LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI PENELITIAN. Keterangan: Peta Kelurahan Tigabinanga. Universitas Sumatera Utara
|
|
- Sugiarto Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI PENELITIAN Keterangan: Peta Kelurahan Tigabinanga 147
2 Keterangan: Salah satu kegiatan bersama antara umat beragama Kristen dengan umat beragama Islam yaitu di pesta adat perkawinan suku Karo Keterangan: Salah satu faktor pendukung keharmonisan umat beragama Kristen dengan umat beragama Islam adalah adat istiadat suku Karo. 148
3 Keterangan: Wawancara bersama Ibu Defrianti br. Ginting (pendeta GKMI Tigabinanga) Keterangan: Wawancara bersama Bapak Iwan Simbolon (Pendeta Gereja Advent Tigabinnga) Keterangan: Wawancara bersama Bapak Elia Tarigan (Pendeta GKFI Tigabinanga) Keterangan: Wawancara bersama Bapak Fauzi Harahap (Ustadz Masjid Sabilul Jannah Tigabinanga) 149
4 Keterangan: Wawancara bersama Bapak Budi Sebayang (tokoh adat Kelurahan Tigabinanga) Keterangan: Wawancara bersama Bapak Nashrun Sebayang (Kepala Kelurahan Tigabinanga) 150
5 LAMPIRAN 2: DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Nama Informan Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Alamat Waktu A. Pertanyaan untuk tokoh agama baik Kristen maupun Islam: 1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama? 2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal Anda? 3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi antar pemeluk agama? 4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga saat ini? 5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda agama dengan anda? 6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama Kristen di kelurahan Tigabinanga? 7. Bagaimana peran budaya khususnya Rakut Sitelu dalam mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 8. Menurut Anda, selain Rakut Sitelu adakah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga? 151
6 9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 10. Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang berbeda agama sedang mengadakan hajatan? 11. Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama? 12. Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya? 13. Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh terhadap keharmonisan antar umat beragama di Kelurahan Tigabinanga? 14. Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 15. Bagaimana cara Anda menyebarkan sikap toleransi kepada jemaat yang Anda pimpin? 16. Bagaimana komunikasi yang terjalin diantara pemuka agama di kelurahan Tigabinanga? 17. Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan di FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama)? 18. Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang telah tercipta di kelurahan Tigabinanga? B. Pertanyaan untuk tokoh adat maupun tokoh masyarakat 1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama? 2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal Anda? 3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi antar pemeluk agama? 152
7 4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga saat ini? 5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda agama dengan Anda? 6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama Kristen di kelurahan Tigabinanga 7. Bagaimana peran budaya khususnya Rakut Sitelu dalam mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 8. Menurut Anda, selain Rakut Sitelu adakah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga? 9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 10. Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang berbeda agama sedang mengadakan hajatan? 11. Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama? 12. Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya? 13. Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh terhadap keharmonisan antar umat beragama di Kelurahan Tigabinanga? 14. Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 15. Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang telah tercipta di kelurahan Tigabinanga? 153
