FAKTOR- FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI TERJADINYA KEKOSONGAN STOK OBAT DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR- FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI TERJADINYA KEKOSONGAN STOK OBAT DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA"

Transkripsi

1 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN Skripsi, Juni 2017 AYU PUTU ANGGITA WULANDARI FAKTOR- FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI TERJADINYA KEKOSONGAN STOK OBAT DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA ABSTRAK Persediaan obat di instalasi farmasi sangat penting untuk menjaga mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit, sehingga diperlukan pengelolaan persediaan yang efektif dan efisien untuk mencegah terjadinya stock out obat di unit instalasi farmasi. Total pembelian obat luar di RSU Puri Raharja pada tahun 2015 sebesar 60,52% dan pada 2016 mencapai 70,18% akibat stock out dari seluruh total pembelanjaan hal tersebut menunjukan bahwa seringnya terjadi stock out obat yang dapat menurunkan mutu pelayanan serta mengancam keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor - faktor penyebab terjadinya stock out obat dan melakukan upaya pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi deskriptif dan telaah dokumen. Informan penelitian dipilih secara purposive sampling berdasarkan asas kecukupan dan kesesuaian. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan kekosongan stok di instalasi farmasi diantaranya faktor distributor yaitu kejadian dimana kantor pusat mengalami kekosongan serta keterlambatan dalam pengiriman,faktor kebijakan yaitu terdapat pembatasan jumlah pemesanan untuk obat tertentu pada satu periode dan faktor yang terakhir adalah faktor pengadaan yang menggunakan perkiraan dan pengalam dalam menentukan jumlah pemesanan. Secara umum terdapat tiga faktor yang dapat melatarbelakangi kejadian kekosongan stok di instalasi farmasi, sehingga upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu melakukan training kepada staf untuk menyamakan persepsi tentang manajemen pengelolaan obat, membuat form evaluasi distributor serta melakukan perhitungan dengan metode EOQ dan ROP dalam melakukan kegiatan pengadaan. Kata Kunci : Instalasi Farmasi, Manajemen Pengelolaan Obat, Kekosongan Stok

2 THE UNDERLYING FACTORS OF MEDICINE STOCK OUT AND THE CONTROLLING EFFORTS IN PHARMACEUTICAL INSTALLATION OF PURI RAHARJA HOSPITAL ABSTRACT A sufficient supply of medicine in pharmaceutical installation is important in order to maintain quality service and patient's safety in hospitals; thus, an effective and efficient supply management is needed to prevent medicine stock-out in pharmaceutical installation. The total purchase of medicine in Puri Raharja Hospital in 2015 is 60.52%, reaching 70.18% in 2016 as a result of stock out from total purchasing, this shows that medicine stock-out happens frequently, which in return, reduces service quality and threatens the patient's safety. The aims of this study are to find out the underlying factors that cause medicine stock-out and to make efforts in order to control medicine supply in pharmaceutical installation of Puri Raharja Hospital This study uses qualitative descriptive method. The data is collected through the following methods: thorough interview, descriptive observation and document review. Informants are chosen by purposive sampling based on the principle of adequacy and suitability. Based on the results, there are three factors that causes stock-out in pharmaceutical installation: distributor factor specifically the main office go through out of stock condition and delays in deliveries, policy factor specifically restrictions in ordering certains drugs on certains period, and procurement factor that using random estimation in determine the amount of procurement medicines. In general, there are three factors that underlies stock-out in pharmaceutical installation, thus the following control efforts can be carried out: providing training for staffs in order to set a uniformed perception of medicine management, making distribution evaluation form, as well as computing using EOQ and ROP method in doing procurement. Keywords: Pharmaceutical Installation, Medicine Management, Stock out.

3 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman judul dengan spesifikasi... i Pernyataan persetujuan... ii Kata Pengantar... iv Abstrak... vi Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar...xiv Daftar Lampiran... xv Daftar Singkatan, Lambang Dan Istilah...xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Manfaat Teoritis... 12

4 1.6 Ruang Lingkup Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rumah Sakit Fungsi Rumah Sakit Kegiatan Jasa Rumah Sakit Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tujuan, Tugas dan Tanggung Jawab Instalasi Farmasi Rumah Sakit Manajemen Logistik Tujuan Manajemen Logistik Fungsi Manajemen Logistik Manajemen Persediaan Rumah Sakit Perencanaan Persediaan Pengadaan Persediaan Penerimaan dan Penyimpanan Persediaan Penyaluran/Pendistribusian Persediaan Pengawasan Persediaan Pengendalian Persediaan Stock Out Sumber Daya Manusia Prosedur Kebijakan... 36

5 2.9 Distributor Dana Lingkungan Kerja Stock Opname Penelitian Terdahulu BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka Konsep Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB IV METODE PENELITIAN Karakteristik Penelitian Rancangan Penelitian Teknik Pengambilan Informan Lokasi dan Waktu Penelitian Peran Peneliti Strategi Pengumpulan Data Analisis Data Strategi Validitas Data BAB V HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Riwayat Penelitian Karakteristik Informan Gambaran Input Manajemen Pengelolaan Persediaan Obat... 59

6 5.4.1 Sumber Daya Manusia Anggaran Prosedur Kebijakan Distributor Lingkungan Kerja Gambaran Proses Manajemen Pengelolaan dan Persediaan Obat Perencanaan Persediaan Pengadaan Persediaan Pengawasan Pengendalian Pengendalian Persedian Stock Opname Kekosongan Stok BAB VI PEMBAHASAN Hambatan dan Upaya Pengendalian Persediaan Faktor Yang Melatarbelakangi Kekosongan Stok Hambatan Dalam Manajemen Pengelolaan dan Perbekalan Farmasi Upaya Pengendalian BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran... 99

7 Daftar Pustaka

8 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 5.1 Karakteristik Informan Penelitian Tabel 5.2 Jumlah Staf Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tahun

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Total Pembelian Obat Luar di Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tahun Gambar 1.2 Total Pembelian Obat Luar di Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tahun Gambar 2.1 Siklus Pengelolaan Bidang Logistik Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Gambar 5.1 Bagan Organisasi Bagian Farmasi (Instalasi Farmasi)... 70

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lembar Ethical Clearence Lembar Persetujuan Rekomendasi Penelitian RSU Puri Raharja Lembar Permohonan menjadi Responden Lembar Informasi Wawancara Mendalam Lampiran 5 Pedoman Wawancara Untuk Kepala Instalasi Farmasi, Apoteker Pendamping dan Kepala Pengelola Gudang Farmasi Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Pedoman Wawancara Untuk Distributor Pedoman Observasi Pedoman Telaah Dokumen

11 DAFTAR SINGKATAN, LAMBANG DAN ISTILAH Daftar Lambang % : Persen & : Dan Daftar Singkatan DOEN Depkes EOQ IFRS IPTEK PFT PBF UU Permenkes / PMK ROP RSU SIPA SMF SOP/SPO : Daftar Obat Essensial Nasional : Departemen Kesehatan : Economic Order Quantity : Instalasi Farmasi Rumah Sakit : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi : Panitian Farmasi dan Terapi : Perusahaan Besar Farmasi : Undang-Undang : Peraturan Menteri Kesehatan : Re-Order Point : Rumah Sakit Umum : Surat Izin Praktek Apoteker : Staf Medis Fungsional : Standard Operational Procedur / Standar Prosedur Operasional Daftar Istilah Buffer Stock Cito : Stok pengaman untuk menghindari kemungkinan kekurangan persediaan : Pemesanan yang dilakukan secara insidental dan barang harus dikirim hari itu juga

12 Lead Time Stock Out Stock Opname : Waktu tunggu pemesanan obat, dari pemesanan obat dilakukan hingga datang : Kekosongan stok : Kegiatan mencocokan stok barang dengan yang tercatat

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, pada pasal satu disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pada bab 5 pasal 7 poin pertama menyatakan bahwa rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Keenam hal tersebut merupakan hal yang saling berkaitan dan saling menunjang kebutuhan pada tiap unit pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit (Kementerian Kesehatan, 2009). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 51 tahun 2009 disebutkan bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan farmasi ini dinilai sangat penting untuk selalu tersedia pada unit farmasi karena ketersediaan obat pada farmasi berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan pasien. Menurut Suciati dan Adi Sasmito (2006) dikatakan bahwa pelayanan farmasi merupakan revenue center atau pusat pendapatan dalam rumah sakit hal tersebut

14 mengingat bahwa lebih dari 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis pakai, alat kedokteran dan gas medik), dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi. Salah satu pelayanan pelaksanaan farmasi adalah pengelolaan obat dimana kompetensi penting yang wajib dimiliki seorang apoteker dalam pengelolaan obat yaitu memiliki kemampuan membuat perencanaan, penganggaran pengadaan, produksi, penyimpanan, pengamanan persediaan, perancangan serta melakukan dispensing serta evaluasi penggunaan obat yang efektif dan efisien dalam rangka pelayanan kepada pasien yang terintegrasi dalam asuhan kefarmasian dan jaminan mutu. Perencanaan obat adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan mutu obat sesuai dengan kebutuhan. Keberhasilan perencanaan jumlah kebutuhan obat bisa dicapai dengan melibatkan tim dan kombinasi dari berbagai metode (Maimun, 2008). Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan mewajibkan adanya perluasan paradigma menjadi paradigma yang berorientasi pada pasien (patient oriented). Pelayanan yang berorientasi kepada pasien ini mewajibkan pelayanan kefarmasian dapat meningkatkan mutu dalam pengelolaan dan kefarmasian klinis di rumah sakit. Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian pemerintah mengeluarkan Permenkes No. 58 tahun 2014 yang meneyebutkan bahwa pengendalian mutu kefarmasian meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dimana salah satunya untuk

15 mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) obat di perbekalan farmasi pada saat dibutuhkan. Menurut penelitian Academy of Managed Care Pharmacy (AMCP) mengenai The Reality of Drugs Shortages (2010) dimana respondennya mayoritas berprofesi sebagai kepala farmasi/apoteker, diperolah hasil bahwa kekosongan obat dapat mengakibatkan 55,5% kelalaian, 54,8% kesalahan dosis, 34,8% kesalahan obat, 70,8% perawatan tertunda dan 38% mengakibatkan keluhan pasien (Ajrina, 2015) Dari penelitian diatas dapat dilihat bahwa persentase tertinggi akibat dari stock out obat berdampak pada perawatan yang tertunda sehingga dapat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan. Menurut hasil penelitian Mellen & Pudjirahardjo (2013) yang berjudul Faktor Penyebab dan Kerugian Akibat Stockout dan Stagnant Obat di Unit Logistik Obat RSU Haji Surabaya mengatakan bahwa metode perencanaan yang digunakan oleh RSU Haji Surabaya adalah metode konsumsi dimana metode yang dilakukan belum lengkap apabila dibandingkan dengan langkah metode konsumsi menurut Quick (1997) yang menggunakan perhitungan trend dan menentukan kwanta atau paket pembelian terbaik berdasarkan data untuk menghindari risiko stockout dan stagnant obat serta mendapatkan laba terbaik. Berdasarkan hasil penelitian Amiati Pratiwi (2009) dalam peneliitian (Ajrina, 2015) dijelaskan mengenai Stock Out Obat di Gudang Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih pada Triwulan I tahun 2009 terdapat sebanyak 5,70% jumlah permintaan obat yang tidak terlayani dari gudang logistik ke depo farmasi di rumah sakit. Permintaan yang tidak terlayani ini disebabkan karena obat memang tidak tersedia di gudang ataupun terjadinya stock out obat di gudang logistik

16 yaitu barang yang diminta tersedia namun tidak mampu memenuhi seluruh permintaan atau barang sedang tidak tersedia sama sekali. Hal hal tersebut juga terjadi di Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja. Berdasarkan pengalaman magang, wawancara serta observasi seringnya terjadi kekosongan obat (stock out) pada unit instalasi farmasi di RSU Puri Raharja. RSU Puri Raharja meupakan rumah sakit swasta yang dikelola oleh PT Yayasan Kesejahteraan KORPRI Provinsi Bali, dan atas Ijin Menteri Kesehatan RI No 0222/YANMED/RSKS/PA/SK/1991 Rumah Sakit Umum Puri Raharja berada dibawah badan usaha PT. Puri Raharja dalam bentuk unit pelayanan rumah sakit dalam bentuk Unit Pelayanan Rumah Sakit Umum Puri Raharja (Profil RSU Puri Raharja, 2006). Hampir seluruh pelayanan yang ada di RSU Puri Raharja memerlukan obatobatan untuk menunjang tiap-tiap pelayanan, dimana untuk penyediaan obat RSU Puri Raharja memiliki Instalasi Farmasi yang betugas untuk menyediakan dan mendistribusikan segala jenis obat yang dibutuhkan oleh tiap-tiap pelayanan yang dimiliki oleh RSU Puri Raharja. Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/19991 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit (RS), menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Puri Raharja meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian. Untuk proses produksi belum

17 dilakukan mengingat sarana dan prasarana yang belum memadai (Pedoman Pelayanan Kefarmasian RSU Puri Raharja, 2014). Dari hasil observasi di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja pada program magang sebelumnya permasalahan yang teridentifikasi yaitu dokter sering menulis resep obat diluar formularium yang disediakan oleh unit instalasi farmasi sehingga sering terjadi stok kosong pada obat yang diresepkan, yang kedua terjadinya kekosongan stok obat dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi akibat kekosongan stok pada distributor ketika pihak instalasi farmasi melakukan pemesanan dan Instalasi Farmasi tidak bisa melakukan persediaan selama satu bulan akibat keterbatasan cash flow RSU Puri Raharja. Dari hasil USG untuk menentukan prioritas masalah di unit Instalasi Farmasi diketahui bahwa terjadi kekosongan stok obat dan alat kesehatan kosong di Instalasi Farmasi akibat kekosongan stok pada distributor ketika pihak instalasi farmasi melakukan pemesanan menjadi prioritas masalah di unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Kejadian stock out obat pada Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja mengakibatkan terjadinya penundaan perawatan dimana apabila instalasi farmasi mengalami stock out obat maka diperlukan analisis terlebih dahulu apakah obat yang diperlukan dalam keadaan mendesak atau tidak. Apabila obat yang dibutuhkan mendesak maka pihak Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja akan segera membeli obat yang dibutuhkan ke Apotik maupun rumah sakit lain, namun apabila obat yang dibutuhkan tidak dalam keadaan mendesak maka obat akan dipesan melalui PBF yang telah melakukan kerja sama dengan pihak rumah sakit. Keputusan apakah obat yang dibutuhkan mendesak atau tidak ditetapkan oleh Kepala Instalasi Farmasi RSU

18 Puri Raharja. Tingginya kejadian stock out obat di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja dapat dilihat dengan melihat data pembelian obat di luar yaitu pembelian obat selain dari distributor obat yang telah melakukan kerja sama dengan RSU Puri Raharja. Dalam penelitian yang dilakukan (Utari, 2014) dengan judul Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffers Stock dan Re-Order Point (ROP) Di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah, kekosongan stok sering terjadi dimana gudang farmasi pernah membeli sebanyak 164 jenis obat ke apotek luar pada triwulan I yaitu pada bulan Januari-Maret tahun Hal tersebut dapat menyebutkan bahwa terdapat 164 jenis obat yang tidak dapat disediakan dalam jumlah yang diminta pada waktu yang dibutuhkan sehingga pihak gudang farmasi harus membeli secara cito ke apotek luar. Hal tersebut tentu saja dapat merugikan rumah sakit karena pembelian obat di luar rumah sakit akan lebih mahal dibandingkan dengan membeli ke distributor. Pembelian obat luar oleh pihak instalasi farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasien, dimana harga obat yang dibeli di apotek maupun rumah sakit lain akan lebih mahal dibandingkan dengan membeli langsung pada distributor yang telah melakukan kerja sama. Pembelian obat ke luar ini juga menyebabkan penundaan perawatan kepada pasien yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSU Puri Raharja. Berikut adalah grafik total pembelian obat luar akibat stock out obat di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja tahun 2015 & 2016 :

19 Gambar 1.1 Total Pembelian Obat Luar di Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tahun 2015 Gambar 1.2 Total Pembelian Obat Luar di Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tahun 2016 Sumber : Laporan Pembelian Obat Luar Unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tahun 2015 & 2016 (data diolah) Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa tiap bulannya yaitu dari bulan Januari Desember pada tahun 2015 unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja selalu melakukan pemesanan obat secara cito akibat dari stock out yang terjadi di instalasi farmasi. Dan juga pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa tahun 2016 Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja juga melakukan pembelian obat luar tiap bulannya, terlebih pada bulan Juli Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja melakukan pembelian obat luar hingga Rp. 109,801,139 dimana total pembelian obat bulan Juli didominasi oleh pembelian obat Vitamin B komplek sebanyak 5000 tablet sehingga total pembelian

20 obat luar Vitamin B Komplek pada bulan Juli tahun 2016 mencapai total Rp 87,500,000. Dari data yang didapat terlihat bahwa terjadi kenaikan total pembelian obat luar dimana pada tahun 2015 total pembelian obat luar sebesar Rp.89,045,294 dan pada tahun 2016 total pembelian obat luar pada unit Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja sebesar Rp. 293,162, Sedangkan pembelian obat yang dibeli dari rekanan pada tahun 2015 total pembelian obat sebesar Rp. 6,502,422,629 dimana pembelian obat tebannyak terjadi dengan distributor PT Enseval Putra Megatrading dengan pembeliaan obat sebesar Rp. 1,547,610,613. Sedangkan pada tahun 2016 pihak Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja melakukan pembelian obat yang dibeli dari rekanan adalah sebesar Rp. 6,617,858,976, dimana pembelian obat terbanyak dilakukan dari distributor PT Tempo dengan total pembelanjaan sebesar Rp. 1,396,224,505. Berdasarkan data pembelian obat luar pada tahun 2015 sebanyak 60,52% atau sebesar Rp. 89,045,294 dari total pembelian obat luar. Sedangkan pada tahun 2016, sebanyak 70,18% atau sebesar Rp. 205,743,644 dari total pembelian dilakukan akibat stock out obat pada unit instalasi farmasi sedangkan sisanya yaitu sebesar 20,72% diakibatkan karena obat yang memang tidak disediakan di instalasi farmasi dan juga pembelian obat baru maka terjadi peningkatan pembelian obat luar sebesar 9,66% dari tahun 2015 hingga tahun Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian persediaan yang lebih baik untuk menekan angka pembelian obat luar sehingga mengurangi kerugian pada rumah sakit dan juga menjaga mutu pelayanan kesehatan.

21 Menurut Rangkuti dalam Ajrina (2015) bahwa pendekatan manajemen persediaan dapat diterapkan pada usaha yang membutuhkan persediaan barangbarang untuk dijual. Dengan tujuan untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan atau memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen. RSU Puri Raharja sebagai rumah sakit yang menyediakan obat untuk menunjang pelayanannya memiliki misi dimana salah satu misinya yaitu Penyelanggaran Rumah Sakit yang efektif dan efisien bermutu sejalan denggan perkembangan IPTEK di bidang kesehatan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat dengan berpegang teguh pada etika profesi. Dimana salah satu harapan dari RSU Puri Raharja sendiri yaitu menggunakan dana dengan seefektif dan seefisien mungkin. Karena apabila rumah sakit menggunkan dana terlalu besar dalam persediaan maka akan menyebabkan biaya-biaya yang berlebihan, sedangkan apabila rumah sakit tidak memiliki persediaan yang cukup yang dapat memenuhi permintaan maka akan timbul biaya akibat kekurangan persediaan sehingga dana rumah sakit tidak digunakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan misi dari RSU Puri Raharja. Untuk melaksanakan penyelenggaraan rumah sakit yang efektif dan efisien perlu diteliti lebih dalam apa saja penyebab dari stock out yang terjadi di Instalasi RSU Puri Raharja. Dengan mengetahui penyebab terjadinya stock out dapat memberi informasi kepada rumah sakit untuk memperbaikinya serta mempermudah pihak rumah sakit dalam mengendalikan kejadian stock out di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi terjadinya stock out obat dan menentukan

22 upaya pengendalian yang paling tepat untuk mengurangi terjadinya stock out di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja dengan judul penelitian Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stock Out Obat Dan Upaya Pengendaliannya Di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja. 1.2 Rumusan Masalah Pada uraian latar belakang diketahui bahwa total pembelian obat luar di RSU Puri Raharja pada tahun 2015 sebesar 60,52% dan pada 2016 mencapai 70,18% akibat stock out dari seluruh total pembelanjaan dan diketahui pula terjadi peningkatan obat luar sebesar 9,66% dari tahun 2015 ke tahun Hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan kejadian stock out obat dapat menurunkan mutu pelayanan serta mengancam keselamatan pasien. Masalah tersebut perlu dikendalikan dengan meneliti faktor yang melatarbelakangi dari kejadian stock out tersebut dan mengupayakan pengendaliannya. 1.3 Pertanyaan Penelitian Apa saja yang menjadi faktor-faktor yang melatarbelakangi kejadian stock out obat dan upaya apa yang dapat dilakukan sebagai usaha pengendalian persediaan di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja?

23 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor - faktor yang melatarbelakangi terjadinya stock out obat dan melakukan upaya pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran input dari manajemen pengelolaan dan persediaan obat yang terdiri dari SDM, anggaran, prosedur, kebijakan, distributor, dan lingkungan kerja di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja 2. Untuk mengetahui gambaran proses kegiatan manajemen pengelolaan dan persediaan obat yang terdiri dari perencanaan, pengadaan, pengawasan, pengendalian persediaan, kekosongan stok serta stock opname di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja. 3. Untuk mengetahui hambatan dan upaya pengendalian persediaan yang baik bagi Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Praktis Laporan ini dapat memberi informasi kepada RSU Puri Raharja mengenai faktor penyebab terjadinya stock out obat serta upaya pengendaliannya, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam melakukan pengelolaan persediaan obat di Instalasi Farmasi RSU Puri Raharja

24 1.5.2 Manfaat Teoritis Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dalam mengenalasis faktor penyebab stock out obat di instalasi farmasi rumah sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang keilmuan Administrasi Kebijakan Kesehatan khususnya mengenai faktor penyebab stock out obat dan upaya pengendaliannya. Dimana sasaran dari penelitian ini adalah unit Instalasi Farmasi di RSU Puri Raharja.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN Mustika Meladiah 1 ; Harianto 2 ; Rachmawati 3 Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Rumah sakit memiliki fungsi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Rumah Sakit menurut UU RI No.23 Tahun 1992 adalah sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan atau

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013 Analisis Perencanaan Obat Jamkesmas dengan Metode Kombinasi ABC dan VEN di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 The Analysis of Jamkesmas Drug Planning

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan baik segenap badan serta bagian bagiannya, sedangkan pengertian kesehatan adalah keadaan sehat serta kebaikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis

KATA PENGANTAR. Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-nya sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Persepsi Penyedia Internal Terhadap

Lebih terperinci

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI Rizka Emellia 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Anna Apriyanti 3 Pengukuran tingkat kepuasan pasien menjadi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan primer maupun pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan terjadi di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Salah satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR Yulianty Scarshera, 0610190, pembimbing I Dr. Felix Kasim, dr. M.kes dan pembimbing II Dra. Rosnaeni Apt. Pelayanan kesehatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan seseorang dimana status fisik, mental serta sosial yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat senantiasa diupayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain pelayanan berbagai jenis laboratorium, gizi/makanan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain pelayanan berbagai jenis laboratorium, gizi/makanan dan sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang No. 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 menjelaskan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi serta peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level...

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Fixed-order dan Fixed-time Tabel 2.1 Tingkat Service Level... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Hak Cipta... ii Halaman Pernyataan Keaslian... iii Halaman Pernyataan Persetujuan... iv Halaman Persetujuan... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Persembahan... vii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. berorientasi kepada produk ( product oriented), juga berorientasi kepada pasien

PENDAHULUAN. berorientasi kepada produk ( product oriented), juga berorientasi kepada pasien 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan Kefarmasian di rumah sakit (1). Pelayanan Kefarmasian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat VOLUME 5 Nomor 02 Juli 2014 Artikel Penelitian PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT UMUM DENGAN ANALISIS ABC INDEKS KRITIS DI IFRSI SITI KHADIJAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (pelayanan kesehatan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang kesehatan memiliki peran yang penting. Kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak paling mendasar yang harus dipenuhi setiap orang dalam mencapai kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh mengenai gambaran perencanaan pengadaan obat-obatan di instalasi farmasi tahun 2008, maka penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Farmasi merupakan salah satu fasilitas yang paling banyak digunakan di Rumah Sakit dan merupakan daerah dimana sejumlah besar uang digunakan untuk pembelian barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan rujukan yang berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan serta pemeliharaan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di rumah sakit, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu tujuan dari pembangunan suatu bangsa. Kesehatan sendiri adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekosongan obat merupakan masalah dalam pelayanan farmasi yang penting untuk ditindaklanjuti dengan segera karena obat merupakan bagian utama dalam proses penyembuhan

Lebih terperinci

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e : Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Farmasi Di Instalasi The Implementation Compatability Of Pharmacy Minimum Services Standard At Pharmacy Installation Of Undata Hospital In

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit, merupakan suatu unit atau bagian yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYEBAB KEKOSONGAN STOK OBAT PATEN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI GUDANG MEDIS INSTALASI FARMASI RSUD KOTA BEKASI PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

GAMBARAN PENYEBAB KEKOSONGAN STOK OBAT PATEN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI GUDANG MEDIS INSTALASI FARMASI RSUD KOTA BEKASI PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 GAMBARAN PENYEBAB KEKOSONGAN STOK OBAT PATEN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI GUDANG MEDIS INSTALASI FARMASI RSUD KOTA BEKASI PADA TRIWULAN I TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam persaingan global saat ini, khususnya dunia kesehatan mengalami kemajuan yang pesat dalam teknologi kesehatan, menajemen dan regulasi di bidang kesehatan.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN DOKTER DALAM PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT UMUM R.A.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN DOKTER DALAM PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT UMUM R.A. ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN DOKTER DALAM PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT UMUM R.A. KARTINI JEPARA TAHUN 2006 TESIS Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya hampir selalu memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan ANALISIS PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN ABC INDEKS KRITIS DI INSTALASI FARMASI

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan ANALISIS PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN ABC INDEKS KRITIS DI INSTALASI FARMASI Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan VOLUME 09 No. 01 Maret 2006 Halaman 19-26 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Artikel Penelitian ANALISIS PERENCANAAN OBAT BERDASARKAN ABC INDEKS KRITIS DI INSTALASI

Lebih terperinci

GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H

GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H ABSTRAK GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H.MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN BULAN FEBRUARI 2012 Fauziyah 1 ; Erna Prihandiwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung dan mempengaruhi pekerjaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERSEDIAAN OBAT REGULER DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT IMPLEMENTATION OF

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO Krista R. Burhanuddin 1), Heedy tjitrosantoso 1), Paulina V. Y. Yamlean 1) 1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatanyang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2007 Muhammad Djatmiko, Eny Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang 39 ABSTRACT Drug management in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu pelayanan yang penting dalam pelayanan penunjang medis yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya instalasi yang mengelola perbekalan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Sistem Kesehatan Nasional diketahui bahwa subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan rujukan yang berfungsi menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan, peningkatan, serta pemeliharaan kesehatan.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah sakit menurut Permenkes No. 147 tahun 2010 merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kegiatan utamanya melayani dan menjual jasa perawatan kepada perorangan

Lebih terperinci

Berdo a terlebih dahulu And Don t forget Keep smile

Berdo a terlebih dahulu And Don t forget Keep smile Berdo a terlebih dahulu And Don t forget Keep smile ja alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin Heru sasongko dan Keluarga PENDAHULUAN TENTANG RUMAH SAKIT Dosen: Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. Penilaian

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI... JAKARTA. Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI... JAKARTA. Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI A. Struktur Organisasi Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang tersedia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan BAB TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016 Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016 Puspita Septie Dianita 1*, Tiara Mega Kusuma 2, Ni Made Ayu Nila Septianingrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu menjamin aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup (Kepmenkes,

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA

ANALISIS KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KELENGKAPAN PENULISAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA NI MADE TIKA HERAYANTI NIM. 1420015036 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

sakit, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai di

sakit, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Berdasarkan UU nomor 44 tahun 09 pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus dilakukan dengan sistem satu pintu. Permenkes nomor 58 tahun 14 menyatakan semua

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga PEMANFAATAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN ANALISA ABC (ALWAYS BETTER CONTROL) UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PERSEDIAAN OBAT DI UNIT USAHA APOTEK PRIMKOPAL RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA DIAJUKAN UNTUK

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. RUMAH SAKIT Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt. DASAR HUKUM RUMAH SAKIT UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. PerMenKes RI Nomor 1045/menkes/per/XI/2006 Tentang Pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan merupakan visi dari Kementerian Kesehatan RI dan telah dirumuskan dalam UU RI No. 36 tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan setiap umat manusia karena aktivitasnya dapat terhambat apabila kondisi kesehatan tidak baik.

Lebih terperinci

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT KOMITE FARMASI DAN TERAPI DRA. NURMINDA S MSi, APT STANDARD PELAYANAN FARMASI Keputusan MenKes no. 1197/MenKes/SK/X/2004 Tanggal 19 Oktober 2004 Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian penting dalam rangka pembangunan nasional. Dalam Undang Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan

Lebih terperinci

Pelayanan Farmasi. Oleh : Supariyati. Jakarta April 2011

Pelayanan Farmasi. Oleh : Supariyati. Jakarta April 2011 Pelayanan Farmasi Click icon to to add add picture picture Oleh : Supariyati Jakarta April 2011 VISI DAN MISI RSUP-Persahabatan VISI Menjadi Rumah Sakit Terdepan dalam Menyehatkan Masyarakat dengan Unggulan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii ABSTRACT Inventory is an important factor to be planned and controlled in the best possible. In inventory control and planning,policy is needed so that the good operation can produce the optimal number

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat 2.1 Definisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit perlu meningkatkan kemampuan manajemennya dengan meningkatkan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka sebuah pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu unsur kesejahteraan dan hak asasi manusia adalah kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang harus dipenuhi karena termasuk kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN OBAT BPJS DENGAN METODE KONSUMSI DI INSTALASI FARMASI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2014

ANALISIS PERENCANAAN OBAT BPJS DENGAN METODE KONSUMSI DI INSTALASI FARMASI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2014 ANALISIS PERENCANAAN OBAT BPJS DENGAN METODE KONSUMSI DI INSTALASI FARMASI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2014 ANALYSIS OF DRUG PLANNING BASED ON CONSUMPTION METHOD IN PHARMACY UNIT TIDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

Lebih terperinci

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu :

Rumah Sakit XYZ merupakan salah satu rumah sakit negeri yang ada di Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini memiliki sepuluh instalasi, yaitu : BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA Mi atu Khabbah*, Rolan Rusli, Welinda Dyah Ayu, Nurul Annisa Laboratorium penelitian dan pengembangan FARMAKA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT NARKOTIKA CODEIN TABLET 10 mg PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT NARKOTIKA CODEIN TABLET 10 mg PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT NARKOTIKA CODEIN TABLET 10 mg PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI GIANYAR LUH KM. SRIE SUSANTHI WIDYAWATI NIM. 0820025042

Lebih terperinci