KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BANJARMASIN UTARA (Oleh Rizqi Ayu Aghni Oktavia, Pembimbing Dr. Deasy Arisanty, M.Sc., Drs.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BANJARMASIN UTARA (Oleh Rizqi Ayu Aghni Oktavia, Pembimbing Dr. Deasy Arisanty, M.Sc., Drs."

Transkripsi

1 KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BANJARMASIN UTARA (Oleh Rizqi Ayu Aghni Oktavia, Pembimbing Dr. Deasy Arisanty, M.Sc., Drs. H. Sidharta Adyatma, M.Si) Pendidikan Geografi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia ABSTRACT The title of this research is the thermal comfort classroom in SMA North Banjarmasin. The purpose of this research is to identify the index of thermal comfort classroom in SMA North Banjarmasin method Predicated Mean Vote and Predicted Percentage of Discomfort, identifying the students' response to the condition of thermal comfort based on psychological aspects and analyze the relationship between the index of thermal comfort with student responses based on the psychological aspect during the process teaching and learning takes place during school hours to 1-8.The method in this research using descriptive quantitative method. The population in this study using 13 classrooms. The sample in this research using a Slovin sample. The variables in this study consists of the physical and human environment as user space. Analysis of the data in this research is using Software Center For The Built Environment ASHRAE 55. The results in this study as follows Predicated Mean Vote value in each classroom in SMA North Banjarmasin ranged from 0.5 to 2.57 and the value of Predicted Percentage of Discomfort in every high school classroom in North Banjarmasin ranged from 6% to 95%. Under this method, it can be concluded that the thermal sensation is felt the classroom (students) are neutral (comfortable), a little warm, warm and hot. Based on the frequency distribution of a trend towards neutral or comfortable conditions occur during school hours to 1, the tendency of the frequency occurs slightly warm conditions occur during school hours to 1, the tendency of the frequency occurs warmer conditions occur during school hours to 7 and tendencies occur frequency heat conditions occur during school hours to 8. The response of students to the thermal comfort conditions based on the psychological aspects 1 to 5 hour lesson temperature sensation that is felt comfortable and during school hours to 6 to 8 ranged from slightly warm to hot and while the contacts between the index of thermal comfort with student responses based on the psychological aspects of existing level of contacts among high thermal comfort index with student responses based on the psychological aspect because of the influence of the physical environment around the school environment such as air temperature, humidity and wind speed corresponding correlation table of SPSS 15 applications. Keywords: Thermal Comfort, Predicated Mean Vote, Predicted Percentage of Discomfort, Classroom, Factors psychology of students, contacts A. Latar Belakang Kota Banjarmasin diambil Sebagai wilayah Penelitian yang akan di lakukan dengan alasan, di Provinsi Kalimantan Selatan Sekolah dengan jumlah terbanyak ada di Kota Banjarmasin. Kota Banjarmasin memiliki 5 kecamatan

2 yaitu: (1) Kecamatan Banjarmasin Barat, (2) Kecamatan Banjarmasin Selatan, (3) Kecamatan Banjarmasin timur, (4) Kecamatan Banjarmasin tengah, dan (5) Kecamatan Banjarmasin Utara. Tabel 1 menunjukan bahwa dari 5 Kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin jumlah Sekolah Menengah Atas lebih banyak terdapat di Kecamatan Banjarmasin Utara. Penelitian yang akan di lakukan mengambil beberapa ruang kelas SMA yang berada di Kecamatan Banjarmasin Utara, alasan mengapa mengambil penelitin di SMA karena jam pelajaran Siswa/siswi SMA cenderung lebih lama dari pada Sekolah Tingkat TK, SD dan SMP. Tabel 1. Jumlah Sekolah, Kelas dan Murid pada SMA dan SMK Negeri dan Swasta Per Kecamatan, 2014/2015 No. Kecamatan SMA Swasta SMA Negeri SMK Swasta SMK Negeri 1. Banjarmasin Selatan 2. Banjarmasin Timur 3. Banjarmasin Barat 4. Banjarmasin Tengah 5. Banjarmasin Utara Jumlah/Total Sekolah Kelas Murid Sekolah Kelas Murid Sekolah Kelas Murid Sekolah Kelas Murid / / / Sumber: Dinas pendidikan Kota Banjarmasin, 2014/2015 Hasil observasi jumlah siswa, jumlah kelas dan jumlah fasilitas pendingin udara pada SMA tersebut, serta beberapa ruangan yang masih belum memilki fasilitas pendinginan udara mekanik, seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Siswa, Jumlah Kelas dan Jumlah Kelas dengan Fasilitas Pendingin Udara Mekanik (Kipas Angin) di Tingkat SMA Kecamatan Banjarmasin Utara No Nama Sekolah Jumlah Siswa (jiwa) Jumlah Kelas Jumlah kelas dengan Fasilitas Pendingin Udara Mekanik (Kipas Angin) Rerata Siswa/Kelas Ada Tidak 1 SMAN SMAN SMAN SMAKOPRI JUMLAH Sumber: hasil observasi, 2016

3 Wawancara awal dengan beberapa siswa di sekolah SMA 11 dan SMA 12, pada umumnya siswa merasakan kondisi kelas mulai terasa gerah pada jam pelajaran ke 3 dan panas pada jam pelajaran ke 4 sampai jam pelajaran ke 10, sehingga mengganggu konsentrasi belajar, sehingga judul penelitian ini adalah Indeks Kenyamanan Termal Ruang Kelas Sekolah Menengah Atas (SMA) di Banjarmasin Utara B. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Indeks kenyamanan termal dalam Ruang Kelas SMA di Banjarmasin Utara selama proses belajar mengajar berlangsung, yaitu selama jam pelajaran 1-8 dengan menggunakan metode Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD), dengan variabel kenyamanan termal menurut ASHER. 2. Tanggapan siswa terhadap kenyamanan termal berdasarkan aspek psikologis selama jam pelajaran 1-8. Pengukuran di lakukan setiap satu jam sekali atau setiap pergantian jam. 3. Hubungan antara indeks kenyamanan termal dengan tanggapan siswa. II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Pemanasan Global Pemanasan global (Global Warming) adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.18 C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke- 20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Peningkatan temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan (Smart Click, 2011). Pemanasan global pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gasgas seperti karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitrooksida (N 2 O) dan CFC, sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi (Muhi, A. H. 2011). 2. Faktor Penyebab Pemanasan Global a. Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca (greenhouse effect) pada dasarnya disebabkan oleh meningkatnya emisi gas seperti karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitrooksida (N 2 O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi (Muhi, A. H. 2011). Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan

4 oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas karbon dioksida, metana, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan khloro fuoro karbon yang dilepaskan secara berlebihan dari cerobong pabrik-pabrik industri, sisa pembakaran yang berasal dari knalpot mobil dan motor, AC, kulkas, dan lain-lain. Pemicu atau penyumbang gas efek rumah kaca yang dominan adalah kegiatan industri (Muhi, A. H. 2011). Dampak yang ditimbulkan cenderung mengancam eksistensi bumi, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. b. Efek Umpan Balik Efek umpan balik karena pengaruh awan saat ini sedang menjadi objek penelitian. Awan dari sisi bawah akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan bumi, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan, sedang jika awan ditinjau dari sisi atas berfungsi memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan (Soden, B. J. et al., 2005; IPCC. 2007). c. Variasi Matahari Variasi matahari adalah pengaruh penyinaran matahari yang berbeda pada suatu tempat dengan tempat yang lain. Matahari telah berkontribusi sekitar 45-50% terhadap rata rata suhu bumi dalam rentang periode tahun dan 25 35% rentang tahun (Nugroho, W. 2008). 3. Dampak Pemanasan Global Terhadap Kenyamanan Termal Ruang Manusia membuat bangunan karena kondisi iklim alam tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya, sehingga diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasi menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai. Ketika berada di dalam bangunan, pengguna bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang panas, sehingga kerap mereka lebih memilih berada di luar bangunan (Kurnia et al., 2010). 4. Kenyamanan Termal Tiga pemaknaan kenyamanan termal pertama, pendekatan thermophysiological kedua pendekatan heat balance (keseimbangan panas) dan ke tiga adalah pendekatan psikologis. Kenyamanan thermal sebagai proses thermophisiological menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan termal akan tergantung pada menyala dan matinya signal syarat reseptor termal yang terdapat di kulit dan otak. Pada pendekatan heat balance (keseimbangan panas) nyaman termal dicapai bila aliran panas ke dan dari badan manusia seimbang dan temperatur kulit serta tingkat berkeringat badan ada dalam range nyaman. Pada pendekatan psikologis kenyamanan termal adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasaan seseorang terhadap lingkungan thermalnya (Hoppe P., 2002). Pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih banyak digunakan oleh para pakar pada bidang ini. ASHRAE (American Society of Heating Refrigating Air Conditioning Engineer) memberikan definisi kenyamanan thermal sebagai kondisi pikir yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan thermalnya.kenyamanan termal sangat dipengaruhi oleh efek insulasi pakaian yang kita kenakan. Pakaian

5 mengurangi pelepasan panas tubuh. Karena itu, pakaian diklasifikasikan berdasarkan pada nilai insulasinya. Satuan yang biasa digunakan untuk pengukuran insulasi pakaian adalah Clo. Batas nyaman untuk pakaian adalah n 0,5 Clo [4]. Total nilai Clo bisa dihitung dengan menjumlahkan nilai Clo untuk setiap jenis pakaian. Nilai insulasi pakaian dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Insulasi Pakaian Garment desecription clo Garment Description clo Underwear Trousers and Coveralls Men s briefs 0,04 Short shorts 0,06 Panties 0,03 Walking shorts 0,08 Bra 0,01 Straight trousers (thin) 0,15 T-shirt 0,08 Straight trousers (thick) 0,24 Full slip 0,16 Sweat pants 0,28 Half slip 0,14 Overalls 0,3 Long Underwear top 0,2 Coveralls 0,49 Long Underwear bottom 0,15 Dresses and skirts Footwear Skirt (thin) 0,14 Ankle-Leagth athletic socks 0,02 Skirt (thick) 0,23 Calf- Leagth socks 0,03 Long -sleeve shirt dress (thin) 0,33 Knee socks (thick) 0,06 Long- sleeve shirt dress (thick) 0,47 Panty hose stocking 0,02 Short -sleeve shirt dress (thin) 0.29 Sandals 0,02 Sleeveless scoop neck (thin) 0,23 Slippers 0,03 Sleeveless scoop neck (thick) 0,27 Boot 0,1 Sweaters Shirt and Blouses Sleeveless scoop vest (thin) 0,13 Sleveless 0,12 Sleeveless scoop vest (thick) 0,22 Short sleeve, dresses 0,19 Long -sleeve(thin) 0,25 Long sleeve, dresses 0,25 Long -sleeve(thick) 0,36 Long sleeve, flannel shirt 0,34 Sleepwear and Robes Short sleeve, knit sport shirt 0,17 Sleeveless, short gown (thin) 0,18 Long sleeve, sweat shirt 0,34 Sleeveless, long gown (thin) 0,2 Long sleeve pajamas 0,57 Long sleeve pajamas 0,42 (Sumber: ASHRAE, 1989) 5. Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD) Predicted mean vote (PMV) merupakan index yang diperkenalkan oleh Fanger (1982) untuk mengindikasikan rasa dingin dan hangat yang dirasakan oleh manusia. PMV merupakan index yang memperkirakan respon sekelompok besar manusia pada skala sensasi termal ASHRAE berikut: Tabel 11. Nilai MET Berbagai Aktivitas Jenis aktivitas W/m 2 Met Resting Sleeping 40 0,7 Reclinting 45 0,8 Seated 60 1 Sranding 70 1,2 Walking (on the level) 0, 89 m/s , 34 m/s 150 2,6 1,79 m/s 220 3,8 Office Activities Reading, seated 55 1 Writing 60 1

6 Typing 65 1,1 Filing, seated 70 1,2 Filing, standing 80 1,4 Walking About 199 1,7 Lifring/packing 120 2,1 (Sumber: ASHRAE, 1989) Parameter lingkungan: (1) Temperatur udara (2) Rata- rata Temperatur radiasi (3) Aliran udara atau angin (4) Kelembaban relativ Predicted Percentage of Dissatisfied (PPD) merupakan banyaknya orang (dalam presentase) yang tidak puas terhadap lingkungan. Semakin besar presentase PPD makin banyak yang tidak puas. Gambar 5. Hubungan antara PMV dan PPD 6. Pengaruh Kenyamanan Termal Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Faktor-faktor yang mempegaruhi kenyamanan didalam ruangan tertutup seperti kelas adalah: temperatur udara: kelembaban udara: temperatur radiasi rata-rata dari dinding dan atap: kecepatan pergerakan udara: serta tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya pada dinding pandangan (Lippsmaier, 1997). Pencahayaan tidak hanya mempengaruhi keadaan fisik, namun juga memiliki pengaruh terhadap psikologis dan keindahan ruangan. Suhu udara ruang kelas sangat berpengaruh terhadap konsentrasi anak-anak. Jika anak merasa kurang nyaman dengan suhu ruangan, konsentrasi dan perhatian mereka akan beralih sita oleh ketidak nyamanan fisik mereka. Lingkungan belajar yang tenang adalah kebutuhan dasar dalam pendidikan. III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Lebih luas lagi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang di kuantitatifkan, yang dimaksud kualitatif dalam penelitian ini adalah datanya. Data kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Pada penelitian ini kata keadaan tersebut adalah zona nyaman optimal, zona hangat nyaman, dan zona tidak nyaman yang merupakan

