BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global saat ini tidak hanya dapat dilakukan secara langsung, namun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global saat ini tidak hanya dapat dilakukan secara langsung, namun"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, perdagangan dunia mengalami perubahan pesat. Perdagangan global saat ini tidak hanya dapat dilakukan secara langsung, namun pembeli dan penjual yang dibatasi oleh jarak yang jauh atau bahkan lintas batas negara, maka mereka mulai memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi yang ada ke dalam pelaksanaan bisnis mereka. Salah satu pilar globalisasi adalah penggunaan komunikasi yang merupakan pilar utama hubungan internasional dengan menggunakan kemajuan teknologi informasi. 1 Perkembangan perdagangan yang dipengaruhi dengan teknologi disebut dengan electronic commerce (selanjutnya disebut dengan e-commerce ). Mamta Bhusry memberikan pengertian mengenai e-commerce, yaitu: Electronic commerce is an emerging concept that describes the process of buying and selling or exchanging of products, services and information via. telecommunication and computer networks including the internet. 2 Melalui pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa e-commerce merupakan suatu konsep baru yang menggambarkan mengenai proses jual beli atau pertukaran produk, 1 Shinta Dewi, 2009, Cyber Law Perlindungan Privasi atas Informasi Pribadi Dalam E- Commerce menurut Hukum Internasional, Cetakan ke-i, Widya Padjajaran, Bandung, h.2. 2 Mamta Bhusry, tanpa tahun, E-Commerce, Firewall Media, tanpa tempat terbit, h.3. 1

2 2 jasa, dan informasi melalui jaringan telekomunikasi dan komputer termasuk internet. Eksistensi daripada E-Commerce dalam ranah hukum perdagangan internasional, telah diatur oleh lembaga perdagangan internasional yaitu United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) melalui Model Law on Electronic Commerce Pada UNCITRAL Model Law on E- Commerce tersebut, secara implisit memberikan pengertian mengenai e- commerce, hal ini tertera pada paragraf kedua dalam Resolusi Majelis Umum PBB No.A/51/628, yaitu. Increasing number of transactions in international trade are carried out by means of electronic data interchange and other means of communication, commonly referred to as electronic commerce, which involve the use of alternatives to paper-based methods of communication and storage of information,. Kemudian pada Article 2 Point (b)uncitral Model Law on E- Commerce tersebut dijelaskan mengenai pengertian daripada electronic data interchange (EDI), yaitu EDI means the electronic transfer from computer to computer of information using an agreed standard to structure the information. Maka, pengertian e-commerce berdasarkan UNCITRAL Model Law on E- Commerce ialah transaksi perdagangan internasional yang dilaksanakan dengan cara menggunakan fasilitas pengiriman data melalui informasi komputer dan melalui cara komunikasi lainnya, dimana dalam transaksi perdagangan ini menggunakan metode-metode perdagangan internasional pada umumnya hanya

3 3 saja dalam pelaksanaannya menggunakan alat komunikasi salah satunya adalah penggunaan internet. E-commerce dalam beberapa dekade ini terdapat beberapa klasifikasi e- commerce, namun pada umumnya hanya terfokus pada 3 (tiga) klasifikasi e- commerce, yaitu: 3 Business-to-Business (B2B), Business-to-Consumer (B2C), dan Consumer-to-Consumer (C2). Aktifitas e-commerce tidak terlepas dari aktifitas perdagangan pada umumnya yaitu seperti adanya suatu tawar-menawar (negosiasi), kesepakatan, transaksi komersial, hingga adanya suatu perjanjian bisnis atau yang disebut dengan kontrak. Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam aktifitas e-commerce ini ialah ketika adanya suatu kesepakatan antara pihak dan dituangkan ke dalam bentuk kontrak dengan memanfaatkan media elektronik ke dalam proses pembentukan suatu kontrak, sehingga kontrak yang dibuat melalui media elektronik inilah yang disebut dengan electronic contract (selanjutnya disebut dengan e-contract ). E-Contract menjadi hal yang esensial bagi para pebisnis terutama untuk mengikat kedua belah pihak dari hak dan kewajiban yang harus ditanggung. Timbulnya permasalahan dalam transaksi e-commerce internasional sudah tentu tidak dapat dihindari, terutama permasalahan yang timbul dari e-contract. Pada umumnya e-contract internasional berlangsung antara pihak khususnya perorangan yang merupakan penduduk dari dua negara yang berbeda, permasalahan yang timbul melalui e-contract yang melibatkan para pihak yang berbeda domisili akan menimbulkan suatu pilihan hukum (choice of law) untuk 3 Amir Manzoor, 2010, E-Commerce an Introduction, Lambert Academic Publishing, Deutschland, h.5-8.

4 4 menyelesaikan permasalahan atau sengketa karena dihadapkan dengan dua sistem hukum negara yang berbeda. Sengketa bisnis internasional merupakan sengketa yang timbul akibat adanya hubungan bisnis internasional yang didasarkan atas kontrak maupun tidak. Pada umumnya, sengketa-sengketa bisnis kerap didahului oleh penyelesaian oleh negosiasi. Jika cara penyelesaian ini gagal atau tidak berhasil, barulah ditempuh cara-cara lainnya seperti penyelesaian melalui pengadilan atau arbitrase. 4 Pada kenyataannya terdapat kecenderungan pihak asing lebih memilih arbitrase sebagai forum penyelesaian sengketa. 5 Namun dalam hal ini sengketa yang timbul adalah antara pengguna jasa internet, dimana sengketa itu terjadi dalam lalu lintas komunikasi elektronik perdagangan secara online. 6 Sengketa dalam aktifitas e-commerce menimbulkan beberapa permasalahan salah satunya mengenai pilihan hukum (choice of law), terlebih apabila para pihak tidak membuat kontrak yang berisikan mengenai pilihan hukum yang akan diterapkan apabila terjadi sengketa. Sengketa yang terjadi di dunia maya akan sulit untuk menentukan wilayahnya yang nantinya akan berimplikasi pada penentuan hukum yang digunakan. Maka sudah sewajarnya sengketa yang muncul akibat aktifitas bisnis yang dilakukan secara online tersebut diselesaikan secara online juga. 4 Huala Adolf (selanjutnya disebut Huala Adolf I), 2011, Hukum Perdagangan Internasional, Rajawali Press, Jakarta, h Sudargo Gautama, 1986, Arbitrase Dagang Internasional, tanpa tempat terbit, h.7. 6 Meria Utama, 2010, Pelaksanaan Online Dispute Resolution (ODR) Arbitrase Di Indonesia Menurut Undang-undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya: Simbur Cahaya No.42 Tahun XV Mei 2010, ISSN NO , h.1835.

5 5 Penyelesaian sengketa mengenai e-contract yang merupakan salah satu bentuk aktifitas e-commerce dapat diselesaikan melalui arbitrase sebagai bentuk dari Alternative Dispute Resolution (selanjutnya disebut dengan ADR ) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa (selanjutnya disebut dengan APS ). ADR mengacu pada metode yang terstruktur untuk menyelesaikan sengketa selain melalui pengadilan adjudikasi. 7 Berkaitan halnya dengan sengketa yang timbul dari e-contract, salah satu bentuk dari ADR atau APS yang telah terpengaruh dengan perkembangan media elektronik adalah Forum Penyelesaian Sengketa secara Online atau disebut dengan Online Dispute Resolution (selanjutnya disebut dengan ODR). ODR yang merupakan perkembangan dari cara penyelesaian sengketa non-litigasi yang ada di dunia nyata. 8 Online Dispute Resolution (ODR) merupakan cabang dari penyelesaian sengketa yang menggunakan teknologi untuk memfasilitasi penyelesaian antara para pihak. 9 Perpaduan antara dispute resolution dan teknologi informasi telah menimbulkan sebuah alat baru yang penting, sebuah sistem dancara yang baru dalam melakukan bisnis yang menjadi lebih efesien, biaya yang lebih efektif, dan jauh lebih fleksibel dibandingan dengan cara yang tradisional. 10 Penyelesaian 7 Jean-Sebastien, et.al, 2010, Ius Commune Casebooks for the Common Law of Europe: Cases, Materials and Text on Consumer Law, Hans-W Micklitz, et.al. (ed.), Hart Publishing, North America (US and Canada), h Abdul Halim Barkattullah, 2010, Penyelesaian Sengketa Transaksi E-Commerce, Jurnal Hukum No.3 Vol.17 Juli 2010, Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, h Feliksas Petrauskas & Eglė Kybartienė, 2011, Online Dispute Resolution in Consumer Disputes, Mykolas Romeris University, Faculty of Law, Department of International and European Union Law, Lithuania, h.922.

6 6 sengketa e-contract lebih tepat diselesaikan secara online, terlebih penyelesaian sengketa e-contract tersebut dimungkinkan untuk diselesaikan terutama untuk sengketa bernilai kecil. Penyelesaian sengketa yang terjadi akibat adanya hubungan dalam dunia maya, memang lebih tepat diselesaikan secara online juga. ODR difungsikan untuk menyelesaikan sengketa yang timbul akibat perbuatan hukum secara elektronik atau melalui dunia maya (cyberspace). Namun penyelesaian sengketa perdagangan internasional melalui fasilitas internet belum banyak dikenal oleh khayalak publik, dan mekanisme penyelesaiannya pun tidak diatur secara jelas dalam instrument hukum internasional maupun nasional. Hal ini akan berpengaruh pula pada mekanisme penyelesaian sengketa hingga keputusan penyelesaian sengketa itu dibuat dan yang terpenting kekuatan mengikat daripada keputusan tersebut.maka dari itu, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai ODR ini ke dalam bentuk skripsi yang berjudul KEKUATAN MENGIKAT KEPUTUSAN FORUM PENYELESAIAN SENGKETA SECARA ONLINE (ONLINE DISPUTE RESOLUTION) DALAM SENGKETA ELECTRONIC CONTRACT (E- CONTRACT) (STUDI ONLINE DISPUTE RESOLUTION OLEH AMERICAN ARBITRATION ASSOCIATION). 10 Collin Rule, 2002, Online Dispute Resolution for Business,for E-Commerce, B2B, Consumer, Employment, Insurance, and other Commercial Conflict, Jossey-Bass, San Fransisco, h.3.

7 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis hendak mengangkat 2 (dua) permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaturan penyelesaian sengketa e-contract melalui ODR serta metode penyelesaiannya? 2. Bagaimanakah akibat hukum dari putusan ODR terkait penyelesaian sengketa e-contract? 1.3. Ruang Lingkup Masalah Penulisan karya tulis yang bersifat ilmiah perlu ditegaskan mengenai materi yang diatur didalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari agar isi atau materi yang terkandung tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang telah dirumuskan sehingga dapat diuraikan secara sistematis. Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka haruslah ditentukan batasan-batasan mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Dalam permasalahan pertama, ruang lingkup permasalahannya meliputi pembahasan mengenai pengaturan penyelesaian sengketa alternatif melalui beberapa instrument hukum internasional terkait. Penulis akan menginventarisir bentukbentuk peraturan yang relevan sehingga dapat menggambarkan dasar hukum pelaksanaan ODR.

8 8 2. Dalam permasalahan kedua, ruang lingkup permasalahannya meliputi pembahasan mengenai akibat hukum daripada pelaksanaan penyelesaian sengketa e-contract terkait e- commercemelalui ODR serta pelaksanaan ODR oleh beberapa lembaga penyedia ODR Orisinalitas Penelitian Orisinalitas suatu penelitian sangatlah diperlukan untuk menghindari terjadinya suatu plagiarism.adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan suatu perbandingan terhadap penulisan skripsi ini dengan penulisan yang telah ada. Perbedaan penulisan hukum ini dengan karya penulisan ilmiah lain adalah: a. I Ketut Alit Mahajaya, NIM , Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar, tahun 2009, judul Chargeback dan Arbitrase Online sebagai Bentuk Upaya Hukum oleh Pemegang Kartu Kredit dalam Transaksi Internet Commerce. Rumusan masalah yang dibahas antara lain: 1. Apakah dasar hukum dari upaya chargeback yang dilakukan oleh pemegang kartu kredit? 2. Meliputi hal-hal apa sajakah yang dapat menjadi alasan diajukannya chargeback oleh pemegang kartu kredit?

9 9 3. Dapatkah arbitrase online diterapkan sebagai suatu upaya penyelesaian sengketa alternatif Internet-Commerce di Indonesia? Berdasarkan rincian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penulisan skripsi ini tidak memiliki kemiripan yang signifikan terhadap penulisan karya ilmiah yang telah ada sebelumnya, terlebih mengenai substansi pembahasan. Namun penulisan karya ilmiah yang sebelumnya ini hanya memiliki topik pembahasan yang sama mengenai penyelesaian sengketa online Tujuan Penelitian Adapun tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada skripsi ini adalah: a. Tujuan Umum Adapun tujuan umum daripada skripsi ini adalah: 1. Untuk memperdalam pengetahuan dibidang hukum bisnis internasional, mengenai aspek e-commerce namun terlebih pada salah satu aktifitas e-commerce yaitu e-contract yang akan dibahas mulai dari pengertian e-contract, jenis e-contract, macam-macam sengketa e- contract, dan penyelesaian sengketa e-contract internasional pada umumnya. 2. Untuk menambah dan memperluas perkembangan ilmu pengetahuan hukum perdagangan internasional mengenai penyelesaian sengketa online melalui ODR serta kelemahan dan kelebihan menggunakan ODR.

10 10 b. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus daripada skripsi ini adalah: 1. Untuk menguraikan lebih detail mengenai bagaimana pengaturan dan prosedur penyelesaian sengketa e-contract yang timbul dari aktifitas e- commerce internasional serta metode penyelesaiannya melalui ODR. 2. Untuk menganalisis secara yuridis mengenai akibat hukum dari putusan ODR terkait penyelesaian sengketa e-contract yang timbul dari aktifitas e-commerce internasional Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis merupakan manfaat yang ditujukan oleh peneliti dalam memberikan sumbangsih pada perkembangan bidang keilmuan yang didalami. 11 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pengertian e-contract, jenis e-contract, syarat sahnya e-contract, macam-macam sengketa e-contract yang timbul dari aktifitas e-commerce internasional, serta penyelesaian daripada sengketa e-contract yang timbul dari aktifitas e-commerce internasional pada umumnya, dan memberikan pemahaman mengenai penyelesaian sengketa online melalui Online Dispute Resolution (ODR) serta kelebihan dan kekurangan menggunakan ODR. 11 Mukti Fajar & Yulianto Achmad, 2013, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 90.

11 11 b. Manfaat Praktis Penulisan yang bersifat ilmiah ini juga memiliki manfaat penelitian yang ditujukan untuk kegunaan praktis menyelesaikan persoalan lainnya yang sejenis. Biasanya ditujukan bagi para praktisi hukum, manfaat bagi negara atau manfaat bagi masyarakat awam yang menemui kasus yang sama. 12 Selain itu, dari segi praktis berguna sebagai upaya yang dapat diperoleh langsung manfaatnya, seperti peningkatan keahlian meneliti dan keterampilan menulis, sumbangan pemikiran dalam pemecahan suatu masalah hukum, acuan pengambilan keputusan yuridis, dan bacaan baru bagi penelitian ilmu hukum. 13 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat internasional sebagai sarana pengembangan pemikiran tentang dasar hukum penyelesaian sengketa e-contract yang timbul akibat aktifitas e- commerce internasional melalui Online Dispute Resolution (ODR), serta mekanisme penyelesaiannya.selain itu diharapkan masyarakat internasional dapat mengetahui mengenai akibat hukum dari putusan ODR terkait penyelesaian sengketa e-contract yang timbul dari aktifitas e- commerce internasional Landasan Teoritis Penulisan skripsi ini akan di dukung dengan beberapa teori sehingga dalam pembahasannya akan diperoleh fakta-fakta yang dapat dipertanggung Bandung, h Ibid. 13 Abdul Kadir Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,

12 12 jawabkan. Landasan teoritis merupakan upaya untuk mengidentifikasikan teori hukum umum atau teori umum khusus, konsep-konsep hukum, aturan hukum dan norma-norma yang akan dipakai sebagai landasan untuk membahas permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan landasan teori sebagai berikut: 1. Teori Kebebasan Berkontrak Kebebasan berkontrak mensyaratkan bahwa para pihak bebas untuk membuat kontrak. 14 Teori kebebasan berkontrak ini digunakan oleh para pebisnis atau pengusaha dalam membuat suatu kontrak yang dimana para pihaknya berdomisili pada wilayah/negara yang berbeda. Teori kebebasan berkontrak ini memberikan kebebasan bagi para pihak untuk: 15 a. Membuat atau tidak membuat perjanjian b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun c. Menentukan isi perjanjian d. Menentukan bentuk perjanjian Berdasarkan teori kebebasan berkontrak ini, dalam pelaksanaan e- commerce tidak menutup kemungkinan para pihak yang mengadakan suatu kontrak menentukan bentuk daripada perjanjiannya, maka celah kontrak yang dibuat secara elektronik pun dapat dilakukan. 14 Huala Adolf (selanjutnya disebut dengan Huala Adolf II), 2010, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional, PT Refika Aditama, Bandung, h Tanpa nama, tanpa tahun, Hukum Kontrak Elektronik, URL: diakses pada Selasa, 22 September 2015.

13 13 2. Teori Kebebasan Memilih Cara-cara Penyelesaian Sengketa Teori kebebasan memilih cara-cara penyelesaian sengketa dirasa sangat penting, karena pada prinsip ini para pihak memiliki kebebasan penuh untuk menentukan dan memilih cara atau mekanisme bagaimana sengketanya diselesaikan (principle of free choice of means). 16 E-Commerce internasional tidak luput dari konsekwensi timbulnya suatu perselisihan antar para pihak, terlebih hubungan tersebut dilakukan dengan tidak adanya komunikasi secara langsung.begitu pula halnya dalam mengadakan suatu kontrak yang dilakukan tanpa mengadakan pertemuan atau hanya dikomunikasikan melalui surat elektronik ( ). Pada era globalisasi dan liberalisasi ini para pihak yang terlibat dalam e- contract dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi, lebih cenderung memilih APS yaitu salah satunya melalui arbitrase.dalam penulisan skripsi ini, penulis mengaitkan teori ini terhadap permasalahan yang hendak dibahas yaitu dimana penyelesaian sengketae-contract yang ditimbul akibat aktifitas e-commerce, para pihak yang bersengketa dapat menggunakan teori kebebasan memilih cara-cara penyelesaian sengketa yang mereka hadapi.namun seiring dengan fasilitas internet yang telah disediakan dunia serta sengketa tersebut timbul akibat dari perdagangan yang dilakukan secara online, maka penyelesaian sengketa e-contract yang timbul akibat aktifitas e-commerce pada masa kini dapat diselesaikan melalui online juga, yaitu melalui ODR. Maka para pihak yang 16 Huala Adolf II, op.cit, h.196.

14 14 bersengketa memiliki kebebasan untuk memilih apakah mereka akan menempuh cara penyelesaian sengketa melalui ODR atau tidak Metode Penelitian Skripsi merupakan salah satu dari bentuk penulisan karya tulis yang bersifat ilmiah dan tentunya harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Maka dari itu, penulisan karya tulis yang bersifat ilmiah ini perlulah dilakukan suatu penelitian dan mencari kebenaran ilmu hukum dengan menggunakan metodologi yang bertujuan untuk mengadakan pendekatan atau penyelidikan ilmiah yang tepat.adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini termasuk ke dalam penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif berarti penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah sistem norma. Menurut Soerjono Soekanto 17 penelitian hukum dapat dibagi dalam: 1. Penelitian Hukum Normatif, yang terdiri dari: a. penelitian terhadap asas-asas hukum; b. penelitian terhadap sistematika hukum; c. penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum; d. penelitian sejarah hukum; dan e. penelitian perbandingan hukum. 17 Soerjono Soekanto dalam Bambang Sunggono, 2013, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta, h.41.

15 15 Selain itu Peter Mahmud Marzuki Peter Mahmud Marzuki menyatakan pendapatnya mengenai penelitian hukum normatif, adalah:. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsipprinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum yang dihadapi. Penelitian hukum normatif dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. 18 Maka dari itu, penulis menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, dari sejumlah pendekatan yang dikenal dalam penelitian hukum normatif. b. Jenis Pendekatan Penulisan karya tulis yang bersifat ilmiah agar dapat mengungkapkan kebenaran jawaban atas permasalahan secara sistematis, metodologis, dan konsisten sehingga dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya, sebaiknya disusun dengan menggunakan pendekatanpendekatan yang tepat.dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, antara lain pendekatan peraturanperundang-undangan (statute approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis, pendekatan komparatif, dan pendekatan konseptual. 19 Pendekatan dalam penelitian hukum normatif dimaksudkan adalah bahan untuk mengawali sebagai dasar sudut pandang dan kerangka 18 Peter Mahmud Marzuki dalam Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, op.cit, h Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, h. 93.

16 16 berpikir seorang peneliti untuk melakukan analisis. Dalam penelitian hukum normatif terdapat beberapa pendekatan, yaitu: 20 a. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach); b. Pendekatan Konsep (Conseptual Approach); c. Pendekatan Analitis (Analytical Approach); d. Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach); e. Pendekatan Sejarah (Historical Approach); f. Pendekatan Filsafat (Philosophical Approach); dan g. Pendekatan Kasus (Case Approach). Adapun pendekatan yang digunakan dalam penulisan karya tulis yang bersifat ilmiah ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), pendekatan sejarah (historical approach), dan pendekatan kasus (case approach). Pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach) adalah metode penelitian dengan menelaah semua undang-undang, memahami hirarki dan asas-asas dalam peraturan perundang-undangan. Dikatakan bahwa pendekatan perundang-undangan berupa legislasi dan regulasi yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. 21 Namun dalam penulisan ini, penulis menganalisis instrumen-instrumen hukum internasional agar ditemukan substansi dari permasalahan yang akan dibahas. Jakarta, h Mukti Fajar & Yulianto Achmad, op.cit., h Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,

17 17 Pendekatan sejarah (historical approach) dilakukan dengan menelaah latar belakang dan perkembangan dari materi yang diteliti. 22 Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa: Penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan sejarah memungkinkan seseorang peneliti untuk memahami hukum secara lebih mendalam tentang suatu sistem atau lembaga, atau suatu pengaturan hukum tertentu, sehingga dapat memperkecil kekeliruan, baik dalam pemahaman maupun penetapan suatu lembaga atau ketentuan hukum tertentu. 23 Pada penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan sejarah (historical approach) yaitu untuk membahas mengenai perkembangan pada materi ODR serta latar belakang ODR. Pendekatan kasus (case approach) dalam penelitian hukum normatif bertujuan untuk mempelajari norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum. 24 Pendekatan kasus, adalah beberapa kasus ditelaah untuk dipergunakan sebagai referensi bagi suatu isu hukum. 25 Penulis menggunakan pendekatan ini untuk membahas mengenai bagaimana pelaksanaan ODR oleh American Arbitration Association, berdasarkan salah satu sengketa yang ditangani. c. Bahan Hukum/Data Pada suatu penelitian ilmiah, pada umumnya jenis data dibedakan antara: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. 22 Mukti Fajar & Yulianto Achmad, op.cit, h Satjipto Rahardjo, 1986, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, h Mukti Fajar & Yulianti Achmad, op.cit, h Ibid.

18 18 2. Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, bukubuku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 26 Dalam tulisan ini, digunakan sumber-sumber data sekunder yang terdiri dari: 1. Bahan hukum primer, yang terdiri atas peraturan perundang-undangan, yurisprudensi atau keputusan pengadilan (lebih-lebih bagi penelitian yang berupa studi kasus) dan perjanjian internasional (traktat). Adapun sejumlah bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu dalam bentuk instrument internasional, peraturan perundangundangan serta ketentuan-ketentuan khusus yang terkait mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut: - The New York Convention 1958 Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral Awards; - European Convention on International Commercial Arbitration United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) Model Law on International Commercial Arbitration; - United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) Model Law on Electronic Commerce (E- Commerce); 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang dapat berupa rancangan perundang-undangan, hasil penelitian, buku-buku teks, 26 Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 30.

19 19 jurnal ilmiah, Surat kabar (Koran), pamphlet, leaflet, brosur, dan berita internet. 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan non hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 27 d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum normatif dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier dan atau bahan non-hukum. 28 Adapun penulisan skripsi ini dilakukan dengan pengumpulan bahan-bahan hukum yang diperoleh melalui: 1. Pengumpulan bahan hukum primer yang dilakukan melalui pengumpulan instrument internasional yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. 2.Pengumpulan bahan hukum sekunder yang dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan untuk mendapatkan bahan hukum yang bersumber dari buku-buku, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang terdapat dalam suatu jurnal hukum, maupun artikel hukum terpercaya terkait dengan permasalahan yang akan dibahas pada skripsi ini yang terdapat di media massa atau internet. 27 Johny Ibrahim, 2005, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang, h Mukti Fajar & Yulianto Achmad, op.cit, h.160.

20 20 3.Pengumpulan bahan hukum tersier dilakukan dengan menggunakan kamus hukum. e. Teknik Analisis Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 29 Setelah bahan hukum primer dan sekunder yang terkumpul, kemudian dilakukan suatu penilaian (evaluasi) dan selanjutnya dilakukan interpretasi yang kemudian diajukan dengan argumentasi.teknik argumentasi dilakukan untuk memberikan preskripsi atau penilaian benar atau salah atau apa yang lebih tepat digunakan berdasarkan hukum daripada permasalahan yang dibahas. Dari tahap-tahap tersebut nantinya akan ditarik kesimpulan secara sistematis agar tidak menimbulkan pertentangan antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain. Adapun teknik lain yang digunakan oleh penulis adalah teknik Analisis, yaitu pemaparan secara mendetail dari keterangan-keterangan yang didapat pada tahap sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini sehingga keseluruhannya membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan secara logis. 29 Ronny Hanitijo, 1991, Metode Penelitian Hukum, Cet. ke II, Ghalia Indo, Jakarta, h. 93.

Keywords: Role, UNCITRAL, Harmonization, E-Commerce.

Keywords: Role, UNCITRAL, Harmonization, E-Commerce. Peran United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) dalam Harmonisasi Hukum Transaksi Perdagangan Elektronik (E-Commerce) Internasional Oleh: Ni Putu Dewi Lestari Ni Made Ari Yuliartini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN E-COMMERCE DAN EKSISTENSI ELECTRONIC SIGNATURE DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Ni Putu Putri Wasundari Edward Thomas Lamury Hadjon Program Kekhususan Hukum Internasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk juga metode dalam sebuah penelitian. Menurut Peter R. Senn, 1 metode merupakan suatu prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu hukum yang berusaha mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Hal ini sejalan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Hal ini sejalan pula dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek yang dewasa ini aktivitasnya melibatkan hampir seluruh negara di dunia. Hal ini sejalan pula dengan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hukum bisnis internasional dan penanaman modal asing suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap hukum bisnis internasional dan penanaman modal asing suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan liberalisasi ekonomi merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari oleh negara manapun di dunia baik negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Sifat, Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Hal yang cukup penting dalam penelitian hukum sebagai suatu kegiatan ilmiah adalah proses analisa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma,

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendasarkan pada data kepustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan masalah atau jawaban

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang III. METODE PENELITIAN Penelitian Hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsipprinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 30 A. Pendekatan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan Penelitian yang ada dalam skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian agar dapat dipercaya kebenarannya, harus disusun dengan menggunakan metode yang tepat. Sebuah penelitian, untuk memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,

Lebih terperinci

terhadap penelitian normatif (penelitian yuridis normatif), maka penting sekali

terhadap penelitian normatif (penelitian yuridis normatif), maka penting sekali BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sebagai ilmu normatif, ilmu hukum memiliki cara kerja yang khas sui generis. 73 Penelitian ini merupakan penelitian hukum (penelitian yuridis) yang memiliki

Lebih terperinci

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja

Oleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja SENGKETA KOMPETENSI ANTARA SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC) DENGAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN DALAM PENYELESAIAN KASUS ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC BESERTA AFILIASINYA DAN LIPPO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai perjanjian penanaman modal asing, investor asing cenderung memilih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai perjanjian penanaman modal asing, investor asing cenderung memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berbagai perjanjian penanaman modal asing, investor asing cenderung memilih arbitrase internasional daripada arbitrase nasional sebagai pilihan forum penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris. Menurut Abdulkadir Muhammad yang dimaksud sebagai penelitian hukum normatifempiris (applied

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian memiliki arti ilmiah apabila menggunakan metodologi yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Metode penelitian merupakan bagian yang terpenting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media informasi dan telekomunikasi sangat pesat berkembang saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri adalah jaringan komunikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode 32 III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan hal yang ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode penelitian hukum merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis, metodologis, dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, dapat dinamakan penelitian hukum normatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi semuanya. Padahal kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi semuanya. Padahal kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, setiap manusia hingga perusahaan pada setiap harinya selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat manusia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 32 BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam membuat suatu penelitian tentunya dibutuhkan suatu metode, begitu pula dalam pembuatan penelitian hukum dalam bentuk skripsi ini. Metode sendiri ialah suatu kerangka kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, kebutuhan pengguna jasa akuntan publik semakin meningkat terutama kebutuhan atas kualitas informasi

Lebih terperinci

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah . METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah normatif, 1 yaitu meneliti berbagai peraturan perundangundangan yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau memiliki persamaan dengan penelitian doktrinal (doctrinal research).

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrasyid, Priyatna, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, (Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2000).

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrasyid, Priyatna, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, (Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2000). 145 DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abdurrasyid, Priyatna, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, (Jakarta: PT Fikahati Aneska, 2000). Ashshofa, Burhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor. Perdagangan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 64 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Peter Mahmud, Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum doktrinal, yaitu penelitian hukum yang menggunakan sumber data

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penilitian menurut Peter Mahmud Marzuki, bahwa penelitian hukum sebagai suatu proses yang menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk membeli rumah, mobil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sebagaimana yang diketahui bahwa Ilmu Hukum mengenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Menurut Peter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Normatif. Pendekatan yuridis normatif yaitu suatu pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak dan kepemilikan atas tanah yang pelaksanaannya memiliki aturan dan persyaratan serta prosedur tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam free market dan free competition. Menyadari bahwa hubungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam free market dan free competition. Menyadari bahwa hubungan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang sering disebut dengan globalisasi, kini telah membawa dampak yang luar biasa dalam segala bidang kehidupan. Salah satunya adalah kemajuan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konferensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa III telah berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Konferensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa III telah berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konferensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa III telah berhasil menghasilkan Konvensi tentang Hukum Laut Internasional/ The United Nations Convention on

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip prinsip hukum, maupun doktrin doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang sedang dihadapi. Penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Hukum dan Peradilan Niaga SHPDT1210 2 VI Marnia Rani Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Mata kuliah Hukum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan arus lalu lintas transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) pada tanggal 24 September 1960, telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24 III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksistensi fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam tata

BAB III METODE PENELITIAN. eksistensi fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam tata 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris, yaitu menerangkan, memperkuat, atau menguji sesuatu terkait

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani, Methodos yang artinya adalah cara atau jalan. Dikaitkan dengan penelitian ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia mau tidak mau akan menghadapi situasi baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia mau tidak mau akan menghadapi situasi baru dalam dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini Indonesia akan menghadapi ASEAN Free Trade Area atau (AFTA) yang akan aktif pada tahun 2015 1. Masyarakat dikawasan ASEAN khususnya di Indonesia mau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pertukaran yang sah dalam transaksi jual beli. Uang sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan ada anggapan, uang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang telah mengalami perkembangan yang cukup baik dari masa kemasa. Sebagai salah satu contohnya banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pesat dan majunya teknologi internet mempermudah untuk mengakses informasi apapun yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya informasi produk. Adanya kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan aktivitas perdagangan memperluas cara berkomunikasi dan berinteraksi antara pelaku usaha dengan konsumen. Globalisasi dan perdagangan bebas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang marak akhir-akhir ini, tidak saja memberikan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara tertentu namun juga akan berimbas terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Hubungan tersebut menimbulkan hak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data atau bahan yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian hukum dengan metode yang lazim digunakan dalam metode penelitian hukum dengan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT PERLINDUNGAN KEPENTINGAN PARA PIHAK DALAM KONTRAK KERJASAMA INTERNASIONAL BERDASARKAN UNIDROIT Oleh: Ni Putu Mirayanthi Utami I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari Program Kekhususan Hukum Internasional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar dari bank berasal dari sektor kredit baik dalam bentuk bunga, provisi, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet berkembang demikian pesat sebagai kultur masyarakat modern, dikatakan sebagai kultur karena melalui internet berbagai aktifitas masyarakat cyber seperti

