BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri."

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 1. Belajar Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Walker (Dian Nur khayati; 2005) mengartikan belajar sebagai perubahan sebagai akibat dari adanya pengorbanan yang merupakan proses dimana tingkah laku individu ditimbulkan atau diubah melelui latihan dan pengalaman. Menurut Syaiful (2002: 13) mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Menurut Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Dimyati dan Mujiono(2002: 7) mendefinisikan siswa adalah obyek terjadi proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa yang memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,

2 benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Berdasarkan keterangan yang telah di jabarkan tersebut, dalam penelitian ini belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hal dari pengalaman individu dalam interaksi ddengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. 2. Pengertian Hasil Belajar 2.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Soematri (2001: 1) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu indikatot dari perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar dimana untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilian yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2005: 7), merupakan suatu kompetisis atau kecakapan yang dapat dicapai siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24) membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif, sikap, dan motorik. Rasyid (2008: 67) mengatakan bahwa prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk member harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa mnejadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru

3 dan pemebelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya. Hasil belajar menurut peneliti dalam peneliti adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan criteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hassil dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proes pembelajaran. Hasil Belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1.2 Faktor-faktor hasil belajar Menurut Slameto (2003: 54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu intern dan eksternal. Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari dalam diri siswa, yang meliputi : a. Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya akan lebih baik. b. Kecerdasan / Intelegensi Kecerdasan / Intelegensi besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang dalam mencapai perubahan. Seseorang dengan tingkat intelegesia yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensia rendah. Dengan demikian,

4 Intelegensia memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar, siswa yang memiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga akan tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestassi yang diperoleh kecerdasan / intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang dalam mencapai perubahan. Seseorang dengan tingkat intelegensia yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensia rendah. Dengan demikian, Intelegensia memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar, siswa yang dimiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi yang diperoleh juaga rendah. c. Cara Belajar Memperhatikan teknik dan factor psikologis, fisiologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil kurang memuaskan. d. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajar sesuai dengan bakat akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar diluar bakatnya. e. Minat

5 Seseorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang dicapai lebih baik dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajar. f. Motivasi Motivasi sebagai factor intern berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan memiliki prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya. Sedangkan factor ekstern adalah factor yang mempengaruhi prestasi belajar dari luar peserta didik, meliputi : 1. Lingkungan keluarga a. Sikap orang tua terhadap anak b. Harapan orang tua c. Percecokan dalam keluarga 2. Lingkungan sekolah a. Strategi pembelajaran b. Media dan sumber belajar c. Situasi sekolah yang kurang baik d. Fasilitas sekolah e. Pengelolaan sekolah 3. Lingkungan masyarakat a. Teman pergaulan b. Situasi dimana anak tinggal

6 c. Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat (Depdiknas,1995 :46-47) 1.3 Manfaat Hasil Belajar Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan belajar mengajar yang dialami menjadi lebih baik, sehingga dapat bermanfaat untuk : 1. Menambah pengetahuan, 2. Lebih memahami sesuatu yang dipahami sebelumnya, 3. Lebih mengembangkan keterampilannya, 4. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal, 5. Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya. Mengacu dari kutipan dari Duglas Benton dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan perubahan dari peserta didik sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan. 2. Kewirausahaan Peter F. Drucker (Kasmir, 2011: 20). mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. Menurut Kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011: 21).

7 Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi (Eman Suherman, 2009: 16) Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka pengertian kewirusahaan dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru disertai dengan modal dan resiko dan mencari peluang agar dapat memperoleh pendapatan atau keuntungan. 3. Minat Menurut Tidjan (1976: 71) adalah gejala psikologis yang memajukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaskan bahwa minat ini sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. Berdasarkan definisi minat tersebut dapatkanlah penulis kemukakan bahwa minat mengandung unsure-unsur sebagai berikut : 1. Minat adallah suatu gejala psikologis 2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik 3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran 4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli tersebut penulis simpulkan bahwa dalam penelitian ini minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi

8 sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut. 4.1 Ciri Minat Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai cirriciri sebagai berikut : 1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari terus menerus. 2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. 3. Memperoleh suatu kebagngaan dan kepuasan pada sesuatu yangdiminati. Ada rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. 4. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya. 5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. 4.2 Teori Minat Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu degan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Terlepaskan dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga / sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah. Minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh berikut : 1. Menurut Slameto, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.

9 2. Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung unsure-unsur perasaan. 3. Menurut Abu Ahmad, minat adalah sikap seseorang termasuk tiga jiwa (kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat. 4. Andi Mappire bermanfaat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, perasaan takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. ( Berapa definisi tersebut maka belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dan pola pikir seseorang yang diakibatkan karena kebiasaan dan pengalaman. 4.3 Minat yang muncul dalam psikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut diantaranya : 1. Faktor individu Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena : kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dann sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai

10 kecerdasan dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apalagi siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pegnajaran muatan local budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat belajar tersebut muncul dalam diri siswa. 2. Faktor Sosial Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya dilibatkan karena : kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi social. Minat yang dipergunakan oleh factor social misalnya : ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaiknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritas pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, mak minat belajar muatan local budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya. 4.4 Faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat 1. Perasaan senang

11 Perasaan adalah suatu keadaaan kerohania atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat obyektif, jadi unsur-unsur perasaan itu adalah : a. Bersifat subyektif dari pada gejala mengenal b. Bersangkutan paut dengan gejala mengenal c. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang tingkatannya tidak sama 2. Keterlibatan Siswa Rasa ketertariakan siswa dalam belajar adalah suatu alat aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu sehingga dapat mudah mempelajari. 3. Perhatian Perhatian adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan / satu objek (konsentrasi) atau disebut juga khusus. Konsentrasi dibagi dua, yaitu Full concentration dan Devide concentration. Seorang guru sebelum memulai pembelajaran sebaliknya menjelaskan terlebih dahulu kegunaan atau manfaat materi pembelajaran supaya tumbuh rasa penting dalam diri siswa dan merasa butuh terhadap materi pembelajaran tersebut, sehingga siswa akan focus dan memperhatikan materi yang disampaikan guru. 4. Keterlibatan Siswa

12 Keterlibatan langsung bercirikan adanya konsep learning by doing yang dapat diartikan belajar sambil berbuat. Artinya, peserta didik diikutsertakan dalam pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang verbalistik (tahu kata tidak tahu makna). Laboratorium merupakan salah satu tempat untuk tempat menguji kebenaran konsep yang telah dijelaskan didalam kelas. Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah : 1. mengaktifkan peran individu atau kelompok kecil di dalam penyelesaian tugas. 2. Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen. 3. Memberikan kelulasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen. 4. Memberikan tugas-tugas praktek. Bagi siswa, implikasi prinsip keterlibat langsung ini adalah : 1. Siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri ddalam merupakan aktivitas pembelajaran, 2. Siswa dituntut untuk aktif mengerjkan tugas-tugas. 2.2 Kerangka Pikir Minat Belajar Perasaan senang Ketertarikan siswa Perhatian siswa Keterlibatan siswa

13 Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar dimana minat menjadi salah satu factor, minat tersebut mempunyai 4 indikator yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan keterlibatan siswa untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilian yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Minat akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Apabila minat siswa tinggi maka hasil belajar juga tinggi. Sebaliknya apabila minat siswa rendah hasil belajar siswa juga rendah. 2.3 Definisi Operasional Hasil Belajar Definisi Operasional pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Minat siswa belajar kewirausahaan Minat adalah dorongan dan keinginan dalam diri hal ini adalah dorongan untuk belajar kewirausahaan dengan 4 kategori : 1. Perasaan Senang Adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat obyektif.

14 a. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan tinggi bila suatu keadaan kerohaniaan atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar kewirausahaan juga tinggi dan diberi skor 3. b. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan sedang bila suatu keadaan kerohanian atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar kewirausahaan juga sedang dan diberi skor 2. c. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan rendah bila suatu keadaan kerohanian atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar kewirausahaan juga rendah dan diberi skor Ketertarikan Siswa Adalah suatu alat atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu sehingga dapat mudah mempelajarinya. a. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila aktivitas untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk mempelajarinya juga tinggi diberi skor 3. b. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila aktivitas untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk mempelajarinya juga sedang diberi skor 2. c. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila aktivitas untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk mempelajarinya juga rendah diberi skor Perhatian Siswa

15 Adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan / satu obyek (konsentrasi) atau disebut juga khusus. a. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila pemusatan pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga tinggi diberi skor 3. b. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila pemusatan pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga sedang diberi skor 2. c. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila pemusatan pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga rendah diberi skor Keterlibatan Siswa Adalah belajar sambil berbuat, artinya peserta didik diikutsertakan dalam pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang verbalistik (tahu kata tidak tahu makna) a. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga tinggi diberi skor 3 b. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga sedang diberi skor 2 c. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga rendah diberi skor 1 Sehingga minat belajar kewirausahaan dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut :

16 Tinggi : Minat Siswa Tinggi jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa, Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Tinggi, dengan persentase sebesar 100% Sedang : Minat Siswa Sedang jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa, Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Sedang, dengan persentase sebesar 66,66% Rendah : Minat Siswa Rendah jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa, Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Rendah, dengan persentase sebesar 33,33% Dengan perhitungan skor minat belajar adalah sebagai berikut : Tinggi = x 100% =100% Sedang = x 100% = 66,66% Rendah= x 100% =33,33% b. Hasil Belajar Hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Kristen (Bisnis dan Manajemen) mengunakan KKM 7,00. Artinya hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Kristen (Bisnis dan Manajemen) dikategorikan sebagai berikut : Tinggi : Jika hasil belajar > 7,00 maka diberi skor 3 Sedang : Jika hasil belajar = 7,00 maka diberi skor 2

17 Rendah : Jika hasil belajar < 7,00 maka diberi skor 1 Tabel B.1 Skala Pengukuran No. Variabel Indikator Skala Pengukuran Nominal Ordinal Interval Rasio 1. Minat Belajar 1. Perasaan senang Kewirausahaan 2.Ketertarikan siswa 3. Perhatian 4.Keterlibatan siswa 2. Hasil Belajar Kewirausahaan 2.4 Hasil Penilitian yang Relevan Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Sinem Arda Indriana pada tahun Judul : Hubungan Antara Minat Belajar dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Kesimpulan : IPA Siswa Kelas V di SD Gugus Teuku Umar Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Ajaran 2010/2011.

18 Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Teuku Umar Kecamatan Randublatung kabupaten Blora. Hasil ini ditunjukan oleh rxy sebesar 0,168 angka ini masuk dalam kategori sangat rendah (tidak berkorelasi) sedangkan tingkat signifikasinya menunjukkan hal ini Nampak pada sig (1- tailed)/signifikasikan satu sisi sebesar 0,065 lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 (0,065>0,005) Tidak ada hubungan yan signifikan antara kebiasaan belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugusan Teuku Umar Kecamatan Randublatung kabupaten Blora. Hasil ini ditujukan oleh rxy sebesar 0,180 angka ini masuk dalam kategori sangat rendah (tidak berkolerasi), sedangkan tingkat signfikasinya menunjukkan, hal ini Nampak pada sig (1-tailed)/signifikan satu selesai sebesar 0,052 lebih besar dari taraf signifikan 0,05(0,052>0,05) Saran : Guru 1. Memberikan masukan para pendidik untuk senantiasa mendorong siswanya meningkatkan minat belajar untuk mau membiasakan belajar dengan baik dan teratur. 2. Memperbaiki minat belajar dan kebiasaan belajar khususnya dalam hal pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA, karena masih banyak siswa yang memiliki minat belajar dan kebiasaan belajar pada kategori rendah. Minat belajar dengan

19 persentase 4,82% dari 83 siswa dan kebiasaan belajar dengan persentase 9,64% dari siswa, sedangkan kategori rendah initermasuk pada kategori belum tuntas. 3. Memperbaiki/berupaya untuk mengungkap factor-faktor lain yang bias digunakan untuk meningkatkan minat belajar, kebiasaan dan hasil belajar IPA yang baik. Siswa 1. Mempunyai kesadaran tentang pentingnya membiasakan belajar agar dapat menumbuhkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar. 2. Diharapkan tetap aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sertamempertahankan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi (2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERUMUSAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERUMUSAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERUMUSAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

Lebih terperinci

Makalah Psikologi Pendidikan tentang Pengembangan Bakat dan Minat

Makalah Psikologi Pendidikan tentang Pengembangan Bakat dan Minat Makalah Psikologi Pendidikan tentang Pengembangan Bakat dan Minat I. Pendahuluan A. Latar Belakang Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak lainnya. Perbedaan terletak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21).

BAB II LANDASAN TEORI. adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. berbeda dari yang sudah ada sebelumnya (Kasmir, 2011:21). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20). mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan pendidikan pada level mikro adalah mengenai hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landaan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Hamalik (2005:27) menyimpulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 0 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP CIRI- CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PENDEKATAN JIGSAW DI KELAS 3 SEMESTER 2 SD NEGERI 2 TARUBASAN KECAMATAN KARANGANOM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Made Wena menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar yang telah dicapai

Lebih terperinci

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Pembelajaran IPA di SD Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teorities 1. Metode Permainan Perang Koboi Metode permainan perang koboi adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mengembangkan potensi yang dimilikinya agar dapat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki kehidupan yang rendah juga jika tidak didukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membawa perubahan yang luas dan mendasar dalam semua aspek masyarakat. Perubahan yang berlangsung cepat menyeluruh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sosiologi a. Pengertian Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia lain dalam kelompok (seperti

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Slameto (2010), Hasil belajar adalah proses perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KABUPATEN BATANGHARI. Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167

ARTIKEL ILMIAH KABUPATEN BATANGHARI. Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL EXPLICIT INTRUCTION DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI KELAS IV SD N 99/I BENTENG RENDAH KABUPATEN BATANGHARI Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pengertian Minat Belajar Berbicara tentang minat, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai perhatian, kesukaan, kecenderungan hati kepada atau keinginan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka, dan demokratis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan proses yang dialektis artinya selama kita berpikir, pikiran

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan proses yang dialektis artinya selama kita berpikir, pikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmadi dan Supriyono (2004: 31), mendefinisikan berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan antara pengetahuan kita. Berpikir itu merupakan proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat belajar a. Pengertian minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Stategi Problem Solving Strategi problem solving adalah strategi yang mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa dan negara, karena melalui pendidikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Lembar Kerja Siswa LKS merupakan salah satu media instruksional edukatif berbasis cetakan. LKS digunakan sebagai perangkat pembelajaran menjadi pendukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru, antar sesama siswa, serta antara guru dan siswa terhadap lingkunganya. Slameto (20010:2)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. emosional atau bisa disebut sebagai proses berfikir dan merasakan.

BAB II LANDASAN TEORI. emosional atau bisa disebut sebagai proses berfikir dan merasakan. BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar menurut Masitoh dan Laksmi Dewi adalah proses mental dan emosional atau bisa disebut sebagai proses berfikir dan merasakan. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah A. Tinjauan Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 1. Tinjauan Tentang Minat Belajar Sejarah a. Pengertian Minat Manusia adalah makhluk berpikir (homo sapiens), memiliki keinginan untuk memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada cara globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting di dalam dunia kerja saat ini, yang berhubungan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

Lebih terperinci

WIGATININGSIH NIM : A54C090028

WIGATININGSIH NIM : A54C090028 PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SIDOMULYO AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II. Kajian Pustaka 5 BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat PKn Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci