BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah
|
|
- Ratna Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu landasan teoritis yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Landasan teoritis dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai konsepkonsep yang digunakan peneliti sebagai pedoman penelitian di lapangan dan untuk menganalisis masalah. Penulis akan menjelaskan konsep, variabel dan definisi konsep masalah penelitian yang dihadapi peneliti. 2.1 Kewirausahaan Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat,ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam memwujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreaktif. Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan Entrepreneurship, dapat diartikan sebagai the backbone of economy, yang adalah syaraf pusat perekonomian atau bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menurut Thomas W Zimmerer, kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yanag dihadapi sehari-hari, kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian
2 dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Menurut Suryana (2003 : 1) juga menguraikan bahwakewirausahaan adalah kemampuan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Winarto (2004 : 2-3) Entrepeneurship (kewirausahaan) adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat. Dalam Alma (2007:33) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu, kegiatan dan modal, risiko untuk menerima balas jasa,kepuasan, serta kebebasan pribadi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang di maksud dengan kewirausahaan dalam kesimpulan ini adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreaktif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan saisat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup Fakto-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan Menurut Kasmir (2011:38) faktor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan yaitu : 1. Faktor keluarga pengusaha Pengusaha yang melalui usaha karena keluarga cukup banyak di temui artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki usaha sebelumnya. 2. Sengaja terjun menjadi pengusaha Seseorang dengan sengaja mendirikan usaha biasanya belajar dari kesuksesan orang lain dan mengikuti contoh dari pengusaha yang ada, dengan mencari modal atau bermitra dengan orang lain. 3. Kerja sampingan Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjua atau memproduksi sesuatu dengan skala kecil untuk mengisi waktu luang.
3 4. Coba-coba Usaha ini dilakukan ketika belum memiliki pengalaman, mereka kesulitan mencari perkerjaan dan terkena PHK.Namun tidak sedikit usaha yang dilakukan dengan cobacoba memperoleh kesuksesan. 5. Terpaksa Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena keterpaksaan.mereka biasanya membuka usaha karena kehilangan perkerjaan atau menganggur. Menurut M. Hani (2010:29) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kewirausahaan, yaitu : a. Situasi pasar (lokasi bisnis) Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam membuka usaha.lakukan analisis kebutuhan disuatu tempat atau area agar dapat menentukan usaha apa yang di buka. Ada usaha yang cocok di buka di suatu tempat tetapi tidak cocok di tempat lain. b. Modal Ini yang harus disiapkan dalam berwirausaha. Modal awal dapat berawal dari gaji yang disisihkan, atau sumber lain misalnya dari keluarga, pinjaman bank dan sebagainya. c. Strategi bisnis dan promosi Jika modal telah disiapkan dan lokasi telah didapat, maka selanjutnya pelajari strategi binisnya supaya binis tersebut dapat berkembang dan maju. d. Keberanian mengambil resiko Didalam dunia wirausaha, resiko kerugian dapat terjadi tetapi dapat diatasi denganke hati-hatian dalam mengambil keputusan kejelian inovasi produk dan kreativitas dalam pemasaran.
