Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2018 PENINGKATAN KUALITAS KETERSEDIAAN KEBUTUHAN DASAR DAN SARANA PRASARANA PEMERINTAHAN SEBAGAI PONDASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

10 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT atas limpahan Taufik, Hidayah, serta Kasih Sayang-Nya dalam membimbing dan memberi kekuatan, sehingga dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018 ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dokumen RKPD disusun sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun RKPD merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah. RKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaannya. RKPD selanjutnya menjadi pedoman penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Program dan Anggaran Sementara (PPAS) serta Rencana An ggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD ) serta penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD). Sementara itu perubahan RKPD dapat dilakukan apabila pelaksanaannya pada tahun berjalan menujukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi : perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah; Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan; Keadaan darurat dan luar biasa sebagaimana i

11 ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; dan Pergeseran pagu kegiatan antar OPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/ kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan. Akhir kata, kepada para pihak yang telah membantu penyusunan dokumen ini diucapkan terima kasih, semoga apa yang dirumuskan dapat dijadikan pedoman dan memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di. Billahi Taufik Wal Hidayah. Wassalamu alaikum Wr. Wb., Mei 2017 BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS TTD ABDUL HARIS ii

12 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. iii DAFTAR TABEL. v DAFTAR GAMBAR. ix BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DASAR HUKUM HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH SISTEMATIKA DOKUMEN PERUBAHAN RKPD TAHUN MAKSUD DAN TUJUAN 13 BAB II EVALUASI RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ASPEK PELAYANAN UMUM ASPEK DAYA SAING DAERAH EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2017 SAMPAI DENGAN TRIWULAN II PERMASALAHAN PEMBANGUNAN. 102 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN TAHUN KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR DALAM PDRB TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH TAHUN 2017 DAN TAHUN TANTANGAN DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. 128 iii

13 3.3.1 REALISASI DAN PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH REALISASI DAN PROYEKSI BELANJA DAERAH REALISASI DAN PROYEKSI PEMBIAYAAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN PENELAAHAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS PROGRAM/KEGIATAN OPD TAHUN BAB VI PENUTUP KAIDAH PELAKSANAAN iv

14 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Tahun Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di Tahun Distribusi dan Kepadatan penduduk menurut Kecamatan di, Tahun Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Tahun Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Tahun Jumlah Penduduk Berumur 15 tahun keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Tahun Jumlah Penduduk menurut Agama yang Dianut dan Kecamatan di Tahun Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di Tahun Luas Bukan Sawah menurut Kecamatan dan Jenisnya di Tahun Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi menurut Kecamatan di Tahun Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Tahun Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Tahun Luas Panen dan Produksi Buah-buahan menurut Kecamatan di Tahun Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di Tahun Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Tahun v

15 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Tahun Populasi Ternak menurut Kecamatan di Tahun Populasi Unggas menurut Kecamatan di Tahun Produksi Daging menurut Kecamatan di Tahun Produksi Telur menurut Kecamatan di Tahun Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi Tahun Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Tahun Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Tahun Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap menurut Kecamatan di Tahun Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan dan Jenis di Tahun Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Tahun Banyaknya Pelanggan PLN di menurut Cabang Tahun Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual pada PLN Sub Ranting Tahun Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah Penerimaan di PDAM Tahun Banyaknya Rumah Tangga yang menggunakan jasa PAM dan Non PAM menurut Kecamatan di Tahun Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kecamatan di Tahun Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan Tarempa Tahun Jumlah Kunjungan Kapal Munurut Bulan di vi

16 Tahun Tabel 35 Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Tahun Tabel 36 Peranan PDRB (Tanpa Migas) Tahun (Persen) 47 Tabel 37 Laju Pertumbuhan Rill PDRB (Tanpa Migas) Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen).. 51 Tabel 38 Pengeluaran Perkapita Tahun Tabel 39 Angka Kriminalitas di Tahun Tabel 40 Jenis Kelompok Kesenian di Tahun Tabel 41 Jumlah Jenjang Pendidikan, Jumlah Murid, Jumlah Guru, Rasio Murid- Sekolah dan Rasio Murid-Guru di Tahun Tabel 42 Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Menurut Kecamatan Tahun Tabel 43 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Tahun Tabel 44 Evaluasi Program Pembangunan Hasil Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016 sampai dengan Tahun Tabel 45 Perbandingan Sektor Usaha Tahun Dasar 2000 dan Tabel 46 Laju Pertumbuhan Rill PDRB (Tanpa Migas) Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen). 119 Tabel 47 Target Indikator Makro Ekonomi Tahun Tabel 48 Realisasi pendapatan tahun , penetapan APBD T.A 2017, dan proyeksi pendapatan tahun Tabel 49 Realisasi belanja tahun , penetapan APBD T.A 2017, dan proyeksi belanja tahun Tabel 50 Realisasi pembiayaan tahun , penetapan APBD T.A 2017, dan proyeksi pembiayaan tahun Tabel 51 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah. 156 Tabel 52 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Tabel 53 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah. 166 vii

17 Tabel 54 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Tabel 55 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah. 181 Tabel 56 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah. 189 Tabel 57 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah. 197 Tabel 58 Permasalahan dan hasil evaluasi kinerja pembangunan tahun 2016 sebagai dasar penentuan prioritas pembangunan tahun Tabel 59 Program, Indikator Kinerja dan Target Prioritas. 206 Tabel 60 Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional dengan Prioritas Pembangunan dan Prioritas Pembangunan Provinsi Riau Tahun Tabel 61 Rekapitulasi Pagu Indikatif Belanja Langsung OPD Pada RKPD Tabel 62 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2018 dan Prakiraan Maju Tahun Tabel 63 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2018 dan Prakiraan Maju Tahun 2019 (Dipertimbangkan). 319 viii

18 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Tahapan dan Tata Cara Penyusunan RKPD.. 2 Gambar 2 Hierarki dan Keterkaitan antar Dokumen Perencanaan 6 Gambar 3 Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya.. 10 Gambar 4 Peta Wilayah.. 15 Gambar 5 Grafik Peranan PDRB (Tanpa Migas) Tahun Gambar 6 PDRB Perkapita Menurut Kategori (Juta Rp) Tahun Gambar 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Gambar 8 Angka Kemiskinan Makro Tahun Gambar 9 Indeks Pembangunan Manusia Tahun Gambar 10 Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Riau dan Tahun Gambar 11 Angka Harapan Hidup Nasional, Provinsi Riau dan Tahun Gambar 12 Rasio Penduduk yang Bekerja Tahun Gambar 13 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (dalam Juta Rp) Gambar 14 Keterkaitan Tema RKP 2018, Tema RKPD Provinsi Riau 2018, dengan Tema RKPD ix

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 ( satu) tahun yang disusun sebagai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) pasal 3 ayat (2) yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun dokumen perencanaan pembangunan secara terpadu sesuai dengan kewenangannya, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarakan Undang-undang dimaksud, perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKPD Tahun 2018 merupakan penjabaran dari program prioritas pembangunan tahun ketiga dari periode RPJMD Tahun yang disusun dengan hasil memperhatikan ketersediaan sumber pembiayaan yang dimiliki, mengacu pada RKPD Provinsi Riau, dan RKP serta sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang pada proses penyusunan, pengendalian dan evaluasinya diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun RKPD tersebut memuat kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaanya serta prakiraan maju tahun Selain hal tersebut, RKPD juga memuat kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan daerah selama satu tahun, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen pemerintah daerah yang harus dilaksanakan secara konsisten. 1

20 RKPD Tahun 2018 disusun melalui beberapa tahapan antara lain : persiapan penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan RKPD, pelaksanaan musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD hingga penetapan RKPD. Program/ kegiatan prioritas pembangunan yang dihasilkan merupakan hasil kesepakatan antar pelaku pembangunan yang menitikberatkan pada sinkronisasi sasaran, arah kebijakan dan kegiatan PD serta kebutuhan rill masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan. Selanjutnya dokumen RKPD ini menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah, dan kebijakan Umum APBD (KUA), dan Prioritas dan Plafo n Anggaran Sementara (PPAS) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran Gambar 1 Tahapan dan Tata Cara Penyusunan RKPD Sumber : Permendagri 54 tahun

21 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Tahun 2018 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor126, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pembentukan di Provinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4879); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 3

22 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Pedoman 4

23 Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018; 17. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Daerah Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30); 18. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) (Lembaran Daerah Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 31); 19. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) (Lembaran Daerah Nomor 51, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 52); 20. Peraturan Daerah Anamabas Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Nomor 52, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 53). 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RKPD Tahun 2018 disusun untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dan harus selaras kemudian bersinergi antar daerah, antar waktu antar ruang dan antar fungsi pemerintah, serta menjamin keselarasan, kerkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. RKPD Tahun 2018, merupakan penjabaran taktis rencana pembangunan jangka panjang (RPJPD ) dan jangka menengah (RPJMD ), sehingga keberadaannya tidak dapat terpisahkan. Penyusunan RKPD Tahun 2018 berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, RKPD Provinsi Riau Tahun 2018, serta RPJMD 5

24 Tahun Agar RKPD Tahun 2018 selaras dengan kebijakan pembangunan nasional dan Provinsi Riau, perlu dilakukan penelahaan terhadap pembangunan nasional yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 dan RKPD Provinsi Riau Tahun Gambar 2 Hierarki dan Keterkaitan antar Dokumen Perencanaan Sumber: Undang-Undang No.25 tahun 2004 Secara lebih terperinci hubungan antara RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut : a. Hubungan RKPD dengan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 RKPD Tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerahyang wajib mempedomani Rencana Kerja Pemerintah Tahun Strategi dan kebijakan pembangunan daerah harus sesuai dan bersinergi dengan Rencana Kerja Pemerintah. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan diantaranya adalah agenda prioritas nasional dan dimensi pembangunan. Sembilan agenda prioritas (Nawaci ta) yang harus diperhatikan dalam penyusunan RKPD Tahun 2018 yaitu : 6

25 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing dipasar internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial. Selain 9 agenda prioritas, fokus pembangunan nasional diarahkan pada 10 prioritas nasional : 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Perumahan dan Permukiman; 4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata; 5. Ketahanan Energi; 6. Ketahanan Pangan; 7. Penanggulangan Kemiskinan; 8. Infrastruktur, Konektivitas dan Kemaritiman; 9. Pembangunan Wilayah; 10. Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. b. Hubungan RKPD dengan RKPD Provinsi Riau Tahun 2018 Penyusunan RKPD tahun 2018 wajib mengacu kepada dokumen RKPD Provinsi Riau tahun Proses penyusunan RKPD perlu memperhatikan prioritas pembangunan Provinsi Riau, yaitu : 7

26 1. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang tahap ketiga ( ). 2. Prioritas pembangunan nasional yang tercantum dalam RKP tahun 2018 dan RPJMN tahun , termasuk 9 agenda pembangunan nasional (Nawacita). 3. Pokok-pokok pikiran DPRD Provinsi Riau pada penyusunan RKPD Hasil evaluasi kinerja pembangunan seperti evaluasi hasil RKPD Provinsi Riau tahun 2016, dan hasil evaluasi RPJMD sampai dengan tahun Isu-isu strategis, visi, misi dan program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur yang tertuang dalam RPJMD sampai dengan tahun Komitmen nasional seperti Sustainable Development Goals (SDG s) yang mencakup 17 tujuan yaitu : a. Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya dimanapun. b. Mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizim dan memajikan pertanian berkelanjutan. c. Memastikan hidup sehat dan memajukan kesejahteraan bagi semua orang di semua usia. d. Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua. e. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. f. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua. g. Memastikan akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua. h. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, kesempatan kerja yang penuh dan produktif bagi semua. i. Membangun infrastruktur yang tangguh, menggalakan industrialisasi yang berkelanjutan dan inklusif dan mengembangkan inovasi. j. Mengurangi ketimpangan didalam dan diantara negara-negara. k. Membuat kota dan pemukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. l. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. m. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan 8

27 dampak-dampaknya. n. Menghemat dan menjaga kesinambungan dalam menggunakan samudra, laut dan sumberdaya untuk pembangunan yang berkelanjutan. o. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan degredasi tanah cadangan serta menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati. p. Mendorong kehidupan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif disemua tingkatan. q. Memperkuat sarana pelaksanaan revitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. c. Hubungan RKPD dengan RPJMD Tahun RKPD adalah dokumen perencanaan tahunan pembangunan daerah yang penyusunanannya berpedoman pada RPJMD. RKPD Tahun 2018 merupakan rencana pembangunan tahun ketiga dari pelaksanaan RPJMD tahun Oleh sebab itu, penyusunan RKPD Tahun 2018 memuat prioritas dan sasaran pembangunan, rincian program dan kegiatan, serta target pembangunan tahun tahun ketiga RPJMD Tahun Prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah harus selaras dengan program pembangunan daerah yang ditetapkan dengan RPJMD. Selain itu, rencana program/kegiatan prioritas tahunan daerah juga harus selaras dengan indikasi rencana program yang ditetapkan dalam RPJMD. 9

28 Gambar 3 Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Nasional RKP Tahun 2018 Regional Prov. Kepri RKPD Prov. Kepri Tahun 2018 RPJMD KKA RTRW KKA RKPD KKA Tahun 2018 Renja PD d. Hubungan RKPD dengan RTRW tahun Penyusunan RKPD Tahun 2018 berpedoman pada RTRW, yaitu dengan menyelaraskan pencapaian strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan tahunan daerah dengan pemanfaatan struktur pola dan ruang kabupaten. Penyusunan RKPD Tahun 2018 memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun Penelahaan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah yang asumsinya, meliputi : 1) struktur ruang dalam susunan pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional; 2) Distrubusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya, dan ; 3) Pemanfaatan ruang melalui program yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi 10

29 program sektoral dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu. e. Hubungan RKPD dengan Renja PD Berdasarkan Pasal 130 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, RKPD yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja PD. Program dan kegiatan dalam Renja PD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran serta target kebijakan program dan kegiatan pembangunan dalam RKPD Tahun Perumusan Renja PD merupakan proses yang tidak terpisahkan dan dilakukan bersamaan dengan tahap perumusan rancangan RKPD. Penyempurnaan rancangan Renja PD bertujuan untuk mempertajam tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi PD yang ditetapkan dalam RKPD. 1.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, telah menentukan sistematika dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penyusunan RKPD, dasar hukum penyusunan RKPD, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan. Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD sampai dengan tahun 2016 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 11

30 Bab ini menjelaskan tentang: (1) Gambaran umum daerah yang meliputi: aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah; (2) Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD; serta (3) Permasalahan pembangunan daerah. Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Ekonomi Daerah; Bab ini menguraikan tentang: (1) Arah kebijakan ekonom i daerah, yang meliputi: kondisi ekonomi daerah tahun lalu dan tahun berjalan, kondisi ekonomi daerah tahun 2017 dan prakiraan tahun 2018, kontribusi sektor-sektor dalam PDRB, serta perkembangan indikator makro ekonomi; (2) Tantangan dan prospek perkonomia n daerah tahun 2017 dan 2018 yang menerangkan tentang kondisi ekonomi global dan regional, kondisi ekonomi nasional, serta kondisi ekonomi ; (3) Arah kebijakan keuangan daerah, yang menerangkan proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, serta arah kebijakan kebijakan keuangan daerah yang menguraikan arah kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Bab IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah; Bab ini memuat tujuan dan sasaran pembangunan serta prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Bab V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah; Bab ini menguraikan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas pembangunan Tahun 2018 yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. 12

31 Bab VI Penutup; Memuat kesimpulan dan catatan-catatan serta kaidah pelaksanaan RKPD Tahun 2018; Lampiran Memuat Usulan Program dan Kegiatan untuk RKPD Tahun 2018 baik yang sumber pendanaannya dari APBD, APBD Provinsi, maupun APBN. 1.5 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018 adalah: 1. Tersusunnya dokumen rencana kerja pemerintah selama kurun waktu satu tahun yang memadukan penjabaran RPJMD Tahun , Renstra PD, dan Renja PD. 2. Terdokumentasikannya rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun yang melibatkan partisipasi masyarakat. Tujuan penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2018 adalah: 1. Sebagai pedoman/ acuan pelaksanaan program/ kegiatan bagi seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah. 2. Sebagai pedoman/ acuan penyusunan KUA-PPAS dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran

32 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Gambaran umum merupakan deskripsi yang mencakup : 1. Aspek geografi dan demografi; 2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat; 3. Aspek Pelayanan Umum; 4. Aspek Daya Saing Daerah ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI KARAKTERISTIK LOKASI, WILAYAH DAN DEMOGRAFI merupakan daerah otonom maritim yang ditinjau secara astronomis terletak antara LU sampai dengan BT, hal ini berdasarkan pada UU No 33 Tahun 2008 tentang pembentukan di Provinsi Riau. Termasuk dalam gugusan di laut China Selatan, berbatasan dengan; Sebelah Utara: Laut Cina Selatan, Sebelah Selatan: Tembelan, Sebelah Barat: Laut Cina Selatan, dan Sebelah Timur: Laut Natuna. Luas wilayah adalah ,14 km2 atau 2,47 persen dari luas Indonesia yang memiliki luas km². Luasan terdiri atas luas daratan 634,37 km2 atau 1,36 persen dan luas lautan ,27 km2 atau 98,64 persen dengan Panjang Garis Pantai adalah 1.128,57km. Secara geografis, terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar di seluruh wilayah administratifnya dan berbatasan langsung dengan negara lain atau lautan internasional. Dengan jumlah pulau-pulau sebanyak

33 pulau. Ini tentunya memerlukan penanganan khusus terkait dengan otoritas batas wilayah daerah. memiliki 5 ( lima) buah pulau terluar yaitu Tokong Berlayar, Tokong Nenas, pulau Mangkai, pulau Damar, dan Tokong Malang Biru. beribukota di Tarempa, dan secara administratif terdiri dari 7 kecamatan dengan 2 kelurahan dan 52 desa. Gambar 4 Peta Wilayah Sumber : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah 15

34 Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Nama Kelurahan/ Desa Jemaja 9 Letung, Mampok, Rewak, Keramut, Impol, Air Biru, Sunggak, Batu Berapit, Landak Jemaja Timur 4 Kuala Maras, Ulu Maras, Genting Pulur, Bukit Padi Siantan Selatan 7 Kiabu, Telaga, Telaga Kecil, Mengkait, Tiangau, Lingai, Air Bini Siantan 7 Tarempa, Tarempa Barat, Tarempa Timur, Tarempa Barat Daya, Sri Tanjung, Tarempa Selatan, Pesisir Timur Siantan Timur, 6 Nyamuk, Batu Belah, Munjan, Serat, Temburun, Air Putih Siantan Tengah 6 Air Asuk, Air Sena, Teluk Siantan, Lidi, Teluk Sunting, Liuk Palmatak 15 Mubur, Tebang, Ladan, Payalaman, Putik, Bayat, Langir, Candi, Piabung, Piasan, Batu Ampar, Teluk Bayur, Belibak, Matak, Payamaram Jumlah 54 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Secara geostrategis, berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan dengan Potensi Perikanan terbesar di Indonesia (WPP 711), berada pada Jalur Pelayaran Internasional yang menghubungkan tiga pelabuhan mega hubungan terbesar di dunia, pensuplay sumber energi terbesar untuk Singapura, Batam dan Bintan tahun 2013, pulau tropis terindah di Asia (CNN) yang terdiri dari 255 pulau-pulau kecil yang exotic serta dilalui oleh Jaringan Kabel Fiber Optik Internasional dengan kapasitas yang sangat besar dan kecepatan yang sangat tinggi. 16

35 KLIMATOLOGI Dari hasil pemantauan stasiun Meteorologi, tekanan udara selama 2015 adalah minimum 1 009,70 mb dan maksimum 1 012, 00 mb. Sementara itu kelembaban udara minimum sebesar 69 persen dan kelebaban maksimum sebesar 92 persen, sementara jumlah hujan tertinggi terjadi di bulan November 2015 yaitu 35,40 mm. Kemudian jumlah hari hujan terbanyak yaitu selama 24 hari terjadi pada bulan November memiliki lautan lepas yang luas, hal tersebut menyebabkan fenomena arah angin sangat berpotensi mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya. Tercatat rata-rata kecepatan angina berkisar antara 3 sampai 7 knot hal ini sangat mempengaruhi kelancaran transportasi terutama laut dan udara, selanjutnya penyinaran matahari terndah tercatat sebesar 40 persen dan tertinggi sebesar 84 persen di tahun Kondisi ini juga cukup andil dalam mempengruhi kehidupan masyarakat di ini yang sebagian besar adalah petani dan nelayan. Untuk suhu udara, kelembaban udara dan curah hujan setiap bulannya telah tersaji pada tabel berikut. 17

36 Tabel 2 Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Tahun 2015 Bulan Suhu Udara Kelembaban Udara Rata-rata Rata-rata Maksimum Minimum Maksimum Minimum Curah Hujan Januari 28,10 23, ,10 Februari 28,50 24, ,20 Maret 29,60 24, ,50 April 31,60 24, ,90 P Mei P Juni E Juli N Agustus 33,20 33,10 32,90 32,70 25,40 24,40 24,70 24, ,40 149,30 139,40 111,10 September 32,40 25, ,70 Oktober 32,30 24, ,80 November 31,20 24, ,40 Desember 30,70 25, ,20 Jumlah ,36 24, , ,20 25, , ,49 23, ,2 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 PENGGUNAAN LAHAN Status pemilikan lahan di terbagi menjadi empat hak yaitu hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan. Jumlah kepemilikan lahan terbesar adalah hak milik dengan luasan m² yang terbagi menjadi bidang dan luasan terkecil yaitu hak pengelolaan dengan jumlah luasan sebesar m². Untuk status pemilikan menurut kecamatan tersaji pada tabel berikut. 18

37 Tabel 3 Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di Tahun 2015 Hak Guna Hak Hak Milik Hak Pakai Bangunan Pengelolaan Kecamatan Bidang Luas Luas Luas Luas Bidang Bidang Bidang (m2) (m2) (m2) (m2) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 DEMOGRAFI Kondisi demografis di berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik pada tahun 2015 sebanyak jiwa dengan kepadatan penduduk 63,81 jiwa/km 2. Kecamatan Siantan memiliki luas wilayah sebesar 45,39 km2, kedua terkecil diatas Kecamatan Siantan Tengah namun Kecamatan Siantan memiliki jumlah penduduk kedua terbesar yaitu jiwa. Sehingga Kecamatan Siantan memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yaitu sebesar 239,36 jiwa/km 2. Mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang semula hanya 233,77 jiwa/km2. Kecamatan Jemaja Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu sebesar 13,62 jiwa/km 2. Dari jiwa penduduk tersebut ada sebanyak jumlah rumah tangga dengan rata-rata 4,10 jiwa per rumah tangga. Kepadatan penduduk di Kecamatan Siantan adalah yang terbesar diantara Kecamatan lainnya yaitu sebesar 239,90 km2 dan disusul diatasnya Kecamatan Siantan Tengah sebesar 128,95 km2. Selengkapnya informasi tentang distribusi dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di 19

38 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Distribusi dan Kepadatan penduduk menurut Kecamatan di, Tahun 2015 Kecamatan Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk per km2 Jemaja 14,65 75,64 Jemaja Timur 5,27 13,80 Siantan Selatan 8,55 29,91 Siantan 26,95 239,96 Siantan Timur 8,55 38,85 Siantan Tengah 7,06 128,95 Palmatak 28,98 90,14 100,00 63,71 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Penduduk menurut golongan umur memiliki jumlah tertinggi pada kisaran umur 5-9 tahun yaitu sebesar jiwa dan jumlah terendah ada pada umur tahun ke atas 382 jiwa dan 75 tahun keatas 386 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan yaitu sebanyak jiwa, sedangkan perempuan sebanyak jiwa. Banyaknya jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di dapat dilihat pada tabel berikut: 20

39 Tabel 5 Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Tahun 2015 Golongan Umur Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Penduduk umur 15 tahun keatas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan sebanyak laki-laki sebanyak jiwa sedangkan untuk perempuan sebanyak jiwa. Dari penduduk yang bekerja sebesar jiwa, penduduk yang berkerja di sektor pertanian, perkebunan,kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar jiwa dan yang bekerja disektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar jiwa, dapat dilihat pada tabel berikut: 21

40 Tabel 6 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Tahun 2015 Lapangan Pekerjaan Utama Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah Pertanian, Pekebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan SJumlah S Sumber: Dalam Angka Tahun 2016 u Keberhasilan pendidikan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan penduduknya, semakin maju tingkat pendidikan penduduk suatu bangsa maka akan memberi pengaruh yang semakin positif terhadap kemajuan diberbagai bidang kehidupan. Melalui sistem pendidikan yang terpadu dan menjangkau seluruh masyarakat baik di kota dan di desa, maka diharapkan kualitas penduduk di lebih meningkat. Di Penduduk Usia 15 tahun keatas yang tidak atau belum menamatkan sekolah SD memiliki jumlah terbesar yaitu jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar jiwa dan jumlah perempuan sebesar jiwa. Sedangkan untuk penduduk yang memiliki 22

41 pendidikan Diploma I/II /III memiliki jumlah terkecil yaitu 930 jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 425 jiwa dan jumlah perempuan sebesar 505 jiwa. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Jumlah Penduduk Berumur 15 tahun keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Tahun 2015 Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD SD/ Sekolah Dasar SMP/ Sederajat SMA/Sederajat Diploma I/II/III Perguruan Tinggi Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Di pada tahun 2014, mencatat terdapat 51 Masjid, 33 Mushala, 5 Gereja dan 1 Wihara. Penduduk di mayoritas beragama Islam dengan jumlah sebesar orang. Jumlah terbesar selanjutnya adalah penduduk yang menganut agama Buddha yaitu orang. Kecamatan dengan jumlah penduduk muslim terbesar adalah kecamatan Palmatak dengan jumlah jiwa. 23

42 Tabel 8 Jumlah Penduduk menurut Agama yang Dianut dan Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Islam Protestan Khatolik Buddha Hindu Konghucu Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH Pada umumnya masyarakat di tinggal di daerah pedesaan, yang desanya masih dikategorikan Desa Sangat Terpencil yaitu diantaranya Desa Genting Pulur, Desa Air Putih, Desa Liuk, Desa Munjan, Desa Lidi dan Desa mengkait, maka pengembangan dan peningkatan produksi pertanian merupakan salah satu faktor pendorong perekonomian masyarakat yang cukup strategis. Selain peningkatan produksi pertanian, adapula potensi pengembangan dalam bidang industri, pertambangan dan pariwisata. Statistik pertanian ditampilkan dalam beberapa sub sektor, yaitu: A. PERTANIAN TANAMAN PANGAN Walau bukan termasuk daerah penghasil beras, namun masih memiliki potensi yang dapat lebih dikembangkan lagi pada sektor ini. Dua kecamatan, yaitu Jemaja Timur dan Palmatak yang memiliki lahan sawah Luas tanam padi ditahun 2014 seluas 70 hektar dengan luas panen 68 hektar. Total luas lahan 24

43 bukan sawah di empat kecamatan yaitu Jemaja, Jemaja Timur, Siantan Timur dan Palmatak sebesar hektar. Sementara untuk luas lahan sawah terbesar di kecamatan Jemaja Timur 441 hektar dan Jemaja 125 hektar, selanjutnya untuk Kecamatan Palmatak luas lahan sawah dan lahan bukan sawahnya merupakan y a n g terbesar diantara kecamatan lainnya. Tabel 9 Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Lahan Sawah Bukan Lahan Sawah Jumlah (Ha) (Ha) (Ha) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Jenis lahan bukan sawah terbagi atas beberapa jenis lahan yaitu pekarangan, tegal/huma/ladang, padang rumput, tanah sementara tidak diusahakan, perkebunan dan rawa. Jenis lahan dengan total luas terbesar pada tahun 2015 adalah tanah sementara tidak diusahakan dan jenis lahan ini terdapat di tiga kecamatan yaitu Jemaja, Siantan Tengah dan Palmatak. Kecamatan dengan total jenis lahan terbesar yaitu Kecamatan Palmatak dengan jumlah sebesar hektar. Dari tahun 2014 sampai tahun 2015 jumlah jenis lahan bukan sawah mengalami perubahan dari seluas hektar pada 2014 menjadi pada tahun

44 Tabel 10 Luas Bukan Sawah menurut Kecamatan dan Jenisnya di Tahun 2015 Jenis Lahan (Ha) Pekarangan Tegal Padang Tanah Perkebunan Rawa Kecamatan /Huma /Ladang Rumput Sementara Tidak Diusahakan Jumlah Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Tabel 11 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi Jemaja Jemaja Timur ,0 Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak ,5 Jumlah , ,2 5,7 26

45 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Selain padi, juga terdapat tanaman palawija yang terdiri atas jagung dengan luas panen 19 hektar dengan produksi 123 ton pada tahun 2014 menjadi 113 ton pada tahun 2015, dan ubi kayu yang luas panennya seluas 25 hektar dengan produksi sebanyak 274 ton selama tahun 2014 mengalami kenaikan Luas Panen menjadi 31 Hektar 2015 dan penurunan jumlah produksi 263 ton pada tahun Selain itu, terdapat pula ubi jalar seluas panen 13,25 hektar dengan total produksi 2185 ton sedangkan untuk kacang tanah pada tahun 2015 mempunyai luas panen 4,25 hektar dengan jumlah produksi 10,2 ton. Wilayah ini tercatat juga menghasilkan berbagai jenis sayuran. Jenis sayur-sayurannya adalah kacang panjang, sawi, bayam dan kangkung. Kecamatan Siantan tengah merupakan kecamatan penghasil sayur-sayuran terbesar di. Tabel 12 Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Tahun 2015 Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Luas Luas Luas Luas Kecamatan Produksi Produksi Produksi Produksi Panen Panen Panen Panen (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Jemaja 0,5 1, ,25 4 0,25 0,2 Jemaja Timur 13,25 79,5 4 13,2 3, Siantan 1, , Selatan Siantan 2,25 13, Siantan Timur Siantan , Tengah Palmatak 1, Jumlah , ,25 10,

46 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Tabel 13 Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Kacang Panjang Sawi Bayam Kangkung (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Jemaja 0,6 0,2 0,25 2 Jemaja Timur 2, ,3 Siantan Selatan 1,8 9,6 15 7,2 Siantan 3, ,4 Siantan Timur Siantan Tengah 2, ,5 Palmatak 5,3 20,8 5,4 8,1 Jumlah ,4 76,6 79,65 57, Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 juga menghasilkan buah-buahan. Jenis buah-buahannya yaitu Nanas, Durian, Pisang dan Jeruk. Produksi buah terbesar di tahun 2015 adalah pisang dengan total luas panen 17,42 hektar dan total produksi 56,8 Ton. Kemudian buah durian dengan luas panen yang hanya 48,55 hektar namun mampu menghasilkan 52 Ton durian di tahun

47 Tabel 14 Luas Panen dan Produksi Buah-buahan menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Nanas Durian Pisang Jeruk Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Jemaja 0,5 0,3 1 2, ,2 10 Jemaja Timur 1 1, Siantan Selatan - - 7, ,3 11,7 - - Siantan 0,032 1, ,05 5 0,9 2,2 Siantan Timur ,15 0,1 3 13,5 - - Siantan Tengah ,5 4,4-0,35 1,6 - - Palmatak 0,002 0, , ,46 1,19 Jumlah ,56 4,9 48, ,42 56,8 4,56 14, ,058 1,8 44,2 45, , ,2 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Potensi Lahan Pertanian terbagi dalam dua jenis tanaman pertanian yaitu tanamanpangan yang terdiri dari padi dan palawija serta tanaman hortikultura yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan. Dari tahun 2010 sampai tahun 2014, besarnya jumlah potensi lahan pertanian tidak mengalami perubahan. Untuk tanaman pangan jenis padi memiliki potensi hektar, palawija memiliki potensi hektar, Sayuran memiliki potensi 750 hektar dan Buah-buahan memiliki potensi 800 hektar. 29

48 Tabel 15 Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di Tahun 2015 Tanaman Pangan Holtikultura Kecamatan Padi Palawija Sayuran (Ton) Buah-buahan (Ton) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Tabel 16 Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kelapa Karet Kecamatan Luas Areal Produksi Rata-Rata Jumlah Luas Areal Produksi Rata-Rata Jumlah (Ha) (Ton) Produksi Petani (Ha) (Ton) Produksi Petani (kg/ha) (kk) (kg/ha) (kk) Jemaja 1, , ,8 148 Jemaja Timur ,5 363,1 215 Siantan Selatan 1, ,5 123 Siantan ,7 454 Siantan Timur 1, ,7 100 Siantan Tengah ,5 90 Palmatak 3, , Jumlah ,

49 , , , , Lanjutan Tabel 16 Cengkeh Sagu Rata- Rata- Jumlah Luas Jumlah Kecamatan Luas Areal Produksi Rata Produksi Rata Petani Areal Petani (Ha) (Ton) Produksi (Ton) Produksi (kk) (Ha) (kk) (kg/ha) (kg/ha) Jemaja ,8 11 Jemaja Timur ,8 21 Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak ,8 12 Jumlah , , Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 B. KEHUTANAN Luas Hutan di yaitu sekitar hektar. Hutan yang termasuk dalam kategori hutan lindung, hutan produksi dan hutan yang dapat dikonversikan. Luas hutan lindung terdapat di Kecamatan Jemaja Timur seluas hektar, Kecamatan Siantan seluas 168 hektar dan Kecamatan Palmatak seluas 230 hektar. Hutan produksi di adalah mengalami penurunan hektar pada tahun 2015 dan tidak ada hutan yang dapat dikonversi di tahun Total Hutan di sebesar Hektar. 31

50 Tabel 17 Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Tahun 2015 Fungsi Hutan yang Hutan Kecamatan Hutan Dapat Lindung Produksi (Ha) Dikonversi (Ha) (Ha) Hutan Rawa Jumlah Jemaja Jemaja Timur , , ,75 Siantan Selatan , , ,75 Siantan Siantan Timur , , ,75 Siantan Tengah , , ,75 Palmatak Jumlah , , , Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 C. PETERNAKAN Secara umum, populasi ternak yang tercatat pada tahun 2015 adalah sapi potong dan kambing. Ternak sapi potong ada sebanyak ekor naik dari pada tahun 2014,sedangkan ternak kambing ada sebanyak 217 ekor naik yang semula 193 ekor pada tahun Selain hewan ternak, ada juga yang mengelola unggas yaitu ayam buras, ayam pedaging dan itik. Populasi ayam buras tercatat sebanyak ekor naik pada tahun 2015 yang semua ekor pada tahun 2014 dan populasi itik sebanyak 999 ekor juga naik yang semula 953 ekor pada tahun yang sama. Untuk tabel populasi ternak dan populasi unggas tersaji pada tabel berikut. 32

51 Tabel 18 Populasi Ternak menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Sapi Potong Kambing (Ekor) (Ekor) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 Sumber : Dalam Angka Tahun 2016 Tabel 19 Populasi Unggas menurut Kecamatan di Tahun 2015 Ayam Ayam Ayam Itik Kecamatan Buras Petelor Pedaging (Ekor) (Ekor) (Ekor) (Ekor) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka

52 Produksi daging di terdiri dari sapi potong, ayam buras dan kambing. Total produksi tahun 2015 untuk sapi potong sebanyak kg, ayam buras sebanyak kg dan kambing sebanyak 24 kg sedangkan untuk produksi telur dihasilkan ayam kampung, dan itik. Total produksi telur dari ayam kampung sebanyak kg dan itik sebanyak kg di tahun Untuk tabel produksi daging dan produksi telur tersaji dalam tabel berikut. Tabel 20 Produksi Daging menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Sapi Potong (kg) Ayam Buras (kg) Kambing (kg) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka

53 Tabel 21 Produksi Telur menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Ayam Kampung Ayam Petelor Itik (kg) (kg) (kg) Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 Jumlah kelompok tani menurut komoditi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu padi, sayuran, kelapa, cengkeh, karet, toga, palawija, tanaman obat, ayam, hortikultura, sapi, ternak dan kebun. Kecamatan dengan jumlah kelompok tani terbanyak adalah Kecamatan Jemaja sebanyak 28 kelompok tani dengan jenis komoditi padi, kelapa, cengkeh, karet dan sapi. Sedangkan Kecamatan Jemaja Timur dan Palmatak masing-masing sebanyak 17 kelompok tani dengan jenis komoditi padi karet, toga, dan ayam untuk kelompok Jemaja Timur dan Palmatak dengan hasil Komoditi Kebun, hortikultura, ternak, karet dan Tota. Total kelompok tani pada tahun 2015 adalah 90 kelompok tani. 35

54 Tabel 22 Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Jenis Komoditi Kelompok Tani Jemaja 28 Padi, Cengkeh, Karet, Kelapa, Sapi Jemaja Timur 17 Padi, Karet, Toga, Ayam Siantan Selatan 7 Karet, Sayuran Siantan 10 Karet, Sayuran,Cengkeh, Siantan Timur 4 Kelapa Siantan Tengah Kebun, Holtikultura, Ternak, Karet, 7 Toga Palmatak 17 Kebun, Holtikultura, Ternak, Karet,, Toga Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 D. PERIKANAN Sebagai daerah kepulauan, dikelilingi oleh laut yang begitu luas. Sebagian besar penduduk mata pencahariannya adalah perikanan terutama perikanan laut. Pada tahun 2015, luas usaha budidaya perikanan di laut seluas m2 dengan jumlah produksi yang tercatat sebanyak 327,06 ton meningkat yang semula pada tahun ,03 ton. Luas usaha budidaya perikanan tawar seluas 410 m2 dan belum tercatat jumlah produksinya. Untuk luas usaha budidaya perikanan dan jumlah produksi perikanan budidaya menurut kecamatan tersaji dalam tabel berikut. 36

55 Tabel 23 Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Budidaya Laut Payau Tawar Jumlah Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah , , , , Sumber : Dalam Angka 2016 Tabel 24 Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Budidaya Laut Payau Tawar Jumlah Jemaja 4, ,57 Jemaja Timur 2, ,80 Siantan Selatan 2, ,83 Siantan 213, ,93 Siantan Timur 44, ,25 Siantan Tengah 45, ,80 Palmatak 12, ,89 Jumlah , , Sumber : Dalam Angka

56 Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap pada tahun 2015 mempunyai total produksi ,35 ton dengan jumlah produksi perikanan tangkap sebanyak 14,153,30 ton dan jumlah produksi perikanan budidaya sebanyak 327,06 ton. Sedangkan untuk pelaku usaha perikanan, pembudidaya ikan air laut sebanyak 136 kelompok, pembudidaya ikan air tawar sebanyak 2 kelompok, kelompok Nelayan Usaha Bersama sebanyak 234 kelompok dan Kelompok pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sebanyak 80 kelompok. Tabel produksi perikanan budidaya dan tangkap serta banyaknya kelompok pelaku usaha perikanan tersaji dalam tabel berikut. Tabel 25 Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap menurut Kecamatan di Tahun 2015 Produksi Perikanan Kecamatan Tangkap (Ton) Budidaya (Ton) Jumlah Jemaja 1.001,95 4, ,52 Jemaja Timur 362,37 2,80 365,17 Siantan Selatan 2.408,37 2, ,20 Siantan 4.645,13 213, ,06 Siantan Timur 1.035,38 44, ,63 Siantan Tengah 3.980,52 45, ,32 Palmatak 719,57 12,89 732,46 Jumlah ,153,30 327, , , , , , , ,57 Sumber : Dalam Angka

57 Tabel 26 Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan dan Jenis di Tahun 2015 Jenis Kelompok Usaha Perikanan Pengolahan Pembudidaya dan Kecamatan Pembudidaya Nelayan Ikan Air Pemasaran Ikan Air Laut (Tangkap) Tawar Hasil Perikanan Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 E. INDUSTRI Pada Tahun 2015, sektor industri belum menjadi penyumbang utama dalam pembentukkan PDRB. Sektor industri dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu industri kecil, industri sedang, dan industri besar. Jumlah industri kecil yang tercatat sebanyak 401 buah industri yang mampu menyerap tenaga kerja. Sedangkan industri sedang di tercatat sebanyak 7 buah dengan tenaga kerja sebanyak 322 orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja terbesar terdapat di kecamatan Siantan. Hal ini wajar dikarenakan Kecamatan Siantan merupakan ibukota. 39

58 Tabel 27 Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Tahun 2015 Perusahaan Industri Kecamatan Tenaga Tenaga Tenaga Mikro Kecil Sedang Kerja Kerja Kerja Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah , S , u Sumber : Dalam Angka 2016 S F. ENERGI Sebagai suatu kebutuhan vital dalam kehidupan, listrik dan air minum memerlukan penanganan yang serius. Bila kedua sektor ini mengalami gangguan dalam operasionalnya, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kelangsungan pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah pelanggan PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) tahun 2015 yang terdaftar pada 4 (empat) rayon di adalah sejumlah pelanggan dengan daya terpasang KW. Namun daerah yang dialiri listrik PT. PLN baru tercatat di Tarempa, Letung, Ladan dan Kuala Maras. Daerah dengan jumlah pelanggan PLN terbanyak yaitu Tarempa dengan jumlah pelanggan dengan daya terpasang KW. Tabel banyaknya pelanggan PLN dan banyaknya mesin, daya terpasang, daya mampu dan KWH terjual pada empat rayon 40

59 telah tersaji pada tabel berikut: Tabel 28 Banyaknya Pelanggan PLN di menurut Cabang Tahun 2015 Unit Pembangkit Jumlah Pelanggan Tarempa Letung Ladan Kuala Maras Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 Tabel 29 Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual pada PLN Sub Ranting Tahun 2015 PLTD Jumlah Daya Daya Mesin Terpasang Mampu Tarempa Letung Ladan Kuala Maras Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 Air minum atau air bersih di dikelola oleh PDAM ( Perusahaan Daerah Air Minum). Jumlah Pelanggan PDAM pada tahun 2014 sebnayak 990 pelanggan dengan kapasitas produksi 20 liter/detik sedangkan untuk banyaknya Rumah Tangga di PAM pada yang menggunakan jasa tahun 2014 sebanyak RT dengan Kecamatan Siantan sebagai pengguna terbesar. Namun rumah tangga yang menggunakan jasa Non PAM lebih besar jumlahnya yaitu sebanyak RT dengan Kecamatan Palmatak sebagai pengguna terbesar. 41

60 Tabel 30 Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah Penerimaan di PDAM Tahun 2015 Uraian Satuan Jumlah Pelanggan Unit Kapasitas Produksi Liter/ Detik Penggunaan M Penerimaan Rp Sumber : Dalam Angka 2016 Tabel 31 Banyaknya Rumah Tangga yang menggunakan jasa PAM dan Non PAM menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan PAM Non PAM Jumlah Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 G. PERTAMBANGAN Pertambangan di merupakan salah satu sektor yang paling mendukung. Bila dilihat berdasarkan hasil perhitungan distribusi persentase PDRB Tanpa ditahun 2015 menurut harga berlaku sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang paling dominan 42

61 yaitu sebesar 75,45 persen. H. PARIWISATA memiliki potensi wisata yang cukup besar. Tentunya untuk mengembangkan industri pariwisata tersebut memerlukan dukungan sarana dan prasarana. Salah satu sarana dan prasarana yaitu Penginapan. Jenis penginapan terdiri dari Hotel Bintang,Hotel Melati dan Losmen, di Kabupten terdapat 28 penginapan. Jumlah penginapan terbanyak untuk tahun 2015 berada di Kecamatan Jemaja sebanyak 11 buah, terdiri dari 3 hotel melati dan 8 losmen. sampai dengan tahun 2015 belum memiliki Hotel Bintang, Sedangkan untuk Jenis Hotel Melati sebanyak 11 buah dan Losmen sebanyak 16 buah. Penumpang yang naik sebesar orang dan Penumpang turun sebesar Dari tahun ke tahun jumlah penumpang naik dan turun terus meningkat. Jumlah Komodasi Hotel Menurut Kecamatan di dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 32 Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kecamatan di Tahun 2015 Kecamatan Jenis Hotel Hotel Bintang Hotel Melati Losmen Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka

62 Tabel 33 Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan Tarempa Tahun 2015 Bulan Penumpang Naik Penumpang Turun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Dalam Angka 2016 Tabel 34 Jumlah Kunjungan Kapal Munurut Bulan di Tahun 2015 Bulan Kunjungan Kapal Pelayaran dalam Negeri Pelayaran Luar Negeri Januari 41 2 Februari 43 - Maret 68 5 April 98 1 Mei 71 2 Juni Juli 79 2 Agustus 83 5 September 83 5 Oktober 95 3 November

63 Desember 80 3 Jumlah Sumber: dalam Angka 2016 Selain penginapan, restoran dan rumah makan juga ikut turut memberikan kontribusi dalam industri pariwisata. Jumlah Restoran sebanyak 11 buah masih terdapat di Kecamatan Siantan, Restoran dan Rumah Makan kemudian Jemaja sebayak 8 buah, sedangkan Kecamatan lain belum terdapat Restoran dan rumah makan. Untuk data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 35 Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Tahun 2015 Kecamatan Restoran Rumah Makan Jumlah Jemaja Jemaja Timur Siantan Selatan Siantan Siantan Timur Siantan Tengah Palmatak Jumlah Sumber : Dalam Angka ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Aspek Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya untuk menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari (1) kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) kesejahteraan sosial, (3) serta seni budaya dan olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut: 45

64 FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI Struktur perekonomian mencerminkan peranan lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB, juga dapat menggambarkan sektor-sektor unggulan yang menggerakkan perekonomian dalam satu wilayah. Peranan setiap sektor terhadap PDRB dapat dilihat dari sumbangan yang diberikan oleh masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB setiap tahunnya. Kategori dengan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar akan menjadi tulang punggung perekonomian suatu daerah dan semakin besar NTB suatu kategori maka semakin besar pula tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap kategori ekonomi tersebut. Apabila dilihat dari peranan PDRB tanpa migas pada tahun 2015 yang memberikan sumbangan terbesar dihasilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Kemudian lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 5 persen. Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mencakup sub lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan, sub lapangan usaha kehutanan dan penebangan kayu, dan sub lapangan usaha perikanan. Lapangan usaha ini masih menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja dengan memberikan kontribusi sebesar 33,08 persen ditahun besarnya peranan lapangan usaha ini didukung oleh peranan sub lapangan usaha perikanan yang nilai tambahnya menyumbangkan sebesar 22,33 persen. Pada tahun 2015 kategori konstruksi menyumbang sebesar 29,98 persen terhadap total perekonomian kabupaten kepulauan anambas, meningkat dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 29,27 persen. Selama dalam kurun waktu menunjukkan bahwa kategori konstruksi cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. 46

65 Selama 5 tahun terakhir, kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor menyumbang rata-rata 12 persen sampai 13 persen. Pada tahun 2015, kontribusi kategori ini sebesar 13,61 persen, dengan sebesar 12,10 persen disumbangkan oleh perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor sedangkan sebesar 1,51 persen disumbangkan oleh lapangan usaha perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya. Kemudian kontribusi terbesar diberikan oleh kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sasial wajib. Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya, selama tahun peranannya relatif stabil dengan rata-rata 12 persen. Tabel 36 Peranan PDRB (Tanpa Migas) Tahun (Persen) No Lapangan Usaha Tahun * 2015** 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 35,31 35,29 35,09 33,72 33,08 2. Pertambangan dan Penggalian 0,45 0,45 0,45 0,48 0,49 3. Industri Pengolahan 0,76 0,73 0,72 0,71 0,72 4. Pengadaaan Listrik dan Gas 0,39 0,39 0,38 0,34 0,33 5. Pengadaan Air, Pengelolaan 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 Sampah, Limbah dan Daur 6. Konstruksi 27,17 27,08 28,18 29,27 29,98 7. Perdagangan Besar dan Eceran; 13,01 12,86 12,26 12,91 13,61 Reparasi Mobil dan Speed 8. Transportasi dan Pergudangan 1,05 1,04 1,04 1,07 1,14 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,55 0,55 0,54 0,55 0,56 Minum 10. Informasi dan Komunikasi 2,47 2,41 2,27 2,17 2, Jasa Keuangan dan Asuransi 0,84 0,80 0,75 0,72 0, Real Estate 3,52 3,52 3,32 3,34 3,43 13 Jasa Perusahaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 47

66 14 Administrasi Pemerintahan, 11,78 12,15 12,43 12,24 11,18 Pertahanan dan Jaminan 15 Jasa Pendidikan 1,21 1,24 1,14 1,07 1, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,02 1,02 1,02 1,03 1, Jasa lainnya 0,45 0,44 0,41 0,39 0,39 PDRB Tanpa Migas *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 5 Grafik Peranan PDRB (Tanpa Migas) Tahun 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik PDRB PERKAPITA Salah satu indikator makro ekonomi lainnya, yang banyak dimanfaatkan untuk melihat perkembangan perekonomian, sebagai dasar evaluasi tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah adalah PDRB per kapita. Peningkatan pendapatan yang tinggi merupakan salah satu ukuran terhadap meningkatnya pendapatan dan tingkat kemakmuran masyarakat. Pendapatan masyarakat ini didekati dengan PDRB per kapita. PDRB per 48

67 kapita dihitung dengan membagi nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk memacu peningkatan PDRB perkapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus jauh lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. Namun penyajian data disini belum memperhitungkan pendapatan yang keluar atau pendapatan yang masuk ke ( Net Factor Income From Abroad) sehingga perkapita yang disajikan belum sepenuhnya menggambarkan pendapatan riil masyarakat. Gambar 6 PDRB Perkapita Menurut Kategori (Juta Rp) Tahun Sumber : PDRB Tahun 2015 Adanya peningkatan PDRB per kapita ini diharapkan kemampuan daya be *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Pada tahun 2015, PDRB perkapita secara umum mencapai 396,87 juta rupiah meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu sebesar 372,23 juta rupiah. Jika kita lihat PDRB perkapita tanpa migas mencapai juta rupiah. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 49,77 juta rupiah. Selama lima tahun terkahir PDRB perkapita migas 49

68 dan tanpa migas mengalami kecenderungan meningkat dari tahun ke tahunnya. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA MIGAS Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran mengenai capaian pelaksanaan pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam faktorfaktor produksi yang terpilah menurut lapangan usaha. Ukuran tersebut secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan secara berkala. Pertumbuhan yang positif menggambarkan bahwa perekonomian mengalam kemajuan dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya pertumbuhan yang negative menggambarkan bahwa perekonomian mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari Gambar terlihat bahwa laju pertumbuhan PDRB tahun 2015 sebesar 4,53 persen mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh 6,89 persen. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, laju pertumbuhan PDRB cenderung mengalami penurunan. Gambar 7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas *) Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik 50

69 Pada tahun 2015, dari 17 kategori, 9 di antaranya laju pertumbuhannya mengalami perlambatan, sedangkan 8 kategori lainnya pertumbuhannya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori konstruksi sebesar 8,91 persen. Sementara, pertumbuhan yang paling rendah adalah pada kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 3,26 persen. Adapun 5 kategori yang pertumbuhannya paling tinggi berturut-turut adalah kategori konstruksi sebesar 8,91 persen, kategori jasa kesehatan sebesar 7,85 persen, kategori penyediaan jasa akomodasi dan makan minum sebesar 7,16 persen, kategori industri pengoalahan sebesar 6,23 persen dan kategori jasa perusahaan sebesar 6,17 persen. Tabel 37 Laju Pertumbuhan Rill PDRB (Tanpa Migas) Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) No Lapangan Usaha Tahun * 2015** 1. Pertanian, Kehutanan dan 6,45 6,19 4,81 4,70 3,10 Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 8,33 8,54 7,21 4,67 5,58 3. Industri Pengolahan 4,71 4,62 5,92 6,33 6,23 4. Pengadaaan Listrik dan Gas 4,54 5,68 5,41 5,47 2,29 5. Pengadaan Air, Pengelolaan 3,25 3,86 3,92 2,48 5,39 Sampah, Limbah dan Daur 6. Konstruksi 9,93 10,16 10,31 11,11 8,91 7. Perdagangan Besar dan Eceran; 8,41 8,51 8,60 8,48 4,67 Reparasi Mobil dan Speed 8. Transportasi dan Pergudangan 5,92 6,59 6,78 6,27 4,48 9. Penyediaan Akomodasi dan 6,29 6,73 6,87 7,02 7,16 Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 6,29 6,77 7,69 4,72 5, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,35 4,50 4,20 4,45 5, Real Estate 4,81 5,37 5,60 5,84 5,93 13 Jasa Perusahaan 6,03 7,29 6,03 5,11 6,17 14 Administrasi Pemerintahan, 5,18 5,56 6,14 3,92 3,26 Pertahanan dan Jaminan 51

70 15 Jasa Pendidikan 4,79 4,21 1,22 1,26 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan 6,60 7,63 8,39 7,77 7,85 Sosial 17. Jasa lainnya 1,89 2,03 1,22 1,28 1,10 PDRB Tanpa Migas *)Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik ANGKA KEMISIKINAN MAKRO Dalam mengukur kemiskinan, banyak metode yang dapat digunakan, pada penyajian data ini, metode yang digunakan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar ( basic need approach) dalam mengukur kemiskinan. Dalam pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, maka penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlah dari dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan makanan adalah jumlah pengeluaran minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Sedangkan garis kemiskinan non makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Garis kemiskinan di kabupaten kepulauan anambas pada tahun 2014 yaitu Rp ,- sedangkan untuk tahun 2015, garis kemiskinan di kabupaten kepulauan anambas mengalami peningkatan yaitu Rp ,-. Untuk jumlah penduduk miskin di kabupaten kepulauan anambas pada tahun 2014 mencapai kurang lebih 1940 orang dan pada tahun 2015 mencapai 2650 orang. 52

71 Gambar 8 Angka Kemiskinan Makro Tahun 2015 Sumber: Badan Pusat Statistik INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan gambaran upaya yang telah dicapai dalam melakukan perbaikan serta peningkatan pembangunan manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil dari pelaksanaan pembangunan dalam memperoleh pendapatan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Selain itu, IPM juga berfungsi sebagai indikator dalam mengukur keberhasilan kinerja pemerintah dan juga sebagai salah satu alokator penentuan AU). Adapun dimensi dasar dalam dalam IPM antara lain : umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak (UNDP, 1990). Indikator dalam menyusun dimensi tersebut antara lain : angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, harapan lama sekolah, dan kemampuan daya beli. Adapun pencapaian IPM di kabupaten kepulauan anambas pada tahun dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 53

72 Gambar 9 Indeks Pembangunan Manusia Tahun Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2016 Meskipun dari gambar diatas terlihat bahwa capaian IPM kabupaten kepulauan anambas masih jauh dari capaian IPM provinsi kepulauan riau dan kabupaten/ kota lainnya, dari gambar diatas juga terlihat trend positif meningkat naik, dimana pada tahun 2014 mencapai 65,12, yang kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi 65,86, diharapkan ditiap tahunnya pencapaian IPM terus meningkat sebagaimana yang menjadi target pemerintah. RATA-RATA LAMA SEKOLAH Angka ini menggambarkan sampai sejauh mana rata-rata penduduk usia 15 tahun ke atas memperoleh pendidikan di bangku sekolah. Selain itu juga untuk melihat sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Adapun rata-rata lama sekolah Provinsi Riau dan tahun dapat dilihat pada tahun gambar dibawah ini. 54

73 Gambar 10 Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Riau dan Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Dari gambar diatas, untuk indikator rata-rata lama sekolah ditiap tahunnya mengalami peningkatan, namun pencapaian tersebut belum mencapai target program wajib belajar 9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pada tahun 2014 rata-rata lama sekolah di mencapai 6,16 tahun (setara dengan kelas 6 SD). Pada tahun 2015, rata-rata lama sekolah penduduk meningkat menjadi 7,06 tahun (setara dengan kelas 1 SMP). Selain itu melalui gambar diatas juga terlihat bahwa rata-rata lama sekolah di berada di bawah rata-rata lama sekolah Provinsi Kepri. ANGKA HARAPAN HIDUP Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Indonesia pada tahun 2014 adalah 70,59 tahun dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 70,78 tahun. Pada tahun 2015, AHH Provinsi Riau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional yang diperkirakan anak yang lahir dapat hidup ratarata sampai usia 69,41 tahun dengan catatan bila diasumsikan bahwa kondisi kesehatan dan kematian yang ada akan berjalan seperti pada saat ini atau 55

74 tidak berubah. Pada tahun 2015 diperkirakan anak yang lahir di dapat hidup hingga umur 66,33 tahun. Nilai AHH selalu mengalami peningkatan. Hal ini memperlihatkan bahwa derajat kesehatan di semakin membaik setiap tahunnya. Namun, nilai AHH seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini berada di bawah nilai AHH nasional dan AHH Kepri. Hal ini dapat diartikan bahwa derajat kesehatan di masih berada dibawah derajat kesehatan nasional dan provinsi Kepri. Adapun perkembangan AHH tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 11 Angka Harapan Hidup Nasional, Provinsi Riau dan Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik PENGELUARAN PERKAPITA Pengeluaran perkapita, PDRB riil perkapita yang telah disesuaikan untuk menggambarkan daya beli masyarakat. Standar UNDP maksimal Rp ,- yang merupakan proyeksi dari daya beli tertinggi yang dicapai Jakarta pada tahun 2018 dengan asumsi tingkat pertumbuhan daya beli sebesar 6,5% per 56

75 tahun selama periode Untuk, pengeluaran pada tahun 2014 adalah sebesar yang kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 11,251. Angka ini masih dibawah pengeluaran Provinsi Riau yang pada tahun 2014 mencapai 13,019 dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 13,177. Untuk urutan indikator pengeluaran pada / Kota di Provinsi Riau urutan pertama di tempati oleh Kota Batam, yang pada tahun 2014 mencapai 16,735 dan kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi 16,826. Angka ini lebih tinggi daripada capaian pengeluaran tingkat Provinsi Riau. Kemudian urutan kedua ialah Kota Tanjungpinang yang pada tahun 2014 mencapai 14,141 dan pada tahun 2015 mencapai 14,446. Selanjutnya Bintan pada tahun 2014 dengan 13,477 dan pada 2015 menjadi 13,529. Natuna pada tahun 2014 mencapai 13,414 dan pada tahun 2015 mencapai 13,612. Karimun pada tahun 2014 mencapai 11,090 dan pada tahun 2015 mencapai 11,248. Terakhir ialah dan Lingga yang pada tahun 2014 mencapai 10,949 dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai 11,158. Tabel 38 Pengeluaran Perkapita Tahun Pengeluaran Perkapita Tahun / Kota * Batam 16,735 16,826 Tanjungpinang 14,141 14,446 Bintan 13,477 13,529 Natuna 13,414 13,612 Karimun 11,090 11,248 11,182 11,251 Lingga 10,949 11,158 Prov. Riau 13,019 13,177 *)Angka Sementara Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Tahun

76 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL Dimensi kesejahteraan sosial sangat luas dan komplek sehingga sulit terukur. Untuk mengatasi hal ini, dimensi tersebut diturunkan kepada beberapa indikator agar dimensi kesejahteraan rakyat tersebut dapat terlihat (visible). RASIO PENDUDUK YANG BEKERJA Dari seluruh penduduk yang bekerja ada sebanyak 70,79% penduduk laki-laki dan sebanyak 29,21% penduduk perempuan. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar yaitu 31,09 persen di sektor perikanan dan pertanian dan sebagian besar lagi bekerja di sektor jasa dan kemasyarakatan. Terjadi penurunan penduduk yang bekerja pada tahun 2013, dibanding tahun 2012 yang mencapai 76,48% untuk penduduk laki-laki dan 25,32% untuk penduduk pria. Dari data ini dapat menjadi catatan bahwa perlunya menyediakan lapangan usaha atau lapangan kerja demi menunjang peningkatan rasio penduduk yang bekerja. Gambar 12 Rasio Penduduk yang Bekerja Tahun Laki-Laki Perempuan Sumber : Dalam Angka

77 ANGKA KRIMINALISTAS YANG TERTANGANI Kehidupan masyarakat yang relatif agak sulit dari segi akses transportasi tidak terhindar juga dari kriminalitas, tercatat kejadian tindak pidana di cabang Kejaksaan Negeri Ranai di Tarempa pada tahun 2015, terdapat 3 perkara yang masuk dan 3 perkara yang diselesaikan pada tahun yang sama yaitu 2 kasus perkosaaan dan 1 kasus penganiayaan berat. Tabel 39 Angka Kriminalitas di Tahun No Jenis Perkara Perkara Sisa Tahun Masuk Lalu Tahun Ini Diselesaikan 1. Ketertiban Umum Perkosaaan Perjudiaan Kejahatan Terhadap Nyawa Penganiayaan Berat Jumlah 3 3 Sumber : Dalam Angka FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung olah raga. Kelompok kesenian yang dimiliki oleh terdiri dari kelompok seni tari, musik, hadroh, kompang dan zapin. Pada Tahun 2014 kelompok-kelompok kesenian ini berjumlah 57 kelompok, mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun 2013 yaitu sejumlah 55 kelompok, namun pada tahun 2013 tersebut terjadi penurunan yang cukup banyak, yakni mengalami penurunan sebanyak 12 kelompok. 59

