PROGRAM BERSIH DAN HIJAU UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BERSIH DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM BERSIH DAN HIJAU UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BERSIH DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 PROGRAM BERSIH DAN HIJAU UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BERSIH DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Herynugroho SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta herynug2003@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan program bersih dan hijau dalam meningkatkan kebiasaan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan meningkatkan kebiasaan budaya bersih melalui program bersih dan hijau di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah. Langkah-langkah penelitian tindakan sekolah direncanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Data penelitian ini dikumpulkan berdasarkan hasil pengamatan petugas piket sore hari terhadap keterlaksanaan 15 tugas pokok petugas piket kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan persentase keterlaksanaan 15 tugas pokok petugas piket kelas. Penelitian ini mendiskripsikan pelaksanaan program bersih dan hijau untuk meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Program bersih dan hijau dapat meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan rata-rata keterlaksanaan 15 tugas utama/indikator petugas piket kelas mencapai 86,9% dan ratarata keterlaksanaan setiap kegiatan/tugas pokok piket kelas mencapai 87,45%. Program bersih dan hijau dinyatakan berhasil karena telah melampui kriteria sebesar 85%. Kata Kunci: budaya bersih, program bersih dan hijau, SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta 63

2 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 PENDAHULUAN Pendidikan Muhammadiyah adalah upaya penyiapan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah SWT sebagai Rabb dan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan dan antara iman dan kemajuan yang holistic. Pendidikan Islam diharapkan dapat melahirkan generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Inilah pendidikan Islam yang berkemajuan. SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebagai salah satu Amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan memiliki visi mewujudkan peserta didik yang berimtaq, cerdas, kompetitif dan berjiwa Muhammadiyah. Visi tersebut dapat diwujudkan apabila suasana sekolah kondusif, lingkungan yang bersih dan hijau, sehingga tercipta proses pembelajaran yang nyaman dan bermutu. Sekolah Bersih Hijau merupakan sekolah yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah. (Sugeng Paryadi, 2008:12). Sebuah sekolah dapat menjadi sekolah berwawasan lingkungan apabila menerapkan serta mengembangkan empat pilar utama yang menjadi indikator dan kriteria, yakni 1) Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, 2) Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif, 4) Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang bebas dari kotoran, sampah, debu, corat-coret, bau dan polutan termasuk tata letak yang harmonis dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang tertata asri serta jelas pemanfaatannya bagi lingkungan. Istilah kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1990:14) kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang menyangkut dengan akal atau budi. Istilah kebudayan atau budaya adalah sesuatu yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini Koentjoroningrat juga membagi wujud budaya kedalam tiga bagian: a. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan dan sebagainya yang berada di masyarakat. b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan yang berpola dari manusia dalam masyarakat. c. Wujud kebudayaan sebagai bendabenda hasil karya manusia. Pengertian budaya kaitannya dengan menjaga budaya hidup bersih 64

3 Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA... dan sehat, Ben Hartoyo dalam bukunya (1995:27) beliau menyebutkan bahwa kesehatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan masyarakat. Menurut Dacana (1996:51) dalam kaitannya dengan masalah kebersihan lingkungan mengatakan bahwa masalah budaya hidup sehat erat kaitannya dengan masalah kebersihan lingkungan. Dimana merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kedisiplinan dalam kehidupan sosialnya dilingkungan masyarakat. Lingkungan yang bersih, dapat terwujud apabila dalam sikap dan perilaku individu dalam masyarakat peduli terhadap alam sekelilingnya. Sikap dan perilaku demikian itu biasanya lahir dan dilatar belakangi oleh tingkat pengetahuan, kesadaran dan tingkat disiplin pribadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Disamping itu kebiasaan hidup yang bersih dan tertib merupakan hasil dari proses panjang trasformasi sistem nilai, baik nilai budaya maupun agama. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa sekolah yang akan mewujudkan lingkungan yang bersih dan hijau apabila sekolah tersebut memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah sehingga seluruh warga sekolah memiliki sikap dan perilaku peduli terhadap alam sekelilingnya. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif apabila didukung lingkungan sekolah yang bersih. Upaya untuk mewujudkan lingkungan yang bersih tersebut dicanangkan sebagai program oleh SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Pada awalnya, kebersihan kantor dan ruang kelas SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta hanya menjadi tugas dari pembersih. Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik sama sekali tidak dilibatkan. Pola kebersihan sekolah, lingkungan serta ruang kantor seperti ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang administrasi kondisinya tetap bersih, namun di ruang kelas tidak sebersih ruang kantor. Peserta didik diberdayakan ikut menjaga kebersihan kelas dengan dilaksanakan lomba kelas pada setiap tahun. Lomba kelas yang sudah dilaksanakan selama ini belum dapat mewujudkan kondisi ruang kelas yang bersih dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Kondisi kelas hanya bersih pada saat pelaksanaan lomba kelas yang dilaksanakan hanya 1 2 bulan saja. Kondisi kelas kembali kotor setelah berakhir lomba kelas, bahkan kebiasaan peserta didik melakukan vandalisme di meja, kursi dan dinding sekolah masih saja terjadi. Kegiatan lomba kelas, pemasangan tempat sampah dan pemasangan slogan tersebut belum bisa menjadikan peserta didik menjaga kebersihan kelas, sehingga kebersihan kelas belum menjadi budaya peserta didik di sekolah. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka pimpinan sekolah bersama dengan seluruh guru dan tenaga kependidikan sepakat kebersihan kelas menjadi tanggung jawab peserta didik dan pembersih sekolah. Kebersihan kantor masih tetap menjadi tugas pembersih sekolah, namun sebelum memulai 65