4 e. Menjalin jaringan bisnis. f. Matangkan siap mental. Sikap mental merupakan persyaratan utama untuk menjadi pengusaha sukses.sikap mental yang dimaksud adalah tidak banyak berharap, menghilangkan rasa takut dan mengubah pola pikir Motivasi Berwirausaha Motivasi Motivasi mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan berwirausaha.motivasi adalah kemuan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah dorongan, kebutuhan, keinginan, dorongan atau implus.motivasi tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan terbesarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat mungkin saja berkurang apabila telah mencapai kepuasan atau mengalami kegagalan ( Alma, 2005). Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI), motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat menyebabkan orang atau kelompok orang tertentu tergerak mencapai tujuan yang dikehendakinya dengan perbuatannya. Motivasi menurut Robbins yang dikutip oleh Darpujiyanto (2011 : 66) merupakan suatu proses yang menyebabkan intensitas individu, dalam usaha mengarakan terus menerus untuk mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald dan Hamalik (2004 : 158), yang dimaksud motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
5 Menurut Hamalik (2004 : 161), mengungkapkan bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan, dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi fungsi motivasi meliputi: a. Mendorong timbulnya kelakuan b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Sedangkan menurut Wojosumidjo yang dikutip oleh Darpujiyanto (2011 : 66) menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang diakibatkan oleh faktor-faktor dari dalam (intristik) dan dari luar (ekstristik). Faktor dari dalam seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, sedangkan faktor dari luar seseorang dapat berupa pengaruh pimpinan kolega atau faktor lain yang sangat kompleks.menurut Sardiman (2005 : 89) motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang aktif yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif fungsinya karena rangsangan dari luar. Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai daya dorong atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Winardi yang dikutip oleh Amri ( 2010:14) menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
6 Selanjutnya, ia menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain : a. Kebutuhan pribadi b. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan c. Dengan cara apa kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terrealisasi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang di maksud dengan motivasi dalam penelitian ini adalah suatu dorongan atau keinginan seseorang didalam melakukan suatu keinginan atau usaha demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada penelitian ini yang dimaksud motivasi adalah dorongan atau keinginan mahasiswa melakukan proses berwirausaha untuk tercapainya tujuan, motivasi tersebut di dorong oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik. ( Fungsi Motivasi Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah kegiatan begitu saja terjadi, tetapi ada faktor yang mendorong yang disebut motivasi. Menurut Ngalim Purwanto (2007:70-71) fungsi motivasi meliputi : 1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak 2. Menentukan arah kegiatan 3. Menyeleksi perbuatan Menurut Tatik Widiyanti (2005:13) ada tiga fungsi motivasi antara lain : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
7 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut Teori Motivasi Teori Insentif. Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentifbisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar. Dorongan Bilogis. Maaf, yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda.Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup. Hirarki Kebutuhan Maslow merupakan teori motivasi yang paling popular. Maslow membuat urutan kebutuhan manusia, dengan asumsi bahasa kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya, dan kebutuhan seseorang merupakan hirarki berdasarkan kepentingannya. Hirarki tersebut terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu : 1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
8 2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup. 3. Kebutuhan akan rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai. 4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. 5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,skill, dan potensi. Kebutuhan aktualisasi diri disini dalam arti tersedianya kesempatan seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Keluarga Menurut Alex Sobur (2003: ) Keluarga merupakan kelompok sosial pertamatama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. ( kewirausahaan-terhadap-minat-berwirausaha-siswa-kelas-3-smk.html) Menurut Slameto (2003:60-64) Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktorfaktor yang terkandung dalam keluarga menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut : a. Cara orang tua mendidik b. Relasi antar keluarga
9 c. Suasana rumah d. Keadaan ekonomi keluarga e. Pengertian keluarga Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan maka yang di maksud dengan keluarga dalam penelitian ini adalah kelompok sosial pertama dalam kehidupan seseorang tempat dimana ia belajar dan mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan sesuatu Pengertian Dukungan Keluarga Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb dalam Zaenuddin (2002), yaitu informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, Cabb dalam Zaenuddin (2002), mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok. Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan maka yang dimaksud dengan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha dalam penelitian ini adalah Dorongan berbentuk motivasi, pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa dalam menjadi wirausaha.
10 2.3.3 Bentuk Dukungan Keluarga yaitu: Menurut Kuncoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari empat macam dukungan 1. Dukungan penghargaan (Appraisal Support) Merupakan suatu dukungan sosial yang berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi terkait dimana pernah berjasa atas kemampuannya dan keahliannya maka mendapatkan suatu perhatian yang khusus. 2. Dukungan materi (Tangible Assistance) Adalah dapat berupa servis (pelayanan), bantuan keuangan dan pemberian barang-barang. Pemberian dukungan materi dapat dicontohkan dalam sebuah keluarga atau persahabatan. 3. Dukungan informasi (Information Support) Merupakan dukungan yang berupa pemberian informasi, saran dan umpan balik tentang bagaimana seseorang untuk mengenal dan mengatasi masalahnya dengan lebih mudah. 4. Dukungan emosional (Emosional Support) Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.merupakan dukungan emosional yang mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya penegasan, reward, pujian, dan sebagainya. 2.4 Minat Berwirausaha Pengertian Minat Berwirausaha Menurut Winkel (2004:650), minat yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
11 Menurut Crow & Crow dalam H.Djaali (2008:121), mengatakan minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. ( Crow & Crow dalam Yuwono dkk (2008) menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu: a. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu. b. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya. c. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya. Gurbuz dan Aykol mengemukakan bahwa minat berwirausaha adalah kerelaan seseorang untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, atau dengan kata lain menjadi pekerja mandiri. Selanjutnya minat berwirausaha juga dapat digambarkan sebagai penilaian seseorang mengenai kemungkinan untuk memiliki bisnis sendiri (Christina:2011). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha dalam penelitian ini adalah dorongan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini melakukan kegiatan berwirausaha Faktor faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha Menurut David C. McClelland (2006:62), mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
12 internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan atau kompetensi dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Menurut Ibnoe Soedjono yang dikutip oleh suryana (2006:62) karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada maka dimensi kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang. Berdasarkan uraian tersebut terdapat penggabungan kedua pendapat yang sesuai maka dapat disimpulkan bahwa bagian atau komponen berwirausaha terdiri dari kognitif, emosi (perasaan), dan konasi atau kehendak. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. 1). Faktor Intrinsik Faktor intrinsik adalah faktor faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor - faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha antara lain karena motif berprestasi, harga diri, dan perasaan senang. a. Motif Berprestasi Motif berprestasi adalah keinginan untuk dapat menjadi orang yang lebih baik dari orang lain. Motif berprestasi menjadi motivasi seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. b. Harga diri Harga diri merupakan kebutuhan perkembangan (termasuk kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow) dengan berwirausaha diharapkan dapat meningkatkan harga diri karena tidak lagi tergantung pada orang lain. Hal ini yang dapat mendorong seseorang untuk berwirausaha.
13 c. Faktor Senang Perasaan senang terhadap sesuatu misalnya senang mencoba resep makanan maka dengan kesenangan ini akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha misalnya mendirikan warung makan. 2). Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul karena rangsangan atau dorngan dari luar diri individu atau lingkungan. Faktor faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan peluang. a. Keluarga Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Anak harus diajarkan untuk memotivasi diri untuk berkerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan. Salah satu unsur kepribdian adalah minat. Minat Berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pemgaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat juga mempunyai peran dalam mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, sebagai contoh seseorang yang mempunyai baground teknik boga yang bergaul dengan chief atau pengusaha jasa boga akan menimbulkan minat untuk berwirausaha seperti mendirikan restoran sendiri. c. Peluang Peluang yang ada dihadapan seseorang untuk menjadi sukses bagi orang yang mempunyai semangat untuk maju sebenarnya banyak, tergantung bagaimana individu tersebut dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meraih sukses.
