Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data 01. NO Rekam Medik : Nama Pasien 03. Kelamin: laki-laki perempuan 04. Umur. thn 05. Berat Badan Kg 06. Tinggi Badan cm 07. Tanggal Masuk Rumah sakit 08. Tanggal Keluar Rumah Sakit 09. Lama Perawatan 10. Diagnosa S/Diagnosa Kerja 11. Alasan Masuk Rumah Sakit 1. Observasi 4. Terapi initial 2. Skreening 5. Terapi komplementeri 3. Diagnostik 6. Terapi Sekunder Alasan Keluar Rumah Sakit 1. Tujuan S telah selesai 2. Dipindahkan RS lain 3. Pulang paksa 4. Pulang berobat jalan 5. Meninggal DIAGNOSA AKHIR Utama : Komplikasi : Sekunder : 14. Uji laboratorium Parameter Satuan Tgl/Hasil pemeriksaan Nilai rmal 1 Ureum mg/dl Creatinine mg/dl 0,7 1,4 3 Uric Acid mg/dl Lk=3,0-7.0 Pr= Na meq/l K meq/l Cl meq/l

2 Lampiram 1. Lanjutan

3 Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Pengisian Lembar Pengumpul Data. 01. NO Rekam Medik. Isi denga nomor Rekam Medik Kesehatan(RMK) pasien yang diperoleh pada waktu masuk rumah sakit 02. Nama Pasien Isi dengan nama pasien sendiri. Nama ini sesuai dengan nama yang terdapat dalam lembaran RMK pasien. 03. Kelamin Conteng didalam kotak dengan benar 04. Umur Isi dengan umur pasien dalam tahun dengan tentuan: ½ tahun dibulatkan bawah >1/2 tahun dibulatkan atas. 05. Berat Badan Diisi dengan berat badan dalam kilogram. 06. Tinggi Badan Diisi dengan tinngi badan dalam centimeter. 07. Tanggal Masuk Rumah sakit Isi dengan tanggal masuk rumah sakit, dihitung pada saat pasien mendaftarkan diri di kamar terima. 08. Tanggal Keluar Rumah Sakit Isi dengan tanggal luar rumah sakit, dihitung pada saat pasien meninggalkan ruangan tempat dirawat. 09. Lama Perawatan Dihutung dalam jumlah hari, dihitung saat/hari luar rumah sakit dikurangi saat/masuk rumah sakit ditambah satu. 10. Diagnosa Masuk Rumah Sakit(S)/Diagnosa Kerja Diisi dengan mencatan semua luhan pasien saat masuk rumah sakit 11. Alasan Masuk Rumah Sakit Dengan melingkari angka didepan pilihan yang benar, jika tidak ada pilihan tulis alasan masuk rumah sakit. 12. Alasan Keluar Rumah Sakit Lingkari angka di depan pilihan yang benar:

4 1. Tujuan S telah selesai: bila menurut dokter yang merawat pasien dinyatakan telah seslesai menjalani perawatannya di rumah sakit. 2. Dipindahkan rumah sakit lain: bila menurut dokter yang merawat pasien perlu dipindahkan rumah sakit lain untuk melanjutkan perawatan. 3. Pulang paksa: bila pasien meminta luar dari rumah sakit walaupun oleh dokter yang merawat dinyatakan belum selesai menjalani perawatan. 4. Meninggal: bila pasien dihentikan perawatannya karena meninggal. 13. DIAGNOSA AKHIR Dapat diisi dengan diagnosa utama, diagnosa sebab celakaan, rasan, racunan, diagnosa komplikasi diagnosa sekunder dan diagnosa patologi/morfologi. 14. Uji laboratorium Isi dengan adaan fungsi ginjal (seperti ureum, kreatinin dan asam urat) atau dengan elektrolit serum ( K, Na dan Cl) 15. Jenis obat Isi dengan nama dagang atau nama generik obat yang bersangkutan. 16. Bentuk Sediaan Isi dengan betuk obat, yang langsung atau tidak langsung digunakan dalam pengobatan, misalnya: infus, injeksi, kapsul, larutan, sirup, suspensi, tablet, tetes., dll. 17. Kekuatan sediaan Isi dengan kadar zat berkhasiat dalm sediaan obat jadi, Misalnya: 1. Infuse 5mg/ml, atau infuse 10%. 2. injeksi 100mg/ml, atau injeksi 40%. 3. kapsul 500mg. 4. sirup 250mg/5ml. 5. supositoria 500mg/biji, dll. 18. Dosis Isi dengan dosis yang diberikan selama sehari. Harus diisi dengan tepat sehingga menunjukkan data yang pasti berapa mg zat berkhasiat yang diberikan pada pasien pada hari itu (dari jam ). 19. Rute Isi dengan bagaimana cara obat tersebut diberikan dalam tubuh pasien, misalnya: intra arteri, intra kutan, intra maskular, intra vena, per oral, sub lingual, topical, dll.

5 Lampiran 3 Contoh Perhitungan Penyesuaian Dosis Antihipertensi pada Pasien GGK. Penderita dengan no rekam medik Jenis lamin Umur Kreatinin serum : Laki-laki : 44 tahun : 15,3 ml/dl Mendapat terapi antihipertensi Captopril dosis 2x6,25 mg dan ditingkatkan menjadi 2x25 mg. Dosis lazim captopril mg 2-3 kali/hari. Penentuan laju filtrasi glomerulus GFR (LFG) = 186 x serum kreatinin -1,154-0,203 x umur -1,154 0,203 = 186 x 15,3 x 44 = 3,70 ml/menit Penetuan regimen dosis. Dosis captopril untuk penderita dengan LFG < 10 ml/menit adalah 50% dari dosis lazim. Dosis = 50% x mg, 2-3 kali/hari. = 12,5-75 mg, 2-3 kali/hari. Jadi regimen dosis captopril untuk penderita tersebut menjadi 12,5 75 mg, 2-3 kali/hari.

6 Penderita dengan no rekam medik Jenis lamin Umur Kreatinin serum : Perempuan : 37 tahun : 16,4 ml/dl Mendapat terapi antihipertensi Captopril dosis 3x6,25 mg. Dosis lazim captopril mg 2-3 kali/hari. Penentuan laju filtrasi glomerulus GFR (LFG) = 186 x serum kreatinin -1,154-0,203 x umur -1,154-0,203 = 186 x 15,3 x 37 x 0,742 = 2,63 ml/menit Penetuan regimen dosis. Dosis captopril untuk penderita dengan LFG < 10 ml/menit adalah 50% dari dosis lazim. Dosis = 50% x mg, 2-3 kali/hari = 12,5-75 mg, 2-3 kali/hari Jadi regimen dosis captopril untuk penderita tersebut menjadi 12,5 75 mg, 2-3 kali/hari

7 Penderita dengan no rekam medik Jenis lamin : Laki-laki. Umur Kreatinin serum : 51 tahun. : 9,15 ml/dl. Mendapat terapi antihipertensi bisoprolol dosis 1x1,25 mg. Dosis lazim bisoprolol 2,5-10 mg 1 kali/hari. Penentuan laju filtrasi glomerulus. GFR (LFG) = 186 x serum kreatinin -1,154-0,203 x umur -1,154 0,203 = 186 x 9,15 x 51 = 6,5 ml/menit Penetuan regimen dosis. Dosis bisoprolol untuk penderita dengan LFG < 10 ml/menit adalah 50% dari dosis lazim. Dosis = 50% x 2,5-10 mg, 1 kali sehari. = 1,25-5 mg, 1 kali sehari. Jadi regimen dosis bisoprolol untuk penderita tersebut menjadi 1,25-5 mg, 1 kali sehari.

8 Lampiran 4. Perubahan Tekanan Darah Pasien GGK Selama Terapi di Rumah Sakit TTN. - BAK sedikit /80 Furosemid Tab 1x40mg PO SPI - Perut membesar. - Muntah darah. - Nyeri perut kanan atas /100 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 170/90 Captopril Tab 2x25 mg PO SMO - Batuk 2 150/70 Furosemid Inj 1 amp/24 jam IV 3 150/80 Furosemid Inj 1 amp/24 jam IV - Demam SMN - Muka pucat - Mual muntah 2 120/60 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 3 150/80 Captopril Tab 2x25 mg PO - Nyeri ulu hati IGG - Batuk - Mual 1 120/ / / / / SH - BAK berpasir dan perna luar batu - Dada terasa berat 2 130/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 120/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 120/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 5 120/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 6 140/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 8 150/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 9 110/80 Captopril Tab 2x25 mg PO /120 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /70 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /100 Captopril Tab 2x25 mg PO /80 Captopril Tab 2x25 mg PO

9 MAP - Lemas pada tangan - Sesak di dada - Nyeri ulu hati 1 180/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 2 140/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 170/80 Captopril Tab 2x25 mg PO - Mual muntah /140 Captopril Tab 2x25 mg PO RMH - Mual muntah - Nyeri ulu hati - DM 2 180/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 150/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 180/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 5 180/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 6 170/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 8 160/90 Captopril Tab 2x25 mg PO SGO - Perut membesar 1 170/80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV 2 160/120 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV 3 120/80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV SRI - Muka sembab - Kaki bengkak 1 160/100 Captopril Tab 2x12,5 mg PO HCT Tab 1x1 tab PO 2 150/100 Captopril Tab 2x12,5 mg PO HCT Tab 1x1 tab PO 3 140/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO HCT Tab 1x1 tab PO 4 140/100 Captopril Tab 3x25 mg PO 5 130/90 Captopril Tab 3x25 mg PO 6 150/90 Captopril Tab 3x25 mg PO 8 140/90 Captopril Tab 3x25 mg PO SMG - Nyeri dada /70 Bisoprolol 5mg Tab 1x1/4 tab PO 4 140/70 Bisoprolol 5mg Tab 1x1/4 tab PO

10 SSG - Mual - Muntah 2 125/75 Furosemid Tab 2x40 mg PO 3 140/80 Furosemid Tab 2x40 mg PO 4 140/70 Furosemid Tab 2x40 mg PO 6 140/90 Furosemid Tab 2x40 mg PO 7 140/90 Furosemid Tab 2x40 mg PO 8 160/95 Furosemid Tab 2x40 mg PO 9 80/60 Furosemid Tab 2x40 mg PO SKU - Lemas - Nyeri perut kanan 2 160/70 Captopril Tab 3x25 mg PO 3 220/110 Diltiazem Tab 2x60 mg PO MHA - Penglihatan menurun sampai tidak melihat, - Sembab dimuka - Kaki bengkak /70 Captopril Tab 3x25 mg PO Lasix Inj 60 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3x5 mg PO Aldacton Tab 2x25 mg PO 2 120/80 Captopril Tab 3x25 mg PO Lasix Inj 60 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3x5 mg PO Aldacton Tab 2x25 mg PO 3 130/70 Captopril Tab 3x25 mg PO Lasix Inj 60 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3x5 mg PO Aldacton Tab 2x25 mg PO Losartam Tab 1x25 mg PO 4 170/110 Captopril Tab 3x25 mg PO Lasix Inj 60 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3x5 mg PO Aldacton Tab 2x25 mg PO Losartam Tab 1x25 mg PO 5 120/70 Captopril Tab 3x25 mg PO Lasix Inj 60 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3x5 mg PO Aldacton Tab 2x25 mg PO Losartam Tab 1x25 mg PO 6 200/120 Captopril Tab 3x25 mg PO Lasix Inj 60 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3x5 mg PO Aldacton Tab 2x25 mg PO Losartam Tab 1x25 mg PO

11 KGA - Penurunan sadaran - Mual - Muntah - Cekukan - Nyeri saat BAK 2 160/80 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 3 140/80 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 5 120/60 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 6 130/90 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 7 120/ / / / / / / / ST - Perut membesar 1 170/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO - Mual - Kaki bengkak

12 IAI - Bengkak seluruh badan - Batuk berdahak - Sesak - Demam /80 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 2 120/70 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 5 110/80 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 6 110/90 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 7 120/90 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 8 120/80 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 9 120/100 Captopril Tab 2x6,25 mg PO /60 Captopril Tab 2x6,25 mg PO 12 80/60 Captopril Tab 2x6,25 mg PO I - Sakit saat BAK - Stro 2 190/110 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 150/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 180/110 Captopril Tab 2x25 mg PO 5 200/110 Captopril Tab 2x25 mg PO 6 180/120 Captopril Tab 2x25 mg PO 8 100/60 Captopril Tab 2x25 mg PO 9 180/100 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO

13 AAA - Mual muntah - Nyeri pinggang - BAK luar batu 1 140/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 3 140/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 4 160/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 5 120/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 6 140/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 7 140/80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 9 120/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO AIN - Batuk berdahak - BAK luar batu 1 90/80 Furosemid Inj 2 amp/6 Jam IV 3 160/110 Furosemid Inj 2 amp/6 Jam IV 4 150/100 Furosemid Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 5 140/80 Furosemide Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 6 150/100 Furosemide Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 7 130/80 Furosemide Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO SRH - Batuk - Demam - Penurunan sadaran setelah melahirkan 1 150/100 Adalat Oros Tab 1x30 mg PO 2 150/80 Adalat Oros Tab 1x30 mg PO 5 199/134 Lasix Inj 1cc/jam IV 6 180/124 Adalat Oros Tab 1x30 mg PO Lasix Inj 1cc/jam IV 7 160/100 Adalat Oros Tab 1x30 mg PO Lasix Inj 1 amp/24 J IV 8 150/100 Lasix Inj 1 amp/24 Jam IV Amlodpin Tab 1x10 mg PO 9 152/90 Lasix Inj 1 amp/24 Jam IV Amlodpin Tab 1x10 mg PO Furosemid Inj 1 cc/ Jam IV /86 Furosemid Inj 1 cc/ Jam IV /100 Lasix Inj 1 amp/24 Jam IV Amlodpin Tab 1x10 mg PO Furosemid Inj 1 cc/ Jam IV /91 Lasix Inj 1amp/24 Jam IV Amlodpin Tab 1x10 mg PO Furosemid Inj 1 cc/ Jam IV /90 Amlodpin Tab 1x10 mg PO Furosemid Inj 1 cc/ Jam IV /90 Lasix Inj 1 amp/24 Jam IV Amlodpin Tab 1x10 mg PO /80 Amlodpin Tab 1x10 mg PO /80 Amlodpin Tab 1x10 mg PO

14 KRI WGI - Batuk berdahak - Keluar darah bergumpal dari maluan. - Keputihan - Penurunan nafsu makan. - Penurunan BB 1 220/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 2 180/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 140/90 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV Captopril Tab 3x50 mg PO 5 180/100 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV Captopril Tab 3x50 mg PO 6 180/100 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV Captopril Tab 3x50 mg PO 7 180/100 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV Captopril Tab 3x50 mg PO 8 190/100 Captopril Tab 3x50 mg PO 4 200/100 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 5 170/100 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 6 130/80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 7 130/80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 8 130/80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 9 170/80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /100 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /100 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 16 90/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /70 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /100 Captopril Tab 2x25 mg PO /100 Captopril Tab 2x25 mg PO /100 Captopril Tab 2x25 mg PO

15 SWI - Mual-muntah - Penurunan BB - Muka pucat - kaki bengkak 1 230/90 Captopril Tab 2x25 mg PO Nefedipin Tab 3x10 mg PO Furosemid Tab 1x10 mg PO 2 150/70 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 220/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 210/80 Captopril Tab 2x25 mg PO SII JYM - Keluar darah dari mulut - Penurunan sedaran - Penurunan BB, - Kaki dan tangan begkak - Perut membesar 1 179/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 2 190/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 160/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 5 160/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 6 130/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 7 170/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 8 170/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 9 160/100 Captopril Tab 2x25 mg PO /100 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 140/ / /80 Furosemid Inj 10 mg/8 jam IV 6 140/80 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 7 140/80 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 8 140/90 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 9 160/90 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /80 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /80 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /90 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /60 Captopril Tab 3x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /90 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /90 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /90 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /70 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV /70 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Tab 2x40 mg PO

16 JMN SML - Demam - BAK luar batu. - Sesak - Batuk - Kaki bengkak - BAK berpasir 1 150/ /120 Forosemid inj 2 amp/6 jam IV 2 145/100 Forosemid inj 2 amp/6 jam IV 3 160/100 Forosemide inj 1 amp/6 jam IV 4 160/100 Forosemid inj 1 amp/6 jam IV MBO - Batuk berdahak - Penurunan BB - Perut membesar 2 140/80 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 3 130/90 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 4 130/90 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 5 130/80 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 6 140/80 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 7 140/ /80 Furosemid Inj 2 amp/8 jam IV 9 130/80 Captopril Tab 3x25 mg PO / RTI - Mual - Muntah 1 160/90 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 2 160/100 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 3 160/90 Captopril Tab 3x6,25 mg PO ASA - Mual - Muntah - Muka pucat / / / /80

17 TTN - Menggigil - Mual 2 140/ SAI - Sesak 1 210/ Mual 2 180/160 Captopril Tab 3x25 mg PO 3 180/120 Captopril Tab 3x25 mg PO BSN - Muntah warna hitam 2 150/70 Captopril Tab 3x6,25 mg PO BAB hitam 3 150/70 Captopril Tab 3x6,25 mg PO - Cepat capek 4 180/70 Bisoprolol Tab 1x1/2 tab PO 5 150/70 Bisoprolol Tab 1x1/2 tab PO MSI - Mual /120 Captopril Tab 3x25 mg PO Muntah /110 Captopril Tab 3x25 mg PO - Sakit pala. - BAK luar batu /110 Captopril Tab 3x25 mg PO 5 180/100 Captopril Tab 3x25 mg PO 6 200/120 Captopril Tab 3x25 mg PO DTN - Muntah 1 Furosemid Inj 1 amp/24 jam IV Batuk 2 140/90 Furosemid Inj 1 amp/24 jam IV - Muka pucat 4 150/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 5 130/100 Furosemid Inj 1 amp/8 jam Iv Captopril Tab 2x25 mg PO 6 160/100 Captopril Tab 2x25 mg PO 7 150/100 Captopril Tab 2x25 mg PO SKU - Muntah darah 1 190/100 Captopril Tab 2x25 mg PO Nyeri ulu hati HCT Tab 2x15 mg PO 3 130/90 Captopril Tab 2x25 mg PO HCT Tab 2x15 mg PO 4 180/110 Captopril Tab 2x25 mg PO HCT Tab 2x15 mg PO 5 170/100 Captopril Tab 2x25 mg PO HCT Tab 2x15 mg PO

18 RTI - Penurunan sadaran - Stro 2 160/100 Furosemid Inj 1 amp/12 jam Iv Captopril Tab 2x25 mg PO 4 150/70 Captopril Tab 3x50 mg PO 5 150/80 Captopril Tab 3x50 mg PO 6 150/80 Captopril Tab 3x50 mg PO Lasix Inj 1 amp/12 jam Iv Amlodipin Tab 1x10 mg PO 7 240/140 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO 8 140/80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO 9 150/80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /70 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /60 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg Po /80 Captopril Tab 3x50 mg Po Amlodipin Tab 1x10 mg PO /80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO

19 19 120/80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /80 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO /81 Captopril Tab 3x50 mg PO Amlodipin Tab 1x10 mg PO / / /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /90 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /90 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /70 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /70 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /80 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV /90 Lasix Inj 1 amp/8 jam IV / / /100 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV perten Tab 1x10 mg PO /100 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV perten Tab 1x10 mg PO /70 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV perten Tab 1x10 mg PO

20 SEG ASA BSN JSR - Bengkak pada kaki - Muka pucat - Batuk - Mual - Muntah - Sakit pada sendi kaki - Demam - Mual. - Mual - Muka sembab - Perut membesar - Kaki bengkak 1 150/80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 2 150/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 130/70 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 130/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 1 130/80 Furosemid Inj 1 amp/ 6 jam IV 2 200/120 Furosemid Inj 1 amp/ 6 jam IV 3 140/100 Furosemid Inj 1 amp/ 6 jam IV 5 160/80 Furosemid Inj 2 amp/ 6 jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 6 150/80 Furosemide Inj 2 amp/ 6 jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 2 130/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 3 130/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 1 180/90 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV 2 160/100 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV 4 180/90 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Captopril Tab 2x25 mg PO 6 180/90 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Captopril Tab 2x25 mg PO 7 220/110 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Captopril Tab 2x25 mg PO 8 220/100 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Captopril Tab 2x25 mg PO 9 90/50 Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Captopril Tab 2x25 mg PO DTN 1 150/100 Captopril Tab 2X25 mg PO 3 120/100 Captopril Tab 3X25 mg PO 4 130/80 Captopril Tab 3X25 mg PO

21 EMU - Penurunan sadaran 1 240/150 Captopril Tab 3x6,25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Nifedipin Tab 6x1/2 tab PO 2 120/70 Captopril Tab 3x6,25 mg Po Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Nifedipin Tab 6x1/2 tab PO 3 170/110 Captopril Tab 3x6,25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Nifedipin Tab 6x1/2 tab PO 4 Captopril Tab 3x6,25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Nifedipin Tab 6x1/2 tab PO 5 150/90 Captopril Tab 3x6,25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Nifedipin Tab 6x1/2 tab PO 6 150/90 Captopril Tab 3x6,25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 8 jam IV Nifedipin Tab 6x1/2 tab PO RKH 2 160/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV - Muka pucat 3 160/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV - Benjolan pada perut 4 130/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV - BAB hitam 5 140/70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 6 120/60 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 8 130/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 9 100/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV RMG - Penurunan sadaran 1 140/90 Captopril Tab 3X25 mg PO - Muka pucat 2 100/80 Captopril Tab 3X25 mg PO BRA - Bengkak pada tubuh 1 130/90 Lasix Inj 40 mg/8 jam IV - Mual-muntah Nifedipin Tab 3X10 mg PO - Badan lemah /80 Lasix Inj 40 mg/8 jam IV Nifedipin Tab 3X10 mg PO

22 JMI - Perut membesar 2 170/100 Furosemid Tab 2X40 mg PO KSO ARI URI - Mual-muntah - BAK luar batu dan seperti cucian daging. - Mual-muntah - Muka pucat - Sakit paru-paru. - Penurunan sadaran - Demam. Amlodipin Tab 1X1 tab PO 3 180/80 Furosemid Tab 2X40 mg PO Amlodipin Tab 1X1 tab PO 4 180/90 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X12,5 mg PO 5 190/90 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X12,5 mg PO 6 190/110 Furosemide Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X12,5 mg PO 7 230/130 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X12,5 mg PO 8 130/60 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X12,5 mg PO 9 170/110 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X25 mg PO /110 Furosemide Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X25 mg PO Diltiazem Tab 3X60 mg PO /90 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X25 mg PO Diltiazem Tab 3X60 mg PO /100 Furosemid Tab 2X40 mg PO Captopril Tab 2X25 mg PO Diltiazem Tab 3X60 mg PO 3 160/90 Captopril Tab 3X12,5 mg PO 4 170/100 Captopril Tab 3X12,5 mg PO 3 150/ / / / / /90 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 3 140/80 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 4 140/80 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 6 130/80 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 7 120/80 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 9 140/70 Captopril Tab 2X12,5 mg PO

23 RSN - Sakit pala - Mual-muntah - Badan kiri melemah 1 200/110 Furosemid Inj 1 amp/24 jam IV Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 2X25 mg PO 2 200/110 Furosemid Inj 1 amp/24 jam IV Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO 3 190/100 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO 5 200/110 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO 6 160/80 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO 7 200/120 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO 8 220/120 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO 9 140/80 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO /120 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO /130 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO /110 Diltiazem Tab 3X60 mg PO Nifedipin Tab 3X10 mg PO Captopril Tab 3X25 mg PO WGN - Penurunan sadaran - BAK berpasir 2 160/60 Captopril Tab 3X12,5 mg PO Diltiazem Tab 3X60 mg PO 3 150/100 Captopril Tab 3X12,5 mg PO - Tidak BAK 10 hari Diltiazem Tab 3X60 mg PO

24 YAA - Bengkak pada mata dan kaki - Nyeri BAK - Demam - Muntah - Mimisan /70 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV 3 110/70 Captopril Tab 2X6,25 mg PO 4 110/80 Captopril Tab 2X6,25 mg PO 5 100/60 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO 6 100/80 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO 7 110/60 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO 8 110/60 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO 9 110/70 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO /90 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO Aldacton Tab 2X6,25 mg PO /90 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO Aldacton Tab 2X6,25 mg PO /80 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO Sprinolakton Tab 2X6,25 mg PO /60 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO Sprinolakton Tab 2X6,25 mg PO /60 Lasix Inj 40 mg/6 jam IV Captopril Tab 2X6,25 mg PO Sprinolakton Tab 2X6,25 mg PO SYO - Muka sembab - Mual 1 120/70 Furosemid Inj 2 amp/18 jam IV 2 130/80 Furosemid Inj 2 amp/18 jam IV 4 - Muntah Furosemid Inj 2 amp/18 jam IV SHI - Pendarahan pada Kemaluan - Penurunan nafsu makan. - Penurunan BB /90 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /70 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /100 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV 21 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /90 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /80 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV

25 RGM - BAB hitam - Muntah darah 2 180/100 Captopril Tab 2X25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV - Maag - Muka pucat RSG - Mual /100 Captopril Tab 2X25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/6 jam IV ESI - Muka pucat 1 160/ / / / / / IML - Batuk 1 190/90 Furosemid Inj 1 amp/6 jam IV - Demam WRA - Batuk berdahak - Penurunan BB - Demam - Bengkak di kaki /70 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 3 130/80 Captopril Tab 2X12,5 mg PO 4 130/70 Captopril Tab 2X12,5 mg PO JYM - Batuk 2 130/70 Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV 3 120/70 Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV - DM 4 120/70 Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV III - Pendarahan pada maluan /90 Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV

26 Lampiran 5. Perubahan Tekanan Darah Pasien GGK Selama Terapi di Rumah Sakit yang Mencapai Taret SH - BAK berpasir dan pernah luar batu - Dada terasa berat 2 130/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 120/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 120/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 5 120/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 6 140/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 8 150/90 Captopril Tab 2x25 mg PO 9 110/80 Captopril Tab 2x25 mg PO /120 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /70 Captopril Tab 2x25 mg PO /90 Captopril Tab 2x25 mg PO /100 Captopril Tab 2x25 mg PO /80 Captopril Tab 2x25 mg PO SGO - Perut membesar 1 170/80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV 2 160/120 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV 3 120/80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/12 jam IV AAA - Mual muntah - Nyeri pinggang 1 140/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 3 140/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO - BAK luar batu 4 160/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 5 120/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 6 140/90 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 7 140/80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO 9 120/70 Captopril Tab 2x12,5 mg PO /80 Captopril Tab 2x12,5 mg PO

27 KGA - Penurunan ksadaran 2 160/80 - Mual Captopril Tab 3x6,25 mg PO - Muntah 3 140/80 - Cekukan Captopril Tab 3x6,25 mg PO - Nyeri saat BAK 5 120/60 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 6 130/90 Captopril Tab 3x6,25 mg PO 7 120/ / / / / / / /80 DTN 1 150/100 Captopril Tab 2X25 mg PO 3 120/100 Captopril Tab 3X25 mg PO 4 130/80 Captopril Tab 3X25 mg PO

28 AIN - Batuk berdahak - BAK luar batu 1 90/80 Furosemid Inj 2 amp/6 Jam IV 3 160/110 Furosemid Inj 2 amp/6 Jam IV 4 150/100 Furosemid Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 5 140/80 Furosemide Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 6 150/100 Furosemide Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO 7 130/80 Furosemide Inj 2 amp/6 Jam IV Captopril Tab 2x12,5 mg PO SEG - Bengkak pada kaki - Muka pucat - Batuk 1 150/80 Captopril Tab 2x25 mg PO Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 2 150/80 Captopril Tab 2x25 mg PO 3 130/70 Captopril Tab 2x25 mg PO 4 130/80 Captopril Tab 2x25 mg PO RKH - Muka pucat 2 160/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 3 160/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV - Benjolan pada perut 4 130/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV - BAB hitam 5 140/70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 6 120/60 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 8 130/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV 9 100/80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /70 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV /80 Furosemid Inj 1 amp/ 12 jam IV SHI - Pendarahan pada Kemaluan - Penurunan nafsu makan. - Penurunan BB /90 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /70 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /100 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV 21 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /90 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV /80 Furosemid Inj 2 amp/12 jam IV

29

30

Lampiran 1. Lembar Pengumpulan data

Lampiran 1. Lembar Pengumpulan data Lampiran 1. Lembar Pengumpulan data 01. No Rekam medik 02. Nama Pasien 03. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 04. Umur...thn 07. Tanggal Masuk Rumah sakit 08. Tanggal Keluar Rumah sakit 09. Lama Perawatan

Lebih terperinci

Temanggung. Persetujuan Studi Pendahuluan RSUD Kabupaten

Temanggung. Persetujuan Studi Pendahuluan RSUD Kabupaten LAMPIRAN Lampiran 1. urat Temanggung Persetujuan tudi Pendahuluan RUD Kabupaten 63 Lampiran 2. urat Persetujuan Penelitian RUD Kabupaten Temanggung 64 Lampiran 3. Data Rekam Medik Pasien IK di Bangsal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penggunaan Obat pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014

Lampiran 1. Data Penggunaan Obat pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014 32 Lampiran 1. Data Penggunaan Obat pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014 Ranitidin 500 3x500 2x400 1. 835170 L/34 th Ulcer Metronidazol 50 /amp

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan desain pendekatan prospektif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG TERJADI PADA PASIEN DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG TERJADI PADA PASIEN DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG TERJADI PADA PASIEN DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI Purwanto D 1) 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRAK Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemamouan tubuh gagal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dalam

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien 27 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 4.1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan mengambil data pasien demam tifoid berasal dari register status pasien. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan.

Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan. Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang terhormat Assalamualaikum Wr. Wb. Saya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015

Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 Lampiran 1. Rekapitulasi data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang interna wanita RSUP H. Adam Malik Medan Periode September November 2015 NOMOR PASIEN DIAGNOSIS KETERANGAN MASUK RUMAH UMUR HEMODIALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes Konsep Dasar Pemberian Obat Basyariah Lubis, SST, MKes PENGERTIAN OBAT Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. JENIS DAN BENTUK OBAT 1. Obat obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mampu merubah gaya hidup manusia. Manusia sekarang cenderung menyukai segala sesuatu yang cepat, praktis dan

Lebih terperinci

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../...

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../... Kejang Demam Kompleks CLINICAL PATHWAY Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Jenis kelamin :.. TB:.. cm Tgl Masuk : Jam:.. Umur :.. Tgl Keluar : Jam:.. Diagnosis : Lama Rawat :.. hari Penyakit Utama : Kejang

Lebih terperinci

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 Yetti O. K, Sri Handayani INTISARI Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN

PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN 92 PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN GEA DI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN MONITORING OF DRUG THERAPY IN PATIENTS GEA ON PATIENTS IN dr. SUYOTO Satya Candra Indra Yanih dan

Lebih terperinci

Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan

Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan Profil pasien MRS : 24/02/20014 Nama : Ny. Dartik Umur : 40 tahun Keluhan utama : Sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : - batuk sejak 1 bulan terakir, memberat 2 minggu terakir - disertai diare kurang

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem Komponen dalam pendekatan berorientasi problem Daftar problem Catatan SOAP Problem? A problem is defined as a patient concern, a

Lebih terperinci

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL 2015 Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ Modul tutorial Modul 1 (bengkak pada wajah dan perut) Modul 2 ( produksi kencing menurun) Modul 3 (

Lebih terperinci

STUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 2015

STUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 2015 STUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 215 1. Pasien bernama Ny. M dengan umur 55 tahun, tinggi badan 155 cm, berat badan 48 kg menderita kanker payudara. Oleh dokter Sp.PD-KHOM diberikan

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. RSUD DR M.M Dunda Limboto pada bulan Januari Juni 2012, 70 kasus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. RSUD DR M.M Dunda Limboto pada bulan Januari Juni 2012, 70 kasus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian menggunakan data-data dari rekam medik penderita gagal ginjal kronik atau sering disebut CKD (Chronic kidney disease) yang sudah mengalami tahap hemodialisis

Lebih terperinci

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman : Revisi Halaman Kepala 1. Pengertian Malaria adalah suatu infeksi penyakit akut maupun kronik yang disebakan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Gangguan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data 01. NO Rekam Medik : Nama Pasien 03. Kelamin: laki-laki perempuan. 04. Umur

Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data 01. NO Rekam Medik : Nama Pasien 03. Kelamin: laki-laki perempuan. 04. Umur Lampiran 1. Lembar Pengumpul Data 01. NO Rekam Medik : 02. 01. Nama Pasien 03. Kelamin: laki-laki perempuan 04. Umur. thn 05. Berat Badan Kg 06. Tinggi Badan cm 07. Tanggal Masuk Rumah sakit 08. Tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol OBAT KARDIOVASKULER Kardio Jantung Vaskuler Pembuluh darah Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung Jenis Obat 1. Obat gagal jantung 2. Obat anti aritmia 3. Obat anti hipertensi 4. Obat anti angina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar adalah suatu cabang kecerdasan buatan yang menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu masalah

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak

Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak Perempuan Umur : Pengirim : Diagnosa Awal : Appendisitis (Tanpa Komplikasi) DPJP : KEGIATAN URAIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1. LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN KELOMPOK (INFORMATION FOR CONSENT) Selamat pagi/siang Bapak/ Ibu/ Saudara/i. Nama saya dr. Dian Prastuty. PPDS Departemen Pulmonologi dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang gizi klinik. Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan/explanatory research yaitu menjelaskan variabel

Lebih terperinci

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama dua belas bulan (Agustus 2006 Juli 2007). Subjek uji yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 92 orang penderita, 67 orang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung selama beberapa tahun). Perjalanan penyakit ginjal stadium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Paguyaman kabupaten Boalemo pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Paguyaman kabupaten Boalemo pada 4.1 Hasil penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Paguyaman kabupaten Boalemo pada tanggal 22 Oktober- 8 November, pada penelitian ini peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ATIKAH DWI ERLIANA

Lebih terperinci

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab : E. Analisa data NO DATA MASALAH PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. DO : Kelebihan volume Penurunan Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan - Terlihat edema derajat I pada kedua kaki cairan haluaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI.. BAB I. PENDAHULUAN..

DAFTAR ISTILAH HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN.. INTISARI.. BAB I. PENDAHULUAN.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISTILAH INTISARI.. ABSTRACT. i ii iv v vii ix xii xiv xv xvi BAB I. PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

riwayat personal-sosial

riwayat personal-sosial KASUS OSCE PEDIATRIK 1. (Gizi Buruk) Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 9 bulan ke puskesmas karena kha2atir berat badannya tidak bisa naik. Ibu pasien juga khawatir karena anaknya belum bisa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS FARMASI KERTAS KERJA FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS FARMASI KERTAS KERJA FARMASI I. DATA UMUM Data Umum UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS FARMASI KERTAS KERJA FARMASI No MR : 336964 Ruangan : Kelas Interne Nama Pasien : Masri Dokter yang merawat : Dr. Khairullah, Sp.PD Alamat : Rokan Hulu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan suatu kondisi dimana kedua ginjal tidak dapat berfungsi secara normal, yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus yang

Lebih terperinci

OBAT ANTI HIPERTENSI

OBAT ANTI HIPERTENSI OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dari manusia. Berbagai penyakit yang menyerang fungsi ginjal dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh manusia, seperti penumpukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan di RSU Puri Asih Salatiga pada tanggal 23-25 Januari 2017. Data penelitian diperoleh dari 67 rekam medis pasien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga keberadaanya bisa normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari metabolisme protein makanan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Penyakit Tropik Infeksi di RSUP Dokter Kariadi Semarang 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

Kesan : terdapat riwayat penyakit keluarga yang diturunkan

Kesan : terdapat riwayat penyakit keluarga yang diturunkan ANAMNESIS Nama lengkap FAKULTAS KEDOKTERAN Nama: An. R : 11 tahun : An. R Tempat dan tanggal lahir : 8 Juni 2002 Nama Ayah Pekerjaan Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ibu Alamat : Tn.D : Swasta : Ny. N : IRT : Jati

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius di dunia yang insidensinya meningkat setiap tahun. Walaupun penyakit

BAB I PENDAHULUAN. serius di dunia yang insidensinya meningkat setiap tahun. Walaupun penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) kini telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia yang insidensinya meningkat setiap tahun. Walaupun penyakit gagal ginjal tidak termasuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSYIAH/RSUDZA DARUSSALAM BANDA ACEH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM FK UNSYIAH/RSUDZA DARUSSALAM BANDA ACEH -inistras Stase di Bagian Penyakit Dalam Wanita Tanggal Stase 9 Maret 2014-17 Maret 2014 Pertanyaan Pilihan jawaban Seorang wanita berusia 30 tahun, sejak 6 bulan yang lalu mengeluh nyeri dan bengkak di

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Izin Penelitian

Lampiran 1. Izin Penelitian LAMPIRAN 59 Lampiran 1. Izin Penelitian 60 61 Lampiran 2. Data Pasien Pasien 1 Bpk. BP, 55 tahun, Rawat inap tgl 7/6/2015 hingga 10/6/2015 di bangsal Murai, CC : sulit berbicara, lemah anggota badan sebelah

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Gangguan Ginjal Akut pada Pasien Kritis Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut, merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tubuh manusia, mineral berperan dalam proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di masyarakat. Seseorang dapat dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistolik menunjukkan

Lebih terperinci

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan secara langsung kepada pasien yang dirawat dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik di ruang C3 Lt.2 RSDK Semarang. Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran lokasi penelitian Pelaksanaan penelitian tentang hubungan kadar asam urat tinggi terhadap derajat hipertensi telah dilaksanakan di salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Gangguan Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari sama dengan tiga bulan, berdasarkan kelainan

Lebih terperinci

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope TERAPI CAIRAN MAINTENANCE RSUD ABDUL AZIS 21 April 2015 TERAPI CAIRAN TERAPI CAIRAN RESUSITASI RUMATAN Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi Mengganti Kehilangan Akut Koreksi 1. Kebutuhan normal 2. Dukungan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di. bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di. bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan adalah penyakit Tuberkulosis Ekstra Paru di bagian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Pulmologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tentang korelasi antara kadar asam urat dan kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan BAGAN ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Komite Farmasi & Terapi Direktur

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Nn.A (20 th) datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 4 hari. Klien mengatakan nyeri kepala, mual, muntah, dan terdapat bintik merah di lengan kanan atas. A. Pengkajian

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor Urut Pasien

Lebih terperinci

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING Oleh : Sri Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN KESESUAIAN GAMBARAN ULTRASONOGRAFI GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KADAR KREATININ PLASMA PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RS PEMBINA KESEJAHTERAAN UMAT MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, kejadian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm PROFIL KESEHATAN BERAT BADAN Beberapa simptom berkait dengan carian yang menumpuk di dalam tubuh. Ini terjadi karena jantung kesulitan memompa, jadi carian menumpuk pada kaki, paru paru dan daerah perut.

Lebih terperinci

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN 5390033 POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN DIII FARMASI TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria

Lebih terperinci

PENYAKIT MENULAR. Website:

PENYAKIT MENULAR. Website: PENYAKIT MENULAR Penyakit Menular Penyakit menular memberikan Informasi insiden, period prevalence dan prevalensi penyakit secara klinis dengan/tanpa informasi laboratorium yang digali melalui kuisioner.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni Dengan urutan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni Dengan urutan asuhan BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan pengelolaan kasus Hiperglikemia pada penderita Diabetus Mellitus yang dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 7-8 juni 2014. Dengan urutan asuhan keperawatan yang dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.

Lebih terperinci

Bagaimana Penulisan SOAP oleh Farmasi? Tim KARS

Bagaimana Penulisan SOAP oleh Farmasi? Tim KARS Bagaimana Penulisan SOAP oleh Farmasi? Tim KARS Standar Akreditasi RS (KARS versi 2012) AP 2 EP 1: Pasien dilakukan asesmen ulang untuk menentukan respons mereka terhadap pengobatan. AP 2 EP 6: Asesmen

Lebih terperinci