4 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 tugas dan meninggalkan kantor seluruh pendidik dan tenaga kependidikan harus mengatur kerapihan meja kerjanya. Guru, tenaga kependidikan dan peserta didik SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dibiasakan hidup bersih untuk menciptakan kondisi yang nyaman sehingga efektif belajar. Pimpinan sekolah mencanangkan Sekolah sebagai Kawasan Bersih dan Hijau untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif agar dapat terwujud peningkatan prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), yaitu suatu penelitian yang berisi tindakan-tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu sistem dan praktikpraktik yang terdapat di dalam sistem tersebut. Penelitian tindakan digambarkan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (Suwandi, 2010 : 112) Bagan berikut ini menggambarkan metode penelitian tindakan : Gambar 1. Model penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart Penelitian Tindakan Sekolah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta terdiri dari beberapa siklus, masingmasing siklus berisi: 1. Perencanaan: Kegiatan perencanaan diawali dengan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kawasan Bersih dan Hijau (KBH) SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Petugas piket kelas memiliki 15 tugas utama yang tertulis pada SOP KBH SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, meliputi membersihkan meja kursi, merapikan tata letak meja dan kursi, menyapu lantai ruangan, merapikan lemari dan isinya, membersihkan mebelair dan tembok dari coretan, membersihkan papan tulis, mematikan lampu listrik, merapikan dan mematikan perangkat LCD, menata kembali alat kebersihan kelas, memasang bendera merah putih, memasang bendera Muhammadiyah, mematikan kipas angina, merapikan gordin, taplak, bendera, hiasan kelas, merapikan tempat sampah dan membersihkan jendela. Kegiatan perencanaan dilanjutkan dengan rapat koordinasi dengan seluruh wali kelas dan guru BK, rapat koordinasi tersebut membahas tugas-tugas wali kelas, BK dan peserta didik dalam melaksanakan SOP Kawasan Bersih dan Hijau. Pimpinan sekolah bersama dengan wali kelas merencanakan pelaksanaan sosialisasi SOP Kawasan Bersih dan Hijau kepada peserta didik. Pimpinan sekolah selanjutnya menyusun jadwal monitoring, evaluasi dan tindak lanjut 2. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan melibatkan 66

5 Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA... seluruh warga sekolah. Wali kelas mengkoordinasikan kelasnya masingmasing untuk melaksanakan program sekolah sebagai kawasan bersih dan hijau dengan berpedoman pada SOP kawasan bersih dan hijau serta melakukan pemantauan pelaksanaan piket kelas. Guru kelas mengingatkan peserta didik mengenai kebersihan di lingkungan kelas sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Petugas pembersih sekolah mengepel lantai setelah kelas dibersihkan oleh petugas piket kelas. Seluruh warga sekolah melaksanakan tugasnya masing-masing untuk mewujudkan kawasan bersih dan hijau. 3. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru, wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana serta petugas piket sore. Guru bertugas melakukan monitoring kebersihan ruangan kelas yang dilaksanakan sebelum mulai mengajar. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana bertugas melakukan monitoring kebersihan selasar dan lingkungan sekolah setiap jam pertama dan jam ke lima. Petugas piket sore bertugas melakukan monitoring kebersihan kelas, aspek yang dipantau oleh petugas piket sore di kelas adalah pelaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas. 4. Refleksi Refleksi dilaksanakan dengan cara diskusi yang melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih. Langkah-langkah pelaksanaan refleksi dilakukan dengan cara kepala sekolah menyampaikan kepada wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih tentang hal-hal yang sudah direncanakan pada tahap pelaksanaan yang sudah berjalan dengan baik dan yang belum berjalan dengan baik. Wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang dialami serta kemungkinan usul-usul penyempurnaan. Kepala Sekolah menyampaikan kepada wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas pembersih apa yang dilihat ketika melakukan pengamatan. Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, petugas piket sore, wali kelas, guru BK dan petugas bersama-sama : mengidentifikasi letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I serta menentukan rancangan untuk siklus II dengan mengulangi keberhasilan pada siklus I untuk penguatan dan memperbaiki langkah terhadap hambatan/kesulitan yang ditemukan pada siklus I Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini pengumpulan data berasal dari keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas yang dipantau oleh petugas piket sore. Analisis data berupa persentase keterlaksanaan 15 tugas utama piket kelas dan perbandingan peningkatan dari siklus ke 1 dengan siklus ke 2, siklus ke 2 dengan siklus ke 3, dan seterusnya. Indikator keberhasilan penelitian apabila petugas piket kelas mampu melaksanakan 85% dari 15 tugas utama petugas piket kelas sebagai indikator capaian program bersih dan hijau. 67