78 Tabel 40 Jenis Kelompok Kesenian di Tahun 2015 Jenis Kelompok Kesenian Tahun Tari Musik Hadroh Kompang Zapin Total Sumber : Dalam Angka 2016 Untuk bidang olahraga belum ada catatan mengenai jumlah klub dan gedung olahraga yang dimiliki oleh ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikatorindikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, salah satunya yaitu bidang urusan pendidikan. Indikator kinerja pada fokus layanan urusan wajib pemerintahan daerah sebagai berikut: RASIO KETERSEDIAAN SEKOLAH/ PENDUDUK USIA SEKOLAH Pada tahun 2014 telah terjadi penambahan sekolah taman kanak-kanak sehingga jumlahnya meningkat dari 25 sekolah menjadi 27 sekolah. Murid yang terdaftar 1114 siswa dan pengajar sebanyak 76 guru. Berarti setiap guru menangani 15 orang murid. Untuk jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2014, tercatat sebanyak 62 sekolah yang tersebar di semua kecamatan. Sekolah Dasar dengan jumlah tersedikit berada di Kecamatan Jemaja Timur dan Siantan Selatan dengan 4 sekolah dasar sedangkan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Palmatak yang memiliki 16 sekolah dasar. Untuk 60

79 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di seluruh kecamatan. Dari total jumlah sekolah tersebut terdapat siswa dengan jumlah guru sebanyak 116 orang, dengan rasio murid-sekolah 96 dan rasio murid-guru adalah 18. Selanjutnya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat sebanyak 8 buah yang hanya terdapat di 56 kecamatan saja, yaitu di Kecamatan Jemaja, Jemaja Timur, Siantan, Siantan Timur, Siantan Tengah dan Palmatak. Dari 6 sekolah ini tercatat memiliki jumlah siswa sebanyak orang dengan guru sebanyak 85 orang sedangkan rasio murid sekolah adalah 217 dan rasio murid-guru adalah 20. Tabel 41 Jumlah Jenjang Pendidikan, Jumlah Murid, Jumlah Guru, Rasio Murid-Sekolah dan Rasio Murid-Guru di Tahun 2014 No Jenjang Pendidikan Taman Kanak-Kanak Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid-Sekolah Rasio Murid-Guru Sekolah Dasar Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid-Sekolah Rasio Murid-Guru Madarasah Ibditaiyah Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid-Sekolah Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Pertama Jumlah Murid Jumlah Guru

80 Rasio Murid-Sekolah Rasio Murid-Guru Madrasah Tsanawiyah Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid-Sekolah Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Atas Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid-Sekolah Rasio Murid-Guru Sumber : Dalam Angka 2015 Tabel 42 Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan Kondisi Gedung Jumlah Jenjang Baik Rusak Rusak Pendidikan Ringan Berat Jemaja TK SD MI SMP MTs SMA Jemaja Timur TK SD MI SMP MTs SMA Siantan Selatan TK SD MI

81 SMP MTs SMA Siantan TK SD MI SMP MTs SMA Siantan Timur TK SD MI SMP MTs SMA Siantan Tengah TK SD MI SMP MTs SMA Palmatak TK SD MI SMP MTs SMA Sumber : Dalam Angka ASPEK DAYA SAING DAERAH Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan Provinsi dan / Kota lainnya yang berdekatan, domestik atau internasional. Pada aspek daya saing daerah, indikator diukur berdasarkan dengan kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. 63

82 FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA Peningkatan terhadap kualitas sumber daya manusia terus didorong dengan berbagai upaya. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia serta kualitas tenaga kerja. Semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif. SDM yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting untuk kemajuan daerah. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi pula kualitas SDM di wilayah tersebut. Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu daerah. Tabel 43 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Tahun 2014 Uraian Jumlah Presentase Tidak/Belum Sekolah Tidak/Belum Tamat SD SD/ MI/Sederajat SMP/ MTs/Sederajat SMU/SMK/MA/Sederajat Diploma I/II Diploma III/S1/S2/S Jumlah Sumber : Dalam Angka

83 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 mencakup telaahan terhadap evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2016 dan realisasi capaian kinerja misi RPJMD tahun kedua sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini. 65

84 Tabel 44 Evaluasi Program Pembangunan Hasil Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2017 No Urusan/ Program Indikator Kinerja Target Capaian Kinerja Realisasi Capaian Kinerja Target dan Realisasi Kinerja Program Tahun 2016 Target Capaian Kinerja Perkiraan Realisasi Capaian Target RPJMD sampai dengan Tahun 2017 OPD PJ RPJMD Tahun 2021 s.d Tahun 2016 Target Tahun 2016 Realisasi Tahun 2016 Tingkat Realisasi (%) RPJMD Tahun 2017 Perkiraan Realisasi Capaian s.d Perkiraan Tingkat Capaian Tahun 2017 Realisasi Target RPJMD s.d Tahun 2017 Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 1. Pendidikan Program Pendidikan Angka Partisipasi 72,74 N/A 62,74 N/A N/A 64,74 N/A N/A Dinas Anak Usia Dini Sekolah PAUD Pendidikan Pemuda dan Olahraga Program Wajib Persentase Satuan 98,36% 90,80% 90,36% 90,80% 90,80% 92,36% 92,00% 92,00% Dinas Belajar Pendidikan Pendidikan dengan Pendidikan Dasar Sembilan Sarana dan Prasarana Pemuda dan Tahun yang Memadai Olahraga Program Pendidikan Jumlah Siswa Magang Orang 80 Orang 80 Orang 100% Dinas Menengah SMK yang Orang Pendidikan berkompeten (orang) Pemuda dan Olahraga Program Pendidikan Jumlah Masyarakat Orang 16,62% 2218 Orang 300 Orang 635 Orang Dinas Non Formal yang berpartisipasi Orang Orang Orang Pendidikan dalam Pemuda dan penyelenggaraan Olahraga Catatan 66

85 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 2. Kesehatan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat pendidikan non formal Jumlah tenaga pendidik yang tersertifikasi Jumlah sekolah yang memenuhi standar nasional pengelolaan pendidikan Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun Jumlah Penduduk Peserta BPJS termasuk JKN (diluar ASN, TNI POLRI dan DPRD) Persentase Desa Siaga Aktif tahun Persentase Cakupan ASI Eksklusif 369 Orang 23 Orang 30 Orang 23 Orang 76,67% 30 Orang 23 Orang 46 Orang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sekolah 2 Sekolah 25% 10 Sekolah 10 Sekolah 12 Sekolah Dinas Sekolah Sekolah Pendidikan Pemuda dan Olahraga 100% 100% 15% 42% % 45% 150% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB ,5% ,55% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 100% 98% 98% 98,15% 100,15% 98% 98,15% 100,15% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 54% 37,36% 43% 37,36% 86,88% 45% 40% 88,88% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk 67

86 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringan Lainnya Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru- Persentase Rumah Tangga yang menerapkan PHBS Angka Annual Parasite Insident Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Terstandarisasi Jumlah puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar Jumlah rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standarisasi dan KB 28% 16,96% 19% 16,96% 89,26% 20% 20% 100% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 100% 0.85% 7% 0.85% 12,14% 5% 1% 20% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 7 PKM 2 3 PKM 2 PKM 66,67% Dinas RS Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 68

87 paru/rumah Sakit Mata Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Keselematan Ibu Melahirkan dan Anak Jumlah kemitraan yang terjalin dalam pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Persentase Pelayanan Kesehatan Lansia Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) memenuhi syarat Persentase persalinan di fasilitas kesehatan 1 Kemitraa n Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 85% 67.74% 60% 67,74% 112,9% 65% 69% 106,15% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 95% % 25% 30,12% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 100% % 60% 70.59% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB 90% 69,60% 84% 69,60% 82,85% 86% 75% 87.20% Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Program Peningkatan Jumlah tenaga yang mendapat pelatihan Dinas Kesehatan 69

88 Pelayanan Kesehatan Remaja dan Lansia mengenai kesehatan remaja dan lansia 3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Program Panjang jalan dan Pembangunan Jalan jembatan yang dan Jembatan terbangun (Km) Program Panjang jalan dan Rehabilitasi/Pemelih jembatan berkualitas araan Jalan dan baik (km) Jembatan Program Panjang Pembangunan drainase/goronggorong Saluran (saluran Air) Drainase/Gorong- dibangun (KM) Gorong Pengendalian Penduduk dan KB 189,85 19,03 19,11 19,03 99,54% 25,48 19,03 75% Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 226,08 20,00 22,75 20,00 87,91% 30 N/A N/A Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 25,99 2,7 3,8 2,7 144% 1,5 0 0 Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan 70

89 Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjon g Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konversi Sungai Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Pengendalian Banjir Panjang turap/talud/bronjong (batu miring) yang dibangun (M) Jumlah air baku yang tersedia di waduk/embung/tempa t penampungan air lainnya (M3) Jumlah rumah tangga yang terlayani air minum dan IPAL yang tersedia. Panjang tanggul pemecah ombak yang Permukiman N/A N/A N/A N/A N/A Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Dinas 0 Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman , N/A N/A Dinas Pekerjaan X`XCUmum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman N/A N/A Dinas Pekerjaan 71

90 terbangun (M3) Program Jumlah Wilayah Pengembangan Waterfront City yang Wilayah Strategis terbangun (M3) dan Cepat Tumbuh Program Sarana Jumlah Rumah Tidak Lingkungan dan Layak Huni yang Sumber Air Bersih mendapatkan sarana Rumah Tidak Layak lingkungan dan Huni sumber air bersih (KK) 4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Program Jumlah Rumah yang Pengembangan tertangani (Unit) Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman N/A N/A N/A 300 N/A N/A Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman % % Dinas Pekerjaan Umum Penataan 72

91 (BSPS) Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Program Pengembangan Perumahan Jumlah rumah dan rusun yang dibangun oleh Pemerintah 200 Rumah dan 1 Rusun Rumah 0 0 Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Panjang Jalan dan Jembatan Perdesaan yang terbangun 75 Km 15 Km N/A N/A N/A 15 Km 1,4 Km 9,3% Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 5. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Jumlah Kasus Kamtrantibmas yang tertangani tahun % 90% N/A N/A N/A 92% N/A N/A Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program Jumlah kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus Badan 73

92 Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengamalan dan Pengembangan Nilai-Nilai Keagamaan Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyrakat Program Pencegahan Dini dan intoleransi terhadap perbedaan agama dan kayakinan Jumlah pelaksanaan kegiatan keagamaan Persentase Penyuluh Agama yang ditingkatkan Kualitas dan Intensitas menyuluhnya Jumlah Mitra Masyarakat terkait Pengembangan Nasionalisme Peresntase Masyarakat menggunakan hak suara Pemilu legislatif, presiden, dan wakil presiden, dan Pilkada Persentase Penanganan Pencegahan dan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Sekretariat Daerah 90% % N/A N/A Sekretariat Daerah Paguyub Paguyuba Paguyuba Paguyuba an n n n 9 Paguyuba n 9 Paguyuban 9 Paguyuban 9 Paguyuban Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 80% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 50% Badan Kesatuan Bangsa dan 74

93 Penanggulangan Korban Bencana Alam Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) 6. Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Penanggulangan Bencana Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Korban Pasca Bencana Persentase pengaduan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan yang ditangani Persentase Pelanggaran Perda dan Perkada Pekat yang ditangani Peningkatan pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya Politik Dalam Negeri 95% Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa 90% % 100% Satuan Polisi Pamong Praja 80% % 50% 100% Satuan Polisi Pamong Praja % % % 70 Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa 75

94 (PMKS) n Masyarakat Desa Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Jumlah PMKS yang dibina 210 Orang Jumlah Kepala Keluarga Penerima RTS Manfaat Raskin Program Peningkatan 5 Pemberdayaan pemberdayaan Lembaga Kelembagaan kelembagaan Sosial Kesejahteraan Sosial kesejahteraan social 23 Orang 50 Orang 23 Orang 46% 50 Orang 73 Orang 100% Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa RTS RTS RTS RTS RTS RTS RTS Sekretariat Daerah Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga Sosial Sosial Sosial Sosial Sosial 1 Lembaga Sosial 1 Lembaga Sosial Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar 7. Tenaga Kerja Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga kerja Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih oleh Dinas Nakertrans 15 Orang 15 Orang 15 Orang 15 Orang 15 Orang 15 Orang 15 Orang 15 Orang Dinas Penanaman Modal Transmigrasi dan Tenaga 76

95 Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Jumlah Tenaga Kerja yang ditempatkan 135 Orang Dinas Penanaman Modal Transmigrasi dan Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Persentase Kasus Perselsihan Industrail yang Berhasil Diselesaikan tahun % 100% 55% 100% 100% 60% 60% 100% Dinas Penanaman Modal Transmigrasi dan Tenaga Kerja 8. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Persentase PD yang Responsif Gender 100% 0 84,29% % 0 0 Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Persentase Korban Kekerasan Perempuan dan Anak yang Mendapat Pendampingan 100% 98,68% 100% 98,68% 98,68% 100% 70% 70% Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa 77

96 Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal 9. Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan 10. Pertanahan Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Indeks Pembangunan Gender Persentase Unit Usaha Penduduk Miskin Desa Tertinggal yang dibina Persentase pemenuhan cadangan pangan daerah Jumlah Dokumen Pemetaan, Penguasaan, Pemilikan Daerah Potensi Wisata n Masyarakat Desa 95,11% ,10% 0 0 Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa 100% 0 100% Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa 70% 0 25% % 30% 30% Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan 3 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket Dokume Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen n 1 Paket 1 Paket 1 Paket Sekretariat Dokumen Dokumen Dokumen Daerah 78

97 Pemanfaatan Tanah Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan 11. Lingkungan Hidup Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jumlah Dokumen Pengembangan Pertanahan Jumlah Tempat Pengelolaan Sampah (TPST) yang dibangun Jumlah Sarana Pendukung Pengelolaan Persampahan Persentase RTH setiap tahunnya Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas Wilayah Kota/kawasan perkotaan 3 Paket Dokume n Sekretariat Daerah 3 TPST N/A 1 TPST N/A N/A 1 TPST N/A N/A Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 17 Paket 1 Paket 2 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 10% % N/A N/A Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup % N/A N/A Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang 79

98 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pertamanan dan Pemakaman Persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan pengelolaan lingkungan Jumlah sumber mata air yang dilindungi Jumlah informasi lingkungan hidup berkualitas yang tersedia Jumlah TPU yang terpelihara Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 88,06% 56,70% 61,20% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 10 lokasi lokasi 0 0 Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 14 N/A 2 N/A N/A 2 dokumen N/A N/A Dinas dokume dokumen terupdate Perhubungan n Terupdate dan Terupdat Lingkungan e Hidup dan 3 peralatan 6 N/A 2 N/A N/A 2 N/A N/A Dinas Perhubungan dan Lingkungan 80

99 Program Adiwiyata Terselenggaranya Sekolah Adiwiyata 12. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan Peningkatan Pelayanan Dokumen Kependudukan 13. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Program Jumlah Pendamping Peningkatan Desa yang dilatih Keberdayaan dalam Rangka Masyarakat Penyusunan RPJM-Des Perdesaan Sesuai Standar Program Jumlah BUM Des yang Pengembangan terbentuk Lembaga Ekonomi Perdesaan 35 sekolah Dokume n Kependu dukan dan Pencatat an Sipil 52 Pendam ping 20 BUM Desa Hidup 6 Sekolah 6 sekolah 6 sekolah 6 sekolah 3 sekolah 3 sekolah 9 sekolah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup ,97% % Dinas Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Kependuduk Kependu Kependud Kependud Kependuduka Kependudukan an dan dukan ukan dan ukan dan n dan dan Pencatatan dan Pencatata Pencatata Pencatatan Pencatatan Sipil Pencatata n Sipil n Sipil Sipil Sipil n Sipil N/A 10 N/A N/A 10 N/A N/A Dinas Sosial Pendampi Pendamping Pemberdayaa ng n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa N/A 3 N/A N/A 3 BUMdesa N/A N/A Dinas Sosial BUMDesa Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan 81

100 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa Tingkat Partisipasi Masyarakat(%) Jumlah Aparatur Pemerintahan Desa yang ditingkatkan Kapasitasnya Jumlah Desa yang mendapat Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa 100% % N/A N/A Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa Aparatur N/A N/A Dinas Sosial Aparatur Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat Desa 52 N/A 52 N/A N/A 52 N/A N/A Dinas Sosial Pemberdayaa n Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaa n Masyarakat 82

101 Desa 14. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Program Keluarga Angka Prevalensi Berencana Pemakaian Kontrasepsi Keluarga Berencana 15. Perhubungan Program Jumlah Dokumen Pembangunan Norma, Standar dan Prasarana dan Prosedur Perhubungan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi Persentase Prasarana dan Pemeliharaan & Fasilitas LLAJ Prasarana dan terehabilitasi dan Fasilitas LLAJ dipelihara Peningkatan Persentase Pelayanan Angkutan Keterjangkauan Desadesa Menuju Pusat Kegiatan dan Pertumbuhan Program Beroperasinya Bandara Pembangunan Letung Sarana dan Prasarana Perhubungan 80% N/A 65% N/A N/A 68% N/A N/A Dinas Kesehatan Pengendaian Penduduk dan KB 3 Dokume n N/A 0 N/A N/A 2 dokumen N/A N/A Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 13 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket 2 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 12 Paket N/A 2 paket N/A N/A 2 paket N/A N/A Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 63 paket N/A 27 Paket N/A N/A 6 paket N/A N/A Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 83

102 Program Jumlah Kasus Pengendalian dan Kecelakaan Lalu Lintas Pengamanan Lalu Lintas Program Persentase Kendaraan Peningkatan yang Melakukan Uji Kelaikan Emisi dan Uji Petik Pengoperasian Kendaraan Bermotor 16. Komunikasi dan Informatika Program Pelayanan Layanan Pengelolaan Informasi Publik Informasi Publik 2 kasus 12 Kasus 12 kasus 12 Kasus 12 Kasus 6 kasus 6 Kasus 6 Kasus Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 100% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 60 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Program Fasilitasi Peningkatan SDM dalam Bidang Komunikasi dan Informasi Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informatika 150 Orang Orang 10 Orang 14 Orang Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Jumlah Aplikasi E Aplikasi 1 Aplikasi 2 Aplikasi 2 Aplikasi 1 Aplikasi 2 Aplikasi 4 Aplikasi Dinas Government Aplikasi Komunikasi Informatika dan Statistik G-G (3 Aplikasi) G-B (1 Aplikasi) G-C (1 Aplikasi) G-E Jumlah Bulan 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan Sekretariat Terpenuhinya Daerah 84

103 Pelayanan Pengadaan Barang Jasa secara Elektronik Persentase Penyediaan Layanan Informasi dan Publikasi Pemerintah Program Kerjasama Jumlah Kegiatan Informasi dengan Pemerintah yang Media Massa terpublikasi dan dipromosi Program Pengkajian Jumlah Dokumen dan dan Penelitian Perda yang disahkan Bidang Informasi DPRD dan Komunikasi Program Jumlah Pengembangan dan Desa/Kelurahan yang Perluasan Jaringan terjangkau Akses Teknologi Telekomunikasi Komunikasi dan Informasi Program Jumlah bulan Pengembangan penyelenggaraan Komunikasi, akses internet di Informasi dan Media lingkungan Pemkab Massa 17. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Program Penciptaan Jumlah Pelaku UMKM Iklim Usaha Kecil dan Wirausaha Pemula Menengah yang yang dibina Kondusif Pemerintah 100% 20% 20% 20% 20% 40% 40% 40% Sekretariat Daerah N/A 0 N/A N/A 360 Kegiatan N/A N/A Sekretariat Kegiatan Daerah Dokumen/ 3 5 Dinas Dokume Perda Komunikasi n/ Perda Informatika dan Statistik 55 Titik Desa Dinas dan 18 Komunikasi Desa Informatika dan Statistik 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Dinas Orang Koperasi UKM Perindustrian 85

104 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 18. Penanaman Modal Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 19. Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Peran Jumlah Pelaku UMKM yang Produknya tersertifikasi Nilai Penjualan Produk-produk UMKM Nilai Investasi yang Terealisasi (PMA/PMDN Jumlah PMA dan PMDN Jumlah Pemuda yang mengikuti Kegiatan dan Perdagangan Dinas Pelaku Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan > Rp 1 milyar >500 Juta N/A N/A Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Dinas Penanaman Modal Transmigrasi dan Tenaga Kerja 2 PMA 2 PMA 2 PMA 2 PMA 2 PMA 2 PMA dan 2 PMA 2 PMA Dinas 25 PMDN 2 PMDN 15 PMDN 2 PMDN 2 PMDN 17 PMDN 5 PMDN 5 PMDN Penanaman Modal Transmigrasi dan Tenaga Kerja N/A 34 peserta N/A N/A 134 peserta N/A N/A Dinas peserta Pendidikan 86

105 Serta Kepemudaan Kepemudaan Pemuda dan Olahraga Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Jumlah Kompetisi Cabang Olahraga KKA Olahraga Program Jumlah Sarana Peningkatan Sarana Prasarana Olahraga dan Prasarana dalam Kondisi Baik Olahraga Program Upaya Jumlah Kasus Pencegahan Penyalahgunaan Penyalahgunaan NAPZA dan Pergaulan Narkoba Bebas yang melibatkan Pemuda sebagai Pelaku 20. Statistik Program Jumlah Dokumen pengembangan Pengembangan data/informasi/statist Data/Informasi yang ik daerah Disusun 21. Persandian Program Jumlah Jenis Informasi Pengelolaan dan yang diamankan Pengembangan melalui Persandian Persandian Daerah 22. Kebudayaan Program Jumlah Pengembangan Nilai Penyelenggaraan Even Budaya Kebudayaan (Semarak 7 cabang olahraga 130 lapangan 7 cabang 7 cabang 7 cabang 7 cabang 7 cabang olahraga olahraga olahraga olahraga olahraga 7 cabang olahraga 7 cabang olahraga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Lapangan N/A N/A Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 4 kasus N/A 0 N/A N/A Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 12 Paket 0 2 Paket Paket 1 Paket 1 Paket Dokume Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen n Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Event/ 1 Event/ 1 Event/ Dinas Event/ Kegiatan Kegiatan Kegiatan Pariwisata Kegiatan dan 87

106 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya 23. Perpustakaan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 24 Kearsipan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program penyelamatan dan pelestarian ) Partisipasi dalam Kegiatan Event Kebudayaan di Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah Event Perlombaan Kebudayaan Jumlah Pelaku, Penggiat, dan Komunitas Budaya yang Aktif mengadakan Kegiatan Setiap Tahunnya Jumlah kunjungan perpustakaan umum daerah Persentrase arsip statis dan dinamis pemerintah daerah yang dikelola melalui sistem kearsipan Persentase dokumen/arsip daerah yang dialihmediakan Kebudayaan 18 Event Event 3 Event 3 Event Dinas Dinas Pariwisata Pariwisat dan a Kebudayaan 29 1 Event/ 3 Event/ 1 Event/ 1 Event/ 3 Event/ 1 Kegiatan/ 4 Kegiatan/ Dinas Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Event Event Pariwisata dan Kebudayaan kelompok 7 kelompok 7 kelompok Dinas Kelompo Pariwisata k dan Kebudayaan N/A N/A Sekretariat Daerah % 20% Sekreatriat Daerah Sekreatriat Daerah 88

107 dokumen/arsip daerah Urusan Pemerintahan Pilihan 25. Kelautan dan Perikanan Program Jumlah kelompok Pemberdayaan Nelayan Tangkap dan Ekonomi Masyarakat Budidaya yang Pesisir Mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan Program Jumlah Produksi Pengembangan Perikanan Budidaya Budidaya Perikanan Program Jumlah Produksi Pengembangan Perikanan Tangkap Perikanan Tangkap Program Jumlah penangangan Peningkatan kasus IUU melalui Kesadaran dan pendampingan, Penegakan Hukum pembinaan, dan Dalam penyuluhan Pendayagunaan masyarakat Sumber Daya Laut Program Jumlah Jenis Produk Optimalisasi Unggulan Baru Sektor Pengelolaan dan Perikanan Olahan Pemasaran Produksi 176 KUB,12 POKDAK AN KUB,12 POKDAKAN 56 KUB,12 POKDAKAN 56 KUB,12 POKDAKAN Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan 1665 Ton 195,41 90 Ton 195,41 195, Ton 115 Ton 310 Ton Dinas Ton Ton Ton Perikanan Pertanian dan Pangan Ton 28788,11 Ton Ton 28788,11 Ton 28788,11 Ton Ton Ton Ton Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan Dinas POKMAS POKMASWAS Perikanan WAS Pertanian dan Pangan 15 jenis 0 2 jenis Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan Terkait urusan sektor kelauta n menjadi kewena ngan provinis i sebagai 89

108 Perikanan mana Program Khusus Persentase 57,40% 0 30,20% Dinas diatur Peningkatan kualitas Perikanan oleh terkait lingkungan wilayah Pertanian UU 23 Pengembangan dan Pesisir dan Pulau- dan Pangan tahun Pengelolaan pulau Kecil Melalui 2014 Kelautan, Pesisir dan Pemberdayaan tentang Pulau-Pulau Kecil Kelompok Masyarakat pemeri serta Wilayah Konservasi dan ntahan Perbatasan Pemenuhan Prasarana daerah. dan Sarana yang Memadai Program Jumlah kelompok Kelompok 100 Kelompok 100 Kelompok Dinas Pemberdayaan usaha kelautan dan kelompo Perikanan Masyarakat Pelaku perikanan yang k Pertanian Usaha Perikanan terdampingi dalam dan Pangan usaha peningkatan wirausaha 26. Pariwisata Program Jumlah Wisatawan wisatawan Dinas Pengembangan Domestik dan wisatawa wisatawa wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan wisatawan Pariwisata Pemasaran Mancanegara n n dan Pariwisata Kebudayaan Program Jumlah Kegiatan Kerja kegiatan 4 Kegiatan 4 Kegiatan Dinas Pengembangan Sama yang dilakukan kegiatan Pariwisata Kemitraaan dan Kebudayaan Program Jumlah Destinasi destinasi 1 destinasi 1 destinasi Dinas Pengembangan Wisata baru yang destinasi Destinasi Destinasi Destinasi Pariwisata Destinasi Pariwisata dibangun oleh dan 90

109 27. Pertanian Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebuna n Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebuna n Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan pemerintah dengan Kebudayaan Sarana dan Prasarana yang Memadai Jumlah Produksi Dinas Pertanian/ Perkebunan Perikanan (Ton) Pertanian dan Pangan Cengkeh 741 Ton 468 Ton 635 Ton 468 Ton 73,70% 635 Ton 635 Ton 635 Ton Dinas Perikanan Pertnaian dan Pangan Padi ,7 Ton 385 Ton 277,7 Ton 72,13% 485 Ton 485 Ton 485 Ton Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan Persentase Petani 75% Dinas yang Menerapkan Perikanan Teknologi Tepat Guna Pertanian dan Pangan Persentase 15% % 0 0 Dinas Peningkatan Produksi Perikanan Peternakan (Sapi dan Pertanian Unggas) dan Pangan Persentase Peternak 85% % 0 0 Dinas yang Meningkat Perikanan Produksinya pasca Pertanian Pendampingan atau dan Pangan Penerapan Teknologi 91

110 Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebuna n Lapangan 28. Kehutanan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 29. Perdagangan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Tepat Guna Jumlah Kelompok Petani yang mengalami Peningkatan Produksi Pasca Pembinaan dan Pendampingan Cakupan Pemanfaatan Potensi SDH/Peningkatan Pengetahuan Jumlah Kasus Kelangkaan Barang Pokok Jumlah kawasan PKL yang ditata Jumlah Pasar Tradisional dibangun dan beroperasi 40 Kelompo k Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan 6 N/A 2 N/A N/A 2 Kecamatan N/A N/A Sekretariat Kecamat Kecamata Daerah an n 0 Kasus Kasus 2 Kasus 2 Kasus Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan 3 N/A 1 Kawasan N/A N/A Dinas Kawasan Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan 21 Pasar N/A 1 Pasar N/A Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan 92

111 Perdagangan 30. Perindustrian Program Pengembangan Industri Kecil Menengah Jumlah IKM yang Produktif 601 IKM Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan Program Pengembangan Perwilayahan Industri Nilai investasi pada sektor industri perikanan yang terealisasi Rp.>4,5 Milyar 0 0 N/A Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan 31. Transmigrasi Pengembangan Wilayah Transmigrasi Jumlah Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan Dinas Penanaman Modal PTSP Transmigrasi dan Tenaga Kerja 32. Energi dan Sumber Daya Alam Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Kelistrikan Rasio Elektrifikasi 90% 65% 70% Sekretariat Daerah Terkait urusan sektor kelauta n menjadi kewena ngan 93

112 33. Urusan Penunjang Lainnya Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Jumlah Bulan pelayanan administrasi keuangan Program Jumlah bulan Peningkatan Sarana terpenuhinya dan Prasarana kebutuhan sarana Aparatur prasarna aparatur 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan Seluruh PD 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik, Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman, provinis i sebagai mana diatur oleh UU 23 tahun 2014 tentang pemeri ntahan daerah 94

113 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Jumlah Gedung Kantor Perangkat Daerah yang dibangun (unit) Persentase Kepatuhan Aparatur Sekretariat DPRD, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,Kec amatan Siantan, Kecamatan Jemaja, Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan 23 1 (tahap 1 (tahap I) 1 (tahap I) 1 (tahap I) 1 (tahap II) 1 (tahap II) 1 (tahap II) Dinas I) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 95% % N/A N/A Dinas Penanaman Modal PTSP Transmigrasi dan Tenaga Kerja, Dinas 95

114 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Jumlah aparatur yang mengikuti bimbingan teknis/diklat Persentase Pejabat Memenuhi Standar Kompetensi Jumlah bulan pelaksananaan pengawasan sirup dan monev tepra Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Badan Penelitian Pengembang an dan Perencanaan Daerah, Badan Kepegawaian Pengembang an SDM 300 N/A 50 N/A N/A 50 N/A N/A Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan, Inspektorat, Sekretariat DPRD 90% N/A 0 N/A N/A 52% N/A N/A Badan Kepegawaian Pengembang an SDM 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan Sekretariat Daerah 96

115 Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Program Peningkatan Pelayanan Humas dan Protokoler DPRD Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Tata Ruang Jumlah Perda yang Disahkan Jumlah Anggota DPRD yang Dilantik dan Diambil Sumpah dalam Rangka Pergantian Anggota DPRD Persentase Tetersediaan Perangkat Dokumentasi dan Publikasi DPRD tahun Jumlah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang Disusun Jumlah Dokumen Tata Ruang Daerah yang Disusun 60 Perda N/A 10 Perda N/A N/A 10 Perda 7 Perda 7 Perda Sekretariat DPRD 18 1 Orang 3 Orang 1 Orang 1 Orang 3 Orang 0 0 Sekretariat Orang DPRD 100% N/A 15% N/A N/A 30% N/A N/A Sekretariat DPRD 29 Paket Dokume n 1 Paket Dokume n, 6 6 paket dokumen 6 paket dokumen 6 paket dokumen 6 paket dokumen 5 paket dokumen 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 paket dokumen, 1 laporan 5 paket dokumen 5 paket dokumen Badan Penelitian Pengembang an dan Perencanaan Daerah, Sekretariat Daerah 1 paket 1 paket Badan dokumen, dokumen, Penelitian 1 laporan 1 laporan Pengembang 97

116 Program Pengembangan data Informasi Program Perencanaan Pemerintahan dan Kerjasama Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Sosial dan Budaya Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang Disusun Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pemerintah dan Kerjasama Pembangunan Jumlah Rapat Koordinasi Teknis Kerjasama Wilayah Perbatasan Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Ekonomi Sosial dan Budaya Jumlah Dokumen Rekomendasi Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Paket Laporan an dan Perencanaan Daerah 10 Paket Paket 1 Paket 1 Paket Badan Dokume Dokumen Dokumen Dokumen Penelitian n Pengembang an dan Perencanaan Daerah 6 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 2 Laporan Badan Laporan Penelitian Pengembang an dan Perencanaan Daerah 10 Kali Kali 2 Kali 2 Kali Sekretariat Daerah 6 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 2 Laporan Badan Laporan Penelitian Pengembang an dan Perencanaan Daerah 5 1 Laporan 0 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 2 Laporan Badan Laporan Penelitian Pengembang an dan Perencanaan 98

117 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dan Prosedur Pengawasan Program Peningkatan dan Penguatan Kapasitas, Kapabilitas Kelembagaan / SDM Aparat Pengawasan Program Peningkatan Pengawasan Aparatur Negara Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Jumlah PD yang Memiliki Pengawas Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Persentase PD yang melakukan Akuntabilitas dan Koordinasi Aparatur Pengawasan Tahun Jumlah aparatur yang Mengikuti Bimbingan Teknis/Pelatihan/Work sop Dalam Rangka Mendukung Tupoksi APIP Jumlah laporan yang disusun Pendapatan Asli Daerah Tiap Tahun Daerah 33 PD N/A 5 PD N/A N/A 5 PD N/A N/A Inspektorat 100% % N./A N/A Inspektorat 100% N/A 100% N/A N/A 100% N./A N/A Inspektorat N/A N/A Inspektorat 25% N/A 5% N/A N/A 5% N/A N/A Badan Keuangan Daerah 99

118 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan /Kota Program Pendidikan Kedinasan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Jumlah Pameran Terpadu Pengelola Perbatasan Persentase PD yang menetapkan SPM dan SOP. Persentase perundangan daerah yang harmonis Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah (WTP) Jumlah Aparatur Mendapatkan Pendidikan Kedinasan Persentase Pegawai Berkinerja Baik Jumlah bulan Kunjungan Kerja/Koordinasi dan Konsultasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 5 Kali Kali 1 Kali 1 Kali Sekretariat Daerah 100% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 40% Sekretariat Daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sekretariat Daerah WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Badan Keuangan Daerah 3 Orang Badan Kepegawaian Pengembang an SDM 95% 80,5% 91% 80,5% 80,5% 92% 90% 90% Badan Kepegawaian Pengembang an SDM 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan Sekretariat Daerah 100

119 Program Penelitian dan Pengembangan Jumlah Dokumen Rekomendasi Penelitian dan Pegembangan 72 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan Badan Penelitian Pengembang an dan Perencanaan Daerah Sumber : Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Perencanaan Pembangunan 101

120 2.3 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMASALAHAN URUSAN PENDIDIKAN Pada tahun 2016, urusan pendidikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,33 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 98,65%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan, berjalan dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KESEHATAN Pada tahun 2016, urusan kesehatan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 59,80%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kesehatan terdapat beberapa permasalahan, antara lain : Teridentifikasi beberapa kegiatan yang tidak dapat terlaksana dengan maksimal yang disebabkan karena terjadi efeiensi dan defisit anggaran pada APBD dan APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2016 sehinggga kegiatan tersebut tidak dilaksanakan/ditiadakan. Lamanya penetapan juknis dari Pemerintah Pusat membuat pelaksanaan kegiatan tidak jadi molor sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tidak mencukupi. Meninjaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah telah memberikan solusi yaitu: Dengan mengusulkan kembali kepada Pemerintah Provinsi Riau maupun Pemerintah Pusat agar dianggarkan kembali dalam APBD Provinsi Riau dan APBN Tahun Anggaran Melakukan Konsultasi dan Koordinasi lebih intensif kepada Pemerintah Pusat agar penetapan juknis lebih cepat sehingga pelaksanaan kegiatan tepat waktu. 102

121 2.3.3 PERMASALAHAN URUSAN PEKERJAAN UMUM Pada tahun 2016, urusan pekerjaan umum mendapatkan alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 96,51%, Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pekerjaan umum, berjalan dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PERUMAHAN Pada tahun 2016, urusan perumahan mendapatkan alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 99,97%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan perumahan, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PENATAAN RUANG Pada tahun 2016, urusan penataan ruang mendapatkan alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 85,93%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan penataan ruang, berjalan dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Pada tahun 2016, urusan perencanaan pembangunan mendapatkan alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 87,61%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan perencanaan pembangunan, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PERHUBUNGAN Pada tahun 2016, urusan perhubungan mendapatkan alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 97,75%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan 103

122 pada urusan perubungan, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN LINGKUNGAN HIDUP Pada tahun 2016, urusan lingkungan hidup mendapatkan alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 95,00%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan lingkungan hidup, ditemukan permasalahan yaitu, capaian realisasi pada kegiatan Penyelenggaraan Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan tidak mencapai 100% dikarenakan pada anggaran Jasa Tenaga ahli dan akomodasi dan transportasinya tidak terealisasi dikarenakan tenaga ahli yang diundang tidak dapat hadir. Menindaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah telah memberikan solusi, untuk tahun berikutnya agar lebih intensif dalam berkonsultasi kepada tenaga ahli sehingga tidak terulang lagi permasalahan yang sama PERMASALAHAN URUSAN PERTANAHAN Pada tahun 2016, urusan pertanahan mendapat alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 70,63%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pertanahan, ditemukan permasalahan yaitu, pada kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Tanah Guna Rumah Sakit tidak terlaksana, dikarenakan status lahan tersebut masih dalam proses. Menindaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah telah memberikan solusi, dengan melakukan koordinasi secara intensif bersama pihak-pihak terkait agar permasalahan ini segera teratasi PERMASALAHAN URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Pada tahun 2016, urusan kependudukan dan catatan sipil mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 95,24%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kependudukan dan pencatatn sipil, berjalan 104

123 dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Pada tahun 2016, urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 89,24%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Pada tahun 2016, urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 98,61%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan keluarga berencana dan keluarga sejahtera, berjalan dengan baik dan tidak ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN SOSIAL Pada tahun 2016, urusan sosial mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 96,40%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan sosial, ditemukan permasalahan pada pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling Bagi Lanjut Usia dan Penyandang Cacat, dikarenakan adanya efisiensi anggaran, sehingga tidak dapat dilakukan secara maksimal ke seluruh desa desa di. Menindaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah akan merencanakan semaksimal mungkin penganggarannya pada tahun anggaran berikutnya PERMASALAHAN URUSAN KETENAGAKERJAAN Pada tahun 2016, urusan ketenagakerjaan mendapat alokasi anggaran sebesar 105

124 Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 96,92%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan ketenagakerjaan berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) Pada tahun 2016, urusan koperasi, usaha kecil dan menengah mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 99,75%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM), berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PENANAMAN MODAL Pada tahun 2016, urusan penanaman modal mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 95,08%, PERMASALAHAN URUSAN KEBUDAYAAN Pada tahun 2016, urusan kebudayaan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 97,89%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kebudayaan, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA Pada tahun 2016, urusan kepemudaan dan olahraga mendapat alokasi anggaran Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 96,05%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kepemudaan dan olahraga, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan. 106

125 PERMASALAHAN URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Pada tahun 2016, urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan realisasi keuangan sebesar Rp atau dengan capaian keuangan 94,80%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN Pada tahun 2016, urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 87,52%. Dalam penyelenggaraaan urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian, semua program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KETAHANAN PANGAN Pada tahun 2016, urusan ketahanan pangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 91,43%. Dalam penyelenggaraaan urusan ketahanan pangan, semua program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Pada tahun 2016, urusan pemberdayaan masyarakat dan desa mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 88,62%. Dalam penyelenggaraaan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, semua program 107

126 dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pada tahun 2016, urusan komunikasi dan informatika mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 86,93%. Dalam penyelenggaraaan urusan komunikasi dan informatika, semua program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PERTANIAN Pada tahun 2016, urusan pertanian mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 96,54%, Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pertanian, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KEHUTANAN Pada tahun 2016, urusan kehutanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 98,12%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kehutanan, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Pada tahun 2016, urusan energi dan sumber daya mineral mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 90,50%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan energi dan sumber daya mineral, belum tercapai dengan maksimal karena berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, terhitung mulai bulan Oktober 2016 kewenangan yang mengatur tentang Energi dan Sumber Daya Mineral menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Menindaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah 108

127 telah memberikan solusi, dengan selalu berkordinasi kepada Pemerintah Provinsi terkait pemasalahan Energi dan Sumber Daya Mineral di PERMASALAHAN URUSAN PARIWISATA Pada tahun 2016, urusan pariwisata mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 96,05%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pariwisata, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Pada tahun 2016, urusan kelautan dan perikanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,954,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 89,71%. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kelautan dan perikanan, berjalan dengan baik dan belum ditemukan permasalahan yang signifikan PERMASALAHAN URUSAN PERDAGANGAN Pada tahun 2016, urusan perdagangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dan realisasi keuangan sebesar Rp ,00 atau dengan capaian keuangan 74,97%. Dalam pelaksanaan kegiatan pada urusan perdagangan ditemukan beberapa permasalahan diantaranya: 1. Pembangunan Gudang Non Sistem Resi Gudang (SRG) (Silpa DAK), pekerjaan belanja modalnya tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan belum tersedianya lahan untuk pembangunan gudang tersebut. 2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional (DAK), Pekerjaan konstruksinya dibatalkan karena adanya pengurangan pagu DAK Tahun Anggaran Pembangunan Pasar Ikan, tidak dapat dilaksanakan karena ketersediaan waktu. 109

128 Menindaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah telah memberikan solusi sebagai berikut: 1. Untuk kegiatan Pembangunan Gudang Non Sistem Resi Gudang (SRG) (DAK), Pemerintah akan segera mencari lahan yang cocok untuk pembangunan gudang tersebut. 2. Untuk kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional (DAK), Pemerintah mengusulkan kembali agar Pekerjaan konstruksinya dianggarkan pada tahun anggaran Untuk Pembangunan Pasar Ikan, Pemerintah akan melakukan pelelangan diawal tahun anggaran, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat terelesaikan tepat waktu PERMASALAHAN URUSAN PERINDUSTRIAN Pada tahun 2016, urusan perindustrian mendapat alokasi anggaran sebesar Rp dan realisasi keuangan sebesar Rp atau dengan capaian keuangan 65,503%. Dalam pelaksanaan kegiatan pada urusan perindustrian ditemukan permasalahan yaitu, pada kegiatan Pembangunan Sentra Industri Kapal Rakyat (DAK) tidak bisa maksimal dilaksanakan, karena penetapan juknis penggunaan dana DAK yang terlambat setelah penetapan DPA dan belum tersedianya lahan yang menjadi salah satu ketentuan khusus di dalam juknis penggunaan dana DAK tersebut. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan sentra secara keseluruhan (UPT, mesin dan peralatan dll). Menindaklanjuti permasalahan diatas Pemerintah telah memberikan solusi dengan lebih ektensif melakukan koordinasi kepada Pemerintah Pusat agar kedepan juknis bias lebih cepat ditetapkan sehingga kegiatan bisa dilaksanakan berdasarkan juknis dan tepat waktu. 110

129 ` BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN TAHUN 2018 Pertumbuhan ekonomi dianggap begitu penting bagi suatu negara atau daerah, hal ini karena pertumbuhan ekonomi sering digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. Asumsinya semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah maka akan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, belum tentu berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi tinggi tapi tidak disertai pemerataan pendapatan yang baik, hanya akan memperlebar kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Tapi bukan berarti bahwa laju pertumbuhan ekonomi tidak penting, karena sampai saat ini LPE masih menjadi parameter yang dapat digunakan untuk menilai sampai sejauhmana efektifitas kebijakan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah dapat meningkatkan kinerja ekonomi suatu wilayah atau daerah. Baik itu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tujuan utama dari pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional maupun daerah adalah Peningkatan kesejahteraan masyarakat. Makna kesejahteraan mengandung pengertian kebutuhan hidup masyarakat secara kualitas maupun kuantitas dapat dipenuhi secara layak. Paling tidak ada tiga hal yang dapat menjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi yaitu Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (basic needs), Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia, dan Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih ( freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia. Laju Pertumbuhan Ekonomi dihitung bedasakan Produk Domestik Regional 111

130 ` Bruto (PDRB) suatu wilayah atau daerah. Produk domestik Regional Bruto adalah nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi disuatu wilayah yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu yang biasanya dihitung dalam satu tahun. Berbeda dengan struktur PDRB yang bedasarkan pada tahun dasar 2000, maka berdasarkan tahun dasar baru yaitu tahun dasar 2010, struktur PDRB yang semula 9 sektor telah berubah menjadi 17 kategori sektor usaha. Ketujuhbelas kategori sektor usaha yang dimaksud tersebut terdiri dari : 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Pengadaan Listrik dan Gas, 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, 6. Konstruksi, 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, 10. Informasi dan Komunikasi, 11. Jasa Keuangan dan Asuransi, 12. Real Estat, 13. Jasa Perusahaan, 14. Administrasi Pemerintahan; Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, 15. Jasa Pendidikan, 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 17. Jasa lainnya. Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah PDRB harga konstan (rill) dapat digunakan untuk menunjukkan laju 112

131 ` pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. PDRB harga berlaku menurut pengeluaran menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar wilayah. Distribusi PDRB menurut pengeluaran menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha ekonomi. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan PRB per satu orang penduduk. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah. Terjadi perubahan tahun dasar dalam menghitung Produk Domestik Regional Bruto karena selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke PDRB tahun dasar 2010 mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). SNA 2008 merupakan standar rekomendasi internasional tentang cara mengukur aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional 113

132 ` berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Rekomendasi yang dimaksud dinyatakan dalam sekumpulan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca yang disepakati secara internasional dalam mengukur item tertentu seperti PDRB. SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang aktivitas pelaku ekonomi dalam hal produksi, konsumsi dan akumulasi harta dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan analisis, pengambilan keputusan, dan pembuatan kebijakan. Dengan menggunakan Kerangka SNA, fenomena ekonomi dapat dengan lebih baik dijelaskan dan dipahami. Sementara manfaat dengan adanya perubahan tahun dasar perhitungan Produk Domestik Regional Bruto adalah : Menginformasikan perekonomian regional yang terkini seperti pergeseran struktur dan pertumbuhan ekonomi; Meningkatkan kualitas data PDRB; Menjadikan data PDRB dapat diperbandingkan secara internasional. Badan Pusat Statistik ( BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 karena beberapa alasan berikut : Perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil; Telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dibidang informasi dan teknologi serta transportasi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru; Rekomendasi PBB tentang pergantian tahun dasar dilakukan setiap 5 (lima) atau 10 (sepuluh) tahun (SNA1993); Adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008; Tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) dan Indeks harga produsen (Producers Price Index /PPI); Tersedianya kerangka kerja SUT yang menggambarkan keseimbangan aliran produksi dan konsumsi (barang dan jasa) dan penciptaan pendapatan dar i aktivitas produksi tersebut. 114

133 ` Klasifikasi PDRB menurut lapangan usaha tahun dasar 2000 (2000=100) menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia 1990 (KLUI 1990) sedangkan pada PDRB tahun dasar 2010 (2010=100) menggunakan KBLI Perbandingan keduanya pada tingkat paling agregat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 45 Perbandingan Sektor Usaha Tahun Dasar 2000 dan 2010 PDRB Tahun Dasar 2000 PDRB Tahun Dasar Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan A. Pertnian, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian B. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan C. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih D. Pengadaan Listrik, Gas E. Pengadaan Air 5. Konstruksi F. Kontruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran G. Perdgangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 7. Pengangkutan dan Komunikasi H. Transportasi dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan K. Jasa Keuangan L. Real Estate M. N. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Jasa Pendidikan Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial R. S. T. U. Jasa Lainnya Sumber : Badan Pusat Statistik 115

134 ` Salah satu indikator makro ekonomi lainnya, yang banyak dimanfaatkan untuk melihat perkembangan perekonomian, sebagai dasar evaluasi tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah adalah PDRB per kapita. Peningkatan pendapatan yang tinggi merupakan salah satu ukuran terhadap meningkatnya pendapatan dan tingkat kemakmuran masyarakat. PDRB per kapita dihitung dengan membagi nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk memacu peningkatan PDRB perkapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus jauh lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. PDRB perkapita juga dibedakan atas harga berlaku dan harga konstan. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku diukur berdasarkan harga pada saat sekarang sehingga terkandung pengaruh kenaikan harga atau inflasi. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan kita dapat melihat kenaikan secara riil atas harga pada tahun dasar. Dengan kata lain, PDRB perkapita atas dasar harga konstan dapat mengukur tingkat produktivitas yang rill. Salah satu tujuan peningkatan kemakmuran dalam pembangunan nasional dan regional adalah meningkatkan pendapatan masyarakat, yang ditandai dengan meningkatnya daya beli masyarakat yang disertai dengan pengurangan tingkat kemiskinan, yang dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan dasar antara lain kualitas layanan pendidikan dan kesehatan, yang pada akhirnya bertujuan kepada peningkatan kemakmuran masyarakat. PDRB perkapita dan pendapatan perkapita menjadi salah satu tolok ukur dalam pencapaian tingkat kemakmuran rakyat tersebut. Walaupun PDRB perkapita dapat dijadikan ukuran kemakmuran suatu daerah, akan tetapi pada kenyataannya angka tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan, karena pada realitanya pemilik pendapatan tersebut adalah pelaku yang menguasai faktor produksi. Penghitungan PDRB perkapita atas harga konstan seri tahun

135 ` dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh dari tingkat perubahan harga dan jasa (inflasi/deflasi) yang terjadi pada tahun berjalan. Sehingga dengan demikian diperoleh nilai rill atau nilai sebenarnya atas terjadinya peningkatan/penurunan yang dapat secara lebih tepat menggambarkan tingkat produktivitas perkapita. Sistematika perhitungan PDRB per kapita pada suatu daerah dilakukan dengan melakukan pembagian dengan jumlah penduduk dengan PDRB. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB persatu orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB perkapita secara umum mencapai 396,87 juta rupiah meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu sebesar 372,23 juta rupiah. Jika dilihat PDRB per kapita tanpa migas mencapai 53,33 juta rupiah. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 49,77 juta rupiah. Dalam kurun lima tahun terakhir, PDRB perkapita migas dan tanpa migas mengalami kecenderungan meningkat dari tahun ke tahunnya. Gambar 13 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun (dalam Juta Rp) PDRB Per Kapita Non Migas PDRB Per Kapita Migas * 2015** (*) Angka Sementara (**) Angka Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik 117

136 ` Perubahan struktur ekonomi wilayah terjadi akibat adanya interaksi antara dua proses yaitu proses akumulasi pembentukan modal dan perubahan konsumsi masyarakat yang terjadi karena meningkatnya pendapatan perkapita. Perubahan pola permintaan ini yang kemudian mengubah komposisi barang dan jasa yang diproduksi dan diperdagangkan KONTRIBUSI SEKTOR-SEKTOR DALAM PDRB Indikator yang seringkali digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi wilayah adalah distribusi persentase PDRB. Distribusi persentase PDRB yang dirinci menurut kategori dan sub kategori menunjukkan peranan masingmasing sektor terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu kategori semakin besar pula pengaruh kategori tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Oleh karenanya dengan hanya melihat pertumbuhan suatu kategori akan kurang tepat tanpa memperhatikan peranan kategori tersebut dalam PDRB. Jadi persentase ini dapat dianggap sebagai penimbang apabila kita ingin melihat pertumbuhan kategori dengan teliti, disamping untuk menilai sampai sejauh mana tahap industrialisasi yang sudah dijalani oleh wilayah yang diteliti. 118

137 ` Tabel 46 Laju Pertumbuhan Rill PDRB (Tanpa Migas) Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) No Lapangan Usaha Tahun * 2015** 1. Pertanian, Kehutanan dan 6,45 6,19 4,81 4,70 3,10 Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 8,33 8,54 7,21 4,67 5,58 3. Industri Pengolahan 4,71 4,62 5,92 6,33 6,23 4. Pengadaaan Listrik dan Gas 4,54 5,68 5,41 5,47 2,29 5. Pengadaan Air, Pengelolaan 3,25 3,86 3,92 2,48 5,39 Sampah, Limbah dan Daur 6. Konstruksi 9,93 10,16 10,31 11,11 8,91 7. Perdagangan Besar dan Eceran; 8,41 8,51 8,60 8,48 4,67 Reparasi Mobil dan Speed 8. Transportasi dan Pergudangan 5,92 6,59 6,78 6,27 4,48 9. Penyediaan Akomodasi dan 6,29 6,73 6,87 7,02 7,16 Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 6,29 6,77 7,69 4,72 5, Jasa Keuangan dan Asuransi 4,35 4,50 4,20 4,45 5, Real Estate 4,81 5,37 5,60 5,84 5,93 13 Jasa Perusahaan 6,03 7,29 6,03 5,11 6,17 14 Administrasi Pemerintahan, 5,18 5,56 6,14 3,92 3,26 Pertahanan dan Jaminan 15 Jasa Pendidikan 4,79 4,21 1,22 1,26 5, Jasa Kesehatan dan Kegiatan 6,60 7,63 8,39 7,77 7,85 Sosial 17. Jasa lainnya 1,89 2,03 1,22 1,28 1,10 PDRB Tanpa Migas *)Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Pada tabel diatas menunjukan perlambatan laju pertumbuhan PDRB jika dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh 6,89 persen. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, laju pertumbuhan PDRB cenderung mengalami perlambatan. Pada tahun 2015, dari 17 kategori 119

138 ` lapangan usaha, 8 kategori di antaranya laju pertumbuhannya mengalami perlambatan, sedangkan 9 kategori lainnya laju pertumbuhannya meningkat dibandingkan tahun Dari 9 kategori menurut lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan antara lain adalah Sektor Jasa Pendidikan, Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Sektor Jasa Keuangan, Sektor Informasi dan Komunikasi, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Sektor Jasa Perusahaan, Sektor Real Estate (Kos/Kontrakan) dan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Distribusi PDRB Non Migas tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi sebesar 8,91 persen, walaupun secara perbandingan sektor kontruksi mengalami perlambatan dibandingkan tahun Sementara, penyumbang distribusi PDRB Non Migas yang paling rendah adalah sektor Jasa Lainnya sebesar 1,10 persen. Pertumbuhan ekonomi sejatinya dapat diartikan sebagai kenaikan pendapatan yang diperoleh penduduk suatu wilayah karena meningkatnya kapasitas produksi. Oleh karena itu, indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan yang tercermin dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Istilah lain dari PDRB adalah Pendapatan Regional ( Regional Income). Asumsi peningkatan ini didorong oleh beberapa sektor terutama adalah investasi, khususnya dalam investasi pemerintah pada bidang jasa konstruksi. Sedangkan untuk konsumsi rumah tangga faktor pendorong yang signifikan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk dan penambahan jumlah pegawai memberi dampak yang besar bagi tingginya angka konsumsi rumah tangga di. Laju pertumbuhan ekonomi di sangat didukung oleh Sektor Bangunan/Konstruksi yang selama beberapa tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sektor Bangunan/Konstruksi adalah mencakup lapangan usaha di bidang bangunan gedung (bangunan tempat tinggal, bangunan kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya), bangunan sipil (seperti jalan kendaraan bermotor, jembatan, lapangan udara, pelabuhan 120

139 ` dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas industri, jaringan pipa dan jaringan listrik, fasilitas olahraga), dan konstruksi khusus (seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian gedung). Kegiatan konstruksi sendiri mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Tingginya laju pertumbuhan Sektor Bangunan/Konstruksi ini dikarenakan oleh beberapa faktor, yang antara lain adalah pertumbuhan penduduk yang berasal dari migrasi dan belanja pemerintah khususnya pada belanja pegawai dan belanja modal di Pemerintah. Pada data-data di atas pertumbuhan ekonomi tanpa migas diindikasikan kuat mengalami kenaikan yakni antara 4,5 4,7 persen. Asumsi tersebut didasari dengan semakin membaiknya sektor jasa kontruksi yang telah mendapatkan pelunasan hutang pemerintah daerah, selain itu belanja pegawai yang berkontribusi besar terhadap konsumsi belanja rumah tangga pada tahun tersebut juga mengalami perbaikan. Sedangkan untuk tahun 2018 pertumbuhan ekonomi diasumsikan meningkat 0,5-0,7 persen dari tahun sebelumnya. Prediksi ini didasari meningkatnya belanja infrastruktur pada RKPD tahun 2018 yang berimplikasi pada peningkatan sektor jasa kontruksi PDRB. Selain itu, peningkatan jumlah besaran pada RKPD tahun 2018 dibanding RKPD tahun 2017 memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari struktur APBD yang mendukung program-program peningkatan ekonomi kerakyatan dan pemenuhan kebutuhan dasar. 121

140 ` 3.2 TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH TAHUN 2017 DAN TAHUN TANTANGAN DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diperkirakan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Perkiraan ini mempertimbangkan potensi dan berbagai risiko ekonomi baik yang berasal dari eksternal maupun domestik. Perekonomian global yang diperkirakan membaik di tahun 2017 diharapkan mampu mendukung kinerja perekonomian nasional. Meskipun demikian, perbaikan tersebut menghadapi sejumlah risiko seperti perkiraan penurunan kinerja ekonomi Tiongkok, adanya ketidakpastian ekonomi Eropa yang sedang melakukan penyesuaian terhadap Brexit, dan risiko stabilitas akibat perubahan arah kebijakan ekonomi AS setelah pemilihan umum Presiden. Dari sisi domestik, perkiraan perbaikan kinerja ekonomi nasional dalam tahun 2017 didukung oleh membaiknya konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang relatif stabil terutama harga barang kebutuhan pokok. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga diperkirakan tetap memiliki kinerja cukup baik yang didorong oleh keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan penguatan konektivitas nasional. Selain itu, kebijakan amnesti pajak diharapkan juga mampu mendorong investasi di sektor riil melalui penguatan likuiditas dari hasil repatriasi dana yang ada di luar negeri. Seiring membaiknya perekonomian global, kinerja perdagangan internasional juga diharapkan mengalami perbaikan. Dengan mempertimbangkan perkembangan terkini perekonomian global dan domestik, kebijakan yang diambil pemerintah, serta potensi dan risiko ke depan, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,3 persen. Perkiraan ini lebih baik dibanding proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,2 persen. Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia pada tahun 2017 tumbuh sebesar 5,3%, dan 2018 tumbuh sebesar 5,5%. 122

141 ` Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh relatif stabil dibanding tahun 2016 seiring dengan membaiknya kinerja perekonomian domestik. Tingkat inflasi yang diperkirakan stabil diharapkan mampu menjaga keyakinan konsumen sehingga pertumbuhan konsumsi masyarakat tetap terjaga seiring dengan peningkatan optimisme pasar. Tingkat konsumsi masyarakat terutama yang berada di wilayah perdesaan dan daerah tertinggal menjadi fokus utama kebijakan pembangunan dalam rangka pemerataan antarkelompok pendapatan. Dari sisi investasi, pertumbuhan PMTB di tahun 2017 diperkirakan mengalami penguatan. Hal tersebut terutama didorong oleh peningkatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, pihak swasta, maupun dalam skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat memberikan dampak lanjutan dalam penguatan PMTB melalui perluasan dan penguatan aktivitas ekonomi dalam negeri. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah diharapkan mampu menurunkan biaya logistik dan memperbaiki daya saing investasi Indonesia. Selain itu, untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur dan daya saing investasi, Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan dana transfer ke daerah dan dana desa yang peruntukannya terutama untuk penguatan proyek fisik dan prasarana penunjang di daerah. Peningkatan investasi langsung baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di berbagai sektor ekonomi diharapkan meningkat sejalan dengan deregulasi peraturan-peraturan di bidang investasi, perbaikan kemudahan berusaha (ease of doing business), revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), insentif fiskal bagi sektor industri, penciptaan efisiensi di bidang logistik, dan berbagai kemudahan fiskal lainnya bagi dunia usaha. Kebijakan amnesti pajak yang ditempuh Pemerintah diharapkan juga memberikan dampak bagi penguatan investasi dan peningkatan likuiditas di tahun Dengan memperhatikan berbagai faktor 123

142 ` tersebut, kinerja PMTB pada tahun 2017 diperkirakan mampu tumbuh sebesar 6,4 persen. Kinerja ekspor-impor pada tahun 2017 diperkirakan membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan membaik menjadi momentum untuk memanfaatkan pasar luar negeri khususnya produk ekspor nonmigas dan bernilai tambah tinggi. Arah kebijakan peningkatan kinerja ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan variasi produk melalui peningkatan peran aktif pemerintah daerah dalam mendorong potensi produk ekspor daerah. Strategi yang dilakukan Pemerintah akan dilaksanakan melalui dua sisi yaitu sisi produksi dan permintaan. Kebijakan sisi produksi mencakup kualitas dan standar produk ekspor, investasi berorientasi ekspor dan ekspor atas produk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Sementara itu dari sisi permintaan mencakup fasilitas ekspor, kerjasama perdagangan dan penguatan pasar serta perluasan pasar tujuan ekspor nontradisional. Di sisi lain, kinerja impor juga diperkirakan membaik seiring dengan permintaan domestik dan pembangunan infrastruktur. Peningkatan konektivitas nasional juga diharapkan mampu memperlancar proses distribusi barang dan jasa dari kegiatan impor yang mampu mendukung kegiatan ekspor seperti impor bahan baku dan barang modal. Pemanfaatan rantai nilai global diharapkan meningkatkan impor guna memperkuat daya saing akan barang-barang ekspor sehingga partisipasi Indonesia dalam perdagangan internasional semakin membaik. Dengan memperhatikan faktor-faktor dan strategi Pemerintah tersebut, kinerja ekspor pada tahun 2017 diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,1 persen sementara pertumbuhan impor sebesar 2,2 persen. Kondisi perekonomian global menjadi salah satu faktor yang memengaruhi laju inflasi di tahun Harga komoditas energi, terutama minyak mentah dan dinamika pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang dunia, termasuk Rupiah, yang secara keseluruhan diperkirakan masih memberikan kontribusi pada level moderat terhadap pergerakan laju inflasi Sementara itu dari sisi internal, beberapa faktor yang diperkirakan memberikan tekanan terhadap 124

143 ` laju inflasi, antara lain komponen administered price, faktor iklim, dan pengaruh musiman seperti panen, tahun ajaran baru, dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Tekanan pada komponen administered price berasal dari penyesuaian terhadap pergerakan harga komoditas energi, sedangkan faktor iklim berupa fenomena La Nina atau iklim basah akan berpotensi gangguan pada produksi dan pasokan pangan. Namun, dengan perkembangan ekonomi domestik yang baik serta diikuti berlanjutnya peningkatan dukungan infrastruktur akan memberikan dampak positif terhadap pergerakan laju inflasi di tingkat yang relatif terjaga. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan inflasi serta kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil, laju inflasi tahun 2017 diperkirakan mencapai 4,0 persen atau berada pada pada kisaran rentang sasaran inflasi yang telah ditetapkan sebesar 4,0±1,0 persen. Suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2017 diperkirakan masih dipengaruhi berbagai faktor eksternal antara lain keberlangsungan normalisasi kebijakan moneter AS (risiko kenaikan suku bunga The Fed fund rate/ffr), perlambatan ekonomi Tiongkok, serta pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral di kawasan Eropa dan Jepang yang masih berlangsung. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa ( Brexit). Brexit menyebabkan diperlukannya penyesuaian kebijakan di beberapa negara maju lainnya yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka pendek. Kondisi tersebut akan menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global sehingga menimbulkan peluang yang lebih tinggi terhadap arus modal untuk masuk ke negara emerging market termasuk Indonesia. Dengan memperhatikan faktorfaktor tersebut, rata-rata suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2017 diperkirakan akan bergerak pada kisaran 5,3 persen. Pada tahun 2017, pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan masih dipengaruhi oleh sejumlah tantangan domestik dan eksternal sebagaimana yang terjadi pada tahun Dari sisi domestik, penguatan nilai tukar rupiah sebagai dampak perbaikan kondisi fundamental ekonomi Indonesia diharapkan terus 125

144 ` berlanjut dan berkontribusi positif terhadap pergerakan rupiah tahun Selain itu, sentimen positif disahkannya Undang-Undang Pengampunan Pajak terhadap pasar keuangan, diharapkan terus berlanjut di tahun Sentimen ini dipercaya akan diikuti oleh pengalihan dana Wajib Pajak yang berada di luar negeri dan diinvestasikan ke Indonesia, sehingga akan terjadi capital inflow. Sementara itu dari sisi eksternal nilai tukar rupiah berpotensi dipengaruhi antara lain oleh potensi kenaikan suku bunga acuan di AS, pelemahan ekonomi Tiongkok, pelonggaran kebijakan moneter di kawasan Eropa dan Jepang, dan dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Potensi kenaikan suku bunga AS masih tetap ada meskipun the Fed harus dengan cermat memperhitungkan pengaruh Brexit terhadap dolar AS. Sementara itu, ketidakpastian proses pemisahan Inggris dari kawasan Eropa yang masih membutuhkan waktu juga diperkirakan terus membayangi kondisi global. Perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan sehingga mendorong adanya peningkatan permintaan komoditas global, terutama minyak mentah. Di tahun 2017, OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia sebesar 95,33 juta barel per hari, meningkat dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 94,18 juta barel per hari. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan negara-negara berkembang dan non-oecd. Sementara di sisi produksi pada tahun 2016, OPEC memperkirakan terjadi penurunan produksi sebesar 0,9 juta barel per hari dan pada tahun 2017 angka produksinya relatif sama dengan tahun sebelumnya. Ketersediaan sumber energi alternatif seperti shale gas dan biofuel AS menyebabkan tidak ada insentif untuk meningkatkan produksi minyak di tahun tersebut. Di samping itu, produksi di beberapa negara penghasil minyak juga mengalami penurunan, diantaranya Norwegia, Meksiko, dan Kolombia yang dipengaruhi oleh gangguan cuaca dan iklim serta faktor politik. Dengan memperhatikan faktor permintaan dan pasokan minyak dunia, terdapat tekanan pada harga minyak dunia di tahun US Energy Information Administration (EIA) memproyeksikan harga rata-rata minyak mentah dunia tahun 2017 sebesar USD51,58 per barel untuk minyak mentah jenis WTI dan Brent. Pergerakan 126

145 ` kedua jenis harga minyak dunia tersebut, umumnya memiliki tren yang sama dengan harga minyak mentah lainnya termasuk minyak mentah Indonesia yang relatif di bawah WTI dan Brent. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka harga minyak mentah Indonesia tahun 2017 diperkirakan mencapai USD45 per barel. Secara umum, kinerja produksi minyak mentah di lapangan-lapangan migas nasional menunjukkan tren penurunan alamiah akibat kondisi sumur-sumur minyak yang sudah tua. Di sisi lain, kegiatan eksplorasi yang dilakukan belum mampu memberikan hasil yang memadai untuk mengganti cadangan minyak yang telah diproduksi. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa blok utama penyumbang produksi minyak nasional seperti Blok Rokan dan Mahakam yang mengalami penurunan lifting secara bertahap. Di samping itu, kondisi harga minyak dunia yang masih relatif rendah juga mengakibatkan banyak pelaku di industri hulu migas melakukan penundaan kegiatan investasi baik produksi, eksplorasi maupun pengembangan. Kendala lain yang masih sering dihadapi oleh industri hulu migas nasional antara lain: kendala operasional, upaya pembebasan lahan, dan perizinan TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS Perekonomian global diperkirakan tumbuh menguat pada 2017 berpotensi terjadi baik pada negara maju dan negara berkembang. Luasnya cakupan tantangan global yang dihadapi tidak serta merta meredupkan harapan perekonomian kedepan, karena masih terdapat sejumlah faktor baik internal maupun eksternal yang mendorong optimisme pada tahun Perbaikan ekonomi global akan mendorong permintaan produk ekspor non migas Kepri dengan negara tujuan ekspor utama yaitu Singapura, Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang. Sejalan dengan perkiraan pemulihan ekonomi global di 2017, harga komoditas juga dirasa akan meningkat didorong peningkatan permintaan global. Perbaikan harga migas 127

146 ` diperkirakan turut mendorong ekspor migas, terutama gas alam. Perbaikan ekonomi pada tahun 2017 terutama akibat peningkatan daya beli dan pendapatan masyarakat yang akan mendorong tingkat konsumsi, kemudian mendorong laju inflasi kelompok inti dan kelompok volatile foods. Selain itu, perkiraan perbaikan harga komoditas khususnya harga minyak dunia diperkirakan juga akan mendorong laju inflasi kelompok administered prices dari transmisi kenaikan harga bahan bakar dan tarif listrik. Kondisi perekonomian tahun 2018 diperkirakan semakin membaik sejalan dengan kondisi perekonomian nasional. Dengan memperhatikan perkembangan perekonomian dunia dan nasional, pertumbuhan ekonomi sesuai dengan RPJMD pada tahun 2018 sebesar 7,5-7,7%, dan inflasi dijaga pada kisaran angka 3,5-3,7%. Target indikator makro ekonomi tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 47 Target Indikator Makro Ekonomi Tahun No Indikator Satuan Pertumbuhan Ekonomi % Inflasi % Indeks Gini Indeks 0,33 0,32 4 Persentase penduduk miskin % 4,30 4,22 Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah kebijakan keuangan daerah berisi uraian tentang kebijakan yang akan dipedomani oleh Pemerintah Daerah dalam mengelola pendapatan daerah, belanja daerah,dan pembiayaan daerah. Tujuan utama kebijakan keuangan daerah adalah 128

147 ` bagaimana meningkatkan kapasitas riil keuangan daerah dan mengefisiensikan penggunaannya. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, bahwa pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah telah diatur sesuai kewenangan yang diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun ketidaktersedianya pendanaan pada suatu urusan pemerintah. Sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (meliputi pajak daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah), Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah dalam proses pembangunan di daerah. APBD juga merupakan alat/wadah untuk menampung berbagai kepentingan publik ( public accountability) yang diwujudkan melalui program dan kegiatan. APBD merupakan instrumen kebijakan, yaitu sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah yang harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan akuntabilitas publik. Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih optimal. APBD juga menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah REALISASI DAN PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Daerah menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, didefinisikan sebagai: hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Secara umum, sumber-sumber pendapatan daerah terdiri atas: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam 129

148 ` wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Undangundang Nomor 33 Tahun 2004, sumber PAD terdiri atas: a. Hasil pajak daerah, yaitu pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada semua obyek pajak, seperti orang/badan, benda bergerak/tidak bergerak; b. Hasil retribusi daerah, yaitu pungutan yang dilakukan sehubungan dengan suatu jasa/fasilitas yang berlaku oleh Pemerintah Daerah secara langsung dan nyata; c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain: i. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/bumd; ii. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/bumn; iii. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. d. Lain-lain PAD yang sah, antara lain: i. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; ii. Jasa giro; iii. Pendapatan bunga; iv. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah; v. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah; vi. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; vii. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; viii. Pendapatan denda pajak; ix. Pendapatan denda retribusi; x. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; xi. Pendapatan dari pengembalian; xii. Fasilitas sosial dan fasilitas umum; xiii. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan xiv. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan. 130

149 ` Pemberian sumber PAD bagi daerah ini bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. 2. Perimbangan perimbangan yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada Daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Perimbangan/ Pendapatan Transfer merupakan penerimaan daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. perimbangan ini terdiri atas: (1) Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak; (2) Umum; dan (3) Khusus. Perimbangan bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, serta mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah. 3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Meliputi: Hibah, Darurat, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi antara lain meliputi bagi hasil pajak kendaraan bermotor, bea balik nama, pajak bahan bakar, bagi hasil air permukaan, dan dana penyesuaian dari otonomi khusus serta Bantuan Keuangan dari Provinsi, pada saat nanti ketika evaluasi gubernur atas rancangan APBD. Analisis dan perhitungan pendapatan daerah dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar realisasi dan potensi pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk pendanaan pembangunan di. Analisis dan perhitungan pendapatan daerah dilakukan dengan melihat data: 1) realisasi pendapatan tahun 2015, 2) realisasi pendapatan tahun 2016 dan 3) realisasi pendapatan tahun 2017, dan 4) proyeksi pendapatan tahun 2018 (tahun rencana). 131

150 ` Tabel 48 Realisasi pendapatan tahun , penetapan APBD T.A 2017, dan proyeksi pendapatan tahun 2018 No Uraian Jumlah (Rp) Realisasi T.A 2015* Realisasi T.A 2016* Penetapan APBD T.A 2017* Proyeksi T.A 2018*** 1. PENDAPATAN 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH , , , , Pendapatan Pajak Daerah , , , , Pendapatan Retribusi Daerah , , , , Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang , , , ,00 Dipisahkan Lain-lain Pandapatan Asli Daerah yang Sah , , , , DANA PERIMBANGAN , , , , Bagi Hasil Pajak atau BH Bukan Pajak , , , ,00 (SDA) Umum , , , , Khusus , , , LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG , , , ,00 SAH Pendapatan Hibah , , , Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya , , , , , , , , , ,00 Sumber : * Data Realisasi APBD Tahun 2015 & 2016, ** Data penetapan APBD 2017 (tahun berjalan) *** Data Proyeksi APBD

151 ` Pendapatan Asli Daerah Rencana penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada RKPD tahun 2018 mempertimbangkan kondisi laju pertumbuhan perekonomian, yang didasari pada perkiraan kondisi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 dan realisasi penerimaan pendapatan pada APBD tahun berjalan di tahun a. Pajak Daerah Komponen pajak daerah pada RKPD tahun 2018 ditargetkan sebesar Rp ,00 atau meningkat 22,03 persen dibandingkan dari asumsi pendapatan hasil pajak daerah pada APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. Peningkatan ditunjang dari penerimaan atas pajak restoran. Selain dari sumber penerimaan tersebut, penerimaan PAD juga ditunjang oleh pajak hotel, pajak reklame, pajak hiburan, penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan dan pajak air tanah. Pada RKPD tahun 2018 pendapatan pajak daerah mendapatkan sumber pendapatan pajak baru yakni pajak sarang burung walet. b. Retribusi Daerah Hasil retribusi daerah pada RKPD tahun anggaran 2018 ditargetkan sebesar Rp ,00 atau turun 39,31 persen dari target penerimaan retribusi daerah pada APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. Penurunan ini banyak dipengaruhi oleh turunnya penerimaan pendapatan dari sektor retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi pelayanan pasar. Retribusi daerah didukung oleh beberapa sektor pendapatan yang terdiri dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pada RKPD tahun 2018 diasumsikan sebesar Rp ,00 meningkat 76,92 persen apabila dibandingkan target penerimaan pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. Meningkatnya laba atas penyertaan modal Bank Riau Kepri, dengan mempertimbangkan penerimaan dengan realisasi laba yang diterima pada tahun berjalan di tahun

152 ` d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Sektor pendapatan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah pada RKPD tahun 2018 ditargetkan sebesar Rp ,00 atau secara persentase meningkat 106,64 persen dari pendapatan pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. Peningkatan ini dipengaruhi oleh asumsi penerimaan dari pendapatan bunga deposito yang baru diasumsikan penerimaannya pada RKPD tahun Penerimaan dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berasal dari penerimaan jasa giro, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan dari denda pengembalian, penerimaan dari pengembalian, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, penerimaan bunga dari dana bergulir dana kapitasi JKN pada FKTP dan dana non kapitasi untuk kesehatan. Perimbangan Penerimaan daerah yang berasal dari dana perimbangan dalam RKPD tahun 2018 terdiri dari tiga komponen yaitu Bagi Hasil Pajak, Umum dan Khusus. Target pendapatan dari dana perimbangan pada RKPD tahun 2018 yakni sebesar Rp ,00 atau turun 16,47 persen dibanding target penerimaan pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. Rincian penerimaan dari komponen dan sektorsektor pada dana perimbangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Bagi Hasil Pajak Pada komponen dana bagi hasil pajak pada RKPD tahun 2018 ditargetkan sebesar Rp ,00 atau turun 6,05 persen dari penerimaan pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. 2) Khusus (DAK) Khusus (DAK) pada RKPD tahun 2018 untuk masih belum dapat dimasukan dalam asumsi pendapatan dikarenakan belum dipublikasikannya Peraturan Presiden 134

153 ` (Perpres) terkait dengan pengalokasian DAK dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. 3) AU) Penerimaan AU) pada RKPD tahun 2018 adalah sebesar Rp ,00 atau turun 0,28 persen dari penerimaan DAU pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 yakni sebesar Rp ,00. Lain-Lain Pendapatan yang Sah Penerimaan Daerah yang berasal dari komponen lain-lain pendapatan yang sah ditargetkan berasal dari sektor dana bagi hasil pajak daerah dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya dan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Secara akumulasi penerimaan lain-lain pendapatan yang sah mengalami penurunan, diasumsikan pada RKPD tahun 2018 sebesar Rp ,00 atau turun 38,09 persen. Apabila dibandingkan dengan target penerimaan pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 yang sebesar Rp ,00. Rincian dari masing-masing sektor pada penerimaan penerimaan lain-lain pendapatan yang sah dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Bagi Hasil Pajak Daerah Dari Provinsi Pada RKPD tahun 2018 sektor dana bagi hasil pajak daerah dari pemerintah provinsi diasumsikan sebesar Rp ,00 meningkat 8,95 persen apabila dibandingkan pada penetapan APBD tahun anggaran 2017 dengan penerimaan sebesar Rp ,00. b. Bantuan Keuangan Dari Pemerintah Provinsi RKPD tahun 2018 mengasumsikan penerimaan tunda salur program pengentasan kemiskinan tahun anggaran 2015 sebesar Rp ,00 akan disalurkan oleh pemerintah provinsi kepada pemerintah REALISASI DAN PROYEKSI BELANJA DAERAH belanja daerah yang dikeluarkan pemerintah setiap tahunnya dimaksudkan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang 135

154 ` menjadi kewenangan kabupaten baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Belanja daerah terdiri atas: 1. Belanja Tidak Langsung meliputi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan tidak terduga; 2. Belanja Langsung yang meliputi belanja pegawai, barang dan jasa serta belanja modal. Kebijakan belanja daerah RKPD tahun 2018 disusun berdasarkan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil, korelatif dan merata, agar relatif banyak dapat dinikmati oleh masyarakat, khususnya dalam pembangunan infrastruktur, pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan publik di. Prioritas pembangunan daerah merupakan sekumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan sasaran pembangunan yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah. Sasaran pembangunan adalah sasaran-sasaran sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Pada RPJMD periode jumlah sasaran yang ditetapkan adalah sebanyak 86 sasaran dan 75 agenda prioritas yang hendak diwujudkan dalam masa 5 tahun kepemimpinan. Prioritas pembangunan daerah pada dasarnya meliputi program-program unggulan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang paling tinggi korelasinya bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah pada tahun rencana. Penyusunan prioritas dan sasaran pembangunan daerah pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2018 dirumuskan dalam rangka untuk mencapai target janji dan visi misi pemerintah yang tertuang dalam dokumen RPJMD Berpedoman pada prinsip prinsip penganggaran, belanja daerah pada RAPBD tahun anggaran 2018 disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja, merata dan berimbang yang 136

155 ` berorientasi pada prioritas pembangunan yang telah direncanakan dalam dokumen RKPD tahun Belanja daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dan terdiri dari urusan wajib berikut urusan pilihan dengan berpedoman pada RKPD tahun Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran, sehingga program dan kegiatan dapat memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan aspek indikator, tolak ukur dan target kinerjanya. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pembangunan di setiap pulau dan wilayah, pemerintah daerah memberikan perhatian yang maksimal dari aksesibilitas dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas dari berbagai sektor, tercermin dengan penggunaan belanja daerah yang diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah, dalam rangka melaksanakan urusan yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap OPD harus mempunyai tolok ukur yang jelas serta Spesifict, Measurable, Acceptable, Reliable, Time (SMART) yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan belanja daerah yang dianggarkan dalam RKPD tahun 2018 berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 11 mengamanatkan bahwa pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib dibagi menjadi urusan pemerintah pelayanan dasar dan urusan pemerintah yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Berikut penjabaran dari kebijakan belanja daerah berdasarkan urusan pemerintahan : Kebijakan belanja daerah yang dianggarkan dalam RKPD Tahun 2018 berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 11 mengamanatkan bahwa pelaksanaan urusan 137

156 ` pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib dibagi menjadi Urusan Pemerintah Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintah yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Berikut penjabaran dari kebijakan belanja daerah berdasarkan urusan pemerintahan : 1. Belanja Urusan Wajib A. Pelayanan Dasar Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang 23 Pasal 11 ayat (2) meliputi : 1) Pendidikan; 2) kesehatan; 3) pekerjaan umum dan penataan ruang; 4) perumahan rakyat dan kawasan permukiman; 5) ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan 6) sosial. B. Non Pelayanan Dasar Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang 23 Pasal 11 ayat (2) meliputi : 1) tenaga kerja; 2) pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; 3) pangan; 4) pertanahan; 5) lingkungan hidup; 6) administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 7) pemberdayaan masyarakat dan Desa; 8) pengendalian penduduk dan keluarga berencana; 9) perhubungan; 10) komunikasi dan informatika; 11) koperasi, usaha kecil, dan menengah; 12) penanaman modal; 13) kepemudaan dan olahraga; 14) statistik; 138

157 ` 15) persandian; 16) kebudayaan; 17) perpustakaan; dan 18) kearsipan. 2. Belanja Urusan Pilihan Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang 23 Pasal 11 ayat (1) meliputi : 1) kelautan dan perikanan; 2) pariwisata; 3) pertanian; 4) kehutanan; 5) energi dan sumber daya mineral; 6) perdagangan; 7) perindustrian; dan 8) transmigrasi. Pada RKPD tahun 2018, urusan pilihan bidang kehutanan dan energi sumberdaya mineral tidak lagi dilaksanakan karena bukan merupakan kewenangan pemerintah Kab/ Kota sebagaimana amanat Undang-Undang 23 tahun Menurut Permendagri Nomor 33 Tahun 2017, mengamanatkan bahwa pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. Pencapaian ketiga aspek tersebut, Pemerintah Daerah selayaknya menjabarkan kembali kebijakan belanja daerah meliputi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Berikut uraian dari komponen belanja tidak langsung dan belanja langsung. 139

158 ` A. Belanja Tidak langsung 1. Belanja Pegawai a. Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundangundangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji berkala, tunjangan PNS, pemberian gaji ketiga belas dan tunjangan hari raya PNS; b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5 persen dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; c. Penganggaran tambahan penghasilan PNS didalam empat komponen berdasarkan beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja dan tempat bertugas, dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan Peraturan Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Pada RKPD tahun 2018 direncanakan pembayaran tambahan penghasilan PNS akan menggunakan Indeks Performa Kinerja (IPK) yang pada penerapannya pembayaran tambahan penghasilan PNS dilihat dari performa kinerja individu; d. Penganggaran insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; e. Tunjangan profesi guru PNS dan dana tambahan penghasilan guru PNS yang bersumber dari RAPBN tahun anggaran 2018 melalui dana transfer ke daerah untuk kemudian dianggarkan 140

159 ` pada belanja pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan. f. Kebijakan belanja pegawai pada RKPD tahun 2018 juga memperhatikan rasionalisasi jumlah pejabat esselon dan kondisi existing PNS. 2. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial a. Belanja hibah dan bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian uang, barang atau jasa kepada badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus. Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penata usahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD harus mempedomani Peraturan Kepala Daerah yang telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan di bidang hibah dan bantuan sosial.; 1) Belanja hibah dan bantuan sosial beberapa organisasi seperti IKIAD, Darma Wanita, FKUB, STQ/ MTQ, FKDM dan lain-lain, telah dialihkan ke belanja langsung dalam bentuk kegiatan. Sedangkan beberapa organisasi yang lainnya tidak diberikan secara terus menerus, hal itu sesuai dengan amanat Permendagri No 14 tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD; 2) Pada RKPD tahun 2018 belanja hibah diarahkan kepada organisasi-organisasi yang memang diatur dalam perundang-undangan dan secara nyata berkontribusi bagi pemberdayaan dan pembangunan daerah; 141

160 ` 3) Pada RKPD tahun 2018 belanja bantuan sosial terutama diarahkan untuk keluarga miskin/ lansia, pelayanan sosial dan mendorong keterlibatan yang lebih aktif dari pada organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan dalam membangun masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan. 3. Belanja Bantuan Keuangan a. Bantuan keuangan kepada partai politik dialokasikan pada RKPD tahun 2018 dan dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan. Besaran penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. b. Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 95 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, Pemerintah /Kota harus menganggarkan alokasi dana untuk Desa dan Desa Adat yang diterima dari APBN dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa dalam APBD /Kota tahun anggaran 2018 untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Selain itu, pemerintah /Kota harus menganggarkan Desa (ADD) untuk Pemerintah Desa dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa paling sedikit 10 persen dari dana perimbangan yang diterima oleh /Kota dalam APBD 142

161 ` tahun anggaran 2018 setelah dikurangi DAK sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (4) dan ayat (6) Undang -Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun Selanjutnya, Pemerintah Provinsi dan /Kota dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada Pemerintah Desa, sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (1) huruf e Undang -Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Pasal 98 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun Secara teknis penganggaran, pemberian bantuan keuangan, belanja bantuan keuangan tersebut harus diuraikan daftar nama Pemerintah Daerah/Desa selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan keuangan sesuai kode rekening berkenaan. 4. Belanja Tidak Terduga Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun sebelumnya dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. B. Belanja Langsung Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 143

162 ` 1. Penganggaran belanja urusan pemerintahan konkuren. Urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar ditetapkan dengan SPM dan berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar belanja dan standar harga satuan regional. belanja untuk program dan kegiatan pada masing-masing urusan pemerintahan tersebut di atas, digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-PD. Selain itu, penganggaran belanja barang dan jasa agar mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. Selain itu, pada RKPD tahun 2018, belanja langsung diprioritaskan pada pembangunan infrastruktur yang bersifat strategis, pemenuhan anggaran berdasarkan usulan Musrenbang RKPD tahun 2018, pemenuhan anggaran untuk bidang urusan pendidikan dan bidang urusan kesehatan sesuai amanat perundang-undangan, penambahan anggaran untuk belanja pegawai honorer daerah berdasarkan kebutuhan daerah dan alokasi anggaran untuk pokokpokok pikiran DPRD yang sesuai dengan program prioritas pembangunan daerah. 144

163 ` 2. Belanja Pegawai a. Dalam rangka meningkatkan dan menunjang kinerja PNS, pemerintah daerah juga melakukan pengangkatan terhadap Pegawai Tidak Tetap (PTT), dimana dalam penetapan besara n belanja pegawai pada RKPD tahun 2018 juga mempertimbangkan jumlah PTT aktif. Selain itu kebijakan belanja tersebut juga mempertimbangkan pengangkatan THL dan PTT sesuai dengan kebutuhan daerah; b. Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNS dan non PNS memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNS dan non PNS dibatasi hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNS dan non PNS dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan. Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium PNS dan non PNS. Besaran honorarium bagi PNS dan non PNS dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. 3. Belanja Barang dan Jasa a. Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa dengan menambahkan obyek dan rincian obyek belanja baru serta besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah; b. Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. belanja tersebut 145

164 ` dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening berkenaan; c. Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah, jumlah pegawai dan besaran pekerjaan berikut memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang tahun berjalan; d. Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei Dalam hal dana kapitasi tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran sebelumnya, dana kapitasi tersebut harus digunakan tahun anggaran berikutnya dan penggunaannya tetap mempedomani Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014; e. Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang -Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012, serta peraturan perundang-undangan lain dibidang hibah dan bantuan sosial. Pengadaan belanja barang/jasa yang akan 146

165 ` diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan; f. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan Pemerintah Daerah. Hasil kunjungan kerja dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan perundang-undangan. Khusus penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD; g. Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar atau sejenis lainnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pembatasan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor Dalam Rangka Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kerja Aparatur; h. Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaan pengelolaan barang, pengguna barang berpedoman pada daftar kebutuhan pemeliharaan barang, 147

166 ` sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 48 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. 4. Belanja Modal a. Pemerintah daerah memprioritaskan alokasi belanja modal pada RKPD tahun 2018 untuk pembangunan dan pengembangan sarana prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat khususnya air bersih, fasilitas kesehatan dan pembangunan gedung kantor OPD; b. Penganggaran untuk barang milik daerah dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas, ekonomis dan transparansi dengan mengutamakan produk-produk dalam negeri. Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah didasarkan pada perencanaan kebutuhan barang milik daerah yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah serta ketersediaan barang milik daerah. Perencanaan kebutuhan barang milik daerah merupakan salah satu dasar bagi Perangkat Daerah dalam pengusulan anggaran untuk kebutuhan barang milik daerah yang baru ( new initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan RKA-PD. Perencanaan kebutuhan barang milik daerah dimaksud berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan dan/atau standar harga, sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Efisiensi penggunaan anggaran, pembangunan gedung kantor 148

167 ` baru milik pemerintah daerah tidak diperkenankan sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Negara/Lembaga, kecuali penggunaan anggaran tersebut terkait langsung dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik; c. Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari APBD; d. Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya (aset tak berwujud) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, digunakan dalam kegiatan pemerintahan dan memenuhi nilai batas minimal kapitalisasi aset ( capitalization threshold). Nilai aset tetap dan aset lainnya yang dianggarkan dalam belanja modal tersebut adalah sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 27 ayat (7) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 53 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan Lampiran I Pernyataan 149

168 ` Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 01 dan PSAP 07, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang Akuntansi Aset Tak Berwujud Berbasis Aktual; e. Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal aset tetap (biaya rehabilitasi/renovasi) sepanjang memenuhi nilai batas minimal kapitalisasi aset ( capitalization threshold), dan dapat memperpanjang masa manfaat atau yang dapat memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, atau peningkatan mutu produksi atau peningkatan kinerja dianggarkan dalam belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I PSAP Nomor 7, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Pasal 53 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Tabel 49 Realisasi belanja tahun , penetapan APBD T.A 2017, dan proyeksi belanja tahun 2018 No Uraian Jumlah (Rp) Realisasi T.A 2015* Realisasi T.A 2016* Penetapan APBD T.A 2017* Proyeksi T.A 2018*** 2 Belanja 2.1 Belanja Tidak Langsung , , , , Belanja Langsung , , , ,00 Sumber : * Data Realisasi APBD Tahun 2015 & 2016, ** Data penetapan APBD 2017 (tahun berjalan) *** Data Proyeksi APBD 2018 RKPD tahun 2018 disusun dan dianggarkan dengan komposisi belanja sebagai berikut : 150

169 ` 1. Belanja Tidak Langsung a. Pada RKPD tahun anggaran 2018 komponen belanja tidak langsung dialokasikan sebesar Rp ,00 atau setara dengan 44,11 persen dari total pengeluaran daerah sebesar Rp ,00. b. Belanja tidak langsung pada RKPD tahun anggaran 2018 mengalami penurunan sebesar 22,53 persen dengan perbandingan dari belanja tidak langsung pada penetapan APBD tahun anggaran 2017; c. Penurunan pada belanja tidak langsung pada RKPD tahun 2018 mengalami penurunan yang disebabkan oleh (I) efisiensi dari belanja pegawai PNSD atas hasil rekonsiliasi data pegawai dari Badan Keuangan Daerah dan OPD (II) anggaran hibah dan bansos dari belanja tidak langsung yang dialihkan menjadi belanja langsung dalam bentuk kegiatan. 2. Belanja Langsung a. Pada RKPD tahun 2018 komponen belanja langsung belum memperhitungkan DAK, sehingga untuk sementara turun sebesar Rp ,00 jika dibandingkan dengan belanja langsung pada penetapan APBD tahun anggaran 2017, atau secara persentase turun sebesar 11,63 persen; b. Belanja langsung pada RKPD tahun 2018 adalah sebesar Rp ,00 atau sebesar 55,82 persen dari total pengeluaran daerah pada RKPD tahun Artinya komponen belanja langsung pada RKPD masih tergolong dalam kategori sehat dalam penganggarannya REALISASI DAN PROYEKSI PEMBIAYAAN DAERAH Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dilapis dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 mengenai Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana beberapa kali telah diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan 151

170 ` Keuangan Daerah. Kebijakan pembiayaan daerah terbagi atas kebijakan penerimaan pembiayaan daerah dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah. Pada RKPD tahun 2018 terdapat dua komponen pada penerimaan pembiayaan daerah. Pertama, penerimaan pembiayaan daerah dari SiLPA sebesar Rp ,00. Kedua, penerimaan kembali pembiayaan dana bergulir sebesar Rp ,00. Sementara pada komponen pengeluaraan pembiayaan pada RKPD tahun 2018 mengalokasikan anggaran pembiayaan dana bergulir sebesar Rp ,00 sebagai bentuk stimulan bagi tumbuh kembang perekonomian daerah. anggaran ini sebagai upaya pemerintah daerah dalam menumbuh kembangkan ekonomi kreatif bagi wirausahawan muda di. Tabel 50 Realisasi pembiayaan tahun , penetapan APBD T.A 2017, dan proyeksi pembiayaan tahun 2018 No Uraian Jumlah (Rp) Realisasi T.A 2015* Realisasi T.A 2016* Penetapan APBD T.A 2017* 3 PEMBIAYAAN DAERAH Proyeksi T.A 2018*** 3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan ( ,65) ( ,65) , ,00 Anggaran Daerah Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan Kembali , , , ,00 Pembiayaan Daerah ( Bergulir) 3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal Investasi Pemerintah , , , ,00 Daerah ( Bergulir) Sumber : * Data Realisasi APBD Tahun 2015 & 2016, ** Data penetapan APBD 2017 (tahun berjalan) *** Data Proyeksi APBD

171 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas pembangunan pada tahun 2018 merupakan prioritas pembangunan pada tahun ketiga RPJMD tahun yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah, memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk segera diwujudkan, serta memiliki daya ungkit yang tinggi bagi peningkatan kinerja pembangunan daerah. Prioritas pembangunan pada tahun 2018 merupakan prioritas pembangunan pada tahun ketiga RPJMD tahun yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah, memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk segera diwujudkan, serta memiliki daya ungkit yang tinggi bagi peningkatan kinerja pembangunan daerah. Perumusan prioritas pembangunan tahun 2018 dilakukan dalam rangka mencapai visi Pemerintah tahun : Sebagai Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berahlakul Karimah. Yang disingkat menjadi Bermadah Kalimat visi diatas mengandung tiga kata kunci yaitu Maritim Terdepan, Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul karimah. Pemaknaan tiga kata kunci tersebut secara lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut : Maritim Terdepan : Maritim Terdepan; yang terletak digaris terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi kawasan perbatasan dan beranda depan negara, yang memiliki sumber daya pesisir dan laut yang unggul, sehingga potensi tersebut akan dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai modal utama pembangunan, hingga hasilnya dapat menjadikan kabupaten ini setara, bahkan melampaui capaian pembangunan dari kabupaten/kota hasil 153

172 pemekaran yang lain. Berdaya Saing : Berdaya Saing; menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai tambah guna meningkatkan kesejahteraan. Daya saing daerah inilah yang menjadi salah satu hakikat, atau inti dari, penyelenggaraan otonomi daerah. Berdaya saing juga berarti memiliki semangat kompetisi dalam memajukan daerah yang ditandai dengan akses antar pulau, antar kabupaten/kota, yang lancar, aman, nyaman, dan terjangkau. Kewirausahaan masyarakat yang berkembang, investasi baik asing maupun dalam negeri yang mulai tumbuh dan meningkat, infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi dan utilitas dasar yang memadai, birokrasi termasuk pemerintahan desa yang bersih, profesional, dan melayani. Maju : Sementara Maju; bermakna pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas pembangunan, membuka simpul-simpul konektivitas antar wilayah, dan pembangunan yang mengutamakan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat luas yang ditandai dengan pemerataan, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang prima dan berkualitas, sektor perikanan dan pariwisata yang tumbuh berkelanjutan, tersedianya mata pencaharian bagi masyarakat yang memada dan dapat mensejahterakan, pemenuhan kebutuhan dalam wilayah yang sebagiannya bersumber dari hasil produksi sendiri, infrastruktur permukiman yang memadai, para lansia, anak-anak, dan perempuan mendapat perlindungan, perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah. Berakhlakul Karimah : Sebagai bagian dari masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai budaya Melayu pada akhirnya seluruh aspek pembangunan harus disandarkan pada spirit untuk meningkatkan ketaqwaan dan kelestarian adat istiadat Melayu yakni dengan mengedepan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. Maknanya adalah bahwa nilai-nilai agama teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan antar suku, ras, agama, dan antar golongan yang rukun dan saling menghormati. Dengan tetap memberikan kesempatan dan peluang bagi berkembangnya kebudayaan dari daerah lain sebagai bagian khasanah kekayaan, budaya Melayu dijadikan ciri dan 154

173 karakteristik utama serta identitas daerah, serta nilai-nilai ramah lingkungan yang terinternalisasi dalam kebijakan, rencana, dan program pemerintah serta partisipasi masyarakat. Dalam rangka mewujudkan Visi tahun , ditetapkan 7 misi untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Adapun substansi dan keterkaitan visi dan misi Kepala Daerah adalah sebagai berikut: Visi : Sebagai Maritim Terdepan yang Berdaya Saing, Maju dan Berahlakul Karimah Misi : 1. Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata; 2. Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak; 3. Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem logistik daerah yang handal; 4. Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari; 5. Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif; 6. Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa; 7. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya Melayu. Dalam upaya mencapai visi misi pembangunan jangka menengah serta dengan memperhatikan evaluasi kinerja pencapaian pembangunan sampai dengan tahun 2016 dan mempertimbangkan isu strategis RKPD tahun 2018, maka tema pembangunan yang akan diusung adalah sebagai berikut : Peningkatan Kualitas Ketersediaan Kebutuhan Dasar dan Sarana Prasarana Pemerintahan Sebagai Pondasi Pembangunan Berkelanjutan. 155

174 4.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Tujuan dan sasaran pembangunan dirumuskan untuk memberikan arah terhadap program pembangunan daerah serta dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan antara misi dengan program pembangunan sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan dan sasaran pembangunan menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah yang selanjutnya akan menjadi dasar dalam mengukur kinerja pembangunan secara keseluruhan. Tujuan dan sasaran pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2018 diturunkan berdasarkan misi pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD tahun pada tahun ketiga. Secara lebih rinci, uraian misi 1 sampai dengan misi 7 dengan menyertakan strategi dan arah kebijakan dalam rangka pencapaian ta rget kinerja yang direncanakan dapat digambarkan pada tabel-tabel sebagai berikut : Tabel 51 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 1 : Mewujudkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara merata Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap pendidikan yang berkualitas Meningkatnya akses dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat Pemantapan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk jenjang pendidikan dasar sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan kualitas pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan memastikan penerapannya pada penyelenggaraan jenjang pendidikan dasar Meningkatnya proporsi anak yang terlayani Peningkatan pemerataan dan Meningkatkan pemahaman mengenai 156

175 pada pendidikan anak keterjangkauan pentingnya pendidikan usia dini pendidikan anak usia PAUD kepada orangtua, dini melalui penyediaan dan masyarakat sebagai sarana dan prasarana upaya membantu pendidikan pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak Terpenuhinya Pemberian jaminan Memberikan jaminan kebutuhan pendidik hidup dan fasilitas yang hidup dan fasilitas yang dan kependidikan yang memadai terutama bagi memadai terutama bagi professional guru yang ditempatkan guru yang ditempatkan di pulau-pulau terpencil di pulau-pulau terpencil Peningkatan efisiensi Meningkatkan efisiensi pemanfaatan guru pemanfaatan guru dan dengan memperbaiki memaksimalkan beban rasio guru-murid dan mengajar memaksimalkan beban Memperbaiki rasio guru mengajar murid dengan menambah jumlah guru berkualitas pada sekolah dan lokasi yang kekurangan guru Memadainya sarana Peningkatan alokasi Menyediakan sarana dan prasarana anggaran daerah untuk dan prasarana penunjang pendidikan melengkapi dan pendidikan yang meningkatkan kualitas berkualitas termasuk sarana dan prasarana pembangunan ruang pendidikan sekolah- kelas baru (RKB), sekolah eksisting laboratorium, perpustakaan, WC, buku pelajaran dan peralatan peraga pendidikan disertai rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana yang rusak 2. Meningkatkan Meningkatnya kualitas Pengembangan fasilitas Mengembangkan akses dan mutu dan pemerataan akses pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan layanan kesehatan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar kesehatan dasar sesuai dasar dan rujukan sesuai Standar mencakup puskesmas standar mencakup Pelayanan Minimal (rawat inap/perawatan) puskesmas (rawat (SPM) dan jaringannya inap/perawatan) dan termasuk meningkatkan 157

176 Memadainya mutu pelayanan kesehatan dasar keluarga jangkauan pelayanan Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), penempatan tenaga kesehatan baru lulus Peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui peningkatan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan Pemberian sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis Pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu jaringannya Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui penempatan tenaga kesehatan termasuk tenaga pegawai tidak tetap kesehatan/pppk (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Meningkatkan kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi tenaga kesehatan, khususnya dokter, bidan dan perawat. Menyusun sistem insentif bagi dokter umum dan dokter spesialis dan memastikan sistem pemberian insentif berjalan sesuai Melanjutkan pelayanan pengobatan gratis di puskesmas dan jaringannya Meningkatkan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil Menyelenggarakan pelayanan terhadap ibu 158

177 hamil yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk usia produktif dan lanjut usia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita hamil, meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta penurunan kasus kematian ibu hamil Melakukan upaya promotif dengan cara penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut Melakukan upaya preventif dengan cara pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan Melakukan upaya kuratif meliputi pengobatan pada usia lanjut dengan cara pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan Melakukan upaya rehabilitatif meliputi upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun Meningkatkan peranan kader Posyandu dalam memantau ketepatan jadwal pemberian imunisasi dan 159

178 Meningkatnya pencegahan dan penanganan penyakit menular dan penyakit endemic 160 Pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penurunan penyakit menular dan penyakit endemic kelengkapan jenis imunisasi bagi sasaran imunisasi Meningkatkan pelayanan di Pos Kesehatan Desa (PKD) bagi sasaran yang jarak lokasi tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas Tersedianya vaksin beserta perlengkapan yang memadai untuk digunakan pada saat pelaksanaan imunisasi Memberikan imunisasi anak tepat waktu dan sesuai jadwal, sehingga dapat mengoptimalkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Memberikan konseling mengenai kesehatan reproduksi melalui pola intervensi di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal baik di dalam maupun di luar sekolah Memberikan penyuluhan tentang cara-cara penularan dan pencegahan untuk memotong rantai penularan Meningkatkan imunitas melalui pemberian imunisasi Melakukan penemuan dan tata laksana penderita

179 Meningkatkan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah Meningkatkan upaya dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Tabel 52 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 2 : Membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang memadai serta permukiman yang layak Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Membangun satuan Tersedianya perumahan Penyediaan hunian Menyediakan hunian permukiman yang yang layak dan baru (sewa/milik) dan baru (sewa/milik) sehat dengan terjangkau peningkatan kualitas Pengembangan sistem prasarana dasar hunian. Penyediaan pembiayaan perumahan yang berkualitas hunian baru termasuk bantuan (sewa/milik) dilakukan stimulant melalui pengembangan Pemerintah sistem pembiayaan mengupayakan ijin perumahan dan pemanfaatan kayu dari bantuan stimulan. hutan produksi sebagai bahan baku bangunan perumahan Menggunakan bahan material yang ramah lingkungan dan material bangunan dari penambang yang sudah berijin Peningkatan kualitas hunian dilakukan 161

180 melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas, serta bantuan stimulan dan/atau kredit mikro perbaikan rumah termasuk penanganan permukiman tidak layak yang berbasis komunitas Keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal yang layak dalam rangka mendukung penurunan angka kekurangan hunian Melakukan sosialisasi, prmosi, dan kerjasama dengan masyarakat untuk mendorong mendorong keswadayaan masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan tempat tinggal yang layak Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni termasuk dalam rangka penanganan kawasan permukiman kumuh Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian melalui pengembangan instrumen pengelolaan Memanfaatkan lahan seperti lahan milik negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf lahan untuk perumahan seperti konsolidasi lahan (land consolidation), bank tanah (land banking), serta pemanfaatan lahan seperti lahan milik Negara, BUMN, swasta, dan masyarakat, tanah terlantar, serta tanah wakaf 2. Meningkatkan Meningkatnya cakupan Peningkatan kualitas Mendorong 162

181 cakupan pelayanan distribusi air bersih pengelolaan sumber keseimbangan sarana dan daya air dan lahan pendekatan non prasarana air bersih secara terpadu dan struktural dan struktural berkelanjutan dengan melalui penerapan mendorong paradigma eco- keseimbangan dan sustainable water struktural melalui penerapan paradigma infrastructure (ESWIN) eco-sustainable water infrastructure pendekatan non struktural (ESWIN) Pelayanan air minum Membangun air minum sesuai kebutuhan dasar yang memenuhi prinsip (basic needs) penduduk 4K (kualitas, kuantitas, dengan pembangunan kontinuitas dan air minum yang keterjangkauan) memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) Peningkatan kualitas Membangun insfrastruktur air minum infrastruktur air minum, dilakukan melalui optimalisasi pembangunan infrastruktur air minum, infrastruktur air minum, rehabilitasi infrastruktur optimalisasi air minum, dan infrastruktur air minum, pengembangan inovasi rehabilitasi infrastruktur teknologi air minum air minum, dan pengembangan inovasi teknologi air minum Menjamin ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum 163

182 Terbangunnya fasilitas tampungan air Terlaksananya rehabilitasi dan perlindungan daerah tangkapan air pada tiga pulau besar 164 maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan (kolam retensi) Menjamin ketersediaan air melalui pembangunan prasarana air baku dalam rangka mendukung pencapaian pelayanan air minum Percepatan persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerahdaerah krisis dan wilayah-wilayah strategis Rehabilitasi waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya untuk mengembalikan fungsi dan kapasitas tamping Rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan jenis tanah dan jenis tanamannya Peningkatan Mempercepat persiapan dan pelaksanaan pembangunan tampungan-tampungan air skala kecil/menengah (embung, waduk lapangan, kolam, dan situ) pada daerahdaerah krisis dan wilayah-wilayah strategis Melakukan perbaikan terhadap waduk, embung, dan bangunan penampung air lainnya Melakukan rehabilitasi hutan dengan mempertimbangkan kebutuhan, jenis tanah dan jenis tanamannya Memberikan

183 3. Meningkatkan pasokan dan jangkauan pelayanan listrik Meningkatnya pasokan energi listrik Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik 165 keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan Percepatan pembangunan pembangkit listrik guna meningkatkan kapasitas daya listrik wilayah terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik Peningkatan peran swasta dalam penyediaan listrik, melalui penyempurnaan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta, terutama untuk pemanfaatan energi terbarukan Pengendalian pemanfaatan (sisi permintaan) yang sejalan dengan pelaksanaan konservasi energy Identifikasi sumbersumber energi listrik terbarukan yang layak dari sisi jumlah produksi listrik yang dihasilkan dan besar investasi yang dibutuhkan Penyediaan listrik yang bersumber dari enegri kesempatan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan hutan Melakukan akselerasi pembangunan pembangkit listrik terutama untuk daerah yang mengalami keterbatasan pasokan listrik Menyempurnakan mekanisme pembangunan pembangkit listrik oleh swasta, serta memberikan insentif tarif yang menarik minat swasta Melakukan evaluasi dan pembatasan pemanfaatan agar sejalan dengan pelaksanaan konservasi energi Membangun sumbersumber energi listrik

184 terbarukan dikhususkan pada daerah-daerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi listrik terbarukan berdasarkan hasil identifikasi sebelumnya yang dilakukan secara bertahap pada daerahdaerah yang terpencil dan masih sulit untuk dijangkau oleh jaringan distribusi listrik Meningkatnya distribusi listrik kepada pengguna rumah tangga Percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi Mendorong percepatan pembangunan jaringan transmisi, distribusi, gardu induk dengan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (panas bumi, air, surya dan biomassa) termasuk skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Tabel 53 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 3 : Membangun konektivitas wilayah yang tangguh dengan sistem logistik daerah yang handal Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan Meningkatnya sarana Optimalisasi Mengembangkan konektivitas antar prasarana transportasi manajemen dan kerjasama dalam pulau, antar daerah, laut dalam menunjang kewenangan pengelolaan jangka dan dengan negara mobilitas kegiatan perusahaan daerah panjang dalam rangka tetangga masyarakat dan dalam mengelola meningkatkan kontibusi pengembangan wisata transportasi laut peningkatan hasil daerah Pemanfaatan integrasi Melakukan koordinasi program provinsi dan dengan pihak terkait pusat yang baik tingkat provinsi, diperuntukkan bagi pusat maupun swasta 166

185 wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar Pembukaan jalur pulau-pulau kecil dan terluar berpenghuni dan memiliki potensi wisata Membuat DED rencana program terkait pembangunan, peningkatan, pengadaan dan pengelolaan sarana prasarana transportasi laut Membangun sarana dan prasarana dengan penerapan peraturan yang berlaku yang mempertimbangkan batas sempadan sugai, batas dengan mata air/sumber air, dan sempadan laut/pesisir Melaksanakan land clearing yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan aspek teknis Menerapkan prinsip menebang satu pohon wajib menanam lima pohon dalam rangka melakukan penanaman kembali walaupun di lokasi berbeda Mendorong inisiatif daerah dan mengemas hasil kegiatan ke dalam bentuk media yang dapat disampaikan ke berbagai pihak terkait Mengintehrasikan rencana induk pariwisata dan rencana pengembangan jalur transportasi laut Mendorong inisiatif lokal dalam berpartisipasi 167

186 Terhubungnya pusatpusat kegiatan dan pertumbuhan melalui sarana prasarana transportasi darat Meningkatnya akses daerah melalui transportasi udara Beroperasinya pos Custom, Immigration, Quarantine and Ports (CIQP) 168 Peningkatan keterhubungan antar desa dengan pusatpusat kegiatan dan pertumbuhan dengan berorientasi pada peningkatan kualitas lingkungan dan daya tarik wisata sesuai dengan RTRW Pembangunan jalan lingkar pulau serta moda transportasi darat dengan disain yang memiliki warna budaya khas melayu dan kepulauan Penetapan kawasan tanpa kendaraan bermotor Koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun sarana prasarana bandara Penataan kawasan sekitar bandara menjadi kawasan terpadu yang berfungsi sebagai pusat informasi budaya dan wisata Penguatan koordinasi dengan perusahaan peyedia jasa penerbangan Pembukaan akses jalur pelayaran internasional dalam rangka meningkatkan pengembangan sarana prasarana lokal Mengintehrasikan rencana induk pariwisata dan rencana pengembangan jalur transportasi laut Mendorong inisiatif lokal dalam berpartisipasi pengembangan sarana prasarana lokal Membebaskan lahan pada jalur yang dilewati rencana jalan lingkar luar Melakukan pengadaan transportasi publik dan jalur bersepeda Menguatkan koordinasi pembagian peran daerah, provinsi dan pusat dalam membangun sarana prasarana bandara Integrasi RTRW dan implementasinya ke dalam dokumen RDTR disertai programprogram yang sinergis antar PD terkait Menguatkan koordinasi dengan perusahaan penyedia jasa penerbangan Mendorong dan memanfaatkan pengembangan alur pelayaran eksisting di

187 Berkembangnya kunjungan wisata kawasan komunikasi radio Riau dalam mendukung Melaksanakan Kajian penyebaran informasi Lingkungan masyarakat Antisipasi dampak Kerjasama lintas daerah negatif keluar masuk dalam memperketat orang dan barang pengawasan dampak negatif dari lalulintas keluar masuk barang dan orang Penguatan koordinasi Menguatkan koordinasi dengan kementerian dengan kementerian terkait terkait 2. Meningkatkan Berkembangnya Pemanfaatan siaran Menyebarkuaskan layanan jaringan komunikasi radio radio lokal dan informasi mengenai informasi dan dalam mendukung kerjasama radio pendidikan, kesehatan, komunikasi (TIK) penyebaran informasi nasional dalam pengetahuan dalam masyarakat penyebaran informasi pembangunan melalui pendidikan, kesehatan, stasiun radio lokal dan pengetahuan dalam nasional pembangunan, Menumbuhkembangkan menghidupkan kembali nilai-nilai kultural dan nilai-nilai kultural dan budaya wisata bagi budaya wisata bagi nelayan dan masyarakat nelayan dan pulau-pulau kecil masyarakat pulaupulau kecil Meningkatnya Penguatan kemitraan Menjalin dan pemanfaatan teknologi dengan organisasi menguatkan kemitraan informasi oleh masyarakat sipil, swasta dengan organisasi masyarakat dan media untuk masyarakat sipil, swasta meningkatkan dan media untuk penerimaan sinyal di meningkatkan wilayah kepulauan penerimaan sinyal di wilayah kepulauan; Pendirian dan Mendorong hadirnya pengoperasian laboratorium komputer laboratorium komputer dan warung seluler di dan warung seluler di desa-desa pulau kecil desa-desa pulau kecil dan sekolah dan sekolah Sosialisasi dan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja 169

188 dalam penggunaan internet ke ha-hal yang bersifat positif Prakarsa komitmen Mendorong hadirnya penanganan jaringan laboratorium komputer informasi dan dan warung seluler di komunikasi di wilayah desa-desa pulau kecil perbatasan dan pulau dan sekolah terluar kepada provinsi dan kementerian Meningkatnya Pelaksanaan program- Implementasi dan penerapan dan program yang monitoring program- pengelolaan teknologi berkaitan dengan program yang berkaitan informasi implementasi TIK dengan implementasi disertai dengan TIK pelatihan aparatur Melakukan pelatihan secara bertahap dan aparatur secara berkelanjutan bertahap dan berkelanjutan Pembentukan dan Mendorong aktivitas pengembangan pada komuitas IT dalam komunitas IT di mendukung penerapan lingkungan pegawai dan pengelolaan teknologi informasi Koordinasi Mendorong aktivitas pengembangan sistem pada komuitas IT dalam informasi di lingkungan mendukung penerapan pemerintah daerah dan pengelolaan yang dimotori oleh PD teknologi informasi yang membidangi 3. Mengembangkan Lancarnya pasokan dan Pembangunan dan Mengoptimalkan sarana prasarana distribusi barang- pengoperasian gudang keberadaan gudang sistem logistik barang kebutuhan logistik disertai dengan logistik disertai dengan daerah yang masyarakat secara penyiapan penyiapan tangguh berkesinambungan pelabuhan/darmaga pelabuhan/darmaga Pembangunan jalur Membangun jalur distribusi yang efisien distribusi yang efisien dengan berpedoman dengan berpedoman pada rencana struktur pada rencana struktur ruang ruang Pemanfaatan jalur Koordinasi dan short sea shipping pengajuan kerjasama yang menjadi perhatian kepada kementrian atau 170

189 pusat dalam lembaga terkait mengoptimalisasi Penyiapan kontribusi Sislognas daerah dalam realisasi keikutsertaan keterhubungan pada jalur distribusi nasional Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Tabel 54 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 4 Mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor maritim serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan lokal dengan lingkungan hidup yang lestari Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan kapasitas Menentukan komunitas produksi dan aksesibilitas pelaku armada perikanan nelayan dengan produktivitas usaha perikanan tangkap, dan alat prioritas berjenjang perikanan tangkap tangkap dan budidaya penangkapan ikan (API) (I,II,III) dan kesesuaian dan budidaya secara terhadap sarana, yang handal, efisien, jenis armada dan alat ramah lingkungan prasarana, informasi dan berdaya saing tangkap dan teknologi yang yang ramah lingkungan proporsional antara stok sumber daya ikan, kemampuan sumber daya manusia dan jumlah kapal penangkapan ikan Peningkatan Mendorong ketersediaan indukan penguasaan inovasi dan stok produksi benih teknologi perbenihan dengan cara: 1) dan induk unggul Peningkatan kualitas komoditas strategis input produksi, seperti benih ikan unggul, induk yang berkualitas, pakan murah bermutu, obat-obatan dan vitamin, serta ketersediaan dan kemudahan 171

190 Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM perikanan tangkap dan budidaya 172 distribusinya; 2) Pengembangan teknologi pembuatan pakan kompetitif dengan sumber bahan baku lokal, 3) Penguasaan dan inovasi teknologi perbenihan dan induk unggul komoditas strategis; 4) Rekayasa lingkungan yang mendukung produktivitas reproduksi Ekstensifikasi kegiatan marikultur di lokasilokasi yang potensial Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, melalui: penyediaan sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan Fasilitasi dan introduksi teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini untuk masyarakat dengan menyelanggarakan pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli perikanan tangkap Mengembangkan kegiatan marikultur di lokasi potensial Menyediakan sumber permodalan dan pengembangan fasilitas kredit yang murah, mudah dan aksesibel dan penyebaran informasi usaha perikanan, antara lain informasi tentang potensi dan sebarannya, cuaca dan harga ikan Menyelanggarakan pelatihan, dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan perikanan tangkap dan budidaya dengan mendatangkan ahli perikanan tangkap maupun budidaya melalui materi kelas dan paktek lapangan

191 Berkurangnya kasus illegal fishing, unreported, unregulated (IUU) maupun budidaya Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif kelompok masyarakat pengawas; memeprkuat kelembagaan kelompok pengawas masyarakat; serta peningkatan penertiban ketaatan pelaku usaha Koordinasi dengan berbagai pihak terkait pengawasan wilayah perairan melalui skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan Penyelenggaraan pembinaan personal terhadap masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah Melakukan sosialisasi dan publikasi tentang cara penggunaan jaring tancap yang tidak merusak terumbu karang Menyelanggarakan lomba Pokmaswas Teladan tingkat provinsi setiap tahunnya Melakukan skema patroli gabungan dan inisiatif mandiri yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang melibatkan PPNS Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dan pembinaan masyarakat kaitannya dengan penangkapan ikan yang lestari dan budidaya yang berkelanjutan Membina masyarakat yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilindungi oleh regulasi pemerintah maupun hukum adat 173

192 maupun hukum adat 2. Mengembangkan Tersedianya kawasan Pengembangan kawasan Membangun IPAL bagi hilirisasi sektor sentra produksi dan sentra produksi Industri untuk perikanan pengolahan hasil perikanan terpadu, menangani potensi perikanan yang lengkap dengan fasilitas pencemaran limbah memadai dan pendukung dan industri yang tidak terintegrasi dengan terintegrasi (hulu-hilir) terkelola pusat perdagangan Sentra produksi dan Melakukan revitalisasi pengolahan dengan dan pembangunan pengembangan sistem pabrik es, cold storage rantai dingin dalam di lokasi-lokasi yang penanganan hasil tepat sebagai perikanan yang pendukung dalam didukung oleh mengembangkan revitalisasi dan penanganan hasil pembangunan pabrik es, perikanan cold storage di lokasilokasi yang tepat Meningkatnya investasi Penyediaan informasi Menyediakan informasi pada sektor industri tentang peluang tentang peluang perikanan investasi yang lengkap investasi yang lengkap dan akurat sehingga dan akurat sehingga dapat memberi dapat memberi kejelasan kepada calon kejelasan kepada calon investor sekaligus investor sekaligus membantu mereka membantu mereka dalam pengambilan dalam pengambilan keputusan investasi keputusan investasi Peningkatan daya tarik Memberikan investasi pada sektor kemudahan prosedur industri perikanan perizinan, insentif fiskal melalui kemudahan dan non fiskal prosedur perizinan, insentif fiskal dan non fiscal Peningkatan promosi Meningkatkan promosi investasi pada sektor investasi pada sektor industri perikanan industri perikanan secara lebih efektif secara lebih efektif Terciptanya produk- Penelitian komoditas Pengembangan produk unggulan baru perikanan potensial, diversifikasi produk sektor perikanan olahan pengembangan olahan komoditas diversifikasi produk potensial berbasis 174

193 Berkembangnya industri end product perikanan yang dikelola masyarakat 175 olahan komoditas potensial berbasis sumber daya ikan setempat, menciptakan jaringan pasar dan distribusi pemasaran produk Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi pengolahan hasil perikanan melalui: (1) pengembangan kapasitas, modernisasi, dan daya saing UMKM pengolahan hasil perikanan; (2) sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu; (3) pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil perikanan Pembentukan dan pengembangan UMKM dan enterpreneur di bidang pengolahan perikanan dengan memberikan stimulan berupa dana inkubasi dan pinjaman modal yang mudah diakses Penciptaan pasar industri end product dengan penyelenggaraan festival, pameran dan membangun pasar industri end product Pembangunan dan pembukaan akses pasar untuk mendistribusikan produk olahan perikanan dalam lingkup daerah, luar daerah, dan sumber daya ikan setempat Sertifikasi dan pengembangan standarisasi mutu Menyelenggarakan festival, pameran dan membangun pasar industri end product Membangun dan membuka akses pasar untuk mendistribusikan produk olahan perikanan dalam lingkup daerah, luar

194 mancanegara daerah, dan mancanegara 3. Mengoptimalkan Meningkatnya publikasi Penyelenggaraan media Membangun ruangan potensi wisata mengenai pariwisata dan pusat informasi sebagai media dan maritim yang daerah pariwisata, lengkap pusat informasi berwawasan dengan paket-paket pariwisata, lengkap lingkungan dan wisata yang ditawarkan dengan paket-paket berkelanjutan yang juga memiliki wisata yang ditawarkan fungsi sebagai gerai yang juga memiliki produk fungsi sebagai gerai produk Penyelenggaraan event wisata yang bekerjasama dengan media-media travelling dan adventure, dan para jurnalis wisata sebagai media publikasi pariwisata Paket-paket wisata Menyelenggarakan dikemas menjadi sebuah event wisata yang produk komunikasi yang bekerjasama dengan dibuat berdasarkan media-media travelling identifikasi dan dan adventure, dan pemetaan potensi para jurnalis wisata wisata maritim sebagai media publikasi pariwisata Penguatan jejaring Menjaring kerjasama kerjasama dengan agen- dengan agen-agen agen perjalanan perjalanan pariwisata pariwisata dalam dalam publikasi dan publikasi dan penyelenggaraan pusat penyelenggaraan pusat informasi pariwisata informasi pariwisata Dikembangkannya Penetapan destinasi Menetapkan destinasi destinasi wisata wisata berbasis pulau- wisata berbasis pulau- berbasiskan pulau- pulau kecil dalam pulau kecil dalam pulau kecil dengan Rencana Induk Rencana Induk infrastruktur yang Pariwisata Daerah Pariwisata Daerah memadai. Penyelenggaraan Menyelenggarakan tourism summit untuk tourism summit mengundang investor dalam pembangunan 176

195 dan pengembangan destinasi wisata prioritas Pembangunan dan Menggalang kemitraan penyediaan sarana dan dan kerjasama dengan prasarana yang swasta dalam rangka memadai untuk kawasan pembangunan dan wisata baik dengan penyediaan sarana dan sumber daya daerah prasarana yang maupun kerjasama memadai untuk dengan swasta kawasan wisata Membangun dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk kawasan wisata 4. Mengoptimalkan Dikembangkannya Pengembangan dan Mengawasi dan potensi wisata destinasi wisata pada peran aktif pada jejaring mengimplementasikan maritim yang Kawasan Konservasi kawasan konservasi kerja-kerja dan berwawasan Perairan Nasional dalam mendukung kesepakatan kelompok lingkungan dan Taman Wisata Perairan promosi wisata, skema kerja jejaring kawasan berkelanjutan (TWP) pendanaan konservasi dan laut berkelanjutan, dan sekitarnya sistem keamanan Terjaganya kelestarian terpadu melibatkan lingkungan pada sektor pemerintah pusat destinasi wisata dan daerah, perusahaan swasta, dan kelompok masyarakat Peningkatan efektivitas Bekerjasama dalam pengelolaan kawasan mewujudkan konservasi melalui implementasi Rencana pengawasan Pengelolaan dan Zonasi implementasi dokumen kawasan konservasi Rencana Pengelolaan dengan melakukan dan Zonasi kawasan pendampingan dan konservasi dalam pengawasan mendukung kegiatan pariwisata yang berkelanjutan Penetapan destinasi wisata prioritas Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata 177

196 Meningkatnya keterlibatan masyarakat lokal sebagai penggiat pariwisata daerah 178 Perairan (TWP) dan Laut sekitarnya dalam Rencana Induk Pariwisata Daerah Pembangunan dan penyediaan fasilitas titik labuh dan sandar kapal yang memadai dan ramah lingkungan sesuai arahan dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi Penyusunan dan penetapan regulasi kawasan-kawasan wisata dalam hal pengelolaan kebersihan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai Penetapan mekanisme insentif dan disinsentif bagi pelaku-pelaku usaha pariwisata yang menjaga kebersihan Rehabilitasi ekosistem laut yang kritis/rusak dengan mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem laut Pengembangan volunteer tourism sebagai salah satu model wisata Pengoptimalan aktivitas sadar wisata untuk menumbuhkembangkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Membangun dan menyediakan fasilitas titik labuh & sandar kapal yang memadai & ramah lingkungan sesuai arahan Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan konservasi Mengembangkan program dan paket wisata pemulihan ekosistem pesisir dan laut

197 Optimalisasi keberadaan Mengoptimalkan BUMDES untuk keberadaan BUMDES mendukung kelompok- untuk mendukung kelompok wisata dari kelompok-kelompok masyarakat lokal wisata dari masyarakat lokal Dikembangkannya Melestarikan perayaan Melestarikan dan event-event pariwisata budaya daerah sebagai mempublikasikan daerah salah satu event iconic perayaan budaya daerah dan daerah sebagai salah mempublikasikannya satu event iconic daerah Penciptaan event-event wisata dan budaya yang dapat menarik pengunjung dan wisatawan sesuai dengan potensi dan identitas daerah, seperti event pelayaran dan olahraga air 5. Meningkatkan Berkembangnya Pengembangan kawasan Membangun kawasan produksi dan kawasan sentra sentra produksi sentra produksi produktivitas produksi pertanian, pertanian, peternakan pertanian, peternakan, pertanian, peternakan dan dan perkebunan dan perkebunan peternakan dan perkebunan dilakukan secara perkebunan terpadu dengan dukungan akses terhadap input produksi dan pasar Meningkatnya Penelitian dan Mengembangkan aksesibilitas pelaku pengembangan untuk inovasi budidaya usaha pertanian, menghasilkan benih- pertanian yang lebih peternakan dan benih tanaman pangan efisien perkebunan terhadap dan perkebunan yang sarana, prasarana, unggul serta informasi dan teknologi pengembangan inovasi budidaya pertanian yang lebih efisien Penyediaan dan Menyediakan dan penyaluran benih menyalurkan benih unggul dan pupuk yang unggul dan pupuk yang didukung subsidi yang didukung subsidi yang 179

198 6. Meningkatnya cadangan pangan daerah Meningkatnya kapasitas dan kemampuan SDM petani, peternak dan pekebun Meningkatnya produksi komoditas-komoditas pangan yang bersifat substitusi impor Terbangunnya kerja sama antar daerah dengan daerah penghasil pangan untuk suplai pangan berkelanjutan 180 lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima Penguatan sistem penyuluhan pertanian dengan meningkatkan jumlah dan kapasitas penyuluh serta memperkuat kelembagaan penyuluh terutama Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan Penguatan kelembagaan petani Identifikasi komoditaskomoditas pangan yang bersifat substitusi impor dan memungkinkan untuk dibudidayakan di daerah dan ditingkatkan produksinya Penggalangan kerjasama dengan daerah penghasil pangan untuk: 1) menjamin ketersediaan pangan daerah, 2) menjaga stabilitas harga pasokan pangan, dan 3) mengupayakan agar harga pangan sekompetitif mungkin dan meminimumkan kemungkinan harga ditentukan oleh segelintir pemasok Penentuan daerah yang menjadi mitra kerja lebih tepat sasaran dengan dilengkapi data petani penerima Mendrorong terbentuknya kelembagaan petani yang kuat dan memiliki posisi tawar serta jaringan yang luas

199 sama harus mempertimbangkan rencana penyediaan kapal kargo reguler / tol laut dan rute yang dilaluinya Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Tabel 55 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 5 Menumbuhkembangkan kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Mengembangkan layanan investasi yang memberikan kemudahan, kepastian, dan transparansi proses perizinan bagi investor dan pengusaha Meningkatnya kepastian hukum terkait investasi dan usaha Penyempurnaan dan perbaikan regulasi dan kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan infrastruktur dan iklim investasi pemerintah melalui sinkronisasi dan harmonisasi peraturan antar instansi, dalam mendukung kepastian berusaha bagi investor Deregulasi (debottlenecking) terhadap beberapa peraturan yang menghambat dan mempersulit dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha Penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan Menetapkan regulasi dan mengawasi praktek penghapusan rente ekonomi yang menyebabkan tingginya biaya perizinan 181

200 Meningkatnya kemudahan prosedur perizinan investasi dan usaha Penyediaan tata ruang wilayah yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perizinan lokasi usaha dan investasi Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang antara lain dilakukan dengan mendorong pelimpahan wewenang perizinan investasi dari instansi teknis dan kepala daerah kepada PTSP Penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) Efisiensi perizinan bisnis menjadi maksimal 15 hari dan memberikan kemudahan administrasi yang selama ini menghambat dalam kegiatan investasi Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha, terutama untuk industri pengolahan dan jasa, antara lain: sektor pariwisata, jasa transportasi laut, serta 1) Mempercepat Penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang efefktif dan efisien, (2) Efisiensi perizinan menjadi maskimal 15 hari dengan penyederhanaan prosedur perizinan, serta memberikan kemudahan administrasi namun tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian Menggunakan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) 182

201 sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam 2. Meningkatkan daya Adanya insentif fiskal Pembangunanan fasilitas Menyusun perencanaan tarik investasi dan non fiskal serta pendukung, baik dan mengembangkan daerah fasilitasi investasi infrastruktur utama instalasi PDAM yang (jalan, listrik, air bersih, mampu melayani telekomunikasi, kebutuhan masyarakat pengolah limbah, dan di pemukiman dan logistik), infrastruktur kawasan perindustrian pendukung tumbuhnya Menyusun kajian industri, dan sarana Lingkungan tentang pendukung kualitas pengelolaan limbah kehidupan (Quality pada pembangunan Working Life) bagi hotel pekerja Pengembangan industri Meningkatkan pengolahan melalui pembangunan jaringan kerjasama dengan transportasi jalur laut investor terutama dan darat yang mampu investor dalam negeri menjamin dan memperlancar mobilitas orang, arus barang dan jasa di kawasan industri Pengembangan industri pengolahan melalui kerjasama dengan investor terutama investor dalam negeri Pembenahan regulasi yang mengatur tentang pemberian insentif fiskal dan non fiskal, terutama bagi: (i) investor yang berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur listrik dan telekomunikasi; (ii) investor yang mengembangkan 183

202 Meningkatnya iklim ketenagakerjaan yang kondusif Meningkatnya promosi investasi daerah secara lebih efektif industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana Penciptaan lapangan pekerjaan dan gairah berwirausaha melalui pembinaan terhadap tenaga kerja dan calon wirausaha Keserikatan dan kolektif bargaining antara pekerja dan pemberi kerja agar lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja Pengembangan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), Mengembangan sistem ketenagakerjaan terpadu melalui pengembangan keterampilan dan mental wirausaha serta sistem informasi kerja yang up-to-date dan iklim bekerja Mengembangkan program kemitraan dengan dunia usaha/industri untuk mengembangkan standar kompetensi yang bersifat dinamis sesuai perkembangan iptek dan kebutuhan industri, pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi menggunakan kurikulum/modul pelatihan mengacu kepada standar yang dikembangkan industri, sertifikasi kompetensi Mengembangkan mekanime promosi investasi yang lebih efektif yang antara lain meliputi penyelarasan kegiatan promosi Tourism, Trade and Investment (TTI), pengembangan gerai 184

203 pengembangan gerai promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi skala nasional promosi terpadu pada daerah-daerah sekitar yang menjadi pintu masuk, menjalin kerjasama dengan agen travel dan media-media promosi skala nasional dan internasional dan internasional Peningkatan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain Penyelenggaraan pertemuan investor ( Summit) Meningkatkan keikutsertaan daerah dalam ajang pertemuan bisnis antara pelaku usaha dengan pemerintah pusat/daerah lain Menyelenggarakan pertemuan investor ( Summit) sebagai ajang promosi daerah Berkembangnya potensi investasi unggulan daerah Pelengkapan data dan informasi mengenai potensi investasi unggulan daerah yang valid, mutakhir, dan mudah diakses sebagai basis bagi investor untuk pengambilan keputusan Pengolahan bahan mentah dari pertanian, perkebunan, dan perikanan menjadi produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi) dengan mendorong investasi di Meningkatkan kuantitas produksi bahan mentah dari sektor pertanian, perkebunan dan terutama perikanan dan bersifat kontinu sebagai modal dasar industri hilirisasi 185

204 bidang tersebut Menguatnya Wadah komunikasi Membangun wadah kesepahaman antara antara pelaku usaha dan komunikasi antara pemerintah daerah dan pemerintah daerah pelaku usaha dan pelaku usaha melalui beserta pemangku pemerintah daerah koordinasi yang intens kepentingan lainnya beserta pemangku yang secara rutin kepentingan lainnya mengadakan pertemuan yang secara rutin untuk memonitor, mengadakan mengatasi permasalahan pertemuan untuk investasi, dan memonitor, mengatasi mencarikan solusi permasalahan investasi, terbaik agar dapat terus dan mencarikan solusi menjaga iklim investasi terbaik agar dapat terus dan iklim usaha yang menjaga iklim investasi kondusif dan iklim usaha yang kondusif 3. Meningkatkan Berkembangnya Reorientasi Balai Latihan 1) Mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia UMKM dan wirausahawan pendidikan yang berbasis keterampilan dan kewirausahaan Kerja (BLK) menjadi Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat peran BLKK dalam meningkatkan keterampilan dan kemandirian dengan berwirausaha khususnya bagi masyarakat kurang mampu, (2) kurang mampu Meningkatkan akses informasi seluas-luasnya serta akses terhadap pelatihan itu sendiri khususnya bagi masyarakat kurang mampu Pengembangan Mengembangkan pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan lokal pendidikan vokasi yang sesuai dengan sumber daya dan kebutuhan lokal Pengembangan Melakukan penataan kurikulum kewirausahaan pada pendidikan formal kurikulum kewirausahaan di lembaga pendidikan formal 186

205 Tersedianya layanan Pengembangan model Mengembangkan pembinaan dan inkubator bisnis yang model inkubator bisnis pendampingan bagi dikerjasamakan dengan yang dikerjasamakan wirausaha pemula pihak swasta untuk dengan pihak swasta melakukan pembinaan untuk melakukan dan pendampingan bagi pembinaan dan wirausaha pemula pendampingan bagi wirausaha pemula 4. Meningkatkan dan Berkembangnya Peningkatan akses Mengembangkan memperluas akses dan skema pembiayaan bagi UMKM dan wirausahawan sumber-sumber pembiayaan baik bank maupun non bank layanan pemberian kredit/pembiayaan UMKM oleh bank umum dan BPR, serta lembaga non bank. Perluasan akses layanan keuangan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan koperasi, serta optimalisasi sumber pembiayaan non-bank, serta advokasi pembiayaan dilakukan pula tanpa bagi umkm maupun melalui kantor bank koperasi atau dilakukan melalui cara non konvensional, melalui pemanfaatan teknologi informasi. Fasilitasi intermediasi Mendukung untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansipemerintah seperti UPK pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansipemerintah seperti UPK PNPM PNPM Pengembangan kredit Mengembangkan credit rating bagi UMKM dan koperasi rating bagi UMKM dan koperasi 5. Meningkatkan nilai Meningkatnya kualitas Peningkatan Meningkatkan akses ke tambah produk dan jangkauan pemasaran produk UMKM keterampilan dan kapasitas SDM UMKM dalam proses produksi dan pengetahuan mengenai standarisasi pelatihan, dan layanan usaha terpadu (quick wins) mengenai standarisasi dan sertifikasi produk, serta 187

206 dan sertifikasi produk Peningkatan penggunaan teknologi penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi tepat guna dalam proses produksi UMKM diantaranya melalui bantuan mekanisasi produksi Pendampingan bagi Meningkatkan UMKM yang hendak mendapatkan standar (SNI, HaKI) dan sertifikat (halal, keamanan pangan dan obat) penerapan standarisasi produk (SNI, HaKI) dan sertifikasi (halal, keamanan pangan dan obat) Meningkatnya akses Peningkatan hub bagi Mengembangkan pasar produk-produk UMKM produk-produk UMKM dan gerai-gerai pada pintu masuk kawasan dan lokasi-lokasi strategis pemasaran produk UMKM yang terintegrasikan pariwisata serta lokasilokasi strategis lainnya Promosi produk-produk Mempromosikan UMKM melalui eveneven nasional maupun internasional produk-produk UMKM melalui even-even nasional maupun internasional Pemasaran produk- Mendukung pemasaran produk UMKM secara online dengan membangun/menyediak an situs pemasaran produk-produk UMKM terutama dengan memanfaatkan fasilitas dari pemeintah provinsi, pemerintah pusat secara online dengan membangun/menyediak an situs pemasaran 6. Meningkatkan Terbangunnya Peningkatan jumlah Meningkatkan jumlah kemitraan antara pengusaha besar dan UMKM lokal keterkaitan usaha antara pengusaha besar dan UMKM UMKM lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok (supply chain) dan pemasok dan produktivitas UMKM lokal dan bersifat kontinu sebagai rantai pasok dan pemasok bahan baku 188

207 bahan baku bagi bagi industri besar industri besar Terfasilitasi dan Pembinaan dan alih Menjadikan industri terbinanya pelaksanaan teknologi kepada besar sebagai mitra kemitraan usaha antara UMKM mitra oleh pemerintah untuk pengusaha besar dan membina UMKM dalam industri besar UMKM hal peningkatan produksi maupun penerapan teknologi yang termutakhirkan dalam rangka peningkatan produktivitas UMKM Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Tabel 56 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 6 Membangun birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani serta memperkuat penyelenggaraan otonomi desa Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel Meningkatnya implementasi e- government Penguatan master plan dan grand strategy e- gov yang dituangkan dalam peraturan daerah Memastikan pelaksanaan dan monitoring penerapan e-gov beserta petunjuk pelaksanaan teknisnya meliputi tindakan dan penyediaan sarana Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi. Pelatihan tersebut bersifat inhouse di tingkat penyelenggara Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang terintegarsi 189

208 Meningkatnya pemenuhan hak masyarakat akan informasi publik Meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi yang berorientasi pada efisiensi daerah Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah 190 pemerintah daerah agar diperoleh pemahaman dan literasi yang menyeluruh di kalangan pegawai pemerintah daerah. Inhouse training tersebut dapat melibatkan para pakar di daerah maupun di lain daerah serta kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yang ada. Penyediaan informasi perencanaan dan proses berjalannya pembangunan melalui media alternatif dalam bentuk yang lebih populer Pengadaan media cetak atau elektronik, dengan mengembangkan bentuk yang sudah ada maupun membuat yang baru oleh PD yang bersangkutan terkait Keterbukaan Informasi Publik Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat Penguatan Goverment Public Relation (GPR) untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat Menginisiasi terbitnya majalah bulanan pemerintah daerah Menyelenggarakan program dan kegiatan untuk membangun komunikasi interaktif antara pemerintah dan masyarakat

209 Pembentukan perangkat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di setiap PD Penataan kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, dan penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horisontal Percepatan penyelesaian batas daerah antara dan Natuna sebagai kabupaten induk Pengendalian jumlah dan redistribusi pegawai Penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi) Percepatan pelaksanaan Strukturisasi secara vertical maupun horizontal kelembagaan internal yang mencakup penataan tugas, fungsi dan kewenangan, Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan dengan DPRD Provinsi sehingga penyelesaian persoalan batas daerah ini dapat disegerakan oleh pemerintah provinsi. Inisiatif ini harus diiringi dengan koordinasi yang baik dengan Natuna sehingga saling kesepahaman antara dua daerah ini dapat terbangun Melakukan evaluasi redistribusi pegawai dan pembatasi jumlah sesuai dengan kebutuhan Mensosialisasikan dan mengawasi penyelenggaraan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis merit (prestasi) dan ICT (komputerisasi) Melaksanakan dan 191

210 Terbangunnya role model bagi pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme 192 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan pelaksanaan reformasi birokrasi di daerah Penerapan sistem manajemen kinerja pegawai dan penguatan sistem informasi kepegawaian Peningkatan kualitas SDM aparatur dan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran, sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan kemampuan manajerial dalam prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas Optimalisasi keberadaan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas Intern Pemerintah), memobitoring penyelenggaraan roadmap reformasi birokrasi Mengawasi penyelenggaraan sistem manajemen kinerja pegawai dan Melakukan perbaikan serta penguatan sistem informasi kepegawaian Pelatihan dengan materi dan SDM yang berkelanjutan Menyelenggarakan pelatihan terhadap aparatur perencana dan penganggran Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan daerah berbasis e-planning & e-budgeting Mengawal pelaksanaan dan evaluasi terselenggaranya SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dan APIP (Aparat Pengawas

211 sehingga dapat Intern Pemerintah) berperan sebagai garda depan dalam upaya pencegahan korupsi Meningkatnya Penataan kelembagaan Strukturisasi secara akuntabilitas kinerja internal yang mencakup vertical maupun birokrasi yang penataan tugas, fungsi horizontal kelembagaan berorientasi pada dan kewenangan, dan internal yang mencakup efisiensi daerah penyederhanaan penataan tugas, fungsi struktur secara vertikal dan kewenangan, dan/atau horisontal 2. Meningkatkan kualitas Terbangunnya Pengalokasian Memonitoring dan organisasi dan organisasi perangkat anggaran untuk mengevaluasi sumberdaya aparatur daerah yang tepat mendanai suatu pengalokasian pemerintah daerah fungsi dan tepat ukuran kegiatan didasarkan anggaran untuk pada setiap unit dan pada tugas dan fungsi mendanai suatu level pemerintahan unit kerja sesuai kegiatan maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku) Struktur organisasi Melakukan yang dibentuk sesuai perampingan SOTK dengan fungsi yang diemban Pemetaan urusan terkait pelimpahan dan penugasan urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri Meningkatnya Penyusunan Standar Mendayagunakan profesionalitas aparatur Kompetensi Jabatan pegawai untuk pengembangan karier dan pembentukan profesionalisme Penerapan sistem Menerapkan sistem promosi secara terbuka, promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetitif, dan berbasis kompetensi kompetensi Pendayagunaan Mengalokasikan pegawai untuk pegawai sesuai dengan 193

212 3. Meningkatkan kualitas produk-produk perencanaan dan kebijakan daerah Terbangunnya sistem insentif dan disinsentif berbasis kinerja Meningkatnya kualitas dan sinergitas produkproduk perencanaan daerah dalam mendorong prioritas daerah Meningkatnya partisipasi masyarakat yang berkualitas dalam perencanaan pembangunan Tersusunnya perundangan daerah yang harmonis pengembangan karier dan pembentukan profesionalisme Penyusunan mekanisme penilaian kinerja pegawai Penentuan insentif dan disentif bagi pegawai yang berkinerja baik Peningkatan sinergi perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian target pembangunan melalui LKPJ Tahunan Peningkatan partisipasi masyarakat dengan memetakan potensial stakeholder dan mengintegrasikan dokumen Musrenbang Desa kecamatan, dan kabupatan Peraturan perundangan yang efektif dan sinergis secara vertikal maupun horizontal dan serasi dengan kebutuhan pembangunan daerah kemampuan dan bidang yang diminati serta menciptakan ruang kreatifitas bagi pegawai untuk mengembangkan karisr dan profesionalisme Mengevaluasi kinerja pegawai Melakukan monitoring dan evaluasi capaian target dengan pengukuran data secara akurat, valid. Tegaknya perundangan daerah 194 Penegakan peraturan perundangan daerah, terutama untuk menjaga ketertiban dan Mengevaluasi penyelenggaraan pembangunan yang melanggar peraturan

213 keamanan, kenyaman, perundangan daerah dan konsistensi tata terkait tata ruang ruang Melakukan tindakan hukum pelanggaran tata ruang Optimalisasi peran Satpol PP dalam menegakkan perundangan daerah 4. Meningkatkan kualitas Meningkatnya kapasitas Peningkatan kapasitas Menyelenggarakan penyelenggaraan pemerintahan desa pemerintah desa, Badan bimbingan teknis otonomi desa Permusyawaratan Desa, pemerintah desa, Badan dan kader Permusyawaratan Desa, pemberdayaan dan kader masyarakat dalam pemberdayaan perencanaan, masyarakat dalam pelaksanaan dan perencanaan, monitoring pelaksanaan dan pembangunan desa, monitoring pengelolaan keuangan pembangunan desa, desa serta pelayanan pengelolaan keuangan publik melalui fasilitasi, desa serta pelayanan pelatihan, dan publik melalui fasilitasi, pendampingan pelatihan, dan pendampingan Peningkatan ketersediaan data dan informasi desa yang digunakan sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa Penguatan data berbasis RT dan RW Pembangunan mekanisme perencanaan partisipatif tingkat desa Meningkatnya Penyediaan sarana dan Evaluasi efektifitas ketersediaan sarana prasarana berdasarkan fasilitas dasar dan prasarana kebutuhan dan kondisi pemerintahan desa pemerintahan desa karakter wilayah desa disertai upaya tindak lanjut pembenahan 195

214 5. Meningkatkan kualitas Terimplementasikannya Peningkatan kualitas Menyelenggarakan pelayanan publik maklumat pelayanan perilaku dan sistem evaluasi kinerja profesionalisme dan profesionalisme aparatur pemerintah aparatur pemerintah Peningkatan fasilitas penunjang kualitas pelayanan publik Meningkatkan dan memelihara fasilitas secara berkala dalam mendukung kecepatan, ketepatan dan kenyamanan pelayanan Penilaian dan pemeringkatan secara periodik terhadap jenis layanan yang tersedia Pelaksanaan umpan balik dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan Upaya tindak lanjut dari saran/masukan, keluhan masyarakat atas pelayanan yang diberikan Tersusun dan terlaksananya standar pelayanan oleh PD Ketersediaan SOP setiap unit pelayanan publik Pemeriksaan kelengkapan SOP di setiap PD dan unit di pemerintahan kabupaten dan tindak lanjut pemenuhan kelengkapan Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang sederhana dan efektif Evaluasi kebijakan publik disertai tindak lanjut perbaikan Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun Evaluasi berkala dan perbaikan terhadap SOP yang telah disusun Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

215 Tabel 57 Penjabaran tujuan dan sasaran pembangunan pada misi ke dalam strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Misi 7 Mengembangkan kehidupan masyarakat yang berakhlakul dan berpayungkan budaya melayu Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1. Membangun karakter Terintegrasikannya Penyusunan substansi generasi muda pendidikan karakter pendidikan karakter sebagai bagian dari yang mengedepankan kurikulum pendidikan akhlak dan kesalehan maupun aktivitas ekstra sosial, menumbuhkan kurikuler nasionalisme dengan tetap bercorak pada tradisi dan budaya daerah Pengintegrasian Mengintegrasikan pendidikan karakter pendidikan karakter sebagai bagian dari pada semua jenjang kurikulum pendidikan pendidikan formal pada semua jenjang pendidikan Terbinanya pemuda dari Penyediaan ruang bagi Merancang dan bahaya penyalahgunaan generasi muda untuk melaksanakan kegiatankegiatan NAPZA dan pergaulan berekspresi dan ekstra bebas menyalurkan kurikuler, kompetisi, semangatnya, penyediaan ruang diantaranya melalui publik, dan keaktifan kegiatan-kegiatan dalam organisasiorganisasi ekstra kurikuler, sosial kompetisi, penyediaan kemasyarakatan ruang publik, dan keaktifan dalam organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan Upaya preventif guna Menerapkan upaya melindungi generasi preventif guna muda terhadap bahaya melindungi generasi penyalahgunaan napza muda terhadap bahaya dan minuman keras penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras Pembinaan siswa Menyelenggarakan melalui kegiatan kegiatan kerohanian 197

216 kerohanian yang diintegrasikan dengan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah Terbangunnya iklim Penyediaan iklim yang Menciptakan ruang yang kondusif bagi kondusif bagi publik dan kompetisi berkembangnya tumbuhnya kreativitas kreativitas kreativitas generasi melalui penyediaan muda ruang publik dan kompetisi Penyediaan ajang Menciptakan ajang pemilihan dan pemilihan dan penobatan para role penobatan para role model pemuda model pemuda/i dan melakukan pembinaan terhadap pemuda/i 2. Membangun Meningkatnya peran Pelibatan peran orang Menciptakan ruang dan lingkungan yang orang tua dan tua dan masyarakat forum untuk para orang berketeladanan masyarakat dalam dalam pengelolaan tua dan masyarakat pengelolaan persekolahan dan dalam pengembangan persekolahan dan proses pembelajaran, kurikulum pendidikan proses pembelajaran diantaranya dalam hal karakter pengembangan kurikulum pendidikan Meningkatkan peran karakter forum orang tua murid dan dewan sekolah dalam penyelenggaraan dan pengelolaan persekolahan Pemberian ruang lebih Memberikan besar bagi masyarakat kemudahan perijinan dalam menjalankan bagi penyelenggaraan model pembelajaran model pembelajaran mandiri (informal, non- mandiri (informal, non- formal) dalam formal) dalam mengembangkan mengembangkan sekolah berbasis sekolah berbasis komunitas komunitas dan memberikan pembinaan serta insentif bagi para inisiator dan pengelola Terbangunnya gerakan Penyelenggaraan Mengawali gerakan keteladanan dari gerakan keteladanan di keteladanan di 198

217 kalangan aparatur kalangan aparatur kalangan aparatur dengan penentuan dengan penentuan pada aspek-aspek pada aspek-aspek tertentu misalnya tertentu misalnya pengelolaan sampah pengelolaan sampah atau penetapan PD atau penetapan PD zona integritas/wilayah zona integritas/wilayah bebas korupsi bebas korupsi 3. Menghidupkan Berdayanya pelaku, Pemberdayaan Menciptakan ruang budaya Melayu penggiat, dan komunitas-komunitas berekspresi dengan sebagai bagian dari komunitas-komunitas budaya melalui membangun dan kehidupan budaya berbagai insentif untuk mengoperasikan rumah bermasyarakat berkarya dan budaya, berkegiatan, menyelenggarakan diantaranya dalam festival dan event bentuk pemberian budaya, serta ruang berekspresi memberikan insentif bagi kelompok dan komunitas yang berprestasi Meningkatnya Pengembangan rumah Membangun dan perlindungan dan budaya dan pusat mengoperasikan rumah apresiasi terhadap kesenian budaya dan pusat budaya daerah kesenian dengan melibatkan komunitas dan kelompok seni budaya Peningkatan kualitas Menyelenggarakan pengelolaan PD yang perlindungan, terkait dalam upaya pengembangan dan perlindungan, pemanfaatan warisan pengembangan dan budaya pemanfaatan warisan budaya Pengaktualisasian nilai dan tradisi sebagai bagian dari kehidupan keseharian Terdokumentasikannya Pendokukentasian Mempublikasikannya warisan-warisan budaya warisan budaya baik sehingga menjadi bendawi (tangible) pengetahuan bersama maupun bukan dan bagian dari bendawi (intangible) kekayaan masyarakat 199

218 dan mempublikasikannya sehingga menjadi pengetahuan bersama dan bagian dari kekayaan masyarakat 4. Menginternalisasikan Meningkatnya Penciptaan hubungan Membangun saling nilai-nilai agama kerukunan antar umat saling menghormati pengertian antar dalam kehidupan beragama dan saling pengertian pemeluk agama melalui sehari-hari antar pemeluk agama dialog lintas agama melalui dialog lintas yang intens agama Optimalisasi Membangun forum dan keberadaan Forum ruang dialog Forum Kerukunan Umat Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Beragama (FKUB) dan melibatkan FKUB dalam program pemerintah terkait Pengembangan aktivitas-aktivitas yang dijalankan bersama antar tokoh dan lembaga agama, sebagai misal adalah bakti sosial Meningkatnya kerjasama Pengembangan Mengembangkan dan kemitraan antara kemitraan yang berbagai pola pemerintah daerah dan memungkinkan untuk kemitraan yang tokoh agama serta dijalankan antara memungkinkan untuk lembaga sosial pemerintah daerah, dijalankan antara keagamaan dalam tokoh agama, dan pemerintah daerah, upaya pemberdayaan lembaga sosial tokoh agama, dan umat keagaman dalam lembaga sosial pelaksanaan kegiatan- keagaman dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan- pemberdayaan umat kegiatan pemberdayaan umat Peningkatan kerjasama, Menjalain kerjasama, koordinasi, dan koordinasi, dan kemitraan antara kemitraan antara pemerintah daerah, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh agama, 200

219 Terpeliharanya kesatuan dan persatuan bangsa Meningkatnya aktivitas penyuluhan agama yang berbobot dan mencerahkan 201 kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui pemberdayaan umat Peningkatan kesadaran masyarakat akan kemajemukan yang menuntut setiap warga negara hidup rukun, toleran, gotong royong, dan menjaga hubungan sosial yang harmonis, dengan menghargai perbedaan suku, agama, bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan. Peningkatan jumlah dan kualitas penyuluh agama yang tersebar Peningkatan intensitas dialog antara guru agama dan pendakwah dengan cendekiawan kepolisian, Tentara Nasioanal Indonesia, serta lembaga sosial dalam upaya menciptakan lingkungan aman, harmonis, dan rukun melalui pemberdayaan umat Menyelenggarakan dialog dan kegiatan yang melibatkan antar suku, agama, bahasa, golongan, adat istiadat, agar tercipta keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam kebhinnekaan. Mendorong peningkatan jumlah penyuluh agama, melakukan pendistribusian penyuluh agama secara merata dan menyelenggarakan pelatihan bagi penyuluh agama Menciptakan forum diskusi dan berbagi pengetahuan guru agama dan pendakwah dengan cendekiawan dan mengawal penyelenggaraannya secara berkala

220 Meningkatnya pengelolaan dana sosial keagamaan Peningkatan jumlah dana sosial keagamaan yang dikelola melalui ekstensifikasi donatur, diantaranya melalui optimalisasi potensi zakat dari aparatur Mengoptimalkan potensi zakat dari aparatur pemerintah daerah dan pemanfaatannya bagi kepentingan masyarakat luas pemerintah daerah Peningkatan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup Meningkatkan kualitas penyaluran dana sosial keagamaan khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat dan peningkatan taraf hidup dengan mengidentifikasi kebutuhan dan penerima dan mengembangkan program yang lebih berkualitas bagi kepentingan luas Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Suatu prioritas pembangunan daerah, pada dasarnya adalah gambaran prioritas pembangunan tahun rencana yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah (RPJMD) tahun rencana. P rioritas pembangunan daerah tahun 2017 disusun dengan memperhatikan. Penetuan Prioriotas Pembangunan didasarkan pada hasil evaluasi capaian kinerja pembangunan serta permasalahan yang belum dapat diselesaikan sehingga menjadi isu strategis. Analisis permasalahan dan hasil evaluasi sebagai dasar penentuan prioritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 202

221 Tabel 58 Permasalahan dan hasil evaluasi kinerja pembangunan tahun 2016 sebagai dasar penentuan prioritas pembangunan tahun 2018 No Permasalahan Analisis Identifikasi Isu Strategis 1. Belum maksimalnya penyediaan Penyediaan pelayanan Penyediaan pelayanan pelayanan pendidikan bagi pendidikan bagi masyarakat pendidikan yang masyarakat sudah dilakukan secara bermutu; maksimal meskipun hasilnya belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan indikator IPM dimensi ratarata lama sekolah yang mencapai 66,33 dan ratarata lama sekolah mencapai 7,06 yang masih dibawah pencapaian pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. 2. Belum optimalnya penyediaan Salah satu upaya Penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas optimalisasi penyediaan kesehatan yang kesehatan dilakukan dengan berkualitas; menjamin masyarakat dengan BPJS untuk penduduk (diluar ASN, TNI, Polri, dan DPRD) selain itu direncanakn untuk membangun 3 pustu di 3 kecamatan, antara lain : kecamatan siantan tengah, kecamatan palmatak, dan kecamatan siantan selatan. 3. Masih terjadinya kelangkaan air Kelangkaan air bersih yang Pembenahan bersih di pulau siantan dan pulaupulau terjadi di pulau siantan dan infrastruktur air bersih; lainnya. pulau-pulau lainnya ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan jaringan instalasi air dan mengupayakan untuk membangun embung. 4. Pada waktu-waktu tertentu masih Ketidakterhubungan dari Pengembangan terjadi ketidakterhubungan dari dan menuju kabupaten konektivitas wilayah, dan menuju kabupaten kepulauan kepulauan anambas terjadi permukiman, dan 203

222 anambas. Selain itu pembangunan saat memasuki musim utara penataan ruang; permukiman yang berdasarkan konsep tata ruang belum berjalan maksimal. dimana tekanan angin dan gelombang laut lebih tinggi daripada musim sebelumnya, mengantisipasi masalah tersebut pemerintah daerah melakukan hubungan intens dengan pelni untuk menambah rute pelayaran dari dan menuju kabupaten kepulauan anambas dan juga melakukan hal yang sama terhadap perusahaan maskapai penerbangan. Masih terjadi pembangunan yang tidak menaati konsep tata ruang baik bangunan perumahan maupun pertokoan. 5. Belum optimalnya pengembangan potensi daerah baik perikanan, pertanian, pemenuhan cadangan pangan serta pembangunan pariwisata yang berkonsep kelestarian lingkungan. Peningkatan pengelolaan potensi daerah dari sektor perikanan, pertanian dan pangan dilakukan pemerintah daerah, dalam hal ini dinas perikanan Pengembangan perikanan, pertanian dan ketahanan pangan, serta pariwisata dengan lingkungan hidup yang lestari; pertanian dan pangan dengan memberikan stimulus kepada pelaku usaha tentang pengelolaan potensi tersebut dengan berbagai program kegiatan. Selain itu, dalam hal pembangunan pariwisata yang berkonsep kelestarian lingkungan, dilakukan dengan intensifikasi pertemuan dengan perusahaan (CSR) dan masyarakat dalam mengelola potensi serta menentukan konsep ideal pariwisata setempat. 6. Belum optimalnya ekonomi Dalam hal ini pemerintah Pengembangan ekonomi 204

223 kerakyatan dan peluang investasi di kabupaten kepulauan anambas. 7. Masih menyewanya kantor-kantor pemerintahan. 8. Perlunya peningkatan reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan pembinaan desa. 9. Belum optimalnya peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan, serta mulai lunturnya budaya lokal. berupaya dengan memberikan kemudahan investasi bagi pelaku usaha dan untuk membangun ekonomi kerakyatan, pemerintah daerah ditiap tahunnya rutin menganggarakan pengeluaran pembiayaan dana bergulir serta memberikan kemudahan bagi sarjana fresh graduate untuk membuka usaha. Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan representatif, pemerintah daerah dalam hal ini ditiap tahunnya menganggarkan pembangunan gedung kantor di pasir peti, diharapkan pada tahun 2021, semua OPD di lingkungan pemerintah kabupaten kepulauan sudah dapat berkantor di pusat perkantoran pasir peti. Dilakukan sebagai bentuk peningkatan pelayanan umum kepada masyarakat, selain itu pembinaan desa juga dilakukan sebagi bentuk sinergisitas pembangunan daerah dari tingkat bawah. Peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan dilakukan pemerintah daerah dengan progam/ kegiatan untuk menunjang pembangunan daerah seperti dengan melibatakan organisasi 205 kerakyatan, ketenaga kerjaan, dan iklim investasi yang kondusif; Pembangunan sarana prasarana perkantoran dan penyelenggaraan pelayanan umum pemerintahan; Penyelenggaraan birokrasi yang bersih, professional serta penguatan otonomi desa; Peningkatan peran kepemudaan, perempuan, dan pembangunan sosial budaya yang berbasis akhlakhulkarimah.

224 pemuda dan perempuan dalam program/ kegiatan pemerintah daerah. Selain itu pembangunan budaya lokal juga dengan pembinaan terhadap kelompok-kelompok seni dan rutin melaksanakan pertunjukan seni budaya. Tabel 59 Program, Indikator Kinerja dan Target Prioritas No Prioritas Pembangunan Program Kinerja Indikator Target PD PJ 1. Penyediaan Program Pendidikan Angka partisipasi 64,74 Dinas Pendidikan pelayanan Anak Usia Dini sekolah PAUD Pemuda dan pendidikan yang Olahraga bermutu; Program Wajib Belajar Persentase Satuan 92,36% Dinas Pendidikan 9 Tahun Pendidik dengan Pemuda dan Sarana dan Prasarana Olahraga yang memadai Program Pendidikan Jumlah Masyarakat Dinas Pendidikan Non Formal yang berpartisipasi Pemuda dan dalam Olahraga penyelenggaraan pendidikan non formal Program Peningkatan Jumlah tenaga 30 Dinas Pendidikan Mutu Pendidik dan pendidik yang Pemuda dan Tenaga Kependidikan tersertifikasi (orang) Olahraga Program Manajemen Jumlah sekolah yang 10 Dinas Pendidikan, Pelayanan Pendidikan memenuhi standar Pemuda dan nasional pengelolaan Olahraga pendidikan Program Jumlah kunjungan Dinas Pendidikan, Pengembangan Budaya perpustakaan umum Pemuda dan Baca dan Pembinaan daerah Olahraga Perpustakaan 2. Penyediaan Program Promosi Persentase Desa Siaga 98% Dinas Kesehatan pelayanan Kesehatan dan Aktif tahun dan Pengendalian kesehatan yang Pemberdayaan Penduduk dan berkualitas; Masyarakat Keluarga Berencana 206

225 Program obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencengahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Persentase ketersediaan obat dan Vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan tahun Jumlah Penduduk peserta BPJS termasuk JKN (diluar ASN, TNI, POLRI dan DPRD Persentase Cakupan ASI Eksklusif Persentase rumah tangga yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Angka Annual Parasite Insident Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang terstandarisasi Jumlah Puskesmas yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar 30% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 45% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 20% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 5% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 3 PKM Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 7 Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 207

226 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit jiwa/rumah Sakit Paru- Paru/Rumah Sakit Jumlah rumah sakit yang dipenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standarisasi 2 Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan anak Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja dan Lansia Program Keluarga Berencana Jumlah kemitraan yang terjalin dalam pelayanan kesehatan masyarakat Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita Persentase Pelayanan kesehatan Lansia Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) memenuhi syarat Persentase persalinan di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan mengenai kesehatan remaja dan lansia Angka pravenlansi pemakaian kontrasepsi keluarga berencana 1 kemitraan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 65% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 83% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 85% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 86% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 49 Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 68% Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 208

227 3. Pembenahan Program Jumlah air baku yang Dinas Pekerjaan infrastruktur air Pengembangan, tersedia di Umum Penataan, bersih; Pengelolaan, dan waduk/embung/tempa Perumahan dan Konversi Sungai t penampungan air Kawasan lainnya (m 3 ) Pemukiman Program Jumlah rumah tangga Dinas Pekerjaan Pengembangan Kinerja yang terlayani air Umum Penataan, Pengelolaan Air minum dan IPAL yang Perumahan dan Minum dan Air Limbah tersedia Kawasan Pemukiman Program Sarana Jumlah Rumah Tidak 300 Dinas Pekerjaan Lingkungan dan Layak Huni yang Umum Penataan, Sumber Air Bersih mendapatkan saranan Perumahan dan Rumah Tidak Layak lingkungan dan Kawasan Huni sumber air bersih (KK) Pemukiman 4. Pengembangan Program Panjang jalan dan 25,48 Dinas Pekerjaan konektivitas Pembangunan Jalan jembatan yang Umum Penataan, wilayah, dan Jembatan terbangun (Km) Perumahan dan permukiman, Kawasan dan penataan Pemukiman ruang; Program Panjang jalan dan 30 Dinas Pekerjaan Rehabilitasi/Pemelihara jembatan berkualitas Umum Penataan, an Jalan dan Jembatan baik (Km) Perumahan dan Kawasan Pemukiman Program Panjang 1,5 Dinas Pekerjaan Pembangunan Saluran drainase/gorong- Umum Penataan, Drainase/Gorong- gorong (saluran air) Perumahan dan Gorong dibangun (Km) Kawasan Pemukiman Program Panjang 1000 Dinas Pekerjaan Pembangunan turap/talud/bronjong Umum Penataan, Turap/Talud/Bronjong (batu miring) yang Perumahan dan dibangun (m) Kawasan Pemukiman Program Pengendalian Panjang tanggul Dinas Pekerjaan Banjir pemecah ombak yang Umum Penataan, terbangun (m 3 ) Perumahan dan Kawasan Pemukiman Program Jumlah wilayah Dinas Pekerjaan Pengembangan Waterfront City yang Umum Penataan, Wilayah Strategis dan terbangun (m 3 ) Perumahan dan 209

228 Cepat Tumbuh Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Program Pengembangan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Program Pengembangan Perumahan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Panjang jalan dan Jembatan Perdesaan yang dibangun Jumlah Rumah yang tertangani (unit) Jumlah rumah dan rusun yang dibangun oleh Pemerintah Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan Persentase RTH setiap tahunnya Kawasan Pemukiman 15 Km Dinas Pekerjaan Umum Penataan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 60 Dinas Pekerjaan Umum Penataan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 100 rumah Dinas Pekerjaan Umum Penataan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 20% Dinas Pekerjaan Umum Penataan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 2% Dinas Perhubungan danlingkungan Hidup Program pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Jumlah Dokumen Norma, standard dan prosedur perhubungan 2 Dokumen Dinas Perhubungan danlingkungan Hidup Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Persentase Prasarana & Fasilitas LLAJ terehabilitasi dan dipelihara 2 Paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Persentase Keterjangkauan desadesa menuju pusat kegiatan dan pertumbuhan Paket Dinas Perhubungan danlingkungan Hidup

229 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program Pengendalian dan Pengaman Lalu Lintas Program Pengendalian dan Pengaman Lalu Lintas Program Peningkatan Kelayakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Program Perencanaan Tata Ruang Program Pelayanan Informasi Publik Program fasilitasi Peningkatan SDM dalam bidang komunikasi dan informatika Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa Beroperasinya bandara Letung Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas Persentase Kendaraan yang melakukan uji emisi dan uji petik Jumlah Dokumen Tata Ruang daerah yang disusun Layanan Pengelolaan Informasi Publik Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informatika Jumlah Aplikasi e- government Jumlah bulan terpenuhinya pelayanan pengadaan barang jasa secara elektronik Persentase penyediaan layanan informasi dan Publikasi pemerintah Jumlah kegiatan Pemerintah yang terpublikasi dan promosi 13 Paket Dinas Perhubungan danlingkungan Hidup 10 Kasus Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 10 Kasus Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 40% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 1 paket Badan Penelitian, dokumen Pengembangan dan Perencanaan Daerah 12 bulan Dinas Komunikasi, Informatika,Statisti k dan Persandian 30 orang Dinas Komunikasi, Informatika,Statisti k dan Persandian 1 aplikasi `Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian 12 bulan Sekretariat Daerah 40% 360 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian 211

230 Program Pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informatika Program Pengembangan dan perluasan jaringan teknologi komunikasi dan informasi Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa Program Pertamanan dan Pemakaman Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan Jumlah dokumen dan Perda yang disahkan DPRD 1 Dokumen Perda Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Jumlah desa/kelurahan 6 Desa Dinas Komunikasi, yang terjangkau akses Informatika, telekomunkasi Statistik dan Persandian Jumlah bulan 12 bulan Dinas Komunikasi, penyelenggaraan akses Informatika, internet di lingkungan Statistik dan Pemkab Persandian Jumlah TPU yang 2 Dinas Pekerjaan terpelihara Umum Penataan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Rasio elektrifikasi 70% Sekretariat Daerah 5. Pengembangan Program Jumlah Produksi 115 Ton Dinas Perikanan, perikanan, Pengembangan perikanan budidaya Pertanian dan pertanian dan Budidaya Perikanan Pangan ketahanan pangan, serta pariwisata Program Jumlah kelompok 56 KUB, 12 Dinas Perikanan, dengan Pemberdayaan nelayan tangkap dan POKDAKAN Pertanian dan lingkungan Ekonomi Masyarakat budidaya yang Pangan hidup yang Pesisir mengalami lestari; peningkatan produksi pasca pembinaan dan pendampingan Program Jumlah produksi Ton Dinas Perikanan, Pengembangan perikanan tangkap Pertanian dan Perikanan Tangkap Pangan Program Peningkatan Jumlah penanganan 3 Dinas Perikanan, Kesadaran dan kasus IUU melalui POKMAKWAS Pertanian dan Penegakan Hukum pendampingan, Pangan dalam Pendayagunaan pembinaan, dan 212

231 Sumber Daya Laut Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan Program Pengembangan dan Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Wilayah Perbatasan Program Pemberdayaan Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Program Pencengahan dan Penanggulangan Peyakit Ternak Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan penyuluhan masyarakat Jumlah jenis produk unggulan baru sektor perikanan olahan Persentase peningkatan kualitas lingkungan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil melalui pemberdayaan kelompok masyarakat konservasi dan pemenuhan prasaranan dan sarana memadai Jumlah kelompok usaha kelautan dan perikanan yang terdampingi dalam usaha peningkatan wirausaha Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan (ton) Cengkeh Padi Persentase petani yang menerapkan teknologi tepat guna Persentase peningkatan produksi peternakan (Sapi dan Unggas) Persentase peternak yang meningkat produksinya pasca pendampingan atau penerapan teknologi tepat guna Persentase pemenuhan cadangan pangan daerah Cakupan pemanfaatan potensi sumber daya hutan/peningkatan Jenis Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 30,20% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 100 kelompok Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 635 ton 485 ton 50% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 5% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 70% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 30% Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 2 kecamatan Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan

232 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Program Adiwiyata pengetahuan Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara Jumlah kegiatan kerjasama yang dilakukan Jumlah destinasi wisata baru yang dibangun oleh Pemerintah dengan sarana dan prasarana yang memadai Jumlah sarana pendukung pengelolaan persampahan Persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan pengelolaan lingkungan Jumlah sumber mata air yang dilindungi Jumlah informasi lingkungan hidup berkualitas yang tersedia Terselenggaranya sekolah adiwiyata Dinas Pariwisata wisatawan dan Kebudayaan 4 kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1 destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1 paket Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 61,20% Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 1 lokasi Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup 2 Dokumen Dinas terupdate Perhubungan dan Lingkungan Hidup 3 sekolah Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Pengembangan Wilayah Transmigrasi Jumlah Kawasan Transmigrasi yang dikembangkan 1 Dinas Penanaman Modal, Transmigrasi dan Tenaga Kerja 214

233 6. Pengembangan Program Nilai Penjualan produk- >500 juta Dinas Koperasi, ekonomi Pengembangan Sistem produk UMKM UKM, Perindustrian kerakyatan, Pendukung Usaha bagi dan Perdagangan ketenaga Usaha Mikro Kecil kerjaan, dan Menengah iklim investasi Program Jumlah IKM yang 30 Dinas Koperasi, yang kondusif; Pengembangan Produktif UKM, Perindustrian Industri Kecil dan Perdagangan Menengah Program Perlindungan Jumlah kasus 2 kasus Dinas Koperasi, Konsumen dan kelangkaan barang UKM, Perindustrian Pengamanan pokok dan Perdagangan Perdagangan Program Peningkatan Jumlah Tenaga kerja 15 orang Dinas Penanaman Kualitas dan yang dilatih oleh Dinas Modal, PTSP, Produktivitas Tenaga Tenaga Kerja dan Kerja Transmigrasi Program Perlindungan Persentase kasus 60% Dinas Penanaman dan Pengembangan perselisihan industrial Modal, PTSP, Lembaga yang berhasil Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan diselesaikan tahun Transmigrasi Program Peningkatan Nilai Investasi yang Dinas Penanaman Promosi dan Kerjasama terealisasi Modal, PTSP, Investasi (PMA/PMDN) Tenaga Kerja dan Transmigrasi Program Peningkatan Jumlah PMA dan 2 PMA & 17 Dinas Penanaman Iklim Investasi dan PMDN PMDN Modal, PTSP, Realisasi Investasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7. Pembangunan Program Pelayanan Jumlah bulan 12 bulan Seluruh PD sarana prasarana Administrasi pelayanan administrasi perkantoran dan Perkantoran keuangan penyelenggaraa n pelayanan umum pemerintahan; Program Peningkatan Jumlah bulan 12 bulan Dinas kominfo Sarana dan Prasarana terpenuhinya statistik dan Aparatur kebutuhan sarana dan Persandian, Satpol prasarana Aparatur PP, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, 215

234 Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Penataan Administrasi Kependudukan Program Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Program Pengelolaan dan Pengembangan Persandian Daerah Program Pemeliharaan Kantranstibmas dan Pencegahan Tindak Jumlah Gedung Kantor Perangkat Daerah yang dibangun (unit) Jumlah Dokumen Pengembangan Data/Informasi yang disusun Persentase arsip statis dan dinamis pemerintah daerah yang dikelola melalui system kearsipan Persentase Penduduk yang memiliki KTP Elektronik Persentase dokumen/arsip daerah yang dialihmediakan Jumlah jenis Informasi yang diamankan melalui Persandian Jumlah Kasus kantrantibmas yang tertangani tahun Perumahan, dan Kawasan Permukiman Sekretariat DPRD, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kecamatan Siantan, Kecamatan Jemaja, Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan 1 (lanjutan) Dinas Pekerjaan Umum Penataan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman 2 Paket Dis kominfo, Dokumen Statistik dan Persandian 20 Sekretariat Daerah 60% Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5 Dikominfo, Statistik dan Persandian 1 Sekretariat Daerah 92% Badan Kesatuan dan Politik Dalam Negeri

235 Kriminal 2021 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program peningkatan Pemahaman, Penghayatan, Pengalaman dan Pengembangan nilainilai keagamaan Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan lingkungan Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (pekat) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah Program Peningkatan Pelayanan Humas dan Protokoler DPRD Program Perencanaan Pembangunan Daerah Jumlah Kasus intolenransi terhadap perbedaan agama dan keyakinan Jumlah Pelaksanaan kegiatan keagaman kabupaten kepulauan Persentase penyuluh agama yang ditingkatkan kualitas dan intensitas menyuluh Jumlah mitra masyarakat terkait pengembangan nasionalisme Persentase pengaduan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan yang ditandatangini Persentase pelanggaran Perda dan Perkada pekat yang ditangani Jumlah dokumen, pemetaan, penguasaan, pemilik daerah potensial wisata Persentase Ketersediaan perangkat dokumentasi dan publikasi DPRD tahun Jumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disusun kasus Badan Kesatuan dan Politik Dalam Negeri 9 87% Badan Kesatuan dan Politik Dalam Negeri 9 Paguyuban Badan Kesatuan dan Politik Dalam Negeri 50% Satpol PP 50% Satpol PP 1 Paket Sekretariat Daerah 30% Sekretariat DPRD 5 paket Badan Penelitian, dokumen Pengembangan, dan Perencanaan Daerah Sekretariat Daerah

236 Program Jumlah Dokumen 2 Paket Badan Penelitian, Pengembangan Data Pengembangan Dokumen Pengembangan, Informasi Data/Informasi yang dan Perencanaan Disusun Daerah Program Perencanaan Jumlah Dokumen 1 Laporan Badan Penelitian, Pemerintahan dan Rekomendasi Pengembangan, Kerjasama Perencanaan dan Perencanaan Pembangunan Pemerintah dan Daerah Kerjasama Pembangunan Jumlah rapat 2 kali Badan Pengelolaan koordinasi teknis Perbatasan kerjasama wilayah perbatasan Program Perencanaan Jumlah Dokumen 1 Laporan Badan Penelitian, Pembangunan Rekomendasi Pengembangan, Ekonomi Sosial dan Perencanaan Ekonomi dan Perencanaan Budaya Sosial dan Budaya Daerah Program Perencanaan Jumlah Dokumen 1 Laporan Badan Penelitian, Pembangunan Fisik Rekomendasi Pengembangan, dan Prasarana Perencanaan dan Perencanaan Pembangunan Fisik Daerah dan Prasarana Program Jumlah Pameran 1 kali Badan Pengelolaan Pengembangan Terpadu Pengeloaan Perbatasan Wilayah Perbatasan Perbatasan 8 Penyelenggaraan Program Disiplin Persentase Kepatuhan 75% Dinas Penanaman birokrasi yang Peningkatan Aparatur Aparatur Modal, Tramsigrasi bersih, dan Tenaga Kerja, professional Dinas serta penguatan Perhubungan dan otonomi desa; Lingkungan Hidup, Badan BPPPD, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Program Peningkatan Jumlah Aparatur yang 50 Satpol PP, Dinas Kapasits Sumber Daya mengikuti bimbingan Perikanan, Aparatur teknis/diklat Pertanian, dan Pangan, Inspektorat dan Sekretariat DPRD 218

237 Persentase pejabat memenuhi standar kompetensi 52% Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Program Peningkatan Jumlah bulan 12 bulan Sekretariat Daerah Pengembangan system Pelaporan Capaian kinerja dan Keuangan pelaksanaan pengawasan sirup dan monev tepra Program Peningkatan Jumlah Perda yang 10 Perda Sekretariat DPRD Kapasitas Lembaga Perwakilan rakyat Daerah disahkan Program Penataan Jumlah Anggota DPRD 3 orang Sekretariat DPRD Kelembagaan dan Tatalaksana yang dilantik dan diambil Sumpah dalam Rangka Pergantian Anggota DPRD Program Peningkatan Jumlah PD yang 5 PD Inspektorat Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH memiliki pengawas internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program Penataan dan Penyempurnaan Jumlah naskah akademik kebijakan 4 triwulan Inspektorat, Sekretariat Daerah Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan system dan prosedur pengawasan Program Akuntabilitas Persentase PD yang 100% Inspektorat dan Koordinasi Aparatur Pengawasan melakukan Akuntabilitas dan koordinasi aparatur Pengawasan tahun Program Peningkatan Jumlah aparatur yang 15 Inspektorat dan Penguatan Kapasitas, Kapabilitas Kelembagaan/ SDM Aparat Pengawasan mengikuti bimbingan teknis/pelatihan/works hop dalam rangka mendukung tupoksi APIP Program Peningkatan Jumlah Laporan yang 20 LHP an 2 Inspektorat Pengawasan Aparatur Negara disusun laporan Program Pembinaan Persentase pegawai 92% Badan 219

238 dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Penataan Daerah Otonom Baru Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan /Kota Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam membangun Desa berkinerja baik Pendapatan asli daerah tiap tahun Persentase PD yang menetapkan SPM dan SOP Persentase perundangan daerah yang harmonis Opini BPK terhdap pengelolaan keuangan daerah (WTP) Jumlah kunjungan kerja/koordinasi dan konsultasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Jumlah Pendamping Desa yang dilatih dalam Rangka Penyusunan RPJM-desa sesuai standar Jumlah BUM Desa yang terbentuk Tingkat partisipasi Masyarakat (%) 220 Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 20% Sekretariat Daerah 100% Sekretariat Daerah WTP Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 12 Bulan Sekretariat Daerah 52 Dinas Sosial, Pendamping Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan masyarakat Desa 3 BUM Desa Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan masyarakat Desa 70% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan masyarakat Desa

239 Program Peningkatan Jumlah Aparatur 52 Aparatur Dinas Sosial, Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa Pemberdayaan Pemerintah Desa yang ditingkatkan Perempuan, Kapasitasnya Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan masyarakat Desa Program Pembinaan Jumlah desa yang 52 Dinas Sosial, dan Fasilitasi mendapat Pemberdayaan Pengelolaan Keuangan pendampingan Perempuan, Desa pengelolaan keuangan Perlindungan desa Anak, dan Pemberdayaan masyarakat Desa 9 Peningkatan Program Peningkatan Jumlah Pemuda yang 134 Peserta Dinas Pendidikan, peran Peran Serta mengikuti kegiatan Pemuda dan kepemudaan, Kepemudaan kepemudaan Olahraga perempuan, dan Program Pembinaan Jumlah kompetisi 7 cabang Dinas Pendidikan, pembangunan dan Pemasyarakat cabang olahraga KKA olahraga Pemuda dan sosial budaya Olahraga Olahraga yang berbasis akhlakhulkarima h Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Jumlah Sarana Prasarana olahraga dalam kondisi baik 4 lapangan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Program Penguatan Persentase PD yang 87% Dinas Sosial, Kelembagaan responsif gender Pemberdayaan Pengutamaan Gender Perempuan, dan Anak Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Program Peningkatan Persentase Korban 100% Dinas Sosial, Kualitas Hidup dan Kekerasan Perempuan Pemberdayaan Perlindungan dan anak yang Perempuan, Perempuan mendapat Perlindungan pendampingan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Program Peningkatan Indeks pembangunan 92,10% Dinas Sosial, Peran serta dan gender Pemberdayaan Kesetaraan Gender Perempuan, dalam Pembangunan Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan 221

240 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Program Pelayanan dan Rehabilitas Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya Jumlah Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang menerima bantuan Jumlah PMKS yang dibina Jumlah Kepala Keluarga Penerima Manfaat Raskin Persentase Peran Serta Kelembagaan Kesejahteraan Sosial di Jumlah Penyelenggaraan Event Kebudayaan (Semarak ) Partisipasi dalam kegiatan Event Kebudayaan di Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah Event Perlombaan Kebudayaan Jumlah Pelaku, Penggiat, dan Komunitas budaya yang aktif mengadakan kegiatan setiap tahunnya Masyarakat Desa 500 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 50 Orang Dinas Sosial, Pemberdayaan RTS Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 96% Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa 1 event/ Dinas Pariwisata Kegiatan dan Kebudayaan 3 event/ Dinas Pariwisata kegiatan dan Kebudayaan 3 event/ Dinas Pariwisata kegiatan dan Kebudayaan 7 kelompok Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Selain berpedoman pada pencapaian target kinerja pada tahun ke 3 RPJMD, penetapan prioritas pembangunan juga dilakukan dengan 222

241 memperhatikan rencana pembangunan pada level yang lebih tinggi yaitu RKP tahun 2018 serta RKPD Provinsi Riau tahun Matriks Keterkaitan perencanaan pembangunan nasional, regional Riau dengan RKPD terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 14 Keterkaitan Tema RKP 2018, Tema RKPD Provinsi Riau 2018, dengan Tema RKPD 2018 TEMA RKP 2018 TEMA RKPD KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 2018 TEMA RKPD PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2018 ` Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan. Peningkatan Kualitas Ketersediaan Kebutuhan Dasar dan Sarana Prasarana Pemerintahan Sebagai Pondasi Pembangunan Berkelanjutan. Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Berwawasan Lingkungan Untuk Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran Didukung Infrastruktur yang Berkualitas.. 223

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH K A B U PAT E N K E P U L A U A N A N A M B A S BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi KETERANGAN HAL BAB I PENDAHULUAN... 1-1 A. Latar Belakang... 1-1 B. Tujuan Dan Sasaran... 1-3 C. Lingkup Kajian/Studi... 1-4 D. Lokasi Studi/Kajian... 1-5 E. Keluaran Yang Dihasilkan... 1-5 F. Metodelogi...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Lampung adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, yang merupakan penjabaran dari Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LAMPIRAN VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : TANGGAL : TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH A. PENGENDALIAN DAN EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Tahun 2017 Makassar, 28 Februari 2017 PENGUATAN PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perwujudan dari perencanaan pembangunan tahunan diwajibkan daerah untuk menyusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TABEL A

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TABEL A 19 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH No. INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA TABEL A Skala Nilai Peringkat Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015 telah berakhir pada periode masa kepemimpinan Kepala Daerah Drs. MAHSUN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015 ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 insi Kepulauan Riau menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Berdasarkan hasil Pilkada tersebut ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum BAB 1 Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun BAB I PENDAHULUANN. 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun tahun 2004 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015 Menimbang :a. bahwa sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci