlah Pegawai manajemen pusat (orang). Hasil survei terhadap nilai masing-masing peubah dapat dilihat pada tabel 3. TRP-3
6 Jogja City Mall (JCM) Galleria Ramai Mall Progo Mall Mirota Kampus Jogjatronik Gramedia Indogrosir Superindo Pamela Indomaret Point Indomaret Circle K Alfamart Pusat Perbelanjaan Bangkitan Tarikan Mobil Tabel 3 Peubah Tak Bebas dan Bebas pada Pusat Perbelanjaan Speda Motor Durasi Parkir (h:mm) Fungsi* (X) Jml Lt Atas (X2) Jml Basemt (X3) (X4) Parkir (X5) Rata2 Tenant (X6) Open (X7) Lebar Walking (X8) Fasilitas (X9) Jmlh Pegawai (orang) (X0) Jogja City Mall (JCM) 20,07 25,786 3: ,000, Galleria 69,88 7,379 : ,230 6, , Ramai Mall 33,385 58,64 2: ,000, , Progo Mall 36,833 09,923 0: ,000 3, , Mirota Kampus 8,5 33,333 0: ,064 3,5 0 0, Jogjatronik 23,833 06,64 0: ,877 6, Gramedia 5, : 4 4,400, Indogrosir 65,333 55,909 :04 0 6,000 3, , Superindo 6,857 4,667 0:43 0,800, Pamela 3,384 7,23 0: , Indomaret Point,287 8,786 0: Indomaret 2,437 26,82 0: Circle K 2,636 4,545 0: Alfamart 5,667 37,75 0: Fungsi pusat perbelanjaan: : Pusat Belanja ; 2: Pusat Belanja/Food Court ; 3: Pusat Belanja/Food Court/Rekreasi ; 4: Pusat Belanja/Food Court/Live Event/Rekreasi 8. UJI KEMIRIPAN DAN PENGELOMPOKKAN PUSAT PERBELANJAAN Untuk membuat membuat model bangkitan dan tarikan, sampel pusat perbelanjaan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kemiripan karakternya, hasil uji kemiripan pusat perbelanjaan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil uji kemiripan sampel pusat perbelanjaan dan toko modern berdasarkan variabel bebasnya Jogja City Mall (JCM) Galleria Ramai Mall Progo Mall Mirota Kampus Jogjatronik Gramedia Indogrosir Superindo Pamela Indomaret Point Indomaret Circle K Alfamart Dari hasil uji kemiripan, selanjutnya pusat perbelanjaan dan toko modern dikelompokkan berdasarkan nilai kemiripan paling tinggi antar pusat perbelanjaan (antar pusat perbelanjaan memiliki kemiripan R 2 >0,9). Selain dinilai dari R2 nya, juga dinilai dari luasan pusat perbelanjaan yang ada. Kriteria yang digunakan adalah seperti pada tabel 5. Tabel 5 Asumsi kriteria pengelompokan pusat perbenlanjaan dan toko modern di Yogyakarta Jenis Pusat Perbelanjaan Korelasi (R 2 ) Ciri Khusus Pusat Perbelanjaan Besar > m2 > 0,9 Adanya tenant/gerai, atau terdiri dari toko-toko modern Pusat Perbelanjaan Menengah dan Perkulakan.500 s/d m2 > 0,9 Perbelanjaan Khusus, Grosir dan Perkulakan Toko Modern Besar dan Menengah 250 s/d.500 m2 > 0,9 Toko Modern Toko Modern Kecil < 250 m2 > 0,9 Toko Modern Hasil uji kemiripan dan pengelompokan didapatkan: Tabel 6 Hasil pengelompokkan pusat perbelanjaan dan toko modern Jenis Pusat Perbelanjaan Pusat Perbelanjaan Besar Pusat Perbelanjaan Menengah dan Perkulakan Toko Modern Besar dan Menengah Toko Modern Kecil Nama Pusat Perbelanjaan (a). Jogja City Mall (JCM), (b). Galeria Mall, (c). Ramai Mall, (d). Progo Mall (a). Jogjatronik, (b). Gramedia, (c). Indogrosir, (d). Superindo (a). Mirota Kampus, (b). Pamela, (c). Indomaret Point (a). Indomaret, (b). Circle K, (c). Alfamart 9. PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN Contoh perhitungan pemodelan bangkitan kendaraan roda empat (mobil penumpang) pada pusat perbelanjaan besar Untuk memodelkan bangkitan tarikan pada pusat perbelanjaan akan dipakai beberapa variabel, variabel tidak bebas (dependent variable: Y) yang dicari adalah Bangkitan Kendaraan Rata-Rata Perjam (Kendaraan/Jam) sedangkan variabel bebas (independent variable: X) yang digunakan adalah seperti pada tabel 7. TRP-4
7 Tabel 7 Variabel Bebas dan Terikat Untuk Model Bangkitan Kendaraan Roda Empat di Pusat Perbelanjaan Besar Pusat Perbelanjaan Bangkitan MobilRata-rata (Kend/jam) Mall Parkir Rata2 Tenant Open Lebar Walking (m) Fasilitas Y X X2 X3 X4 X5 X6 X7 Jogja City Mall ,000, Galleria ,230 6, Ramai Mall ,000, Progo Mall ,000 3, Jumlah Pegawai (orang) Nilai fasilitas pada kolom ke-9 merupakan akumulasi dari beberapa penilaian tentang fasilitas oleh pengunjung, seperti: AC, tempat ibadah, informasi, kenyamanan, KM/WC dan safety. Dinilai dengan nilai ordinal sd 5, nilai adalah nilai terendah. Masing-masing nilai kemudian dijumlahkan, sehingga dengan 5 fasilitas tersebut akan didapatkan nilai akumulasi tertinggi untuk fasilitas adalah 25 dan nilai terendah adalah 5. Selanjutnya masingmasing variabel diuji korelasinya (Pearson correlation) untuk mengetahui mana variabel yang dapat digunakan dan yang tidak bisa digunakan. Uji korelasi dengan bantuan program SPSS didapatkan hasil pada tabel 8: Tabel 8 Hasil korelasi antar variabel untuk bangkitan kendaraan roda empat di pusat perbelanjaan besar Bang_Mobil _PP_m2 _Parkir_m2 Rata Tenant _OpenSpace Lebar_Walk Fasilitas Pegawai_org Pearson Correlation.968 *.99 ** **.985 * Bang_Mobil Sig. (2-tailed) Pearson Correlation.968 * _PP_m2 Sig. (2-tailed) Pearson Correlation.99 ** **.992 ** _Parkir_m2 Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Rata Tenant Sig. (2-tailed) Pearson Correlation.995 ** ** ** _OpenSpace Sig. (2-tailed) Pearson Correlation.985 * ** ** Lebar_Walk Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Fasilitas Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Pegawai_org Sig. (2-tailed) *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.0 level (2-tailed). Dari hasil korelasi antara variabel terikat dan bebas didapatkan bahwa yang paling mungkin digunakan sebagai variabel bebas adalah korelasinya memiliki signifikansi < 0,05 yaitu: Pusat Perbelanjaan, Parkir, Open Space, dan Lebar Walking. Namun, terlihat bahwa sesame variabel bebas sangat berkorelasi kuat, sehingga akan dipilih dua variabel yang paling masuk akal untuk dijadikan kandidat variabel bebas dan memodelkannya terpisah. Variabel yang dipilh adalah Pusat Perbelanjaan dan Parkir, karena variabel ini paling mudah didapatkan datanya. Selanjutnya variabel terikat dimodelkan terpisah dengan masing-masing variabel bebasnya dengan hasil sebagai berikut: Hasil model dengan variabel bebas Pusat Perbelanjaan Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate.968 a a. Predictors: (Constant), _PP_m2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) _PP_m a. Dependent Variable: Bang_Mobil TRP-5
8 Sehingga model yang dihasilkan adalah: dengan x: Pusat Perbelanjaan Hasil model dengan variabel bebas Parkir: Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate.99 a a. Predictors: (Constant), _Parkir_m2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) _Parkir_m a. Dependent Variable: Bang_Mobil Sehingga model yang dihasilkan adalah: dengan x2: Parkir Dari hasil model dapat disimpulkan bahwa: semakin besar suatu pusat perbelanjaan besar akan semakin besar bangkitan dan tarikan kendaraan roda empat-nya Contoh perhitungan pemodelan bangkitan kendaraan roda dua pada pusat perbelanjaan besar Seperti halnya pada model bangkitan kendaraan roda empat, model bangkitan roda dua akan memakai beberapa variabel, variabel tidak bebas (dependent variable: Y) yang dicari adalah Bangkitan Kendaraan Rata-Rata Perjam (Kendaraan/Jam) sedangkan variabel bebas (independent variable: X) yang digunakan adalah seperti pada tabel 9. Tabel 9 Variabel Bebas dan Terikat Untuk Model Bangkitan Kendaraan Roda Dua di Pusat Perbelanjaan Besar Pusat Perbelanjaan Bangkitan Motor Rata-rata (Kend/Jam) Mall Parkir Rata2 Tenant Open Lebar Walking (m) Fasilitas Y X X2 X3 X4 X5 X6 X7 Jogja City Mall ,000, Galleria ,230 6, Ramai Mall ,000, Progo Mall ,000 3, Jumlah Pegawai (orang) Nilai fasilitas pada kolom ke-9 merupakan akumulasi dari beberapa penilaian tentang fasilitas oleh pengunjung seperti pada model untuk roda empat. Selanjutnya masing-masing variabel juga diuji korelasinya untuk mengetahui mana variabel yang dapat digunakan dan yang tidak bisa digunakan. Hasil korelasi antara variabel terikat dan bebas didapatkan bahwa yang paling mungkin digunakan sebagai variabel bebas adalah korelasinya memiliki signifikansi < 0,05 yaitu: Rata-rata Tenant/Gerai dengan korelasi yang bersifat negatif. Dan hampir semua yang memiliki korelasi dengan bangkitan kendaraan roda empat adalah berkorelasi negatif. Jika dipakai variabel rat-rata luas tenant, secara intuitif tidak masuk akan, maka dipilih variabel lain yang cukup tinggi korelasinya walaupun negatif yaitu Pusat Perbelanjaan dan Parkir. Selanjutnya variabel terikat dimodelkan terpisah dengan masing-masing variabel bebasnya dengan hasil sebagai berikut: Hasil model dengan variabel bebas Pusat Perbelanjaan Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate.768 a a. Predictors: (Constant), _PP_m2 TRP-6
9 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) _PP_m a. Dependent Variable: Bang_Motor Sehingga model yang dihasilkan adalah: dengan x: Pusat Perbelanjaan Hasil model dengan variabel bebas Parkir: Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate.685 a a. Predictors: (Constant), _Parkir_m2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) _Parkir_m a. Dependent Variable: Bang_Motor Sehingga model yang dihasilkan adalah: dengan x2: Parkir Dari hasil model dapat disimpulkan bahwa: semakin besar suatu pusat perbelanjaan besar akan semakin sedikit/kecil bangkitan dan tarikan sepeda motor/kendaraan roda dua-nya. Berbanding terbalik dengan bangkitan tarikan kendaraan roda empat. Rekapitulasi perhitungan model bangkitan tarikan di pusat perbelanjaan dan toko modern Dengan metode statistik yang sama maka dibuat model bangkitan tarikan pada masing-masing klasifikasi pusat perbelanjaan dengan model dasar adalan sebagai berikut: Dengan: Y: Bangkitan tarikan (kendaraan/jam) ; X: Variabel Bebas ( Pusat Perbelanjaan atau Parkir m2) ; A: Konstanta model ; B: Koefisien variabel bebas Hasil pemodelan dapat dilihat pada tabel 0. Tabel 0 Variabel Terikat, Variabel Bebas, Konstanta, dan Koefisien Hasil Model Bangkitan Tarikan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Klasifikasi Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Y: Bangkitan Mobil Y: Bangkitan Sepeda Motor X: Pusat Perbelanjaan X: Parkir X: Pusat Perbelanjaan X: Parkir Konstanta (A) Koefisien (B) Konstanta (A) Koefisien (B) Konstanta (A) Koefisien (B) Konstanta (A) Koefisien (B) Pusat Perbelanjaan 25,745 0,00,65 0,009 93,393-0,00 98,658-0,006 Besar Pusat Perbelanjan 6,250 0,002 22,898 0,00 7,774 0,00 22,823 0,02 Menengah/ Grosir Toko Modern -2,459 0,00 -,732 0,006 0,259 0,06 6,696 0,042 Besar dan Menengah Toko Modern Kecil -6,568 0,089 4,885-0,62-00,739,09 64,652-0,547 TRP-7
10 Selanjutnya untuk keperluan praktis, dibuatkan model berdasarkan luar pusat perbelanjaan untuk mengetahui prediksi bangkitan yang mungkin timbul seperti pada tabel 0. Tabel Prediksi bangkitan berdasarkan klasifikasi pusat perbelanjaan/toko modern dan luas pusat perbelanjaan/toko modern Pusat Perbelanjaan Besar Bangkitan Kendaraan Roda 4 (Kend/Jam) Bangkitan Kendaraan Roda 2 (Kend/Jam) Pusat Perbelanjan Menengah/Grosir Bangkitan Kendaraan Roda 4 (Kend/Jam) Bangkitan Kendaraan Roda 2 (Kend/Jam) Toko Modern Besar dan Menengah Bangkitan Kendaraan Roda 4 (Kend/Jam) Bangkitan Kendaraan Roda 2 (Kend/Jam) Toko Modern Kecil Bangkitan Kendaraan Roda 4 (Kend/Jam) Bangkitan Kendaraan Roda 2 (Kend/Jam) KESIMPULAN. Bangkitan tarikan kendaraan di pusat perbelanjaan di Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh beberapa peubah/variabel, seperti: luas area perbelanjaan, jumah lantai pusat perbelanjan, kenyamanan, dan faktor kemudahan keterjangkauan. Namun tidak semua variabel berpengaruh kuat, sehingga hanya dipilih variabel yang berpengaruh kuat saja yang dimasukkan dalam model, yaitu luas area pusat perbelanjaan dan luas area parkir. 2. Semakin besar suatu pusat perbelanjaan besar akan semakin besar bangkitan dan tarikan kendaraan roda empatnya, namun berbanding terbalik dengan bangkitan dan tarikan roda dua/sepeda motor semakin kecil. 3. Model bangkitan tarikan sepeda motor memiliki galat kesalahan yang cukup besar, karena dari data yang ada menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara karakteristik pusat perbelanjaan/toko modern dengan bangkitan tarikan sepeda motor.. SARAN PENELITIAN LANJUTAN Perlu dilakukan kajian pertahun untuk melihat trend perkembangan bangkitan dan tarikan dalam kerangka waktu untuk prediksi di masa datang. Perlu kajian lanjut untuk prilaku bangkitan tarikan sepeda motor di pusat perbelanjaan/toko modern. Perlu kajian lanjut kaitan dengan pengaruh lokasi terhadap bangkitan dan tarikan pusat perbelanjaan dan matriks asal tujuan pengunjung lebih detil. DAFTAR PUSTAKA Lima, Lincoln MPO Travel Demand Model, Lincoln-Lancaster County. Available at: 2F%2Fwww.princeton.edu%2F~alaink%2FOrf467F2%2FLincolnTravelDemandModel.pdf&ei=9fIkVae3FY KBuwTTwYG4CQ&usg=AFQjCNGgVrfq4pnzOKMzXc9LND-t-vtq4Q&bvm=bv ,d.c2E&cad=rja. Menteri Perdangangan RI, 203. Pedoman dan Penataan Pasar Tradisional, San Diego Municipal Code, Land Development Code Trip Generation Manual, Tamin, O.Z., Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Ketiga., Bandung: Institut Teknologi Bandung. Tribun, 203. Lima Pusat Bisnis dan Belanja Segera Hadir di Yogya. Available at: Warpani, S., 990. Merencanakan Sistem Perangkutan, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Wikipedia, 205. Pusat perbelanjaan. Available at: TRP-8
SurveiTarikan Dan Bangkitan Perjalanan Serta Kebutuhan Ruang Parkir Pusat Perbelanjaan
SurveiTarikan Dan Bangkitan Perjalanan Serta Kebutuhan Ruang Parkir Pusat Perbelanjaan 2014 1 Outline Pendahuluan Gambaran Umum Wilayah Studi Metodologi dan Pendekatan Hasil Survei dan Analisis Hasil Pemodelan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perjalanan yang terjadi pada lokasi penelitian pada hari kerja adalah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Penggunaan Moda Transportasi Persentase penggunaan moda transportasi diperoleh dari jenis kendaraan yang dibedakan menjadi dua jenis yaitu sepeda motor dan mobil. Total tarikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Berikut adalah data laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk (dalam juta Rupiah), selama tahun 2007 sampai dengan 2010.
Lebih terperinciEVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Rahayu Widhiastuti 1), Eka Priyadi 2), Akhmadali 2) Abstrak Penelitian ini meneliti kebutuhan parkir kendaraan berdasarkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data responden pada ketiga tipe perumahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi bangkitan
Lebih terperinciMODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK
MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Jessi Tri Joeni Mahasiswa Manajemen Transportasi STMT-Amni Semarang Jln. Soekarno Hatta No. 180 Tlp. (024)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perparkiran di Stikom Surabaya yang menggunakan teknologi RFID (Radio
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PARIS (Parking Information System) merupakan sistem informasi perparkiran di Stikom Surabaya yang menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA Yumen Kristian Wau 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta
Lebih terperinciHubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung
139 LAMPIRAN 2 Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung Dependent Variable: Belanja Langsung Linear.274 19.584 1 52.000 57.441.239 The independent variable is Jumlah penduduk
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA
PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN BERDASARKAN LUAS LANTAI DI GEDUNG PUSAT PERDAGANGAN GROSIR DI KOTA SURABAYA Miftachul Huda Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember KampusITS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
76 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji terlebih dahulu melalui data atau bukti empiris.
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. AR-REHAB TOUR AND TRAVEL NAMA : AMALIA TRISNASARI RAMADHANI NPM : 10211650 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA
PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENUALAN PT. GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA 19210137 Latar Belakang Dunia bisnis sekarang ini dipenuhi dengan semakin ketatnya persaingan usaha, membuat para pelaku usaha,
Lebih terperinciKAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG
KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG Iwan Cahyono e-mail : iwan.ts@undar.ac.id Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Darul Ulum e-mail : iwan.suraji@yahoo.co.id Abstrak Berdirinya
Lebih terperinciPEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN
PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN Hamzani 1), Mukhlis 2) Juli 3) 1), 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh, 3) Alumni Teknik Sipil email: 1) hamzani.hasbi@gmail.com
Lebih terperinciBAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan
BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Uji Validitas Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner kepada
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disampaikan analisis hubungan volume kendaraan, kecepatan kendaraan dan jarak pengukuran terhadap kebisingan pada ruas Jalan Ir. Juanda Kota
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Nama : Ridwan Maulana NPM : 16212320 Pembimbing : Widiyarsih, SE.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta terus meningkat dengan pesat. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan pendidikan di Kota Yogyakarta
Lebih terperinciKata kunci : tarikan perjalanan, pusat perbelanjaan MODELLING OF TRIP ATTRACTION TO SHOPPING CENTERS IN BADUNG REGENCY, PROVINCE OF BALI
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 4, No., Juli 00 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MENUJU PUSAT PERBELANJAAN DI KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI Putu Alit Suthanaya Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciOUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF. Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 25 71,4 71,4 71, ,6 28,6 100, ,0 100,0
OUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF Frequency Table Laki-laki Perempuan Jenis Kelamin 25 71,4 71,4 71,4 10 28,6 28,6 100,0 20-30 Tahun 31-40 tahun > 40 tahun Umur 10 28,6 28,6 28,6 15 42,9 42,9 71,4 10 28,6 28,6
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016
PENGARUH APBD TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG TAHUN 2012-2014 Nama : SARTIKA LESTARI NPM : 28213285 Jurusan : AKUNTANSI Pembimbing : HARYONO, SE., MM. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPEMODELAN TRIP ATTRACTION KENDARAAN PRIBADI PADA RUMAH MAKAN ( STUDI KASUS: JL. MULYOSARI SURABAYA )
PEMODELAN TRIP ATTRACTION KENDARAAN PRIBADI PADA RUMAH MAKAN ( STUDI KASUS: JL. MULYOSARI SURABAYA ) Abstract Every Activities center as school, university, department store, shop, station, terminal, and
Lebih terperinciANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
ANALISIS BANGKITAN DAN TAIKAN PEJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan umah Sakit Umum di Klaten) ATIKEL PUBLIKASI ILMIAH Oleh: ANIK AHMAWATI WAHYUNINGSIH Ir AGUS IYANTO S, MT Prof Dr Ir AHMAD MUNAWA,
Lebih terperinciPengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah
Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah TAUFIK DARMAWAN SAPUTRA 3EA10 (19210434) Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Lebih terperinciJurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO
Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO James A. Timboeleng Staf Pengajar Jurusan Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
HUBUNGAN DURASI PARKIR DENGAN KARAKTERISTIK OPERASIONAL ANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LINEAR (STUDI KASUS : JALAN KI MANGUN SARKORO JALAN SUMPAH PEMUDA JALAN RING ROAD SURAKARTA) Dewi Handayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya Pasar Beringharjo pada tahun 1758
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.
83 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan menggunakan program SPSS, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4.1. Tinjauan pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA
NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA (Studi Kasus Jalan Malioboro dan jalan susrokusuman, Yogyakarta) 1 Suparman
Lebih terperinciPERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU
PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS BANGKITAN PERJALANAN DENGAN METODE TRIP-RATE ANALYSIS (Studi Kasus: Pengembangan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta)
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS BANGKITAN PERJALANAN DENGAN METODE TRIP-RATE ANALYSIS (Studi Kasus: Pengembangan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta)
Lebih terperinciPengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-202 Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya Yani Triyandani dan Sardjito Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu kota besar di Indonesia yang sedang berkembang. Secara geografis kota ini terletak di sebelah utara
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE
BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE 7.1. Hubungan Bauran Promosi Terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran HONEY Madoe Bauran komunikasi pemasaran meliputi
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO Ahmad Mustakim 10213444 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seorang pemimpin juga merupakan merupakan salah satu cara
Lebih terperinciHasil Output SPSS 16.0 For Windows
Hasil Output SPSS 16.0 For Windows Correlations Ling.Keluarga Prestasi Belajar Motivasi Ling.Keluarga Pearson Correlation 1.116.341 ** Sig. (2-tailed).242.000 N 104 104 104 Prestasi Belajar Pearson Correlation.116
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan atas pendataan dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Ruas Jalan Babarsari sebelum
Lebih terperinciMODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA
ejournal Teknik Sipil, 2016, 1 (1): 1-14 ISSN 0000-0000, ejournal.untag-smd.ac.id Copyright 2016 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA Nugroho Dwi Puspito Abstrak Nugroho
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota 58,25 66,09 74,57 24,14 27,38 30,66 23,78 26,43 28,68 29,58 36,27 36,27 119,35 136,05 150,45 35,59 40,61
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik. Selain itu untuk mengetahui
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisis korelasi Spearman variabel karakteristik sosial ekonomi dan akses pangan dengan tingkat ketahanan pangan
LAMPIRAN 70 7 Lampiran Hasil analisis korelasi Spearman variabel karakteristik sosial ekonomi dan akses pangan dengan tingkat ketahanan pangan Variabel Pddk KRT Pddk IRT LuLhn UkRT DS PG Tk.KP Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perencanaan Transportasi Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV BAB IV Analisa Dan Pengolahan Data ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Kuisioner Data yang akan diolah merupakan data kuisioner, dimana data kuisioner diperoleh dengan cara penyebaran kuisioner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengambilan objek studi dalam penelitian ini adalah minimarket yang memiliki konsep convenience store di Kota Bandung. Menurut data dari Dinas KUKM
Lebih terperincipenggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.
Pada standar IFRS terdapat penggunaan metode nilai wajar. Salah satu penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga
Lebih terperinciBAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS)
BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS) Berbagai macam penelitian yang dilakukan pada tanaman umumnya hanya mengkorelasikan sifat-sifat tanaman secara umum. Namun demikian, untuk mendapatkan gambaran tentang
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR
ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR Nama : Vivi Julianti NPM : 29210093 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE., MMSI Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG Nama : Santi Kusuma NPM : 16211598 Kelas : 3EA11 Pembimbing : Reni Anggraini, S.E., MMSI. LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih terperinciIV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing
41 IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Validitas dan Reliabilitas. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing variabel pada penelitan yang dilakukan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum responden (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, tempat bekerja, dan dan lama bekerja), data, dan hasil
Lebih terperinciBAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA
BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Analisis regresi linier merupakan salah satu jenis metode regresi yang paling banyak digunakan. Regresi linier sederhana terdiri atas satu variabel terikat (dependent)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Saluran Distribusi Toko Nusantara Dalam pembahasan teoritis bab II telah diuraikan bahwa pentingnya pelaksanaan kegiatan saluran distribusi guna produk
Lebih terperinciLuas Panen Padi (Ha) Harga Beras (Rp/kg)
A. Ketersediaan Beras Tahun Ketersediaan Beras (Kg) Luas Panen Padi (Ha) Harga Beras (Rp/kg) Jumlah penduduk (Juta jiwa) Konsumsi beras (Kg/kap/tahun) Y X1 X2 X3 X4 2001 1.832.426.000 801.948 2.523 11.647.958
Lebih terperinciPERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG
PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG Yeldy Septomiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Korespondensi Penulis : YeldySeptomiko@rocketmail.com
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA)
PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA) Nama : Rika Indriani NPM : 13209021 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Saryati, SE, MM Latar Belakang
Lebih terperinciRudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013
Rudi Aditia Hartono 16210622 Manajemen Ekonomi 2013 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Kepuasan Konsumen Dalam Memilih Pelayanan Jasa Steam Mobil Flamboyan. Latar Belakang 1. Jumlah volume kendaran
Lebih terperinciVolume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK
Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN 2302-4240 KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK Juang Akbardin, Didi Arie Wibowo Teknik Sipil-FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Jl.Setiabudi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase
Lebih terperinciSAMI AN SPSS KORELASI
SAMI AN SPSS KORELASI KORELASI Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk meguji ada/tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih Korelasi yang akan dibahas dalam pelatihan ini
Lebih terperinciPENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO
PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO Yitro Tirsa Pabannu James A. Timboeleng, Joice E. Waani Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Email
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar
1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Pada Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Terbentuknya Provinsi Banten 1
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Terbentuknya Provinsi Banten 1 Provinsi Banten dibentuk berdasarkan UU No. 23 Tahun 2000 tertanggal 17 Oktober tahun 2000. Adapun
Lebih terperinciMuhamad Riky Saputra Manajemen Ekonomi 2016
Muhamad Riky Saputra 15213766 Manajemen Ekonomi 2016 Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Hasil Penjualan T-Shirt Croocked konveksi dan sablon di Rangkepan Jaya, Depok. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi dari
Lebih terperinciKUESIONER. Analisis Pengaruh Word of Mouth (rekomendasi) dan Events Terhadap Intensitas
LAMPIRAN 1 L1 KUESIONER Analisis Pengaruh Word of Mouth (rekomendasi) dan Events Terhadap Intensitas Pengunjung Pusat Perbelanjaan Grage dan Dampak Terhadap Ketertarikan Ritel Kami Mahasiswa Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Ambon merupakan ibu kota Provinsi Maluku di Negara Republik Indonesia yang semakin berkembang, dikarenakan pertumbuhan penduduk di kota Ambon semakin hari semakin
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Apotek Nusa indah merupakan usaha yang bergerak dalam bidang
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Apotek Nusa indah merupakan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan masyarakat. Apotek ini di dirikan oleh Prof. Dr. Ponis
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 : BIODATA PENULIS IDENTITAS DIRI
LAMPIRAN 87 88 LAMPIRAN 1 : BIODATA PENULIS IDENTITAS DIRI Nama : ANDI SULAEHA Tempat, Tanggal Lahir : Pare-Pare,17 Juni 1990 Jenis Kelamin : Perempuan No. Telepon/HP : (0411) 453422 /085340916144 Email
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui. kesimpulan yang berlaku secara umum.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi adalah suatu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat penunjang yang digerakan dengan tenaga manusia, hewan dan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian Normalitas Organizational Behavior O_B.109 50.193.972 50.268 Job Attitudes J_A.128 50.039.944 50.019 Knowledge Sharing K_S.079 50.200 *.969 50.205 *. This is a lower
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 :KUISIONER LEMBAR KUESIONER. Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i. Pelanggan Toko Sae Sepeda Ponorogo
LAMPIRAN :KUISIONER LEMBAR KUESIONER Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Pelanggan Toko Sae Sepeda Ponorogo Bersama ini saya mohon kesediaan anda untuk mengisi daftar kuesioner mengenai ANALISIS PENGARUH HARGA,
Lebih terperinciMODEL TARIKAN PERGERAKAN TRANSPORTASI PADA KOMPLEKS LIPPO PLAZA, FLOBAMORA MALL DAN HYPERMART BUNDARAN PU KOTA KUPANG
MODEL TARIKAN PERGERAKAN TRANSPORTASI PADA KOMPLEKS LIPPO PLAZA, FLOBAMORA MALL DAN HYPERMART BUNDARAN PU KOTA KUPANG John H. Frans 1 (johnhendrikfrans@gmail.com) Sudiyo Utomo 2 (diyotomo@gmail.com) Annisa
Lebih terperinciBesar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)
Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah (per jam) Besar Bobot Pejalan Kaki 0,5 189 94,5 Parkir, kendaraan 1,0 271 271 berhenti Keluar-masuk 0,7 374 261,8 kendaraan Kendaraan lambat 0,4 206 82,4 Total 709,7
Lebih terperinciPENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH 18213522 LATAR BELAKANG Pada masa globalisasi sekarang ini melihat kondisi persaingan
Lebih terperinciPengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora
Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Nama : Alfianta Sah Putra NPM : 10212615 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing :
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA M. Ekky Gigih Prakoso, Cahya Buana, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah Ekspor Kentang, Harga Lokal, Harga Ekspor, Nilai Tukar, PDB Singapura dan Jumlah Produksi
92 Lampiran 1. Jumlah Ekspor Kentang, Harga Lokal, Harga Ekspor, Nilai Tukar, PDB Singapura dan Jumlah Produksi Tahun Bulan Jumlah (Kg) Harga lokal Harga Ekspor Nilai Tukar PDB Singapura Jumlah Produksi
Lebih terperinciIX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI
IX. HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI Indikator yang relevan untuk melihat hubungan antara luas lahan dengan pendapatan adalah indikator luas pengusahaan lahan. Hal
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo
LAMPIRAN 1 Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo LAMPIRAN 2 Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Penelitian KUESIONER PENELITIAN Judul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Penelitian Terdahulu Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah satu tata-guna lahan, mempunyai intensitas yang cukup tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi baik oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciAPLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS. HENDRY admin teorionline.net Phone : 021-834 14694 / email : klik.statistik@gmail.com
APLIKASI REGRESI SEDERHANA DENGAN SPSS HENDRY admin teorionline.net Phone : 02-834 4694 / email : klik.statistik@gmail.com Tentang Regresi Sederhana Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. responden. Karakteristik tersebut meliputi Access Network Operation Karakteristik Responden Berdasarkan Departement
86 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data melalui laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan, masing-masing. variabel yang
Lebih terperinciTESIS MAGISTER. Oleh : YOSI ALWINDA
KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN DAN KEBUTUHAN PARKIR KENDARAAN PADA SATU TATAGUNA LAHAN CAMPURAN STUDI KASUS : PUSAT PERBELANJAAN ILIR BARAT PERMAI DI PALEMBANG TESIS MAGISTER Oleh : YOSI ALWINDA 25098108
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN MAHASISWA PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RESTI KARTIKA 3EA10 (15210768) Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2013 Dosen Pembimbing: Sariyati, S.E., M.M. o o o Pada era
Lebih terperinciNama : Bayu Aprian NPM : Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM
PENGARUH HARGA, IKLAN INTERNET, PELAYANAN, DAN KEAMANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA TRANSPORTASI OJEK ONLINE PADA PT. GOJEK INDONESIA Nama : Bayu Aprian NPM : 11212383 Pembimbing : Dr.
Lebih terperinciANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE
ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE Herman Fithra 1) Burhanuddin 2) Fauzan 3) Cut 4) Dosen Jurusan Teknik Sipil,Universitas Malikussaleh
Lebih terperinciKUESIONER PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEBEL UD.LAZUARDI DESA NGURI KEC.LEMBEYAN KAB.
KUESIONER PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEBEL UD.LAZUARDI DESA NGURI KEC.LEMBEYAN KAB.MAGETAN Bersama ini, saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk mengisi daftar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan
BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh masing-masing jumlah dari kategori variabel bebas dan variabel terikat, kemudian data tersebut di analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif,
Lebih terperinciMODEL KEBUTUHAN PARKIR PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MALANG: STUDI KASUS PLASA DIENG, PLASA GAJAHMADA, DAN MALANG PLASA
MODEL KEBUTUHAN PARKIR PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MALANG: STUDI KASUS PLASA DIENG, PLASA GAJAHMADA, DAN MALANG PLASA Usnun Nasichah Kurniawati Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA
PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA Nama : SUNTORO AJI NPM : 17212198 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Toto
Lebih terperinciAnalisis Penerapan International Financial Report Standards. Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk. : Irma Nuarti NPM :
Analisis Penerapan International Financial Report Standards (IFRS) Pada Investment Property Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk Nama : Irma Nuarti NPM : 21209958 Jurusan Pembimbing : Akuntansi : Dr. Renny,
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA Febri Bernadus Santosa 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta
Lebih terperinci