6 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Siklus ke 1 Pimpinan sekolah melaksanakan rapat koordinasi dengan seluruh wali kelas dan guru BK pada hari Sabtu, 16 Juli 2016 jam selesai dengan acara membahas tugas-tugas wali kelas yang ada hubungannya dengan program kawasan bersih dan hijau. Wali kelas bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan kawasan bersih dan hijau di kelas. Kelas XI dan XII dilaksanakan pada hari Senin, 18 Juli 2016 jam 1 2, sedangkan untuk kelas X dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Juli 2016 jam 1 2. Guru sebelum mengajar mengingatkan peserta didik untuk menjaga kebersihan kelas dengan cara melihat apakah ada kotoran atau sampah di sekitar tempat duduk mereka. Peserta didik yang menemukan kotoran di sekitar tempat duduk akan membersihkan atau membuang kotoran ke tempat sampah. Petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas utama piket kelas setiap hari setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Petugas piket mengisi dan menandatangani buku administrasi kebersihan kelas sesuai dengan tugasnya. Petugas kebersihan sekolah mengepel lantai kelas setelah kelas dibersihkan oleh petugas piket kelas. Pengamatan di kelas untuk Siklus ke 1 dilaksanakan mulai hari Senin, 1 Agustus 2016 sampai Kamis, 18 Agustus Pengamatan dilaksanakan oleh petugas piket sore dengan menggunakan buku kendali kebersihan kelas. Petugas piket sore mengamati hasil kinerja petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas utama piket kelas. Temuan hasil pemantauan yang dilaksanakan oleh petugas piket sore dikomunikasikan kepada wali kelas dengan menggunakan kartu penghubung. Hasil pengamatan keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas yang dilaksanakan pada siklus ke 1 dapat diamati pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas pada siklus ke 1 KELAS X KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS PIKET KELAS ( %) Keterlaksanaan Tugas Persentase A ,6 B ,2 C ,6 D ,6 E ,2 F ,6 G ,6 Rata rata 121,3 80,7 KELAS XI KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS PIKET KELAS ( %) Keterlaksanaan Tugas Persentase IPA ,2 IPA ,6 IPA ,6 IPA ,2 IPS ,6 IPS ,6 IPS ,2 Rata rata 121,4 80,9 68

7 Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA... KELAS XII KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS PIKET KELAS ( %) Keterlaksanaan Tugas Persentase IPA ,6 IPA ,6 IPA ,6 IPA ,2 IPS ,6 IPS ,6 IPS ,6 Rata rata 121,1 80,7 Hasil pengamatan keterlaksanaan masing-masing kegiatan petugas piket kelas pada siklus ke 1 dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2. Hasil pengamatan keterlaksanaan tugas utama piket kelas pada siklus ke 1. No. Kegiatan Keterlaksanaan Membersihkan meja dan kursi Merapikan tata letak meja dan kursi Menyapu lantai ruangan Merapikan lemari dan isinya Membersihkan mebelair dan tembok Membersihkan papan tulis Mematikan lampu listrik Merapikan dan mematikan perangkat LCD 90,9 95,2 42,4 24,3 96,2 90,5 92,9 97,6 No. Kegiatan Keterlaksanaan Menata kembali alat kebersihan kelas Memasang bendera merah putih Memasang bendera Muhammadiyah Mematikan kipas angina Merapikan gordin, taplak, bendera, hiasan kelas. Merapikan tempat sampah 15 Membersihkan jendela 33,8 92,4 90,5 91,4 88,6 95,7 92,4 Refleksi siklus ke 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 26 September 2016 jam di ruang kelas XI IPA 2 dihadiri oleh 31 peserta meliputi pimpinan sekolah, wali kelas, guru BK, petugas piket sore dan petugas kebersihan. Pada refleksi, kepala sekolah menyampaikan bahwa wali kelas dan guru BK sudah mensosialisasikan SOP kawasan bersih dan hijau di kelas masing-masing; wali kelas sudah menyusun daftar piket, menjelaskan 15 tugas utama petugas piket kelas, menyiapkan administrasi kebersihan kelas dan menjelaskan kepada peserta didik bagaimana cara mengisi buku administrasi kebersihan kelas tersebut. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana dan kepala TU sudah membagi tugas petugas kebersihan kelas dan pembagian tugasnya. Petugas piket kelas sudah melaksanakan 15 tugas utama petugas piket kelas dan mengisi buku administrasi kebersihan 69

8 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 kelas setelah selesai melaksanakan piket kelas. Petugas piket sore melaksanakan tugas memantau pelaksanaan piket kelas dengan mengisi buku kendali kebersihan kelas. Piket kelas yang tidak melaksanakan 15 tugas utama petugas piket kelas disampaikan kepada wali kelas dengan menggunakan kartu penghubung, selanjutnya wali kelas menindaklanjuti temuan petugas piket sore tersebut di kelas yang diampunya. Hasil analisis data siklus ke1 di mana keterlaksanaan 15 tugas utama piket kelas di kelas baru mencapai 80,7 %. Dari 15 tugas utama petugas piket kelas, 3 tugas piket kelas keterlaksanaannya masih di bawah 85% yaitu : menyapu lantai ruangan 42,4%, merapikan lemari dan isinya 24,3 % dan menata kembali alat kebersihan kelas 33,8%. 2. Siklus ke 2 Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ke 1, siklus ke 2 dilaksanakan seperti siklus ke 1 dengan berpedoman pada SOP kawasan bersih dan hijau dengan menindaklanjuti usulan-usulan pada refleksi sikulus ke 1, terutama untuk meningkatkan capaian keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas, yaitu : a. Wali kelas membagi kembali kelompok petugas piket berdasarkan ketrampilan menyapu anak-anak supaya peserta didik lebih bersih membersihkan lantai kelas. b. Peletakkan alat-alat kebersihan kelas lebih baik diletakkan dibelakang kelas, jangan sampai diletakkan di dekat bendera. c. Data dinding administrasi kelas diganti oleh sekolah. d. Kelas diperbolehkan mengganti sapu yang diberikan oleh sekolah yang tidak membuat lantai bersih. e. Isi almari lebih sering dikontrol wali kelas, dengan almari yang tertutup dan jarang dikontrol maka piket kelas masih sering tidak menata isi almari. f. Kelas diperbolehkan mengganti alat-alat untuk meletakkan sapu yang sudah rusak. g. Administrasi kebersihan kelas selalu diletakkan di meja guru. h. Sapu dan alat kebersihan diberi identitas kelas dengan menggunakan spidol permanen pada pegangannya. i. Petugas kebersihan setiap memprioritaskan membersihkan lantai yang atapnya sebagai sarang kelelawar di malam hari. j. Wakil kepala sekolah menyediakan tempat menyimpan alat-alat kebersihan petugas kebersihan setiap zona k. Petugas Kebersihan lebih bersih lagi dalam membersihkan kaca jendela. Pimpinan sekolah secara rutin setiap hari Rabu melaksanakan rapat koordinasi yang antara lain membahas pelaksanaan SOP kawasan bersih dan hijau. Pimpinan sekolah bersama dengan wali kelas dan guru BK mengadakan rapat koordinasi yang acaranya antara lain membahas pelaksanaan kawasan bersih dan hijau di kelas. Wali kelas mengkoordinasikan kelas untuk meningkatkan kebersihan kelas berdasarkan hasil refleksi siklus ke 1. Wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana menugaskan tukang untuk mengecat meja kursi peserta didik. Guru 70

9 Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA... sebelum mengajar selalu mengingatkan peserta didik untuk melihat kebersihan kelas, apabila ada kotoran di kelas maka guru akan meminta kepada peserta didik untuk membersihkan dahulu. Petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas utama piket kelas setiap hari setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Petugas kebersihan mengepel lantai kelas setelah kelas dibersihkan oleh petugas piket kelas. Pengamatan di kelas untuk Siklus ke 2 dilaksanakan pada mulai hari Sabtu, 1 Oktober 2016 sampai Selasa, 18 Oktober Pengamatan dilaksanakan oleh petugas piket sore dengan menggunakan buku kendali kebersihan kelas. Halhal yang diamati oleh petugas piket sore adalah hasil kinerja petugas piket kelas melaksanakan 15 tugas pokok piket kelas. Temuan hasil pemantauan yang dilaksanakan oleh petugas piket sore dikomunikasikan kepada wali kelas dengan menggunakan kartu penghubung. Hasil pengamatan keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas yang dilaksanakan pada siklus ke 2 dapat diamati pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas pada siklus ke 2 KELAS X KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS PIKET KELAS ( %) Keterlaksanaan Tugas Persentase A ,4 B ,4 C ,7 D ,7 E ,4 F ,7 G ,4 Rata rata KELAS XI 130,6 87,1 KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS PIKET KELAS ( %) Keterlaksanaan Tugas Persentase IPA ,4 IPA ,4 IPA ,4 IPA ,7 IPS ,7 IPS ,7 IPS ,7 Rata rata KELAS XII 130,4 87,0 KETERLAKSANAAN 15 TUGAS UTAMA PETUGAS PIKET KELAS ( %) Keterlaksanaan Tugas Persentase IPA ,4 IPA ,7 IPA ,7 IPA ,4 IPS ,7 IPS ,7 IPS ,4 Rata rata 130,4 86,9 Hasil pengamatan keterlaksanaan masing-masing kegiatan petugas piket kelas siklus ke 2 dapat diamati pada tabel 4 berikut : 71

10 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 Tabel 4. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan tugas pokok piket kelas pada siklus ke 2. No. Kegiatan Keterlaksanaan Membersihkan meja dan kursi Merapikan tata letak meja dan kursi Menyapu lantai ruangan Merapikan lemari dan isinya Membersihkan mebelair dan tembok Membersihkan papan tulis Mematikan lampu listrik Merapikan dan mematikan perangkat LCD Menata kembali alat kebersihan kelas Memasang bendera merah putih Memasang bendera Muhammadiyah Mematikan kipas angina Merapikan gordin, taplak, bendera, hiasan kelas. Merapikan tempat sampah 15 Membersihkan jendela 87,6 87,6 86,2 78,6 90,0 90,0 90,5 88,1 82,4 87,6 89,0 89,0 89,5 88,6 87,1 Refleksi siklus ke 2 dilaksanakan pada hari Jum at, 28 Oktober 2016 jam di ruang kelas XI IPA 2 dihadiri oleh 31 peserta meliputi pimpinan sekolah, wali kelas, guru BK, petugas piket sore dan petugas kebersihan. Kepala sekolah menyampaikan kepada peserta refleksi ke 2 bahwa siklus ke 2 sebagai tindak lanjut pelaksanaan siklus ke 1. Siklus ke 2 sebagai upaya meningkatkan capaian pelaksanaan program kawasan bersih dan hijau di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Pelaksanaan siklus ke 2 lebih difokuskan pada kegiatan sebagai berikut : a. Pelaksanaan SOP kawasan bersih dan hijau terutama keterlaksanaan 15 tugas utama petugas piket kelas hasil pengamatan petugas piket sore. b. Hasil analisis data siklus ke 2 dimana keterlaksanaan 15 tugas utama piket kelas di kelas sudah mencapai 87,0%. Dari 15 tugas utama petugas piket kelas, dua tugas piket kelas keterlaksanaannya masih dibawah 85% yaitu merapikan lemari dan isinya mencapai 78,6% dan menata kembali alat kebersihan kelas 82,4%. c. Pelaksanaan hasil refleksi siklus ke 1, yaitu : penggantian jadwal piket, peletakkan tempat sampah di kelas, data dinding kelas, sapu yang tidak bersih untuk menyapu lantai, penataan isi almari, peletakkan alat kebersihan di kelas, peletakkan administrasi kebersihan kelas, pemberian identitas pada alat kebersihan kelas, petugas kebersihan pada pagi hari mengutamakan membersihkan lantai yang ada kotoran kelelawar dan kebersihan kaca. Hasil pembahasan pada kegiatan refleksi siklus ke 2 sebagai berikut : 72

11 Herynugroho - Program Bersih dan Hijau untuk Meningkatkan Budaya Bersih di SMA... a. Petugas piket belum semuanya merapikan lemari dan isinya serta masih ada yang belum mengembalikan dan menata alat kebersihan kelas disiasati supaya wali kelas meluangkan waktu menunggui petugas piket melaksanakan tugas selama dua minggu ke depan. Wali kelas bisa mengkondisikan petugas piket untuk merapikan lemari dan isinya dan menata kembali alat-alat kebersihan kelas. b. Isian data dinding kelas sebagai berikut : visi sekolah, data siswa, jadwal pelajaran, denah tempat duduk, data petugas piket, pengurus kelas, jadwal pengajian. Papan pengumuman bisa dibuat menggunakan white board dari kertas. c. Pintu kelas ditutup setelah selesai dibersihkan. Kegiatan rapat dan ekstra kurikuler menggunakan ruang lain yang bukan kelas. Berdasarkan hasil penelitian di atas, pada siklus ke 1 rata-rata keseluruhan 15 tugas utama / indikator petugas piket kelas mencapai 80,7%, rata-rata tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan. Terdapat 3 tugas utama/ indikator petugas piket kelas yaitu (3) menyapu lantai ruangan, (4) merapikan lemari dan isinya, dan (9) menata kembali alat kebersihan kelas yang belum mencapai kriteria kecukupan. Sehingga ketiga item tersebut perlu ditingkatkan pada siklus kedua. Penyebab siklus ke 1 pada item 3,4,9 kurang maksimal antara lain : a. Kemampuan membersihkan lantai dari peserta didik tidak sama, bahkan ada peserta didik yang tidak bisa menyapu lantai. b. Peserta didik setelah selesai melaksanakan piket kelas seringkali tergesa-gesa pulang sehingga tidak mengembalikan alat-alat kebersihan di tempatnya. c. Peserta didik memasukkan isi almari asal masuk, tidak ditata dengan rapi. Berdasarkan hasil refleksi siklus ke 1 maka untuk meningkatkan ketercapaian ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus ke 2 yaitu : a. Ketrampilan menyapu peserta didik yang tidak sama diselesaikan dengan cara membagi ulang kelompok piket kelas. Peserta didik yang tidak terampil menyapu digabung dengan peserta didik yang lebih terampil menyapu. b. Alat-alat kebersihan dan tempat sampah plastik diletakkan di belakang kelas. c. Isi lemari sering di cek oleh wali kelas dengan penataan isi lemari mengikuti edaran dari sekolah. Pada siklus ke 2, berdasarkan analisis data menunjukan 3 item yang pada siklus pertama belum memenuhi indikator keberhasilan ternyata mengalami kenaikan dari 33,5% menjadi 82,4%, dengan rincian sebagai berikut : a. Kegiatan (3) menyapu lantai ruangan mengalami kenaikan dari 42,4% menjadi 86,2% b. Kegiatan (4) merapikan lemari dan isinya mengalami kenaikan dari 24,3% menjadi 78,6% c. Kegiatan (9) menata kembali alat kebersihan kelas mengalami 73

12 Tajdidukasi, Volume VII, No. 2 Juli 2017 kenaikan dari 33,8% menjadi 82,4% Secara keseluruhan 15 tugas utama / indikator petugas piket kelas mengalami kenaikan dari 80,7% menjadi 87,0%. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Program bersih dan hijau untuk meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan dengan cara sekolah menyusun Standar Operasional Prosedur Kawasan Bersih dan Hijau, wali kelas mendampingi peserta didik melaksanakan kegiatan kebersihan di kelas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur Kawasan Bersih dan Hijau, petugas piket sore memantau hasil kinerja petugas piket kelas dengan menggunakan Buku Kendali kebersihan kelas. 2. Keterlaksanaan program bersih dan hijau dapat meningkatkan budaya bersih di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional Dacana, H Lalu Pembinaan Disiplin di Lingkungan Masyarakat Kota, Nusa Tenggara Barat. NTB: Depdikbud. Hartoyo, Ben Hidup Sukses dan Bahagia Bagaimana Mencarinya. Yogyakarta: Pustaka Kaum Muda. Koentjaraningrat Kebudayaan, Mentalitas, Pembangunan. Jakarta: Gramedia Mulyasa, H. E Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Paryadi, Sugeng Konsep Pengelolaan Lingkungan Sekolah (Green School). Modul. Cianjur. Suwandi, Sarwiji Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka. Windawati, Ary Evaluasi Program Sekolah Hijau (Green School) Di SMA Negeri 7 Purworejo Sebagai Persiapan Menuju Rintisan Swaliba (Sekolah Berwawasan Lingkungan Dan Mitigasi Bencana). Fakultas Geografi Universitas Negeri Semarang. Semarang, 74

