Formulir Rekam Medis. Andi Turgandi, S.Sos.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Formulir Rekam Medis. Andi Turgandi, S.Sos."

Transkripsi

1 Formulir Rekam Medis Andi Turgandi, S.Sos.

2 FORMULIR REKAM MEDIS 1. PENGERTIAN 2. TUJUAN DAN MANFAAT 3. PEDOMAN PEMBUATAN 4. PEMBUATAN FORMULIR 5. PENGENDALIAN FORMULIR 6. PERANCANGAN FORMULIR

3 PENGERTIAN FORMULIR Sebagai suatu bentuk lembaran catatan dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus diisi dengan angka-angka, jawaban-jawaban ataupun keterangan-keterangan yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau intruksiintruksi yang ada.

4 TUJUAN DAN MANFAAT 1. Untuk mengurangi kesibukan mengutip atau menyalin kembali keterangan yang sama berulang-ulang 2. Untuk keseragaman atau pembakuan kerja 3. Untuk mempermudah dalam pengklasifikasian data 4. Untuk mempermudah prosedur kerja 5. Sebagai alat perencanaan 6. Sebagai alat untuk pengawasan dan evaluasi

5 PEDOMAN PEMBUATAN Hal-hal yang harus diperhatikan : a. Mengetahui tugas pokok administrasi b. Mengetahui pekerjaan & keterangan yang dibutuhkan c. Mengetahui ttg proses kerja secara menyeluruh shg dapat dibuat pengklasifikasian kerja d. Mengetahui oleh siapa, unit mana, & kapan pekerjaan harus dilakukan e. Mengetahui bagaimana frekuensi pekerjaan2 tsb dilakukan & bagaimana hubungan kerja antar unit dlm rangka pelaksanaan tugas (terkait dgn: jam kerja rata2; nilai produktivitas pegawai; arah & arus formulir; jlh kolom & pertanyaan, serta instruksi; tembusan yg hrs dibuat) f. Dalam hal teknis: kertas kuat; hurup cetak; lembaran luas; menunjukan gambaran sistematik; ukuran disesuaikan nomor/kode tertentu ttg lembar & pembuat

6 Pengendalian form adalah kegiatan secara teratur dan terus menerus untuk: Mencegah jangan sampai ada form yang digunakan tidak sebagaimana mestinya Mencegah jangan sampai ada form yang dirubah tanpa persetujuan sebelumnya Mencegah jangan sampai ada form yang beredar tanpa persetujuan yang berwenang Agar pekerjaan rutin tidak dirubah tanpa rencana, shg form tidak dirubah secara mendadak PENGENDALIAN FORMULIR

7 PEMBUATAN FORMULIR Proses pembuatan formulir dapat dilakukan dengan cara sbb: Pembuat formulir mengadakan diskusi dgn yg meminta formulir Pembuat formulir mencari/menggali informasi dari pihak terkait sehubungan dgn form yg akan dirancang Pembuat formulir membuat konsep & didiskusikan kembali Pembuat form mengadakan penyempurnaan

8 PERANCANGAN FORMULIR 1. Aturan Dasar a. Dirancang untuk pengguna mencapai tujuan scr efektif b. Form hrs sesederhana mungkin c. Terminologi utk semua elemen data, definisi,& label hrs baku d. Ada petunjuk pengisian atau pengumpulan data dan konsistensi interpretasi data, jika diperlukan e. Item data diurutkan secara logis, mengacu pada dokumen/urutan pengumpulan data, presentasi informasi hrs menarik perhatian pembaca 2. Agar form dapat mengurangi beban kerja & tidak menambah keruwetan kerja a. Mudah digunakan b. Membantu pengumpulan data yang dibutuhkan c. Terbatas dari item data yang tidak penting d. Menyajikan data yang mudah dipahami atau ditindak lanjuti

9 BAGIAN-BAGIAN FORMULIR a. KEPALA ( HEADING ) b. PENGANTAR ( INTRODUCTION ) c. INSTRUKSI ( INSTRUCTION ) d. BATANG TUBUH ( BODY ) e. PENUTUP ( CLOSE )

10 Kepala ( heading ) Berperan sebagai tempat pemberian judul dan mengandung informasi ttg form ybs Letak judul formulir (kiri atas, tengah atas, kanan atas, bawah Nama dan alamat institusi perlu ditulis dalam judul Identifikasi & tanggal edisi form pd umumnya ditempatkan di tepi kanan bawah Identifikasi form harus ada pada semua halaman

11 Pengantar ( introduction ) Menjelaskan tujuan form, kadang-kadang penjelasan melalui judul form yang cukup memadai Pengantar yang menyatakan secara eksplisit tujuan pengisian form mungkin perlu dicantumkan

12 Instruksi ( instruction ) Menjelaskan cara pengisian form Instruksi umum sebaiknya cukup pendek dan ditempatkan pada bagian atas form Instruksi tidak boleh dimasukan dlm ruang yg harus diisi tetapi harus ditempatkan secara terpisah di bagian depan/atas form jika masih tersedia ruang, atau di balik form jika perlu instruksi yang rinci Pengisi form harus sudah tahu berapa kopiform yang harus diisi, siapa yg hrs menandatangani, kepada siapa form dikirim dsb

13 Batang Tubuh ( body ) Merupakan bagian inti form Penataan data perlu mempertimbangkan : Pengelompokan yg sesuai Pengurutan Kerapihan Tepi, spasi, jenis huruf Cara pengisian Tepi diperlukan untuk pencetakan, pemotongan dan pembendelan form Spasi yg memadai memberikan keleluasaan pemasukan data

14 Penutup ( close ) Adalah bagian untuk tanda tangan

15 FORMULIR REKAM MEDIS DASAR Formulir yang dapat digunakan untuk semua pasien a. Lembaran Umum, diantaranya: 1. Indeks Ringkasan Diagnosa 2. Ringkasan Masuk & Keluar 3. Riwayat & Pemeriksaan Fisik 4. Instruksi Dokter 5. Catatan Perawat/Bidan 6. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Radiologi 7. Resume/Ikhtisar waktu pulang 8. Lembaran Persetujuan, dsb

16 b. Lembaran Khusus, diantaranya: 1. Laporan Operasi 2. Laporan Anesthesi 3. Lembaran Kontrol Istimewa 4. Riwayat Kehamilan 5. Catatan/Laporan Persalinan 6. Identifikasi Bayi 7. Lembaran Persetujuan Operasi 8. Lembaran Permintaan & Jawaban Konsul

17 Indeks Ringkasan Diagnosa Lembaran ringkasan yang berisi catatan kronologis ttg kunjungan/masuk untuk dirawat di rumah sakit Data yang dicantumkan dalam indeks ini a.l.: Tanggal kunjungan/tanggal masuk dan tanggal keluar Diagnosa atau operasi (jika ada) Alergi terhadap obat dan kemungkinan pendarahan Pengisian data dilakukan oleh petugas rekam medis

18 Ringkasan Masuk & Keluar Sering disebut ringkasan atau lembaran muka, sebagai sumber informasi untuk mengindeks rekam medis dan berisi data sosial. Data sosial, yaitu data yang menjelaskan tentang sosial, ekonomi dan budaya dari pasien, seperti : - Agama - Pendidikan - Pekerjaan - Identitas orang tua - Identitas penanggung jawab pembayaran Lembaran ini berisi informasi ttg identitas pasien, cara penerimaan melalui (RJ,RI,RD)

19 Riwayat & Pemeriksaan Fisik Tujuan pokok riwayat & pemeriksaan fisik adalah untuk memberikan bahan pelengkap bagi dokter untuk menetapkan diagnosa yg menjadi dasar tindakan pertolongan & perawatan/pengobatan terhadap pasien Riwayat merupakan catatan ttg informasi yg diberikan oleh pasien Lembaran Pemerikasaan Fisik mencatat semua hasil pemeriksaan terhadap seluruh bagian tubuh yang dilakukan oleh dokter Ada 2 macam formulir yg digunakan: Formulir Kosong (blank sheet) Formulir dengan catatan penunjuk (outline form)

20 ANAMNESA Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien

21 Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a) Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena pasien dianggap mampu tanya jawab b)allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau dilakukan wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau yang mengetahui tentang pasien. Allo-anamnesa dilakukan karena ; - Pasien belum dewasa (anak-anak yang belum dapat mengemukakan pendapat terhadap apa yang dirasakan) - Pasien dalam keadaan tidak sadar karena sesuatu - Pasien tidak dapat berkomunikasi - Pasien dalam keadaan gangguan jiwa

22 3. Pemeriksaan fisik, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi fisik dari pasien. Pemeriksaan fisik meliputi : a. Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memperhatikan keseluruhan tubuh pasien secara rinci dan sistematis b. Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh yang terlihat tidak normal c. Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari bagian tubuh dengan jari atau alat, guna kemudian mendengar suara resonansinya dan meneliti resistensinya d. Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang terjadi karena proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh, biasanya menggunakan alat bantu stetoskop

23 4. Pemeriksaan Penunjang, yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Tujuan pemeriksaan ini dapat bertujuan : a. Terapeutik, yaitu untuk pengobatan tertentu b. Diagnostik, yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu Pemeriksaan,laboratorium,Rontagen, USG, dll

24 5. Diagnosis, yaitu penetapan jenis penyakit tertentu berdasarkan analisis hasil anamnesa dan pemeriksaan yang teliti. Penetapan ini penting sekali artinya untuk menentukan pengobatan atau tindakan berikutnya. Diagnosis ditinjau dari segi prosesnya, yaitu : a. Diagnosis awal atau diagnosis kerja, yaitu penetapan diagnosis awal yang belum diikuti dengan pemeriksaan yang lebih mendalam b. Diagnosis banding (deferensial diagnosis), yaitu sejumlah diagnosis (lebih dari 1) yang ditetapkan karena adanya kemungkinan-kemungkinan tertentu guna pertimbangan medis untuk ditetapkan diagnosisnya lebih lanjut c. Diagnosis akhir, yaitu diagnosis yang menjadi sebab mengapa pasien dirawat dan didasarkan pada hasil-hasil pemeriksaan yang mendalam

25 Diagnosis ditinjau dari segi keadaan penyakitnya, yaitu : a. Diagnosis utama, yaitu jenis penyakit utama yang diderita pasien setelah dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam b. Diagnosis komplikasi, yaitu penyakit komplikasi karena berasal dari penyakit utamanya c. Diagnosis kedua, ketiga dst atau Diagnosis Co-Morbid, yaitu penyakit penyerta diagnosis utama yang bukan berasal dari penyakit utamanya atau sudah ada sebelum diagnosis utama ditemukan

26 6. Prognosis, yaitu ramalan medis dan hasil pemeriksaan dan diagnosis berdasarkan teori-teori atau hasil penelitian pada penyakit yang bersangkutan. Kemungkinannya yaitu: a) Cenderung baik (dubia ad bonam) b) Cenderung memburuk (dubia ad malam) 7. Terapi, yaitu pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi medis atau diagnosis yang ditemukan dokter. Terapi dapat berupa : a) Terapi medikamentosa, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk obat/bahan kimia b) Terapi suportif, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk dukungan moral utuk proses penyembuhan pasien c) Terapi invasif, yaitu pengobatan dengan melakukan tindakan yang menyebabkan disintegrasi (tidak utuhnya) jaringan atau organ

27 8. Tindakan medis, yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada seseorang berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan integritas jaringan atau organ terganggu. Tindakan tersebut dapat berupa : 1. Tindakan terapetik yang bertujuan untuk pengobatan 2. Tindakan diagnostik yang bertujuan untuk menegakanatau menetapkan diagnosis. 3. Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan informed consent, yaitu persetujuan atau penolakan pasien yang bersangkutan terhadap tindakan medis yang akan diterimanya setelah memperoleh informasi lengkap tentang tindakan tersebut.

28 Instruksi / Perintah Dokter Adalah petunjuk dokter kepada perawat & para medis non perawatan mengenai semua tindakan & pengobatan yg harus diberikan kepada pasien Petugas Rekam Medis dalam meneliti pengisian lembaran instruksi dokter harus mengamati: Semua perintah harus telah ditandatangani oleh si pemberi perintah Perintah scr lisan/telepon, hrs ditandangani pemberi perintah pada kunjungan berikutnya Perintah pasien pulang harus ditulis sebelum pasien meninggalkan Rumah Sakit Hasil pemriksaan penunjang hrs ada dlm rekam medis, jika tidak ada petugas RM/assembling hrs berusaha memperolehnya

29 Catatan Perawat / Bidan Digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat pengamatan thd pasien dan pertolongan perawatan yang telah mereka berikan kepada pasien Catatan ini memberikan gambaan kronologis pertolongan pearwatan, pengobatan yg diberikan dan reaksi pasien thd tindakan yg dilakukan. Berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, antara perawat dgn dokter. Kegunaan: Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter Menghemat waktu bagi dokter & mencegah timbulnya kekeliruan Sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan Sebagai salah satu kelengkapan Rekam Medis

30 Lembaran Permintaan & Jawaban Konsul Seorang konsulen adalah dokter kedua yang dipanggil oleh dokter yang merawat seorang pasien untuk memeriksa dan mendiskusikan keadaan pasiennya Pada umumnya RS membuat form permintaan konsul & jawaban konsul dlm satu formulir. Dokter yg merawat menggariskan semua hal yg diminta (pendapat) kepada dokter konsulen. Konsulen memeriksa pasien, membaca rekam medis, berdiskusi dengan dokter yg merawat dan menetapkan kesimpulan, diagnosa dan rekomendasinya. Petugas Rekam Medis meneliti lembaran konsul untk mencek benar atau tidaknya nama pasien, tanggal,& nomor RM. Apakah semua catatan konsultasi telah ditandatangani, jika belum harusa segera dimintakan untuk dilengkapi oleh konsulen yang menanganinya

31 Riwayat Selingan (Interval History) Adalah catatan yang dibuat jika seorang pasien masuk kembali utk dirawat dalam jangka waktu hanya satu bulan dgn kondisi/penyakit yg sama dgn sebelumnya Riwayat selingan hanya berisi hal-hal yg terjadi selama satu bulan (interval mode) dan hrs menjelaskan Keluhan saat ini & semua perubahan2 penting Keadaan umum pasien Riwayat keluarga Hasil pemeriksaan fisik Sama dgn catatan2 lainnya lembaran ini hrs dicek kebenaran identitasnya, ditandatangani oleh dokter yg memeriksa & diketahui oleh dokter penanggung jawab

32 Catatan Medik Singkat (Short Form Medical Record) Adalah formulir yang dapat digunakan utk kasus pengobatan atau diagnosa sederhana dimana pasien dirawat kurang dari 48 jam Formulir ini mencatat : Identitas pasien Keadaan pasien Penemuan-penemuan keadaan fisik yg penting Pertolongan pengobatan yg diberikan Catatan lain yg memberikan dasar diagnosa pengobatan Formulir ini harus ditandatangani oleh dokter yg bertanggung jawb

33 Lembaran Grafik Memberikan gambaran ttg suhu, nadi, dan pernafasan seseorang pasien yang pengisiannya dilakukan oleh petugas perawatan dimulai sejak pasien mulai dirawat Dalam lembaran grafik ini juga dicatat pemasukan dan pengeluaran cairan, dan tekanan darah, dapat juga dimasukan ttg diet, spesimen utk laboratorium infeksi nosokomial dsb Lembaran Hasil Pemeriksaan Lab Pemeriksaan Lab diperintahkan oleh dokter yg merawat. Hasil pemeriksaan lab hrs dibuat oleh masing2 petugas yg melakukan tes tersebut. Lapoan hasil pemeriksaan yg aslinya menjadi bagian dr Rekam Medis pasien yg bersangkutan Lembaran hasil pemeriksaan biasanya direkatkan pd satu lembaran secara berurutan, shg masing2 lembar tampak. Setiap lembaran hrs diteliti kebenaran nama pasien, nomor RM, tanggal & tandatangan pembuat laporan hasil pemeriksaan

34 Laporan Jaringan Laporan Patologi Laporan ini diperlukan terhadap semua jaringan yang diambil dengan operasi, biosi, atau dikeluarkan. Semua jaringan hrs jelas identitasnya dan dikirim ke lab patologi utk diperiksa Permintaan pemeriksaan jaringan hrs menyebutkan diagnosa klinis. Pemeriksaan semua jaringan oleh patolog scr mikroskopik & hrs membuat laporan tertulis ttg diagnosa klinis, diagnosa patologis & hasil pemeriksaan mikroskopik Lembaran laporan asli yg ditandatangani oleh patolog diterima oleh unit perawatan & menjadi bagian lembaran RM Petugas RM harus meneliti nama psien, nomor RM, dan semua laporan telah ditandatangani

35 Laporan Hasil Radiologi Sinar Ro untuk menegakkan diagnosa dalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar Rontgen untuk membantu dokter dalam menagakan diagnosa seorang pasien. Seorang ahli radiologi akan menuliskan interpretasinya terhadap gambar2 yang dibuat (film) dan menandatangani laporan tersebut. Laporan yang asli dikirim ke unit perawatan untuk diinformasikan kepada dokter yang merawat dan disatukan dengan RM yang bersangkutan Petugas RM harus meneliti kebenaran nama pasien, nomor RM dan tandatangan ahli radiologinya

36 Laporan Operasi Setiap pasien yang mendapatkan tindakan operasi, harus ada laporan operasinya di dalam RM. Laporan operasi harus dibuat dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan operasi. Diagnosa pre operative harus sudah dicantumkan sebelum operasi dilakukan, hal ini penting agar dapat dilakukan perbandingan diagnosa post operative. Dalam laporan operasi harus dicatat selengkapnya penemuan yang normal dan abnormal semua organ yang diperiksa, prosedur operasi, penjahitan dan benang pengikat yang dipakai. Petugas RM meniti kelengkapan laporan operasi tentang : Nama ahli bedah dan asisten Diagnosis pre operative Diagnosis post operative Nama/jenis operasi Laporan lengkap jalannya (teknik)operasi Ada/tidaknya jaringan yang dibuang

37 Laporan Anestesi Sebelum dilaksanakan tindakan operasi biasanya dilakukan tindakan anestesi dan dokter anestesi harus membuat laporan anestesi. Dalam laporan anestesi dicatat hal-hal sbb: Dosis, jam, efek medikasi pre operative Nama dan jumlah obat bius Cara pemberian obat bius Lamanya pemberian obat bius Cairan yang diberikan intravena dikamar operasi Suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah dan kondisi pasien selama berlangsung operasi Tanda tangan ahli anestesi

38 Catatan Ruang Recovery Untuk perawatan post operative atau post anestesi, pasien dibawa ke recovery room. Data yang penting tentang keadaan pasien dan pengobatan, pada saat tiba, selama dan pada saat dipindahkan dari recovery room harus dicatat. Data ini harus ditulis pada halaman belakang laporan anestesi untuk memudahkan mendapatkan informasi, atau dibuat formulir tersendiri.

39 Laporan Autopsi Laporan autopsi meliputi ringkasan riwayat dan pengobatan yang tertulis pada RM, laporan tentang penemuan pada pelaksanaan autopsi, penemuan microscopis dan diagnosis anatomis. Isi yang perlu dimengerti oleh petugas RM: Autopsi lengkap (Complete Autopsy) yaitu pemeriksaa secara lengkap terhadap semua isi dada, isi perut, isi tengkorak kepala, spinal cord yang mungkin dicapai dengan insisi di punggung Hanya kepala (Head Only) yaitu pemeriksaan lengkap terhadap isi kepala Hanya badan (Trunk Only) yaitu pemeriksaan lengkap terhadap isi torak dan perut, spinal cord dengan hanya insisi anterior

40 PETUNJUK PEMBUATAN DESAIN FORM RM 1.Nilailah setiap bentuk formulir secara khusus untuk : a. menjamin keperluan pentingnya informasi b. menghindari dua kali pencatatan c. menjamin secara keseluruhan &keterkaitan dari sistem pencatatan yg ada 2.Tentukan tujuan bentuk/desin formulir tsb. Dgn memperkirakan, mempertimbangkan informasi yg akan masuk kedalam formulir tersebut 3.Kenali keuntungan2 yg akan diterima dari bentuk formulir yg akan dirancang 4. Rancanglah bentuk formulir sesederhana mungkin, dan usahakan jangan sampai adanya kekeliruan yg berhubungan dgn : judul judul, bagian bagian, perintah2 5. Pertimbangkan penggunaan dari sesuatu yg tdk berpola dgn penggunaanya. Hal ini akan mengurangi kebutuhan utk beberapa formulir yg khusus guna memonitor faktor faktor perawatan khusus dan utk pebgurangan timbunan formulir dalam jumlah yg besar

41 6. Rencanakan semua bentuk formulir formulir yg digunakan utk mencatat, agar dibuat ukuran2 yg seragam dgn formulir lainnya 7. Tempatkan judul formulir dan identifikasi pasien secara tetap(tdk berubah rubah pada setiap formulir 8. Buatlah ruangan pencatatan yg cukup untuk nama lengkap dan tanda tangan 9. Pertimbangkan pencatatan judul2 dan caption-caption serta penggunaan huruf tebal 10.Garis judul judul agar tidak membuat kacau dan usahakanlah adanya kemudahan mengisi informasi/data ke dlm formulir 11.Pertimbangkan pencatatan urutan urutan yg logis dari judul judul pokok ( utama ) 12.Gunakanlah kertas putih dgn kode warna pd tepinya, agar dapat mengenal dgn cepat perbedaan2 formulir yg satu dgn lainya, dgn menggunakan kertas berwarna mungkin menjadi sulit utk dibaca jika difotocopy 13. Pilihlah caption caption yg menyatakan secara jelas menganai informasi apakah yg akan dimasukan 14. Gunakan kotak penyususn utk menghemat waktu dlm pencekan

42 15. Rencanakanlah ruangan sesuai dgn cara pendokumentasian yang spesifik a. Pemasukan data dgn pengetikan2, susunan baris sesuai dgn jumlah baris per inch pd pengetikan dan menyediakan ruangan vertikal ( kolom kolom ) b. Pemasukan data dgn tulisan tangan, susunan baris yg cukup jauh terpisah agar dapat mudah dibaca c. Ukuran pencetakan dgn menggunakan komputer, susunan margin, ruangan dan tanda-tanda yg jelas d. Pertimbangkanlah jangka waktu penyimpanan setiap formulir yg digunakan 16. Kenali bagian2 tertentu yg dibatasi penggunaanya oleh staf yg ditunjuk atau kelompok kelompok 17. Pertimbangkanlah pencetakan pd kedua permukaan kertas ( cetakan bolak balik ) utk menghemat penggunaan 18. Bilamana mungkin, hilangkan keperluan akan formulir yg bersifat khusus dgn memanfaatkan stempel karet utk formulir yg ada 19. Sediakan lahan yg cukup utk tanda tangan orang yg memasukan data.

43 20. Apabila formulir yg baru dirancang dan memerlukan perbaikan perbaikan, memfotocopy dlm jumlah sedikit dpt dilakukan sebagai percobaan 21. Gunakanlah persediaan kertas yg bermutu utk pencetakan akhir hal ini utk menghindari kerusakan yg cepat dan menjamin ada nya kepastian hasil cetakan yg bermutu 22. Hindarkan persedian kartu dlm jumlah yg berlebihan, karena hal tersebut akan menciptakan timbunan timbunan kartu yang akan menyulitkan 23. Sedikan formulir utk selama 6 bulan saja,hal ini utk menghinda ri pemborosan selama perbaikan atau perubahan prosedur pendokumentasian 24. Buatlah suatu pertimbangan/keputusan dan persetujuan akhir dari konsep formulir sebelum diterapkan.hal ini dapat dicapai dgn adanya panitia disain formulir yg multidisplinary 25. Jika formulir akan dipergunakan oleh beberapa bagian, berikan intruksi /petunjuuk singkat. Hal ini untuk menjamin keseragamann

44 26. Perkenalkanlah suatu usulan baru formulir yg akan dibuat, sebelum penerapanya dan juga selama tahap perencanaanya cara ini akan mendapatkan masukan dari /oleh orang yg akan mengunakan / mengisi data tersebut 27. Jika ada intruksi yg bersifat mendetail, maka persiapkanlah petunjuk yg terpisah yg berkaitan dgn : a. Maksud b. Penggunaan c. Intruksi utk mengisi d. Tanggung jawab e. Referensi bila ada 28. Cantumkanlah nama, alamat dan kota yg mungkin dapat diisi pd formulir yg akan dikirim keberbagai tempat / kota lain 29. Nyatakanlah semua formulir dengan : a. Judul yg sederhana dan jelas b. Angka pengontrolan persedian/ nomor formulir c. Bulan dan tahun dari percetakan awal, percetakn perbaikan dan npercetakan akhir.

45 Desain formulir yg efektif, memerlukan pengetahuan arus informasi pada lingkungannya. Pertanyaan berikut ini, menyimpulkan sasaran yg digunakan dalam menciptakan dokumen yg efektif. 1.Darimana formulir tsb berasal?, Bagian apa yg mula mula memasukan data pd formulir tsb? 2.Informasi apa yg seharusnya ada p[d formulir tsb? 3.Informasi apa yg akan dimasukan pd formulir tsb secara langsung 4. Siapa yg akan menentukan / memastikan kelengkapan dari data yg harus dimasukan? 5. Dimana formulir tersebut akan disimpan 6. Siapa yang akan menggunakan informasi yg terdpat pada formulir tsb? 7. Siapa yang akan menerima salinan salinan dari formulir tsb? 8. Berapa lama seharusnya formulir tsb akan disimpan 9. Siapa yang mempunyai tanggung jawab pengadaan formulir tsb 10. Apakah biaya yg dibutuhkan tersedia?

DASAR-DASAR PELAYANAN REKAM MEDIS. MATERI MIK 1 RMIK smt 1

DASAR-DASAR PELAYANAN REKAM MEDIS. MATERI MIK 1 RMIK smt 1 DASAR-DASAR PELAYANAN REKAM MEDIS MATERI MIK 1 RMIK smt 1 PENGERTIAN REKAM MEDIS KUBI : Hasil perekaman berupa keterangan tentang hasil pengobatan pasien; Sedangkan rekam kesehatan adalah hasil perekaman

Lebih terperinci

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN Standar PAB.1. Tersedia pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB) PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN >/= 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PAB.1. Tersedia pelayanan

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada Status hukum dan peraturan tentang catatan kesehatan harus dijaga oleh institusi pelayanan kesehatan. Istitusi kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Bedasarkan Permenkes RI Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 Bab I, Pasal I, disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes 269 tahun 2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS JENIS FORMULIR REKAM MEDIS Formulir kertas Formulir elektronik Formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk mencatat data yang akan diolah dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan medis. rangka pelayanan kesehatan. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan medis. rangka pelayanan kesehatan. (1) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008 bahwa rekam medis merupakan catatan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBUATAN SOP

PEDOMAN PEMBUATAN SOP PEDOMAN PEMBUATAN SOP A B C D Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang d berbagai proses penyelenggaraan ak vitas organisasi, bagaimana dan kapan har dimana

Lebih terperinci

a) Mengenal Analisis Kualitatif b) Mengetahui komponen Analisis Kualitatif c) Mengenal perbedaan analisis kuantitatif dan kualitatif

a) Mengenal Analisis Kualitatif b) Mengetahui komponen Analisis Kualitatif c) Mengenal perbedaan analisis kuantitatif dan kualitatif E BAB V: MENGENAL ANALISIS KUALITATIF Tujuan Pembelajaran a) Mengenal Analisis Kualitatif b) Mengetahui komponen Analisis Kualitatif c) Mengenal perbedaan analisis kuantitatif dan kualitatif Definisi:

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN Sugiharto Definisi Rekam Medis Berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS DESAIN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 16) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR Sofiana Kusniya Hanik 1, Rano Indradi Sudra 2, Rohmadi 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Desain Formulir Rekam Medis 1. Pengertian Formulir Formulir merupakan alat yang penting untuk menjalankan organisasi karena bermanfaat untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

Source-Oriented Record (SOR)

Source-Oriented Record (SOR) MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN Rahayu Iskandar, S.Kep, Ners SOR (Source-Oriented Record) POR (Problem-Oriented Record) PROGRESS NOTES CBE (Charting By Exception) PIE(Problem, Intervention & Evaluation)

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012 EMAN SULAEMAN, SKM DPP PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) TUJUAN AKREDITASI (PMK NO.12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif untuk mengetahui gambaran kelengkapan berkas rekam medis, degan pendekatan crossectional yaitu semua variable

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

BAB~II TINJAUAN~PUSTAKA. rekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan terhadap

BAB~II TINJAUAN~PUSTAKA. rekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan terhadap BAB~II TINJAUAN~PUSTAKA A. Rekam~Medis Rekam medis dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti rekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan terhadap pasien, sedangkan rekam kesehatan yaitu rekaman

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL Mohon mengisi dengan tinta hitam, huruf cetak, dan memberi tanda ( ) pada kotak jawaban yang sesuai. Mohon tidak menandatangani formulir dalam keadaan kosong dan pastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000) pada Tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga seperempatnya dalam kurun

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N No. : HK

S U R A T E D A R A N No. : HK S U R A T E D A R A N No. : HK.00.06.1.5.01160 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN FORMULIR REKAM MEDIS DASAR DAN PEMUSNAHAN ARSIP REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 749a/Menkes/Per/XII/1989

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat. 1. Kendala Pengisian Formulir Lembar Identifikasi Bayi Baru Lahir

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat. 1. Kendala Pengisian Formulir Lembar Identifikasi Bayi Baru Lahir BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kendala Pengisian Formulir Lembar Identifikasi Bayi Baru Lahir terhadap penggunanya a.

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM RAWAT INAP

FORMULIR KLAIM RAWAT INAP FORMULIR KLAIM RAWAT INAP Mohon mengisi dengan tinta hitam, huruf cetak, dan memberi tanda ( ) pada kotak jawaban yang sesuai. Mohon tidak menandatangani formulir dalam keadaan kosong dan pastikan semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis menjelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

JENIS DOKUMENTASI MR 1

JENIS DOKUMENTASI MR 1 JENIS DOKUMENTASI General consent informed consent pembedahan/tindakan invasif informed consent anestesi/sedasi sedang- berat informed consent transfusi darah/produk darah informed consent tindakan/prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, melalui jalan lahir atau melalui jalan buatan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur Standar Operasional Prosedur Esti Handayani Disampaikan pada pelatihan Pelayanan Prima di Bapelkes Murnajati, 9 12 April 2012. Istilah Standard Operating Procedure (SOP) Standar Prosedur Operasional (SPO)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 DEFINISI. 1. untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien

BAB 1 DEFINISI. 1. untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien BAB 1 DEFINISI I.1 Identifikasi merupakan suatu kegiatan memastikan pasien benar melalui mengecekan identitas pasien untuk mencegah keliru pasien pada semua aspek diagnosis dan pengobatan, Identifikasi

Lebih terperinci

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan 2. pedoman kerja cakupan rs, strategi komunikasi 3. Kebijakan cakupan RS 4. Dokumen informasi seperti brosur, dll 5. Dokumen informasi kepada keluarga pasien 6.

Lebih terperinci

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA PENTING Formulir ini harus dilengkapi oleh Pemegang Polis, diisi dengan jelas dan dikembalikan kepada Penanggung, disertai Surat Keterangan Dokter untuk

Lebih terperinci

FORMULIR PERMINTAAN PELAYANAN SPIRITUAL BERDASARKAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN PASIEN

FORMULIR PERMINTAAN PELAYANAN SPIRITUAL BERDASARKAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN PASIEN FORMULIR PENGKAJIAN SPIRITUAL PASIEN Nama: L No. Register: Umur: Ruang: No. Rekam Medik: P 1. Keyakinan pasien terhadap Tuhan yang memotivasi kesembuhan:......... 2. Nilai-nilai hidup pasien:............

Lebih terperinci

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Latar Belakang Setiap pasien itu unik, dgn kebutuhan, keunggulan, budaya dan kepercayaan masing2. RS membangun kepercayaan & komunikasi terbuka dgn pasien u/ memahami & melindungi nilai budaya, prikososial

Lebih terperinci

20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit

20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN. dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit 20 STANDAR, 70 ELEMEN PENILAIAN dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes Komisi Akreditasi Rumah Sakit Bab. 5 Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) No Standar EP 1 PAB.1 3 2 PAB.2 4 3 PAB.2.1 6 4 PAB.3 4 5

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI RM PERTEMUAN III LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DAN D-IV MIK, FAKULTAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI RM PERTEMUAN III LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DAN D-IV MIK, FAKULTAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI RM PERTEMUAN III LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DAN D-IV MIK, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Dapat menguraikan Faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg unik; Mutu pelayanan kesehatan terkait dengan faktor 2 subyektivitas memiliki beberapa perspektif

Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg unik; Mutu pelayanan kesehatan terkait dengan faktor 2 subyektivitas memiliki beberapa perspektif MUTU : Kemampuan yg dimiliki karakteristik barang dan/ atau jasa dalam memenuhi harapan seseorang (kepuasan) yang membutuhkan barang dan/jasa tersebut (konsumen). Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terus meningkat di negara ini. Berawal dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terus meningkat di negara ini. Berawal dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat di negara ini. Berawal dijadikan sebagai tempat transit dalam mata

Lebih terperinci

REKAMAN MEDIK KESEHATAN / RMK ( MEDICAL RECORD ) Dra. Yusmainita, SpFRS, Apt RSUP. H. Adam Malik 2009

REKAMAN MEDIK KESEHATAN / RMK ( MEDICAL RECORD ) Dra. Yusmainita, SpFRS, Apt RSUP. H. Adam Malik 2009 REKAMAN MEDIK KESEHATAN / RMK ( MEDICAL RECORD ) Dra. Yusmainita, SpFRS, Apt RSUP. H. Adam Malik 2009 Dasar - dasar rumah sakit melaksanakan Rekam Medis Kesehatan sbb ( 1 ) : SK MENKES NO. 031/ BIRHUP/1972

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes Nomor: 269/Menkes/PER/III/2008 rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes Nomor: 269/Menkes/PER/III/2008 rekam medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor: 269/Menkes/PER/III/2008 rekam medis (RM) adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEKSI CATATAN MEDIS DAN PELAPORAN

STRUKTUR ORGANISASI SEKSI CATATAN MEDIS DAN PELAPORAN STRUKTUR ORGANISASI SEKSI CATATAN MEDIS DAN PELAPORAN WADIR PELAYANAN KA. BIDANG PELAYANAN KA. SIE CATATAN MEDIK DAN PELAPORAN PENANGGUNG JAWAB CASEMIX PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN PELAKSANA PENGELOLAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Bahan Jenis Form Analisis Desain Formulir Asuransi Fisik Bentuk Ukuran Warna Item Pengisian Kebutuh an Item Pengisian Cara Pengisian Anatomik Kemasan Heading

Lebih terperinci

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1. APK.1 Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi dan pada misi serta sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Lebih terperinci

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121 PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) 322953 FAX. (0713) 322895 PRABUMULIH SUM - SEL 31121 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH NOMOR :006

Lebih terperinci

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia: a. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Bahan Bentuk Aspek Fisik Ukuran Warna Analisis Desain Formulir Resume Pasien Pulang Berat Kemasan Heading Formulir Resume Pasien Pulang Kebutuhan Pengguna Aspek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Rekam Medis a. Definisi Rekam Medis Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian: 1) M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit xy Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran 1. Umum a. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN URAIAN TUGAS KEPERAWATAN Nama Jabatan : Bidan / perawatan Pengertian : Seorang bidan/perawat professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

Justinus duma, SFt, Physio

Justinus duma, SFt, Physio Justinus duma, SFt, Physio Kepmenkes RI No.778/Menkes/SK/VIII/2008 tentang : Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan Bab.I bagian C (1) Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip I.Pengertian Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melayani berbagai masalah kesehatan yang dilaksanakan secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. melayani berbagai masalah kesehatan yang dilaksanakan secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan melayani berbagai masalah kesehatan dilaksanakan secara optimal. Agar dapat dilakukan pelayanan maksimal, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA MEDAN Jln. Ayahanda No. 68A Telp.061-80013181 Website : www.royalprima.com Email : contact@royalprima.com Medan Sumatera Utara

Lebih terperinci

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila. terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila. terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan

Lebih terperinci

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 8

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 8 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI DIPLOMA REKAM MEDIS Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 8 DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS Ganjil/III/VMR 2103 oleh Savitri Citra Budi, SKM.M.P.H Didanai dengan dana BOPTN

Lebih terperinci

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DIY tgl 19 29 November 2012 Latar Belakang Masyarakat Provider/fasyankes

Lebih terperinci

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN JAKARTA, INDONESIA 2013 Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Rawamangun Paduan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2012 angka kematian ibu adalah sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak

Lebih terperinci

dalam PENGOBATAN Kuntarti

dalam PENGOBATAN Kuntarti dalam PENGOBATAN Kuntarti Aspek legal UU No. 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan (Ps.32) Ayat 1 Penyembuhan penyakit & pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan & perawatan Ayat 2 Pelaksanaan pengobatan

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN FORMULIR RINGKASAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2013

ANALISA DESAIN FORMULIR RINGKASAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2013 ANALISA DESAIN FORMULIR RINGKASAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2013 Febrilia Kristi Sari*), Retno Astuti S, SS, MM **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert A. Model Dokumentasi Keperawatan Ada 6 model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) SOR (Source Oriented Record), 2) POR (Problem Oriented

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika

Lebih terperinci

SPO. Menentukan informasi pendaftaran (termasuk di dalamnya mengenai transfer pasien) yang akan disampaikan pada unit unit penunjang terkait

SPO. Menentukan informasi pendaftaran (termasuk di dalamnya mengenai transfer pasien) yang akan disampaikan pada unit unit penunjang terkait KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTAR UNIT PENUNJANG No. Kode : SPO Terbitan : No. Revisi : Tgl Mulai Berlaku : Halaman : PUSKESMAS TALANG 1. Pengertian : Penyampaian informasi mengenai hal hal yang be mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca

Lebih terperinci

MODUL IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT)

MODUL IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT) MANUAL BOOK APLIKASI COMPLETE MEDICAL SOFTWARE MANAGEMENT (CMSM) MODUL IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT) 2014 www.sistemrumahsakit.com DAFTAR ISI A. MENU PENDAFTARAN PASIEN... 4 1. Pendaftaran pasien yang

Lebih terperinci

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan 134 PEDOMAN WAWANCARA DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016 A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun Status kepegawaian : PNS Non PNS

Lebih terperinci

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016 Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA Kirana, 9 Agustus 2016 Semester I Tahun 2016 Tingkat Kepuasan Pasien Triwulan 1 dan 2, Tahun 2016 100,00% 98,55% 98,19% 95,00% 90,00% 85,00% 80,00% 75,00% TW I Capaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Aspek Fisik. Aspek Anatomik. Aspek Isi. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Aspek Fisik. Aspek Anatomik. Aspek Isi. Gambar 3.1 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Bahan Bentuk Aspek Fisik Ukuran Warna Analisis Desain Formulir Berat Kemasan Resume Pasien Heading Introduction Formulir Resume Pasien Kendala Pengisian Formulir

Lebih terperinci

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN Pengertian Tujuan Kebijakan Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah memindahkan pasien dari RSIA NUN ke RS lain untuk pindah perawatan karena tidak tersedianya fasilitas pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24 minggu dan sebelum awitan persalinan disebut perdarahan antepartum. Perdarahan ini dapat

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika tidak mampu atau kurang termotivasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing, dalam

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT) RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT) DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis diperlukan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis diperlukan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis diperlukan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan, seperti yang telah diatur dalam Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008. Isinya bahwa rekam medis adalah

Lebih terperinci

PELATIHAN AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS SECARA KUALITATIF

PELATIHAN AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS SECARA KUALITATIF PELATIHAN AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS SECARA KUALITATIF OLEH: LILY WIDJAJA, A.Md.PerKes., SKM, MM. JAKARTA CURRICULUM VITAE 2 Nama lengkap: Lily Widjaja Alamat rumah: Jl. Pegangsaan Indah Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso

Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso Tinjauan Desain Formulir Rujukan Jamkesmas berdasarkan Aspek Fisik, Isi, Anatomi dan Hukum Kesehatan di Puskesmas Ngargoyoso Trifena Wulan Indriyani 1, Antik Pujihastuti 2, Rohmadi 2 Mahasiswa Apikes Mitra

Lebih terperinci

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP Pertemuan 5 PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP 1. Prinsip Pendokumentasian a. Pengertian : o Prinsip adalah suatu hal yang diyakini, yang mendasari sesuatu hal

Lebih terperinci

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1 APA ITU MUTU? Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi pada superioritas sesuatu hal. Penilaian indikator dapat digunakan untuk menilai mutu berbagai kondisi.

Lebih terperinci

Prosedur Penggunaan Sistem

Prosedur Penggunaan Sistem Prosedur Penggunaan Sistem Gambar 4.1Layar Login Pada halaman Login ini pegawai diminta menginput ID Login pada kolom ID Login, dan Password pada kolom password. Dataakan diterimaolehsistem jikadatasesuaidenganbasisdatapegawaiyangtelah

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT PENYUSUN : INDAH WIYANTI 201431350 UNIVERSITAS ESAUNGGUL FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Buatlah prosedur pelayanan administrasi disertai langkah-demi langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut data yang diperoleh dari WHO tahun 2010, sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut data yang diperoleh dari WHO tahun 2010, sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang diperoleh dari WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sedangkan menurut penelitian Greulich (1930), pada 121 juta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

Lebih terperinci

MANAJEMEN REKAM MEDIS AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS. Oleh: Lily Wijaya Amd.PK., SKM, MM

MANAJEMEN REKAM MEDIS AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS. Oleh: Lily Wijaya Amd.PK., SKM, MM MANAJEMEN REKAM MEDIS AUDIT PENDOKUMENTASIAN REKAM MEDIS Oleh: Lily Wijaya Amd.PK., SKM, MM AUDIT ISI REKAM MEDIS PEMBAHASAN A. Pendahuluan B. C. D. E. F. Peraturan dan kebijakan Jenis Analisis Pendokumentasian

Lebih terperinci