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 8 TRANSAKSI DAN KONTRAK ELEKTRONIK

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 8 TRANSAKSI DAN KONTRAK ELEKTRONIK BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 8 TRANSAKSI DAN KONTRAK ELEKTRONIK A. Transaksi Elektronik (E-Commerce) Perkembangan perdagangan internasional tidak akan pernah terlepas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1 1 III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini yang berjudul Tindakan Amerika Serikat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini yang berjudul Tindakan Amerika Serikat dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penyusunan skripsi ini yang berjudul Tindakan Amerika Serikat dalam Memerangi Terorisme di Afghanistan dan Hubungannya Dengan Prinsip Non Intervensi agar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Tipe Penelitian Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu meneliti berbagai peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan undang-undang (statute approach) yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Introduction Transaksi-transaksi atau hubungan dagang banyak bentuknya, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu organisasi internasional yang dibentuk sebagai pengganti Liga Bangsa Bangsa selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan suksesi negara. Bersandar dari konsepsi hukum internasional, suksesi

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan suksesi negara. Bersandar dari konsepsi hukum internasional, suksesi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemisahan Timor Timur dari wilayah Republik Indonesia merupakan hal yang terkait dengan suksesi negara. Bersandar dari konsepsi hukum internasional, suksesi negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana merreka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris normatif yaitu jenis penelitian yang merupakan gabungan dari jenis penelitian hukum empiris dan normatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia pada zaman modern ini, sarat dengan beragam macam resiko, bahaya, dan kerugian yang harus dihadapi. Sehingga kemungkinan resiko yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma,

BAB III METODE PENELITIAN. norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, artinya penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet.

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. berbasiskan internet yaitu pelaksanaan lelang melalui internet. 11 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi membawa perubahan pada berbagai sisi kehidupan. Dengan teknologi informasi yang berkembang saat ini, maka memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia ialah negara yang saat ini memiliki perkembangan perekonomian yang pesat, hampir setiap bidang kehidupan di Indonesia selalu mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum bagi konsumen 1 bertujuan untuk melindungi hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum bagi konsumen 1 bertujuan untuk melindungi hak-hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum bagi konsumen 1 bertujuan untuk melindungi hak-hak konsumen yang seharusnya dimiliki dan diakui oleh pelaku usaha 2. Oleh karena itu, akhirnya naskah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 37 III. METODE PENELITIAN Metode artinya cara melakukan sesuatu dengan teratur (sistematis). Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan membandingkan dengan

Lebih terperinci

T ES I S PENGATURAN HUKUM BISNIS INTERNASIONAL TERHADAP KONTRAK E-COMMERCE S U Y A N T O NIM : OLEH:

T ES I S PENGATURAN HUKUM BISNIS INTERNASIONAL TERHADAP KONTRAK E-COMMERCE S U Y A N T O NIM : OLEH: T ES I S PENGATURAN HUKUM BISNIS INTERNASIONAL TERHADAP KONTRAK E-COMMERCE OLEH: S U Y A N T O NIM :12105076 PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2008 T ES I S PENGATURAN

Lebih terperinci

Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling

Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lainya, manusia sebagai makhluk sosial saling berinteraksi untuk

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB DISTRIBUTOR DALAM CACAT PRODUK PADA TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI FACEBOOK

TANGGUNG JAWAB DISTRIBUTOR DALAM CACAT PRODUK PADA TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI FACEBOOK TANGGUNG JAWAB DISTRIBUTOR DALAM CACAT PRODUK PADA TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI FACEBOOK ABSTRACT oleh Nessya Nindri Sari I Ketut Westra Dewa Gede Rudy Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN Oleh: I Nyoman Wahyu Triana I Made Udiana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Page 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Itu berarti bahwa

Lebih terperinci

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita Program Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang KEABSAHAN ARBITRASE ONLINE SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Oleh I.G.A. Ayu Mirah Novia Sari A.A. Ketut Sukranata Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Kemajuan teknologi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan dua jenis penelitian hukum, yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. 1. Jenis penelitian hukum normatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan pendekatan normatif, yaitu: 45 1. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu perkembangan teknologi yang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.

BAB III METODE PENELITIAN. gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum secara filosofi berupaya mencari kebenaran hakiki dari setiap gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1 Peneltian sangat diperlukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan proses kegiatan berfikir dan bertindak logis, metodis, dan sistematis mengenai gejala yuridis, peristiwa hukum, atau fakta empiris yang terjadi, atau yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Oleh Suyanto ABSTRAK Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur mengenai

Lebih terperinci