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS Januari 2018 PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018 Menuju Sekolah Berwawasan Lingkungan (Green School) Pra Adiwiyata DASAR HUKUM pasal 65 ayat (1), (2) dan (4) Undang undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia 1 BAB I PENDAHLUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 2 ISSN X. Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan Bustamin Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Alat Pernapasan Manusia Dan Hewan Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Ampibabo Lisnawati, Achmad Ramadhan, dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa BUKU SAKU Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Siswa Setiap siswa wajib : 1. Mempunyai dan membawa buku saku setiap mengikuti kegiatan di sekolah 2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan semua ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP Negeri 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN SMA 02 BATANG TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN KIMIA

ANALISIS LINGKUNGAN SMA 02 BATANG TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN KIMIA ANALISIS LINGKUNGAN SMA 02 BATANG TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN KIMIA Anisa Nur Khasanah Mahasiswa Pendidikan Kimia, annisank721@gmail.com Abstract Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu melakukan tugas yang dibebankan padanya, karena manusia yang dapat dididik

Lebih terperinci

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan iptek Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun oleh Nama : Rully Khusna Hikmawati NIM : 4101409048 Program Studi : Pendidikan Matematika, S1 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASIPROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Tahun

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Martapura Sejak berdiri tahun 1958-1969 bernama Yayasan Pendidikan Sinar Harapan, kemudian berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah program kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNY TAHUN 2016

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNY TAHUN 2016 Universitas Negeri Yogyakarta LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL UNY TAHUN 2016 F02 Untuk mahasiswa Nama sekolah/lembaga : SMK Negeri 1 Seyegan Nama Mahasiswa : Ada Kurnia Alamat sekolah/lembaga : Kebonagung

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya menciptakan lingkungan yang hijau dan bersih, sekaligus sebagai wujud kepedulian Universitas Mercu Buana terhadap lingkungan yang hijau, pada pembukaan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 Makalah

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL TAHUN: 2016

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL TAHUN: 2016 Universitas Negeri Yogyakarta LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN PPL TAHUN: F02 untuk mahasiswa NOMOR LOKASI : 63 NAMA MAHASISWA : Novita Sari NAMA LOKASI : SMP Negeri 2 Ngemplak NIM : 13416241007 ALAMAT LOKASI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa.

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kapas No. 7, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sekolah Pada sub bab ini akan membahas mengenai sejarah sekolah, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, dan tugas-tugas wewenang. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SMA N 1 KASIHAN NAMA MHS : Nurul Ratriasih ALAMAT SEKOLAH : Jalan C. Simanjuntak 60, Yogyakarta 55223 NOMOR MHS : 10314244030 FAK/JUR/PRODI : FMIPA/Pendidikan Kimia No Aspek yang diamati

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Guna terlaksananya kegiatan PPL dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh mahasiswa untuk

Lebih terperinci

BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Madrasah Ibtidaiyah Assegaf Palembang 1. Sejarah berdirinya Madrasah Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Assegaf Palembang berada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana dan tata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP N 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak di

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG INSTRUMEN KULIAH KERJA LAPANGAN-I (MAGANG I) Semester Ganjil 2016/2017 A. BUDAYA MADRASAH/SEKOLAH Nama : NIM Instansi Teknik : : : Observasi/wawancara/dokumentasi No. Pernyataan Ya Tidak Deskripsi 1. Visi,misi,

Lebih terperinci

d. Masjid dan Tempat Ibadah

d. Masjid dan Tempat Ibadah BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah salah satu kelompok masyarakat yang terpelajar sehingga diharapkan dapat menerapkan, mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang telah dipeloleh di Perguruan Tinggi ke

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

INSTRUMEN MAGANG II Semester Ganjil 2017/2018. A. BUDAYA INSTANSI PENGELOLA PENDIDIKAN Nama mhs :..

INSTRUMEN MAGANG II Semester Ganjil 2017/2018. A. BUDAYA INSTANSI PENGELOLA PENDIDIKAN Nama mhs :.. INSTRUMEN MAGANG II Semester Ganjil 2017/2018 A. BUDAYA INSTANSI PENGELOLA PENDIDIKAN Nama mhs :. NIM Instansi Teknik :. :. : Observasi/wawancara/dokumentasi No. Pernyataan Ya Tidak 1. Instansi memiliki

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) A. Persiapan Sebelum melaksanakan kegiatan PPL hal yang penting untuk dilakukan adalah rapat koordinasi dengan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. 3.1.1 Lokasi / Tempat penelitian Lokasi yang diambil penulis adalah ruangan kelas V SDN Klidang Lor 01 Batang, kecamatan Batang,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No 104204 Sambirejo Timur di Kelas V. Pada Ruangan kelas V ini, Luas ruangan kelas 7 x 7, lantai

Lebih terperinci

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Apa itu 5R? 5R merupakan kegiatan menata tempat kerja sehingga diperoleh lingkungan kerja yang nyaman dan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai 1. Gambaran Umum MAN 3 Barabai MAN 3 Barabai terletak di kelurahan Birayang sebagai ibu kota kecamatan Batang Alai Selatan

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang

Lebih terperinci

MINGGU II. pahlawan Republik. dalam mewujudkan

MINGGU II. pahlawan Republik. dalam mewujudkan NO HARI/ TANGGAL 6 Senin, 25 juli WAKTU MATERI KEGIATAN 07.00 08.00 Upacara bendera 08.00 09.30 Pendampingan kegiatan belajar mengajar MINGGU II HASIL HAMBATAN SOLUSI Upacara bendera sebagai Banyak siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Disamping transfer ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman karakter merupakan suatu upaya untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter yang kuat

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah. oleh H. Mar ie beserta tokoh masyarakat Desa Malintang pada tahun 1973.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah. oleh H. Mar ie beserta tokoh masyarakat Desa Malintang pada tahun 1973. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Madrasah a. Latar Belakang Berdirinya Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Al Bustanussaniyah Kecamatan Gambut didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SEKSI PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KETENAGAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SEKSI PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KETENAGAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SEKSI PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KETENAGAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Sistem pengelolaan arsip seksi ketenagaan sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret. terletak di dusun Kedaton, desa Pleret, kecamatan Pleret, kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret. terletak di dusun Kedaton, desa Pleret, kecamatan Pleret, kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pleret SMA N 1 Pleret merupakan salah satu sekolah menegah yang terletak di dusun Kedaton, desa Pleret,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH Npma. 2 Untuk mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 4 KLATEN ALAMAT SEKOLAH : Jl. Mataram No. 5 Belangwetan Belangwetan, Klaten Utara, Klaten,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB KERJA PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, manusia akan musnah jika lingkungan hidupnya rusak. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan hidup yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Menggunakan Jurisprudential Inquiry Model di MTs N 2 Kudus Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil dokumentasi

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga disebutkan tentang pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut dapat diartikan jika mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas belajarnya di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Kerangka Berpikir Gambar 3.1 Kerangka Berpikir 48 49 3.2 Gambaran Perusahaan 3.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan SMP Negri 5 sebelumnya adalah sebuah Asrama Belanda, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat mengikuti arus globalisasi yang semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan suasana

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014 SUBDIT MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan pembelajaran Bahasa Jawa di SMK ABDI NEGARA Muntilan menurut praktikan sudah berjalan dengan baik, akan tetapi kegiatan mengajar tersebut akan lebih bagus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : 4101409138 Prodi : Pendidikan matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Observasi lingkungan sekolah merupakan langkah awal dalam pelaksanaan PPL, observasi dilaksanakan pada Februari-Juli 2015. Kegiatan observasi lingkungan sekolah dimaksudkan

Lebih terperinci

CATATAN HARIAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNY TAHUN 2016

CATATAN HARIAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNY TAHUN 2016 NAMA SEKOLAH : SMP N 2 PIYUNGAN NAMA MAHASISWA : OKTAFIANINGSIH ALAMAT SEKOLAH : JALAN WONOSARI KM.10, SITIMULYO, NIM : 13416241044 PIYUNGAN, BANTUL FAK./JUR./PRODI : FIS/P.IPS/P.IPS GURU PEMBIMBING :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Alamat : Jln K.H.Agussalim Polewali Telp. 0428-22031, email:sman3polewali@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 3 POLEWALI NOMOR

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH 2.1 Tema dan Program 2.1.1 Tema Kegiatan Adapun tema dari kegiatan KKN periode XIII tahun 2016 yang bertempat di, adalah Pemberdayaan Masyarakat Yang Edukasi, Partisipatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT. SD Unggulan Muhammadiyah Kretek. Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772

PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT. SD Unggulan Muhammadiyah Kretek. Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772 PROGRAM KEGIATAN SEKOLAHKU SEHAT SD Unggulan Muhammadiyah Kretek Mriyan Donotirto Kretek Bantul 55772 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan taufik dan

Lebih terperinci

Materi Wawancara Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning?

Materi Wawancara Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning? : 01/W/22-04/2015 Nama Informan : Bapak Diyanto Tanggal : 22 April 2015 Disusun Jam : Pukul 08.00-10.00 WIB Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning? 1. Visi Terwujudnya tamatan yang beriman, bertaqwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Praktik mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dimana mahasiswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci