LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN OLEH: Made Juniantari, S.Pd., M.Pd./ (Ketua) Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd./ (Anggota) Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd./ (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK NOMOR: 100/UN48.16/PM/2016 Tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOVEMBER 2016

2 ii

3 PRAKATA Om Swastiastu Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kerta Waranugraha-Nya laporan kemajuan program Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dengan judul Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Kerja keras bukanlah satu-satunya jaminan terlaksananya program, ini, namun uluran tangan berbagai pihak telah menjadi kontribusi yang begitu berharga sehingga program yang direncanankan dapat terlaksana dengan baik. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan program pengabdian kepada masyarakat. 2. Kepala Gugus 1 Kecamatan Marga yang telah bersedia bekerja sama sehingga program ini dapat terlaksana dan dapat membantu permasalahan yang ada di Gugus Guru-guru di SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan yang telah bersedia menjadi mitra yang baik pada progam pengabdian kepada masyaakat ini. 4. Tim pelaksana yang sudah bekerja keras demi telaksananya program ini. Semoga apa yang telah diberikan memperoleh pahala dari Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dilaksanakan pada progran pengabdian kepada masyarakat ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik/saran yang membangun tetap penulis harapkan demi kesempurnaan program selanjutnya. Om Santih, Santih, Santih, Om Singaraja, November 2016 Tim Pelaksana iii

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUNL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PRAKATA... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi RINGKASAN... vii BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan... 4 BAB II METODE PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan Masalah Khalayak Sasaran Keterkaitan Metode Kegiatan Rancangan Evaluasi... 9 BAB III HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Evaluasi Kegiatan Evaluasi Keberhasilan Alasan Kelanjutan Kegiatan Dokumentasi Kegiatan BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi... 8 v

6 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan... 6 vi

7 RINGKASAN PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN Program Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru mitra yaitu di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan, beberapa di antaranya yaitu : 1) guru kurang memahami tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran, 2) guru mengalami kendala dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter karena guru lebih terfokus pada penilaian aspek kognitif, 3) guru belum memiliki pengalaman langsung dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, dan 4) guru memerlukan pendampingan dalam menyusun dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Dengan berkoordinasi dengan kepala gugus dan tim pengabdian kepada masyarakat (P2M), maka masalah di atas dapat dipecahkan dengan solusi mengadakan pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter bagi guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Solusi yang telah dikoordinasikan dilaksanakan dalam tiga kegiatan utama yaitu: 1) pemaparan garis besar mengenai program pendidikan karakter, 2) penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter, dan 3) pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang berhasil disusun. Pelatihan ini melibatkan guru-guru Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di wilayah Gugus 1 Kecamatan Maga yaitu SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Hasil kegiatan dapat dikatakan berhasil mengatasi masalah dengan terlihatnya partisipasi guru-guru dalam mengikuti pelatihan yang sangat tinggi dan juga berhasilnya guruguru dalam menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Pada tahap pendampingan, guru-guru juga dapat mengimplementasikan instrumen yang telah disusunnya pada kegiatan pembelajaran, sehingga guru-guru dapat mengadakan evaluasi secara menyeluruh terhadap aspek sikap siswa dalam belajar. Namun karena evaluasi program masih berjalan maka luaran program ini belum sepenuhnya terselesaikan dan masih perlu disempurnakan kembali. vii

8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Gugus I Kecamatan Marga terdiri dari lima sekolah dasar yang tersebar pada beberapa desa di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Sekolah yang termasuk ke dalam Gugus I Kecamatan Marga yaitu SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Rata-rata tiap sekolah memiliki 10 orang guru, 6 orang sebagai guru kelas, 1 kepala sekolah, 1 guru olahraga, 1 guru agama, 1 guru muatan lokal. Berdasarkan data tanggal lahir, umur mereka berkisar antara 25 hingga 59 tahun. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh para guru di Gugus tersebut terdiri atas PGAH, SPG, DII, dan S1 (berdasarkan data guru lapor bulan, 2016). Tempat tinggal guru-guru SD di Gugus I Kecamatan Marga umumnya tersebar pada beberapa desa, diantaranya Desa Tua, Desa Baru, Desa Bayan, Desa Pinge, Desa Susut, Desa Cau, Desa Petiga, Desa Geluntung dan Desa Payangan. Berdasarkan letak geografisnya, guruguru memiliki permasalahan sebagian besar guru terlambat dalam mendapatkan informasi baru berkaitan dengan pembaharuan dalam bidang pendidikan terutama dalam bidang pembelajaran ditambah lagi karena sebagian besar guru tidak terlalu pasih menggunakan komputer dan internet untuk mendapatkan informasi tentang program inovasi pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak I Ketut Sukarma, S.Pd., selaku kepala SD Negeri 4 Tua yang sekaligus kepala Gugus 1 diperoleh informasi bahwa guru-guru Sekolah Dasar di Gugus 1 pernah beberapa kali mengikuti pelatihan baik yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan setempat maupun dari Undiksha namun lebih terfokus pada pelatihan pembuatan perangkat Kurikulum di mana guru-guru diajak merancang Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) namun tidak sampai pada bagaimana caranya merancang instrumen penilaian sikap yang ada pada RPP tersebut. Penilaian cenderung difokuskan pada aspek penilaian kognitif saja. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Masalah afektif dirasakan penting, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan proses merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif. Salah satu cara guru untuk mengetahui pencapaian ranah afektif siswa adalah dengan menilai aktivitas belajar siswa yang terlihat melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk itu guru perlu mengetahui bagaimana cara 1

9 menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar yang baik sehingga guru dapat melihat seberapa baik aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan harapan pendidikan karakter. Pelaksanaan evaluasi yang seimbang dalam kaitannya dengan pelaksanaan program pendidikan karakter sebagaimana yang tertuang dalam Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa belum sepenuhnya dapat dipahami oleh guru-guru SD di Gugus 1 terutama definisi tentang bagaimana pendidikan karakter itu. Guru-guru belum perlu mendapat penjelasan bahwa pendidikan karakter itu bukan mata pelajaran tersendiri sepeti pendidikan kewarganegaraan maupun mata pelajaran Agama. Namun pendidikan karakter harus dapat terintegrasi ke setiap mata pelajaran. Kurangnya pemahaman guru tentang hakikat pendidikan karakter juga mempengaruhi pemahaman guru dalam merancang pembelajaran berorientasi pendidikan karakter. Pembelajaran yang berorientasi pendidikan karakter haruslah berupaya memaksimalkan peran siswa dalam membangkitkan sikap-sikap yang baik yang akan mendukung pencapaian hasil belajar yang maksimal. Haruslah disadari bahwa sikap siswa dalam belajar sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk dapat melakukan pembinaan yang lebih lanjut mengenai permasalahan pada sikap siswa, maka RPP yang telah dirancang pada bagian penilaiannya juga harus menyertakan aspek penilaian sikap salah satunya adalah penilaian terhadap aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hal itu untuk mengetahui sejauh mana aktivitas belajar siswa berlangsung dengan baik dan sesuai dengan program pendidikan karakter, perlu kiranya disusun suatu instrumen penilaian aktivitas belajar yang berorientasi pendidikan karakter. Pengembangan deskriptor dalam instrumen penilaian yang disusun akan dikembangkan dengan mempertimbangkan penanaman karakter-karakter tersebut, dan mengacu pada 18 nilai karakter: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/ komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab yang dapat dipilih berdasarkan karakteristik materi dan siswa. Namun permasalahannya adalah guru-guru belum memahami bagaimana caranya merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang dapat digunakan secara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, karena kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada pencapaian penguasaan materi yang menuntut guru berinovasi dalam metode pengajaran dan lebih terfokus Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bertujuan untuk memaksimalkan siswa dalam memahami materi, menyebabkan guru-guru memiliki kendala dalam mengimplementasikan instrumen penilaian 2

10 terhadap aktivitas belajar belajar siswa dalam pembelajaran di kelas sebagai dasar pembinaan terhadap sikap siswa belajar berdasarkan hasil pengamatan menggunakan instrumen tersebut. Selama ini, program yang telah berlangsung lebih menekankan pada pemaparan materi dan pelatihan/workshop dan kurang kurang menekankan pada keberlanjutan program pelatihan tersebut, untuk itu harapan guru-guru SD di Gugus 1 Kecamatan Marga adalah agar program pelatihan disertai dengan pendampingan dalam menyusun dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan demikian program pendidikan karakter dapat sepenuhnya dipahami dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran agar tercapainya hasil belajar siswa yang lebih optimal. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian analisis situasi, permasalahan yang dapat diidentifikasi dan diprioritaskan untuk diselesaikan adalah: 1. Guru-guru di sekolah mitra kurang memahami tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran. 2. Guru-guru di sekolah mitra mengalami kendala dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter karena guru lebih terfokus pada penilaian aspek kognitif. 3. Guru-guru di sekolah mitra belum memiliki pengalaman langsung dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. 4. Guru-guru di sekolah mitra memerlukan pendampingan dalam menyusun dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan memberikan solusi berupa pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter bagi guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Dengan demikian, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran? 3

11 2. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter? 3. Apakah kegiatan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas? 1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran. 2. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 3. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. 1.4 Manfaat Kegiatan Hasil pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini akan memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bagi guru-guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga dalam menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Secara eksplisit manfaat pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Peserta pelatihan yaitu para guru sekolah dasar di Gugus 1 Kecamatan Marga, program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara membuat instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 2. Pemerintah Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan bahwa program ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah disusun dalam rencana pembangunan pendidikan Tabanan, khususnya pada jenjang SD, yakni mengimplementasikan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran di sekolah dasar yang telah diberlakukan secara nasional. 4

