BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Latar Belakang Subjek (Subjek I) kegiatan yang mellibatkan fungsi tubuh bagian bawah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Latar Belakang Subjek (Subjek I) kegiatan yang mellibatkan fungsi tubuh bagian bawah."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek 1. Latar Belakang Subjek (Subjek I) Subjek berinisial AR yang merupakan seorang penyandang cacat tubuh pada bagian kaki dengan kondisi kaki pendek yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara ukuran tubuh bagian atas dengan tubuh bagian bawah, walaupun tampak bisa melakukan kegiatan pada normalnya namun AR tetap saja terhadang beberapa kendala seperti kesulitan pada kegiatan yang membutuhkan kegiatan yang mellibatkan fungsi tubuh bagian bawah. Cacat fisik yang dialami AR adalah dikarenakan ketika dalam proses bersalin yang harus dilakukan dengan operasi karena ketika itu AR lahir dengan keadaan sungsang namun permasalahan muncul karena kelalaian bidan yang menarik kaki dan tangan bayi dengan paksa dan sedikit kasar yang berakibat pada patah tulang pada kaki dan tangan bayi. Terlalu lambatnya penanganan dan tindakan yang diterima AR ketika bayi mengakibatkan dampak permanen pada kaki AR 2. Latar Belakang Subjek (Subjek II) Subjek berinisial P yang merupakan seorang penyandang cacat fisik. Cacat fisik yang dialami P adalah cacat pada fungsi motori kaki yang menyebabkan pincang dan cacat, ini disebabkan oleh

2 kecelakaan motor yang dialami P ketika kelas 4 SD. Namun karena merasa tidak ada yang salah maka tidak ada penanganan setelah kecelakan, namun setelah masuk MTs P mulai merasakan rasa sakit dan tindakan yang dilakukan adalah pergi ke tukang urut dan tindakan ini malah memperparah kondisi P. Hingga ketika beranjak kelas 1 MAN P melakukan operasi pertama pada bagian belakang kepala atau pundak, yaitu operasi pada saraf di sumsum tulang belakang. Operasi yang dilakukan memang mengurangi rasa sakit namun memberikan dampak lain yaitu pada kondisi kaki yang mengakibatkan pincang yang jelas menyebabkan P mengalami permasalahan ketika melakukan kegiatan yang melibatkan fungsi kaki ketika beraktifitas. 3. Latar Belakang Subjek (Subjek III) Subjek berinisial A yang merupakan penyandang cacat fisik, cacat fisik yang dialami A adalah cerebral palsy. Cerebral palsy yang dialami A adalah kerusakan pada otak kecil. Otak kecil (cerebellum) pada dasar otak berfungsi sebagai coordinator gerakan, posisi dan keseimbangan tubuh. Kerusakan pada otak kecil menyebabkan keadaan yang disebut ataxia. Dan juga scoliosis yaitu gangguan dari posisi lekukan susunan tulang belakang yang membengkok kearah lateral, sehingga bentuk badan Nampak membengkok kesamping, penyebabnya adalah karena neuromusculer yang disebabkan oleh CP kelemahan otot atau cedera pada tulang belakang.

3 Keadaan ini ditandai oleh cara jalan tak seimbang, sempoyongan, mungkin jatuh kekiri atau kekanan dan sukar mengendalikan keseimbangan, sehingga mengakibatkan A agak sulit untuk melakukan hal-hal yang berat seperti berjalan cepat atau berlari. Walaupun dengan kondisi seperti itu A tidak mengalami permasalahan pada fungsi otak dan sama seperti pada manusia normal lainnya. Selama menempuh jenjang pendidikan mulai dari SD sampai SMA, A mengecam pendidikan disekolah umum dan bukan di sekolah luar biasa yang diperuntukkan bagi mereka yang disabilitas, namun walaupun A bersekolah di sekolah umum, menurut A sudah mulai memahami terkait kondisi fisik yang dialami mulai dari kelas 4 SD. B. Temuan Penelitian Gambaran Strategi Presentasi Diri Yang Dilakukan Mahasiswa Penyandang Tuna Daksa di UIN IB Padang a. Ingratiation Tujuan dari strategi ini adalah supaya dipersepsi sebagai orang yang menyenangkan atau menarik. Taktik yang umum meliputi memuji orang lain, menjadi pendengar yang baik, ramah, melakukan hal hal yang menguntungkan orang lain dan menyesuaikan diri dan conform dalam sikap dan perilakunya. Menurut jones (dalam Wrightsman, 1987). Dalam menggunakan