8 C. Pertanyaan untuk aparatur pemerintahan kelurahan Tigabinanga 1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama? 2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal Anda? 3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi antar pemeluk agaa? 4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga saat ini? 5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda agama dengan anda? 6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama Kristen di kelurahan Tigabinana? 7. Bagaimana peran budaya khususnya Rakut Sitelu dalam mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 8. Menurut Anda, selain Rakut Sitelu adakah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga? 9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 10. Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang berbeda agama sedang mengadakan hajatan? 11. Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama? 12. Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya? 13. Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh terhadap keharmonisan antar umat beragama di Kelurahan Tigabinanga? 154
9 14. Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan Tigabinanga? 15. Bagaimana cara Anda menyebarkan sikap toleransi kepada masyarakat yang Anda pimpin? 16. UU no. 40 tahun 2008 berisikan tentang penghapusan diskriminasi RAS dan etnis. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan berhak atas perlindungan terhadap setiap bentuk diskriminasi RAS dan etnis. Bagaimana pelaksanaan undang-undang ini di kelurahan Tigabinanga? 17. Menurut pandangan Anda, bagaimana komunikasi yang terjalin diantara pemuka agama di kelurahan Tigabinanga? 18. Apakah di kelurahan Tigabinanga terdapat LSM ataupun gerakan yang berasaskan perdamaian ataupun kerukunan antar umat beragama? 19. Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang telah tercipta di kelurahan Tigabinanga? 155
10 LAMPIRAN 3: PROFIL INFORMAN 1. Budi Sebayang, 84 tahun (Tokoh Adat Kelurahan Tigabinanga) Budi Sebayang merupakan salah satu tokoh adat di Kelurahan Tigabinanga yang merupakan keturunan dari Ngadang Sebayang yang merupakan kepala desa pertama sekaligus penduduk pertama di kelurahan Tigabinanga. Budi Sebayang memiliki seorang istri dan empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Budi Sebayang merupakan seorang pensiunan PNS yang dahulunya bekerja sebagai guru. Saat ini Budi Sebayang bekerja sebagai petani. Sosok yang berusia 84 tahun ini masih tetap sehat hingga saat ini dan masih mampu berbicara dengan lancar. Pengetahuannya akan sejarah Kelurahan Tigabinanga tidak luntur meski sudah dimakan usia. Selain sejarah Tigabinanga, beliau juga memahami adat istiadat masyarakat Karo. Pendidikan terakhir informan adalah sekolah guru yang setara dengan sekolah sekolah tingkat menengah atas. Sebagai seorang yang merupakan keturunan dari pendiri kampung, tentu informan sepanjang hidupnya mengetahui dengan jelas bagaimana wilayah Kelurahan Tigabinanga beserta dengan penduduknya dari masa ke masa. Tidak hanya itu saja, informan juga masih merasakan bagaimana hidup di masa penjajahan Hindia Belanda hingga penjajahan Jepang. Informan semenjak lahir sudah tinggal di Kelurahan Tigabinanga hingga saat ini. Di dalam kehidupan sehari-hari informan sering kali hadir di setiap acara adat masyarakat Tigabinanga. Posisi informan yang cukup tinggi di dalam sistem adat masyarkat Karo membuat informan sering kali diundang ataupun dihadirkan guna menjadi penasehat maupun penengah di saat ada sebuah kegiatan baik secara 156
11 langsung berhubungan dengan adat maupun tidak langsung. Sebagai umat agama Kristen Katolik pertama di Tigabinanga, informan juga merupakan saksi sejarah bagaimana masuknya agama Kristen Katolik di Kelurahan Tigabinanga. Hal ini menjadi penting untuk menilik bagaimana asal muasal masuknya agama di Kelurahan Tigabinanga yang masyarkatnya dahulu kala memeluk kepercayaan lokal (agama Pemena). 2. Nashrun Sebayang, 57 tahun (Kepala Kelurahan Tigabinanga) Informan merupakan seorang kepala pemerintahan di kelurahan Tigabinanga. Informan yang berusia 57 tahun ini sudah hampir 10 tahun menjadi pemimpin di pemerintahan Kelurahan Tigabinanga. Tahun ini adalah periode kedua informan memimpin Kelurahan Tigabinanga. Suami dari beru Karo ini memiliki dua orang anak. Selain sebagai PNS, informan juga merupakan seorang petani sama dengan masyarakat Kelurahan Tigabinanga pada umumnya. Sebagai kepala kelurahan tentu saja informan sudah sangat paham dengan keadaan lingkungan dan demografis masyarakatnya. Hal ini berguna utnuk melihat sejauh mana peran pemerintah dalam menangani masyarakat dari sisi keyakinannya masing-masing maupun hubungan dengan masyarakat yang menganut agama lain. 3. Syarifuddin Tarigan (Tokoh Masyarakat) Informan merupakan seorang PNS yang bekerja di departemen agama Kecamatan Juhar dan memiliki jabatan sebagai kepala KUA (Kantor Urusan Agama). Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Keagamaan. Informan yang 157
12 berusia 52 tahun ini merupakan keturunan dari masyarakat Tigabinanga yang pertama kali memeluk agama Islam. Sebagai seorang yang memahami agama Islam, kehidupan sehari-hari informan juga cukup kental dengan adat istiadat suku Karo. Informasi dan data yang dapat diperoleh dari informan beristrikan beru Sembiring ini adalah mengenai bagaimana sejarah masuknya agama Islam ke Kelurahan Tigabinanga dan pandangan informan mengenai kehidupan umat beragama di kelurahan Tigabinanga. Pengetahuan informan akan adat istiadat masyarakat suku Karo diperlukan guna melihat hubungan antara agama dengan adat istiadat dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama hingga saat ini. 4. Vicardo Ananda Ginting, 33 tahun (Pendeta GBKP Klasis Tigabinanga) Informan adalah seorang pendeta yang masih cukup muda. Di usia yang memasuki 33 tahun informan dipercayakan untuk menjadi pendeta di Klasis Tigabinanga. Klasis Tigabinanga adalah sebuah sebutan dari gabungan beberapa gereja GBKP dalam sebuah wilayah. Sebelum menjadi pendeta klasis, informan merupakan pendeta yang melayani jemaat GBKP runggun Tigabinanga selama hampir 3 tahun lamanya. Sejak tinggal pertama kali di kelurahan Tigabinanga tahun 2012, informan kerap berolahraga dengan jemaat ataupun masyarakat Kelurahan Tigabinanga lainnya. Informan sudah menikah dan memiiki seorang istri serta dua orang anak. Pengalaman informan selama melayani jemaat sudah cukup banyak. Tidak jarang berhubungan langsung dengan masyarakat beragama Islam dikarenakan tali 158
13 persaudaraan jemaat. Infromasi dari infroman diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian yang sedang dikaji peneliti. 5. Ferani Br. Sembiring, 30 tahun (Pendeta GBKP Runggun Tigabinanga) Informan adalah pendeta yang memimpin jemaat runggun Tigabinanga. Informan yang sudah menikah dan memiliki dua orang anak ini mulai melayani di runggun Tigabinanga sejak tahun Pandangan informan mengenai hubungan umat beragama menjadi cukup penting dikarenakan mayoritas penduduk kelurahan Tigabinanga yang beragama Kristen Protestan merupakan jemaat GBKP Runggun Tigabinanga. Informan berusia 30 tahun ini berpendidikan terakhir S1 Sarjana Teologia. Sebelum melayani jemaat GBKP runggun Tigabinanga, istri dari seorang pendeta bermarga Barus ini melayani di GBKP Runggun Keriahen yang terletak tidak jauh dari Kelurahan Tigabinanga. Sebelum pindah ke Tigabinanga, informan sudah aktif dalam beberapa kegiatan gereja ataupun kegiatan antar gereja di kelurahan Tigabinanga. Hal ini menjadikan Kelurahan Tigabinanga bukan hal yang asing bagi informan. 6. Cypriano Barasa, 43 Tahun (Pastor Paroki Tigabinanga) Informan adalah salah satu dari beberapa pastor yang melayani jemaat di paroki Tigabinanga. Informan yang berusia 43 tahun ini sudah melayani jemaat katolik di Paroki Tigabinanga selama lebih kurang 3,5 tahun. Pengalaman informan sebelum pindah ke Tigabinanga sudah cukup banyak. Kabupaten 159
14 Labuhan Batu Utara pernah menjadi tempat pelayanan infroman, tepatnya di kota Aek Kanopan. Selain itu infroman juga pernah melayani di Siantar, tepatnya di Nagahuta yang terkenal sebagai tempat retreat. Sebagai pemimpin jemaat informan tentu sudah memahami bagaimana kehidupan umat yang dipimpinnya. Posisinya sebagai pastor Paroki juga membuat informan memiliki pengetahuan mengenai gambaran kehidupan umat beragama di luar kelurahan Tigabinanga. Meskipun informan adalah seorang dengan suku Pakpak, namun pengetahuan informan mengenai budaya masyarakat Karo tidak dapat dipandang sebelah mata. Pandangan dan informasi dari informan diharapkan dapat mewakili pandangan umat Katolik pada umumnya. 7. Defrianti br. Ginting, 33 tahun (Pendeta Gereja Kristen Muria Indonesia di Tigabinanga) Sebagai salah satu gereja dengan aliran Kharismatik, GKMI sudah cukup lama berdiri di Tigabinanga. Dengan jumlah jemaat yang dipimpin sebanyak lebih kurang 60 jemaat, informan berusaha untuk mengembangkan gereja yang ia pimpin. Bermula dari sebuah rumah kecil untuk kegiatan ibadah, informan bersama jemaat saat ini sudah berhasil mendirikan sebuah gedung gereja permanen. Di belakang gedung gereja terdapat sebuah asrama kecil guna tempat kost pelajar yang sekolah di sekitar gereja. Selain masyarakat kelurahan Tigabinanga, jemaat informan juga berasal dari beberapa desa di sekitar seperti desa Kuta Galoh dan Desa Benjire. 160
15 Hidup di tengah masyarakat pendatang yang bersuku Jawa dan beragama Islam, informan memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar. Hal ini terlihat dari interaksi informan yang terjalin sangat baik. Tidak hanya interaksi informan juga kerap mengunjungi rumah warga sekitar dan saling bertukar pikiran. Tentu hal ini dapat menjadi sumber informasi yang baik guna kelngsungan penelitian ini. 8. Iwan Simbolon, 45 tahun (Pendeta Gereja Advent) Dari sisi usia Gereja Advent sudah cukup tua. Berdiri semenjak tahun 1964 kehadiran Gereja Advent menandakan masyarakat kelurahan Tigabinanga yang cukup terbuka terhadap perbedaan denomenasi gereja. Informan yang berusia 45 tahun ini sudah lebih urang 3 tahun melayani jemaat gerjea Advent di Kelurahan Tigabinanga bersama dengan istri Boru Situmorang. Sebelum melayani di Tigabinanga informan terlebih dahulu melayani di Kabupaten Samosir. Selain jemaat di kelurahan Tigabinanga informan juga melayani di beberapa jemaat yang berada di sekitar kelurahan Tigabinanga. Tempat tinggal dan lokasi gereja yang berdampingan dengan masyarakat yang berbeda agama menjadikan pengalaman sehari-hari informan menjadi kajian yang cukup menarik untuk menggambarkan relasi diantara umat beragama. 9. Yanti Br. Sinuhaji, 45 tahun (Pendeta Gereja Segala Bangsa) Gereja Segala Bangsa hadir di Kelurahan Tigabinanga sejak tahun Sempat dua kali berganti tempat ibadah, kegiatan peribadahan saat ini 161
16 diselenggakan di sebuah rumah dekat losd pekan buah Tigabinanga. Meskipun hanya memiliki sedikit jemaat, namun hal ini tidak mengurangi semangat informan untuk menyampaikan pandangannya mengenai hubungan umat beragama di Kelurahan Tigabinanga. Informan yang berusia 45 tahun ini juga memiliki banyak pengalaman dalam melayani jemaat. Melayani cukup lama di Bandung dan melayani di Nias selama hampir delapan tahun menjadikan informan memahami berbgai karateristik jemaat dan fasih dalam beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa Nias. Alasan keluarga lah yang menjadikan informan terdampar di kelurahan Tigabinanga Dengan jumlah jemaat yang masih sedikit, informan berusaha memenuhi kebutuhan gereja dengan menjadi staf di salah satu Credit Union (CU) di Tigabinanga. Sebelumnya informan juga pernah menjadi tata usaha di salah satu SMK Swasta di kelurahan Tigabinanga. Hal ini didukung oleh latar belakangnya yang pernah mengecap pendidikan ekonomi selama menjalani perkuliahan program diploma di Bandung sebelum memutukan untuk menjadi seorang Hamba Tuhan dan mengambil pendidikan Teologia. 10. Vanus Tarigan, 57 tahun (Pendeta Gereja Bethel Indonesia) Gereja Bethel Indonesia yang berada di Tigabinanga adalah salah satu gereja protestan beralian khrismatik yang memiliki cukup banyak jemaat. Hingga saat ini jemaat GBI mencapai lebih kurang 200 jemaat. GBI berdiri sejak tahun 2004 dan sebelum resmi menjadi sebuah gereja terlebih dahulu didirikan Pos PI di 162
17 kelurahan Tigabinanga. Tahun 2017 ini GBI di Tigabinanga sudah berusia sekitar 13 tahun. Pekerjaan sehari-hari informan adalah sebagai pengusaha dan beternak. Informan yang berusia 57 tahun ini memiliki gelar pendeta muda setelah mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan. Di dalam pelayanannya, informan dibantu oleh istri. Sebagai seorang pendeta, Informan akrab dipanggil dengan sebutan Bapak Gembala oleh jemaatnya. 11. Ahmad Fauzi Harahap, 34 tahun (Ustadz Masjid Sabilul Jannah) Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, pimpinan jamaah umat Islam yang sudah cukup lama menetap di Tigabinanga adalah Ustadz Fauzi. Informan sudah menetap di Kelurahan Tigabinanga sekitar empat tahun lamanya. Informan berusia 34 tahun ini dikenal cukup ramah oleh masyarakat. Hal ini terlihat sewaktu peneliti bertanya kepada masyarakat kelurahan Tigabinanga siapa tokoh agama Islam yang layak untuk diwawancarai. Kebanyakan menyebut nama Ustadz Fauzi. Hal ini sudah dibuktikan oleh peneliti sendiri saat menyambangi kediaman informan dan mewawancarainya. Meskipun informan bukan warga asli Tigabinanga namun informan cukup fasih berbahasa Karo dan lebih kurang paham mengenai adat dan budaya masyarakat Tigabinnanga ataupun suku Karo. Pengalaman informan dalam berdakwah dan menjadi penceramah di kalangan masyarakat beragama Islam di wilayah Tigabinanga sudah cukup banyak. Tidak hanya di Kelurahan Tigabinanga, informan juga sering diundang ataupun didatangkan oleh umat 163
18 Muslim yang berada di kecamatan lain di sekitar Tigabinanga mulai dari Kecamatan Juhar, Kecamatan Munte hingga Kecamatan Lau Baleng untuk menjadi penceramah. Dengan pengalaman dan berbagai kegiatan yang telah dilakukan, pandangan dan informasi dari informan kiranya dapat dijadikan rujukan mewakili umat Islam yang berada di Kelurahan Tigabinanga. 12. Ardi Ritonga, 27 tahun (Ustadz Masjid Sirajul Huda) Informan adalah seorang Ustadz yang masih muda berusia 27 tahun. Selain menjadi pimpinan jamaah, informan juga adalah seorang penanggung jawab Pondok Pesanteren Sirajul Huda yang berada di dalam satu kompleks dengan Masjid Sirajul Huda. Pondok Pesantren (Ponpes) Sirajul Huda merupakan Ponpes pertama dan satu-satunya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Karo. Meskipun masih muda namun informan sudah cukup banyak mengetahui bagaimana kehidupan umat beragama di Kelurahan Tigabinanga. Informan yang berkampung halaman di daerah Tapanuli ini sudah bermukim selama lebih kurang dua tahun. Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Hukum Islam dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). 13. Elia Tarigan, 34 tahun (Pendeta Gereja Kristen Filadelfia Indonesia) Informan adalah seorang pimpinan gereja yang merintis pelayanannya di Kelurahan Tigabinanga mulai tahun Sempat beberapa kali berpindah tempat ibadah, saat ini gedung gereja baru sudah berdiri secara permanen berdekatan dengan gereja GKMI dan gereja Advent. Jemaat yang informan pimpin lebih 164
19 kurang sekitar 100 orang dengan berbagai macam latar belakang suku seperti Karo, Batak Toba, dan Nias. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang baik mengingat relasi diantara umat beragama tidak dapat dilepaskan dari identitas kesukuan masyarakat. Informan yang berusia 34 tahun ini melakukan pelayanan hingga ke Kecamatan Munte. Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Teologia dari sebuah Sekolah Tinggi Teologia di Medan. Lokasi gedung gereja dan tempat tinggal informan yang berada di tengah-tengah masyarakat Muslim menjadikan hubungan informan dengan masyarakat Tigabinanga yang beragama Islam terjalin sangat baik. Hal ini tentu menjadi hal yang menarik untuk dibahas dan dikaji dalam penelitian ini. 14. Abner Sembiring, 57 tahun (Pendeta Gereja Protestan di Indonesia) Salah satu gereja yang sudah cukup tua keberadaannya di Kelurahan Tigabinanga adalah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Sempat beberapa kali berganti lokasi tempat ibadah, gereja yang mulai berdiri sejak tahun 1988 ini sudah berdiri permanen di Jalan Ruam dekat Simpang Empat Tigabinanga. Jika dilihat dari lamanya tinggal di kelurahan Tigabinanga, dari semua pemuka agama yang menjadi informan penelitian ini, maka informan AS lah yang menjadi informan tertua diantara pemuka agama lainnya. Hal ini tentu sangat penting guna melihat bagaimana pengalaman informan dalam memimpin jemaat dan menjalani hubungan dengan masyarakat yang berbeda agama. 165
20 Bisa dikatakan GPdI Tigabinanga menjadi gereja yang mengalami perkembangan cukup pesat. Jemaat yang ada sempat mencapai ratusan orang dan berasal dari berbagai desa di sekitaran Kelurahan Tigabinanga. hingga akhirnya sebagian jemaat memisahkan diri dan membangun gereja GPdI yang baru di desanya masing-masing. Informan yang beristrikan beru Ginting ini memiliki anak yang juga mengikuti jejak informan sebagai hamba Tuhan. Hingga tahun 2017 ini keberadaan GPdI sudah hadir selama hampir 30 tahun. Informan Tambahan: 14. Purba Karo-karo (Pertua Emeritus GBKP Runggun Tigabinanga) Informan adalah seorang yang telah lama mengabdi di gereja khususnya GBKP Runggun Tigabinanga. Pekerjaan sehari-hari indorman berusia 64 tahun ini adalah sebagai wiraswasta dan bertani. Oleh karena itu sedikit banyak informasi mengenai sejarah gereja di Tigabinanga dapat diperoleh dari informan. 15. Njayam Sebayang (Pertua Emeritus GBKP Runggun Tigabinanga) Sebagai salah satu jemaat mula-mula GBKP runggun Tigabinanga yang notabenenya adalah gereja pertama di kelurahan Tigabianbga, informan merupakan sosok yang tepat untuk dimintai keterangan mengenai sejarah gereja GBKP maupun sejarah mula-mula masyarakat memeluk agama Kriten Protestan. Informan yang sudah berusai 84 tahun ini masih cukup sehat dan kuat dalam menjalani aktifitasnya sehari-hri. Bahkan wawancara dengan informan dilakukan di ladang dan informan sedang bekerja di ladang. Infroman merupakan salah satu jemaat yang mengingat sejarah bagaimana agama Kristen Protestan masuk ke kelurahan Tigabinanga. Informan yang berlatar 166
21 belakang pendidikan sampai SMP ini juga masih mendapatkan pengajaran akan teologi kristen dari pendeta pertama yang hadir di keluarahan Tigabinanga. 167
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat
Lebih terperinciBAB II. IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk. 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba
BAB II IDENTIFIKASI GEREJA KATOLIk 2.1 Sejarah Berdirinya Gereja Katolik Santo Diego Martoba Pada tahun 1952 penduduk km 9 dan 10 yang sebahagian besar berasal dari toba samosir dan janjiraja yang beragama
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,
Lebih terperinciB A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau
Lebih terperinciJumlah % 1 < Jumlah Jlh % jlh %
Jumlah Keseluruhan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % 1 laki-laki 14918 50 2 Perempuan 14971 50 Jumlah 29889 100 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia Jlh % 1 < 20 70 47 2 20-39
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR : 57/PDT/2015/PT-MDN.
P U T U S A N NOMOR : 57/PDT/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner
Lampiran 1 Kuesioner Petunjuk Pengisian: Data-data yang Saudara isi ini akan digunakan untuk penelitian dalam bidang kebahasaan, untuk itu Saudara dimohon mengisi semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Desa Tajau Pecah Desa Tajau Pecah adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Desa yang berpenduduk laki-laki
Lebih terperinciGereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA _ Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) Oleh : Ruth Dwi Rimina br Ginting 712007058
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki ciri khas yang menjadi identitas bagi mereka. Cimpa, terites, tasak telu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya dengan suku lain. Ciri khas inilah yang akan membentuk identitas suatu suku bangsa. Identitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RW 01. Kelurahan Simpang Empat Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru. Luas wilayah
BAB II TINJAUAN UMUM RW 01 A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Daerah RW 01 merupakan salah satu RW dari lima RW yang berada dalam kawasan Kelurahan Simpang Empat Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beragam budaya dan ragam bahasa daerah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan
BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN 2.1. Letak dan Lokasi Desa Bangun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jarak Desa Bangun ke Ibukota kecamatan sekitar 7 km,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan
20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah
10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung
Lebih terperinciBAB III SISTEM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO
BAB III SISTEM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO Latar Belakang Objek Luas dan Batas Wilayah Desa Rumah Berastagi adalah salah satu desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tasik Putri Puyu Kecamatan Tasik Putri Puyu merupakan Kecamatan yang dibentuk pada tanggal 24 juli tahun 2012. Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan penduduk
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang
LAMPIRAN 98 Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI Hari/Tanggal Observasi : Tempat : No Aspek yang diamati Keterangan 1 Lokasi 2 Kehidupan sosial masyarakat 3 Interaksi antar warga 4 Keterlibatan warga masyarakat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS
13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman atas dasar suku (etnis), adat istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Masyarakat etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang berpotensi, dan yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada LU dan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak dan Kondisi Geografis Penelitian ini dilakukan di desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa Bandar Baru berada pada 45 14-6 18
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk
BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN A. Geografis dan Demografis Desa bantan air merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja
13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan
Lebih terperinciBAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI. penggunaan musik tiup dan faktor- faktor yang melatar-belakangi penerimaan dan
BAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI Pada bab ini dimulai dengan penjelasan singkat mengenai kondisi geografis desa Surbakti yang kemudian dilanjutkan dengan latar belakang sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki sekitar 500-an suku bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik, agama dan ras yang hidup
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.
11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI
33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk membangun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya yang meliputi jasmani-rohani dan duniawi-ukhrawi. Pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan
14 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. LetakGeografisdanDemografis KecamatanTampankotaPekanbaruadalahsalahsatudari 12 Kecamatan yang ada di kotapekanbaru, yang padamulanyamerupakanwilayahdarikabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya
Lebih terperinciINTERVIEW GUIDE KUESIONER UNTUK PENGURUS FKUB KOTA MEDAN PROFIL RESPONDEN
LAMPIRAN INTERVIEW GUIDE KUESIONER UNTUK PENGURUS FKUB KOTA MEDAN PENGANTAR Penelitian dengan judul Peran FKUB dalam menciptakan kerukunan umat beragama di Kota Medan ini dilaksanakan murni untuk penelitian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari
Lebih terperincijabatan di struktur Pemko Pematangsiantar? 6. Dan mengapa etnis lainnya seperti Mandailing, Nias dan lain-lain sedikit menduduki
Pedoman Wawancara: 1. Bagaimana penilaian Anda terhadap perkembangan politik di Kota Pematangsiantar? 2. Bagaimana penilaian Anda terhadap kondisi politik di Kota Pematangsiantar ditengah keberagaman etnis
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,
35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan penduduk yang berdasarkan suku bangsa, budaya, ras dan agama. Kemajemukan yang ada pada bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan adalahsalah satu dari 12 Kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari
15 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA BANDAR TENGAH
BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANDAR TENGAH II.1 Gambaran Umum Desa Bandar Tengah II.1.1 Sejarah Desa Bandar Tengah Desa Bandar Tengah merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan
Lebih terperinciBAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN
BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN 2.1 Deskripsi Masyarakat Batak Toba di Kota Medan 2.1.1 Etnografi Kota Medan Kota Medan merupakan ibukota provinsi
Lebih terperinciBAB I. diperhitungkan berdasarkan garis keturunan laki-laki, artinya laki-lakilah yang. menjadi patokan dalam penghitungan garis keturunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditinjau dari aspek-aspek kesamaan atau kemiripan dari berbagai kebudayaan yang dimiliki etnis Pakpak merupakan sub etnis Batak, seperti adanya kesamaan struktur sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara universal (tanpa dipandang suku, etnis, stratifikasi sosial maupun agamanya) merupakan salah satu makhluk Tuhan yang paling sempurna di muka bumi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan
BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG A. Letak dan Sejarah Desa. Letak Desa Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatea Selatan. Luas areal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU
BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU Pluralisme adalah sebuah realitas sosial yang siapapun tidak mungkin memungkirinya, kehidupan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tampan Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah merupakan salah satu Kecamatan yang berbentuk berdasarkan PP.No.19 Tahun 1987, tentang perubahan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan
Lebih terperinciBAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN. A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar
BAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar Nasional Adapun bentuk kerukunan umat beragama Islam dan umat beragama
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN. Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km 2 dengan
BAB DESKRPS KECAMATAN RANTAU SELATAN. Kondisi Geografis Kecamatan Rantau Selatan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah, km dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merupakan salah satu forum yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama dan Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan menjadi identitasnya masing-masing. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan di Indonesia pluralitas agama merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dipungkiri oleh siapapun. Di negeri ini semua orang memiliki kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara dua jenis manusia, tetapi hubungan yang masing-masing mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan bukanlah sekedar ritus untuk mengabsahkan hubungan seksual antara dua jenis manusia, tetapi hubungan yang masing-masing mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KECAMATAN TIGABINANGA. Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 160,38 km 2
BAB II DESKRIPSI KECAMATAN TIGABINANGA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Tiga Binaga adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 160,38 km 2 dengan jumlah
Lebih terperinciUndang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Profil Kabupaten Karo Medan April 2012.
Undang-Undang No.22/2007 tentang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Undang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dokumen Profil Kabupaten Karo Medan April 2012. Jadwal dan Lokasi Kampanye Rapat
Lebih terperinciRANCANGAN INSTRUMEN SURVEY LAPANGAN 1 PASIS SESKOAD TAHUN 2004 BIDANG SOSIAL BUDAYA A. Kependudukan/Demografi
RANCANGAN INSTRUMEN SURVEY LAPANGAN 1 PASIS SESKOAD TAHUN 2004 BIDANG SOSIAL BUDAYA A. Kependudukan/Demografi 1. Sumber data: Primer : Biro statistik Daerah, BAPEDA, Departemen Agama Sekunder: Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Indonesia umumnya adalah masyarakat patrilineal. Patrilineal adalah kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Kondisi Umum Kota Medan Perkembangan Kota Medan sebagai kota metropolitan sekaligus kota paling maju di Pulau Sumatera berbanding lurus dengan gerak laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Tarutung merupakan salah satu kota wisata rohani bagi pemeluk agama Kristen. Daerah yang dulunya dikenal dengan nama Silindung ini merupakan sebuah lembah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan suatu kenyataan
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terdiri dari beranekaragam etnis, agama, dan kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak ternilai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Koto Tuo Barat adalah Desa yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Multikulturalisme dan pluralisme adalah esensi Bhineka Tunggal Ika yaitu keragaman dalam kesatuan yang mana memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI. Kebanyakan dari masyarakat Desa Mayang Pongkai pada dasarnya adalah
18 BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI A. Sejarah Desa Mayang Pongkai Desa Mayang Pongkai merupakan salah satu Desa Transimigrasi yang berada di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar Provinsi
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.
23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna 1. Geografis Desa Balam Sempurna Desa Balam Sempurna merupakan salah satu Desa dari sekian banyak desa yang ada di
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL KELUARGA POLIGAMI SUKU KARO
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK INTERAKSI SOSIAL KELUARGA POLIGAMI SUKU KARO (Studi Kasus di Desa Kutarakyat, Kec. Naman) SKRIPSI Oleh: ROSALINA LANASARI SEMBIRING 030901041
Lebih terperinciAngket Penelitian. I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki. b. Perempuan. 4. Etnis : a.
Angket Penelitian I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 4. Etnis : a. Cina b. Karo c. India 5. Agama : a. Islam b. Protestan c. Katolik
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II.1 Deskripsi Kecamatan Medan Helvetia II. 1. 1 Keadaan Geografis Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan, memiliki
Lebih terperinciPENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014
PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
Lebih terperinciUKDW BAB I. (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia di tengah keberagamannya menganut falsafah Bhinneka Tunggal Ika. 1 Prinsip ini mengandung makna dan nilai yang sangat dalam serta luas bagi pengembangan
Lebih terperinci