KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH"

Transkripsi

1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH A. PEKERJAAN PERSIAPAN A.1. Survey Topografi Survey topografi merupakan bagian dari pekerjaan persiapan yang mengawali seluruh rangkaian pekerjaan, meliputi kegiatan: Pengecekan ulang elevasi rencana. Menyebarkan titik-titik panduan diseluruh wilayah kerja. Menentukan titik-titik (koordinat) posisi manhole. Gambar 1. Penentuan Titik Koordinat Posisi Manhole 1. Pemeriksaan ulang elevasi rencana Pemeriksaan ulang elevasi rencana perlu dilakukan untuk mengantisipasi perubahanperubahan yang terjadi dalam rentang waktu antara perencanaan dengan pelaksanaan sekaligus memeriksa kebenaran/akurasi survey perencanaan. Gambar 2. Pemeriksaan Ulang Elevasi Rencana SOP 1

2 Dalam pelaksanaan survey topografi digunakan titik acuan yang ditentukan oleh perencana dan menggunakan titik Benchmark (BM) yang tersebar di seluruh wilayah survey. Titik referensi utama adalah Benchmark Titik Tinggi Geodesi (TTG) 1615 yang ditetapkan oleh Badan Koordinator Survey dan Pemetaan Nasional (BAKORSURTANAL) serta benchmark yang ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Penyebaran titik panduan di seluruh wilayah kerja dan menentukan titik (koordinat) posisi manhole Tujuan dari penyebaran titik-titik panduan bantuan ini adalah bila di suatu lokasi hendak dilakukan pemasangan pipa, maka titik panduan bantuan tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan dalam menentukan elevasi invert saluran. Titik lokasi manhole dan titik panduan bantuan tersebut harus dilengkapi informasi mengenai nomor, koordinat, elevasi invert, dan elevasi permukaan jalan. Start Data-data: Koordinat Manhole Jalur Pipa Elevasi Titik-titik Acuan Survey Topografi Menetapkan titik-titik referensi untuk pelaksanaan di areal pekerjaan Ada Perubahan Ya Tidak Revisi Perencanaan Beri tanda di permukaan jalan posisi Manhole Catat: Nomor Manhole Koordinat Manhole Data Elevasi Finish SOP 2

3 Gambar 3. Diagram Alir Survey Topografi dan Penentuan Posisi Manhole di Lapangan A.2. Test Pit Test pit adalah kegiatan untuk mengetahui utilitas yang ada di bawah permukaan tanah. Utilitas tersebut berupa pipa PDAM, kabel PLN dan Telkom, serta utilitas lainnya yang mungkin ada. Bila ternyata dalam test pit ditemukan adanya utilitas yang menghalangi jalur pipa, maka jalur pipa tersebut harus disesuaikan. Penyesuaian dengan memindahkan posisi pipa (dari tepi jalan ke tengah jalan atau sebaliknya). Atau bila ternyata memungkinkan, perubahan yang dilakukan adalah memindahkan utilitas bersangkutan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait. Start Data-data: Rencana Jalur Pipa As Built Drawing (PDAM, PLN, Telkom) Posisi Bangunan Utilitas (Box Telkom, Trafo, Tiang Kabel Besar, dll. Tentukan Posisi Test Pit Lakukan Test Pit Ada Utilitas Tidak Ya Catat: Utilitas yang ada Posisi Utilitas (Horizontal, Vertikal) Ada Perubahan Jalur Pipa Tetap Ya Revisi Jalur Rencana Pipa Finish SOP 3

4 Gambar 4. Diagram Alir Test Pit A.3. Pemeriksaan Kondisi Bangunan Existing Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor perlu melakukan pemeriksaan terhadap kondisi existing bangunan yang ada di sekitar lokasi kegiatan, seperti adanya retak pada bangunan, tembok atau dinding dan sebagainya. Hal tersebut ditujukan agar di kemudian hari apabila ada keluhan dari pemilik bangunan bisa diketahui apakah kerusakan tersebut diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau sudah terjadi sebelumnya ataupun ada sebab lainnya. Semua dokumentasi haruslah dilengkapi dengan foto. B. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA Gambar 5. Pemeriksaan Bangunan Existing B.1. Karakteristik Pipa Pipa primer dan sekunder terbuat dari beton bertulang (RCP) dengan bahan dari semen anti sulfat, sedangkan untuk pipa lateral menggunakan pipa PVC. Kedua jenis pipa tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu mengalirkan air limbah secara gravitasi. Tabel 1. Jenis Pipa Yang Akan Digunakan Diameter Bahan 200 Pipa PVC (Polyvinyl Chloride) 250 Pipa PVC (Polyvinyl Chloride) 300 Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP) 400 Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP) 500 Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP) 600 Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP) 700 Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP) 800 Pipa Beton (Reinforced Concrete Pipe/ RCP) B.2. Metoda Pemasangan Pipa Dengan Metode Clean Construction Clean Construction adalah prinsip kerja pemasangan pipa yang bersih, rapi dan tertib sehingga dapat mengurangi gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Penggalian dan pemasangan pipa untuk tiap segmen sepanjang 50 m. Tanah galian langsung diangkut dengan dump truck ke tempat pembuangan sementara untuk digunakan kembali nantinya SOP 4

