BAB IV JARINGAN INTELEKTUAL SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK. A. Jaringan Intelektual Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV JARINGAN INTELEKTUAL SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK. A. Jaringan Intelektual Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat"

Transkripsi

1 BAB IV JARINGAN INTELEKTUAL SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK A. Jaringan Intelektual Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat Minangkabau Bayang, pernah 100 tahun lebih (Perang Bayang, ) menjadi pusat konsentrasi perlawanan rakyat terhadap Belanda berbasis pada surau dan dipimpin ulama. Surau itu adalah Surau Buyung Mudo di Puluik-puluik, seangkatan dengan Syekh Burhanuddin murid Abdul Rauf Singkel. Dimulai dari surau ini, Bayang pernah pula menjadi sentra pendidikan Islam, bahkan menjadi pusat pengembangan Islam di Sumatera Barat abad ke-17 di samping Surau Ulakan, Surau Baru, Sungayang, Padang Ganting dan Lubuk Ipuh. Dari pentas sejarah perjuangan nasional dan pengembangan Islam, sebenarnya tidak dapat dilupakan nama besar Buyung Mudo di Puluik-puluik (Bayang) yang kemudian dikenal Tuanku Bayang. Ia berjasa mengembangkan Islam di Minangkabau. Dia bersama teman-teman seperguruannya belajar dengan Syekh Abdul Rauf Singkel (Aceh), memulai proses perjuangannya dengan mendirikan surau sebagai sentra pendidikan dan pengajian Islam sekaligus surau itu basis perjuangan/ perlawanan rakyat terhadap Belanda. Di surau mereka mengajar sesuai dengan keahlian masingmasing, di mana Buyung Mudo keahlianya adalah sintaksis Arab (ilmu nahu), sekaligus memotivasi para pejuang melawan penjajah dengan nilai hubb alwathan mina l-iman (mencintai tanah air bagian dari iman). 54

2 55 Buyung Mudo sebelum berguru dengan Syekh Abdul Rauf Singkel, dimungkinkan ada guru sebelumnya di Minangkabau. Meski tidak banyak informasi tentang itu, namun ada indikasi yang menguat, bahwa Buyung Mudo dan kawan-kawannya sebelum pergi ke Aceh telah pernah belajar Islam dari seorang guru yang sama di Mingkabau. Sebab kalau tidak dengan guru yang sama, tidak mungkin mereka bertemu pada titik yang sama dalam tujuan perjalanan yang sama yakni menuju Aceh. Diceritakan, dalam perjalanan hidup Syekh Burhanuddin, sebelumnya pernah berguru dengan Syekh Abdul Arif dikenal dengan Tuanku Madinah, murid dari Syekh Safiudin Ahmad bin Muhammad Al-Madani Al-Anshari dikenal juga namanya Al-Qushashih. Syekh Abdullah Arif atau Tangku Madinah itu adalah orang Medinah (Saudi Arabiah), disuruh gurunya mengembangkan Islam tahun Ia seangkatan dengan Syekh Ahmad Al Qushashih. Syekh Abdul Rauf Singkel ke Aceh mulai mengajar tahun 1539, sedangkan Syekh Abdullah Arif mengembara mengembangkan Islam pada suatu tempat yang tidak ditunjuk gurunya, tetapi diberi tanda yang cukup rahasia. Akhirnya suatu tempat yang ditunjukan cirinya itu bertemu yakni dikenal Tapakis (Pariaman) sekarang. Lalu ia mengajar di sana. Mengajar di salah satu wilayah Pariaman Syekh Abdullah Arif ini digelari dengan gelar orang Pariaman, yakni sebagai tokoh agama disebut Tuanku di Tapakis dan sebagai orang Pariaman yang terhormat diberi gelar kehormatan Bagindo. Dikenallah kemudian dengan Tuanku Bagindo atau Tuanku Tapakis. Diduga, Buyung Mudo (Bayang) ahli ilmu bahasa sintaksis dan kawan-kawannya

3 56 pengembang Islam abad ke-17 yakni Tarapang (Sungayang) ahli bahasa morfologi, Datuk Maruhun Nan Panjang (Padang Ganting) ahli fiqhi dan Muhammad Nashir (Surau Baru Koto Tangah Padang) ahli tafsir, Khalidin (Lubuk Ipuh) ahli tasawuf di samping Burhanuddin Ulakan (nama kecilnya Pono dari Sintuk) sendiri ahli tasawuf, telah belajar Islam pada awal mulanya bersama Syekh Abdullah Arif di Tapakis ini, dalam waktu yang berbeda sehingga tidak saling mengenal. Indikasi membuktikan, bahwa mereka punya hasrat yang sama hendak menlanjutkan pelajaran dan membawa kaki mereka melangkah menelusuri jalur yang sama lalu berhenti pada titik yang sama, sehingga mereka lima orang bersama-sama meneruskan perjalanan menemui guru yang sama pula yakni Syekh Abdul Rauf Singkel seangkatan dengan guru mereka sebelumnya Syekh Abdullah Arif itu. Sebab kalau tidak seperguruan dan tidak ada petunjuk dari guru yang sama, mustahil mereka mempunyai minat dan langkah yang sama dan bisa bertemu pada tempat yang sama setelah melewati jalur yang sama pula. Berarti sebelum menemui Syeikh Abdul Rauf Singkel mereka telah mempunyai dasar yang kuat diperoleh dari guru yang pengetahuannya cukup tinggi, bahkan mungkin mereka telah memiliki keahlian, tetapi masih diperlukan menghalusi kaji dengan Syeikh Abdul Rauf Singkel ini. 1 Berdasarkan penelitian, penulis sepakat dengan Yulizal Yunus bahwa ada guru tempat Syekh Buyung Mudo dan kawan-kawan menuntut ilmu sebelum berangkat ke Aceh untuk menemui Syekh Abd Rauf Singkel, kalau 1 Wawancara : Yulizal Yunus, Selasa 25 April 2017

4 57 tidak ada guru yang sama tidak mungkin mempunyai niat hati yang sama untuk pergi menuntut ilmu ke Aceh kepada Syekh Abd Rauf Singkel. Setelah lima orang anak muda Minangkabau sampai di Aceh, mereka segera menemui Syekh Abdul Rauf Singkel yang baru satu tahun duduk mengajar. Mereka mengisahkan perjalanan dan pertemuan mereka berlima yang mengharukan, kelima anak Minang ini diterima Syekh Abdul Rauf Singkel. Mereka punya hasrat untuk pulang, menyebarkan Islam di seluruh Minang, terutama di daerah masing-masing. Syekh Abdul Rauf tidak memberi izin, dari kisahan Pariaman kecuali Pono, yang namanya telah diganti oleh Syekh Abdul Rauf dengan Syekh Burhanuddin dan diangkat sebagai Khalifah serta izin mengembangkan Islam di Minagkabau. Empat orang lainnya, termasuk Buyung Mudo keras juga hatinya untuk pulang dan menularkan ilmunya kepada masyarakat. Mereka keras hatinya hendak pulang, Syekh Abdul Rauf tidak bisa menahan dan akhirnya diizinkan juga oleh Syekh Abdul Rauf, suatu keajaiban terjadi, setelah mereka sampai di kampung masing-masing, jangankan orang mendengar fatwa atau datang mengaji denganya, dengan kehadirannya saja orang curiga. Akhirnya mereka berfikir, pastilah ilmu ini belum berkat. Mengikut Imam Syafi i, menuntut ilmu itu ada beberapa persyaratan, di antaranya: pertama kecerdasan, kedua uang, ketiga berlama-lama waktunya, keempat kesayangan guru, pulang

5 58 kekampung tanpa seizin sepenuh hati dari gurunya Syekh Abdul Rauf, yang menyebabkan ilmu tidak berkat dan kurang diterima masyarakatnya. 2 Karena mereka tidak diterima oleh masyarakat jadi mereka memutuskan untuk ingin kembali ke Aceh, tetapi rasa malu menyelusuk ke hati. Tetapi mereka berfikir dari pada ilmu tidak bermanfaat, lebih baik kembali biar malu sedikit tidak apa-apa. Tetapi lebih sial lagi mereka ditolak oleh Syekh Abdul Rauf, dan selanjutnya mereka disuruh oleh Abdul Rauf untuk menemui Syekh Burhanuddin, yaitu kawan mereka sendiri. Berat hati mereka, masa belajar dengan teman sendiri yang dulunya sama-sama belajar dengan guru yang sama dan dalam waktu yang sama pula. Tetapi karena patuh dengan guru, mereka terpaksa menyingkirkan hal-hal yang meragukan itu. Setelah minta maaf mereka kepada Syekh Abdul Rauf, termasuk Syekh Buyung Mudo berjalan menemui Syekh Burhanuddin. Mereka kembali berkumpul saling menghormati. Mereka saling belajar mengajar. Syekh Burhanuddin menempatkan empat temannya tersebut pada empat surau Tanjung Medan di Padang Gelundi pinggir laut, serta keempat temannya ini juga diberi murid untuk diajar oleh mereka. Setelah mereka banyak menemui pengalaman belajar dan mengajar di Padang Gelundi dan telah mendapat izin Syekh Abdul Rauf melalui khalifah Syekh Burhanuddin teman mereka sendiri, maka mereka kembali kekampung masing-masing. Setelah mereka sampai di kampungnya masing-masing, ada sebuah keajaiban terjadi kalau ilmunya sudah berkat dan diterima dari guru 2 Zusneli Zubir, et al, Laporan Hasil Seminar Sejarah Pantai Barat Sumatra dalam Perspektif Sejarah, ( Padang: BPKP, 2003), h. 12

6 59 yang selalu menyayangi muridnya, sampai di kampung mereka disambut, dihormati dan disegani. Banyak orang datang dari berbagai daerah belajar kepadanya, sehingga nama Buyung Mudo menjadi harum dan membuat harum pula kampungnya. 3 Ajaran yang dibawa oleh Syekh Buyung Mudo yaitu ajaran tarekat Syahatariyah, sebuah nagari di Bayang dekat kelahiran Buyung Mudo ini. Mereka yang pulang dengan Syekh Abdul Rauf Singkle itu mempunyai keahlian khusus masing-masing. Buyung Mudo yang kemudian dikenal dengan Tuanku Bayang mempunyai spesialisasi ilmu morfologi Arab atau ilmu sharaf, Syekh Muhammad Nasir yang dikenal dengan Syekh Surau Baru Kota Panjang, Koto Tangah Padang, mempunyai spesialisasi Tafsir. Syekh Supayang Solok dengan nama kecil Tarapang itu mempunyai keahlian ilmu nahu. Syekh Burhanuddin yang punya nama kecil Pono punya keahlian tasawuf sama dengan Khalidin Lubuk Ipuh dan Datuk maruhun Nan Panjang di Padang Ganting punya keahlian fiqh. Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik yang kemudian dikenal dengan Tuanku Bayang itu, mengembangkan Islam di Minangkabau. Mereka masingmasing mendirikan pusat pengajian sebagai sentra Pendidikan Islam. Mereka mengajar sesuai dengan keahlian masing-masing. Syekh Buyung Mudo mempunyai tiga sentra untuk mengajarkan pendidikan Islam kepada masyarakat Bayang, yang pertama Buyung Mudo mengajar di Surau yang ia dirikan di Puluik-puluik, dan yang kedua di Koto Baru Bayang juga ada satu sentra untuk Buyung Mudo mengajarkan pendidikan Islam, dan yang ketiga 3 Zusneli Zubir, Ibid, h.12-13

7 60 juga di Kapujan Bayang. Surau ini yang dipergunakan oleh Syekh Buyung Mudo untuk mengembangkan agama Islam di Bayang. Surau yang didirikan oleh Syekh Buyung Mudo tidak hanya dipergunakan untuk mengajarkan Pendidikan Islam saja, tetapi Syekh Buyung Mudo juga mengajarkan ilmu seni dan budaya kepada murid-murid atau masyarakat yang ada di Bayang, sehingga setelah kedatanggan Syekh Buyung Mudo dari menuntut ilmu dari Syekh Burhanuddin di Pariaman, masyarakat langsung menerima kedatangan dan ajaran yang dibawa oleh Syekh Buyung Mudo tersebut. 4 B. Murid-Murid Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat Minangkabau Sebuah nagari di Bayang yang dinamai dengan Kapujan yang berasal dari kata Kapujian merupakan daerah yang memiliki banyak ulama. Penyebaran Islam di daerah ini tidak terlepas dari peranan Syekh Buyung mudo Puluik-puluik, beliau memiliki beberapa murid seperti Syekh Muhammad Yatim dan Tuanku Tantuo. Seorang ulama terkenal yang produktif dalam menulis berbagai karya, cukup andil dalam membela dan mempertahankan ajaran islam. Syekh Muhammad Yatim adalah murid dari Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik, Syekh Muhammad Yatim berasala dari suku Caniago Tangah Kapujan Bayang Pesisir Selatan. Syekh Muhammad Yatim mempunyai 4 Wawancara, Emral Jamal DT.Rajo Mudo, masyarakat, Senin, 22 Mai 2017

8 61 empat orang istri, ini bukan karena keinginan dari Syekh sendiri, tetapi masyarakat yang ingin menjadikan Syekh Muhammad Yatim sebagai menantu. Ini karena kharismatik seorang Syekh dan lagi pula Syekh ini sering mengajarkan ilmu agama ke daerah yang jauh, Syekh tidak mungkin untuk pulang ke suraunya karena hari sudah larut malam mengajar baru selesai. Sewaktu Muhammad Yatim berumur 9 tahun, dia sudah belajar agama kepada Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Kapujan, kemudian dia melanjutkan pendidikan kepada Syekh Burhanuddin pada umur 17 tahun, berdasarkan anjuran gurunya Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik. Setelah beberapa tahun belajar dengan Syekh Burhanuddin dia melanjutkan pendidikannya ke Mekkah. Syekh Muhammad Yatim lahir pada tahun1670 M, di samping murid Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik, dia juga murid dari Syekh Burhanuddin. Akan tetapi dia bukan teman seperguruan dengan Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik. Berbeda halnya deng an Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik dengan Syekh Burhanuddin, yang merupakan teman seperguruan dan juga berguru kepada Syekh Burhanuddin. Jaringan intelektual Syekh Buyung Mudo selanjutnya yaitu Angku Tantuo lahir pada tahun 1680 M. Angku Tantuo adalah penganut Tarekat Syathariah. Masyarakat Kapujan menganggapnya keramat. Angku Tantuo pernah ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Pulau Cingkuk. Sewaktu

9 62 orang Belanda pulang dari Pulau Cingkuk dan sampai di Painan, ternyata Angku Tantuo sudah sampai terlebih dahulu dari orang Belanda tersebut. Angku Tantuo mengajarkan agama kepada putra-putra Kapujan di suraunya. Angku Tantuo sering bartapa di Buah karang putih Kapujan, di sana batu tempat sembahyang dan di samping batu tersebut ada batang limau purut yang berbuah tujuh serangkai. Angku Tantuo meninggal di Kapujan dan dikuburkan dekat kuburan Muhammad Yatim, yakni di depan mihraj Mesjid lama dengan memakai Qobah ( Gobah). Sampai sekarang masih ada orang pergi berziarah ke makam Angku Tantuo tersebut. Angku Tantuo ini hanya belajar kepada Syekh Buyung Mudo Puluikpuluik. Dengan demikian pola jaringan yang digunakan oleh Angku Tantuo adalah pola jaringan vertikal. Apabila kita perhatikan pola jaringan pendidikan Islam sejak masa Syekh Burhanuddin sampai kepada Angku Tantuo ini merupakan pola jaringan spiral (keluk atau putaran mengelilingi titik pusat), karena dari pusat pendidikan Islam Syekh Buthanuddin sampai kepada Angku Tantuo dan murid-murid semakin jauh. 5 Berdasarkan wawancara dengan Ahmad Kosasih salah satu tokoh masyarakat Bayang dan juga dosen di Universitas Negeri Padang, beliau tidak begitu mengetahui sejarah tentang Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik Bayang, tetapi beliau mengetahui ulama yang muafallah (bertemu) dengan 5 Firdaus, Sejarah Pendidikan Islam di Minangkabau Abad XVII-XVIII M, (Padang: Imam Bonjol Press, 2014), h

10 63 beliau, yakni yang seangkatan dengan kakek dari ayah beliau, beliau mengatakan pusat pendidikan Islam di nagari Koto Parapak, sejak zaman Belanda Bayang sudah terkenal dengan pusat pendidikan terbukti dengan adanya Madrasah Tawalib dan Madrasah Irsadinnas yang ada di Koto Parapat, Madrasah ini banyak di isi oleh kaum perempuan yang belajar di sana. Desa Koto Baru termasuk daerah Koto Parapat di sana ada Madrasah Tawalib yang dipimpin oleh H. Ahmad Jalil yang berasal dari Koto Baru juga, beliau (Ahmad Kosasih) mengetahui sejarah ini dari Diploma ibu beliau alumni dari Tawalib itu sendiri, H. Ahmad Jalil sempat bertemu dengan Ahmad Kosasih. Kemudian ulama atau tokoh Islam yang beliau kenal, yaitu Haji Ilyas Yakub berasal dari Asam Kumbang, mempunyai istri yang berasal dari rantau Parapat, kemudian juga ada Pakih Maranin merupakan ulama yang dikenal dengan Inyik Kacong, Landusin yang dikenal dengan Buya Ise, Landusin ini sempat menjadi guru PGA selama empat tahun di Rantau Parapat, kemudian di Kapujan ada Haji Muhammad Yunus bin Sulaiman istrinya orang Koto Baru dan wafat di Lubuk Linggau, sebelum beliau wafat dia banyak menghabiskan waktunya di Lubuk Linggau untuk berdakwah, Muhammad Yunus bin Sulaiman adalah kakek dari Ahmad Kosasih. Ulama atau tokoh Islam ini seangkatan dengan kakek dari Ahmad Kosasih, sedangkan yang seangkatan dengan ayahnya yaitu Haji Ahmad Jalil beliau sempat bertemu di Koto Baru, sedangkan di Jorong Kubang yang

11 64 termasuk ulama juga ada Ibnu Ziad yang dikenal oleh orang kampung dengan sebutan ustadz Sayap, Usa Amir yang masih hidup sampai sekarang, di Jorong Kapencong ada ustadz Jasad, Jorong Lubuk Gambir di sini ada beberapa ulama yaitu: ustadz Sahar, Buya Gazali, ustadz Usman, Ulamaulama ini sempat bertemu dengan Ahmad Kosasih. Kalau menurut Ahmad Kosasih hubungan intelektual kakek beliau dengan Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik memang tidak ada, karena Syekh Buyung Mudo hidup dan beraktivitas pada Abad ke-17 M. Pengaruh Syekh Buyung Mudo sendiri pada waktu kakek Ahmad Kosasi hidup itu sudah ada, terbukti dengan adanya sekolah-sekolah Islam seperti MAN, MTSN, dan lain-lain. 6 Begitu besar peranan Syekh Buyung Mudo dalam penyebaran Islam di nagari Bayang, namun tidak banyak orang yang mengenalnya, seperti Syekh Burhanuddin. Karena memang ketika terjadi pergolakan PRRI banyak rumah yang dibakar hingga peninggalan berupa Naskah Kuno dan bukti sejarah lainnya lenyap diluluh lantakkan oleh api. Ketika penulis melakukan penelitian di daerah kapujan hanya ada sebuah surau Tuo yang telah berubah dari bentuk aslinya. Dahulu surau tua tersebut terkenal oleh masyarakat karena surau tersebut menurut Fajri salah satu masyarakat yang ada di Kapujan, surau tuo adalah surau yang pertama ada di Pesisir Selatan, jadi masyarakat banyak yang berdatangan dari daerah yang berbeda untuk Wawancara,Ahmad Kosasih, Tokoh masyarakat Bayang, Dosen UNP, Kamis 13 Juli

12 65 menuntut ilmu di surau tuo itu, karena surau tersebut dekat dengan air akhirnya surau tersebut dipindahkan keseberang air tidak jauh dari makam Syekh Buyung Mudo. Namun surau Syekh Buyung mudo sendiri sudah tidak ada bahkan sebuah makam Syekh Buyung Mudo sendiri tidak diketahui kepastiannya oleh penduduk sekitar atau masih diragukan oleh masyarakat, mereka hanya tau tempat itu komplek pemakaman lama yang dijadikan kebun. Ini semua memprihatinkan kita, begitu besarnya peranan Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik namun penduduk sekitar tidak mengetahuinya bahkan para peneliti lain tidak pernah menyebut-nyebut tentang keberadaan makamnya sebagai bukti sejarah perjuangannya dalam menyebarkan islam di bayang. 7 Setelah melakukan penelitian di Negeri Bayang, ada dua kampung yang di yakini oleh masyarakat tempat pemakaman Syekh Buyung Mudo yang pertama di kampung Puluik-puluik, dan yang kedua di kampung Kapujan. Tetapi setelah penulis melakukan penelitian dan bertanya kepada masyarakat yang ada di daerah Kapujan dan Puluik-puluik, masyarakat lebih banyak yang meyakini bahwa tempat makam Syekh Buyung Mudo di Negeri Kapujan. Masyarakat juga mengatakan bahwa di samping makam Syekh Buyung Mudo terdapat makam Tuangku Tantuo salah satu murid dari Syekh Buyung Mudo, nageri Kapujan juga terdapat surau Syekh Buyung Mudo sabagai bukti tempat sentra penyebaran Islam, sedangkan di Puluik-puluik tidak ada di temukan Surau Syekh Buyung Mudo, di sana peneliti lebih yakin 7 Wawancara, Fajri, masyarakat, Sabtu, 10 Juni 2017

13 66 bahwa makam Syekh Buyung Mudo terletak di Kapujan, karena dari hasil penelitian lebih banyak masyarakat yang mengatakan makam Syekh Buyung Mudo terdapat di nagari Kapujan Bayang Pesisir Selatan. C. Kontribusi Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik Bagi Perkembangan Islam di Pantai Barat Minangkabau Bercerita tentang masuknya Islam di Bayang, otomatis tidak terlepas dari peran seorang ulama yang sangat berjasa menyebarkan islam di Bayang yaitu Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik, tetapi masyarakat sekarang tidak begitu mengenal seorang ulama yang sangat berjasa dalam menyebarkan agama Islam di nagari bayang, setelah melakukan penelitian di nagari Bayang, di sana penulis menemukan dua buah tempat pemakaman dari Syekh Buyung Mudo, yang pertama penulis menemukan tempat pemakaman Syekh Buyung Mudo di Nagari Puluik-puluik Bayang, di sana sebagian masyarakat juga mengatakan bahwa itu adalah makam Syekh Buyung Mudo, tetapi tidak ada bukti yang kuat yang mengatakan itu adalah makam dari Syekh Buyung Mudo. 8 Masyarakat Puluik-puluik mengetahui bahwa itu adalah makam dari Syekh Buyung Mudo yaitu dari para pengunjung yang pergi untuk berziarah ke makan tersebut, para pengunjung yang berasal dari luar daerah Pesisir Selatan yang mengatakan bahwa itu adalah makan dari Syekh Buyung Mudo yang telah berjasa mengembangan ajaran agama Islam di nagari Puluik- 8 Wawancara, Sukri Datuk Rajo Dano, Ketua KAN Puluik-puluik, Selasa, 30 Mai 2017

14 67 puluik bayang, tetapi masyarakat di sekitar makam tidak begitu memperhatikannya. 9 Semenjak zaman Syekh Burhanuddin di Ulakan Pariaman, banyak orang yang berdatangan dari Ulakan Pariaman untuk pergi berziarah ke makam Syekh Buyung Mudo yang ada di Kapujan, menurut masyarakat yang ada disana hampir setiap tahun orang berdatangan untuk pergi berziarah ke sana. Masyarakat yang ada di Kapujan tidak begitu menghiraukan orang yang datang ke makam Syekh Buyung Mudo tersebut, padahal Syekh Buyung Mudo sangat berjasa mengembangkan ajaran Islam di Kapujan, selain makam yang hampir tidak terawat masyarakat juga kurang peduli. Kontsribusi dari Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik bagi perkembangan Islam di nagari Bayang utara pada masyarakat sekarang sangat banyak, karena menurut Aliharni masyarakat dari Puluik-puluik kalau masyarakat di Bayang pada umumnya masih mengunakan surau sebagai pusat gerakan peningkatan kesejahteraan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat masih mengunakan surau sebagai tempat diskusi dan kegiatan agama lainnya. Perkembangan seperti ini tidak lain dari pengaruh para ulama yang telah berjasa mengembangkan Islam di nagari Bayang Utara Puluik-puluik, selain para ulama yang telah berjasa mengembangkan agama Islam yang ada di Bayang pada abad ke-17 sampai abad ke-20 juga banyak tokoh masyarakat sekarang yang telah memberi kontsribusi buat nagari Bayang sendiri. Perhatian yang demikian besar dari pemerintah daerah, juga 9 Wawancara, Nada, masyarakat, Sabtu, 10 Juni 2017

15 68 merupakan peluang Bayang ke arah nagari yang lebih maju seperti sekarang ini. Sentra pendidikan Islam melalui surau yang diajarkan oleh Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik pada abad ke-17 masih kita jumpai pada saat sekarang ini, karena masih ada sebuah surau kecil di daerah Kapujan Bayang, menurut masyarakat surau itu adalah surau yang dibangun kembali oleh masyarakat, setelah surau gadang yang didirikan Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik yang sekarang tidak ada lagi karena sudah dirobohkan oleh masyarakat, karena surau gadang tersebut dekat dengan air. Masyarakat Kapujan masih mendirikan surau kecil yang terletak di seberang makam Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik, untuk mengenang orang yang telah berjasa menyebarkan agama I slam di nagari Bayang.

BAB III BIOGRAFI SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK. A. Riwayat Hidup Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik

BAB III BIOGRAFI SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK. A. Riwayat Hidup Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik BAB III BIOGRAFI SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK A. Riwayat Hidup Syekh Buyung Mudo Puluik-puluik Jaringan pendidikan Islam melalui Syekh Buyung Mudo Puluikpuluik. Dari kisah Syekh Burhanuddin dan sejarah

Lebih terperinci

al-din di Ulakan, Pariaman setelah Syekh Burhan al-din mendirikan surau

al-din di Ulakan, Pariaman setelah Syekh Burhan al-din mendirikan surau 131 Akhirnya mereka yang berempat ini berguru kepada Syekh Burhan al-din di Ulakan, Pariaman setelah Syekh Burhan al-din mendirikan surau di Tanjung Medan, Ulakan, Pariaman. Setelah mereka mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah selalu menampilkan dimensi ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu mengandung tiga unsur pelaku,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937. Kesimpulan

Lebih terperinci

DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014

DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT 2014 1 Shallallahualaihissalam Solok Selatan 2009 5 001 s/d 005 2 Risalah Mau izat Al-Hasanah Surau Nurul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ali Mas ud atau biasa yang dipanggil mbah Ali Mas ud atau biasa juga dipanggil gus Ud atau biasa juga dikenal dengan mbah Ud merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Islam pertama kali diperkenalkan melalui Islam Minangkabau

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Hasil Wawancara

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Lampiran 1 : Narasumber : Syafri Malin Mudo Jabatan : Mursyid tarekat Naqsabandiyah Pasar Baru, Kota Padang Lokasi : Surau Baitul Makmur, Padang Tanggal : 26 29 Agustus 2012 1. Sejak kapan Bapak memimpin

Lebih terperinci

DARUSSA`ADAH MATANG PAKEH

DARUSSA`ADAH MATANG PAKEH DARUSSA`ADAH MATANG PAKEH Nama Dayah DARUSSA`ADAH MATANG PAKEH Lokasi/Alamat Jln. Matang Janeng Gampong Pande Kecamatan Tanah Pasir Aceh Utara No Telp Dayah +6285262225499-+6285260264582 Pendiri ALM, TGK

Lebih terperinci

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi (1860-1916 M) Imam Masjidil Haram Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi merupakan salah satu ulama besar Nusantara kelas dunia. Puncak karier ulama asal Ranah Minang (Minangkabau)

Lebih terperinci

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL- QURAN DAN AL-SUNNAH 2014 MINGGU KE-3

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL- QURAN DAN AL-SUNNAH 2014 MINGGU KE-3 ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL- QURAN DAN AL-SUNNAH 2014 MINGGU KE-3 SAMBUNGAN MINGGU LEPAS Faktor kemasyhuran Qiraat 7 MINGGU INI Pengenalan ringkas Imam Asy-Syatibi dan Imam Al-Jazari Latihan surah

Lebih terperinci

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO

BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO Mr. Asaat Datuk Mudo adalah putra Minangkabau Sumatera Barat yang lahir di Dusun Pincuran Landai, Kenagarian Kubangputih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam pada 18 September

Lebih terperinci

BA B I PENDAHULUAN. menjadi panutan dalam masyarakatnya. Pri-kehidupan tokoh ini dapat di telisik. dengan menelaah kehidupannya dalam suatu bagian.

BA B I PENDAHULUAN. menjadi panutan dalam masyarakatnya. Pri-kehidupan tokoh ini dapat di telisik. dengan menelaah kehidupannya dalam suatu bagian. BA B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak yang dapat kita identifikasi dari kehidupan seseorang untuk dimanfaatkan menjadi bahan pembelajaran dalam menuju pembentukan karakter. salah satu manfaatnya

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN SOLOK DENGAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 156 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Latar belakang

Lebih terperinci

Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN

Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX Oleh : Rudi Sutrisna NIM K 4402514 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika melihat gerakan Islam di Minangkabau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencak silat atau silat adalah seni beladiri yang dikenal secara luas di Indonesia. Selain di Indonesia silat juga dikenal di Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya,

Lebih terperinci

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH KETELADANAN BAB 12 RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH MAIN MENU HOME KETELADANAN RASULULLAH DALAM MEMBINA UMAT (PERIODE MADINAH) IDENTITAS PETA KONSEP MATERI LATIHAN & SOAL IDENTITAS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan berbagai macam suku bangsa yang ada di dalamnya serta berbagai ragam budaya yang menjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENGANTAR... 1

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data Dalam penganalisaan data penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan memakai angket dan jumlah angket yang peneliti sebarkan sebanyak 100 angket.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa : 1. Identifikasi ke empat makam penyebar Islam dikecamatan Manduamas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DAFTAR TANYA. Daftar tanya penelitian skripsi. Nilai-nilai Kepahlawanan Tuanku Keramat. Syekh Burhanuddin di Nagari Ulakan. Responden No.

LAMPIRAN I DAFTAR TANYA. Daftar tanya penelitian skripsi. Nilai-nilai Kepahlawanan Tuanku Keramat. Syekh Burhanuddin di Nagari Ulakan. Responden No. LAMPIRAN I DAFTAR TANYA Daftar tanya penelitian skripsi Nilai-nilai Kepahlawanan Tuanku Keramat Syekh Burhanuddin di Nagari Ulakan Responden No. A. LATAR BELAKANG RESPONDEN 1. Umur 1. 15 19 tahun 2. 20

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 A. Pendekatan dan Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan Strategi grounded theory (teori dari bawah). Penelitian

Lebih terperinci

Rajo Tigo Selo. Rabu, 11/06/ :16 WIB

Rajo Tigo Selo. Rabu, 11/06/ :16 WIB Rajo Tigo Selo Rabu, 11/06/2008 10:16 WIB Rajo Tigo Selo merupakan sebuah institusi tertinggi dalam kerajaan Pagaruyung yang dalam tambo adat disebut Limbago Rajo. Tiga orang raja masing-masing terdiri

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah Agent of Development yang perannya sangat dibutuhkan dalam perkembangan perekonomian. Keberdayaan wanita dibidang ekonomi adalah salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera Barat.

BAB I PENDAHULUAN. barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera Barat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mandailing adalah nama sebuah wilayah terletak di bagian paling selatan dan bagian barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera

Lebih terperinci

CURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini

CURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE Nama : Kusumaning Dwi Nuraini Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, tanggal Lahir : Cilacap, 16 Juli 1994 Alamat Asal : Jl.Raya Buntu Desa Pageralang RT 03 RW 03 Kecamatan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PERATURAN NAGARI SIMARASOK NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG TERITORIAL DAN ULAYAT NAGARI SIMARASOK

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Pondok Pesantren Al Manaar Batuhampar Kecamatan Akbaliru Kabupaten

BAB IV KESIMPULAN. Pondok Pesantren Al Manaar Batuhampar Kecamatan Akbaliru Kabupaten BAB IV KESIMPULAN Pondok Pesantren Al Manaar Batuhampar Kecamatan Akbaliru Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan tempat pendidikan Islam yang berlanjutan dari Surau Syekh Abdurrahman yang berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari kaum penjajah adalah cita-cita untuk dapat mewujudkan kehidupan rakyat Indonesia yang

Lebih terperinci

KONTROVERSI KAUM PADERI REVIEW

KONTROVERSI KAUM PADERI REVIEW KONTROVERSI KAUM PADERI REVIEW Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filologi Semester II Dosen Pengampu : Drs. Mustari, M. Hum Disusun oleh : Maulana Arif Hidayat (11140002) ILMU PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT PADANG PARIAMAN SERTA KEBERAGAMAANNYA. Padang Pariaman, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan situasi dan

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT PADANG PARIAMAN SERTA KEBERAGAMAANNYA. Padang Pariaman, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan situasi dan BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT PADANG PARIAMAN SERTA KEBERAGAMAANNYA A. Geografis dan Demokrafis Padang Pariaman Sebelum lebih jauh menelusuri eksitensi basapa di Kabupaten Padang Pariaman, terlebih dahulu

Lebih terperinci

Adapun Monografi Kenagarian di Kecematan Bayang yang menjadi objek penelitian penulis sebagai berikut:

Adapun Monografi Kenagarian di Kecematan Bayang yang menjadi objek penelitian penulis sebagai berikut: BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KECEMATAN BAYANG 1. Monografi Kecamatan Bayang Kecamatan Bayang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan

Lebih terperinci

Sikap Kepahlawanan dan

Sikap Kepahlawanan dan Bab 6 Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme Pernahkah kamu menonton film tentang peperangan? Bagaimana usaha para prajurit untuk memperjuangkan sebuah kemenangan? Mereka tentu berusaha keras dan rela berkorban

Lebih terperinci

ke Ulakan datang dari mana-mana saja. 1 Artinya tidak hanya dari daerah ditentukan daerahnya (terbuka untuk umum). Sedangkan dalam Kamus

ke Ulakan datang dari mana-mana saja. 1 Artinya tidak hanya dari daerah ditentukan daerahnya (terbuka untuk umum). Sedangkan dalam Kamus BAB III BASAPA DI PADANG PARIAMAN A. Pengertian Basapa Dalam Kamus Lengkap Bahasa Minang basapa artinya orang yang ke Ulakan datang dari mana-mana saja. 1 Artinya tidak hanya dari daerah Sumatera Barat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL Sekolah : MAN KOTA SOLOK Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas / Semester : 1 (satu) / Ganjil Materi Pokok : Sejarah Perkembangan Islam

Lebih terperinci

BAB IV WAWACAN RAWI MULUD

BAB IV WAWACAN RAWI MULUD BAB IV WAWACAN RAWI MULUD 4.2 Deskripsi Naskah Wawacan Rawi Mulud a. Judul naskah: Wawacan Rawi Mulud b. Pemilik naskah: Abidin Bin Haji Ghopur, kampung Cowal RT 04, RW 05, Desa Sindangmekar, Kecamatan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56

Ditulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56 Jika umat Islam menginginkan kembali kejayaan mereka di masa lalu, maka wajib bagi mereka berusaha untuk membangun, menyadarkan, dan mendidik kaum perempuannya ke puncak peradaban yang telah dicapai pada

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.884, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Batas Daerah. Kabupaten. Solok-Kota Padang. Sumatera Barat. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya aksara Latin pada awal abad ke-20 secara perlahan-lahan menggeser penggunaan aksara Arab-Melayu di Nusantara. Campur tangan bangsa Eropa (Belanda) dalam

Lebih terperinci

Raudhatul Ma`arif. Nama Dayah Raudhatul Ma`arif. Lokasi/Alamat Jl.Banda Aceh Medan Km 247 Gampong Cot Trueng, Muara Batu, Aceh Utara Kode Pos : 24355

Raudhatul Ma`arif. Nama Dayah Raudhatul Ma`arif. Lokasi/Alamat Jl.Banda Aceh Medan Km 247 Gampong Cot Trueng, Muara Batu, Aceh Utara Kode Pos : 24355 Raudhatul Ma`arif Nama Dayah Raudhatul Ma`arif Lokasi/Alamat Jl.Banda Aceh Medan Km 247 Gampong Cot Trueng, Muara Batu, Aceh Utara Kode Pos : 24355 Pendiri Tgk Abu Bakar Bin M Ali Status Legalitas Dayah

Lebih terperinci

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok]

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok] [Nasihat Islam Tentang Hari Esok] Firman Allah Swt., Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan berwasiat dengan kebenaran dan

Lebih terperinci

Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH

Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH Ajwa Publishing ABDULLA SANG NABI MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH ADAADNA SANG NABI, MENGUNGKAP FAKTA KENABIAN, PERANG DAN POLIGAMI Oleh: Muhammad Adnan Abdullah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang Abstract

Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang   Abstract ALIH AKSARA DAN ALIH BAHASA TEKS SEJARAH RINGKAS AULIYAULLAHUSSHALIHIN SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN YANG MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI DAERAH MINANGKABAU VERSI IMAM MAULANA ABDUL MANAF AMIN AL-KHATIB Nova Sri

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB III PRAKTIK KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA 39 BAB III PRAKTIK KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA A. Gambaran Umum Tentang Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta 1. Sejarah Singkat Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta Pemakaman yang

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai ujung tombak pembangunan manusia sangatlah penting artinya bagi pembangunan, melalui pendidikan maka lahirlah manusia-manusia unggul yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu realita kependidikan yang telah membudaya dikalangan sebagian bangsa, terutama dikalangan sebagian besar umat Islam yang merupakan golongan mayoritas

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 94.920 11.337 15.227 8.108 9.381 16.960 17.466 20.403 33.810 87.545 229.026 2 Agam 12.508 1.280 1.426 940 1.315 1.909 2.264 1.924 3.271 9.778 27.006 3 Ampek Angkek 659 96 101 32 65 108

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 81.235 9.876 16.534 14.901 13.334 19.083 18.382 14.999 39.415 97.233 229.211 2 Agam 10.356 1.321 1.754 1.757 1.079 1.751 2.104 1.583 5.119 10.028 27.101 3 Ampek Angkek 544 87 134 113 57

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 70.974 21.356 15.763 14.547 11.518 21.113 16.941 22.192 33.751 102.074 229.158 2 Agam 9.936 1.724 1.695 1.118 1.057 2.689 2.132 2.898 3.763 11.589 27.119 3 Ampek Angkek 497 136 106 49

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) 1 Sumatera Barat 103355 8835 19432 13015 16487 18847 17899 13972 14794 99.652 228145 2 Agam 8316 978 2823 1811 3185 2407 3214 2020 2189 15.460 26971 3 Ampek Angkek 318 60 215 75 258 81 111 86 196 826 1400

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Barat 109.460 14.393 9.536 9.370 8.156 18.267 17.440 8.479 29.113 71.248 227.338 2 Agam 10.510 981 1.537 1.231 1.094 2.777 2.231 1.282 4.970 10.152 26.885

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Lebih terperinci

Kabupaten Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten Padang Pariaman Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk

Lebih terperinci

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek-

Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan berdasarkan: 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Nilai strategis dari aspek- BAB V KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SIJUNJUNG 5.1. PROSES PENETAPAN KAWASAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SIJUNJUNG 5.1.1 Fungsi, Dasar dan Kriteria Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Kawasan strategis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA

BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA 4.1. Proses penemuan kayu balok yang ada di nagari inderapura timur, kecamatan air pura, kabupaten pesisir selatan. Luqathah secara Etimologi berarti

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENTUKAN 11 (SEBELAS) KECAMATAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, SOLOK, TANAH DATAR, PESISIR SELATAN,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5 BAB II DESA SENDANGDUWUR A. Letak Geografis desa Sendangduwur Desa Sendangduwur ini merupakan salah satu Desa yang terletak di Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad-16 Masehi. Agama Islam yang berkembang di Minangkabau ini telah

BAB I PENDAHULUAN. abad-16 Masehi. Agama Islam yang berkembang di Minangkabau ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang dikenal masyarakat di Minangkabau sekitar abad-16 Masehi. Agama Islam yang berkembang di Minangkabau ini telah diwarnai oleh pemikiran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan ada juga sejumlah suku-suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi Aceh. Sebelah

Lebih terperinci

BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI. Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal,

BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI. Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal, 16 BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI A. Kelahiran Dan Pertumbuhannya Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal, beliau mengajar di Universitas Islam

Lebih terperinci

MOTIF SISWA MEMILIH UNTUK MONDOK DI PESANTREN

MOTIF SISWA MEMILIH UNTUK MONDOK DI PESANTREN MOTIF SISWA MEMILIH UNTUK MONDOK DI PESANTREN (Studi Kasus: Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah Batang Kabung Kecamatan Koto Tangah Kota Padang) Riri Devita Sari 1, Yuhelna 2, Isnaini 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG) Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah soal : 50 Butir

Lebih terperinci

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT 64 Sumatera Barat 1. Lunang Silaut 250 75* 50 230 75* 0 225 25* 30 Pesisir Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat memiliki keragaman adat dan budaya, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang mempunyai wadah berkumpulnya tokoh-tokoh seniman dan budayawan. Garut adalah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman terletak di antara 100º 21 00 Bujur Timur atau 0º

Lebih terperinci

The Year of Great Harvest #3 Tahun Tuaian Besar #3 LOVE STORY IN THE FIELD - KISAH CINTA DI LADANG

The Year of Great Harvest #3 Tahun Tuaian Besar #3 LOVE STORY IN THE FIELD - KISAH CINTA DI LADANG 2 ebook Kotbah 21- Januari- 2018 The Year of Great Harvest #3 Tahun Tuaian Besar #3 LOVE STORY IN THE FIELD - KISAH CINTA DI LADANG PEMBUKAAN Hari ini saya akan bagikan satu pesan Tuhan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Guru Garis Depan, di Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015

Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Guru Garis Depan, di Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015 Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Guru Garis Depan, di Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PELEPASAN GURU GARIS DEPAN DI HALAMAN DEPAN ISTANA MERDEKA,

Lebih terperinci

BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2

BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2 BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2 Pendahulun Buku yang dibahas sekarang adalah tulisan yang dihasilkan melalui proses yang cukup panjang. Terbitnya buku ini diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. alam, benda, tempat, dan makna nama orang hebat atau pintar. Nama juga diberikan pada kafe. Kafe menurut KBBI (2014) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Semua benda di dunia memiliki nama. Pemberian nama bertujuan untuk memudahkan seseorang mengenal identitas dari benda tersebut. Nama merupakan media yang dihasilkan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Mata Pelajaran : SKI Jumlah soal : 50 butir Kurikulum

Lebih terperinci

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW Oleh: M. Yakub Amin Muzakki bermakna orang-orang yang telah sampai ketentuan wajib zakat kepadanya sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat Islam yaitu terpenuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan dengan suku bangsa lainnya, juga memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu kebiasaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar

Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar LAMPIRAN 1 Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan Bagi sebagian masyarakat di Desa Sei Nagalawan cerita Panglima Besar ini tidak asing lagi, banyak orang berpendapat bahwasannya

Lebih terperinci