METODA PIPE JACKING DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN AIR LIMBAH
|
|
- Sudirman Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 METODA PIPE JACKING DALAM PEMBANGUNAN JARINGAN AIR LIMBAH Fauzia Mulyawati 1, Ignatius Sudarsono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Langlangbuana Bandung, Jl. Karapitan 116 Bandung ocidfm@yahoo.com 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Langlangbuana Bandung, Jl. Karapitan 116 Bandung ignaz_sd@yahoo.com ABSTRAK Metoda pipe jacking dalam pembangunan jaringan air limbah merupakan salah satu metoda yang cukup efisien dibandingkan dengan metoda lain terutama bila dilakukan didaerah perkotaan yang mempunyai kepadatan lalu lintas tinggi. Metoda ini menggunakan mesin pengeboran horisontal yang dilengkapi dengan cutter head digerakkan secara mekanis dan dioperasikan oleh seorang operator jacking yang berpengalaman. Dalam pelaksanaannya untuk pengontrolan kelurusan dan elevasi pipa memakai laser digital theodolit yang dipasang di starting pit. Kelengkapan data tanah yang akurat merupakan hal yang sangat diperlukan dalam perencanaan pelaksanaan serta penentuan jenis atau tipe mata bor. Kata kunci : Pipe Jacking, konteks 4 1. PENDAHULUAN Sanitasi adalah bagian kebutuhan masyarakat untuk kesehatan lingkungannya. Seiring pertambahan jumlah penduduk di perkotaan maka volume buangan air limbah akan semakin besar, keadaan ini harus diikuti perbaikan dan penambahan jaringan buangan limbah ke suatu instalasi terpusat pengolahan limbah agar tidak menjadi bencana bagi masyarakat seperti penyakit maupun banjir. Pembangunan jaringan saluran di perkotaan tidaklah sederhana seperti dipikirkan sebagian orang, banyak faktor yang menjadi kendala dalam pembangunannya baik dari segi teknis maupun non teknis. Kendala teknis diantaranya adalah tidak diperbolehkannya adanya galian pada saat memotong melintang (crossing) suatu ruas jalan yang memang akan mempengaruhi kondisi kepadatan lalu lintas/mengakibatkan kemacetan dan kerusakan jalan. Oleh sebab itu diperlukan penanganan pelaksanaan konstruksi dengan suatu metoda tanpa mengganggu arus lalulintas dan merusak konstruksi jalan raya. Metoda yang dapat menjadi salah satu pemecahan hal tersebut adalah metoda Pipe Jacking. Cara penanganan pekerjaan dengan metoda ini adalah dengan melakukan pemasangan pipa saluran dengan metoda pengeboran horisontal. Dalam pelaksanaan pekerjaan pengeboran ini harus diperlukan ketelitian yang sangat tinggi untuk arah dan elevasi rencana yang akan dituju saat pengeboran dilakukan. Tidak sedikit permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pemasangan pipa air kotor, baik saat pelaksanaan galian tanah dimana dijumpai dilokasi pekerjaan banyak utilitas yang ada seperti (PLN, Telkom, PDAM dan Pertamina), pemasangan turap baja, Proses pengeboran dimana disetiap section dijumpai tanah yang jenisnya berbeda-beda sehingga diperlukan penangganan yang berbeda pula. 2. GAMBARAN UMUM PEKERJAAN PIPE JACKING Pekerjaan Pipe Jacking adalah merupakan suatu pekerjaan konstruksi pemasangan pipa beton bertulang misalnya dengan diameter 1100 mm dan 800 mm dengan mutu beton K-600 yang dipasang dengan sistem pengeboran secara horizontal dan ditekan/dijack dengan kekuatan Hydraulick Jack hingga mencapai angka maksimal 438 ton untuk pipa jacking diameter 1100 mm, sedangkan untuk pipa jacking diameter 800 mm hingga mencapai angka maksimal 230 ton, sehingga tidak mengganggu aktivitas lalulintas dan konstruksi jalan raya yang berada diatas jaringan air limbah tersebut. Jaringan Air limbah ini berada di elevasi m dibawah permukaan aspal Jalan Raya dan berjarak 2.00 m dari pinggir trotoar kearah median jalan. Pekerjaan Pipe Jacking itu sendiri dikategorikan merupakan pekerjaan spesialisasi, tidak seperti pekerjaan gedung, jalan maupun jembatan yang banyak kita jumpai dimana-mana. Metode Pipe Jacking adalah salah satu metode paling tepat untuk pemasangan pipa jaringan air limbah ini untuk kawasan dengan jumlah penduduk dan lalu lintas yang padat. I - 543
2 Fauzia Mulyawati, Ignatius Sudarsono 3. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PIPE JACKING Metode pelaksanaan pekerjaan Pipe Jacking dalam proyek Pembangunan Jaringan Air Limbah Terpusat Kota Bandung ada dua metode yaitu : Metode Pipe Jacking sistem slury Metode pelaksanaan pekerjaan Pipe Jacking ini adalah suatu cara/metode pemasangan pipa jacking dengan menggunakan mesin pengeboran horizontal. Mesin bor yang dilengkapi dengan cutter head ini digerakkan secara mekanis yang dioperasikan oleh seorang operator jacking yang sudah berpengalaman dari sebuah kontrol panel, dimana saat pengeboran dimulai, berputarnya cutter head yang berada didepan mesin bor dibarengi dengan penyemprotan air yang mempunyai tekanan tertentu, sehingga hasil buangan pengeboran ini menjadi sebuah cairan lumpur yang kemudian disedot oleh pompa slury dan dimasukkan ke mobil tangki lumpur dan bak lumpur, dimana pada tempat tersebut dilakukan pengendapan material lumpur dengan air. Endapan lumpur dibuang ketempat pembuangan dan air dipakai untuk pengeboran selanjutnya. Pada saat mesin bor mulai bekerja, untuk mendorong mesin bor dipakai hydarulic jack yang mempunyai kekuatan 150 ton/jack, dalam pelaksanaan dipakai 4 jack, karena kekuatan yang harus didorong maksimal adalah 438 ton untuk pipa jacking diameter 1100 mm. Gambar 1. Work Breakdown Structure I - 544
3 Metoda Pipe Jacking Dalam Pembangunan Jaringan Air Limbah Gambar 2. Proses Pipe Jacking Metode Pipe Jacking sistem manual Metode pelaksanaan pekerjaan Pipe Jacking sistem manual ini adalah suatu cara/metode pemasangan pipa jacking dimana cara/sistem pengeboran pipa (pengalian tanah) secara horisontalnya menggunakan tenaga manusia (Man Power). Sedangkan untuk alat pendorongnya tetap mengunakan Hydraulic jack seperti metode Pipe Jacking sistem slurry. Dengan demikian pada saat penggalian seorang operator jacking dituntut untuk selalu melakukan kontrol terhadap galiannya secara langsung didalam terowong dengan acuan arah dan elevasi dari Laser Digital Theodolit yang dipasang di starting pit, karena tidak dipasang kamera CCTV didalam pipanya. Sistem pengangkutan material hasil galian terowongan juga dilakukan secara manual baik secara horisontal dan vertikalnya. Jika pengangkutan material secara horisontal tanah dimasukkan kedalam ember-ember dan diangkut menggunakan lori yang didorong oleh tenaga manusia dari ujung galian menuju starting pit sedangkan angkutan vertikalnya dengan menggunakan drum yang diangkat menggunakan crane maupun hoist. Kemudian diangkut dengan dump truk dan dibuang ke area disposal. Hasil produksi pemasangan Pipe Jacking sistem manual ini dalam 1 hari (24 jam) dua group rata-rata 1-2 batang/hari, sesuai dengan kondisi tanah yang digali. Gambar 3 Pekerjaan Pelaksanaan jacking Sistem Manual 4. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIANNYA Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi, masalah akan selalu timbul baik skala kecil maupun besar yang dapat mempengaruhi kelancaran suatu proyek sehingga terjadi keterlambatan pekerjaan yang mengakibatkan performa proyek menjadi kurang baik Beberapa masalah dapat sampaikan sebagai berikut : Data Penyelidikan tanah yang kurang lengkap. Data penyelidikan tanah yang ada dalam buku kontrak hanya data penyelidikan didaerah pekerjaan rehabilitasi pipa dia 1100 mm sebanyak 2 titik. Ini merupakan masalah yang cukup vital, karena tanpa data tanah yang akurat dalam perencanaan pelaksanaan untuk menentukan jenis/type mata bor yang cocok untuk jenis tanah tertentu menggalami hambatan. I - 545
4 Fauzia Mulyawati, Ignatius Sudarsono Traffic Management Masalah pengaturan lalulintas cukup rumit, hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan pekerjaan Pipe Jacking lahan kerja terkadang memakai hampir 2 lajur jalan dari 3 lajur jalan. Jika dalam kondisi normal 3 lajur saja kepadatan lalulintas cukup padat dengan kecepatan kendaraan lalulintas yang cukup tinngi, apalagi dilakukan penyempitan dari 3 lajur menjadi 1 lajur bisa kita bayangkan bagai mana kemacetan yang terjadi dan rawan terhadap kecelakaan yang terjadi. Belum lagi kepadatan lalulintas pada jam-jam sibuk yaitu pagi jam dan sore jam wib BAHU JALAN 10 m 10 m 10 m 10 m 3,5 JALUR LAMBAT UNTUK PENEMPATAN PIPA 6 Area Pekerjaan (4x8m) Ruang Kerja Penerima JALUR LAMBAT UNTUK PENEMPATAN PIPA 3,5 KE CIBIRU 3,5 1,5 MEDIAN JALAN KE CIBEREUM Keterangan : = Flagman = Plastic Barrier = Lampu Rotary = Arah jalur kendaraan = Pagar seng pengaman DAFTAR RAMBU :! KURANGI HATI-HATI KECEPATAN 20 KM ADA PEKERJAAN SEKARANG PEMASANGAN PIPA Gambar 4. Traffic Management Pekerjaan Pipe Jacking. Permasalahan ini dapat ditangani dengan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi kemacetan dan kecelakaan yang terjadi seperti : Berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait yaitu : POLDA Jabar, Polwiltabes, DLLAJR untuk dapat membantu pengaturan lalulintas selama pelaksanaa pekerjaan dengan penambahan personil yang selalu berada dilokasi proyek. Melakukan metode buka tutup jalur pada jam-jam tertentu untuk kepentingan pekerjaan seperti saat penurunan mata bor, misalnya saat 3 lajur jalan terpakai untuk pelaksanaan, jalur harus dipindahkan kesebelah dengan dengan sistem 2-1 (yaitu 2 lajur asli dan 1 lajur pindahan). Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan galian tanah dengan hingga kedalaman 7 9 m merupakan pekerjaan yang memerlukan penanganan yang serius, karena kemungkinan terjadinya longsor sangat besar, hal ini disebabkan karena : Ketegakan galian 90 Untuk mengatasi masalah ini dengan menyelaraskan skedul antara kecepatan galian dan pemasangan turap baja sehingga kelongsoran dapat diperkecil. Adanya rembesan air dari drainase jalan disamping Starting Pit atau Arrival Pit saat debit saluran tinggi. Untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan konstruksi saluranya agar tidak terjadi rembesan ke lubang galian yang dapat mengakibatkan longsor tanah disamping Pit dan dibuatkan kantung pasir di sekeliling starting pit. Terdapat lapisan pasir lepas pada kedalaman tertentu. Adanya lapisan pasir lepas pada pada suatu titik lahan penggalian di suatu kedalaman. Kondisi ini mengakibatkan debit air dalam Pit cukup tinggi karena terdapat banyak mata air yang juga membawa material pasir dari dalam. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan penanganan yaitu dengan penambahan pompa air untuk dewatering dan menutup aliran mata air dengan injuk dan aliran diarahkan dengan pipa-pipa subdrain, sehingga aliran mata airnya tidak membawa material yang lain dan tidak mengakibatkan kelongsoran yang lebih besar dapat terjadi. Terdapat utilitas PDAM, TELKOM, PLN dan Pertamina di dalam lubang galian. I - 546
5 Metoda Pipe Jacking Dalam Pembangunan Jaringan Air Limbah Keberadaan utilitas didalam lubang galian ini diluar dari perkiraan sebelumnya, sehingga mengakibatkan kecepatan pembuatan Starting Pit dan Arrival Pit, serta proses jacking jadi lambat karena ruang kerja menjadi sempit. Untuk menanggulangi masalah ini, pihak kontraktor pelaksana menggajukan metode khusus untuk pengamanan utilitas terutama pipa PDAM dari bahan Asbes yang rawan pecah. Proses Pipe Jacking Masalah yang timbul dalam pelaksanaan jacking adalah ada beberapa macam yaitu : Kerusakan Mesin Bor dan Peralatan Jacking Tidak dapat kita pungkiri bahwa suatu alat mekanis itu tidak terlepas dari kerusakan baik kerusakan ringan maupun berat. Kerusakan yang sering terjadi adalah Panel Data Komputer yang ada di dalam mesin bor terendam air, ini merupakan kerusakan besar karena alat tidak dapat dioperasikan karena sistem komputerisasi rusak, Genset, Crane, pompa grease, dan pompa hidrolik. Untuk mengatasi yang satu ini pihak diperlukan personil mekanik yang handal selalu berada dilapangan dan melakukan penyimpanan suku cadang yang digunakan untuk peralatan jacking. Dengan demikian penanganan kerusakan alat dapat segera diatasi secara langsung dilapangan. Jack Force Tinggi Dalam proses jacking pipa sering terjadi jack force tinggi. Jack force adalah kekuatan tekanan jacking sebagai monitor nilai batas kekuatan pipa (mak. 438 ton pipa dia mm) untuk dapat dilakukan jacking, yang dapat dilihat pada manometer power pack pada peralatan jacking di ruang operator. Dalam prosedur pelaksanaan proses jacking, jika jack force menunjukkan angka >150 ton maka perlu diambil tindakan pencegahan sedini mungkin. Jack force tinggi ini disebabkan beberapa hal seperti : - Terjadi lekatan tanah yang tinggi (friksi) pada pipa. Untuk mengatasi masalah ini dilakukan lubrikasi/pelumasan pada permukaan pipa yaitu dengan cara memberikan suatu cairan lubrikasi polimer yang dicampur dengan air. Dengan perbandingan 1 kg polimer : 200 liter air, yang diaduk dengan mixer dan ditekan dengan pompa grouting yang dihubungkan langsung dengan selang ke lubang grouting yang ada pada pipa jacking, ini dilakukan terus menerus sampai kondisi jack force tidak mengalami kenaikan yang cukup tinggi > 400 ton. - Terjadinya Defleksi yang cukup tinggi ( mak. 1 = 2,34 cm) pada arah horisontal maupun vertikalnya. Jika batas toleransi defleksi terlampaui maka jack force akan tinggi, ini dapat mengakibatkan terjadinya pembebanan terpusat pada sambungan pipa jacking yang mengakibatkan terjadi gompal pada titik tersebut dan juga jika ini dibiarkan pipa akan pecah. Seharusnya sambungan pipa permukaannya rapat antara pipa satu dengan yang lainnya sehingga bebannya dapat terbagi merata pada seluruh permukaannya. Untuk mengatasi masalah yang satu ini yaitu dengan melakukan Lubrikasi seperti diatas dan Mengarahkan kepada operator untuk melakukan kontrol yang lebih teliti dan hati-hati dalam menjalan pengeborannya dengan memperhatikan target jacking di layar kontrol panel yang merupakan acuan pelaksanaan jacking baik elevasi maupun arahnya. Serta melakukan cek posisi alat Laser Digital Theodolit (back set) terhadap marking yang ada diatas Pit. - Kondisi tanah yang sangat keras Kondisi tanah yang sangat keras mengakibatkan putaran cutter head berat sehingga jacknya pun juga tinggi. Untuk mengatasi masalah yang ini adalah dengan memperlambat kecepatan mesin bor, agar dorongan yang terjadi antara cutter head dengan tanah tidak terlalu tertekan keras. Dalam kondisi ini diperlukan kesabaran seorang operator dalam menjalankan mesin bor, karena jika dipaksakan cutter head akan menacap ketanah keras, ini akan mengakibatkan mesin bor berputar dan ini dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada mesin bor jika putarannya melebihi 45. Pipa Jacking Pecah Pipa pecah merupakan suatu kejadian yang harus dihindari dalam pelaksanaan pekerjaan jacking pipa, karena memerlukan penanganan yang cukup memakan waktu, biaya dan tenaga. Penyebab-penyebab pipa pecah sendiri banyak faktor yang menjadi penyebabnya seperti : Jack force > 438 ton, Kondisi Tanah keras, Mutu Beton yang kurang baik dan terjadinya defleksi yang melebihi batas lendutan yang ditentukan 1 = 2,34 cm. Untuk mengatasi masalah ini maka pipa digrouting dengan material grout yang kekuatanya melebihi kekuatan pipanya. Tetapi jika pecahnya dianggap menyebabkan kerusakan struktur tunnel maka pipa dipecahkan/dibobok didalam terowongan dan diganti dengan pipa yang baru dengan sistem sedikit demi sedikit untuk metode bobokan I - 547
6 Fauzia Mulyawati, Ignatius Sudarsono pipanya, tergantung dari jenis tanah yang ada, apakah aman untuk membobok secara keseluruhan atau harus sedikit demi sedikit sambil dilakukan pendorongan/jacking. Masalah Lingkungan Kondisi lingkungan sangatlah mempengaruhi kelancaran pengerjaan jacking pipa. Jika lingkungan kondusif maka pekerjaan akan berjalan dengan baik namun sebaliknya jika lingkungan yang kurang kondusif maka permasalahpermasalahan akan selalu muncul dan mengganggu kelancaran kegiatan proyek. 4. KESIMPULAN Dalam pelaksanaan pengerjaan suatu tunnel ataupun jaringan saluran pipa yang memotong suatu ruas jalan atau konstruksi lainnya, metoda Pipe Jacking merupakan metoda yang cukup efisien dibandingkan pelaksanaan pekerjaan secara manual yang membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang lebih banyak dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Permasalahan-permasalahan yang sering timbul dalam pengalaman jacking pipa dapat membuat kita melakukan antisipasi sebelum hambatan tersebut terjadi, sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi relatif lebih lancar. DAFTAR PUSTAKA NN (2003). Buku Referensi untuk Kontraktor Bangunan Gedung dan Sipil. PT. Gramedia.Jakarta Hideki Samada, Saeid Khazaei and Kikuo Matsui (2004), Small diameter tunnel excavation method using slurry jacking. Jurnal Geotechnical and Geological Engineering.Volume 22, Number 2/June 2004, page Maynard Ackerman.(2009).Pipe Jacking Equipment and Method. Ackerman Inc. Nast Org. I - 548
DRILLING SERVICE BANDUNG
METODE KERJA PEKERJAAN HORIZONTAL DRILLING CV BORHAN & SON S DRILLING SERVICE BANDUNG Create and Presentation by Theissen Khadafi, S.Kel METODE KERJA PEMBORAN HORIZONTAL Secara umum pekerjaan Horizontal
Lebih terperinciMETODE PEKERJAAN BORE PILE
METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan
Lebih terperinciKONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KONSTRUKSI PIPA AIR LIMBAH A. PEKERJAAN PERSIAPAN A.1. Survey Topografi Survey topografi merupakan bagian dari pekerjaan persiapan yang mengawali seluruh rangkaian pekerjaan,
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Pembahasan Masalah Secara umum setiap proyek memiliki permasalahan masing-masing, sesuai dengan tingkat kesulitan suatu perencanaan suatu proyek berdasarkan keinginan pemilik
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN
BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :
Lebih terperinciBAB III METODE & DATA PENELITIAN
BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk
Lebih terperinciPONDASI TIANG BOR (BOR PILE)
PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) Disusun Oleh : Ama Muttahizi Ahadan Auhan Hasan Fastajii Bulloh TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Lebih terperinciPOTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);
POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Pengertian Umum Potongan melintang jalan (cross section) adalah suatu potongan arah melintang yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, sehingga dengan potongan melintang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25
BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Pondasi Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan,
Lebih terperinci5- PEKERJAAN DEWATERING
5- PEKERJAAN DEWATERING Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. UMUM 5.1.1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan di bagian ini meliputi: 1. Penentuan batas dan lokasi posisi diaphragm wall di lapangan sesuai dengan gambar rencana, termasuk
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat
BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak
Lebih terperinciBAB III KABEL BAWAH TANAH
BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN
Lebih terperinciOverpass (Flyover) vs Underpass
Overpass (Flyover) vs Underpass Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu-lintas pada persimpangan padat di kawasan perkotaan, dapat dipertimbangkan pengadaan suatu sistem
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI
TUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DEWATERING Disusun Oleh : Hilman Arief Ramadhan 4014030009 Fakultas : Teknik Sipil Program Studi : Manajeman Konstruksi Lanjutan Dosen :
Lebih terperinciPd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan
Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan
Lebih terperinciBAB V PERALATAN DAN MATERIAL
BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah
Lebih terperinciBAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.
BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan
Lebih terperinciPENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum
PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux
Lebih terperinciMODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS
PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin
Lebih terperinciDIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN
4.1.1 UMUM DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pelebaran Perkerasan adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan pada jalan lama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN
TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)
BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile
Lebih terperinciGAMBAR KONSTRUKSI JALAN
1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah
Lebih terperinciKERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra
KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN PEKERJAAN RAFT FOUNDATION PADA PROYEK CINERE TERRACE SUITES Dosen Pembimbing Ika Sari Damayanthi S, ST, MT Disusun Oleh: Siti Ratna Sari 41113010028 Triaz Saputra 41113010066
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
Lebih terperinciTeknologi Selubung Terowongan (Shield Tunneling Technology)
Teknologi Selubung Terowongan (Shield Tunneling Technology) Untuk membuat terowongan yang lebih besar dan lebih dalam, dengan metode shield tunneling membuat mimpi geofront*) abad 21 menjadi kenyataan.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB
Lebih terperinciHARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)
NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PADA KONTRUKSI JALAN, BANGUNAN PELENGKAP DAN FASILITAS PENDUKUNG JALAN STUDI KASUS JALAN DURI- PEKANBARU KM 30-31 KECAMATAN MINAS KABUPATEN SIAK Fitridawati Soehardi; Fadrizal
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2
DAFTAR ISI Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan? 2 Bagian-bagian jalan 3 Bagaimana cara menjaga agar jalan tetap dalam kondisi yang baik 4 Kegiatan-kegiatan pemeliharaan rutin 6 Bagaimana cara mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
Lebih terperinciBAB IV. PERALATAN dan MATERIAL
BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di daerah kota-kota besar di Indonesia contohnya kota Medan. Hal seperti ini sering terjadi pada
Lebih terperinciPEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Trotoar DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN 1-27 Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Alur Kerja Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Kegiatan III - 1 3.2 Pelaksanaan Survey Lalu Lintas 3.2.1 Definisi Survey Lalu Lintas Survey lalu lintas merupakan kegiatan pokok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh konstruksi, maka tanah
Lebih terperinciBAB VII METODE PELAKSANAAN
BAB VII METODE PELAKSANAAN 7.1 Persiapan a. Pembersihan dan pembuatan jalan masuk Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul,
Lebih terperinciBAB IV ALAT DAN BAHAN
BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesiffikasi teknis yang telah dipersyaratan,
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS
BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS 6.1 Pengertian Umum Beton prestress adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa
Lebih terperinciCivil Work of STP (Sewage Treatment Plant)
Contract Title : Belstar Hotel Contract No. : Contractor : PT. Mutiara EPC Management Consultant : PT Cremona Para Mitra Owner : PT Trihasa METHOD STATEMENT Civil Work of STP (Sewage Treatment Plant) BELSTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2008, dari: 1 Mengurai Kemacetan Lalu Lintas Ibu Kota, Kompas, 16 Desember 2004.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap hari puluhan ribu manusia yang berada di lingkaran ibu kota baik dari Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang melangkahkan kakinya ke Ibu Kota Jakarta untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan suatu konstruksi jalan layang (flyover) bertujuan mengurai kemacetan jalan, dengan merubah persimpangan sebidang menjadi persimpangan tidak sebidang.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah
Lebih terperinciBAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN PENGECORAN PROYEK SUDIRMAN PALACE [MARET 2004]
METODE PELAKSANAAN PENGECORAN PROYEK SUDIRMAN PALACE [MARET 2004] I. TEKNIS a. Persiapan konstruksi yang akan dicor (kontraktor) b. Persiapan pit untuk pembuangan air c. Persiapan lokasi pengambilan dan
Lebih terperinciBAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan
BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat
BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus
Lebih terperinciPT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant
PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant 3. Hasil Pengujian Lapangan Pengujian sondir merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode-metode dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode pengujian langsung lapangan dengan Static Loading Test pada pelat jembatan dan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperincioperasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Purworejo merupakan suatu kota di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah. Pertumbuhan tingkat kepadatan penduduk sangat mempengaruhi tingkat kebutuhan transportasi
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciMETODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR
METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis
Lebih terperinciDAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Provinsi Kabupaten Nama Kegiatan Pekerjaan Ruas/ Lokasi Volume : Sulawesi Tengah : Donggala : Peningkatan Jaringan Irigasi : Peningkatan D.I Wombo Ruas BSW 1 - BWM Kr : D.I Wombo Kec. Tanantovea : 1 Paket
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan
METODA PELAKSANAAN Nama Perusahaan : Nama Paket Pekerjaan : No. Paket : CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan 481625 Jangka waktu pelaksanaan : Metode pelaksanaan merupakan hal
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE PERMUKAAN
SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan kota yang dikenal sebagai kota budaya dan kota pelajar karena banyak terdapat tempat wisata maupun sekolah atau perguruan tinggi. Banyak
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciKRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET
KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air. Berdasarkan media pengisi tabung karet, ada
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN
BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI
APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI Gb. Penelitian Gerakan Sedimen Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang oleh
Lebih terperinciBAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN
BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN Penampang melintang jalan adalah potongan melintang tegak lurus sumbu jalan, yang memperlihatkan bagian bagian jalan. Penampang melintang jalan yang akan digunakan harus
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi
PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PASCA KUALIFIKASI KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK KONTRAK
Lebih terperinciPEDOMAN PERENCANAAN FASILITAS PENGENDALI KECEPATAN LALU LINTAS
PEDOMAN PERENCANAAN FASILITAS PENGENDALI KECEPATAN LALU LINTAS 1 Ruang lingkup Pedoman ini meliputi ketentuan untuk perencanaan fasilitas pengendali kecepatan lalu lintas di jalan kecuali jalan bebas hambatan.
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >
Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored
Lebih terperinci