BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi adalah suatu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat penunjang yang digerakan dengan tenaga manusia, hewan dan mesin. Semakin majunya perkembangan teknologi maka semakin mudahnya manusia untuk melakukan perjalanan, akan tetapi makin banyak pula permasalahan yang ditimbulkan seperti kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar. Pada negara berkembang termasuk Indonesia menghadapi masalah transortasi di antaranya terbatasnya sistem prasarana transportasi, pendapatan rendah, laju urbanisasi yang sangat cepat, terbatasnya sumber daya, tingkat disiplin yang rendah, dan lemahnya sistem perencanaan dan kontrol. Jakarta adalah ibukota Indonesia berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa dengan pertambahan penduduk rata-rata 2.40 persen per tahun. Luas provinsi daerah sekitar 661 km persegi dimana kerapatan penduduk per kilometer persegi adalah Dengan mobilitas yang sangat tinggi dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kondisi transportasi di dalam kota menjadi bertambah buruk dimana tundaan dan kemacetan sering terjadi tidak dibatasi ruang dan waktu. II - 1

2 Berikut adalah data-data yang berhubungan dengan data tenaga kerja dan perusahaan yang berada di daerah Jakarta Pusat. Gambar 2.1. Peta Jakarta Pusat Tabel 2.1. Perkiraan Jumlah Bidang Tanah Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Bidang Tanah Persentase Terhadap (km²) Kotamadya 1 Kemayoran 8,15 16,93 2 Gambir 7,16 14,87 3 Sawah Besar 6,75 14,03 4 Tanah Abang 6,28 13,05 5 Johar Baru 5,98 12,42 6 Cempaka Putih 5,11 10,62 7 Menteng 5,20 10,81 8 Senen 3,50 7,27 Jumlah 48, II - 2

3 Tabel 2.2.Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan/Usaha Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan Lokasi No Lapangan Permanen Non Permanen Total Usaha Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Pertambangan dan Penggalian ,95 0 0, ,09 2 Industri Pengolahan/ , , ,21 3 Listrik, Gas dan Air ,31 0 0, ,08 4 Konstruksi , , ,26 5 Perdagangan Besar dan Eceran , , ,27 6 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan , , ,77 dan Minum 7 Transportasi, Pergudangan dan , , ,55 Komunikasi 8 Perantara Keuangan , , ,87 9 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa , , ,26 Perusahaan 10 Jasa Pendidikan ,78 0 0, ,12 11 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,59 3 0, ,96 12 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Budaya dan , , ,26 Perorangan Lainnya 13 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah 233 0, , ,30 Tangga Jumlah , , ,00 Tabel 2.3.Banyaknya Perusahaan/Usaha Jasa-jasa dan Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha No Lapangan Perusahaan/Usaha Tenaga Kerja Usaha Jumlah % Jumlah % 1 Real Estate 1 0, ,31 2 Jasa Persewaan , ,49 3 Jasa Komputer, Litbang, dan Jasa Perusahaan Lainnya 12 0, ,30 4 Jasa Pendidikan 14 0, ,65 5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 56 3, ,00 6 Jasa rekreasi, Kebudayaan, dan Olah 9 0, ,73 II - 3

4 Raga 7 Jasa Kebersihan, Kegiatan Organisasi dan Kegiatan Sosial 9 0, ,28 8 Koperasi , ,41 9 Lainnya 45 2, ,13 10 Asuransi Jiwa 59 3, ,65 11 Dana Pensiun 68 4, ,50 12 Asuransi Non Jiwa 49 3, ,62 13 Jasa yang berkaitan Dengan Efek 68 4, ,50 14 Jasa Penunjang Administrasi Pasar Modal 3 0, ,11 15 Jasa Penunjang Keuangan Lainnya 101 6, ,36 16 Jasa Penunjang Asuransi dan Dana Penisun 31 2, ,96 Jumlah , ,00 Jenis Sarana Transortasi yang Digunakan Dalam melakukan perjalanan, orang biasanya dihadapkan pada pilihan jenis angkutan seperti mobil, motor, angkutan umum pesawat terbang, kereta api. Dalam menentukan pilihan tersebut orang mempertimbangkan beberapa faktor yaitu maksud dan tujuan perjalanan, jarak tempuh, biaya, tingkat kenyamanan, dan ketepatan waktu tiba di lokasi yang dituju. Meskipun dapat diketahui faktor yang menyebabkan seseorang memilih jenis moda yang digunakan, pada kenyataannya sangatlah sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda ini. Pada masa sekarang ini di Jakarta orang cenderung melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi karena nyaman dan tepat waktu. 2.2 Model Bangkitan Pergerakan OFYAR Z TAMIN(2000), Definisi Dalam hal ini perencanaan transportasi adalah pergerakan manusia atau pun barang yang melibatkan banyak moda transportasi dan bahwa Sistem Transportasi II - 4

5 Nasional (Sistranas) yang dimiliki Indonesia adalah konsep sistem transportasi integrasi antar moda Definisi Dasar a. Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan dalam hal ini berjalan kaki termasuk kedalamnya. b. Pergerakan berbasis rumah adalah pergerakan yang salah satu atau kedua zona (asal maupun tujuan berbasis kerumah). c. Pergerakan berbasis bukan rumah adalah pergerakan baik asal maupun tujuan bukan rumah. d. Bangkitan pergerakan adalah digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah. e. Tarikan pergerakan adalah digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tarikannya berbasis bukan rumah. f. Tahapan bangkitan pergerakan adalah sering digunakan untuk menetapkan besarnya bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh rumah tangga (baik berbasis rumah maupun berbasis bukan rumah) pada selang waktu tertentu Klasifikasi Pergerakan 1. Berdasarkan tujuan pergerakan Berdasarkan tujuan pergerakan ada lima kategori yang digunakan: a. Pergerakan ke tempat kerja II - 5

6 b. Pergerakan sekolah atau universitas c. Pergerakan ke tempat belanja d. Pergerakan sosial atau rekreasi. 2. Berdasarkan waktu Dalam klasifikasi ini pergerakan berdasarkan waktu dibagi menjadi pergerakan jam sibuk dan pergerakan pada jam tidak sibuk. 3. Berdasarkan jenis orang Untuk klasifikasi ini dikelompokan berdasarkan perilaku pergerakan individu yang sangat dipengaruhi oleh atribut sosio-ekonomi.atribut yang dimaksud adalah: a. Tingkat pendapatan: biasanya di Indonesia dibagi atas 3 pendapatan tinggi, sedang, rendah. b. Tingkat kepemilikan. c. Ukuran dan struktur rumah tangga Faktor yang Mempengaruhi 1. Bangkitan pergerakan untuk manusia dengan dipertimbangkan beberapa kajian sebagai berikut: a. Pendapatan. b. Pemilikan kendaraan. c. Struktur rumah tangga. d. Nilai lahan. II - 6

7 e. Kepadatan daerah pemukiman, dimana studi kasus adalah Jakarta Pusat Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk Kotamadya Jakarta Pusat Wilayah WNI WNA Pria Wanita Pria Wanita Total Luas Kepadatan Jakarta Pusat , f. Aksesbilitas. 2. Tarikan pergerakan untuk manusia, faktor yang paling sering digunakan adalah luas lantai untuk kegiatan industri, komersial, perkantoran dan pelayanan lainnya dan faktor lainya adalah jumlah lapangan pekerjaan. 3. Bangkitan dan tarikan pergerakan untuk barang, pergerakan ini hanya merupakan bagian kecil dari seluruh pergerakan biasanya terjadi pada negara industri. Indonesia Kriteria yang akan diuraikan di bawah ini adalah menggunakan standar yang dikeluarkan oleh Jasa Marga yang mengacu kepada standar medis di Indonesia. 2.3 Model Sebaran Pergerakan Pemodelan pola pergerakan antar zona yang sudah pasti sangat dipengaruhi oleh tingkat aksesbilitas sistem jaringan antar zona dan tingkat bangkitan dan tarikan setiap zona. II - 7

8 Dari berbagai macam metode yang pernah dikembangkan dimulai dari yang sangat sederhana yang hanya cocok untuk jangka pendek sampai metode yang menampung pengaruh perubahan aksesibilitas terhadap sebaran pergerakan yang mungkin terjadi pada perencanaan jangka panjang Pendahuluan Pergerakan adalah aktivitas yang kita lakukan sehari-hari. Kita bergerak setiap hari untuk berbagai macam alasan dan tujuan seperti belajar, olahraga, belanja, hiburan, dan rekreasi. Jarak perjalanan juga sangat beragam dari perjalanan yang sangat panjang sampai yang sangat pendek. Mudah dipahami bahwa jika terdapat kebutuhan akan pergerakan yang besar maka dibutuhkan sistem jaringan transportasi yang cukup untuk dapat menampung kapasitas jaringan transportasi. Kebutuhan akan pergerakan selalu menimbulkan permasalahan, khususnya pada saat orang akan bergerak pada tujuan yang sama didalam daerah tertentu pada saat yang bersamaan pula. Kemacetan, keterlambatan, polusi suara dan udara adalah beberapa permasalahan yang timbul akibat pergerakan. Untuk mengatasinya adalah dengan memahami pola gerakan yang akan terjadi. Oleh karena itu kebijakan investasi transportasi dapat berhasil dengan baik jika dipahami pola pergerakan yang terjadi Kegunaan Matriks Pergerakan Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan yang bergerak pada zona asal ke zona tujuan didalam daerah tertentu dan selama periode waktu tertentu. Matriks pergerakan atau matriks asal-tujuan II - 8

9 (MAT) sering digunakan oleh perencana transportasi untuk menggambarkan pola pergerakan tersebut. MAT adalah matriks berdimensi 2 yang berisi informasi yang mengenai besarnya pergerakan antar lokasi (zona) didalam daerah tertentu. Baris menyatakan zona asal dan kolom menyatakan zona tujuan. Sehingga sel matriks-nya menyatakan besarnya arus dari zona asal ke zona tujuan Metode Konvensional Metode konvensional dibagi dua kelompok yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. 1. Metode Langsung Pada metode ini dilakukan pendekatan dari hasil pengumpulan data dan survei lapangan. Proses ini dapat mengganggu pengguna jalan dan menimbulkan tundaan lalulintas. Kendala waktu dan biaya juga membatasi jumlah wawancara sehingga timbul kendala jika jumlah sample tidak bisa 100%. Pengumpulan data ini tergantung dari ketersediaan surveyor, jadi kendala teknis dan kendala yang timbul akibat faktor manusia sering terjadi sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang besar. a. Wawancara ditepi jalan, survei ini bisa dilakukan pada lokasi daerah kajian yang mempunyai batas wilayah tertentu. Data dikumpulkan dengan mewawancarai pengendara di jalan. Wawancara meliputi pertanyaan mengenai zona asal dan tujuan pergerakan, jenis barang, beban muatan, jenis kendaraan dan kapasitas angkut. II - 9

10 Lokasi wawancara harus diatur agar semua data lalu lintas antar zona didapat dan jumlah wawancara ditentukan berdasarkan jumlah sample yang diambil, sehingga didapat informasi-informasi lalu lintas dan komposisinya. b. Wawancara di rumah, wawancara ini cocok untuk mendapatkan informasi data lalu lintas internal. Wawancara dirumah adalah jenis survei asal-tujuan yang terbaik untuk daerah perkotaan, sehingga didapat beberapa data pemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga, dan mungkin juga penghasilan. c. Metode menggunakan bendera, metode ini membutuhkan beberapa pengamat yang mengambil pada beberapa lokasi daerah kajian dengan menggunakan jenis tanda pengenal untuk mengidentifikasi yang biasanya berupa stiker dan dicatat pada beberapa lokasi tertentu. d. Metode foto udara, metode ini menggunakan foto udara yang diambil dari helikopter pada koordinat dan ketinggian tertentu. e. Metode mengikuti mobil, metode ini membutuhkan adaya pengamat yang bertugas mengikuti pergerakan kendaraan. 2. Metode Tidak Langsung Penyederhanaan realita. Penyederhanaan ini dilakukan dengan menggunakan suatu sistem dalam bentuk unsur atau faktor yang dapat dipertimbangkan. Beberapa prosedur matematis telah dikembangkan sampai saat ini yang secara umum dapat dikelompokan menjadi 2 bagian utama (Davinroy et al, 1963 dan Bruton, 1981) : II - 10

11 a. Metode analogi dalam hal ini suatu nilai pertumbuhan digunakan ada pergerakan pada saat sekarang untuk mendapatkan pergerakan pada masa yang akan datang. b. Metode sintetis dalam hal ini harus dilakukan usaha untuk memodel hubungan atau kaitan yang terjadi antar pola pergerakan. Setelah pemodelan hubungan atau kaitan tersebut didapat, kemudian diproyeksikan untuk mendapatkan pola pergerakan yang akan datang. 2.4 Metode Pearson Correlation dan Metode Chi Square Dalam metodologi ini metode yang digunakan dua metode guna mendapatkan kesimpulan dari hasil survei Koefisien Korelasi Pearson (Pearson Corelation Coefficient) Koefisien Korelasi Pearson (Pearson Corelation Coefficient) adalah sama halnya dengan regresi sederhana, koefisien korelasi digunakan untuk melihat tinggi rendahnya derajat hubungan antara dua atau lebih variabel. Koefisian korelasi dapat dicari dari koefisien determinasi yang merupakan variasi yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Dengan syarat -1 r 1 Nilai korelasi (r) berkisar dari 0 sampai dengan 1, atau bila dengan diserai arah nilainya antara -1 sampai dengan +1. II - 11

12 1. r = 0 artinya tidak ada hubungan linier 2. r = -1 artinya ada hubungan linier negatif sempurna 3. r = +1 artinya ada hubungan linier positif sempurna Hubungan dua variabel dapat berpola positif maupun negatif. Hubungan positif terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti kenaikan variabel yang lain. Hubungan negatif terjadi bila kenaikan satu variabel diikuti dengan penurunan variabel yang lain. Menurut Colton, kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam empat area, yaitu : 1. r = artinya tidak ada hubungan atau hubungan lemah 2. r = artinya hubungan sedang 3. r = artinya hubungan kuat 4. r = artinya hubungan sangat kuat atau sempurna Metode Chi Square Uji Chi Square adalah salah satu metode analisis data yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yang berjenis kategorik. Uji Chi Square mempunyai prinsip dasar, yaitu membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi ekspektasi sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang II - 12

13 bermakna (signifikan), sebaliknya, bila nilai keduanya berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (signifikan). Uji Chi Square memiliki keterbatasan-keterbatasan, yaitu : 1. Tidak boleh ada sel yang punya nilai harapan (nilai E) kurang dari 1 2. Tidak boleh ada sel yang punya nilai harapan (nilai E) kurang dari 5, lebih dari 20% dari jumlah keseluruhan sel. Hasil Uji Chi Square dapat dilihat di kotak Chi Square Test. Aturan yang berlaku pada uji Chi Square yaitu : 1. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai harapan kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah Fisher Exact 2. Bila pada tabel 2x2 tidak ada nilai harapan kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah Continuity Correction 3. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2 dan 3x3, maka uji yang digunakan adalah Pearson Chi Square Hipotesa adalah suatu dugaan terhadap populasi dengan mengambil data sample akan ditunjukkan apakah hipotesa tersebut benar atau salah. Hipotesa dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Hipotesa H (pernyataan itu benar) yang menyatakan hipotesa yang diuji. H0 harus berupa satu nilai parameter dari suatu populasi (rata-rata atau varians) 2. Hipotesa H 1 (pernyataan itu salah) bisa merupakan beberapa kemungkinan nilai parameter. Menolak H 1 dan menyimpulkan bahwa H didukung secara kuat oleh data atau tidak menolak H 1 dan menyimpulkan H tidak didukung secara kuat oleh data. II - 13

14 Hipotesa Nol Hipotesis nol (H 0 ) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan suatu kejadian antara dua kelompok, atau hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain Hipotesis Alternatif Hipotesis alternatif (H a ) adalah hipotesis yang menyatakan ada perbedaan suatu kejadian antara dua kelompok, atau hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain Tingkat Signifikasi (significance level) Tingkat signifikasi yang sering disebut nilai Alpha adalah nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah dalam menolak hipotesis nol atau batas maksimal kita salah dalam menyatakan adanya perbedaan. Nilai Alpha yang biasanya digunakan adalah antara 1% sampai dengan 5%. Suatu hipotesa dikatakan terbukti dengan tingkat kesalahan 1% bila dilakukan pada 100 kali pengambilan sample dari populasi yang sama hanya mendapatkan satu kesimpulan yang salah. II - 14