12 3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerja sama yang bermutu antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehingga tenaga dan berbagai potensi yang ada dapat disumbangkan kepada khalayak luas, khususnya yang berkenan dengan sektor pendidikan. 5

13 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Rencana kegiatan yang dilaksanakan pada program pengabdian kepada masyarakat ini dapat dijelaskan berdasarkan Gambar 2.1 berikut. PERSIAPAN Diskusi dengan kepala gugus terkait persiapan pelaksanaan program Persiapan tempat lokasi kegiatan (SDN 4 Tua) Pengiriman surat undangan Penyusunan materi pelatihan PELAKSANAAN Penentuan jadwal pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan setelah kegiatan pelatihan Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan Pengambilan respons dan pembagian sertifikat Evaluasi PENUTUP DAN EVALUASI Gambar 2.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan 6

14 Secara umum kerangka pemecahan masalah dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan di mana tim melakukan koordinasi dengan pihak kepala gugus mengenai program kegiatan pengabdian dan kemudian menentukan lokasi pelaksanaan kegiatan. Setelah dikoordinasikan dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah penyusunan materi pelatihan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan pelatihan sebanyak 2 kali pertemuan dan 1 kali pendampingan. Pada tahap akhir pelaksanaan, diambil respons dan pembagian sertifikat kepada peserta pelatihan. Kegiatan evaluasi dilakukan secara menyeluruh di akhir kegiatan pengabdian sebagai bahan pembuatan laporan dan kajian kegiatan selanjutnya. 2.2 Khalayak Sasaran Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk guru-guru di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yang terdiri dari lima sekolah dasar yaitu: SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Tiap sekolah diwakili oleh 6 orang guru sehingga target peserta program ini adalah 30 peserta dari guru-guru SD di Gugus Keterkaitan Program pengabdian kepada masyarakat ini terkait dengan program-program pemerintah daerah serta sekolah terkait dengan pemberian materi tambahan yang dapat membantu peningkatan kualitas peserta didik dan memperlancar proses pembelajaran. Tim pengusul merupakan dosen yang memiliki kompetensi di bidang pendidikan. Sehingga tim pengusul mampu membantu guru-guru di sekolah mitra dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya. 2.4 Metode Kegiatan Permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I dapat diselesaikan dengan meningkatkan pemahaman guru-guru di Gugus 1 Kecamatan Marga dengan meningkatkan pemahaman dan keterampilan tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran, merancang, menyusun, dan mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian bentuk kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 7

15 1. Pemaparan mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran. 2. Pelatihan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 3. Pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. Solusi yang ditawarkan untuk setiap permasalahan yang ditemukan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi Masalah Sub Masalah Solusi Rendahnya pemahaman dan keterampilan guru-guru SD di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan Guru-guru di sekolah mitra kurang memahami tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam Pemaparan mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran tentang tentang program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran, merancang, menyusun, dan pembelajaran. Guru-guru di sekolah mitra mengalami kendala dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas Pelatihan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas belajar berorientasi pendidikan karakter karena guru lebih terfokus pada penilaian aspek kognitif. Guru-guru di sekolah mitra belum memiliki pengalaman langsung dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. Pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas 8

16 2.5 Rancangan Evaluasi Keberhasilan pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dilihat dari hal berikut ini. 1. Terdapat respons positif dari peserta pelatihan. Pada akhir kegiatan peserta akan diberikan angket yang berisi penilaian peserta terhadap pelaksanaan kegiatan dan saran perbaikan untuk pelaksanaan selanjutnya. 2. Meningkatnya pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter dan mampu menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 9

17 BAB III HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 3.1 Evaluasi Kegiatan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan telah terlaksana mulai Tanggal 7 Juni 2016 sampai dengan 25 Juli 2016 di SD Negeri 4 Tua Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Banyak peserta yang mengikuti pelatihan adalah sebanyak 32 peserta. Sampai pada bulan Agustus 2016 rencana program yang telah terlaksana mencapai 100%. Kegiatan yang telah terlaksana meliputi kegiatan 1) pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang terdiri dari dua sub kegiatan yaitu pemaparan garis besar mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran dan Pelatihan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang diselenggarakan pada Tanggal 7-8 Juni 2016, 2) pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas yang diselenggarakan pada Tanggal 25 Juli 2016, 3) evaluasi kegiatan pengabdian yang diselenggarakan secara internal oleh tim pelaksana untuk dijadikan bahan pertimbangan program pengabdian selanjutnya. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk guru-guru di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yang terdiri dari SD Negeri 1 Tua, SD Negeri 2 Tua, SD Negeri 3 Tua, SD Negeri 4 Tua, dan SD Negeri 4 Payangan. Tiap sekolah diwakili oleh 6 orang guru sehingga target peserta program ini adalah 30 peserta dari guru-guru SD di Gugus 1. Namun pada pelaksanaannya jumlah peserta dari Gugus 1 yang datang adalah 32 peserta, sehingga dapat disimpulkan target tercapai. Tidak hanya melibatkan guru, program ini juga melibatkan 3 orang mahasiswa yang juga berperan sebagai peserta dengan tema pelatihan mendukung tugas akhir kuliah. Sehingga total peserta adalah 35 orang. Tidak hanya itu, program ini juga melibatkan 1 orang narasumber (narasumber 1) yang khusus membahas mengenai Rancangan Perangkat Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum KTSP yang mencakup penilaian kognitif dan afektif, 3 orang dari Tim pelaksana kegiatan (ketua sebagai narasumber 2), 1 orang teknisi yang membantu kelancaran pelatihan. 10

18 Pada awal pelaksanaannya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah melalui tahap perancangan kegiatan pelatihan yang meliputi kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan kepada UPTD Kecamatan Marga, Kepala Gugus 1 Kecamatan Marga, Para Kepala Sekolah di lingkungan Gugus 1 Kecamatan Marga, penentuan lokasi pelaksanaan, koordinasi dengan narasumber, teknisi, dan merancang modul pelatihan bersama tim pelaksana, penentuan jadwal pelatihan, dan menyiapkan sara dan prasarana pendukung kegiatan. Semua kegiatan yang dirancang pada tahap perancangan ini melalui koordinasi yang baik dari pihak penyelenggara maupun pihak sekolah mitra. Selain itu, agar pelatihan mampu memberikan kontribusi secara langsung bagi penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan yang guru laksanakan, tim pelaksana menganalisis perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan pedoman penilaian yang guru-guru biasa terapkan. Berdasarkan kajian ini, maka pelaksanaan diharapkan dapat langsung membantu guru dalam membuat perangkat pembelajaran yang lebih baik. Kemudian, tahap kegiatan pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter meliputi tahap pemaparan materi, pelatihan penyusunan instrumen, dan kegiatan pendampingan pengimplementasian instrumen yang berhasil dibuat. Pada tahap pelaksanaan ini, nara sumber 1, I Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd., yang merupakan dosen tetap Jurusan Guru Pendidikan Dasar (PGSD) Undikhsa, memberikan pemaparan mengenai rancangan RPP yang memuat penilaian kognitif dan penilaian sikap. Topik materi yang disampaikan oleh narasumber 1 telah sesuai dengan tema pelatihan penyusunan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter bagi guru SD dan sesuai juga dengan latar belakang pendidikan S3 yang sedang ditempuhnya yaitu program studi Pendidikan Dasar program Pascasarjana Undikhsa. Setelah pemaparan materi dari narasumber 1, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai program pendidikan karakter dan evaluasinya dalam pembelajaran oleh narasumber 2, Made Juniantari, S.Pd., M.Pd., (ketua tim pelaksana) di mana sebelumnya pernah mengikuti pelatihan pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh LPPPM Undiksha Tahun Setelah pemaparan materi, guru-guru diajak untuk menganalisis nilai-nilai karakter yang dapat dibangkitkan dari siswa dan diterapkan berdasarkan mata pelajaran yang diampu dan dilanjutkan dengan menurunkan indikator-indikator nilai karakter tersebut yang selanjutnya akan dijadikan pedoman penilaian yang dituangkan pada instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Pada pelatihan ini, tim pelaksana kegiatan membantu guru-guru dalam merancang desain instrumen, pedoman pengamatan, dan cara 11

19 mengevaluasi hasil pengamatan yang diperoleh. Dengan adanya instrumen ini, diharapkan guru-guru dapat memberikan tindak lanjut yang tepat mengenai aspek nilai karakter yang perlu dibina untuk siswanya sehingga pembinaan lebih terarah dan bermuara pada optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam belajar. Setelah membantu guru dalam merancang dan menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter, selanjutnya kegiatan yang terlaksana adalah kegiatan pendampingan dalam mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pada tahap ini sebelum pelaksanaannya di kelas, instrumen yang telah disusun didiskusikan terlebih dahulu untuk memastikan dapat digunakan secara praktis dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, kegiatan pendampingan juga bertujuan agar guru-guru dapat secara riil merasakan manfaat program pelatihan yang telah diberikan. Dengan adanya pendampingan guru-guru diharapkan mulai terbiasa menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. 3.2 Evaluasi Keberhasilan Keberhasilan dai kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dilihat dari hal berikut ini. 1. Respons dan antusias dari peserta pelatihan yang dapat dilihat dari skor angket hasil pelatihan. 2. Meningkatnya pemahaman guru mengenai program pendidikan karakter yang ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam menurunkan indikator-indikator nilai karakter yang diamati pada instrumen. 3. Meningkatnya pemahaman guru dalam membuat instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Hal ini terlihat dari instrumen yang berhasil dibuat guru. 4. Meningkatnya kemampuan guru dalam menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter yang dapat dilihat melalui kegiatan pendampingan saat pembelajaran berlangsung. 3.3 Alasan Kelanjutan Kegiatan Selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan, dapat ditemukan temuan-temuan sebagai berikut. 12

20 1. Pada tahap persiapan, antusias pihak kepala Gugus 1 Kecamatan Marga dan pihak kepala sekolah sangat tinggi. Mereka menyambut dengan baik kegiatan pengabdian dengan tema penyusunan instrumen aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. Selain itu, mereka sangat menyambut dengan baik kegiatan sejenis di tahun selanjutnya. 2. Saat pelaksanaan, guru sangat serius dalam mengikuti setiap kegiatan yang diberikan, mulai dari pemaparan materi dari dua narasumber mengenai program pendidikan karakter dan perangkat pembelajaran bernuansa pendidikan karakter, latihan menyusun instrumen, dan pendampingan menggunakan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 3. Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai guru, dapat dilihat bahwa guru memiliki kemampuan serta potensi yang baik terlihat dari kemampuan guru dalam membuat instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. 3.4 Dokumentasi Kegiatan Suasana pembukaan Peserta pelatihan Pemaparan dari Narasumber I Pemarapan dari Narasumber II 13

21 Kegiatan diskusi Kegiatan menyusun instrumen Kegiatan presentasi hasil Sesi foto bersama Pendampingan pra pembelajaran Pendampingan pra pembelajaran 14

22 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Tingkat partisipasi guru-guru dalam mengikuti pelatihan sangat tinggi, guru-guru telah berhasil menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, dan guru-guru dapat mengimplementasikan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan sangat baik. 2. Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini telah mampu menghasilkan luaran-luaran yang diharapkan. Namun karena evaluasi program masih berjalan maka luaran program ini belum sepenuhnya terselesaikan dan perlu disempurnakan kembali. 4.2 Saran Tingkat partisipasi dan antusiasme peserta pelatihan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini sangat tinggi. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam kegiatan pelatihan berikutnya di Gugus 1 Kecamatan Marga. Dukungan dari berbagai pihak yang meliputi kepala UPTD, Ketua Gugus, Kepala Sekolah, dan guru-guru sangatlah baik sehingga sangat perlu untuk dipertahankan agar dapat terlaksananya kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membantu guruguru dalam meningkatkan kompetensi pedagoginya. 15

23 DAFTAR PUSTAKA Kemdikbud Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Jakarta: Kemdikbud. Lickona, T Character Matter (Versi Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara. Parwati, N.N. dan Sudiarta, I.G.P Pengintegrasian Nilai kearifan Lokal Masyarakat Bali dalam Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika untuk Membangun Karakter Positif Siswa SD di Kabupaten Buleleng. Laporan Penelitian Strategis Nasional. Tidak Diterbitkan. Singaraja: Undiksha. PPPPTK Modul Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Ratumanan, T.G Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press. Sudjana, N Dasar-Dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset. Yaumi, M Pendidikan Karakter, Landasan, Pilar & Implementasi. Jakarta: Kencana. 16

24 LAMPIRAN 17

25 Lampiran 1. Absensi Peserta 18

26 Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan 19

27 Lampian 3. Angket Hasil Pelatihan No. NAMA PESERTA SKOR BUTIR RERATA 1 NI KD. KERNI EVAYANTI, S.Pd.H ,3 2 NI WAYAN SUKAWATI, S.Pd., SD ,5 3 NI MADE RASIT, S.Pd ,2 4 I PUTU GRANTIKA YASA ,7 5 NI WAYAN SUKARATNI ,3 6 I NYOMAN PATERA, S.Ag ,3 7 NI WAYAN WITRI ,5 8 NI WAYAN ALIK WAHYUNI ,5 9 IDA AYU TRISNA PUTRI, S.Pd ,4 10 NI PUTU LELYANA DEWI, S.Pd ,4 11 NI WAYAN CITA ASIH ,2 12 NI KETUT ARTINI, S.Ag ,5 13 NI NYOMAN GARIANI, S.Ag ,3 14 I KETUT NYARUT, S.Ag ,3 15 NI KETUT SANTERI, S.Ag ,2 16 NI WAYAN PUTERI, S.Pd.SD ,3 17 NI LUH KADEK LISTYA DEWI ,2 18 MERTA ,2 19 NI WAYAN DARMINI, S.Pd ,7 20 NI NYOMAN MARSI, S.Pd., SD ,2 21 I KETUT GABERA, S.Ag ,3 22 NI AYAN SARIASIH, S.Pd., SD ,3 23 I WAYAN SARTIKA ,3 24 I KETUT MARSANA, S.Ag ,4 25 NI AYAN RASNI ,1 26 NI NYOMAN YASMI ,2 27 NI WAYAN SARTINI, S.Ag ,5 28 NI NYOMAN SARINI, S.Pd., SD ,2 29 I KETUT SUKARMA, S.Pd ,4 30 NI MADE REDEN, S.Pd., SD ,5 31 NI MADE KAYAWATI, S.Ag ,2 32 NI WAYAN SURATMINI, S.Pd ,3 20

28 Lampiran 4. Lokasi Kegiatan , ,

29 Lampiran 5. Contoh Instrumen yang Berhasil di Diskusikan Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa SD Berorientasi Pendidikan Karakter Petunjuk! 1. Lembar observasi ini terdiri dari tiga bagian. 2. Bagian pertama dan kedua berisi tabel pengamatan. 3. Isikan tanda ( ) pada kolom M (Muncul) bila siswa menunjukkan perilaku sesuai desksriptor, atau TM (Tidak Muncul) apabila siswa tidak menunjukkan perilaku sesuai dengan deskriptor. 4. Bagian tiga merupakan lembar nilai. 5. Tuliskan skor yang diperoleh dari tabel pengamatan pada masing-masing indikator pada tabel nilai untuk mendapatkan skor total. Tabel Pengamatan No. Deskriptor M TM 1. a) Memberikan jawaban sementara dari permasalahan yang diajukan guru terkait dengan materi yang dipelajari. b) Menanggapi pertanyaan-pertanyaan arahan dari guru dengan jawaban yang masuk akal. c) Bertanya dan meminta penjelasan tentang materi yang akan dipelajari. d) Memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Jumlah muncul Skor = a) Menelaah dan mencoba memahami permasalahan yang diberikan dengan mengaitkannya dengan konsep-konsep matematika. b) Mengkomunikasikan ide/komentar/pertanyaan kepada teman/guru dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. c) Berdiskusi dengan teman atau mencari informasi dari sumber lain dalam upaya memahami konsep yang akan dipelajari. Jumlah muncul Skor = a) Membuat rencana penyelesaian masalah yang diberikan. b) Menginformasikan rencana penyelesaian masalah yang dibuat kepada teman/guru. c) Mendengarkan dan menghargai kritikan/pendapat dari teman lain/guru terkait rencana penyelesaian masalah yang dibuat. Jumlah muncul Skor = a) Membuat penyelesaian permasalahan yang paling efektif. b) Berdiskusi dengan teman/guru terkait permasalahan yang coba diselesaikan. c) Menerapkan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Jumlah muncul Skor = a) Mengoreksi hasil pekerjaan teman. b) Menyampaikan hasil pekerjaan atau memberikan tanggapan terhadap jawaban teman. 22

30 c) Membuat simpulan dari materi yang telah dibahas. Jumlah muncul Skor = a) Menyampaikan rangkuman dari materi yang telah dipelajari sesuai pemahaman siswa. b) Bertanya mengenai hal0hal yang kurang dipahami. c) Merangkum keseluruhan materi pembelajaran secara benar atau dapat mengerjakan soal-soal pengayaan dengan tepat. Jumlah muncul Skor = Tabel Nilai No. Indikator Karakter yang Dibangun Skor 1. Antusiasme siswa dalam pengenalan konsep Rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis, kemandirian, percaya diri, 2. Aktivitas siswa dalam eksplorasi konsep 3. Aktivitas siswa dalam melakukan interpretasi masalah 4. Aktivitas siswa dalam melakukan aplikasi konsep 5. Aktivitas siswa dalam melakukan produce 6. Aktivitas siswa dalam melakukan evaluasi Skor Total = dan demokratis. Rasa ingin tahu, berpikir logis dan kritis, kemandirian, kerja keras, percaya diri, dan demokratis. Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, toleransi, dan demokratis. Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, toleransi, dan demokratis. Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur dan demokratis. Berpikir logis dan kritis, kerja keras, kemandirian, percaya diri, jujur, dan demokratis. Jumlah Skor 6 23

31 Lampiran 6. Modul Pelatihan MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN Oleh: Made Juniantari, S.Pd.,M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, Undiksha Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, Undiksha Ni Luh Pande Latria Devi, S.Pd., M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan IPA, Undiksha LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA JUNI,

32 I. PENDAHULUAN Dewasa ini makin disadari pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya mengantisipasi dampak negatif kemajuan teknologi dan informasi. Perkembangan zaman yang memasuki abad teknologi dan informasi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan moral masyarakat, baik dampak positif maupun negatif. Dalam beberapa tahun terakhir, dampak negatif dari perkembangan zaman tersebut mulai dirasakan menjangkiti masyarakat di Indonesia seperti: pola hidup konsumtif, korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, dan kehidupan politik yang tidak produktif (Mendiknas, 2010). Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa seharusnya menjadi arus utama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari misi pembangunan nasional yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. Untuk menghadapi situasi demikian, dunia pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan kurikulum sehingga adaptif dengan perkembangan zaman. Lembaga-lembaga pendidikan memegang peranan utama dalam mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan informasi tersebut, dengan mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas secara intelektual dan memiliki karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa (Parwati, 2013). Dalam rangka mengupayakan pembentukan generasi yang cerdas intelektual dan memiliki karakter yang baik, pengintegrasian pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas wajib dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Hal ini mutlak diperlukan mengingat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh peserta didik adalah dengan mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian proses pembelajaran yang berorientasi pendidikan karakter merupakan hal penting yang harus diupayakan oleh guru untuk membentuk karakter positif dalam diri peserta didik. Pembentukan karakter melalui pembelajaran tersebut harus dilakukan mulai jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi 25

33 sehingga karakter-karakter positif tersebut dapat terbentuk dan tertanam dengan kuat dalam diri peserta didik. Untuk melihat sejauh mana pembelajaran berdampak bagi kemajuan kognitif dan sikap positif peserta didik, hasil belajar tidaklah hanya dapat dilihat dari penilaian tes dalam ranah kognitif saja. Penilaian hasil pembelajaran haruslah meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik agar pembelajaran berlangsung bermakna bagi peserta didik. Meskipun demikian, fakta di lapangan menunjukkan ranah afektif dan psikomotorik masih kurang diperhatikan. Ini terlihat dari kecenderungan guru hanya memberikan penilaian siswa yang hanya berdasarkan nilai tes siswa dalam ujian yang dilaksanakan. Kurangnya penilaian dan perhatian terhadap ranah afektif dan psikomotorik siswa mengakibatkan siswa cenderung memiliki anggapan nilai ujian tinggi merupakan tujuan utama dalam pembelajaran sehingga mengabaikan tujuan dari pembelajaran sesungguhnya. Kecenderungan ini tentunya menyimpang dari konsep belajar bermakna dan program pendidikan karakter. Salah satu cara guru untuk mengetahui sejauh mana pencapaian ranah afektif dan psikomotorik siswa adalah melalui penilaian aktivitas belajar siswa. Nana Sudjana (2005) menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud di sini adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Pemilihan aktivitas belajar yang baik tentunya perlu juga memperhatikan karakteristik siswa dan materi yang dibelajarkan. Terkait dengan pemilihan aktivitas belajar siswa yang sesuai harapan pendidikan karakter, sangat diperlukan instrumen penilaian aktivitas belajar yang layak. Bentuk penilaian yang tepat digunakan untuk menilai aktivitas belajar adalah dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Nana Sudjana (2005) yang menjelaskan bahwa observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Observasi harus dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Haryati (2006) menjelaskan bahwa lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau melihat gejalagejala munculnya aspek-aspek psikomotorik yang sedang diamati. Untuk membuat lembar observasi yang berkualitas yang mengacu pada harapan pendidikan karakter, terlebih dahulu harus ditentukan konstruk dari aspek yang akan diamati, dalam hal ini aspek yang akan diamati adalah aktivitas belajar siswa yang berorientasi 26

34 pendidikan karakter. Dari konstruk tersebut kemudian dirancang indikator dan deskriptor yang dapat menjelaskan konstruk tersebut. Indikator dan deskriptor itulah yang menjadi pedoman pengamatan dalam lembar observasi. Menyikapi masalah ketiadaan instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter sebagaimana dapat dituangkan ke dalam Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan kurangnya informasi yang diperoleh guru tentang pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam kegiatan pembelajaran, maka Tim Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Undiksha berinisiatif memberikan suatu kegiatan pelatihan kepada Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus I Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang berjudul Pelatihan Penyusunan Instrumen Penilaian Aktivitas Belajar Berorientasi Pendidikan Karakter Bagi Guru Sekolah Dasar Di Gugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Setelah kegiatan P2M ini diharapkan Guru dapat memahami bagaimana cara mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran dan sekaligus dapat menyusun instrumen penilaian aktivitas belajar berorientasi pendidikan karakter. II. KAJIAN PENDIDIKAN KARAKTER Sesungguhnya pendidikan karakter telah lama dianut dan tersirat dalam program penyelenggaraan pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab Potensi yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah kapasitas bawaan (inner capacity) manusia yang perlu diaktualisasikan melalui ranah pendidikan. Artinya, hanya dengan pendidikanlah seluruh potensi yang dimiliki manusia berkembang sehingga menjadi manusia seutuhnya. Keutuhan manusia ketika mampu mengembangkan pikiran, perasaan, psikomotorik, dan yang jauh lebih penting lagi adalah hati sebagai sumber spirit yang dapat menggerakkan berbagai komponen yang ada. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan olah pikir, olah rasa, olah raga, dan olah hati. Artinya pendidikan harus diarahkan pada pengolahan keempat domain tersebut. Sebagiamana tersirat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, tujuan pendidikan sebenarnya menekankan pada proses dan hasil seimbang dan serasi antara 27

35 pengembangan intelektual dan aspek spiritual (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara dikotomis. Pengembangan ini merupakan tugas dari semua guru mata pelajaran. Jadi semua guru wajib mempelajari bagaimana cara mengembangkan karakter atau watak siswa agar berkembang secara optimal, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Sebagai konsekuensi pelaksanaan UU tersebut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran persiapan yang disusun guru-guru termasuk silabus, RPP, dan penilaian pembelajaran harus mengindikasikan pengembangan karakter bangsa Indonesia. Untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab (Puskurbuk, 2010). Meskipun demikian tidak semua nilai tersebut harus dikembangkan dalam suatu pelajaran. Hal ini disebabkan karakteristik tiap-tiap mata pelajaran tersebut berbeda-beda dan untuk itu guru dapat memilih prioritas pengembangannya berdasarkan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Pendidikan karakter dalam konteks makro dan micro dapat dijelaskan menggunakan Gambar berikut. Gambar 1 Konteks Macro Pendidikan Karakter 28

36 Gambar 2 Konteks Micro Pendidikan Karakter III. DESKRIPSI NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR (SD) Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan nilai-nilai karakter atau pilar-pilar pendidikan karakter. Satuan pendidikan dapat secara langsung menerapkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tersebut atau dapat menambah dan mengurangi, namun diharapkan menetapkan minimal lima nilai dasar yaitu: nyaman, jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/bekerja keras. Kelima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ini dipandang dapat menjadi awal terbentuknya nilai-nilai karakter lainnya. Tabel 1 Nilai-Nilai Karakter dan Budaya Bangsa Nilai Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Deskripsi Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Perilaku yang didasarkan upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 29

37 Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat /Komunikatif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung Jawab Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Deskripsi pada Tabel 1 masih bersifat umum, berikut akan dipaparkan deskripsi nilainilai karakter untuk siswa Sekolah Dasar menurut jenjangnya. Tabel 2 Deskripsi Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Untuk SD Nilai Indikator untuk Kelas 1-3 Indikator untuk Kelas 4-6 Jujur 1. Tidak meniru jawaban teman ketika ulangan/mengerjakan tugas 1. Tidak meniru pekerjaan teman ketika mengerjakan tugas di rumah. 2. Menjawab pertanyaan guru berdasarkan sesuatu yang diketahuinya. 2. Mengatakan dengan sesungguhnya sesuatu yang telah terjadi/dialami. Toleransi 3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman. 4. Menceritakan suatu kejadian sesuai dengan yang diketahuinya. 5. Mau menanyakan tentang ketidaknyamanan suasana belajar di kelas. 1. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah. 3. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam menerima pendapat temannya. 4. Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya 5. Mengemukakan ketidaknyamanannya dalam belajar di sekolah. 1. Menjaga hak teman yang berbeda agama untuk menjalankan ajaran agamanya. 30

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA Made Juniantari 1, Ni Putu Sri Ratna Dewi 2, Ni Luh Pande Latria Devi 3

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS I KECAMATAN MARGA

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS I KECAMATAN MARGA PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS I KECAMATAN MARGA Made Juniantari 1, Ni Putu Sri Ratna Dewi 2, Ni Luh Pande Latria Devi 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS II KECAMATAN MARGA OLEH: MADE JUNIANTARI, S.Pd., M.Pd. (0006068702)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di dunia semakin maju dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Indri Cahyani 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UNESCO merupakan upaya mempersiapkan manusia untuk bisa hidup di masyarakat dan harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berorientasi pada terbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya dan masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan potensi peserta didik. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia seacara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MI MENGINTEGRASIKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MIN MITRA FTK UIN AR-RANIRY

KEMAMPUAN GURU MI MENGINTEGRASIKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MIN MITRA FTK UIN AR-RANIRY KEMAMPUAN GURU MI MENGINTEGRASIKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MIN MITRA FTK UIN AR-RANIRY Wati Oviana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan teori-teori baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam pelajaran matematika di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berada pada zaman yang serba modern seperti saat ini membuat manusia semakin mudah untuk mengakses berbagai informasi yang semakin lama semakin terbuka. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap perubahan dan tantangan yang ada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan Tamansiswa, yaitu melaksanakan sepenuhnya ketentuan dari sistem pendidikan nasional dengan tetap mengamalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP. 19731006 20011 2 001 Disampaikan dalamsrawung Ilmiah jurusan POR FIK UNY 16 Februari2012 ! GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh : PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO Oleh : Febryana T. Rahayu, Prof.Dr.Enos Taruh, M.Pd*,Nova E.Ntobuo, S.Pd,M.Pd** Jurusan Fisika Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal sangat penting dalam kehidupan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini karena pendidikan diyakini dapat mendorong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) salah satu isinya mengacu pada nilai-nilai ketuhanan

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sudah menjadi bagian penting bagi perkembangan bangsa ini khususnya dalam rangka mencerdaskan dan memajukan potensi anak bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena pendidikan adalah upaya manusia untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di masyarakat saat ini. Korupsi, tindakan asusila, kekerasan, perkelahian massa, pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan

Lebih terperinci