7 kelanjutan kualitasnya. Sebelum hasil tersebut didapat dari hasil pengukuran dan perhitungan di lapangan, sehingga disebut data yang dikuantitatifkan. Karena hasil akhir berupa angka dan dimasukan ke dalam kategori kata keadaan tersebut, maka perlu pendekatan kualitatif yang dikuantitatifkan 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian, maka penelitiaanya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Tingkat SMA Banjarmasin Utara. Perincian sekolah, jumlah kelas, total siswa dan fasilitas kipas angin, seperti disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Perincian Sekolah, Jumlah Kelas, Total Siswa dan Fasilitas Kipas Angin NO NAMA SEKOLAH JUMLAH KELAS TOTAL SISWA TOTAL KIPAS ANGIN 1 SMAN SMAN SMAN SMAKOPRI JUMLAH Sumber: hasil observasi, Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2013). Teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel objek yang akan diteliti sumber datanya sangat luas karena setiap sekolah jumlah siswa dan jumlah kelas itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan teknik probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus slovin (Sugioyono, 2014). Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2014). Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut: dimana:

8 Jadi, jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 400 orang. Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Proportionate stratified random sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara: Tabel 15. Jumlah Sampel Tiap Kelas SMA di Banjarmasin Utara NO Nama Sekolah Perhitungan Jumlah Kelas Sempel Ruang Kelas Jumlah Sampel Siswa Jumlah Kipas Angin 1. SMA N 8 X X XI IPS XI IPS SMA N 11 X-A X-G 35 2 XI IPS XI IPS SMA N SMA KOPRI 3 2 X X XI IPA X X Total Sumber: Hasil Perhitungan dari data Sekolah, 2015 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Identifikasi dan Analisis 1. Hasil Identifikasi Kenyamanan Termal Ruang Kelas Di SMA Banjarmasin Utara Sensasi kenyamanan termal tiap ruang kelas di SMA banjarmasin Utara yang dijadikan sampel penelitian dari tabel 21 sampai 46 disajikan pada tabel 47 sebagai berikut:

9 Tabel 47. Sensasi Kenyamanan Termal Ruang Kelas SMA Banjarmasin Utara No Jam pelajaran Sensasi Kenyamanan Termal Ruang Kelas SMA Di Banjarmasin Utara SMA N 8 Banjarmasin SMA N 11 Banjarmasin SMA N 12 Banjarmasin SMA KORPRI Banjarmasin XI IPS XI IPS XI IPS XI IPS XI X-1 X-2 X-A X-G X-3 X-4 X-3 X IPA N N N N SH SH SH SH SH SH SH SH SH N SH SH N SH H H SH SH SH SH SH SH N H SH SH H H H H SH SH SH SH SH SH H SH SH H H H H SH H SH SH SH SH H SH SH H H H H H H SH SH SH SH H H H H H H H H H H SH SH SH H H H H H H H H H H H H H H H H H H P H H H P H H Keterangan: N SH H P Netral atau Nyaman Sedikit Hangat Hangat Panas Tabel 48. Distribusi Frekuensi Sensasi Kenyamanan Termal di SMA Banjarmasin Utara No Jam Pelajaran Tabel Distribusi Frekuensi % Total N SH H P N SH H P Total % ,77 69, , ,38 69,24 15, , ,69 53,85 38, , ,85 46, , ,15 53, , ,08 76, , ,69 92, , ,62 15,38 100,00 Keterangan: N SH H P Netral atau Nyaman Sedikit Hangat Hangat Panas

10 Kriteria jawaban Kriteria jawaban 2. Hasil Identifikasi Tanggapan siswa terhadap kondisi Kenyamanan Termal berdasarkan aspek psikologis Tiap Ruang Kelas di (1) SMA Negeri 8 Banjarmasin, (2) SMA Negeri 11 Banjarmasin, (3) SMA Negeri 12 Banjarmasin dan (4) SMA KORPRI Banjarmasin 1) Sensasi suhu yang dirasakan pada jam pelajaran 1 sampai 8 Berdasarkan jawaban dari responden tentang sensasi suhu yang dirasakan saat jam pelajaran 1-8 disajikan pada gambar Sensasi Suhu Yang Dirasakan f % f % f % f % f % f % f % f % Jam pelajaran Dingin 58 14, , ,75 5 1,25 6 1,5 7 1,75 Sejuk , , , , ,5 9 2,25 Sedikit Sejuk 59 14, , , , ,75 7 1,75 6 1,5 Netral 74 18, , , , ,5 34 8, Sedikit Hangat 22 5, , , Hangat 3 0, , , , , Panas , , , , ,75 Gambar 49, diketahui bahwa sensasi suhu tertinggi yang dirasakan saat jam Gambar 50. Grafik sensasi suhu yang dirasakan pelajaran 1-2 adalah sejuk dengan nilai atau sebesar 38 %-29,25%, sensasi suhu tertinggi yang dirasakan saat jam pelajaran 3-5 adalah netral dengan 2) Kondisi perasaan yang dirasakan pada jam pelajaran 1 sampai 8 Berdasarkan jawaban dari responden tentang kondisi yang dirasakan saat jam pelajaran 1-8 disajikan pada gambar 51 Kondisi Perasaan Yang Dirasakan f % f % f % f % f % f % f % f % Jam pelajaran Nyaman Sedikit tidak nyaman Tidak nyaman 6 1,5 9 2, Sangat tidak nyaman ,5 6 1,5 19 4,8 34 8, Gambar 51. Grafik kondisi perasaan yang dirasakan

11 Kriteria jawaban Kriteria jawaban 3) Tingkat berkeringat pada jam pelajaran 1 sampai 8 Berdasarkan jawaban dari responden tentang tingkat berkeringat saat jam pelajaran 1-8 disajikan pada gambar 52. Tingkat Berkeringat Yang Dirasakan f % f % f % f % f % f % f % f % Jam pelajaran Tidak iya iya 38 9, iya , Gambar 52. Grafik tingkat berkeringat yang dirasakan 4) Aktifitas yang dilakukan saat berkeringat pada jam pelajaran 1 sampai 8 Berdasarkan jawaban dari responden tentang aktifitas yang dilakukan saat berkeringat saat jam pelajaran 1-8 disajikan pada gambar 53. Aktifitas Yang Dilakukan Saat Berkeringat f % f % f % f % f % f % f % f % Jam pelajaran Berkipas-kipas Menyalakan kipas angin Membuka jendela 14 3,5 14 3,5 15 3,8 21 5, ,8 Membuka kancing baju 3 0,8 5 1,3 5 1,3 9 2,3 2 0,5 6 1,5 7 1,8 15 3,8 Gambar 53. Grafik aktifitas yang dilakukan saat berkeringat 5) Pengaruh kenyaman termal terhadap konsentrasi belajar pada jam pelajaran 1 sampai 8 Berdasarkan jawaban dari responden tentang Pengaruh kenyaman termal terhadap konsentrasi belajar saat jam pelajaran 1-8 disajikan pada gambar 54.

12 Kriteria jawaban Pengaruh Terhadap Konsentrasi Belajar f % f % f % f % f % f % f % f % Jam pelajaran Tidak Ya Gambar 54. Grafik pengaruh terhadap konsentrasi belajar 3. Hasil Analisis Hubungan antara indeks Kenyamanan Termal dengan tanggapan siswa berdasarkan aspek psikologis di SMA Banjarmasin Utara Uji korelasi MPM Jika data telah terdistribusi normal maka selanjutnyadapat dilakukan uji korelasi Metode Product Moment (MPM). Selain itu untuk mengetahui tingkat hubungannya maka nilai r koefisien korelasi MPM yang diperoleh dari analisis menggunakan SPSS 21 kemudian diinterpretasikan sesuai dengan interpretasi koefisien korelasi yang diadaptasikan dari Karl Pearson (Tika, M.P.,2005:78)

13 135 Correlations X y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 x Pearson Correlation 1.(a).(a) -1,000(**) -1,000(**) -1,000(**) -1,000(**) -1,000(**) 1,000(**) Sig. (2-tailed) N y1 Pearson Correlation.(a) 1,521(**),397(**),244(**),154(**),095,065,037 Sig. (2-tailed).,000,000,000,002,059,198,462 N y2 Pearson Correlation.(a),521(**) 1,564(**),408(**),301(**),177(**),144(**),136(**) Sig. (2-tailed).,000,000,000,000,000,004,007 N y3 Pearson Correlation -1,000(**),397(**),564(**) 1,609(**),478(**),371(**),291(**),222(**) Sig. (2-tailed).,000,000,000,000,000,000,000 N y4 Pearson Correlation -1,000(**),244(**),408(**),609(**) 1,629(**),516(**),431(**),330(**) Sig. (2-tailed).,000,000,000,000,000,000,000 N y5 Pearson Correlation -1,000(**),154(**),301(**),478(**),629(**) 1,721(**),558(**),397(**) Sig. (2-tailed).,002,000,000,000,000,000,000 N y6 Pearson Correlation -1,000(**),095,177(**),371(**),516(**),721(**) 1,702(**),526(**) Sig. (2-tailed).,059,000,000,000,000,000,000 N y7 Pearson Correlation -1,000(**),065,144(**),291(**),431(**),558(**),702(**) 1,762(**) Sig. (2-tailed).,198,004,000,000,000,000,000 N y8 Pearson Correlation 1,000(**),037,136(**),222(**),330(**),397(**),526(**),762(**) 1 Sig. (2-tailed).,462,007,000,000,000,000,000 N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). a Cannot be computed because at least one of the variables is constant.

14 B. Pembahasan 1. Temperatur, Kelembaban, dan Kecepatan angin Ruang Kelas di SMA Banjarmasin Utara. a. Temperatur Kondisi temperatur ruang kelas daari jam pelajaran 1 sampai 8 mengalami peningkatan karena letak posisi kelas berada dekat lahan terbuka seperti lapangan basket dan voly, dan keberadaan vegatasi seperti pepohonan yang sedikit atau bahkan tidak ada tidak dapat menghalangi pantulan dari sinar matahari yang semakin terik, sehingga menyebabkan pantulan sinar matahari dan sirkulasa udara panas langsung masuk kedalam kelas. b. Kelembaban Keadaan sekitar lingkungan ruang kelas baik depan maupun belakang kelas yang terdapat vegetasi akan terjadi penguapan pada tumbuhan (transfirasi) akan memberikan pengaruh pada ruang di sekitarnya, sehingga ruang kelas memiliki kelembaban yang tinggi dengan temperatur ruang yang rendah sebagaimana yang terjadi saat pengukuran lapangan. Sedangkan kelembaban yang rendah diakibatkan oleh posisi letak kelas menghadap arah sinar matahari terutama apabila tepat menghadap lapangan terbuka dan tidak memiliki vegetasi yang dapat menghalangi sinar matahari sehingga mempengaruhi kelembaban relafit pada ruang kelas. c. Kecepatan Angin Ruang kelas yang disekitarnya terdapat vegetasi akan memberikan pengaruh terhadap udara di sekitar maupun didalam ruang tersebut, sehingga menjadikan udara sejuk dan nyaman. Sedangkan ruang kelas yang berhadapan dengan lahan terbuka seperti lapangan basket dan voly akan mengakibatkan angin dengan kecepatan tinggi memasuki ruang kelas melalui ventilasi seperti pintu dan jendela yang terbuka, adapun bila pendingin mekanik berupa kipas angin di nonaktifkan maka berakibat pada penurunan kecepatan angin pada ruang kelas. 2. Indeks kenyaman termal tiap ruang kelas di (1) SMA Negeri 8 Banjarmasin, (2) SMA Negeri 11 Banjarmasin, (3) SMA Negeri 12 Banjarmasin dan (4) SMA KORPRI Banjarmasin berdasarkan metode PMV dan PPD Ruang kelas yang dinyatakan nyaman pada jam pelajaran 1-3 disebabkan oleh kecepatan angin yang sedang sampai tinggi sedangkan temperatur rendah karena udara pagi masih sejuk, terutama pada ruang kelas yang terdapat vegetasi di sekitarnya dan juga keadaan ventilasi udara yang terbuka memudahkan siklus udara keluar masuk dengan mudah, sehingga nilai PMV dan PPD pada jam pelajaran ke 1-3 memiliki nilai yang rendah. Sedang kan pada jam pelajaran 4-8 sensasi suhu berkisar antara sedikit hangat sampai panas, hal ini karena semakin siang keadaan temperatun mulai terus meningkat sedangkan kelembaban udaran semakin menurun, sehingga nilai PMV dan PPD meningkat pada jam pelajaran ke Tanggapan siswa terhadap kondisi Kenyamanan Termal berdasarkan aspek psikologis Tiap Ruang Kelas di (1) SMA Negeri 8 Banjarmasin,

15 (2) SMA Negeri 11 Banjarmasin, (3) SMA Negeri 12 Banjarmasin dan (4) SMA KORPRI Banjarmasin Kenyaman termal aspek psikologis merupakan kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya (Hoppen P., 2002). Mengetahui tingkat kepuasaan siswa dalam proses belajar dari jam pelajaran 1-8 terhadap tingkat kepuasan dari aspek psikologis menggunakan kuisioner tertutup. 4. Hubungan antara indeks Kenyamanan Termal dengan tanggapan siswa berdasarkan aspek psikologis di SMA Banjarmasin Utara Berdasarkan Nilai signifikan dari output dietahui antara index kenyamanan termal (X) dengan jam pelajaran (Y) berdasarkan tabel 50 nilai signifian 0,000<0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan, sedangkan berdasarkan tanda bintang (*) SPSS dari output tabel 50 diketahui bahwa person correlation yang dihubungkan masing-masing variabel mempunyai tanda bintang (*), berarti terdapat korelasi yang signifikan antara index kenyamanan termal hasil kuisioner V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran penelitian didasarkan pada tujuan dan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian yang akan diuraikan sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi termal ruang kelas di SMA Banjarmasin Utara dapat ditentukan dengan cara mengukur variabel lingkungan fisiknya yang menjadi faktor kenyamanan termal, yaitu: temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan angin dan variabel pengguna ruangan (siswa) yaitu: nilai tingkat aktifitas dan nilai insulasi pakaian. Berdasarkan hasil pengukuran variabel tersebut, diperoleh bahwa: a. Sensasi kenyamanan termal dalam kondisi netral hanya di rasakan pada ruang kelas SMA Negeri 8 Banjarmasin, antara jam pelajaran 1-3. b. Sensasi kenyamanan termal dalam kondisi sedikit hangat dapat di rasakan pada semua ruang kelas SMA Banjarmasin Utara, yaitu: (1) SMA Negeri 8 Banjarmasin, (2) SMA Negeri 11 Banjarmasin, (3) SMA Negeri 12 Banjarmasin, dan (4) SMA KORPRI Banjarmasin. c. Sensasi kenyamanan termal dalam kondisi hangat dapat di rasakan pada semua ruang kelas SMA Banjarmasin Utara, yaitu: (1) SMA Negeri 8 Banjarmasin, (2) SMA Negeri 11 Banjarmasin, (3) SMA Negeri 12 Banjarmasin, dan (4) SMA KORPRI Banjarmasin. d. Sensasi kenyamanan termal dalam kondisi panas hanya di rasakan pada 2 ruang kelas di 2 sekolah SMA Banjarmasin Utara, yaitu: (1) SMA Negeri 11 Banjarmasin di ruang kelas XI IPS 2 pada jam pelajaran ke 8 dan (2) SMA Negeri 12 Banjarmasin di ruang kelas XI IPA Sensasi kenyamanan dari pengguna ruang kelas dapat ditentukan dengan cara PMV dan PPD. Nilai PMV pada tiap ruang kelas di SMA Banjarmasin Utara berkisar antara 0,5 sampai 2,57 dan nilai PPD pada tiap ruang kelas di SMA Banjarmasin Utara berkisar antara 6% sampai 95%. Berdasarkan

16 metode ini, maka dapat disimpulkan bahwa sensasi termal yang dirasakan pengguna ruangan kelas (siswa) adalah netral (nyaman), sedikit hangat, hangat dan panas. Berdasarkan distribusi frekuensi terjadi kecenderungan kondisi netral atau nyaman terjadi pada jam pelajaran 1, kecenderungan frekuensi terjadi kondisi sedikit hangat terjadi pada jam pelajaran 1, kecenderungan frekuensi terjadi kondisi hangat terjadi pada jam pelajaran 7 dan kecenderungan frekuensi terjadi kondisi panas terjadi pada jam pelajaran Tanggapan siswa terhadap kondisi kenyamanan termal berdasarkan aspek psikologis pada jam pelajaran 1-5 sensasi suhu yang dirasakan nyaman dan pada jam pelajaran ke 6-8 berisar antara sedikit hangat sampai panas. 4. Ada tingkat hubungan tinggi antara indeks kenyamanan termal dengan tanggapan siswa berdasarkan aspek psikologis karena pengaruh ligkungan fisik di lingkungan sekitar sekolah seperti temperatur udara, kelembaban dan kecepatan angin sesuai tabel korelasi dari aplikasi SPSS 15. B. Saran Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal antara lain: 1. SMA Negeri 8 banjarmasin, SMA Negeri 11 banjarmasin, SMA Negeri 12 banjarmasin, dan SMA KORPRI banjarmasin disarankan pengoptimalan ventilasi alami yang selama ini masih belum digunakan secara optimal, penggunaan gorden (tirai) untuk kaca agar sinar matahari yang masuk secara berlebihan dapat diminimalisir, penggantian warna dinding pada bangunanmenjadi warna putih agar jumlah kalor yang diserap permukaan dinding menjadi lebih kecil, perbaikan kipas angin yang rusak atau kotor agar angin yang dihasilkan optimal dan perlu ditambahkan vegetasi berupa pepohonan, agar kenyamanan termal di ruang kelas tersebut dapat dicapai secara optimal. 2. Peneliti, untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan penelitian dengan penambahan variabel berupa tanggapan ketidak nyamanan termal oleh pengguna ruangan dari aspek fisiologis. 3. Rekomendasi yang dapat diberikan agar kenyamanan termal di semua ruang kelas dapat tercapai secara optimal adalah dengan pengadaan AC di setiap ruang kelas, tetapi hal ini belum dapat dilakukan karena biaya pengadaan AC yang sangat besar. Selain itu, terdapat pertimbangan lain dalam penggunaaan AC, yaitu: a. Besarnya konsumsi energi yang akan dikeluarkan karena penggunaan AC. b. Besarnya emisi gas buang berupa CO 2 ke udara, yang akan menyebabkan polusi udara bahkan pemanasan global. c. Penggunaan AC juga akan berdampak pada kesehatan. DAFTAR PUSTAKA ASHRAE, Handbook Fundamentals 1985, New York: American Society of Heating Referigerating and Air Conditionning Engineers. Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

17 ASHRAE, American society of heating, refrigerating and air-conditioning engineers,inc, handbook, Atlanta. ASHRAE, American society of heating, refrigerating and air-conditioning engineers,inc, handbook, Atlanta. Avia, Q. L., Kondisi Iklim Jakarta Pada Masa Lalu Dan Masa Kini: Prosiding Seminar Nasional Pemanasan Global dan Perubahan Global. Fakta, Mitigasi, dan Adaptasi, ISBN : Badan Meteorologi Dan Geofisika, Jakarta Juli 2012 Badan Meteorologi Dan Geofisika, Banjarbaru. Bruce C. D, Global sea rise: a redetermination surveys in geophysics 18: Buesseler, K.O., et al 2007 "Revisiting carbon flux through the ocean's twilight zone." Science 316: Devi, R, Evaluasi Kenyamanan Termal Ruang Perkuliahan di Universitas Andalas. Dyah, M. N., Pengaruh Suasana Kondusif Dalam Pembelajaran Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di MTS Negeri Wonosobo. Departemen Pekerjaan Umum., Standar: Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada Bangunan Gedung, Bandung: Yayasan LPMB. Dinas pendidikan Kota Banjarmasin, 2014/2015. Jumlah Sekolah, Kelas dan Murid pada SMA dan SMK Negeri da Swasta PerKecamatan, 2014/2015, Banjarmasin Fanger, 1982, Thermal Comfort. (Original:Danish Technical Press,1970), Florida. Frick, H., Dasar-Dasar Eko - Arsitektur. Yogyakarta : Kanisius Hoppe, P Different Aspects of Assessing of Indoor & Outdoor Thermal Comfort, Journal: Energy and Buildings 34, Elsevier Science, Indonesia, The First National Communication Under Unfccc, Indonesia second national communication under the united nations framework convention on climate change, Jakarta. IPCC Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Intergovernmental Panel on Climate Change ISO 7730, Moderate Thermal Environments-Determination of The PMV and PPD Indices and Spesification of The Condition For Thermal Comfort ISO 7730, Ergonomics of The Thermal Environment Analytical Determination and Interpretation of Thermal Comfort Using Calculation of The PMV and PPD Indices and Local Thermal Comfort Criteria, Switzerland. Karyono T. H., Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam Ilmu Arsitektur Pada Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jakarta Disampaikan di Jakarta pada hari Sabtu 10 Nopember 2007 dari kenyamanan termis hingga pemanasan bumi: suatu tinjauan arsitektur dan energi. Kurnia, R., Effendy, S., dan Tursilowati, L. 18 Mei Identifikasi Kenyamanan Termal Bangunan (Studi Kasus: Ruang Kuliah Kampus IPB Baranangsiang Dan Darmaga Bogor). J.Agroment 24 (1):14-22

18 Lippsmeier, G, Tropenbau Building in the Tropics, Bangunan Tropis (terj.), Jakarta: Erlangga. Rahmadani, D., Evaluasi Kenyamanan Termal Ruang Perkuliahan Di Universitas Andalas. Padang Susanti, L., Evaluasi Kenyamanan Termal Ruang Sekolah SMA Negeri di Kota Padang. Padang: Laboratorium Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas. Muhaimin, M., Kenyamanan Termal Dalam Bangunan Ruang Di SMA Negeri 5 Banjarmasin. Marsidi dan kusmindari, D. Pengaruh Tingkat Kelembaban Nisbi Dan Suhu Ruang Kelas Terhadap Proses Belajar. Palembang. Merry, M., Pemanasan Global dalam PRAKTEK LINGKUNGAN HIDUP karya Dr.Ir.H. Ali Hanapiah Muhi, MP pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat,tahun Mangunwijaya, Pengantar Fisika Bangunan. Djambatan: Jakarta. Muhi, A.H Pemanasan Global (Global Warming), Jawa Barat. Nugroho, W Pemanasan Global: Masalah Lingkungan Paling Serius, Magelang. Parsons, K Human Thermal Environments, The effects of hot, moderate, and cold environments on human health, comfort and performance. Second edition, London. Sugini, Pemaknaan Istilah-Istilah Kualitas Kenyamanan Thermal Ruang Dalam Kaitan Dengan Variabel Iklim Ruang. Sugiyono, Tatistik untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta Soden, Brian J.; Held, Isacc M "An Assessment of Climate Feedbacks in Coupled Ocean-Atmosphere Models". Journal of Climate 19 (14): Smart, Click., Pemanasan Global dalam PRAKTEK LINGKUNGAN HIDUP karya Dr.Ir.H. Ali Hanapiah Muhi, MP pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat. Stocker, Thomas F., et al "7.5.2 Sea Ice". Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Sugiyono, A Penanggulangan Pemanasan Global di Sektor Pengguna Energi. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 7, No. 2, : Wati U. A., Pelaksanaan Pembelajaran Yang Kondusif dan Efektif. Tarwaka, Bakri, S.H.A, Sudiajeng L Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta. Sardjono, A. B., Respon Rumah Tradisional Kudus Terhadap Iklim Tropis, Semarang. Tika, M.P., Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG SEKOLAH SMA NEGERI DI KOTA PADANG Lusi Susanti, Nike Aulia Laboratorium Sistem Kerja dan Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang Email: lusi@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Kenyamanan Termal Ruang Kelas di Sekolah Tingkat SMA Banjarmasin Timur

Kenyamanan Termal Ruang Kelas di Sekolah Tingkat SMA Banjarmasin Timur JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 3, Mei 2016 Halaman 1-12 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg Kenyamanan Termal Ruang Kelas di Sekolah Tingkat SMA Banjarmasin

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: INVESTIGASI SETING AIR CONDITIONING (AC) PADA USAHA PENINGKATAN KENYAMANAN THERMAL DAN HEMAT ENERGI DI KELAS Sugiono* 1, Ishardita P.Tama 2,Wisnu W 3, Lydia D.R. Suweda 4 Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat

Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat Pengaruh Bukaan terhadap Kenyamanan Termal Siswa pada Bangunan SMP N 206 Jakarta Barat Yandhi Hidayatullah dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR

PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR PENGARUH LUASAN BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS SISWA PADA BANGUNAN SD NEGERI SUDIRMAN 1 KOTA MAKASSAR Muhammad Tayeb 1, Ramli Rahim 2, Baharuddin 3 1 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KRITERIA RUMAH TINGGAL BERKONSEP ERGO-EKOLOGI DALAM UPAYA PENINGKATAN KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI

PENYUSUNAN KRITERIA RUMAH TINGGAL BERKONSEP ERGO-EKOLOGI DALAM UPAYA PENINGKATAN KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI PENYUSUNAN KRITERIA RUMAH TINGGAL BERKONSEP ERGO-EKOLOGI DALAM UPAYA PENINGKATAN KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI Lusi Susanti, Sri Zetli Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang Email: lusi@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014)

Gambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim selama tiga dekade terakhir telah meningkatkan suhu permukaan bumi. Suhu telah meningkat sekitar 0,8 dan menyebabkan lapisan es laut Artik berkurang

Lebih terperinci

STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT

STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT Tuti Purwaningsih dan M Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: tutipurwa@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI TERMAL TENDA DARURAT UNTUK DAERAH TROPIS TUGAS AKHIR. Oleh : HELENDA EKA PUTRI NO BP

PENGUKURAN PERFORMANSI TERMAL TENDA DARURAT UNTUK DAERAH TROPIS TUGAS AKHIR. Oleh : HELENDA EKA PUTRI NO BP PENGUKURAN PERFORMANSI TERMAL TENDA DARURAT UNTUK DAERAH TROPIS TUGAS AKHIR Oleh : HELENDA EKA PUTRI NO BP 07 173 043 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 PENGUKURAN

Lebih terperinci

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Global Warming Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F)

Lebih terperinci

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HIJAU GEDUNG KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM Lisa Novianti dan Tri Harso Kayono Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: sha.lisa2@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA 100406077 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 STUDI TINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga ANCAMAN GLOBALISASI Ali Hanapiah Muhi Juli, 2011 Konsep globalisasi dipahami sebagai kegiatan ekonomi, teknologi serta komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga yang tidak

Lebih terperinci

NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang)

NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang) NILAI PREDICTED MEAN VOTE (PMV) PADA BANGUNAN DENGAN SISTEM PERKONDISIAN UDARA CAMPURAN (Studi Kasus: Gereja Katedral Semarang) Augi Sekatia *) *) Mahasiswa Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan,

Lebih terperinci

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana? Oleh : Imam Hambali Pusat Kajian Kemitraan & Pelayanan Jasa Transportasi Kementerian Perhubungan Pada awal Februari 2007 yang lalu Intergovernmental Panel on Climate

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah perkotaan adalah efek dari kondisi iklim artifisial, yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. daerah perkotaan adalah efek dari kondisi iklim artifisial, yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor tekanan lingkungan pada manusia yang tinggal di daerah perkotaan adalah efek dari kondisi iklim artifisial, yang terjadi pada lingkungan eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG Adela Carera * dan Eddy Prianto Laboratorium Teknologi Bangunan, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Pengertian 2 Global warming atau pemanasan global adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global permukaan bumi telah 0,74 ± 0,18 C (1,33 ±

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kenyamanan Termal 2.1.1 Definisi Kenyamanan Termal Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dari pikiran manusia yang menunjukkan kepuasan dengan lingkungan termal (Nugroho,

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN SUHU RUANGAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DI GEDUNG 3 FKIP UNIVERSITAS JEMBER

ANALISIS PERUBAHAN SUHU RUANGAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DI GEDUNG 3 FKIP UNIVERSITAS JEMBER ANALISIS PERUBAHAN SUHU RUANGAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DI GEDUNG 3 FKIP UNIVERSITAS JEMBER 1) Arlik Sarinda, 2) Sudarti, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: INVESTIGASI HEAT STRESS PADA PEKERJA WIRING HARNESS BERDASARKAN PREDICTED MEAN VOTE (PMV) INDEX MENGGUNAKAN CFD SIMULATION Sugiono 1*), Dwi H. Sulistyarini 2), Suluh E. Swara 3), Khairan A. Mahadika 4)

Lebih terperinci

PREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO

PREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO PREDIKSI KENYAMANAN TERMAL DENGAN PMV DI SMK 1 WONOSOBO Hermawan a, Eddy Prianto b, Erni Setyowati c a Mahasiswa Program Doktor Arsitektur UNDIP Semarang b,c Doktor Arsitektur UNDIP Semarang E-mail: a

Lebih terperinci

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Damalia Enesty Purnama 1, Agung Murti Nugroho 2, Ir. Bambang

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS ANDALAS TUGAS AKHIR. Oleh : DEWI RAHMADANI NO BP

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS ANDALAS TUGAS AKHIR. Oleh : DEWI RAHMADANI NO BP EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS ANDALAS TUGAS AKHIR Oleh : DEWI RAHMADANI NO BP 07 173 004 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 EVALUASI KENYAMANAN

Lebih terperinci

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN Media Konservasi Vol. 17, No. 3 Desember 2012 : 143 148 HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN (Correlation between Leaf Area Index with Micro Climate and Temperature

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanasan global menjadi topik perbincangan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peristiwa alam yang dianggap sebagai anomali melanda seluruh dunia dengan

Lebih terperinci

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996 ARSITEKTUR, KENYAMANAN TERMAL DAN ENERGI Tri Harso Karyono Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996 Ada tiga sasaran yang seharusnya dipenuhi oleh suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sensasi dan kenyamanan termal telah menjadi fokus masyarakat dalam beberapa periode terakhir. Lingkungan yang nyaman telah menjadi salah satu syarat untuk menunjang

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM James Rilatupa 1 ABSTRACT This paper discusses the thermal comfort for room as a part of comfort principles in architecture design. This research

Lebih terperinci

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS MAHASISWA (STUDI KASUS RUANG KELAS 303 JURUSAN TEKNIK MESIN UNS)

EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS MAHASISWA (STUDI KASUS RUANG KELAS 303 JURUSAN TEKNIK MESIN UNS) EVALUASI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS MAHASISWA (STUDI KASUS RUANG KELAS 303 JURUSAN TEKNIK MESIN UNS) Bambang Suhardi 1), Pringgo Widyo Laksono 2), dan Bekti Budisantosa 3) 1,3 Laboratorium Perancangan

Lebih terperinci

KAJIAN KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH PADA GEDUNG SEKOLAH C LANTAI 2 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

KAJIAN KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH PADA GEDUNG SEKOLAH C LANTAI 2 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG KAJIAN KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH PADA GEDUNG SEKOLAH C LANTAI 2 POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Demi Tria Istiningrum 1, Rr Leidy Arumintia W.S. 1, Muhamad Mukhlisin 1,*, Mochammad Tri Rochadi 1 1) Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia pada saat ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca yang menurut sebagian

Lebih terperinci

ASPEK KENYAMANAN TERMAL RUANG BELAJAR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH UMUM di WILAYAH KEC.MANDAU

ASPEK KENYAMANAN TERMAL RUANG BELAJAR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH UMUM di WILAYAH KEC.MANDAU ASPEK KENYAMANAN TERMAL RUANG BELAJAR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH UMUM di WILAYAH KEC.MANDAU Gunawan 1, Faisal Ananda 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bengkalis E-mail 1 : gunawan@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon Kurikulum 2013 FIsika K e l a s XI PEMANASAN GLOBAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Dapat menganalisis gejala pemanasan global, efek rumah

Lebih terperinci

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL? Temperatur rata-rata global 1856 sampai 2005 Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari

Lebih terperinci

Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo

Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ Wonosobo Persepsi Kenyamanan Termal Penghuni Rumah Tinggal di Daerah Pegunungan dan Pantai (Studi Kasus Rumah Tinggal di Pegunungan Muria, Pantai Jepara dan Pantai Pati) Hermawan Dosen Teknik Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

ANTISIPASI ARSITEK DALAM MEMODIFIKASI IKLIM MELALUI KARYA ARSITEKTUR

ANTISIPASI ARSITEK DALAM MEMODIFIKASI IKLIM MELALUI KARYA ARSITEKTUR ANTISIPASI ARSITEK DALAM MEMODIFIKASI IKLIM MELALUI KARYA ARSITEKTUR Tri Harso Karyono Jurnal Sains dan Teknologi EMAS Elektro Mesin Arsitektur Sipil, Vol. 16, No 3, Agustus, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL APA ITU PEMANASAN GLOBAL Perubahan Iklim Global atau dalam bahasa inggrisnya GLOBAL CLIMATE CHANGE menjadi pembicaraan hangat di dunia dan hari ini Konferensi Internasional yang membahas

Lebih terperinci

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3

LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI. Lampiran A.3 Lampiran A.3 155 LKS EFEK RUMAH KACA, FAKTA ATAU FIKSI Bacalah wacana dibawah ini! kemudian diskusikanlah bersama teman kelompokmu. Efek Rumah Kaca: Fakta atau Fiksi? Makhluk hidup memerlukan energi untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Rasio Hutan Sebelum membahas hasil simulasi model REMO, dilakukan analisis perubahan rasio hutan pada masing-masing simulasi yang dibuat. Dalam model

Lebih terperinci

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita

Lebih terperinci

KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH DENGAN PENGKONDISIAN BUATAN. THERMAL COMFORT Of LECTURE ROOM WITH ARTIFICIAL CONDITIONING

KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH DENGAN PENGKONDISIAN BUATAN. THERMAL COMFORT Of LECTURE ROOM WITH ARTIFICIAL CONDITIONING KENYAMANAN TERMAL RUANG KULIAH DENGAN PENGKONDISIAN BUATAN THERMAL COMFORT Of LECTURE ROOM WITH ARTIFICIAL CONDITIONING Muhammad Attar, Baharuddin Hamzah, M. Ramli Rahim Program Studi Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX

PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX PMV (PREDICTED MEAN VOTE) SEBAGAI THERMAL INDEX THERMAL COMFORT Professor Fanger dari Technical University of Denmark beranggapan bahwa thermal comfort didefinisikan sebagai istilah keadaan fisik tubuh

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect) PEMANASAN GLOBAL Efek Rumah Kaca (Green House Effect) EFEK RUMAH KACA Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG 1) Akhmad Faruq Hamdani; 2) Nelya Eka Susanti 1) 2) Universitas Kanjuruhan Malang Email: 1) a.faruqhamdani@unikama.ac.id;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta terjadinya pemanasan global makin jelas di depan mata. Maret 2008 tercatat sebagai bulan terpanas dalam sejarah dunia. Suhu rata-rata di daratan mencapai titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) merupakan isu lingkungan yang hangat diperbincangkan saat ini. Secara umum pemanasan global didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya

Lebih terperinci

Pemaknaan Istilah- Istilah Kualitas Kenyamanan Thermal Ruang Dalam Kaitan Dengan Variabel Iklim Ruang

Pemaknaan Istilah- Istilah Kualitas Kenyamanan Thermal Ruang Dalam Kaitan Dengan Variabel Iklim Ruang 3 Pemaknaan Istilah- Istilah Kualitas Kenyamanan Thermal Ruang Dalam Kaitan Dengan Variabel Iklim Ruang Sugini Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Islam Indonesia Abstract The existence of thermal comfortable

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan di paparkan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai kualitas dalam ruang pada kantor PT. RTC dari aspek termal dan pencahayan

Lebih terperinci

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan pusat pendidikan. Peranan kota Kupang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG. ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG Irmai Yusrita 1), Nawir Muhar 2), Azrita 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lebih terperinci

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang Bagus Widianto 1, Beta Suryokusumo Sudarmo 2, Nurachmad Sujudwijono A.S. 3 123 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan

Lebih terperinci

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara

ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DIATAS PANTAI TROPIS LEMBAB Studi Kasus Rumah Atas Pantai Desa Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara Arlan Kaharu Jefrey I. Kindangen Judy O. Waani INTISARI Pemukiman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night ventilative cooling masih kurang dikenal di Indonesia. Dalam riset-riset terdahulu,

Lebih terperinci

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS 209 PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Sahabuddin 1, Baharuddin Hamzah 2, Ihsan 2 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah) (Arief, 2005).

Lebih terperinci

FENOMENA GAS RUMAH KACA

FENOMENA GAS RUMAH KACA FENOMENA GAS RUMAH KACA Oleh : Martono *) Abstrak Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO 2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan

Lebih terperinci

STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG

STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG STUDI KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN MASJID JAMI AL-MUBAROK KABUPATEN TANGERANG Debby Desyana dan M.Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta - Indonesia e-mail: debby_desyana@yahoo.com

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1: DAFTAR ISTILAH Kenyamanan termal atau thermal comfort adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan kepuasan terhadap lingkungan termal. Temperatur udara atau air temperature (T a )

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42) INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42) ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN THERMAL WEBB DI RUMAH TINGGAL T-45 PADA MUSIM KEMARAU Studi Kasus: Rumah Tinggal di Komplek HKSN Permai Banjarmasin M. Tharziansyah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB V KESIMPULAN UMUM 177 BAB V KESIMPULAN UMUM Kesimpulan 1 Perilaku termal dalam bangunan percobaan menunjukan suhu pukul 07.00 WIB sebesar 24.1 o C,, pukul 13.00 WIB suhu mencapai 28.4 o C, pada pukul 18.00 WIB suhu mencapai

Lebih terperinci

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL MAKALAH PEMANASAN GLOBAL Disusun Oleh : 1. MUSLIMIN 2. NURLAILA 3. NURSIA 4. SITTI NAIMAN AYU MULIANA AKSA 5. WAODE FAJRIANI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar belakang disusunnya makalah ini

Lebih terperinci

TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA)

TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA) TINGKAT KENYAMANAN TERMAL BAGI PENGGUNA TAMAN DI JAKARTA (STUDI KASUS : TAMAN SITU LEMBANG DAN TAMAN SUROPATI, JAKARTA) Resthi Juliadriningsih Djadjuli Ahmad dan M. Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur,

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Francisca Gayuh Utami Dewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

ANALISA ECOTECT ANALYSIS DAN WORKBENCH ANSYS PADA DESAIN DOUBLE SKIN FACADE SPORT HALL

ANALISA ECOTECT ANALYSIS DAN WORKBENCH ANSYS PADA DESAIN DOUBLE SKIN FACADE SPORT HALL ANALISA ECOTECT ANALYSIS DAN WORKBENCH ANSYS PADA DESAIN DOUBLE SKIN FACADE SPORT HALL Fadhil Muhammad Kashira¹, Beta Suryokusumo Sudarmo², Herry Santosa 2 ¹ Mahasiswa Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Pengertian Judul 1. Judul Jakarta Integrated Urban Farm 2. Pengertian Judul Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota

Lebih terperinci

Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang

Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang Azka Noor 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN) PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN) Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh SOFIANDY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan dari pembangunan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂).

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh GelarSarjanaPendidikan S1 ( strata satu) SUCI RAHMADANI NIM.11030016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses meningkatnya suhu

Lebih terperinci