BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian Profil Reksadana Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Dari kedua definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu: 1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi 2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi; dan 3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor. Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun 73

2 74 kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administratur. a. Sejarah Reksadana Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust yang diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun telah memiliki sebanyak 200 investor reksadana dengan total aset senilai US$ Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934). SEC juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi untuk setiap pendaftaran reksadana hingga hari ini. Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksadana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksadana dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US Dollar. Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle dengan nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama

3 75 Vanguard 500 Index Fund yang merupakan reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100 triliun US Dollar Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksadana di Amerika yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement account - IRA) [1], yang menambahkan ketentuan kedalam Internal Revenue Code( peraturan perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar US $ setahun. b. Bentuk Hukum Reksadana Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana) suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio investasi. Kontrak Investasi Kolektif kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi.

4 76 c. Karakteristik Reksadana Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut: Reksadana Terbuka adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanya sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah merupakan reksadana terbuka. Reksadana Tertutup adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya. d. Nilai Aktiva Bersih NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. e. Manfaat Reksadana Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:

5 77 1. Dikelola oleh manajemen profesional Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal. 2. Diversifikasi investasi Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu. 3. Transparansi informasi Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin. 4. Likuiditas yang tinggi Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya

6 78 setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid. 5. Biaya Rendah Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi sendiri di bursa. f. Risiko Investasi Reksa Dana Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana. 1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.

7 79 2. Risiko Likuiditas Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut. 3. Risiko Pasar Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.

8 80 4. Risiko Default Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baikbaik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat. g. Exchange Traded Fund Exchange traded fund (ETF) adalah sebuah reksadana yang merupakan suatu inovasi dalam dunia industri reksadana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka dimana unit penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa. ETF ini adalah merupakan kombinasi dari reksadana tertutup dan reksadana terbuka, dan ETF ini biasanya adalah merupakan reksadana yang mengacu kepada indeks saham. ETF ini lebih efisien daripada reksadana konvensional seperti yang kita kenal saat ini, dimana reksadana senantiasa menerbitkan unit penyertaan baru setiap harinya dan membeli kembali yang dijual oleh pemegang unit (manajer investasi harus menjual surat berharga yang merupakan aset reksadana tersebut untuk memenuhi kewajibannya membeli unit penyertaan yang dijual, sedangkan unit penyertaan ETF diperdagangkan langsung di bursa setiap hari (menyerupai reksadana tertutup, dimana tidak ada dapat dijual kembali kepada manajer investasi).

9 81 Di Indonesia, ETF ini disebut "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek", dan pada hari senin tanggal 4 Desember 2006, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah menerbitkan suatu aturan baru yaitu peraturan nomor IV.B.3 tentang "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek". h. Pertumbuhan Reksadana Meski pertumbuhan dana kelolaan lumayan seret di tahun ini, para manajer investasi optimistis, terhadap prospek pasar reksadana tahun depan. Mandiri Manajemen Investasi (MMI), misalnya, memasang target pertumbuhan optimistis 30%-40% tahun depan. Anak usaha PT Mandiri Sekuritas ini menargetkan dana kelolaan hingga Rp 32,2 triliun, naik dari akhir tahun ini yang diperkirakan Rp 23 triliun. MMI berniat mencapai target lewat peluncuran beberapa produk baru. Direktur MMI, Wendy Isnandar menyebut,sejumlah produk reksadana terproteksi dan tiga reksadana terbuka siap meluncur. Di antaranya reksadana saham dan campuran. MMI memperkecil porsi obligasi sebagai aset dasar reksadana karena ada tekanan inflasi akibat kenaikan tarif dasar listrik. (kontan.com, 2012) Kenaikan inflasi biasanya diikuti kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga acuan. Di pasar obligasi, yield obligasi akan mengikuti kenaikan BI rate tersebut sehingga transaksi cenderung sepi. Ujung-ujungnya, harga obligasi menjadi turun.

10 82 Untuk pilihan saham sebagai aset dasar reksadana, MMI akan memilih saham-saham yang memiliki harga yang baik. Selain itu, MMI akan memanfaatkan momentum untuk masuk ke saham-saham pilihan. PT Danareksa Investment Management juga akan mengandalkan reksadana saham dan campuran sebagai kontributor peningkatan dana kelolaan terbesar tahun depan. Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM), pihaknya menargetkan pertumbuhan dana kelolaan 17% menjadi Rp 16,38 triliun di tahun 2013, dari posisi saat ini Rp 12,5 triliun. Danareksa memiliki andalan berupa produk reksadana saham bertajuk Danareksa Mawar Konsumer 10. Produk ini selalu menduduki 10 besar kinerja reksadana saham terbaik. Per 30 November year to date, Danareksa Mawar Konsumer 10 menorehkan imbal hasil 22,46%. Presiden Direktur CIMB Principal Asset Management, Reita Fariati memperkirakan, secara rata-rata, industri reksadana Indonesia akan tumbuh 15% tahun depan. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh semakin banyaknya jumlah investor terdidik. Artinya, investor tidak lagi takut dan lari dari reksadana apabila terjadi gejolak pasar. Menilik data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), dana kelolaan industri reksdana akhir Oktober mencapai Rp 105,87 triliun, hanya naik 6,9% dibanding akhir Jumlah reksadana mencapai 695 produk dibanding akhir 2011 sebanyak 646 produk.

11 Reksadana Syariah a. Perkembangan Reksa Dana (RD) Syariah Pada reksadana syariah (RD Syariah), pemilihan instrument investasi harus berdasarkan DES (Daftar Efek Syariah) yang diterbitkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia) yang bekerjasama dengan BAPEPAM-LK. DES dikeluarkan setahun 2 kali dalam periode akhir Mei dan November. Per 31 Mei 2011, saat ini baru terdapat 11 SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), Sukuk/Obligasi Syariah (OS) = 30 seri, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana Syariah 49 unit (baru 7,75 persen dari seluruh reksa dana yang ada), yang terdiri dari: 1. Reksa dana Saham Syariah 10 unit 2. Reksa dana Campuran Syariah 15 unit 3. Reksa dana Pendapatan tetap Syariah 8 unit 4. Reksa dana Indeks Syariah 1 unit 5. Reksa dana Terproteksi Syariah 3 unit. Dengan total NAB RD Syariah Rp 5,775 Triliun (3,68 persen dari seluruh NAB Reksadana) dengan komposisi: 1. RD syariah campuran Rp 1,076 T 2. RD Syariah Indeks Rp 205,49 M 3. RD Syariah Pendapatan Tetap Rp 465,698 M 4. RD Syariah Saham Rp 1,8 T 5. RD Syariah Terproteksi Rp 2,227 T.

12 84 Emiten syariah yang tercatat di bursa (listing) 213 emiten, Perusahaan publik syariah 3 emiten, Emiten syariah tidak listing 9 emiten, Total Daftar Efek Syariah 225 Emiten. b. Kebijakan Investasi Reksa Dana Syariah Kebijakan investasi reksa dana syariah yakni hanya berinvestasi pada perusahaan dengan kategori halal, dan memenuhi rasio keuangan tertentu. Halal yang dimaksud adalah perusahaan tersebut tidak memproduksi atau menjual sesuatu yang haram menurut Islam, seperti menjual daging babi, minuman keras, bisnis hiburan maksiat, judi, pornografi, dsb, tidak merugikan orang banyak, tidak merugikan orang dan bersifat mudarat (rokok), tidak boleh investasi pada portfolio yang yang bersifat riba (Adanya bunga), bukan judi (maysir), perdagangan yang tidak disertai penyerahan barang, perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu (bay al najsy), jual beli mengandung ketidakpastian (gharar) dan spekulatif, serta transaksi suap (risywah). Memenuhi rasio keuangan tertentu, maksudnya total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 persen (delapan puluh dua per seratus) yang berarti modal 55 persen dan utang 45 persen, total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen. Kebijakan Investasi reksadana syariah hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari ah Islam, meliputi:

13 85 1. Efek Pasar Modal Syariah: Obligasi Syariah (Sukuk); Saham-saham yang masuk dalam DES (Daftar Efek Syariah), serta efek surat hutang lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. 2. Instrumen Pasar Uang Syariah: - Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) - Sertifikat Investasi Mudharabah Antar-Bank (SIMA) - Certificate of Deposit Mudharabah Mutlaqah (CD Mudharabah Mutlaqah) - Certificate of Deposit Mudharabah Muqayyadah (CD Mudharabah Muqayyadah) Profil Perusahaan Reksadana Konvensional 1. BNP Paribas Ekuitas PT BNP Paribas Investment Patners adalah perusahaan manajer investasi terkemuka di indonesia yang mengelola portofolio klien di indonesia sejak tahun PT BNP-IP adalah bagian dari sebuah organisasi global. BNP Paribas Group. PT BNP-IP didukung oleh para profesional dibidang investasi yang berkompeten dan melayani klien yang beragam. Ragam solusi dilakukan secara terus menerus ditentukan oleh pasar dan klien. Perkembangan Reksadana BNP Paribas ekuitas di tunjukkan pada tabel berikut:

14 NAB 86 Tabel 4.1 Perkembangan Rata-Rata NAB Reksadana BNP Paribas Ekuitas Data NAB PT BNP Paribas Ekuitas periode NAB BNP PARIBAS EKUITAS BULAN RATA2 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Sumber: diolah oleh peneliti RATA2 NAB BNP PARIBAS EKUITAS BULAN NAB Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui pekembangan rata-rata NAB perusahaan BNP Paribas Ekuitas tertinggi pada bulan Agustus terjadi kenaikan sebesar Rp sedangkan tingkat terendah terjadi pada bulan Oktober sebesar Rp dapat disimpulkan bahwa selama bulan Januari sampai bulan Desember terjadi

15 87 fluktuasi dan cenderung turun tetapi juga mengalami sedikit kenaikan pada bulan Agustus dan Oktober. 2. PT. GMT Aset Manajemen GMT Dana Ekuitas (JAN-DES 2011) GMT Aset Manajemen (GMT) merupakan perusahaan manajemen investasi yang telah memiliki izin usaha dari Bapepam & LK sejak tahun GMT mengelola portofolio investasi untuk nasabah-nasabah institusi maupun perorangan melalui produk-produk Reksa Dana maupun Discretionary Fund. GMT mulai mengelola dana nasabah sebesar Rp 39 milyar pada Juli 2002 dan secara bertahap mulai dikenal dan mendapat kepercayaan nasabah sehingga dana kelolaan sampai akhir bulan Juni 2013 adalah sebesar Rp 780,9 milyar. GMT merupakan perusahaan manajemen investasi yang dikelola secara profesional, sehingga semua keahlian dan kemampuan pengelolaan investasi akan diarahkan untuk kepentingan nasabah. Perkembangan Reksadana GMT Dana Ekuitas dutunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.2 Perkembangan Rata-Rata NAB Reksadana GMT Dana Ekuitas Data NAB GMT Dana Ekuitas periode NAB GMT DANA EKUITAS BULAN RATA2 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Sumber: diolah oleh peneliti 2013

16 NAB 88 GMT DANA EKUITAS JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES BULAN NAB Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui pekembangan rata-rata NAB perusahaan GMT Aset Manajemen tertinggi pada bulan Juli terjadi kenaikan sebesar Rp sedangkan tingkat terendah terjadi pada bulan Januari sebesar Rp dapat disimpulkan bahwa selama bulan Januari sampai bulan Desember terjadi fluktuasi dan cenderung naik. 3. PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia Dana Saham) Batavia Dana Saham (selanjutnya disebut Batavia Dana Saham ) adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya di bidang Reksa Dana. Reksa Dana Batavia Dana Saham sudah beberapa kali melakukan perubahan Nama Reksa Dana. Pada awalnya Reksa Dana Batavia Dana Saham dibentuk dengan nama Bira Dana Saham, antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian sebagaimana termaktub dalam akta Kontrak Investasi Kolektif No. 01 tertanggal 01 November 1996 dihadapan Imas Fatima, SH., notaris di Jakarta; yang kemudian dirubah nama menjadi Si Dana Saham dengan Addendum Kontrak Investasi Kolektif No. 9, tanggal 04 Oktober 2001 dihadapan Djedjem Widjaja, SH., MH., notaris di Jakarta, dan nama Reksa Dana diubah kembali

17 NAB 89 dari Si Dana Saham menjadi Batavia Dana Saham dengan Addendum Kontrak Investasi Kolektif No. 31, tanggal 09 Pebruari 2010 dihadapan Sugito Tedjamulja, SH., notaris di Jakarta. Perkembangan Reksadana PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3. Perkembangan Rata-Rata NAB Batavia Dana Saham Data NAB Reksadana Batavia Dana Saham periode NAB BATAVIA DANA SAHAM BULAN RATA2 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Sumber: Diolah peneliti BATAVIA DANA SAHAM JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES BULAN NAB Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui pekembangan rata-rata NAB perusahaan Batavia Prosperindo Aset Manajemen tertinggi pada bulan November terjadi kenaikan sebesar Rp sedangkan tingkat terendah terjadi pada bulan Januari

18 90 sebesar Rp Dapat disimpulkan bahwa selama bulan Januari sampai bulan Desember terjadi fluktuasi dan cenderung naik. 4. PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia Dana Saham Syariah) Batavia Dana Saham Syariah adalah jenis reksadana terbuka yang berinvestasi pada efek saham, efek hutang dan atau instrumen pasar uang yang sesuai dengan prinsip - prinsip syariah Islam, dengan tujuan untuk mempertahankan nilai modal dan medapatkan tingkat penghasilan yang meningkat secara terus menerus dalam jangka menengah dan panjang. Akan tetapi jenis reksadana ini mengikuti sifat dan tujuan investasi keempat jenis reksadana lainnya (pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham) secara masing - masing. Contohnya; reksadana saham syariah adalah reksadana saham yang ditambahkan prinsip - prinsip syariah Islam. Perkembangan rata-rata NAB Reksadana Batavia Dana Saham Syariah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Perkembangan Rata-Rata NAB Batavia Dana Saham Syariah Data NAB Reksadana Batavia Dana Saham Syariah periode NAB Batavia Dana Saham Syariah BULAN RATA2 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Sumber: Diolah peneliti 2013

19 NAB BATAVIA DANA SAHAM SYARIAH BULAN NAB Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui pekembangan rata-rata NAB perusahaan Batavia Prosperindo Aset Manajemen terendah pada bulan Januari terjadi kenaikan sebesar Rp sedangkan tingkat tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar Rp , tetapi mengalami penurunan lagi pada bulan September sebesar Rp dan kembali mengalami kenaikan pada bulan November sebesar Rp Dapat disimpulkan bahwa selama bulan Januari sampai bulan Desember mengalami fluktuasi yang bervariasi. 5. PT. BNP Paribas Investment Partners PT BNP Paribas Investment Patners adalah perusahaan manajer investasi terkemuka di indonesia yang mengelola portofolio klien di indonesia sejak tahun PT BNP-IP adalah bagian dari sebuah organisasi global. BNP Paribas Group. Salah satu produk Reksadana BNP Paribas Investmen Partners adalah BNP Paribas Pesona Amanah. Perkembangan Reksadana BNP Paribas Pesona Amanah dapat dilihat pada tabel berikut :

20 NAB 92 Tabel 4.5 Perkembangan Rata-Rata NAB BNP Paribas Pesona Amanah Data NAB Reksadana BNP Paribas Pesona Amanah periode BULAN RATA2 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Sumber: Diolah oleh peneliti BNP PARIBAS PESONA AMANAH BULAN NAB Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui pekembangan rata-rata NAB perusahaan PT. BNP Paribas Investment Partners tertinggi pada bulan Agustus terjadi kenaikan sebesar Rp sedangkan tingkat terendah terjadi pada bulan Januari sebesar Rp Dapat disimpulkan bahwa selama bulan Januari sampai bulan Desember terjadi fluktuasi dan cenderung naik. 6. PT. Ciptadana Asset Management (Cipta Syariah Equity) Berdiri sejak Ciptadana Asset Management menawarkan berbagai dana dan jasa untuk membantu klien mencapai tujuan investasi mereka inovatif. Ciptadana

21 93 Asset Management mengelola berbagai reksa dana yang berinvestasi di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pendapatan tetap, serta menyediakan jasa manajemen dana terstruktur, dibuat khusus untuk setiap klien, baik individu tinggi net-worth atau lembaga. Strategi investasi yang dirancang untuk mencerminkan aset keuangan masing-masing klien, kewajiban dan resiko, dan untuk mencapai tujuan investasi mereka. Pengetahuan yang mendalam, penelitian mendalam, dan pengalaman dan keahlian untuk mengetahui bagaimana dan kapan untuk membuat keputusan investasi yang tepat, semuanya memainkan peran dalam keberhasilan Ciptadana Asset Management. Sebuah kasus di titik multi pemenang penghargaan Rencana Cerdas dana perusahaan, bernama Reksa Dana Terbaik 2010 untuk Ekuitas untuk periode 3 tahun. Salah satu produk reksadana pada perusahaan Ciptadana Asset Management adalah Cipta Syariah Equity. Perkembangan reksdana Cipta Syariah Equity dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Perkembangan Rata-Rata NAB Reksadana Cipta Syariah Equity Data NAB Reksadana Cipta Syariah Equity periode BULAN RATA2 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER Sumber: Diolah oleh peneliti 2013

22 NAB CIPTA SYARIAH EQUITY BULAN NAB Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui pekembangan rata-rata NAB perusahaan Ciptadana Asset Management tertinggi pada bulan November terjadi kenaikan sebesar Rp sedangkan tingkat terendah terjadi pada bulan Februari sebesar Rp Dapat disimpulkan bahwa selama bulan Januari sampai bulan Desember terjadi fluktuasi dan cenderung naik Pembahasan Hasil Penelitian Kinerja Reksadana Konvensional yang Dianalisis dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen a. Berdasarkan Metode Sharpe Metode Sharpe adalah metode pengukuran kinerja reksadana dengan memperhitungkan risiko (standar deviasi) masing-masing portofolio. Maka dari itu, sebelum mengukur kinerja reksadana, hendaknya terlebih dahulu dilakukan perhitungan risiko (standar deviasi). Standar deviasi merupakan risiko berfluktuasi reksadana yang dihasilkan karena berubah-ubahnya laba yang dihasilkan dari periode ke periode berikutnya

23 Nilai Sharpe 95 selama periode waktu tertentu. Portofolio yang didiversifikasi dengan baik akan mempunyai nilai standar deviasi yang rendah. Berikut ini tabel hasil penelitian average return, standart deviasi, dan nilai Sharpe Reksadana Saham Konvensional tahun Tabel 4.7 hasil Perhitungan kinerja reksadana saham konvensional dengan metode Sharpe periode 2011 REKSADANA Average Return Standart Deviasi SHARPE BNP Paribas Ekuitas PT. GMT Aset Manajemen PT. Batavia Presperindo Sumber: Diolah Peneliti Nilai Sharpe Reksadana Konvensional BNP PARIBAS EKUITAS, PT. GMT ASET MANAJEMEN, PT. BATAVIA PRESPERINDO, SHARPE -15 Perusahaan Reksadana saham konvensional Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kinerja reksadana saham 2011 yang dihitung menggunakan metode Sharpe tertinggi adalah BNP Paribas Ekuitas dengan jumlah PT. Batavia Prosperindo mempunyai nilai indeks Sharpe terendah sepanjang tahun 2011, yaitu Berikut ini tabel hasil penelitian average return, standart deviasi, dan nilai Sharpe Reksadana Saham Konvensional tahun 2012.

24 Nilai Sharpe 96 Tabel 4.8 hasil Perhitungan kinerja reksadana saham konvensional dengan metode Sharpe periode 2012 REKSADANA Average Return Standart Deviasi SHARPE BNP Paribas Ekuitas PT. GMT Aset Manajemen PT. Batavia Presperindo Sumber: diolah peneliti Nilai Sharpe Reksadana Saham Konveensional 2012 BNP PARIBAS EKUITAS, PT. GMT ASET MANAJEMEN, Perusahaan Reksadana Saham Konvensional PT. BATAVIA PRESPERINDO, SHARPE Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai kinerja reksadana saham 2012 dihitung menggunakan metode Sharpe tertinggi adalah PT. GMT Aset Manajemen adalah sebesar BNP Paribas Ekuitas mempunya nilai sharpe terendah sepanjang tahun 2012 yaitu b. Berdasarkan Metode Treynor Perhitungan kinerja reksadana saham konvensional maupun reksadana syariah dengan metode Treynor, adalah pengukuran kinerja dengan menggunakan risiko sistematis atau beta. Oleh sebab itu, sebelum perhitungan kinerja haruslah mengetahui risiko sistematis atau beta dari masing-masing reksadana tersebut. Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu portofolio yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Beta menunjukkan sensitivitas

25 Nilai Treynor 97 return portofolio terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi beta suatu portofolio maka semakin sensitive portofolio tersebut terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran sensitivitas return portofolio, beta juga dapat digunakan untuk membandingkan risiko sistematis antara satu porotofolio dengan portofolio yang lain. Hasil perhitungan reksadana konvensional tahun 2011 menggunakan metode Treynor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil Kinerja Reksadana Konvensional dengan metode Treynor periode 2011 REKSADANA Average Return Beta Treynor BNP Paribas Ekuitas PT. GMT Aset Manajemen PT. Batavia Presperindo Sumber: Diolah peneliti tahun Nilai Treynor reksadana Saham Konvensional PT. Batavia Presperindo, BNP Paribas Ekuitas, PT. GMT Aset Manajemen, Perusahaan Reksadana Konvensional Treynor Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengukuran rata-rata kinerja reksadana saham konvensional dengan menggunakan metode Treynor, reksadana PT. Batavia Prosperindo mempunyai nilai indeks Treynor tertinggi yaitu dan

26 Nilai Treynor 98 reksadana saham BNP Paribas Ekuitas mempunyai indeks Treynor terendah sepanjang tahun 2011 yaitu sebesar Berikut ini tabel hasil penelitian average return, standart deviasi, dan nilai Treynor Reksadana Saham Konvensional tahun Tabel 4.10 Hasil Kinerja Reksadana Konvensional dengan metode Treynor periode 2012 REKSADANA Average Return Beta Treynor BNP Paribas Ekuitas PT. GMT Aset Manajemen PT. Batavia Presperindo Sumber: diolah peneliti Nilai Treynor Reksadana Saham Konvensional BNP Paribas Ekuitas, PT. GMT Aset Manajemen, Perusahaan Reksadana Saham Konvensional PT. Batavia Presperindo, Treynor Berdasarkan tabel diatas kinerja reksadana saham 2012 dihitung menggunakan metode Treynor, PT. GMT Aset Manajemen mempunyai nilai tertinggi sebesar PT. Batavia Presperindo mempunyai nilai indeks Treynor terendah sepanjang tahun 2012 sebesar c. Berdasarkan Metode Jensen Pengukuran kinerja reksadana menggunakan metode ini bertujuan untuk mengukur bagaimana kinerja manajer investasi dalam mengelola reksadananya

27 Nilai Jensen 99 tekait dengan risiko yang dimiliki oleh reksadana tersebut. Semakin tinggi nilai index Jensen, maka semakin baik manajer investasi dalam mengelola reksadana. Hasil perhitungan kinerja reksadana saham konvensional menggunakan metode Jensen dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Kinerja reksadana saham konvensional menggunakan metode Jensen periode No Reksadana Konvensional Nilai Jensen Rata BNP Paribas Ekuitas PT. GMT Aset Manajemen PT. Batavia Prosperindo Sumber: Diolah Peneliti tahun Nilai Jensen Reksadana Saham Konvensional BNP Paribas Ekuitas, E-05 BNP Paribas Ekuitas, PT. GMT Aset Manajemen, PT. Batavia Prosperindo, PT. GMT Aset Manajemen, PT. Batavia Prosperindo, Perusahaan Reksadana Saham konvensional Berdasarkan Tabel 4.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2011, PT. GMT Aset Manajemen mempunyai nilai indeks Jensen teringgi yaitu PT. Batavia Prosperindo mempunyai nilai indeks Jensen terendah yaitu Sedangkan pada tahun 2012 PT. GMT Aset Manajemen mempunya nilai indeks Jensen tertinggi senilai PT. Batavia Prosperindo mempunyai nilai indeks Jensen terendah yaitu

28 Nilai Sharpe Kinerja Reksadana Saham Syariah yang Dianalisis dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. a. Berdasarkan Metode Sharpe Hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah menggunakan metode Sharpe dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Kinerja reksadana saham syariah dengan metode Sharpe periode 2011 REKSADANA Average Return Standart Deviasi SHARPE PT. Batavia Prosperindo Syariah BNP Paribas Pesona Amanah PT. Ciptadana Asset Management Sumber: Diolah peneliti tahun Nilai sharpe Reksadana Saham Syariah 2011 PT. Batavia Prosperindo Syariah, BNP Paribas Pesona Amanah, Perusahaan Reksadana Saham Syariah PT. Ciptadana Asset Management, SHARPE Tabel 4.12 di atas merupakan hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah dengan menggunakan indeks Sharpe. Dari tabel tersebut didapat informasi bahwa reksadana PT. Ciptadana Asset Management memiliki nilai indeks Sharpe tertinggi, yaitu sebesar Nilai indeks Sharpe terendah dimiliki oleh reksadana Batavia Prosperindo Syariah yaitu Berikut ini tabel hasil penelitian average return, standart deviasi, dan nilai Sharpe Reksadana Saham Syariah tahun 2012.

29 Nilai Sharpe 101 Tabel 4.13 Kinerja reksadana saham syariah dengan metode Sharpe periode 2012 REKSADANA Average Return Standart Deviasi SHARPE PT. Batavia Prosperindo Syariah BNP Paribas Pesona Amanah PT. Ciptadana Asset Management Sumber: diolah peneliti Nilai Sharpe Reksadana Saham Syariah 2012 PT. Batavia Prosperindo Syariah, BNP Paribas Pesona Amanah, PT. Ciptadana Asset Management, Perusahaan Reksadana Saham Syariah SHARPE Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2012, BNP Paribas Pesona Amanah mempunyai nilai indeks sharpe tertinggi sebesar PT. Ciptadana Asset Management mempunyai nilai indeks sharpe terendah yaitu b. Berdasarkan Metode Treynor Hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah menggunakan metode Treynor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14 Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan Metode Treynor periode 2011 REKSADANA Average Return Beta Treynor PT. Batavia Prosperindo Syariah BNP Paribas Pesona Amanah PT. Ciptadana Asset Management Sumber: Diolah peneliti tahun 2013

30 Nilai Treynor Nilai Treynor Reksadana Saham Syariah 2011 PT. Batavia Prosperindo Syariah, BNP Paribas Pesona Amanah, PT. Ciptadana Asset Management, Perusahaan Reksadana Saham Syariah Treynor Tabel 4.14 menunjukkan hasil pengukuran rata-rata kinerja reksadana saham syariah tahun 2011 dengan menggunakan metode Treynor, reksadana Batavia Prosperindo Syariah mempunyai nilai Treynor tertinggi yaitu dan reksadana BNP Paribas Pesona Amanah mempunyai indeks Treynor terendah yaitu sebesar Berikut hasil perhitungan reksadana Syariah tahun 2012 menggunakan metode Treynor : Tabel 4.15 Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan Metode Treynor periode 2012 REKSADANA Average Return Beta Treynor PT. Batavia Prosperindo Syariah BNP Paribas Pesona Amanah PT. Ciptadana Asset Management Sumber: Diolah Peneliti 2013

31 Nilai Treynor Nilai Treynor Reksadana Saham Syariah 2012 PT. Batavia Prosperindo Syariah, BNP Paribas Pesona Amanah, Perusahaan Reksadana Saham Syariah PT. Ciptadana Asset Management, Treynor Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2012 PT. Ciptadana Asset Management mempunyai nilai treynor tertinggi yaitu Sedangakan BNP Paribas Pesona Amanah mempunyai nilai treynor terendah yaitu c. Berdasarkan Metode Jensen Hasil perhitungan kinerja reksadana saham syariah menggunakan metode Jensen dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan Metode Jensen periode No Reksadana Syariah Nilai Jensen Rata Batavia Pres (Syariah) BNP Paribas Pesona Amanah 3 PT. Ciptadana Aset Manajemen Sumber: Diolah peneliti 2013

32 Nilai Jensen Nilai jensen Reksadana Saham Syariah Batavia Pres (Syariah), Batavia Pres (Syariah), BNP Paribas Pesona Amanah, BNP Paribas Pesona Amanah, Perusahaan Reksadana Saham Syariah PT. Ciptadana Aset Manajemen, PT. Ciptadana Aset Manajemen, Tabel 4.16 menunjukkan hasil pengukuran kinerja reksadana saham syariah dengan menggunakan metode Treynor, pada tahun 2011 reksadana BNP Paribas Pesona Amanah mempunyai nilai indeks Treynor tertinggi yaitu dan reksadana Batavia Presperindo (Syariah) mempunyai indeks Treynor terendah yaitu sebesar Sedangkan pada tahun 2012 PT. Ciptadana Aset Manajemen mempunyai nilai Jensen tertinggi yaitu dan Batavia Presperindo (Syariah) mempunyai nilai indeks Jensen terendah yaitu sebesar Berikut ini perbandingan kinerja reksadana saham konvensional dan reksadana saham syariah menggunakan metode sharpe, treynor, dnan Jensen : Tabel 4.17 Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Reksadana Saham Syariah menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Metode Reksadana Konvensional Reksadana Syariah Indeks Sharpe Indeks Treynor Indeks Jensen Rata-Rata Sumber: diolah Peneliti 2013

33 Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang dianalisis dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. 1. Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan IHSG Berikut ini adalah tabel hasil perbandingan kinerja reksadana saham konvensional dengan indeks harga saham gabungan dengan metode sharpe, treynor, dan Jensen. Tabel 4.18 Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Indeks Harga Saham Gabungan Periode Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Nilai Indeks Reksadana Konvensional Tahun IHSG 2012 Indeks Sharpe , Indeks Treynor , Indeks Jensen , Sumber: Diolah Oleh peneliti 2013 Berdasarkan Tebel diatas diketahui bahwa nilai rata-rata Indeks Sharpe yaitu sebesar lebih kecil dari nilai rata-rata IHSG yaitu 3,947.10; Nilai rata-rata Indeks Treynor yaitu lebih kecil dari pada nilai rata-rata IHSG yaitu 3,947.10; sedangkan nilai rata-rata indeks Jensen yaitu lebih kecil dari nilai rata IHSG yaitu 3, Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah dengan JII Berikut ini adalah tabel hasil perbandingan kinerja reksadana saham syariah dengan indeks Jakarta Islamic Index dengan metode sharpe, treynor, dan Jensen.

34 106 Tabel 4.19 Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Syariah dan Jakarta Islamic Index Periode Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Nilai Indeks Reksadana Syariah JII Tahun Indeks Sharpe Indeks Treynor Indeks Jensen Sumber: Diolah peneliti 2013 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai rata-rata indeks Sharpe yaitu sebesar lebih kecil dari nilai rata-rata JII yaitu ; Nilai rata-rata indeks Treynor yaitu lebih kecil dari nilai rata-rata JII yaitu ; sedangakan nilai rata-rata indeks Jensen yaitu lebih kecil dari nilai rata-rata JII yaitu Uji Beda Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Syariah menggunakan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Untuk membandingkan kinerja Reksadana saham konvensional dan reksadana saham syariah, maka dianilisi dengan menggunakan uji beda dengan metode independent sample test. Uji beda digunakan untuk menguji apakah rata- rata dari kinerja reksadana saham syariah dan reksadana saham konvensional sama atau berbeda dengan kinerja tolok ukur masing-masing serta untuk menguji apakah terdapat persamaan atau perbedaan antara kinerja reksadana saham syariah dan reksadana saham konvensional. Kriteria pengujian adalah : Hipotesis diterima apabila probabilitasnya > 0,05 Hipotesis ditolak apabila probabilitasnya </= 0,05

35 107 Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik apabila data telah terdistribusi normal, maka setiap data pada variabel harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Dan menggunakan uji non parametrik apabila data tidak terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan maka bisa disimpulkan bahwa semua data yang akan diuji menggunakan statistik parametrik telah terdistribusi normal. Dari data yang dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS for windows seri 17 terdapat tiga hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini. Adapun hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini selengkapnya adalah sebagai berikut. 1. Uji Beda Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Syariah yang dianalisis dengan Metode Sharpe Tabel 4.20 Hasil analisis data uji beda kinerja reksadana saham konvensional dan syariah berdasarkan metode sharpe F Sig t df Sig. (2- tailed) Sharpe Equal Variances assumed Equal Variances not assumed Sumber diolah oleh peneliti 2013 Terlihat bahwa dengan Equal Variance Assumed (diasumsikan kedua varians sama) menghasilkan probabilitas 0,005 lebih kecil dari 0,05. Jadi hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional berdasarkan metode Sharpe.

36 Uji Beda Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Syariah yang dianalisis dengan Metode Treynor Hasil analisis data dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.21 Hasil analisis data uji beda kinerja reksadana saham konvensional dan syariah berdasarkan metode treynor F Sig t df Sig. (2-tailed) Sharpe Equal Variances assumed Equal Variances not assumed Sumber diolah oleh peneliti 2013 Terlihat bahwa dengan Equal Variance Assumed (diasumsikan kedua varians sama) menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Jadi hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional berdasarkan metode Treynor. 3. Uji Beda Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Syariah yang dianalisis dengan Metode Jensen Hasil analisis data dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.22 Hasil analisis data uji beda kinerja reksadana saham konvensional dan syariah berdasarkan metode Jensen F Sig T df Sig. (2- tailed) Sharpe Equal Variances assumed Equal Variances not assumed Sumber diolah oleh peneliti 2013

37 109 Terlihat bahwa dengan Equal Variance Assumed (diasumsikan kedua varians sama) menghasilkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Jadi hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional berdasarkan metode Jensen. Untuk lebih jelasnya, hasil uji beda kinerja reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional berdasarkan metode Sharpe, Treynor dan Jensen dapat dilihat pada tabel 4.20 Tabel 4.23 Hasil Uji Beda Kinerja Reksadana Saham Konvensional Dan Syariah Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Metode Signifikan Keterangan Sharpe < 0.05 Ada perbedaan Treynor > 0.05 Tidak Ada Perbedaan Jensen > 0.05 Tidak Ada Perbedaan Sumber diolah peneliti Ringkasan Hasil Pengukuran Kinerja Reksadana Saham Konvensional, Reksadana Saham Syariah Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Beserta Hasil Uji Beda Untuk Masing - masing Hipotesis Setelah melakukan perhitungan kinerja menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen maka dapat diketahui hasil pengukuran kinerja reksadana saham syariah, reksadana saham konvensional. Reksadana Konvensional memiliki indeks Sharpe sebesar ; indeks Treynor sebesar dan indeks Jensen sebesar Sedangkan untuk reksadana syariah memiliki indeks Sharpe yaitu ; indeks Treynor sebesar dan indeks Jensen sebesar

38 110 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode sharpe dan treynor dapat diketahui bahwa Reksadana Syariah lebih tinggi nilainya dari pada reksadana konvesional, sedangkan menggunakan metode Jensen diketahui bahwa nilai reksadana konvensional lebih tinggi dari pada syariah. Untuk mengetahui apakah rata-rata kinerja reksadana saham syariah dan reksadana saham konvensional sama atau berbeda dengan tolok ukur masingmasing serta untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham sayriah dengan reksadana saham konvensional maka dilakukan uji beda atau uji t. Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS Seri 17 maka ringkasan hasil uji beda untuk masing-masing hipotesis dapat dilihat untuk hasil uji beda kinerja Reksadana saham konvensional dan syariah berdasarkan metode Sharpe memiliki tingkat signifikan sebesar 0.005, sedangkan berdasarkan metode Treynor memiliki tingkat signifikan sebesar 0.051, dan berdasarkan metode Jensen memiliki tingkat signifikan sebesar Dari hasil uji beda dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham konvensional dan kinerja reksadana saham syariah menggunakan metode sharpe. Sedangkan dengan metode treynor dan Jensen diketahui hasilnya tidak terdapat perbedaan antara kinerja reksadana saham konvensional dan kinerja reksadana saham syariah. Berdasarkan hasil perbandingan kinerja reksadana saham konvensional dan kinerja reksadana saham syariah menggunakan metode sharpe, treynor, dan Jensen, diketahui bahwa kinerja reksadana saham syariah lebih tinggi nilainya

39 111 dibandingkan dengan kinerja reksadana saham konvensional berdasarkan nilai rata-rata reksadana saham syariah dan reksadana saham konvensional Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah 2009 yang berjudul Studi Komparatif Pengukuran Kinerja Reksadana Syariah dan Kinerja Reksadana Konvensional Berdasarkan Tingkat Return dan Risiko. Berdasarkan hasil perbandingan kinerja reksadana konvensional dengan IHSG yang dianalisis dengan metode sharpe, treynor, dan Jensen diketahui bahwa nilai rata-rata Indeks Sharpe lebih kecil dari nilai rata-rata IHSG yaitu 3,947.10; Nilai rata-rata Indeks Treynor yaitu lebih kecil dari pada nilai rata-rata IHSG yaitu 3,947.10; sedangkan nilai rata-rata indeks Jensen yaitu lebih kecil dari nilai rata IHSG yaitu 3, Berdasarkan hasil perbandingan kinerja reksada saham syariah dengan JII yang dianalisis dengan metode sharpe, treynor, dan Jensen diketahui bahwa nilai rata-rata indeks Sharpe yaitu lebih kecil dari nilai rata-rata JII yaitu ; Nilai rata-rata indeks Treynor yaitu lebih kecil dari nilai rata-rata JII yaitu ; sedangakan nilai rata-rata indeks Jensen yaitu lebih kecil dari nilai rata-rata JII yaitu Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa Reksadana Syariah cenderung lebih baih dari Reksadana Konvensional. Adanya Reksadana Islam merupakan upaya untuk memberi jalan bagi umat Islam agar tidak bermuamalah dan memakan harta dengan cara bathil seperti yang disebutkan dalam firman Allah swt. Dalam surat An Nisa (4:29). Disamping itu Reksadana Islam

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Reksadana Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan para calon investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 PT. Trimegah Asset Management PT. Trimegah Asset Management merupakan anak perusahaan dari PT. Trimegah Securities Tbk, salah satu perusahaan sekuritas

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah reksa dana saham berbasis syariah yang aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. III.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH Training of Trainer Modul Regulasi di Pasar Modal Syariah 2 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang. Saat ini banyak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat telah mengenal berbagai jenis produk investasi baik investasi yang dikelola langsung oleh orang perorang secara individual maupun dikelola melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang 12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting dalam menggerakkan dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya 72 IV. GAMBARAN UMUM Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya Reksadana berbentuk Perseroan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012 REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 30 Maret 2012 No Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Total NAB 1 16 1.187,09 2 Indeks 1 155,57 3 8 690,04 4 10 1.757,72 5 15 1.505,45

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat pemodal kehadiran pasar modal merupakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini banyak orang berpikir untuk investasi. Banyak juga orang mengatakan investasi tanpa jelas dan mengerti apa itu investasi dan apa contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 September Jumlah Reksa Dana Syariah

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 September Jumlah Reksa Dana Syariah REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 30 September 2011 No Jenis Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Dana Syariah Total NAB (Rp Miliar) 1 17 1.043,15 2 Indeks 1 115,60 3

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal kebutuhan. Kebutuhan untuk sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, hiburan, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama seseorang melakukan investasi adalah adanya kebutuhan yang direncanakan di masa depan yang ingin dipenuhi dari hasil investasi. Investasi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

PENGENALAN & PERKEMBANGAN TERKINI INDUSTRI REKSA DANA

PENGENALAN & PERKEMBANGAN TERKINI INDUSTRI REKSA DANA PENGENALAN & PERKEMBANGAN TERKINI INDUSTRI REKSA DANA Edukasi Wartawan Malang, 27 Januari 2015 AGENDA 1. Industri Reksa Dana 2. Data Industri Reksa Dana 3. Pengembangan Industri Reksa Dana MEKANISME KEGIATAN

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 Perkembangan Reksadana Syariah 11,248.80 Jumlah 100 10,000 80 8,000 6,000 4,000 81 60 40 2,000 20 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa saat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama Reksa Dana, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund manager), memilih berbagai jenis investasi yang ada ke dalam portfolionya dengan

Lebih terperinci

Islamic Wealth Management

Islamic Wealth Management Islamic Wealth Management Apakah Anda ingin mencapai tujuan finansial Anda sesuai dengan prinsip Syariah? Ketahui Tujuan Finansial Syariah Anda Apakah produk finansial Syariah itu? Produk finansial syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banya k digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak krisis Pasar Modal di Indonesia boleh dikatakan memiliki umur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak krisis Pasar Modal di Indonesia boleh dikatakan memiliki umur yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pasar modal Indonesia telah tumbuh dengan pesat dan semakin maju sejak krisis 1998. Pasar Modal di Indonesia boleh dikatakan memiliki umur yang cukup panjang

Lebih terperinci

Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD)

Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Pengetahuan Dasar Mengenai Reksa Dana Oleh : Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SS, SAP, SStat, MT, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP,, Aff.WM, BKP,

Lebih terperinci

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment PT. Fortis Investments merupakan perusahaan manajemen investasi terkemuka di Indonesia yang telah mengelola portofolio investor sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar ini menjalankan dua fungsi,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 28 September 2012 No Jenis Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Dana Syariah Total NAB (Rp Miliar) 1 15 1,838.23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nervecentre BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang

Lebih terperinci

INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH

INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH Mengapa Perlu Berinvestasi? PASAR MODAL Pasar Modal adalah mekanisme transaksi jual beli efek antara penjual dan pembeli (individu, korporasi, pemerintah) Pasar perdana

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi dan reksa dana (Samsul, 2006: 284). Maka dari itu, banyak investor yang berkeinginan untuk menanamkan

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi dan reksa dana (Samsul, 2006: 284). Maka dari itu, banyak investor yang berkeinginan untuk menanamkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr REKSA DANA SYARIAH.

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr REKSA DANA SYARIAH. REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp Jumlah 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 8,966.03 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 Perkembangan Reksadana Syariah 85 10,108.49 Jumlah 100 80 60 40 2,000 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sept. 2015 Reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reksadana di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1995, dengan penerbitan reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan industri keuangan syariah di tengah-tengah dominasi industri keuangan konvensional yang beberapa dekade terakhir mengalami keruntuhan akibat guncangan ekonomi

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY

THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY REKSA DANA SYARIAH THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY 31 2012 Total NAB No Product Type Number Of Sharia (Rp Miliar) Mutual Fund 1 Sharia Mutual Fund 16 1.270,73 2 Index

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti dengan bekerja, berdagang, maupun berinvestasi. Dalam melakukan kegiatan tersebut terdapat risiko

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul REKSA DANA SYARIAH

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Jumlah 9.363,91 70 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 13: Reksadana Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi Inggris unit Trust unit (saham) kepercayaan Amerika mutual fund dana bersama Jepang investment fund pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee menjual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksadana Definisi Reksadana menurut UU Pasar Modal No.8/1995 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan dana 11.451,32 74 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jan feb Jumlah

Lebih terperinci

HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32

HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32 PRESS RELEASE HUT PASAR MODAL INDONESIA KE-32 Jakarta, 12 Agustus 2009. Tanggal 10 Agustus 2009 lalu, Pasar Modal Indonesia genap berusia 32 tahun sejak diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci