LAMPIRAN 2 FORMULIR PENILAIAN DAN CONTOH-CONTOH TUGAS. Universitas Gadjah Mada 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN 2 FORMULIR PENILAIAN DAN CONTOH-CONTOH TUGAS. Universitas Gadjah Mada 1"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 2 FORMULIR PENILAIAN DAN CONTOH-CONTOH TUGAS Universitas Gadjah Mada 1

2 FORMULIR PENILAIAN PRESENTASI KASUS FARMASI KEDOKTERAN II REGU : Hari, Tanggal : Penilai :... No No. Nama Mahasiswa Penyusunan Pemilihan Kriteria Resep Pengendalian Daftar Nilai Mhs jenis obat obat Obat Obat Pustaka Jumlah Rerata Universitas Gadjah Mada 2

3 Penyusunan jenis Obat : Resep : 4 : menyebutkan jenis-jenis obat secara sempurna & menguraikan kemanjuran dan keamanannya 5 : lengkap, jelas, benar 3 : gradasi 2 : gradasi 1 : gradasi 4 : gradasi 3 : gradasi Pemilihan Obat : 2 : gradasi 4 : menyebutkan obat yang dipilih & alsan secara tepat 1 : gradasi 3 : gradasi 2 : gradasi 1 : gradasi Kriteria Obat 4 : menetapkan : (dosis referensi & dosis kasus secara tepat; jadwal aturan pakai; BSO : generic & paten) 3 : gradasi 2 : obat kurang tepat dan alasan tepat atau sebaliknya 1 : gradasi Universitas Gadjah Mada 3

4 FORMULIR PENILAIAN ANALISA RESEP FARMASI KEDOKTERAN II Hari, Tanggal : Penilai :... Regu : F1 No No. Narna Lengkap Formula Penalaran Rerata Mhs. & benar resep Dosis Jadwal Pemilihan Interaksi/pol Penyusuna TOT Dosis BSO ifarmasi n resep AL Universitas Gadjah Mada 4

5 PRESENTASI KASUS PENYUSUNAN RESEP YANG BENAR DAN RASIONAL Kode : A1 Skenario : Ela, 10 tahun BB 20 kg, diantar ibunya ke dokter karena sudah 6 hari batuk. Batuk mulamula tak berdahak tetapi sejak 2 hari yang lalu mengeluarkan dahak hijau kekuningan, dan demamnya mulai turun, tidak pilek, nafsu makan baik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38 C, ronkhi basah kasar di paru-paru, lain-lain dalam batas normal. Dokter mendiagnosa Bronkhitis akut dan memberi terapi antinikroba golongan penicillin, obat batuk dan antipiretik TUGAS 1. Susunlah jenis-jenis obat yang termasuk dalam kelompok di atas yang berguna untuk kasus ini menurut kriteria berikut : Nama obat Kemanj uran (efek, sifat obat : farmakokinetik & farmakodinamik) Keamanan (efek samping, kontra indikasi, interaksi) 2. Dari no 1, pilihlah obat yang tepat untuk kasus di atas dan alasannya 3. Uraikan obat yang dipilih tersebut dengan kriteria berikut ini : a. Dosis yang dapat diberikan (dosis referensi dan atau perhitungannya) b. Jadwal/aturan pakai (faktor, cara, waktu, lama pemberian) c. 1. Apa macam bentuk sediaan yang dapat dibuat dari obat tersebut? 2. Contoh sediaan dan komposisinya yang ada - generik berlogo dan paten 3. Pilih BSO untuk pasien tersebut dan alasannya d. Formula resep yang tepat dan alasannya (secara ringkas, tetapi lengkap) 4. Dari uraian tersebut pada nomor 3, susunlah resep yang benar dan rasional Universitas Gadjah Mada 5

6 5. Pengendalian obat (saran, informasi yang berkaitan dengan terapi) 6. Daftar pustaka Universitas Gadjah Mada 6