14 Salah satu peluang untuk menjadi orang yang berhasil adalah dengan cara berwirausaha. d. Pendidikan Pengetahuan yang didapatkan selama di bangku sekolah khususnya sekolah juga menengah kejuruan, maupun praktek lapangan dapat dijadikan modal dalam memulai berwirausaha. Menurut Yatmi Purwanti (2008:23), minat yang dimiliki seseorang pada dasarnya dipengaruhi dua faktor yaitu : 1). Faktor intrinsik atau faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan yang merupakan keinginan dari dalam diri individu 2) Faktor ekstrinsik atau faktor dari luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat atau lingkungan. Jadi ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang yang pertama adalah faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri sendiri, faktor ini merupakan faktor alami yang dimiliki oleh seseorang. Disebut faktor alami karena timbul dari dalam diri tanpa pengaruh dari luar. Faktor ini meliputi perhatian, perasaan senang, keinginan. Kedua adalah faktor ekstrinsik atau faktor dari luar, faktor ini antara lain timbul karena keluarga, di dalam keluarga terjadi proses pendidikan yang pertama dan utama. Berdasarkan faktor keluarga ini akan menimbulkan rasa tanggungjawab untuk mengangkat perekonomian keluarga menjadi lebih baik, sehingga timbul suatu minat untuk melakukan sesuatu. Orang tua pasti menginginkan anaknya untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Sekolah juga berperan dalam mempengaruhi timbulnya minat karena dengan didukung oleh pengetahuan yang dipelajari di sekolah, seorang siswa
15 berminat untuk mengembangkan pengetahuan tersebut supaya hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat atau lingkungan juga mempengaruhi timbulnya minat, masyarakat atau lingkungan memberikan informasi atau memberikan contoh bagi siapa saja yang ingin mengetahui dan berkeinginan untuk melakukannya. 2.5 Sumber Daya Manusia Menurut Nawawi (2001) Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil,tenaga kerja, pekerja atau karyawan. Menurut Hasibuan (2000: 10) Sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. ( Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka yang dimaksud dengan Sumber daya manusia dalam penelitian ini adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk bekerja dalam suatu organisasi. 2.6 Kerangka Dasar Penelitian Dalam kerangka dasar penelitian akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah motivasi siswa untuk berwirausaha diberi notasi (X1), dan dukungan keluarga diberi notasi (X2). Variabel bebas atau variabel independen yang diberi notasi (X) menurut Sugiyono (2008:61) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan perubahanya atau timbunya variabel dependen.
16 Variabel dependen atau variable terikat (Y) menurut Sugiyono (2008:61) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat minat berwirausaha siswa diberi notasi (Y) dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah minat berwirausaha Definisi operasional Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Motivasi Siswa berwirausaha (X1) Motivasi siswa apabila dorongan dari dalam diri yang mendorong siswa untuk berwirausaha dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: Tinggi jika : Berbagai pengalaman latihan berwirausaha saya peroleh, setelah saya lulus sekolah saya akan segera membuka usaha sendiri diberi skor 3. Sedang : Berbagai pengalaman latihan berwirausaha saya peroleh, setelah saya lulus sekolah saya akan segera membuka usaha sendiri skor 2. Rendah jika : Berbagai pengalaman latihan berwirausaha saya peroleh, setelah saya lulus sekolah saya akan segera membuka usaha sendiri diberi skor 1. b. Dukungan keluarga (X2) Dukungan keluarga adalah Dorongan berbentuk motivasi, pengarahan, dan dukungan yang nyata berbentuk materi atau permodalan yang tinggi untuk berwirausaha dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk siswa menjadi wirausaha. Dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha Siswa dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
17 Tinggi : Keluarga program wirausaha yang akan saya kembangkan mendapatkan dukungan permodalan yang memadai dari keluarga, diberi skor 3. Sedang : Keluarga program wirausaha yang akan saya kembangkan mendapatkan dukungan permodalan yang memadai dari keluarga,diberi skor 2. Rendah : Keluarga program wirausaha yang akan saya kembangkan mendapatkan dukungan permodalan yang memadai dari keluarga, diberi skor 1. Skala pengukuran variabel-variabel motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan (2003:34) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. c. Minat berwirausaha (Y) Minat berwirausaha adalah dorongan atau keinginan pada siswa SMA Negeri 1 Salatiga untuk melakukan kegiatan berwirausaha.dalam penelitian ini minat berwirausaha pada siswa akan tinggi bila motivasi dari siswa untuk berwirausaha dan dukungan dari keluarga tinggi, atau sebaliknya minat berwirausaha pada siswa rendah terjadi bila motivasi siswa untuk berwirausaha rendah atau siswa tidak ingin menjadi wirausaha dan dukungan dari keluarga siswa juga rendah.
18 Minat berwirausaha pada siswa tidak akan tercipta tanpa adanya motivasi dan dukungan dari faktor intern atau siswa itu sendiri dan faktor ekstern yang paling utama adalah keluarga. Karena yang paling utama dalam berwirausaha adalah adanya kemauan, kemauan itu hanya dapat tercipta dari dalam diri siswa dan peran orang tua adalah meberikan pengarahan dan dukungan kepada siswa agar siswa berminat menjandi seorang wirausaha. Berdasarkan pemikiran tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada siswa dapat ditujukan dalam model hipotetis sebagai berikut: Motivasi siswa (X1) Minat Berwirausaha (Y) Dukungan keluarga (X2) Gambar 1. Model kerangka penelitian hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha Keterangan : X1 = Motivasi Siswa. X2 = Dukungan Keluarga. Y = Minat Berwirausaha (Y) =Hubungan asosiatif
19 Berdasarkan model hipotetis tersebut hubungan variabel independen yang diberi notasi (X) dan variabel dependen yang diberi notasi (Y) menggunakan model hubungan asosiatif atau kovariasional. Menurut W.Gulö (2010:66) model ini terdapat diantara dua variabel yang sama-sama ordinal, atau sama-sama interval, atau sama-sama ratio, atau salah satu adalah ordinal dan interval.hubungan asosiatif artinya berubah bersama, jika variabel X berubah naik maka variabel Y juga naik.hubungan asosiatif ini bukanlah hubungan sebab akibat tetapi hanya menunjukan bahwa keduanya sama-sama berubah. Tabel 2.1 Tabel Skala pengukuran N Variabel Skala Pengukuran o. Nominal Ordin Interva Rasio al l 1. Motivasi siswa untuk berwirausaha 2. Dukungan keluarga 3. Minat Berwirausah 2.7 Hipotetis Penelitian Hipotetis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008: 96). Mengenai rumusan hipotesis tentang hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMA Negeri 1 Salatiga, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
20 Hipotetis kerja 1 Minat berwirausaha siswa SMA Negeri 1 Salatiga adalah sedang atau sebesar 66,66%. Artinya motivasi berwirausaha dan dukungan dari keluarga sedang, sehingga minat berwirausaha Siswa SMA Negeri 1 Salatiga juga sedang. Hipotetis Statistik H0 = 0,66 H1 0,66 Hipotesis kerja 2: Terdapat hubungan positif antara motivasi siswa berwirausaha terhadap minat berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga, artinya makin tinggi motivasi siswa berwirausaha maka minat berwirausaha siswa semakin tinggi. Hipotetis Statistik H0 : ρx.1.y = 0 H1 : ρx.1.y > 0 Hipotetis 3 : Terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga, artinya makin tingginya dukungan keluarga maka minat siswa berwirausaha semakin tinggi. Hipotetis Statistik H0 : ρx.2.y = 0
21 H1 : ρx.2.y > Hasil Penilitian yang Terdahulu Penelitan yang terdahulu adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap variabel terikat.seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Sumarni pada tahun Judul : Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Negeri 2 Semarang. Masalah :Terdapat siswa lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai bidangnya, namun tidak menjadi wirausaha padahal di SMK terdapat mata pelajaran kewirausahaan. Hasil penelitian : Hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil diketahui bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata diklat kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang. Besarnya pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha sebesar 29,7%, sedangkan pengaruh lingkungan keluarga sebesar 30,9%. Secara simultan ada pengaruh konsep diri, prestasi belajar kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha yaitu sebesar 25,4%. Kesimpulan : Menunjukan bahwa konsep diri dan lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, namun tidak prestasi belajar mata diklat kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Semarang.
BAB II LANDASAN TEORI. adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20). mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru.
Lebih terperinci2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciKonsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7
Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :
II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Keluarga 1. Definisi Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi bagian dari jaringan sosial yang didalamnya tiap anggotanya saling mendukung (
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK
FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK Lily Indriani Email: lily.indriani99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan hidupnya. Umar, (2005 : 34) menyatakan bahwa Gaji
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Gaji Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA a. Hasil Belajar Hasil Belajar adalah suatu proses atau usaha yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus
Lebih terperinciDEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan
MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan
Lebih terperinciBelajar Investasi Masa Depan * Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Masa depan.
Belajar Investasi Masa Depan * Oleh: Ibrahim Chalid** Abstrak Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (Zimmerer dalam Kasmir, 2006:16) menciptakan sesuatu yang baru dengan cara yang kreatif dan inovatif
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran suatu negara bisa dinilai dari kemampuan negara tersebut untuk menghasilkan barang dan jasa yang berguna dan mendistribusikannya ke seluruh penduduk.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motivasi Belajar 2.1.1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak
12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sedang mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Dalam menghadapi kehidupan serba modern dengan teknologi yang canggih, peranan karyawan sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unit organisasi sangat dibutuhkan
Lebih terperinciA. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Tentunya fenomena ini menjadi sesuatu yang harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Motivasi dan Kebutuhan 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Motivasi Perawat 1. Definisi Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2004) mengemukakan, motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan pendidikan pada level mikro adalah mengenai hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Kerja Masalah lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang sangat penting. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran operasi perusahaan. Salah satu cara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Minat Berwirausaha. didasarkan atas disiplin keilmuan dan pandangan masing-masing. Diantara
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Berwirausaha 1. Pengertian minat Minat telah didefinisikan secara berbeda oleh para ahli, tetapi semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama, karena dimaklumi bersama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
5 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Fasilitas Belajar Penelitian ini fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Lebih terperincibudaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Seberapa jauh kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna baik secara jasmani maupun rohani. Kesempurnaan inilah yang dapat digunakan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut Maslow (dalam Robbins, 1998) kebutuhan manusia dibagi menjadi lima bagian, yakni kebutuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011:839), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN WIRAUSAHA BERBASIS KEAHLIAN DAN TEKNOLOGI (STUDI PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS LAMPUNG) Oleh Dewi Ayu Hidayati *), Puji Lestari Ningsih **) *) Staf Pengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
Lebih terperinciPENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi
PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari karyawan yang berkualitas untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam sebuah perusahaan motivasi merupakan
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN
UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN A. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!. 01. Saat kita merasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 1. Belajar Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesiapan Kesiapan menurut kamus psikologi adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu (Chaplin, 2006,
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Deskripsi Konsep 2.1.1. Pengertian Upah Pungut Upah pungut menurut Muljani (2002) merupakan salah satu faktor yang memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dan terus berusaha
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kepemimpinan Efektif 2.1.1 Perilaku Purwanto (1998) mendefinisikan perilaku sebagai penyesuaian diri dari adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2009:1) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi perencanaan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya
Lebih terperinciPENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009 PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR Muh. Yusuf
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Stres Kerja Menurut Robbins (2007 : 368), stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas
BAB II KAJIAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Sejarah self efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Bandura dalam pembelajaran sosial, dimana self efficacy merupakan turunan dari teori
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA.1
16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi
Lebih terperinciMotif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
M o t i f Motive motion Gerakan; sesuatu yang bergerak; menunjuk pada gerakan manusia sebagai tingkah laku. Rangsangan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Keadaan dalam diri subyek yang mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai suatu wadah dalam menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Aktualisasi Diri Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian
Faktor internal : Perasaan Kebutuhan ragu dan takut dasar mengungkapkan manusia menurut potensi Maslow diriyaitu : Ketidaktahuan Fisiologis potensi Dukungan diri. informasional Faktor Eksternal Rasa aman
Lebih terperinci1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan usaha pun semakin kian berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan produk-produk serupa
Lebih terperinciKONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D 1. Dwi Putri Esthirahayu ( 105030201111006 ) 2. Shella Ekawati L ( 105030200111015 ) 3. Rizkya Haerani ( 105030201111001 ) 4. Nela
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Motif Berprestasi Ditinjau dari asal katanya, motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Total Bangun Persada Tbk. adalah sebuah perusahaan di bidang konstruksi dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola operasional pekerjaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan itu diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai Alternatif Kelulusan 1. Pengertian Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai
Lebih terperinci