BAB III PRAKTIK PERJODOHAN PAKSA ANAK GADIS DI DESA BROKOH KEC. WONOTUNGGAL KAB. BATANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PRAKTIK PERJODOHAN PAKSA ANAK GADIS DI DESA BROKOH KEC. WONOTUNGGAL KAB. BATANG"

Transkripsi

1 BAB III PRAKTIK PERJODOHAN PAKSA ANAK GADIS DI DESA BROKOH KEC. WONOTUNGGAL KAB. BATANG A. Setting Sosial Masyarakat Desa Brokoh Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Desa Brokoh adalah suatu desa berkembang yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang Propinsi Jawa Tengah. Nama Brokoh berarti Barokah atau Berkah. Desa Brokoh dibidang keagamaan tergolong desa agamis karena mayoritas penduduknya 99 % adalah penganut agama Islam, nuansa religius sangat nampak sekali di Desa Brokoh dengan banyaknya kegiatan syiar agama yang nuansa Islam. 1 untuk kegiatan pendidikan formal misalnya, terdapat RA (Raudhotul Athfal) setara TK, SD dan terdapat MI (Madrasah Ibtidaiyah). Sedangkan untuk pendidikan agama yang non formal terdapat PAUD Islami (Pendidikan Anak Usia Dini) atau pra TK, TPQ (Taman Pendidikan Qur an) dan Madin (Madrasah Diniyah). Untuk kegiatan syiar Islam dari para remaja terdapat 4 kelompok jama ah sholawat rebana dan 6 jama ah maulid berzanji remaja. Sedangkan untuk kegiatan syiar orang tua terdapat 12 jama ah tahlil putra dan 12 jama ah tahlil putri yang rutin mengadakan kegiatan pengajian setiap minggunya. Nuansa agamis 1 Data dari hasil wawancara dengan Bapak Wasari selaku Kasi Kesra Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Tanggal 1 Agustus

2 50 semakin kental karena didesa Brokoh terdapat beberapa tokoh agama terpandang yang mempunyai jabatan tingkat kecamatan bahkan tingkat kabupaten Kondisi Geografis Letak Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang adalah dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Brayo b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karangasem c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wates d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wonotunggal. 2. Kondisi Demografi Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang merupakan salah satu dari 15 desa di wilayah kecamatan Wonotunggal, yang terletak 1 km dari arah utara kota kecamatan dan 5 km kearah selatan dari kota kabupaten. Desa Brokoh mempunyai luas wilayah seluas hektar. sedangkan jumlah penduduknya 2812 orang 3. Dengan perincian sebagaimana tabel: 2 Data dari hasil wawancara dengan Bapak Wasari selaku Kasi Kesra Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Tanggal 1 Agustus tahun Dokumentasi Desa Brokoh, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang dalam angka

3 51 3. Jumlah Penduduk Tabel 3.1 Jumlah penduduk Desa Brokoh menurut jenis kelamin No Dukuh Laki-laki Perempuan 1 Kupang Sipandak Krajan Siwagu Sikendit Brokoh Lor Sumber : Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun Keadaan Ekonomi Dibidang ekonomi terdapat keanekaragaman mata pencaharian dari penduduknya mulai dari petani, nelayan, pengrajin batu bata, pertukangan (tukang kayu dan bangunan), pengrajin emping mlinjo, penderes getah pinus, pengrajin anyaman bambu, penjahit atau konveksi rumahan, usaha perbengkelan dan lain sebagainya. Mata pencaharian dari sebagian penduduk Desa Brokoh merupakan petani dan buruh tani mengingat Desa Brokoh merupakan Desa Agraris. Luas wilayah sawah di Desa Brokoh seluas 124,841 ha yang dulu merupakan salah satu sentra penghasil beras di Kecamatan Wonotunggal.

4 52 Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian No Jenis Pekerjaan Jumlah 1 Petani Buruh 22 3 Pedagang 56 4 Wiraswasta PNS 12 6 Pensiun 5 7 Lain-lain 395 Jumlah 1080 Sumber: Semua Tentang Brokoh, Tingkat Pendidikan Tabel 3.3 Jumlah penduduk menurut pendidikan Belum Tidak Tamat Tamat sekolah Tamat SD SD SLTP SLTA AKADEMIK Sumber : Semua Tentang Brokoh, 2014

5 53 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Brokoh terbilang rendah karena tingkat lulusan SD lebih dominan. Meski tidak sedikit pula warganya yang lulusan sekolah hingga wajib belajar sembilan tahun, bahkan sebagian warganya banyak yang lulusan perguruan tinggi yang berada diwilayah tersebut. Desa Brokoh dalam pemerintahannya didukung oleh berbagai sarana dan prasarana pendidikan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar didesa tersebut. adapun sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Jumlah sarana dan prasarana pendidikan formal No Lembaga Pendidikan Jumlah 1 PAUD 1 2 TK/RA 2 3 SD/MI 2 Sumber : Penelitian Lapangan, Mei 2015

6 54 Tabel 3.5 Jumlah sarana dan prasarana pendidikan non formal No Lembaga Pendidikan Jumlah 1 Majlis Taklim 9 2 TPQ 2 3 Madrasah Diniyah 1 Sumber: Penelitian Lapangan, Mei Keadaan Sosial Keagamaan Penduduk desa Brokoh Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang 99 % beragama Islam. Mengenai rincian tempat ibadahnya adalah sebagai berikut: a. Masjid = 3 buah b. Musholla = 12 buah Sedangkan perkembangan Nikah dan Cerai bisa dilihat pada data berikut ini:

7 55 Tabel 3.6 Data Nikah dan Perceraian Warga Ds.Brokoh Tahun Nikah Cerai Sumber : Buku Cacatatn Kehendak Nikah, Masyarakat Desa Brokoh setelah melakukan aktifitas sehari-hari dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan hidup untuk keluarga juga ternyata mereka aktif melakukan kegiatan keagamaan ini terbukti dengan banyaknya berdirinya jam iyah atau pengajian, baik itu pengajian ibu maupun bapak, dalam rangka ikut menyemarakkan kegiatan keagamaan para pemuda juga berperan aktif dengan mendirikan perkumpulan pengajian khusus remaja. Kegiatan seperti ini ditujukan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan jasmaniyah dengan rohaniyah karena pada kegiatan tersebut selalu diiringi dengan ceramah keagamaan oleh para tokoh agama yang sedikit banyak kegiatan semacam ini dijadikan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan ilmu agama. Dengan seimbangnya kebutuhan jasmaniyah dengan rohaniyah ketenangan dalam hidup dapat tercapai.

8 56 Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, terdapat berbagai macam kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Brokoh. Berikut bentuk kegiatan keagamaan yang ada: a. Berzanji Kegiatan ini dilakukan oleh para remaja, kegiatan ini rutin dilakukan seminggu sekali sesuai dengan hari yang telah ditentukan. Kegiatan ini dilakukan dirumah anggota masing-masing maupun di musholla sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. b. Tahlil Pembacaan tahlil ini dilakukan oleh para bapak dan ibu yang masing-masing kelompok berasal dari berbagai jenis majlis taklim, kegiatan ini umumnya dilakukan setiap ada syukuran, hajatan pernikahan, khitan dan kematian. c. Pengajian/istighosahan jum at kliwon Pengajian ini dilakukan setiap jum at kliwon, pengajian ini merupakan program rutin masyarakat Desa Brokoh Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang dalam rangka pengembangan dakwah Islamiyah, kegiatan ini dilakukan secara bergiliran pada masjid atau musholla yang ada di Desa Brokoh. Kegiatannya berupa pembacaan istighosah sekaligus pengajian umum yang diisi oleh ulama setempat maupun ulama yang sengaja dipanggil untuk mengisi ceramah.

9 57 B. Profil Pelaku Perjodohan Paksa Anak Gadis yang Telah Berlangsung. 1. Latar Belakang Orang Tua Dari hasil wawancara dengan beberapa orang tua dari pelaku perjodohan paksa dapat disimpulkan, dalam hal ini orang tua justru tidak mempermasalahkan apabila anaknya menikah dengan laki-laki yang tidak dicintainya. Terutama orang tua dari pihak perempuan apabila ada lakilaki yang datang kerumah untuk melamar anak perempuannya maka pihak keluarga perempuan langsung saja menerima lamaran tanpa memperhatikan persetujuan anak gadisnya. Alasan orang tua atau wali untuk menjodohkan paksa yaitu bentuk kasih sayang ayahnya, mumpung ada lelaki yang melamar, ada juga alasan wali yang beranggapan anak akan menjadi perawan tua bila tidak cepat-cepat kawin dan memiliki anak perempuan yang dikategorikan perawan tua adalah memalukan bagi orang tua bahkan memalukan bagi keluarga dan sanak dekatnya, Keinginan untuk segera memiliki cucu, yang menurut anggapan masyarakat sebagai bukti jaminan penerus generasi, juga mendorong orang tua atau wali untuk segara mengawinkan anaknya dan demi perpeliharanya kemaslahatan dari segi ekonomi dan nasab keturunannya nanti, dengan demikian apabila anak perempuannya telah menikah maka bisa meringankan beban orang tua dalam hal ekonomi khususnya bagi orang tua pihak perempuan karena apabila anak perempuannya telah menikah maka yang bertanggung jawab atas biaya hidupnya adalah suaminya.

10 58 2. Latar Belakang Pendidikan Rata-rata orang tua yang berpendidikan rendah ini mengasumsikan bahwa, ia harus berperan besar dalam kebijakan berkeluarga, khususnya menentukan calon jodoh anak gadisnya. Sebagian besar pendidikan masyarakat Desa Brokoh yang pernikahannya karena perjodohan paksa rata-rata lulusan tingkat SD. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat mengakibatkan rendahnya pemahaman masyarakat dalam memaknai penting dan sakralnya sebuah perkawinan. Peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar, jika seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja, saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk mencukupi diri sendiri. Hal yang sama juga jika anak putus sekolah tersebut menganggur, dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat orang tua cepat-cepat menikahkan anaknya yang sudah berumur. Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan untuk mengawinkan anaknya yang sudah berumur karena takut dianggap tidak laku atau takut dikategorikan perawan tua adalah memalukan bagi orang tua bahkan memalukan bagi keluarga dan sanak dekatnya.

11 59 3. Latar Belakang Ekonomi Perkawinan yang terjadi karena perjodohan paksa diantaranya karena beberapa faktor yang melatar belakanginya diantaranya faktor ekonomi atau keadaan keluarga yang hidup digaris kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak perempuannya dikawinkan dengan laki-laki yang dianggap mampu atau kaya. Dan faktor kehormatan. Orang tua memandang bahwa jika anaknya dijodohkan dengan keluarga yang kaya atau mampu, terpandang dan terhormat didesa maka dengan dasar itulah orang tua menganggap anaknya akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan, maka hidupnya akan tercukupi secara materi. 4. Latar Belakang Agama Sebagian dari masyarakat Desa Brokoh memahami bahwa jika wali tersebut punya kuasa atau otoritas menikahkan anak gadisnya meskipun anak gadisnya menolak, dimana orang tua anak mengatakan bahwa jika anak gadisnya sudah berumur dan tidak cepat-cepat dinikahkan maka itu sangat memalukan bagi orang tua atau keluarganya. Atau jika anak menjalin hubungan dengan lawan jenis khawatir terjadi perzinahan, oleh karena itu sebagian orang tua harus mencegah hal tersebut dengan menikahkan anak gadisnya dengan laki-laki pilihannya bukan pilihan anaknya. Untuk itu orang tua tetap bersikukuh pernikahan harus segera dilaksanakan meskipun tanpa persetujuan anak gadisnya.

12 60 Menurut hukum Islam, wali yang punya kuasa atau otoritas menikahkan anak gadisnya meskipun anak gadisnya menolak, meskipun demikian wali ini dibatasi dengan beberapa syarat: 1. Mempelai laki-laki itu harus sekufu (setingkat) dengan mempelai perempuan. 2. Mempelai laki-laki harus membayar maskawin dengan tunai. 3. Tidak ada permusuhan antara mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. 4. Tidak ada permusuhan yang nyata antara perempuan yang dinikahkan dengan wali yang menikahkan 4. Oleh sebab itu sangat dilarang oleh agama. Kerena setiap gadis atau janda punya hak atas dirinya. Oleh karena itu mereka berhak dimintai persetujuannya, ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad saw, yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah. Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Jariyah, seorang gadis telah menghadap Rasulullah saw, ia mengatakan bahwa ayahnya telah mengawinkannya, sedang ia tidak menyukainya maka Rasulullah menyuruh memilih. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu pernikahan yang terjadi tanpa adanya kesanggupan maupun persetujuan 4. Miftahul Huda, Kawin Paksa Ijbar Nikah dan Hak-hak Reproduksi Perempuan (Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press 2009), hlm 73

13 61 dari pihak-pihak yang berkepentingan, maka pernikahanya tidak dapat dilangsungkan 5. Dengan demikian meskipun perjodohan paksa belum tentu menimbulkan dampak negatif tetapi pada hakekatnya perjodohan itu mempunyai sisi positif. Kita tahu saat ini pacaran yang dilakukan oleh pasangan muda-mudi seringkali tidak mengindahkan norma-norma agama, kebebasan yang sudah melampaui batas dimana akibat kebebasan itu kerap kita jumpai tindakan-tindakan asusila dimasyarakat. Maka perjodohan merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir tindakan-tindakan negatif tersebut dan sekaligus menghindari agar tidak terjerumus kedalam pergaulan yang mengkhawatirkan. Praktik perjodohan paksa yang masih didapati di Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang dalam kurun waktu 5 tahun ini, penulis menemukan 4 pasangan akibat perjodohan paksa yang berakhir dengan perceraian dan 3 pasangan yang masih dapat mempertahankan rumah tangganya hingga dikaruniai anak. Berikut tabel mengenai pasanganpasangan yang menikah karena perjodohan paksa tersebut. 5 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 16

14 62 N o Nama Usia Suami Istri Suami Istri Tabel 3.7 Data Inisial Pasangan dari Perjodahan Murni orang tua Ekono mi Faktor Hamil diluar nikah Stigma Dampak 1 SD RH Perceraian 2 AN AR Perceraian 3 LF VV Pisah rumah sampai sekarang dan masih dalam proses Perceraian 4 WR DI Pisah rumah sampai sekarang 5 JI TH Awalnya keberatan dan sekarang berusaha menerima 6 KN NH Awalnya keberatan, merasa tertekan sekarang berusaha menerima 7 NC SM Berusaha menerima Sumber: Penelitian Lapangan, April-Mei 2015 dan a. Pasangan pertama RH (nama inisial) 22 tahun, pendidikan SLTP dan suami SD (nama inisial) 33 tahun, pendidikan SD menikah pada tahun Status SD adalah jejaka dengan RH istrinya perawan, pernikahannya dengan RH

15 63 tersebut sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Dari hasil wawancara penulis dengan RH, banyak informasi yang didapatkan oleh penulis. Dalam proses wawancara tersebut RH mengatakan: Sebenarnya saya tidak rela dan tidak senang dijodohkan dengan SD mbak, karena saya tidak memiliki perasaan cinta terhadap SD. Saya juga sudah protes terhadap keputusan Bapak dan pada waktu itu saya juga sempat melarikan diri ke Jakarta untuk menghindari perjodohan tersebut, namun Bapak tetap saja menjodohkan saya mbak tanpa sepengetahuan saya. 6 Setelah akad nikah saya tetap tidak bisa menerima SD sebagai suami saya. Saya juga belum pernah melakukan hubungan suami istri karena saya tidak rela menikah dengan SD. Hingga akhirnya hubungan saya dengan SD, dengan orang tua saya, dan keluarga dari SD menjadi tidak harmonis, berantakan. Saya tidak kuat lagi mbak, maka saya memutuskan untuk bercerai saja. b. Pasangan kedua Tidak jauh berbeda dengan pasangan pertama, pasangan AR 19 tahun, pendidikan SLTA dan AN 21 tahun, pendidikan SLTA menikah pada tahun Status AN adalah jejaka dengan AR istrinya perawan, pernikahannya dengan AR tersebut sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Ketika dikonfirmasi mengenai penyebab terjadinya pernikahan AR menjelaskan bahwa Sebenarnya AR tidak tergesa-gesa ingin menikah. AR ingin menikmati masa muda dengan bersenang-senang. Tetapi kakeknya memaksa dan mengancam untuk segara menikah dengan AN. dengan alasan ekonomi dan dari pada pacaran yang tidak jelas lebih baik menikah. 6 Data dari hasil wawancara dengan saudari RH, tanggal 15 Januari 2014.

16 64 AR menolak perjodohan tersebut karena AR tidak mencintai AN. AR punya kekasih lain yang sangat dicintai. akhirnya dengan sangat terpaksa AR menikah. dari pada setiap hari harus bertengkar sama kakek. Setelah akad nikah AR enggan untuk berhubungan badan dengan suami. Selain itu, di dalam bahtera rumah tangga juga sering terjadi pertengkaran. Pasangan pertama dan kedua ini tidak seperti selayaknya pasanganpasangan pada umumnya. Adanya perjodohan yang tidak dilandasi dengan cinta dan komunikasi yang baik maka perkawinannya pun tidak mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah seperti yang didambakan oleh pasangan suami istri pada umumnya. Bahkan sampai memunculkan terjadinya konflik antara keluarga pihak perempuan dan pihak laki-laki. dan ujung dari perjodohan pasangan pertama dan kedua ini adalah perceraian. c. Pasangan ketiga LF 19 tahun, pendidikan SLTA dan istrinya VV 19 tahun, pendidikan SLTA. menikah dengan paksaan dari pihak istri pada tahun 2014, karena sudah hamil jadi keadaan inilah yang memaksa dan menuntut pertanggung jawaban dari LF supaya menikahi VV. Pada awal LF merasa dibohongi karena sebelumnya VV tidak mengatakan kalau dirinya sudah melakukan hubungan suami istri beberapa kali dengan orang lain. Akhirnya setelah menikah kebohongan itu terungkap. Dan LF merasa tidak ikhlas menikahi VV. Karena merasa dijebak hanya untuk menutupi

17 65 aib tersebut. Akibat dari terungkapnya kebohongan itu, akhirnya LF pergi meninggalkan istri. Kasus pasangan ketiga ini mengalami perjodohan karena adanya unsur paksaan dari pihak perempuan. Bahkan, pihak perempuan mendesak pihak laki-laki agar cepat menikahinya dikarenakan sudah hamil, padahal orang yang menghamili perempuan tersebut bukanlah dia saja. Dilihat dari kasus ini hak mempelai laki-laki tidak terpenuhi dikarenakan dipaksa untuk menutupi aib mempelai perempuan. sehingga tidak memenuhi hak dan kewajibannya lagi sebagai seorang suami. Hubungan antara pihak perempuan dan pihak laki-laki pun menjadi tidak harmonis. Pada akhirnya mereka pisah rumah sampai sekarang dan masih dalam proses perceraian. d. Pasangan keempat Kasus pasangan keempat ini mempunyai latar belakang masalah yang sama dengan kasus pasangan ketiga. Yaitu mereka mengalami perjodohan karena adanya unsur paksaan dari pihak perempuan. Bahkan, pihak perempuan mendesak pihak laki-laki agar cepat menikahinya dikarenakan sudah hamil, padahal orang yang menghamili perempuan tersebut bukanlah dia saja. WR 19 tahun, pendidikan SD dan DI 16 tahun, pendidikan SD Menikah dengan paksaan dari pihak istri pada tahun 2014, dikaruniai satu anak. Anak itu lahir ketika usia perkawinanya baru 4 bulan. Ketika dikonfirmasi mengenai penyebab terjadinya pernikahan WR merasa pada

18 66 awalnya dibohongi oleh pihak istri. Sebelumnya istri tidak mengatakan bahwa bukanlah WR saja yang menghamilinya. Dirinya sudah melakukan hubungan suami istri beberapa kali dengan orang lain. Orang lain yang telah menghamilinya tidak bertanggung jawab. Akhirnya WR dijebak dan dipaksa untuk bertanggung jawab untuk menutupi aib tersebut. Setelah akad nikah WR enggan untuk berhubungan badan dengan istri. Selain itu, di dalam bahtera rumah tangga juga sering terjadi pertengkaran akhirnya WR pergi dari rumah sehingga tidak memenuhi hak dan kewajibannya lagi sebagai seorang suami. Hubungan WR dengan istri dan keluarga istri pun menjadi tidak harmonis. Disamping masalah pada dirinya, keluarga WR juga tidak menyetujui pernikahan ini. Pada kasus ini akhirnya mempelai laki-laki tidak ikhlas menikahinya ketika kebohongan yang dilakukan oleh mempelai perempuan terungkap. Sehingga hubungan antara pihak perempuan dan pihak laki-laki pun menjadi tidak harmonis. Sudah tidak bisa dibina dengan baik untuk mencapai keluarga yang tentram dan sejahtera. Pada akhirnya mereka pisah rumah sampai sekarang. e. Pasangan kelima TH (nama inisial) 24 tahun, pendidikan SLTA dan JI (nama inisial) 31 tahun, pendidikan SLTP menikah pada tahun Status JI adalah jejaka dengan TH istrinya perawan, pernikahannya dengan TH tersebut sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Wonotunggal Kab. Batang.

19 67 Dari hasil wawancara penulis dengan TH, banyak informasi yang didapatkan oleh penulis. Dalam proses wawancara tersebut TH mengatakan: Sebelum menikah, Bapak telah menjodohkan saya dengan JI (suamiku) yang kebetulan dia tetangga, orang tua suami datang kerumah untuk melamar saya. Namun demikian saya tidak tertarik dengannya. Saya sebenarnya sudah protes mbak terhadap keputusan Bapak. tapi rupanya Bapak tetap saja menjodohkan saya dengan suami mungkin karena selama ini Bapak menilai saya termasuk anak yang patuh, bahkan tidak pernah membantah setiap perintah orang tua, sehingga dalam hal perkawinanpun saya harus menurutinya dan dengan alasan saya sudah sepantasnya untuk menikah dan mau cari yang seperti apa lagi, nyatanya belum ada lelaki lain yang melamar. Akhirnya dengan sangat terpaksa mau tidak mau saya harus menikah dengan JI padahal sama sekali saya tidak mencintainya. 7 Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa: Setelah akad nikah awalnya saya merasa keberatan dan tertekan dengan keadaan ini mbak. namun ketika waktu berjalan saya berusaha menerima keadaan karena mau tidak mau harus menerimanya dan dengan tujuan tidak ingin mengecewakan orang tua saya berusaha untuk mencintai dan menerima kehadiran suami dan akhirnya saya dikaruniai satu orang anak (witing tresno songko kulino). 8 f. Pasangan keenam Tidak jauh berbeda dengan pasangan kelima, pasangan keenam ini KN 33 tahun, pendidikan SLTA dan NH 19 tahun, pendidikan SLTA menikah pada tahun Status KN adalah jejaka dengan NH istrinya perawan, pernikahannya dengan NH tersebut sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Dan dari hasil wawancara penulis dengan KN dan NH tersebut KN merasa mencintai dan tertarik dengan NH, KN menilai NH termasuk gadis 7 Data dari hasil wawancara dengan saudari TH, tanggal 31 Juli Data dari hasil wawancara dengan saudari TH, tanggal 31 Juli 2015

20 68 yang patuh, bahkan tidak pernah membantah setiap perintah orang tuanya, tetapi NH tidak mencintai KN. Terlihat ketika KN mengajak berbicara baik-baik NH selalu menghindar dan tidak pernah menghiraukan. Akhirnya dengan tujuan yang baik KN memutuskan datang kerumah NH untuk menemui orang tuanya untuk melamar NH dan NH tidak mencintai dan tertarik dengan KN. Karena sebenarnya NH sudah mempunyai teman dekat, katakanlah pacar. NH sudah protes terhadap perjodohan tersebut. NH juga sempat kabur dari rumah. tetapi rupanya tanpa sepengetahuan NH, Ayahnya tetap saja menjodohkan dengan KN karena ayahnya punya keyakinan terhadap perjodohan ini akan menemui kebahagiaan dan kesenangan terlihat dari segi ekonomi dan nasab keturunannya nanti karena KN dan keluarganya termasuk orang terpandang didesa ini. sehingga dalam hal ini NH harus menurutinya walaupun dengan sangat terpaksa. Setelah akad nikah awalnya NH merasa keberatan dan tertekan dengan keadaan ini namun ketika waktu berjalan NH berusaha menerima keadaan karena mau tidak mau harus menerimanya. NH berusaha untuk mencintai dan menerima kehadiran suami dan akhirnya NH dikaruniai satu orang anak. g. Pasangan Ketujuh Praktik perjodohan yang dialami pada pasangan ketujuh ini mempunyai latar belakang masalah yang sama dengan pasangan kelima dan keenam. Mereka memiliki faktor penyebab perjodohan yang sama, yaitu dipaksa oleh orang tua masing-masing. Awalnya mereka merasa

21 69 keberatan dan tertekan dengan perjodohan tersebut namun mereka berusaha menerima karena mau tidak mau harus menerima perjodohan tersebut dan pada akhirnya mereka dikaruniai satu orang anak. Sebut saja SM 24 tahun, pendidikan SD dan NC 25 tahun, pendidikan SD menikah pada tahun Status NC adalah jejaka dengan SM istrinya perawan, pernikahannya tersebut sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Ketika dikonfirmasi mengenai penyebab terjadinya pernikahan SM dan NC Waktu itu SM masih bekerja di Jakarta, ternyata tanpa sepengetahuan dan persetujuannya, Ayahnya telah menjodohkan dengan NC yang kebetulan NC rekan bisnis ayahnya, NC anak orang kaya dan terpandang didesanya. Akhirnya SM dipaksa dan dijemput pulang oleh keluarga untuk menuruti dan menerima lamaran tersebut. Namun demikian SM tidak tertarik dengannya. SM sebenarnya sudah protes terhadap keputusan Ayahnya, namun karena sudah sepantasnya untuk menikah dan mau cari yang seperti apa lagi. Akhirnya dengan sangat terpaksa mau tidak mau SM harus menikah dengan NC padahal sama sekali SM tidak mencintainya. Pada awalnya meski SM dengan suami belum mengenal satu sama lain. Rumah tangga SM tampak bahagia tetapi kadang sering bertengkar, namun NC dengan penuh sabar rela melakukan apa saja demi SM. Akhirnya SM merasa kasihan dengan suami dan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat menerima kehadiran suami.

22 70 Sehingga sampai sekarang bahtera rumah tangganya berjalan dengan baik dan dikaruniai seorang anak. Dari penjelasan diatas, kasus perjodohan yang dialami oleh informan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok kasus. Kasus pasangan pertama dan kedua mempunyai alasan yang sama dalam perjodohan yang dialaminya yaitu dijodohkan murni oleh kedua orang tua masing-masing karena faktor ekonomi dan kondisi perempuan yang sudah cukup dewasa. Kasus pasangan ketiga dan keempat mengalami perjodohan karena adanya unsur paksaan dari pihak perempuan. Bahkan, pihak perempuan mendesak pihak laki-laki agar cepat menikahinya dikarenakan sudah hamil, padahal orang yang menghamili perempuan tersebut bukanlah dia saja. Kasus pasangan kelima, keenam dan ketujuh memiliki faktor penyebab perjodohan yang sama, yaitu dipaksa oleh orang tua masingmasing. Awalnya mereka merasa keberatan dan tertekan dengan perjodohan tersebut namun mereka berusaha menerima dan pada akhirnya mereka dikaruniai satu orang anak. C. Pendapat Tokoh Masyarakat Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang Terhadap Praktik Perjodohan Paksa Anak Gadis. Di Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang, sebagaimana penuturan salah satu tokoh masyarakat, terdapat pasangan yang melakukan perjodohan paksa yang mana kedua pasangan tersebut tidak saling mencintai dan tidak adanya komunikasi antara keduanya

23 71 Salah seorang tokoh masyarakat Desa Brokoh Kec. Wonotunggal Kab. Batang. Bapak Wasari mengatakan bahwasanya: Perjodohan dalam perkawinan tersebut dimaknai sebagai orang tua yang memiliki kekuasaan menikahkan anak gadisnya dengan laki-laki pilihannya, bukan pilihan anaknya. Perkawinan ini sah secara hukum asalkan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syari at. 9 Sedangkan mengenai tanggapan dari perjodohan paksa tersebut beliau menjelaskan: Paksaan dalam pernikahan anak gadis tersebut, terjadi pada perempuan dalam kisaran usia yang sebenarnya cukup dan patut untuk menikah. Dalam masyarakat kami, Karena adanya kebiasaan turun temurun dari yang sudah ada sejak zaman orang tuanya terdahulu atau adanya kebiasaan orang jawa apalagi yang ada dipedesaan untuk cepat-cepat menikahkan anaknya yang sudah berumur. Begitu juga anak perempuan yang belum menikah sebagai perempuan yang tidak laku, telah mendorong para orang tua untuk mencarikan sekuat tenaga teman hidupnya Kondisi demikian terjadi karena beberapa faktor yang melatarbelakanginya diantaranya faktor ekonomi dan kehormatan. Orang tua memandang bahwa jika anaknya dijodohkan dengan keluarga yang kaya, terpandang dan terhormat didesa maka dengan dasar itulah orang tua menganggap anaknya akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan. 10 Lebih lanjut, Beliau juga menjelaskan: Paksaan terhadap anak gadis tersebut sebenarnya terjadi jauh hari sebelum dilaksanakannya akad nikah namun terlihat ketika melaksanakan ijab qabul dan resepsi pernikahan. Seorang perempuan yang sebenarnya tidak mau terpaksa mengikuti prosesi perkawinan itu. maka dengan murung dan bahkan menangis ia merenungi nasib yang menimpanya yang hal ini tidak sebagaimana mestinya seorang pengantin yang selalu menampakkan wajah berbinar, menebarkan senyuman dan cinta kasih dalam perkawinan Data dari hasil wawancara dengan Bapak Wasari, Desa Brokoh, Kec. Wonotunggal,Kab.Batang.tanggal 1 Agustus Data dari hasil wawancara dengan Bapak Wasari, Desa Brokoh, Kec. Wonotunggal,Kab.Batang.tanggal 1 Agustus Data dari hasil wawancara dengan Bapak Wasari, Desa Brokoh, Kec. Wonotunggal,Kab.Batang.tanggal 1 Agustus 2015.

24 72 Disamping itu beliau juga menggemukakan dampak dari perjodohan paksa tersebut diantaranya: Pergaulan dalam keluarga tidak ma ruf, timbul kekerasan dalam rumah tangga dan bisa berujung pada perceraian. 12 Berdasarkan wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Perjodohan itu sah secara hukum. Asalkan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syari at. Ketika ada kasus semacam itu, umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor nilai dan norma,baik agama sebagai sebuah keyakinan maupun budaya masih kokoh. Seperti kewajiban orang tua untuk mencarikan pasangan hidup atau dalam bahasa jawa dikenal dengan mentaske yang berarti kewajiban orang tua untuk membawa anak perempuan menuju jenjang perkawinan dengan pasangan yang telah ditentukan olehnya. Begitu juga stigma terhadap anak perempuan yang belum menikah sebagai perempuan yang tidak laku, telah mendorong para orang tua untuk mencarikan sekuat tenaga teman hidupnya Biasanya kasus semacam itu pihak keluarga laki-laki mendatangi keluarga pihak perempuan untuk melamarnya. Dan pihak keluarga perempuan langsung saja menerima lamaran tanpa memperhatikan persetujuan anak gadisnya. Pihak yang melakukan perjodohan paksa terhadap putrinya bukan saja dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah, tapi juga oleh lapisan masyarakat tengah keatas. Kondisi demikian terjadi 12 Data dari hasil wawancara dengan Bapak Wasari, Desa Brokoh, Kec. Wonotunggal,Kab.Batang.tanggal 1 Agustus 2015.

25 73 karena beberapa faktor yang melatarbelakanginya diantaranya faktor ekonomi dan kehormatan. Orang tua memandang bahwa jika anaknya dijodohkan dengan keluarga yang kaya, terpandang dan terhormat didesa maka dengan dasar itulah orang tua menganggap anaknya akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan.

BAB IV HUKUM PERJODOHAN PAKSA MENURUT SYARI AT ISLAM. A. Analisis Praktik Perjodohan Paksa Anak Gadis di Desa Brokoh

BAB IV HUKUM PERJODOHAN PAKSA MENURUT SYARI AT ISLAM. A. Analisis Praktik Perjodohan Paksa Anak Gadis di Desa Brokoh BAB IV HUKUM PERJODOHAN PAKSA MENURUT SYARI AT ISLAM A. Analisis Praktik Perjodohan Paksa Anak Gadis di Desa Brokoh Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Perjodohan yang dialami oleh informan dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis, luas wilayah dan kependudukan Desa Petaonan merupakan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PEMILIHAN CALON SUAMI DENGAN CARA UNDIAN DI DESA KEMADUH KEC. BARON KAB. NGANJUK

BAB III PRAKTIK PEMILIHAN CALON SUAMI DENGAN CARA UNDIAN DI DESA KEMADUH KEC. BARON KAB. NGANJUK BAB III PRAKTIK PEMILIHAN CALON SUAMI DENGAN CARA UNDIAN DI DESA KEMADUH KEC. BARON KAB. NGANJUK A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Wilayah Desa Kemaduh secara geografis terletak di Kecamatan Baron

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN NIKAH SEKAR KEMBAR DI KAMPUNG DELIK REJO KELURAHAN TANDANG KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN NIKAH SEKAR KEMBAR DI KAMPUNG DELIK REJO KELURAHAN TANDANG KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG BAB III PELAKSANAAN NIKAH SEKAR KEMBAR DI KAMPUNG DELIK REJO KELURAHAN TANDANG KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG A. Gambaran Umum Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Kota Semarang 1. Kondisi Goegrafis Letak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membatasi hak dan kewajiban antara seorang laki-laki dengan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. membatasi hak dan kewajiban antara seorang laki-laki dengan seorang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan atau masyarakat yang paling sempurna. Tujuan membentuk suatu perkawinan yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun mojosantren bila dilihat dari sudut geografis termasuk pada klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti merupakan hal yang sangat penting yang harus terlebih dahulu diketahui oleh peneliti. Adapun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy- Syafi i telah diuraikan dalam bab-bab yang lalu. Dari uraian tersebut telah jelas mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN A. Lokasi Penelitian 1. Monografi dan Demografi Desa Ringinharjo Pada Bulan Maret 2012 a. Monografi Desa Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkawinan Usia Dini 1. Pengertian Perkawinan Usia Dini Menurut Ali Akbar dalam Rouf (2002) untuk menentukan seseorang melaksanakan kawin usia dini dapat dilihat dari sudut

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Dimana memiliki sifat yang saling membutuhkan, karena sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM A. Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Paradigma Sekufu di dalam Keluarga Mas Kata kufu atau kafa ah dalam perkawinan mengandung arti

Lebih terperinci

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Gambaran Umum Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur a. Hasil Wawancara pada Pengadilan Agama Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

BAB LIMA PENUTUP. sebelumnya. Dalam bab ini juga, pengkaji akan mengutarakan beberapa langkah

BAB LIMA PENUTUP. sebelumnya. Dalam bab ini juga, pengkaji akan mengutarakan beberapa langkah BAB LIMA PENUTUP 5.0 Pendahuluan Di dalam bab ini, pengkaji akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh daripada perbahasan dan laporan analisis kajian yang telah dijalankan daripada babbab sebelumnya.

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P E N E T A P A N Nomor : 03/Pdt.P/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK) 40 BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK) A. Deskripsi Umum Desa Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk

Lebih terperinci

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh

BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG. A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh BAB III URGENSI PERNIKAHAN DINI DI DESA LABUHAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG A. Gambaran Umum Wilayah Desa Labuhan Kecamatan Sreseh Keadaan umum wilayah disuatu daerah sangat menentukan watak dan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN 53 BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN A. Keadaan Masyarakat Desa Sedayulawas 1. Keadaan Geografis Untuk mengetahui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL A. Profil Wilayah Desa Karangmalang Wetan Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Sebagai gambaran

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian Pasar Ikan di Kec. Ketapang ini merupakan salah satu pasar yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN 63 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN A. Analisis Tentang Latarbelakang Tradisi Melarang Istri Menjual Mahar Di

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN 46 BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambar 3 Peta Kabupaten S idoarjo Gambar 4 Peta Lokasi TPST Janti Berseri 47 A. Kondisi Geografis Letak geografis Desa Janti terletak di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Kramat Jegu Keadaan umum wilayah di suatu daerah sangat

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN 37 BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN A. Gambaran Umum Desa Kombangan 1. Letak Lokasi Desa Kombangan merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Prosedur Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Kantor Urusan Agama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Alasan-Alasan Izin Poligami Di Pengadilan Agama Pasuruan Fitrah yang diciptakan Allah atas manusia mengharuskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr A. Analisis terhadap proses penyelesaian wali adhal di Pengadilan Agama Singaraja Nomor.

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor : 04/Pdt.P/2010/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : 04/Pdt.P/2010/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENETAPAN Nomor : 04/Pdt.P/2010/PA.Gst BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Permohonan Cerai Talak antara pihak-pihak ; LAWAN. Termohon ;--

Permohonan Cerai Talak antara pihak-pihak ; LAWAN. Termohon ;-- Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara Permohonan Cerai Talak antara pihak-pihak ;----------------------------------------

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 201/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 201/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 201/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011). 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

P E N E T A P A N. Nomor: 0032/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor: 0032/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor: 0032/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu

Lebih terperinci

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah

Lebih terperinci

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Tentang Desa Kepuh Teluk 1. Letak Geografis Desa Kepuh Teluk Desa atau Kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Sejarah Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Desa Sumberagung merupakan desa terbesar sekecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. A. Analisis Fungsi Manifes Terhadap Pengaruh Weton dalam Pelaksanaan

BAB IV ANALISIS MASALAH. A. Analisis Fungsi Manifes Terhadap Pengaruh Weton dalam Pelaksanaan BAB IV ANALISIS MASALAH A. Analisis Fungsi Manifes Terhadap Pengaruh Weton dalam Pelaksanaan Akad Nikah Akad nikah merupakan prosesi paling penting dalam perkawinan. Dalam akad nikah terdapat ijab qabul

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan BAB V PEMBAHASAN A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan Kafa ah dalam perkawinan merupakan persesuaian keadaan antara si suami dengan perempuannya

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 019/Pdt.G/2013/PA.Blu. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 019/Pdt.G/2013/PA.Blu. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 019/Pdt.G/2013/PA.Blu. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Blambangan Umpu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perkawinan yang berada di Indonesia sebenarnya mempunyai ketetapan bahwa perkawinan hanya bisa dilakukan menurut kepercayaan agama masing-masing dan

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P E N E T A P A N Nomor 0027/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna 1. Geografis Desa Balam Sempurna Desa Balam Sempurna merupakan salah satu Desa dari sekian banyak desa yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM 62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG A. Profil Desa Krikilan 1. Kondisi Geografis Desa Krikilan di bawah pemerintahan

Lebih terperinci

WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI

WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN DUDUK SAMPEYAN DAN ADAT WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI KECAMATAN DUDUK SAMPEYAN KABUPATEN GRESIK A. Latar Belakang Objek 1. Keadaan Geografis Kecamatan Duduk

Lebih terperinci

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan Rukun adalah unsur-unsur yang harus ada untuk dapat terjadinya suatu perkawinan. Rukun perkawinan terdiri dari calon suami, calon isteri, wali nikah, dua orang saksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0656/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0656/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0656/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB III TRADISI PEMINANGAN YANG DILAKUKAN PEREMPUAN KEPADA LAKI-LAKI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN.

BAB III TRADISI PEMINANGAN YANG DILAKUKAN PEREMPUAN KEPADA LAKI-LAKI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN. BAB III TRADISI PEMINANGAN YANG DILAKUKAN PEREMPUAN KEPADA LAKI-LAKI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN. A. Deskripsi Desa Sungelebak Luas wilayah Desa Sungelebak Kecamatan Karanggeneng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkawian poligami ialah perkawian yang lebih dari satu istri. Menurut Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3 (Q.IV:3) yang maksudnya, Dan

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor:004/Pdt.P/2008/PA.Wno DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan

P E N E T A P A N Nomor:004/Pdt.P/2008/PA.Wno DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan P E N E T A P A N Nomor:004/Pdt.P/2008/PA.Wno DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama memberikan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0475/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0475/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0475/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara cerai talak pada peradilan tingkat pertama, telah

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA

BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA BAB III DISKRIPSI ANAK HASIL PEMERKOSAAN AYAH TERHADAP ANAK KANDUNG DI KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTA SURABAYA A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Wiyung Umumnya kondisi wilayah suatu daerah menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis Menurut data dari Kantor Kelurahan, Desa Sumbermanjingkulon terbagi menjadi dua Dukoh (daerah pemerintahan), yaitu Dukoh Dusun Krajan dan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah sangat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 93 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Desa Sumberejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang secara geografis merupakan wilayah yang

Lebih terperinci

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA 3 IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA Oleh : Alip No. Mhs : 03410369 Program Studi : Ilmu Hukum UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah Rasulullah. Sebab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganjurkan manusia untuk hidup berpasang-pasangan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menganjurkan manusia untuk hidup berpasang-pasangan yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan yang terinstitusi dalam satu lembaga yang kokoh, dan diakui baik secara agama maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mîtsâqan ghalîdhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN 23 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN A. Keadaan Umum Kelurahan Banyurip Kelurahan Banyurip adalah satu Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota

Lebih terperinci

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan

Lebih terperinci

Contoh Surat Gugatan

Contoh Surat Gugatan Contoh Surat Gugatan Contoh : 1 Gugatan Cerai Assalamualaikum wr.wb. Idi, 20... Kepada Yth; Ketua Mahkamah Syariyah Idi Di Idi Perkenankan saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama..binti. Umur Agama

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 46 BAB III DISKRIPSI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PERNIKAHAN WANITA HAMIL A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Keadaan Wilayah Kelurahan rungkut Lor Surabaya memiliki wilayah seluruh 416,44

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Kondisi Geografis Desa Sedayulawas memiliki luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk

Lebih terperinci

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini Oleh: Nasrullah, S.H., S.Ag., MCL. Tempat : Balai Pedukuhan Ngaglik, Ngeposari, Semanu, Gunungkidul 29 Agustus 2017 Pendahuluan Tujuan perkawinan

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara permohonan Penetapan Wali Adhol pada tingkat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM 40 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM Eksistensi perwalian dalam Islam memiliki dasar hukum yang sangat jelas dan kuat. Hal ini dapat dipahami sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam ada beberapa prinsip perkawinan menurut agama Islam yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup manusia melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG

BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG 1. Gambaran Umum Desa Dampul Timur 1. Letak Lokasi Desa

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts بسم الله الرحمن الرحیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Putussibau yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN Menurut Imam Asy-Syathibi jika aturan/hukum itu membawa kepada kemaslahatan, maka aturan /hukum itu harus dijadikan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 87/Pdt.G/2009/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 87/Pdt.G/2009/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 87/Pdt.G/2009/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci