SURAT KETERANGAN. Nomor:...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURAT KETERANGAN. Nomor:..."

Transkripsi

1 SURAT KETERANGAN Nomor:... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... Menyatakan bahwa Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... memang benar telah menyusun Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas IV Sekolah Dasar untuk dipergunakan dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.... Kepala Sekolah Dasar Negeri NIP.... KATA PENGANTAR

2 Om Swastyastu Om Awighnam Astu Namo Sidham Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat asung kertha wara nugraha-nya Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas IV dapat diselesaikan. Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas IV bertujuan sebagai persyaratan pemenuhan ketentuan atas Peraturan Pemerintah tentang Jabatan Guru dan Angka Kreditnya sekaligus sebagai referensi untuk memudahkan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Tersusunnya Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas IV ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari semua pihak, maka pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada; a. Kepala UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan. yang telah memberikan arahan dan dorongan dalam penyusunan Bahan Ajar ini, b. Pengawas TK/SD Kecamatan... atas bimbingan dalam penyusunan Bahan Ajar ini, c. Ketua Gugus Satu atas bantuan material maupun moril, d. Kepala Sekolah Dasar Negeri. dan Bapak/Ibu Guru di SD Negeri. atas dukungan, bantuan maupun dorongannya sehingga Bahan Ajar ini dapat terwujud. Menyadari kekurangan Bahan Ajar ini maka tegur sapa berupa kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan tulisan-tulisan selanjutnya. Semoga Bahan Ajar ini ada manfaatnya. Om A No Badrah Krtawo Yantu Wiswatah Om Santih Santih Santih Om

3 ... Penyusun...

4 PEMERINTAH KABUPATEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UPT. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KECAMATAN. SEKOLAH DASAR NEGERI Alamat:.. post. SAMBUTAN KEPALA SD NEGERI... Om Swastyastu Dengan menghaturkan puja dan puji pangayubagya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Saya Kepala SD Negeri...menyambut baik upaya dari saudara.. yang telah menyusun Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas IV Sekolah Dasar dan hal ini merupakan sebuah usaha ke arah kemajuan yang patut disambut positif. Dengan disusunnya Bahan Ajar Pendidikan Agama Hindu Kelas IV ini diharapkan memudahkan Guru Agama Hindu dalam menyampaikan materi pelajaran. Semoga upaya yang telah dilakukan bisa ditingkatkan kembali demi peningkatan mutu pendidikan Agama Hindu di Sekolah Dasar Negeri. dan semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan anugrah-nya kepada kita sekalian. Om Santih Santih Santih Om NIP....

5 DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN... KATA PENGANTAR... SAMBUTAN KEPALA SD NEGERI 3 SIBETAN... i ii iii PEMETAAN SK,KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN SATU... 1 TUJUAN PEMBELAJARAN... 1 PETA KONSEP PELAJARAN SATU... 2 PELAJARAN SATU. PANCA SRADDHA... 3 LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN SATU PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN DUA TUJUAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP PELAJARAN DUA. BHUWANA AGUNG DAN BHUWANA ALIT 22 LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN II PEMETAAN SK,KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN III TUJUAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP PELAJARAN III LAGU-LAGU KEROHANIAN (DHARMAGITA) 30 LATIHAN- LATIHAN PELAJARAN III PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN IV TUJUAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP... 52

6 PELAJARAN EMPAT. HARI SUCI LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN IV PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN V TUJUAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP PELAJARAN V. PANCA YAMA DAN PANCA NYAMA BRATA 73 LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN V DAFTAR PUSTAKA... 89

7 PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN SATU Standar Kompetensi : 1. Mengenal ajaran Panca Sraddha Kompetensi Dasar : 1.1 Menyebutkan arti Panca sraddha 1.2 Menyebutkan bagian-bagian Panca Sraddha 1.3 Menjelaskan masing-masing bagian Panca srddha Indikator: Menyebutkan arti Panca Sraddha Menulis Pengertian panca Sraddha Menyebutkan bagian-bagian Panca Sraddha Menyebutkan arti masing-masing bagian Panca Sraddha Menyebutkan contoh masing-masing bagian Panca sraddha TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat: a. Mengetahui Panca Sraddha sebagai dasar keyakinan agama Hindu b. Mengetahui arti Panca Sraddha c. Memgetahui bagian-bagian Panca Sraddha beserta dengan artinya masing-masing d. Meningkatkan dasar-dasar keyakinan agama Hindu.

8 PETA KONSEP Percaya dengan adanya Tuhan/Brahman Percaya dengan adanya Atman PANCA SRADDHA Percaya dengan adanya Karmaphala Percaya dengan adanya Samsara Percaya dengan adanya Moksa

9 PELAJARAN SATU PANCA SRADDHA 1.1 Arti Panca Sraddha Kataan Panca Sraddha berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dari kata yaitu Panca dan Sraddha. Kata Panca dalam Kamus Kecil Sanskerta-Indonesia, berarti lima dan Sraddha berarti Keyakinan. Selanjutnya menurut Buku Widya Karma, Panca Sradha berarti lima dasar keyakinan (Sumarni, 2008: 6). Juga dalam buku Widya Upadesa, Panca Sraddha berarti lima dasar keyakinan Umat Hindu (Artana, 2006: 3). Pada Buku Widya Paramita Klas IV, Panca Sradha berarti lima dasar keyakinan atau kepercayaan atau keimanan yang harus dipedomani oleh setiap umat Hindu dalam hidup dan kehidupannya (Suarni, 2012:2). Selanjutnya menurut Kamus Istilah Agama Hindu, Panca Sradha berarti lima keyakinan atau kepercayaan dalam agama Hindu ( Tim Penyusun, 2002:78) Jadi arti Panca Sraddha adalah lima dasar keyakinan umat Hindu keyakinan atau kepercayaan atau keimanan yang harus dipedomani oleh setiap umat Hindu dalam hidup dan kehidupannya. 1.2 Arti Bagian-bagian Panca Sraddha Panca Sraddha sesuai dengan namanya terdiri dari lima bagian, meliputi: a. Percaya dengan adanya Sang Hyang Widhi ( Brahman ). b. Percaya dengan adanya Atma c. Percaya dengan adanya Karmaphala d. Percaya dengan adanya Punarbhawa atau Samsara, dan e. Percaya dengan adanya Moksa.

10 Untuk lebih mudah mengingat bagian-bagian Panca Sraddha, dapat dilakukan dengan membuat akronim yaitu: Sang-At-Kar-Pu-Mok atau dengan menyanyikan Pupuh Mijil di bawah ini: Pupuh Mijil Sraddha Hindu Lélima ne pasti Brahman kapértama Atma lan Hukum Karma Phalane Punarbhawa Samsara nyaréngin Moksa kaping singgih Nika gamél mangda kukuh (Sumber: Gending-gending Pelajaran Agama Hindu SD (KTSP) oleh I Wayan Dresta, 2009: 5) Atau dengan Pupuh Sinom berikut ini: Pakukuh dasar agama Panca Sradane kapuji Sane lelima punika Brahman sane kaping singgih Atma sane kaping kalih Karma kaping telu mungguh Samsarane kaping empat Moksa kaping lima sami Bwat sasuduk Bapa jani maritas. (Sumber Buku Widya Paramita Agama Hindu Kelas IV oleh Suarni, 2012: 2) a. Percaya dengan adanya Sang Hyang Widhi (Brahman)

11 Tuhannya umat Hindu namanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhannya umat Islam namanya Allah, Tuhannya umat Kristen namanya Yesus. Ida Sang Hyang Widhi dipercaya sebagai pencipta pemelihara dan pelebur alam beserta isinya. Sang Hyang Widhi memiliki sebutan atau nama yang berbeda-beda tetapi sesungguhnya Tuhan satu. Hal ini seperti halnya seorang manusia yang memiliki tugas dan jabatan berbeda-beda, namun sesungguhnya orangnya hanya satu. Karena memiliki fungsi dan tugas yang berbeda seakan orangnya berbeda tetapi sesungguhnya hanya satu. Hal ini sesuai dengan sloka-sloka yang menyatakan bahwa Tuhan itu hanya satu, meliputi; a. Dalam Chandogya Upanisad, disebutkan: Ekam Eva Advityam Brahman yang artinya; Ida Sang Hyang Widhi hanya satu tidak ada duanya. b. Dalam Narayana Upanisad 2 (Tri Sandhya bait II), disebutkan: Eko Narayanad Na Dvityo sti Kascit yang artinya; hanya ada satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya. c. Dalam Kitab Sutasoma, disebutkan: Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, yang artinya; berbeda beda tetapi tetap satu tidak ada Dharma yang kedua. d. Dalam Reg Weda, disebutkan: Ekam Sat Viprah Bahuda Vadanti, yang artinya; Sang Hyang Widhi hanya satu namun para arif bijaksana menyebutnya dengan banyak nama. Sang Hyang Widhi diberi banyak nama sesuai dengan fungsi dan swabawanya masingmasing, seperti: a. Sang Hyang Çiwa artinya; Tuhan Maha Pelindung dan termulia, b. Sang Hyang Maha Dewa artinya; Dewa Yang Tertinggi,

12 c. Sang Hyang Tunggal artinya; Hyang Widhi Yang Maha Esa, Maha Tunggal, tidak ada duanya dan tidak terbatas, d. Sang Hyang Guru artinya; Hyang Widhi sebagai Guru Besar atau Bapak besar seluruh alam semesta. Alam dan segala isinya semua merupakan murid atau sisya dari Hyang Widhi, e. Sang Hyang Wenang atau Sang Hyang Tuduh artinya; Hyang Widhi yang memegang wewenang atau kekuatan yang mutlak dalam bentuk susunan dan peraturan alam yang juga dianggap memegang untung malang nasib makhluk terutama manusia sesuai dengan Subha maupun Asubha Karmanya, f. Sang Hyang Sangkan Paran artinya; Hyang Widhi menjadi asal mula dan tujuan akhir atau kembalinya seluruh alam, g. Sang Hyang Jagatnatha/Jagat Karana/Praja Patya artinya; Hyang Widhi menjadi raja seluruh alam dengan isinya termasuk makhluk umatnya, h. Sang Hyang Darma artinya; Hyang Widhi yang bersifat dan berkeadaan benar sejati, i. Sang Hyang Parama Siwa/Parama Siwa/Parama Wisesa artinya; Sang Hyang Widhi Yang Maha Besar, Maha Kuasa dan Maha Mulia, j. Sang Hyang Adi Bhuda artinya; Hyang Widhi Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana, k. Sang Hyang Parāmatma artinya; Hyang Widhi sebagai sumber dari Atma (jiwa besar) yang menjiwai alam semesta, l. Sang Hyang Tri Murti/Tri Wisesa artinya; Hyang Widhi sebagai Pencipta (Brahma), Pemelihara (Wisnu) dan Pelebur (Siwa)

13 (Sumber Pengantar Agama Hindu untuk SMTA I oleh: I Gede Wijaya, 1981:41) Karena keterbatasan manusia, maka manusia tidak dapat melihat Ida Sang Hyang Widhi secara langsung, sehingga kita sangat perlu percaya dan meyakininya. Walaupun Tuhan tidak terlihat sesungguhnya Tuhan ada. Hal ini dapat kita andaikan seperti air teh yang diisi gula, rasa gula itu ada dalam air teh tetapi tika dapat kita melihat bentuk dari gula itu. b. Percaya dengan adanya Atma Makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan dipercaya memiliki jiwa atau Atman. Dengan adanya jiwa atau Atman pada ciptaan-nya menjadikan ciptaan-nya bisa bergerak, bisa tumbuh, bisa berkembang biak dan bisa mati. Atma yang berada pada ciptaan Tuhan adalah percikan kecil dari Ida Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi juga disebut Parama Atma. Atma merupakan percikan-percikan kecil dari Parama Atma yang berada di dalam makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman yaitu yang menghidupi manusia. Menurut Upadesa(2001:16) Atman dengan badan ini adalah sebagai kusir dengan kereta. Kusir adalah Atman yang mengemudikan dan kereta adalah badan. Demikian juga Atma itu menghidupkan sarwa prani di alam semesta. Indiya tidak dapat bekerja bila tidak ada Atma. Misalnya Telinga tidak dapat mendengar bila tidak ada Atma, mata tidak dapat melihat bila tidak ada Atmanya. Atau dapat diumpamakan Widhi atau Brahman itu sebagai sumber tenaga listrik yang dapat menghidupkan setiap bola lampu besar ataupun kecil dimanapun ia berada. Bola lampu diumpamakan tubuh setiap makhluk dan aliran listriknya adalah Atman. Jika bola lampunya rusak, lampu tidak akan menyala/mati walaupun aliran listriknya masih hidup. Atma memiliki sifat-sifat seperti disebutkan dalam Kitab Bhagawadgita. II.23,24,25 sebagai berikut:

14 Nainam chindanti śastrāņi nainam dahati pāvakah Ńa cainam kledayanty āpo na śoşayati mārutah.(bg.ii.23) Tidak ada senjata yang dapat memisah-misahkan-nya, tidak juga api dapat membakar- Nya, atau air membuat-nya basah, bahkan anginpun tidak dapat mengeringkan-nya ( Vaswani, T.L, 2007: 32) Acchedyo yam adāhyo akledyo śoşya eva ca, Nityah sarva-gatah sthāņur acalo yam sanātanah.(bg.ii.24) Roh yang individual ini tidak dapat dipatahkan dan tidak dapat dilarutkan, dibakar ataupun dikeringkan. Ia hidup untuk selamanya, berada dimana-mana, tidak dapat diubah, tidak dapat dipindahkan dan tetap sama untuk selamanya (Prabhupada,2006:105) Avyakto yam acinto yam avikāryo yam ucyate, Tasmād evam viditvainam nānusocitum arhasi.(bg.ii.25) Dia tidak dapat dirumuskan dengan kata-kata, tidak dapat dipikirkan dan dinyatakan tidak berubah-ubah; karena itu orang yang mengetahui sebagaimana halnya, karenanya engkau tidak usah berduka (Pudja, 2003:43) Dari isi sloka-sloka di atas, maka dapat dipahami dari sifat-sifat Atma, adalah: a. Achodhya artinya tidak terlukai oleh senjata, b. Adahya artinya tidak terbakar oleh api c. Akledya artinya tidak terkeringkan oleh angin d. Acesyah artinya tidak terbasahkan oleh air e. Nitya artinya abadi f. Sarwagatah artinya ada dimana-mana g. Sthanu artinya tidak berpindah-pindah h. Acala artinya tidak bergerak i. Sanatana artinya selalu sama

15 j. Awyakta artinya tidak dilahirkan k. Acintya artinya tidak terpikirkan l. Awikara artinya tidak berubah. Walaupun Atma sempurna tetapi manusia tidak sempurna karena persatuan Atma dengan badan manusia menimbulkan kegelapan atau Awidya. Awidya artinya tidak tahu atau kegelapan. Maksudnya Atma yang menjiwai tubuh manusia dipengaruhi oleh sifat-sifat duniawi manusia seperti sifa ego, sombong, iri hati yang menyebabkan atma mengalami awidya. Badan kita kita bisa mati dan hancur karena manusia terikat oleh hukum Tri Kona yaitu lahir hidup dan mati. c. Percaya dengan adanya Karma phala Kata Karma Phala berasal dari bahasa Sanskerta terdiri dari dua kata yaitu Karma dan Phala. Karma artinya perbuatan dan Phala artinya buah, hasil atau pahala. Sehingga Karma Phala berarti hasil dari perbuatan sesorang. Kita percaya bahwa perbuatan yang baik atau Aubha karma membawa hasil yang baik, dan perbuatan yang buruk, buruk pula hasil yang akan diterima. Dari ajaran Karma phala dapat memberikan keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika untuk mencapai cita-cita yang baik dan menghidarkan diri pada jalan yang buruk. Berdasarkan atas waktu diterimanya buah dari karma, menurut Buku Upadesa (2001:19), maka Karma Phala dibedakan menjadi tiga jenis, meliputi;

16 a. Sancita Karma Phala artinya hasil dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang. b. Prarabda Karma Phala artinya hasil dari perbuatan kita dikehidupan ini tanpa ada sisanya. c. Kriyamana Karma Phala adalah hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat, sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang. Dalam kepercayaan akan Karma Phala ada sesanti yang harus diingat: Ayu ulah ayu tinemu, Ala ulah ala tinemu. Artinya perbuatan baik menghasilkan kebaikan, perbuatan buruk menghasilkan keburukan. d. Kepercayaan terhadap adanya Punarbhawa atau Samsara Purnarbhawa adalah sraddha yang keempat dalam Panca Sraddha. Kata Punarbhawa terdiri dari dua kata Sanskerta yaitu kata Punar dan Bhawa. Kata Punar berarti lagi, dan Bhawa berarti menjelma. Sehingga kata Punarbhawa berarti kelahiran yang berulang-ulang disebut juga dengan istilah Penitisan atau Samsara. Punarbhawa atau kelahiran yang berulang-ulang adalah merupakan kesempatan baik untuk memperbaiki kehidupan agar terlepas dari ikatan duniawi dan akhirnya mencapai kebahagiaan yang kekal dan abadi yaitu Moksa. Bekas perbuatan disebut Karma Wasana. Karma Wasana mengikat Jiwatman dan mengakibatkan mengalami kelahiran yang berulang-ulang. e. Percaya dengan adanya Moksa

17 Moksa adalah sraddha kelima dari Panca Sraddha. Moksa artinya kebebasan yang kekal dan abadi atau suka tanpa wali duka. Moksa adalah tujuan akhir umat Hindu. Karena Moksa menjadi tujuan umat Hindu, maka ada sebuah seloka yang menyatakan tujuan akhir itu, adalah: Moksārtham Jagadhita ya ca Iti dharma. Moksa menurut waktu diterimanya dalam agama Hindu ada 3, yaitu a. Jiwan Mukti yaitu kebebasan yang didapat oleh seseorang dalam hidup di dunia ini dimana Atman tidak terpengaruh oleh Indria dan unsur-unsur Maya. Jiwan Mukti sama sifatnya dengan Samipya dan Sarupya. b. Wideha Mukti ( Karma Mukti) yaitu suatu kebebasan yang dapat dicapai semasa hidup. Dimana Atma telah meninggalkan badan kasar. Wideha Mukti sama dengan Salokya. c. Purna Mukti adalah kebebasan yang paling sempurna dan yang tertinggi, dimana Atman telah bersatu dengan Tuhan. Purna Mukti sama dengan Sayujya. Tingkatan Moksa yang diterima setelah meninggal dibedakan lagi menjadi 4 jenis seperti: a. Samipya adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Hal ini dapat dilakukan oleh para Yogi dan para Maharsi. Beliau dalam melakukan Yoga Samadhi telah dapat melepaskan unsur-unsur Maya, sehingga beliau dapat mendengar wahyu Tuhan. Dalam keadaan demikian Atma berada sangat dekat sekali dengan Tuhan. Setelah beliau selesai melakukan Samadhi, maka keadaan beliau kembali biasa. Emosi pikiran dan organ jasmani aktif kembali.

18 b. Sarupya (sadharmya) adalah suatu kebebasan yang didapat seseorang di dunia ini, karena kelahirannya. Kedudukan Atman merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri Rama, Buddha Gautama, dan Sri Krsna. Walaupun Atman telah mengambil suatu perwujudan tertentu, namun ia tidak terikat oleh sesuatu yang ada di dunia ini. c. Salokya adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh Atman, dimana Atman itu sendiri telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. Dalam keadaan seperti itu dapat dikatakan Atman telah mencapai tingkatan Dewa yang merupakan manifestasi dari Tuhan itu sendiri. d. Sayujya adalah suatu tingkatan kebebasan yang tertinggi dimana Atman telah bersatu dengan Brahman. ( Suarni, 2012:15-16) Cara untuk dapat mencapai Moksa ada empat cara yang disebut Catur Marga, meliputi; a. Bakti Marga yaitu cara atau jalan untuk mencapai Moksa dengan cara cinta kasih yang mendalam kepada Sang Hyang Widhi dan kepada semua makhluk, b. Karma Marga yaitu cara atau jalan untuk mencapai Moksa dengan cara bekerja sungguh-sungguh tanpa pamerih dan menyerahkan hasil kerja kepada Sang Hyang Widhi, c. Jnana Marga yaitu cara atau jalan untuk mencapai Moksa dengan jalan mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan suci, dan d. Raja Marga yaitu cara atau jalan untuk mencapai Moksa dengan jalan Tapa, Yoga, dan Samadhi

19 1.3 Contoh Masing-masing Bagian Panca Sraddha 1.3.a. Kepercayaan terhadap adanya Sang Hyang Widhi, dapat dilakukan dengan cara: a. Meyakini keberadaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, b. Melaksanakan ajaran-nya dan menjauhi larangan-nya c. Rajin memuja Tuhan d. Meyakini semua yang ada ini adalah Ciptaan Tuhan e. Meyakini semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan, dll. 1.3.b Kepercayaan terhadap adanya Atma, seperti dengan cara: a. Meyakini bahwa yang menyebabkan tubuh dapat berfungsi karena adanya Atma, b. Meyakini bahwa Atma menjiwai semua makhluk di dunia ini, c. Mempercayai bahwa setiap perbuatan baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan diketahui oleh Sang Hyang Widhi karena percikan kecil-nya berupa Atma berada di dalam tubuh kita, d. Meyakini Jiwatman dapat mengalami kelahiran kembali, dll. 1.3.c Kepercayaan terhadap adanya Karma Phala, dengan cara: a. Meyakini bahwa setiap perbuatan pasti mendatangkan hasil, b. Meyakini bahwa hasil perbuatan yang baik kita terima sesuai dengan apa yang kita perbuat. Bila perbuatan kita baik ( Subha Karma) maka hasil yang diterima baik. c. Meyakini bila perbuatan yang jelek/jahat (Asubha Karma) hasil yang akan kita terima juga jelek, d. Meyakini bahwa suka duka yang kita alami dalam kelahiran ini adalah sebagai akibat dari perbuatan kita yang terdahulu, dll.

20 Kita mengalami kelahiran dalam hidup yang mendahului hidup ini ditandai dengan adanya; a. Rasa takut manusia menghadapi kematian, ini suatu pertanda bahwa sudah banyak penderitaan yang dialami pada saat-saat matinya dalam kehidupannya yang sudahsudah. b. Si bayi yang baru lahir menetek susu pada ibunya menandakan suatu pengalaman pernah dialami pada kehidupan sebelumnya c. Lahirnya manusia dengan berbagai kegemaran dan tidak dapay diteliti sebab-sebab dari kegemaran dalam kelahiran sekarang menunjukkan adanya pengalamanpengalaman dalam kehidupan sebelumnya yang tidak dapat diingatnya lagi. 1.3.d Kepercayaan terhadap adanya Punarbhawa atau Samsara, dapat dilakukan dengan cara: a. Meyakini bahwa Jiwatman dapat mengalami kelahiran berulang-ulang, b. Meyakini bahwa kelahiran di dunia ini adalah karena Jiwatman terikat kepada keduniawian, c. Meyakini adanya penitisan kembali, d. Meyakini bahwa ada kehidupan di alam sana setelah kematian, dll. 1.3.e Kepercayaan terhadap adanya Moksa, dapat dilakukan dengan cara: a. Meyakini bahwa kesejahteraan hidup di dunia ini adalah tujuan dari hidup kita, b. Meyakini bahwa ikatan keduniawian akan menjauhkan Jiwatma untuk mencapai Moksa, c. Meyakini bahwa Moksa dapat dicapai oleh orang yang mampu melepaskan diri dari ikatan keduniawian, dll.

21 LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN SATU I. Isilah dengan jawaban yang tepat! 1. Tiga kerangka dasar Agama Hindu meliputi Tatwa, Susila dan. 2. Panca Sradha dalam kerangka agama Hindu termasuk dalam. 3. Panca artinya. 4. Sradha artinya 5. Panca Sradha artinya. Kunci Jawaban 1. Upacara /Retual 2. Tattwa 3. Lima 4. Keyakinan/ kepercayaan 5. Lima dasar keyakinan/kepercayaan umat Hindu II. Isilah dengan jawaban yang tepat! 1. Percaya dengan adanya Karma Phala adalah Sradha ke. 2. Kelahiran yang berulang-ulang adalah arti dari. 3. Sradha yang ke-4 adalah percaya dengan adanya. 4 Hasil dari suatu perbuatan disebut dengan.

22 5. Bersatunya Atma dengan Paramatma (Brahman) disebut. Kunci jawaban 1. 3 (tiga) 2. Samsara/ Punarbhawa 3. Punarbhawa 4. Karmaphala 5. Moksa III. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Salah satu sifat Sang Hyang Widhi adalah Nitya yang artinya. 2. Sang Hyang widhi adalah maha gaib, karena kemahagaiban-nya sering disebut Eko Narayano na dwityo asti kascit artinya. 4. Ekam eva adwityam Brahman artinya. 5. Bhineka tunggal ika tan hana dharma mangrwa terdapat dalam. Kunci jawaban 1. Kekal abadi 2. Hana Tan hana 3. Hanya satu Tuhan yang disebut Narayana sama sekali tidak ada duanya 4. Hanya satu, tidak ada duanya Hyang Widhi 5. Kitab Sotasoma IV. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Dari manakah sumber Atma itu? 2. Apakah fungsi atma dalam tubuh kita? 3. Apakah arti dari Brahman Atman Aikyam? 4. Apakah arti dari Awidya? 5. Apakah arti dari Achodya?

23 Kunci jawaban 1. Dari Sang Hyang Widhi 2. Memberi hidup dan menjadi saksi atas segala perbuatan kita 3. Brahman dan Atman itu tunggal 4. Kegelapan 5. Tidak terlukai oleh senjata V. Pilih salah satu jawaban yang paling benar! 1. Kata karma dalam karma phala berarti... a. hasil b. perbuatan c. hukum d. baik 2. Contoh karma baik atau Subha Karma adalah... a. suka menolong c. suka mencuri b. suka berbohong d. suka berjudi 3. Asubha karma artinya... a. perbuatan mulia c. perbuatan baik b. perbuatan buruk d. perbuatan luhur 4. Subha karma artinya... a. perbuatan manusia c. perbuatan luhur b. perbuatan baik d. perbuatan leluhur 5. Yang termasuk jenis karma phala kecuali... a. karma wasana c. sancita karma phala b. prarabda karmaphala d. kriamana karma phala. Kunci Jawaban : 1. B 2. A 3. B 4. B 5. A VI. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan jelas!

24 1. Apakah arti dari Punarbhawa? 2. Apakah pengertian sorga syuta dan neraka syuta? 3. Mengapa orang lahir berulang-ulang? 4. Bagaimana cara meningkatkan diri dalam kehidupan untuk menghindari punarbhawa? 5. Sebutkan tiga ciri kehidupan manusia dari sorga syuta! Kunci Jawaban 1) Penjelmaan kembali atau lahir berulang-ulang 2) Sorga cyuta artinya kehidupan yang penuh kebahagiaan dan neraka cyuta adalah kehidupan yang menderita dan kemiskinan. 3) Orang lahir berulang-ulang karena jiwa manusia masih diliputi oleh keinginan yang berhubungan keduniawian. 4) Untuk menghindari punarbawa adalah dengan selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan yang menyimpang dari ajaran dharma. 5) Tiga ciri kehidupan dari sorga syuta yaitu hidupnya bahagia, pandai, berkecukupan, dan terhormat. VII. Jawablah soal-soal di bawah ini! 1. Jelaskanlah pengertian Moksa! 2. Sebutkanlah jenis-jenis Moksa! 3. Sebutkanlah cara-cara mencapai Moksa! Kunci jawaban : 1. Moksa berarti bebasnya atma dari ikatan duniawi dan mencapai kebahagian yang sempurna 2. Jenis-jenis Moksa adalah : a. Moksa b. Adi Moksa c. Parama Moksa

25 3. Cara-cara mencapai Moksa adalah dengan cara Catur Marga yaitu : a.karma Marga, b.bakti Marga, c. Jnana Marga, d. Raja Marga PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN DUA Standar Kompetensi : 2.Mengenal Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Kompetensi Dasar : 2.1 Menguraikan arti Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit 2.2 Menunjukkan contoh-contoh Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Indikator : Menyebutkan istilah Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Menyebutkan arti Bhuwana Agung Menyebutkan arti Bhuwana Alit Menyebutkan contoh-contoh benda yang ada di Bhuwana Agung Menyebutkan contoh-contoh anggota tubuh yang ada di Bhuwana Alit Menunjukkan bagian-bagian anggota tubuh TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari pelajaran ini diharapkan siswa dapat: a. Mengetahui arti Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit

26 b. Mengetahui contoh-contoh Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit PETA KONSEP Bhuwana Agung Arti Bhuwana Agung Contoh-contoh ALAM SEMESTA Bhuwana Alit Arti Bhuwana Alit Contoh-contoh

27 PELAJARAN DUA BHUWANA AGUNG DAN BHUWANA ALIT 2.1 Arti Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit Bhuwana Agung berasal ari dua kata yaitu kata Bhuwana yang berarti alam dan Agung yang berarti besar. Jadi Bhuwana Agung adalah Alam besar atau disebut Makrocosmos, Jagat Raya, Alam Semesta atau Brahmanda. Kata Brahmanda berasal dari kata Brahman dan Anda, Brahman berarti Tuhan dan Anda berarti telur sehingga Brahmanda berarti Telurnya Tuhan yaitu alam semesta ini.

28 Bhuwana Alit terdiri dari dua kata yaitu; kata Bhuwana yang berarti Alam dan Alit berarti kecil. Sehingga Bhuwana Alit berarti Alam Kecil atau Mikrokosmos. Pada Bhuwana Agung dibentuk oleh unsur Panca Maha Bhuta sehingga isinya lebih besar dari Bhuwana Alit, seperti; batu, tanah, besi, logam, dll. Yang termasuk ke dalam jenis maupun bagian Bhuwana Alit, meliputi; manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk lainnya. Untuk memudahkan memahami Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit, berikut ini disajikan Pupuh Kumambang, sebagai berikut: 1. Bhwana Agung jagat agénge puniki, Makrokosmos kocap, Surya Bulan Bintang Gumi, Brahmandan Hyang Widhi Wasa 2. Mikrokosmos punika Bhuwana Alit, Sékadi Manusa, Buron kayune mahurip, Iriki ring madyapada. 3. Ne ngéwangun Bwana Agung Bwana Alit, Panca Maha Bhuta, Panca Tan Matra ngawitin, Mawanan patéh kaucap. (Sumber; Gending-gending Pelajaran Agama Hindu Sd (KTSP, oleh I Wayan Dresta, 2009:29) Pada hakekatnya Bhuana agung maupun Bhuwana Alit atau alam semesta dan badan manusia diciptakan oleh Tuhan. Bhuwana Alit berada di dalam bhuwana agung dibentuk dari unsur Panca Tan Matra. Panca Tan Matra adalah lima unsur bernih zat alam yang halus, yaitu; a. Sabda Tan Matra ialah benih suara b. Sparsa Tan Matra ialah benih rasa sentuhan c. Rupa Tan Matra adalah benih penglihatan

29 d. Rasa tan Matra adalah ialah benih rasa, dan e. Gandha Tan Matra ialah benih penciuman. Dari benih-benih Panca Tan Matra terjadilah unsur benda-benda materi yang nyata yang disebut Panca Maha Bhuta. Panca Maha Bhuta ialah lima unsur yang lebih kasar, yaitu; a. Akasa (ether), lahir dari Sabda Tan Matra b. Wayu (bayu), adalah anginlahir atau terbentuk dari Sparsa Tan Matra c. Teja (sinar), yaitu api yang lahir dari Rupa Tan Matra d. Apah ( zat cair) adalah air yang terbentuk dari Rasa Tan Matra, dan e. Pertiwi ( zat padat) yakni tanah yang terbentuk dari unsur Ganda Tan Matra. Persamaan dan perbedaan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit No Persamaan No Perbedaan 1 Sama-sama ciptaan Tuhan 1 Bhuwana Agung artinya alam 2 Sama-sama diciptakan dari raya/alam semesta. Bhuwana unsur Panca Tan Matra dan Panca Maha Bhuta 2 Alit artinya badan manusia. Bhuwana Agung melingkupi 3 Sama-sama tidak sempurna Bhuwana Alit, Bhuwana Alit 4 Sama-sama diatur dan tunduk berada di dalam Bhuwana pada hukum Tuhan Agung 3 Bhuwana Agung diciptakan lebih dahulu dari Bhuwana Alit 4 Bhuwana Agung dijiwai oleh Tuhan. Bhuwana Alit dijiwai oleh Atma yaitu percikan terkecil dari Tuhan. 2.2 Contoh-contoh Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit

30 Untuk lebih mengenal dan memahami contoh-contoh Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit, terlebih dahulu kita harus memahami bahwa antara Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit sama-sama dibentuk dari unsur Panca Maha Bhuta. Untuk itu disajikan tabel seperti di bawah ini: No Unsur-unsur Panca Maha Benda-benda alam Bagian-bagian tubuh Bhuta manusia Pertiwi Tanah, batu, logam, gunung, Tulang, kuku, gigi, tengkorak kepala, dll besi, baja,dll 2 Apah Air hujan, air laut, sungai, danau, Keringat, air liur, air kencing, enzim, dll embun, dll 3 Teja Sinar matahari, gas alam, panas bumi, dll Panas badan/suhu tubuh, dll Angin, Nafas, 4 Bayu energi tenaga, dll Ruang angkasa, Rongga-rongga yang dan planet-planetnya ada di tubuh manusia; 5 Akasa rongga mulut, rongga hidung, rongga telinga, dll

31 LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN II I. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban secara lisan! 1. Dalam ajaran agama Hindu alam semesta disebut. 2. Bhuana alit artinya. 3. Unsur-unsur pembentukan bhuana agung dan bhuana alit adalah. 4. Bhuana agung dan bhuana alit ciptaan dari. 5. Makrokosmos adalah sebutan dari. Kunci Jawaban Tes lisan : 1. Bhuana Agung 2. Bhuana Alit 3. Panca Maha Bhuta 4. Ida Sang Hyang Widhi 5. Bhuana Agung II. Tulislah Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan unsur-unsur panca maha bhuta pada bhuana agung! 2. Sebutkan unsur-unsur panca maha bhuta pada bhuana alit! Kunci Jawaban

32 - Tes tulis 1) - Pertiwi : tanah - Apah : air laut, air sungai, dsb - Teja : sinar matahari - Bayu : Angin - Akasa : ether/ ruangan kosong 2) - Pertiwi : tulang - Apah : darah - Teja : panas badan - Bayu : tenaga - Akasa : rongga dada III. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat 1. Dalam ajaran agama Hindu manusia disebut. 2. Apah adalah unsur panca maha bhuta, pada bhuana agung contohnya, sedangkan pada bhuana alit contohnya. Kunci Jawaban 1 Bhuana alit 2. Air laut, sungai, danau, hujan IV Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Jelaskan persamaan bhuana agung dengan bhuan alit 2. Sebutkan unsur-unsur panca maha bhuta pada bhuana alit! Kunci Jawaban 1. Persamaan terletak pada pembentukan yaitu sama-sama dibentuk oleh panca maha bhuta. 2. Pertiwi menjadi tulang belulang Apah menjadi darah, air kencing Teja menjadi suhu badan

33 Bayu menjadi nafas Akasa menjadi segala yang berongga, rongga hidung PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN TIGA Standar Kompetensi : 3. Mengenal lagu-lagu Kerohanian (yajna) Kompetensi Dasar : 3.1 Menyebutkan arti lagu-lagu kerohanian (yajna) 3.2 Menyebutkan jenis-jenis lagu kerohanian 3.3 Melafalkan jenis-jenis lagu kerohanian (yajna) Indikator : 3.1.1Menyebutkan beberapa lagu-lagu kerohanian yang dikenal Menyebutkan pengertian lagu-lagu kerohanian Menyebutkan jenis-jenis lagu kerohanian Menyebutkan jenis-jenis kidung Dewa Yajna sesuai daerah setempat Menyebutkan jenis-jenis kidung Resi Yajna sesuai daerah setempat Menyebutkan jenis-jenis kidung Manusa Yajna sesuai daerah setempat Menyebutkan jenis-jenis kidung Pitra Yajna sesuai daerah setempat Menyebutkan jenis-jenis kidung Bhuta Yajna sesuai daerah setempat Melakukan kidung Dewa Yajna sesuai daerah setempat

34 3.3.2 Melakukan kidung Resi Yajna sesuai daerah setempat Melakukan kidung Pitra Yajna sesuai daerah setempat Melakukan kidung Manusa Yajna sesuai daerah setempat Melakukan kidung Bhuta Yajna sesuai daerah setempat TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai pembelajaran ini siswa mampu: a. Menyebutkan arti Dharmagita b. Menyebutkan beberapa jenis Dharmagita c. Melafalkan Dharmagita PETA KONSEP Lagu Kerohania/Dharmagita Arti Dharmagita Jenis-jenis Dharmagita

35 PELAJARAN TIGA LAGU-LAGU KEROHANIAN (DHARMAGITA) 3.1 Arti Lagu Kerohanian Lagu kerohanian adalah lagu suci yang dinyanyikan untuk mengiringi upacara keagamaan. Nyanyian itu dinyanyikan dengan hidmat yang berpengaruh kepada kesucian pikiran, kekusukan dari sebuah yajna yang dilaksanakan. Syair-syair lagu kerohanian penuh dengan makna dan mengandung kata-kata pujaan kepada Sang Hyang Widhi. Lagu-lagu kerohanian disebut pula dengan istilah Dharmagita. Dharmagita berasal dari kata Bahasa Sanskerta yaitu dari kata Dharma dan Gita. Tulisan yang benar sesuai ejaan Kawi Latin atau

36 Sanskerta Latin ialah huruf i pada kata Gita menggunakan i panjang atau dirgha segingga tulisannya menjadi Dharmagîta Kata Dharma adalah kata benda masculinum yang berarti lembaga, adat kebiasaan, aturan kewajiban, moral yang baik, pekerjaan yang baik, kebenaran, hukum, keadilan. Gita adalah kata bahasa Sanskerta Indonesia dalam bentuk perfect passive participle, neutrum yang berarti nyanyian atau lagu. Sehingga Dharmagita berarti nyanyiannyanyian kebenaran atau nyanyian keadilan atau suatu lagu atau nyanyian yang dipergunakan dalam pelaksanaan Upacara Agama Hindu. (Warjana, 1993:2) 3.2 Jenis-jenis lagu Kerohanian A. Lagu kerohanian untuk Upacara Dewa Yajna dari isi lagunya lebih banyak tentang pijian dan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan Manifestasinya. Jenis-jenis lagu kerohanian untuk Dewa Yajna, seperti: tembang Bramara Angisep Sari, Kawitan Wargasari, dan Kidung Wargasari ( meliputi; kidung wargasari untuk Ngredana atau ngarcana pada Dewa, Kidung Wargasari untuk Memendak para Dewa, Kidung Wargasari untuk Ngaturang Piodalan, Kidung pada waktu Muspa, Kidung wargasari digunakan pada waktu Madatengan, Kidung wargasari untuk Mawayang-wayang atau Kincang-kincung, Kidung Wargasari pada waktu Nunas Tirtha dan Kidung wargasari digunakan pada waktu Nyineb Ida Bhetara) B. Lagu Kerohanian untuk Upacara Resi Yajna, syairnya menyatakan tentang phala sesorang yang menjadi wiku serta kewajiban-kewajibannya yang harus dijalaninya, seperti; Pupuh Wasi pada Upacara Madiksa, Tembang Wilet Mayura Panjang, Tembang Bramara Sangupati dan Tembang Palu Gangsa untuk Upacara Resi Bhojana. C. Lagu Kerohanian untuk Upacara Manusa Yajna, syairnya menyatakan tentang seseorang yang melaksanakan upacara penuh dengan kemeriahan, dihormati dan dikagumi oleh

37 masyarakat, seperti; Pupuh Demung Sawit untuk upacara Raja Sewala, Pupuh Kawitan Tantri, Pupuh Demung Sawit, Pupuh Demung Gulaganti, Pupuh Demung Agor dan Malat Rasmi untuk Upacara Mapandes dan Mapetik, Pupuh Demung Tunjung Biru untuk Upacara Pawiwahan. D. Lagu Kerohanian untuk Upacara Pitra Yajna, syairnya lebih banyak menyatakan perjalanan roh menuju alam baka diantarkan oleh doa sanak saudaranya, seperti: Wirama Sewana Girisa digunakan pada waktu Nedunang Layon yang akan dimandikan dan memandikan jenasah, Wirama Indrawangsa digunakan pada waktu mengantar jenasah ke kuburan, Pupuh Adri digunakan pada waktu mengubur jenasah, Wirama Praharsini digunakan pada waktu membakar jenasah, Pupuh Aji Kembang digunakan pada waktu Ngreka akan Nganyut, Wirama Cikarini digunakan pada waktu Nganyut. E. Lagu Kerohanian untuk Upacara Bhuta Yajna, syair-syairnya lebih banyak menyatakan tentang upacara persembahan kepada Bhuta Kala yang berada di setiap penjuru alam dengan tujuan agar kekuatan-kekuatan jahat dari Bhuta Kala tidak mengganggu kehidupan manusia, seperti: Pupuh Jerum digunakan pada waktu Mecaru, Pupuh Panji Marga digunakan pada waktu Ngelebar Caru, Pupuh Alis-alis Ijo digunakan pada waktu Mecaru di tempat yang Keramat/angker, Pupuh Swaran Kumbang digunakan pada waktu Tawur Kesanga, Pupuh Girisa digunakan pada waktu Upacara Caru Panca Sata dan Caru lainnya.

38 3.3 Melafalkan Jenis-jenis Lagu Kerohanian A. Lagu Kerohanian untuk Upacara Dewa Yajna Tembang Bramara Angisep Sari Mo gi tan ka ca kra ba wa Ti tyang i ka tu nan sa mi Nis ta ka ya wak lan ma nah Lang geng ngu la mi Hyang Wi dhi Sang suk sma ma ha a cin tya Nir ba na Si wa ka seng guh

39 Si ngi dan ring tam pak ak si. (Sumber: Materi Pokok Dharmagita oleh I Nyoman Warjana, 2009: 213) Kidung Kawitan Wargasari Pur wa ka ning ang rip ta rum Ning wa na wu kir Ka ha dang la buh Kar ti ka Pa ne de nging sa ri A nga yon tang gu li ke tur Ang ring ring

40 Jang ga mu re.// 2. Sukania aja winangun Winarna sari Rumrumning puspa Priaka Ingoling tangi Sampuning riiris sumahura Umungguh ring srengganing rejeng. (Sumber: Materi Pokok Dharmagita oleh I Nyoman Warjana, 2009:214) Kidung Wargasari Paca Paliring I da ra tu sa king lu hur Ka u la nu nas lu gra ne Mang da sam pun ti tyang tan druh Ma nga yap Bhe ta ra mang kin Ti tyang nga tu rang pe ja ti Ca nang su ci lan dak si na

41 Sar wa sam pun pu put Pra ting ka hing sa ji// (Sumber: Materi Pokok Dharmagita oleh I Nyoman Warjana, 2009: 215) B. Lagu Kerohanian untuk Upacara Resi Yajna Dwa ning sa sam pun ma ma ngun / Ka praj nya nan / ma ha bu dhi / Te las ka le ke tan i da / Gu na sa twa ne ka pu pu / Sa twa ja ti ta ka wor an /

42 An tuk ra jah ta mah ma lih / Sa twa sa tah bha wah i ku / Jna na u ta ma su ja ti // Pupuh Rara Wangi Nihan palaning sang Wiku Jatas nawang Bumi, Langit dija ento warangane, Punika tegakan wiku wulan surya, Lawan winbang sampun kawasne ring langit, Ndi pamatinipun mwang sumping banyu asli. C. Lagu Kerohanian untuk Upacara Manusa Yajna Kawitan Tantri Wu wu san Sri Bhu pa ti /

43 Ring pa ta li na gan tun / Su bha ga wir ya si ni wi / Ka jri hin sang pa ra ra ra tu / Sal wa ning jam bu war sa di / Pra sa ma tur Kem bang ta hon //(Sumber: Materi Pokok Dharmagita, 1993:172) D. Lagu Kerohanian untuk Upacara Pitra Yajna Wirama Sewana Girisa Wirama Girisa

44 Wirama Indrawangsa

45 Pupuh Adri

46 Wirama Praharsini

47 Pupuh Aji Kembang

48 Wirama Sikarini

49 E. Lagu Kerohanian untuk Upacara Bhuta Yajna Pupuh Jerum

50 Pupuh Swaran Kumbang

51 Pupuh Alis-alis Ijo

52 Pupuh Panji Marga

53 Pupuh Girisa

54

55 LATIHAN-LATIHAN PELAJARAN III I. Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban lisan! 1. Ida Ratu Saking Luhur adalah salah satu contoh kidung 2. Kawitan Wargasari termasuk kidung.. 3. Kidung Wilet Mayura untuk mengiringi upacara. 4. Pada Saat mecaru diiringi dengan pupuh. 5. Kidung tantri termasuk kelompok kidung Kunci Jawaban 1. Dewa yadnya 2. Dewa yadnya 3. Rsi yadnya 4. Jerum 5. Manusa Yadnya II. Tulislah dengan singkat atas pertanyaan berikut ini! 1. Apakah yang dimaksud dengan lagu kerohanian? 2. Apakah fungsi lagu kerohanian? 3. Apakah yang dimaksud dengan Dharmagita? 4. Dharmagita untuk memandikan jenazah yang paling tepat adalah Kidung Turun Tirtha dinyanyikan pada saat...! Kunci Jawaban 1. Nyanyian-nyanyian yang isi atau syairnya mengajarkan tuntutan keagamaan. 2. Untuk menyemarakkan dan menambah hikmatnya pelaksanaan upacara yadnya. 3. Lagu-lagu kerohanian agama Hindu. 4. Sewana Girisa. 5. Jero mangku mulai nurunang tirtha dan menyipratkan kepada para pemedek/umat.

56 Soal Praktek Nyanyikanlah satu bait lagu-lagu kerohanian Ida Ratu Saking Luhur! PEMETAAN SK, KD, DAN INDIKATOR PELAJARAN EMPAT

57 Standar Kompetensi : 4. Mengenal Dasar-dasar Hari Suci ( Wariga) Kompetensi Dasar : 4.1 Menyebutkan arti Hari Suci (wariga) 4.2 Mengenal hari-hari dan Bulan Baik 4.3 Mengenal hari Raya suci keagamaan berdasarkan perhitungan hari-hari dan bulan baik Indikator: menyebutkan hari-harinsuci yang dikenal Menjelaskan pengertian hari suci Menjelaskan pengertian Wariga Menyebutkan nama-nama Wewaran Menyebutkan nama-nama Wuku Menyebutkan nama-nama Sasih Menyebutkan hari suci yang berdasarkan Pawukon dan Sasih menyebutkan jenis-jenis kegiatan pada hari suci keagamaan TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa diharapkan dapat; a. Mampu menyebutkan arti hari suci b. Mengenal baik buruknya hari dalam wariga c. Mengenal hari suci keagamaan berdasarkan perhitungan sasih dan pawukon PETA KONSEP

58 HARI RAYA WEWARAN PAWUKON SASIH KAJENG KLIWON PAGERWESI NYEPI ANGGARA KASIH GALUNGAN SIWARATRI BUDA KLIWON,DLL KUNGINGAN,DLL SARASWATI,DLL PELAKSANAAN HARI RAYA SESUAI BUDAYA SETEMPAT

59 PELAJARAN EMPAT HARI SUCI 4.1 Arti Hari Suci Hari Suci artinya hari-hari yang disucikan oleh Umat Hindu. Hari suci sering juga disebut Rerahinan atau Hari Raya Agama. Pada hari suci umat Hindu melakukan persembahyangan dan menghaturkan persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi. Yang termasuk hari suci, seperti; Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, Saraswati, Pagerwesi, Siwaratri, Nyepi, dll. 4.2 Hari-hari dan Bulan Baik Hari-hari dan bulan baik dalam ajaran Agama Hindu ditentukan berdasarkan perhitungan wariga. Wariga adalah perhitungan hari-hari dan bulan baik dalam agama Hindu. Pewarigaan berdasarkan atas; wewaran, wuku, dan sasih yang dipakai dasar untuk memperingati hari-hari suci. Wewaran adalah hari-hari sebagai dasar untuk menentukan hari baik melakukan suatu kegiatan. Nama-nama Wewaran dan bagian-bagiannya: Nama wewaran Bagian-bagiannya 1 2 Eka Wara 1. Luang Dwi Wara 1. Menga, 2. Pepet Tri Wara 1. Pasah/Dora, 2. Beteng/Wahya, 3. Kajeng/Byantara Catur Wara 1. Sri, 2. Laba, 3. Jaya, 4. Manala Panca Wara 1. Umanis, 2. Paing, 3. Pon, 4. Wage, 5. Kliwon Sad Wara 1. Tungleh, 2. Ariang, 3. Urukung, 4. Paniron, 5. Was, 6. Maulu Sapta Wara 1. Redite, 2. Soma, 3. Anggara, 4. Budha, 5. Wrehaspati, 6. Sukra, 7. Saniscara

60 Asta Wara 1. Sri, 2. Indra, 3. Guru, 4. Yama, 5. Ludra, 6. Brahma, 7. Kala, 8. Uma Sanga Wara 1.Dangu, 2. Jangur, 3. Gigis, 4. Nohan, 5. Ogan, 6. Erangan, 7. Urungan, 8. Tulus, 9.Dadi Dasa wara 1. Pandita, 2. Pati, 3. Suka, 4. Duka, 5. Sri, 6. Manuh, 7. Manusa, 8. Raja, 9. Dewa, 10. Raksasa Cara mencari Wewaran a. Eka wara; uripnya 1. dewanya Sang Hyang Taya. Caranya mencari: Urip Sapta wara + Urip Panca wara. Bila genap = kosong, bila ganjil = Luang b. Dwi wara; Menga urip 5, dewanya Sang Hyang Kalima, Pepet urip 4, Dewanya Sang Hyang Timira. Caranya mencari: Urip Sapta wara + Urip Panca wara + urip Eka wara, bila genap = Pepet, bila Ganjil= Menga. c. Tri Wara; Pasah urip 9, Dewanya Sang Hyang Cika, Beteng urip 4, dewanya Sang Hyang Wacika, Kajeng urip 7, Dewanya Sang Hyang Manacika. Caranya mencari: Wilangan Wuku X 7 + wilangan Saptawara yang akan dicari kemudian dibagi 3. Bila sisa 1 = Pasah, sisa 2 = Beteng, sisa 3 = Kajeng. d. Catur wara; Sri urip 4, dewanya Bhagawan Bregu, Laba urip 3, dewanya Bhagawan Kanwa, Jaya urip 1, dewanya Bhagawan Janaka, dan Manala urip 8 dewanya Bhagawan Narada. Cara mencarinya: Wilangan Wuku X 7 + wilangan Sapta wara yang akan dicari lalu dibagi 4. Bila sisa 1 = Shri, sisa 2 = Laba, sisa 3 = Jaya, dan bila sisa 4 = Manala e. Panca wara; Umanis urip 5, Resi Kursika, Dewa Iswara, Bhagawan Tatulah, Paing urip 9 Resi Gargha, Dewanya Brahma, Bhagawan Mercukunda, Pon urip 7, Resi Maitrya, Dewanya Mahadewa, Bhagawan Wrehaspati, Wage urip 4, Dewanya Wisnu dan Kliwon urip 8 dewanya Siwa. Caranya mencari: Wilangan Wuku X 7 + wilangan Sapta wara

61 yang ingin dicari lalu dibagi 5. Bila sisa 1 = Umanis, sisa 2 = Paing, sisa 3 = Pon, sisa 4 = Wage, sisa 5 = Kliwon. f. Sad wara; Tungleh urip 7 dewanya Sang Hyang Indra, Aryang urip 6 dewanya Sang Hyang Baruna, Urukung urip 5 dewanya Sang Hyang Kwera, Paniron urip 8 dewanya Sang Hyang Bayu, Was urip 9 dewanya Sang Hyang Bajra dan Maulu urip 3 dewanya Sang Hyang Erawan. Cara mencarinya: Wilangan Wuku X 7 + Wilangan Sapta wara yang akan dicari lalu dibagi 6, bila sisa 1= Tungleh, sisa 2 Aryang, sisa 3 Urukung, sisa 4 Paniron, sisa 5 Was dan sisa 6 Maulu. g. Sapta wara; Redite urip 5 dewanya Sang Hyang Baskara, Soma urip 4 dewanya Sang Hyang Candra, Anggara urip 3 dewanya Sang Hyang Anggara, Buda urip 7 dewanya Sang Hyang Udaka, Wrehaspati urip 8 dewanya Sang Hyang Sukra Guru, Sukra urip 6 dewanya Sang Hyang Bregu, Saniscara urip 9 dewanya Sang Hyang Waru. Cara mencarinya: Wilangan wuku X 7 + wilangan Sapta wara yang ingin dicari lalu dibagi 7, bila sisa 0 Redite, sisa 1 Soma, sisa 2 Anggara, sisa 3 Buda, sisa 4 Wrehaspati, sisa 5 Sukra dan sisa 6 Saniscara. h. Asta wara; Sri urip 6, Indra urip 5, Guru urip 8, Yama urip 9, Rudra urip 3, Brahma urip 7, Kala urip 1, Uma urip 4. Cara mencarinya: Wilangan Wuku X 7 + wilangan Sapta wara yang akan dicari + 2 lalu dibagi 8, bila sisa 1 Sri, sisa 2 Indra, sisa 3 Guru, sisa 4 Yama, sisa 5 Rudra, sisa 6 Brahma, sisa 7 Kala, sisa 8 Uma. i. Sanga wara; Dangu urip 5, Jangur urip 8, Gigis urip 9, Nohan urip 3, Ogan urip 7, Erangan urip 1, Urungan urip 4, Tulus urip 6 dan Dadi urip 8. Cara mencarinya: Wilangan Wuku X 7 + Wilangan Sapta wara yang akan dicari lalu dibagi 9, bila sisa 1

62 Dangu, sisa 2 Jangur, sisa 3 Gigis, sisa 4 Nohan, sisa 5 Ogan, sisa 6 Erangan, sisa 7 Urungan, sisa 8 Tulus dan sisa 9 Dadi. j. Dasa Wara; Pandita urip 5, Pati urip 7, Suka urip 10, Duka urip 4, Shri urip 6, Manuh urip 2, Manusa urip 3, Raja urip 8, Dewa urip 9, Raksasa urip 7. Cara mencarinya: Urip Sapta wara + urip Panca Wara + Urip Eka wara dibagi 10, bila sisa 1 = Pandita, 2 = Pati, 3 = Suka, 4 = Duka, 5 = Shri, 6 = Manuh, 7= Manusa, 8 = Raja 9 = Dewa, 10 = Raksasa. Wuku jumlahnya ada 30 dan berganti setiap tujuh hari yakni pada hari minggu. Perhitungan wuku dimulai dari Minggu atau Redite sampai Sabtu atau Saniscara. Adapun ketigapuluh Wuku itu, adalah: 1 Sinta 16 Paang 2 Landep 17 Krulut 3 Ukir 18 Merakih 4 Kulantir 19 Tambir 5 Tolu 20 Medangkungan 6 Gumbreg 21 Matal 7 Wariga 22 Uye 8 Warigadean 23 Menail 9 Julungwangi 24 Prangbakat 10 Sungsang 25 Bala 11 Dunggulan 26 Ugu 12 Kuningan 27 Wayang 13 Langkir 28 Kelau 14 Medangsia 29 Dukut 15 Pujut 30 Watugunung Berdasarkan atas Wuku maka dapat dirinci hari raya Hindu yang berdasarkan Pawukon, yakni: No Nama Hari Nama Hari Raya Wuku Lengkapnya Yang dipuja

63 1 Sinta Redite Paing Banyu Pinaruh Soma Pon Soma Ribek Sang hyang Tri Murti Mertha Anggara Wage Sabuh Mas Hyang Mahadewa sebagai raja Brana Buda Kliwon Pagerwesi Bhatara Paramesti Guru 2 Landep Sanicara Tumpek Landep Sang Hyang Kliwon Pasupati 3 Ukir Redite Umanis Memuja Bhatara Hyang Guru Buda Cemeng Buda Wage Sukra Umanis Hari Bhatari Sri Memuja Bhatari Sri 4 Kulantir Anggara Anggara Kasih Kliwon Kulantir 5 Tolu Soma Umanis Memuja Bhatara/ Bhatari di Merajan 6 Gumbreg Buda kliwon Buda Kliwon Gumbreg 7 Wariga Saniscara Tumpek Sang Hyang Kliwon Wariga/Tumpek Uduh/Tumpek Pengatag/Tumpek Pengarah Sangkara (Dewa Siwa)

64 8 Wariga dean 9 Julung wangi 10 Sung sang 12 Kuni ngan Buda Kliwon Buda Cemeng Waregadean Sukra Umanis Hari Bhatari Sri Memuja Bhatari Sri Anggara Anggra Kasih Kliwon Julungwangi Wrehaspati Sugian Jawa Para Dewa dan Wage Pitara Sukra Kliwon Sugian Bali Untuk penyucian Bhuwana Alit Soma Pon Penyajaan Galungan Anggara Wage Penampahan Galungan Buda Kliwon Galungan Ida Bhatara- Bhatari dan para Leluhur Wrehaspati Umanis Galungan Umanis Saniscara Pon Pemaridan Guru Redite Wage Ulihan Soma Kliwon Pamacekan Agung Sukra Wage Penampahan Kuningan Saniscara Kuningan/Tumpek Kliwon Kuningan 13 Langkir Buda Kliwon Buda Cemeng Langkir Sukra Umanis Hari Bhatari Sri

65 14 Medang Anggara Anggara Kasih sia Kliwon Medangsia 15 Pujut Paang Buda Kliwon Buda kliwon Paang 17 Krulut Saniscara Kliwon Tumpek Krulut 18 Mera Buda Wage Buda Cemeng kih Merakih Sukra Umanis Hari Bhatari Sri Memuja Bhatari Sri 19 Tambir Anggara Anggara Kasih Kliwon Tambir 20 Medang Anggara Paing Anggara Paing Memuja Hyang kungan Medangkungan Widhi/ Bhatara Brahma di Mrajan Kawitan 21 Matal Buda Kliwon Buda Kliwon Matal 22 Uye Saniscara Kliwon Tumpek Kandang 23 Menail Buda Wage Buda Cemeng Menail Sukra Umanis Hari Bhatari Sri 24 Prang Anggara Anggara Kasih bakat Kliwon Prangbakat 25 Bala Ugu Buda Kliwon Buda Kliwon Ugu 27 Wa yang Saniscara Kliwon Tumpek Wayang

66 28 Klau Buda Wage Buda Cemeng Klau Memuja Bhetara Sri Sedana Sukra Umanis Hari Bhatari Sri Memuja Bhatari Sri 29 Dukut Anggara Anggara Kasih Kliwon Dukut 30 Watu Redite Kliwon Kajeng Kliwon gunung Pamelastali/Watug unung runtuh Anggara Paing Paid-paidan Buda Pon Hari Urip Watugunung Wrehaspati Hari Patetegan Wage Sukra Kliwon Hari Pangeredanan Saniscara Umanis Saraswati Dewi Sraswati Hari suci berdasarkan Wuku dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu: a. Hari suci Buda Kliwon; Buda Kliwon Sinta (Pagerwesi), Buda Kliwon Gumbreg, Buda Kliwon Dunggulan (Galungan) Galungan menurut jenisnya ada tiga yakni; Galungan Biasa, Galungan Nadi dan Galungan Naramangsa. Galungan Biasa adalah Hari raya Galungan yang tidak bertepatan dengan Tilem ataupun Purnama. Galungan nadi adalah Galungan yang bertepatan dengan Purnama. Sedangkan Galungan Naramangsa adalah Galungan yang bertepatan dengan Hari Tilem. Buda Kliwon Paang (Pegat Uwakan), Buda Kliwon Matal dan Buda Kliwon Ugu. b. Tumpek juga ada enam, meliputi: Tumpek Landep, Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, Tumpek Krulut, Tumpek Uye, dan Tumpek Wayang.

67 c. Buda Wage juga ada enam, meliputi; Buda Wage Ukir, Buda Wage Warigadean, Buda Wage Langkir, Buda Wage Merakih, Buda Wage Menail dan Buda Wage Kelau. d. Anggara Kasih juga ada enam, meliputi; Anggara Kasih Kulantir, Anggara Kasih Julungwangi, Anggara Kasih Medangsia, Anggara Kasih Tambir, Anggara Kasih Prangbakat dan Anggara Kasih Dukut e. Sugian ada dua, yaitu; Sugian Jawa dan Sugian Bali. 3. Nama-nama Sasih Sasih adalah nama-nama bulan yang terdapat pada tahun saka. Banyaknya sasih ada dua belas dan datangnya setiap satu tahun sekali. Nama-nama sasih, meliputi; No Nama Sasih Nama Bulan Masehi Iklim/Ciri-cirinya Sasih Kasa Juli Musim panas 2 Sasih Karo Agustus Musim dingin 3 Sasih Ketiga September Musim panas 4 Sasih Kapat Oktober Musim semi 5 Sasih Kelima November Memasuki musim penghujan 6 Sasih Kenem Desember Musim hujan, curah hujan lebat 7 Sasih Kepitu Januari Musim hujan, angin ribut 8 Sasih Kaulu Pebruari Musim hujan, angin ribut 9 Sasih Kesaga Maret Musim hujan lebat 10 Sasih Kedasa April Alam kering memasuki musim panas 11 Sasih Jyesta Mei Musim panas 12 Sasih Asada Juni Musim panas C Hari Suci Keagamaan Berdasarkan Perhitungan Hari dan Bulan Baik c. 1 Hari suci yang berdasarkan Perhitungan Pawukon dan Wewaran

68 Datangnya setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali. Cara menentukannya yakni; perhitungan umur wuku 7 hari dikalikan jumlah wuku 30. Atau 7 X 30 = 210. Adapun Hari Raya Hindu yang berdasarkan perhitungan Pawukon dan Wewaran, meliputi: a. Hari Raya Pagerwesi, yang jatuh setiap Rabu Kliwon Sinta. Yang beryoga pada hari Pagerwesi adalah Sang Hyang Paramesti Guru. b. Hari Raya Galungan, yang jatuh setiap Rabu Kliwon Dunggulan sebagai peringatan kemenangan Dharma atas Adharma. c. Hari Raya Kuningan, yang jatuh setiap Saniscara Kliwon Kuningan sebagai hari persembahan kepada para leluhur dan Bhatara-bhetari d. Hari Raya Saraswati, yang jatuh setiap Sanicara Umanis Watugunung, sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahuan yang dilambangkjan dengan Dewi Saraswati, dll c.2 Hari suci yang berdasarkan Perhitungan Bulan atau Sasih Hari suci yang berdasarkan perhitungan bulan baik datangnya setiap satu tahun sekali. Perhitungan yang berdasarkan bulan baik namanya berdasarkan sasih. Hari suci berdasarkan Sasih dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Hari suci berdasarkan sasih yang datangnya setiap bulan atau setiap 30 hari sekali, meliputi: Purnama yang dipuja pada saat purnama adalah Sang Hyang Ratih, Tilem yang dipuja pada saat Tilem adalah sang Hyang Surya. b. Hari Suci berdasarkan sasih yang datangnya setiap 1 tahun sekali, meliputi: Hari Raya Siwaratri yang datangnya setiap purwanining (sehari sebelum Tilem )

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan

Lebih terperinci

DUDONAN UPAKARA/UPACARA LAN RERAHINAN SUKA DUKA HINDU DHARMA BANJAR CILEDUG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

DUDONAN UPAKARA/UPACARA LAN RERAHINAN SUKA DUKA HINDU DHARMA BANJAR CILEDUG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015 NO TANGGAL DINA/WUKU DUDONAN UPAKARA/UPACARA LAN RERAHINAN SUKA DUKA HINDU DHARMA BANJAR CILEDUG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015 RERAINAN/ PIODALAN/PUJAWALI UPAKARA SANE KATUR PINANDITA SANE MUPUT TEMPEK PENGAREP

Lebih terperinci

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah 1. Pengertian Atman adalah. a. Percikan terkecil dari Sang Hyang Widhi Wasa b. Tidak terlukai oleh api c. Tidak terlukai oleh senjata d. Tidak bergerak e. Subha Karma Wasa 2. Fungsi Atman dalam mahluk

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA TUGAS AGAMA DEWA YADNYA NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 KETUT ALIT WIRA ADI KUSUMA (05) ( KETUA ) NI LUH LINA ANGGRENI (27) ( SEKETARIS ) NI LUH DIAH CITRA URMILA DEWI (14) I PUTU PARWATA (33) SMP N 2 RENDANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach Dalam teori Joachim wach dapat diamati dalam tiga bentuk ekspressi keagamaan atau pengalaman beragama baik individu

Lebih terperinci

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Kalender Saka Bali pada Sistem Operasi Machintos

Pengembangan Aplikasi Kalender Saka Bali pada Sistem Operasi Machintos Pengembangan Aplikasi Kalender Saka Bali pada Sistem Operasi Machintos I Putu Cahya Prawira, Gusti Made Arya Sasmita, I Putu Agung Bayupati Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS PENDIDIKAN KOTA BONTANG TRY OUT 2 SMA/ SMK Tahun Pelajaran 2013/2014 Mata Pelajaran : Agama Hindu Hari/ Tanggal : Jumlah Soal : 50 Butir Soal Waktu : 120 Menit Petunjuk Umum

Lebih terperinci

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari I Ketut Sudarsana > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari Ajaran Tri Kaya Parisudha dapat dilaksanakan dengan cara memberikan arahan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PENDIDIKAN AGAMA HINDU Kurikulum 2004 PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SD PENDIDIKAN AGAMA HINDU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN Hak Cipta pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM A. Konsep Ketuhanan Ajaran Awatara dalam Agama Hindu Konsepsi Ajaran Awatara dalam Agama Hindu mengatakan

Lebih terperinci

DEWATA NAWASANGA: Dewa Siwa sebagai Pusat Jagat Raya

DEWATA NAWASANGA: Dewa Siwa sebagai Pusat Jagat Raya DEWATA NAWASANGA: Dewa Siwa sebagai Pusat Jagat Raya Dewata Nawasanga adalah Sembilan Dewa Penguasa Penjuru Mata Angin yang merupakan perwujudan Hyang Widdhi, berpusat pada adalah Dewa Siwa. UTTARA / UTARA

Lebih terperinci

Aplikasi Kalender Bali Berbasis Mobile Application pada Android Platform

Aplikasi Kalender Bali Berbasis Mobile Application pada Android Platform Aplikasi Kalender Bali Berbasis Mobile Application pada Android Platform Ida Ayu Putri Pradnyani Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana email :rhanie_pink@yahoo.com Abstrak Kalender

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri dari beragam suku, ras, budaya, dan agama. Salah satu di antaranya adalah suku Bali yang

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waterfall model. Model waterfall merupakan model proses pengembangan sistem yang klasik dan bersifat sistematis, proses dilakukan secara berurutan dari satu tahap ke tahap

Lebih terperinci

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD 27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan

Lebih terperinci

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) 21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KALENDER BALI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI KALENDER BALI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID PERANCANGAN APLIKASI KALENDER BALI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID I Ketut Suwintana 1), Putu Manik Prihatini 2) 1 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, 80364 Telp.

Lebih terperinci

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS GPIB Jemaat KARUNIA Kamis, 10 Mei 2018 Persiapan: 1) Doa para presbiter di konsistori 2) Latihan lagu-lagu baru

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Sebagai salah satu pulau di Indonesia, Bali memiliki daya tarik yang luar biasa. Keindahan alam dan budayanya menjadikan pulau ini terkenal dan banyak

Lebih terperinci

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru) Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN DURASI PEMELA JARAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU : 1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

DUDONAN KARYA PADUDUSAN AGUNG, TAWUR TABUH GENTUH, MAMUNGKAH LAN NGENTEG LINGGIH RING PURA DALEM, PRAJAPATI, SEGA, CATUS PATA, LAN PURA ULUN SUWI

DUDONAN KARYA PADUDUSAN AGUNG, TAWUR TABUH GENTUH, MAMUNGKAH LAN NGENTEG LINGGIH RING PURA DALEM, PRAJAPATI, SEGA, CATUS PATA, LAN PURA ULUN SUWI DUDONAN KARYA PADUDUSAN AGUNG, TAWUR TABUH GENTUH, MAMUNGKAH LAN NGENTEG LINGGIH RING, PRAJAPATI, SEGA, S PATA, LAN PURA ULUN SUWI NO RAHINA HARI & TANGGAL DAUH ACARA, UPACARA PENGENTER / MUPUT GENAH PENGIRING

Lebih terperinci

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu Oleh : Hj. A. Nirawana Abstract Menggapai nirwanan adalah sebuah tujuan spiritual dalam agama hindu. Tulisan berikut ingin menelusuri sejauhmana makna nirwana dan langkahlangkah pencapaiannya bagi penganut

Lebih terperinci

Mitologi Wewaran Posted by Ochie - 16 Jan :16

Mitologi Wewaran Posted by Ochie - 16 Jan :16 Mitologi Wewaran Posted by Ochie - 16 Jan 2010 15:16 Shri Danu D.P (I wayan Sudarma) Om Swastyastu Wewaran adalah bahasa Sansekerta dari urat kata wara di duplikasikan (Dwipurwa) dan mendapat akhiran an

Lebih terperinci

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Perayaan kemenangan dharma melawan

Lebih terperinci

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL. H DISUSUN OLEH: I WAYAN AGUS PUJAYANA ORANG SUCI Orang suci adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara religius yang menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk menganut agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Sesuai dengan pernyataan

Lebih terperinci

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH TATA IBADAh HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH Minggu 14 Mei 201 TATA IBADAH PERSIAPAN - Memastikan kesiapan; semua yang akan melayani - Prasarana ibadah ( P1 ) - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan

Lebih terperinci

NYEPI: MENCIPTAKAN BHUTA HITA MENUJU ALAM SUNYA. Oleh: Ida Made Windya, S. Ag (Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur)

NYEPI: MENCIPTAKAN BHUTA HITA MENUJU ALAM SUNYA. Oleh: Ida Made Windya, S. Ag (Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur) NYEPI: MENCIPTAKAN BHUTA HITA MENUJU ALAM SUNYA Oleh: Ida Made Windya, S. Ag (Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur) Ri hěněng ikanang amběk tibrālit mahěning ahö/ Lěngit atisaya sunya jñana naśraya

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA

TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA Kamis, 25 Mei 2017 Persiapan Doa pribadi warga jemaat Latihan lagu-lagu baru Doa para presbiter di

Lebih terperinci

TUMPEK PENGARAH SEBAGAI SALAH SATU SARANA UNTUK MELESTARIKAN TUMBUH-TUMBUHAN Oleh Dra. Ni Luh Yaniasti, M.Hum. 9

TUMPEK PENGARAH SEBAGAI SALAH SATU SARANA UNTUK MELESTARIKAN TUMBUH-TUMBUHAN Oleh Dra. Ni Luh Yaniasti, M.Hum. 9 TUMPEK PENGARAH SEBAGAI SALAH SATU SARANA UNTUK MELESTARIKAN TUMBUH-TUMBUHAN Oleh Dra. Ni Luh Yaniasti, M.Hum. 9 Abstrak: Pelestarian tumbuh-tumbuhan oleh umat Hindu di Bali, pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

NASEHAT DARI AKSARA JAWA

NASEHAT DARI AKSARA JAWA 1 NASEHAT DARI AKSARA JAWA Oleh : BRM Panji Anom Resiningrum Huruf atau carakan Jawa yakni ha na ca ra ka dan seterusnya merupakan sabda pangandikanipun) dari Tuhan YME di tanah Jawa. A. Pembukaan Huruf

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Kalender Bali Berbasis Mobile Application Pada Blackberry Platform

Aplikasi Sistem Kalender Bali Berbasis Mobile Application Pada Blackberry Platform Aplikasi Sistem Kalender Bali Berbasis Mobile Application Pada Blackberry Platform I Ngurah Putu Wiara Prayana Destra Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana e-mail : wiara.prayana@gmail.com

Lebih terperinci

MENYANYI KJ 20 : 1,2,4 O HARI ISTIRAHAT Kantoria Prosesi Alkitab dibawa masuk

MENYANYI KJ 20 : 1,2,4 O HARI ISTIRAHAT Kantoria Prosesi Alkitab dibawa masuk TATA IBADAH KRISTUS MEROBOHKAN TEMBOK PEMISAH HARI MINGGU TRINITAS Minggu 11 Juni 2017 TATA IBADAH PERSIAPAN - Memastikan kesiapan; semua yang akan melayani - Prasarana ibadah ( P1 ) - Doa pribadi warga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah 124 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu Antara Lain: Agama Islam Tuhan adalah Allah, Esa, Ahad, Ia merupakan dirin-nya sendiri tunggal dalam sifatnya

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 19 Maret 2017 TATA IBADAH MINGGU IV PRAPASKAH

GPIB Immanuel Depok Minggu, 19 Maret 2017 TATA IBADAH MINGGU IV PRAPASKAH PERSIAPAN : TATA IBADAH MINGGU IV PRAPASKAH Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di Minggu IV Prapaskah.

Lebih terperinci

LONTAR AJI SWAMANÐALA

LONTAR AJI SWAMANÐALA LONTAR AJI SWAMANÐALA Inilah Sang Hyang Aji Swamandala mengajarkan tentang baik dan buruk, seperti memperbaiki parhyangan, hari baik bila menyelenggarakan karya, seperti makiis, mañcawalikrama pada waktu

Lebih terperinci

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu 4.1 Dasar Kepercayaan Hindu Bersumber Pada Atharwa Weda Dasar kepercayaan (keimanan) dalam agama Hindu disebut Sraddha, yang dinyatakan di dalam ayat suci Atharwa Weda berikut.

Lebih terperinci

Tata Ibadah Hari Natal

Tata Ibadah Hari Natal GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT Tata Ibadah Hari Natal Tema Yang Tersaji Apa Adanya Senin, 25 Desember 2017 h a l, 1 PERSIAPAN Penjelasan Tata Ibadah & Pengenalan lagu Doa Konsistori PUJI-PUJIAN

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Sejarah Berdirinya Pura Tirtha Gangga Suraba. dalam Islam disebut dengan musholla. Pada waktu itu dibangunlah Pura yang

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Sejarah Berdirinya Pura Tirtha Gangga Suraba. dalam Islam disebut dengan musholla. Pada waktu itu dibangunlah Pura yang BAB III PENYAJIAN DATA A. Profil Pura Tirta Gangga Surabaya 1. Sejarah Berdirinya Pura Tirtha Gangga Suraba Pura Tirta Gangga yang terletak di Jalan Kertajaya Gubeng X/6 Surabaya Jawa Timur dibangun pada

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 09 April 2017

GPIB Immanuel Depok Minggu, 09 April 2017 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU I PRAPASKAH Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di hari

Lebih terperinci

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Ya Tuhan, Tiap Jam KJ 457:1,4,5. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Ya Tuhan, Tiap Jam KJ 457:1,4,5. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan) PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR

Lebih terperinci

TEMA MASA RAYA NATAL : JAWABAN ALLAH ATAS PENANTIAN MANUSIA

TEMA MASA RAYA NATAL : JAWABAN ALLAH ATAS PENANTIAN MANUSIA TATA IBADAH ADVEN I MINGGU, 3 DESEMBER 2017 TEMA MASA RAYA NATAL : JAWABAN ALLAH ATAS PENANTIAN MANUSIA SUBTEMA ADVEN I : BERITA ADVEN DARI PAULUS (Pnt: Penatua; U: Umat; PL: Pelayan Liturgi; L: Lektor;

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA. Kamis, 25 Mei 2017.

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA. Kamis, 25 Mei 2017. GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI KENAIKAN YESUS KRISTUS KE SURGA Kamis, 25 Mei 2017 h a l, 1 Persiapan Doa pribadi warga jemaat Latihan lagu-lagu baru Doa para presbiter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang penuh dengan keanekaragaman Suku Bangsa, Bahasa, Agama, dan Kebudayaan. Keberagaman budaya bangsa Indonesia bukan berarti untuk

Lebih terperinci

UPACARA BAYUH OTON UDA YADNYA DI DESA PAKRAMAN SIDAKARYA KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR

UPACARA BAYUH OTON UDA YADNYA DI DESA PAKRAMAN SIDAKARYA KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR UPACARA BAYUH OTON UDA YADNYA DI DESA PAKRAMAN SIDAKARYA KECAMATAN DENPASAR SELATAN KOTA DENPASAR Oleh : Ni Komang Ayu Sri Ratna Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar I Ketut Sudarsana Institut Hindu

Lebih terperinci

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar UPACARA NILAPATI BAGI WARGA MAHA GOTRA PASEK SANAK SAPTA RSI DI BANJAR ROBAN DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut

Lebih terperinci

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI Minggu, 15 Mei 2016 PERSIAPAN *Doa Pribadi Umat *Doa Konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2: Selamat malam dan selamat beribadah di hari Minggu, Hari Pentakosta,

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 12 Februari 2017

GPIB Immanuel Depok Minggu, 12 Februari 2017 PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU VI SESUDAH EPIFANIA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di

Lebih terperinci

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 27 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng

Lebih terperinci

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember

TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember PERSIAPAN TATA IBADAH MALAM NATAL Minggu, 24 Desember 2017 ----------------------------------------------------- *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga Jemaat *. Prokantor

Lebih terperinci

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India.

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India. SILABUS KELAS/SEMESTER : X/1 STANDAR : (Sejarah Agama Hindu) Memahami sejarah perkembangan agama Hindu di India dan Negara-negara lainnya. KODE : 1. Sejarah Agama Hindu : 10 x 45 Menit MATERI PEMAN PEMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia juga memiliki keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa dan sub-suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. Agama Hindu merupakan agama yang mempercayai banyak dewa dan dewi yang tersebar menurut fungsinya

Lebih terperinci

JMP : Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, hal TIGA CARA MENENTUKAN NAMA WUKU DALAM PAWUKON SAKA

JMP : Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, hal TIGA CARA MENENTUKAN NAMA WUKU DALAM PAWUKON SAKA JMP : Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, hal. 30-47 TIGA CARA MENENTUKAN NAMA WUKU DALAM PAWUKON SAKA Agung Prabowo Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Soedirman

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas : VII Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Semester : I Standar Kompetensi : Sradha Meyakini Kemahakuasaan Sanghyang Widhi Tuhan sebagai Asta Iswarya Kompetensi 1.

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga Kamis, 10 Mei 2018 Tema : Melihat kasih Setia Tuhan (Mazmur 85 : 2 4 ) Persiapan Doa pribadi warga jemaat

Lebih terperinci

LITURGI BULAN LINGKUNGAN GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH

LITURGI BULAN LINGKUNGAN GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH LITURGI BULAN LINGKUNGAN GMIT JEMAAT BET EL OESAPA TENGAH pembacaan pokok-pokok warta jemaat AJAKAN BERIBADAH PENATUA :Saudara-saudari, hari ini kita memasuki minggu terakhir di Bulan Lingkungan. Marilah

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 06 Agustus 2017 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- PERSIAPAN

Lebih terperinci

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017 TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017 PERSIAPAN *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga

Lebih terperinci

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu) UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu) Oleh Ni Luh Setiani Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar niluhsetiani833@gmail.com

Lebih terperinci

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Alangkah Baik dan Indahnya KMM 81:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Alangkah Baik dan Indahnya KMM 81:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan) PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Alam semesta jagat raya dengan seisinya bergerak berputar tiada hentinya dengan perputaran yang teratur sesuai dengan hukumnya. Hukum perputaran terjadi terhadap semua

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT TATA IBADAH KELUARGA MALAM PERGANTIAN TAHUN

GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT TATA IBADAH KELUARGA MALAM PERGANTIAN TAHUN GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT TATA IBADAH KELUARGA MALAM PERGANTIAN TAHUN Minggu, 31 Desember 2017 pkl.24.00 wib Senin, 01 Januari 2018 pkl.00.00 wib PERSIAPAN Kepala Keluarga Menyiapkan semua

Lebih terperinci

Tidak Diskriminatif, Namun Berbela Rasa

Tidak Diskriminatif, Namun Berbela Rasa Liturgi Minggu (Nuansa Pemuda) Tidak Diskriminatif, Namun Berbela Rasa GKI Bintaro Utama 6 September 2015 Pukul 17.00 WIB 2 Liturgi Minggu (Nuansa Pemuda) Persiapan Ibadah Organis/pianis mengalunkan lagu-lagu

Lebih terperinci

Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA

Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA Karya : Heni Kusumawati (heni_kusumawati@uny.ac.id) NIP : 19671126 199203 2 001 Latar Belakang Penciptaan Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) merupakan institusi

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA Latihan Lagu-lagu dan doa persiapan Pembacaan/penayangan warta lisan Saat hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (DUDUK)

Lebih terperinci

Minggu, 21 Januari 2018 ALLAH MENYESAL. Yunus 3:1-10 PERSIAPAN T A T A I B A D A H M I N G G U G K I K E B A Y O R A N B A R U 0

Minggu, 21 Januari 2018 ALLAH MENYESAL. Yunus 3:1-10 PERSIAPAN T A T A I B A D A H M I N G G U G K I K E B A Y O R A N B A R U 0 Minggu, 21 Januari 2018 ALLAH MENYESAL Yunus 3:1-10 PERSIAPAN T A T A I B A D A H M I N G G U G K I K E B A Y O R A N B A R U 0 a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B)

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU PENTAKOSTA 04 Juni 2017 DALAM RANGKA HARI LANJUT USIA NASIONAL (29 Mei 2017) Tema: HIDUP BERMARTABAT DI USIA SENJA, LANJUT USIA

Lebih terperinci

Materi modul. Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

Materi modul. Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Materi modul Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMK NEGERI 1 SUKASADA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MATERI MODUL MOKSA Pengertian Moksa, Kata Moksa dari bahasa sansekerta,dari akar kata

Lebih terperinci

Tema HIDUP DI DALAM TERANG

Tema HIDUP DI DALAM TERANG TATA IBADAH HARI MINGGU II SESUDAH EPIFANIA Tema HIDUP DI DALAM TERANG Minggu 14 January 2018 TATA IBADAH PERSIAPAN - Memastikan kesiapan; semua yang akan melayani - Prasarana ibadah ( P1 ) - Doa pribadi

Lebih terperinci

TUMPEK KANDANG SEBAGAI SARANA PELESTARIAN TERNAK Oleh Ni Putu Sri Wahyuni, S.P., M.M.A. 9

TUMPEK KANDANG SEBAGAI SARANA PELESTARIAN TERNAK Oleh Ni Putu Sri Wahyuni, S.P., M.M.A. 9 TUMPEK KANDANG SEBAGAI SARANA PELESTARIAN TERNAK Oleh Ni Putu Sri Wahyuni, S.P., M.M.A. 9 Abstrak: Dalam pelestarian ternak oleh peternak di Bali dapat dilakukan secara niskala dan sekala. Secara niskala

Lebih terperinci

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA - 446 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Deskripsi karya Komposisi MARS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

Deskripsi karya Komposisi MARS WIJAYA KUSUMA SURABAYA Deskripsi karya Komposisi MARS WIJAYA KUSUMA SURABAYA Karya : Heni Kusumawati /heni_kusumawati@uny.ac.id NIP : 19671126 199203 2 001 Latar Belakang Penciptaan Lagu Mars Wijaya Kusuma dibuat karena pada

Lebih terperinci

Pelaksanaan Catur Marga Yoga sebagai Usaha Untuk mendekatkan Diri. Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa

Pelaksanaan Catur Marga Yoga sebagai Usaha Untuk mendekatkan Diri. Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa Pelaksanaan Catur Marga Yoga sebagai Usaha Untuk mendekatkan Diri Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa OLEH : KOMANG SUARDIKA (0913021034) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tradisional yang tersimpan dalam naskah lontar banyak dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan yang berhubungan

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,

Lebih terperinci

Minggu, 27 Oktober 2013

Minggu, 27 Oktober 2013 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH HARI MINGGU XXIII SESUDAH PENTAKOSTA NUANSA MUDA Minggu, 27 Oktober 2013 PEMBERITA FIRMAN Pukul 18.00 WIB Pendeta Johny Alexander Lontoh (Ketua

Lebih terperinci

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela TATA IBADAH MINGGU, 09 JULI 2017 (MINGGU BIASA) TERBUKA PADA CARA KERJA ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Setelah Penayangan Warta Lisan, Penatua mengajak Jemaat bersaat teduh dan mendaraskan

Lebih terperinci

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin Kristus dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS

TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS PRA-PASKAH III MINGGU, 4 MARET 2018 TEMA MASA RAYA PASKAH: MENJADI SAKSI-SAKSI KEBANGKITAN KRISTUS SUBTEMA PRA-PASKAH: YESUS BAIT ALLAH YANG SEJATI (Pnt: Penatua; U: Umat; PL: Pelayan Liturgi; L: Lektor;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA TATA IBADAH HARI MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 16 Juli 2017 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- PERSIAPAN

Lebih terperinci

MENGHADAP TUHAN ' ha - ya di da - lam be - ri - ta ku - dus!

MENGHADAP TUHAN ' ha - ya di da - lam be - ri - ta ku - dus! MINGGU, 15 JANUARI 2017 TATA IBADAH PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu baru - Para pelayan berdoa di konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 17 Juli 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 17 Juli 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

PL1 : TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; U : Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

DISIAPKAN MENJADI SAKSI Tata Ibadah Kenaikan Tuhan Yesus Ke Surga GKI Soka Salatiga Kamis, 25 Mei 2017 Pukul 08.30 WIB DISIAPKAN MENJADI SAKSI KETERANGAN: Ptgs. 1 : Seorang Bapak Ptgs. 2 : Seorang Ibu Ptgs. 3 : Seorang Pemuda

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

CINTAILAH DIDIKAN DAN PENGETAHUAN GPIB

CINTAILAH DIDIKAN DAN PENGETAHUAN GPIB Hari Minggu XV sesudah Pentakosta 17 September 2017 Tata Ibadah CINTAILAH DIDIKAN DAN PENGETAHUAN GPIB Jemaat KARUNIA PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 14 Agustus 2016 Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA TATA IBADAH MINGGU, 14 JANUARI 2018 (MINGGU SESUDAH EPIFANI II - HIJAU) MERESPON PANGGILAN TUHAN, BERSAKSI BAGI-NYA Latihan Lagu-Lagu Penayangan Warta Lisan Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANIA PERSIAPAN

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANIA PERSIAPAN TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANIA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di hari

Lebih terperinci