7 PRESENTASI KASUS PENYUSUNAN RESEP YANG BENAR DAN RASIONAL Kode : G2 Skenario : Bp.Fuad datang ke UGD RS karena lengan bawah dan tungkai kiri melepuh akibat tersiram air panas. Pada pemeriksaan tampak kesakitan, status lokalis lengan bawah kiri dan 1/3 tungkai tampak bula-bula sebagian sudah pecah, agak eritem, panjang bula 2-5 cm dan lebarnya 0,5-1 cm. Dokter mendiagnosa Combustio derajat II dan memberi terapi antimikroba golongan sulfa dan analgetik. TUGAS 1. Susunlah jenis jenis obat yang termasuk dalam kelompok di atas yang berguna untuk kasus ini menurut kriteria berikut : Nama obat Kemanjuran (efek, sifat obat : farmako- kinetik & farmakodinamik) Keamanan (efek samping, kontra indikasi, interaksi) 2. Dan no 1, pilihlah obat yang tepat untuk kasus di atas dan alasannya 3. Uraikan obat yang dipilih tersebut dengan kriteria berikut ini a. Dosis yang dapat diberikan (dosis referensi dan atau perhitungannya) b. Jadwallaturan pakai (faktor, cara, waktu, lama pemberian) c. 1. Apa macam bentuk sediaan yang dapat dibuat dari obat tersebut? 1. Contoh sediaan dan komposisinya yang ada - generik berlogo dan paten 2. Pilih BSO untuk pasien tersebut dan alasannya d. Formula resep yang tepat dan alasannya (secara ringkas, tetapi lengkap) 4. Dari uraian tersebut pada nomor 3, susunlah resep yang benar dan rasional Universitas Gadjah Mada 7

8 5. Pengendalian obat (saran, informasi yang berkaitan dengan terapi) 6. Daftar pustaka Universitas Gadjah Mada 8

9 TUGAS BSO PATEN PRAKTIKUM SEMESTER VI 1. Nama Obat : VOLTAREN 2. Bahan aktif obat : 3. Tujuan/fungsi obat : 4. Macam dan spesifikasi BSO 5. Jadwal dosis (cara, pemberian, dosis, frekuensi, lama, dan saat pemberian) : 6. Macam formula resep yang dapat disusun dengan obat tersebut dan beri contohnya. Catatan : Sampul depan ditulis : Nama kelompok, Nama Regu, Nama anggota dan nomer mahasiswa, dan lampirkan brosur obat tersebut. Brosur dapat asli ataupun fotokopi. TUGAS BSO PATEN PRAKTIKUM SEMESTER VI 1. Nama Obat : PRIMPERAN 2. Bahan aktif obat : 3. Tujuan/fungsi obat : 4. Macam dan spesifikasi BSO 5. Jadwal dosis (cara, pemberian, dosis, frekuensi, lama, dan saat pemberian) : 6. Macam formula resep yang dapat disusun dengan obat tersebut dan beri contohnya. Catatan : Sampul depan ditulis : Nama kelompok, Nama Regu, Nama anggota dan nomer mahasiswa, dan lampirkan brosur obat tersebut. Brosur dapat asli ataupun fotokopi. Universitas Gadjah Mada 9

10 FAKUI.TAS KEDOKTERAN UGM BAGIAN FARiMASI KEDOKTERAN Tulis resep formula MAGISTRALIS bentuk sediaan mixtura agitanda untuk Nn.Yani (20 tahun, 45 kg) dengan diagnosis Acne vulgaris A. Dengan menggunakan bahan baku sulfur presipitatum dan kamper B. Inventarisasi bahan tambahan yang diperlukan. C. Tentukan dosis terapi, kegunaan/khasiat. aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas. Mixt.agit.mag.1 Tulis resep formula MAGISTRALIS bentuk sediaan mixtura agitanda untuk Nn.Andi (20 tahun, 45 kg) dengan diagnosa Acne vulgaris A. Dengan menggunakan bahan baku sulfur presipitatum dan kamfer B. Inventarisasi bahan tambahan yang diperlukan. C. Tentukan dosis terapi, kegunaan /khasiat. aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas. Mixt.agit.mag.3 Tulis resep formula MAGISTRALIS bentuk sediaan mixtura agitanda untuk Susi (17 tahun, 40 kg) dengan diagnosa Acne vulgaris A. Dengan menggunakan bahan baku sulfur presipitatum dan kamfer B. Inventarisasi bahan tambahan yang diperlukan. C. Tentukan dosis terapi, kegunaan /khasiat. Aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas. Mixt.agit.mag.2 Tulis resep formula MAGISTRALIS sediaan mixtura agitanda untuk Sinta (15 tahun, 35 kg) dengan diagnosa Acne vulgaris A. Dengan menggunakan bahan baku sulfur presipitatum dan kamfer B. Inventarisasi bahan tambahan yang diperlukan. C. Tentukan dosis terapi, kegunaan /khasiat. aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas. Mixt.agit.mag.4 Universitas Gadjah Mada 10

11 Tulis resep formula OFFICINALIS bentuk sediaan lotio untuk Ny.Susi (35 tahun, 45 kg) dengan diagnosa Ptyriasis versicolor A. Dengan menggunakan sediaan standar Lotio Fungisida B. Inventarisasi komposisi, kemasan, kegunaan obat dan spesifikasi dari BSO tersebut. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang te- pat untuk pasien di atas! lot.off.7 Tulis resep formula OFFICINALIS bentuk sediaan lotio untuk Ny.Asti (41 tahun, 52 kg) dengan diagnosa Ptyriasis versicolor A. Dengan menggunakan sediaan standar Natriurn thiosulfat. B. Inventarisasi komposisi, kemasan, kegunaan obat dan spesifikasi dari BSO tersebut. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas! lot.off.9 Tulis resep formula OFFICINALIS BSO Lotion untuk Susi (17 tahun, 40 kg) dengan diagnosa Acne vulgaris. A. Dengan menggunakan sediaan standar Lotio Kummerfeldi. B. Inventarisasi komposisi, kemasan, kegunaan obat dan spesifikasi dari BSO tersebut. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang te- pat untuk pasien di atas! lot.off.8 Tulis resep formula OFFICINALIS bentuk sediaan lotio untuk Nn.Nani (20 tahun, 45 kg) dengan diagnosa Ptyriasis versicolor A. Dengan menggunakan sediaan standar Salisil spiritus B. Inventarisasi komposisi, kemasan, kegunaan obat dan spesifikasi dari BSO tersebut. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas! lot.off.10 Universitas Gadjah Mada 11

12 Tulis resep formula SPESIALISTIS BSO lotion untuk Sisi (10 tahun, 24 kg) dengan diagnosa Miliaria. A. Dengan menggunakan obat paten Caladryl B. Inventarisasi : - komposisi formula tersebut -kegunaan/khasiat obat dalam bahan dasar formula tsb. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang te- pat untuk pasien di atas! lotspes.13 Tulis resep formula SPESIALISTIS BSO lotion untuk Ny.Kandi, 30 tahun dengan diagnosa Acne vulgaris. A. Dengan menggunakan obat paten ALBIOTIN Acne lotion. B. Inventarisasi : - komposisi formula tersebut -kegunaan/khasiat obat dalam bahan dasar formula tsb. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas! lotspes.15 Tulis resep formula SPESIALISTIS BSO lotion untuk Ny.Lulu (20 tahun, 50 kg) dengan diagnosa Urtikaria. A. Dengan menggunakan obat paten Calarex. B. Inentarisasi : - komposisi formula tersebut -kegunaan/khasiat obat dalam bahan dasar formula tsb. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang te- pat untuk pasien di atas! Tulis resep formula SPESIALISTIS BSO lotion untuk Ny.Barti, dengan diagnosa Acne vulgaris. A. Dengan menggunakan obat paten Erymed. B. Inventarisasi : - komposisi formula tersebut -kegunaan/khasiat obat dalam bahan dasar formula tsb. C. Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di atas! lotspes.14 lotspes.16 Universitas Gadjah Mada 12

13 MATERI DISKUSI LATIHAN PENULISAN RESEP FK-UGM A1 : Agus (3 th., BB = 15 kg) dibawa ke tempat praktek dokter dengan keluhan gatal setelah makan telur/ikan laut di daerah lipatan ketiak, dada dan siku. Pemeriksaan fisik terdapat papulovesicula erythematosa dan pustula bereksudat, lichenifikasi dengan hiperpigmentasi. Kondisi penyakit tersebut radang kronis. Dokter mendiagnosa dermatitis atopik dengan infeksi sekunder, dan memberi terapi dengan chlopheniramin maleat, betametason dan gentamisin. Diketahui : No Nama Generik Dosis Obat Sediaan Generik Sediaan Paten 1 Chlorpheniramin maleat 0,35mg/kgBB/sehari dibagi 4 (oral) Tablet 4 mg Piriton : - Tab. 4 mg - Sirup 2mg/5m1, 100 ml 2 Betametason 0,1% (topikal) Dewasa : 0,5-5mg/sehari dalam, dosis terbagi (oral) -- Betnovate cream, ungt. 0,1% (10 g), Celestone inj. amp. 4 mg/1 ml 3 Gentamisin 0,1-0,3% (topikal) Garamicyn 0,1% Gentamisin sulfa cream, salep 5 g oint (5 g., 10 g) Tugas : 1. Tentukan tujuan pengobatan untuk penderita tersebut! 2. Hitung dosis untuk masing-masing obat bagi penderita di atas. 3. Carilah bentuk sediaan obat (BSO) yang dapat digunakan untuk kasus di atas. 4. Tentukan cara pemberian termasuk frekuensi, lama dan saat pemberiannya secara tepat. 5. Susun resep formula magistrtalis, officinalis dan'spesialistis yang sekirannya dapat diberikan untuk penderita. Tulis dalam format blanko resep dengan menggunakan sediaan obat-obat di atas. Universitas Gadjah Mada 13

14 6. Jelaskan informasi yang perlu anda berikan kepada pasien berkaitan dengan tujuan terapi yang anda harapkan, serta keamanan/kenyamanan penggunaan obat dalam resep dapat tercapai! Universitas Gadjah Mada 14

15 MATERI DISKUSI LATIHAN PENULISAN RESEP FK-UGM B2 : Warsito (4 th., 15 kg) dibawa ke tempat praktek dokter dengan keluhan diare lendir darah lebih dari 4 kali sehari sejak 2 hari yang lalu. Perut nyeri dan badan demam. Pemeriksaan fisik ditemukan suhu badan 39,5 C. Perut nyeri tekan difus, dan suara usus meningkat. Pada kultur feses ditemukan basil Shigella. Dokter mendiagnosa disentri basiler tanpa dehidrasi dan memberi terapi oralit, amoxycillin dan parasetmol. Diketahui : No. Nama generik Dosis obat Sediaan generik Sediaan paten 1. Garam oralit ad libitum (tergantung Oralit, serbuk untuk Bioralit serbuk untuk 200 tingkat dehidrasi) 200 ml air ml air 2. Amoxycillin 25 mg/kgbb/hari tiap - Sirup kering (60 ml) Kalmoxillin 125 mg/tablet, 6-8 jam 125 mg/5 ml 250 mg, 500 mg/kapsul, - Kapsul : 250 mg, 500 mg sirup kering (60 ml) 125 mg/ 5 ml 3. Parasetamol 10 mg/kg BB/kali diberi- - Tablet : 500 mg Biogesic tab. 500 mg kan tiap 4-6 jam - Sirup : (60 ml) Biogesic sirup 150 mg/ 120 mg/5 ml 5ml (60 ml) - Tersedia juga dalam bahan baku Tugas : 1. Tentukan tujuan pengobatan untuk penderita tersebut! 2. Hitung dosis untuk masing-masing obat bagi penderita di atas. 3. Carilah bentuk sediaan obat (BSO) yang dapat digunakan untuk kasus di atas. 4. Tentukan cara pemberian termasuk frekuensi, lama dan saat pemberiannya secara tepat. 5. Susun resep formula magistrtalis, officinalis dan spesialistis yang sekirannya dapat diberikan untuk penderita. Tulis dalam format blanko resep dengan menggunakan sediaan obat-obat di atas. 6. Jelaskan informasi yang perlu anda berikan kepada pasien berkaitan dengan tujuan terapi yang anda harapkan, serta keamanan/kenyamanan penggunaan obat dalam resep dapat tercapai! Universitas Gadjah Mada 15

Preskripsi dokter perlu disusun secara benar dan rasional. Benar artinya ditulis secara jelas dapat dibaca,lengkap dan memenuhi peraturan perundangan

Preskripsi dokter perlu disusun secara benar dan rasional. Benar artinya ditulis secara jelas dapat dibaca,lengkap dan memenuhi peraturan perundangan Preskripsi dokter perlu disusun secara benar dan rasional. Benar artinya ditulis secara jelas dapat dibaca,lengkap dan memenuhi peraturan perundangan serta kaidah yg berlaku Rasional yaitu berpedoman pada

Lebih terperinci

PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER Oleh : Wiwik Kusumawati

PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER Oleh : Wiwik Kusumawati Pendahuluan PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER Oleh : Wiwik Kusumawati Penulisan resep dokter dilaksanakan setelah dokter melakukan suatu rangkaian tindakan yaitu pemeriksaan, menentukan diagnosa klinis diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak akan menjadi penerus bangsa, dengan punya anak yang sehat dan cerdas maka akan kuatlah bangsa tersebut. Selain itu kesehatan anak merupakan masalah besar yang

Lebih terperinci

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed

PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed PRE TEST 1. Sebutkan macam-macam bentuk sediaan obat! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan formula magistralis, formula officinalis, dan formula

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter Kabupaten

Lebih terperinci

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN HANDOUT TOPIK/POKOK BAHASAN MATA KULIAH ILMU FARMASI KEDOKTERAN. Universitas Gadjah Mada 1

LAMPIRAN HANDOUT TOPIK/POKOK BAHASAN MATA KULIAH ILMU FARMASI KEDOKTERAN. Universitas Gadjah Mada 1 LAMPIRAN HANDOUT TOPIK/POKOK BAHASAN MATA KULIAH ILMU FARMASI KEDOKTERAN Universitas Gadjah Mada 1 Lampiran 1 Topik/Pokok Bahasan : Pengantar Ilmu Farmasi Kedokteran & resep dokter Pengampu : Dra. Sri

Lebih terperinci

GE+ Disentri R/ Metronidazole 6 hari. R/ Metronidazole. R/ Metronidazole. 200 mg Q8H i.v. R/ Cotrimoxazole 2x 1 cth

GE+ Disentri R/ Metronidazole 6 hari. R/ Metronidazole. R/ Metronidazole. 200 mg Q8H i.v. R/ Cotrimoxazole 2x 1 cth Lampiran 1. Data Penggunaan Antibakteri Pada Pasien Anak Diare No Jenis Kelamin Usia BB (Kg) Diagnosa Resep Lama penggunaan Permasalahan 1 Pr 1 thn 5.8 GE+ Gizi Buruk 200 mg Q24H i.v 6 hari 2 Lk 13 bln

Lebih terperinci

R 150 Bulan 12 VII H 100

R 150 Bulan 12 VII H 100 LAMPIRAN 1 No. Nama No. RM Jenis Kelamin Usia BB Datang (thn) (kg) Berobat DATA PENGOBATAN PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE

Lebih terperinci

mengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat.

mengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat. A. PENDAHULUAN Tujuan praktikum ini lah mengenal dan memahami yang mungkin terjadi antara obat-obat p resep polifarmasi. Praktikum ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa setiap dokter pasti akan melakukan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. radang usus besar yang disebabkan oleh kuman dari genus Shigella. (1)

BAB I PENDAHULUAN. radang usus besar yang disebabkan oleh kuman dari genus Shigella. (1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Shigellosis atau yang sering disebut dengan disentri basiler adalah suatu infeksi akut radang usus besar yang disebabkan oleh kuman dari genus Shigella. (1) 1.2.Etiologi

Lebih terperinci

Preskripsi dokter sangat penting bagi seorang dokter dalam proses peresepan

Preskripsi dokter sangat penting bagi seorang dokter dalam proses peresepan PEDOMAN PELAYANAN PENULISAN RESEP Preskripsi dokter sangat penting bagi seorang dokter dalam proses peresepan obat bagi pasiennya. Dokter dalam mewujudkan terapi yang rasional, memerlukan langkah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada saluran pernapasan merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan pada lokasi infeksinya terbagi menjadi dua yaitu,

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.

Tinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S. Tinjauan Pustaka Tuberculosis Paru Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S. TB Paru Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Penyakit

Lebih terperinci

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI. UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI Helni Bagian Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi, Jl. Letjen Soeprapto Telanaipura Jambi

Lebih terperinci

Dept.Farmakologi dan Terapeutik, Universitas Sumatera Utara

Dept.Farmakologi dan Terapeutik, Universitas Sumatera Utara Dept.Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENGANTAR OBAT D.S. Hidayat PERIHAL OBAT 1. Obat 2. Bahan Obat 3. Penamaan Obat 4. Bentuk Sediaan Obat 5. Cara Pemberian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan diagnosa penyakit diare di bangsal rawat inap RSUD Dr. Moewardi tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan diagnosa penyakit diare di bangsal rawat inap RSUD Dr. Moewardi tahun 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakter Subyek Penelitian 1. Distribusi pasien yang terdiagnosa diare anak Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik pasien anak dengan diagnosa

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN INFORMASI DAN KISI-KISI LOMBA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 INFORMASI DAN KISI-KISI Bidang Lomba FARMASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No. 6 Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara internasional obat dibagi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik untuk Pengobatan ISPA pada Balita Rawat Inap di RSUD Kab Bangka Tengah Periode 2015

Lebih terperinci

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Kasus 1 IbuMariam, berumur37 tahun, datangkers H Adam Malik dengan keluhan batuk-batuk.

Lebih terperinci

MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN. Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011

MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN. Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 1 POLIFARMASI 2 Polifarmasi dalam peresepan (1) Polifarmasi ialah penggunaan jenis

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

PROFIL PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS RAMBANGARU TAHUN 2015

PROFIL PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS RAMBANGARU TAHUN 2015 PROFIL PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS RAMBANGARU TAHUN 2015 Yorida Febry Maakh 1, Ivonne Laning 2, Rambu Tattu 3 1 Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang Email

Lebih terperinci

BENTUK SEDIAAN OBAT DRA SRI SUHARMI, MS. APT BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN FK-UGM

BENTUK SEDIAAN OBAT DRA SRI SUHARMI, MS. APT BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN FK-UGM BENTUK SEDIAAN OBAT DRA SRI SUHARMI, MS. APT BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN FK-UGM INTI PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN Mewujudkan terapi dengan obat yang rasional dalam preskripsi (peresepan) yang lege

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :

Lebih terperinci

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK TOPIK : PENULISAN RESEP I

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK TOPIK : PENULISAN RESEP I .. UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl.Perintis Kemerdekaan. Padang 25127. Indonesia Telp.: +62 751 31746. Fax.: +62 751 32838 e-mail : fk2unand@pdg.vision.net.id BLOK 2.1 EL PENUNTUN KETERAMPILAN

Lebih terperinci

Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara Rasional untuk Swamedikasi Salesma

Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara Rasional untuk Swamedikasi Salesma JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 2007, hlm. 67-75 ISSN 1693-1831 Vol. 5, No. 2 Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara untuk Swamedikasi Salesma REHANA*, SRI SUTJI SUSILAWATI, ISKANDAR SOBRI

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1. LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN KELOMPOK (INFORMATION FOR CONSENT) Selamat pagi/siang Bapak/ Ibu/ Saudara/i. Nama saya dr. Dian Prastuty. PPDS Departemen Pulmonologi dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat saat ini sudah tidak pasif lagi dalam menanggapi situasi sakit maupun gangguan ringan kesehatannya. Mereka sudah tidak lagi segan minum obat pilihan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta Yogyakarta melalui

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 30 Mei-29 Juni tahun 2013. Dengan menggunakan tehnik accidental sampling,

Lebih terperinci

PTIRIASIS VERSIKOLOR

PTIRIASIS VERSIKOLOR Case Report Session PTIRIASIS VERSIKOLOR Oleh: Fitria Ramanda 0910312137 Miftahul Jannah Afdhal 1010312064 Preseptor: dr. Sri Lestari, Sp. KK (K), FAADV, FINSDV BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pilihan Pengobatan Masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu faktor perilaku seperti pergi ke apotek membeli obat dan non perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yaitu masyarakat, bangsa dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Swamedikasi (Pengobatan Sendiri). Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa resep oleh seseorang atas inisiatifnya sendiri (FIP, 1999). Dasar hukum

Lebih terperinci

PHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS

PHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS PHARMACEUTICAL CARE DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS PELAYANAN KEFARMASIAN (Kep.Men.Kes.1027/MenKes/SK/IX/2004) PASIEN PRODUK Pengelolaan obat Kualitas hidup pasien APOTEKER dituntut utk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif, III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat retrospektif, dengan melakukan observasi terhadap data sekunder berupa rekam medik diambil dari Puskesmas

Lebih terperinci

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING Oleh : Sri Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. IKLAN OBAT Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk melindungi masyarakat akibat dari promosi iklan yang bisa mempengaruhi tindakan pengobatan khususnya

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

KISI-KISI Bidang Lomba

KISI-KISI Bidang Lomba LOMBA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT NASIONAL KE XXV TAHUN 2017 KISI-KISI Bidang Lomba FARMASI (PEMBUATAN OBAT BERDASARKAN RESEP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

: Mahasiswa sudah mengikuti Farmasi Kedokteran I

: Mahasiswa sudah mengikuti Farmasi Kedokteran I Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Prasyarat Status Mata Kuliah : Ilmu Farmasi Kedokteran II : KUC 351/1 SKS : Mahasiswa sudah mengikuti Farmasi Kedokteran I : Wajib Deskripsi Mata Kuliah Pembelajaran

Lebih terperinci

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN 5390033 POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN DIII FARMASI TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai masa keemasan (golden period), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

BUKU ACUAN FARMAKOPE EDISI III FARMAKOPE EDISI IV ILMU MERACIK OBAT FARMASETIKA SAINS JURNAL DLL

BUKU ACUAN FARMAKOPE EDISI III FARMAKOPE EDISI IV ILMU MERACIK OBAT FARMASETIKA SAINS JURNAL DLL BUKU ACUAN FARMAKOPE EDISI III FARMAKOPE EDISI IV ILMU MERACIK OBAT FARMASETIKA SAINS JURNAL DLL SEJARAH KEFARMASIAN Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Sedangkan ibuprofen berkhasiat

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Sedangkan ibuprofen berkhasiat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani, kimiawi alam maupun sintetis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif (pencegahan), diagnosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

EVALUASI TERAPI DIARE PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS NGUTER KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI TERAPI DIARE PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS NGUTER KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI 1 EVALUASI TERAPI DIARE PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS NGUTER KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: NOVITA DWI PURNAMASARI K.100090058 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penemuan obat baru telah banyak ditemukan seiring dengan perkembangan dunia kesehatan dan informasi yang berkaitan dengan perkembangan obat tersebut juga semakin

Lebih terperinci

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum INFEKSI NIFAS PRINSIP DASAR Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum PREDISPOSISI - Malnutrisi - Anemia - Higiene jelek - Persalinan macet / bermasalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk adalah refleks pertahanan tubuh ketika saluran nafas sedang dimasuki oleh benda asing yang mengiritasi atau bersentuhan dengan dinding saluran nafas. Refleks tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Definisi Swamedikasi Pelayanan sendiri didefinisikan sebagai suatu sumber kesehatan masyarakat yang utama di dalam sistem pelayanan kesehatan. Termasuk di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II

JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II NAMA NIM Mira Ria Andriani J1E111036 TANGGAL PRETEST TANGGAL PRAKTIKUM KELOMPOK VI NILAI LAPORAN AWAL PERCOBAAN KE I NILAI REVISI NO RESEP ASISTEN 1 ACC ASISTEN Fadlillaturrahmah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dari latar belakang masalah di atas, maka pada bab ini akan dibahas lebih lanjut tentang ketaatan pasien dan obat serta resep dokter yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TIM KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR.SULIANTI SAROSO TAHUN 2015 PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA TIM KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR.SULIANTI SAROSO TAHUN 2015 PENDAHULUAN PROGRAM KERJA TIM KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR.SULIANTI SAROSO TAHUN PENDAHULUAN Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain seringkali tergantung

Lebih terperinci

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Laporan Kasus Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Martin Leman, Zubaedah Thabrany, Yulino Amrie RS Paru Dr. M. Goenawan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan penelusuran data, diperoleh 4 pasien. Namun karena terdapat pasien

Lebih terperinci

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa Samakah minum obat 3x1 dengan 1x3? Kadang masih ada pertanyaan dari masyarakat baik remaja maupun orang

Lebih terperinci

PERANAN PRAKTEK DOKTER SWASTA DALAM PEMBERANTASAN TB PARU Oleh: Dr. Taufik SpP(K) Bagian Pulmonologi FK Unand/SMF Paru RS Dr M Djamil Padang

PERANAN PRAKTEK DOKTER SWASTA DALAM PEMBERANTASAN TB PARU Oleh: Dr. Taufik SpP(K) Bagian Pulmonologi FK Unand/SMF Paru RS Dr M Djamil Padang PERANAN PRAKTEK DOKTER SWASTA DALAM PEMBERANTASAN TB PARU Oleh: Dr. Taufik SpP(K) Bagian Pulmonologi FK Unand/SMF Paru RS Dr M Djamil Padang PENDAHULUAN Sebelum tahun 2002 Program pemberantasan TB paru

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN LAMPIRAN- LAMPIRAN Perkiraan Biaya Istalasi dan Operasional Sistem Informasi akuntansi Berbasis Komputer Apotek Fatma Medika A. Investasi 1 Set Komputer Pentium IV Rp. 2.500.000,- 1 Set Printer Epson LX

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

Contoh-contoh resep sirup tablet dan puyer. dr. Anugerah Sehat. SIP No: 14/ KANDEP / IJIN / XII / Jl. Maluku I / 100 Semarang.

Contoh-contoh resep sirup tablet dan puyer. dr. Anugerah Sehat. SIP No: 14/ KANDEP / IJIN / XII / Jl. Maluku I / 100 Semarang. Contoh-contoh resep sirup tablet dan puyer dr. Anugerah Sehat SIP No: 14/ KANDEP / IJIN / XII / 1988 Jl. Maluku I / 100 Semarang Semarang, R/ OBB syrup fl I Telp: 024-6712345 Adde pro cth Cod HCl 5 mg

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm PROFIL KESEHATAN BERAT BADAN Beberapa simptom berkait dengan carian yang menumpuk di dalam tubuh. Ini terjadi karena jantung kesulitan memompa, jadi carian menumpuk pada kaki, paru paru dan daerah perut.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT BUKU PANDUAN LEBIH DEKAT DENGAN OBAT LAILATURRAHMI 0811012047 FAKULTAS FARMASI KKN-PPM UNAND 2011 Bab DAFTAR ISI Halaman I. Pengertian obat 2 II. Penggolongan obat 2 1. Obat bebas 2 2. Obat bebas terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian obat banyak sekali yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Pengertian obat itu sendiri merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu

Lebih terperinci

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman : Revisi Halaman Kepala 1. Pengertian Malaria adalah suatu infeksi penyakit akut maupun kronik yang disebakan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk berdasarkan usia di pulau Jawa paling banyak adalah

Lebih terperinci

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya

Lebih terperinci

PENYAKIT MENULAR. Website:

PENYAKIT MENULAR. Website: PENYAKIT MENULAR Penyakit Menular Penyakit menular memberikan Informasi insiden, period prevalence dan prevalensi penyakit secara klinis dengan/tanpa informasi laboratorium yang digali melalui kuisioner.

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Apotek 2.1.1 Pengertian Apotek Apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti penyimpanan. Dalam bahasa Belanda, apotek disebut apotheek, yang berarti

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. 33 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Lingkup ilmu : Ilmu penyakit kulit dan kelamin Lingkup lokasi : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang Lingkup

Lebih terperinci

BLOK 4.1 PENUNTUN SKILLS LAB

BLOK 4.1 PENUNTUN SKILLS LAB .. UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl.Perintis Kemerdekaan. Padang 25127. Indonesia Telp.: +62 751 31746. Fax.: +62 751 32838 e-mail : fk2unand@pdg.vision.net.id BLOK 4.1 EL PENUNTUN SKILLS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data

Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data 01. NO Rekam Medik : 02. 01. Nama Pasien 03. Kelamin: laki-laki perempuan 04. Umur. thn 05. Berat Badan Kg 06. Tinggi Badan cm 07. Tanggal Masuk Rumah sakit 08. Tanggal

Lebih terperinci

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL 2015 Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ Modul tutorial Modul 1 (bengkak pada wajah dan perut) Modul 2 ( produksi kencing menurun) Modul 3 (

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

Dasar Determinasi Kasus TB

Dasar Determinasi Kasus TB Dasar Determinasi Kasus TB EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU Klasifikasi penyakit dan tipe pasien Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB memerlukan defenisi kasus yang meliputi 4 hal,

Lebih terperinci

STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK Volume 16, Nomor 1, Hal. 39-44 Januari Juni 2014 ISSN:0852-8349 STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI Helni Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu merupakan peran penting dalam menjaga kesehatan anak. Tidak bisa dipungkiri anak anak mudah sakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi dan anak biasanya rentan terhadap penyakit infeksi salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri 1. Definisi dan Peran Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan. BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada subyek berumur 1-5 tahun. Pemilihan subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk pencegahan utama keracunan botulismus pada

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA INFO OBAT Paracetamol 500 mg Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik / analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru, dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding

Lebih terperinci