Sinematografi. Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto
|
|
- Suparman Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sinematografi Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto Sinematografi (dari bahasa Yunani: kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam") adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema (gambar-gambar yang berkesinambungan).jadi sinematografi mencakup segala aspek visualisasi dalam film. Sama halnya dengan fotografi yakni menangkap cahaya atau gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Sehingga jelas terlihat perbedaan dalam cara penyampaian pesan dalam gambar tunggal dengan penyampaian pesan dalam rangkaian gambar. Agar dapat menyampaikan pesan dengan baik sehingga penonton dapat mencerna. Untuk itu maka hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain pesan lewat film adalah penguasaan tentang teknik-teknik pegambilan gambar, komposisi gambar, ukuran gambar, pemilihan angle, camera movement, kontiniti atau kesinambungan urutan antar beberapa shot. Sinematografer atau biasa disebut Director of Photography atau disingkat DoP adalah orang yang bertanggung jawab dalam segala aspek visual suatu film. Mencakup Interpretasi visual pada skenario, pemilihan jenis Kamera, jenis bahan baku yang akan dipakai, pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang akan dipakai di depan lensa atau di depan lampu, pemilihan lampu dan jenis lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam skenario. Seorang sinematografer juga memutuskan gerak kamera, membuat konsep Visual, membuat floorplan untuk ke-efisienan pengambilan gambar. Artinya seorang sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab baik secara teknis maupun non-teknis di semua aspek visual dalam film. Sinematografer HARUS mendukung visi dari skenario dan sutradara, karena bagaimanapun yang akan di sampaikan ke pada penonton adalah semua informasi dalam bentuk Visual yang sesuai dengan visi sutradara dan visi skenario walaupun di beberapa kasus, sutradara bisa merubah jalan cerita dalam skenario demi keindahan bercerita yang sudah merupakan gaya sutradara tersebut. DoP membawahi departement kamera dan department lighting. Ada beberapa hal dalam sinematografi yang perlu diperhatikan dalam upaya dalam pembuatan film yang menarik dan tepat dalam penyampaian pesan :
2 1. Camera angle / Sudut Kamera Camera angle adalah sudut penempatan kamera untuk merekam objek yang ingin di filmkan. Berbeda sudut,berbeda pula perasaan yang dibangun. Dengan sudut tertentu kita dapat menciptakan kesan tertentu sesuai dengan visi sutradara dan skenario. Tipe camera angle: 1.1 Angle kamera objektif. Angle ini menempatkan kamera dari sudut penonton yang tersembunyi. Kamera melihat dari sudut pandang penonton dan tidak dari sudut pandang pemain tertentu. 1.2 Angle kamera subjektif. Kamera ditempatkan dari sudut pandang penonton yang dilibatkan atau kamera ditempatkan dari sudut pandang pemain yang memperhatikan pemain lainnya dalam suatu adegan. 1.3 Angle kamera Point of View. Angle kamera point of view adalah angle gabungan antara objektif dan subjektif yang merekam adegan dari titik pandang pemain tertentu. 2. Level kamera 2.1 Eye Level / Normal angle Kamera berada pada sejajar axis kamera, atau pada posisi datar. Dikatakan eye level karena biasanya menyesuaikan sejajar mata dari aktor BUKAN sejajar mata kameramen. Memberi kesan normal dan atau saat tekanan emosi atau konflik mereda.
3 2.2 High Angle Kamera berada lebih tinggi dari axis kamera atau dari objek, sehingga kamera harus menunduk untuk mengambil gambar. Membawa penonton lebih tinggi dari objek, menciptakan objek terlihat kecil, hina, tertekan, dan kehilangan dominasi. 2.3 Low Angle Kamera berada lebih rendah dari axis kamera atau dari objek, sehingga kamera harus mendongak dalam pengambilannya. Memberi kesan dominan, powerful, karena penonton di tempatkan lebih rendah dari objek. Akan lebih tergambarkan ketika digabungkan dengan background vertikal seperti gedung yang tinggi dsb.
4 3. Framming / Type of Shot Framming menentukan informasi apa yang ingin disampaikan dan menentukan tensi dari suatu adegan. Tipe-tipe dari shot dibagi dalam beberapa bagian, hal ini akan sangat membantu pada komunikasi visual, ketika kita bercerita kepada penonton atau menyampaikan informasi kepada penonton maka kita memerlukan beberapa penekanan atas informasi penting tersebut, maka dari itu kita memerlukan detail penyampaian informasi tersebut untuk itulah kita memerlukan beberapa tipe shot, misalnya kita membuat close up dari sebuah benda agar penonton bisa lebih melihat detail atau menerima dengan jelas atas informasi yang kita berikan. Pada dasarnya Type of Shot dibagi menjadi 3, yaitu Long Shot, Medium Shot, dan Close Up. Namun ketiga tipe tersebut dibagi lagi demi memudahkan dalam proses komunikasi antar crew. 3.1 Long Shot / LS Frame luas, menampilkan ruang yang lebih pada kepala dan kaki objek. Digunakan untuk memperlihatkan keadaan sekitar atau ambience. Long shot dibagi menjadi Extreme Long Shot (lebih luas dari LS,objek terlihat kecil), dan Medium Long Shot (termasuk di dalamnya Full Shot bisa juga Knee Shot dan berbagai sebutan lainnya, intinya lebih sempit daripada LS dan tidak lebih dari Medium Shot) 3.2 Medium Shot / MS Objek terpotong dari bagian pinggang atau perut ke atas kepala, masih ada keseimbangan antara objek dan background. 3.3 Close Up / CU Frame padat, objek merupakan titik utama, terpotong dari bagian bahu ke atas kepala. Menunjukkan ekspresi tokoh, lebih mendekatkan penonton pada action. CU dibagi menjadi beberapa, seperti Medium Close Up (terpotong dari bagian dada sampai atas kepala), Big Close Up (dari bawah dagu ke atas kepala), Extreme Close Up (detail suatu objek,seperti mata, telinga, tangan dll). Kemudian ada beberapa shot yang juga mempengaruhi komposisi, seperti : -OTS / OS / Over The Shoulder : Objek berada pada sisi kanan atau kiri, kemudian di bingkai oleh bahu lawan bicaranya. Sering digunakan untuk adegan percakapan.
5 -TS / Two Shot : Shot yang menunjukkan dua objek. -Three Shot -Group Shot : Shot yang menunjukkan lebih dari 3 orang atau objek. Dan masih ada sebutan-sebutan lainnya dalam shot, seperti Establishing Shot (shot menunjukkan keadaan sekitar set scene yang akan berlangsung), Beauty shot (biasa panorama alam) dan masih banyak lagi. Yang harus diperhatikan adalah JANGAN terkecoh atau bingun dengan masalah penyebutan dan istilah, karena setiap filmaker mempunyai sebutan sendiri yang menurutnya dan crew-nya nyaman dipakai, INTINYA adalah 3 Shot di atas tadi. Close up pada video/film akan memberikan kemungkinan suatu penyajian yang rinci dan detail dari suatu kejadian. Dengan close up maka kita akan bisa menyajikan bagian terkecil dari sebuah adegan dalam film kepada penonton. Misalnya adegan seorang dokter yang sedang menancapkan jarum suntik pada pasiennya maka tentunya akan diambil secara close up saat menancapkan jarumnya ketubuh pasiennya. Close up yang dipilih secara seksama, direkam secara sempurna dan disunting secara tepat akan menciptakan dampak dramatik pada suatu kejadian. Close up merupakan sarana penuturan cerita yang sangat kuat bagi pembuatan video/film. Sutradara film cerita biasanya sangat berkepentingan dengan aspek-aspek visual dan close up. Close up ada dua jenis yaitu: a. Close up cut in Adalah suatu pengambilan gambar close up (lebih dekat) dari pengambilan gambar sebelumnya yang lebih besar. biasanya merupakan bagian dari adegan utama. Close up cut in dibuat untuk menciptakan kesinambungan dari adegan sebelumnya yang dilanjutkan dengan shot yang lebih dekat dari seorang pemain, objek tertentu atau action tertentu yang biasanya mempunyai kesan yang lebih mendalam. Contohnya seorang penjahit yang pada realitanya butuh waktu yang cukup lama untuk melakukan proses tersebut kalau ditampilkan apa adanya dan akan membosankan. Sebuah cut in pada reaksi wajah orang yang sedang menjahit baru saja memulai pekerjaannya disambung dengan cut in jarum jahit yang sedang bergerak kemudian disambung dengan tertariknya di
6 atas mesin jahit dan diakhiri dengan adegan menjahit tersebut telah selesai dengan medium shot. Close up cut in juga bisa untuk menghilangkan / menutup loncatan gambar yang tidak bisa disambung antara long shot dengan medium shot. Dengan diselipi close up cut in loncatan tersebut tidak terasa. b. Close up cut away Adalah suatu pengambilan gambar close up yang menyajikan action kedua yang sedang berlangsung secara bersamaan di suatu tempat yang mempunyai kaitan secara penuturan. Biasanya close up cut away diantaranya digunakan untuk memperlihatkan reaksi para pemain yang berada diluar layar, membantu penonton untuk memahami sebuah cerita, mengantikan adegan-adegan mengerikan yang tidak etis untuk dipertontonkan dsb. Contohnya serombongan orang sedang masuk pintu kereta api, tiba-tiba terdengan suara signal pemberangkatan dan pengumuman. Maka kamera akan cut to kepada speaker stasiun, kemudian cut to antrian para penumpang yang kelihatan tergesa-gesa atau adegan bendera yang dilambai-lambaikan petugas tanda kereta mulai berangkat. 4. Camera Movement Camera movement adalah pergerakan kamera yang mana dibutuhkan untuk menambah efek dramatis guna mewujudkan pesan skenario dan sutradara, beberapa diantaranya adalah : 4.1 Panning Adalah gerakan kamera memutar horizontal pada porosnya ke kiri (Pan Left) atau kanan (Pan Right). Tehnik panning digunakan untuk menunjukkan sebuah set secara horizontal, pemandangan, dan juga dapat memberikan efek penasaran. Digunakan juga untuk mengikuti person yang berjalan (Follow).
7 4.2 Tilting Adalah gerakan kamera memutar vertikal pada porosnya ke atas (Tilt Up) atau bawah (Tilt Down). Tehnik tilting ini digunakan menambah dramatis contoh pada peluncuran pesawat terbang, menambah tensi pada person yang duduk kemudian berdiri karena emosi, bisa juga digunakan untuk mengambil establish. 4.3 Dolly (bukan gang), Track Dolly (bukan gang) atau Track adalah gerakan kamera mendekati objek atau menjauhi objek, biasanya menggunakan alat yaitu dolly track dan slider pada umumnya dan masih banyak produk DIY (buatan sendiri) lainnya. Dolly in / Track in : Kamera mendekati Objek Dolly out / Track Out : Kamera menjauhi Objek Kegunaan tehnik ini salah satunya dapat mendongkrak emosi saat person sedang terkejut atau mendapat kabar yang tidak enak kemudian kamera D / T in dengan lambat..maknyoooss Crab Crab adalah gerakan kamera secara lateral atau mmenyamping berjalan sejajar dengan Obyek yang sedang bergerak. Crab Left : Gerakan menyampping kekiri. Crab Right : Gerakan menyamping ke kanan. 4.5 Padestal Padestal adalah gerakan kamera diatas pedestal (tidak mendongak ataupun menunduk). Padestal Up : Kamera dinaikkan Padestal Down : kamera diturunkan Dengan Padestal Up / Down bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari pemandangan.
8 4.6 Crane Crane adalah gerakan kamera diatas katrol naik dan turun. 4.7 ARC sebaliknya. ARC adalah gerakan kamera memutar mengitari Obyek dari kiri kekanan atau 4.8 Zooming Zooming adalah tehnik merubah focal length pada lensa. Zoom in : Mendekati objek Zoom out : menjauhi objek Katanya tehnik ini sudah terlupakan dan tidak terpakai, oow jangan salah. Silahkan tonton film-film seperti Transformer dsb atau film perang yang menampilkan monster besar atau benda yang melayang. There you can find this magic technique. 4.9 Rack Focus Rack focus adalah tehnik merubah fokus pada lensa dari foreground ke center kemudian ke background atau sebaliknya. Fungsi tehnik ini adalah merubah fokus pandang pada menonton mengikuti area yang tidak blur atau fokus atau dari satu objek ke objek lain. 5. Kontiniti Pada intinya sebuah film adalah sebuah continuity. Sebuah film harus menampilkan sebuah urutan gambar yang berkesinambungan. Sebuah film baik itu dokumenter atau fiksi harus mampu memberikan kepada penontonnya sebuah realitas kehidupan yang nyata. Maka bisa dikatakan film adalah suatu dunia pura-pura yang meyakinkan dan itu bisa terwujud apabila kesinambungan dan logikanya terjaga dengan baik serta diterima wajar oleh penonton. Membuat film harus direncanakan dengan baik dan detail karena dengan cara demikianlah continuity bisa terjaga dengan baik. Continuity adalah logika sebuah film yang dapat membuat film menjadi realistis dan meyakinkan sehingga membuat penonton bertahan dan hanyut dalam cerita yang dibuat dari awal hingga akhir.
9 Film mempunyai ruang dan waktu sendiri. Waktu dalam sebuah film bisa dipercepat atau dilambatkan atau bahkan dibiarkan berhenti selama yang diinginkan. Film bisa diceritakan seperti sekarang tetapi bisa juga dilempar ke masa lalu atau bisa juga melesat kemasa yang akan datang. 5.1 Masa sekarang: Film mengunakan continuity masa sekarang berarti membuat keseluruhan film itu seperti terjadi saat ini. Kejadian masa lampau bisa juga diceritakan seperti terjadi pada masa kini. Kesan dramatis akan terasa lebih kuat karena seolah-olah penonton diajak terlibat seperti menjadi saksi peristiwa tersebut. 5.2 Masa lampau: Masa lampau bisa diceritakan dengan flash back untuk mengambarkan peristiwa yang terjadi sebelum cerita dimulai atau mengulang peristiwa yang sudah disajikan terdahulu. 5.3 Masa depan: Kilasan ke depan adalah kebalikan dari flash back. Waktu bergerak kemasa depan untuk mengambarkan kejadian yang akan datang atau bisa juga berupa sebuah dugaan atau khalayan ilmiah. 5.4 Menurut kondisi waktu: Adalah sebuah pengambaran waktu sebagaimana dikondisikan oleh elemen-elemen lain dalam cerita karena sikap mental tertentu. Biasanya digunakan untuk mengambarkan mimpi buruk, fantasi tokoh yang ada dalam cerita, ingatan seseorang akan peristiwa yang traumatik,dsb. Demikian juga dengan persoalan ruang dalam film bisa dipersempit atau dikembangkan. Penuturan cerita yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain membutuhkan pemikiran yang continuity agar dapat diterima oleh penonton. Untuk mengambarkan perjalanan panjang ruang bisa dipersingkat dan tidak perlu semua ditunjukkan. Cukup mengambil bagian-bagian yang penting dan bagus serta dapat memberikan kesan suatu progres ketujuan.
10 5.5 Kontiniti Ruang Penuturan cerita yang actionnya bergerak dari satu tempat ketempat lain melibatkan kontiniti ruang (space continuity). Misalnya film expedisi atau perjalanan. Penonton dibuat menyadari akan lokasi dari action dan arah dari gerakan. Dari mana gerakan pemain dan kemana mereka pergi. 5.6 Kontiniti Arah Arah dari gerakan seseorang atau kendaraan. Film dibuat dengan banyak shoot, direkam dari beberapa angle, dirangkum dalam sebuah sequence. Kalau arah gerakan atau pandangan yang sudah diperlihatkan dalam satu shot kemudian shot itu berubah pada shotshot yang lain, maka kontiniti film akan rusak. 6. Garis Imajiner (Aturan 180 ) Aturan 180 merupakan aturan baku yang dipakai dalam produksi film hingga saat ini. Aturan 180 adalah sebuah aturan dimana posisi kamera tidak boleh melewati garis aksi ketika transisi shot (cut) dilakukan. Garis 180 adalah garis imajiner persis dimana sebuah aksi berlangsung yang biasanya searah dengan arah karakter atau obyek menghadap. Adegan dua orang berdialog, orang berjalan, serta kendaraan yang sedang melaju garis imajiner searang dengan arah aksinya. Aturan 180 menentukan area dimana posisi kamera dapat diletakan dan tidak boleh melewati garis imajiner ini. Untuk lebih jelasnya fungsi aturan 180 kita gunakan satu contoh adegan dialog:
11 B D Diatas adalah peletakan semua posisi kamera A untuk pengambilan long-shot. Posisi B untuk jarak pengambilan medium-shot. Dan posisi C dan D untuk jarak pengambilan medium close-up atau close-up. Sementara posisi E adalah contok posisi yang kamera salah melanggar aturan 180. Fungsi penggunaan aturan 180 dalam sebuah adegan pertama adalah memastikan posisi obyek (karakter) dalam frame selalu konsisten. jika shot diambil dari posisi A,B,C dan D maka posisi karakter tidak akan pernah berubah ketika transisi shot dilakukan. Cowok akan selalu tetap disebelah kiri dan cewek selalu tetap sebelah kanan. namun jika shot diambil dari posisi kamera E maka posisi karakter akn berubah. Perubahan
12 posisi ini akan mengganggu konitiniti (kesinambungan) shot karena cowok dan cewek seolah betukar posisi. Fungsi kedua adalah memastikan garis mata selalu konsisten. Jika shot diambil dari posisi A,B,C dan D maka arah mata karakter juga tidak akan pernah berubah ketika transisi shot dilakukan. Cowok akan selalu memandang kearah kanan dan cewek akan selalu akan memandang kearah kanan. Penonton akan selalu sadar jika mereka saling bertatapan. Namun jika shot cowok diambil dari posisis E maka ia juga akan memandang kearah kiri dan tampak cewek terlihat seperti menatap cowok yang tengah menatap orang lain. Seperti gambar di bawah: 7. Komposisi Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup keseimbangan, Simetris, keindahan, point interest. Secara umun komposisi shot terkait dengan posisi obyek dalam frame dapat dikelompokan dua jenis, yaitu komposisi simetrik dan komposisi dinamik.
13 7.1 Komposisi Simetrik Komposisi Simetrik sifatnya statis. Obyek terletak persis ditengah-tengah frame dan proporsi ruag di sisi kanan dan kiri obyek relatif seimbang. Komposisi simetrik dapat digunakan untuk berbagai macam motif dan simbol seperti, efek tertutup, terperangkap, atau keterasingan seorang karakter dalm lingkungannya. Shot simetrik sering kali digunakan untuk obyek yang besar dan megah seperti bangunan bersejarah, pusat pemerintahan, serta tempat ibadah. 7.2 Komposisi Dinamik Komposisi dinamik sifatnya fleksibel dan posisi obyek dapat berubah sejalan dengan waktu. Komposisi dinamik tidak mempunyai komposisi yang seimbang (simetris) layaknya komposisi simetrik. Ukuran,posisi, arah gerak obyek sangat dipengaruhi komposisi dinamik. Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan komposisi dinamik adalah dengan menggunakan sebuah aturan rule of thirds. Disadur dari : Angle, Komposisi, Close Up Editing dalam Sinematografi (Joseph V. Mascelli, A.S.C) Sinematografi (Fuad Asrori) Sinematografi (Panji Mas Agam) Sinematografi (Depto Laby Armadya)
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan
Lebih terperinciBASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI
BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan
Lebih terperinciPAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,
Lebih terperinciMacam Macam Angle Pengambilan Gambar
Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian
Lebih terperinciJENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR
JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com
Lebih terperinciPengertian Videografy
Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah
Lebih terperinciStoryboard For Animation
Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat
Lebih terperinciNama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video
Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk
Lebih terperinciMCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.
JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas
Lebih terperinciProduksi AUDIO VISUAL
Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard
Lebih terperinciPengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )
Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan
Lebih terperinciPengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot
Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.
Lebih terperinciPRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR
PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu
Lebih terperinciProduksi Media PR AVI
Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah
Lebih terperinciPelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan
Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat
Lebih terperinciTeknik Pengambilan Foto
Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan
Lebih terperinciUniversitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1
Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciTHE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.
THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan
Lebih terperinciAspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera
3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah
Lebih terperinciPRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA
PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:
Lebih terperinciPENGATUP/SHUTTER. Shutter speed scale
PENGATUP/SHUTTER Indeks kelajuan pengatup ditunjukkan dengan angka-angka B, 1, 2, 4, 6, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000 dan 2000 yang memberi maksud setiap tanda 1 menunjukkan kecepatan 1/1 saat kelajuan
Lebih terperinciBAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person
BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,
Lebih terperinciTeknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi
Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management-
Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Video Menurut Cheppy Riyana (2007) media video adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep,prinsip, prosedur, teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif
Lebih terperinciTeknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi
Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan
Lebih terperinciDASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)
DASAR VIDEO GRAFI KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman) TAHAPAN PEMBUATAN KARYA VIDEO / STANDARD OPERATIONAL PROCEDUR: Pra Produksi,
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST
BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan
Lebih terperinciHasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari
Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciKomposisi dalam Fotografi
Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Camera Angle ( Sudut Pengambilan Gambar )
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Fotografi Camera Angle ( Sudut Pengambilan Gambar ) Dalam buku Basic Lighting for Beauty yang ditulis oleh Adimodel menjelaskan bahwa agar foto yang
Lebih terperinciTEKNIK EDITING II. Pertemuan 5. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting
Modul ke: TEKNIK EDITING II Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pertemuan 5 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn KONSEP EDITING KONSEP EDITING Setelah memahami hubungan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi
Lebih terperinci12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA
Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. Perekam Gambar Digital Gambar Tidak Bergerak - Gambar Bergerak / visual - Suara / audio Adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan Gambar
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi
Lebih terperinciTahapan Editing & Teknik Dasar Editing
Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing By Abednego Diyan Pramudya, S.Sos Perangkat editing yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit linear yang bekerja dengan merekam
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Film Sebagai Komunikasi Massa Film merupakan salah satu media yang paling banyak dipakai secara kolektif dan terikat. Film dapat melintasi batas-batas wilayah, bahkan sering
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye Definisi kampanye memberi pengertian kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciTujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :
Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi bagian tubuh kamera dengan perhitungan kombinasi angka angka. 2. Memberikan pemahaman mengenai bagian - bagian tubuh kamera. 3. Memberikan pemahaman
Lebih terperinciHal tersebut dapat kita lihat dari bentuk daun telinga menyeeupai daun telinga dari binatang
Analisis Non Narrative Film 1. Kostum Kostum yang digunakan dalam kedua film ini memiliki kesamaan nuansa yang hampir serupa. Dalam film Avatar, kita mendapatkan kaum navy menggunakan kostum asli pribumi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain film, macam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa sekarang, berkembangnya teknologi khususnya pada bidang elektronika, memicu pula berkembangnya berbagai aspek bidang yang dipengaruhi olehnya. Salah satunya
Lebih terperinciMengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya
Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sekar Manik Pranipta 14148157 FAKULTAS SENI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyebarkan sebuah motivasi, ide gagasan dan juga penawaran sebuah sudut pandang dibutuhkan sebuah media yang cukup efektif. Menurut Javandalasta (2011:1), dijelaskan
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe..
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Cuplikan Program Acara Televisi: Asli Enak.. 17 Gambar 1.2 Cuplikan Program Acara Televisi: Benu Buloe.. 18 Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar
Lebih terperinciDasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING
Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. diciptakan. Rujukan tersebut antara lain sebagai berikut. Zaharuddin G. Djalle dalam bukunya The Making of 3D Animation
BAB II LANDASAN TEORI Penulis merujuk kepada beberapa referensi dan literatur untuk memperkuat argumentasi penulis dalam mempertanggungjawabkan karya yang diciptakan. Rujukan tersebut antara lain sebagai
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37012 / Fotografi Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 7 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam seminggu
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciIII DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN 1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung dan data yang diperoleh adalah
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI CUTTING TRANSITION PADA FILM DAN KESAN YANG DITIMBULKAN
MENGIDENTIFIKASI CUTTING TRANSITION PADA FILM DAN KESAN YANG DITIMBULKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Program Studi Televisi Dan Film
Lebih terperinciBAB 4 HASIL KARYA. 4.1 Install Peralatan Survey
BAB 4 HASIL KARYA 4.1 Install Peralatan 4.1.1. Survey Proses produksi WISATA RELIGI pada umumnya berjalan dengan lancar. Seluruh crew yang bertugas bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan mereka masing-masing.
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi... 45
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Cuplikan Film Pirates Of The Caribbean.. 43 Gambar 2.2 Struktur Format Acara Televisi....... 45 Gambar 2.3 Urutan Kerja Dalam Pra Produksi...... 52 Gambar 2.4 Urutan Kerja
Lebih terperinciWeek 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y
Week 5 Cinema History Mutu Pertunjukan Awalnya film seringkali menampilkan akting aktor secara full body. Demi kepentingan penyajian cerita yang lebih menarik sudut pandang pengambilan gambar dilakukan
Lebih terperinciJENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN
JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,
Lebih terperinciSTORY BOART FILM BELENGGU SCENE Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
STORY BOART FILM BELENGGU SCENE 6-11 Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sri Cahyani Putri 14148150 FAKULTAS
Lebih terperinciModul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2
MATERI: 14 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK (FOTOGRAFI) 1 Kamaruddin Hasan 2 Deskripsi Materi Materi ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang teori-teori
Lebih terperinciMengenal Cinematography dan Teknik Pembuatannya
Mengenal Cinematography dan Teknik Pembuatannya Deden Pratama deden.pratama@raharja.com Abstrak Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda.
Lebih terperinciRuang-ruang ekspresi (tempat memproduksi) terpisah dengan
henny chrysshanti 96 34 25 babdua persyaratanteknis 1. Pendekatan Production House Production House ini merupakan tempat untuk menghasilkan karya-karya di bidang entertainment, seperti film, iklan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara spektakuler. Film merupakan cabang seni yang paling muda, tetapi juga yang paling dinamis
Lebih terperinci- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)
Tahapan Pelakasanaan Produksi Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu tahapan produksi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan
Lebih terperinciDIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Seni Bidang Studi Fotografi Dan Film oleh
Lebih terperinciPengantar Teknologi Informasi Animasi. Deddy Award Widya Laksana. Animasi Dalam Berbagai Media. Pengenalan Sinematografi
Pengantar Teknologi Informasi Animasi Deddy Award Widya Laksana Pengenalan Sinematografi Animasi Dalam Berbagai Media 1 PENGENALAN SINEMATOGRAFI Sinematografi berasal dari bahasa Yunani, Kinema yang berti
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi hingga proses pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)
SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan media komunikasi yang efektif dalam menyampaikan berbagai macam pesan. Jika di lihat dari segi komunikasi, musik digunakan sebagai media untuk menyampaikan
Lebih terperinci4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ
83 4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ a. Sampul (Cover) Depan Gambar 3.30 Sampul Depan Buku Cerita Bergambar PASOSORÉ Sampul cerita bergambar berjudul PASOSORÉ dengan subjudul Kaulinan Barudak
Lebih terperinciPENGANTAR EDITING SUTRADARA SKENARIO
PENGANTAR EDITING SUTRADARA SKENARIO KAMERAMAN EDITOR Judul : Lokasi/Shoo0ng : Bentuk Pencatatan Adegan NOMOR SCENE SHOT TAKE ADEGAN KET CASSETE 01 1 1 2 MCU - Rindu mendekati Angga, berbisik dan terjatuh.
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini menjelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini
Lebih terperinciSOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89
SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma kritis yang berangkat dari cara melihat realitas dengan mengasumsikan bahwa selalu saja ada struktur
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)
Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN
Lebih terperinciSine n m e a m t a o t g o r g a r f a e f r e r Berpikir produksi
Sinematografer Berpikir produksi Analisis Naratif Membaca skenario (final draft) dengan seksama Tangkap rasa apa yang ingin disampaikan oleh cerita (MOOD) Kira kira LOOK apa yang ingin dicapai Analisis
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)
SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI CUTTING DAN TRANSISI
MENGIDENTIFIKASI CUTTING DAN TRANSISI Untuk memenuhi tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung Sugihartono,S.Pd., M.Sn. Disusun Oleh : Decy Permatasari 14148141 Fanny Setiawati 14148149
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT PADA SEBUAH VIDEO SERTA KESAN YANG DITIMBULKAN
MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT PADA SEBUAH VIDEO SERTA KESAN YANG DITIMBULKAN Untuk Memenuhi Tugas Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : RanangAgung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh Nopsi Marga H. - 14148118
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37009/ SINEMATOGRAFI Revisi ke : - Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 150 Menit
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode Teori Komunikasi Visual
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 4.1.1. Teori Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah komunikasi melalui bantuan visual dan digambarkan sebagai penyampaian ide dan informasi ke dalam
Lebih terperinciFilm Dokumentar. Muhammad Faisal. Abstrak. Kata Kunci: Film dokumentar
Film Dokumentar Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Film dokumentar adalah sebuah karya seni gambar dan visualisasi yang dituangkan dalam bentuk karya tulisan lalu di buat dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR
BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.
Lebih terperinci