5 Tidak diperkenankan menaruh material di jalan/trotoar kecuali dalam area di tempat kerja. Dilengkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai. Untuk pekerjaan pada malam hari dilengkapi dengan lampu penerangan / pengaman Penyiraman dengan air di sekitar tempat kerja dilakukan setiap hari untuk menghindari debu. Gambar 6. Pekerjaan Penggalian Dengan Metode Clean Construction B.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Pipa Tahapan pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa seperti pada diagram alir berikut ini: Mulai Data Perencanaan Penandaan Jalur Pipa dan Pemotongan Permukaan Jalan Penggalian Pengangkutan hasil galian ke Stock Yard Pengangkutan pipa dari Stock Yard Pemasangan Pipa Pengangkutan material timbunan dari Stock Yard Timbunan Kembali Selesai SOP 5

6 Gambar 7. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Pipa 1. Penandaan Jalur Pipa dan Pemotongan Permukaan Jalan Bila pekerjaan pemasangan pipa akan dilakukan, terlebih dulu dilakukan penentuan jalur pipa yang akan dipasang. Penandaan jalur pipa pada permukaan jalan dilakukan untuk mempermudah pekerjaan dan sebagai batas pekerjaan galian. Posisi jalur pipa disesuaikan dengan kondisi jalan dan utilitas yang ada di bawah jalan. Selain sebagai penanda jalur pipa, tanda pada permukaan jalan juga berfungsi untuk memberi arah dan batas galian. Permukaan jalan yang telah ditandai kemudian dipotong dengan mesin sampai kedalaman 5-7 cm. Pemotongan ini dimaksudkan agar lapis permukaan jalan di luar batas galian tidak ikut rusak karena aktivitas penggalian. Pemotongan permukaan jalan sampai kedalaman 5-7 cm dengan mesin dimaksudkan agar lapisan permukaan jalan di luar batas galian tidak ikut rusak karena aktivitas penggalian. Gambar 8. Pekerjaan Penandaan Jalur Pipa Gambar 9. Pengupasan Permukaan Jalan 2. Pekerjaan galian Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metode pelaksanaan galian disatu lokasi dengan lokasi lain adakalanya tidak sama. Terdapat beberapa hal penting yang menjadi faktor utama dalam menentukan metode pelaksanaan penggalian, yaitu; Lebar daerah milik jalan (Damija), Jenis tanah, Elevasi muka air tanah dan Kepadatan lalu lintas. Berdasarkan lebar Damija, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu secara manual (tenaga manusia) dan dengan mesin gali (excavator). Bahan galian langsung diangkut ke tempat pembuangan. Di lokasi - lokasi tertentu penggalian dilakukan SOP 6

7 dengan mesin dan manual. Bagian atas, dilakukan secara manual untuk menghindari kerusakan utilitas, dan selanjutnya dengan excavator. Gambar 10. Pekerjaan Penggalian Secara Manual Dan Penggunaan Mesin a. Pemasangan Turap Berdasarkan jenis karakteristik tanah, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu galian dengan turap dan tanpa turap. Secara umum jenis tanah yang dikategorikan yaitu tanah yang tidak runtuh (butiran padat) dan tanah yang mudah runtuh (butiran lepas). Penggalian tanpa turap umumnya dilaksanakan untuk pemasangan pipa dengan diameter kecil, galian tidak terlalu dalam dan kondisi tanah stabil. Untuk tanah yang mudah runtuh, maka penggunaan turap sangat diperlukan untuk memastikan galian tetap pada kondisi yang diharapkan. Jenis turap yang digunakan antara lain turap kayu, sheeting plate dan sheet pile. Gambar 11. Pemasangan Turap SOP 7

8 Gambar 12. Sheet Pile Sheet pile seperti terlihat pada gambar di samping dapat dipergunakan sebagai material untuk turap karena bila sheet pile tersebut dirangkai dengan sheet pile lainnya, maka akan diperoleh permukaan turap yang dapat menahan runtuhan tanah juga menahan masuknya air tanah ke dalam lubang galian. Sheet pile seperti terlihat pada gambar di samping dapat dipergunakan sebagai material untuk turap karena bila sheet pile tersebut dirangkai dengan sheet pile lainnya, maka akan diperoleh permukaan turap yang dapat menahan runtuhan tanah juga menahan masuknya air tanah ke dalam lubang galian. Gambar 13. Turap dengan menggunakan material dari kayu Gambar 14. Pemasangan Sheeting Plate SOP 8

9 b. Dewatering Berdasarkan elevasi muka air tanah, pekerjaan galian harus disertai dengan usaha membuang air (dewatering) bila elevasi air tanah lebih dangkal dari dasar galian. Artinya tanah galian terendam air sehingga mengganggu proses penggalian dan pemasangan pipa. Pada galian tanah yang dalam, dengan muka air tanah tinggi, mudah terhanyutkan oleh aliran air bawah tanah, maka galian harus diamankan dengan penggunaan turap yang kedap air (sheet pile). Air dipompa ke saluran terdekat atau dengan menggunakan tempat penampungan. Gambar 15. Pekerjaan Dewatering 3. Pemasangan Pipa Pemasangan pipa sangat terkait dengan pemasangan manhole. Data yang sangat diperlukan diawal pemasangan pipa adalah elevasi invert manhole awal dan akhir (pipa terpasang dari manhole ke manhole). Elevasi ini menentukan kemiringan pipa karena terjadi beda tinggi antara invert awal dan akhir. Berdasarkan data-data tersebut, surveyor yang terlibat dalam pemasangan pipa harus mengawasi dan mengecek elevasi dari masing-masing pipa karena pipa dipasang satu per satu. Gambar 16. Konstruksi Manhole Pada prinsipnya pipa dipasang setelah manhole selesai dipasang namun kenyataan dilapangan, seringkali jaringan pipa dipasang terlebih dahulu. Pemasangan pipa seperti ini biasanya akan berhenti menjelang manhole dengan menyisakan 2 batang pipa. Pemasangan 2 pipa terakhir tersebut akan dilakukan dalam rangkaian pemasangan manhole. Cara ini dipilih karena manhole memiliki lebar galian yang lebih besar dari galian pipa dan terutama untuk manhole yang posisinya pada persimpangan SOP 9

10 jalan, potensi untuk menimbulkan kemacetan arus lalu lintas sangat besar sehingga diperlukan konsentrasi dan penanganan khusus. Hal yang penting dalam pelaksanaan pemasangan pipa adalah penyambungan, pengukuran elevasi/kemiringan, dan pengukuran kelurusan pipa. Ketiga hal tersebut di atas bila tidak dapat terlaksanakan dengan benar, maka jaringan pipa akan berisiko bocor, terjadi genangan atau endapan, dan bahkan tidak mengalir. a. Penyambungan pipa Pipa diturunkan dengan penggantung dan diletakkan di atas tumpukan karung yang diisi pasir. Maksud dari tumpukan karung pasir adalah agar pipa memperoleh dudukan yang baik dan stabil. Dengan demikian saat pipa disambung dan ditimbun secara keseluruhan, elevasi dapat dipertahankan. Penyambungan pipa berikutnya dapat dimulai dari spigot ataupun socket. Mulai Data-data: - Elevasi invert manhole dan pipa - Galian telah mencapai elevasi yang sesuai - Galian tidak terendam air Turunkan Pipa Atur Elevasi/Kemiringan dan Kelurusan Pipa Belum Elevasi/Kemiringan pipa sudah benar? Sudah Belum Kelurusan pipa sudah benar? Sudah Siapkan pipa berikutnya: - Pasang rubber ring - Beri pelumas kedua bagian pipa yang akan disambung Ulangi aktivitas penyambungan Turunkan pipa berikutnya dan sambungkan dengan pipa yang sudah terpasang Selesai Gambar 17. Diagram Alir Pemasangan/Penyambungan Pipa SOP 10

11 b. Pengukuran elevasi/kemiringan pipa Pipa yang diturunkan dan sudah disambung, harus diperiksa elevasi/kemiringannya. Pengecekan ini dilakukan pada dua titik yaitu pada titik sambungan (sekaligus untuk mengetahui apakah ada perubahan setelah disambung) dan pada ujung lainnya. Bila kedua titik tersebut telah sesuai kemiringannya, maka pipa dapat disambung dengan pipa lainnya. c. Pengukuran kelurusan pipa Selain elevasi/kemiringan pipa harus benar, kelurusan pipa secara keseluruhan juga harus benar. Apabila pipa tidak tepat lurus, maka akan berpengaruh pada posisi manhole dan pengaturan jaringan pipa berikutnya. Pengukuran kelurusan dilakukan dengan cara menarik benang as pipa dari manhole ke manhole. Benang ini berada di atas galian. Untuk memastikan apakah pipa sudah lurus, harus ditarik garis tegak lurus dari benang tersebut ke permukaan pipa atau dapat juga menggunakan rantai penggantung pipa. Dapat juga menggunakan batang kayu atau aluminium yang diberi tanda pada bagian tengahnya. Dengan demikian, kelurusan pipa dapat diperiksa dari tanda pada tengah batang kayu atau aluminium tersebut. 4. Timbunan Dan Pengaspalan Timbunan kembali dilakukan secara bertahap lapis demi lapis. Masing-masing tahapan harus dipadatkan. Timbunan kembali dimulai dengan timbunan pasir dan diikuti oleh timbunan dengan material pilihan dan agregat kelas A & B. Timbunan berhenti pada ketinggian minus 90 mm dari permukaan jalan. Tujuannya adalah untuk diisi/dilapisi dengan Asphalt Treatment Base (ATB) setebal 50 mm serta lapisan aspal (AC) setebal 40 mm. Tahapan penimbunan kembali dilakukan seperti alur kegiatan di samping berikut ini. a. Timbunan / urugan pasir Proses penimbunan pasir dibantu dengan mengalirkan air pada pasir timbunan.tujuan dari memberikan aliran air adalah agar pasir ikut hanyut dan mengisi celah-celah antara pipa dengan tanah. Timbunan pasir tidak dipadatkan dengan alat bantu mekanis tetapi hanya disiram air dan ditusuk-tusuk dengan kayu. Pemadatan dengan alat bantu mekanis pada timbunan pasir (sand bedding) tidak dibenarkan karena dapat merusak pipa. b. Timbunan/urugan material pilihan Timbunan pasir dilanjutkan dengan timbunan menggunakan material pilihan. Material yang digunakan adalah tanah hasil galian yang memenuhi syarat material pilihan. SOP 11

12 Urugan dengan material pilihan harus dipadatkan lapis per lapis setiap tebal lapisan 20 cm. Selanjutnya adalah pengisian dengan agregat A dan B. Pemadatan urugan material pilihan menggunakan alat pemadat mekanis. Untuk mendapatkan kepadatan yang optimal pada pekerjaan timbunan kembali, perlu iperhatikan teknik pemadatannya dan alat yang digunakan. Kepadatan yang kurang baik akan menimbulkan rongga antar butiran yang berukuran besar dan dalam jumlah yang banyak. Rongga-rongga tersebut bila dibiarkan akan mengakibatkan turunnya permukaan jalan dikemudian hari. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kadar air material timbunan. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan tanah timbunan tidak padat karena butiran selalu bergerak bersama gerakan hidrostatik air. Kadar air yang kurang juga akan menyebabkan pemadatan tidak optimal karena tanah timbunan sulit bergerak dan hanya mengakibatkan padat permukaan saja. Kadar air yang baik adalah kadar air optimal sesuai dengan hasil pengujian laboratorium. Kondisi inilah yang seharusnya diterapkan di lapangan, namun kenyataannya sering kali tidak dilakukan. Untuk mendapatkan kadar air yang cukup kontraktor melakukan penyiraman atau menggenangi timbunan dengan air untuk keesokan harinya dipadatkan dengan alat bantu mekanis. Peralatan yang memadai juga berperan untuk menghasilakan pemadatan yang baik. Penggunaan alat pemadat mekanis seperti stamper, tendem, baby roller sangat membantu menghasilkan pemadatan yang baik. Selain itu jumlah lintasan alat pemadat juga harus cukup dan merata. Pemadatan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan permukaan jalan di tempat bekas galian sehingga membahayakan kendaraan / pengguna jalan. Mulai Pipa dan manhole sudah terpasang dengan benar Timbunan dengan pasir Pemadatan dengan tangan dan disiram air Timbunan dengan material pilihan lapis perlapis hingga 90 mm dari permukaan jalan Pemadatan dengan alat pemadat mekanis Selesai Gambar 18. Diagram Alir Proses Penimbunan SOP 12

13 Gambar 19. Potongan Timbunan/Urugan Pasir c. Pengaspalan Pengembalian kondisi permukaan jalan yang dilalui pipa sewer Medan dibedakan dalam 2 tipe penanganan sesuai kelas jalan sebaga berikut : 1) Jalan negara, pengembalian kondisi dengan hot mix ATB tebal 5 cm dan AC tebal 4 cm hanya selebar galian pipa. 2) Jalan provinsi dan jalan kota, pengembalian kondisi dengan ATB tebal 5 cm selebar galian pipa sewer dan AC tebal 4 cm selebar perkerasan aspal jalan tersebut. Adapun proses penghamparan hot mix (ATB & AC) sebagai berikut : Hot mix diproduksi pada instalasi pencampur aspal (AMP) sesuai proporsi material job mix formula yang sudah disetujui. Persiapan lahan hamparan dengan alat compressor untuk membersihkan permukaan hamparan dari debu dan kotoran sampah Aspal prime coat dengan volume + 0,8 liter/m 2 disemprotkan di atas permukaan agregat A sebagai perekat hamparan ATB, dilanjutkan proses pemadatan ATB dengan alat roda bagi tandem seberat 5-8 ton pada suhu ( ) C dengan jumlah lintasan 1-2 PP. Kemudian dilanjutkan dengan mesin pemadat roda karet (tire roller) pada suhu antara (95-110) C dengan jumlah lintasan PP. Asphalt take coat dengan volume + 0,3 ltr / m2 disemprotkan di atas permukaan perkerasan aspal lama sebagai perekat hamparan AC baru, dilanjutkan proses pemadatan AC denganalat roda besi tandem (5-8 ton) pada suhu ( ) C dengan lintasan 1-2 PP. Kemudian dilanjutkan dengan mesin pemadat roda karet (tire roller) pada suhu antara (95-110) C dengan jumlah lintasan PP. SOP 13

14 Hari berikutnya dilakukan pengambilan sampel hamparan ATB & AC di lapangan untuk uji laboratorium dengan core drill. Adapun pengujian yang dilakukan antara lain untuk mengetahui kepadatan lapangan yaitu minimal 98 % dari kepadatan laboratorium (JMF) dan tst Extraksi( Kadar aspal dan gradasi agregat ). Setelah hamparan AC berumur minimal 2 minggu dilanjutkan dengan pembuatan marka jalan sesuai marka yang lama. C. PENGATURAN AREA KERJA Ruang kerja yang dimaksud adalah kecukupan ruang untuk melakukan aktivitas tanpa terhalangi. Selain untuk keperluan aktivitas, ruang kerja juga berfungsi sebagai media K3 (keselamatan dan keamanan kerja) bagi masyarakat umum yang melintas di sekitar lokasi kerja. Besaran ruang kerja ini dipengaruhi oleh metode kerja yang digunakan. Penggalian dengan menggunakan alat mekanis seperti excavator akan membutuhkan ruang yang lebih besar dibandingkan dengan galian manual. Selain untuk kecukupan kerja alat, ruang kerja juga dipergunakan untuk menempatkan bahan/material, dan material hasil galian. Pembatas antara ruang kerja dengan ruang public digunakan barikade. Barikade merupakan dinding yang bersifat sementara yang terbuat dari seng dan diberi warna yang mencolok agar pada malam hari dapat mudah dikenali. Khusus pada malam hari, pembatas ruang juga perlu dilengkapi dengan lampu isyarat. Gambar 20. Ruang Kerja Pemasangan Pipa Dengan Metode Galian Terbuka Di Tepi Jalan SOP 14

15 Gambar 21. Ruang kerja pemasangan pipa dengan metode galian terbuka di tengah jalan (jalan ditutup sementara untuk kendaraan) Gambar 22. Ruang Kerja Pemasangan Pipa dengan Metode Galian Terbuka pada Jalan Dengan Lebar Lebih Dari 7 m D. PENGATURAN LALU LINTAS Untuk mengatasi dan meminimalkan dampak terhadap lalu lintas tersebut, diperlukan upaya pengaturan lalu lintas yang harus dilakukan oleh pihak proyek, kontraktor pelaksana dan konsultan supervise. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain: 1) Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan pihak kontraktor, konsultan supervisi dan proyek berkoordinasi secara intensif dengan polisi dan para stake holder atau tokoh masyarakat setempat. 2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan diinformasikan pada masyarakat dan pihak-pihak terkait sebelum kegiatan dimulai. 3) Jalan tidak boleh ditutup secara total. SOP 15

16 4) Pemasangan papan peringatan yang menerangkan bahwa di lokasi tersebut ada kegiatan pemasangan pipa. 5) Pemasangan rambu dan penempatan orang yang mengatur lalu lintas (signal man). 6) Pemasangan pagar pengaman galian yang terbuat dari seng dan dicat dengan warna yang mencolok, misal; kuning bergaris hitam. 7) Pengaturan penempatan hasil galian, stock material pipa dan material timbunan (material management) secara baik sehingga tidak banyak memakai badan jalan dan ruang publik lainnya. 8) Tidak boleh membiarkan ada galian terbuka selama 24 jam. Gambar 23. Pengaturan Lalu Lintas Pada Pekerjaan Pemasangan Pipa Air Limbah E. METODE JACKING E.1. Latar Belakang Penggunaan Metode Jacking Proses ini dilakukan dengan tujuan menghindari pekerjaan galian terbuka yang cukup dalam untuk memasang pipa yang dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan dan pada struktur atas atau permukaan jalan, berkenaan dengan arus lalu lintas, geometri jalan dan kondisi sosial masyarakat. Dengan menggunakan metode jacking, diharapkan persoalan-persoalan tersebut dapat teratasi/ diminimalkan karena ruang publik yang dimanfaatkan proyek dapat direduksi, tingkat kebisingan dapat ditekan, tingkat kebersihan lokasi dapat ditingkatkan dan tidak diperlukan penutupan jalan secara total. E.2. Karakteristik Pipa Untuk Jacking Pipa yang akan dipasang dengan metoda jacking memiliki kekuatan yang lebih besar daripada pipa yang dipasang dengan metoda galian terbuka (open trench). Hal tersebut karena pipa akan ditekan dengan kekuatan yang besar dalam proses jacking. Mutu beton dari pipa yang akan digunakan pada pemasangan pipa metoda jacking adalah K-550. SOP 16

17 E.3. Metode Pelaksanaan Tahap persiapan pemasangan pipa dengan metoda jacking sama dengan pemasangan pipa dengan metode galian terbuka. Jalur pipa yang terletak di tengan jalan dan memiliki kedalaman hingga 6,0 m, sangat jarang terhalangi oleh utilitas kecuali pada galian shaft. Dengan demikian test pit cukup dilakukan di posisi shaft. Langkah kerja pemasangan pipa dengan metode jacking seperti diagram alir berikut: Mulai Data: - Jalur pipa - Posisi Test Pit Ya Ada perubahan Pindahkan posisi Tidak Konstruksi Departur Shaft Konstruksi Arrival Shaft Persiapan mesin jacking (di luar shaft) dan mesin slurry Pemasangan Manhole dan bongkar Shaft Demobilisasi mesin jacking ke titik berikutnya Persiapan mesin jacking (di dalam shaft) Timbunan dan Perakitan bagian-bagian mesin jacking Selesai Memposisikan mesin jacking dan pipa-pipa pada relnya Pelaksanaan jacking Pengamanan mesin jacking di arrival shaft Gambar 24. Diagram Alir Pemasangan Pipa Dengan Metoda Jacking E.4. Pembuatan Shaft Jacking Pekerjaan jacking memerlukan 2 buah shaft (departure dan arrival) sehingga jacking akan efektif bila shaft diposisikan pada posisi manhole. Dengan demikian galian shaft sekaligus galian untuk manhole. Selain itu, departure shaft sebaiknya digunakan untuk dua arah. Dan bila ternyata terdapat lebih dari satu manhole, arah tujuan, pada posisi garis lurus, SOP 17

18 maka dapat saja jacking diteruskan sampai manhole berikutnya. Dengan catatan mesin jacking mampu menekan pipa hingga manhole berikutnya. Gambar 25. Ilustrasi Arah Jacking E.5. Karakteristik Shaft Kegiatan pemasangan pipa dengan Jacking dilakukan di bawah permukaan tanah, namun masih diperlukan kegiatan galian untuk pembuatan shaft. Shaft merupakan suatu lubang yang digunakan untuk menempatkan peralatan jacking dan sebagai tempat berakhirnya pipa. Terdapat dua buah shaft yaitu departure shaft dan arrival shaft. Departure shaft adalah tempat yang didisain sebagai awal dari jacking dan merupakan ruang kontrol pelaksanaan jacking. Dalam departure shaft terdapat mesin jacking dan segala perlengkapan untuk kegiatan jacking. Dimensi aktual yang di lapangan selalu lebih besar dari kebutuhan. Ini disebabkan sheet pile yang digunakan memiliki dimensi 40 cm dan jumlahnya selalu kelipatan 40 cm agar didapat jumlah sheet pile yang pas. Gambar 26. Tipikal Departure Shaft Pile Arrival shaft adalah suatu lubang tempat berakhirnya pipa jacking dan digunakan untuk demobilisasi mesin bor jacking. Arrival shaft dan departure shaft memiliki perbedaan dimensi. Departure shaft memiliki dimensi yang lebih besar karena banyak digunakan peralatan jacking dan alat lainnya. Sedangkan arrival shaft dimensinya lebih kecil dan hanya berfungsi untuk mengeluarkan mata bor jacking. Untuk kedalaman, disesuaikan dengan kebutuhan elevasi pipa. SOP 18

19 Gambar 27. Tipikal Arrival Shaft E.6. Konstruksi Shaft Untuk meminimalisasi penggunaan lahan dan kemacetan lalu lintas disekitar area shaft, digunakanlah deck beton bertulang sebagai penutup lubang galian sehingga ruang publik yang dipergunakan lebih kecil dan kendaraan dapat melintas di atas lubang yang tertutup deck dengan baik. Penggunaan tutup deck beton bertulang disesuaikan dengan kegiatan: Pada arrival shaft: setelah seluruh pekerjaan pembuatan lubang shaft selesai, lubang akan ditutup dengan deck beton bertulang. Tutup deck beton bertulang akan dibuka hanya pada saat mesin jacking telah sampai dan siap dikeluarkan. Pada departure shaft: tutup deck beton akan digunakan untuk menutup sebagian lubang shaft sehingga penggunaan ruang publik dapat seminimal mungkin. Pembukaan tutup deck. beton pada departure shaft hanya dilakukan saat memasukkan pipa beton yang akan dijacking. E.7. Metode Pelaksanaan Jacking Pipa Tipe jacking yang digunakan adalah slurry karena tipe ini lebih cepat dan lebih tidak merusak struktur di atas (permukaan tanah) lokasi jacking dari pada tipe yang lainnya (Earth Pressure Balance Jacking and Tuyure Jacking). Alur pekerjaan secara garis besar sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Jacking Mekanisme Jacking metode slurry: Mesin bor (shield machine) pada bagian depan (bulkhead) mulai bekerja dengan mengebor tanah. Tanah hasil bor akan masuk ke dalam shield machine dan dicampur dengan cairan slurry agar larut sehingga dapat dialirkan keluar melalui pipa-pipa slurry. Dalam melakukan pemboran, besarnya tekanan slurry dalam mesin SOP 19

20 bor harus disesuaikan dengan tekanan tanah dan air tanah tujuannya agar diperoleh tingkat kestabilan yang cukup dalam melaksanakan pemotongan (pengeboran) tanah. Gambar 28. Diagram Alir Konstruksi Shaft Gambar 29. Garis Besar Pekerjaan Jacking Cairan slurry yang bercampur tanah akan dikeluarkan dari shaft dengan pompa slurry dan dikontrol dengan valve. Cairan tanah dan slurry akan dialirkan melalui SOP 20

21 pipa vertikal dan akan dipisahkan kembali sebagai cairan slurry dan tanah menggunakan mesin proses slurry yang dipasang di luar shaft. Cairan slurry yang telah dipisahkan tadi kemudian dialirkan kembali ke mesin bor tanah sedangkan tanah hasil pemboran akan ditampung sementara di truk tangki untuk diangkut ke tempat pembuangan bila sudah penuh. Sirkulasi sistem tersebut akan berlangsung selama jacking dan membutuhkan alat pengendali berupa dial pengukur tekanan, katup-katup dan pompa-pompa. Sementara itu pada saat yang bersamaan hydraulic jack akan menekan pipa masuk ke dalam tanah yang telah digali/dibor. Untuk memastikan bahwa kegiatan berlangsung sesuai dengan rencana, maka akan dilakukan pemantauan pada ruang kontrol. Gambar 30. Ilustrasi Pelaksanaan Jacking Pipa 2. Monitoring Kelurusan dan Kemiringan Pipa Jacking Kontrol terhadap kelurusan dan kemiringan pipa dilakukan dengan menetapkan mesin jacking sebagai target dalam menentukan arah pemboran tanah. Mengetahui apakah arah pemboran sudah tepat dengan menempatkan perlengkapan survey berupa laser transit di departure shaft. Hasil survey elevasi dan poligonnya harus menjadi acuan dalam melakukan monitoring ini. Gambar 31. Skema Monitoring Pipa Jacking SOP 21

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

DRILLING SERVICE BANDUNG

DRILLING SERVICE BANDUNG METODE KERJA PEKERJAAN HORIZONTAL DRILLING CV BORHAN & SON S DRILLING SERVICE BANDUNG Create and Presentation by Theissen Khadafi, S.Kel METODE KERJA PEMBORAN HORIZONTAL Secara umum pekerjaan Horizontal

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan METODE PELAKSANAAN Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai

Lebih terperinci

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN 4.1.1 UMUM DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pelebaran Perkerasan adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan pada jalan lama

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN BORE PILE

METODE PEKERJAAN BORE PILE METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Kata Pengantar Pedoman Teknis Rumah berlantai 2 dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan Kerusakan ini dipersiapkan oleh Panitia D-III Arsitektur yang

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

Civil Work of STP (Sewage Treatment Plant)

Civil Work of STP (Sewage Treatment Plant) Contract Title : Belstar Hotel Contract No. : Contractor : PT. Mutiara EPC Management Consultant : PT Cremona Para Mitra Owner : PT Trihasa METHOD STATEMENT Civil Work of STP (Sewage Treatment Plant) BELSTAR

Lebih terperinci

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.

Implementation study. Asep Sundara. BSCE, MT. Implementation study TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BADAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PEMBANGUNAN JALAN CILEUNYI - JATINANGOR Asep Sundara. BSCE, MT. Penjelasan

Lebih terperinci

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 4.1.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: CHANDRA P I SIBURIAN NIM: 1105022072

Lebih terperinci

Penggalian dengan menggunakan metode kerja yang menjamin stabilitas kemiringan lereng samping dan tidak membahayakan

Penggalian dengan menggunakan metode kerja yang menjamin stabilitas kemiringan lereng samping dan tidak membahayakan METODE PELAKSANAAN Proyek Normalisasi Kali Sunter Paket I 1. Kisdam dan Dewatering Dilaksanakan pada bangunan yang memerlukan kisdam dan pengeringan dengan sebelumnya dilakukan perhitungan dimensi kisdam/struktur

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K) 1. PENDAHULUAN Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim, melakukan penggalian dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan METODA PELAKSANAAN Nama Perusahaan : Nama Paket Pekerjaan : No. Paket : CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan 481625 Jangka waktu pelaksanaan : Metode pelaksanaan merupakan hal

Lebih terperinci

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III METODE & DATA PENELITIAN BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 05 UPR. 05.1 PEMELIHARAAN RUTIN PERALATAN & TENAGA AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

5- PEKERJAAN DEWATERING

5- PEKERJAAN DEWATERING 5- PEKERJAAN DEWATERING Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1 I. INFORMASI / PENDAHULUAN 1. Peta lokasi pekerjaan : (lihat lampiran) a Lokasi pelaksanaan pekerjaan 2. Informasi Pekerjaan & Lapangan a Site : - Luas tempat kerja : memanjang - Topografi : daerah aliran

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS MAKADAM ASBUTON LAWELE (SKh-3.6.6.1) SPESIFIKASI KHUSUS-3 INTERIM SEKSI 6.6.1 LAPIS

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov. PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN I. PRA PEMBANGUNAN 1. Pemeriksaan gambar-gambar untuk pelaksanaan : Semua gambar-gambar yang disiapkan adalah gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi dan apabila ada perubahan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL BAB 9 BOQ DAN RAB BOQ ( Bill of Quantity) adalah perincian jumlah dari seluruh peralatan dan perkerjaan yang dibutuhkan di dalam perencanaan, sedangkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah biaya yang diperlukan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA Sebagian besar jalan raya di Indonesia masih menggunakan Asphalt concrete sebagai lapisan permukaannya. Berikut adalah metode pelaksanaan kontruksi jalan raya yang

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT Sumarji Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Email: zadaahmad@gmail.com 1.

Lebih terperinci

METODA PIPE JACKING DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN AIR LIMBAH

METODA PIPE JACKING DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN AIR LIMBAH Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 METODA PIPE JACKING DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN AIR LIMBAH Fauzia Mulyawati 1, Ignatius Sudarsono 2 1 Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM

METODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM METODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 우 오수관로 ( 인도네시아어 )]

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 우 오수관로 ( 인도네시아어 )] Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Saluran air hujan dan kotor(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 우 오수관로 ( 인도네시아어

Lebih terperinci

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH.

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH. METODE PELAKSANAAN Kegiatan : Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2016 Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. BONDUKUH. Lokasi : Desa Tlobo, Kecamatan Jatiyoso. Target

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI

Lebih terperinci

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai BABV PEMBAHASAN 5.1 Stabilitas Parit Dengan melihat metoda pelaksanaan struktur dinding diafragma, jelas bahwa pada prinsipnya untuk menjaga keamanan pelaksanaan struktur dinding diafragma adalah dengan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANPADA PAKET PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BATAS PROVINSI NAD LAPORAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANPADA PAKET PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BATAS PROVINSI NAD LAPORAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAANPADA PAKET PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BATAS PROVINSI NAD LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: AZHARI AFFANDY

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Pembahasan Masalah Secara umum setiap proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencanaan suatu proyek berdasarkan keinginan pemilik

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL F.45...... 03 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR PRESENTASI TUGAS AKHIR ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM 186+940- KM 191+940 PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Junaidi Abdillah NRP : 31120404505 Dosen

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ARDYCHA PRAYUDHA NRP TUGAS AKHIR ESTIMASI BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PERKERASAAN RIGID PAVEMENT TOL SURABAYA- MOJOKERTO STA 37+000 42+000 JAWATIMUR ARDYCHA PRAYUDHA NRP. 3111040612 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 LAMPIRAN II : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN NOMOR : 050.401.012 / 279 /2017 TANGGAL : 18 Desember 2017 ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2018 KODE BARANG URAIAN

Lebih terperinci

BDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076

BDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076 BDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076 Pekerjaan Tanah (Galian dan Urugan Tanah Kembali) Start - Survey - Shop drawing Check Engineer Yes Pembuatan bowplank Inspection 1 Rearrange

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Bahan Timbunan 1. Berat Jenis Partikel Tanah (Gs) Pengujian Berat Jenis Partikel Tanah Gs (Spesific Gravity) dari tanah bahan timbunan hasilnya disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN BAB VII METODE PELAKSANAAN 7.1 Persiapan a. Pembersihan dan pembuatan jalan masuk Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul,

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SKh-2. 6.6.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Lawele adalah lapis perkerasan

Lebih terperinci

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah

Lebih terperinci

ZULFIKAR JAUHARI NRP

ZULFIKAR JAUHARI NRP TUGAS AKHIR MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO KERTOSONO STA. 5+350 STA. 10+350 DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU DI KABUPATEN MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR ZULFIKAR JAUHARI NRP. 3110040601

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1 Latar Belakang Buku penilaian untuk unit kompetensi Menerapkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait Dengan Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi dibuat sebagai

Lebih terperinci

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong SNI 03-6367-2000 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui Teknik Perpipaan Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Kondisi Perkerasan Nilai Kondisi Perkerasan dihitung berdasarkan data dari hasil pengamatan visual di lapangan yang diperoleh dalam bentuk luasan kerusakan, panjang

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Provinsi Kabupaten Nama Kegiatan Pekerjaan Ruas/ Lokasi Volume : Sulawesi Tengah : Donggala : Peningkatan Jaringan Irigasi : Peningkatan D.I Wombo Ruas BSW 1 - BWM Kr : D.I Wombo Kec. Tanantovea : 1 Paket

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN STADION BAROMBONG TAHUN 2013

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN STADION BAROMBONG TAHUN 2013 PRELIMINARIES Pekerjaan ini meliputi : 1. Pekerjaan pembersihan Sebelum pekerjaan ini dimulai dengan kontraktor terlebih dahulu membersihkan lokasi pekerjaan, dari kotoran sampah, pohon dan semak belukar

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile) BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI 1.1. Ruang Lingkup Tata Cara Persiapan Konstruksi Sistem Drainase ini memuat pengertian, ketentuanketentuan

Lebih terperinci