4 taktik ini agar ingratiatory mampu mempertahankan kredibilitasnya sehingga pujiannya dianggap tulus, maka dia tidak boleh memuji hal hal yang tidak dimiliki seseorang yang menjadi targetnya, sebab jika hal ini dilakukan akan menjadi boomerang bagi dirinya karena pujian itu dianggap sebagai hinaan. Adapun subjek yang melakukan strategi presentasi diri ini adalah seluruh subjek pada penelitian dengan lampiran wawancara dan observasi sebagai berikut : Informan 1 Interviewee berperilaku seperti yang diharapkan teman temannya agar mau berteman dengannya, hal ini dapat dilihat dari jawaban Interviewee sebagai berikut : hmm.. terkadang iya, hmm misalnya kayak temenkan hobinya belanja, jadi karena kita ingin berteman sama dia kita coba juga mengikuti gaya mereka (L ) Terkadang iya (L.64) Pertanyaan kedua tentang menjadi pendengar yang baik, dari hasil wawancara Interviewee berusaha menjadi pendengar yang baik, hal ini dapat diketahui dari jawabannya yaitu : iya hmm kan sebagai seorang teman kan pasti adalah rasa untuk mendengarkan keluhan dan cerita teman (L ) emang untuk membantu dia (L. 123) memang tulus mendengarkan cerita teman tersebut (L.130)

5 Menurut saya, ia memang mau mendengar curhatan saya dan juga memberi solusi. Dan juga suka mendengar curhatan teman-teman yang tidak dekat dengannya. Karena ia mendengar cerita orang (AN.L.31-33) pertanyaan ketiga tentang Interviewee perilaku ramah yaitu dengan menyapa orang lain ketika berpapasan, hal ini dapat diketahui dari jawabannya : menyapa orang memang sering tapi tujuannya bukan untuk dianggap orang baik atau oo iya dia baik orangnya, dia ramah orangnnya, gak ada begitu, emng biasa menyapa juga (L ) Menurut saya, ia akan tersenyum dan menyapa kepada orang ia kenal. Tetapi, ia tidak menyapa ataupun tersenyum kepada orang yang ia tidak kenal (AN.L.41-43) Pertanyaan keempat tentang Interviewee memuji teman teman ketika bersama, hal ini dapat diketahui dapat diketahui dari jawabannya yaitu : hmm. Kalau memuji sering, cuman ngak selalu memuji untuk supaya kita dianggap baikkah, memuji sih pernah cuman gak selalu (L ) tergantung situasi, terkadang memujinya bisa untuk hiburan gitu (L. 185) Observasi dilaksanakan bersamaan dengan jadwal wawancara, terlihat AR selama melakukan wawancara menjadi pendengar yang baik, tanpa ada keluhan dan tetap mau mendengarkan segala arahan atau cerita dan shering oleh peneliti, selanjutnya AR juga selalu menyapa disela diskusi dan wawancara dilakukan ketika ada teman atau kenalan yang lewat dan sedikit bercanda

6 Informan II. Interviewee lebih memilih menjadi apa adanya ketimbang harus berpura-pura, hal ini dapat dilihat dari jawaban Interviewee sebagai berikut : menurut saya tidak ada gunanya untuk menampilkan perilaku yang membuat orang senang. Kita yang mengetahui diri kita sebenarnya dan tidak ada gunanya menampilkan perilaku agar orang lain tertarik atau senang cukup menampilkan apa adanya (L.29-32) saya tidak berperilaku agar orang lain tertarik atau senang kepada saya dan saya berperilaku apa adanya saja dalam kondisi apapun (L.37-38) tidak ada, ia berperilaku biasa saja (S. L.3) Pertanyaan kedua tentang menjadi pendengar yang baik, dari hasil wawancara Interviewee berusaha menjadi pendengar yang baik, hal ini dapat diketahui dari jawabannya yaitu : Iya saya akan menjadi pendengar yang baik (L.84) saya tidak memiliki maksud tertentu dan tulus membantu teman saya. (L.87) iya, iya berupaya menjadi pendengar yang baik (S. L.29) Pertanyaan ketiga tentang Interviewee perilaku ramah yaitu dengan menyapa orang lain ketika berpapasan, hal ini dapat diketahui dari jawabannya saya terkadang menyapa dan tersenyum dan tidak selalu saya lakukan (L.90) Tergantung situasinya (L.92)

7 Pertanyaan keempat tentang Interviewee memuji teman teman ketika bersama namun tidak selalu dilakukannya, hal ini dapat diketahui dapat diketahui dari jawabannya yaitu : tidak selalu (L.103) dalam hal kemampuan dan keberhasilan teman saya tersebut (L.120) tidak ada, apabila ia memuji ya benar-benar memuji bukan untuk mencari perhatian orang lain. Hanya untuk memotivasi diri sendiri. (S. L.62-63) Observasi dilaksanakan bersamaan dengan jadwal wawancara, selama pengamatan yang peneliti lakukan P ketika wawancara dan diskusi dilakukan P selalu mendengarkan ulasan atau pembahasan yang dibahsa dengan baik dan juga menaggapi dengan baik, dan dalam beberapa kesempatan juga membantu temannya sebentar disela wawancara yang dilakukan, dan selain itu subjek juga suka menyapa teman temanya. Informan III Interviewee lebih memilih menjadi apa adanya ketimbang harus berpura-pura, hal ini dapat dilihat dari jawaban Interviewee sebagai berikut : tidak juga, cuman ketika berperilaku berhadapan dengan orang lain itu berperilaku itu apa adanya, berperilaku sopan, berkata yang sopan dan yang sewajarnya (L ) tidak ada, tetap bersikap apa adanya (L. 16) sejauh saya lihat tidak pernah (I. L.3)

8 Pertanyaan kedua tentang menjadi pendengar yang baik, dari hasil wawancara Interviewee berusaha menjadi pendengar yang baik, hal ini dapat diketahui dari jawabannya yaitu : kalau masalah itu sech bisa juga tergantung apa masalah yang diceritkan kalau membosankan sech kadang kadang ya coba aja di denger denger, tapi kalau masalah memberi solusi jarang (L ) selalu berupaya menjadi pendengar yang baik (I. L.37) pertanyaan ketiga tentang Interviewee perilaku ramah yaitu dengan menyapa orang lain ketika berpapasan, hal ini dapat diketahui dari jawabannya yaitu : sebenarnya kalau masalah menyapa bertemu dengan orang lain siapapun dia itu tujuannya ndak seperti itu cuman lebih kesannya lebih menghargai gitu dalam islam kan diajarkan senyum itu ibadah jadi ngak ada tujuan yang lain, ya sekedar sapa, menghargai, menghormati (L ) ya cuman disenyumin aja dulu trus disapa aja (L. 60) tidak ada maksud tersendiri. Hanya ingin menghargai orang lain dan dari keinginannya sendiri (I. L.49-50) Pertanyaan keempat tentang Interviewee memuji teman teman ketika bersama namun tidak selalu dilakukannya, hal ini dapat diketahui dapat diketahui dari jawabannya yaitu : ngak juga, melihat kondisi aja, ya kalo baru dapat ya dibicarain aja sekedarnya biar temen yang lain denger jadi termotivasi jga kan untuk pribadi oo kita kapan ya gitu (L ) apabila dikatakan selalu tidak, namun ia hanya memuji (I. L.71)

9 Observasi dilaksanakan bersamaan dengan jadwal wawancara, terlihat A selama melakukan wawancara menjadi pendengar yang baik dan juga menanggapi secara terbuka, tanpa ada keluhan dan tetap mau mendengarkan segala arahan atau cerita dan sharing oleh peneliti, b. Examplification Orang yang menggunakan startegi ini berupaya untuk memproyeksikan penghargaannya pada kejujuran dan moralitas, biasanya nereka mempresentasikan diri mereka sebagai orang yang jujur, disiplin dan baik hati atau dermawan.kadang kadang penampilan yang ditunjukan memang keadaan yang sebenarnya, namun pengguna strategi ini serng memanipulasi dan tidak tulus hati dalam melakukannya Interviewee berperilaku altruisme atau membantu orang lain walau dengan kondisi terbatas, hak ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : kan kalau misalnya minta tolong kan tadi semampunya saja gak harus dipaksakan kalo memang ngak bisa ya ngak bisa tapi kalau misalnya bisa ya dibantu, dan kalau misalnya ada yang ngak minta tolong gitu tapi keliatan ama kita kalau dia itu butuh pertolongan kalau rasanya bisa melakukannya ya dibantu semampunya saja, gak harus berlebihan (L ) saya kurang tahu, namun yang sejauh saya kenal kita tidak pernah mengalami kejadian seperti pertanyaan diatas, sampaisampai subyek menolong di luar kemampuannya. Yang saya ketahui ia menolong ya sesuai dengan kemampuan subyek seperti menolong membuat tugas dan kebanyakan pertolongan yang ia berikan adalah pertolongan yang tidak menggunakan

10 fisiknya. Untuk diluar dari itu saya kurang tahu. Mungkin diluar sana ia ada melakukannya, tapi itu mungkin (AN.L ) Pertanyaan kedua Interviewee mempunyai inisiatif dalam membantu sesama, hal ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : gak pernah, tapi tergantung situasi kondisi aja, kalau memang dibutuhkan ya kita lakukan saja (L ) ada kadang-kadang, namun apabila ia tidak sanggup ia akan mengatakan dirinya tidak sanggup (AN.L ) Pertanyaan ketiga Interviewee selalu berkomitment dan menyesuaikan diri dengan apa yang sudah disepakati, hal ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : ya iya tapi kalau terlalu menyanggupi ngak ya mungkin telat telat dikit iya kalau menyanggupi ngak (L ) ia tidak pernah menjadikan fisik sebagai alasan. Terkadang apabila tidak bisa sesuai jadwal ia akan merombak ulang jadwal atau izin. Sesuai dengan dengan kendala yang ada namun kendala tersebut bukan lah fisik. Sejauh ini ia mengikuti peraturan dan selalu bisa (AN.L ) hasil observasi AR juga berdasarkan pengamatan peneliti berperilaku seadanya tanpa ada melebih lebihkan dan apa lagi seperti menjaga image, mencoba membantu sebisanya dengan batas sesuai kondisi fisik dari AR, sehingga terkesan tidak ingin memberatkan orang lain Informan II Interviewee berperilaku altruism atau membantu orang lain walau dengan kondisi terbatas, hak ini dapat diketahui dari jawaban yaitu :

11 apabila saya mampu akan saya tolong, namun jika tidak saya tidak akan menolong. (L ) ia menolong sesuai dengan kemampuannya saja, apabila ia rasa bisa ia akan menolong (S.L ) Pertanyaan kedua Interviewee mempunyai inisiatif dalam membantu sesama, hal ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : saya akan melakukan inisiatif dan juga memikirkan diri saya sendiri (L.267) Terkadang ada, seperti membelikan air minum untuk dosen tanpa ada yang menyuruh dan bukan tanggung jawabnya (S.L ) Pertanyaan ketiga Interviewee mempertimbangkan untuk komitment dan menyesuaikan diri dengan apa yang sudah disepakati, hal ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : tidak selalu (L.293) ia menyesuaikan diri dengan peraturan, ketika peraturan kampus seperti itu ia akan berusaha untuk tepat waktu (S.L ) Dalam beberapa kesempatan di sela wawancara P ada membantu teman temannya namun tak terlihat menampilkan diri sebagai orang yang ahli namun lebih kepada keseriusan dalam membantu dan juga tidak seperti menjaga image selama wawancara dilakukan. Informan III Interviewee berperilaku altruisme atau membantu orang lain walau dengan kondisi terbatas, hak ini dapat diketahui dari jawaban yaitu :

12 kalau membantu sebisanya kalau melebihi belum tentu saya bisa melakukan hal yang diminta orang itu (L ) ia akan mencoba membantu, dan apabila terdesak ia akan mencoba lebih dan masih dalam lingkup sebisanya (I. L ) Pertanyaan kedua Interviewee mempunyai inisiatif dalam mem bantu sesama, hal ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : kalau berinisiatif ada, tapi kalau melakukan sesuatu pikirkan juga lah dampaknya nanti kalu melakukan tanpa memikirkankan gak baik juga (L ) kalau sampai merugikan diri sendiri tidak pernah (I. L.197) iya (I. L.199) Pertanyaan ketiga Interviewee mempertimbangkan untuk komitment dan menyesuaikan diri dengan apa yang sudah disepakati, hal ini dapat diketahui dari jawaban yaitu : kebanyakan sech iya, kan keputusana bersama lebih diutamakan ketimbsng kepentingan pribadi, walaupun dengan kondisi saya yang seperti ini (L ) ya selagi ngak sampai merugikan diri bisa aja (L. 203) selanjutnya A juga selalu menyapa disela diskusi dan wawancara dilakukan ketika ada teman atau kenalan yang lewat dan sedikit bercanda. A juga berdasarkan pengamatan peneliti berperilaku seadanya tanpa ada melebih lebihkan dan apa lagi seperti menjaga image. C. Pembahasan Dan Analisis Individu penyandang cacat tubuh yang memiliki berbagai hambatan fisik maupun psikis, tentu berbeda dengan manusia yang

13 memiliki kondisi tubuh yang tidak cacat atau normal, sehingga mengalami kesulitan dan kesempatan untuk mengekspresikan ide dan perasaan dalam peran dan fungsi sosialnya di dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Setiap orang dapat mengembangkan perasaan inferior yang berlebihan, tetapi anak yang dilahirkan dengan cacat fisik yang buruk mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi salah suai dibanding anak yang lahir sehat jasmaninya. Anak cacat itu banyak yang mengkompensasi secara berlebihan. Kecacatannya itu. Sesudah dewasa, penderita cacat itu menjadi terlalu peduli dengan dirinya sendiri dan mengembangkan perasaan inferiorita yang berlebihan, yang ujudnya adalah tidak adanya rasa percaya diri, tidak punya keberanian, dan tidak mempertimbangkan perasaan orang lain (dalam Alwisol, 2004 : 99). Setidaknya walaupun dengan kondisi terbatas yang dialami para penyandang Tuna Daksa, ada motivasi yang muncul dalam diri subjek ketika subjek telah mulai menerima dan memahami kondisi yang sedang dialami subjek, seperti Impression management dan impression construction atau konstruksi dan motivasi pengelolaan kesan. Hal ini dilakukan guna mengendalikan orang lain dalam melihatmu atau untuk menciptakan kesan tertentu dalam benak orang lain, dan juga untuk pemilihan image tertentu yang ingin diciptakan dan mengubah perilaku dalam cara cara tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan (Psikologi sosial, 2009;72)

14 Subjek bukanlah manusia yang sempurna seperti layaknya manusia normal lainnya, akan tetapi subjek mencoba untuk membuka diri dengan mulai bersosialisasi dengan lingkungan sekitar terkususnya di lingkungan kos dan kampus. Gambaran dari aspek ingratiation terlihat adanya perbedaan antar subjek penelitian ini, walaupun dari beberapa indikator menggambarkan hasil yang sama seperti usaha dalam memulai menempatkan diri dalam lingkungan sosial seperti ringan tangan atau suka membantu teman, saling menyapa ketika berselisih, dan menjadi pendengar yang baik ketika ada teman baik yang dekat maupun yang hanya sekedar kenal bercerita atau curhat kepada subjek. Walaupun pernyataan subjek mengatakan bahwa dalam melakukan ingratiation tidak mengharapkan balasan seperti ingin dipersepsi orang yang baik namun langkah yang mereka lakukan sudah mengarah untuk mendapatkan hal itu, Perbedaan yang muncul adalah dalam pendekatan yang dilakukan ketika bergaul, A memulai pertemanan dengan orang disekitar yakni dengan mengikuti bagaimana kondisi kelompok pertemanan yang dimasuki oleh A sehingga A terkesan mencoba menjadi orang lain dalam kelompok tersebut guna dapat berteman dengan kelompok tersebut, menyesuaikan diri dengan kelompok dan dapat diterima, berbeda dengan P dan AR dimana kedua subjek ini lebih untuk menjadi dirinya sendiri atau apa adanya tanpa harus berubah atau mengikuti gaya orang lain agar berteman atau diterima dalam kelompok sosial.

15 Pada aspek intimidation berdasarkan hasil observasi dan wawancara, subjek benar benar tidak melakukan langkah langkah yang berkaitan dengan hal yang membuat lingkungan justru takut atau menjauhi subjek, sehingga walaupun dengan kondisi yang terbatas secara fisik, subjek tetap mencoba menjadi senormal mungkin seperti mahasiswa lainnya, tidak memakai pakaian yang norak, tidak membawa suatu yang mengancam dan juga dalam berkata kata tidak ada yang justru membuat subjek dijauhi lingkungan, bahkan tiap subjek baik A, P, maupun AR ketika ada yang memandang aneh atau terkesan merendahkan mereka justru di respon dengan senyuman. Dalam aspek ketiga ini yang menjelaskan tentang self promotion, subjek justru tidak mencoba menonjolkan diri atau menampakkan diri dilingkungan agar dikenal atau keinginan untuk berubah dari kebiasaan inferiority kepada perilaku superiority, dalam bersosial terlihat tidak ada niat subjek untuk memamerkan prestasi ataupun keahlian agar dipandang memiliki kompeten, seperti membicarakan sekaligus melebih lebihkan prestasi ketika berkumpul dengan teman teman, mengkritisi pencapaian teman atau berperilaku seperti seorang profeisonal dalam bidangnya ketika ada yang meminta bantuan kepada subjek. Walaupun dari segi self promotion tiap subjek tidak mencoba menonjolkan diri ketika bersosialisasi, namun pada aspek keempat yakni exemplification subjek justru menampilkan diri sehingga terkesan memberikan teladan bagi orang disekitarnya dengan kondisi fisik yang

16 serba terbatas, mencoba memberikan bantuan dari perihal fisik yang justru itu berlawanan dengan kondisi fisik subjek, mencoba untuk tidak memberatkan atau membebani orang lain ataupun orang disekitar subjek, suka membantu teman baik itu bantuan fisik maupun materil seperti meminjamkan uang, dan juga subjek berperilaku dermawan. Hal lain yang dilakukan subjek pada aspek ini adalah berkomitment dengan hal yang telah disepakati walaupun itu jka dilihat dari fisik subjek itu sangat sulitatau butuh keseriusan untuk melakukannya, seperti tepat waktu ketika ada rapat atau kuliah, berinisiatif sendiri melakukan hal yang mesti dilakukan saat itu namun kebanyakan teman teman yang normal mengabaikan hal itu. Aspek kelima yang membahas tentang supplification yaitu tentang perilaku memohon, pada aspek ini terlihat bahwa subjek telah memahami terkait kondisi fisik subjek sehingga dapat berterus terang dari pada menunjukkan kelemahan kepada orang lain, sehingga subjek dapat mempertanggung jawabkan apa yang mesti subjek lakukan, namun dibali itu semua, tiap subjek baik itu subjek AR. P dan A tetap memili sisi yang menonjolkan kelemahan mereka dalam bentuk mengkritisi diri sendiri yang dijelaskan dalam bentuk curhatan kepada teman dekat atau menuliskannya didalam buku diari.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manuisia bertujuan untuk melihat kualitas insaniah. Sebuah pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. manuisia bertujuan untuk melihat kualitas insaniah. Sebuah pengalaman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunnatullah perjalanan hidup yang dialami manusia terkadang menyenangkan dan tak menyenangkan. Hal ini sebagai ujian bagi manuisia bertujuan

Lebih terperinci

1. Sebelum anda mulai menjawab pernyataan-pernyataan, isilah identitas anda diatas terlebih dahulu.

1. Sebelum anda mulai menjawab pernyataan-pernyataan, isilah identitas anda diatas terlebih dahulu. NAMA : AGAMA : USIA : ANGKATAN : JENIS KELAMIN : PETUNJUK PENGISIAN 82 1. Sebelum anda mulai menjawab pernyataan-pernyataan, isilah identitas anda diatas terlebih dahulu. 2. Semua jawaban Anda dianggap

Lebih terperinci

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah

Lebih terperinci

SKALA AKTUALISASI DIRI REMAJA DITINJAU DARI KELEKATAN REMAJA DAN IBU

SKALA AKTUALISASI DIRI REMAJA DITINJAU DARI KELEKATAN REMAJA DAN IBU SKALA AKTUALISASI DIRI REMAJA DITINJAU DARI KELEKATAN REMAJA DAN IBU IDENTITAS RESPONDEN Kelas :... Usia :...Tahun PETUNJUK 1. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti dan jawablah dengan sejujur-jujurnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan komunikasi pada era globalisasi seperti sekarang ini. Teknologi informasi merupakan istilah

Lebih terperinci

A. LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN PENGURUS PANTI 2. WAWANCARA DENGAN ANAK PANTI ASUHAN

A. LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN PENGURUS PANTI 2. WAWANCARA DENGAN ANAK PANTI ASUHAN A. LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN PENGURUS PANTI ASUHAN 2. WAWANCARA DENGAN ANAK PANTI ASUHAN 80 PEDOMAN WAWANCARA 1. Pedoman Wawancara Dengan Pengurus Panti Asuhan : a) Apa permasalahan

Lebih terperinci

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum A. Tujuan umum : Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi sosial, kompetensi berperilaku, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

LAMPIRAN CODING SHEET 2 TRANSKIP INTERVIEW

LAMPIRAN CODING SHEET 2 TRANSKIP INTERVIEW LAMPIRAN CODING SHEET 2 TRANSKIP INTERVIEW TRANSKIP WAWANCARA INFORMAN 1 (ICHA) NO KATEGORI PERTANYAAN JAWABAN 1 Alasan menjadi Sudah berapa lama Saya ikut bimbel sejak peserta didik di bergabung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Difabel tuna daksa merupakan sebutan bagi mereka para penyandang cacat fisik. Ada beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada manusia hingga

Lebih terperinci

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa. Berikut ini adalah artikel yang tidak akan Anda lewatkan begitu saja. Anda ingin mencari tehnik yang praktis, ini adalah hari keberuntungan Anda. Saya akan membeberkan sedikit tentang teknik dan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan menjadi suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju serta mampu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN A. Upaya Guru dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Siswa di SMA N 1 Kajen Dalam pembentukan kecerdasan emosional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia di dunia ini dimana manusia memiliki akal, pikiran, dan perasaan. Manusia bukanlah makhluk individual yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tubuhnya secara efektif. Lebih lanjut Havighurst menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan tubuhnya secara efektif. Lebih lanjut Havighurst menjelaskan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja sering kali disebut masa transisi atau masa peralihan dari anak-anak sebelum akhirnya masuk ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR Kuesioner Gaya Pengasuhan No. Item Spearman Diterima / Ditolak 1 0,304 Diterima 2 0,274 Ditolak 3 0,312 Diterima 4 0,398 Diterima 5 0,430 Diterima 6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung) 101 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Minggu, 4 juli 2010 Waktu : 12.51 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Rani Umur : 21 tahun Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Mahasiswa Eksistensi Komunitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir Trust vs mistrust Aspek kognitif Aspek sosial Aspek pertimbangan Autonomy vs doubt and shame Initiative vs guilt inisiatif Ciri-ciri subjek sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang adalah hasil interaksi antara komponen fisik, pikiran, emosi dan keadaan lingkungan. Namun, untuk memperkuat kontrol manusia terhadap perilakunya

Lebih terperinci

Kuesioner A. PROKRASTINASI AKADEMIK

Kuesioner A. PROKRASTINASI AKADEMIK Kuesioner Kami mohon bantuan anda mengisi angket untuk penelitian siswa SMP Negeri 10 Salatiga sebagai bahan riset untuk menyelesaikan Study Magister Sains Psikologi di UKSW Salatiga. Untuk itu kami mohon

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data merupakan bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari para informan maupun pengamatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang..

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang.. LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek HK P : Assalamu alaikum de, selamat siang S : Wa alaikum salam, siang.. P : Ade, boleh tidak kaka minta waktu ade sebentar saja. Kaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan yang dimilikinya melalui Perguruan Tinggi. Perguruan

Lebih terperinci

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti LAMPIRAN 1. Self Confidence Scale Nama : Usia : Kelas : Sekolah : L / P : Berilah tanda X pada jawaban yang sesuai dengan diri anda. Tersedia 4 pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULULUAN. di masyarakat terhambat. Seseorang dikatakan mengalami ketunadaksaan apabila

BAB I PENDAHULULUAN. di masyarakat terhambat. Seseorang dikatakan mengalami ketunadaksaan apabila BAB I PENDAHULULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang-orang yang cacat tubuhnya atau cacat fisik adalah mereka yang tubuhnya tidak normal sehingga sebagian besar kemampuannya untuk berfungsi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu generasi harapan bangsa dimana masa depan yang dicita-citakan bangsa ini berada di tangan mereka. Banyak orang menganggap bahwa mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti berharap memiliki kondisi fisik yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti berharap memiliki kondisi fisik yang sempurna dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti berharap memiliki kondisi fisik yang sempurna dan mampu menjalani kehidupannya dengan baik, akan tetapi tidak semua orang mampu mendapatkan

Lebih terperinci

Then, something unexpected happened.

Then, something unexpected happened. I Seminyak, 2004. Aww! Tanpa bisa menyeimbangkan diri, tubuhku langsung mendarat di pasir pantai Seminyak pagi itu, ketika sedang melakukan rutinitas pagi sebelum berangkat ke tempat kerja, joging. Aku

Lebih terperinci

ART OF THE TRIOMPE. Oleh: Dwi Wulandari

ART OF THE TRIOMPE. Oleh: Dwi Wulandari ART OF THE TRIOMPE Oleh: Dwi Wulandari Malang, 2014. Masyaallah, Lun! Pakaian kamu ituloh, gak bisa lebih ketutup dikit apa? seru lelaki yang akrab aku sapa Dan, Romdan. Hari ini pakaianku memang agak

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme Lampiran 2 Angket Field Test Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme Lampiran 3 Skoring Aspek Kematangan Emosi Lampiran

Lebih terperinci

Aku dan adik kelasku.

Aku dan adik kelasku. Punya banyak impian, cita-cita dan mimpi. Mudah jatuh hati ke setiap cowok yg mudah membuatnya nyaman. Hobby menulis, apa aja ditulis hehe. Itulah aku gadis belia yg akan beranjak remaja. Dan aku itu cewek

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 66

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 66 LAMPIRAN 66 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight 67 PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Tulislah terlebih dahulu identitas diri anda. 2. Bacalah setiap pernyataan dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi tugas akhir, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Konsep Diri dengan Dukungan Orang Tua pada Siswa Kelas II SMU X Lampung yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas Lampiran 1 Hasil Validitas dan Reliabilitas VALIDITAS KONSEP DIRI NO Item VALIDITAS KETERANGAN 1. 0.410 Diterima 2. 0.416 Diterima 3. 0.680 Diterima 4. 0.421 Diterima 5. 0.174 Ditolak 6. 0.474 Diterima

Lebih terperinci

Penyesuaian Diri Menantu Perempuan Mean empirik: 49,67 SD Empirik: 6,026 SD: 6/5 x : 7,2312

Penyesuaian Diri Menantu Perempuan Mean empirik: 49,67 SD Empirik: 6,026 SD: 6/5 x : 7,2312 Penyesuaian Diri Menantu Perempuan Mean empirik: 49,67 SD Empirik: 6,026 SD: 6/5 x 6.026 : 7,2312 Perhitungan: M+ 0.5 SD = 49,67 + 0.5 (7,2312) = 53,2856 M+1,5 SD = 49,67 + 1,5 (7,2312) = 60,5168 M+2,5

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan

GUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan GUIDE INTERVIEW No. 1. 2. 3. Uraian Pertanyaan Berapa usia Anda ketika menikah dengan suami? Pada saat anda hamil apakah anda masih berstatus siswa (masih aktif sekolah)? Bagaimana tanggapan orang tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antar manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah

Lebih terperinci

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar. SKALA I No. Angket : Usia : Petunjuk Pengisian Skala : 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut. Kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan pikiran, keyakinan dan keadaan anda sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia lahir, manusia telah hidup dengan orang lain. Mereka saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Sebagai contoh, saat manusia dilahirkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya anak usia dini sudah mulai belajar untuk mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya anak usia dini sudah mulai belajar untuk mandiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya anak usia dini sudah mulai belajar untuk mandiri. Kemandirian menurut Bukhari (2014:15) diekspresikan dengan rasa ingin tahu yang besar, rasa

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena itu mereka termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus (Miller, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena itu mereka termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus (Miller, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerebral palsy merupakan suatu gangguan cacat motorik yang biasa terjadi pada anak usia dini, biasanya ditemukan sekitar umur kurang dari 2 tahun. Anak dengan cerebral

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

Standar Penampilan Pribadi.

Standar Penampilan Pribadi. Standar Penampilan Pribadi Standar dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang disepakati Sedangkan penampilan pribadi mempunyai pengertian sebagai penampilan (performance) dari diri seseorang maupun organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam setiap dunia pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Belajar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA 1 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Disusun oleh : AHMAD ARIF F 100 030

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju dewasa. Remaja cenderung memiliki peer group yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju dewasa. Remaja cenderung memiliki peer group yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang saling bergantung dengan manusia yang lainnya sehingga membutuhkan bantuan orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial yang dapat membantu

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Laporan Penelitian di MAN 3 Tulungagung 1. Paparan Data a. Bagaimana metode guru aqidah akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung

Lebih terperinci

Psikologi Kelas E 2014

Psikologi Kelas E 2014 Perilaku Konsumtif Nama Anggota Kelompok : Antung Yasmita Dini (2014-241) Elsa Tri Mardiyati (2014-267) Hastari Ajeng Mukti Rahayu (2014-278) Rival Maulana (2014-284) Olly Rizqi Hanifah (2014-290) Psikologi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini. Terdapat hubungan antara selfmonitoring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan tidak hanya menawarkan kebahagiaan tetapi juga penderitaan kepada manusia. Human life can be fullified not only in creating and enjoying, but also

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :... LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA A. Latar Belakang Pendidikan 1. Pendidikan terakhir : Cukup 2. Latar belakang pendidikan : Cukup 3. Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Cukup

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Seluruh Subyek Hasil penelitian dengan mengunakan metode wawancara, tes

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Seluruh Subyek Hasil penelitian dengan mengunakan metode wawancara, tes BAB V PEMBAHASAN A. Rangkuman Hasil Seluruh Subyek Hasil penelitian dengan mengunakan metode wawancara, tes grafis dan observasi mendapatkan hasil yang berbeda pada masingmasing subyek. Penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

"Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha," jawab Ricky "Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha," timpal Cella Persahabatan yang nyaris

Ya ampun ini anak pikirannya makan terus. Hahahaha, jawab Ricky Yah keliatan kali dari pipi Ki. Hahaha, timpal Cella Persahabatan yang nyaris PROLOG "Grace, gimana tadi bisa gak?" Tanya Cella "Bisa sih, mudah-mudahan dapat nilainya bagus yah Cel," jawab Grace "Hai cewek-cewek, gimana tadi UNnya bisa gak?" Ucap Ricky "Bisa dong," jawab Cella

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Partisipan 1. Profil Subyek 1 Sebagai : Subyek 1 Nama : AN Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat saat ini : Sidoarjo Agama : Islam Usia : 18 Tahun Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang dapat membantu perkembangan negara Indonesia. Melalui bidang pendidikan, Indonesia dapat mencetak sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu bagian yang indah, dimana seorang ibu mengharapkan anak yang ada dalam kandungannya lahir dengan sehat

Lebih terperinci

Transkrip wawancara dengan produser program radio SLAGI ADA NAMA PROGRAM : SLAGI ADA ( SLAMAT PAGI ANDA SEMUA ) : Ari Dagienkz dan Miund

Transkrip wawancara dengan produser program radio SLAGI ADA NAMA PROGRAM : SLAGI ADA ( SLAMAT PAGI ANDA SEMUA ) : Ari Dagienkz dan Miund Transkrip wawancara dengan produser program radio SLAGI ADA NAMA PROGRAM : SLAGI ADA ( SLAMAT PAGI ANDA SEMUA ) NAMA PRODUSER PENYIAR STASIUN RADIO ON AIR : Angie Rasidy : Ari Dagienkz dan Miund : Motion

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik.

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik. LAMPIRAN Transkip 1 : Informant bernama Vimala (2011-58-008) status mahasiswa aktif UEU fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Broadcasting. 1. Apakah yang kamu ketahui tentang opini publik? Opini publik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erlin Herliana, 2014 Strategi Berbahasa Pada Anak Autis Di SLB Abcde Lob BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otak manusia secara genetik telah disiapkan untuk berbahasa. Salah satu alat dalam otak manusia untuk menerima bahasa disebut LAD (Language Acqusition Device).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan, tanpa ada kecacatan. Setiap manusia juga ingin memiliki tubuh dan alat indera yang lengkap untuk dapat

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana kepala sekolah mengatur lingkungan fisik sekolah? 2. Bagaimana suasana kerja yang di ciptakan oleh kepala sekolah? 3. Bagaimana cara kepala

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang selalu ingin dicapai oleh semua orang. Baik yang kaya, miskin, tua, muda, besar, kecil, laki-laki, maupun perempuan, mereka ingin dirinya

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini Peneliti menggunakan jenis Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologi. Istilah fenomenologi sering digunakan

Lebih terperinci

MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS

MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS Ananda kemala, tipikal wanita yang mudah disukai banyak orang karena selain mudah diajak bicara, siapapun pasti akan langsung nyaman berada didekatnya karena

Lebih terperinci

yang putih. Cukuplah menutupi kulit Bayu yang sedikit hitam. Karena saking pemalunya, jangankan untuk minta nomor hp Fivin, ngajak kenalan aja Bayu

yang putih. Cukuplah menutupi kulit Bayu yang sedikit hitam. Karena saking pemalunya, jangankan untuk minta nomor hp Fivin, ngajak kenalan aja Bayu Jomblo Banyak hal yang dibanggakan seseorang ketika sudah menjadi senior di perkuliahan, sekolah dan organisasi lainnya. Ilmu yang lebih banyak, atau bahkan jabatan yang sedikit bisa dibanggakan. Setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pasti tidak akan terlepas dari permasalahan sepanjang masa hidupnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang setiap harinya pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugrah yang Tuhan berikan untuk dijaga dan dirawat. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam masa tumbuh kembang. Memahami

Lebih terperinci

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN 1 (BERLIANA) NO KATEGORI PERTANYAAN JAWABAN 1 Alasan menjadi Sudah berapa lama Saya jadi pengajar di pengajar menjadi guru/ pengajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Pre-Test) Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen semu, sebelum diberikan perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan sistem pendidikan pondok modern (khalafi). Sistem pendidikan pondok pesantren modern

Lebih terperinci