BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan atas pendataan dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Ruas Jalan Babarsari sebelum Sahid Yogya Lifestyle City beroperasi menunjukan derajat kejenuhannya adalah 0,4269 dengan volume lalu lintas sebesar 1157,35 SMP/jam.Pada tahun derajat kejenuhan masih cukup baik dibawah yang disyaratkan Pedoman Andalalin PU 2014 sebesar < 0,75. Pada tahun 2025 diprediksikan bahwa derajat kejenuhan jalan Babarsari adalah sebesar 0,6726 dengan kontribusi lalu lintas sebesar 1823,2954 SMP/jam, ini menunjukan pada tahun 2025 kondisi jalan Babarsari masih cukup baik. 2. Ruas Jalan Babarsari sesudah Sahid Yogya Lifestyle City beroperasi menunjukan derajat kejenuhannya adalah 0,6008 dengan volume lalu lintas sebesar 1628,82 SMP/jam.Pada tahun derajat kejenuhan masih cukup baik dibawah yang disyaratkan Pedoman Andalalin PU 2014 sebesar < 0,75. Pada tahun 2025 diprediksikan bahwa derajat kejenuhan jalan Babarsari adalah sebesar 0,9466 dengan kontribusi lalu lintas sebesar 2566,0551 SMP/jam, ini menunjukan pada tahun 2025 kondisi jalan Babarsari mengalami permasalahan kapasitas jalan. 141

2 Dampak bangkitan atau tarikan perjalanan akibat aktivitas Sahid Yogya Lifestyle City terhadap ruas jalan Babarsari sebesar 458,0015 dengan volume lalu lintas eksisting 1157,35 maka distribusi pembebanan lalu lintas yang disebabkan berdirinya Sahid Yogya Lifestyle City Sebesar 1628,82 SMP/jam. 4. Dampak bangkitan atau tarikan perjalanan menunjukan kebutuhan parkir pengunjung Sahid Yogya Lifestyle City sebesar 636 SRP/mobil dan 956 SRP/Sepeda motor sedangkan parkir yang tersedia 540 SRP/mobil dan 211 SRP/sepeda. 5.2 Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas disarankan : 1. Dalam perencanaan pengembangan suatu kawasan atau perencanaan tata ruang suatu wilayah hendaknya selalu terintegerasi dengan perencanaan jaringan transportasi kawasan tersebut, sehingga dampak lalu lintas yang timbul dapat diminimalkan dan memudahkan dalam penanganan. 2. Diperlukan kajian lebih lanjut dari penelitian ini terutama dampak pengoperasian Sahid Yogya Lifestyle City terhadap dampak lalu-lintas pada Jalan Babarsari. 3. Solusi yang dapat dilakukan adalah : a. Mengatur ruas jalan dengan cara memindahkan para pedagang yang ada dipinggir jalan serta membuat halte untuk tempat pemberhentian angkutan sehingga tidak menggangu arus lalu lintas serta tidak menurunkan kapasitas jalan jalan itu sendiri.

3 143 b. Membuat pengaturan lalu lintas untuk kendaraan yang masuk ataupun yang keluar dari Sahid Yogya Lifestyle City dengan dengan memberikan seorang petugas untuk membantu para pengunjung untuk masuk ke mall dan meninggalkan mall dengan aman tanpa menggangu arus lalu lintas menerus. c. Dalam penanganan kapasitas Jalan Babarsari maka dapat disimpulkan alternatif yang lebih baik adalah alternatif 2, dengan adanya pelebaran jalan maka hanya akan menambah kapasitas jalan, sedangkan volume kendaraan keluar masuk tetap.kinerja ruas jalan akan membaik untuk sementara waktu. Sedangkan pada alternatif 1 dan alternatif 3 mempunyai dampak terhadap aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.lokasi tersebut adalah jalan dengan banyak terdapat toko, pekantoran, universitas, hiburan dan kawasan permukiman.maka menjadi kesulitan apabila membatasi akses keluar masuk kendaraan sepanjang ruas jalan tersebut. d. Dalam penanganan dampak lalu lintas di depan Sahid Yogya Lifestyle City maka dapat disimpulkan alternatif yang lebih baik adalah alternatif 2, diharapkan dengan alternatif ini gangguan lalu lintas yang disebabkan oleh aktivitas Sahid Yogya Lifestyle City dapat teratasi sehingga tidak menimbulkan masalah lalu-lintas.

4 DAFTAR PUSTAKA Abubakar, Iskandar dkk Sistem Transportasi Kota. Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota, jakarta. Badan Pusat Statistik,2014. Daerah Istimewa Yogyakarta. BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Badan Pusat Statistik,2015. Kecamatan Sleman Dalam Angka.BPS Kabupaten Sleman Chiara, Joseph De and Koppelman Lee, Urban Planning and Design Criteria. Van Nostrand Reinhold Company, New York. Departemen Pekerjaan Umum, Analisis dampak lalu lintas jalan akibat pengembangan kawasan di perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum,Jakarta. Dikun, S. dan Arief, D., 1993, Strategi Pemecahan Masalah Luas Bangunan dan Lalu Lintas, Bahan Seminar Dampak pemanfaatan Intensitas lahan gedung tinggi/superblok di Jakarta terhadap lalu lintas disekitarnya, Universitas Taruma Negara bekerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (BINKOT), 1997, Manual kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat, Jakarta. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2013, Profil dan Kinerja Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hendarto, Sri Dasar-Dasar Transportasi. Bandung:Penerbit ITB. Hobbs, F.D, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas,Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997.Manual Kapasitas Jalan, Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta. 144

5 144 Munawar, A., Manajemen Lalu-lintas Perkotaan., Penerbit Beta Offset, Yogyakarta. Oglesby, Clarkson H. & R. Gary Hicks, Teknik Jalan Raya Edisi Keempat Jilid 1, Jakarta: Erlangga. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI), 2014, Kapasitas Jalan Perkotaan, Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta. Pemerintah Menteri Perhubungan Republik Indonesia PP Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas,Pemerintah Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta. Pemerintah Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan,Pemerintah Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta. Pemerintah Menteri Negara Lingkungan Hidup Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis Menegnai Dampak Lingkungan Hidup, Pemerintah Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta manajamen kebutuhan Lalu-lintas. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Rencana tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun : Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Sleman Peraturan Daerah kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun : Pemerintah Kabupten Sleman. Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. PT. Koba Pangestu Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City, Jakarta

6 145 Salter, R.J, 1989, Highway Traffic Analysis and Design. Second Edition, London: Mac Millan Education, Ltd. Shirley, L. Hendarsin, (2000). Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil,Bandung. Sukirman, Silvia, 1994, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova, Bandung. Tamin, O.Z, 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, Bandung. Tamin, Ofyar Z, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung The Institution of Highways and Transportation, 1994, Guidelines for Traffic impact Assessment, 3 Lygon Place, ebury street, London..

7 Lampiran 1. Denah Arah Arus Lalu lintas Simpang Tidak bersinyal Jalan Babarsari - Jalan Yogya Solo dan Simpang Tidak bersinyal Jalan Babarsari-STTNAS 147

8 148 Lampiran 2. Volume Lalu lintas Simpang tidak bersinyal Jalan Babarsari Solo, Kamis, 15 oktober 2015 Arah 2 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas Arah 1 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas Waktu Kend/15 menit kend/jam

9 149 Arah 3 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas

10 150 Lampiran 3. Volume Lalu lintas Simpang tidak bersinyal Jalan Babarsari-STNAS, Kamis, 15 oktober 2015 Arah 4 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas Arah 5 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas

11 151 Arah 6 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas Arah 7 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas

12 152 Lampiran 4. Volume Lalu lintas Simpang tidak bersinyal Jalan Babarsari Jalan Yogya-Solo, Sabtu, 17 oktober Arah 2 Arus lalu lalu lintasarus lalu lalu lintas Arah 1 Arus lalu lalu lintasarus lalu lalu lintas

13 153 Arah 3 Arus lalu lalu lintasarus lalu lalu lintas

14 154 Lampiran 5. Volume Lalu lintas Simpang tidak bersinyal Jalan Babarsari-STTNAS, Sabtu, 17 oktober 2015 Arah 4 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas Arah 5 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas

15 155 Arah 6 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas Arah 7 Arus lalu lalu lintas Arus lalu lalu lintas

16 Lampiran 6. Keadaan lokasi pengambilan data pada Simpang tak bersinyal Babarsari-Yogya Solo 156

17 157

18 Lampiran 7. Keadaan lokasi pengambilan data pada Simpang tak bersinyal Babarsari-STTNAS 158

19 159

20

21